STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal1, Wahju Herijanto2, Anak Agung Gde Kartika3 1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen Aset, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya Email :
[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Email :
[email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Email :
[email protected]
ABSTRAK Visi Kabupaten Enrekang adalah sebagai daerah agropolitan yang mandiri, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pada tahun 2028. Untuk mewujudkan visi tersebut salah satunya dengan membangun Sub Terminal Agribisnis (STA) Sumillan di Kecamatan Alla. Kepentingan Pemerintah Daerah menyediakan STA Sumillan untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani, sarana informasi pasar dan pertanian, dan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, belum dapat terwujud. Hal ini terlihat dari belum aktifnya kegiatan transaksi dan pemasaran serta masih kurangnya pedagang yang masuk ke STA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya kualitas pelayanan STA Sumillan berdasarkan kepentingan dan kepuasan pengguna STA, serta menentukan upayaupaya/strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan STA Sumillan. Variabel yang digunakan yaitu lokasi, fasilitas, desain, sosial, harga, kualitas pelayanan, pemasaran dan produk. Analisa yang digunakan adalah analisa faktor, analisa tingkat kepentingan dan kepuasan, analisa kuadran dan analisa perumusan strategi. Berdasarkan hasil analisis perumusan strategi/SWOT memperlihatkan posisi strategi STA adalah strategi turn around (Kuadran III) yaitu meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada melalui penyediaan fasilitas yang belum ada dan memfungsikan fasilitas yang ada, penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup, meningkatkan kenyamanan STA dan menertibkan pedagang, penyediaan informasi yang jelas, lengkap dan akurat tentang harga, dan pasar sasaran. Kata kunci : Kabupaten Enrekang, Kualitas Pelayanan, Sub Terminal Agribisnis, SWOT
PENDAHULUAN Kabupaten Enrekang adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Kondisi sektor pertanian yang menonjol dalam struktur ekonomi Kabupaten Enrekang sangat relevan apabila sektor pertanian dikembangkan sebagai sektor unggulan yang dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi daerah. Oleh karena itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) menetapkan Visi Kabupaten Enrekang adalah sebagai daerah agropolitan yang mandiri, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pada tahun 2028. untuk mewujudkan visi tersebut, maka salah satu misi yang akan dilaksanakan yaitu mengembangkan berbagai produk pertanian komoditas unggulan Berbasis Ekonomi Masyarakat dan berorientasi pasar. Sub Terminal Agribisnis (STA) Sumillan di Kecamatan Alla, dibangun pada tahun 2004, di lahan seluas 21.953 m². Sub Terminal Agribisnis Sumillan berjarak + 40 km dari Kota Enrekang. Anggaran pembangunan STA Sumillan bersumber dari APBD Kabupaten dan APBN (Departemen Pertanian). Fasilitas yang dibangun pada Tahun 2004 yaitu kantor pengelola dan grosir sayuran, Selanjutnya pada tahun 2005 dibangun gudang penyimpanan, Tahun 2006 pengerasan jalan di Sub Terminal Agribisnis (STA) sepanjang 500 m dan tahun 2007 pengadaan sarana angkutan dan mobiler serta pengoperasian STA Sumillan. Harapan Pemerintah Kabupaten Enrekang, dengan menyediakan Sub Terminal Agribisnis (STA) Sumillan menjadi pusat pemasaran dan transaksi hasil komoditi petani serta harapan dalam upaya memujudkan visi dan misi kabupaten, belum dapat terlaksana dan menjadi
kenyataan, bahkan pengelolaannya terkesan belum optimal. Hal ini terlihat dari ruang pengelola Sub Terminal Agribisnis (STA) sering kosong dan belum aktifnya kegiatan transaksi jual beli antara petani dengan para pedagang, maupun kegiatan pemasaran antara pedagang dengan pembeli dan pedagang besar, serta jual beli hasil pertanian banyak dilakukan di kios/gudang di luar STA Sumilan, dan juga dapat dilihat dari tempat grosir yang terisi hanya satu tempat dari tiga tempat yang tersedia di STA Sumillan. Sub Terminal Agribisnis Sumillan merupakan salah satu aset Kabupaten Enrekang, oleh karena itu aset daerah ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan pelayanannya dengan suatu strategi aset yang pada prinsipnya adalah mempertahankan fungsi aset sesuai dengan perencanaan dan memenuhi kesenjangan antara kebutuhan aset masa yang akan datang dengan kondisi aset pada saat ini. Hasil analisis berupa strategi manajemen aset infrastruktur yang mencakup pemeliharaan aset yang ada, rehabilitasi aset yang memerlukan perbaikan, pembangunan aset baru, solusi pemanfaatan kelebihan aset dan solusi non aset [1]. Dari uraian tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama untuk dibenahi atau ditangani di STA Sumillan. Selanjutnya perlu diambil langkahlangkah/upaya strategis dalam mendukung usaha peningkatan kualitas pelayanan Sub Terminal Agribisnis (STA) Sumillan di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan.
A-213 ISBN 978-979-18342-1-6
METODE Dalam penelitian ini, digambarkan kepentingan dan kepuasan pengguna STA Sumillan (petani, pedagang, pembeli) terhadap kondisi pelayanan umum dan operasional yang diberikan dan diharapkan di Sub Terminal Agribisnis (STA), terutama untuk mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan STA Sumillan belum berfungsi secara optimal. Kemudian melakukan kuesioner dan wawancara kepada para ahli dan expert, yaitu pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab dalam perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan dan pembinaan STA, untuk mengetahui penilaian faktor-faktor strategis internal dan eksternal, sehingga dapat dirumuskan/ditentukan strategi dalam meningkatkan kualitas pelayanan STA Sumillan. Diagram alir pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. LATAR BELAKANG
Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan terdiri dari : 1. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui kajian literatur, jurnal, peraturan perundangundangan, dokumen kontrak dan kebijakan yang dilakukan dalam pengelolaan STA Sumillan. 2. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lokasi penelitian, untuk mengetahui kondisi umum STA Sumillan, yang meliputi survei dan pengumpulan data, profil pengguna STA, lokasi dan aksessibilitas, kondisi sarana dan prasarana, kondisi dan pemasaran komoditi pertanian, kendala-kendala dan permasalahan dalam pengelolaan STA. Setelah mengetahui permasalahan yang terdapat di STA Sumillan dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini selanjutnya dilakukan penentuan sampel untuk pengguna STA Sumillan yang terdiri dari petani, pedagang dan pembeli.
PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATUR
IDENTIFIKASI AWAL
PERATURAN DAN NSPM
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
ANALISIS DATA
Analisis Faktor Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Statistik Deskriptif
Analisis Gap/Kesenjangan Analisis Kuadran Kondisi Pelayanan
Analisis Perumusan Strategi
Penentuan Ukuran Sampel Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan tipe yang digunakan untuk penelitian adalah proportionate stratified random sampling. Pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan secara acak dan berstrata secara proporsional. Hal ini dilakukan atas pertimbangan bahwa anggota populasinya dianggap heterogen (tidak sejenis) [2]. Ada dua jenis rumus yang digunakan dalam menentukan sampel terhadap petani, pedagang dan pembeli yaitu : 1) Jika populasi sudah diketahui dapat digunakan rumus : n =
N N.d 2 + 1
..........................................(1)
Dimana : n = Jumlah sampel, N = Jumlah populasi, d 2 = Presisi yang ditetapkan 2) Apabila populasi tidak diketahui, maka untuk memperoleh jumlah sampel dapat digunakan rumus Bernoulli [3]:
n=
( Z a / 2 ) 2 pq ...............................................(2) d2
Di mana: n = ukuran sampel; p = Persentase responden yang persepsinya tinggi ; α = taraf signifikan /taraf kepercayaan; q = Persentase responden yang persepsinya rendah; Z = nilai distribusi normal; dan d = tingkat kesalahan (ketidaktelitian). Jadi jumlah seluruh responden (petani, pedagang dan pembeli) sebanyak 260 responden
KESIMPULAN
Gambar 1 : Diagram Alir Penelitian A-214 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian ditentukan dari hasil kajian pustaka, Peraturan dan perundang-undangan, penelitian terdahulu, pengamatan kondisi eksisting dan wawancara kepada para ahli dan expert yang terkait dengan pelayanan umum dan operasional STA Sumillan. Variabel kuesioner kepada pengguna STA Sumillan, secara umum ditinjau dari aspek lokasi, fasilitas, desain, sosial, harga, kualitas pelayanan, pemasaran dan produk Penyebaran Kuesioner Penyebaran kuesioner dilakukan 2.tahap : Tahap 1 : kuesioner kepada pengguna STA Sumillan (petani, pedagang dan pembeli). Tahap 2 : kuesioner kepada para ahli dan expert. Pengambilan sampel pada tahap ini dengan menggunakan metode purposive sampling atau dikenal juga dengan sampling pertimbangan [2], yaitu teknik sampling yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Para ahli dan expert yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang. Setelah hasil kuesioner dari responden diperoleh selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji Validitas Validitas atau keabsahan adalah menyangkut pemahaman mengenai kesesuaian antara konsep dengan kenyataan empiris, untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan kuesioner mampu mengukur apa yang hendak di ukur dan apakah data yang terkumpul valid atau tidak maka dilakukan uji validitas. Tipe validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment, hasil pengujian di anggap valid apabila [3] : a. Valid jika r > r tabel (α : 1% / 5% ; n-2) b. Tidak valid jika r < r tabel (α : 1% / 5% ; n-2), Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur, reliabilitas memberikan kesesuaian antara hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik (reliabel), jika memiliki nilai cronbach’s alpha (α) ≥ dari 0,60 [3]. Analisa Data 1. Analisa deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi STA dan pengguna STA Sumillan, yang terdiri dari petani, pedagang, pembeli dan pengelola STA. Hasil pengamatan dan data sekunder disajikan dengan statistik deskriptif, yaitu statistik yang befungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan secara umum. Cara penyajiannya berupa tabel, grafik atau diagram.
2. Analisa faktor dilakukan untuk mereduksi data sehingga data-data menjadi lebih sedikit. Dalam penelitian ini, analisis faktor dilakukan atas jawaban responden terhadap pentingnya atribut-atribut STA. Hasil dari analisis ini adalah untuk menyederhanakan atau meminimalkan sub variabel dari sejumlah sub variabel yang ditanyakan kepada responden [4]. 3. Analisa Tingkat Kesesuaian dan Kesenjangan Antara Kepentingan dan Persepsi digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat persepsi dan mengidentifikasi terjadinya kesenjangan antara kepentingan pengguna STA Sumillan dengan persepsi (kepuasan) pengguna STA Sumillan. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor persepsi (rata-rata skor persepsi) dengan skor kepentingan (rata-rata skor kepentingan), berdasarkan rumus berikut :
Tk i =
Xi X 100% ..............................................(3) Yi
Dimana : Tki : Tingkat kesesuaian Xi : Skor persepsi (rata-rata skor persepsi) Yi : Skor kepentingan (rata-rata kepentingan)
skor
Nilai kesenjangan yaitu menghitung selisih antara persepsi dengan kepentingan, yang diperoleh dari rata-rata jawaban responden pada setiap variabel. Kesenjangan dapat dirumuskan dengan : Kesenjangan = Nilai Persepsi – Nilai Kepentingan 4. Analisa Sebaran Kesenjangan Kepentingan dan Persepsi dilakukan untuk memetakan kondisi pelayanan dan operasional STA Sumillan berdasarkan variabel-variabel yang telah ditentukan. Untuk dapat memetakan kondisi pelayanan umum dalam kuadran, maka metode perhitungannya dilakukan sebagai berikut : a. Menghitung nilai rata-rata total dari tingkat persepsi dan rata-rata total dari tingkat kepentingan. b. Nilai rata-rata total tingkat kepentingan adalah angka yang menyatakan batas sumbu Y, sedang nilai total rata-rata tingkat persepsi adalah batas sumbu X [5]. 5. Selanjutnya dari analisa diatas, dilakukan Analisa Perumusan Strategi digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi yang sebaiknya diterapkan di STA Sumillan dalam mengoptimalkan dan meningkatkan pelayanan STA Sumillan khususnya dari pelayanan umum dan operasional. [1]
A-215 ISBN 978-979-18342-1-6
Analisa Faktor Analisa faktor dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12 dengan hasil sebagai berikut : 1. Petani : sub variabel yang direduksi adalah kios sarana produksi tani, kenyamanan lingkungan STA, kebersihan, rasa aman, keramahan pengelola dan keberadaan pedagang pengumpul di luar STA. Sub variabel yang tereduksi tidak akan dimasukkan dalam analisa selanjutnya. 2. Pedagang : sub variabel yang direduksi adalah tempat sortasi dan pengemasan, gudang penyimpanan, tempat penampungan sampah, kapasitas tampung pedagang, ketersediaan tenaga kerja/buruh angkut, harga wajar dan relatif stabil dan ketepatan penyediaan komoditi. Sub variabel yang tereduksi tidak akan dimasukkan dalam analisa selanjutnya. 3. Pembeli : sub variabel yang direduksi adalah kemudahan keterjangkauan/aksessibilitas, keinginan dan kesepakatan pelaku agribisnis, tata letak, ketersediaan tenaga kerja, dan ketepatan penyediaan komoditi. Sub variabel yang tereduksi tidak akan dimasukkan dalam analisa selanjutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN setelah dilakukan penyebaran kuesioner selanjutnya data yang diperoleh diuji validitas dan reliabilitas. Uji Validitas dan Reliabilitas Dari hasil pengolahan kuesioner kepada pengguna STA (petani, pedagang, dan pembeli) yang berjumlah 260 responden diperoleh angka koefisien korelasi semua sub variabel lebih besar dari pada angka kritik, sehingga semua sub variabel kepentingan dan persepsi, dinyatakan memenuhi syarat validitas dan dapat digunakan untuk analisis data selanjutnya. Tabel 1. Uji Reliabilitas Responden pengguna STA Sumillan Variabel
Reliabilitas
Keterangan
Petani
Pedagang
Pembeli
Kepentingan
0,904
0,960
0,961
Reliabel
Persepsi
0,910
0,949
0,947
Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 1, nilai croncbach’s alpha (α) variabel ≥ dari 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan untuk mencari faktor dominan yang menyebabkan STA Sumillan belum berfungsi secara optimal adalah reliabel. Sehingga dapat dilanjutkan ke analisa selanjutnya.
Analisa Tingkat Kesesuaian dan Kesenjangan Antara Kepentingan dan Persepsi Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Tingkat Kesesuaian dan Kesenjangan Responden Pengguna STA Sumillan Rata-rata No 1. 2. 3.
Responden Petani Pedagang Pembeli
Tingkat Persepsi (X) 2,97 3,10 3,05
Tingkat Kepentingan (Y) 4,26 4,03 3,91
Dari hasil nilai (Tabel 2) rata-rata responden pengguna STA Sumillan tersebut, terlihat bahwa nilai rata-rata persepsi masih lebih rendah dari nilai ratarata kepentingan, serta rata-rata nilai kesenjangan kepentingan dan persepsi semua menghasilkan kesenjangan negatif.
Tingkat Kesesuaian (Tki) 69 % 76 % 78 % 1. 2. 3. 4.
Analisa Sebaran Kesenjangan Kepentingan dan Persepsi Berdasarkan hasil pemetaan tingkat kesesuaian persepsi dan kepentingan pengguna STA Sumillan, diperoleh sub variabel yang menempati kuadran A sebagai kuadran prioritas utama penanganan, di mana sub variabel tersebut dianggap sangat penting namun pelaksanaannya masih belum memuaskan, sehingga dapat diketahui gap yang paling besar penyebab STA Sumillan belum berfungsi optimal berdasarkan kepentingan dan persepsi pengguna STA Sumillan. Variabel tersebut adalah :
5.
Nilai Kesenjangan -1,30 -0,93 -0,86
Variabel fasilitas yang terdiri dari kios sarana produksi tani, tempat bongkar muat, ruang informasi, koperasi, tempat parkir dan WC umum. Variabel sosial yang terdiri dari kenyamanan STA Variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari ketertiban pedagang Variabel pemasaran yang terdiri dari ketersediaan sarana angkutan dan jaringan distribusi/pemasaran yang cepat dan murah Variabel produk yang terdiri dari harga yang wajar dan relatif stabil
Analisa Perumusan Strategi Diagram strategi digunakan untuk mengetahui posisi strategi yang telah dirumuskan dari hasil interaksi matrik evaluasi faktor-faktor internal dan eksternal. Dasar penentuannya adalah dari hasil penghitungan skor masing-masing sub variabel, yang terdapat dalam matrik evaluasi faktor-faktor internal dan eksternal. Adapun diagram strategi STA Sumilan, dapat dilihat pada Gambar 2.
A-216 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
Peluang Eksternal Kuadran III Strategi turn around 1,454 −0,05 Meminimalkan kelemahan internal untuk 0,718 memanfaatkan peluang Kelemahan Internal
1,371
Kuadran IV Strategi defensif meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Kuadran I Strategi agresif menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Kekuatan Internal
1,322
Kuadran II Strategi diversifikasi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
0,736 Ancaman Eksternal
Gambar 2. Diagram Strategi STA Sumillan Dari Gambar 2 terlihat bahwa posisi strategi STA Sumillan menunjukan strategi turn around (Kuadran III), yaitu berupaya meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dengan demikian, strategi yang sebaiknya diterapkan di STA Sumillan dalam mengoptimalkan dan meningkatkan pengelolaan STA khususnya dari pelayanan dan operasional, adalah : 1. Penyediaan dan penambahan fasilitas yang belum tersedia dengan memanfaatkan lahan yang ada dan dukungan kebijakan penyediaan anggaran STA sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan memfungsikan fasilitas yang telah ada. Fasilitas yang perlu disediakan antara lain, kios sarana produksi tani, tempat bongkar muat, koperasi, tempat parkir sedangkan fasilitas yang perlu difungsikan antara lain WC umum dan sarana angkutan. 2. Menyediakan biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup, dengan memanfaatkan kebijakan penyediaan anggaran STA Sumillan dan melalui sumber-sumber yang berpotensi mendatangkan pendapatan bagi STA Sumillan. 3. Meningkatkan kenyamanan STA dan menertibkan pedagang sebagai efektivitas dan peluang hubungan kerjasama pengelolaan / pengembangan STA. 4. Penyediaan informasi yang jelas, lengkap dan akurat tentang informasi harga, pasar sasaran dan pertanian/agribisnis sebagai efektivitas dan peluang hubungan kerjasama pengelolaan STA dengan pihak lain. Kemauan dan kemampuan pengelola dalam penyediaan informasi sangat penting artinya bagi pelaku agribisnis khususnya petani, dalam membantu memperbaiki harga, mensinkronkan permintaan / kebutuhan pasar, merubah pola pikir ke arah agribisnis, pola tanam dan pengembangan akses pasar.
1.
2.
Berdasarkan hasil pemetaan tingkat kesesuaian kepuasan dan kepentingan pengguna STA Sumillan (petani, pedagang dan pembeli), diperoleh sub variabel yang menempati kuadran A sebagai kuadran prioritas utama penanganan, di mana sub variabel tersebut dianggap sangat penting namun pelaksanaannya masih belum memuaskan, sehingga dapat diketahui faktorfaktor yang menyebabkan STA Sumillan tidak berfungsi optimal berdasarkan kepentingan dan kepuasan pengguna STA. Dalam diagram strategi, memperlihatkan bahwa posisi strategi STA Sumillan menunjukan strategi turn around (Kuadran III), yaitu berupaya meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada.
DAFTAR PUSTAKA [1] Rangkuti, F. (2005), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [2] Riduwan (2004), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung. [3] Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1996), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. [4] Widayat (2004), Metode Penelitian Pemasaran Aplikasi Software SPSS, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang [5] Supranto, J. (2006), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Cetakan Ketiga, PT.Rineka Cipta, Jakarta.
KESIMPULAN A-217 ISBN 978-979-18342-1-6
Halaman ini sengaja dikosongkan
A-218 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009