Imam Muslih & Heri Mustakim
STRATEGI PENDIDIK DALAM MENGEMBANGKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MI ANNIDZOM BABADAN TENGGER LOR KUNJANG KEDIRI Oleh
Imam Muslih1 dan Heri Mustakim2 Abstract: Teaching methods teachers use in every class meeting is not the origin of life, but after going through the selection corresponds to the formulation of a specially instructional purposes. Therefore, the teacher uses more than one method. The focus of this research is how the strategies used by teachers in teaching Fiqh and how teachers in developing learning methods Fiqh and anything what obstacles / barriers in the development of teaching methods in the Fiqh An MI An-Nidzom Babadan Tengger Kunjang Kediri and how the efforts of the teacher in the face. This type of qualitative field research (grounded) with descriptive phenomenological approach that produces descriptive data based on the phenomenon in the field. Data collection used by procedures, by interview, observation and documentation of the data sources that teacher and student of jurisprudence. The results of this study: 1) strategies of teachers in teaching jurisprudence, by designing a study that will be presented, giving stimulation and motivation so that students can focus and enthusiasm in learning, and to select and deterMIne the appropriate learning methods and in accordance with the teaching materials . 2) How teachers in developing learning methods Fiqh, namely: a) designing a learning device, identify learning goals, identify student activities, classroom management. b) observe the problems in the learning process to gain inspiration in the class method development. c) control of teaching and learning theory, master the subject matter and understand the learning styles of the learners. 3) Constraints/barriers in the development of teaching methods Fiqh, i.e. environmental factors and factors of infrastructure (facilities) are solved by providing motivation and selfprotégé teachers to complete the required amenities. Keywords: strategy of learning, Development of method, 1 2
Dosen Fakultas Tarbiyah Unhasy Tebuireng Jombang Pendidik MI An Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri
22
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
A. PENDAHULUAN 1. Konteks Penelitian Undang-undang RI No. 20 Th 2003 pasal 40 menyatakan bahwa: seorang pendidik berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinaMIs, dan dialogis (UU no 20/2003, 2003:25). Oleh karena itu, setiap pendidik harus mempunyai strategi untuk dapat menciptakan suatu pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinaMIs, dan dialogis, karena dengan begitu para peserta didik akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Di dalam situasi pengajaran, pendidiklah yang meMImpin dan bertanggung jawab penuh atas kepeMImpinannya yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan tidak berdiri di bawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas. Di sinilah pendidik sebagai pendidik memiliki peran yang sangat besar, di samping sebagai fasilitator dalam pembelajaran siswa, juga sebagai pembimbing dan mengarahkan peserta didiknya sehingga menjadi manusia yang mempunyai pengetahuan luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian baik dan bisa membangun dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pendidik harus mengetahui bagaimana situasi dan kondisi ajaran itu disampaikan kepada peserta didik, saran apa saja yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan belajar, bagaimana cara atau pendekatan yang digunakan dalam penbelajaran, bagaimana mengorganisasikan dan mengelola isi pembelajaran, hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut, dan seberapa jauh tingkat efektifitas, efisiennya serta usaha-usaha apa yang dilakukan untuk menimbulkan daya tarik bagi peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni pendidik mengajar dan siswa belajar. Pendidik mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pendidik yang kompeten akan lebih mampu Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
23
Imam Muslih & Heri Mustakim
menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Belajar memang bukan konsekwensi otomatis dari penyampaian informasi pada anak didik, tapi belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan dari pelajar itu sendiri. Itulah keaktifan yang merupakan langkah-langkah belajar yang didesain agar siswa senang mendukung proses itu dan menarik Minat untuk terlibat. Untuk memperoleh hasil optimal, sebaiknya pendidik memperhatikan perbedaan individual peserta didik, baik aspek biologis, intelektual maupun psikologis (Fathurrohman dan Sutikno, 2010:15). Salah satu prinsip dalam proses belajar-mengajar itu adalah mempermudah penjelasan kepada peserta didik, jangan persulit penjelasan sehingga membuat para peserta didik sulit untuk mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan. Pilihlah penjelasan yang mudah dicerna oleh peserta didik dengan bahasa yang tepat, lugas dan supel. Begitu juga peMIlihan metode dan media belajar yang sesuai dengan materi serta kemampuan peserta didik tanpa mengabaikan aspek tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan (Suryani, 2012:80). Seorang pendidik dapat saja memilih strategi dan pendekatan maupun metode mengajar yang dapat mempermudah proses belajarmengajar, sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Pendidik dapat mengembangkan metode pembelajaran agar materi pelajaran dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Sebagaimana firman Allah dalam surah AlInsyirah: 5-6 yang berbunyi:
“(5) Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Kemenag RI, 2010:596) Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran, yang salah satunya adalah “metode pembelajaran”. Apabila ditinjau dari karakteristik setiap individu dari anak didik pasti memiliki perbedaan dalam hal kemampuan sikap, gaya belajar, perkembangan moral, perkembangan kepercayaan, perkembangan kognitif, sosial budaya dan sebagainya. 24
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
Untuk itu pendidik harus mampu menjadikan mereka semua terlibat, merasa senang selama proses pembelajaran berlangsung. Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. (Djamara dan Zain, 2010:3). Fathurrohman dan Sutikno (2010:15) mengatakan bahwa metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh pendidik, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Makin tepat metode yang digunakan oleh pendidik diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Metode mengajar yang digunakan oleh pendidik dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Karenanya , pendidik menggunakan metode yang lebih dari satu. (Djamara dan Zain, 2010:75). Pada prinsipnya, tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Mengapa? Karena, setiap metode pasti mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu pendidik tidak boleh sembarangan memilih dan menggunakan metode. Beberapa faktor yang mempengarui pemilihan dan penentuan metode antara lain: tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, peserta didik, situasi, fasilitas, dan pendidik/ pendidik. (Fathurrohman dan Sutikno, 2010:60) Suryani (2012:84) menyatakan bahwa seorang pendidik hendaklah menjadi pembimbing bagi peserta didik, oleh karena itu pendekatan yang diperlukan dalam mendidik adalah dengan sikap lemah lembut dengan cara menuntun dan membimbing peserta didik ke arah kebenaran. Dengan kata lain, hendaklah setiap pendidik mengunakan metode mengajar dengan sikap lemah lembut agar semua
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
25
Imam Muslih & Heri Mustakim
peserta didik merasa senang saat belajar, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Imron:159
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Kemenag RI, 2010:71) Berdasarkan pernyataan di atas, maka seorang pendidik dalam menyampaikan mata pelajaran dapat memilih dan menggunakan metode pelajaran yang sesuai dengan materi diberikan. Pendidik dapat mengembangkan metode pelajaran agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga mampu menyerap dan mendapatkan hasil belajar yang optimal, khususnya pada mata pelajaran agama. Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan seharihari, serta Fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meMInjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah,
26
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Dengan demikian, para siswa MI diharapkan dapat mengetahui dan memahami cara- cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial serta dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam. Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan jenjang sekolah dasar yang berbasiskan agama Islam. Meski demikian, Madrasah Ibtidaiyah juga tidak tertinggal dalam pengetahuan umum seperti halnya pendidikan yang ada di sekolah dasar (SD). Di Kecamatan Kunjang terdapat lima Madrasah Ibtidaiyah, salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) An-Nidzom, yang merupakan Madrasah yang paling maju di lingkup Kecamatan Kunjang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan dengan caracara/metode yang bervariatif membuat para siswa MI An-Nidzom menjadi siswa yang aktif dan termotivasi dalam belajar. Hal itu juga membuat para orang tua berkeinginan untuk mendorong anak-anaknya agar bersekolah disana. Oleh karena itu, MI An-Nidzom menjadi madrasah yang lebih maju dibandingkan sekolah dasar (SD) maupun madrasah-madrasah yang ada di sekitarnya. Setiap pendidik yang mengajar di MI An-Nidzom dituntut untuk mempunyai pribadi yang aktif dan disiplin agar dapat menjadi teladan bagi para siswa. Pendidik harus tiba sebelum bel masuk berbunyi karena harus bersalaman dengan para siswa di depan kelas masingmasing saat bel masuk telah berbunyi. Para pendidik juga harus interaktif saat proses pembelajaran, dengan harapan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Berpijak pada uraian di atas, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan. Dalam hal ini, penulis mengangkat satu topik yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu: “Strategi Pendidik dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran pada Mata Pelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri”.
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
27
Imam Muslih & Heri Mustakim
2. Fokus Masalah Berdasar pada konteks penelitian di atas, maka fokus masalah dapat dirinci sebagai berikut : a. Bagaimana strategi yang digunakan pendidik dalam pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri ? b. Bagaimana cara pendidik dalam mengembangkan Metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri? c. Apasajakah kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri dan bagaimana upaya pendidik dalam menghadapinya? 3. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Secara teoritis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmiah di bidang pendidikan kususnya tentang strategi pendidik dalam mengembangkan metode pembelajaran Fiqih. b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang dan menambah wawasan yang konstruktif bagi penulis dan para pendidik serta siapa saja yang peduli terhadap pengembangan metode pembelajaran terutama pada mata pelajaran Fiqih. B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif lapangan (grounded) dengan pendekatan deskriptif fenomenologis. Karena pada penelitian ini hanya menggambarkan gejala atau keadaan yang diteliti secara apa adanya dari data yang bersifat empiris atau peneliti terjun langsung ke lapangan. Menurut Moleong (2011), deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut 28
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
bisa berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. 2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti sebagai instrument kunci dalam hal ini yaitu bertindak sebagai pengamat partisipan. Dalam penelitian kualitatif, instrument penelitiannya adalah manusia, yakni peneliti sendiri. 3. Data dan Sumber Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2011:157) bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, data tertulis, foto dan lain-lainnya. Dengan demikian, maka data-data yang dikumpulkan peneliti bersumber dari: a) Informan utama dalam hal ini adalah pendidik mata pelajaran Fiqih b) Dokumen (file) tentang Strategi Pendidik dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tenggarlor Kunjang Kediri c) Rekaman hasil pengamatan dan interview 4. Prosedur Pengumpulan/Perekaman Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga cara pengumpulan data, yaitu: Pertama, metode wawancara, Kedua, pengamatan, dan Ketiga dengan dokumentasi. 5. Tehnik Analisa Data Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2011:248) mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis induktif yang berarti bahwa kategori, tema dan pola berasal dari data Setelah memperoleh data dan terkumpul dari kegiatan lapangan kemudian
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
29
Imam Muslih & Heri Mustakim
data dianalisa secara kualitatif dengan tekhnik pengelompokan data untuk selanjutnya diambil kesimpulan. Usaha pengelompokan data sampai pengambilan keputusan ini dilakukan dengan meringkas deskripsi data menjadi deskripsi terfokus, oleh karenanya dalam teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan descriptive analysis, atau sering disebut deskriptif analitik yaitu dengan cara memadukan data yang otentik dengan berfikir induksi untuk kemudian menghasilkan kesimpulan.
6. Pengecekan Keabsahan Temuan Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. C. HASIL PENELITIAN 1. Sejarah berdirinya MI An-Nidzom Madrasah Ibtidaiyah An–Nidzom didirikan pada tahun 1949 oleh seorang tokoh agama Dusun Babadan Desa Tengger Lor Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri yang bernama kiyai Ahmad SukabuMI dan kawan-kawannya, tepatnya pada hari rabu tanggal 01 januari 1949. Nama Madrasah Ibtidaiyah An – Nidzom berawal dari periode ke lima atau tahun 1967 dibawah kepemimpinan Bapak H. Na’imul Ahwan Mabrur dengan harapan agar semuanya bisa berjalan dengan tertib dan dapat mewujudkan madrasah yang unggul sehingga menghasilkan anak didik yang berahlak mulia. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penilaian yang dilaksanakan oleh Departemen Agama Republik Indonesia maka madrasah ini mempunyai status terdaftar dengan NSM 112350614192 pada tahun 1967. Dan seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan Madrasah Ibtidaiyah An – Nidzom, sehingga pada tahun 2010 madrasah ini mempunyai status terakreditasi dengan peringkat B berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kator Kementrian Agama Kabupaten Kediri No: Kd. 13.6/05/PP.00.4/272/2010 tanggal 1 Juli 30
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
2010 dengan NSM: 111235060090 yang berlaku sampai dengan tahun ajaran 2015/2016 (Sumber Data: Dokumen MI An-Nidzom, 15 Mei 2013). 2. Temuan Penelitian a. Strategi Pendidik Dalam Pembelajaran Fiqih Di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri hendaknya memberikan pengajaran secara menarik agar siswa/peserta didik lebih bergairah untuk melaksanakan proses belajarnya. Untuk itu pendidik harus merancang suatu pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kesenangan siswa, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien serta tidak berjalan kaku, searah, dan membosankan bagi siswa/peserta didik. Setelah peneliti menanyakan tentang bagaimana Strategi yang digunakan pendidik dalam pembelajaran fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri, Bapak Suhartono, S. Pd.I selaku pendidik mata pelajaran fiqih kelas III menyatakan bahwa “ketika mengajar, pada awalnya kita memberi pendahuluan tentang materi yang akan disampaikan dan juga memberi motivasi agar siswa bisa fokus dan semangat dalam belajar” (Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013). Namun di sisi lain, Bapak Mulyadi, S. Pd. I selaku pendidik fiqih kelas IV, V dan VI menyatakan bahwa cara yang baik dalam menyampaikan pelajaran fiqih adalah dengan menggunakan metode yang bervariasi/campuran, dengan cara pemberian tugas dan demonstrasi baik bersifat individual maupun bersifat kelompok, maka dengan begitu fikiran para siswa akan terfokus kedalam terlaksananya tugas dan demonstrasi yang bagus dan berhsil sempurna (Hasil wawancara dengan Bapak Mulyadi, S. Pd.I, 10 April 2013). Dari hasil wawancara dengan bapak Suhartono, S. Pd.I di kantor MI An-Nidzom, beliau juga menegaskan, bahwa untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar yang efektif adalah dengan memancing semangat dan rasa penasaran siswa terlebih dahulu sehingga timbul rasa keingintahuan dalam hati mereka tentang materi yang akan disampaikan nanti. Dengan begitu siswa Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
31
Imam Muslih & Heri Mustakim
akan terus merasa termotivasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013). Keterangan para pendidik fiqih di atas terdukung oleh pernyataan para siswa disaat peneliti melaksanakan wawancara dan observasi, para siswa mengaku, bahwa mereka sangat senang dan termotivasi karna pendidik merekan menyampaikan pelajaran secara menyenangkan dan mudah dipahami (hasil wawancara dengan siswa MI an-Nidzom). Hal itu pun tampak ketika peneliti mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan (wawancara dengan siswa,10 April 2013). Dengan demikian, berdasarkan paparan dari hasil wawancara di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi yang digunakan pendidik dalam pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri adalah dengan merancang sebuah pembelajaran yang pada awalnya diberi pendahuluan tentang materi yang akan disampaikan dan juga memberi motivasi agar siswa bisa fokus dan semangat dalam belajar, serta memberi rangsangan dan memancing akan timbulnya rasa penasaran sehingga timbul rasa keingin tahuan dalam diri peserta didik tentang meteri pelajaran. Dengan demikian, maka dapatlah tercipta sebuah pembelajaran yang aktif dan efektif. Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran, yang salah satunya adalah “metode pembelajaran”. Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen yang lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Seiring dengan masalah metode pembelajaran, ketika peneliti melaksanakan wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd. I, beliau menyatakan bahwa dalam menentukan suatu metode pembelajaran ada hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu: 1) Dilihat dari materi pelajarannya 2) Memahami kebutuhan dan kesukaan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka dan kita harus mengikuti mereka.
32
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
(Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013) Disamping itu, dalam hal penggunaan metode pembelajaran Bapak Suhartono, S. Pd. I pun memaparkan bahwa dalam mengaplikasikan suatu metode juga tergantung pada materi pelajarannya, metode yang biasa dipakai oleh beliau dalam mengajar fikih yaitu: 1) Metode praktek 2) Metode latihan 3) Metode penugasan 4) Metode bermain NHT dan Make a mach atau menjodohkan untuk menghilangkan kejenuhan siswa. (Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013) Namun disisi lain Bapak Mulyadi, S. Pd. I menyatakan bahwa beliau lebih sering menggunakan metode demonstrasi, latihan dan penugasan serta metode praktek yang sebelumnya dibri penjelasan tentang materi yang disampaikan dengan menggnakan metode ceramah, dengan alasan mata pelajaran fiqih kebanyakan berisi tentang materi-materi ibadah yang sehingga sangat membutuhkan unjuk kerja dan praktek agar dapat mengerti dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari (Hasil wawancara dengan Bapak Mulyadi, S. Pd.I, 10 April 2013). Pernyataan para pendidik fiqih tersebut didukung oleh jawaban para siswa disaat peneliti melaksanakan wawancara dan observasi, para siswa mengaku, bahwa pendidik fiqih mereka menggunakan bermacam-macam metode dalam mengajar, bahkan siswa kelas V berani memaparkan perbedaan mereka, di antaranya yaitu Putri suka dengan metode praktek, Wanah lebih suka Metode latihan dan Risma paling suka metode NHT(hasil wawancara dengan siswa MI an-Nidzom, 17, 24 April 2013). Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran maka pendidik hendaknya dapat memahami karakteristik mata pelajaran dan Memahami kebutuhan dan kesukaan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka. Adapun metode pembelajaran yang sering digunakan oleh pendidik fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
33
Imam Muslih & Heri Mustakim
Lor Kunjang Kediri antara lain: praktek, Demonstrasi, latihan, penugasan, serta metode bermain NHT dan Make a mach atau menjodohkan. b. Cara pendidik dalam mengembangkan Metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri Dalam upaya untuk mengembangkan metode pembelajaran kususnya pada mata pelajaran Fiqih, maka seorang pendidik hendaknya mempertimbangkan tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan dan dari mana sumber inspirasi untuk mngembangkannya serta apasajakah bekal-bekal yang harus dimiliki untuk mengembangkan metode tersebut. 1) Langkah-langkah yang harus dilakukan Pendidik Dalam mengembangkan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih Pendidik hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan kaku, searah, dan membosankan siswa/peserta didik. Oleh karena itu pendidik dituntut untuk dapat mengaplikasikan dan mengembangkan metode yang telah di kuasai deMI menciptakan pembelajaran yang aktif dan efektif. Berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan metode pembelajaran, setelah peneliti menanyakan kepada Bapak Mulyadi, S. Pd. I tentang bagaimana Cara pendidik dalam mengembangkan Metode pembelajaran Fiqih beliau menuturkan bahwa untuk mengembangkan suatu metode pembelajaran terutama pelajaran fiqif, maka harus menyesuaikannya dengan kemauan dan kesenanyan anak didik (Hasil wawancara dengan Bapak Mulyadi, S. Pd.I, 10 April 2013). Begitu pula pendapat Bapak Suhartono, S. Pd. I, dalam hal mengembangkan metode pembelajaran fiqih, maka langkahlangkah yang harus dilakukan adalah: a) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran b) Mengidentifikasi aktifitas siswa c) Manajemen kelas 34
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
d) Perangkat pembelajaran yang harus tersedia dan selalu dibawa (Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013) Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cara-cara/langkah-langkah pendidik dalam mengembangkan Metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri adalah dengan merancang perangkat pembelajaran, mengidentifikasi tujuan pembelajaran, mengidentifikasi aktifitas siswa, manajemen kelas, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kesenangan siswa. 2) Sumber Inspirasi Untuk mengembangkan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih Untuk menciptakan atau mengembangkan segala sesuatu, sudah jadi barang tentu orang itu harus mempunyai sumber inspirasi tentang hal tersebut. Berkaitan dengan hal itu, ketika peneliti bertanya kepada Bapak Suhartono, S. Pd. I tentang bagaimana cara mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan metode pembelajaran pada mata pelajaran fiqih, beliau menjawab bahwa: “Dengan mengamati masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, jadi sesuatu yang mengganjal pikiran kita disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi, sehingga yang diinginkan kita itu akan sampai pada anak didik, sehingga kita bisa memproduksi atau memilih metode yang tepat dan sehingga inspirasi kita akan terbentuk, bagaimana cara kita mengajarkan kepada anak didik supaya cepat diserap.” (Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013) Dari pendapat diatas, maka dapat dipahami bahwa suatu inspirasi akan dapat diperoleh seorang pendidik dengan mengamati masalah-masalah dalam proses pembelajaran dikelalas seperti karakteristik anak didik, kesenangan dan tingkat daya serap akan materi yang disampaikan.
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
35
Imam Muslih & Heri Mustakim
3) Bekal yang harus dimiliki Pendidik Untuk mengembangkan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih Pendidik profesional selalu melandaskan pekerjaannya pada konsep dan teori yang jelas. Sehubungan dengan itu, ketika peneliti melaksanakan wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd. I tentang apa bekal yang harus dimiliki pendidik untuk mengembangkan metode pembelajaran pada mata pelajaran fiqih beliau menjawab bekal yang harus dimiliki pendidik untuk mengembangkan metode pembelajaran pada mata pelajaran fiqih, yaitu pendidik harus menguasai teori belajar dan pembelajaran dari berbagai teori yang ada serta harus memahami gaya belajar peserta didiknya (Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013). Sejalan dengan hal itu, Bapak Mulyadi, S. Pd. I menyatakan, bahwa bekal yang harus dimiliki pendidik untuk mengembangkan metode pembelajaran pada mata pelajaran fiqih adalah: “Menguasai materi pelajaran, mengetahui kemauan dan kebutuhan siswa, harus banyak referensi yang dimiliki” (Hasil wawancara dengan Bapak Mulyadi, S. Pd.I, 10 April 2013) Dari kedua pendapat di atas dapat dipahami, bahwa bekal yang harus dimiliki pendidik untuk mengembangkan metode pembelajaran pada mata pelajaran fiqih adalah Menguasai teori belajar dan pembelajaran, menguasai materi pelajaran, dan memahami gaya belajar para peserta didiknya. c. Kendala/Hambatan dalam Pengembangan Metode Pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri dan Upaya Pendidik dalam Menghadapinya Setiap usaha pasti ada hambatan/kendala yang menghadang, namun semua itu juga pasti ada jalan keluar atau solusinya. Begitu pula dalam hal pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI AnNidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri. 1) Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri
36
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
Berkaitan dengan Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih, ketika peneliti bertanya kepada Bapak Suhartono, S. Pd. I, beliau menyatakan bahwa kendalanya adalah: “Ketersediaan media pembelajaran, kurang lengkapnya alat-alat praktek, LCD dan Vidio player serta yang lain-lainnya ( sarana prasarana)”. (Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013) Disisi lain Bapak Mulyadi, S. Pd. I selaku pendidik fiqih juga menyatakan bahwa kendala pengembangan metode pembelajaran Fiqih adalah: “Pengaruh lingkungan dan dukungan orang tua, karena kebanyakan latarbelakang orang tua murid adalah orang pekerja keras( Buruh Tani) yang kurang memperhatikan pendidikan anak mereka.” (Hasil wawancara dengan Bapak Mulyadi, S. Pd.I, 10 April 2013) Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri adalah faktor lingkungan baik masyarakat maupun orang tua dan juga faktor sarana-prasarana. 2) Upaya pendidik dalam menghadapi Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri Sehubungan dengan Upaya pendidik dalam menghadapi Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih, ketika peneliti bertanya kepada Bapak Suhartono, S. Pd. I, beliau menyatakan bahwa upayanya adalah: “Urunan dari pendidik-pendidik yang tunjangan profesinya cair, sehingga kita bisa membeli sarana-sarana tersebut. Jadi sedikit deMI sedikit bisa kami penuhi, sehingga metode-metode lainpun bisa kami kembangkan kalau sarana-sarana tersebut sudah cukup”. Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
37
Imam Muslih & Heri Mustakim
(Hasil wawancara dengan Bapak Suhartono, S. Pd.I, 10 April 2013) Disisi lain Bapak Mulyadi, S. Pd. I selaku pendidik fiqih juga menyatakan bahwa upaya pendidik dalam menghadapi kendala pengembangan metode pembelajaran Fiqih adalah: “Diberi nasehat, diberi motivasi betapa pentingnya belajar apalagi pelajaran fiqih terutama tentang solat, wudhu dan sebagainya”. (Hasil wawancara dengan Bapak Mulyadi, S. Pd.I, 10 April 2013) Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa upaya pendidik dalam menghadapi kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri adalah dengan swadaya para pendidik dengan mengadakan iuran bagi pendidik sertifikasi dan memberikan motivasi secara terus-menerus kepada anak didik tentang betapa pentingnya belajar. Dari hasil paparan diatas, hasil penelitian adalah sebagai berikut: a. Strategi Pendidik Dalam Pembelajaran Fiqih Di MI AnNidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri Dalam kegiatan belajar mengajar agar seorang pendidik dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar mengajar, seorang pendidik harus memiliki dan mengetahui gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi, serta langkah-langkah apa yang harus diperlukan agar tugas kependidikan itu dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Mufarrokah, 2009:1). Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010:3) strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah-langkah yang sudah direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujan pengajaran tertentu.
38
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
Di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri, strategi yang digunakan oleh pendidik Fiqih dalam melaksanakan proses pembelajaran fiqih, yakni dengan merancang sebuah pembelajaran yang pada awalnya diberi pendahuluan tentang materi yang disampaikan dan juga memberi motivasi agar siswa bisa fokus dan semangat dalam belajar, serta memberi rangsangan dan memancing akan timbulnya rasa penasaran sehingga timbul rasa keingin tahuan dalam diri peserta didik tentang meteri yang dipelajari. Dengan demikian, maka dapatlah tercipta sebuah pembelajaran yang aktif dan efektif. Dengan adanya motivasi belajar dan rasa penasaran, maka seorang peserta didik akan terus terbawa dalam arus pembelajaran yang dinikmatinya dan membuat pikiran mereka terfokus pada satu sasaran yaitu pembelajaran yang sedang diikutinya. Dengan demikian seorang pendidik pun dengan mudah mendapatkan umpan balik dari proses pembelajaran yang diciptakannya. Sejalan dengan hal itu, Djamara dan Zain (2010:6) menjelaskan, bahwa salah satu dari strategi belajar mengajar adalah dengan memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan suatu masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, faktor intelegensi juga mempengaruhi terhadap daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh pendidik sehingga menghendaki pemberian waktu yang bervariasi agar penguasaan penuh dapat tercapai (Djamara dan Zain, 2010:73-74). Oleh karena itu, pendidik harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salahsatu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar (Mufarrokah, 2009:79). Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
39
Imam Muslih & Heri Mustakim
Di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yakni dengan memahami karakteristik mata pelajaran dan Memahami kebutuhan dan kesukaan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka. 1) Memahami karakteristik mata pelajaran fiqih Mata pelajaran Fiqih di Madarasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang caracara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari- hari, serta Fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan MInuman yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meMInjam. 2) Gaya belajar peserta didik Gaya belajar merupakan suatu cara dalam belajar yang lebih disukai oleh pebelajar/peserta didik. Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi pebelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apa bila ia mengerti gaya belajarnya (Hosna dan Samsul, 2013:87). Adapun metode pembelajaran yang sering digunakan oleh pendidik fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri antara lain: metode praktek, metode demonstrasi, metode latihan, metode penugasan, serta metode bermain NHT dan Make a mach atau menjodohkan. Sehubungan dengan hal itu, Fathurrohman dan Sutikno (2010:56) memaparkan, bahwa dalam memilih dan menentukan metode dalam proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari urgensi metode pembelajaran, yaitu: Prinsip motivasi dan tujuan belajar, kematangan dan perbedaan individual, penyediaan peluang dan pengalaman praktis, Integrasi pemahaman dan pengalaman, fungsional, dan Prinsip menggembirakan.
40
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
3) Cara pendidik dalam mengembangkan Metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri Seorang pendidik harus memiliki banyak keterampilan dalam mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Oleh karenanya seorang pendidik harus banyak melatih diri, MIsalnya untuk keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan melakukan variasi metode dan teknik, ataupun keterampilan mengaktifkan peserta didik (Zain, 2012:22). Dalam upaya mengembangkan metode pembelajaran kususnya pada mata pelajaran Fiqih, maka seorang pendidik hendaknya mempertimbangkan tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan dan dari mana sumber inspirasi untuk mngembangkannya serta apasajakah bekal-bekal yang harus dimiliki untuk mengembangkan metode tersebut. 4) Langkah-langkah yang harus dilakukan Pendidik Dalam mengembangkan metode pembelajaran pada mata pelajaran fiqih pendidik perlu memberikan pengajaran secara menarik agar siswa/peserta didik lebih bergairah untuk melaksanakan proses belajarnya. Untuk itu pendidik perlu menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan sesuai kebutuhan, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan kaku, searah, dan membosankan siswa/peserta didik (Agung, 2010:60). Di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri, langkah-langkah yang dilakukan pendidik fiqih dalam mengembangkan metode pembelajaran adalah dengan merancang perangkat pembelajaran, mengidentifikasi tujuan pembelajaran, mengidentifikasi aktifitas siswa, manajemen kelas, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kesenangan siswa. Berkaitan dengan hal itu Agung (2010:60-61) menyatakan, bahwa beberapa hal hal-hal yang mungkin dilakukan pendidik untuk dapat mewujudkan perilaku pembelajaran yang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran adalah dengan mengkaji segenap hal-hal yang terkait dengan penggunaan Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
41
Imam Muslih & Heri Mustakim
metode pembelajaran, mulai dari bahan ajar/materi pelajaran, tujuan pembelajaran yang akan disampaikan, upaya membangkitkan perhatian dan motivasi peserta didik, melibatkan keaktifan peserta didik, memberikan balikan dan penguatan, sampai dengan perhatian terhadap perbedaan karakteristik peserta didik. 5) Sumber Inspirasi Untuk mengembangkan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih Sumiati dan Asra (2007:97) mengatakan bahwa pengembangan metode pembelajaran selalu merujuk kepada apa yang terjadi di sekolah sehubungan dengan proses pembelajaran, baik didalam maupun diluar kelas. Proses pembelajaran menuntut pendidik untuk mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang akan/telah dilaksanakan. Di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri cara yang dilakukan pendidik fiqih dalam memperoleh inspirasi untuk mengembangkan metode pembelajaran adalah dengan mengamati masalah-masalah dalam proses pembelajaran dikelalas, seperti karakteristik anak didik, kesenangan dan tingkatan daya serap akan materi yang disampaikan. Dengan memahami segala permasalahan yang ada di kelas, maka seorang pendidik akan memperoleh suatu ide-ide pembentukan/pembuatan suatu metode pembelajaran guna menyampaikan materi dengan mudah dan berjalan secara aktif, efektif dan efisien. 6) Bekal yang harus dimiliki Pendidik Untuk mengembangkan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri bekal yang harus dimiliki pendidik fiqih dalam mengembangkan metode pembelajaran adalah dengan menguasai teori belajar dan pembelajaran, menguasai materi pelajaran, dan memahami gaya belajar para peserta didiknya.
42
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
2. Kendala/hambatan dan Upaya dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih a. Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri adalah faktor lingkungan baik masyarakat maupun orang tua dan juga faktor sarana-prasarana (fasilitas). Fasilitas merupakan hal yang mempengarui peMIlihan dan penentuan metode belajar mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengarui peMIlihan dan penentuan metode belajar mengajar (Mufarrokah, 2009:84). Begitu pula Nasution (2009:76) menegaskan bahwa menjalankan metode pembelaajaran dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran itu harus didukung oleh berbagai fasilitas, sumber dan tenaga pembantu,jika tidak maka arus perbaiakn guna meningkatkan mutu pengajaran kan terhalang. Metode apaun yang digunakan oleh pendidik, jika fasilitas atau alat penunjang terlaksananya suatu metode tidak ada maka peMIlihan/ penentuan bahkan pengembangan metode yang telah dilakukan menjadi hal yang sia-sia. Akan tetapi seorang pendidik yang berjiwa teguh dan semangat juang yang tinggi akan selalu berusaha mencari alat alternatif agar metode yang telah dipilih atau bahkan diciptakan dapat terlaksana dengan maksimal serta dapat membawakan hasil belajar yang sangat memuaskan. b. Upaya Pendidik dalam Menghadapi Kendala/Hambatan dalam Pengembangan Metode Pembelajaran Fiqih Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik ( UU no 20/2003, 2003:27). Realita kehidupan dalam dunia pendidikan menunjukkan bahwa tidak sedikit dari lembaga pendidikan terutama lembaga swasta yang belum mampu menyediakan bahkan mengadakan sarana dan prasarana Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
43
Imam Muslih & Heri Mustakim
serta fasilitas belajar yang lengkap sehingga dapat memperhambat tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal. Upaya pendidik dalam menghadapi kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri adalah dengan swadaya para pendidik dengan mengadakan iuran bagi pendidik sertifikasi guna melengkapi fasilitas-fasilitas pembelajaran yang belum lengkap dan memberikan motivasi secara terus-menerus kepada anak didik tentang betapa pentingnya belajar. Sejak dini pendidik perlu meMIkirkan bagaimana menarik perhatian dan mendorong motivasi belajar siswa di dalam pembelajaran yang diberikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan kepedulian, ketertarikan, kesenangan, MInat, gairah, dan lain sebagainya dalam diri siswa untuk menjalankan proses belajarnya (Agung, 2010:38). D. SIMPULAN Dari temuan data serta analisis atau pembahasan hasil yang telah diuraikan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi Pendidik Dalam Pembelajaran Fiqih Di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri yaitu dengan merancang sebuah pembelajaran yang akan disampaikan, memberi rangsangan dan motivasi agar siswa bisa fokus dan semangat dalam belajar, serta memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi ajar, sehingga tercipta sebuah pembelajaran yang aktif dan efektif. 2. Cara pendidik dalam mengembangkan Metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri antara lain: a. Merancang perangkat pembelajaran, mengidentifikasi tujuan pembelajaran, mengidentifikasi aktifitas siswa, manajemen kelas, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kesenangan siswa. b. Mengamati masalah-masalah dalam proses pembelajaran dikelalas, seperti karakteristik anak didik, kesenangan dan tingkatan daya serap akan materi yang disampaikan. 44
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
Strategi Pendidikan Dalam Mengembangkan Metode
c. Menguasai teori belajar dan pembelajaran, menguasai materi pelajaran, mempunyai kemampuan menggunakan alat dan fasilitas metode serta memahami gaya belajar para peserta didiknya. 3. Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom Babadan Tengger Lor Kunjang Kediri dan upaya pendidik dalam menghadapinya a. Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom adalah faktor lingkungan baik masyarakat maupun orang tua dan juga faktor sarana-prasarana (fasilitas). b. Upaya pendidik dalam menghadapi Kendala/hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran Fiqih di MI An-Nidzom adala dengan cara swadaya pendidik-pendidik untuk melengkapi fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan sebagai penunjang pengembangan metode pembelajaran.
BIBLIOGRAPHY Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Pendidik, Pedoman Dan Acuan Pendidik Dalam Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Pada Peserta Didik. Jakarta: Bestari Buana Murni Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, 2002, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, 2010, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama Kementerian Agama Provinsi jawa timur. 2009. Pedoman Dan Implementasi Pengembangan KTSP Di Madrasah Ibtidaiyah. Bidang Mapenda Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014
45
Imam Muslih & Heri Mustakim
Mufarrokah, Anissatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras Moleong, lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Sumiati, dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Suryani. 2012. Hadis Tarbawi: Analisis Paedagogis Hadis-Hadis Nabi. Yogyakarta: Teras Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, 2003, Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media Zain, Lukman. 2011. Modul Pembelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
46
Al Ta’dib, Volume 4 Nomor 1 Juli 2014