STRATEGI KOMUNIKASI PENYIAR I-RADIO MAKASSAR DALAM PROGRAM SORELAM
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Jurusan Jurnalistik Pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar
Oleh RHIRYN RIFLYANA TIRSYAD NIM. 50500112101
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2016
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Rhiryn Riflyana Tirsyad
NIM
: 50500112101
Tempat/Tgl. Lahir
: Makassar, 21 September 1994
Jurusan
: Jurnalistik
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Alamat
: Jl.G.Latimojong No.12 Makassar
Judul
:Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar,
Februari 2016
Penyusun,
Rhiryn Riflyana Tirsyad NIM : 50500112101
ii
PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul, “Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam”, yang disusun oleh Rhiryn Riflyana Tirsyad, NIM: 50500112101, mahasiswa Jurusan Jurnalistik pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari kamis, 04 Februari 2016 M, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Jurnalistik. Makassar, 04 Februari
2016 M.
25 Rabiul Akhir 1437 H. DEWAN PENGUJI Ketua
:Muliadi, S.Ag., M.Sos.I
(
)
Sekretaris
:Drs. Alamsyah M.Hum
(
)
Munaqisy I
:Dr. Hj.Nurlaelah Abbas, Lc., MA
(
)
Munaqisy II
:Haidir Fitra Siagian, S.Sos., M.Si., Ph.D
(
)
Pembimbing I :Drs. Muh.Kurdi, M.Hi
(
)
Pembimbing II :Andi Fadly, S.Sos., M.Si
(
)
Diketahui Oleh: Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar,
Dr. H. Abd. Rasyid Masri,S.Ag.,M.Pd.,M.Si.,M.M NIP. 19690827 199603 1 004
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kesehatan, kesempatan, dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salam dan Shalawat atas junjungan Nabi Muhammad saw. yang telah menuntun manusia kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam ini di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program study Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis sadar masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sumbangan saran dan kritikan semua pihak untuk menyempurnakan skripsi ini menjadi lebih baik. Baik itu dari bimbingan para dosen maupun rekan-rekan mahasiswa. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak motivasi, baik secara moral maupun materi. Oleh karena itu, dengan tulus penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rektor UIN Alauddin Makassar,Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si. Wakil Rektor I UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag, , Wakil Rektor II UIN
iv
Alauddin Makassar, Prof. Dr. Lomba Sultan. Prof. Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar Dr. SitiAisyah Kara, MA. PhD. 2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag.,M.Pd., M.Si., M.M.,.Wakil Dekan I, Dr. Misbahuddin, M.Ag. Wakil Dekan II Dr. Mahmuddin, M.Ag. Wakil Dekan III, Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I yang telah memberikan wadah buat penulis. 3. Ketua Jurusan Jurnalistik Muliadi, S.Ag.,M.Si. Sekretaris Jurusan Jurnalistik, Drs. Alamsyah, M.Hum, beserta seluruh staf yang telah memberikan arahan dan petunjuk selama masa pendidikan. 4. Drs. Muh. Kurdi, M.Hi, selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan arahan pada penulis dalam merampungkan skripsi. Serta A.Fadly, S.Sos., M.Si, selaku pembimbing II yang tidak bosan-bosannya membantu penulis saat konsultasi. 5. Dr. Hj. Nurlaelah Abbas, Lc., MA, selaku penguji I dan Haidir Fitra Siagian, S.Sos., M.Si selaku penguji II yang telah mengoreksi untuk membantu penyempurnaan skripsi ini. 6. Segenap Dosen, Staf Jurusan, Tata Usaha, serta Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi tak lupa penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu, bimbingan, arahan serta motivasi selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Jurnalistik. 7. Ucapan terima kasih kepada crew I-Radio Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data informasi dalam penyusunan skripsi ini. v
8. Terima kasihku untuk teman terbaikku Jurnalistik C yang terus memberikan warna selama perkuliahan, motivasi dan doa tentunya. Kalian THE BEST! 9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Jurnalistik angakatan 2012, yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang tidak pernah bosan memberikan motivasi dan doa serta para senior yang telah memberikan arahan. 10. Ucapan teristimewa penulis persembahkan kepada Ayahanda, Muh. Arsyad dan Ibunda Agustina Suban serta Kakakku Raodhatul Tirsyad dan kedua adikku Muh. Ridho Tirsyad dan Muh. Raihan Tirsyad. Terima Kasih atas kasih yang sebesarbesarnya dan sedalam-dalamnya atas doa restu dan kasih sayang yang senantiasa diberikan kepada ananda serta bantuan moril dan materil yang takkan ternilai harganya. Akhir kata, besar harapan penulis agar kiranya skripsi ini berguna bagi kita semua dan dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Wassalamuaalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar,
Februari 2016
Penyusun
Rhiryn Riflyana Tirsyad
vi
DAFTAR ISI
JUDUL
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ii
PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus D. Kajian Pustaka E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1 1 8 8 9 11
BAB II
TINJAUAN TEORETIS A. Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi B. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa C. Tinjauan Tentang Radio D. Tinjauan Tentang Penyiar
12 12 19 21 30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan waktu Penelitian C. Pendekatan Penelitian D. Sumber Data E. Metode Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
42 42 43 43 43 46 48 48
vii
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian B. Gambaran Umum Program Sorelam I-Radio Makassar C. Strategi Komunikasi I-Radio Makassar D. Penerapan Strategi Komunikasi pada Program Sorelam
50 50 55 59 75
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Implikasi Penelitian
85 85 86
KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbandingan penelitian terdahulu
9
Tabel 1.2. Tabel Informan
45
Tabel 1.3. Tabel general data, target audience, tekhnikal data
53
Tabel 1.4. Tabel Data Penyiar Menjadi Presenter
62
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur keredaksian/Organisasi
x
66
ABSTRAK Nama Penyusun
: Rhiryn Riflyana Tirsyad
NIM
: 50500112101
Judul Skripsi
: Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam
Penelitian ini mengkaji tentang Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimana strategi komunikasi penyiar I-Radio Makassar agar tercapai komunikasi yang efektif, dan 2) bagaimana penerapan strategi komunikasi penyiar dalam program Sorelam di I-Radio Makassar ? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, dengan sumber data yakni data primer (informan penelitian) dan data sekunder (buku referensi). Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka. Informan dalam penelitian adalah operational manager, koordinator program, penyiar serta pendengar I-Radio Makassar. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive yakni berdasarkan kapasitas yang memberikan kemudahan dan kesediaan dalam wawancara. Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data dilakukan secara induktif (dari data ke teori). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap I-Radio Makassar, ditemukan strategi yang diterapkan I-Radio Makassar adalah meliputi beberapa aspek yaitu strategi komunikasi gagasan, komunikasi kepribadian, proyeksi kepribadian, strategi pengucapan, dan strategi kontrol suara. Selain itu I-Radio sendiri memasang syarat atau standar bagi para penyiar yaitu berwawasan luas, update mengenai hal terkini (apa yang terjadi di Indonesia harus diketahui), tingkah laku yang baik, baik untuk IListeners, perusahaan dan semua orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses siaran, para penyiar Sorelam I-Radio Makassar berusaha menerapkan strategi komunikasi penyiar tersebut sehingga terjadi komunikasi yang efektif dengan pendengar dan para penyiar memiliki nilai jual dan berkualitas.
xi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat sangat bergantung pada informasi. Informasi yang dibutuhkan oleh manusia adalah informasi yang cepat, aktual, dan terpercaya. Hal itu sangat berkaitan erat dengan media massa, baik media massa cetak maupun elektronik. Salah satu media yang menyajikan informasi dengan cepat dan ditunjang dengan teknologi tinggi adalah radio.1 Radio adalah media komunikasi tertua dan paling familiar di seluruh dunia. Di tengah banyaknya media-media baru yang hadir seperti internet dewasa ini, media komunikasi radio masih terus bertahan, bahkan berkembang dengan sangat pesat. Radio hingga kini masih dipercaya menjadi media informasi dan komunikasi yang digemari masyarakat karena mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media yaitu: informasi, pendidikan, hiburan, control serta perekat sosial yang mengakibatkan radio mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate.2
1
Masduki. Jurnalistik Radio (Yogyakarta: LkiS, 2006), h.2
2
Elvinaro, Ardianto, dan Lukiati, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.7
1
2
Radio siaran diberi julukan “The Fifth Estate” disebabkan adanya daya kekuatan dalam mempengaruhi media massa, yang disebabkan beberapa faktor, yaitu: 1. Daya Langsung Untuk mencapai sasarannya, yaitu pendengar, isi program yang disampaikan tidaklah mengalami proses kompleks setiap gagasan propaganda dapat dengan mudah ditulis diatas kertas, kemudian dibacakan di depan mic radio sebanyak yang diinginkan dan pelaksanaannya berlangsung dengan mudah dan cepat. 2. Daya tembus Daya tembus disini maksudnya radio siaran mampu menembus jarak dan rintangan, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, radio dengan radio dapat dicapainya. Jarak bagi radio siaran dapat dicapai dengan mudah. 3. Daya tarik Maksud dari daya tarik ialah kekuatan yang dimiliki radio yang disebabkan sifatnya serba hidup karena tiga unsur yang dikandungnya, yaitu: musik, katakata, dan efek suara (Sound Effect).3 Kekuatan radio sangat efektif dalam memberikan stimulus (rangsangan) dan mempengaruhi masyarakat untuk menerima pesan suara yang disampaikan oleh komunikator. Radio adalah salah satu media massa yang mempunyai banyak kelebihan, antara lain; pesan yang disampaikan oleh radio dapat diterima oleh pendengarnya dimana saja tanpa dibatasi ruang.4 Radio bisa didengarkan didalam 3
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Cet, IV; Bandung: Penerbit Alumni, 1986) h. 107
4
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Cet, IV; Bandung:Remaja Rosdakarya, 2000), h.108
3
mobil, bangunan, tempat terbuka, warung-warung kopi, dan di daerah pegunungan. Radio bisa didengarkan pagi, siang, sore, atau malam, bahkan sekarang ini ada radio yang melakukan siarannya 24 jam.5 Radio sebagai teknologi telekomunikasi tidak dapat melepaskan perannya dalam komunikasi. Radio dengan peran komunikasi untuk menginformasikan, salah satu fungsi radio sekarang adalah untuk menginformasikan segala sesuatau, baik itu menyangkut peristiwa disekitar, pemerintah, ekonomi, sosial ataupun dalam bentuk hiburan. Selain peran menginformasikan radio juga berperan dalam mengedukasi masyarakat, melalui informasi-informasi yang disampaikan melalui radio, masyarakat menjadi mengerti dan paham tentang suatu informasi. Dalam konsep komunikasi, radio memegang peran sebagai channel atau perantara. Radio digunakan sebagai sarana untuk mengirimkan informasi dari sumber kepada receiver. Perannya sebagai channel menuntut untuk efektifnya peran dan fungsi dari radio dalam mengirimkan informasi ke receiver.6 Dari beberapa kelebihan yang dimiliki oleh radio, menjadikan media ini banyak diminati oleh masyarakat dan menarik untuk didengarkan. Selain itu radio juga memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.7 Radio dapat
5
Achmad Zaini, “Radio is the Fifith Estate”. http://m.kompasiana.com/orangradio/radio-isthe-fifth-estate , ( 28 November 2015) 6
Rendy Anwar, “ Peran dan Perkembangan radio dalam komunikasi”. http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/158-peran-danperkembangan-radio-dalam-komunikasi (16 Oktober 2015) 7
Masduki,Jurnalisme Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar (Yogyakarta: LkiS, 2001), h.9
4
menjadi apa saja, sesuai visualisasi dari pendengar melalui kata-kata yang disampaikan, dan nada suara yang dikeluarkan oleh penyiar. Radio makes pictures, radio menciptakan gambar. Hanya radio satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan “gambar” atau rekaan di ruang imajinasi pendengarnya, yang berkesan mendalam bagi pendengarnya yang menggunakan telinga, emosinya lebih mudah tergugah. Terlebih lagi cerita itu didukung oleh efek suara (backsound). Coba bandingkan mendengarkan sepak bola melalui radio dan menonton sepak bola melalui televisi.8 Ujung tombak dari keberhasilan suatu radio adalah para penyiar. Dengan segala kemampuan dan kecakapan yang mereka miliki, para penyiar terus berusaha menghidupkan radio diantara para pendengarnya. Sosoknya menjadi salah satu kunci inti yang mengarahkan pada posisi atau rating sebuah radio, juga menjadi brand image atau gardu depan bagi stasiun radio. Penyiar adalah personalitas stasiun penyiaran yang diwakilinya. Kemampuan atau kegagalannya dapat mempengaruhi citra khalayak terhadap stasiun dimana ia bertugas. Penyiar harus dapat menyampaikan pesan secara efektif. Acara yang pesannya dapat dikomunikasikan secara efektif akan menarik lebih banyak pendengar dan secara langsung dapat menguntungkan stasiun yang menyajikan acara yang dibawakan oleh penyiar tersebut.9 Keberhasilan seorang penyiar dalam kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada
8 9
Helena Oli dan Lala Hozilah, Reportase Radio & Televisi (Jakarta: PT. Indeks, 2013) h. 7
Masduki,Jurnalisme Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar (Yogyakarta: LkiS, 2001), h.99
5
strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Perkembangan pesat yang terjadi pada radio dan televisi dipengaruhi oleh banyak orang, satu diantaranya adalah penyiar. Penyiar merupakan orang yang berkonstribusi besar dalam penyajian suatu pesan pada acara radio dan televisi. Penyiar dipadukan dengan fungsi audio serta visual akan membuat acara terlihat lebih hidup dan interaktif. Penyiar adalah juru bicara stasiun radio siaran. Dibalik layar studio, penyiar juga mempunyai pekerjaan dan tugas lain sesuai keterampilan yang dimilikinya.10 Dalam radio, penyiar diibaratkan sebagai citra radio, semakin cantik performa penyiar, maka semakin tampak kecantikan manajemen, kerja sama, dan standarisasi siaran yang ditetapkan radio tersebut. Dalam hal ini sasaran penyiar adalah komunikan atau penerima pesan yang sedang mendengarkan, memperhatikan, atau yang lebih sering disebut sebagai audiens yang berjumlah banyak dan bersifat dinamis dan heterogen11. Penyiar memiliki peran strategis yang dapat menentukan maju atau mundurnya sebuah stasiun radio. I-Radio Makassar adalah salah satu stasiun radio swasta yang pada program-programnya selalu dipandu oleh para penyiar profesional yang berupaya untuk melaksanakan strategi komunikasi penyiar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi komunikasi yang dilakukan oleh para penyiar I-Radio Makassar khususnya dalam program Sorelam.
10 11
Yulia, Wanda. Andai Aku Jadi Penyiar (Yogyakarta: Andi Offset, 2010),h.316-317
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Cet: 21 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2007). h. 316-317
6
Salah satu radio yang ada di Kota Makassar adalah I-Radio yang beroperasi di jalur 96.0 FM (Frequency Modulation). Radio ini berdiri pada tahun 2011 di bawah payung perusahaan dengan nama PT. Radio Suara Sonata. Perusahaan Penyiaran ini berlokasi di Jl. MH.Thamrin No.2A Makassar. I-Radio Makassar merupakan satusatunya radio jaringan menengah pertama tetapi penggunaan bahasanya full lokal Indonesia. Sejak awal kemunculannya pada tahun 2011 sampai sekarang, I-Radio Makassar menetapkan positioning-nya sebagai 100% musik dan beritanya yang disajikan secara informatif. Sasaran (segmen pasar)nya yaitu pendengar yang berusia 21-35 tahun dengan karakter berjiwa muda, aktif, energik, mengikuti perkembangan terkini dan yang pasti adalah cinta dan bangga terhadap musik Indonesia, yang sesuai dengan tagline yang diusungnya “Juaranya Musik Indonesia!”. I-Radio adalah stasiun radio yang memiliki format yang beda dengan stasiun radio lain, yaitu 100% musik Indonesia. Hal ini yang menjadi ciri khas dari I-Radio. Musik yang disiarkan adalah benar-benar 100% musik Indonesia, tidak ada musik barat, musik korea, musik campuran, atau pun yang lainnya. Tujuannya ialah IRadio sangat ingin musik Indonesia menjadi tuan rumah dinegaranya sendiri. Dapat kita lihat bahwa seiring perkembangan jaman dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, banyak musik-musik barat ataupun musik negara lainnya yang bermunculan di Indonesia. Dengan melihat hal tersebut kemudian berdirilah I-Radio guna untuk melestarikan musik-musik Indonesia agar tidak tersingkir sebagai musik nomor satu di negaranya. Hampir semua program yang ada di I-Radio melibatkan para pendengar. Seperti halnya pada saat siaran berlangsung, pendengar dapat me-request lagu yang
7
diinginkannya, kemudian lagu tersebut akan diputar pada saat siaran tersebut berlangsung. I-Radio sendiri memiliki cara agar pendengar merasa dekat dengan penyiar ialah salah satunya penyiar pada saat siaran on air mereka menggunakan ikon-ikon Makassar, tetapi ikon-ikon Makassar tersebut digunakan hanya di kota Makassar saja, seperti apami, kenapami, lagi apami. Dan untuk kota-kota lain mereka menggunakan idem-idem bahasa daerahnya masing-masing. I-Radio juga memiliki program-program yang mampu menarik pendengar dengan nama program serta segmen yang unik-unik, seperti segmen Curanmor yang merupakan singkatan curhat dari atas mobil dan motor, Juara singkatan dari unjuk rasa di udara, Topi Mini singakatan dari topik menarik pagi ini, Sorelam yang merupakan singkatan sore-sore sampai malam dan SMS yang berarti sabtu minggu siaran. Program Sorelam yang merupakan singkatan dari sore-sore sampai malam mampu menarik pendengarnya baik dari penyiarnya maupun program-programnya yang unik, seperti curanmor (curhat dari atas mobil dan motor) yang merupakan program yang mengajak pendengarnya untuk bercerita tentang situasi lalu lintas kota Makassar serta perasaannya. Program Sorelam I-Radio, kebanyakan pendengarnya berasal dari kalangan muda dan dewasa, ada pendengar yang tertarik pada suara penyiarnya dan ada pendengar yang hanya tertarik dengan informasi/beritanya ataupun siaran musiknya. Agar penyiar Sorelam menjadi lebih menarik baik dari pembawaan program maupun dalam melakukan siaran sehingga banyak diminati pendengar, maka dibutuhkan kemahiran dan keahlian dalam mengolah siaran atau program-programnya sehingga terdengar menarik serta mendapatkan hasil siaran yang berkualitas.
8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan,
maka
penulis
mengembangkan pokok masalah dengan mengambil judul penelitian, “Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam”. Berdasarkan pokok masalah di atas, maka di urai sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi komunikasi penyiar di I-Radio Makassar agar tercapai komunikasi yang efektif ? 2. Bagaimana penerapan strategi komunikasi penyiar dalam program sorelam di I-Radio Makassar?
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian Skripsi ini berjudul “Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar Dalam Program Sorelam”. Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif, maka penelitian ini akan difokuskan pada strategi komunikasi dan penerapan strategi komunikasi di I-Radio Makassar khususnya dalam program Sorelam. 2. Deskripsi Fokus Untuk menghindari kesalahpahaman atau penafsiran dalam memberikan interpretasi dalam penelitian ini, penulis memberikan deskripsi fokus sebagai berikut:
9
a. Strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, atau sebagai rencana tentang serangkaian maneuver, yang mencakup seluruh elemen, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan. b. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi kepada orang lain yang memiliki kesamaan makna. c. Penyiar adalah seseorang yang bertugas menyebarkan (syiar) suatu atau lebih informasi yang terjamin akuransinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya, dilaksanakan, dituruti, dan dipahami. d. I-Radio Makassar merupakan radio swasta yang telah berdiri sejak tahun 2011 lalu, dan berada dibawah naungan perusahaan PT. Radio Suara Sonata. I-Radio Makassar menyajikan format 100% musik tetapi diselingi dengan berbagai informasi mengenai kota Makassar. e. Sorelam merupakan salah satu program berita dan hiburan pada I-Radio Makassar yang mempunyai jam tayang yang lama, yaitu pukul 17.00-21.00. Program yang kebanyakan berisi musik dan informasi mengenai kota Makassar.
D. Kajian Pustaka Berdasarkan penelusuran pustaka, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang terkait dengan permasalahan ini, diantaranya: Nama Irnawati
Tabel 1.1: Perbandingan Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Jenis Penelitian Fokus Penelitian Strategi Peningkatan Kmpetensi Kepenyiaran Sumber Daya Manusia Penyiar
Penelitian deskriptif kualitatif
Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa bagaimana strategi peningkatan
10
Radio Syiar FM.
Muh. Said.H.M. Tahir
Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Smart FM Makassar Dalam Meningkatkan Jumlah Pengiklan Di Kota Makassar
Penelitian deskriptifkualitatif
kompetensi penyiar dan tingkat sumber daya manusia penyiar Radio 12 Syiar FM. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Radio Smart FM dalam meningkatkan jumlah pengiklan Di Kota Makassar, serta faktor-faktor yang menjadi penghambat.13
Ada perbedaan yang cukup signifikan dari kedua penelitian diatas dengan pokok penelitian dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitiannya pada bagaimana penerapan strategi komunikasi penyiar yang dilakukan oleh I-Radio FM Makassar agar tercapai komunikasi yang efektif.
12
Irnawati, Strategi Peningkatan Kompetensi Kepenyiaran Sumber Daya Manusia Penyiar Radio Syiar FM, (Skripsi, KPI UIN Alauddin, Makassar, 2014). 13
Muh. Said HM. Tahir, Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Smart FM Makassar Dalam Meningktakan Jumlah Pengiklan Di Kota Makassar, (Skripsi, Ilmu Komunikasi UIN Alauddin, Makassar, 2014).
11
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Berorientasi dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: a. Mengetahui strategi komunikasi penyiar di I-Radio Makassar b. Mengetahui penerapan strategi komunikasi penyiar di I-Radio Makassar dalam program sorelam. 2. Kegunaan Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan akan menghasilkan kegunaan sebagai berikut: a. Secara teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu komunikasi dan dapat menambah keilmuan dibidang strategi komunikasi penyiar. b. Secara Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan referensi bagi pengelola industri media massa di tanah air, khususnya di kota Makassar.
BAB II TINJAUAN TEORETIS
A. Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 1. Definisi Strategi Defenisi strategi dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1 Akan tetapi dunia akademik tidak mengenal definisi tunggal tentang strategi. Setiap ahli mendefinisikan strategi sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Menurut James Brian Quinn, a strategy is the pattern or plan that integrates an organization’s major goals, policies, and action sequences into a cohesive whole.2 (Strategi adalah pola atau rencana yang terintegrasi dengan tujuan utama, kebijakan dan rangkaian tindakan sebuah organisasi hingga keseluruh secara kompak). Sedangkan menurut Sondang P. Siagian, strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan organisasi pada khususnya adalah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan sebagai sasaran organisasi yang bersangkutan.3
1
Anton M. Moeliono. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991, h. 964.
2
Hendry Mintzberg and James Brian Quinn., The Strategy Process: Concept, Contest, Cases (New Jersey: Prentice-Hall, 1991), h. 5. 3
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 7.
12
13
2. Merumuskan strategi Merumuskan strategi yang handal dibutuhkan analisis situasi sebagai langkah awal. Analisis situasi diperlukan sebagai bagian dari strategi efektif untuk mencapai tujuan. Dalam analisis situasi dikenal dengan rumus analisis SWOT yang merupakan akronim dari strengths (kekuatan-kekuatan), weakness (kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang), dan threats (ancaman-ancaman).4 Kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor internal atau lingkungan intern organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal atau berada pada lingkungan ekstern organisasi. Kinerja suatu organisasi yang memposisikan diri dalam sistem sosial memahami betul bahwa kinerja organisasi yang memiliki adaptabilitas yang tinggi adalah organisasi yang mampu mengkombinasikan faktor internal dan eksternal menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.5 SWOT dapat digunakan untuk mengungkap suatu penelitian mengenai capacity building” suatu lembaga yang terkait, pengembangan kelembagaan pengembangan model kebijakan mulai dari analisis formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan. Dengan SWOT dapat diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan lembaga atau suatu kebijakan sehingga dapat dirancang program yang relevan atau
4
J. David Hunger dan Tomas L. Wheelen., Manajemen Strategy, Ter (Yogyakarta: Andi, 2003), h. 193. 5
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 209.
14
dengan analisis ancaman dan peluang akan memungkinkan lembaga dapat menciptakan kegiatan yang dapat mengantisipasi ancaman. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: a. Strengths (kekuatan). Kekuatan merupakan kondisi yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. b. Weakneses (kelemahan). Kelemahan
merupakan kondisi yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. c. Opportunities (peluang). Peluang merupakan kondisi yang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. d. Threats (ancaman). Ancaman merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 3. Definisi Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini yang dimaksud adalah sama makna. Jadi, kalau ada dua orang yang terlibat dalam
15
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.6 Proses komunikasi dapat diartikan sebagai „transfer informasi‟atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.7 Adapun beberapa definisi komunikasi dari beberapa pakar, sebagai berikut : a. Carl I. Hovland Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process modify the behavior of other individuals.8 b. Harold Lasswell Cara yang paling baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ? atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ?9
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Remaja Rosdakarya Offset, 2007). h. 9.
(Cet: 21 Bandung: PT.
7
Tommy Suprapto, M.S, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi (Cet: 1 Yogyakarta: Caps, 2011). h. 5. 8
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Remaja Rosdakarya Offset, 2007). h. 10. 9
(Cet: 21 Bandung: PT.
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Cetakan 12 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008). h. 69
16
c. Edwin Emery Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi ide dan sikap seseorang kepada orang lain.10 Dari beberapa definisi komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi kepada orang lain agar memiliki kesamaan makna. 4. Unsur-unsur Komunikasi Berdasarkan definisi komunikasi oleh Lasswell, komunikasi yaitu Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ? atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ?, maka dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : a. Komunikator (Communicator, source, sender) Komunikator (Communicator, source, sender) adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu komunikator juga disebut pengirim, sumber, source, atau encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi, dan juga karya ide serta penuh daya kreativitas.11 b. Pesan (Message) Pesan (Message) adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan sekelompok pesan verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan,
10
Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi (Cet: 1 Yogyakarta: Caps, 2011). h. 5. 11
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi: 2 Jakarta: Rajawali Pers, 2012). h. 99.
17
nilai, gagasan atau maksud sumber. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.12 c. Media (Channel, Media) Media (Channel, Media) adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi yang memandang bahwa dalam komunikasi antarmasnusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga.13 d. Komunikan (Communicant, communicate, receiver, recipient) Komunikan (Communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan
persepsi,
pola
pikir
dan
perasaannya,
penerima
pesan
ini
menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami.14 e. Efek (Effect, impact, influence) Efek (Effect, impact, influence) adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu
12
(Cet: 12 Bandung: PT. Remaja
13
Hafied Cangara., Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi: 2 Jakarta: Rajawali Pers, 2012). h.
14
(Cet: 12 Bandung: PT. Remaja
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Rosdakarya Offset, 2008). h. 70. 137. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Rosdakarya Offset, 2008). h. 71.
18
menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku.15 5. Gangguan Komunikasi Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noice). Kata noise dipinjam dari istilah ilmu kelistrikan yang mengartikan noise sebagai keadaan tertentu dalam sistem kelistrikan yang mengakibatkan tidak lancarnya atau kurangnya ketepatan peraturan. Penulisan huruf yang saling bertindihan dalam suatu surat kabar, majalah dan media online akan menjadi gangguan bagi pembacanya. Namun demikian, pada hakikatnya kebanyakan dari gangguan yang timbul, bukan berasal dari sumber atau salurannya, tetapi dari audience (penerima)nya.16 Manusia sebagai komunikan memiliki kecenderungan untuk acuh tak acuh, meremehkan sesuatu, salah menafsirkan, atau tidak mampu mengingat jelas apa yang diterimanya dari komunikator. Setidak-tidaknya ada tiga faktor psikologis yang mendasari hal itu, yaitu : a. Selective attention. Orang yang biasanya cenderung untuk mengekspos dirinya hanya kepada hal-hal (komunikasi) yang dikehendakinya. Misalnya seorang tidak berminat membeli mobil, jelas dia tidak akan berminat membaca iklan jual beli mobil. b. Selective perception. Suatu kali, seseorang berhadapan dengan suatu peristiwa komunikasi, maka ia cenderung menafsirkan isi komunikasi sesuai dengan
15
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Cetakan 12 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008). h. 71. 16
Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi (Cet: 1 Yogyakarta: Caps, 2011). h. 14.
19
prakonsepsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini erat hubungannya dengan kecenderungan berpikir secara stereotip. c. Selective retention. Meskipun seseorang memahami suatu komunikasi, tetapi orang berkecenderungan hanya mengingat apa yang mereka ingin untuk diingat. Misalnya setelah membaca suatu artikel berimbang mengenai komunisme, seorang mahasiswa yang antikomunis hanya akan menginat hal-hal jelek mengenai komunisme. Berdasarkan ketiga faktor di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dasarnya sebuah komunikasi dikontrol oleh komunikator yang secara mudah mengontrol apa yang diucapkan. Tetapi komunikator tidak dapat mengontrol apa yang didengarkan atau dilihat oleh audience atau komunikan.
B. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film. Komunikasi massa juga dapat disebut dengan komunikasi media, sebab komunikasi massa sangat memerlukan alat komunikasi media massa, baik yang sifatnya elektronik seperti televisi, radio dan film. Maupun yang sifatnya tertulis seperti surat kabar, majalah dan buku.17 Nurudin menjelaskan: “Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi
17
Arifuddin Tike, Dasar-Dasar Komunikasi: Suatu Studi dan Aplikasi (Cet. 1; Yogyakarta: Kota Kembang, 2009), h. 43
20
massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).”18 Jadi dengan demikian komunikasi massa itu adalah komunikasi melalui media massa yang ditunjukkan kepada orang banyak dengan harapan pesan yang diperluas, yang disebut gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video tape, compact disk dan buku. Mereka yang disebut gatekeeper adalah reporter, editor berita, bahkan editor film atau orang lain dalam media massa yang ikut menentukan arus informasi disebarkan. Selain itu, gatekeeper memiliki fungsi untuk menyiarkan informasi, membatasi informasi dan mengeditnya sebelum disebarkan, untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain dan untuk menginterpretasikan informasi. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi maka umpan balik dari khayalak bisa dengan cepat kepada penyiar, misalnya melalui program interaktif. Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung cepat, serempak, dan luas.19 Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan media massa terutama elektronik yang dapat mempersingkat jarak dan waktu antara media dan khalayak.
18
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 3-4 19
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Kedua. Cet. XIII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 41
21
C. Tinjauan Tentang Radio 1. Sejarah Radio Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sejarah media penyiaran sebagai penemuan tekonologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik Eropa dan Amerika. Sejarah media penyiaran sebagai suatu industri dimulai dari Amerika. Dengan demikian, mempelajari sejarah media penyiaran dunia, baik sebagai penemuan
teknologi
maupun industri nyaris hampir sama dengan mempelajari sejarah penyiaran di Amerika Serikat. Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika German bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz diteruskan oleh Guglielmo Marconi (1847-1973) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirim itu berhasil menyebrangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.20 Radio awalnya dianggap remeh dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Peran radio dalam menyampaikan informasi mulai diakui pada tahun1909, ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang
20
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi (Edisi Pertama. Cet.1; Jakarta: Kencana, 2008) h. 1-3
22
teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga kemudian semua orang mulai melirik media ini. Pesawat radio yang pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar. Tahun1962, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan tenaga listrik yang ada dirumah sehingga lebih praktis, menggunakan dua konsep untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture. Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian dari hobi, membangun sebuah pemancar di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagulagu mengumumkan hasil pertandingan dan menyiarkan instrument
musik yang
dimainkan oleh anaknya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan pendengar yang banyak seiring dengan meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin di dunia. Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Amstrong, berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio Amstrong berbeda dengan radio yang banyak dipasaran yang menggunakan frekuensi AM (Amplitudo Modulasi). Radio FM memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas dari
23
gangguan siaran.21 Di Indonesia perjalanan radio dimulai pada tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia-Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan statsiun relai di Malbar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Netherland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia-Belanda.22 Masa pemerintahan Jepang, tidak banyak aktivitas amatir radio yang dapat dihimpun karena pelarangan oleh pemerintah Jepang. Namun, banyak diantaranya yang melakukan kegiatannya sembunyi-sembunyi. Hingga tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan pemancar radio sederhana buatan sendiri. Radio milik Gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah Indonesia dan sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia. Akhir tahun 1945 sudah ada sebuah organisasi yang dinamakan PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia). Namun pada tahun 1952, pemerintah mulai represif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara kecuali radio milik pemerintah dan bagi radio yang melanggar akan diberikan tindakan subversive. Kegiatan amatir radio tersebut dibekukan pada kurun waktu
21
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi (Edisi Pertama. Cet.1; Jakarta: Kencana, 2008) h. 4 22
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi (Edisi Pertama. Cet.1; Jakarta: Kencana, 2008) h. 7-8
24
1952-1965. Pembekuan tersebut berdasarkan UU No. 5 Tahun 1964 yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki pemancar tanpa seizin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966, seiring dengan runtuhnya orde lama, antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak terbendung lagi.23 Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan aksi dalam perjuangan orde baru. Dan akhirnya muncul pula beberapa radio amatir lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran dan terbentuklah ORARI (Organisasi Radio Amatir Indonesia) pada 9 Juli 1968.24 Maraknya stasiun radio dikelola seadanya maupun secara komersial menjadi ukuran bahwa media radio semakin digandrungi. Sifatnya yang bisa dinikmati dalam keadaan apapun atau sambil mengerjakan sesuatu menjadi kekuatan lebih yang tidak tertandingi yang tak tertandingi oleh jenis media lainnya. Sehingga pertumbuhan industri televisi, internet, media cetak dan teknologi informasi lainnya tidak serta merta membuat radio terpuruk. Justru radio tumbuh seiring pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan tumbuh bersama kedahsyatan informasi teknologi. 2. Definisi Radio Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat luar angkasa yang
23
Muhamad Mufid, Komunikasi & Regulasi Penyiaran (Edisi Pertama. Cet.3; Jakarta: Kencana, 2010) h. 34-35 24
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi (Edisi Pertama. Cet.1; Jakarta: Kencana, 2008) h. 9
25
hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).25 Menurut Onong Uchjana Effendy pengertian siaran radio adalah : Penyebaran secara elektronik berbagai acara dalam bentuk kata-kata, musik, dan lain-lain yang sifatnya audial (untuk didengarkan) kepada khalayak yang tersebar.26 Radio merupakan sumber informasi yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampaian berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan ideologi. Bagi pendengarnya radio adalah teman, sarana komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi.27 Radio mudah beradaptasi dan sering dengan kehebatannya menyajikan bentuk siaran “live” (secara langsung), tidak memerlukan pemrosesan film, tidak perlu menunggu proses pencetakan. Bahkan pada saat ini radio digunakan sebagai media pendidikan yang menggunakan konsep dan juga fakta. 3. Karakteristik Radio Beberapa karakteristik yang dimiliki radio yang berbeda dengan media massa lainnya, yaitu: a. Radio adalah suara (auditori) untuk didengar karena isi siaran bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang. b. Proses
penyebarluasannya
atau
disampaikan
kepada
pendengar
melalui
pemancaran (transmisi).
25
Sugiyarto, “Radio Siaran”, https://sugiyarto92.wordpress.com/kumpulan-makalah/makalahradio-radio-siaran/, (1 November 2015) 26
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: PT. Mandar Maju, 1989) h. 301
27
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek (Bandung: Alumni, 1983).
26
c. Mengandung gangguan seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis (channel noise factor) d. Theater of Mind. Radio menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar. e. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio memiliki daya kejutan seketika karena pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.28 4. Sifat Radio a. Auditif Sifat radio siaran adalah auditif, untuk didengar, maka isi siaran yang sampai ditelinga pendengar hanya sepintas lalu saja, ini berbeda dengan sesuatu yang disiarkan melalui media surat kabar, majalah dan media dalam bentuk tulisan lainnya yang dapat dibaca, diperiksa dan ditelaah berulangkali. Pendengar yang tidak mengerti terhadap suatu uraian yang disampaikan melalui radio tidak mungkin untuk meminta ulang kepada pembicara. b. Mengandung Gangguan Setiap komunikasi yang menggunakan saluran bahasa dan bersifat massal akan memiliki dua faktor gangguan, gangguan pertama adalah apa yang disebut 28
Asep Syamsul M.Ramli, Broadcast Journalism (Cet. I; Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h. 22.
27
“semantic noise factor” dan yang kedua adalah “Channel noise factor”. Gangguan teknis dapat berupa “interferensi”, yakni dua atau lebih gelombang yang berdempetan, sehingga membuat isi siaran sukar dimengerti, atau gangguan karena pesawat penerima lainnya dan sebagainya. c. Akrab Radio siaran sifatnya akrab, intim, seorang penyiar seolah-olah berada dikamar pendengar dengan penuh hormat dan cekatan menghidangkan acara-acara yang menggembirakan kepada penghuni rumah, sifat ini tidak dimiliki oleh media lainnya. 29 5. Kelebihan dan Kelemahan Radio Media radio dapat dilihat dari kekuatannya/kelemahannya :30 a. Kelebihan Radio 1) Langsung. Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan menyampaikan isi kandungan program secara langsung. Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar langsung menangkap dan mencernanya meski sambil mengerjakan aktivitas apapun. 2) Cepat. Dari segi penyampaian pesan, radio memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media lain. Suatu peristiwa yang terjadi bisa dengan cepat disiarkan oleh stasiun radio.
29
Onong Uchjana Effendy, Radio, Siaran, Teori, dan Praktek (Bandung: Alumni. 1983) h.
30
Tomy Suprapto, Berkarir di Dunia Broadcasting, h.145.
87-89 30
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Cet. 3 Jakarta: Kencana, 2011) h. 11
28
3) Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar. Dengan keunggulan suaranya radio memberi pendengar kebebasan berimajinasi. Radio satusatunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan gambar atau rekaan diruang imajinasi pendengarnya, dengan keunggulan semua kalangan bisa mendengarkan. 4) Tanpa batas. Radio tidak dibatasi oleh batas geografis maupun demografis. Hanya orang tuna rungu saja yang bisa menikmati. Dengan kemajuan teknologi satelit atau digital, radio bisa dinikmati pendengar diluar jangkauan frekuensi atau radius yang dimilikinya. 5) Tidak banyak pernik. Dibandingkan media lain, pada peliputan berita radionya cukup satu orang dengan membawa kelengkapan berupa microphone dan sebuah handphone untuk melaporkan sesuatu secara langsung. 6) Hangat dan dekat. Kendati tidak berhadapan langsung dengan pendengar dan terpisah jarak begitu jauh namun kedekatan dengan penyiar radio bisa terjalin dekat dan akrab. 7) Mendidik. Radio sangat efektif dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika jangkauannya luas dan sebagian besar pendengar yang bermukim diwilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki sarana pendidikan yang bisa dikemas dengan menarik dan mudah disimak pendengarnya. 8) Memberi manfaat bagi individu dan masyarakat. Dengan karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan untuk cepat diakrabi oleh khalayak pendengar yang bisa sebagai tempat mencari informasi.
29
b. Kelemahan Radio 1) Durasi program terbatas. Radio siaran dalam setiap programnya dibatasi durasi waktu, setiap program memiliki rentang waktunya masing-masing. Biasanya, maksimal durasi waktu program selama 240 menit atau 4 jam yang terbagi-bagi dalam segmen acara. 2) Sekilas dengar. Sifat radio adalah audiotori, untuk didengar. Isi pesan atau informasi radio siaran gampang lenyap dari ingatan pendengar, untuk itu pendengar tidak bisa meminta mengulang informasi atau lagu yang sudah disiarkan. Artinya sifatnya sekilas, pesan yang disampaikan tidak rinci dan detail. 3) Mengandung gangguan. Radio siaran sebagai media massa juga tak lepas dari gangguan yang sifatnya teknis. Karena kekuatan radio siaran adalah bunyi atau suara, maka unsur ini pula yang bisa menjadi kelemahan karena adanya gangguan sinyal, suara terdengar menghilang atau terdapat noise. 4) Non visual. Radio tidak dapat memperlihatkan visualisasi tentang situasi dalam radio, sosok penyiar maupun narasumber yang akan on-air di radio, berbeda sekali dengan televisi yang mempunyai visualisasi dan audio. 5) Radio dapat memungkinkan untuk upaya mensuksseskan pendidikan di dunia ini dengan menjadikan media radio sebagai media pendidikan bukan dijadikan sebagai media hiburan. Sehingga media radio dapat dimanfaatkan oleh berbagai publik yang haus akan informasi pendidikan dan pengetahuan. Keuntungan dari radio adalah dapat menjangkau hampir seluruh warga negara dalam masyarakat, setiap waktu, setiap tempat, dan melibatkan siapa saja (bahkan
30
orang buta huruf)serta dimana saja. Pendengar tidak harus tetap berada didepan pesawat radionya, tidak seperti halnya menonton televisi.31
D. Tinjauan Tentang Penyiar 1. Definisi Penyiar / Announcer Dalam bahasa inggris, penyiar disebut announcer (arti harafiah: orang yang mengumumkan). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau menyeru pada radio. Menurut M. Habib sebagaimana dikutip oleh Harley Prayudha dalam bukunya yang berjudul Radio (Penyiar It’s Not Just A Talk) memberikan pengertian bahwa penyiar adalah: Seseorang yang bertugas menyebarkan (syiar) suatu atau lebih informasi yang terjamin akuransinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya, dilaksanakan, dituruti, dan dipahami.32 Selain melakukan siaran, penyiar juga disebut DJ (Disk Jockey), yakni perangkai lagu, karena ia menyajikan lagu-lagu dan “bersuara” sebagai “lirik” atau perangkai antar lagu. Suara dan pembicaraan penyiar jika “pas” dengan lagu-lagu yang diputar akan menambah kenikmatan pendengar dalam mendengarkan lagu.33 Pada umumnya penyiar adalah juru bicara stasiun radio siaran. Bahkan, penyiar adalah “ujung tombak” stasiun radio, sukses tidaknya sebuah acara ditentukan oleh penyiarnya. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, 31
Ashadi Siregar, Menyingkap Media Penyiaran; Membaca televisi, Melelihat Radio (Yogyakarta: LP3Y, 2001),h.40 32
Harley Prayudha, Radio: Penyiar It’s Not Just A Talk, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006)h. 9-10. 33
Irawanti Said, Fungsi Sosial Siaran Radio (Cet: Pertamaa, Alauddin University Press, 2012),h. 140.
31
akting sebagai pembawa acara atau pelawak, menangani olahraga, pewawancara, diskusi, kuis dan narasi.34 Seorang penyiar profesional dituntut untuk mengetahui banyak hal, sebagai tolak ukur kualitas dan daya tarik dirinya, tetapi bukan untuk menggurui. Apalagi untuk hal yang sedang hangat dibicarakan orang (hot issues) mulai dari infotainment (informasi tentang selebritis, musik, film, dan lain-lain), olahraga, ekonomi (kenaikan BBM, kurs mata uang), sampai hal yang terjadi disekitar kita (lokal). Kelebihan media radio dibandingkan dengan media lainnya adalah informasi yang disampaikan secara cepat dan sifat lokalnya (local content) yang menjadi kekuatan media radio. Pendengar radio (listener) tidak hanya mendengar komentar dari seorang penyiar, tetapi mereka juga memuji, mengkritik, maupun menghujat kualitas penyiar. Pendengar secara tidak langsung dapat menegur dan bereaksi seandainya kualitas penyiarnya jelek. Mereka akan mengejek, gemas, marah, dan efeknya akan menggerakkan tangan mereka memindah gelombang (frekuensi) lain yang sesuai dengan keinginan mereka. Ada juga yang lebih parah bereaksi dengan menelpon penyiar dengan marah dan mengumpat penyiar yang bersangkutan dengan kalimat pedas. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, seorang penyiar harus memperhatikan kualitas diri untuk menjadi seorang penyiar professional.35 a. Pandangan Islam Mengenai Penyiar Dalam menyiarkan informasi, baik informasi keagamaan atau tidak hendaknya dengan cara yang bijaksana. Allah SWT berfirman dalam QS.AnNahl/16:125: 34
Irwanti Said, Fungsi Sosial Siaran Radio, (Cet: Pertamaa, Alauddin University Press, 2012)h. 141-142. 35
Irwanti Said, Fungsi Sosial Siaran Radio,h. 144-145.
32
ِ ْح ْكم َِة والْمو ِعظ َِة الْحسن َِة وج ِ يل ربِّكَ بِال َادل ُْه َْم بِالَّتِي ِهيَ أ ْحس َُن إِ ََّن ربَّكَ ُهو َِ ِعُ إِلى سب َ ا ْد ْ ِ أ ْعل َم بِم َن ض ََّل ع َن سبِيلِ َِه و ُهوَ أ ْعل َم بِالْم ْهت [125 : دينَ ]النحل ْ ْ ُ ُ ُ Terjemahan: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.36 Menurut tim penyusun Tafsir Al-Misbah, ayat ini dipahami oleh ulama menjelaskan tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah. Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan mau’izhah, yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang sederhana. Sedang, terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang diperintahkan adalah jidàl/perdebatan dengan cara yang terbaik, yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan. 37 Ayat di atas sangat erat kaitannya dengan penyiar dalam islam. Dalam menyiar, seorang penyiar hendaknya memperhatikan aspek-aspek yang berhubungan dengan metode dakwah yang tersirat pada ayat diatas, yaitu: Pertama dengan hikmah, maksudnya dengan dalil (burhân) atau hujjah yang jelas (qath‘i ataupun zhanni) sehingga menampakkan kebenaran dan menghilangkan kesamaran. Maksudnya adalah penyiar harus menginformasikan atau menyampaikan
36 37
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahan (Semarang: Toha Putra, 2000)
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 6: Surah An-Nahl (Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 774-775
33
kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi. Fakta Kedua, dengan mau’izhah hasanah, yaitu peringatan atau nasihat yang baik yang dapat menyentuh akal dan hati (perasaan). Misalnya, ketika siaran seorang penyiar harus berkata lembut dan rendah hati kepada pendengarnya, tidak mengolok-olok pendengarnya apalagi merendahkan pendengarnya. Karena ketika penyiar betutur kata lembut saat siaran maka pendengarpun merasa nyaman ketika mendengarkan siarannya. Ketiga, dengan jadal (jidâl/mujâdalah) billatî hiya ahsan, yaitu debat yang paling baik. Dari segi cara penyampaian, perdebatan itu disampaikan dengan cara yang lunak dan lembut, bukan cara yang keras dan kasar. Dari segi topik, semata-mata terfokus pada usaha mengungkap kebenaran, bukan untuk mengalahkan lawan debat semata-mata atau menyerang pribadinya. Dari segi argumentasi, dijalankan dengan cara menghancurkan kebatilan dan membangun kebenaran. Maksudnya adalah ketika On Air, pendengar bercerita mengenai permasalahannya dan meminta pendapat dengan penyiar, maka seorang penyiar harus mendengarkannya dengan sabar. Penyiar tidak boleh menyudutkan pendengar dengan kata-kata atau masukan yang diberikan. Pendengar tidak boleh merasa direndahkan oleh penyiar. Dalam menyampaikan siarannya, penyiar harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan familiar. Selain itu, penyiar juga diharapkan memiliki kesedarhanaan menyangkut hal-hal yang bersifat fisik, tetap jaga dalam hal penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaan dan dalam upaya mengkomunikasikannya. Kesedarhanaan seringkali menunjukkan keaslian dan kemurnian sikap.38
38
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),h.19.
34
Ketika siaran, penyiar harus menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka. Seperti yang diriwayatkan dalam hadits:
بطخا الناس على قدر عقو لهم Artinya: “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R. Muslim).39 Hadis ini menjelaskan bahwa sebagai penyiar yang baik bila siaran kita hendaknya melihat situasi dan kondisi yang tepat dan menyampaikan dengan katakata yang tepat. Bila bicara dengan anak-anak dia harus berkata sesuai dengan pikiran mereka, bila dengan remaja dia harus mengerti dunia mereka. Jangan sampai seorang penyiar berbicara tentang hal-hal yang sulit buat dipahami sedangkan jam siarannya berada diwaktu sore hari ketika para pendengar kebanyakan merasa lelah ketika beraktivitas seharian tentu sangat tidak tepat sasaran, malah membuat mereka semakin bingung. Gaya bicara dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan orang awam tentu harus dibedakan dengan saat berkomunikasi dengan kalangan cendekiawan. Berbicara di depan anak TK tentu harus tidak sama dengan saat berbicara di depan mahasiswa. Dalam konteks akademis, kita dituntut menggunakan bahasa akademis. Saat berkomunikasi di media massa, gunakanlah bahasa jurnalistik sebagai bahasa komunikasi massa (language of mass communication).
39
Fachruddin HS dan Irfan Fachruddin, Pilihan Sabda Rasulullah (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1998) h. 346
35
2. Karakteristik Penyiar/Announcer Menjadi seorang penyiar radio dimasa sekarang ini paling tidak dapat memenuhi 4 kriteria, yaitu: a. DJ As Sales Person Penyiar mempunyai peranan untuk membuat pendengar tertarik, antusias, dan ingin kembali mendengarkan lagu-lagu yang diputar. Selain lagu, penyiar juga harus bisa membuat pendengar berminat untuk mendengarkan spot iklan yang diputar, mengikuti pesan-pesan didalam spot iklan tersebut dengan rasa ingin tahu bahkan mempercayai semua pesan-pesan yang disampaikan. Penyiar adalah sales person yang mampu mengemas seluruh komponen “barang dagangannya” yang berupa lagu, iklan dan informasi. b. Penyiar Sebagai Sahabat Pendengar Televisi biasanya diletakkan disuatu ruang yang cukup lega agar dapat ditonton secara bersama-sama, berbeda dengan radio yang memiliki sifat lebih pribadi dan lebih intim. Pakar komunikasi bahkan mengatakan “Radio is a portable friend”, sahabat yang bisa dibawa kemana-mana bahkan ditempat pribadi sekalipun yaitu tempat tidur atau kamar mandi. Karena sifat radio yang pribadi itulah maka seorang penyiar harus berusaha menjadi sahabat yang baik bagi pendengarnya. Sebagai sahabat yang punya derajat yang setara, pendengar biasanya tidak suka penyiar yang terlalu monoton, kasar, sombong, suka melecehkan, merendahkan bahkan menghina pendengar. Jadi pendengar suka penyiar yang bisa dijadikan sahabat yang hangat, wajar dan tidak dibuat-buat.
36
c. Pendengar: Orang Kedua Tunggal Penyiar menyapa pendengarnya harus akrab, dilandasi suasana intim, sangat personal, direndahkan volumenya tetapi tetap memiliki power sehingga terdengar seperti sedang bercakap-cakap dengan sahabatnya, dan menyapa pendengarnya dengan “anda” atau “kamu” bentuk kata ganti orang kedua tunggal dengan menggunakan idiom-idiom bahasa percakapan layaknya berbicara dengan temannya. d. Personality Lebih Penting daripada Suara yang bagus Bukan hanya karakteristik suara atau kemampuan vokal tetapi juga karakteristik kepribadian bahwa menjadi seorang penyiar dituntut untuk lebih terbuka, lebih bisa familiar dengan orang-orang. Pada umumnya pendengar lebih tertarik pada apa
yang dibicarakan penyiar dan bagaimana penyiar itu
menyampaikannya daripada bagus tidaknya suara penyiar tersebut. Seorang penyiar adalah salah satu sumber kepercayaan dan sumber informasi bagi pendengar, sehingga penyiar harus jujur dalam menyampaikan informasi, jika informasi belum pasti jangan disampaikan karena akan mericuhkan pendengarnya jika informasi yang disampaikan ternyata tidak benar, selain itu penyiar juga haru hangat, bersahabat, berpengetahuan luas, serta kritis, sehingga informasi yang diberikan bermutu dan dapat dipercaya. 40 3. Syarat-syarat menjadi Penyiar/Announcer Seseorang
bisa
menjadi
penyiar
atau
announcer
apabila
sanggup
mengembangkan hal-hal berikut ini:
40
Adnan, “Karakteristik Penyiar”. penyiar.html?m=1, (10 Oktober 2015).
http://adnanholic.blogspot.co.id/2013/07/karakteristi-
37
a. Ekstrovert Yaitu orang-orang yang suka mengekspresikan apa yang dipikirkan, mudah mengungkapkan suatu kisah atau cerita bahkan perasaannya kepada orang lain. Anda harus menjadi pribadi yang terbuka, dan selalu positif thinking pada siapapun. Meskipun sikap terbuka ini tentu dalam batas-batas kewajaran. Sikap ini akan membuat anda selalu enjoy, rileks dan tidak under presurre dalam bekerja. Sikap positif senantiasa akan menghasilkan sesuatu yang positif pula. Pribadi seperti inilah yang perlu dimiliki oleh siapapun yang ingin mengembangkan profesi sebagai penyiar atau announcer. b. Generalis Yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang akan memungkinkan dia untuk “bicara apa saja”. Adalah penting bagi seorang untuk menjadi penyiar atau announcer, maka dia harus memiliki wawasan yang luas, minimal mengetahui hal-hal yang sedang up to date di masyarakat. Hal ini akan membuat penyiar terlihat “pintar” dan lebih percaya diri saat membawakan sebuah acara. c. Fleksibel Yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi. Membawakan sebuah acara tentu amat bergantung dengan acara dan lokasinya. Sebagai seorang penyiar atau announcer, anda harus memahami bahwa setiap acara tidak selalu dilaksanakan di ruangan indoor tapi juga biasa berlangsung di tempat terbuka. Disinilah seorang penyiar atau announcer dituntut untuk bersifat fleksibel, tidak memilih-milih lokasi karena hal ini bagian dari profesionalisme pekerjaan anda.
38
d. Friendly Yaitu orang yang mudah bergaul dan karena sifatnya itu ia disenangi banyak orang. Sifat ini bisa dianggap sebagai pembawaan karakter seseorang. Namun sebenarnya anda pun bisa mempelajarinya, dan menjadi seorang pribadi yang mudah berteman serta menyenangkan. Dengarkan pendapat lawan bicara anda, dan beri apresiasi pada pendapatnya sehingga anda akan mudah diterima sebagai teman yang baik, karena anda tidak membuat pertentangan terhadap lawan bicara anda. Bahkan bila anda selalu bersikap menghargai dan sanggup menjadi pendengar, maka anda akan mendapatkan banyak informasi dan hal-hal lain yang bisa menambah wawasan anda.41 4. Prinsip menjadi Penyiar/Announcer Ada Sembilan hal yang menjadi „hukum‟ wajib yang harus diperhatikan oleh seseorang untuk menjadi announcer, yaitu : a. Berusaha Meningkatkan Pengetahuan Setiap orang hampir pasti memiliki pengetahuan yang ia dapatkan dari mulai sejak lahir, kemudian di bangku sekolah, sampai lulus pendidikan dan dari keluarga, termasuk lingkungan rekan kerja di kantor. Namun untuk menjadi penyiar/pembawa acara/announcer, pengetahuan yang didapat selama ini belum tentu cocok, tidak pas, atau malah kurang sama sekali. Penyiar atau pembawa acara sedianya akan tampil diberbagai acara yang berbeda-beda, sehingga menuntut anda agar menguasai berbagai pengetahuan misalnya tentang hal-hal yang sedang trend di masyarakat, mengerti tentang sebuah produk, tahu perkembangan dunia politik, memahami kebiasaan suatu masyarakat dan sebagainya.
41
Rein Arman Depari, Sukses Menjadi Pembawa Acara (CV. Tiga Abang) h. 8-13
39
Semakin banyak pengetahuan yang didapat, maka seorang penyiar atau pembawa acara akan semakin mudah melakukan pekerjaannya, cepat tanggap dan terlihat lebih smart dan pintar. Yakinlah bahwa penyiar atau pembawa acara dengan pengetahuan yang luas akan cepat untuk beradaptasi dengan tema atau topik sebuah acara. b. Beri Contoh Dari Pengalaman Diri Sendiri Pengalaman adalah guru yang terbaik. Ungkapan tersebut mengandung banyak makna. Banyak pengalaman hidup yang pernah anda rasakan selama ini sesungguhnya adalah pelajaran menarik dari hidup itu sendiri. Seorang penyiar atau announcer perlu juga untuk sesekali menceritakan kisah pengalaman hidupnya agar lebih menarik audience. Menceritakan pengalaman hidup sendiri akan memperkuat ikatan emosional antara penyiar dan audience. Anda bisa menceritakan pengalaman hidup dengan tema acara yang akan dilangsungkan. Menceritakan pengalaman hidup anda, tidak harus terlalu panjang, cukup dengan ringkasan cerita yang memiliki kesamaan dengan tema acara. c. Berusahalah Selalu Kreatif Menjadi penyiar atau pembawa acara adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan banyak ide atau gagasan segar. Kapasitas pengetahuan yang luas, ditambah dengan banyaknya kisah pengalaman diri sendiri, adalah perpaduan yang cocok bagi penyiar. Namun itu saja belum cukup, sebab bisa jadi anda akan terlihat monoton atau membosankan. Karenanya penting bagi pembawa acara atau penyiar untuk mempersiapkan diri dengan terus mencari ide-ide menarik, berpikir out of box yang bisa anda sampaikan pada saat membawakan sebuah acara.
40
d. Memiliki Rasa Humor Agar sebuah acara tetap menyedot perhatian audience dan suasana terasa semakin „hidup‟, maka perlu kiranya penyiar untuk memberikan sentuhan humor, canda dan tawa kepada audience. Anda perlu memiliki rasa humor, karena itu akan menciptakan suasana yang akrab dan hangat. e. Pentingnya Sabar Kesabaran akan membuat anda selalu tenang menghadapi berbagai situasi, sehingga anda tidak tegang atau tergesa-gesa dalam bersikap yang bisa mempengaruhi penampilan anda. f. Melatih Imajinasi Pada saat-saat tertentu penyiar dituntut untuk lebih kreatif, misalnya agar acara yang biasa-biasa saja bisa menjadi lebih meriah, membawa suasana penuh kehangatan, dan mengesankan. Janganlah takut untuk berimajinasi, karena ini akan membuat anda punya banyak cara untuk bisa memainkan perasaan audience, mnyapanya dengan hangat dan benar-benar merasa dekat. Penyiar harus memiliki chemistry dengan audience. Seorang pembawa acara atau penyiar yang baik adalah yang bisa menumbuhkan kesan mendalam pada audience, justru setelah acara itu sendiri berakhir, pembawa acara atau penyiar harus pandai berimprovisasi. Karena itu pembawa acara atau penyiar harus sering melatih diri, melatih imajinasi, sehingga pada saat-saat tertentu, dalam keadaan mendesak imajinasi muncul secara spontan. g. Selalu Antusias Seorang pembawa acara atau penyiar tidak mungkin menjalankan aktifitasnya tanpa antusiasme, sebab hal ini akan terlihat oleh audience dan akan mempengaruhi
41
mereka. Penampilan anda akan banyak dipengaruhi oleh perasaan dan sikap yang anda miliki. Bersikaplah selalu optimis dan terus bersyukur, sehingga energi yang keluar dari dalam diri anda pasti akan positif. Ingatlah acara dapat dianggap gagal, apabila pembawa acara atau penyiar tidak mampu menghidupkan suasana. Jangan sampai terjadi pembawa acara atau penyiar, justru menurunkan semangat audience. h. Selalu Rendah Hati dan Bersahabat Seorang pembawa acara atau penyiar harus mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi dan kondisi. Bersikap rendah hati dan selalu berusaha untuk bersahabat dengan siapapun adalah kunci anda bisa diterima di semua lapisan kelompok masyarakat. Kerendahan hati membuat penampilan penyiar atau pembawa acara menjadi sosok yang ramah, berwajah cerah dan tampak siap berdialog sebagaimana seorang sahabat layaknya. Hindari sikap seolah-olah anda serba tahu, serba mengerti atau sifat besar kepala alias sombong, karena hal tersebut sangat diharamkan bagi seorang penyiar atau pembawa acara. Berusahalah selalu agar anda bersikap rendah hati dan bersahabat. i. Kemampuan Bekerja Sama Sukses tidaknya sebuah acara amatlah tergantung kepada kinerja tim dari sejak perencanaan sampai pelaksanaannya. Karena acara selalu melibatkan banyak pihak, maka seorang penyiar atau pembawa acara juga dituntut untuk selalu terbuka dan mau bekerja sama. Pastikan bahwa anda siap untuk bekerja sama dengan siapapun demi suksesnya acara.42
42
Rein Arman Depari, Sukses Menjadi Pembawa Acara (CV. Tiga Abang) h. 14-28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam suatu penelitian ilmiah harus memiliki objek dengan metode yang tepat. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang objektif, dengan menggunakan pengumpulan data dan teknik analisis data yang akurat. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: A. Jenis Peneletian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, manusia serta alat penelitian yang memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis dan induktif. Selain itu, penelitian jenis ini juga mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan dasar teori, bersifat deskriptif dengan mementingkan proses daripada hasil, membatasi study dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data.1
1
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. 25; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:, 2008), h. 8-13.
42
43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kantor PT. Radio Suara Sonata yang berlokasi di Jl. MH.Thamrin no. 2A, Makassar. Adapun waktu penelitian yang digunakan berkisar 1 bulan yaitu dari tanggal 23 November – 23 Desember 2015. C. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan komunikasi, yaitu secara langsung mendapat informasi dari informan. Sedangkan pendekatan keilmuan yang digunakan adalah ilmu komunikasi yang lebih mengarah ke Komunikasi Massa. D. Sumber Data Dalam penelitian ini ada banyak sumber data yang bisa digunakan, namun tidak semua dapat difokuskan sebagai sumber data, adapun sumber data dikelompokkan atas dua bagian, sebagai berikut: 1. Sumber Data Primer Data primer adalah semua data yang diperoleh langsung dilokasi penelitian berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan demikian, data dan informasi yang diperoleh adalah data yang validasinya dapat dipertanggung jawabkan. Penelitian ini tidak menggunakan populasi namun demikian penulis menggunakan istilah social simulation atau situasi sosial sebagai objek penelitian yang terdiri dari 3 elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor) dan aktifitas (activity), yang berinteraksi secara strategi.2 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu data yang dapat menggambarkan secara jelas dan informasi
2
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan; Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D(Cet.VI; Bandung, Alfabeta, 2008), h.297
44
langsung terjun ke lapangan dengan teknik wawancara dan observasi langsung terkait dengan judul skripsi. Data primer yang dapat digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat elemen yaitu: pertama, tempat yakni I-Radio Makassar di jl.M.H.Thamrin, kedua Operational Manager, Program Koordinator, Penyiar Sorelam serta pendengar IRadio dan ketiga aktivitas penyiar saat melaksanakan strategi komunikasi penyiar. 2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan data pelengkap atau data tambahan yang melengkapi data yang sudah ada sebelumnya agar dapat membuat pembaca semakin paham akan maksud penulis, seperti sumber referensi dari buku-buku dan situs internet yang terkait dengan judul skripsi. Fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. 3. Informan Peneliti akan menggunakan Metode Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah salah satu tehnik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Purposive Sampling pengambilan sampel secara sengaja, maksudnya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu, yaitu para imforman yang dapat memberikan data mengenai strategi I-Radio Makassar khususnya dalam program Sorelam. Sampel yang diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti dan dianggap relevan dijadikan narasumber untuk memberikan keterangan terkait penelitian.3 Informan adalah orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan
3
Abu Achmad dan Narbuko Cholid, Metode Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.70
45
peneliti berkaitan dengan penelitian yang ingin dilaksanakan.4 Informan dalam penelitian terbagi dua: a. Informan kunci/penentu adalah Operational Manager I-Radio Makassar dan Koordinator program Sorelam b. Informan tambahan adalah penyiar Sorelam dan pendengar I-Radio Makassar Tabel 1.2. Tabel Informan No. 1.
2.
3.
4
Nama
Jabatan
Alasan
Nara D Operational Manager I- Karena dapat Baskara Radio Makassar memberikan data berupa sejarah dari I-Radio Makassar, serta posisi dari IRadio Makassar setelah mengudara selama 4 tahun. Benny Koordinator Program I- Karena dapat Wahyu Radio Makassar memberikan data mengenai strategi yang digunakan oleh I-Radio Makassar dalam siaran. Indra Imel
Penyiar Sorelam I-Radio Karena dapat Makassar memberikan data mengenai cara penyiar I-Radio Makassar dalam siaran, serta bagaimana cara
Data
L A M P I R A N L A M P I R A N L A M P I R A
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 121.
46
4.
5.
6.
Aswin Anas
Adham
Melisa
menjadi penyiar agar pendengar tertarik mendengarkan. Penyiar Sorelam I-Radio Karena dapat Makassar memberikan data berupa cara penerapan strategi yang telah diterapkan oleh I-Radio oleh para penyiar khususnya penyiar Sorelam. Pendengar Sorelam / Karena dapat Karyawan Swasta membrikan data mengenai bagaimana cara penyiar Sorelam berinteraksi dengan pendengarnya ketika mereka siaran. Pendengar Sorelam / Karena dapat Mahasiswa memberikan data berupa bagaimana isi dari program Sorelam dan bagaiamana kedekatan penyiar dengan pendengarnya.
N
L A M P I R A N
L A M P I R A N
L A M
P I R A N
E. Metode Pengumpulan Data 1. Lybrary Research (riset kepustakaan), pengumpulan data dengan membaca literature baik dari buku, majalah, surat kabar dan lain sebagainya yang
47
menyangkut masalah penelitian. Hal ini tentunya untuk dijadikan landasan teori sekaligus mempermudah proses penelitian. 2. Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.5 Teknik observasi yang akan dilakukan ialah observasi langsung dan tidak langsung. Maksud observasi langsung adalah pengamatan yang melibatkan peneliti berada di lapangan yang menjadi sasaran penelitian untuk mengamati objek penelitian. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang mengunakan media tanpa harus berada di lapangan. 3. Wawancara
atau
interview
adalah
metode
pengumpulan
data
untuk
mendapatkan keterangan lisan melalui tanya jawab kepada orang yang dapat memberikan keterangan. Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur, yaitu proses wawancara yang dilakukan secara terencana. Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara sebagai panduan dalam mewawancarai informan. Teknik ini memberikan data sekunder dan data primer yang akan mendukung penelitian.6 4. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis. Teknik ini sering disebut sebagai study documenter. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang menunjang penelitian tentang strategi komunikasi penyiar radio pada I-Radio Makassar.
5
Hadari Nawawi, dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: UGM Press, 1995), h. 100. 6
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Cet. 4; Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h. 23.
48
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif yang dimaksud adalah alat yang dipakai oleh peneliti dalam mengumpulkan data termasuk peneliti. Dalam hal ini alat yang dipakai antara lain alat perekam (tape recorder) untuk wawancara langsung, interview guide, kamera dan personal computer (PC). G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data dimulai dengan mengelompokkan data yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan, yaitu dari hasil observasi yang sudah dituliskan dalam bentuk catatan lapangan, hasil wawancara, serta dokumentasi berupa buku, gambar, foto, dan sebagainya untuk diklasifikasikan dan dianalisis dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber . Proses analisis data ditempuh yaitu melalui proses reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Mereduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabsahan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang muncul dilapangan. Data-data tersebut dipisahkan sesuai dengan permasalahan yang dimunculkan, kemudian dideskripsikan, diasumsi, serta disajikan dalam bentuk rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan.7 Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disederhanakan dalam pengertian bahwa sejumlah data yang terkumpul melalui teknik observasi, teknik wawancara dan dokumentasi digabung menjadi satu kemudian dicoba untuk dibakukan dan diolah serta dipilah-pilah menurut jenis atau golongan pokok bahasannya. Karena data yang
7
Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: Penerbit UI 1992), h.45
49
diperoleh masih dalam bentuk uraian panjang, maka perlu sekali untuk direduksi. Penyajian data dimaksudkan sebagai langkah pengumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Selain mereduksi dan menyajikan data, tindakan selanjutnya adalah verifikasi dan menarik kesimpulan. Verifikasi dilakukan untuk memeriksa dan mencocokkan kebenaran data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi lalu disimpulkan. Simpulan tersebut tidak mutlak tetapi sifatnya lentur, dalam arti ada kemungkinan berubah setelah diperoleh data yang baru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Peneletian 1. Sejarah I-Radio Makassar I-Radio Makassar berusia empat tahun sejak tahun 2011 setelah bekerja sama dengan radio Sonata. I-Radio sebelumnya bernama Sonata FM, yang kemudian dibeli oleh perusahaan MRA Group dengan nama I-Radio Makassar yang dipatenkan sejak Maret 2011. I-Radio Makassar merupakan radio ke lima yang berada di dalam naungan I-Radio Network. I-Radio sebelumnya juga hadir di empat kota besar lainnya. Meliputi 89,6 FM I-Radio Jakarta, 105,1 FM I-Radio Bandung, 88,7 FM IRadio Jogja, 98,3 FM I-Radio Medan, serta baru-baru ini merilis 90,1 FM I-Radio Banjarmasin dan akan terus berkembang di berbagai kota besar lainnya di Indonesia.1 2. Profil I-Radio Makassar 96,0 FM I-Radio Makassar adalah sebuah radio komersial siaran swasta yang menyajikan 100% musik Indonesia. Selain informatif dalam penyampaian berita, 96,0 FM I-Radio Makassar juga mengajak pendengarnya untuk turut serta interaktif dalam berbagai topik bahasan dan kuis yang dikemas dengan sedikit sentuhan intermezzo khas I-Radio. Hal ini sesuai dengan pilar dasar I-Radio yaitu 4-I [Indonesia, Informatif, Interaktif dan Intermezzo]. Dengan tujuan untuk memajukan industri musik Indonesia serta menjadikan musik Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri, 96,0 FM I-Radio Makassar
1
Nara D Baskara, Operational Manager I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 25 November 2015
50
51
hadir sebagai salah satu wadah bagi para musisi Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. 96,0 FM I-Radio Makassar hanya memutarkan lagu Indonesia yang Juara!! selama 21 jam nonstop. Konsep musik yang diputar adalah lagu-lagu Indonesia yang sedang, pernah dan akan menjadi hits dari berbagai aliran musik. Selain musik dapat juga didengarkan berbagai informasi seputar album, artis, maupun perjalanan karier para musisi Indonesia. 3. Visi, Misi dan Logo I-Radio Makassar a. Visi I-Radio Makassar adalah memajukan industri musik Indonesia serta menjadikan musik Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri.2 b. Misi I-Radio Makassar ada 5 yaitu: Inovasi dan kreatif Pemaksimalan potensi karyawan Output yang bermutu dan berkualitas Kepuasan pelanggan Dedikasi, profesionalisme, dan attitude c. Logo I-Radio Makassar
2
Nara D Baskara, Operational Manager I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 25 November 2015
52
Filosofi dari logo I-Radio Network adalah I-Radio Network yang berkomitmen untuk semakin dekat dan semakin menjadi radio yang dicintai seluruh pendengar Indonesia. Panah pada huruf „I‟ melambangkan semangat untuk berkembang dan maju. Warna merah dengan warna dasar putih menggambarkan identitas bangsa Indonesia dan warna hitam menggambarkan sifat yang kuat, kokoh serta konsisten. Tanda signal, menandakan bahwa I-Radio berkomitmen untuk menjangkau seluruh Indonesia dalam rangka mendistribusikan lagu-lagu terbaik kepada para pendengarnya yang berada diseluruh wilayah Indonesia. Tagline “Juaranya Musik Indonesia”, merupakan komitmen I-Radio untuk memutarkan hanya lagu-lagu terbaik. Jadi diharapkan dengan penggunaan logo ini, IRadio menjadi radio yang paling dekat dan dicintai oleh pendengarnya serta menjadi acuan dalam perjalanan dan perkembangan musik Indonesia.3 4. Lokasi siaran dan Jam Siaran I-Radio Makassar beralamat di jl. M.H. Thamrin No.2A Makassar. No.telepon siaran (0411) 3650381. I-Radio Makassar mengudara selama 21 jam. Dimana untuk siaran I-Radio Makassar sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu siaran prime time pagi, sore dan malam. Pagi jam 06.00-10.00 wita untuk program „pagi-pagi, sore jam 17.00-21.00 wita untuk program „Sorelam‟ dan siaran malam mulai dari jam 23.0002.00 wita untuk program „siaran tengah malam‟. Dan pada saat weekend atau hari libur, I-Radio hanya mengudara pagi hari mulai jam 11.00-15.00 wita dan sore hari mulai jam 17.00-21.00 wita. Dan untuk program regular
time akan disiarkan
serentak (relay) dari I-Radio Jakarta, sehingga pendengar dapat menerima informasi
3
www.I-Radiofm.com (22 Desember 2015)
53
bukan hanya dari Makassar saja namun bisa juga mengetahui informasi dari Jakarta. Siaran relay terbagi menjadi dua, yaitu pada hari senin sampai jumat dimulai pada jam 11.00-17.00 wita sampai 21.00-23.00 wita dan hari sabtu sampai minggu dimulai pada jam 06.00 – 11.00 wita, 15.00 – 17.00 wita dan 21.00 – 23.00 wita. Berikut adalah Tabel General Data, Target Audience dan Tekhnikal Data Nama Stasiun Motto (tagline)
TABEL 1.3: I-Radio Makassar Nasional :Juaranya Musik Indonesia !! Lokal : I-Katte, I-Nakke, I-Radio (Saya, Anda, adalah I-Radio)
Sapaan Pendengar
I-Listeners
Sapaan Single Person
“Anda”
Bahasa Pengantar Indonesia
90%
Barat
5%
Lainnya
5%
Target / Segmentasi
Pelajar, Mahasiswa, dan professional muda
Age: Sex:
21-35
54
Female
45%
Male
55%
Format Siaran
100% musik yang diselingi dengan informasi mengenai keadaan kota Makassar
Sasaran Pendengar
Pendengar yang berjiwa muda, aktif, energik, mengikuti perkembangan terkini dan yang pasti adalah cinta dan bangga terhadap musik Indonesia
Jam diudara
Senin-Jumat: 06.00-0200 WITA Sabtu-Minggu: 11.00-02.00 WITA
Frekuensi
96.0 FM
Peralatan Studio
Consule dilengkapi mixer, hybrid, computer, telephone, CD player, radio tunner, dll.
I-Listeners Sapaan penyiar 96,0 FM I-Radio Makassar kepada para pendengarnya adalah IListeners. Bentuk sapaan ini, sama dengan penyebutan atau pelafalan I-Radio. Karena 96,0 FM I-Radio Makassar adalah sebuah radio yang tidak melulu bersifat lokal tetapi merupakan campuran budaya yang akhirnya menunjang 96,0 FM I-Radio Makassar untuk dikenal sebagai stasiun radio yang 100% Indonesia yang berwawasan internasional.
55
5. Keunggulan I-Radio Makassar Keunggulan atau kelebihan I-Radio dibandingkan dengan radio lainnya: Selalu melakukan riset seperti quisioner kepada para pendengarnya tentang radio apa yang diinginkan pendengar. Musik, sedikit iklan dan ngomong, fun, entertaint, dan penyiar yang hangat merupakan keinginan pendengar yang tetap dipegang oleh I-Radio FM. I-Radio merupakan satu-satunya Radio yang mengudara selama 21 jam nonstop. Mempunyai program unggulan seperti “Pagi-Pagi” dan “Sorelam” I-Radio, siarannya sangat lokal dibanding dengan radio lokal sendiri yang tidak menampilkan kelokalannya, misalnya tagline I-Radio “I-Nakke, I-Katte, I-Radio”. Menyisipkan dialog dan aksen khas Makassar, misalnya “apaji”, “sudahmi”, atau “begitujikah”. Nama-nama segmennya menarik dan unik, seperti “Curanmor (Curahan dari atas Mobil dan Motor)”. Sementara kelemahan I-Radio sendiri yaitu tidak adanya lagu daerah lokal atau program yang khusus segmen lokal yang disajikan ketika siaran. Setelah itu tidak adanya informasi mengenai ekonomi, politik, kriminal dll hanya berita ringan seperti info lalu lintas, kesehatan, olahraga dan tempat-tempat ngumpul anak muda yang lagi hitz serta tidak adanya lagu-lagu barat, korea dan lagu internasional dari penyanyi luar lainnya, hanya full lagu Indonesia selama siaran.
B. Gambaran Umum Program Sorelam I-Radio Makassar Program acara Sorelam adalah program acara harian I-Radio Makassar yang siaran setiap hari senin-jumat dengan durasi 300 menit yaitu mulai pukul 17.00-21.00
56
wita. Sorelam merupakan program yang mengajak pendengarnya untuk ngobrol bareng komunitas lewat program Kumpul Bareng Komunitas, nge-jam bareng musisi Indie Makassar serta melihat perjalanan artis dalam membuat sebuah Album dan Lagu. Selain dari Studio, program Sorelam sesekali juga melakukan siaran Outdoor dari beberapa pusat perbelanjaan/mall bahkan café atau tempat nongkrong anak muda yang lagi hitz yang ada di kota Makassar. Segmen program dari Sorelam yaitu: Curanmor (Curhat dari atas Mobil dan Motor) I-Listeners diajak untuk curhat seputar kondisi terkini di Makassar, mulai dari info lalu lintas sampai peristiwa insidentil yang bisa dilaporkan langsung ke 96,0 FM IRadio Makassar. I-Listeners juga bisa bercerita seputar aktifitas dan hal pribadi lainnya. Tips dan Obrolan Ringan Memberikan berbagai macam informasi yang bisa menyegarkan pikiran I-Listeners setelah lelah seharian beraktivitas, mulai dari berbagai macam info dan tips ringan, gaya hidup, sampai hal-hal unik yang dikutip dari berbagai sumber. Kirim Salam Dalam segmen ini I-Listreners bisa request lagu favoritnya serta kirim salam kepada siapa saja yang I-Listeners mau via SMS, Fanpage Facebook, Twitter ataupun Phone Live. Program Spesial: Serem (Serba Memori, selama 60 menit I-Listeners akan dibawa mundur ke beberapa tahun yang lalu lewat lagu, topik, kejadian serta benda masa lalu yang terkadang membuat I-Listeners tersenyum dan malu untuk mengingatnya), Sang Pemimpin (Program yang menginspirasi I-Listeners tentang
57
bagaimana menjadi seorang pemimpin dalam menjalankan usaha, mencapai kesuksesan, termasuk berbagai tips dan pesan moral). Program yang dipandu oleh Aswin Anas dan Indra Imel ini ternyata mampu menarik interaksi pendengar I-Radio Makassar. Terbukti dari hasil survey lapangan yang dilakukan oleh I-Radio bahwa program Sorelam berada pada rating ke dua tertinggi sekota Makassar. Menurut Nara D Bagaskara selaku Operational Manager I-Radio Makassar, mengatakan bahwa: Berdasarkan hasil survey lapangan yang kami lakukan, bahwa program pagi yang paling sering didengar di Makassar yaitu program Pagi-Pagi dari I-Radio, sedangkan untuk program sore atau program ringan Sorelam menempati posisi ke dua yang paling banyak didengar di Makassar.4 Dari pernyataan Operational Manager I-Radio Makassar tersebut, dapat kita ketahui bahwa I-Radio Makassar dapat bersaing dengan radio lain di Makassar walaupun I-Radio masih termasuk radio baru di Makassar. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh AC Nielsen pada I-Radio Makassar, menunjukkan bahwa IRadio menempati posisi ke dua sebagai radio terbesar di Makassar dengan pendengar sebanyak 89.000 jiwa. Nara D Baskara, Operational Manager I-Radio Makassar mengatakan bahwa: I-Radio hanya berusaha menjadi lokal ditengah para pendengarnya.5 Dari penjelasan oleh Operational Manager I-Radio Makassar tersebut dapat dikatan bahwa I-Radio memiliki cara tersendiri untuk menarik pendengarnya, yaitu
4
Nara D Baskara, Operational Manager I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 25 November 2015. 5
Nara D Baskara, Operational Manager I-Radio Makassar, November 2015
Wawancara, Makassar, 25
58
dengan menjadikan I-Radio sebagi radio lokal dengan suguhan musik-musik Indonesia yang lagi hitz. Adapun proses produksi I-Radio Makassar adalah sebagai berikut: 1. Dimulai dari pembuatan script oleh scriptwriter 2. Mencari penyiar untuk membacakan iklan tersebut 3. Iklan direkam dan ditambah backsound yang sesuai 4. Durasi iklan biasanya 15, 30 sampai 60 detik 5. Hasil rekaman disimpan dan diputar sesuai waktu yang diinginkan klien 6. Dimulai dengan penulisan script oleh scriptwriter tentang tema yang akan diangkat dalam siaran 7. Breafing antara produser, koordinator program, penyiar 8. Produser program mengarahkan penyiar dalam membawakan sebuah program 9. Biasanya para penyiar merekam apa yang mereka katakan saat on air untuk evaluasi dan pembalajaran Dari pemaparan diatas bahwa sebelum melakukan siaran On Air, para penyiar Sorelam selalu melakukan breafing dengan koordinator program. Para penyiar diharuskan hadir 30 menit sebelum siaran untuk membahas mengenai tema atau pembahasan yang akan diangkat pada siaran hari ini. Kalau ada peringatan nasional hari ini, maka para penyiar juga ikut cari bahan mengenai topik tersebut. Menurut Benny Wahyu selaku Koordinator Program I-Radio Makassar, mengatakan bahwa:
59
Penyiar I-Radio diwajibkan hadir tepat waktu, jika memiliki halangan harus meminta izin jauh sebelum jam siarannya. Jika penyiar melanggar maka diberikan punishment berupa teguran hingga 3x, jika lebih diberikan SP 1.6 Dengan pernyataan informan tersbut dapat dikatakan bahwa para penyiar IRadio Makassar diwajibkan untuk professional dalam melaksanakan pekerjaannya.
C. Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar 1. Strategi Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Strategi dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Hal ini berarti bahwa setiap organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan resiko yang harus dihadapi dari lingkungan diluar perusahaan.7 Strategi menjelaskan beberapa poin pertama apa yang harus dicapai, kedua bagaimana sumber daya dan kegiatan apa yang akan dialokasikan untuk setiap produk pasar dalam menentukan peluang dan tantangan lingkungan serta untuk meraih keunggulan, ketiga strategi yang akan digunakan harus dipertimbangkan dipilih dan disesuaikan dengan tujuan organisasi. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.8 6
Benny Wahyu, Koordinator Program I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 26 November 2015. 7 8
Ir. M. Anshar A. Akil, M.Si, Standarisasi Manajamen Penyiaran, h. 41.
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia Pustaka Sinar Utama, 1997), h.2
60
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, strategi yang selama ini dilakukan I-Radio Makassar meliputi beberapa aspek yaitu strategi komunikasi gagasan, komunikasi kepribadian, proyeksi kepribadian, strategi pengucapan, dan strategi kontrol suara. Selain itu I-Radio sendiri memasang syarat atau standar bagi para penyiar yaitu berwawasan luas, update mengenai hal terkini (apa yang terjadi di Indonesia harus diketahui), tingkah laku yang baik, baik untuk I-Listeners, perusahaan dan semua orang. Benny Wahyu, koordinator program I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Saya selalu menantang orang-orang agar menjadi penyiar di I-Radio, tapi saya juga selalu memberitahu mereka tentang syarat-syarat menjadi penyiar, yang salah satunya harus memiliki wawasan yang luas. Karena penyiar tidak boleh kelihatan bodoh oleh pendengar, tapi juga tidak boleh sok pintar / menggurui.9 Berikut uraian tentang lima aspek strategi komunikasi penyiar I-Radio: a. Komunikasi gagasan (communications of ideas), adalah penyampaian ide atau pemikiran serta opini dari komunikator ke komunikan. Dalam bersiaran, penyiar menyampaikan gagasannya dengan bentuk yang bervariasi dan berbeda setiap harinya. Hal ini sangat penting untuk dilakukan selain sebagai kewajiban bagi penyiar juga menghindari rasa bosan dan kejenuhan dari pendengar, sehingga pendengar akan lebih tertarik lagi dengan siarannya. b. Komunikasi kepribadian (communications of personality), diartikan sebagai pemahaman tingkah laku, pikiran, perasaan, dan kegiatan mausia. Ada lima kualifikasi dari seorang newscaster yaitu, pribadi yang hangat bagi semua orang, adaptif
9
dengan
semua
situasi,
mampu
menulis
naskah
dan
Benny Wahyu, Koordinator Program I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 26 November 2015
61
mengkomunikasikannya, lebih utama memiliki sedikit pengalaman dalam dunia penyiaran, dan 5. Akrab dengan teknologi penyiaran. c. Proyeksi kepribadian, yaitu tenaga suara yang dikeluarkan penyiar saat siaran sehingga memunculkan kesan professional, meliputi, keaslian suara, kelincahan berbicara, keramahtamahan, dan kesanggupan menyesuaikan diri. d. Pengucapan (pronounciation), berkaitan dengan kemampuan berbicara, dimana seorang penyiar harus menghindari perkataan yang sulit untuk dimengerti agar tidak terjadi kesalahpahaman pendengar dalam mengartikan apa yang disampaikan oleh penyiar. e. Kontrol suara (voice control), yaitu cara yang digunakan penyiar dalam mengontrol suaranya, sehingga suara layak untuk bersiaran, yaitu meliputi, tempo, kerasnya suara, pola titik nada, kadar suara, yaitu kualitas suara dari penyiar, bagus atau tidak untuk siaran. 2. Analisis Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). a. Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan yang dimiliki oleh I-Radio Makassar diantaranya adalah memiliki penyiar yang baik, hal ini ditandai dengan seringnya penyiar tersebut menjadi MC atau presenter diberbagai acara luar, baik acara semiformal dan acara formal. Menurut Benny Wahyu selaku Koordinator Program I-Radio Makassar, mengatakan bahwa:
62
Penyiar I-Radio Makassar sering dipanggil untuk menjadi presenter untuk acara formal maupun semiformal. Prestasi ini menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh I-Radio Makassar dari segi SDM.10 Dari pernyataan Koordinator Program I-Radio Makassar tersebut, dapat kita ketahui bahwa kekuatan yang dimiliki oleh I-Radio Makassar adalah banyaknya penyiar yang mampu bersaing dan berprestasi didunia kerja yakni salah satunya dengan banyaknya penyiar yang berkiprah diluar I-Radio menjadi presenter professional yang memiliki daya saing sangat ketat. Berikut adalah data-data acara yang pernah di bawakan oleh penyiar I-Radio: Indra Imel :
Tabel 1.4: Tabel Data Penyiar Menjadi Presenter Aswin Anas :
Lebih sering menjadi MC pada acara Lebih sering menjadi MC di acara-acara outdoor dan setiap event running. Seperti: indoor, seperti : 1. Makassar Party Run
1. Telkomsel Gettering
2. Makassar Night Run
2. Investor
3. Makassar Color Run
Dinas
Pariwisata
Swiss-Bell
Condotel Jimbaran
4. Makassar Jersey Run 5. Acara
Gethering
3. Dan biasa juga mengisi acaradan
acara wedding
Ekonomi Creativ Sedangkan kelemahan yang dimiliki yaitu kurangnya jumlah penyiar I-Radio Makassar. Jadi ketika penyiar mendapatkan panggilan pekerjaan dari luar maka tidak ada penyiar lain yang menggantikan, atau terkadang koordinator program yang
10
Benny Wahyu, Koordinator Program I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 26 November 2015
63
kebetulan juga sebagai penyiar di I-Radio yang menggantikan salah satu penyiar yang tidak hadir. Menurut Indra Imel, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Penyiar I-Radio sering menerima panggilan pekerjaan dari luar, dan kantor cukup bijak dalam menanganinya, tapi sering juga panggilan menjadi presenter melalui kantor terlebih dahulu atau mengatasnamakan kantor.11 Dengan pernyataan tersebut berarti jelas bahwa pihak I-Radio melakukan kebijakan dalam hal pekerjaan lain dari penyiar. Sehingga dengan demikian benar waktu penyiar terbagi dalam hal tanggung jawab sebagai penyiar di I-Radio Makassar. b. Peluang dan Ancaman Identifikasi peluang dan ancaman penting dalam mengembangkan I-Radio Makassar. Peluang yang coba dibidik I-Radio Makassar adalah radio yang bernuansa lokal, tentu hal ini bertujuan agar penyiar dan pendengar I-Radio lebih bangga terhadap karya anak bangsa Indonesia terlebih pada karya-karya lokal sehingga visi dari radio itu sendiri bisa tercapai. Sedangkan tantangan eksternalnya adalah banyak radio lain yang memiliki sarana dan penyiar yang lebih berkualitas. Dalam menangani tantangan eksternal lainnya, maka koordinator program I-Radio Makassar selalu memperhatikan penyiarnya dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan kapabilitas dan kualitas penyiar, termasuk dalam penerapan sanksi. Saat ini banyak masyarakat yang suka dengan radio karena memiliki keasyikan tersendiri dalam siarannya dan yang terakhir adalah banyaknya mahasiswa yang suka dengan dunia broadcasting yang tentu saja ini membantu pihak radio sehingga tidak sulit dalam mencari SDM.
11
Indra Imel, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 27 November 2015
64
Aswin Anas, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Peluang I-Radio Makassar adalah semakin banyaknya musisi lokal yang ingin berkarya dan menampilkan karyanya di I-Radio sedangkan ancamannya adalah banyaknya radio lain yang memutarkan lagu-lagu barat sedangkan I-Radio hanya memutarkan lagu lokal.12 Dari keterangan informan diatas, dapat dikatakan bahwa dengan adanya IRadio Makassar maka semakin banyak pula yang mengatahui bahwa banyaknya musisi lokal yang selama ini tidak diketahui karena seringnya tergeser oleh musisi dari luar kota maupun negeri. Sedangkan ancamannya adalah banyaknya radio lain yang memutarkan lagu barat sedangkan I-Radio hanya memutarkan lagu Indonesia, sehingga dikhawatirkan pendengar akan terbagi-bagi dalam mendengarkan siaran. Berdasarkan analisis diatas, dapat dikemukakan bahwa strategi komunikasi penyiar I-Radio Makassar selain meningkatkan beberapa aspek yaitu strategi komunikasi gagasan, komunikasi kepribadian, proyeksi kepribadian, strategi pengucapan, dan strategi kontrol suara, juga selalu berusaha menjadi lokal, memiliki penyiar yang cerdas dan memiliki gaya menyiar yang berbeda dengan radio lain. Benny Wahyu, Koordinator program I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Selain memperhatikan beberapa aspek diatas, saya selalu menekankan kepada penyiar bahwa penyiar harus humble atau rendah hati kepada pendengar, saat siaran penyiar tidak boleh mengolok-ngolok atau membully pendengarnya, dan menjadikan pendengar itu sebagai teman.13 Menurut Indra Imel, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Dalam siaran, penyiar tidak boleh merendahkan pendengarnya dengan cara atau gaya bahasanya, tetapi membuat pendengarnya seperti teman baginya, dan dalam siaran tidak boleh berusaha melucu.14 12
Aswin Anas, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November
2015 13
Benny Wahyu, Koordinator Program I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar, 28 November 2015 14
Indra Imel, Penyiar sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 2 Desember 2015
65
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas, dapat dikatakan bahwa Koordinator Program I-Radio Makassar selalu memperhatikan penyiarnya serta selalu memberikan arahan kepada para penyiarnya agar menjadi penyiar yang professional ketika siaran. Kemudian pernyataan yang dilontarkan oleh informan kedua selaku penyiar, bahwa strategi yang dilakukan selain beberapa aspek yaitu strategi komunikasi gagasan, komunikasi kepribadian, proyeksi kepribadian, strategi pengucapan, dan strategi kontrol suara juga memberi arahan bagi para penyiarnya agar menjadi humble dan tidak merendahkan pendengar. Dalam menjalankan strategi harus memperhatikan jangka panjang dan alokasi sumber daya. 1) Memperhatikan Jangka Panjang Untuk menjaga eksistensinya dalam menghadapi persaingan dengan radio lain, IRadio Makassar harus memiliki penyiar yang berkualitas. Dalam melakukan strategi komunikasi penyiar, peran seorang pemimpin dalam hal ini Koordinator Program sangat penting untuk membentuk penyiar yang profesional. Maka yang menjadi tujuan jangka panjang I-Radio Makassar adalah membentuk penyiar-penyiar professional yang punya wawasan luas. 2) Mengalokasikan Sumber Daya Lokasi atas sumber daya yang dimiliki oleh I-Radio Makassar adalah membagi tugas penyiar dalam melakukan siaran yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing penyiar.
66
3. Struktur Organisasi
STRUKTUR I-RADIO MAKASSAR 96,0 FM Operational Manager Nara D Baskara
Program Koordinator
Sales
Finance
Benny Wahyu
Indra Avisenna (Supervisior)
Febrina
Penyiar I-Radio
Gambar 1.1
Berikut adalah uraian tata kerja dari masing-masing divisi I-Radio Makassar: Uraian Tata Kerja (Job Description) a. Nama Jabatan : Operational Manager Fungsi Jabatan Menyusun rencana kerja I-Radio Makassar, baik jangka pendek maupun jangka menengah, mengarahkan dan mengelola pengembangan dan penerapan rencana kerja serta mengawasi dan mengevaluasi kerja I-Radio Makassar secara menyeluruh untuk
67
memenuhi
pencapaian
sasaran
pendengar
dan
sasaran
penjualan
dengan
memperhatikan efektivitas dan efesiensi operasional I-Radio Makassar. Tanggung Jawab Utama 1) Bertanggung jawab atas kelancaran keseluruhan operasi I-Radio Makassar untuk mencapai sasaran pendapatan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. 2) Mempertahankan dan meningkatkan rating pendengar untuk mendukung pencapaian pendapatan iklan. 3) Mengembangkan citra positif perusahaan untuk mendukung eksistensi perusahaan dalam masyarakat. Jenis dan Lingkup Jabatan 1) Jabatan ini melapor langsung kepada Komisaris. 2) Merumuskan dan menetapkan sasaran kerja, strategi kerja, kebijakan dan rencana kerja I-Radio Makassar yang mendukung pencapaian sasaran usaha dan mengawasi penerapannya. 3) Bersama para komisaris, merumuskan dan menetapkan format I-Radio Makassar, mengarahkan manajer program dan Produksi dalam menyusun kebijakan programming, dan memastikan terselenggaranya siaran yang sesuai dengan format siaran yang telah ditetapkan. 4) Merumuskan
dan
menetapkan
kebijakan-kebijakan
penjualan,
dan
memastikan terlaksanya program kerja bagian penjualan. 5) Mengarahkan bagian keuangan, administrasi, dan personalia dalam menyusun dan menerapkan pola aktivitas penunjang, serta memastikan terlaksananya anggaran yang efektif dan efisien.
68
6) Menyusun SOP, mekanisme kerja, tata tertib, kontrak-kontrak dan sebagainya untuk menunjang kelancaran dan efektivitas operasional siaran. 7) Membina dan memotivasi kegairahan kerja dan produktivitas karyawan. 8) Bersama komisaris, menjaga kelayakan dan perkembangan imbalan dan kesejahteraan karyawan secara memadai. 9) Melaksanakan pertemuan periodik karyawan untuk mengevaluasi kinerja secara keseluruhan. 10) Memonitor kegiatan pesaing, sehingga mendapat data yang dapat dipelajari kelemahan dan kekurangan pesaing. 11) Bekerjasama dengan pihak-pihak yang kompoten untuk mengembangkan program keperluan produksi maupun program peningkatan manajemen internal. 12) Membina hubungan positif dengan pemimpin media massa lainnya untuk selalu mendapatkan informasi yang aktual mengenai perkembangan media massa lainnya. 13) Mengembangkan aktivitas baik melalui media I-Radio Makassar sendiri, media lain atau aktivitas lain yang dapat mendukung terciptanya citra positif di masyarakat. 14) Mengembangkan SDM agar selalu tersedia SDM yang berkualitas. b. Jabatan : Koordinator Program Tujuan Jabatan Merumuskan dan menetapkan strategi programming siaran radio yang memenuhi format radio yang telah ditetapkan termasuk strategi aspek-aspek pendukung keberhasilan siaran radio, dengan memperhatikan kebutuhan pendengar sekaligus
69
kebutuhan pengiklan, untuk mendukung pencapaian sasaran perolehan pendapatan dan jumlah pendengar I-Radio Makassar. Menyusun rencana kerja program siaran jangka pendek dan menengah, mengarahkan dan mengelola pengembangan dan penerapan rencana kerja tersebut serta mengawasi dan mengevaluasi kinerja penyiaran dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi operasional penyiaran. Tanggung Jawab Utama 1) Merumuskan rencana/strategi program (on-air dan off-air) yang memenuhi kebutuhan pendengar untuk mencapai jumlah pendengar yang telah ditetapkan, sekaligus mendukung pencapaian sasaran penjualan. 2) Memastikan terselenggaranya operasional siaran sesuai dengan rencana. 3) Mengarahkan dan menjaga pelaksanaan siaran agar sesuai dan konsisten dengan format radio yang telah ditetapkan. 4) Mengarahkan, mengendalikan dan mengevaluasi kualitas eksekusi kreatif siaran. 5) Memotivasi/membina karyawan/anggota timkerja untuk menghasilkan eksekusi kreatif yang maksimal. Jenis dan Lingkup Jabatan 1) Jabatan ini melapor kepada Operational Manager 2) Membantu/bersama
Operational
Manager
merumuskan
kebijakan
programming, antara lainmeliputi format, elemen-elemen acara (penyiar, lagu, info, iklan, dsb). 3) Menyusun strategi dan rencana kerja bagian siaran berdasarkan pengarahan dari Operational Manager.
70
4) Menetapkan format musik, isi dan warna acara sesuai dengan format stasiun yang telah ditetapkan. 5) Menyusun dan menerapkan anggaran operasional siaran yang efisien serta melakukan efisiensi dalam memproduksi produksi program sekaligus tetap menjaga kualitas siaran. 6) Menyusun dan menerapkan SOP, mekanisme kerja, tata tertib, kontrakkontrak,dsb yang menunjang kelancaran dan efektifitas operasional siaran. 7) Merencanakan, mengembangkan dan menjabarkan kreatif program siaran yang sesuai dengan keinginan pendengar. 8) Memeriksa dan memberikan persetujuan atas segala materi yang akan diudarakan. 9) Mengarahkan dan memberikan persetujuan terhadap pembelian materi musik, serta materi referensi bagian siaran. 10) Secara berkala menyusun perencanaan alokasi penyiar maupun staf siaran lainnya, mengantisipasi “turn over” penyiar, dan menyiapkan langkahlangkah untuk melaksanakan rekrutmen apabila diperlukan. 11) Menyusun dan mengawasi jadwal acara harian dan personil yang bertugas. 12) Mengawasi
dan
mensupervisi
seluruh
staf
bagian
siaran
dalam
melaksanakan kerjanya. 13) Melakukan supervise dan coaching kepada staffnya dalam kaitannya dengan musik, info, iklan dan traffic. 14) Mengikuti perubahan
perkembangan yang
terjadi
teknologi dipasar
perkembangan radio competitor.
programming,
dan
secara
peka
berkala
terhadap memonitor
71
15) Menganilisa hasil riset, respond dan perilaku pendengar dan pengiklan untuk mengetahui perkembangan kebutuhan dan keinginan pendengar dan pengiklan. 16) Melakukan control terhadap kualitas audio program on-air. 17) Memonitor kegiatan pesaing, mempelajari kelemahan dan kekurangan pesaing. c. Nama Jabatan : Account Executive / Sales Representative Tujuan Jabatan Memasarkan produk I-Radio Makassar terutama spot iklan, kepada pengiklan atau produsen untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Tanggung Jawab Utama 1) Melaksanakan target penjualan yang telah ditetapkan. 2) Memastikan terjadinya hubungan langsung dengan klien yang terbina dengan baik. 3) Memahami situasi langsung di pasar terutama dalam hal perkembangan iklan radio dan kondisi pesaing. Jenis dan Lingkup Jabatan 1) Menjual spice iklan yang tersedia di I-Radio Makassar 2) Menghubungi klien / pemasang iklan secara regular 3) Aktif menawarkan produk yang dijual diluar spot 4) Mengikuti kondisi pasar dan mencari klien baru 5) Melaksanakan
tugas-tugas
administrasi
yang
berhubungan
penjualan seperti pembuatan kontrak penjualan dan surat menyurat 6) Melaporkan tentang kondisi pencapaian target.
dengan
72
7) Memonitor berbagai kegiatan pesaing, sehingga mendapat data yang dapat dipelajari kelamahan dan kekurangan finance. d. Nama Jabatan : Finance/Adminitration Tujuan Jabatan Menyelenggarakan kegiatan umum dalam aspek keuangan yang meliputi pencatatan / pembukuan, penganggaran, evaluasi serta pelaporan, menjaga uang kas dan menyediakan informasi tentang posisi kas/bank serta menyediakan uang tunai kebutuhan harian semua unit guna menunjang kegiatan I-Radio Makassar dan mendukung pengendalian keuangan I-Radio Makassar. Tanggung Jawab Utama 1) Menyajikan laporan kegiatan pembukuan keuangan, penyusunan anggaran dan realisasinya untuk memperlancar dalam mengevaluasi kegiatan I-Radio Makassar. 2) Mengatur dan mengontrol pembukuan, segala transaksi kas serta realisasi anggaran guna mencapai keefektifan dalam pengendalian keuangan. 3) Mengatur dan mengontrol penyediaan uang tunai yang dipergunakan untuk kepentingan seluruh bagian I-Radio Makassar. 4) Mengoperasikan
segala
kegiatan
keluar-masuk
uang
termasuk
mengambil/menyetor/transfer milik perusahaan pada bank atau lembaga terkait. 5) Mengontrol dan menyelenggarakan system dan prosedur keuangan beserta kelayakan bukti-bukti keuangan yang diterima maupun yang dikeluarkan oleh seluruh unit kerja I-Radio Makassar.
73
6) Berkonsultasi dan meminta persetujuan dan pengarahan dari atasan dalam hal penyimpangan-penyimpangan realisasi anggaran dan permasalahan keuangan dan pembukuan guna mencapai pengendalian biaya dalam operasional kegiatan I-Radio Makassar. Jenis dan Lingkup Jabatan 1) Mengatur
dan
melaksanakan
kegiatan
keuangan
yang
mencakup
pencatatan/pembukuan semua transaksi dan realisasi anggaran I-Radio Makassar yang dilakukan setiap periode tertentu. 2) Membuat laporan evaluasi kegiatan keuangan I-Radio Makassar 3) Menyususn laporan proyeksi anggaran rugi/laba dan cash flow untuk peiode bulan/tahun yang akan datang. 4) Melaksanakan segala tehnis pembayaran dan penerimaan uang tunai atau bank sesuai ketentuan dan persetujuan Service Coordinator. 5) Melaksanakan
pengambilan,
penyetoran
dan
transfer
uang
milik
perusahaan pada bank atau lembaga terkait. 6) Mengontrol dan membukukan semua transaksi keuangan yang mencakup kelayakan pembelian beserta buktinya, penerimaan dan pengeluaran kas/bank. e. Nama Jabatan : Announcer / Penyiar Tujuan Jabatan Mempersiapkan dan menyiarkan program acara/program siaran sesuai dengan format I-Radio Makassar yang telah ditetapkan, menurut jadwal tugas yang telah ditentukan oleh Koordinator Program. Tanggung Jawab Utama
74
1) Melaksankan siaran sesuai dengan konsep kreatif yang telah ditetapkan 2) Senantiasa melakukan evaluasi dan pengembangan terhadap kualitas siaran yang dilakukan. 3) Bekerjasama dengan Koordinator Program dan anggota tim kreatif siaran lainnya dalam melahirkan kreasi siaran yang paling memenuhi kebutuhan pendengarnya. 4) Mengenalisa, mengikuti dan menerapkan perkembangan trend dalam siaran yang akan memenuhi kebutuhan pendengar. Jenis dan Lingkup Jabatan 1) Jabatan ini melapor kepada Koordinator Program 2) Bertugas membawakan/menyiarkan program acara/siaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 3) Membuat skrip siaran 4) Membuat format clock siaran dengan memperhatikan elemen-elemen acara yang tercantum pada order siaran pada saat bertugas. 5) Merancang isi siaran sesuai pola siaran/pola blocking time yang telah dibuat oleh Koordinator Program. 6) Menyiarkan seluruh elemen acara yang tercantum pada order siaran pada saat bertugas. 7) Menyiapkan kretaif siaran agar pada saat eksekusi sesuai dengan rencana, dan memenuhi harapan, keinginan dan kebutuhan pendengar I-Radio Makassar. 8) Memperhatikan kebutuhan dan keinginan pendengar guna merancang dan membuat isi siaran yang layak dan berkualitas.
75
9) Mampu mengoperasikan alat-alat yang ada di studio sehingga jika operator tidak datang maka itu tidak menjadi halangan untuk siaran. 10) Mencari narasumber/tamu untuk mengisi siaran sesuai dengan rancangan siaran, atas persetujuan Koordinator Program. Secara keseluruhan karyawan dan penyiar I-Radio Makassar baik karyawan tetap maupun freelance adalah sebanyak 17 orang.
D. Penerapan Strategi Komunikasi Penyiar pada Program Sorelam Seorang penyiar merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu stasiun radio. Sosok seorang penyiar merupakan salah satu yang langsung berinteraksi dengan pendengar dan menjadi brand image stasiun radio.15 Kemampuan (skill) seorang penyiar sesuai tugasnya sudah tentu berhubungan dengan efektivitas komunikasi yang dilakukannya, dimana agar komunikasi efektif maka seorang penyiar memerlukan strategi komunikasi. Penyiar Sorelam I-Radio Makassar adalah sebuah program yang menarik dan saat ini telah semakin familiar di telinga para pencinta siaran sore khususnya di wilayah Makassar. Melisa, pendengar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Program sore yang sering saya dengarkan adalah Sorelam-nya I-Radio. Selain karena penyiarnya yang menghibur juga karena informasi yang disiarkan mengenai situasi kota Makasssar seperti situasi lalu lintas, jadi tau jalan apa saja yang macet.16
15
Saeful Bakhtiar, Cara Gampang Jadi Penyiar, (Cet.2: Yogyakarta: Percetakan Galang Pers,
16
Melisa, Pendengar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, 6 Desember 2015
2007).
76
Dari pernyataan informan tersebut, dapat dikatakan bahwa program ini dapat diterima oleh pendengar selain karena racikan konten acara yang bagus, penuh informasi terkini mengenai kota Makassar serta hiburan yang dibutuhkan para pendengar, juga diyakini tidak terlepas dari strategi komunikasi penyiarnya. Berdasarkan hasil wawancara mendalam (depth interview) dengan para informan yang telah ditetapkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa analisis strategi komunikasi penyiar I-Radio Makassar dalam program Sorelam ini menerapkan aspek-aspek komunikasi gagasan, komunikasi kepribadian, proyeksi kepribadian, strategi pengucapan dan strategi kontrol suara. Berikut adalah uraian dari aspek-aspek komunikasi tersebut: 1. Komunikasi Gagasan Penyiar Sorelam I-Radio Makassar Gagasan atau ide-ide tentu sangat penting bagi setiap orang dalam menjalankan suatu usaha ataupun menjalani kehidupan karena setiap manusia membutuhkan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi. Tentu gagasan yang dimaksud dalam perspektif komunikasi gagasan (communications of ideas ) pada profesi penyiar adalah penyampaian ide atau pemikiran serta opini dari komunikator ke komunikan, yakni dari penyiar ke pendengar ketika bersiaran. a. Para penyiar Sorelam ketika berkomunikasi dengan pendengar selalu lancar bahasanya, tidak banyak tersendat-sendat, fokus dengan masalah yang sedang disampaikan dan penyampaiannya tidak membosankan. Menurut Aswin Anas, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Karena siaran sore, jadi pembawaan dibuat lebih santai karena penyiar harus mengetahui kondisi atau situasi dari pendengar agar pendengar tidak bosan.17 17
2015
Aswin Anas, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November
77
b. Para penyiar Sorelam mampu dalam mengatasi masalah komunikasi yang timbul sewaktu-waktu ketika sedang bersiaran. Dengan kata lain, para penyiar Sorelam selalu memiliki ide untuk mengatasi masalah komunikasi yang muncul sehingga siarannya tetap menarik pendengar. Adham, pendengar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Para penyiar Sorelam itu sangat mengasyikkan ketika memulai acara hingga selesainya acara/program Sorelam.18 c. Para penyiar Sorelam tidak monoton pada setiap kali siaran, selalu berusaha untuk memunculkan hal-hal baru dalam berkomunikasi dengan pendengar. Para penyiar Sorelam telah memahami bahwa idenya penyiar menyampaikan gagasan dengan bentuk yang bervariasi dan berbeda tiap harinya. Menurut Indra Imel, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan: Penyiar adalah orang yang harus dan wajib menjadi pengamat lingkungan yang baik. Karena bukan orang pintar yang menjadi penyiar tetapi orang yang punya pengamatan yang baik. Karena hal sekecil apapun bisa menjadi materi kata yang baru.19 Menurut Melisa, pendengar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Setiap mendengar siaran Sorelam pasti selalu penasaran dengan pembahasan atau tema yang akan disiarkan hari ini, karena penyiarnya selalu menyajikan informasi-informasi terbaru ketika siaran.20 Dengan pernyataan informan diatas dapat dikatakan bahwa penyiar Sorelam berupaya untuk melakukan strategi komunikasi penyiar. Adham, pendengar Sorelam mengatakan bahwa:
18
Adham, Pendengar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar, 5 Desember 2015
19
Indra Imel, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar, 30 November 2015
20
Melisa, Pendengar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar, 6 Desember 2015
78
Penyiar Sorelam ketika siaran selalu memberikan informasi terbaru/update, ini berarti penyiar Sorelam memiliki wawasan yang luas mengenai informasiinformasi terbaru.21 Dari pernyataan Adham selaku pendengar Sorelam, dapat dikatakan bahwa para penyiar Sorelam selalu memberikan informasi-informasi terbaru setiap harinya agar para pendengar tidak jenuh. Seperti info terbaru mengenai musisi pendatang terbaru, lagu-lagu yang lagi hitz serta info mengenai kesehatan dan lalu lintas di kota Makassar. 2. Komunikasi Kepribadian Penyiar Sorelam I-Radio Makassar Komunikasi kepribadian bagi seorang penyiar adalah bagaimana ia mampu menampilkan karakter kepribadiannya kepada pendengar, meski kepribadian yang ditampilkan itu tidak serta merta menunjukkan karakter sebenarnya dalam kehidupan penyiar di luar stasiun. Setiap manusia memiliki kepribadian. Seorang penyiar tentu dituntut mampu mengubah kepribadian atau membuat satu kepribadian yang menarik. Misalnya penyiar yang berwawasan luas, penyiar yang gaul, penyiar yang tahu banyak mengenai lagu dan film, penyiar yang smart, atau penyiar yang gokil. Penyiar Sorelam telah memahami mengenai pentingnya kepribadian penyiar untuk suksesnya program Sorelam. Berdasarkan wawancara penulis dengan penyiar Sorelam, dapat diketahui bahwa ada pembeda karakter maupun pembagian pesan dari masing-masing penyiar ketika mereka bertugas, yang akhirnya menjadi sebuah karakter bagi penyiar Sorelam itu sendiri, yaitu sebagai berikut: a. Kepribadian penyiar seorang Indra Imel, dalam bersiaran Indra mewakili anak muda yang urban, anak muda yang gaul, yang senang nongkrong dan musik.
21
Adham, Pendengar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar, 5 Desember 2015
79
Dengan kata lain memiliki karakter penyiar yang gaul, sehingga cenderung lebih disukai oleh pendengar pada usia-usia yang lebih muda. b. Kepribadian penyiar seorang Aswin anas, dalam bersiaran Aswin menjadi penyiar yang sangat dekat atau akrab dengan pendengar karena kemampuannya untuk menunjukkan perhatian lebih kepada setiap pendengarnya. Menurut Adham, pendengar Sorelam mengatakan bahwa: Saat siaran penyiar Sorelam selalu terdengar enak, ramah, seperi dekat dengan pendengar sehingga pendengar merasa lebih akrab dengan penyiar.22 Jelaslah bahwa karakter atau kepribadian penyiar itu sangat penting, bukan hanya karakteristik suara dan vokal saja. Seorang penyiar dituntut lebih terbuka, lebih bisa familiar dengan orang-orang. Pada umumnya pendengar lebih tertarik pada apa yang dibicarakan penyiar dan bagaiamana penyiar itu menyampaikannya daripada bagus tidaknya suara penyiar tersebut. 3. Proyeksi Kepribadian Penyiar Sorelam I-Radio Makassar Kekuatan radio adalah suara, sebab output dari sebuah produksi siaran radio berbentuk audio saja, tanpa adanya visualisasi yang mendukung. Karena output dari siaran radio ialah suara, maka kualitas suara yang dihasilkan haruslah baik. Suara seorang penyiar misalnya, harus memiliki kualitas yang baik agar pesan dapat tersampaikan dengan baik pula. Suara penyiar harus jelas dan dapat diterima dengan baik di telinga pendengar. Penyiar Sorelam secara umum telah mampu menampilkan kepribadian. a. Keaslian suara, berkaitan dengan kealamian (organilitas) suara penyiar serta kekhasannya satu dengan lain
22
Adham, Pendengar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar, 5 November 2015
80
Kerakteristik suara penyiar Sorelam yaitu: 1) Indra Imel memiliki corak suara yang berkarakter anak muda atau lebih tepatnya mencerminkan jiwa muda. 2) Aswin Anas memiliki karakter suara yang tinggi dan jernih, ketika berbicara cepat dan lancar. Meskipun berbicara cepat, tetap jelas dan terdengar baik ketika siaran maupun diluar siaran. b. Kelincahan berbicara Penyiar Sorelam secara umum telah memiliki kelincahan dalam berbicara. Meskipun tidak semua penyiar Sorelam berbicara secara cepat. Hal ini karena kelincahan berbicara ini tidak selamanya berarti berbicara cepat, tetapi yang terpenting adalah mampu mengolah kata-kata sehingga menarik untuk didengar audience. Aswin Anas, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Sebelum siaran selalu melakukan senam vokal seperti pengucapan a i u e o, bicara sendiri ketika berkendara, mencari materi kata yang baru dengan banyak baca, karena orang bisa karena biasa.23 Dengan pernyataan informan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penyiar Sorelam selalu berusaha menarik pendengar salah satunya dengan kelincahan berbicara mereka. c. Keramah tamahan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan berbagi pihak terutama dengan penyiar Sorelam penulis telah mendapatkan data, dimana secara umum para penyiar Sorelam menunjukkan keramahan. Hal ini sangat terasa ketika penulis
23
2015
Aswin Anas, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November
81
melakukan wawancara dengan penyiar Sorelam, dimana penerimaan mereka sangat baik, dan pelaksanaan wawancara dalam suasana yang akrab, meskipun penulis baru pertama kali bertatap muka dengan mereka dan kegiatan wawancara tentu telah banyak menyita waktunya. Menurut Indra Imel, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Ketika siaran sebaiknya penyiar berusaha dekat dengan pendengarnya, anggap saja lagi berbicara dengan teman sendiri, tapi tetap tidak boleh sampai merendahkan pendengar dengan perkataannya.24 Melisa, Pendengar Sorelam mengatakan bahwa: Kak Indra dan Kak Aswin selalu terdengar ramah dan bersahabat dengan pendengarnya ketika siaran, dan karena faktor itu juga saya selalu bisa menikmati program Sorelam yang mereka bawakan.25 Dari pemaparan informan diatas, dapat dikatakan bahwa dalam menyiar, penyiar Sorelam selalu berusaha agar terdengar bersahabat dengan pendengarnya. d. Kesanggupan menyesuaikan diri Penyiar Sorelam telah melakukan usaha untuk menyesuaikan diri dengan program yang dibawakan, dengan tim manajemen program, juga beradaptasi untuk dapat menghadapi situasi jika ada masalah ketika siaran seperti masalah ketidakhadiran mitra penyiar. Menurut Aswin Anas, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Salah satu syarat menjadi menjadi penyiar I-Radio adalah bisa mengoperasikan alat-alat yang ada distudio, karena di I-Radio tidak ada operatornya, jadi penyiar yang mengatur semuanya, dari musik, iklan, dll.26
2015
24
Indra Imel, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November 2015
25
Melisa, Pendengar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar, 6 Desember 2015
26
Aswin Anas, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November
82
Dari pemaparan informan diatas, dapat diketahui bahwa penyiar Sorelam dituntut tidak hanya dapat menjalankan tugas utamanya saja untuk membaca atau menyampaikan berita, tetapi juga mengoperasikan alat-alat yang mendukung pekerjaanya seperti memutar lagu, iklan serta program komputer lainnya. 4. Strategi Pengucapan Penyiar I-Radio Makassar Strategi pengucapan (pronunciation) pada seorang penyiar dalam bersiaran berkaitan dengan kemampuan berbicara yang jelas, tidak berbelit-belit, baik kejelasan dalam intonasi, tinggi rendahnya suara dan lain sebagainya dan tentunya pengucapan yang menarik. Di dalam berbicara seorang penyiar harus menghindari perkataan yang sulit untuk dimengerti guna menghindari kesalahpahaman pendengar dalam mengartikan apa yang disampaikan. Menurut Indra Imel, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Agar saat menyiar lancar, sebelum siaran melakukan senam muka terlebih dahulu agar muka tidak kaku, sering latihan berbicara, banyak membaca, dan sering dengar radio lain sebagai bahan pembelajaran.27 Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa para penyiar Sorelam berusaha menjadi penyiar yang disenangi dan dimengerti oleh semua pendengarnya. Program Sorelam yang kebetulan para penyiarnya telah memiliki pengalaman cukup lama dalam siaran, termasuk sebelumnya pengalaman di radio lain, maka persoalan strategi pengucapan ini sudah cukup mereka pahami dan telah menjadi bagian dari modal mereka dalam kegiatan siaran yang dilakukan sehari-hari untuk menarik pendengar. Menurut Aswin Anas, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa:
27
Indra Imel, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November 2015
83
Sebelum menjadi penyiar di I-Radio dulunya menjadi penyiar di Radio Medika FM dan baru masuk ke I-Radio pada tahun 2013, sedangkan Indra dulunya penyiar di Radio Prambors dan masuk ke I-Radio pada tahun 2012.28 Keterampilan mendasar menjadi seorang penyiar radio jelaslah keterampilan dalam berkomunikasi. Seorang penyiar harus pandai memainkan vokalnya agar terdengar enak di telinga pendengarnya. Bila penyiar masih relatif baru, tentunya banyak aspek yang harus ia pelajari, salah satunya adalah intonasi. Intonasi merupakan teknik dimana naik turunnya nada suara penyiar terdengar tidak datar dan tidak monoton. 5. Strategi Kontrol Suara Penyiar I-Radio Makassar Kontrol suara yaitu cara yang digunakan penyiar dalam mengontrol suaranya, sehingga suaranya layak untuk bersiaran. Setiap orang pada dasarnya memiliki vokal yang baik, namun sering sulit dikontrol. Setiap penyiar perlu memiliki kemampuan untuk mengontrol suaranya sehingga bisa mengetahui letak kesalahan siaran. Penyiar Sorelam dalam melaksanakan siaran telah memperhatikan aspek kontrol suara ini. Selain karena menjadi kewajibannya untuk menjaga kualitas program sebagaimana yang menjadi batasan manajemen stasiun untuk meraih target pendengar, juga untuk memelihara perkembangan karir penyiar itu sendiri. Kemampuan mengontrol suara yang tampak pada penyiar Sorelam tidak ada yang datang begitu saja, melainkan karena latihan dan pengalaman mereka. Kesulitan dalam mengontrol suara sering pula dialami oleh penyiar Sorelam, dimana ada kalanya mereka merasa vokalnya tidak terkontrol dengan baik. Hal ini dialami ketika mereka merasa kurang siap dengan materi yang hendak disampaikan, atau ketika kondisi fisik kurang sehat, maupun jika keadaan psikologinya kurang baik
28
Aswin Anas, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November
2015
84
karena permasalahan pribadi. Walaupun mereka telah berusaha untuk tidak membawa persoalan pribadinya ketika siaran, namun terkadang tetap ada efek pada pelaksanaan pekerjaannya. Menurut Indra Imel, penyiar Sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Musuh utama seorang penyiar adalah mood. Jadi ketika mood penyiar lagi tidak bagus maka itu dapat mengganggu proses siaran mereka.29 Jelas bahwa yang menjadi hambatan seorang saat akan menyiar adalah mood yang berubah-ubah, apalagi ketika mood penyiar sedang tidak baik atau lagi ada masalah di luar studio. Menurut Aswin Anas, penyiar sorelam I-Radio Makassar mengatakan bahwa: Untuk menghilangkan mood yang lagi tidak bersahabat, biasanya saya datang lebih awal agar bisa nenangin diri dulu sebelum siaran, bangun suasana baru dan dengerin lagu yang disukai agar perasaan lebih tenang.30 Dari pemaparan informan kedua, dapat diketahui bahwa para penyiar Sorelam berusaha profesional dalam pekerjaannya dan membuat para pendengarnya tetap terhibur walaupun mereka lagi dalam keadaan yang tidak baik.
29
Indra Imel, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November 2015
30
Aswin Anas, Penyiar Sorelam I-Radio Makassar, Wawancara, Makassar 30 November 2015
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi komunikasi penyiar IRadio Makassar dalam upaya mencapai komunikasi yang efektif, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi penyiar yang dilakukan oleh I-Radio Makassar adalah dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemudian dari analisis itulah muncul adanya strategi komunikasi penyiar yang terbagi atas 5 aspek, yaitu strategi komunikasi gagasan, komunikasi kepribadian, proyeksi kepribadian, strategi pengucapan, dan strategi kontrol suara. Selain itu I-Radio sendiri memasang syarat atau standar bagi para penyiar yaitu berwawasan luas, update mengenai hal terkini (apa yang terjadi di Indonesia harus diketahui), tingkah laku yang baik, baik untuk I-Listeners, perusahaan dan semua orang. 2. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan strategi komunikasi penyiar I-Radio dalam program Sorelam secara umum telah berjalan dengan baik antara lain dari penggunaan bahasa yang lancar, penyiar fokus dengan materi yang disampaikan, dan mereka juga telah memanfaatkan perangkat ekspresi untuk mendukung komunikasinya. Masing-masing penyiar Sorelam juga telah memiliki kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain, bersikap ramah baik ketika siaran maupun diluar siaran, telah cukup berhasil dalam pengucapan dan umumnya telah mampu mengontrol suara ketika siaran. Kondisi tersebut diyakini telah memberikan
85
86
dampak positif terhadap penerimaan pendengar, dimana program Sorelam mampu menghibur pendengarnya. B. Implikasi Penelitian Adapun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu: 1. Diharapkan I-Radio Makassar berinovasi dengan konten lokal seperti menyajikan lagu-lagu daerah. 2. I-Radio Makassar agar terus menjaga dan meningkatkan kualitas programprogram yang mengudara tiap harinya dan elemen-elemen penting didalamnya seperti musik, penyiar, dan bintang tamu I-Radio Makassar, agar pendengar setianya tetap bertahan bahkan meningkat untuk kedepannya. Seperti mengikutkan
pelatihan-pelatihan
tentang
dunia
penyiaran
untuk
para
penyiarnya. 3. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, fokus penelitian sebaiknya diarahkan pada kajian lebih dalam seperti program-program dan proses produksi yang terdapat pada I-Radio Makassar.
DAFTAR PUSTAKA Achmad, Abu dan Narbuko Cholid, Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Akil, M. Anshar, Standarisasi Manajamen Penyiaran. Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2000. Bakhtiar, Saeful Bakhtiar, Cara Gampang Jadi Penyiar, Cet.2: Yogyakarta: Percetakan Galang Pers, 2007. Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Kedua. Cet. XIII; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012. Cangara, Hafied, Perencanaa & Strategi Komunikasi, Cet.2 Jakarta; Rajawali Pers, 2014. Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahan. Semarang: Toha Putra, 2000. Depari, Rein Arman. Sukses Menjadi Pembawa Acara. CV. Tiga Abang. Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Cet, IV; Bandung:Remaja Rosdakarya, 2000. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cet: 21 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2007. Effendy, Onong Uchjana, Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, 1986. Effendy, Onong Uchjana, Kamus Komunikasi. Bandung: PT. Mandar Maju, 1989 Effendy, Onong Uchjana. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Alumni, 1983. Fachruddin, Fachruddin HS dan Irfan. Pilihan Sabda Rasul; Hadis-Hadis Pilihan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1998. Hozilah, Helena Oli dan Lala , Reportase Radio & Televisi. Jakarta: PT. Indeks, 2013. Hunger, J. David dan Tomas L. Wheelen. Manajemen Strategy. Yogyakarta: Andi, 2003. Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial . Jakarta: Erlangga, 2010. Irnawati, Strategi Peningkatan Kompetensi Kepenyiaran Sumber Daya Manusia Penyiar Radio Syiar FM, (Skripsi, KPI UIN Alauddin, Makassar, 2014).
Mangara, Andy. Radio an abssession. Makassar: KPID Sulsel, 2006. Mangara, Andy. Nothing But The Radio On. Makassar: PT. Umitoha Ukhuwah Grafika, 2010. Masduki. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: Lkis, 2005. Mintzberg, Hendry and James Brian Quinn. The Strategy Process: Concept, Contest, Cases. New Jersey: Prentice-Hall, 1991. Moeliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1991. Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. 25; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008. Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Cet.3 Jakarta: Kencana, 2011. Mufid, Muhamad, Komunikasi & Regulasi Penyiaran. Edisi Pertama. Cet.3; Jakarta: Kencana, 2010. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Cetakan 12 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008. Nawawi, Hadari dan Martini Hadari. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press, 1995. Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Prayudha, Harley. Radio: Penyiar It’s Not Just Talk. Malang: Bayumedia Publishing, 2006. Prayudha, Haliantara Harley & Andy RustamM, Radio is Sound Only: Pengantar & Prinsip penyiaran Radio Di Era Digital, Jakarta; Broadcastmagz Publisher, 2013. Deddy Mulyana Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Cetakan 12 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008. Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT: Teknik membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Sinar Utama, 199. Rohidi, Tjetjep Rohendi, Analisis Data Kualitatif . Jakarta: Penerbit UI 1992. Romli, Asep syamsul M. Dasar-dasar Siaran Radio. Nuansa Bandung, 2009. Romli, Asep Syamsul M. Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter dan Scriptwritter. Bandung: Penerbit Nuansa, 2004.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Cet. 4; Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008. Said, Irawanti. Fungsi Sosial Siaran Radio. Cet: Pertamaa, Alauddin University Press,2012. Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 6: Surah An-Nahl .Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2002. Siagian, Sondang P. Manajemen Strategik. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Siregar, Ashadi. Menyingkap Media Penyiaran; Membaca televisi, Melelihat Radio Yogyakarta: LP3Y, 2001. Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan; Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cet.VI; Bandung, Alfabeta, 2008. Suprapto, Tomy, Berkarir di Dunia Broadcasting, Suprapto, Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi. Cet: 1 Yogyakarta: Caps, 2011. Tahir, Muh. Said HM. Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Smart FM Makassar Dalam Meningktakan Jumlah Pengiklan Di Kota Makassar(Skripsi, Ilmu Komunikasi UIN Alauddin, Makassar, 2014). Tike, Arifuddin, Dasar-Dasar Komunikasi: Suatu Studi dan Aplikasi , Cet. 1; Yogyakarta: Kota Kembang, 2009. Wanda, Yulia. Andai Aku Jadi Penyiar. Yogyakarta: Andi Offset, 2010.
Sumber Online : Admin, “Pengertian Radio Menurut Para Ahli”, Dilihatya.com/2207/pengertianradio-menurut-para-ahli, (7 Januari 2016) Adnan. “Karakteristik Penyiar”. http;//adnanholic.blogspot.co.id/2013/07/karakteristikpenyiar.html?m=1, (10 Oktober 2015).
Anwar, Rendy “Peran dan Perkembangan radio dalam komunikasi”. http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologikomunikasi/158-peran-dan-perkembangan-radio-dalam-komunikasi(16 Oktober 2015) www.I-Radiofm.com (30 Desember 2015)
Sugiyarto. “Radio Siaran”. https://sugiyarto92.wordpress.com/kumpulanmakalah/makalah-radio-radio-siaran/, (1 November 2015). Zaini, Achmad. “Radio is the fifth estate”.http://m.kompasiana.com/orangradio/radiois-the-fifth-estate (28 November 2015)
PEDOMAN WAWANCARA
Operational Manager 1. Apa visi dan misi I-Radio Makassar ? 2. Berapa rata-rata usia pendengar I-Radio Makassar ? 3. Apa yang menjadi nilai lebih penyiar I-Radio dibandingkan penyiar lain ? 4. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menghadapi persaingan dengan radio lain dalam merebut hati pendengar ? Koordinator Program 5. Berapa kali dalam seminggu penyiar on-air (siaran) 6. Sanksi apa saja yang diberikan bagi penyiar yang terlambat siaran / bahkan tidak hadir saat siaran ? 7. Bagaimana strategi komunikasi penyiar yang dilakukan oleh penyiar Sorelam dalam mencapai komunikasi yang efektif ? 8. Bagaimana penerapan strategi komunikasi penyiar tersebut ? 9. Bagaimana cara menentukan tingkat keberhasilam kerja dari strategi yang direncanakan ? 10. Bagaimana pendapat anda tentang strategi komunikasi penyiar yang dilaksanakan I-Radio dalam mencapai komunikasi yang efektif ?
Penyiar Sorelam 11. Apa yang anda ketahui mengenai strategi komunikasi penyiar ? 12. Apakah I-Radio tempat pertama kali anda menyiar ? 13. Apakah anda bisa menulis siaran ? 14. Apa hambatan saat menyiar ? 15. Bagaimana cara anda mengontrol suara, emosi ketika siaran ? 16. Bagaimana cara anda saat siaran agar pendengar tidak bosan ? 17. Bagaimana cara anda melatih kelincahan berbicara anda ? 18. Apakah anda sudah mampu mengoperasikan alat-alat siaran seperti musik dan iklan ? Pendengar Sorelam 19. Apakah anda mengetahui adanya I-Radio FM ? 20. Apakah anda mengetahui program Sorelam yang ada di I-Radio ? 21. Apakah anda sering mendengarkan siaran Sorelam ? 22. Alasan anda mendengarkan I-Radio ? 23. Apakah anda terhibur dengan program Sorelam ? 24. Apakah penyiar Sorelam ramah dan enak buat didengar ? 25. Penyiar Sorelam bahasanya gaul, hangat, dan mudah dimengerti ? 26. Apakah perbedaan penyiar I-Radio dengan penyiar radio lain ? 27. Apakah kekurangan penyiar I-Radio menurut anda ?
Studio Penyiar
(Gambar 3 : Wawancara Bersama Indra Imel dan Aswin Anas, selaku penyiar Sorelam I-Radio Makassar)
Jadwal Siaran On Air I-Radio Makassar
(Gambar 4 : Foto Bersama dengan crew I-Radio Makassar)
(Gambar 2: Saat Program Sorelam On Air)
(Gambar 1 : Wawancara bersama pak Benny Wahyu, selaku koordinator program IRadio Makassar)
(Gambar 5: Wawancara dengan pendengar Sorelam I-Radio Makassar)
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini; Nama
:
Usia
:
Jabatan
:
Dengan ini menerangkan bahwa saudara; Nama
: Rhiryn Riflyana Tirsyad
Nim
: 50500112101
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Jurusan
: Jurnalistik
Semester
: VII (Tujuh)
Telah melakukan wawancara dengan saya dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar Dalam Program Sorelam Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, Narasumber
Desember 2015
RIWAYAT HIDUP
Skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam” disusun oleh Rhiryn Riflyana Tirsyad, lahir di Ujung Pandang, 21 September 1994, penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara, buah hati dari ibunda Agustina Suban dan ayahanda Muh.Arsyad. Penulis memulai pendidikan di sekolah dasar SD Ujung Pandang Makassar, setelah lulus Sekolah Dasar pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Katolik Garuda Makassar, dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Katolik Cenderawasih Makassar dan lulus pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Jurnalistik dan menyelesaikan studi pada tahun 2016.