Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0253 pp. 74- 84
11 Pages
STUDI EVALUASI FUNGSI JARINGAN DAN BANGUNAN PELENGKAP IRIGASI SERTA PELAKSANAAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN DI DAERAH IRIGASI KRUENG ACEH Reno Syahputra 1, Alfiansyah Yulianur, BC 2, Azmeri 3 1) Magister 2,3) Prodi
Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia Email Penulis
[email protected]
Abstract: Krueng Aceh Irrigation scheme which construction was completed in 1994 has a total area of agriculture amounted to 7.449,80 Ha. Currently there are some parts of the agricultural lands in the Krueng Aceh irrigation scheme are experiencing a shortage of water discharge. Evaluation studies on irrigation network function and supplementary irrigation structures and the technical implementation of the the operation and maintenance in Krueng Aceh irrigation scheme is meant to get an overview of the current condition. The purpose of this study are : 1) Evaluating the dependable discharge and irrigation water requirement in each month, 2) Evaluating the planting and cropping pattern , 3) Evaluating the damage and the capacity of the primary channel and secondary channel at Krueng Aceh irrigation scheme, 4) Evaluating the damage of supplementary irrigation structures, 5) Evaluating the activities of the technical implementation of the operation and maintenance of irrigation network at Krueng Aceh irrigation scheme. The method used in this study is a survey and analysis of data to determine the dependable discharge, irrigation water requirement, the damage of iirigation channel and supplementary irrigation structures, as well as the technical implementation of the operation and maintenance of irrigation networks. The results of this study showed that the discharge deficit in the first half of june amounted to 1.96 m³/sec and in the second half of june amounted to 2.72 m³/sec, while the deficit in the first half of the month of july amounted to 2.83 m³/sec and in the second half of the month of july amounted to 1.11 m³/sec. The damage of the main channel is 0.17 % and the secondary channel is equal to 0.53 %. Most of the supplementary irrigation structures were sligthly damaged, except for irrigation devide and tapping structures there are four heavily damage. Fund of operation and maintenance of Krueng Aceh irrigation networks was enough to carry out the operation and maintenance of Krueng Aceh irrigation network . The most proportionate growing season to the availability of water is rendeng planting season begins in early november and gadu planting season begins in early march. Keywords : Irrigation scheme, dependable discharge, irrigation water requirement, operational and maintenance
Abstract: Daerah irigasi Krueng Aceh yang pembangunannya selesai pada tahun 1994 mempunyai luas areal pertanian adalah sebesar 7.449,80 Ha. Saat ini ada beberapa bagian areal pertanian pada daerah irigasi Krueng Aceh yang mengalami kekurangan debit air. Studi Evaluasi pada fungsi jaringan dan bangunan pelengkap irigasi serta pelaksanaan operasional dan pemeliharaan di daerah irigasi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kondisi saat ini. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengevaluasi debit andalan dan kebutuhan air irigasi tiap bulannya, 2) Mengevaluasi musim tanam dan pola tanam, 3) Mengevaluasi kerusakan dan kapasitas saluran primer dan saluran sekunder D.I. Krueng Aceh, 4) Mengevaluasi kerusakankerusakan yang terjadi pada bangunan-bangunan pelengkap irigasi, 5) Mengevaluasi kegiatan pelaksanaan teknis operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi D.I. Krueng Aceh. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dan analisis data untuk mengetahui debit andalan, kebutuhan air irigasi, kerusakan saluran dan bangunan pelengkap irigasi, serta
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 74
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pelaksanaan teknis operasional dan pemeliharaan jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi defisit debit pada pertengahan pertama bulan juni adalah sebesar 1,96 m³/dtk dan pada pertengahan kedua bulan juni sebesar 2,72 m³/dtk, sedangkan defisit pada pertengahan pertama bulan juli sebesar 2,83 m³/dtk dan pada pertengahan kedua bulan juli sebesar 1,11 m³/dtk. Kondisi kerusakan saluran primer adalah sebesar 0,17 % dan pada saluran sekunder adalah sebesar 0,53 %. Kondisi kerusakan sebahagian besar bangunan pelengkap irigasi D.I. Krueng Aceh relatif hanya mengalami kerusakan ringan, kecuali pada bangunan bagi dan sadap terdapat empat buah yang mengalami rusak berat. Dana OP jaringan irigasi Krueng Aceh cukup untuk melaksanakan kegiatan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi Krueng Aceh. Musim tanam yang paling proporsional terhadap ketersediaan air adalah musim tanam rendeng dimulai pada awal bulan november dan musim tanam gadu dimulai pada awal bulan maret. Kata Kunci : Daerah Irigasi, debit andalan, kebutuhan air irigasi, operasional dan pemeliharaan.
penanganan
PENDAHULUAN Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh
kerusakan
saluran
dan
bangunan pelengkap irigasi yang terjadi pada
mempunyai potensi areal pertanian yang sangat
jaringan
irigasi
luas untuk ditingkatkan produktivitasnya dan
membantu
Salah satu daerah irigasi yang terletak di
penanganan terhadap kendala-kendala yang
Kabupaten Aceh Besar adalah daerah irigasi
terjadi
Krueng Aceh dengan luas areal pertaniannya
operasional dan pemeliharaan (OP) jaringan
adalah sebesar 7.449,80 Ha, dan saat ini ada
irigasi D.I. Kreung Aceh, sehingga kegiatan OP
beberapa bagian areal pertanian pada D.I.
tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
pada
D.I.
Krueng
memberikan
kegiatan
Aceh,
solusi
pelaksanaan
dan dalam
teknis
Krueng Aceh yang mengalami kekurangan debit air.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Tujuan
penelitian
ini
adalah
Jaringan Irigasi Teknis
mengevaluasi debit andalan Krueng Aceh dan
Menurut Anonim (1986), jaringan irigasi
debit kebutuhan air irigasi tiap bulannya,
teknis adalah jaringan irigasi yang telah
mengevaluasi musim tanam dan pola tanam,
mempunyai bangunan sadap, bangunan bagi
mengevaluasi kerusakan dan kapasitas saluran
mampu mengatur dan mengukur, disamping itu
primer dan saluran sekunder D.I. Krueng Aceh,
terdapat pemisahan antara saluran pembawa
mengevaluasi kerusakan-kerusakan yang terjadi
dan saluran pembuang yang permanen.
pada bangunan-bangunan pelengkap irigasi, dan mengevaluasi
kegiatan
pelaksanaan
teknis
Debit Air di Saluran
operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi
Kecepatan aliran dan penampang basah
D.I. Krueng Aceh.
saluran
Manfaat
penelitian
ini
adalah
a.
Pengukuran kecepatan air di lapangan.
memberikan informasi tentang musim tanam
Menurut Anonim (1986), pengukuran kecepatan
dan pola tanam yang baik di D.I. Krueng Aceh,
aliran saluran di lapangan dapat dilakukan atas
membantu memberikan solusi untuk 75 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dua metode antara lain : 1.) Metode langsung,
n = angka kekasaran Manning;
dimana kecepatan ditentukan pada bagian
Debit Air di Saluran
pengontrol permanen seperti bangunan ukur; 2.)
Menurut anonim (1986), debit air yang
Metode tidak langsung, dimana kecepatan
mengalir di saluran adalah debit air yang
aliran dan penampang melintang saluran diukur
dibutuhkan untuk mengairi petak sawah secara
terlebih dahulu. Pengukuran kecepatan tidak
keseluruhan. Perhitungan debit di saluran
langsung ini dapat diukur dengan current meter
menggunakan rumus sebagai berikut :
Q AxV(4)
atau pelampung, digunakan rumus sebagai berikut;
Dimana :
V 0,85 X
L T
(1) A (b z.h) xh (2)
Q = debit air (m³/dtk) A = luas tampang (m²); V = kecepatan aliran (m/dtk).
Dimana : Kebutuhan Air Irigasi
V
= kecepatan aliran (m/dtk);
A
= luas penampang basah saluran (m²);
b
= lebar dasar saluran (m);
z
= kemiringan dinding saluran;
h
= tinggi air saluran (m);
L
= panjang lintasan pelampung (m);
T
= waktu tempuh pelampung sepanjang
Evapotranspirasi Menurut Linsley (1989), evapotranspirasi terjadi pada kondisi tanah tersedia air. Kondisi ini dipengaruhi oleh klimatologi antara lain temperatur, kelembaban udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan rumus Penman
lintasan (dtk); 0,85 = koef. kecepatan pelampung dipermukaan
Modifikasi, persamaan Penman Modifikasi dirumuskan sebagai berikut :
air pada tiga pias.
ET0 = c{W.R n (1 W).f(u).(ea ed)}(5) b.
Perhitungan kecepatan di saluran
Menurut Chow (1985), kecepatan air di saluran ditentukan oleh material yang dibuat untuk membuat
saluran.
ETc = K c ET0 Dimana : ET0
Perhitungannya
menggunakan rumus sebagai berikut :
c
R = jari-jari hidrolis (m);
tanaman
acuan
= faktor yang menunjukkan pengaruh perbedaan kecepatan angin pada
1 2 / 3 1/ 2 V R S n
V = kecepatan aliran (m/dtk);
= evapotranspirasi (mm/hari);
(3) Dimana :
(6)
siang dan malam hari; W
= faktor temperatur;
Rn
= radiasi (mm/hari);
(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap udara;
S = kemiringan dasar saluran; f(u)
= faktor
yang
bergantung
Volume 4, No.1 , Februari 2015
pada - 76
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kecepatan nngin (Km/hari); ETc
Q =
= kebutuhan air konsumtif tanaman
DR A 1000
(11)
(mm/hari); Kc
Dimana :
= koefesien tanaman;
NFR
=kebutuhan
kebutuhan
air
air
untuk
padi
(mm/hari);
Kebutuhan air selama penyiapan lahan Besarnya
bersih
selama
penyiapan lahan dihitung dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Ziljlstra (1986), sebagai berikut :
ETc
= penggunaan air konsumtif (mm/hari);
P
= perkolasi (mm/hari);
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari); Q
= debit pengambilan (m3/dtk);
A
= luas areal lahan pertanian (Ha);
DR
= kebutuhan pengambilan (liter/dtk);
ef
= efesiensi irigasi;
k
IR =
Mxe (e k 1)
(7)
NFR = IR - Re
(8)
1/8,64 = angka kompersi satuan dari mm/hari
Dimana : IR
menjadi liter/dtk/ha.
= kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari);
Perhitungan Debit Andalan
NFR = kebutuhan air disawah untuk padi (mm/hari);
Menurut Anonim (1986), Metode Mock merupakan metode yang digunakan untuk
Re = curah hujan efektif (mm/hari);
menghitung debit rata-rata bulanan sungai,
M
= kebutuhan air untuk mengganti air yang
berdasarkan analisa keseimbangan air yang
hilang akibat evaporasi dan perkolasi
menjelaskan antara hubungan run off dengan
disawah setelah dijenuhkan (mm/hari);
curah
hujan
bulanan,
evapotranspirasi,
e
= bilangan napir, sebesar 2,718281828;
kelembaban tanah dan penyimpanan di dalam
K
= parameter
fungsi
yang
tanah dihitung dengan rumus :
diperlukan
untuk
pada
Qtotal
= Qbase + Qdirect + Qstrom
(12)
waktu penyiapan lahan dan kebutuhan
Qs
= Qtotal x A
(13)
air untulk lapisan pengganti.
Dimana :
dari
air
penjenuhan,
Kebutuhan bersih air setelah penanaman Menurut Anonim (1986),
kebutuhan
Qtotal =
besarnya limpasan (mm/bulan);
Qbase =
besarnya limpasan dasar (mm/bulan);
Qdirect= besarnya
bersih air setelah penanaman dapat di hitung dengan rumus :
Qstrom= besarnya
77 -
(10)
Volume 4, No. 1, Februari 2015
permukaan
(mm/bulan);
NFR = ETc + WLR + P - Re (9)
NFR DR = ef 8,64
limpasan
limpasan
hujan
(mm/bulan); Qs =
debit bulanan rerata (m3/dtk);
A
luas daerah aliran sungai (km2).
=
sesaat
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Debit andalan tiap bulannya digunakan
memantau dan mengevaluasi; 2.) Pemeliharaan
probabilitas terpenuhi 80 % menggunakan
Jaringan Irigasi adalah upaya menjaga dan
metode Weibull (Soemarto, 1995), dengan
mangamankan jaringan irigasi agar selalu dapat
rumus :
berfungsi dengan baik guna mempelancar
P =
pelaksanaan
m 100% n 1
(14)
operasi
dan
mempertahankan
kelestariannya.
Dimana : P
METODE PENELITIAN
= probabilitas (%);
m = nomor urut data setelah diurut dari nilai
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
besar ke nilai yang kecil; n
Pengumpulan Data
ini adalah :
= jumlah data.
1. Data primer Data primer berupa data dimensi dan debit
Neraca Air dalam
saluran primer dan sekunder yang akan
perhitungan neraca air, kebutuhan pengambilan
dievaluasi. Data ini diperoleh melalui
yang dihasilkannya untuk pola tanam yang
pengukuran di lapangan
Menurut
dipakai
akan
Anonim
dibandingkan
(1986),
dengan
debit
2. Data sekunder
andalan untuk tiap setengah bulan dan luas
Data sekunder berupa gambar layout,
daerah yang bisa diairi.
gambar skema jaringan dan bangunan yang diperoleh
dari
Balai
Wilayah
Sungai
Sumatera - I, data hujan dan klimatologi
Pola Tanam Tata tanam adalah upaya pengaturan air
tahun 1982 - 2011 dari stasiun BMKG
yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman,
Blang bintang Kabupaten Aceh besar, data
jenis tanaman dan luas baku sawah pada suatu
hujan tahun 1986 - 1995 dari stasiun BPP
lahan pertanian.
Padang Tiji Kabupaten Pidie, data hujan tahun 1986 - 1995 dari stasiun BPP Kota Bakti Kabupaten Pidie, data debit tahun
Operasional dan Pemeliharaan Pengelolaan OP suatu daerah irigasi
1972 - 1981 dari pos duga air Seulimeum,
(D.I.) / jaringan irigasi dapat diuraikan sebagai
data musim tanam dan pola tanam dari
berikut. : 1.) Operasi Jaringan Irigasi adalah
Ranting Blang bintang Kabupaten Aceh
upaya pengaturan air irigasi dan pembuangnya,
besar.
termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
Pengukuran Lapangan
menyusun sistem golongan, menyusun rencana
Pengukuran kecepatan aliran saluran
pembagian
air,
pintu/bangunan,
melaksanakan mengumpulkan
kalibrasi data,
Pengukuran
dilakukan
untuk
mendapatkan kecepatan aliran pada saluran Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 78
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala agar dapat diketahui debit yang mengalir pada
menggunakan 80 % terpenuhi debit rata-rata
saluran.
dengan
Pengukuran
ini
menggunakan
kemungkinan
kegagalan
20
%
pelampung permukaan (pelampung yang bisa
menggunakan rumus (14). Data curah hujan
mengapung di permukaan).
yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data curah hujan dari Stasiun hujan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, Stasiun hujan
Pengukuran penampang basah saluran Pengukuran tampang saluran digunakan untuk perhitungan luas tampang basah sehingga
BPP Padang Tiji Kabupaten Pidie dan Stasiun hujan BPP Kota Bakti Kabupaten Pidie.
nanti dapat ditentukan luas penampang basah Neraca Air
saluran.
Perhitungan keseimbangan air dilakukan dengan membandingkan antara kebutuhan air
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Perhitungan kebutuhan air irigasi dimulai dengan perhitungan evaporasi tanaman acuan,
irigasi D.I. Krueng Aceh dengan debit andalan Krueng Aceh.
perhitungan kebutuhan konsumtif tanaman, kebutuhan air saat penyiapan lahan, kebutuhan air
setelah
kebutuhan
Sebagai upaya memanfaatkan air secara
evapotranspirasi
efektif dan efisien maka dilakukan simulasi
menggunakan rumus (5) - (6), perhitungan
musim dan pola tanam dengan membuat
kebutuhan
lahan
alternatif musim dan pola tanam, sehingga
menggunakan rumus (7) - (8), perhitungan
dapat dihasilkan pola tanam yang paling
kebutuhan air setelah penanaman menggunakan
proporsional terhadap ketersedian air.
pengambilan.
penanaman
dan
Perhitungan Awal Musim Tanam
Perhitungan
air
saat
penyiapan
rumus (9) dan perhitungan kebutuhan debit air pengambilan menggunakan rumus (10) - (11).
Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan teknis OP
Data curah hujan yang digunakan dalam
Jaringan Irigasi
perhitungan ini adalah data curah hujan dari
Evaluasi kegiatan pelaksanaan teknis
Stasiun BMKG Blang Bintang dari tahun 1982
OP jaringan irigasi dilakukan dengan cara
- 2011 dan data klimatologi juga dari Stasiun
membandingkan jumlah dana kegiatan OP
BMKG Blang Bintang dari tahun 1982 – 2011.
jaringan irigasi D.I. Krueng Aceh pada tahun 2014 dengan dana kegiatan OP jaringan irigasi
Perhitungan Debit Andalan
D.I. Krueng Aceh pada tahun 2015, sehingga
Debit rata-rata bulanan dihitung dengan
nantinya akan dapat dilihat ketercukupan dana
Metode Mock yang dapat dilihat pada rumus
yang tersedia pada kegiatan OP jaringan irigasi
(12) – (13) dengan luas DAS Krueng Aceh dari
D.I. krueng Aceh.
titik masa (Bendung Krueng Aceh) adalah 665 km2. 79 -
Menghitung
debit
andalan
Volume 4, No. 1, Februari 2015
adalah
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala HASIL PEMBAHASAN
air irigasi. Hasil perhitungan evapotranspirasi
Debit Andalan Krueng Aceh
potensial dapat dilihat pada Tabel 2.
Perhitungan
debit
andalan
pada
awalnya dicoba hitung dengan menggunakan Metode Mock memakai data hujan yang ada yaitu, data hujan stasiun Blang Bintang, stasiun Padang Tiji dan stasiun Kota bakti dari tahun 1986 sampai dengan 1995. Lalu debit andalan dihitung juga dengan menggunakan data debit pada pos duga air Seulimeum dari tahun 1972 -
Tabel 2. Nilai Evapotranspirasi Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Evapotranspirasi potensial tanaman (mm/hari) 4.61 5.04 4.94 4.96 5.11 5.28 5.25 5.35 4.87 4.49 4.21 4.15
Sumber : Hasil perhitungan
1981, dari kedua hasil perhitungan debit andalan Krueng Aceh diatas yang lebih mendekati kenyataan di lapangan adalah hasil perhitungan
debit
andalan
dengan
menggunakan data debit pada pos duga air Seulimeum, sehingga untuk selanjutnya yang akan dievaluasi pada penelitian ini adalah debit andalan yang dihitung dengan data debit pada pos duga air Seulimeum. Hasil perhitungan debit andalan menggunakan data debit pos duga air Seulimeum dapat dilihat pada Tabel 1.
Kebutuhan air irigasi Daerah irigasi Krueng Aceh memiliki dua jadwal
musim
tanam.
Hasil
perhitungan
kebutuhan bersih air di sawah untuk padi (NFR) dapat dilihat pada Gambar 1. Neraca Air Neraca air (water balance) ditentukan berdasarkan analisis debit andalan dibandingan dengan kebutuhan pengambilan yang dihasilkan untuk pola tanam dan musim musim tanam
Tabel 1. Debit andalan Krueng Aceh
yang dipakai. Hasil analisis hidrologi terhadap
Bulan
Debit andalan (m3/dtk)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
14.72 12.74 13.94 17.30 15.84 9.94 5.95 4.80 4.96 6.93 13.88 16.98
musim tanam di lapangan pada D.I. Krueng Aceh dapat dilihat pada Gambar 2
Evaluasi Musim Tanam dan Pola Tanam Berdasarkan Alternatif - alternatif pola tanam yang dibuat, maka disimpulkan bahwa
Sumber : probabilitas 80 % dari data debit pos duga
pada alternatif berikut adalah alternatif yang paling efektif dan efisien untuk diterapkan pada
air Seulimeum tahun 1972 s/d 1981.
daerah
irigasi
Krueng
Aceh
sehingga
Kebutuhan Air Irigasi
diharapakan kebutuhan pengambilan irigasi D.I.
Evapotranspirasi
Krueng Aceh dapat selalu dipenuhi oleh debit
Nilai
evapotranspirasi
potensial
tiap
bulan digunakan dalam perhitungan kebutuhan
andalan Krueng Aceh tersebut. Neraca air pada Alternatif tersebut dapat dilihat Gambar 3. Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 80
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Gambar 1. Hasil perhitungan NFR
Gambar 2. Neraca Air (musim tanam di lapangan)
. Evaluasi Jaringan Irigasi
sekunder pada D.I. Krueng Aceh termasuk
Evaluasi kerusakan saluran dan kapasitas
dalam keadaan kondisi rusak sedang dan
saluran irigasi
memerlukan perbaikan.
Jika melihat tingkat kerusakan saluran, maka
saluran
pada
D.I.
Krueng
Aceh
mempunyai tingkat kerusakan berkisar antara
Evaluasi bangunan pelengkap irigasi Jika berpedoman pada Permen PU
21 - 40 % dari kondisi awal, sehingga menurut
Nomor
Permen PU Nomor 39/PRT/M/2006, kerusakan
bangunan pelengkap irigasi D.I. Krueng Aceh
sebesar 0,17 % dari total panjang saluran irigasi
hanya mengalami rusak ringan karena tingkat
primer dan 0,53 % dari total panjang saluran
kerusakan hanya berkisar antara 10 - 20 %
81 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
39/PRT/M/2006,
maka
25,9
%
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Gambar 3. Perbandingan Debit Pengambilan dengan Debit Andalan (musim tanam rekomendasi)
Dari kondisi awal dan memerlukan
/hektar/tahun.
pemeliharaan berkala, sedangkan 6,75 % bangunan pelengkap irigasi D.I. Krueng Aceh
KESIMPULAN DAN SARAN
mengalami
Kesimpulan
rusak
sedang
karena
tingkat
kerusakan berkisar antara 21 - 40 % dari
Sesuai hasil perhitungan dan pembahasan,
kondisi awal dan memerlukan perbaikan, serta
maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan
0,9 % mengalami rusak berat karena tingkat
sebagai berikut :
kerusakan > 40 % dari kondisi awal dan
1. Berdasarkan
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan pola tanam dan musim tanam
diperlukan perbaikan atau pergantian.
di lapangan diketahui bahwa debit andalan Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan Teknis OP
Krueng
Aceh
tidak
dapat
memenuhi
Jaringan Irigasi D.I. Krueng Aceh
kebutuhan pengambilan D.I. Krueng Aceh
Dari hasil evaluasi diketahui bahwa dana
di bulan juni dan bulan juli. Dari hasil
OP jaringan irigasi Krueng Aceh pada tahun
visualisasi dan observasi lapangan, hal ini
2015 terjadi peningkatan sebesar 56 % dari
juga sesuai kenyataan di lapangan
tahun 2014. Dana OP jaringan irigasi D.I.
2. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui
Krueng Aceh tahun 2015 adalah sebesar Rp.
bahwa musim tanam D.I. Kreung Aceh
518.975,-/hektar/tahun, angka ini lebih besar
yang
dari dana OP yang disebutkan oleh Menteri PU-
ketersedian
PERA
Basoeki
rendeng dimulai pada awal bulan november
presentasinya
dan musim tanam gadu dimulai pada awal
tentang "Peningkatan Ketahanan Air Sebagai
bulan maret, sehingga debit andalan Krueng
Dukungan Pencapaian Kedaulatan Pangan" di
Aceh
DR.
Hadimoeljono,
Ir. M.Sc
Mochamad pada
paling air
dapat
proporsional adalah
terhadap
musim
memenuhi
tanam
kebutuhan
bulan april 2015, yaitu sebesar Rp. 374.575,Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 82
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengambilan seluruh areal pertanian di D.I.
Jakarta.
Krueng Aceh. 3. Dari total panjang saluran primer sepanjang
Anonim, 1986, Standar Perencanaan Teknis
81,22 km, diketahui sepanjang 134,5 m
Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian
mengalami kerusakan atau rusak 0,17 %,
Jaringan Irigasi KP-01, Departemen
sedangkan
Pekerjaan Umum, Jakarta.
dari
total
panjang
saluran
sekunder 177,22 km, diketahui sepanjang 944 m mengalami kerusakan atau 0,53 %.
Anonim, 1986, Standar Perencanaan Teknis
Kondisi kerusakan bangunan - bangunan
Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian
irigasi D.I. Krueng Aceh sebahagian besar
Petak
relatif hanya mengalami kerusakan ringan,
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Tersier
KP-05,
Departemen
kecuali pada bangunan bagi dan sadap terdapat empat buah yang mengalami rusak berat.
Terj. Nensi Rosalina, E. V., Sianipar, Y.,
4. Dana OP jaringan irigasi Krueng Aceh cukup
Chow, V. T., 1997, Hidrolika Saluran Terbuka,
untuk
melaksanakan
(Ed.), Penerbit Erlangga, Jakarta.
kegiatan
operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi Krueng Aceh.
Chow, V. T., Maidment, D. R., Mays, L. W., 1988, Applied Hidrology, McGraw-Hill
5. Dari beberapa hal diatas diperkirakan bahwa ketidakcukupan air di daerah irigasi
International
Editions,
McGraw-Hill
Book Co., Singapore
Krueng Aceh selama ini lebih besar disebabkan oleh pengaturan musim tanam yang tidak tepat.
Hansen, V. E., Israelsen, O. W., Stringham, G. E., 1986, Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi, Terj. Tachyan, E. P., Edisi
Saran Berdasarkan dilaksanakan,
studi
terdapat
dipertimbangkan
yaitu
saran
yang yang
perlunya
telah
Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
dapat
dilakukan
Komarudin, R., 2010, Peningkatan Kinerja
sosialisasi dan selanjutnya dapat dilaksanakan
Jaringan Irigasi Melalui
Penerapan
jadwal musim tanam dan pola tanam yang tepat
Manajemen yang Tepat dan Konsisten
dan proporsional terhadap ketersedian air,
pada Daerah Irigasi Ciramajaya, Jurnal
sehingga kebutuhan air irigasi D.I. krueng Aceh
Teknik Sipil, Vol. 17 No. 2 Agustus 2010,
dapat dipenuhi oleh debit andalan Krueng Aceh.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ambler, J. S., 1991, Irigasi di Indonesia Dinamika Kelembagaan Petani, LP3ES, 83 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Linsley Jr, R. K., Kohler, M. A., Paulhus, J. LH.,
Sayekti, R. W., Soetopo, W., Agisaqma, L. O.,
1989, Hidrologi untuk Insinyur, Terj.
2012, Penentuan Kinerja Irigasi Pada
Hermawan, Y., Edisi Ketiga, Penerbit
Bangunan
Erlangga, Jakarta.
Daerah Irigasi Jilu, Kabupaten Malang,
Utama
(Secara
Seri)
di
Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 3 No. 1 Linsley Jr, R. K. dan Franzini, J. B., 1991, Teknik Sumber Daya Air, Terj. Sasongko,
Mei 2012, Fakultas Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya, Malang.
D., Jilid 2, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Suroso., Nugroho, PS., Pamuji, P., 2007, Evaluasi
Kinerja
Jaringan
Irigasi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 1982,
Banjaran Untuk Meningkatkan Efektifitas
Tentang Irigasi, Nomor 23, Jakarta.
dan Efisiensi Pengelolaan Air Irigasi, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 7 No. 1 Januari
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2006,
2007 : 55-62, UNSOED, Purwekerto.
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi
Khusus
Bidang
Syaifuddin., Suprapto, M., Syafi'i., 2013,
Infrastruktur Tahun 2007, Nomor 39,
Evaluasi
Kinerja
Daerah
Irigasi
Jakarta.
Wowotabi Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara, Jurnal Teknik Sipil,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2007, Tentang
Pedoman
Operasi
dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Nomor
Magister Teknik Sipil, Vol. 1 No. 1 Oktober 2013, Univesitas Sebelas Maret, Surakarta.
32, Jakarta. Triatmodjo, B., 2009, Hidrologi Terapan, Beta Peraturan Menteri Pertanian, 2012, Tentang
Offset, Yogyakarta.
Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan
Petani
Pemakai
Air,
Nomor 79, Jakarta.
Qanun Aceh, 2011, Tentang Irigasi, No. 4, Banda Aceh.
PT. Geodinamik Konsultan, 2012, Laporan Final Pengelolaan Aset Irigasi D.I. Kr. Aceh (7.000 Ha), Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Propinsi Aceh.
Volume 4, No.1 , Februari 2015
- 84