SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Kepada Yth. Bapak Ir. H. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia Assalaamu`alaikum Wr. Wb. Salam beriring do`a saya sampaikan kepada Bapak, semoga Bapak bersama keluarga dan staff senantiasa berada dalam lindungan Allah Swt. Amin. Izinkan saya mengirimkan surat terbuka ini kepada Bapak. saya mohon maaf kepada Bapak karena telah lancang mengirimkan surat terbuka ini kepada Bapak. Hal ini terpaksa saya lakukan karena, saya melihat banjir di jakarta tidak pernah selesai dan saya yakin ada yang salah dalam menyelesaikan masalah banjir di jakarta dan pendapat saya ini bisa saya buktikan dengan data dan fakta sebenarnya, insya Allah penjelasan saya ini bisa Bapak jadikan kebijakan untuk menyelesaikan banjir di indonesia pada umumnya. Kebijakan bapak yang saya banggakan adalah pembuatan 49 waduk selama 5 tahun kedepan dan ini adalah sesuai dengan konsep yang ingin saya sampaikan kepada bapak karena pembuatan waduk itu juga salah satu untuk mengendalikan banjir pada umumnya.
Mencegah banjir, dengan cara simpanlah curah hujan sesuai firman Allah SWT Prinsip dari konsep saya yang berjudul :
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” (QS. Al Mukminun ayat 18.). Firman tersebut dasar utama yang membuat prinsip yang saya yakini akan bermanfaat untuk indonesia kedepan,dan selama ini ada yang salah dalam mengelola hujan di indonesia sehingga terjadi dengan istilah, musim hujan banjir, musim kemarau kekeringan ini karena ada kekeliruan dalam mengelola hujan tersebut alasan saya berdasarkan firman Allah sebagai berikut : “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)
Hujan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT bagi semua makhluk di alam semesta ini. Tetesan air yang turun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Berkat kekuasaan Allah , setiap saat air asin yang 97 % dari jumlah air di Bumi berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan. Kehidupan pun bergantung pada Hydrology cycle ini.
Manfaat air hujan sesuai Surat (16) AN-NAHL (Lebah) Ayat 10 dan 11 ) Allah SWT berfirman, ”Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu mengembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.”jadi sudah jelas bahwa manfaatnya hujan antara lain untuk minuman dan pertanian, dan lain sbagainya seperti firman Allah dalam ( Al Qur”an surat 50,ayat 9 “ Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya Untuk itulah Alquran mengajak manusia untuk mensyukuri hujan sebagai karunia yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya. Dalam Alquran surat Al Waaqi’ah ayat 68-70 Allah berfirman,”Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.” Saya akan buktikan bahwa konsep saya secara ilmiah dan data data yang falit, dalam mengatasi banjir jakarta harus Penyebabnya yang di perbaiki atau yang ditangani untuk solusinya karena Banjir itu adalah Akibat. SOLUSI BANJIR JAKARTA Mengatasinya harus dengan Hukum Sebab – Akibat
Hukum Sebab-Akibat Non Phisik
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Q.S. Al Zalzalah : 7 Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. Q.S. Al Zalzalah : 8 Banjir di jakarta adalah meningkatnya debit sungai yang melintasi wilayah Jakarta , dan daya tampung atau kapasitas sungai sudah tidak mampu untuk mengalirkan peningkatan debit tersebut, ini terjadi dari tahun 1970 sampai sekarang pada 13 sungai yang ada di Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya, sebagai contoh saya perlihatkan gambar grafik untuk sungai Ciliwung dibawah ini
Jadi banjir adalah terjadinya peningkatan debit disungai, maka untuk mengatasi banjir tersebut harus mengurangi debit disungai.
Mengapa ada peningkatan debit di sungai, padahal curah hujan bulanan relative sama besarnya, seperti data dibawah ini hasil monitoring oleh BMKG di 85 Stasiun dari 12 Provinsi di Indonesia
Informasi Perubahan Normal Curah Hujan Terjadinya fenomena perubahan iklim di Indonesia dapat diamati dari terjadinya perubahan rata-rata curah hujan jangka panjang di wilayah tersebut. Dalam rangka menyediakan informasi yang memuat identifikasi wilayah yang mengalami perubahan rata-rata curah hujan jangka panjang di Indonesia, maka Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG mengeluarkan Informasi Perubahan Normal Curah Hujan dalam bentuk atlas. Perubahan normal curah hujan memuat informasi perubahan normal curah hujan 30 tahunan di wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data rata-rata bulanan curah hujan selama periode tahun 1971 – 2010 yang dikumpulkan dari titik – titik pengamatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perubahan normal curah hujan dihitung berdasarkan selisih antara rata-rata bulanan curah hujan periode tahun 1981 – 2010 dengan rata-rata bulanan curah hujan periode tahun 1971 – 2000. Ada 85 titik pengamatan ( Sts. Hujan ) di 12 Provinsi ( saya ambil contoh di 6 stasiun dari 85 stasiun ) dan sumber lainnya.
Jawa Barat
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Informasi_Iklim/Informasi_Perubahan_Iklim/Informas i_Perubahan_Normal_Curah_Hujan.bmkg#ixzz3PXnKiwYa
DKI
Curah Hujan Bulanan Jakarta tahun 1866-2003 (sumber: BMG)
Setelah melihat data data curah hujan diatas, berarti ada yang salah dalam mengelola hujan di Indonesia, karena ternyata bukan hujan penyebab utama adanya peningkatan debit di sungai.
Mari kita mencari penyebab dari terjadinya peningkatan debit di sungai yang kita sebut sebagai Banjir karena meluapnya air disungai sungai tersebut. Debit yang membuat Banjir, sedangkan adanya debit adalah karena turunnya hujan, padahal curah hujan relative sama besarnya setiap bulannya. Mari kita menghitung bagaimana proses terjadinya debit disungai, sesuai teori dari Ilmu Hidrologi. Untuk Menghitung Debit Sungai,dengan Metode Rasional adalah : Q = 0.278 C. I. A Dimana : C = COEF. RUNOFF I
= INTENSITAS HUJAN
A = LUAS DAS
Dari data di atas intensitas hujan relative sama selama 150 th. Luas DAS ( Daerah Aliran Sungai ) ini juga tetap luasnya.
Dari tiga parameter dalam rumus debit tersebut, kalau ada peningkatan Debit di sungai berarti yang berubah parameter C, inilah penyebab banjir yang sesungguhnya karena parameter ( I) dan ( A) tetap, jadi solusinya Adalah memperbaiki koefisien runoff ( atau aliran permukaan). Peta dibawah ini membuktikan adanya perubahan nilai C yaitu dengan kerusakan atau terjadi perubahan tutupan lahan ( luas resapan air berkurang ) di DAS. Seperti bukti di bawah ini :
Indikator adanya perubahan nilai C akan terlihat pada peningkatan debit dimusim hujan dan penurunan debit di musim kemarau, seperti bukti dalam grafik dibawah ini :
Kesimpulan : Penyebab Banjir adalah adanya perubahan tutupan lahan atau berkurangnya luas resapan air di daerah aliran sungai, akibatnya terjadi peningkatan runoff atau aliran permukaan yang mengalir kesungai terjadilah Banjir. Jadi SOLUSI yang benar adalah melakukan perbaikan DAS agar bisa menyerap curah hujan untuk dimanfaatkan di musim Kemarau.
Prinsipnya air hujan harus dikelola , karena hujan itu Rahmat dari Allah SWT dan semua mahkluk membutuhkan air hujan ( air tawar ). Menyelesaikan masalah banjir harus menyimpan air hujan sebanyak banyaknya di bumi sesuai yang di firmankan oleh Allah SWT QS. [ 23 ] : 18 Untuk menyimpan curah hujan di bumi banyak metode yang bisa dilakukan antara lain : 1. Pembuatan sumur resapan di DAS 2. Biopori di DAS 3. Pembuatan Waduk di DAS 4. Pembuatan tandon air seperti situ-situ 5. Reboisasi hutan di DAS dan lain sebagainya. Metode diatas baik pelaksanaannya maupun manfaatnya memakan waktu cukup lama dan banyak kendala dilapangan untuk penanggulangan Banjir di Jakarta. Kami ada metode yang sangat cepat dan manfaatnyapun cukup banyak dan metode ini juga menyimpan curah hujan di bumi untuk dimanfaatkan, mudah pemeliharaannya dan umur konstruksinya cukup lama relative seterusnya, yaitu dengan membuat saluran tertutup dengan memakai bahan pipa galvanes dengan diameter 10 m yang ditanam sepanjang sungai ciliwung antara Bendung Cilodong sampai Muara Baru dengan panjang kurang lebih 51 km dan dengan perbedaan beda tinggi 130 m dengan kedalaman kurang lebih 5 m dibawah dasar sungai. Metode ini konsep teman saya yaitu Bapak Sudirman Indra.( Bapak Ancin ) Adapun manfaat atau keuntungan dari metode ini antara lain : 1. Menurunkan debit sungai ciliwung antara 565 sampai 820 m3/det.dengan menurunnya debit di sungai ciliwung berarti menurunnya luas daerah genangan di jakarta,secara otomatis menurunnya kerugian yang di akibatkan oleh terjadinya banjir yang terjadi seperti tahun tahun berikut : tahun 2002 sebesar
Rp.9.8 triliun ; tahun 2007 Rp. 5.16 triliun ; tahun 2013 Rp. 20 triliun dan tahun 2014 Rp. 5 triliun. 2. Air yang ditampung di dalam pipa bisa untuk sumber air baku guna beberapa keperluan seperti untuk PDAM, untuk industri, untuk pemadam kebakaran, untuk pertanian dan peternakan dan lain lain, serta kualitas airnya dijamin masih baik tidak tercemar oleh Industri. 3. Debit andalannya selama musim hujan kurang lebih selama 6 bulan dengan debit sebesar kurang lebih 50 m3/det atau 770 juta m3 dan pada musim kemarau sebesar 10 m3/det, atau 155 juta m3. Total 925 juta m3/tahun, dengan tersedianya air baku yang mengalir dalam pipa tersebut, DKI di untungkan bisa mengurangi anggaran pengeluaran untuk membeli air dari jatiluhur sebesar dalam 1 m3 Rp. 2200 x 925 juta = Rp. 2.035.000.000.000 Debit andalan tersebut di analisa dari fluktuasi debit sungai Ciliwung (stasiun Katulampa) bulanan untuk debit rata-rata berkisar antara 9-28 m3/det. Sedangkan debit maksimum bulanan berkisar antara 55-186 m3/det. Untuk jelasnya fluktuasi debit tersebut disajikan pada Gambar di bawah ini :
Asumsi kebutuhan untuk PDAM = 30 liter/hari/orang = 130 juta m3/tahun atau 27000 liter/detik = 850 juta m3/tahun. DKI akan mampu memenuhi kebutuhan air baku sepanjang tahun, tidak membeli air dari Jatiluhur dan Tangerang. 4. Air dalam pipa bisa dimanfaatkan untuk penggerak turbin yang akan menghasilakan listrik untuk pompa di Waduk Pluit, dan di sungai lainnya. Estimasi Daya Hydrolis Air jika Q = 50 m3/det ( debit rata rata bulanan ) mendapatkan Daya sebesar = 63 700 Kw. 5. Tanpa pembebasan lahan, karena dibangun di dalam sungai ciliwung. 6. Untuk parivisata, karena airnya akan memancar di tepi pantai muara baru. 7. Debit air akan terjamin sepanjang musim hujan maupun musim kemarau karena dilengkapi dengan pintu pengaturan, jika debit katulampa besar pintu akan
dibuka 100 % sehingga debit banjir tersebut bisa dikendalikan didalam pipa, kemudian kalau pipa sudah penuh akan dilepas kelaut, jadi ada sisa debit yang akan dimanfaatkan, berbeda dengan penanganan yang sekarang sudah berjalan debit banjir seluruhnya terbuang percuma kelaut, dan jika musim kemarau terjadi kekeringan, karena hujan di indonesia terjadi hanya 6 bulan dalam setahun dan pada waktu musim kemarau tidak ada cadangan air di Daerah Aliran Sungai karena air hujan 75 % samapai 95 % menjadi runoff disebabkan oleh penutupan resapan air di DAS. Berikut ini hasil sementara perhitungan yang telah kami lakukan dengan mempergunakan dua rumus. Yaitu :
No. Formula debit melalui pipa
3
Debit ( m /det )
1.
Formula Hazen – Williems
565
2.
Formula Manning
820
Demikian konsep dari Bapak Sudirman Indra.( Bapak Acin ) insya Allah konsep ini segera bisa di aplikasikan untuk membebaskan Jakarta dari banjir dan defisit air baku , dengan konsep ini debit banjir yang rutin setiap tahun datang di jakarta akan berkurang 80 % karena telah ditangkap di wilayah Depok melalui PIPA yang langsung mengalir kelaut
Wassalam
Djoko Suryanto,M.E. Ground Water Hydrology 5 Februari 2015