STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI POLA KEMITRAAN USAHA SULAM TANGAN DI KECAMATAN AMPEK ANGKEK Mia Rahmadhani1Lestari Setiawati2, Noviyarsi3 1
Jurusan Teknik Industri- Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No. 19 Olo Nanggalo Padang 25143 Telp. 0751-7054257 Fax. 0751-7051341 Email :
[email protected]
ABSTRACT Hand embroidered in District Ampek Angkek has stood since the 18th century, hand embroidery business conducted by buk Fatma has evolved over 20 years. Goods produced there are five types of products, namely scarves sieve, clothes brackets, spray bride, regular veil and koko. The production process in this business still using manpower. The tools used are also traditional that Pamedangmadewood. OVOP (One Village One Product) is an attempt to add value over the flagship product of a particular village or region that contains local content-based culture. In other words, the focus of attention of the creative economy is the individual while OVOP grounded in the community. Movement of the "One Village, One Product" has attracted the attention of the region in which they are low income can not attract hightech industries, and also from the people who work on poverty Alleviation projects. Operational cooperation partnership pattern is the pattern of a business relationship which is run by a group of partners with partner companies. Partner group is a group that provides land, infrastructure and manpower. While the partner company providing cost, capital, management and providing other means of production. The company also partners as guarantor of the market by increasing the value-added products through processing and packaging. Keywords: OVOP, Partnership, SWOT
juga dari orang-orang yang bekerja
I. PENDAHULUAN OVOP (One Village One
pada
proyek-proyek
pengentasan
Product) adalah upaya memberi nilai
kemiskinan.
tambah atas produk unggulan satu desa
Kecamatan Ampek Angkek ini harus
atau
yang
tetap di pertahankan karena sudah
mengandung local content berbasis
menjadi ciri khas dan budaya yang
budaya. Dengan kata lain, fokus
turun menurun.
perhatian
adalah
Angkek memang sudah ditetapkan
individu sedangkan OVOP berpijak
oleh pemmerintah bahwa OVOP nya
pada
adalah
wilayah
ekonomi
masyarakat.
tertentu
kreatif Gerakan
“One
Sulam
tangan
di
Kecamatan Ampek
kerajinan
sulam
tangan.
Village, One Product” telah menarik
sehingga ini yang memperkuat latar
perhatian dari daerah di mana mereka
belakang masalah bahwa pemerintah
berpenghasilan rendah tidak dapat
juga mendukung program ini dan ini
menarik industri teknologi tinggi, dan
juga
menjadi
kesempatan
bagi
masyarakat
Kecematan
Ampek
a. Memiliki kekayaan bersih lebih
Angkek untuk memfokuskan usaha
dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh
mereka dibidang ini
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima
2. TINJAUAN LITERATUR 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Banyak Usaha
yang
Mikro
mendefinisikan
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Menengah
b. Memiliki hasil penjualan tahunan
menurut
lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
ratus juta rupiah) sampai dengan
UMKM memiliki kriteria sebagai berikut :
paling banyak Rp2.500.000.000,00
(UMKM),
1.
Kecil dan
ratus juta rupiah) tidak termasuk
namun
demikian
Usaha Mikro
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
Yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha
Yaitu usaha ekonomi produktif
milik perorangan yang memenuhi
yang
kriteria :
dilakukan oleh orang perorangan
a. Memiliki kekayaan bersih paling
atau badan usaha yang bukan
banyak
Rp.50.000.000,00
berdiri
sendiri,
yang
(lima
merupakan anak perusahaan atau
puluh juta rupiah) tidak termasuk
cabang perusahaan yang dimiliki,
tanah dan bangunan tempat usaha;
dikuasai, atau menjadi bagian baik
atau
langsung maupun tidak langsung
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 2.
3. Usaha Menengah
Yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang merupakan
besar yang memenuhi kriteria : a.
Usaha Kecil
bukan
dengan usaha kecil atau usaha
anak
perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria :
Memiliki
kekayaan
bersih
lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling
banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki tahunan
hasil lebih
penjualan dari
(dua
2. Weakness (W), adalah situasi atau
milyar lima ratus juta rupiah)
kondisi yang merupakan kelemahan
sampai dengan paling banyak
dari organisasi atau program pada saat
Rp50.000.000.000,00
ini.
Rp.2.500.000.000,00
(lima
puluh milyar rupiah).
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
2.2 SWOT
organisasi dan memberikan peluang
2.2.1 Pengertian Swot
berkembang bagi organisasi dimasa
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif
(memberi
gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan,
yang
kemudian
dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus
depan. 4.
Threat
adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin
akan
dihadapi
oleh
organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi merupakan
kekuatan
yang
dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan. 2.2.2 OVOP (One Village One Product) Gerakan OVOP (One Village One Product) atau satu desa satu produk
(SDSP)
merupakan
suatu
gerakan sosial yang tumbuh dari bawah keatas (bottom up) dan mulai dikembangkan
oleh
Morihiko
Hiramatsu, seorang mantan pejabat MITI yang terpilih menjadi Gubernur Oita pada tahun 1979. Gerakan ini dengan
mengembangkan
ide
ingin
potensi
daerah
supaya menjadi lebih baik dengan
komponen dasar yaitu :
yang
situasi
yang datang dari luar organisasi dan
didasari
Analisa ini terbagi atas empat
adalah
merupakan ancaman bagi organisasi
diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT
(T),
dari
organisasi atau program pada saat ini.
melibatkan
tokoh
masyarakat
itu
masyarakat sendiri
dan
sehingga
termotivasi bangkit dan membangun daerahnya
menjadi
daerah
yang
makmur
serta
mensejahterakan
masyarakat. 2.3 Pola
kemitraan
kerjasama
operasional adalah pola hubungan bisnis
yang
dijalankan
oleh
kelompok mitra dengan perusahaan mitra.
Kelompok
mitra
adalah
kelompok yang menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja. Sedangkan perusahaan biaya,
modal,
pengadaaan lainnya.
mitra
menyediakan
manajemen sarana
Perusahaan
dan
produksi mitra
Gambar 1 metodologi
juga
sebagai penjamin pasar dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengemasan.
pengolahan Pola
dan
ini
sering
4. Analisa dan Pembahasan 4.1.2 Data Produksi Sulam Tangan
diterapkan pada usaha perkebunan tebu, pertambakan. telah diatur
tembakau, sayuran dan Dalam tentang
pola
ini
kesepakan
pembagian hasil dan resiko. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan data produksi sulam tangan dilakukan dengan survey dan
penyebaran
pekerja
sulam
kuesioner tangan
kepada
di
daerah
Kecamatan Ampek Angkek bertujuan untuk mendapatkan data yang relevan. Dari hasil survey dan penyebaran kuesioner
didapatkan
data
jenis
produk, jenis jahitan dan bahan baku. a. Jenis Produk 1. Selendang gadang Selendang gadang adalah haiasan penampilan
yang
digunakan
oleh
kaum ibu atau perempuan untuk suatu acara
yang
resmi
atau
formal.
Selendang gadang berukuran 1 meter
juga
bisa
digunakan
untuk
x 60 cm. Untuk lebih jelas perhatikan
menghiasi kasur. Spary pengantin
gambar 2
memiliki motif dan jenis jahit yang indah. Motif bunga bertangkai yang dipadukan dengan kombinasi benang
yang
memperindah
cerah bentuk
akan spray.
Ukuran spray pengantin yaitu 7 meter x 180 cm. Untuk lebih jelas perhatikan gambar 4 Gambar 2 Jenis Produk Selendang Gadang
2. Stelan baju kurung Stelan baju kurung merupakan pakaian yang selalu digunakan oleh kaum perempuan. Baju kurung memiliki motif di bagian dada dan juga tangan, motif mawar, anggrek dan
lainnya
sesuai
Gambar 4 Jenis Produk Spray Pengantin
dengan
4.1.3 Data Responden
keinginan konsumen. Ukuran baju kurung adalah 3 meter x 150 cm.
Penyebaran dilakukan kepada pengrajin
Untuk
sulam tangan dengan jumlah responden 30
lebih
jelas
perhatikan
gambar 3
orang untuk masing-masing kuesioner. Adapun
kuesioner
disebarkan
kepada
mitra pengrajin,anak jahit,orang tua dan toko serta konsumen di kecamatan Ampek Angkek.Penyebaran kuesioner dilakukan dengan Gambar 3 Jenis Produk Stelan Baju Kurung
3. Spray pengantin Spray pengantin adalah spray yang digunakan pada acara pernikahan, tetapi di hari biasa spray pengantin
menberikan atau
menyebarkan
kuesioner secara semi terbuka untuk mengenai informasi faktor-faktor apa saja yang
menjadi
penghambat
untuk
berkembang. Sejumlah pertanyaan yang digunakan diidentifikasi dari studi literatur dan
wawancara.Kuesioner
disebar
sebanyak 30 responden kuesioner di bagi
Umur
Perempua
dua bagian yaitu:
n
6
20
30-35
3
10
Bagian
36-40
7
24
responden.
41-45
2
6
46-50
1
3
Bagian II : Menganalisisastrategi untuk
51-55
3
10
mengatasi
56-60
5
17
Laki-laki
2
7
40-45
1
3
I : Untuk mengetahui data diri
sulam
rendahnya
tangan
di
minat
Kecamatan
pengrajin
61-65
Ampek
Angkekini bersifat tertutup kuesioner pada bagian II disebarkan ke 30 responden ke mitra pengrajin,anak jahit dan orang tua. Serta
30
kuesioner
di
sebarkan
ke
sejumlah toko dan konsumen. Beberapa jumlah pertanyaan pada
56-60
kuesioner ini
4.1.4 Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan
dikutip dari studi literatur dan wawancara dengan responden.Setelah
itu kuesioner
bagian II disebarkan dan direkapitulasi. Tabel 1 Data Responden Krite Sub ria
kriteria
menggunakan program SPSS versi 16 terhadap 30 kuesioner yang disebarkan kepada mitra,anak jahit dan orang tua
Ju
%
dan 30 kuesioner kepada toko dan konsumen.
ml ah
pengujian
Validitas yang
merupakan
dilakukan
dengan
Kelo
Mitra
3
10
mpok
Anak jahit
15
50
respo
Orang tua
12
40
Jenis
Peremp
27
90
harus diukur. Yang mana r tabel
kelam
uan
3
1
in
Lai-laki
dengan taraf signifikan 5% dengan
Tingk
Smp
12
40
at
Sma
17
56
pendi
DIII
1
4
nden
dikan
suatu alat ukur (kuesioner) yang menunjukkan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang
jumlah
responden
30
adalah
0,361(nilai r dapat dilihat dalam lampiran). Dalam uji validitas ini diperoleh
bahwa
butir
pertanyaan
dalam kuesioner telah valid (r hitung > r tabel).
4.15 Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan suatu
Tabel 3 Matrik SwotAnak Jahit
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat
ukur
dapat
dipercaya.
Kuisioner dapat dikatakan tangguh apabila nilai alphacronbach besar dari 0,7.
Berdasarkan
pengolahan
data
kuisioneryang disebarka menggunakan bantuan
software
SPSS
windows
vversion 16 kuisioner dapat dipercaya Tabel 2 Matrik Mitra
Tabel 4 Matrik Swot Toko
4.1.7
Tabel 5 Matrik Swot
Pola
kemitraan
kerjasama
operasional adalah pola hubungan bisnis dijalankan oleh kelompok mitra dengan perusahaan mitra. Kelompok mitra adalah kelompok yang menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja. Sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya,dan pengadaaan sarana produksi lainnya. Perusahaan mitra juga sebagaipenjaminpasardenganmeningkatka 4.1.6 Pola kemitraan kerjasama operasional adalah pola hubungan bisnis
yang
dijalankan
oleh
kelompok mitra dengan perusahaan mitra.
Kelompok
kelompok
mitra adalah
yang
menyediakan
lahan, sarana dan tenaga kerja. Sedangkan
perusahaan
menyediakan
biaya,
mitra modal,
manajemen dan pengadaaan sarana produksi lainnya. Perusahaan mitra juga
sebagai
penjamin
pasar
dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan.
Pola
ini
sering
diterapkan pada usaha perkebunan tebu,
tembakau, sayuran dan
pertambakan. telah diatur
Dalam tentang
pola
ini
kesepakan
pembagian hasil dan resiko
n nilai tambah produk melalui pengolahan dan
pengemasan.
Pola
ini
sering
diterapkan pada usaha perkebunan tebu, tembakau, sayuran dan Dalam
pola
ini
pertambakan.
telah diatur
tentang
kesepakanpembagian hasil dan resiko. 4.1.8 Fungsi-fungsi dari Pola Kemitraan a. Toko atau owner adalah yang menyediakan modal, peralatan dan fasilitas. b. Mitra Pengrajin sebagai penyedia jasa yang memonitoring proses produksi,salah satunyamemberikan modal
kepada
memenuhi
pekerja
dalam
kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan selama proses produksi berlangsung (waktu,biaya dan
mutu)
sampai
produk
diserahkan kepada owner dan siap dipasarkan. c. Anak Jahit merupakan orang yang bekerja/ si pengrajin
4.1.9 Analisis Kekuatan (S) Dengan
para pengusaha ataupun pemerintah
adanya
analisis
kekuatan ini maka masyarakat pun berminat mewarisi ciri khas daerahnya karena ini merupakan warisan nenek moyang yang sudah turun temurun, produk sulam ini tidak hanya di kenal
setempat agar usaha yang
lakukan berkembang serta menaikan upah bagi masing- masing pengrajin agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan apa yang dikerjakan. . 4.1.12 Analisis Ancaman (T)
di daerah asalnya tetapi produk ini juga di kenal hingga mancanegara. Produk ini relatif mahal sehingga perlu gengsi yang
tinggi
untuk
danmasyarakat kesempatan
memakainya
pun dalam
diberikan melakukan
pekerjaan ini walaupun pekerjaan ini terbilang rumit tetapi inilah ciri khas daerahnya.
kurang
adanya
analisis
ancaman ini maka hal-hal yang di khawatirkan
yaitu:
tidak
adanya
pendapatan
asli
daerah
yang
mengakibatkan daerah menjadi miskin dan Terdapatnya persaingan sesama sehingga menuntut kualitas SDMharus semakin ditingkatkan.
Usaha
Kurangnya minat para pembeli dikarenakan
Dengan
4.1.13AnalisisStrategi Pengembangan
4.1.10. Analisis Kelemahan (W)
yang
mereka
praktis,
rumitnya pekerjaan yang dilakukan sehingga para pengrajin tidak mau unutk meneruskannya, tingginya harga menjadi alasan untuk membeli sebuah
Dengan
adanya
analisis
strategi pengembangan usaha ini maka dilakukanlah strategi-strategi tersebut sebagai berikut : a. Memperluas pangsa pasar
produk, kurangnya upah bagi masing-
agar
masing
kembangkan lebih banyak
pengrajin
sehingga
tidak
sesuaianya pekerjaan yang dilakukan
4.1.11 Analisis Kesempatan (O) adanya
analisis
yang
di
di kenal masyrakat. b. Memperkuat
dengan hasil yang di capai.
Dengan
usaha
kerjasama
dengan koperasi. c. Meningkatkan dengan
hubungan pengusaha
kesempatan ini maka para pengrajin
ataupun pemerintah agar
sulam bisa menjalin kerjasama dengan
bisnis berjalan lancar.
d. Peningkatan
kualitas
produk.
melakukan pekerjaan ini.
e. Menaikan upah masingmasing para
sehingga minoritas masyarakat untuk
pengrajin pengrajin
semangat
pengaruh
lebih
mengakibatkan
mengerjakan pekerjaan. promosi
melalui berbagai media misalnya:
media
lingkungan,teman,
agar dalam
f. Meningkatkan
2. Pengaruh
dari
luar
minat
dan yang
masyarakat
semakin berpengaruh untuk tidak melakukan pekerjaan ini 3. Pengaruh inovasi dan kecanggihan teknologi. Berdasarkan data survey yang
cetak,
media
di dapat maka didapatkan strategi-
elektronik,membagikan
strategi
brosur dll. g. Menetapkan
strategi
pemasaran yang efektif
Toko 1.
dan efisien.
Pengembangan kerjasama dengan
instansi
dinas
terkait. 6. KESIMPULAN
2.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap mengatasi
analisa
strategi
rendahnya
untuk
minat
para
pengrajin sulam di Kecamatan Ampek Angkek dapat ditarik kesimpulan
Meningkatkan
kualitas
produk. Mitra 1.
Memanage
biaya,waktu
dan mutu. 2. Pengetahuan
manajemen
operasional terkait dalam
Beberapa pengaruh kurangnya minat para pengrajin sulaman terhadap
usaha sulaman tangan. Anak Jahit
pekerjaan ini yang di dapatkan setelah dilakukan survey selama penelitian yaitu: 1. Pengaruh pekerjaan pengrajin
1. Meningkatkan
motivasi
pengrajin kepada anak jahit kesesuian
upah
dengan
mengakibatkan
para
malas
untuk
bekerja
agar semakin berkompeten dalam menaikan
bekerja
dengan
upah
masing-masing pekerja.
bagi
2. Mengasah yang
keterampilan
di
miliki
oleh
pengrajin. danketerampilan menggunakan alat bantu Berdasarkan hasil kuesioner, dan
kondisi
lapangan,
maka strategi yang harus dilakukan untuk mengembangkan usaha sulam tangan sehingga dapat meningkatkan minat
masyarakat
untuk
menjadi
pengrajin sulam 7. UCAPAN TERIMA KASIH Saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : Ibu
Lestari
Setiawati,
S.T.,M.T
selaku Pembimbing I Ibu
Noviyarsi,S.T.,M.Eng
selaku
Pembimbing II Yang
telah banyak
bimbingan, arahan,
memberikan
dan bantuan yang
sangat berharga selama ini.
8. DAFTAR PUSTAKA Antonio, Syafi’i (2003). Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Yogyakarta : ekonisia Assauri, Sofjan (1996). Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi.
dan Program Pemasaran. Yogyakarta : ANDI
3. Meningkatkan pengetahuan
wawancara
Chandra, Gregorius (2000). Strategi