STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA DI PULAU BAWEAN KABUPATEN GRESIK
MOHAMMAD RAMLI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA DI PULAU BAWEAN KABUPATEN GRESIK
MOHAMMAD RAMLI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN MOHAMMAD RAMLI. Strategi Pengembangan Wisata di Pulau Bawean Kabupaten Gresik. Dibimbing oleh ENDANG KOESTATI SRI HARINI MUNTASIB dan AGUS PRIYONO KARTONO. Pulau Bawean memiliki objek wisata potensial yang tersebar di darat dan di laut. Di dalamnya terdapat cagar alam dan suaka margasatwa serta Rusa Bawean (Axis kuhlii) yang merupakan spesies endemic pulau tersebut. Pengembangan bawean sebagai tujuan wisata untuk meningkatkan ekonomi lokal dan untuk mengurangi ancaman terhadap sumberdaya alam yang ada di Pulau Bawean. Penelitian tentang studi pengembangan wisata di Pulau Bawean dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:(a) Mengidentifikasi objek dan daya tarik wisata yang terdapat di Pulau Bawean, (b) Menyusun rencana pengembangan wisata di Pulau Bawean. Pengambilan data yang dilakukan meliputi sumberdaya alam dan budaya, pengelola, masyarakat, karakteristik pengunjung dan pendukung. Metode pengambilan data menggunakan tiga metode yaitu studi pustaka, observasi lapang dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) analysis, AHP (Analytical Hierarchy Process) dan Deskriptif. Nilai analisis SWOT menunjukkan: kekuatan 2,530; kelemahan 0,773; peluang 1,15; ancaman 1,89; sehingga melalui proses perhitungan faktor internal dan eksternal, maka wisata pulau bawean berada pada kuadran dua yaitu pada posisi antara kekuatan dan ancaman. AHP menunjukkan nilai dari masing-masing dukungan sebagai berikut: masyarakat 0,438; pemerintah daerah 0,384; sarana dan prasaran 0,095; pengunjung 0,04; dan pemerintah provinsi dan swasta 0,043. Sehingga jika dilakukan perhitungan untuk menentukan skala prioritas diperoleh nilai sebagai berikut: penangkaran rusa 0,206; danau kastoba 0,220; pantai slayar 0,097; pantai pasir putih 0,114; pulau gilidan noko 0,233; air terjun 0,076; air panas 0,054. Strategi untuk mengembangkan Pulau Bawean sebagai tujuan wisata adalah dengan menggunakan seluruh sumberdaya potential bawean sebagai objek wisata, memperkuat kerjasama diantara stakeholder dan meningkatkan kualitas fasilitas wisata. Prioritas tertinggi pengembangan objek wisata bawean adalah Pulau Gili dan Noko.
Kata kunci: Bawean, wisata, SWOT, AHP
PERNYATAAN Dengan
ini
saya
menyatakan
bahwa
skripsi
berjudul
Strategi
Pengembangan Wisata di Pulau Bawean Kabupaten Gresik adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi dan lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 28 Oktober 2009 Mohammad Ramli E34103047
Judul
: Strategi Pengembangan Wisata di Pulau Bawean Kabupaten Gersik
Nama
: Mohammad Ramli
NRP
: E34103047
Departemen
: Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Menyetujui, Komisi Pembimbing Ketua
Anggota
Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, M.S. NIP. 19550410 198203 2 002
Dr. Ir. Agus P. Kartono, M.Si. NIP. 19660221 199103 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakutas Kehutanan IPB
Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr. NIP. 19611126 198601 1 001
Tanggal:
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil Alamin, penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi pemilik segala yang hidup dan yang mati atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Strategi Pengembangan Wisata di Pulau Bawean Kabupaten Gresik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan bagi sang revolusioner baginda Muhammad SAW. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh stakeholder dalam mengambil kebijakan ke depan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga menjadi acuan yang bisa dipertanggung jawabkan dan dapat memberikan manfaat serta dipergunakan sebagai mana mestinya.
Bogor, 28 Oktober 2009 Mohammad Ramli E34103047
RIWAYAT HIDUP Penulis adalah putra ke empat dari empat bersaudara,dari pasangan Samsu’din (almarhum) dan Masyani. Penulis dilahirkan di Pamekasan pada tanggal 12 April 1983 dan menikah dengan Kurnita Sari, S.hut. pada tahun 2008. Saat ini telah dikaruniai seorang anak yaitu Razita Adwa Ramadhani. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1997 di SDN 2 Sotabar. Sekolah Menengah Pertama penulis selesaikan pada tahun 2000 di SLTPN 1 Pasean. Sekolah Menengah Atas penulis selesaikan pada tahun 2003 di SMUN 3 Pamekasan, pada tahun tersebut penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Departeman Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor penulis aktif di berbagai organisasi, antara lain: Komandan Resimen Mahasiswa IPB, Litbang Resimen Mahasiswa IPB, PJS Ketua KPG Hira Himakova, Wakil Ketua Gasisma (Keluarga Mahasiswa Madura) Bogor, anggota AFSA (ASEAN Forest Student Association), anggota Himakova, panitia Gebyar Himakova, Ketua Panitia Diklatsar KPG Hira Himakova. Penulis pernah melakukan Praktek Pengenalan dan pengelolaan Hutan(P3H) di Getas Jawa Timur, Cilacap dan Baturraden Purwokerto. Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Ujung Kulon. Selain itu, penulis juga bekerja di Navigator Indonesia dan IPB Outbound sebagai outdoor trainer, PT TIM sebagai Sales Marketing Executive. Gelar Sarjana Kehutanan Penulis Peroleh dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Wisata di Pulau Bawean Kabupaten Gresik di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. E.K.S. Harini Muntasib, M.Si. dan Dr. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib, M.S. dan Bapak Dr. Agus Priyono Kartono, M.Si. selaku pembimbing pertama dan pembimbing kedua atas segala kesabaran dan kerja kerasnya dalam membimbing perjalanan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Surdiding Ruhendi, M.Sc. dan Dr. Sri Wilarso Budi R, M.S. yang telah berkenan sebagai penguji. Semuga semua saran dan kritik yang diberikan menjadi penyempurna skripsi ini. Terima kasih penulis tujukan kepada almarhum ayah, bunda, kakak-kakak, istri dan ananda tercinta atas segala perannya dalam mendukung penulis selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini juga penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata atas segala fasilitas dan bantuannya, para ustad dan santri PPM Al-Ihya Darmaga atas dukungan spiritualnya, keluaga besar KSHE 40, teman, kerabat dan relasi yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ BAB I
BAB II
i iii v vii
PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1 1.2 1.3
Latar Belakang ..................................................................... Tujuan .................................................................................. Manfaat ................................................................................
1 3 3
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
4
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Pariwisata ............................................................................. Ekowisata ............................................................................. Penawaran dan Permintaan Wisata ...................................... Pengembangan Wisata ......................................................... Analisis SWOT .................................................................... AHP (Analytical Hierarchy Process) ..................................
4 7 8 13 20 23
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................
25
3.1 3.2 3.3 3.4 3.4
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... Bahan dan Alat .................................................................... Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................ Metode Pengumpulan Data ................................................. Metode Analisis Data ..........................................................
25 25 26 28 31
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...........................
40
4.1 4.2 4.3
Kondisi Fisik Pulau Bawean ................................................ Kondisi Biologi Pulau Bawean ............................................ Kondisi Ekonomi Sosial Masyarakat ...................................
40 41 43
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
48
Karakteristik Pengunjung .................................................... Motivasi Pengunjung ........................................................... Objek Wisata di Pulau Bawean ............................................ Fasilitas dan Layanan .......................................................... Analisis SWOT .................................................................... Analysis Hirarchy Process .................................................... Pengembangan wisata Pulau Bawean ..................................
48 51 55 75 78 93 100
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
113
Kesimpulan .......................................................................... Saran ....................................................................................
113 114
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN ..................................................................................................
115 118
BAB V
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7
6.1 6.2
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian .............................................
30
2
Beberapa unsur dan variabel dalam analisis SWOT ...............................
32
3
Matriks faktor strategi internal dan strategi eksternal .............................
33
4
Skala banding berpasangan .....................................................................
36
5
Spesies burung yang menghuni Pulau Bawean .......................................
43
6
Karakteristik Pengunjung ..........................................................................
48
7
Jumlah pengunjung Pulau Bawean ...........................................................
50
8
Motivasi Pengunjung .................................................................................
51
9
Objek Wisata di Pulau Bawean .................................................................
55
10 Objek Wisata Unggulan di Bawean ..........................................................
57
11 Objek Wisata Budaya Religius dan Sejarah di Pulau Bawean ................
58
12 Kesenian di Pulau Bawean ........................................................................
61
13 Kerajinan dan makanan khas Pulau Bawean .............................................
65
14 Objek Wisata Alam Pulau Bawean ...........................................................
66
15 Fasilitas dan Layanan Wisata Pulau Bawean ............................................
76
....................
79
.................
82
18 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor peluang
......................
84
19 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor ancaman
....................
86
20 Kriteria penilaian dan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam menggunakan metode SWOT ...........................................................
87
21 Nilai prioritas pengembangan objek wisata unggulan di Pulau Bawean untuk setiap elemen pada level tiga .............................................
95
22 Potensi interpretasi pada tiap jalur interpretasi lingkungan ......................
109
23 Kegiatan wisata yang dikembangkan di Pulau Bawean ............................
110
24 Rencana kegiatan wisata di Pulau Bawean ...............................................
110
25 Jenis Fasilitas Pendukung interpretasi yang direncanakan dan fungsinya ...................................................................................................
111
16 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor kekuatan 17 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor kelemahan
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1
Diagram alur program interpretasi ...........................................................
19
2
Diagram analisis SWOT ..........................................................................
21
3
Matrik SWOT ..........................................................................................
22
4
Berbagai keuntunganAnalytical hierarchy process .................................
24
5
Peta lokasi penelitian Pengembangan Objek Wisata di Pulau Bawean Kabupaten Gresik ......................................................................
25
6
Kerangka pemikiran penelitian ................................................................
27
7
Variabel analisis SWOT ..........................................................................
32
8
Hirarki keputusan untuk pengembangan wisata Pulau Bawean ..............
37
9
Curah hujan rata-rata Pulau Bawean selama 30 tahun ..............................
40
10 Suhu rata-rata Pulau Bawean selama 30 tahun..........................................
40
11 Kuburan Bersejarah di Pulau Bawean .......................................................
59
12 Peninggalan ersejarah di Pulau Bawean ....................................................
60
13 Kesenian Pulau Bawean ............................................................................
63
14 Bangunan khas Bawean .............................................................................
64
15 Kerajinan khas Bawean .............................................................................
65
16 Objek wisata pantai ...................................................................................
68
17 Objek wisata air panas ...............................................................................
69
18 Objek wisata Danau Kastoba.....................................................................
70
19 Objek wisata air terjun...............................................................................
74
20 Analisis SWOT Pulau Bawean ..................................................................
89
21 Matrik internal eksternal............................................................................
90
22 Matrik SWOT ............................................................................................
92
23 Nilai dukungan terhadap pengembangan objek wisata di Pulau Bawean ......................................................................................................
94
24 Nilai prioritas pengembangan objek wisata unggulan di Pulau Bawean ......................................................................................................
97
25 Transportasi menuju Pulau Bawean ..........................................................
102
26 Jalur transportasi di Pulau Bawean............................................................
103
27 Kondisi jalan di Pulau Bawean ..................................................................
103
28 Hotel di Pulau Bawean ..............................................................................
104
24 Jalur interpretasi wisata di Pulau Bawean .................................................
108
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1
Quisioner untuk pengunjung dalam rangka pengembangan wisata ..........
118
2
Panduan wawancara ................................................................................
123
3
Kriteria penilaian dan pengembangan objek wisata alam mengunakan metode SWOT ....................................................................
125
Quisioner dalam rangka pengambilan keputusan pengembangan wisata Pulau Bawean ...............................................................................
130
4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memberikan peluang bagi setiap daerah untuk mengelola sumberdayanya sendiri dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menghasilkan PAD yang sebesar-besarnya. Salah satu sasaran yang menjadi andalan dalam rangka mencapai tujuan tersebut adalah pariwisata. Agar dukungan pariwisata bisa maksimal dan optimal perlu adanya pengelolaan yang baik (kebijakan dan pelaksanaan lapangan). Kabupaten Gresik yang secara administratif berada pada wilayah tingkat I Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strategis karena berdekatan dengan ibu kota Jawa timur yaitu Surabaya. Posisi tersebut menjadi peluang bagi Kabupaten Gresik untuk meraih keuntungan dengan menjadi destinasi wisata bagi masyarakat ibu kota provinsi Jawa Timur dan sekitarnya. Gresik memiliki objek dan daya tarik wisata yang beragam, salah satunya adalah Pulau Bawean. Pulau yang berjarak 80 mil dari daratan Kabupaten Gresik memiliki potensi wisata tidak hanya terdapat pada wilayah daratan tetapi juga pada wilayah perairannya. Danau, pantai, gugusan gunung semua tersaji dalam keadaan alami. Melihat
aset dan potensi yang ada, Pulau Bawean layak
dikembangkan sebagai tujuan wisata yang hingga saat ini belum tergarap. Sejumlah obyek wisata alam yang ada antara lain Pantai Ria Gili Barat, kampung nelayan yang indah dan bersih,
Danau Kastoba, Pantai Selayar,
hamparan pasir putih, sumber air panas, serta air terjun yang memiliki daya tarik tersendiri. Masih ada empat pantai lainnya di gugusan kepulauan ini yaitu pantai Tinggen dan makam panjang. Di ujung pantai Tinggen terdapat makam Sembodo yang biasa di sebut makam panjang dengan panjang 11 meter dan lebar 2 meter. Di pantai ini ombak sangat tenang sehingga memungkinkan wisatawan untuk berlayar dengan perahu sampan atau rakit sambil memancing. Pantai Labuhan yang juga berombak tenang.
Rumah Pesanggrahan peninggalan Kolonial yang bersih dan asri pintu dan jendela besar dan tinggi, dikejauhan tampak barikade penahan gelombang yang dibuat oleh belanda. Terumbu karang yang masih alami diharapkan bisa menarik jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik. Prioritas peluang pengembangan wisata bahari di Pulau Bawean dapat diarahkan ke beberapa lokasi yaitu: Pantai Tanjung Geen, Taman Laut Noko, Pulau Gili Barat dan Timur, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Labuhan Tanjung Ori dan Labuhan Kumalasa. Kondisi wilayah yang bergunung dan berbukit dengan hutan yang tumbuh di atasnya menjadikan pulau yang hanya memiliki dua kecamatan ini memiliki udara yang sejuk dan air pegunungan yang bersih. Wilayah hutan yang berstatus Cagar Alam dan Suaka Margasatwa membuat hutan Bawean terus terjaga dan menghiasi gunung-gunungnya. Keberadaan Rusa Bawean yang merupakan satwa endemik pulau tersebut menjadikannya layak sebagai tujuan riset. Objek wisata lainnya yang turut menghiasi Pulau Bawean adalah keanekaragaman seni budaya dan sejarahnya. Keanekaragaman ini dipengaruhi oleh akulturasi budaya yang dibawa oleh perantau pendahulunya yang mendiami Pulau Bawean. Dari sisi sejarah, Bawean memiliki sejarah yang cukup panjang dan unik. Hal ini bisa dilihat dari bukti-bukti yang masih utuh. Peluang pengembangan wisata di Bawean bisa dilihat dari kunjungan rutin yang dilakukan oleh penduduk Bawean yang telah berdomisili di luar negeri (Singapura dan Malaysia). Pengunjung ini merupakan pengunjung potensial yang secara rutin datang ke Bawean untuk berwisata. Hal ini disebabkan adanya kedekatan batin antara pengunjung tersebut yang dulunya merupakan masyarakat asli Bawean dengan Pulau Bawean. Maka tujuan kunjungannya tidak semata-mata berwisata menikmati keindahan alam melainkan juga untuk bernostalgia. Melihat potensi Pulau Bawean yang cukup banyak, meliputi wilayah daratan dan lautan dimasa mendatang akan menjadi tujuan wisata yang cukup potensial. Hal ini harus diimbangi oleh pengembangan infrastruktur seperti sarana transportasi dan sarana pariwisata lainnya agar Bawean menjadi tujuan wisata yang paling diminati.
1.2
Tujuan Penelitian tentang studi pengembangan wisata di Pulau Bawean dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut: (a) Mengidentifikasi objek dan daya tarik wisata yang terdapat di Pulau Bawean (b) Menyusun rencana pengembangan wisata di Pulau Bawean
1.3
Manfaat Manfaat hasil penelitian ini adalah teridentifikasinya objek dan daya tarik
wisata di Pulau Bawean sehingga menjadi bahan acuan bagi pemerintah daerah dalam mengembangkannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pariwisata Istilah wisata merupakan padanan kata tour (dalam bahasa inggris).
Walaupun dalam bahasa Sansekerta istilah wisata memiliki pengertian yang sama dengan perjalanan. Secara etimologi tour berasal dari kata torah (bahasa Ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa Latin) yang berarti alat untuk membuat lingkaran, dalam bahasa Perancis Kuno disebut tour yang berarti mengelilingi sirkuit. Kata wisata jika dilihat dari sudut pandang perusahaan perjalanan, wisata diartikan sebagai sebuah perjalanan yang terencana, yang disusun oleh perusahaan perjalanan dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin agar membuat peserta wisata merasa puas (Suyitno, 1999). Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyebutkan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan diri, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah
dan
pemerintah
daerah.
Kepariwisataan
adalah
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Marpaung (2002) mendefinisikan pariwisata sebagai suatu perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Sedangkan pelajaran pariwisata adalah suatu pelajaran untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi, fisik, dan kesejahteraan sosial wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata. Waluyo (2007) menyatakan bahwa wisata adalah perjalanan seseorang/kelompok ke destinasi wisata (travel). Destinasi pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur daya tarik, fasilitas, aksesibilitas,
masyarakat dan ada informasi yang bisa menarik wisatawan untuk datang, yang satu dan lainnya saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan, termasuk manajemen dan regulasi. Wisatawan adalah seseorang/ kelompok yang melakukan perjalanan ke destinasi wisata. Waluyo (2007) membagi wisatawan menjadi wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara, pengunjung (pelancong). Wisatawan nusantara adalah penduduk Indonesai yang melakukan perjalanan di wilayah territorial Indonesia bukan untuk bekerja atau sekolah, dengan jangka waktu kurang dari enam bulan ke objek wisata komersial (bertransaksi), menginap di akomodasi komersial (bertransaksi), jarak perjalanan lebih dari 100 Km (PP) yang bukan merupakan lingkungan sehari. Wisatawan mancanegara adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan di luar negara asalnya (Country of Residence), selama kurang dari 12 bulan pada suatu destinasi tertentu, dengan tujuan perjalanan tidak untuk berkerja atau memperoleh penghasilan. Perlu diperhatikan bahwa (1) orang yang bekerja di perbatasan negara; (2) Imigran baik yang permanen, sementara, atau nomaden; (3) Pengungsi; serta (4) Diplomat, Konsulat, dan Anggota Angkatan Bersenjata yang menempati pos tugasnya, tidak termasuk ke dalam kategori wisatawan mancanegara. Pelancong atau pengunjung adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke obyek wisata komersial selama satu hari pp. (one day trip) ) tanpa menginap di akomodasi komersial. Wisata berbeda dengan perjalanan pada umumnya, karena suatu perjalanan dikatakan wisata apabila memiliki karakteristik sebagai berikut: (Suyitno 1999) 1) Bersifat sementara, dalam jangka waktu pendek (waktu yang ditentukan) pelaku wisata akan kembali ke tempat asalnya. 2) Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata, dan lain-lain. 3) Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek dan atraksi wisata daerah atau bahkan negara secara berkesinambungan. 4) Perjalanan dilakukan dalam suasana santai. 5) Memilki tujuan tertentu yang pada dasarnya untuk mendapatkan kesenangan.
6) Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi, karena uang yang dibelanjakannya dibawa dari tempat asal. Secara sosiologis, Urry (1990) dalam Pinata dan Gayatri (2005) menyebutkan bahwa pariwisata memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1). Pariwisata adalah aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang. 2). Hubungan-hubungan manusia terjadi karena adanya pergerakan manusia yang bersifat sementara (transitory) dan berbeda dengan perpindahan penduduk secara permanen. 3). Dilihat dari sisi wisatawan, pariwisata adalah aktivitas yang dilakukan pada tempat dan waktu yang tidak normal yang hanya bersifat sementara dan pelaku mempunyai keinginan yang pasti untuk kembali ke situasi normal atau ke habitat asalnya. 4). Tempat atau atraksi yang dinikmati oleh wisatawan (the touris gaze) adalah tempat dan/atau peristiwa yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan atau penghidupan wisatawan. Ko (2001) membagi objek wisata berdasarkan peruntukannya, yakni: objek wisata alam untuk umum dan objek wisata alam minat khusus. 1) Objek wisata alam untuk umum Objek wisata umum diminati oleh hampir semua wisatawan biasa dan dapat dikunjungi oleh banyak orang dalam satuan waktu tertentu tanpa menimbulkan dampak negatif yang berarti pada objek wisata itu sendiri. Termasuk dalam kategori objek wisata untuk umum adalah air terjun, danau, pantai bukit, gunung dan beberapa gua yang memiliki kriteria: a. Aman, tanpa resiko terkena musibah b. Nyaman, tidak mengotori badan, gampang mencapai lokasi dan sangat mudah melaksanakan kunjungan tersebut. c. Tidak memiliki nilai kepetualangan. d. Indah, yaitu memilki nilai estetika, keindahan panorama yang ia kunjungi e. Waktu kunjungan singkat
f. Mengunjunginya dianggap sebagai hiburan. Sering dilakukan bersama keluarga, teman-teman sekantor atau sekolah sebagai kegiatan santai akhir pekan atau liburan 2) Objek wisata alam minat khusus Objek Wisata Minat Khusus hanya diminati segmen pasar terbatas.peminatnya adalah muda-mudi yang gemar berpetualang dan melakukan eksplorasi ke lokasi-lokasi jauh, terpencil dan belum dikenal atau jarang didatangi manusia.
2.2
Ekowisata Ekowisata merupakan pengelolaan alam dan budaya masyarakat dengan
pendekatan konservasi yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan (Nurfatriani dan Efida 2003). Di dalamnya terdapat suatu konsep pengembangan pariwisata yang mencakup aspek pelestarian terhadap lingkungan alam maupun budaya yang menjadi andalan pariwisata, aspek edukasi bagi wisatawan, serta partisipasi masyarkat dengan tetap memberikan peluang keuntungan ekonomi bagi pengusaha (Gunawan 2003). The International Ecotourism Society (2005) menyatakan,
Ekowisata
merupakan perjalanan yang bertanggung jawab ke kawasan alami untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Selanjutnya Honey (1999) dalam Drumm dan Moore (2005) memberikan versi yang lebih detail, ekowisata adalah perjalanan ke kawasan yang rentan, murni, dan biasanya dilindungi, yang berusaha menekan dampak negatif sekecil mungkin dan biasanya dilakukan dalam sekala kecil. Ekowisata membantu mendidik wisatawan; menyediakan dana bagi konservasi; manfaat secara langsung berupa perkembangan ekonomi dan kekuatan politik
bagi masyarkat lokal; dan
membantu menghargai perbedaan budaya dan hak asasi manusia. The Quebec Declaration on Tourism (2002) menyatakan bahwa, ekowisata mencakup prinsip wisata yang berkelanjutan dan prinsip dibawah ini yang membedakannya dari wisata yang berkelanjutan yang luas konsepnya: 1) berkontribusi secara aktif bagi konservasi warisan alam dan budaya, 2) melibatkan
masyarakat
lokal
dan
pribumi
dalam
perencanaannya,
pengembangan dan operasinya, berkontribusi bagi pendapatan mereka, 3) menterjemahkan maksud warisan alam dan budaya kepada pengunjung,
4) memberikan kebebasan lebih bagi bagi pelancong, sebagaimana pengelolaan perjalanan Sifat dari ekowisata menyebabkananya menjadi alat yang berharga bagi konservasi. Implementasinya bisa (Drumm & Moore 2005): 1) memberikan nilai ekonomi bagi pengelolaan ekosistem yang terdapat di kawasan dilindungi. 2) secara langsung meningkatkan pendapatan bagi kawasan konservasi 3) meningkatkan pendapatan masyarakat lokal baik secara langsung dan tidak langsung 4) menciptakan insentif bagi kegiatan konservasi yang terdapat di dalam masyarakat lokal 5) membangun jaringan konservasi lokal, nasional dan internasional 6) mempromosikan penggunaan sumberdaya alam secara berkelanjutan dan 7) mengurangi ancaman bagi keanekaragaman hayati. Ekowisata merupakan wisata yang berkelanjutan, karena melalui proses yang baik (UNEP 2002) yaitu: 1) mendahulukan partisipasi pendapat dari seluruh stakeholder 2) jaminan yang sama bagi seluruh takeholder yang berpartisipasi aktif dan efektif 3) mengakui hak penduduk setempat yang berkata ”tidak” bagi pengembangan pariwisata–dan secara lengkap memberitahukan, peserta yang aktif dan efektif dalam kegiatan pengembangan wisata di dalam masyarakat, daratan, dan wilayah, dan 4) memajukan cara penduduk asli dan masyarakat lokal untuk mengontrol dan melindungi sumberdaya mereka.
2.3
Penawaran dan permintaan Wisata Pariwisata dilihat dari sisi ekonomi muncul dari empat unsur pokok yang
saling terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yakni: permintaan atau kebutuhan, penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri, pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya dan pelaku atau aktor yang menggerakkan katiga elemen tersebut (Damanik & Weber 2006).
Secara umum, penawaran wisata mencakup yang ditawarkan oleh destinasi pariwisata kepada wisatawan yang riil maupun yang potensial. Penawaran dalam pariwisata menunjukkan khasanah atraksi wisata alamiah, dan buatan manusia, jasa-jasa maupun barang-barang yang kira-kira akan menarik orang-orang untuk mengunjungi suatu negara tertentu (Wahab 2003). Marpaung (2002) menyatakan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan/ atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah/ tempat tertentu. Waluyo (2007) menyatakan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menarik pada sebuah atau berbagai destinasi pariwisata yang memiliki unsur alam, budaya, dan/ atau minat khusus yang bersifat unik, khas, dan/ atau langka. Objek dan daya tarik wisata tersebut yang ditawarkan kepada wisatawan yang disebut dengan produk (product) dan pelayanan (service) wisata (Damanik & Weber 2006). Freyer (1993) dalam Damanik & Weber (2006), menyatakan bahwa produk wisata adalah semua produk yang diperuntukkan bagi atau dikonsumsi oleh seseorang selama melakukan kegiatan wisata, sedangkan jasa adalah layanan yang diterima wisatawan ketika mereka memanfaatkan (mengkonsumsi) produk tersebut (Damanik & Weber 2006). Elemen penawaran wisata menurut Damanik & Weber (2006) sering disebut sebagai triple A’s yang terdiri dari atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Atraksi diartikan sebagai objek wisata (baik yang bersifat tangible maupun intangible) yang memberikan kenikmatan kepada wisatawan yang terdiri dari alam, budaya, dan buatan. Unsur lain yang melekat dalam atraksi ini adalah hospitally, yakni jasa akomodasi atau penginapan, restoran, biro perjalanan, dan sebagainya. Aksesibilitas
mencakup
keseluruhan
infrastruktur
transportasi
yang
menghubungkan wisatawan dari, ke dan selama di daerah tujuan wisata (Inskeep 1994 dalam Damanik & Weber 2006). Amenitas adalah infrastruktur yang sebenarnya tidak langsung terkait dengan pariwisata tapi sering menjadi bagian dari kebutuhan wisatawan, seperti Bank, penukaran uang, telekomunikasi, usaha persewaan (rental), penerbit, dan penjual buku panduan wisata, seni pertunjukan (teater, bioskop, pub dan lain-lain).
Wahab (2003), menyatakan bahwa penawaran pariwisata ditandai oleh tiga ciri khas utama: 1) Merupakan penwaran jasa-jasa. Artinya sesuatu yang ditawarkan itu tidak mungkin ditimbun dan harus dimanfaatkan dimana produk itu berada. 2) Yang ditawarkan itu bersifat kaku (rigit). Artinya suatu produk wisata yang ditawarkan tidak bisa atau sulit sekali dirubah sasaran penggunaannya di luar pariwisata. 3) Penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang-barang dan jasa-jasa yang lain. Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam system klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi (Marpaung 2002): 1) Daya tarik alam 2) Daya tarik budaya 3) Daya tarik buatan manusia Walaupun demikian ada yang membagi jenis objek dan daya tarik wisata ini ke dalam dua kategori saja, yaitu (Marpaung 2002): 1) Objek dan daya tarik wisata alam 2) Objek dan daya tarik wisata sosial budaya Wahab (2003) membagi unsur-unsur pariwisata berupa alamiah yang terdiri dari sumber-sumber alam dan hasil karya buatan manusia. 1) Sumber-sumber alam a. Iklim: udara yang lembut, bersinar matahari, kering dan bersih b. Tata letak tanah dan pemandangan alam: daratan, pegunungan yang berpanorama indah, danau, sungai, pantai, bentuk-bentuk yang unik pemandangan yang indah, air terjun, daerah gunung merapi, gua dan lainlain c. Unsur rimba: hutan-hutan lebat, pohon-pohon langka, dan sebagainya. d. Flora dan fauna: tumbuhan aneh, barang-barang beragam jenis dan warna, kemungkinan memancing, berburu dan bersafari foto binatang buas, taman nasional dan taman suaka binatang buas, dan sebagainya.
e. Pusat-pusat kesehatan: sumber air mineral alam, kolam Lumpur berkhasiat untuk mandi, sumber air panas untuk penyembuhan penyakit, dan sebagainya 2) Hasil karya buatan manusia a. Yang berciri sejarah, budaya dan agama: Monumen dan peninggalan bersejarah masa lalu, tempat-tempat budaya (museum, gedung kesenian, tugu peringatan), perayaan-perayaan tradisional (karnaval, upacara adat), bangunan-bangunan raksasa dan biara-biara keagamaan. b. Prasarana-prasarana: prasarana umum (air bersih, listrik, telekomunikasi), kebutuhan pokok hidup modern (rumah sakit, bank, pusat perbelanjaan), prasarana wisata (penginapan, hotel, warung, desa wisata, tempat kemah), tempat rekreasi dan olahraga. c. Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang: pelabuhan udara dan laut, kereta api dan alat transportasi darat lainnya, kapal. d. Sarana pelengkap: umumnya sarana pelengkap ini bersifat rekreasi dan hiburan misalnya: bioskop, kasino, night club, kedai-kedai dan lain-lain. e. Pola hidup masyarakat: cara hidup bangsa, sikap, makanan dan sikap pandangan hidup, kebiasaannya, tradisinya, adat istiadatnya, semua itu menjadi kekayaan budaya yang menarik wisatawan ke Negara tersebut. Damanik & Weber (2006) menyatakan kualitas produk yang baik terkait dengan empat hal, yakni keunikan, otentisitas, originalitas, dan keragaman. Keunikan diartikan sebagai kombinasi kelangkaan dan daya tarik yang khas melekat pada suatu objek wisata. Originalitas atau keaslian mencerminkan keaslian dan kemurnian, yakni seberapa jauh suatu produk tidak terkontaminasi oleh atau tidak mengadopsi model atau nilai yang berbeda dengan nilai aslinya. Otentisitas mengacu pada keaslian yang dikaitkan dengan derajat kecantikan atau eksotisme budaya sebagai atraksi wisata (Kontogeorgopoulos 2003 dalam Damanik & Weber 2006). Diversitas produk artinya keanekaragaman produk dan jasa yang ditawarkan. Tujuannya agar wisatwan dapat lebih lama tinggal dan menikmati atraksi yang bervariasi serta akhirnya memperoleh pengalaman wisata yang lengkap.
Setyono (2003) menyatakan unsur yang paling penting yang menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan wisata adalah: 1) Kondisi alamnya, contoh hutan hujan tropis atau terumbu karang 2) Keanekaragaman hayati/ flora-fauna yang unik, langka dan endemik, seperti raflesia, badak jawa, komodo dan orang utan 3) Kondisi fenomena alamnya, seperti: Gunung Krakatau dan Danau Kalimutu 4) Kondisi adat dan budayanya, seperti: Badui, Toraja, Bali dan Sumba. Di sisi lain yang berpengaruh terhadap perkembangan dunia pariwisata karena kondisi lingkungan yang semakin rusak, sehingga kondisi lingkungan yang natural merupakan atraksi utama bagi wisatawan (Marpaung 2002). Unsur penting lainnya yang mempengaruhi permintaan wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata. Faktor lain yang turut berperan adalah aksesibilitas yang semakin mudah pada produk dan objek wisata. Distribusi pendapatan yang lebih merata dan penghasilan yang meningkat juga ikut andil dalam mendorong semakin banyaknya permintaan perjalanan wisata (Damanik & Weber 2006). Pendidikan yang semakin meningkat membuat wawasan seseorang semakin luas. Keingintahuan dan minat untuk mempelajari sesuatu yang baru ikut meningkat. Selain itu aspirasi terhadap tempat dan budaya yang berbeda semakin tinggi. Variabel lain adalah ketersediaan waktu. Kebijakan pemerintah untuk menggabungkan hari libur ke akhir atau awal pekan menjadi waktu luang yang bisa digunakan untuk berlibur (Damanik & Weber 2006). Suwantoro (1997) mengidentifikasi empat kelompok faktor yang mempengaruhi penentuan pilihan daerah tujuan wisata seperti: 1) Fasilitas: akomodasi, atraksi, jalan, tanda-tanda petunjuk arah. 2) Nilai estetis: pemandangan (panorama), iklim, tempat bersantai, cuaca. 3) Waktu/ biaya: jarak dari tempat asal (rumah), waktu dan biaya perjalanan, harga/ tarif pelayanan. 4) Kualitas hidup: keramah tamahan penduduk dan bebas dari pencemaran. Yoeti (2007), kecenderungan memilih suatu daerah tujuan karena: 1) Faktor biaya apakah rendah atau relatif tinggi. 2) Bagaimana situasi politik didaerah tujuan tersebut
3) Bagaimana kendaraan menuju kesana? Tersedia setiap waktu atau comfortable 4) Faktor angan–angan (Elimination factor) terhadap tempat yang dikunjungi. Waktu luang, uang, sarana dan prasarana merupakan permintaan potensial wisata. Permintaan potensial ini harus ditransformasikan menjadi permintaan riil, yakni pengambilan keputusan wisata. Pengambilan keputusan belangsung secara bertahap, mulai dari tahap munculnya kebutuhan, kesediaan untuk berwisata, sampai
keputusan untuk berwisata itu sendiri. Masing – masing fase ini
mempunyai kegiatan yang spesifik (Damanik & Weber 2006).
2.1 Pengembangan Wisata Pengembangan pariwisata disuatu daerah harus memiliki tujuan yang jelas sebagai mana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 pasal 4 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yaitu: 1.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2.
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
3.
Menghapus kemiskinan
4.
Mengatasi pengangguran
5.
Melestarikan alam, ligkungan, dan sumberdaya
6.
Memajukan kebudayaan
7.
Mengangkat citra bangsa
8.
Memupuk rasa cinta tanah air
9.
Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
10. Mempererat persahabatan antar bangsa Yoeti (1997) menyatakan perencanaan pariwisata harus memiliki prinsip sebagai berikut: 1. Perencanaan pengembangan kepariwisataan hendaknya termasuk dalam kerangka kerja dari pembangunan ekonomi dan sosial budaya yang hidup di Negara tersebut. 2.
Menghendaki pendekatan terpadu (integrate-approach) dengan sektor – sektor lainnya yang banyak berkaitan dengan bidang kepariwisataan.
3. Pada suatu daerah haruslah di bawah koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara keseluruhan. 4. Perencanaan fisik untuk tujuan pariwisata dibuat dengan memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan, alam dan budaya di daerah sekitarnya 5. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus sesuai dengan lingkungan alam sekitar dengan memperhatikan faktor geografi tidak hanya meninjau dari segi administrasi saja. 6. Rencana dan penelitian untuk pengembangan kepariwisataan harus memperhatikan faktor ekologi. 7. Selain masalah ekonomi, penting juga memperhatikan masalah sosial yang mungkin ditimbulkan akibat pengembangan pariwisata. 8. Khusus daerah yang dekat dengan industri perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi dan hiburan di sekitar daerah yang disebut sebagai preurban 9. Tidak
membedakan
ras,
agama,
dan
bangsa,
sehingga
perlu
memperhatikan kemungkinan peningkatan kerjasama dengan bangsa – bangsa lain yang menguntungkan. UNEP (2002) juga menyebutkann bahwa, pengembangan wisata yang berkelanjutan seharusnya: 1. Mengoptimalkan penggunaan sumberdaya lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan wisata, mempertahankan proses ekologi yang essensial dan membantu mengkonservasi warisan alam dan keanekaragaman hayati. 2. Menghormati
keaslian
sosial
budaya
masyarakat
setempat,
mengkonservasi bangunan dan warisan budaya tempat tinggal mereka dan nilai-nilai tradisional, dan berkontribusi untuk memahami dan toleran terhadapa budaya mereka 3. Aktif menjamin, operasi ekonomi jangka panjang, menyediakan keuntungan sosial ekonomi kepada seluruh stakeholder yang secara merata mendistribusikan, termasuk jabatan tetap dan peluang memperoleh pemasukan dan pelayanan sosial bagi masyarakat setempat, dan berkontribusi bagi pengurangan kemiskinan.
Pengembangan wisata di Pulau Bawean bagian ke dalam empat bagian yaitu: pengembangan objek dan daya tarik, sarana dan prasarana, masyarakat/ lingkungan dan pengembangan interpretasi wisata. 2.4.1
Pengembangan objek dan daya tarik wisata Marpaung (2002) menyatakan, objek dan daya tarik merupakan dasar bagi
kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik disuatu areal/ daerah tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan, karena potensi obyek dan daya tarik wisata alam merupakan sumberdaya ekonomi yang bernilai tinggi dan sekaligus merupakan media pendidikan dan pelestarian lingkungan. (Nurfatriani & Efida 2003). Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan, jika di suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata. Objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam (Suwantoro 1997): 1.
Objek dan daya tarik wisata alam
2.
Objek dan daya tarik wisata budaya
3.
Objek dan daya tarik wisata minat khusus Objek dan daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun/ dikelola secara
professional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membagun suatu objek wisata harus harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan criteria tertentu. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berasar pada (Suwantoro 1997): 1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih. 2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya 3. Adanya ciri khusus/ spesifikasi yang bersifat langka. 4. Adanya sarana/ prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir 5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya. 6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan (Suwantoro 1997): 1. Kelayakan finansial Kelayakan financial menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek tersebut. Perkiraan untung rugi dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modalpun harus diramalkan. 2. Kelayakan sosial ekonomi regional Kegiatan ini dilakukan untuk melihat dampak dari investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata, yaitu dampak social ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan kerja/ berusaha. Dapat meningkatkan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sector yang lain seperti pajak perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain. 3. Kelayakan teknis Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Pemaksaan pembangunan yang tidak sesuai dengan daya dukung objek wisata tersebut akan berdampak pada berkurang atau bahkan hilangnya daya tarik suatu objek wisata dan ancaman keselamatan bagi wisatawan. 4. Kelayakan lingkungan Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumberdaya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keseraisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam dan manusia dengan Tuhannya. Berdasarkan Undang-Undang No. 10 pasal 6 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyebutkan bahwa dalam pembangunan objek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
2.4.2
Pengembangan sarana dan prasarana wisata Pada dasarnya keberhasilan pengembangan kawasan-kawasan wisata
adalah sangat tergantung dengan kemampuan manajemen dalam mempertemukan sisi supply dan sisi demand secara tepat, pengembangannya harus pula berintikan pembangunan kawasan-kawasan yang dikonservasikan yang diintegrasikan dengan seluruh kekuatan pembangunan baik secara lokal, provinsi, nasional, maupun global. Maka dari itu harus dilakukan penelitian, inventarisasi, dan dievaluasi sebelum fasilitas wisata dikembangkan suatu area tertentu. Hal ini penting agar perkembangan daya tarik wisata yang ada sesuai dengan keinginan pasar potensial dan untuk menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai (Marpaung 2002). Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunannya harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berbagai sarana yang harus disediakan di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kaulitatif yang menunjukkan mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Prasarana wisata tersebut harus perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Pelaksanaan perlu adanya kordinasi antar berbagai instansi terkait dengan intansi pariwisata. Koordinasi di tingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi
di
tingkat
pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya
pembangunan pariwisata. Peran pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilisasi manusia antar daerah dan sebagainya, yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja masyarakat. 2.4.3
Pengembangan masyarakat/ lingkungan Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran
wisatawan tersebut dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh wisatawan. Maka dari itu masyarakat di sekitar objek wisata perluy mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Kegiatan yang harus dilakukan adalah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh keuntungan dari wisatawan yang membelanjakan uangnya. Para wisatawanpun akan untung karena mendapat pelayanan yang memadai dan juga mendapatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya. Selain masyarakat sekitar objek wisata, lingkungan alam sekitar objek wisatapun harus diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan tercemar. Maka dari itu perlu adanya upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata. Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya inipun kelestariannya tidak bolh tercemar oleh budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi setiap wisatawan yang berkunjung. 2.4.4
Pengembagan interpretasi wisata Interpretasi adalah proses komunikasi yang didesain untuk menyatakan
maksud dan hubungan antara warisan budaya dan alam kita kepada publik (pengunjung) melalui interaksi langsung dengan objek, artifak, lanskap, atau situs (Veverka 1998).
Kegiatan interpretasi diselenggarakan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengunjung, dan dengan cara mempertemukan pengunjung dengan obyek-obyek interpretasi, sehingga pengunjung dapat memperoleh pengalaman langsung melalui panca inderanya seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, ataupun perabaan (Muntasib 2003). Obyek interpretasi adalah segala sesuatu di dalam suatu kawasan yang digunakan sebagai obyek (bahan utama) dalam penyelenggaraan interpretasi. Obyek interpretasi secara garis besar dapat dibagi 2 yaitu, objek interpretasi sumberdaya alam dan sumberdaya budaya (Muntasib & Rachmawati 2003). Manfaat interpretasi (Setiawati 2003) 1.
Unsur edukasi
2.
Unsur Komunikasi
3.
Pemanfaatan pengetahuan alam
4.
Pemenfaatan pengetahuan lokal
5.
Unsur pengemasan
6.
Memberikan nilai tambah unutk satu paket kegiatan wisata yaitu kepuasan pengunjung, nilai ekonomi dan sosial
7.
Alat untuk mencapai tujuan: wisata yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan
8.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran baik pengunjung maupun masyarakat setempat. Secara singkat prinsip dasar program interpretasi dapat digambarkan
dalam diagram alur pada Gambar 1. yaitu (Setyono 2003): Kegiatan Interpretasi
Pengunjung Tertarik
Mengerti
Ikut Melestariakan
Tidak Menggangguu
Memahami
Gambar 1. Diagram alur program interpretasi
Beberapa hal yang difasilitasi dalam pengembangan interpretasi (Setiawati 2003): 1. Identifikasi potensi sumberdaya 2. Menentukan topik utama dari produk yang akan dikembangkan 3. Mengembangkan desain jalur interpretasi 4. Mengidentifikasi hal-hal menarik/ pendalaman identifikasi materi (alam, pengetahuan lokal, budaya dan sebagainya) 5. Menentukan tema (lebih spesifik dari topik utama) 6. Melakukan kompilasi dan penyederhanaan materi 7. Mengemas bahan interpretasi 8. Meningkatkan kemampuan calon interpreter 9. Menyusun standar operasi 10. Membuat evaluasi Sharpe (1982) menyatakan bahwa media interpretasi secara tradisional dibagi ke dalam 2 kategori yaitu, pelayanan personal dan non personal. Pelayanan personal atau pelayanan langsung, di sini pengunjung berinteraksi langsung dengan spesialis interpretasi melalui petugas informasi, aktivitas langsung, percakapan dengan kelompok atau interpretasi kehidupan dan demontsrasi budaya. Pelayanan non personal atau pelayanan tidak langsung, dalam hal ini pengunjung berinteraksi hanya dengan spesialis interpretasi. Mereka di sajikan informasi menggunakan perlengkapan yang disediakan oleh interpreter. Perlengkapan terebut berupa, audio, media tertulis, papan tanda (petunjuk), label, publikasi, panduan aktiviats sendiri, pameran dalam ruangan.
2.2 Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan ekternal Opportunities dan Threats. Analisis SWOT membandingkan antara faktro eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats)
dengan
faktor
internal
(weaknesses) (Rangkuti 2003).
Kekuatan
(strengths)
dan
Kelemahan
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti 2003). Sedangkan menurut Kotler (2002), analisis SWOT merupakan evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis
SWOT
membandingkan
antara
faktor
internal
Peluang
(opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) Gambar 2 (Rangkuti 2003). Peluang
3. Mendukung strategi turnaround
1. Mendukung strtegi agresif
Kelemahan Internal
Kekuatan Internal
4. Mendukung strategi defensif
2. Mendukung strategi diversifikasi
Ancaman Gambar 2. Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2003)yang menguntungkan. Pada situasi ini terdapat Kuadran 1 : Ini merupakan situasi
kekuatan dan peluang yang bisa dimanfaatkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy) Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, namun pada kondisi ini masih terdapat kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/ pasar) Kuadran 3 : kondisi ini terdapat peluang yang sangat besar, tetapi lain pihak terdapat kelemahan internal. Sehingga strategi yang dijalankan adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan baik. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, kondisi ini terdapat berbagai ancaman dan kelemahan internal. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matriks SWOT yang terdapat pada Gambar 3. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi mampu disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternaif strategis (Rangkuti 2003). STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
Tentukan faktor kekuatan internal
Tentukan faktor kelemahan internal
STRATEGI SO
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
IFAS
EFAS OPPORTUNIES (O) Tentukan faktor peluang ekternal TREAHTS (T) Tentukan faktor ancaman eksternal
Gambar 3. Matrik SWOT (Rangkuti 2003) a. Strategi SO Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. a. Strategi ST Strategi ini adalah menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk untuk mengatasi ancaman.
b. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. c. Strategi WT Strategi didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.3 AHP (Analytical Hierarchy Process) Analytical Hierarchy Process (AHP) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Proses Hirarki Analitik (PHA) adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diiginkan darinya. Proses ini memberi suatu kerangka bagi partisipasi kelompok dalam pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan (Saaty 1993). Proses ini dapat diterapkan pada banyak persoalan nyata dan terutama berguna untuk pengalokasian sumber daya, perencanaan, analisis pengaruh kebijakan, dan penyelesaian konflik. AHP sebagai suatu rancangan baru terhadap pemecahan persoalan dan pengambilan keputusan memilki keuntungan yang disajikan pada Gambar 4. Pengambilan keputusan berdasarkan AHP menggunakan bilangan untuk menggambarkan suatu relatif pentingnya suatu elemen di atas yang lainnya. Nilai itu memuat skala perbandingan antara 1 sampai 9. pengalaman telah membuktikan bahwa skala dengan sembilan satuan dapat diterima dan mencerminkan derajat sampai mana kita mampu membedakan intensitas tata hubungan antar elemen.
Kesatuan: PHA memberi satu model tunggal yang mudah dimenberti, luwes untuk aneka ragam persoalan.
Pengulangan proses: PHA memungkinkan orang memperluas definisi mereka pada suatu persoMoore dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan
Kompleksitas: PHA memadaukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan system dalam memecahkan persoalan kompleks
Penilaian dan consensus: PHA tak memaksakan consensus tapi mensintesis suatu hasil yang reepresentatif dari berbagai penilaian yang berbedabeda
Saling ketergantungan: PHA dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu system dan tak memaksakan pemikiran linier
Tawar menawar: PHA mempertimbangkan prioritas-prioritas relative dari berbagai factor system dan memungkinkan orang memilih alternative terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka
AHP
Sintesis: PHA menuntut ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternative
Penyusunan hirarki: PHA mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilahmilah elemen-elemen suatu system dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsure yang serupadalam setiap tingkat
Pengukuran: PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas
Konsistensi: PHA melacak konsistensi logis dari pertimbanganpertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas Gambar 4: Berbagai Keuntungan Proses Hirarki Analitik
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Mei – Agustus 2008. Tempat penelitian disajikan pada Gambar 5.
PETA SEBARAN DESA DI PULAU BAWEAN
Sumber: PPLH IPB
Gambar 5 Peta Lokasi Penelitian Studi Pengembangan Wisata di Pulau Bawean Kabupaten Gresik 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Buku Field Guide
Pengenalan Burung dan Mamalia, Borang, Pedoman Wawancara dan Peta Pulau Bawean. 3.2.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Alat tulis, Kamera, GPS (Global Positioning System) atau Kompas dan Binokuler, Field Guide.
3.3 Kerangka Pemikiran Penelitian Otonomi daerah memberika peluang bagi setiap daerah untuk mengelola sumberdayanya sendiri dalam rangka meningkatkan perumbuhan ekonomi dan menghasilkan PAD yang sebesar-besarnya. Salah satu sasaran yang menjadi andalan dalam rangka mencapai tujuan tersebut adalah pariwisata. Kabupaten Gresik yang secara administratif berada pada wilayah tingkat I Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strategis karena berdekatan dengan ibu kota Jawa Timur yaitu Surabaya. Posisi tersebut menjadi peluang bagi Kabupaten Gresik untuk meraih keuntungan dengan menjadi destinasi wisata bagi masyarakat ibu kota provinsi dan sekitarnya. Gresik memiliki objek dan daya tarik wisata yang beragam, salah satunya adalah Pulau Bawean yang di dalamnya terdapat danau, pantai, gugusan gunung semua tersaji dalam keadaan alami. Melihat aset dan potensi yang ada, Pulau Bawean layak dikembangkan sebagai tujuan wisata. Namun hingga saat ini belum tergarap. Meskipun banyak daya tariknya, namun akses dan sarana transportasinya masih belum siap seutuhnya. Maka dari itu perlu adanya rencana strategis dalam pengembangannya sehingga Pulau Bawean menjadi tujuan wisata yang paling diminati, yaitu melalui pengumpulan data dan informasi mengenai Pulau Bawean. Pengumpulan data dan informasi tersebut dilakukan dengan menelusuri berbagai literatur dan wawancara dengan masyarakat setempat, pengunjung, dan instansi terkait. Secara skematis, kerangka pemikiran penelitian pengembangan Pulau Bawean disajikan pada Gambar 6.
Pulau Bawean Kabupaten Gresik Memiliki potensi Belum dikelola dengan baik Pendukung terbatas
Penelitian
Teknik Pengumpulan Data Studi Pustaka Observasi Lapang Wawancara
Sumberdaya Alam dan Budaya Kondisi biologi (Flora dan Fauna) Kondisi fisik Peninggalan sejarah
Pengelola (Pemerintah Daerah dan Swasta) Rencana pengembangan wisata Pulau Bawean Pengelolaan oleh masyarakat
Masyarakat Sejarah dan mitos Pengetahuan sumberdaya Pemanfaatan sumberdaya Partisipasi dan interaksi
Karakteristik Pengunjung Keinginan Tujuan Aktifitas Obyek yang menarik Harapan
Pendukung Infrastruktur Sarana dan prasarana
Analisis SWOT AHP Deskriptif
Luaran Rencana pengembangan wisata dan interpretasi wisata Pulau Bawean
Gambar 6 Kerangka pemikiran penelitian pengembangan Pulau Bawean
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data melalui beberapa tahap yaitu: studi literatur, observasi lapang dan wawancara. Studi literatur dimaksudkan untuk menghimpun data sekunder yang diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku, laporanlaporan, peta-peta dan bentuk publikasi lainnya, terdiri dari: kondisi umum, fisik, biologi, sejarah dan peta Pulau Bawean. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data lebih lanjut mengenai lokasi penelitian. Tujuannya untuk melengkapi data yang diambil secara langsung dilapangan.
Kegiatan wawancara ditujukan kepada berbagai
pihak, antara lain: 1. Wawancara pengunjung dilakukan untuk mengetahui data mengenai karakteristik penngunjung (jenis kelamin, umur, asal, tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan, dll) jalur yang dilalui, obyek/kawasan yang dikunjungi dan saran pendapat pengunjung terhadap fasilitas wisata di lokasi tersebut. 2. Wawancara dengan pengelola dan Pemerintah Daerah (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) dimaksudkan untuk mengetahui perencanaan wisata, fasilitas, serta rencana pengembangan Pulau Bawean dimasa yang akan datang. 3. Wawancara dengan Dinas Perhubungan tujuannya untuk mengetahui sarana angkutan di Pulau Bawean. 4. Wawancara dengan Dinas Pekerjaan Umum tujuannya untuk mengetahui perencanaan jalur transportasi (aksesibilitas) untuk menuju ke lokasi wisata. 5. Wawancara dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) tujuannya untuk mengetahui sumber energi listrik yang akan digunakan di Pulau Bawean dan strategi perencanaannya. 6. Wawancara dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) tujuannya untuk mengetahui rencana pembangunan di Pulau Bawean, peta batas dan administrasi Pulau Bawean. 7. Wawancara dengan masyarakat di Pulau Bawean dimaksudkan untuk memperoleh sejarah, legenda/mitos, yang ada di Pulau Bawean,
pemanfaatan masyarakat terhadap sumberdaya yang ada di lokasi penelitian. Kegiatan wawancara ini dilakukan secara terpandu dengan menggunakan panduan wawancara. 3.3.2 Data fisik Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui objek wisata yang ada di Pulau Bawean. Objek wisata dapat dikelompokkan kedalam atraksi alam, atraksi budaya, dan sumberdaya peristiwa. Selanjutnya pada masing-masing objek dikumpulkan data topografinya, secara umum meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Selain itu, juga dikumpulkan kondisi iklim mencakup temperatur, kelembaban, serta curah hujan. 3.3.3 Data biologi di Pulau Bawean Data biologi meliputi flora dan fauna yang ada di Pulau Bawean. Satwa yang diambil datanya adalah jenis satwaliar (burung, mamalia, reptil dan amfibi). Data jenis meliputi unik, jenis yang berkelompok serta status satwa tersebut menurut undang-undang. Data flora yang dikumpulkan mencakup jenis dominan, khas/unik, langka/endemik, dilindungi, jenis yang memiliki nilai ekonomi, sosial, ekologi, pengobatan, serta jenis, yang disukai oleh satwa. Keberadaan flora dan fauna diperoleh dari hasil studi pustaka atau informasi dari pengelola. Kemudian dilakukan verifikasi pada setiap lokasi yang diketahui keberadaannya. 3.3.4 Data pengunjung Data pengunjung didapat dari pengelola dan quisioner. Quisioner bertujuan untuk mengetahui pendapat pengunjung tentang kawasan. Penentuan jumlah responden disesuai dengan tujuan (purpossive sampling). 3.3.5 Data sosial budaya Data sosial budaya meliputi data tentang masyarakat dan budayanya, sejarah dan mitos. Data tentang masyarakat dikumpulkan dari hasil wawancara terpandu pada tokoh-tokoh masyarakat di Pulau Bawean. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang Pulau Bawean. Data tentang sejarah dan mitos didapat dari hasil literatur dan wawancara dengan tokoh masyarakat. Data tentang sejarah dan mitos meliputi sejarah Pulau Bawean, dan cerita masyarakat setempat.
3.3.6 Pengelola Data pengelolaan didapat dari hasil wawancara kepada pengelola, wawancara
dilakukan
secara
terpadu,
untuk
mengetahui
menajemen
pengelolaan/organisasi pengelola yang ada (keefektifan pembagian tugas kerja, cara pemecahan masalah, pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan), sumberdaya manusia, kegiatan perawatan, rencana pengembangan, pendapat tentang kondisi Pulau Bawean (setelah dan sebelum dikembangkan), pendanaan, serta jumlah dan kondisi sarana dan prasarana perawatan, dan pelayanan yang ada. 3.3.7 Pemerintah daerah Data dari pemerintah daerah didapat dari hasil wawancara yang dilakukan secara terpandu, data yang dikumpulkan dari pemerintah daerah yaitu persepsi dan rencana pemerintah daerah terhadap wisata, meliputi pendapat tentang kondisi Pulau Bawean, dampak yang dirasakan dengan adanya kegiatan wisata, rencana pengembangan lokasi secara umum, serta kondisi kepariwisataan Kabupaten Gresik. Semua data yang akan diambil baik data primer maupun sekunder disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data yang diperlukan dalam penelitian. No A 1 2
3
4 5
Data
Jenis Data Data Primer Kondisi Fisik Kondisi topografi, curah hujan, iklim, Kawasan suhu dan kondisi tanah Kondisi Biologi Kondisi flora, meliputi jenis, dominasi tumbuh maupun karakteristik tumbuh. Kondisi fauna, meliputi berbagai jenis satwa yang terdapat di Pulau Bawean Pengunjung Jenis kelamin, umur, asal, tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan, jalur yang dilalui, obyek/kawasan yang dikunjungi dan saran pendapat pengunjung terhadap fasilitas wisata di lokasi tersebut Masyarakat Sosial budaya, sejarah, mitos Pengelola Menajemen, sumberdaya manusia, kegiatan perawatan, rencana pengembangan, pendanaan, serta jumlah dan kondisi sarana dan prasarana, perawatan, dan pelayanan yang ada
Metode Studi literatur Observasi lapang dan studi literatur
Quisioner
Wawancara Wawancara
Tabel 1 Lanjutan No 6
B 1 2 3 4 5 6 7
Data Jenis Data Pemerintah Daerah Rencana pengembangan lokasi secara dan Instansi Terkait umum, sarana dan prasarana, (DPU, Dishub, PLN, aksesibilitas, transportasi dll. Bappeda) Data Sekunder Kondisi Fisik Letak, luas wilayah, kondisi iklim, Kawasan curah hujan, suhu, topografi dan tanah Kondisi Biologi Flora fauna Pengunjung Jumlah dan data fluktuasi pengunjung Peta Pulau Bawean Peta batas, peta jalan Aksesibilitas Kondisi jalan, sarana transportasi, jarak tempuh Masyarakat Jumlah, tingkat pendidikan, ekonomi, sosial, budaya Pemerintah Daerah Rencana pengembangan, kebijakan, dan Instansi Terkait tansportasi, listrik, aksesibilitas (DPU, PLN, Dishub)
Metode Wawancara
studi literatur Studi literatur Studi literatur Studi literatur Studi literatur Studi literatur Studi literatur
3.5 Metode Analisis Data 3.6 Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk menilai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam pengelolaan wisata di Pulau Bawean .Kriteria penilaiannya berbentuk
tabel
yang
terdiri
atas
beberapa
kriteria
yang
mampu
mengkombinasikan beberapa kepentingan yang dimaksud, masing – masing kriteria ini memiliki bobot yang berbeda. Penggunaan kriteria penilaian ini dengan menyesuaikan keadaan di lapangan dengan unsur/subunsur yang ada pada tabel penilaian. Nilai (angka) dari unsur-unsur pada masing-masing kriteria yang sesuai dengan kondisi lapangan akan dijumlahkan, selanjutnya hasil dari penjumlahan ini dikalikan dengan angka bobot yang dimiliki masing-masing kriteria untuk mendapatkan nilai bobot. Nilai bobot tiap kriteria dibandingkan dengan tabel klasifikasi pengembangan berdasarkan nilai bobot utuk mengetahui objek yang memiliki potensi lebih dari objek lainnya. Analisis SWOT menjadi sejumlah unsur yang dan variabel yang menjadi fokus kajian disajikan pada Tabel 2 (Damanik dan Weber, 2006). Selanjutnya menempatkan setiap unsur pada suatu tabel sesuai dengan kriterianya yaitu: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang disajikan pada Gambar 7.
Tabel 2 Beberapa unsur dan variabel dalam analisis SWOT Unsur Variabel Atraksi alam Lokasi, jenis, jumlah, mutu, masalah, daya tarik Atraksi budaya Lokasi, jenis, jumlah, mutu, masalah, daya tarik Dampak lingkungan yang potensial Perubahan lingkungan fisik, ekologis, daya dukung Aksesibilitas Daya angkut, akses, mutu, frekuensi, ongkos Pasar Daerah asal, tipe perjalanan, tipe kegiatan Usaha jasa Mutu, kesesuaian dengan pasar, masalah lain Informasi wisata Mutu peta, buku panduan wisata, pemaparan, akurasi dan autentisitas informasi Promosi Efektivitas advertensi, publisitas, kehumasan, insentif, model promosi Organisasi dan kelembagaan Organisasi terkait, hubungan kerja, kemitraan, teamwork pengembangan wisata Komitmen pelaku wisata Dukungan riil berbagai sektor, sikap publik dan masyarakat lokal terhadap pengembangan wisata Kekuatan Daya tarik wisata Sistem promosi dan sasarnnya Akomodasi Fasilitas dan pelayanan Infrastruktur Kelemahan Sulitnya menjumpai flora dan fauna langka Akses menuju objek wisata Kerawanan objek wisata Kerawanan bagi kenyamanan di dalam objek wisata Kelemahan dalam fasilitas dan dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata Kelemahan infrastruktur Kelemahan dalam promosi
Gambar 7 Variabel analisis SWOT
Peluang Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar Ddukungan stakeholders terhadap kegiatan wisata Kondisi strategis dan transportasi Transportasi umum yang melewati lokasi Ancaman Ancaman aktivitas manusia Ancaman bencana alam terhadap objek wisata Ancaman perubahan budaya Ancaman pencemaran
Penentuan strategi pengembangan wisata di Pulau Bawean dengan menggunakan metode SWOT adalah dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang selanjutnya dimasukkan ke dalam suatu matriks IFAS dan EFAS. IFAS (Internal Factor Analysis Strategic) digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan, sedangkan EFAS (External Factor Analysis Strategic) digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman. Pembobotan kedua faktor tersebut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks faktor strategi internal dan strategi eksternal. Bobot Bobot No Faktor Internal Nilai Jumlah (Bobot X Nilai) Awal Akhir* Kekuatan 1 Memiliki variasi bentang 6 0.091 alam 2 Memiliki keunikan 6 0.091 sumberdaya alam 3 Memiliki bangunan dan benda bersejarah atau 6 0.091 tradisional 4 Terdapat kegiatan wisata 6 0.091 alam 5 Memiliki atraksi budaya 6 0.091 6 Ada usaha souvenir/ 6 0.091 kerajinan tangan 7 Adanya kegiatan promosi 2 0.030 8 Memiliki penginapan di dalam dan sekitar objek 3 0.045 wisata 9 Ketersediaan fasilitas dan pelayanan di dalam dan 2 0.030 sekitar objek wisata 10 Tersedia sarana 2 0.030 transportasi 11 Tersedia infrastruktur di dalam dan sekitar objek 2 0.030 wisata 47 Sub Total Jumlah Total Bobot Bobot No Kelemahan Nilai Jumlah (Bobot X Nilai) Awal Akhir* 1 Kesulitan menjumpai flora 5 0.076 fauna 2 Akses menuju objek wisata 1 0.015
Tabel 3 Lanjutan No 3 4
5
6 7
No 1 2 3 4
Kelemahan Adanya kerawanan objek wisata Adanya kerawanan bagi kenyaman di dalam objek wisata Kurangnya fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata Minimnya frastruktur Minimnya promosi Sub Total Jumlah Total Faktor Eksternal Peluang Adanya dukungan masyarakat sekitar Adanya dukungan stakeholder Letak strategis dan transportasi lancar Tersedia transportasi umum yang melewati lokasi Sub Total Jumlah Total
Ancaman No 1 Adanya ancaman aktivitas manusia 2 Adanya ancaman bencana alam terhadap objek wisata 3 Adanya ancaman perubahan budaya 4 Adanya ancaman pencemaran Sub Total Jumlah Total
Nilai
Bobot Awal
Bobot Akhir*
-
3
0.045
3
0.045
-
2
0.030
-
2 3 19 66
0.030 0.045
Nilai
Bobot Awal
Bobot Akhir*
-
5
0.17
-
5
0.17
-
2
0.06
-
2
0.06
Jumlah (Bobot X Nilai)
Jumlah (Bobot X Nilai)
14
Nilai
Bobot Awal 5
-
Bobot Akhir* 0.17
5 -
0.17 3
-
0.1 3
-
0.1 16 30
Keterangan: * = Bobot Awal X Jumlah Bobot Per Faktor
Jumlah (Bobot X Nilai)
Prosedur penyusunan matriks IFAS dan EFAS pada Tabel 3 adalah: 1. Menyusun dalam kolom 2 faktor strategi internal dan eksternal 2. Memberi bobot tiap faktor di kolom 5. Jumlah total semua bobot faktor internal adalah 1.00 demikian pula jumlah total semua bobot dari faktor eksternal, tidak boleh melebihi 1.00 3. Menghitung skor setiap faktor pada kolom 2, berdasarkan skor hasil penilaian di lapangan. 4. Mengalikan skor kolom 2 dengan bobot kolom 5, untuk memperoleh faktor pembobotan kolom 6. 5. Menjumlahkan skor kolom 6 untuk memperoleh nilai total skor pembobotan. Nilai pembobotan menunjukkan bagaimana reaksi terhadap IFAS dan EFAS jumlah skor ini dibuat untuk menentukan prioritas strategi yang tepat. 3.6 AHP (Analytical Hierarchy Process) AHP merupakan metode pengambilan keputusan dengan menggunakan berbagai langkah, yaitu: menetapkan prioritas antar elemen suatu hierarki, mensintesis pertimbangan (penilaian) untuk menghasilkan seperangkat prioritas menyeluruh, mencek konsistensi pertimbangan untuk menghasilkan keputusan akhir. Penilaian yang digunakan adalah skala perbandinga antara 1 dan 9. bilangan ini untuk menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen di atas elemen yang lainnya disajikan pada Tabel 4. Skala dengan sembilan satuan dapat diterima dan mencerminkan derajat sampai mana kita mampu membedakan intensitas tata hubungan antar elemen. Langkah selanjutnya adalah
menyusun AHP, penyusunan ini akan
mempermudah dalam menentukan hirarki keputusan yang akan diambil. Langkahlangkah tersebut adalah: 1. Menyusun hirarki keputusan yang disajikan pada Gambar 8 2. Menentukan kepentingan relatif dari tiap kriteria 3. Mengevaluasi alternatif berdasarkan kriteria 4. Menghitung skor akhir 5. Melaksanakan analisis sinsitivitas
Tabel 4 Skala banding berpasangan Intensitas Pentingnya 1
Definisi Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya
5
Elemen yang satu esensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya
9
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya
2, 4, 6, 8
Nilai-nilai antara diantara dua pertimbangan yang berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Kebalikan
Penjelasan Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah telah terlihat dalam praktik Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan tetinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan antar dua pertimbangan
Pengembangan Wisata Pulau Bawean
Dukungan masyarkat
Penangkaran Rusa Bawean
Dukungan pemerintah daerah
Danau Kastoba
Sarana dan prasarana
Pantai Slayar
Pantai Pasir Putih
Pengunjung
Pulau Gili dan Noko
Dukungan lain (swasta, pemerintah provinsi)
Air Terjun
Sumber Air Panas
Gambar 8 Hirarki Keputusan untuk pengembangan wisata Pulau Bawean
Keterangan: Level1: Tujuan
Level 2: Kriteria
Level 3: Alternativ Objek Wisata
3.6 Analisis deskriptif Data yang dianalisis adalah data dari pengamatan lapangan dan wawancara, meliputi potensi kawasan, pengunjung, kondisi masyarakat sekitar, pengelola kawasan, serta pemerintah daerah. Data-data ini akan digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena atau hubungan antar komponen yang diteliti. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel, grafik, ataupun kurva.
3.6 Pengembangan Wisata Data yang dihasilkan dari studi literatur, wawancara dan observasi langsung di lapangan, semuanya dianalisis melalui berbagai metode, yaitu: AHP, SWOT dan deskriptif. Sehingga bisa disusun sebuah rencana pengembangan wisata di Pulau Bawean. Secara garis besar pengembangan wisata di Pulau Bawean meliputi empat aspek, yaitu: pengembangan objek dan daya tarik, masyarakat dan lingkungannya, sarana dan prasarana serta interpretasinya. Pengembangan objek dan daya tarik wisata meliputi: rencana penyusunan paket wisata, strategi promosi dan lain-lain. Pengembangan masyarakat meliputi: pengembangan atraksi seni dan budaya yang terdapat di dalam masyarakat, pengenalan masyarakat tentang dunia pariwisata melalui gerakan sadar wisata, pengembangan produk lokal sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan wisata. Pengembangan sarana dan prasarana meliputi: aksesibilitas, transportasi, listrik, komunikasi, penginapan, rumah makan, sarana umum dan lain-lain. Pengembangan interpretasi meliputi: papan petunjuk arah, titik pengamatan satwa, peta objek wisata dan sarana pendukung, peta jalur wisata, papan peringatan, deskripsi suatu objek dan lain-lain.
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Fisik Pulau Bawean 1.
Letak, Luas dan Batas Pulau Bawean terletak sekitar 150 km dari Kabupaten Gresik, ke arah utara dari laut Jawa. Letak geografis pulau tersebut ada pada 5o40’ – 5o50’ LS dan 112o3’ – 112o36’ BT. Luas total Pulau Bawean sekitar 190 km2 dengan daerah yang bergunung (400-646 m dpl) berada di sekitar barat dan tengah pulau. Secara administratif pulau ini berada dalam wilayah tingkat II kabupaten Gresik dan terbagi atas dua kecamatan dan 30 desa, dengan rincian Kecamatan Sangkapura terdiri dari 17 desa dan Kecamatan Tambak terdiri dari 13 desa.
2. Topografi Hoogerwerf (1996) berpendapat bahwa Pulau Bawean terbentuk dari sisa-sisa gunung berapi tua. Sekitar 80% dari Pulau Bawean terdiri atas lapisan sedimen batuan tua yang terdiri atas batu kapur, lapisan pasir, tanah liat atau batu cadas. Telaga Kastoba merupakan kawah muda yang menjadi telaga dengan panjang 600 m, lebar 400 m dan dalamnya 140 m Beberapa gunung yang ada di Pulau Bawean antara lain, G. Kestoba, G. Besar (645 m dpl), G. Bajapati (587 m dpl), G. Nangka (411 m dpl), G. Payung-payung (400 m dpl) G. Bengkowang, G. Dedawang (365 m dpl), G. Gadung (345 m dpl), sedangkan yang tertinggi adalah G. Tinggi dengan ketinggian puncaknya 655 m dpl. Pegunungan tersebut berada di bagian tengah pulau dengan keterjalan lereng 5-75 %. 3. Iklim Iklim merupakan sifat cuaca di suatu tempat atau wilayah (Nasir AA 1995). Dengan menggunakan kategori tipe iklim oleh Schmidth dan Ferguson, pulau bawean diklasifikasikan sebagai daerah yang agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diantaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau (Nasir AA 1995). Hujan lebat dan angin kencang terjadi pada bulan Desember sampai Februari selama musim barat. Selanjutnya angin bertiup kurang kencang terutama saat angin timur.
Berdasarkan data curah hujan selama 30 tahun (1970-2000) yang diperoleh dari Kantor Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kec. Sangkapura, menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi pada bulan Desember (369,3 mm) dan Januari (434,4 mm). curah hujan terendah adalah pada bulan Agustus (21,1 mm) dan September (54, 2 mm) data tersebut disajikan pada gambar 9. Keadaan suhu hampir merata hanya terdapat sedikit variasi dalam suhu. Suhu maksimum rata-rata 30,37o C dan suhu minimum rata-rata 24,7o C yang disajikan pada Gambar 10. Curah hujan rata-rata Pulau Bawean selama 30 tahun 500 400 300 200 100 0
(
h u C j u a r n a h m m )
Bulan
Gambar 9. Curah hujan rata-rata Pulau Bawean selama 30 tahun Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kec. Sangkapura 2008. Suhu rata-rata P. Bawean 30 tahun 35 S u h u
30 25
Suhu rata-rata
(
20
Suhu Maksimum
o
)
Suhu minimum
Bulan Gambar 10. Suhu rata-rata Pulau Bawean selama 30 tahun Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kec. Sangkapura 2008.
4. Geologi dan tanah Pulau Bawean terbentuk dari sisa-sisa gunung berapi tua, kira-kira 80% sari daratannya terbentuk dari batu-batu yang bermunculan akibat ledakan. Batu-batu tersebut terlempar keluar melalui batu sedimen tua yang terdiri dari batu-batu kapur, dengan lapisan pasir, tanah liat dan batu bara muda yang melapisinya WWF Indonesia Programme, 1979). Adapun jenis tanahnya, di daerah dekat pantai termasuk jenis alluvial, sebagian besar terdiri dari lumpur dan pasir yang mengendap, pada ketingian 10-30 m di atas areal persawahan merupakan tanah liat berwarna coklat. Sedangkan pada kawasan hutan suaka margasatwa seluruhnya termasuk jenis tanah leucit bearing rocks (Hoogerwerf, 1966). 4.2 Kondisi Biologi Pulau Bawean 1. Ekosistem Keadaan ekosistem Pulau Bawean terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu hutan primer, yang luasnya terbatas hanya di daerah puncak gunung, hutan sekunder dan hutan jati (Semiadi, 2004). ekosistem hutan primer umumnya berada pada lokasi-lokasi yang tinggi dengan komposisi species sangat bervariasi, ekosistem hutan sekunder yang jenis tumbuhannya merupakan campuran dari jenis tumbuhan rimba alam muda dengan tumbuhan belukar dan biasanya terdapat pada ketinggian antara 300-400 m dpl (BKSDA Jawa Timur I, 2003). Ekosistem hutan jati yang tersisa di dua lokasi yaitu di Kawasan Hutan G. Besar dan sebagian kecil di Kawasan Hutan Alas Timur yang diperkirakan tanaman tahun 1970, keadaaan tumbuhan bawahnya pada tegakan jati ini sangat sedikit karena tanahnya berbatu-batu, ekosistem hutan mahoni di Blok Pakeman Kawasan G. Besar diperkirakan tanaman tahun 1961 dengan keadaan tumbuhan bawahnya cukup subur yang terdiri dari beberapa jenis rumput-rumputan dan tumbuhan perdu perdu, ekosistem hutan rawang yang berasal dari hatan tanaman jati yaitu setelah pohon-pohon jatinya ditebang habis, kemudian muncul trubusan jati yang tumbuh bersamaan dengan tumbuhan semak belukar. Hutan rawang ini dijumpai pada hampir semua areal bekas tanaman jati yang ditebang habis (BKSDA Jawa Timur I, 2003).
2. Flora Jenis flora tersebar berdasarkan tipe hutannya. Pada ekosistem hutan primer terdapat pohon dan semak belukar yang variatif. Beberapa jenis diantaranya yaitu pohon sape (Symplocos adenophylla), mangopa (Eugenia lepidocarpa), suren (Dracontomelon mangiferum), kolpo-kolpoan (Nauclea sp), kodhali (Radhermachera gigantae), kenari (Canarium aspermum), kayu bulu (Irvingia malayana), dan bintangur (Calophyllum saigonense). Sedangkan tumbuhan belukar diantaranya adalah bunga busuk (Lantana camara), recem (Gleichenia linearis), ata (Lygodium circinnatum), dan talicaceng (Merremia peltata) (Fakultas Kehutanan UGM, 2004). Ekosistem hutan sekunder terdapat beberapa jenis tumbuhan antara lain: gondang (Ficus variegata), kenyang-kenyang (ficus sp), kayu tutup (Macaranga tanarius) dan palapayan (Anthocepalus indicus). Sedangkan semak belukar pada umumnya sama dengan yang terdapat pada ekosistem hutan primer (Fakultas Kehutanan UGM, 2004). Pada areal hutan produksi merupakan bekas perhutani antara lain
jati (Tectona grandis), mahoni
(Swietenia microphylla), dan akasia (Acasia sp) (BKSDA Jawa Timur I, 2003). 3. Fauna Fauna yang terdapat di Pulau Bawean Bawean jumlahnya terbatas hal ini dipengaruhi oleh luas pulau yang kecil dan terisolir dengan daerah-daerah lain (WWF, 1979) seperti yang tercantum dalam Tabel 5. Mamalia yang terdapat di Pulau Bawean adalah Rusa Bawean (Axis kuhlii), Babi Hutan yang termasuk dalam sub-spesies Sus verrucosus.
musang (Viverricula
malaccensis) dan (Paradoxurus hermaphroditus), landak (Hystrix javanica), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), keluang (Pteropus alecto). Golongan reptilia yang terdapat di Pulau Bawean antara lain, Biawak (Varanus sp.), Penyu (Chelonia mydas), Ular piton (Python reticulatus), Ular coklat (Ahaetulla prasina), Ular pohon (Ahaetulla sp.), Ular welang (Bungarus candidus).
Tabel 5 Spesies burung yang menghuni Pulau Bawean (Fakultas Kehutanan UGM, 2004) No Nama Lokal Nama Latin 1 Perenjak jawa Prinia familiaris 2 Sriti Collocalia esculenta 3 Walet Collocalia fuciphaga 4 Kepodang hutan Oriolus xanthonatus 5 Cinenen jawa Othotomus sepium 6 Cabai jawa Dicaceum trochileum 7 Trucukan Pycnonotus goiavier 8 Cupu-cupu cuping Pycnonotus atriceps 9 Kutilang Pycnonotus aurigaster 10 Beo Gracula religiosa 11 Burung madu sriganti Nectarinia jugularis 12 Burung madu kelapa Anthreptes malaccensis 13 Pergam hijau Ducula aenea 14 Cangak merah Ardea purpurea 15 Cangak abu Ardea cinerea 16 Kuntul besar Egretta alba 17 Elang tikus Elanus caeruleus 18 Elang ular bido Spilornis cheela 19 Cekakak sungai Todirhampus chloris 20 Kuku seloputu Strix seloputo 21 Serak jawa Tyto alba 22 Mandar sulawesi Gallirallus alba 4.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 1.
Jumlah Penduduk Berdasarkan data BPS Kabupaten Gresik tahun 2006, jumlah penduduk Pulau Bawean adalah 71.083 jiwa dengan rincian, Kecamatan Sangkapura yang terdiri dari 17 desa adalah 46.617 jiwa dan Kecamatan Tambak yang terdiri dari 13 desa 24.466 jiwa. jumlah penduduk terbesar berada di Desa Daun Kecamatan Sangkapura yaitu 04.681 jiwa, sedangkan jumlah terkecil berada di Desa Diponggo Kecamatan Tambak yaitu 656 jiwa. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan lebih banyak banyak perempuan, karena sebagian besar laki-laki di Pulau Bawean yang sudah berusia dewasa akan pergi merantau baik itu di dalam negeri maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, serta sebagian kecil di Eropa dan Australia.
2. Mata Pencaharian Pertanian,
perdagangan
dan
perikanan
merupakan
aktivitas
masyarakat Bawean yang bermukim di Pulau Bawean namun lebih dari itu perekonomian masyarakat bawean maju karena ditopang oleh para perantaunya yang tersebar di luar bawean baik dalam negeri maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia dan Thailan. Semakin mudahnya aksesibilitas masyarakat keluar bawean berdampak semakin mudahnya perdangan yang komoditi yang terjadi sehingga mampu mendongkrak perekonomian masyarakat bawean. a. Pertanian Mata pencaharian masyarakat Bawean berhubungan dengan letak masyarakat itu tinggal. Bagi mereka yang tinggal di daerah pantai maka mata pencaharaianya cenderung ke laut yaitu nelayan, sedangkan bagi masyarakat yang letaknya berada agak jauh dari pantai atau yang berada dipinggiran hutan, mata pencahariannya cenderung ke arah pertanian baik itu berkebun, bertani sawah maupun bertani ladang. Sebagian besar petani Bawean adalah petani sawah dengan ahasil utama padi yang diusahakan pada musim hujan, karean pada saat musim kemarau sawah menjadi kering sehingga tidak bisa maksimal untuk bertani. Kondisi sawah yang tadah hujan menyebabkan lahan persawahan pada musim kemarau dibiarkan terlantar tidak ditanami. Bagi sawah yang berdekatan dengan sumber mata air yang berasal dari hutan yang bisa dimanfaatkan pada musim kemarau, sebagaian masyarakat menanami sawahnya dengan tanaman jagung dan kacang. Pada tanah tegalan, pada musim penghujan banyak ditanami jagung, kacang, ubi kayu dan tanaman perkebunan seperti cengkeh, lada, pisang. Serta sebagian masayarakat menanami tanahnya dengan pandan (Pandanus spp) untuk dibuat anyaman tikar dan tas.
Sedangkan pada musim kemarau
tanah menjadi kering sehingga tidak bisa dimanfaatka untuk pertanian. b. Perikanan Nelayan Bawean umumnya menggunakan perahu bermotor ukuran kecil dan ada yang tidak menggunakan motor yang disebut jukung yang
hanya bisa mamuat 1-2 orang. Mencari ikan hanya dilakukan diperairan sekitar bawean saja, para nelayan berangkat dini hari dan pulang pagi harimaksiamal siang. Pada musim angin timur dimana perairan mulai tenang nelayan ramai mencari ikan apalagi pada musim ikan tongkol. Hasil laut bawean banyak dikirim ke Pulau Jawa dalam bentuk ikan pindang. Peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan berupa jala dan pancing yang masih sederhana. c. Perdagangan Aktifitas perdagangan banyak terjadi dipasar-pasar tradisional yang hanya buka dari pagi hari sampai siang hari. Komoditi yang diperdagangkan banyak didatangkan dari pulau jawa menggunakan kapal barang yang berlayar 3-4 kali seminggu. Barang (komoditi) yang perdagangan masyarakat bawean ke luar bawean berupa hasil laut (ikan pindang), hasil perkebunan (cengkeh) dan pertambangan yaitu batu onix yang banyak dibawa ke Tulung Agung untuk dijadikan seni pahatan dan bahan lantai rumah sejenis lantai keramik. d. Perburuan Perburuan yang sering terjadi saat ini bertujuan bukan untuk kepentingan ekonomi melainkan untuk kepentingan keamanan dalam hal ini demi menjaga tanaman pertanian. Perburuan biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berbatasan langsung dengan hutan yaitu berburu Babi Hutan (Sus verrucosus). Berburu babi dilakukan dengan cara berkelompok menggunakan golok dan membawa anjing. Kegiatan ini dilakukan oleh 5-10 orang. Perburuan Rusa Bawean (Axis kuhlii) saat ini jarang terjadi karena semakin sulitnya menemukan satwa endemik bawean tersebut. Perburuan Rusa Bawean sering terjadi sebelum tahun 1980. Perburuan dilakukan dengan menggunakan jaring, anjing dan perangkap berupa galian. Selain pertanian dan perikanan mata pencaharian masyarakat bawean juga peternakan dan perkebunan. Beternak
sapi dan kambing banyak
dilakukan karena selain aman dari pencurian ternak, hijauan juga gampang dicari, sedangkan perkebunan adalah cengkeh, kelapa dan lada.
3. Pendidikan Desa-desa di Pulau Bawean dalam pembangunan infrastrukturnya menghimpun dana dari swadaya masyarakat selain dari bantuan pemerintah yang dikucurkan ke desa. Dana tersebut digunakan untuk membangun sarana ibadah, jalan, sekolah, tempat penampungan air. Dana diperoleh dengan cara, masyarakat dari suatu desa yang dimotori oleh seorang tokoh membuat proposal pengajuan dana yang ditujukan kepada masyarakat Bawean yang ada di Bawean maupun yang ada diluar negeri. Sarana pendidikan yang terdapat di bawean dalam hal ini sarana pendidikan bagi sekolah swasta dibangun dari hasil dana swadaya masyarakatnya. Kalau dibandingkan antara sarana pendidikan sekolah negeri dan swasta lebih bagus sarana pendidikan swasta karena sekolah swasta didukung oleh masyarakat karena sekolah swasta di bawean merupakan sekolah yang memegang kultur masyarkat Bawean yaitu kultur agama Islam. Sarana pendidikan saat ini telah tersebar luas di Pulau Bawean baik sekolah negeri maupun swasta terutama sekolah dasar, sedangkan perguruan tinggi saat ini hanya terdapat di Kecamatan Sangkapura. Sebagian masyarakat Bawean juga pergi ke pulau jawa untuk melanjutkan sekolah baik perguruan tinggi maupun pesantren. Bagi daerah yang berada di pedalaman Bawean sarana pendidikan biasanya berupa sekolah islam yaitu Madrasah Ibtidaiyah yang dibangun oleh komunitas NU. Selain mengenyam pendidikan yang tersedia di sekolah negeri maupun swasta, sebagian masyarakat juga mengenyam pendidikan di pesantren yang disebut mondok. Masyarakat bawean tidak hanya nyantri di bawean saja, bahkan juga tersebar di pesantren-pesantren di jawa dan sebagian kecil sampai keluar negri yaitu Pakistan dan Yordania. 4. Agama Masyarakat bawean mayoritas memeluk agama Kristen sedangkan bagi pemeluk agama lain umunya adalah pendatang. Masyarakat di Pulau Bawean sangat memegang teguh nilai keislamannya hal ini bisa dilihat dari banyaknya masjid dan surau yang dibangun. Bukti lain yang menyebutkan bahwa masyarakat bawean memegang teguh nilai Islam adalah dari tradisi
yang tertanam dimasyarakat semuanya bernuansa islam. Beberapa kuburan ulama dan tokoh di bawean sampai saat ini masih dikeramatkan.
Salah
satunya adalah kuburan sunan walisongo yang meninggal di bawean yaitu Sunang Bonang di Dusun Tampo Desa Pudakit Barat.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Pengunjung Secara keseluruhan pengunjung Pulau Bawean sangat variatif baik dari segi umur, asal, pendidikan dan jenis aktifitas yang dilakukan saat berkunjung ke suatu objek wisata. Objek wisata yang menjadi tempat favorit bagi pengunjung untuk dikunjungi meliput pantai, danau, air terjun dan penangkaran rusa, yang disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik pengunjung No Data Pribadi 1. Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan 2. Umur (tahun): a. <15 b. 16-20 c. 21-30 d. 31-40 e. 41-50 f. 51> 3. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi 4. Pekerjaan: a. Pegawai Negeri Sipil b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Pelajar/ Mahasiswa e. Lainnya 5. Asal Pengunjung: a. Mancanegara b. Domestik
Jumlah
Persentase (%)
35 48
42,17 57,83
23 29 19 9 2 1
27,71 34,94 22,89 10,84 2,41 1,20
14 22 36 11
16,87 26,51 43,37 13,25
12 2 5 42 22
14,46 2,41 6,02 50,60 26,51
1 82
1,20 98,79
1. Jenis Kelamin Kecenderungan
pengunjung
Pulau
Bawean
adalah
perempuan
dibanding laki-laki, karena para lelakinya banyak yang merantau baik dalam negeri (Jawa dan Sumatera) maupun keluar negeri (Malaysia, Singapura, dan Australia). Perbandingan tersebut meliputi perempuan 57,83 % dan laki-laki 43,57 %. Sikap merantau diantara masyarakat Bawean sudah menjadi budaya,
sehingga bagi para pemuda yang sudah cukup usia kurang pas rasanya apabila belum merantau. Disisi lain desakan ekonomi menjadi hal yang lumrah sebagai alasan untuk merantau. Tidak jarang jika banyak penduduk bawean yang menjadi warga Negara di Negara dimana mereka merantau. 2. Umur Berwisata atau berlibur untuk mengisi waktu luang memang menyenangkan, apalagi tempat yang dituju memiliki panorama yang indah karena kealamiannya. Kondisi ini dimanfaatkan masyarakat Bawean terutama bagi para pemuda untuk ,menghilangkan kepenatan disela-sela libur sekolah atau bekerja. Pengunjung dengan umur 16-20 tahun merupakan pengunjung yang terbanyak yaitu 34, 93 %, dibawahnya adalah umur <15 tahun yaitu 27,71% dan pada umur 21-30 tahun adalah 22, 89%. sedangkan pengunjung dengan tingkat umur 31-40 tahun adalah 10, 84 %, umur 41-50 tahun adalah 2, 40%, umur >51 tahun adalah 1,20%. 3. Pendidikan Objek wisata di Bawean memiliki pengunjung dengan tingkat pendidikan yang variatif, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan persentase tertinggi adalah pengunjung dengan pendidikan terakhir sekolah menengah atas yaitu 43,37 %, sedangkan pengunjung dengan tingkat pendidikan sekolah dasar adalah 16,86%, sekolah menengah pertama 26,50%, dan perguruan tinggi adalah 13,25%.
Sebaran tingkat pengunjung ini
menunjukkan bahwa masyarakat Bawean merupakan masyarakat yang menjadikan wisata sebagai bagian dari kebutuhan sehingga wisata sering dilakukan ketika hari libur tiba. 4. Pekerjaan Pekerjaan pengunjung objek wisata Pulau Bawean digolongkan ke dalam empat golongan yaitu pegawai negeri sipil 14, 45%, pegawai swasta 2,40%, wiraswasta 6,02%, dan pelajar/ mahasiswa 50,60%. Pelajar/ mahasiswa merupakan golongan pengunjung yang paling banyak. Hal ini menandakan bahwa pelajar/mahasiswa memiilki waku luang yang lebih untuk melakukan wisata.
5. Asal Meskipun merupakan pulau kecil yang memiliki jarak yang cukup jauh dari pulau utama, Pengunjung Pulau Bawean tidak hanya penduduk lokal, melainkan berasal dari luar negeri terutama dari Singapura dan Malaysia. Perbandingan jumlah tersebut adalah 1,20 % pengunjung mancanegara dan 98,79 % pengunjung domestik. Kecenderungan Negara tersebut sebagai pengunjung Pulau Bawean yang rutin setiap tahun terutama ketika musim libur sekolah tiba, karena antara mereka (pengunjung) memiliki keterikatan batin dengan Pulau Bawean. Keterikatan ini disebabkan karena mereka merupakan masyarkat Bawean yang merantau ke luar negeri puluhan tahun yang lalu dan telah menjadi warga Negara tempat mereka merantau (Malaysia dan Singapura) sejak puluhan tahun yang lalu. Kunjungan mereka tidak hanya semata-mata ingin melihat dan menikmati keindahan Pulau Bawean tetapi karena mereka merasa memiliki kerinduan akan masa kecil mereka. Sehingga ketika mereka datang ke Bawean tidak hanya sendiri atau berdua, melainkan seluruh keluarga mereka yang ada diluar negeri diajak untuk menikmati keindahan objek wisata dan seni budaya Pulau Bawean yang pernah mereka nikmati ketika mereka kecil. Perbandingan pengunjung tersebut disajikan pada Table 7. Tabel 7 Jumlah pengunjung Pulau Bawean (Afandi, 2008) No Tahun Bulan Asing (Orang) 1 2005 Desember 170 2 2006 Desember 185 3 2007 Januari 160 4 2007 Februari 135 5 2007 Maret 750 6 2007 April 305 7 2007 Mei 430 8 2007 Juni 355 9 2007 September 225 Jumlah 2715
Domistik (Orang) 2125 2175 2535 2730 3605 2580 2700 3960 2695 25105
Kedatangan pengunjung tersebut membawa dampak ekonomi bagi masyarakat Bawean. Unit bisnis yang mendapat dampak dari
pengunjung
tersebut adalah rental mobil, makanan, penginapan souvenir (kerajinan) dan pengelola wisata lokal.
5.2 Motivasi Pengunjung Motivasi merupakan hal yang penting dalam melakukan atau mencapai sesuatu, untuk menciptakan motivasi yang kuat perlu ada hal yang menjadi pertimbangan. Begitu juga dengan motivasi untuk berwisata ke suatu objek wisata. Motivasi pengunjung Pulau Bawean tersaji dalam Tabel 8. Tabel 8 Motivasi pengunjung No Uraian 1. Sumber informasi a. Teman b. Media elektronik c. Media cetak 2. Dorongan untuk berkunjung ke objek wisata a. Ketertarikan atas informasi yang diperoleh b. Belum pernah berkunjung sebelumnya c. Mudah dicapai (aksesibilitas baik) d. Biaya murah e. Fasilitasnya lengkap f. Lainnya 3. Tujuan mengunjungi objek wisata a. Piknik b. Menikmati keindahan alam c. Berkemah d. Berbisnis e. Menikmati kebudayaan f. Pendidikan / penelitian g. Mengisi waktu luang h. Lainnya 4. Jumlah kunjungan a. Pertama b. 2 kali c. > 2 kali
Jumlah
Persentase(%)
50 16 17
60,24 19,28 20,48
27
32,93
17
20,73
11 9 9 10
13,41 10,98 10,98 12,20
14 38 9 10 12 -
17,07 46,34 10,98 12,20 14,63
26 24 33
31,71 2927 40,24
Tabel 8 Lanjutan No Uraian 5. Jenis wisata/ kunjungan a. Wisata perorangan b. Wisata kelompok c. Wisata keluarga d. Lainnya 6. Hari Kunjungan a. Hari libur b. Hari biasa 7. Jenis kendaraan yang digunakan a. Motor b. Mobil sewaan c. Kendaraan umum d. Lainnya
Jumlah
Persentase(%)
26 20 21 16
31,71 24,39 25,61 19,51
53 30
64,63 36,59
42 16 13 12
51,22 19,51 15,85 14,63
1. Sumber Informasi Informasi merupakan hal yang penting dalam rangka memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai suatu objek wisata. Informasi dan objek wisata merupakan dua hal yang tidak terpisahkan termasuk sumber yang menyampaikan informasi tersebut, karena ketiganya harus saling melengkapi. Sumber informasi antara lain berupa personal (teman), media cetak,dan media elektronik. Sebagai sebuah pulau yang memiliki pesona alam yang memukau dan belum dikembangkan dengan baik menjadi sebuah destinasi wisata, menyebabkan
Pulau Bawean belum populer dikalangan media massa,
sehingga informasi yang di dapat lebih banyak berasal dari personal yang dalam hal ini berupa teman dengan persentase 60,24%, sedangkan media electronik adalah 19,28% dan dari sumber media cetak 20,48 %. Sumber informasi secara personal (teman) biasanya diperoleh oleh cerita-cerita yang disampaikan oleh masyarakat Bawean baik ke sesama maupun kepada orang lain, seiring berkembangnya teknologi informasi muncul yang namanya situs media Bawean yang menjadi sumber informasi secara elektronik, selain itu adanya peliputan yang dilakukan salah satu televisi swasta juga menjadi sumber informasi secara elektronik. Media cetak yang memaparkan keunikan dan keindahan Bawean secara khusus adalah
Tabloid Pesona Wisata, Media Dinas Pariwisata, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Gresik, yang pernah muncul pada tahun 2006 dan setelah itu tidak muncul lagi. Adapun media cetak lainnya berupa tulisan di Koran, buku-buku dan majalah yang khusus menceritakan tentang Pulau Bawean. 2. Motivasi Pengunjung Motivasi pengunjung adalah sesuatu yang mendorong datangnya seseorang ke suatu objek wisata. Di balik motivasi itu tentu ada hal yang melatar belakanginya sehingga motivasi itu muncul, berbagai hal yang mempengaruhi terjadinya motivasi pengunjung di Pulau Bawean, antara lain: tertarik dengan informasi yang diterima (32,93%), belum pernah berkunjung ke objek tersebut (20,73%), mudah dicapai (13,41%), biaya murah (10,98%), fasilitas lengkap (10,98%), dan lainnya (12,20%). Ketertarikan pengunjung terhadap suatu informasi tentang objek wisata merupakan kunci terbesar yang menyebabkan pengunjung ingin berkunjung terhadap suatu objek wisata, hal ini berkorelasi dengan kondisi dimana pengunjung belum pernah ke objek tersebut, sehingga dengan adanya informasi yang menarik akan memancing dorongan yang lebih kuat. Rata-rata objek wisata di Pulau Bawean memiliki aksesibilitas yang cukup baik sehingga bisa ditempuh baik menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Sedangkan pengunjung yang berasal dari luar
bawean bisa mengaksesnya tiga kali
seminggu dari pelabuhan Gresik. Pengecualian jika bertepatan dengan musim barat, maka akses menuju Pulau Bawean akan terkendala oleh cuaca buruk sehingga kapal tidak bisa diberangkatkan. Fasilitas wisata di Pulau Bawean masih sangat jauh dari memadai, meskipun sebelumnya sudah pernah dibangun fasilitas di tempat tertentu, saat ini kondisinya sudah cukup mengenaskan. 3. Tujuan Mengunjungi Objek wisata Orang berwisata secara otomatis dia keluar dari rutinitas hariannya dengan harapan kembali dengan semangat baru. Terlepas dari itu tentu ada tujuan dibalik kedatangannya ke objek wisata. Pengunjung objek wisata Pulau Bawean bertujuan piknik (17,07%), menikmati keindahan alam (46,34%), menikmati kebudayaan
(10,98%), pendidikan/ penelitian (12,20%), mengisi waktu luang (14,63%). Meskipun di Pulau Bawean tidak hanya memiliki objek wisata alam, melainkan ada juga wisata budaya, kesenian sejarah. Namun bagi pengunjung menikmati pemandangan merupakan hal yang paling diminati. Menikmati keindahan alam dan piknik bisa dilakukan kapan saja, sedangkan menikmati kebudayaan kebudayaan hanya bisa dinikmati pada bulan tertentu seperti: bulan agustus dan bulan maulid dalam kaleder islam. 4. Jumlah Kunjungan Jumlah kunjungan yang dilakukan wisatawan ke berbagai objek wisata di Bawean umumya lebih dari sekali. Persentase perbandingan jumlah kunjungan tersebut adalah: kunjungan yang pertama (31,71%), kunjungan yang kedua (29,27%) dan kunjungan lebih dari dua kali (40,24%). Besarnya kunjungan terhadap objek wisata yang lebih dari satu kali disebabkan oleh kondisi Pulau Bawean yang memiliki jarak tempuh cukup jauh dari pulau utama yaitu Pulau Jawa, sehingga penduduk lokal Pulau Bawean tidak memiliki pilihan lain kecuali berkunjung ke objek yang sama berkali-kali. 5. Jenis Wisata/ Kunjungan Jenis wisata terbagi kedalam tiga bagian yaitu: wisata perorangan, kelompok dan keluarga yang masing-masing memiliki persentase: 24,39%; 31,71%; 25,61% dan sisanya adalah 19,51%. Wisata perorangan merupakan wisata yang dilakukan bersama teman yang biasanya hanya dalam setiap kunjungan yang dilakukan. Wisata kelompok dilakukan oleh sekelompok orang yang jumlahnya bisa diatas sepuluh orang, termasuk didalamnya adalah perpisahan anak sekolah, warga suatu kampung. Wisata keluarga biasa dilakukan oleh suatu keluarga yang terdiri anak, orang tua dan saudara. 6. Hari Kunjungan Pengunjung objek wisata Pulau Bawean meningkat kala musim libur panjang sekolah tiba, baik lokal maupun mancanegara terutama dari Malaysia dan Singapura. Persentase pengunjung pada hari libur dan hari biasa adalah 64,63% pada hari libur dan 36,59% pada hari biasa. Kesempatan libur sekolah dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk berlibur diberbagai objek wisata
Bawean baik bersama keluarga maupun bersama teman. Hari atau waktu libur tersebut adalah pada saat libur panjang yaitu bulan juni-juli. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh pengunjung dari Singapura dan Malaysia karena di Negara tersebut juga sedang libur panjang. 7. Jenis Kendaraan yang Digunakan Kendaraan yang digunakan terdiri dari kendaraan umum berupa mobil jenis Bak terbuka (Mitsubishi), kendaraan sewa berupa Toyota Avanza, Suzuki Carry dan Kijang. Kendaraan pribadi berupa motor. Motor merupakan kendaraan yang paling banyak dengan persentase 51,22%, kendaraan sewaan 19,51% dan kendaraan umum 15,85% sedangkan kendaraan lainnya yang dipakai menuju suatu objek wisata berupa mobil sewaan tapi yang disewa berupa kendaraan umum yaitu 14,63%.
5.3 Objek Wisata di Pulau Bawean Sebagai pulau memiliki jarak yang cukup jauh dan tingkat eksploitasi yang masih rendah dibandingkan dengan pulau utama yaitu Pulau Jawa, Bawean memiliki berbagai jenis objek wisata yang meliputi darat dan laut. Sehingga dengan beragamnya objek tersebut pengunjung bisa menilai sejauh mana pengembangan objek wisata di Bawean bisa dilakukan dan objek wisata mana yang layak untuk dikembangkan demi mendukung kelangsungan wisata di Pulau Bawean. Semua penilaian tersebut disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Objek wisata di Pulau Bawean No Uraian 1 Objek yang paling menarik a. Danau b. Pantai c. Vegetasi d. Satwa e. Gunung f. Lainnya 2. Objek yang bisa dijadikan wisata unggulan a. Danau Kastoba b. Makam Panjang c. Cagar Alam d. Suaka Margasatwa
Jumlah (orang)
%
23 23 9 9 11 8
28,05 28,05 10,98 10,98 13,41 9,76
22 9 4 2
26,83 10,98 4,88 2,44
Tabel 9 Lanjutan No Uraian e. Sumber Air Panas f. Pantai Slayar g. Pantai Ria h. Air Terjun i. Pulau Gili j. Pulau Noko k. Pulau Slayar l. Penangkaran Rusa m. Pantai Tajunggahan n. Lainnya 3. Penjelasan / Cerita Mitos yang diperlukan a. Mitos/ Legenda b. Sejarah c. Deskripsi dan karakteristik mengenai objek tersebut. d. Lainnya 4. Kegiatan dilakukan dilokasi wisata a. Melihat menikmati pemandangan alam b. Melihat satwa c. Melihat vegetasi d. Menjelajah/ tracking e. Penelitian/ pengamatan f. Fotografi g. Camping/ berkemah h. Lainnya
Jumlah (orang) 1 3 4 11 4 5 3 11 2 2
% 1,22 3,66 4,88 13,41 4,88 6,10 3,66 13,41 2,44 2,44
20 24 25
24,39 29,27 30,49
14
17,07
39
47,56
20 12 12 -
24,39 14,63 14,63 -
1. Objek yang Paling Menarik Pulau Bawean memiliki beragam objek yang banyak diminati oleh mayarakat bawean maupun dari luar bawean. Objek wisata tersebut terbagi atas: danau, pantai, vegetasi, satwa, gunung dan lainnya. Masing-masing objek memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Menurut pengunjung objek yang paling menarik adalah danau pantai dengan persentase masing-masing adalah 28,05%; vegetasi dan satwa persentase masing-masing adalah10,98%; gunung 13,41% dan yang lainnya 9,76%. Objek wisata lainnya bisa berupa kesenian,budaya dan sejarah.
2. Objek yang Bisa Dijadikan Wisata Unggulan Sejumlah objek wisata di Pulau Bawean yang meliputi danau, pantai, vegetasi, gunung dan lainnya memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata unggulan. Objek wisata tersebut terdiri dari: Danau Kastoba, Makam Panjang, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Sumber Air Panas, Pantai Slayar, Pantai Ria, Air Terjun,Pulau Gili, Pulau Noko, Pulau Slayar, Penangkaran Rusa, Pantai Tajunggahan, dan lainnya. Persentase dari masing-masing objek tersebut disajika pada Tabel 10. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa Danau Kastoba memiliki persentase tertinggi untuk dijadikan wisata unggulan, nilai di bawahnya adalah air terjun. Tabel 10 Objek wisata Unggulan di Bawean No Objek Wisata 1 Danau Kastoba 2 Penangkaran Rusa 3 Air Terjun 4 makam Panjang 5 Pulau Noko 6 Cagar Alam 7 Pantai Ria 8 Pulau Gili 9 Pantai selayar 10 Pulau Selayar 11 Suaka Margasatwa 12 Pantai Tajunggahan 13 Lainya 14 Sumber Air Panas
Penilaian Pangunjung (%) 26.83 13.41 13.41 10.98 6.10 4.88 4.88 4.88 3.66 3.66 2.44 2.44 2.44 1.22
3. Penjelasan/ Cerita yang Diperlukan Objek wisata di Pulau Bawean semuanya tidak memiliki informasi yang memadai mengenai cerita, legenda/ mitos dan sejarah,sehigga pengunjung tidak mendapatkan informasi apa-apa mengenai objek yang dikunjungi. Informasi mengenai suatu objek wisata sangat penting dalam rangka memberikan pengetahuan kepada pengunjung. Penjelasan mengenai objek wisata meliputi: mitos/ legenda, sejarah, deskripsi objek dan lainnya dengan persentase masing-masing adalah 24, 39%; 29,27%; 30,49% dan 17,07%. Deskripsi mengenai objek memiliki suatu objek memiliki persentase yang paling tinggi, hal ini menunjukkan bahwa penjelasan mengenai suatu
objek merupakan sesuatu yang penting dalam rangka memberikan informasi kepada pengunjung, apa lagi jika objek tersebut berhubungan dengan kehidupan. 4. Kegiatan yang dilakukan di lokasi objek wisata Kegiatan pengunjung yang dilakukan di lokasi objek wisata meliputi, melihat dan menikmati pemandangan, melihat satwa, menjelajah/ tracking, penelitian/ pengamatan. Persentase masing-masing kegiatan tersebut adalah 47,56%; 24,39%; 14, 63% dan 14,63%. Melihat pemandangan merupakan kegiatan wisata yang bisa dilakukan di objek manapun sehingga memiliki persentase paling tinggi. Melihat satwa merupakan kegiatan wisata yang hanya bisa dilakukan di penangkaran rusa, sedangkan menjelajah dan pengamatan/ penelitian biasanya dilakukan oleh siswa dan mahasiswa sehingga persentase dari tiga kegiatan tersebut berada di bawah melihat pemandangan. Berbagai objek wisata tersebut terbagi dalam wisata alam, seni, kerajinan (souvenir), budaya dan sejarah serta kuliner. 1. Wisata Religius dan Sejarah Objek wisata budaya religius dan sejarah tersebar di berbagai desa di Pulau Baweanyang tersaji pada Tabel 11. Objek-objek ini ramai dikunjungi pada musim-musim tertentu. Setiap orang yang memiliki peran penting dalam perkembangan Pulau Bawean makamnya dikeramatkan oleh sebagian masyarakat. Gambar kuburannya disajikan pada Gambar 11. Tabel 11 Objek wisata budaya religius dan sejarah di Pulau Bawean NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
OBYEK WISATA Makam Maulana Umar Mas’ud Makam Pangeran Purbonegoro Makam Cokrokusumo Makam Dora Dan Sembada Makam Jujuk Campa Makam Jujuk Tampo (Sunan Bonang) Makam Jujuk Tokang Makam Waliah Zainab Makam Syekh Yusuf Makam Jujuk Putri
LOKASI Komplek Masjid Jami’i Sangkapura Gunung Malokok Sawah Mulya Nagasari Kotakusuma Tinggen Lebak Kumalasa Tampo Pudakit Barat Pulau Gili Dusun Diponggo Kelompang Gubug Kumalasa
Syeh Ibrahim
Pangeran Cokrokusumo
Umar Mas’ud
Juk Tukang
Waliyah Zainab
Pangeran Purbonegoro
Dura
Sunan Bonan
Gambar 11 Kuburan yang dikeramatkan di Pulau Bawean
Bangunan bersejarah lainnya yang juga tersebar di Pulau Bawean menjadi bukti sejarah panjang pulau tersebut. Dari awal penyebaran agama hindu budha yang di bawa oleh Aji Saka bersama Punakwannya yaitu Dura dan Sembadha yang akhirnya keduanya tewas demi memegang teguh prinsip yang akhrnya keduanya dikuburkan di bawean di tempat terpisah. Ukuran kedua kuburan tersebut tidak wajar untuk ukuran manusia yang berukuran panjang kira-kira 9 meter dan lebar meter. Bukti lain sejarah bawean adalah peninggalan penjajaha belanda yang berupa bangunan rumah dan dermaga serta bukti adanya penyebaran islam oleh Waliyah Zainab dari Jawa yang disajikan pada Gambar 12. Karena letaknya yang strategis, berada di antara pulau jawa dan kalimantan, bawean menjadi semacam pangkalan militer bagi belanda dan pernah dibom oleh jepang. Peristiwa tersebut diabadikan
menjadi
sebuah
nama
dusun
yang
berdekatan
dengan
pelabuhanbelanda, yaitu dusun Bom.
Pelabuhan Belanda
Pesanggrahan
Tugu Belanda
Peninggalan Waliyah Zainab
Gambar 12 Peninggalan sejarah di Pulau Bawean
2. Wisata Seni Budaya Sejumlah kesenian merupakan kesenian asli Pulau Bawean dan ada pula yang merupakan akultursi dengan kesenian luar yang dibawa oleh para pendatang di masa lampau yang tersaji pada tabel 12. Tabel 12 Kesenian di Pulau Bawean NO NAMA SENI BUDAYA 1 Terbang Besar 2 Terbang Besar 3
Korcak/Hadrah
4
Zamrah
5 6 7
Orkes Melayu Band Mandailing
8 9
Dibak Samman
10 11
Kasidah Modern Kercengan
ALAMAT/LOKASI Desa Gunung Teguh Sokela Patar Selamat Tanjung Ori Patar Selamat Gunung Teguh Kepuh Teluk Dalam Padang Jambu Tambak Sawahmulya Kotakusuma Semua Desa Sangkapura dan Tambak Kotakusuma (Grand Funk) Sawahmulya (BEKU) Daun Pudakit Barat Kumalasa Semua Desa Kebun Teluk Dalam Lebak Suwari Sokaoneng Tambak Padang Jambu Semua Desa SeBawean
Sebagian kesenian di Pulau Bawean saat ini masih terus berkembang di Pulau Bawean. Kegiatan kesenian sering ditampilkan diberbagi acara, seperti hajatan, perpisan sekolah dan lainnya yang tersaji pada Gambar 13 (Usman,1996). 1. Bengsawen Sandiwara yang merupakan tontonan yang ditampilkan oleh sekelompok orkes yang berisi cerita tertentu diiringi musik, kidung dan lain-lain 2. Dhungka Musik yang berasal dari tempat untuk menumbuk padi yang dimainkan oleh para perempuan berjumlah 5-9 orang, terkadang diiringi oleh kidung. Jaman
dahulu alat ini dimainkan atau dibunyikan untuk menandakan bahwa akan ada hajatan pernikahan. 3. Dikker Musik dari rebana besar yang belasan jumlahnya dengan diiringi bacaan barsanji 4. Hadrah Tarian kelompok yang dilakukan oleh pemuda yang mengutamakan kekompakan dan keseragaman gerakan. Perlengkapan yang digunakan adalah cincin, rebana, saputangan, senter dan lain-lain, diikuti musik. 5. Jibul Cerita-cerita jaman dahulu yang disampaikan oleh orang buta sambil memegang rebana, kadang-kadang ceritanya dilagukan. 6. Korcak Tarian para pemuda dengan menggunakan rebana yang jumlahnya belasan atau puluhan sambil berkidung yang berisi nasehat, barsanji dan lain-lain. Diikuti rebana dan kentongan. 7. Kercengan Tarian para pemuda dan pemudi yang gerakannya berganti-ganti keatas kebawah atau kekiri kekanan diikuti rebana, kentongan dan lain-lain. 8. Mamaca Karangan Nasehat-nasehat atau rayuan-rayuan berupa pantun yang dilagukan dan dibaca secara berkelompok yang berjumlah tiga orang atau lebih perempuan, ditujukan kepada pengantin atau orang yang punya hajat. 9. Mandiling Tarian lelaki dan perempuan (lelaki yang berdandan seperti perempuan) berpantun sambil berkidung dan dibuyikan gong, beduk, kentongan, rebana, dan lain-lain. Biasanya menggunakan kode lipri kalau mau mengerjakan atau berhenti. 10. Orkes Pertunjukan yang menggunakan alat-alat modern seperti gitar, bass, suling, ketipung, organ, dan lain-lain. Yang dinyanyikan perempuan dan laki-laki biasanya sambil berjoget.
11. Pencak Keahlian beladiri orang Bawean (laki-laki) yang ditampilkan di waktu ada pengantin atau syukuran. Pencak Bawean terdiri dari tiga jenis yaitu, pencak pengantin, pencak kembangan, dan pencak tokolan. 12. Samman Tarian kelompok orang laki-laki yang cepat, kadang-kadang gerakannya lambat. Sambil bergerak kompak, orang-orangnya menyebutkan kalimatkalimat pujian pada Gusti Allah bahkan kadang-kadang kesurupan. 13. Samra Musik dari rebana dan markas yang dimainkan oleh remaja atau perempuan sambil menyanyikan lagu-lagu arab dan Bawean.
Dungkak
Kercengan
Mandiling
Pencak
Gambar 13 Kesenian Pulau Bawean Sebagai pulau yang mayoritas penduduknya beragama islam, Bawean memiliki tradisi yang biasa dilaksanakan setahun sekali yaitu tradisi perayaan maulid nabi Muhammad SAW atau biasa disebut molod. Hal yang unik dari acara maulid nabi di Bawean adalah terletak pada prosesinya yang melalui berbagai tahap. Tahap pertama adalah pembentukan panitia yang terdiri berbagai unsur masyarakat yang nantinya untuk menentukan hari pelaksanaan upacara dan jenis makanan yang harus dipersiapkan atau biasa disebut angkatan. Jenis makanan
yang dibawa bervariasi mulai yang ringan sampai yang berat, termasuk di dalamnya adalah kebutuhan rumah tangga. Di atas tumpukan makanan terdapat lidi yang dihiasi dengan kertas warna warni yang menyerupai bendera. Rencana lain yang dipersiapkan adalah muballigh atau penceramah yang akan hadir saat upaca untuk memberikan
tauziah kepada masyarakat. Demi
memeriahkan acara, diadakan pula perlombaan antar kampung yang meliputi kesenian tradisional dan perlombaan lain yang bersifat islami seperti, lomba tilawatil Quran, adzan dan pembacaan shalawat. Bawean mengalami akulturasi budaya yang diakibatkan oleh percampuran berbagai suku yaitu Jawa, Madura dan Sumatera. Percampuran ini terlihat dari bahasa dan bangunan yang terdapat di Bawean. Dari segi bahasa, bahasa bawean mirip dengan bahasa madura namun terjadi beberapa perbedaan dalam suku kata. Sedangkan dari segi bangunan, ditemukan bangunan yang memiliki ciri khas Sumatera (Palembang). Bawean memiliki ciri tersendiri dalam hal banguan. Masyarakat asli Bawean memiliki rumah yang dihalaman depan terdapat bangunan lain yang biasa disebut durung yang tersaji pada Gambar 14. Durung memiliki bentuk menyerupai lumbung padi, namun di bagian bawahnya biasa digunakan oleh para istri untuk membuat tikar sekaligus sebagai tempat menerima tamu bagi tamu laki-laki. Bagian atas bangunan ini menjadi tempat untuk menyimpan padi. Durung dibentuk sedemikian rupa agar tikus tidak bisa masuk ke dalam lumbung padi.
Durung
Rumah Khas Bawean
Gambar 14. Bangunan khas Bawean
3. Kerajinan (Souvenir) dan Makanan Khas Kerajinan dan makanan khas Bawean juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun pengunjung yang datang ke Pulau Bawean, berbagai jenis kerajinan dan makanan khas tersebut bisa dijumpai hanya di desa tertentu saja yag disajikan pada Tabel 13 dan Gambar 15. Tabel 13 Kerajinan dan makanan khas Pulau Bawean No Souvenir Lokasi 1 Batu Onix Sawah Mulya Kota Kusuma 2 Tikar (anyaman pandan) Gunung Teguh Balik Terus Padang Jambu Gelam 3 Kerupuk Ikan Sawah Mulya Kota Kusuma Sungai Rujing 4 Kerupuk Petola Tambak 5 Jenang/ Dodol Diponggo Gunung Teguh Patar Selamat 6 Kerupuk Sukun Sawah Mulya Kota Kusuma 7 Gula Aren Gunung Teguh Patar Selamat Balik Terus Teluk Dalam Kepuh Teluk
Anyaman
Gambar 15. Kerajinan khas Bawean
Gula Aren
4. Wisata Alam Objek wisata alam di Bawean terdiri dari pantai, pulau, air terjun, air panas dan danau yang tersebar di berbagai desa di Pulau Bawean yang disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Objek wisata alam Pulau Bawean No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
OBYEK WISATA Air panas Air panas Pantai Selayar Pantai Noko (Selayar) Pantai Gili Pantai Noko (Gili) Air terjun Air terjun Kuduk-kuduk Kuburan Panjang Tanjung Geen Pulau Gili Pulau Cina Pasir Putih Air Terjun Pantai Labuhan Air panas Danau Kastoba Pantai Labuhan
Kebun daya Taubat Dhojung-dhojung Dhojung-dhojung Gili Gili Laccar Kuduk-kuduk Tinggan Kumalasa Bangsal Dedawang Paginda Padang Jambu Labuhan Kepuh Legundi Candi
LOKASI Ds. Sawahmulya Ds. Sungai rujing Ds. Sungai rujing Ds. Sungai rujing Ds. Sidogedungbatu Ds. Sidogedungbatu Ds. Teluk dalam Ds. Patar Selamat Ds. Lebak Ds. Kumalasa Ds. Dekatagung Ds. Teluk jati Ds. Sukaoneng Ds. Padang Jambu Ds. Tanjung Ori Ds. Kepuh Ds. Paroman Ds. Kumalasa
1. Objek wisata pantai Bawean yang merupakan pulau dengan keindahan alam yang luar biasa memiliki sumberdaya wisata yang luar biasa pula. Keindahan pantai Bawean berpadu dengan jernihnya air laut dan udaranya yang segar. Pantai wisata Bawean yang berpotensi sebagai sumberaya wisata tersebar di beberapa desa di Bawean. a.
Pantai Labuhan Kumalasa Pantai Labuhan Kumalasa berada di tepi barat desa Kumalasa, pantai ini memiliki sejarah panjang karena di pantai inilah awal pelabuhan dibangun dan digunakan oleh berbagai pelayaran dari berbagai daerah. Pantai ini memiliki sumber air tawar yang berbatasan langsung dengan air laut dan sering dinikmati oleh masyarakat yang mau berlayar. Sumber air tawar ini akan terlihat jelas ketika air surut. Keindahan matahari sore yang akan tenggelam bisa dinikmati di pantai ini.
b. Pantai Labuhan Tajung Ori Pantai ini berada di daerah Tanjung Ori, Kecamatan Tambak. Merupakan objek wisata yang penuh dengan hamparan pasir disepanjang pantai dan berada dipinggir jalan raya. Pantai ini mempunyai daya tarik khusus yaitu pada waktu musim barat dapat melihat terjangan ombak besar dan ketika angin timur dapat melihat tenangnya ombak pantai ini. c. Pasir Putih Objek wisata ini berjarak tempuh 24 km dari kota Sangkapura. Memiliki hamparan pasir putih dan berfungsi sebagai tempat pelestarian alam, yaitu hutan bakau yang sengaja ditanam, diperbanyak, dan dilindungi hingga puluhan hektar. Selain hutan bakau, di dalamnya juga terdapat pohon berkhasiat yang sangat terkenal yaitu pohon Santeghi, yang konon banyak orang yang telah membuktikan khasiatnya. Hutan bakau yang tumbuh di pantai ini menjadi habitat burung air. Sehingga, selain menikmati keindahan pasir dan hutannya yang hijau, pengunjung akan mendengarkan suara burung air tersebut. d. Pantai Tenggen (Kuburan Panjang/ Jerat Lanjheng) Pantai tenggen terletak di Pantai Tenggen di Desa Lebak. lokasinya berjarak kurang lebih 5 km dari Kota Sangkapura. Pantai tenggen memiliki pemandangan yang indah dan air yang tenang. Pantai ini juga memiliki kuburan bersejarah yaitu kuburan panjang dengan ukuran 1m x 11m. Kuburan tersebut merupakan kuburan salah satu pengawal Aji Soko yang merupakan tokoh legendaris dalam membabat tanah Jawa. e. Tajung Ghe-en Perjalanan menuju lokasi dapat menggunakan transportasi darat dan laut. Tajung Ghe-en terletak di Desa Komalasa diperkirakan berjarak 10 km dari Kota Sangkapura. Lokasi ini merupakan hamparan batu gamping dan onix yang berbatasan langsung dengan laut, terdapat gua yang jika dilihat dari atas langsung tembus ke dasar laut, sehingga terumbu karang dan ikan yang berada di dalamnya bisa terlihat dengan jelas. Sebaran objek wisata pantai di Bawean disajikan pada Gambar 16.
Pantai Labuhan Kumalasa
Pantai Labuhan Tanjung Ori
Pantai Tenggen
Pantai Pasir Putih
Pantai Tajung Ghe-en
Gambar 16. Objek wisata pantai 2. Objek wisata air panas Sumber air panas belum menjadi objek wisata yang memiliki nilai jual, namun keberadaannya membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Keberadaan sumber air panas dimanfaatkan untuk mandi, mencuci dan mengairi persawahan. Air panas di Bawean terdiri dari air panas Kebundaya, air panas Taubat, air panas Kepuh Teluk. a. Air Panas Kebundaya Sumber Air Panas Kebundaya, Sawah Mulya terletak di jantung Kota Sangkapura yang letaknya sekitar 1 km dari penginapan pesanggrahan. Air panas Kebundaya memiliki kamar mandi yang biasa dipakai oleh masyarakat sekitar. Sebagian masyarakat meyakini dan membuktikan bahwa mandi di air panas dapat menyembuhkan reumatik dan penyakit kulit. Saat ini kondisi
kamar mandinya sangat memprihatinkan karena bangunannya sudah dalam keadaan rusak. b. Air Panas Taubat Sumber air panas taubat terletak di Dusun Taubat Desa Sungai Rujing sumbernya sangat besar bila dibandingkan dengan sumber air panas lainnya dan sebagian besar terbuang ke sawah. Letak sumber air panas ini 2 Km dari jalan lingkar Bawean. Jalan tersebut dibangun pada tahun 2002 sehingga kendaraan bermotor bisa menjangkaunya. c. Air Panas Kepuh Teluk Objek Wisata ini terletak di Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak. Perjalanan menuju lokasi dari jalan raya dapat menggunakan roda dua dan roda empat. Objek ini sama dengan wisata air panas lainnya, karena mempunyai kadar belerang tinggi sehingga dapat menyembuhkan penyakit kulit. Objek wisata sumber air panas disajikan pada Gambar 17.
Air Panas Taubat
Air Panas Kebundaya
Air Panas Kepuh Teluk
Gambar 17. Objek wisata air panas
3. Objek wisata Danau Kastoba Salah satu objek wisata yang paling sering dikunjungi adalah objek wisata danau Kastoba, Danau ini merupakan danau air tawar yang terbentuk dari kawah muda gunung berapi, sehingga terletak pada ketinggian 400 m dpl. Kedalaman sekitar 140 m, panjang 400 m dan lebar 600 m. Danau indah dikelilingi pohon-pohon yang besar dan perbukitan. Terletak di Desa Peroman, Kecamatan Tambak. Perjalanan menuju lokasi tesebut dapat dilalui dengan roda dua dan empat dan mempunyai jarak tempuh 10 km dari kantor Kecamatan Tambak. Untuk menembus danau melalui jalan tebing yang cukup unik dengan berjalan kaki. Danau tersebut ada di puncak gunung dengan air yang jernih dan tenang disajikan pada Gambar 18.
Gambar 18.Objek wisata Danau Kastoba 4. Objek wisata pulau-pulau kecil Pulau Bawean memiliki pulau-pulau kecil yang tersebar di sekita pulau utama. Pulau tersebut memiliki keindahan dan keunikan masing-masing yaitu pemandangan, pasir dan keindahan bawah lautnya. Pulau-pula tersebut antara lain Pulau Slayar, Pulau Pulau Noko Slayar, Pulau Gili Timur, Pulau Noko Gili, Pulau Gili Barat dan Pulau Cina. a. Pulau Slayar Pulau selayar merupakan bukit yang berada di tengah laut, lepas dengan daratan Bawean. Dan bila air surut dapat berjalan kaki dan mengelilingi pulau tersebut. Kita dapat melihat terjangan ombak dan desiran air laut. Disekelilingnya penuh dengan batu karang. Perjalanan ketempat ini bisa disapai melalui darat dan laut yang berjarak sekitar 4,5 km.
b. Pulau Noko Slayar Pulau Noko Slayar hanya dapat di kunjungi dengan mengggunakan speed boat/perahu motor. Pulau ini merupakan tumpukan pasir putih yang luasnya sekitar 6000 m2 yang dikelilingi oleh taman laut/bunga karang dan ikan hias dengan keindahan alam bawah laut. Dari beberapa penyelam didapatkan informasi bahwa terumbu karang disekitar pulau tersebut sangat indah dan alami. Akan tetapi mulai tahun 2000, beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab telah merusak pulau tersebut untuk diambil pasirnya. c. Pulau Gili Timur Pulau Gili merupakan bagian dari Pulau Bawean yang luasnya sekitar 5000 m2 dengan penduduk sekitar 600 jiwa. Terletak di sebelah timur Pulau Bawean terkenal dengan keindahannya. Merupakan sebuah pulau kecil yang dikelilingi laut, namun ada sumber air tawar didalamnya. Perjalanan ke pulau ini menggunakan perahu bermotor, disepanjang jalan dapat melihat terumbu karang yang sangat indah. d. Pulau Noko Gili Pulau ini hanya daratan yang berupa hamparan pasir putih yang membentang sekitar 600 m dengan lebar 25 m. Sekelilingnya bunga karang yang indah. Pulau Noko bisa dijangkau dari Pulau Gili dapat berjalan kaki pada saat air surut. e. Pulau Gili Barat Pulau Gili Barat berada di Dusun Bangsal, Desa Dekat Agung, Kecamatan Sangkapura. Menuju ke pulau ini dapat ditempuh dengan transportasi laut dan darat dari Dusun Bangsal. Jalur darat melewati jembatan yang terbuat dari anyaman bambu. Jembatan tersebut dibuat oleh swadaya masyarakat dengan panjang 650 m dan lebar 1,5 m. Selain objek wisata pantai yang mengelilingi Pulau Gili Barat, kita dapat melihat pohon kelapa yang bercabang empat dan dapat minum air bersih yang ada di pantai sebelah utara Pulau Gili. f. Pulau Cina Pulau ini merupakan bagian dari Pulau Bawean, yang terletak di sebelah selatan dari Teluk Jati Dawang, Kecamatan Tambak. Perjalanan ke tempat ini
dapat ditempuh dengan menggunakan perahu sekitar 15 menit. Daya tarik Pulau ini adanya hewan langka yakni rusa bawean dan melihat ombak besar pada waktu musim barat. Pulau-pulau kecil di Bawean disajikan pada Gambar 19.
Pulau Gili Timur
Pulau Noko Gili
Pulau Gili Barat
Pulau Cina
Pulau Slayar
Gambar 18. Objek wisata pulau-pulau kecil
5. Objek wisata air terjun Adanya hutan yang masih terpelihara memberikan dampak nyata bagi keberlangsungan air pegunungan yang ada di Bawean. Air pegunungan yang mengalir sebagian dikonsumsi oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari yang dialirkan menggunakan pipa yang dipasang di dekat mata air. Air pegunungan yang mengalir dan membentuk air terjun menjadi objek wisata. Objek wisata air terjun di Bawean antara lain Air Terjun Padang Jambu (Gunung Durin), Air Terjun Kuduk-kuduk dan air Terjun Laccar. g. Air Terjun Padang Jambu (Gunung Durin) Lokasi ini dapat ditempuh dengan roda dua atau roda empat. Objek ini ada di daerah Padang Jambu Kecamatan Tambak dengan jarak tempuh 20 km dari Kota Sangkapura. Air terjun ini dapat memberikan rasa sejuk dan nyaman, karena nuansa alamiah yang berada disana. h. Air Terjun Kuduk-Kuduk Objek wisata ini terletak di Desa Kuduk-Kuduk Patar Selamat dengan jarak kurang lebih 5 km dari kota Sangkapura. Perjalanan ke objek ini menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Di sekitar objek masih ditumbuhi semak-semak dan pepohonan sehingga menambah pesona almiah. i. Air Terjun Laccar Air terjun ini dapat dijangkau dengan roda dua dan roda empat sekitar 15 km dari kota Sangkapura. Objek tersebut tepatnya berada di daerah Teluk Dalam. Air terjun ini mempunyai ketinggian sekitar 25 m disertai latar belakang tebing yang artistik. Gambar objek wisata air terjun disajikan pada Gambar 19.
Air Terjun kuduk-kuduk
Air Terjun Padang Jambu
Air Terjun Laccar
Gambar 19. Objek wisata air terjun
5. Wisata Kuliner Pulau Bawean Wisata kuliner di Pulau Bawean memiliki berbagai macam menu khas. Desa Sawahmulya memiliki menu khas, antara lain kela kuning kerapu, bali ikan kerapu, ayam bakar, kerapu goreng, rajungan kuah bali, dan tongkol bakar. Menurut Cuk Sugrito, budayawan Bawean, kela kuning kerapu merupakan jenis makanan parau (perahu). Maksudnya masakan tesebut awalnya dibuat di kapal oleh para lelaki yang sedang melaut. Karena itu, bumbu dan cara memasaknya sangat sedrhanan. ” Tinggal dicampur-campur, selain karena praktis, bahan masakan ini mudah dijumpai dilaut. Memasak kela kerapu kuning yaitu bumbunya hanya bawang merah dan putih yang dihaluskan bersama merica dan direbus dengan daun serai. Ikan dimasukkan saat rebusan kuah sudah mendidih. Karena itulah, daging kerapu masih bagus, kenyal dan tidak hancur. Makanan khas lainnya yaitu koncok-koncok dan ketan srikaya. Koncokkocok adalah makanan yang, baik bentuk maupun rasanya sangat mirip dengan empek-empek Palembang. Bedanya, koncok-koncok dibuat dengan daging ikan tongkol yang memang lebih mudah ditemui di Bawean dibandinkan ikan tenggiri.
Sedangkan Ketan srikaya merupakan ketan kukus yang atasnya diberi gula merah dan buah srikaya Bawean. Beda srikaya Bawean dengan srikaya lainnya adalah warna buahnya yang merah. Buah itu semakin menegaskan bahwa ketan srikaya hanya dapat dijumpai di Bawean.
5.4 Fasilitas dan Layanan Pendukung yang memiliki nilai strategis dalam rangka pengembangan suatu kawasan menjadi destinasi wisata yang paling diminati harus ditunjung oleh fasilitas dan layanan yang baik, sehingga memberikan dampakyang positif bagi pengunjung. Pulau Bawean sebagai suatu kawasan yang ingin dijadikan destinasi wisata, sat ini memiliki kaulitas fasilitas dan layanan yang memprihatinkan. Mak dari itu perlu penanganan serius demi tercapainya Pulau Bawean sebagai destinasi wisata nasional. Penilaian pengunjung tentang berbagai fasilitas dan layanan wisata di bawean tersaji pada Tabel 15. 1. Kenyaman Kenyamanan berbagai objek wisata di Pulau Bawean di indikasikan oleh minim/ tidak adanya gangguan yang dihadapi oleh pengunjung, yang terdiri dari: bebas bau, udara sejuk, bebas gangguan lalulintas, bebas kebisingan, bebas gangguan manusia. Persentase masing-masing indikator kenyamanan adalah bebas bau 13,41%; udara sejuk 48,78%; bebas gangguan lalulintas 14,63%; bebas kebisingan 13,41%; bebas gangguan manusia 10,98%. Udara sejuk memiliki persentase yang paling tinggi karena setiap objek wisata di Pulau Bawean memiliki udara sejuk baik yang berada di wilayah pantai maupun pegunungan. Bebas gangguan manusia memiliki persentase paling rendah karena lokasi objek yang masih terbuka menyebabkan akse masuk yang bebas dari segala arah, sehingg orang tidak melakukan aktivitas wisata bisa dengan laluasa masuk ke lokasi objek.
Tabel 15 Fasilitas dan layanan wisata Pulau Bawean No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Fasilitas dan Layanan Kenyamanan a. Bebas bau b. Udara sejuk c. Bebas gangguan lalu lintas d. Bebas kebisingan e. Bebas gangguan manusia Faslitas yang diperlukan a. Papan interpretasi b. Shelter c. Menara pengamatan d. Broadwalk e. Lainnya Kelengkapan petunjuk berwisata a. Buku panduan b. Leaflet c. Booklet d. Pemutaran film e. Lainnya Hambatan yang dialami a. Tidak ada papan interpretasi b. Jalan rusak/ jelek Kepuasan terhadap pelayanan a. Puas b. Tidak puas Sistem pengelolaan kawasan dan pengunjung a. Baik b. Cukup baik c. Kurang baik Kesan a. Menyenangkan b. Tidak menyenangkan Keinginan berkunjung kembali a. Ya b. Tidak Fasilitas dan layanan yang perlu dikembangkan a. Penambahan jenis kegiatan b. Penambahan/ perbaikan fasilitas c. Peningkatan pelayanan pegunjung
Niai (%) 13,41 48,78 14,63 13,41 10,98 30,49 15,85 21,95 15,85 17,07 29,27 14,63 17,07 26,61 14,63 34,15 67,07 58,54 42,68 23,17 31,71 46,34 62,20 39,02 64,63 39,02 23,17 53,66 24,39
2. Kelengkapan petunjuk berwisata Sebanding dengan fasilitas di atas, maka perlu ada kelngkapan lain yang perlu disediakan guna memberi informasi dan pengetahuan baik kepada pengunjung maupun calon pengunjung. Kelengkapan tersebut antara lain:
buku panduan 29,27%; leaflet 14,63%; booklet 17,07%; pemutaran film 25,61% dan lainnya 14,63%. Penyediaan kelengkapan tersebut selain sebagai sumber informasi juga sebagai media promosi bagi calon pengunjung. Fasilitas tersebut berisiskan informasi mengenai kondisi objek wisata di Pulau Bawean baik secara singkat maupun secara lengkap. Mengingat Pulau Bawean memiliki kawasan konservasi, kelngkapan fasilitas tersebut bisa digunakan sebagai media pelajaran ligkungan bagi pengunjung. 3. Hambatan yang dialami Sarana dan prasarana penunjang yang minim menjadi hambatan bagi Pulau Bawean sebagai pulau wisata. Hambatan tersebut secara menyeluruh terdiri atas dua komponen yaitu: tidak ada papan interpretasi dan jalan yang rusak/ jelek dengan persentase masing-masing 34,15% dan 67,07%. 4.
Kepuasan terhadap pelayanan Meskipun tidak ada pelayanan khusus yang diberikan disetiap lokasi objek wisata, sebagian besar pengunjung merasa puas dengan apa yang mereka peroleh di lokasi tersebut hal itu terbukti dengan persentase kepuasan pengunjung adalah sebesar 58,54% sedangkan yang tidak/ kurang merasa puas persentasenya sebesar 42,68%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa meskipun minimnya fasilitas yang tersedia di suatu lokasi wisata, para pengunjung masih merasa puas dengan kondisi tersebut. Ini merupakan tanggapan positif terhadap perkembangan wisata di Pulau Bawean.
5. Sistem pengelolaan kawasan dan pengunjung Pengelolaan objek wisata di Pulau Bawean Banyak dilakukan oleh pribadi-pribadi tertentu yang merasa tergerak untuk memanfaatkan sebuah keunikan alam yang ada. Campur tangan pemerintah daerah saat ini belum maksimal, meskipun sudah terdapat UPT Pariwisata di Pulau Bawean. Sistem pengelolaan kawasan wisata dan pengunjung saat ini konsisinya 23,17% baik; 31,71% cukup baik dan 46,34% kurang baik. Persentase ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan Masyarakat (Bawean) Kabupaten Gresik agar kondisi tersebut bisa berbalik. Tentu hal ini
butuh kerja keras semua kalangan agar pengelolaan kawasan dan pengunjung ke depan menjadi lebih baik. 6. Kesan Berbanding lurus dengan tingkat kepuasan, kesan juga mendapat nilai yang positif, sebagian besar pengunjung merasa senang atau menyenangkan ketika berkunjung ke salah satu objek wisata dengan persentase 62,20%, sedangkan 39,02% sisanya merasa tidak menyenangkan. Hal ini juga menjadi bukti bahwa objek wisata di Pulau Bawean memiliki peluang dimasa yang akan datang. j. Keinginan berkunjung kembali Adanya tingkat kepuasan dan kesan yang baik menyebabkan para pengunjung merasa tidak puas jika hanya datang sekali saja ke suatu objek, melainkan masih merasa penasaran untuk berkunjung kembali. Persentase keinginan berkunjung kembali adalah 64,63% dan yang merasa tidak ingin berkunjung kembali 36,59%. k. Fasilitas yang perlu dikembangkan Peningkatan kualitas dan kuantitas berbagai sarana dan prasarana wisata sangat dibutuhkan dalam rangka mendukung pengembangan objek wisata tersebut. Persentase pengembangan berbagai
tersebut meliputi
penambahan jenis kegiatan 23,17%; penambahan/ perbaikan fasilitas 53,66% dan peningkatan pelayanan pengunjung 24,39%. Peningkatan sarana dan prasarana tersebut memiliki dampak yang signifikan apabila benar-benar dilaksanakan terutama penambahan/ perbaikan fasilitas, karena penambahan dan perbaikan fasilitas merupakan hal yang dibutuhkan pengunjung dan berkaitan dengan tingkat kenyaman pengunjung baik ketika perjalanan menuju lokasi maupun setelah tiba dilokasi.
5.5 Analisis SWOT Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan Peluang, Tantangan, Kekuatan dan Kelemahan Pulau Bawean dalam pengembangannya sebagai destinasi wisata adalah metode SWOT. Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dalam usaha pengembangan Pulau Bawean.
Proses ini memaparkan segala bentuk Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam usaha pengembangan wisata Pulau Bawean. Kriteria yang digunakan untuk menentukan rating adalah dengan menggunakan kriteria penilaian dan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam (Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, 2002) dengan modifikasi berdasarkan kondisi lapangan. Penilaian merupakan kombinasi dari hasil pengamatan dan diskusi dengan berbagai sumber di lapangan. Matrik dan penentuan nilai rating atau skala dari masing-masing faktor (internal dan eksternal) disajikan pada Tabel 16, 17, 18, 19. Tabel 16 Matrik dan penentuan nilai rating aktor-faktor kekuatan NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN 1 Variasi Bentang Alam: Pulau Bawean memiliki potensi a. Pemandangan pantai wisata mulai dari laut sampai b. Pemandangan hutan daratan tak terkecuali c. Pemandangan sawah pegunungannya. Objek-objek yang d. Pemandangan danau sangat menarik mulai keindahan e. Pemandangan padang bawah laut, pantai pasir putih, pasir kondisi topografi, danau dibagian f. Pemandangan pegunungan tengah pulaunya,hamparan sawah g. Bentang alam kebun dan kebun cengkeh. Semua keindahan tersebut mengelilingi Pulau Bawean. 2 Keunikan Sumber Daya Alam Sebagai pulau yang memiliki a. Sumber air panas kondisi topografi pegunungan, b. Gua pulau bawean memiliki keunikan c. Danau sumberdaya alam dimana-mana, d. Air terjun sumber air panas yang lebih dari e. Flora satu, gua, danau kastoba yang f. Fauna indah, air terjun yang beragam, g. Batuan flora ,fauna endemic, batu onix yang sangat unik.
NILAI 4
4
Tabel 16 Lanjutan NO UNSUR/ SUB UNSUR 3 Variasi bangunan dan benda bersejarah atau tradisional: a. Batu tulis b. Monument / tugu c. Rumah tradisional d. Senjata warisan e. Makam kramat
4
5
6
Jenis kegiatan wisata alam: a. Tracking b. Mendaki c. Rafting d. Camping e. Pendidikan f. Religius g. Hiking Variasi atraksi budaya: a. Kearifan local/ Adat istiadat b. Upacara ritual c. Kerajnan tangan d. Seni tari dan Music e. Seni beladiri
KETERANGAN Variasi bangunan, terdapat bangunan peninggalan belanda yaitu pesanggrahan, rumah tradisional bawean, batu doro dan sembodo asal muasal huruf sansekerta di jawa, tugu Pulau bawean, monument belanda, senjata peninggalan belanda dan kerajaan bawean dimasa lampau, makam para raja dan wali. Kegiatan wisata alam bermacammacam yaitu: trekking yang biasa dilakukan oleh anak sekolah, mendaki gunung tinggi, camping di belang, ziarah ke berbagai makan kerajaan bawean.
Pada bulan maulid sebagian besar umat islam di bawean mengadakan festival seni budaya, yang menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan tradisional bawean. acara pernikahan biasanya dihibur dengan attraksi pencak silat atau yang disebut pencak penganten. Kerajinan tangan berupa tikar, tas, dompet yang terbuat dari daun pandan memiliki cirri yang khas. Variasi souvenir/ kerajinan Sebagai pulau yang memiliki tangan berbagai campuran suku, seni a. Kerajinan anyaman budaya mengalami akulturasi dari b. Kerajinan ukiran berbagai suku yang mendiami c. Kerajinan tenun pulau tersebut. berbagai produk d. Lukisan anyaman pandan, senjata e. Keramik tradisional, alat music dan pakaian f. Senjata tradisional semuanya memiliki berbagai proses g. Alat musik akulturasi dari berbagai suku. h. Pakaian i. Jamu dan kosmetik
NILAI 4
4
4
2
Tabel 16 Lanjutan NO UNSUR/ SUB UNSUR 7 Variasi kegiatan promosi melalui: a. Medai cetak (Koran/ surat kabar) b. Internet c. Televisi d. Pengunjung (leaflet, pamflet, booklet) 8 Variasi tipe penginapan di dalam dan sekitar objek wisata; a. Pondok/ cottage b. Guest house c. Mess d. Home stay e. Camping ground 9 Jenis-jenis fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata: a. Restoran b. Warung makan/ minum c. Kios dan toko cindera mata d. Fasilitas kesehatan e. Fasilitas ibadah f. Fasilitas MCk g. Pusat informasi 10 Jenis transportasi wisata yang ada: a. Bis/ minibus b. Truck/ pick up c. Jeep/ sedan d. Motor e. Sepeda f. Kuda g. Perahu
KETERANGAN Promosi merupakan ujung tombak untuk menarik minat pengunjung, kegiatan promosi Pulau Bawean melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik meskipun belum maksimal
NILAI 3
Bagi pengunjung yang berasal dari luar bawean sudah tersedia penginapan berupahotel dan pesanggrahan yang terdapat di kecamatan Sangkapura dengan harga yang sangat murah.
2
Secara umum tidak ada fasilitas yang disediakan khusus untuk kepentingan wisata, untuk tempat makan berupa warung-warung yang biasanya dikelola oleh pendatang dari jawa. Kerajinan bawean banyak dijual di pasar tradisional. Fasilitas lain yang tersedia adalah rumah sakit dan temapt ibadah.
3
Saran transportasi yang biasa digunakan adalah mobil angkutan umum, motor, andong dan mobil sewa.
3
Tabel 16 Lanjutan NO UNSUR/ SUB UNSUR 11 Variasi infrastruktur di dalam dan sekitar objek wisata: a. Jalan utama b. Jalan setapak c. Area parkir d. Suplai air bersih e. Tempat pembuangan sampah dan limbah f. Jaringan listrik g. Wartel dan pos h. Warnet
NO 1
KETERANGAN NO Infrastruktur yang tersedia untuk 11 berupa jalan utama yang mengelilingi Pulau Bawean dan jalan sekuder yang menuju ke desadesa dan tersambung ke objek wisata. Suplai air bersih diperoleh dari mata air pegunungan dialirkan menggunakan selang hasil swadaya masyarakat. Jaringan listrik yang tersedia mengunakan tenaga diesel meskipun ada sebagian desa yang belum kebagian dan berinisiatif menggunakan pembangkit tenaga air berskala kecil. Jaringan telepon sudah tersebar keberbagai desa sedangkan internet hanya ada di daerah kecamatan.
Tabel 17 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor kelemahan UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN Variasi sulitnya menjumpai Melihat satwa endemik bawean flora dan fauna langka (unik): adalah hal yang langka, karena a. Sulit dilihat selain populasinya yang jarang b. Medan berat satwa ini sangat sensitif, pencium c. Populasi jarang yang sangat tajam membuat satwa d. Tidak tentu ini bisa mencium bau dari jarak e. Pada periode musim yang cukup jauh. Pohon yang khas tertentu di bawean dan banyak diminati pengunjung terutama dari kalangan pemerintah adalah pohon santigi saat ini populasimya sudah sangat jarang hanya terdapat di tempat tertentu
NILAI 4
Tabel 17 Lanjutan NO UNSUR/ SUB UNSUR 3 Variasi kerawanan objek wisata: a. Perambahan b. kebakaran c. Gangguan terhadap flora fauna d. Gangguan binatang yang berbahaya e. Gangguan tumbuhan yang berbahaya 4 Variasi kerawanan bagi kenyamanan di dalam objek wisata: a. Udara sekitar bau b. Banyak sampah c. Kebisingan d. Dekat dengan lalu lintas umum 5 Variasi kelemahan dalam fasilitas dan dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata (Bobot 2): a. Pelayanan jauh dan tidak lengkap b. Fasilitas ibadah tidak memadai c. Tidak tersedia toko cindera mata d. Kebersihan rumah makan (warung, restoran) tidak terjaga dengan baik e. Fasilitas informasi tidak ada atau tidak dipakai
KETERANGAN Pulau Bawean memiliki hutan yang masih cukup luas untuk ukuran pulau kecil. Sampai saat ini perambahan masih terus terjadi. Kerusakan sebagian hutan bawean menyebabkan babi hutan turun ke desa-desa untuk berburu makanan
NILAI 2
Pengeloaan sampah di berbagai tempat terutama di daerah yang memiliki penduduk yang padat belum dikelola dengan baik, biasanya sampah banyak dibuang ke laut, selokan atau sungai.
1
Fasilitas penunjang yang disediakan khusus untuk kepentingan wisata tidak ada, sehingga kebanyakan objek wisata yang ada tidak dikelola dengan baik. Toko khusus yang menjual cendera mata tidak ada, jika ingin memperoleh kerjinan bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional.
2
Tabel 17 Lanjutan NO UNSUR/ SUB UNSUR 6 Berbagai kelemahan infrastruktur: a. Jalan utama belum dibangun, rusak atau tidak bisa dilalui kendaraan roda empat b. Tidak terdapat rambu-rambu lalu lintas dan papan petunjuk arah c. Jalan setapak pada musim hujan licin dan berbahaya d. Area parkir pada musim hujan tergenang air e. Suplai air pada musim kemarau berkurang/ terhenti f. Tidak tersedia papan interpretasi di dalam dan sekitar objek wisata 7 Berbagai kelemahan dalam promosi: a. Upaya promosi kurang b. Tidak tersedia dana promosi dan pemasaran c. Tidak terdapat paket wisata yang dipromosikan d. Tidak terdapat pihak yang mempromosikan
KETERANGAN Jalan lingkar bawean yang merupakan jalan utama sampai saat ini tidak semua kondisinya baik. Bahkan terdapat jembatan di Kecamatan Tambak yang rusak. Pada musim hujan beberapa desa mengalami banjir sehingga mengganggu lalu lintas umum, interpretasi untuk wisata tidak tersedia, suplai air bersih dimusim kemarau mulai berkurang karena mengandalkan air gunung.
NILAI 3
Promosi yang dilakukan sangat minim, pihak yang berwenang dalam mempromosikan adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Gresik. Paket wisata sampai saat ini belum tersedia.
3
Tabel 18 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor peluang NO 1
UNSUR/ SUB UNSUR Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar: a. Ada dukungan masyarakat b. Harapan besar untuk terlibat dalam kegiatan wisata c. Kesediaan untuk menjaga sumberdaya alam d. Masyarakat mengetahui lokasi objek wisata
KETERANGAN Masyarakat bawean sangat tertarik dengan adanya tempat wisata di Pulau Bawean, hal ini terlihat dari minat masyarakat yang tinggi untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada terutama saat hari libur. Dukungan masyarakat lainnya terlihat dari adanya beberapa tempat wisata yang dikelola masyarakat.
NILAI 2
Tabel 18 Lanjutan NO UNSUR/ SUB UNSUR 1 Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar: e. Ada dukungan masyarakat f. Harapan besar untuk terlibat dalam kegiatan wisata g. Kesediaan untuk menjaga sumberdaya alam h. Masyarakat mengetahui lokasi objek wisata 2
3
4
Berbagai dukungan stakeholders terhadap kegiatan wisata: a. Ada dukungan pemerintah daerah b. Ada dukungan masyarakat sekitar c. Ada dukungan masyarakat sekitar d. Ada dukungan perguruan tinggi Kondisi strategis dan transportasi lancar: a. Dikelilingi jalan raya b. Jarak dengan pusat kota < 50 Km c. Transportasi mudah d. Jalan cukup baik Variasi transportasi yang melewati lokasi: a. Bis b. Minibus c. Angkot d. Ojek e. Kapal laut
KETERANGAN Masyarakat bawean sangat tertarik dengan adanya tempat wisata di Pulau Bawean, hal ini terlihat dari minat masyarakat yang tinggi untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada terutama saat hari libur. Dukungan masyarakat lainnya terlihat dari adanya beberapa tempat wisata yang dikelola masyarakat. Bentuk dukungan pemerintah dan stakeholders dengan penyediaan kapal bahari express sebagai sarana transportasi laut, pembangunan pelabuhan dilamongan oleh pemerintah Jawa Timur, dan lapangan terbang di desa Tanjun Ori Bawean.
Menuju ke objek wisata banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua dan angkutan umum, karena semua objek bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua dan empat meskipun kondisi jalan tidak semua baik umum Transportasi yang biasa digunakan adalah kendaraan umum sejenis Mitsubishi L300 dan motor, selain itu bisa menggunakan mobil sewa yaitu kijang, avanza, dan carry.
NILAI 2
3
2
3
Tabel 19 Matrik dan penentuan nilai rating faktor-faktor ancaman NO UNSUR/ SUB UNSUR KETERANGAN 1 Variasi ancaman aktivitas Berbagai aktivitas yang manusia: mengancam adalah adanya a. Perburuan satwa penebangan dan penambangan liar b. Perambahan serta vandalism yang dilakukan c. Penebangan liar pengunjung. Kegiatan penebangan d. Penambangan liar masih sering masyarakat lakukan e. Vandalisme di hutan kawasan konservasi. Kegiatan penambangan banyak dilakukan di pantai yaitu penambangan pasir yang menyebabkan beberapa objek wisata menjadi rusak, sedangkan penambangan batu banyak terjadi dibukit-bukit, selain banyak terjadi penambangan batu onix 2 Variasi ancaman bencana Tahun 2008 Pulau Bawean alam terhadap objek wisata: mengalami gempa yang a. Gempa bumi mengakibatkan longsor, banjir dan b. Kebakaran badai sudah menjadi langganan c. Tanah longsor saat musim hujan tiba terutama d. Hujan dan badai saat musim angin barat. e. Banjir f. Gelombang pasang 3 Variasi ancaman perubahan Perkembangan wisata disuatu budaya: daerah bisa menyebabkan a. Perubahan kebiasaan terjadinya degradasi social budaya dalam upacara ritual yang meliputi perubahan prilaku, b. Perubahan kearifan sopan santun, gaya berpakaian. local/ adat istiadat c. Perubahan perilaku, sopan santun d. Perubahan gaya hidup (pakaian dan makanan) 4 Variasi ancaman Pulau Bawean belum memiliki pencemaran: pengelolaan lingkungan yang baik, a. Pencemaran air sehingga pembuangan sampah dan b. Pencemaran udara limbah rumah tangga banyak c. Penumpukan sampah dilakukan di sungai dan laut. d. Kebisingan e. Pencemaran budaya
NILAI 4
3
4
3
Berdasarkan hasil penilaian terhadap masing-masing faktor (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) maka disusun tabel IFA (Internal Faktor Analysis) dan tabel EFA (Eksternal Faktor Analysis). Tabel IFA dan EFA
menyajikan hasil perhitungan antara bobot, nilai dan jumlah (Bobot X Nilai) yang disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Kriteria penilaian dan pengembangan objek dan daya tarik wisata alam menggunakan metode SWOT Jumlah (Bobot X No Faktor Internal Nilai Bobot Nilai) Kekuatan 1 Memiliki variasi bentang alam 4 0.091 0.364 2 Memiliki keunikan sumberdaya 4 0.091 0.364 alam 3 Memiliki bangunan dan benda 4 0.091 0.364 bersejarah atau tradisional 4 Terdapat kegiatan wisata alam 4 0.091 0.364 5 Memiliki atraksi budaya 4 0.091 0.364 6 Ada usaha souvenir/ kerajinan 2 0.091 0.182 tangan 7 Adanya kegiatan promosi 3 0.030 0.091 8 Memiliki penginapan di dalam 3 0.045 0.136 dan sekitar objek wisata 9 Ketersediaan fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar 3 0.030 0.091 objek wisata 10 Tersedia sarana transportasi 3 0.030 0.091 11 Tersedia infrastruktur di dalam 4 0.030 0.121 dan sekitar objek wisata Jumlah Total 2.530 No
Kelemahan
Nilai
Bobot
1 2 3 4
Kesulitan menjumpai flora fauna Akses menuju objek wisata Adanya kerawanan objek wisata Adanya kerawanan bagi kenyaman di dalam objek wisata Kurangnya fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata Minimnya frastruktur Minimnya promosi Jumlah Total
4 3 2
0.076 0.015 0.045
Jumlah (Bobot X Nilai) 0.303 0.045 0.091
1
0.045
0.045
2
0.030
0.061
3 3
0.030 0.045
0.091 0.136 0.773
5
6 7
Tabel 20 Lanjutan No 1 2 3 4
Faktor Eksternal Peluang Dukungan masyarakat sekitar Dukungan stakeholder Letak strategis dan transportasi lancar Tersedia transportasi umum yang melewati lokasi Jumlah Total
No Ancaman 1 Aktivitas manusia 2 Bencana alam terhadap objek wisata 3 Perubahan budaya 4 Pencemaran Jumlah Total
nilai
bobot
Jumlah (Bobot X Nilai)
2 3
0.17 0.17
0.34 0.51
2
0.06
0.12
3
0.06
0.18 1.15
nilai 4
bobot 0.17
Jumlah 0.68
3 4 3
0.17 0.1 0.1
0.51 0.4 0.3 1.89
Berdasarkan tabel IFA dan EFA dapat diketahui nilai perhitungan antara factor internal dan eksternal yang selanjutnya mengetahui strategi yang harus digunakan menghadapi kondisi tersebut yang disajikan pada Gambar 20. Proses perhitungan nilai faktor internal dan eksternal adalah sebagai berikut: Kekuatan (Strengths) – Kelemahan (Weaknesses) = 2.530-0.773 = 1.758 Peluang (Opportunities) – Ancaman (Threats)
= 1.15-1.89
= -0.74
Gambar 20. Analisis SWOT Pulau Bawean Pada gambar tersebut Pulau Bawean berada pada posisi (quadran) dua. Sehingga strategi yang harus diterapkan adalah diversifikasi (Rangkuti 2003). Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang yaitu dengan mendorong segala objek wisata yang ada baik wisata alam, budaya, seni dan sejarah untuk terus berkembang. Hal ini diperlukan dalam rangka mengurangi dampak dari ancaman. Strategi pengembangan wisata di Pulau Bawean bisa juga diketahui dengan menggunakan matrik internal eksternal. Nilai matrik internal sebesar 3,303 dan eksternal sebesar 3,04 sehingga apabila nilai tersebut dipetakan pada matrik internal eksternal berada pada posisi satu yaitu Growth (konsentrasi melalui integrasi vertical) yang disajikan pada Gambar 21.
Total Skor IFE Tinggi Rata-rata 4 3 1 2 GROWTH GROWTH Tinggi (3)
Total Skor EFE
Konsentrasi melalui integrasi vertikal 4 STABILITY
Konsentrasi melalui integrasi horizontal 5 GROWTH
Hati-hati
Konsentrasi melalui integrasi horizontal
Rata-rata (2)
Rendah (1)
Lemah 2 3 RETRENCHMENT Turnaround
6 RETRENCHMENT Captive company atau divestment
STABILITY
7 GROWTH
Tak ada perubahan profit strategi 8 GROWTH
9 RETRENCHMENT
Difersifikasi konsentrik
Diversifikasi konglomerat
Bangrut atau Likuidasi
Gambar 21 Matrik Internal Eksternal (Rangkuti 2003). Nilai faktor internal dan eksternal keduanya tergolong tinggi karena nilainya di atas tiga. Sehingga apabila masing-masing nilai tersebut dipetakan sesuai gambar 21, maka posisi Pulau Bawean berada pada kotak (kuadran) satu. Rangkuti (2003) menyatakan bahwa posisi tersebut mengindikasikan strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal diperlukan untuk mengembangkan wisata Pulau Bawean. Setelah diketahui posisi Pulau Bawean berdasarkan hasil uraian faktorfaktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun
faktor-faktor
strategi
berkaitan
dengan
upaya
untuk
mengembangkan wisata di Pulau Bawean dengan menggunakan matrik SWOT. Berbagai alternative strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan wisata di Pulau Bawean yang disajikan pada Gambar 22. Dalam matrik SWOT tersebut, strategi yang dapat dipilih mencakup strategi S-O (Strenghts-Opportunities),
strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), strategi S-T (Strenghts-Threats) dan strategi W-T (Weakesses-Threats). Namun posisi Pulau Bawean berdasarkan Hasil analisis SWOT berada pada kuadran II, maka dari itu alterative strategi yang adalah S-T (Strenghts-Threats). Strategi yang harus disiapkan dalam rangka memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh pulau Bawean untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan wisata di Pulau Bawean, maka perlu dilakukan faktor strategi sebagai berikut: 1. Memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada sebagai daya tarik wisata yang dimiliki Pulau Bawean yang meliputi wilayah laut, pantai dan pegunungan dengan alternative wisata meliputi: wisata alam, sejarah, budaya, pendidikan. 2. Memperkuat kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk meningkatkan perekonomian lokal dan peningkatan sumberdaya manusia sehingga mengurangi ancaman terhadap sumberdaya wisata. Kerjasama bisa dilakukan dengan masyarakat sekitar maupun dengan pihak swasta, dalam hal ini para agen wisata dan para investor sehingga dengan adanya kegiatan wisata ekonomi masyarakat lokal terangkat dan mengurangi ancaman terhadap sumberdaya alam. 3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas jalan, shelter dan fasilitas interpretasi.
Internal
Strenghts-S 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Eksternal
9.
10. 11.
Opportunities-O
Memiliki variasi bentang alam Memiliki keunikan sumberdaya alam Memiliki bangunan dan benda Terdapat kegiatan wisata alam Memiliki atraksi budaya Ada usaha souvenir/ kerajinan tangan Adanya kegiatan promosi Memiliki penginapan di dalam dan sekitar objek wisata Ketersediaan fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata Tersedia sarana transportasi Tersedia infrastruktur di dalam dan sekitar objek wisata Strategi S-O
Weaknesses-W 1. Kesulitan menjumpai flora fauna 2. Akses menuju objek wisata 3. Adanya kerawanan objek wisata 4. Adanya kerawanan bagi kenyaman di dalam objek wisata 5. Kurangnya fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata 6. Minimnya infrastruktur 7. Minimnya promosi
Strategi W-O
1. Adanya dukungan 1. Memanfaatkan seluruh 1. Meningkatkan kualitas masyarakat sekitar sumberdaya wisata yang ada pengelolaan objek wisata 2. Adanya dukungan sebagai daya tarik wisata (S1, S2, yang menyediakan atraksi stakeholder S3, S4, S5, S6) satwa dan tumbuhan khas 3. Letak strategis dan 2. Memanfaatkan aksesibilitas (W1, O2) transportasi lancar dalam kegiatan Promosi (S7, O3, 2. Peningkatan kualitas 4. Tersedia transportasi O4) sumberdaya manusia dan umum yang melewati 3. Meningkatkan kualitas sarana dan pelayanannya (W2, W3, W4, lokasi prasarana serta pelayanan dengan O1) tetap mempertimbangkan aspek 3. Peningkatan kualitas infra lingkungan (S8, S9, S11, S12) struktur dan promosi (W5, 4. Melibatkan seluruh stakeholder W6, W7, O3, O4) dalam perencanaan dan pengelolaan wisata (O1,O2) Threats-T Strategi S-T Strategi W-T 1. Adanya ancaman 4. Memanfaatkan kerjasama seluruh 1. Memperkuat aktivitas manusia dengan berbagai stakeholder sumberdaya yang ada sebagai 2. Adanya ancaman untuk meningkatkan daya tarik wisata (S1, S2, S3, S4, bencana alam terhadap perekonomian local, kualitas S5, S6) objek wisata infrastruktur, promosi dan 5. Memperkuat kerjasama dengan 3. Adanya ancaman peningkatan sumberdaya berbagai stakeholder untuk perubahan budaya manusia sehingga mengurangi meningkatkan perekonomian 4. Adanya ancaman ancaman terhadap local dan peningkatan pencemaran sumberdaya wisata (W1, W2, sumberdaya manusia sehingga W3, W4, W5, W6, W7, T1, mengurangi ancaman terhadap T2, T3, T4) sumberdaya wisata(S10, T1, T2, T3, T4) 6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta kualitas SDM (S8, S9, S11, S12)
Gambar 22 Matrik SWOT
5.6 Analysis Hirarchy Process Proses selanjutnya adalah dengan metode Analysis Hirarchi Process, metode ini digunakan untuk menentukan aspek dukungan terbesar yang harus menjadi perhatian dalam pengambilan kebijakan dan keputusan. Selain itu, metode
ini
juga
digunakan
untuk
menentukan
urutan
skala
prioritas
pengembangan objek wisata berdasarkan perbandingan antara berbagai objek yang telah ditentukan. Model AHP yang diterapkan dalam pengambilan keputusan untuk pegembangan wisata di Pulau Bawean memiliki tiga level. Level satu merupakan tujuan untuk menentukan prioritas pengembangan wisata. Level
dua adalah
kriteria atau pertimbangan untuk menentukan prioritas pilihan. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah: dukungan masyarakat, dukungan pemerintah daerah, dukungan sarana dan prasana, dukungan pengunjung, dukungan lain (swasta dan pemerintah provinsi). Level tiga adalah alternatif objek wisata yang dipilih terdiri dari tujuh objek yang meliputi penangkaran rusa, danau kastoba, pantai slayar, pantai pasir putih, pulau gili dan noko, air terjun, dan sumber air panas. Hasil perhitungan terhadap dukungan pengembangan objek wisata di Pulau Bawean yang berada pada level dua, diperoleh nilai rasio inkonsistensi sebesar 0,02. Nilai ini menunjukkan yang diperoleh terdapat pada tingkat kepercayaan yang cukup tinggi, cukup baik dan dapat diterima. Responden konsisten
dengan
dalam
pemberian
nilai
pembobotan
dengan
tingkat
penyimpangan yang kecil (Saaty 1993). Bobot prioritas antar elemen pada kriteria pada level dua disajikan pada Gambar 23. Nilai tersebut menunjukkan bahwa masyarakat merupakan unsur yang memiliki peran penting terhadap pengembangan objek wisata di Pulau Bawean. Maka dari itu perlu adanya dukungan masyarakat agar suatu rencana pengembangan objek wisata bisa berjalan dengan baik. Pelibatan masyarakat dalam usaha pengembangan objek wisata bisa dimulai dari pelibatan masyarakat dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan. Bagaimanapun juga, masyarakat lokal merupakan pihak yang mengalami dampak langsung dari adanya pengembangan wisata, baik dampak positif maupun negatif.
0.043
Nilai Dukungan Terhadap Pengembangan Objek Wisata di Pulau Bawean
0.04 Masyarakat 0.095
Pemerintah Daerah 0.438 Sarana dan Prasarana Pengunjung
0.384 Pemerintah Provinsi dan Swasta
Gambar 23. Nilai dukungan terhadap pengembangan objek wisata di Pulau Bawean Selain itu, usaha pariwisata bisa berdampak pada kondisi sosial masyarakat lokal sehingga mengakibatkan pergeseran tata nilai masyarakat setempat. Pelibatan masyarakat bisa dilakukan dengan pengelolaan wisata yang bersifat kolaboratif antara masyarakat, swasta dan pemerintah daerah, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Pelibatan masyarakat ke dalam pengembangan dan pegelolaan wisata juga didasarkan pada minat masyarakat Pulau Bawean terhadap kegiatan wisata yang biasa mereka lakukan ketika musim libur sekolah tiba. Banyak masyarakat yang melakukan kegiatan wisata, baik yang dilakukan bersama keluarga dan teman sekolah. Selain itu tokoh masyarakat setempat juga mendukung dengan kegiatan wisata yang telah berjalan selama ini, bahkan ada objek wisata air terjun gunung durin, air terjun laccar, penangkaran rusa dan pantai pasir putih. Dukungan ini diberikan karena masyarakat merasakan dampak dari kegiatan wisata yang berada dipulau tersebut. Bahkan masyarakat menyesalkan perbuatan segelintir orang yang melakukan pengrusakan terhadap salah satu objek wisata, seperti penambangan pasir di pantai ria dan pantai mayangkara yang dulunya termasuk dari pantai yang menjadi primadona di Pulau Bawean. Para pengrajin anyaman pandan dan pembuat gula aren juga merasa senang dengan adanya wisatawan yang datang, karena hasil kerajinan mereka bisa
laku terjual tanpa harus di jual ke pulau jawa yang terkadang harganya kalah bersaing. Elemen penting yang kedua dalam pengembangan objek wisata adalah dukungan pemerintah daerah yang membuat kebijakan pro masyarakat lokal bukan hanya semata keuntungan melainkan harus memikirkan dampak lingkungan yang akan diakibatkan oleh pengelolaan objek wisata. Dukungan pemerintah daerah tertuang dalam kebijkan yang tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Gresik tahun 2006-2010. Selain itu, adanya UPT Pariwisata Pulau Bawean yang merupakan bagian dari Dinas Pariwisata, Komunikasi dan Informasi bertugas melakukan monitoring terhadap kegiatan wisata di Pulau Bawean. Kepedulian pemerintah juga terlihat dari kerjasama pemerintah dalam bidang transportasi yang menyediakan kapal Bahari Express yang mampu berlayar tiga kali seminggu dengan waktu tempuh 3 jam. Penentuan objek wisata unggulan di Pulau Bawean menggunakan metode AHP melibatkan berbagai unsur dukungan yang meliputi masyarakat, pemerintah daerah, sarana dan prasarana, pengunjung, swasta dan pemerintah propinsi. Perhitungan tersebut menghasilkan sebuah keputusan untuk menentukan objek wisata unggulan yang harus dikembangkan sebagai sekala prioritas yang disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Nilai prioritas pengembangan objek wisata unggulan di Pulau Bawean untuk setiap elemen pada level tiga Kreteria
Alternati Objek 1
2
3
4
5
6
7
Rasio Inkonsistensi
Dukungan Masyarakat Dukungan Pemerintah Daerah Dukungan Sarana dan Prasarana
0.205
0.299
0.031
0.072
0.288
0.088
0.018
0.09
0.130
0.159
0.159
0.169
0.236
0.055
0.091
0.08
0.515
0.163
0.102
0.065
0.067
0.048
0.041
0.07
Dukungan Pengunjung Dukungan Swasta dan Lainnya
0.143
0.143
0.143
0.143
0.143
0.143
0.143
0.00
0.272
0.154
0.165
0.140
0.097
0.140
0.033
0.08
Keterangan:
1. Penangkaran Rusa
5. Pulau gili dan Noko
2. Danau Kastoba
6. Air Terjun
3. Pantai Slayar
7. Air Panas
Elemen pada level2
4. Pantai Pasir putih
Analisis Horizontal berdasarkan dukungan masyarakat, Danau Kastoba menduduki nilai paling tinggi, disusul oleh disusul oleh Pulau Gili Noko dan Penangkaran Rusa Bawean, secara keseluruhan para pengunjung mengatakan Danau Kastoba merupakan objek wisata yang paling menarik seperti yang terdapat pada quisioner. Penilaian berikutnya berdasarkan dukungan pemerintah daerah, nilai tertinggi adalah Pulau Gili dan Noko, berikutnya adalah Pantai Pasir Putih dan Danau Kastoba serta Pantai Slayar. Harapan yang ingin dicapai dengan dikembangkannya pulau ini adalah keindahan alam bawah lautnya, pasir putih dan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat pulau tersebut. Dukungan Sarana dan prasarana menempatkan Penangkaran Rusa Bawean berada pada urutan yang pertama, penangkaran tersebut saat ini belum maksimal dalam pengelolaannya, Hal ini bisa dilihat dari berbagai fasiitas yang belum lengkap dalam rangka mendukung penangkaran tersebut. Sarana jalan menuju ke tempat tersebut sebagian masih berbentuk jalan batu. Dukungan pengunjung menilai bahwa semua objek wisata yang terdapat di Pulau Bawean perlu dikembangkan, hal ini terlihat dari hasil penilaian yang menempatkan semua objek wisata memiliki nilai yang sama. Dukungan lain (swasta dan pemerintah provinsi) menghasilkan nilai tertinggi adalah Penangkaran Rusa Bawean disusul oleh Pantai Slayar dan Danau Kastoba. Pengembangan Penangkaran Rusa Bawean karena dilihat dari aspek kelestarian, sehingga dengan adanya perhatian terhadap penangkaran tersebut diharapkan kelestarian Rusa Bawean tetap terjaga. Berdasarakan
hasil
analisis
vertikal
pada
AHP,
maka
prioritas
pengembangan objek wisata di Pulau Bawean nilainya tersaji pada Gambar 24. Rasio inkonsistensi pada masing-masing level tidak ada yang melebihi 0,10. Dari gambar tersebut terihat, bahwa Pulau Gili dan Noko memiliki nilai tertinggi yaitu 0,233, berikutnya adalah Danau Kastoba dengan nilai 0,220; Penangkaran Rusa 0,206; Pantai Pasir Putih 0,114; Pantai Slayar 0,097 Air Terjun 0,076 dan yang terakhir Air Panas 0,54.
Objek Wisata di Pulau Bawean 0.25
0.233
0.22 0.206
0.2
Nilai Prioritas 0.15 0.114 0.097
0.1
0.076 0.054
0.05
0 Pulau Gili Noko
Danau Kastoba
Penangkaran Pantai Pasir Pantai Slayar Air Terjun Rusa Putih
Air Panas
Gambar 24. Nilai Prioritas pengembangan objek wisata unggulan di Pulau Bawean Prioritas utama dari penilaian pada level tiga adalah Pulau Noko yang merupakan kawasan Suaka Margasatwa yang letaknya berdekatan dengan Pulau Gili Timur. Meskipun sebagai kawasan Suaka Margasatwa yang merupakan habitat burung migran, saat ini kondisinya cukup mengenaskan. Dahulu banyak pohon yang tumbuh di pulau tersebut sehingga bisa digunakan oleh berbagai jenis burung baik sebagai shelter maupun cover. Saat ini hanya tersisa rumput dan tumbuhan bawah yang masih tumbuh di Pulau Noko. Pulau Noko dan Gili keduanya memiliki hamparan pasir putih yang indah, laut yang bening dan keindahan bawah laut yang menakjubkan. Pulau Gili adalah sebuah dusun yang secara administratif berada di wilayah desa Daun. Prioritas pengembangan pulau ini karena memiliki potensi wisata bahari yang sangat menarik dan untuk menaikkan ekonomi masayarakat setempat yang mayoritas adalah nelayan dan perantau. Menuju ke pulau ini harus pada saat air pasang yaitu pada pagi hari, karena pada saat air surut kapal atau perahu tidak bisa mendekat ke bibir pantai. Kondisi ini biasa dialami oleh mayarakat Pulau Gili yang membeli kebutuhan rumah tangga ke pulau utama (Bawean).
Target pengembangannya adalah pembangunan fasilitas untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat Pulau Gili Timur yaitu dermaga, sehingga dalam rangka menjalankan perekonomiannya masyarakat Gili Timur tidak tergantung pada pasang surut air laut. Tindakan lain yang perlu dilakukan adalah perluasan hutan bakau yang ada disekitar dermaga, karena semakin menurunnya kualitas hutan bakau akan berdampak tanah-tanah masyarakat yang berada disekitar dermaga. Menurut informasi dari tokoh masyarakat setempat yaitu Bapak Haji Masrufi, pernah diadakan penelitian mengenai tambang minyak bumi di sekitar pulau tersebut. Pulau Gili memiliki sejarah yang panjang. Sejarah tersebut dimulai dari kedatangan Juk Tukang dari kerajaan Solo, hingga adanya sumur disebuah masjid yang tahun pembangunannya sama dengan sumur yang berada di Masjid Sunan Ampel Surabaya. Prioritas ke dua adalah Danau Kastoba, sebagai salah satu objek wisata yang banyak diminati oleh masyarakat Bawean. Danau Kastoba sampai saat ini status pengelolaannya masih kontroversial. Danau Kastoba yang berada di kawasan Cagar Alam menjadi objek wisata yang menarik karena keindahannya yang mempesona, di sisi lain di dalam Kawasan Cagar Alam tidak boleh ada kegiatan kecuali yang mendukung terhadap kawasan tersebut. Kondisi tersebut menyebabkan Danau Kastoba menjadi polemik dalam pengelolaanya. Pengelolaan Danau Kastoba di masa yang akan datang perlu ada kebijakan yang mengatur apakah menggunakan sistem zonasi atau dipertahankan statusnya sebagai kawasan Cagar Alam. Danau Kastoba selain sebagai tempat berlibur, juga kerap digunakan sebagai tempat ritual bagi sebagian masyarakat Bawean, sehingga pada musimmusim tertentu ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ingin mengadakan ritual. Keunikan lain yang bisa dinikmati di desa sekitar danau adalah Durung yang merupakan bangunan khas bawean, di dalamnya menyimpan padi yang umurnya puluhan tahun. Prioritas ke tiga adalah Penangkaran Rusa Bawean yang merupakan pusat pelestarian satwa Rusa Bawean secara eksitu yang saat ini status satwa ini terancam punah dan habitat alaminya hanya ada di Pulau Bawean. Pemilihan
Penangkaran Rusa Bawean diharapkan bisa menjadi tempat melestarikan satwa tersebut sehingga populasinya stabil. Penangkaran Rusa Bawean berada diantara perbukitan dan antara hutan primer dan sekunder, sehingga tempat ini memiliki pemandanganyang indah dan udara yang segar. Penangkaran Rusa Bawean bisa dikembangkan ke arah wisata pendidikan. Kegiatan yang dilakukan adalah pendidikan lingkungan, pengenalan berbagai jenis pohon, cara menanam pohon dan mengenal Rusa Bawean. Kegiatan ini bersenergi dengan pengunjung yang rata-rata usia sekolah. Prioritas ke empat dalam pengembangan wisata di Bawean adalah Pantai Pasir Putih. Pantai ini merupakan salah satu objek wisata yang menawarkan keindahan pantai dengan kombinasi hutan mangrove yang menjadi habitat burung air, selain itu yang paling dicari oleh masyarakat ada disini yaitu pohon santegi. Pantai ini dikelola oleh sebuah keluarga dengan ancaman dan tantangan yang cukup besar. Pantai yang dulunya rusak sehingga tanah pertanian disekitarnya tidak dapat digunakan, saat ini sudah bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Burung air yang berada di pantai ini terus bertambah. Pengembangan objek wisata Pantai Pasir Putih agar pantai ini terus diperhatikan demi kelangsungan ekosistem dan pertanian masyarakat bawean yang saat ini mulai terabaikan oleh pemerintah, fasilitas yang ada sudah mengalami rusak berat dan tantangan pengrusakan hutan mangrove serta ancaman bagi kehidupan burung air. Prioritas ke lima pengembangan wisata di Pulau Bawean adalah pantai selayar, pantai yang berada berdekatan dengan Pulau Selayar tersebut memiliki hamparan pasir yang indah apalagi saat air surut sehingga pengunjug bisa berjalan kami di pasir untuk menuju ke Pulau Selayar. Kegiatan lai yang bisa dilakukan adalah treking mengitari Pulau Selayar dan Pulau Menuri sambil menikmati keunikan batu-batu yang berada di Pantai Pulau Selayar. Prioritas ke enam adalah air terjun, Pulau Bawean Memiliki 3 objek wisata air terjun yang tersebar di Pulau Bawean, yaitu Air Terjun Laccar, Air Terjun Kuduk-kuduk dan Air Terjun Gunung Durin. Air terjun – air terjun tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar. Pembangunan yang pernah dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah pembangunan jalan menuju objek sekaligus sebagai jalan desa yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Pengembangan air terjun sebagai objek wisata diharapkan menjadi motor pengerak bagi ekonomi bagi masyarakat sekaligus agar perhatian terhadap sumber air yang saat ini dikelola secara swadaya oleh masyarakat bisa dikelola oleh pemerintah daerah agar keberlasungannya bisa tetap terjaga. Prioritas ke tujuh bagi pengembangan objek wisata di bawean adalah sumber air panas. Air panas dibawean terdapat dibeberapa desa, salah satu yang pernah dikembangkan oleh pemerintah daerah dalam bentuk pembangunan kamar mandi yang khusus air panas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, letaknya di desa Kota Kusuma. Saat ini kondisi pemandian tersebut sudah mengalami kerusakan akibat tidak adanya perawatan dan termakan oleh usia. Air panas yang juga pernah dibuatkan fasilitas berupa kolam kecil berada di desa Kepuh Teluk. Kurangnya perawatan menyebabkan kolam air panas ini dipenuhi lumut. Sumber ar panas lainnya berada di Desa Sungai Rujing, Desa Gelam dan Desa Kota Kusuma. Dilihat dari potensi pengunjung, sumber air panas di Bawean tidak menarik minat masyarakat untuk menikmatinya, hal ini mungkin disebabkan belum ada pengelolaan yang baik dari keunikan air panas tersebut. Sehingga ke depan pengelolaan air panas sebagai objek wisata perlu dikombinasikan dengan atraksi wisata lain yang mampu menarik minat pengunjung untukdatang.
5.7 Pengembangan Wisata Pulau Bawean Pengembangan wisata pada suatu daerah berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi suatu daerah tersebut. setiap tindakan yang diambil dalam rangka mengembangkan wisata selalu memperhitugkan keutungan dan manfaat bagi rakyat banyak (Yoeti, 1997). Adanya pengembangan wisata dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat yang berasal dari uang yang dibelanjakan para pengunjung pada suatu daerah tujuan wisata. Seiring dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang maka pembangunan sarana dan prasarana wisata akan terus berkembang pula sehingga menambah jumlah pekerjaan dan menguangi pengangguran.
Dampak lain dari kegiatan wisata adalah menumbuhkan semangat untuk melindungi objek-objek wisata agar tetap lestari sehingga bisa terus menjadi daya tarik bagi pengunjung. Perkenalan antar sukupun akan terjadi mengingat jumlah pengunjung yang datang semakin beragam yang akhirnya menambah pengetahuan bagi penduduk lokal maupun bagi pengunjung itu sendiri sehingga menumbuhkan sikap saling mengerti satu sama lain. Dampak lain yang ditimbulkan dari pengembangan wisata adalah perilaku pengunjung yang kurang berkenan bagi penduduk local yaitu cara berpakaian yang tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat, mabuk, hura-hura, pelangaran terhadap tempat ibadah sehingga menimbulkan kegoncangan dan keresahan bagi peduduk setempat. Maka dari itu perlu adanya kajian mendalam terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan wisata dan perencanaan yang matang dalam usaha pengembangannya. 1. Pengembangan Sarana dan Prasaran Wisata Saran dan prasarana wisata merupakan elemen penting demi terciptanya kegiatan wisata. Sehingga agar suatu kegiatan wisata berjalan dengan baik perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Sarana dan prasarana tersebut meliputi transportasi, komunikasi, akomodasi. Sarana transportasi di bawean saat ini meliputi darat laut dan udara yang berupa kapal cepat Express Bahari dan kapal kargo yang berlayar tiga kali dalam seminggu dari pelabuhan Gresik menuju Bawean, sedangkan kapal traditional ada berlayar dari Pulau Madura menuju Bawean. Jalur transportasi yang sedang direncanakan
akan
berlayar
dari
Kabupaten
Lamongan
yang
akan
menggabungkan Pariwisata Bawean dengan Wisata Bahari Lamongan. Gambar jalur transportasi menuju Pulau Bawean dan di dalamnya tersaji pada Gambar 25.
Gambar 25. Transportasi menuju Pulau Bawean Transportasi darat berupa mobil, motor dan delman. Untuk transportasi umum, mobil yang digunakan adalah mobil jenis Mitsubishi L300. Mobil digunakan sebagai transportasi jarak jauh. Sedangkan jarak dekat banyak menggunakan kendaraan bermotor roda tiga, becak dan delman. Bagi wisatawan yang ingin menggunakan jasa rental mobil, di Bawean terdapat berbagi jenis mobil yang disewakan yaitu kijang, Suzuki Carry dan Toyota Avanza dengan biaya sewa antara Rp. 250.000 – Rp. 300.000. Jalur transportasi di Pulau Bawean disajikan pada Gambar 26.
Gambar 26. Jalur transportasi di Pulau Bawean
Aksesibilitas menuju menuju Pulau Bawean Saat ini hanya bisa dijangkau menggunakan kapal motor dari pelabuhan gresik dan kapal tradisional dari pulau Madura. Akses menuju menuju Bawean yang sedang direncanakan adalah dari kabupaten lamongan menggunakan kapal motor dan pesawat dari batam. Kondisi jalan dibawean saat ini sudah menggunakan aspal dan tuk jalan desa sebagian sudah dibeton meskipun dengan dana swadaya yang disajikan pada Gambar 27.
Jalan Desa
Jalan lingkar bawean
Pembangunan lapangan terbang
Gambar 27. Kondisi jalan di Pulau Bawean
Sarana dan prasaran lainnya yang harus dikembangkan adalah hotel atau penginapan. Saat ini sudah ada beberapa hotel atau pengianpan yang biasa digunakan ketika terdapat wisatawan yang datang menginap, antara lain: Pesanggrahan, Hotel Barokah Murnidan Hotel Pusaka Bawean yang disajikan pada Gambar 28.
Pesanggrahan
H. Barokah Murni
H. Pusaka Bawean
Gambar 28. Hotel di Pulau Bawean 2. Pengembangan Paket wisata Paket wisata diperlukan sebagai penawaran bagi calon pengunjung yang nantinya bisa dijadikan daya saing terhadap produk wisata lain dan menjadi daya tarik bagi calon pengunjung. Paket ini bisa menggabungkan berbagai unsur wisata di bawean seperti sejarah, alam, pendidikan dan petualangan. Mengingat waktu kunjungan tidak bisa dilakukan setiap hari melainkan menyesuaikan dengan jadwal kapal. Maka pembuatan paket harus disesuaikan dengan jumlah hari keberangkatan kapal. Jika berangkat dari gresik hari sabtu dan kembali ke gresik lagi hari selasa, maka paket yang disediakan 4 hari.
3. Perencanaan Interpretasi Wisata Pulau Bawean Interpretasi merupakan suatu alat bantu yang data menterjemahkan keindahan dan keunikan sumberdaya manusia dan alam sehingga bisa dinikmati secara utuh oleh pengunjung atau wisatawan. Pulau Bawean dengan berbagai keunikan dan keindahan sumberdaya alam dan manusianya sangat membutuhkan adanya interpretasi. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan lebih kepada wisatawan agar ketika datang ke suatu objek ada nilai lebih yang diperoleh, baik secara ilmiah maupun tidak. Bahkan sebagai media promosi bagi calon wisatwan. Interpretasi Pulau Bawean saat ini sangat minim sekali, maka dari itu perlu usaha yang lebih maksimal dan optimal agar tercipta suatu media interpretasi yang efektif namun tetap efisien. Media interpretasi yang diperlukan berupa ruang penunjung atau pusat informasi wisata Pulau Bawean yang bisa menggunakan kantor UPT wisata yang terdapat di Pulau Bawean. Pusat informasi ini nantinya disediakan segala informasi wisata Pulau Bawean berupapapan informasi obyekobyek yang ada dan peta jalur interpretasi. Saat ini informasi yang ada berupa dokumentasi objek dan kegiatan pengunjung di salah satu objek wisata. a. Perencanaan Jalur Interpretasi Lingkungan Perencanaan jalur-jalur interpretasi dalam kegitan wisata menawarkan sebuah perjalanan yang menarik bagi pengunjung sekaligus memberdayakan masayarakat setempat. Kegiatan interpretasi wisata Pulau Bawean direncanakan 3 jalur yaitu jalur jalur kanan, jalur kiri dan jalur tengah. Jalur kanan terdiri dari Pelabuhan, Sungai Rujing, Daun, Kebun Teluk Dalam, Sido Gedung Batu, Kepuh Legundi, Kepuh Teluk, Diponggo, Tanjung Ori dan Paromaan. Jalur kiri terdiri dari Sungai Teluk, Bulu Lanjang, Lebak, Suwari, Dekat Agung, Teluk Jati Dawang, Gelam, Sukaoneng, Sukalela, Pekalongan, Tambak, Tanjung Ori dan Paromaan. Jalur tengah terdiri dari Pelabuhan, Gunung Teguh, Balik Terus, Paromaan. Jalur – jalur tersebut merupakan jalur yang selama ini digunakan oleh pengunjung kecuali jalur tengah. Masing-masing jalur tersebut memiliki atraksi yang menarik baik potensi alam maupun budaya. Jalur kanan dan kiri merupakan jalur yang menggunakan jalan lingkar bawean sebagai patokannya, sedangkan
jalur tengah berupa jalan desa yang jalurnya cenderung variatif, semuanya disajikan dalam Gambar 29. 1. Jalur Kanan (Sungai Rujing-Tanjung Ori- Paromaan) Jalur Sungai Rujing-Tanjung Ori-Paromaan memiliki jarak sekitar 20 Km (Sungai Rujing – Tanjung Ori) dan sekitar 7 Km (Tanjung Ori – Paroman). Melewati jalur ini akan menjumpai berbagi objek yang variatif baik pantai maupun keunikan alam lainnya berupa air panas. Peningalan sejarah belanda berupa pesanggrahan dan dermaga. Melewati desa Sungai Rujing terdapat objek wisata Air Panas Taubat, Pantai dan Pulau Slayar. Apabila cuaca memungkinkan bisa berlayar menuju Pulau Noko yang memiliki hamparan pasir putih yang indah. Selain menikmati keindahan pantai, kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah berlayar dengan jukung disekitar Pulau Slayar. Menuju desa Daun akan dijumpai pasar tradisional yang menyajikan berbagai makanan tradisional bawean. Desa Daun memiliki bagian terpisah yaitu Pulau Noko dan Gili. Pulau ini memiliki keindahan pasir putih yang membentang serta terumbu karang yang indah disekitarnya. Jalur ini nantinya akan berakhir di Desa Tanjung Ori dengan Pantai Labuhannya yang indah. Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju Desa Paromaan untuk menikmati keindahan Danau Kastoba yang merupakan ikon wisata bawean. 2. Jalur Kiri (Sungai Teluk - Tanjung Ori –Paromaan) Jalur ini memiliki rekam sejarah yang cukup banyak terutama sejarah agama hindu dan islam. Peninggalan budaya asli masyarakat bawean banyak tersebar di jalur ini seperti rumah asli masyarakat bawean dan durung. Menikmati hutan sekunder dan penangkaran Bawean tersaji pada jalur ini juga. Hamparan pegunungan, perbukitan dan sawah yang membentang luas adalah pemandangan yang tidak mudah untuk dilupakan. Jalur kiri yang terdiri dari Sungai Rujing – Tanjung Ori memiliki jarak sekitar 30 Km dan Tanjung Ori Paromaan sekitar 8 Km. Pantai Labuhan di Desa Kumalasa merupakan pelabuhan pertama di bawean yang saat ini sudah ditingalkan oleh masyarakat. Melewati Desa Dekat Agung akan dijumpai sebuah pulau yang bernama Gili Barat. Di pulau ini akan dijumpai pohon kelapa yang bercabang empat dan sumber air tawar yang berada di bibir pantai. Menuju ke Pulau Gili Barat akan melewati sebuah jembatan bambu yang berasal dari swadaya masyarakat.
Keunikan lain di jalur ini adalah Pulau Cina yang terdapat di Desa Teluk Jati Dawang. Di pulau ini pernah ditemukan tanda yang menunjukkan bahwa Pulau Cina merupakan slah satu habitat Rusa Bawean. Objek berikutnya yang tak kalah menarik adalah Pantai Pasir Putih dengan hutan bakau sebagai pelindungnya, di pantai yang berjarak 24 km dari kota Sangkapura memiliki kayu Santegi yangmenjadi inceran para pengunjung. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Dana Kastoba di Desa Paromaan, berhenti sejenak di Pantai Labuhan untuk menikmati indahnya pasir putih dan tenangnya lautan. 3. Jalur Tengah (Pelabuhan-Gunung Teguh-Balik Terus Paromaan) Jalur Tengah merupakan jalur yang melewati bagian tengah pulau Bawean, dengan kontur yang beragam (naik turun) jalur ini cocok digunakan bagi yang suka trekking atau touring dengan mengunakan kendaraan roda dua. Objek wisata yang bisa dinikmati adalah Air Kuduk-kuduk, perkebunan cengkeh, berkemah di Belang yang letaknya berada dikaki gunung tinggi, menikmati budaya masyarakat tradisional bawean, mengunjungi pengrajin anyaman, berkunjung ke pemukiman baru, terakhir menikmati indahnya Danau Kastoba.. Bagi pengunjung yang suka tantangan, maka jalur tengah ini bisa melewati gunung tinggi dengan hutan alam yang masih terjaga. Keunikan laindair jalur ini adalah adanya rumah di pinggir hutan dan merupakan satu-satunya rumah yang ada di wilayah tersebut. sebagian masyarakat bawean meyakini bahwa pak Pak Buhari penghuni rumah tersebut sebagai dukun. Secara keseluruhan Pulau Bawean memiliki berbagai keindahan yang tidak akan habis dan bosan untuk dinikmati. Potensi atraksi wisat pada setiap jalur interpretasi disajikan pada Tabel 22.
Gambar 29. Jalur Interpretasi Wisata Pulau Bawean
Tabel 22 Potensi interpretasi pada tiap jalur interpretasi lingkungan. No Jalur 1 Kanan
2
3
Kiri
Atraksi Fisik 1. Air Panas Taubat 2. Pantai Slayar 3. Pulau noko Slayar 4. Pulau Slayar 5. Keindahan Pulau Gili Timur 6. Hamparan pasir putih pulau noko gili 7. Air terjun laccar 1. Pantai tenggen 2. Tajunggahan 3. Pantai labuhan kumalasa 4. Keidahan gili barat 5. Keindahan pulau cina 6. Pantai pasir putih 7. Air terjun padang jambu
Atraksi Biologis 1. Hutan di desa Kebun teluk dalam 2. Terembu karang pulau gili timur
1. Rusa Bawean 2. Hutan sekunder di gunung tunggi 3. cagar alam Kumalasa 4. Kehidupan pulau cina 5. Pohon kelapa bercabang empat 6. Burung migran di pulau nusa 7. Burung air di pantai pasir putih Tengah 1. Air panas kebun 1. Kebun cengkeh daya 2. Cagar alam gunung 2. Air terjun gunung tinggi durin 3. Bentang sawah 3. Danau kastoba 4. Keindahan alam pegunungan
Atraksi Budaya 1. Pasar tradisional Daun 2. Kehidupan masyarakat Gili Timur 3. Pengambilan getah aren 4. Pembuatan gula aren 5. Kuburan waliyah zainab
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Durung Rumah khas Bawean Kunuran sunan bonang Kuburan juk campa Kuburan juk putrid Kuburan syeh ibrahim
1. 2. 3. 4. 5.
Kuburan umar masud Kuburan purbonegoro Kuburan cokrokusumo Tradisi maulid nabi Kesenian dungkak
b. Perencanaan Kegiatan Rencana kegiatan wisata di Pulau Bawean merupakan kegiatan yang mengakomudir segala potensi yang ada baik alam dan budaya. Kegiatan yang dapat dikembangkan disajikan pada Tabel 23.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 23. Kegiatan wisata yang dikembangkan di Pulau Bawean Kegiatan Lokasi Menyaksikan tradisi maulid nabi Kecamatan Sangkapura Trekking melewati menelusuri jalan setapak, naik turun Balik Terus - Paromaan bukit di lingkungan yang alami. Menyaksikan kegiatan pertanian Patas Selamat, Balik Terus, Menyaksikanpembuatan kerajinan batu onix Sawah Mulya, Kota Kusuma Menyaksikan pembuatan tikar anyaman Gunung Teguh Menyaksikan pembuatan gula aren dan cara pengambilan Gunung Teguh getahnya Menaiki jukung Pulau slayar Trekking mengelilingi Pulau Slayar Pulau Slayar Mandi air panas Kepuh Teluk Menyelam Pulau Gili Timur Melihat burung air Sokaoneng Melihat burung migran Pulau Nusa Kegiatan interpretasi wisata ditujukan agar pengunjung dapat menikmati potensi budaya maupun alam Pulau Bawean. sehingga melalui kegiatan ini pengunjung dapat menikmati fenomena sosial dan budaya masyarakat. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam Bawean yang sebagian wilayahnya termasuk ke dalam kawasan suaka alam. Berdasarkan lama kunjungan yang berorientasi pada jadwal pelayaran kapal Gresik Bawean yang melakukan pelayaran tiga kali dalam seminggu, maka dapat dikembangkan kegiatan dengan durasi 2-3 hari dengan memanfaatkan potensi yang ada dan jalur interpretasi yang direncanakan disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Rencana kegiatan wisata di Pulau Bawean Hari Program Senin a. Tiba di Bawean b. City Tour Selasa 1. Menikmati pantai slayar, naik jukung dan trekking pulau slayer 2. Jika cuaca baik, berlayar ke pulau noko slayer 3. Menikmati air terjun Laccar 4. Melihat cara pengambilan getah aren dan menikmati hasilnya Rabu Berlayar ke Pulau Gili Timur dan menginap Kamis Berlayar Ke Gresik
Jalur
Jalur kanan
c. Perencanaan Fasilitas Pendukung Interpretasi Kegiatan wisata di Pulau Bawean selama ini didukung oleh pemerintah maupun swasta. Di Bawean tersedia beberapa fasilitas seperti penginapan, shelter, tempat ibadah, transportasi dan komunikasi. Sebagian fasilitas telah mengalami kerusakan karena termakan usia, seperti jalan, shelter dan pemandian air panas. Selain fasiltas utama, diperlukan juga pembangunan fasiliats pendukung. Fasilitas interpretasi yang akan direncanakan disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam, arah pengembangan, dan kebutuhan pengunjung dalam usaha menciptakan suasana yang nyaman, menyenangkan memperkaya pengalaman dan pengetahuan sehingga pengunjung dapat menikmati alam dan budaya kawasan wisata bawean secara optimal. Kegiatan interpretasi lingkungan memerlukan fasilitas pendukung seperti, pusat informasi, penjelasan tentang objek, petunjuk arah, tempat istirahat, peta jalur wisata, selebaran/ booklet/ leaflet, papan nama objek serta buku informasi tentang objek wisata bawean. Rencana interpretasi wisata di bawean berdasarkan konsep tata ruang yang ada dan konsep wisata yang dikembangkan. Fasilitas ini direncanakan untuk dapat menunjang kegiatan interpretasi di 3 Jalur interpretasi lingkungan yang direncanakan. Terutama fasilitas yang terkait dengan metode self interpretation. Dalam perencanaan ini sedapat mungkin tidak merubah kondisi bentang alam, alami dan menggunakan bahan yang tersedia di lokasi. Jenis fasilitas pendukung interpretasi yang direncanakan disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Jenis fasilitas pendukung interpretasi yang direncanakan dan fungsinya No Jenis Fasilitas Fungsi 1 Pal Pal-pal Hm yang ada saat ini hanya dikawasan hutan meskipun sebagian rusakdan hilang, sehingga pengunjung tidak dapat mengetahui sudah seberapa jarak yang telah ditempuh 2 Pusat Informasi Pusat informasi yang direncanakan berfungsi untuk memberikan pelayanan informasi bagi pengunjung tentang hal-hal yang berkaitan dengan kawasan wisat bawean 3 Papan interpretasi Papan interpretasi disediakan untuk memberikan informasi mengenai jalur interpretasi lingkungan seta penjelasan objek-objek yang dipelajari
Tabel 25 Lanjutan No Jenis Fasilitas 4 Petunjuk arah
5 6
Tempat sampah Peta jalur wisata
7
Shelter
8
Toko souvenir
9
Benkel kerajinan
10
Pangkalan jukung
Fungsi Petunjuk arah berfungsi untuk memberikan informasi untuk menuju lokasi yang ingin didatangi. Adanya papan petunjuk arah ini akan menghindarkan pengunjung dari resiko tersesat. Sebagai tempat pembuangan sampah Memberikan informasi tentang jalur wisata yang dapat yang dapat dipilih oleh pengunjung kawasan wisata bawean Fasilitas ini disediakan bagi pengunjung sebagai tempat istirahat yang melakukan perjalanan sambil menikmati panorama alam Fasilitas ini disediakan untukmenambpung hasil kerajinan masyarakat yang bisa dijual kepada pengunjung Fasilitas ini disediakan untuk menampung kreatifitas masyarakat, tempat pengunjung melihat dan belajar bagaimana membuat kerajinan anyaman tikar dan tas dari pandan. Pangkalan jukung merupakan tempat yang khusus menyediakan jukung untuk pengunjung yang ingin menaikinya ditemani seorang pemadu.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Sebagai pulau yang memiliki keberagaman suku, Bawean memiliki berbagai jenis objek wisata yang salah satunya hadir karena akulturasi budaya yang berasal dari berbagai suku. Berbagai objek wisata tersebut terbagi dalam wisata alam, kesenian, kerajina (souvenir), budaya dan sejarah serta kuliner. Posisi objek wisata Pulau Bawean berada diantara ancaman dan kekuatan sehingga strategi pengembangan wisata Pulau Bawean adalah: 1. Memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada sebagai daya tarik wisata yang dimiliki Pulau Bawean yang meliputi wilayah laut, pantai dan pegunungan dengan alternatif wisata meliputi: wisata alam, sejarah, budaya, pendidikan. 2. Memperkuat kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk meningkatkan perekonomian lokal dan peningkatan sumberdaya manusia sehingga mengurangi ancaman terhadap sumberdaya wisata. Kerjasama bisa dilakukan dengan masyarakat sekitar maupun dengan pihak swasta, dalam hal ini para agen wisata dan para investor sehingga dengan adanya kegiatan wisata ekonomi masyarakat lokal terangkat dan mengurangi ancaman terhadap sumberdaya alam. 3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas jalan, shelter dan fasilitas interpretasi. Prioritas pertama pengembangan objek wisata di Pulau Bawean adalah Pulau Noko yang merupakan kawasan Suaka Margasatwa yang letaknya berdekatan dengan Pulau Gili Timur. Prioritas kedua adalah Danau Kastoba, sebagai salah satu objek wisata yang banyak diminati oleh masyarakat bawean. Prioritas ketiga adalah Penangkaran Rusa Bawean yang merupakan pusat pelestarian satwa Rusa Bawean secara eksitu yang saat ini status satwa ini terancam punah dan habitat alaminya hanya ada di Pulau Bawean. Prioritas keempat adalah Pantai Pasir Putih yang menawarkan keindahan pantai dengan kombinasi hutan mangrove yang menjadi habitat burung air, selain itu yang paling dicari oleh masyarakat ada di sini yaitu pohon santegi (Phemphis acidula). Pohon santegi memiliki batang yang kuat dan serat yang indah. Prioritas kelima adalah
pantai selayar yang berada berdekatan dengan Pulau Selayar tersebut memiliki hamparan pasir yang indah apalagi saat air surut sehingga pengunjug bisa berjalan kami di pasir untuk menuju ke Pulau Selayar. Prioritas keenam adalah air terjun, Pulau Bawean Memiliki 3 objek wisata air terjun yang tersebar di Pulau Bawean, yaitu Air Terjun Laccar, Air Terjun Kuduk-kuduk dan Air Terjun Gunung Durin. Prioritas ke tujuh adalah sumber air panas. Pengembangan wisata perlu didukung interpretasi agar lebih optimal. Interpretasi Pulau Bawean saat ini sangat minim sekali, maka dari itu perlu usaha yang lebih maksimal dan optimal agar tercipta suatu pengembangan interpretasi yang efektif namun tetap efisien.
Meliputi perencanaan jalur interpretasi
lingkungan, perencanaan kegiatan dan perencanaan fasilitas pendukung interpretasi. 6.2. Saran Pengembangan wisata bawean harus tetap memperhatikan aspek lingkungan, mengingat bawean memiliki kawasan suaka alam dan satwa endemik di dalamnya. Selain itu, masyarakat harus terlibat aktif dalam mengontrol semua upaya yang dapat merusak lingkungan. Pengembangan objek wisata bawean harus mengacu pada kebijakan yang ada dengan memperhatikan skala prioritas. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mendukung pengembangan Pulau Bawean sebagi destinasi wisata.penelitian tersebut meliputi daya dukung wisata, interpretasi wisata, penawaran wisata dan lain-lain. Perlu perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk mengembangkan objek wisata Pulau Bawean selain untuk mengangkat perekonomian lokal, juga untuk mengurangi ancaman terhadap sumberdaya alam yang ada. Perhatian tersebut bisa dituangkan dalam bentuk perbaikan fasilitas umum dan pengelolaan sumberdaya alam yang lebih baik, dan peningkatan sumberdaya manusianya. Strategi promosi dan kerjasama dengan berbagai pihak perlu ditingkatkan pengembangan wisata di Pulau Bawean.
demi mempercepat
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik. 2007. Kecamatan Sangkapura Dalam Angka 2006. Pusat Statistik Kabupaten Gresik Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik. 2007. Kecamatan Tambak Dalam Angka 2006. Pusat Statistik Kabupaten Gresik Bagyono. 2005. Pengetahuan Dasar Pariwisata dan Perhotelan. Bandung: Alfabeta. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur I. 2003. Rencana Pengembangan Wisata Alam Terbatas Pada Suaka Margasatwa dan Cagar Alam Pulau Bawean. Surabaya: Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur I. Basnur AB. 2006. Wisata dan Pulau Kita. www.budpar.go.id [9 Feb 2007] Damanik J, Weber HF. 2006. Perncanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yoyakarta: Andi. Drumm A, Moore A. 2005. An Introduction to Ecotourism Planning, Volume ke1, Second Edition. Arlington. The Nature Conservansy Departemen Kehutanan. 2003. Kumpulan Peraturan Perundangan Bidang Konsevasi. Jakarta: Departemen Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. 2004. Studi Habitat Rusa Bawean. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Gunawan MP. 2003. Kebijakan Pemerintah tentang interpretasi wisata alam dan ekowisata. Dalam: Pengembangan Interpretasi Wisata Alam dan Ekowisata. Prosiding; Bogor, 9 Desember 2003. Bogor: Studio Rekreasi Alam Departemen Konsevasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Hlm 1-6. Hoogerwf A. 1966. Notes on The Island of Bawean, with Special Reference to The Bird. Natural History Bulletin of Siam Society Kontogeorgopoulos N. 2003. Keeping up with the Joneses: Tourist, traveller and the quest for cultural authenticity in Southerm Thailand. Dalam: Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yoyakarta: Andi. Ko RKT. 2001. Obyek Wisata Alam Pedoman Identifikasi Pengembangan, Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pemasarannya. Bogor: Yayasan Buena Vista. Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Terjemahan: Tegu H, Rusli RA, Molan B. Volume Ke-1. Jakarta: Prenhallindo. Marpaung H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta Muntasib EKSH. 2003. Interpretasi Wisata Alam. Bogor. Laboratorium Rekreasi Alam Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Muntasib EKSH, Rachmawati E. 2003. Diktat Kuliah Teknik Interpretasi Lingkungan. Studio Rekreasi Alam Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Nasir AA. 1993. Ruang lingkup klimatologi. Di dalam: Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur-unsur Iklim. Ed ke-2, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Hlm 1-10. Nurfatriani F dan Efida YS. 2003. Pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat lokal. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan IV(1):31-39. Rangkuti F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Setiono L, penerjemah; Peniwati K, editor. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Terjemahan dari: Decision Making For Leaders. The Analitical Hierarchy Process for Decision in Complex World. Sawitri R, Heriyanto NH, Santosa H. 2004. Pengaruh Kegiatan Wisata Alam Terhadap Kelestarian Lingkungan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. I (3). 326-336 Semiadi G. 2004. Sifat Biologi Rusa Bawean (Axis kuhlii). Bogor: Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Setiawati I. 2003. Ekowisata dan Interpretasi. Di dalam: Pengembangan Interpretasi Wisata Alam dan Ekowisata. Prosiding; Bogor, 9 Desember 2003. Bogor: Studio Rekreasi Alam Departemen Konsevasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Hlm 33-42. Setyono D. 2003. Interpretasi Ekowisata di Taman Nasional. Di dalam: Pengembangan Interpretasi Wisata Alam dan Ekowisata. Prosiding; Bogor, 9 Desember 2003. Bogor: Studio Rekreasi Alam Departemen Konsevasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Hlm 13-19. Sharpe GW. 1982. Interpreting The Invironment. 2nd Edition. Canada. John Wiley & Sons, Inc. Afandi S. 2008. Laporan Objek Wisata. Gresik. UPTD Pariwisata Kawasan Pulau Bawean Sunario W. 2007. Perlu Management Handal untuk Tingkatkan Daya Saing Pariwisata Indonesia. www.budpar.go.id [9 Februari 2008] Supriyoko K. 2006. Dari International Conference on Cultural Tourism 2006 di Yoyakarta: Pariwisata Sebagai Pilar Ekonomi. www.budpar.go.id [9 Februari 2008] Suwantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Suyitno. 1999. Perencanaan Wisata. Yoyakarta: Kanisius The International Ecotourism Society . 2005. Fact Sheet: Global Tourism. Washington. The International Ecotourism Society. www.ecotourism.org [14 Januari 2008]
The Quebec Declaration on Tourism. 2002. Quebec Declaration on Tourism. Quebec city. World Tourism Summit. www.worldtourism.org/sustainable/IYE/quebec/anglais/declaration.html [14 Januari 2008] The World Wildlife Fund Indonesia Program. 1979. Usulan Suaka Margasatwa Pulau Bawean Pedoman Pengelolaan. Bogor: Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam Republik Indonesia. UNEP. 2002. About Ecotourism. tourism/home.htm. [30 Agustus 2007]
www.uneptie.org/pc/tourism/sust-
Urry J. 1990. The Tourism Gaze: Leisure and Travel in Contemporary dalam Pinata IG, Gayatri PG. 2005. Sosiaologi Pariwisata: Kajian Sosiologis Terhadap Struktur, Sistem dan Dampak-Dampak Pariwisata. Yogyakarta: Andi Usman Z. 1996. Petodhu Bhesa Bhebien. Gresik. Next Generation Foundation Veverka JA. 1998. Interpretive Master Planning: The Essential Guide for Intepretive Centers, Parks, Self-Guided Trail,Historic Site, Zoos, Exibits and Programs. Tustin California. Acorn Naturalist. Wahab S, 2003. Manajemen Kepariwisataan. Gromang F, Penerjemah. Jakarta: Pradnya Paramita. Terjemahan dari: Tourism Management. Waluyo H. 2007. Pengembangan Kepariwisataan Indonesia. www.budpar.go.id [9 Feb 2007] Waluyo H. 2007. Pasar Tradisional www.budpar.go.id [9 Feb 2007]
Sebagai
Daya
Tarik
Wisata
WWF Indonesia Programe. 1979. Suaka Margasatwa Bawean Pedoman Pengelolaan. Bogor. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam Republik Indonesia Yoeti HOA. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta. Pradnya Paramita
LAMPIRAN
Lampiran 1. Borang untuk pengunjung dalam rangka pengembangan wisata Oleh: Mohammad Ramli Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Selamat pagi/siang/sore/malam Sebelumnya kami mohon maaf apabila mengganggu aktivitas rekreasi Bapak/Ibu/Saudara/i dengan adanya pengisian quisioner ini adalah untuk mengumpulkan data dari dari pengunjung yang akan digunkan untuk menyusun perencanaan wisata di Pulau Bawean. Cara Pengisian: 1. untuk pertanyaan pilihan ganda silahkan silang pada jawaban yang dianggap sesuai. 2. untuk pernyataan isian mohon ditulis dengan dengan huruf capital. A. Data Responden 1. Nama 2. Jenis kelamin 3. Umur 4. Asal/Tempat tinggal 5. 6. 7. 8.
: Laki-laki/ perempuan*) : : :
Pekerjaan : Pendidikan : SD/ SMP/ SLTA/ perguruan tinggi*) Status perkawinan : Menikah/ belum menikah Pendapatan rata-rata per bulan (jika saudara sudah bekerja) a. < Rp 500.000,b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000,c. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000,d. Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000,e. > Rp 5.000.000,-
*) coret yang tidak perlu B. Motivasi Pengunjung 1. Dari mana Bapak/Ibu/Saudara/imendapatkan Informasi untuk ke Pulau Bawean? a. Teman b. Media masa (koran, majalah dll ) c. Media electronic (televise, radio, internet) d. Lainnya (sebutkan)………………………………………… 2. Bapak/Ibu/Saudara/I datang ke kawasan wisata Pulau Bawean bersama siapa? a. Sendiri b. Teman……………orang c. Keluarga………….orang
d. Kelompok………...orang 3. Apa yang mendorong anda untuk berkunjung ke kawasan wisata ini? a. Ketertarikan atas informasi yang diperoleh b. Belum pernah berkunjung ke tempat ini sebelumnya c. Mudah dicapai (aksesibilitas baik) d. Biaya murah e. Fasilitasnya lengkap f. Lainnya............. 4. Apa tujuan anda mengunjungi kawasan wisata ini? a. Piknik e. Pendidikan / penelitian f. Mengisi waktu luang b. Menikmati keindahan alam c. Berkemah g. Lainnya........ d. Bisnis e. Menikmati kebudayaan 5. Apakah kunjungan Bapak/Ibu/Saudara/I yang pertama? a. Ya b. Tidak Jika tidak, kunjungan keberapakah ini? a. 2 kali b. > 2 kali 6. Dalam rangka apa Bapak/Ibu/Saudara/I datang ke Pulau Bawean? a. Wisata kelompok b. Wisata Perorangan c. Wisata Keluarga d. Lainnya……………………………………………………………… 7. Berapa harikah yang direncanakan akan dihabiskan di kawasan wisata Pulau Bawean? a. 1 hari b. 2 hari c. 3 hari d. > 4 hari 8. Berapa yang Bapak/Ibu/Saudara/i rencanakan untuk dibelanjakan di dalam kunjungan ke Pulau Bawean Ujung Kulon? (dari datang ke Pulau Bawean sampai kembali). a. Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,b. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,c. Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 2.000.000,d. >Rp. 2.000.000,9. Kapan biasanya anda berkunjung ke Pulau Bawean? a. Hari Libur, kenapa? b. Hari biasa, kenapa?
10. Jenis kendaraan kendaraan apa yang anda gunakan untuk mencapai Pulau Bawean? a. Kendaraan pribadi (motor/ mobil) b. Kendaraan sewaan / travel c. Kendaraan umum (ojek/ bis/ truk/ kapal) d. Lainnya....................
11. Apakah anda berkunjung ke Pulau Bawean dengan alasan khusus seperti mistik, keperluan agama dan kepercayaan atau semacamnya? a. Ya, lokasinya dimana?........... b. Tidak C. Obyek Wisata 1. Menurut anda, Objek apa yang paling menarik di Pulau Bawean ini? a. Danau b. Pantai c. Vegetasi hutan hujan dataran rendah d. Satwa (sebutkan apa)……………………………………………… e. Lainnya (sebutkan)……………………………………………… 2. Menurut anda objek wisata manakah yang dapat dijadikan sebagai wisata unggulan di Pulau Bawean? a. Danau Kastoba b. Makam Panjang c. Cagar Alam d. Suaka Marga Satwa e. Sumber Air Panas f. Pantai Selayar g. Pantai Ria h. Air terjun i. Lainnya, sebutkan............... 3. Penjelasan/cerita seperti apa yang bapak/Ibu/Saudara/I perlukan mengenai objek tersebut? a. Mitos/Legenda b. Sejarah c. Deskripsi dan karakteristik mengenai objek tersebut d. Lainnya………………………………………………………………… … 4. Apa tujuan kegiatan yang ingin Bapak/ Ibu/ Saudara/ I lakukan di pulau ini? a. Melihat dan menikmati pemandangan alam (Sightseeing) b. Melihat satwa c. Melihat vegetasi d. Menjelajah e. Penelitian/ pengamatan f. fotografi g. Lainnya………………………………………………………
D. Fasilitas dan Layanan Wisata 1. Menurut anda, apakah pulau ini cukup nyaman? a. Bebas dari bau b. Udara sejuk c. Tidak ada lalu lintas umum yang mengganggu d. Bebas kebisingan e. Bebas gangguan manusia 2. Fasilitas apa yang bapak/Ibu/Saudara/I perlukan pada kawasan ini? a. Papan Interpretasi (papan nama objek, papan petunjuk arah, papan cerita, papan larangan/tanda bahaya, papan petunjuk jarak) b. Shelter c. Menara pengamatan/pemandangan d. Broadwalk e. Lainnya………………………………………………………… 3. Apa yang bapak/Ibu/Saudara/I perlukan untuk kelengkapan dan kemudahan dalam menikmati daya tarik wisata yang terdapat pada kawasan ini? a. Buku panduan b. Leaflet c. Booklet d. Pemutaran slide/film tentang kawasan secara keseluruhan e. Lainnya (sebutkan)…………………………………………… 4. Apakah anda mengalami hambatan untuk datang ke Pulau Bawean? a. Tidak b. Ya, berupa apa?............................... 5. Kesuliatan apa yang Bapak/ Ibu/ Saundara/ I alami untuk mencapai lokasi objek wisata di Pulau Bawean? a. Tidak ada papan interpretasi b. Jalan rusak/ jelek c. Medan terlalu berat d. Tidak ada shelter e. Lainnya (sebutkan)……………………………………….. 6. Bagaimana kondisi sarana/ prasarana wisata di Pualu Bawean? a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang baik 7. Menurut Bapak/ Ibu/ Saundara/ I, bagaimana kondisi jalan untuk menuju lokasi objek wisata? a. Cukup baik b. Tidak terawat c. Lainnya (sebutkan)……………………………………… 8. Menurut Bapak/ Ibu/ Saundara/ I untuk meningkatan pelayanan disetiap lokasi objek wisata, dengan tetap memperhatikan kelestarian ekosistem yang ada, sebaiknya di setiap lokasi objek wisata bagaimana?(jawaban boleh lebih ddari satu) a. Dibiarkan Alami b. Diperkeras c. Diberi rambu-rambu interpretasi
9. Apakah Bapak/ Ibu/ Saundara/ I puas dengan layanan yang diberikan? a. Ya b. Tidak 10. Bagaimana sistem pengelolaan kawasan dan pengelolaan pengunjung di Pulau Bawean? a. Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 11. Bagaimana kesan anda setelah mengunjungi Pulau Bawean? a. Menyenangkan, alasan :………………………………………………….. b. Tidak Menyenangkan alasan :…………………………………………………... 12. Apakah anda berminat untuk berkunjung kembali ke Pulau Bawean? a. Ya, alasan :………………………………………………….. b. Tidak, alasan :…………………………………………………... 13. Menurut anda, apa yang perlu dikembangkan di Pulau Bawean untuk menambah daya tarik wisatanya? a. Penambahan jenis kegiatan b. Penambahan/ perbaikan fasilitas c. Peningkatan pelayanan pengunjung d. Lainnya, sebutkan…………………. 14. Apakah keinginan/ harapan anda terhadap Pulau Bawean?
Lampiran 2. Panduan Wawancara A. Untuk Pemerintah Daerah (Dinas Pariwisata) 1. Informasi data pribadi (usia, pekerjaan, jenis kelamin, dan sebagainya) 2. Kebijakan – kebijakan yang ada berhubungan dengan wisata Bawean 3. Rencana pengembangan berkaitan dengan wisata Pulau Bawean 4. Potensi – potensi wisata alam di Pulau Bawean yang di ketahui 5. Objek, daya tarik dan produk yang ditawarkan oleh pihak pengelola 6. Program dan kegiatan yang akan dan telah dilakukan oleh pihak pengelola (Dinas Pariwisata) 7. Kerjasama yang akan, sedang dan telah dilakukan dengan pihak lain yang berhubungan dengan wisata 8. Biaya yang dibutuhkan dalam pengelola wisata Pulau Bawean 9. Data pengunjung selama 5 (lima) tahun terakhir 10. Keluhan pengunjung yang pernah disampaikan kepada pihak pengelola 11. Kegiatan pemasaran yang pernah atau akan dilakukan di Pulau Bawean 12. Pelayanan dan pemeliharaan yang telah dan akan dilakukan di Bawean 13. Data mengenai kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) 14. Pihak – pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan pengembangan wisata Pulau Bawean 15. Leaflet, brosur, akses internet dan lain – lain yang terkait dengan wisata Pulau Bawean 16. Apakah ada masyarakat pulau bawean dilibatkan dalam kegiatan wisata (jika ada, bentuknya seperti apa, kesepakatannya bagaimana) 17. Permasalahan/ kendala yang ada berkaitan dengan kegiatan wisata Pulau Bawean 18. Upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi 19. Harapan/ keinginan pemerintah daerah terhadap kawasan berkaitan dengan wisata. B. Untuk Tokoh Masyarakat (Kepala Desa) 1. Informasi data pribadi (usia, pekerjaan, jenis kelamin, dan sebagainya) 2. Riwayat/ sejarah dan status Pulau Bawean dan masing – masing objek wisata yang ada di dalamnya
3. Potensi – potensi wisata alam di Pulau Bawean yang di ketahui 4. Kerjasama yang akan, sedang, dan telah dilakukan dengan pemerintah Gresik yang berhubungan dengan wisata 5. Kesiapan masyarakat untuk dilibatkan dalam kegiatan wisata di Pulau Bawean 6. Apakah ada masyarakat sekitar yang dilibatkan dalam kegiatan wisata (jika ada, bentuknya seperti apa, kesepakatannya bagaimana) 7. Kondisi social, ekonomi, system social, dan budaya masyarakat 8. Kondisi sarana – prasarana: ekonomi, kesehatan, transportasi, komunikasi, keamanan yang terdapat di daerah tersebut 9. Permasalahan/ kendala yang berkaitan dengan kegiatan wisata 10. Harapan/ keinginan pemerintah desa terhadap pemerintah daerah berkaitan dengan wisata C. Masyarakat Pulau Bawean 1. Informasi data pribadi (usia, pekerjaan, jenis kelamin, dan sebagainya) 2. Budaya atau adat istiadat yang masih dijadikan pegangan hidup masyarakat 3. Peran serta masyarakat dalam kegiatan wisata di Pulau Bawean 4. Pelatihan dan pendidikan yang pernah diikuti oleh masyarakat yang terkait dengan dengan wisata Pulau Bawean 5. Pihak – pihak yang bekerjasama dengan pengelola wisata Pulau Bawean 6. Hambatan yang dirasakan dalam pengembangan wisata Pulau Bawean 7. Tokoh masyarakat yang berpengaruh 8. Sejarah dan mitos tentang Pulau Bawean 9. Souvenir yang diproduksi oleh masyarakat 10. Konflik yang pernah terjadi antara pengelola wisata Pulau Bawean dengan masyarakat 11. Harapan masyarkat terhadap keberadaan wisata Pulau Bawean 12. Kondisi lingkungan tempat tinggal masyarakat 13. Mitos atau cerita – cerita rakyat yang terkait dengan sumberdaya alam yang dimiliki Pulau Bawean.
Lampiran 3. Tabel kriteria penilaian dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam menggunakan metode SWOT FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MERUPAKAN KEKUATAN Daya Tarik Wisata (Bobot 6 ) No 1 1
2
3
4
5
6
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Variasi Bentang Alam: h. Pemandangan pantai i. Pemandangan hutan j. Pemandangan sawah k. Pemandangan danau l. Pemandangan padang pasir m. Pemandangan pegunungan n. Bentang alam kebun Keunikan Sumber Daya Alam h. Sumber air panas i. Gua j. Danau k. Air terjun l. Flora m. Fauna n. Batuan Variasi bangunan dan benda bersejarah atau tradisional: f. Batu tulis g. Monument / tugu h. Rumah tradisional i. Senjata warisan j. Makam kramat Jenis kegiatan wisata alam: h. Tracking i. Mendaki j. Rafting k. Camping l. Pendidikan m. Religius n. Hiking Variasi atraksi budaya: f. Kearifan local/ Adat istiadat g. Upacara ritual h. Kerajnan tangan i. Seni tari dan musik j. Seni beladiri Variasi souvenir/ kerajinan tangan j. Kerajinan anyaman k. Kerajinan ukiran l. Kerajinan tenun m. Lukisan n. Keramik o. Senjata tradisional p. Alat musik q. Pakaian r. Jamu dan kosmetik Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Sistem Promosi dan Sasarannya (Bobot 2)
Ada >5
NILAI 3 Ada Ada 4-5 2-3
Ada 1
4
3
2
1
Ada >4
Ada 3-4
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >3
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >5
Ada 4-5
Ada 2-3
Ada 1
4
3
2
1
Ada >3
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >6
Ada 5-6
Ada 3-4
Ada 1-2
4
3
2
1
No 1 1
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Variasi kegiatan promosi melalui (Bobot ): e. Medai cetak (Koran/ surat kabar) f. Internet g. Televisi h. Pengunjung (leaflet, pamflet, booklet) Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Ada 4 4
NILAI 3 Ada Ada 3 2 3
2
Ada 1 1
Akomodasi (Bobot 3) No 1 1
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Variasi tipe penginapan di dalam dan sekitar objek wisata; f. Pondok/ cottage g. Guest house h. Mess i. Home stay j. Camping ground Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Ada >3 4
NILAI 3 Ada Ada 3 2 3
2
Fasilitas dan Pelayanan (Bobot 2) No 1 1
2
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Jenis-jenis fasilitas dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata: h. Restoran i. Warung makan/ minum j. Kios dan toko cindera mata k. Fasilitas kesehatan l. Fasilitas ibadah m. Fasilitas MCk n. Pusat informasi Jenis transportasi wisata yang ada: h. Bis/ minibus i. Truck/ pick up j. Jeep/ sedan k. Motor l. Sepeda m. Kuda n. Perahu Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Ada >5 4
Ada
4-5 3
Ada >5 4
Ada 4-5 3
NILAI 3 Ada Ada 2-3 1 2
1
Ada 2-3
Ada 1
2
1
Ada 1 1
Infrastruktur (Bobot 2) No 1 1
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Variasi infrastruktur di dalam dan sekitar objek wisata: i. Jalan utama j. Jalan setapak k. Area parkir l. Suplai air bersih m. Tempat pembuangan sampah dan limbah n. Jaringan listrik o. Wartel dan pos p. Warnet Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Ada >5 4
NILAI 3 Ada Ada 4-5 3-4 3
2
Ada 1-2 1
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MERUPAKAN KELEMAHAN No 1 1
2
3
4
5
6
7
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Variasi sulitnya menjumpai flora dan fauna langka (unik) (Bobot 5 ): f. Sulit dilihat g. Medan berat h. Populasi jarang i. Tidak tentu j. Pada periode musim tertentu Variasi akses menuju objek wisata (Bobot 1): a. Bebas dari berbagai arah b. Kapan saja bisa dimasuki c. Tersebar luas d. Tidak terjaga Variasi kerawanan objek wisata (Bobot 3): f. Perambahan g. kebakaran h. Gangguan terhadap flora fauna i. Gangguan binatang yang berbahaya j. Gangguan tumbuhan yang berbahaya Variasi kerawanan bagi kenyamanan di dalam objek wisata (Bobot 3): e. Udara sekitar bau f. Banyak sampah g. Kebisingan h. Dekat dengan lalu lintas umum Variasi kelemahan dalam fasilitas dan dan pelayanan di dalam dan sekitar objek wisata (Bobot 2): f. Pelayanan jauh dan tidak lengkap g. Fasilitas ibadah tidak memadai h. Tidak tersedia toko cindera mata i. Kebersihan rumah makan (warung, restoran) tidak terjaga dengan baik j. Fasilitas informasi tidak ada atau tidak dipakai Berbagai kelemahan infrastruktur (Bobot 2): g. Jalan utama belum dibangun, rusak atau tidak bisa dilalui kendaraan roda empat h. Tidak terdapat rambu-rambu lalu lintas dan papan petunjuk arah i. Jalan setapak pada musim hujan licin dan berbahaya j. Area parkir pada musim hujan tergenang air k. Suplai air pada musim kemarau berkurang/ terhenti l. Tidak tersedia papan interpretasi di dalam dan sekitar objek wisata Berbagai kelemahan dalam promosi (Bobot 3 ): e. Upaya promosi kurang f. Tidak tersedia dana promosi dan pemasaran g. Tidak terdapat paket wisata yang dipromosikan h. Tidak terdapat pihak yang mempromosikan Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Ada >3
NILAI 3 Ada Ada 3 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >3
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >4
Ada 3-4
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >5
Ada 4-5
Ada 2-3
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG MERUPAKAN PELUANG No 1 1
2
3
4
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Pendapat dan interaksi masyarakat sekitar (bobot 5): i. Ada dukungan masyarakat j. Harapan besar untuk terlibat dalam kegiatan wisata k. Kesediaan untuk menjaga sumberdaya alam l. Masyarakat mengetahui lokasi objek wisata Berbagai dukungan stakeholders terhadap kegiatan wisata (bobot 5): e. Ada dukungan pemerintah daerah f. Ada dukungan masyarakat sekitar g. Ada dukungan masyarakat sekitar h. Ada dukunagn perguruan tinggi Kondisi strategis dan transportasi lancar (bobot 2 ): e. Dikelilingi jalan raya f. Jarak dengan pusat kota < 50 Km g. Transportasi mudah h. Jalan cukup baik Variasi transportasi umum yang melewati lokasi (Bobot 2): f. Bis g. Minibus h. Angkot i. Ojek j. Kapal laut Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Ada 4
NILAI 3 Ada Ada 3 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >3
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG MERUPAKAN ANCAMAN No 1 1
2
3
4
UNSUR/ SUB UNSUR 2 Variasi ancaman aktivitas manusia (Bobot 5 ): f. Perburuan satwa g. Perambahan h. Penebangan liar i. Penambangan liar j. Vandalisme Variasi ancaman bencana alam terhadap objek wisata (Bobot 5 ): g. Gempa bumi h. Kebakaran i. Tanah longsor j. Hujan dan badai k. Banjir l. Gelombang pasang Variasi ancaman perubahan budaya (Bobot 3): e. Perubahan kebiasaan dalam upacara ritual f. Perubahan kearifan local/ adat istiadat g. Perubahan perilaku, sopan santun h. Perubahan gaya hidup (pakaian dan makanan) Variasi ancaman pencemaran (Bobot 3): f. Pencemaran air g. Pencemaran udara h. Penumpukan sampah i. Kebisingan j. Pencemaran budaya Jumlah Skor Total (Jumlah X Bobot)
Ada >3
NILAI 3 Ada Ada 3 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >4
Ada 3-4
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Ada >3
Ada 3
Ada 2
Ada 1
4
3
2
1
Lampiran 4. Borang dalam rangka pengambilan keputusan pengembangan wisata Pulau Bawean Oleh: Mohammad Ramli Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Borang ini dimaksudkan untuk menentukan prioritas objek wisata yang akan
dikembangkan
dengan
pertimbangan
elemen-elemen
yang
dapat
berpengaruh terhadap pemilihan objek wisata yang akan dikembangkan. Tahapan yang dilakukan adalah menentukan tingkat kepentingan setiap elemen secara berpasangan yang dimulai dari kriteria pemilihan objek wisata (level 2), dan alternative pemilihan objek wisata (level 3). Petunjuk Pengisian Quisioner Berikan penilaian terhadap setiap pertanyaan yang diajukan dengan cara memberi tanda silang pada pilihan angka yang disediakan.
Penilaian Elemen-elemen Level 2 Untuk mengembangkan objek wisata di Pulau Bawean, menurut Bapak/ Ibu/ Saudara elemen manakah yang lebih penting antara pasangan dibawah ini? 1. Dukungan masyarakat dengan dukungan pemerintah daerah a. Dukungan masyarakat sama pentingnya dengan dukungan pemerintah daerah b. Dukungan masyarakat sedikit lebih penting ketimbang dukungan pemerintah daerah c. Dukungan masyarakat esensial atau sangat penting ketimbang dukungan pemerintah daerah d. Dukungan masyarakat jelas lebih penting dari dukungan pemerintah daerah e. Dukungan masyarakat mutlak lebih penting ketimbang dukungan pemerintah daerah f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d
i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2. Dukungan masyarakat dengan sarana dan prasarana a. Dukungan masyarakat sama pentingnya dengan sarana dan prasarana b. Dukungan masyarakat sedikit lebih penting ketimbang sarana dan prasarana c. Dukungan masyarakat esensial atau sangat penting ketimbang sarana dan prasarana d. Dukungan masyarakat jelas lebih penting dari sarana dan prasarana (7) e. Dukungan masyarakat mutlak lebih penting ketimbang sarana dan prasarana f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3. Dukungan masyarakat dengan pengunjung a. Dukungan masyarakat sama pentingnya dengan pengunjung b. Dukungan masyarakat sedikit lebih penting ketimbang pengunjung c. Dukungan masyarakat esensial atau sangat penting ketimbang pengunjung d. Dukungan masyarakat jelas lebih penting dari pengunjung e. Dukungan masyarakat mutlak lebih penting ketimbang pengunjung f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4. Dukungan masyarakat dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) a. Dukungan masyarakat sama pentingnya dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) b. Dukungan masyarakat sedikit lebih penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) c. Dukungan masyarakat esensial atau sangat penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi)
d. Dukungan masyarakat jelas lebih penting dari pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) e. Dukungan masyarakat mutlak lebih penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5. Dukungan pemerintah daerah dengan sarana dan prasarana a. Dukungan pemerintah daerah sama pentingnya
dengan sarana dan
prasarana b. Dukungan pemerintah daerah sedikit lebih penting ketimbang sarana dan prasarana c. Dukungan pemerintah daerah esensial atau sangat penting ketimbang sarana dan prasarana d. Dukungan pemerintah daerah jelas lebih penting dari sarana dan prasarana e. Dukungan pemerintah daerah mutlak lebih penting ketimbang sarana dan prasarana f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 6. Dukungan pemerintah dengan pengunjung a. Dukungan pemerintah daerah sama pentingnya dengan pengunjung b. Dukungan pemerintah daerah sedikit lebih penting ketimbang pengunjung c. Dukungan pemerintah daerah esensial atau sangat penting ketimbang pengunjung d. Dukungan pemerintah daerah jelas lebih penting dari pengunjung e. Dukungan pemerintah daerah mutlak lebih penting ketimbang pengunjung f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d
i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 7. Dukungan pemerintah daerah dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) a. Dukungan pemerintah daerah sama pentingnya dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) b. Dukungan pemerintah daerah sedikit lebih penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) c. Dukungan pemerintah daerah esensial atau sangat penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) d. Dukungan pemerintah daerah jelas lebih penting dari pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) e. Dukungan pemerintah daerah mutlak lebih penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 8. Sarana dan prasarana dengan pengunjung a. Sarana dan prasarana sama pentingnya dengan pengunjung b. Sarana dan prasarana sedikit lebih penting ketimbang pengunjung c. Sarana dan prasarana esensial atau sangat penting ketimbang pengunjung d. Sarana dan prasarana jelas lebih penting dari pengunjung e. Sarana dan prasarana mutlak lebih penting ketimbang pengunjung f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 9. Sarana dan prasarana dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) a. Sarana dan prasarana sama pentingnya dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) b. Sarana dan prasarana sedikit lebih penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi)
c. Sarana dan prasarana esensial atau sangat penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) d. Sarana dan prasarana jelas lebih penting dari
pihak lain (swasta dan
pemerintah propinsi) e. Sarana dan prasarana mutlak lebih penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 10. Pengunjung dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) a. Pengunjung sama pentingnya dengan pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) b. Pengunjung sedikit lebih penting ketimbang
pihak lain (swasta dan
pemerintah propinsi) c. Pengunjung esensial atau sangat penting ketimbang pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) d. Pengunjung jelas lebih penting dari pihak lain (swasta dan pemerintah propinsi) e. Pengunjung mutlak lebih penting ketimbang pemerintah propinsi) f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
pihak lain (swasta dan
Penilaian Elemen-elemen Level 3 1. Bila kriteria utama dalam mengembangkan objek wisata di Pulau Bawean adalah dukungan masyarakat. Menurut Bapak/ Ibu/ Saudara objek wisata manakah yang lebih penting dilaksanakan antara pasangan di bawah ini dengan adanya dukungan masyarakat tersebut? 1.1 Penangkaran Rusa Baweandengan Danau Kastoba a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Danau Kastoba b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Danau Kastoba c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Danau Kastoba d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Danau Kastoba e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Danau Kastoba f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.2 Penangkaran Rusa Bawean dengan Pantai Slayar a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.3 Penangkaran Rusa Bawean dengan Pantai Pasir Putih
a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.4 Penangkaran Rusa Bawean dengan Pulau Gili Noko a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.5 Penangkaran Rusa Baweandengan Air Terjun a. Penangkaran Rusa Bawean sama pentingnya dengan Air Terjun b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang
Air
Terjun c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Air Terjun
e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
1.6 Penangkaran Rusa Bawean Sumber Air Panas a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.7 Danau Kastoba dengan Pantai Slayar a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.8 Danau Kastoba dengan Pantai Pasir Putih
a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.9 Danau Kastoba dengan Pulau Gili Noko a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.10 Danau Kastoba dengan Air Terjun a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Air Terjun b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Air Terjun e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.11 Danau Kastoba dengan Sumber Air Panas
a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.12 Pantai Slayar dengan Pantai Pasir Putih a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.13 Pantai Slayar dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
1.14 Pantai Slayar dengan Air Terjun a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.15 Pantai Slayar dengan Sumber Air Panas a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.16 Pantai Pasir Putih dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
1.17 Pantai Pasir Putih dengan Air Terjun a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.18 Pantai Pasir Putih dengan Sumber Air Panas a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.19 Pulau Gili Noko dengan Air Terjun a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.20 Pulau Gili Noko dengan Sumber Air Panas
a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 1.21 Air Terjun dengan Sumber Air Panas a. Air Terjun sama pentingnya dengan air panas b. Air Terjun sedikit lebih penting ketimbang air panas c. Air Terjun esensial atau sangat penting ketimbang air panas d. Air Terjun jelas lebih penting dari air panas e. Air Terjun mutlak lebih penting ketimbang air panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2. Bila criteria utama dalam mengembangkan objek wisata di Pulau Bawean adalah dukungan pemerintah daerah. Menurut Bapak/ Ibu/ Saudara objek wisata manakah yang lebih penting dilaksanakan antara pasangan dibawah ini dengan adanya dukungan pemerintah daerah tersebut? 2.1 Penangkaran Rusa Baweandengan Danau Kastoba a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Danau Kastoba b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Danau Kastoba c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Danau Kastoba d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Danau Kastoba
e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Danau Kastoba f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.2 Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Slayar a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.3 Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Pasir Putih a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Penangkaran Rusa Bawean jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
2.4 Penangkaran Rusa Baweandengan Pulau Gili Noko a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.5 Penangkaran Rusa Baweandengan Air Terjun a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Air Terjun b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang
Air
Terjun c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Air Terjun e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.6 Penangkaran Rusa BaweanSumber Air Panas a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas
c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.7 Danau Kastoba dengan Pantai Slayar a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.8 Danau Kastoba dengan Pantai Pasir Putih a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.9 Danau Kastoba dengan Pulau Gili Noko a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko
b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.10 Danau Kastoba dengan Air Terjun a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Air Terjun b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Air Terjun e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.11 Danau Kastoba dengan Sumber Air Panas a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.12 Pantai Slayar dengan Pantai Pasir Putih a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih
b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.13 Pantai Slayar dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.14 Pantai Slayar dengan Air Terjun a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.15 Pantai Slayar dengan Sumber Air Panas a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Sumber Air Panas
b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.16 Pantai Pasir Putih dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.17 Pantai Pasir Putih dengan Air Terjun a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.18 Pantai Pasir Putih dengan Sumber Air Panas a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Sumber Air Panas
b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.19 Pulau Gili Noko dengan Air Terjun a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.20 Pulau Gili Noko dengan Sumber Air Panas a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 2.21 Air Terjun dengan Sumber Air Panas a. Air Terjun sama pentingnya dengan air panas
b. Air Terjun sedikit lebih penting ketimbang air panas c. Air Terjun esensial atau sangat penting ketimbang air panas d. Air Terjun jelas lebih penting dari air panas e. Air Terjun mutlak lebih penting ketimbang air panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
3. Bila criteria utama dalam mengembangkan objek wisata di Pulau Bawean adalah dukungan sarana dan prasarana. Menurut Bapak/ Ibu/ Saudara objek wisata manakah yang lebih penting dilaksanakan antara pasangan dibawah ini dengan adanya dukungan sarana dan prasarana tersebut? 3.1 Penangkaran Rusa Baweandengan Danau Kastoba a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Danau Kastoba b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Danau Kastoba c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Danau Kastoba d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Danau Kastoba e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Danau Kastoba f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.2 Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Slayar a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar
d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.3 Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Pasir Putih a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.4 Penangkaran Rusa Baweandengan Pulau Gili Noko a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko ( f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d
i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.5 Penangkaran Rusa Baweandengan Air Terjun a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Air Terjun b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang
Air
Terjun c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Air Terjun e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.6 Penangkaran Rusa BaweanSumber Air Panas a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.7 Danau Kastoba dengan Pantai Slayar a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar
d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.8 Danau Kastoba dengan Pantai Pasir Putih a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.9 Danau Kastoba dengan Pulau Gili Noko a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.10 Danau Kastoba dengan Air Terjun a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Air Terjun b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun
d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Air Terjun e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.11 Danau Kastoba dengan Sumber Air Panas a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.12 Pantai Slayar dengan Pantai Pasir Putih a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.13 Pantai Slayar dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko
c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.14 Pantai Slayar dengan Air Terjun a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.15 Pantai Slayar dengan Sumber Air Panas a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.16 Pantai Pasir Putih dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko
c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.17 Pantai Pasir Putih dengan Air Terjun a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.18 Pantai Pasir Putih dengan Sumber Air Panas a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.19 Pulau Gili Noko dengan Air Terjun a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun
c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.20 Pulau Gili Noko dengan Sumber Air Panas a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 3.21 Air Terjun dengan Sumber Air Panas a. Air Terjun sama pentingnya dengan air panas b. Air Terjun sedikit lebih penting ketimbang air panas c. Air Terjun esensial atau sangat penting ketimbang air panas d. Air Terjun jelas lebih penting dari air panas e. Air Terjun mutlak lebih penting ketimbang air panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
4. Bila criteria utama dalam mengembangkan objek wisata di Pulau Bawean adalah karakteristik pengunjung yang datang. Menurut Bapak/ Ibu/ Saudara
objek wisata manakah yang lebih penting dilaksanakan antara pasangan dibawah ini dengan adanya karakteristik pengunjung yang datang tersebut? 4.1 Penangkaran Rusa Baweandengan Danau Kastoba a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Danau Kastoba b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Danau Kastoba c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Danau Kastoba d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Danau Kastoba e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Danau Kastoba f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.2 Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Slayar a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.3 Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Pasir Putih a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih
b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.4 Penangkaran Rusa Baweandengan Pulau Gili Noko a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko ( f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.5 Penangkaran Rusa Baweandengan Air Terjun a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Air Terjun b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang
Air
Terjun c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Air Terjun e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Air Terjun
f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.6 Penangkaran Rusa BaweanSumber Air Panas a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.7 Danau Kastoba dengan Pantai Slayar a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.8 Danau Kastoba dengan Pantai Pasir Putih a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih
c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.9 Danau Kastoba dengan Pulau Gili Noko a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.10 Danau Kastoba dengan Air Terjun a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Air Terjun b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Air Terjun e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.11 Danau Kastoba dengan Sumber Air Panas a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas
c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.12 Pantai Slayar dengan Pantai Pasir Putih a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.13 Pantai Slayar dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.14 Pantai Slayar dengan Air Terjun a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Air Terjun
b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.15 Pantai Slayar dengan Sumber Air Panas a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.16 Pantai Pasir Putih dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.17 Pantai Pasir Putih dengan Air Terjun a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Air Terjun
b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.18 Pantai Pasir Putih dengan Sumber Air Panas a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.19 Pulau Gili Noko dengan Air Terjun a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
4.20 Pulau Gili Noko dengan Sumber Air Panas a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Sumber Air Panas
b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 4.21 Air Terjun dengan Sumber Air Panas a. Air Terjun sama pentingnya dengan air panas b. Air Terjun sedikit lebih penting ketimbang air panas c. Air Terjun esensial atau sangat penting ketimbang air panas d. Air Terjun jelas lebih penting dari air panas e. Air Terjun mutlak lebih penting ketimbang air panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
5. Bila criteria utama dalam mengembangkan objek wisata di Pulau Bawean adalah dukungan pihak lain seperti pihak swasta dan pemerintah propinsi. Menurut Bapak/ Ibu/ Saudara objek wisata manakah yang lebih penting dilaksanakan antara pasangan dibawah ini dengan adanya dukungan pihak lain seperti pihak swasta dan pemerintah propinsi? 5.1
Penangkaran Rusa Baweandengan Danau Kastoba a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Danau Kastoba b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Danau Kastoba c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Danau Kastoba d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Danau Kastoba
e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Danau Kastoba f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.2
Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Slayar a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
5.3
Penangkaran Rusa Baweandengan Pantai Pasir Putih a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
5.4
Penangkaran Rusa Baweandengan Pulau Gili Noko a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko ( f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
5.5
Penangkaran Rusa Baweandengan Air Terjun a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Air Terjun b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang
Air
Terjun c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Air Terjun e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.6
Penangkaran Rusa BaweanSumber Air Panas a. Penangkaran Rusa Baweansama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Penangkaran Rusa Baweansedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas
c. Penangkaran Rusa Baweanesensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Penangkaran Rusa Baweanjelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Penangkaran Rusa Baweanmutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.7
Danau Kastoba dengan Pantai Slayar a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Slayar b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Slayar c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Slayar d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Slayar e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Slayar f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
5.8
Danau Kastoba dengan Pantai Pasir Putih a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e
5.9
Danau Kastoba dengan Pulau Gili Noko a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko
b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.10 Danau Kastoba dengan Air Terjun a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Air Terjun b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Air Terjun e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.11 Danau Kastoba dengan Sumber Air Panas a. Danau Kastoba sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Danau Kastoba sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Danau Kastoba esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Danau Kastoba jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Danau Kastoba mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.12 Pantai Slayar dengan Pantai Pasir Putih a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pantai Pasir Putih
b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pantai Pasir Putih d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pantai Pasir Putih e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pantai Pasir Putih f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.13 Pantai Slayar dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.14 Pantai Slayar dengan Air Terjun a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.15 Pantai Slayar dengan Sumber Air Panas a. Pantai Slayar sama pentingnya dengan Sumber Air Panas
b. Pantai Slayar sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Slayar esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Slayar jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Slayar mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.16 Pantai Pasir Putih dengan Pulau Gili Noko a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Pulau Gili Noko b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Pulau Gili Noko d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Pulau Gili Noko e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Pulau Gili Noko f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.17 Pantai Pasir Putih dengan Air Terjun a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.18 Pantai Pasir Putih dengan Sumber Air Panas a. Pantai Pasir Putih sama pentingnya dengan Sumber Air Panas
b. Pantai Pasir Putih sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pantai Pasir Putih esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pantai Pasir Putih jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pantai Pasir Putih mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.19 Pulau Gili Noko dengan Air Terjun a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Air Terjun b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Air Terjun c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Air Terjun d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Air Terjun e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Air Terjun f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.20 Pulau Gili Noko dengan Sumber Air Panas a. Pulau Gili Noko sama pentingnya dengan Sumber Air Panas b. Pulau Gili Noko sedikit lebih penting ketimbang Sumber Air Panas c. Pulau Gili Noko esensial atau sangat penting ketimbang Sumber Air Panas d. Pulau Gili Noko jelas lebih penting dari Sumber Air Panas e. Pulau Gili Noko mutlak lebih penting ketimbang Sumber Air Panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e 5.21 Air Terjun dengan Sumber Air Panas a. Air Terjun sama pentingnya dengan air panas
b. Air Terjun sedikit lebih penting ketimbang air panas c. Air Terjun esensial atau sangat penting ketimbang air panas d. Air Terjun jelas lebih penting dari air panas e. Air Terjun mutlak lebih penting ketimbang air panas f. Jika penilaian ragu-ragu antara a dan b g. Jika penilaian ragu-ragu antara b dan c h. Jika penilaian ragu-ragu antara c dan d i. Jika penilaian ragu-ragu antara d dan e