Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
STUDI AWAL STATUS PEKERJA RADIASI 2005- 2009 Maria Evalisa Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrolgi Radiasi - BATAN
ABSTRAK STUDI AWAL STATUS PEKERJA RADIASI 2005-2009. Dampak radiasi pengion pada individu terpapar bergantung pada sumber radiasinya. Paparan radiasi pada seseorang yang terlihat berdasarkan pada berapa grey (Gy) paparan awal yang menyebabkan terpapar radiasi sampai mengganggu sistem hematopoetik, kemudian sampai timbul periode laten. Pemeriksaan kesehatan minimum saat ini mencakup kawasan dari berbagai daerah radiasi. Pemantauan kesehatan diawali dari sistem haematologi, sistem ekskresi (pembuangan) yang dapat menilai fungsi hati dan ginjal, jantung.Terdapat data kesehatan para pekerja radiasi setiap tahun untuk waktu yang lama, yang dapat dipelajari sehingga didapat suatu gambaran penyakit karena kegiatan pada daerah radiasi pengion. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran kejadian penyakit yang kemungkinan disebabkan dampak oleh pekerjaan menggunakan sumber radiasi. Metoda pada penelitian ini menggunakan riwayat yang akan terjadi (histori proskpektif) yang dihubungkan dengan data kondisi kesehatan pekerja yang telah terpapar radiasi beberapa waktu yang lalu, dan mengisi beberapa lembar pertanyaan. Hasil pekerja radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional selama tahun 2005 sampai 2009, telah diperoleh 1120 pekerja radiasi dan dipantau terhadap kasus anemia pada lokasi berturut- turut di Pasar Juma’at 5%, Serpong 3,6%, Bandung 6,6% dan Jogyakarta 0%. Sedangkan anemia tidak satupun ditemukan pada pekerja radiasi di 22 rumah sakit di Indonesia yang kami lakukan pemantauan kesehatan pekerja radiasinya. Kata kunci : Pemeriksaan kesehatan, Para pekerja radiasi, Anemia. .
ABSTRACT PRELIMENARY STUDY OF RADIATION WORKER STATUS 2005-2009. Impact ionizing radiation exposure in individual depend on radiation source. Radiation exposure in someone to presentation base on how many grey (Gy) early exposure causing by radiation exposure bother haematopetic system to arised latent period. The minimal health examination at this time covered an various areas radiation of radiation. The early health monitoring from hematologic system, than excretion system (washout) to assess hearth, lung and liver function. There had health data of radiation worker every year for along time, which could be studied to mapping diseases caused impact of working area with ionizing radiation. The goal of this study is to obtain mapping diseases could be possibility caused impact by worked with radiation source. Method of this study used the historical at worker was done (prospective historical) to correlation with worker health data condition who was exposure radiation a few times ago, and fill some work sheet question. Result of this study we founded of BATAN radiation workers since 2005 until 2009, have been obtained for follow up 112 radiation workers, and monitoring of anemia cases at Pasar Jumat 5%, Sepong 3.6%, Bandung 6.6% and Yogyakarta 0% respectively. No one radiation worker founded in 22 hospitals in Indonesia which we were monitoring done. Key words : Health assessment, Radiation worker, Anemia.
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
109
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
kecelakaan radiasi seperti yang terpantau oleh
I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi nuklir di Indonesia cukup lama di manfaatkan untuk berbagai
bidang
pertanian,
ke
ilmuan
peternakan,
mulai
hidrologi,
dari
industri,
pengawetan ternasuk juga bidang kesehatan yang telah cukup banyak memanfaatkan untuk diagnostik termasuk terapi dengan sumber radiasi. Di
bidang
kesehatan
pemanfaatan
radiasi pengion khususnya untuk manusia harus dipantau dalam pelaksanaan kegiatannya, dalam segi pemantauan kesehatan adalah dengan
melakukan
evaluasi
dari
hasil
pemeriksaan kesehatan rutin untuk melihat adanya gangguan kesehatan para pekerja radiasi akibat menggunakan radiasi pengion. Untuk dapat menentukan adanya dampak akibat
pajanan
radiasi
diperlukan
suatu
pengembangan teknik prediksi risiko radiasi pengion
pada
pekerja
radiasi,
maupun
masyarakat yang terdekat dengan instalasi radiasi, sehingga sangat diperlukan kerjasama lintas keilmuan dengan berbagai kompetensi termasuk juga dengan aparat pemerintah.1.2 Bila kita meninjau dari sisi pemanfaatan radiasi yang makin meningkat khususnya di dunia kedokteran, maka risiko yang mungkin akan terjadipun akan meningkat khususnya dampak terhadap kesehatan akibat terpapar radiasi, mulai dari paparan radiasi dosis rendah sampai tertinggi
bahkan
mungkin
saja
terjadi
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
IAEA di luar negeri (Goiyana di Brazil, Tokaimura di Jepang). Agar tidak terjadi kecelakaan nuklir seperti di Jepang ataupun Brazil, maka faktor keselamatan adalah yang utama, sehingga pemakaian APD dapat berupa TLD ataupun pocket dosimetri oleh seorang pekerja radiasi adalah suatu kewajiban . Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang keselamatan kerja terhadap radiasi
pengion
dan
keamanan
sumber
radioaktif, menyebutkan keselamatan radiasi adalah
tindakan
yang
dilakukan
untuk
melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Pemeriksaan kesehatan minimal yang harus dilakukan adalah pemeriksaan sistem hematologi dan pemeriksaan fisik sehingga adanya kelainan pada pekerja radiasi terutama kemungkinan adanya pajanan radiasi berlebih pada
instalasi
radiasi
dapat
terpantau.
Sindroma radiasi akut, yaitu suatu kumpulan gejala (sindrom) yang meliputi stadium awal berupa
mual,
muntah,
kelelahan
dengan
manifes penyakit adanya penurunan sistem hematologi dan gastrointestinal. Bila pekerja radiasi mengalami gejala tersebut dapat diduga telah menerima pajanan radiasi antara 50-100 rem. Kompenen darah lainnya adalah sel darah merah. Sumsum tulang yang mendapat dosis
tidak
terlalu
tinggi
masih
dapat
110
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
memproduksi sel- sel darah Gejala klinis
Pekanbaru : RSU Arifin Achmad Palembang;
meliputi gangguan persarafan, termasuk juga
RSU M Hoesin Jakarta : RSU Persahabatan,
gangguan tidur sampai terjadi kelemahan serta
RSPP
kelelahan pada anggota badan akibat anemia,
Semarang RS Roemani, RS St Elisabeth
berkurangnya
Surabaya : RS Vincentius. Bali : RSU sanglah,
tulang.
konsentrasi,
vertigo,
nyeri
Tanda tanda klinis berupa hipotensi
RSU
Bandung
Buleleng.
:
RSU
Samarinda
Hasan
:
Sadikin.
RSU
AW
(rendahnya tensi darah), denyut nadi yang
Syahrani. Balikpapan : RS Pertamina Makasar
cepat, refleks yang berlebihan atau berkurang
: Stella Maris, RS Hikmah, RS Akademis.
dan gejala tremor.
Manado : Prof Kandou, RS sam ratulangi. Mataram : RSU Mataram dan RS Islam Mataram.
II. METODA Metode
yang
digunakan
adalah
prospektif historis dimana pendataan dilakukan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data pekerja radiasi di seluruh
terhadap status kesehatan pekerja yang sudah terpajan radiasi pada masa lampau kemudian,
BATAN dalam selang waktu 2005- 2009 yang
pengisian
berupa
telah diperoleh 1120 pekerja radiasi dan
pengumpulan data kesehatan para pekerja
dipantau terhadap kasus anemia pada lokasi
radiasi di BATAN dan 22 RS di 15 kota di
berturut- turut di Pasar Juma’at 5%, Serpong
Indonesia yaitu Medan: RS St Elisabeth.
3,6%, Bandung 6,6% dan Jogyakarta 0%.
Padang: RSU M Jamil dan RS Yos Sudarso.
(Gambar 1 dan 2).
kuesioner
.
Studi
ini
Jumlah pekerj radiasi yang diperiksa
Pekerja radiasi di seluruh Batan yang menderita anemia 600 500 400
Normal
300
Anemia
200 100 0 Batan Pasar Jumat
Batan Serpong Batan Bandung
Batan Jogyakarta
Kawasan di Batan
Gambar 1. Jumlah pekerja radiasi di seluruh BATAN
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
111
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
Pekerja radiasi di Batan yang menderita anemia
Batan Bandung 32%
Batan Jogyakarta 0%
Batan Pasar Jumat 39%
Batan Serpong 29%
Gambar 2.Prosentase pekerja radiasi yang menderita anemia Seluruh data yang terkumpul dari para
total 325 orang, tidak ditemukan satu orangpun
pekerja Radiasi di 22 rumah sakit- rumah sakit
pekerja radiasi yang mengalami anemia.
yang berpartisipasi untuk menyertakan data
(Gambar 3)
hasil laboratorium yang diperoleh dari seluruh
Pekerja radiasi di rumah sakit yang tidak menderita anemia Sanglah Denpasar Bali
Pekerja radiasi
60 50
St Vincentius St Elizabeth AW Syahrani Persahabatan Surabaya Semarang Samarinda Jakarta Prof Kandou Manado 30 Hasan Sadikin Pusat Pertamina Stella Maris M Hoesin Arifin Achmad. Roemani Semarang Bandung 20 St Elizabeth. Medan Jakarta Pertamina Makassar SamAkademis Ratulangi Yusuf Palembang Buleleng Bali NTB Pekanbaru Mataram Balikpapan Makassar Yos10Sudarso Padang Menado Islam Mataram NTB Hikmah Makassar 40
0 Normal (orang) Rumah sakit
Gambar 3 Jumlah pekerja radiasi dari berbagai rumah sakit yang diambil sampelnya
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
112
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI Jakarta, 15-16 Juni 2010
IV. KESIMPULAN Berdasarkan data pemanfaatan radiasi pengion di bidang kesehatan dan pemanfaatan teknologi
nuklir
diperlukan
di
BATAN
pemantauan
sangatlah
kesehatan
5.
KIRAMS, Radiation emergency medical preparedness and response, 2008
6.
AFFRI, Handbook Medical Management of radiological Casualities, Bethesda, 2003.
pekerja
radiasi dengan melakukan evaluasi dari hasil pemeriksaan kesehatan rutin untuk melihat adanya gangguan kesehatan para pekerja radiasi akibat menggunakan radiasi pengion. Sehingga dapat dipastikan kondisi pekerja radiasi tersebut dalam keadaan optimal untuk bekerja
dan
untuk
mencegah
timbulnya
penyakit yang disebabkan oleh pajanan radiasi pengion yang berdampak akut dan kronis.
DAFTAR PUSTAKA 1.
AMSYARI, F., Radiasi Dosis Rendah dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Airlangga University Press, Surabaya, 1989.
2.
INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Health Surveillance of Persons Occupationally Exposed to Ionizing Radiation, Safety Reports Series No.5, IAEA, Vienna, 1998.
3.
KANDUN, I NYOMAN, Epidemiologi penyakit masyarakat berbudaya tinggi, Seminar Teknologi Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir II, Jakarta, September, 2002.
4.
MACK, M. et al., Epidemiologic Methods for Human Risk Assessment, In Human Risk Assessment by Hiatt, H.H. et al (eds.). Cold Spring Harbor Laboratory. 1977.
PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI
113