Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Strategi Kampanye Partai Golkar Dalam Pemilihan Legislatif Surabaya 2014 Lukman I. Marpaung Email:
[email protected]
ABSTRAK Strategi pemilu menjadi aspek yang penting dalam kontestasi untuk memperebutkan kursi dan kekuasaan pada pemilihan umum. Strategi mendorong setiap partai maupun kandidat untuk meraih kemenangan dalam keterbatasan sumberdaya melalui perencanaan strategis. Akan tetapi peranan penting strategi dalam mensukseskan upaya pemenangan tidak selalu memberikan hasil yang maksimal. Partai Golkar pada pemilu legislatif 2014 mengalami penurunan perolehan jumlah kursi. Proses pemilu Partai Golkar pada Pileg Surabaya 2014 tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai apa proses penyebab kegagalan itu sendiri, serta bagaimana strategi yang digunakan oleh Partai Golkar. Dari hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kegagalan partai serta mengetahui perencanaan strategis Partai Golkar dalam Pileg Surabaya 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif untuk menjelaskan fenomena penurunan perolehan jumlah kursi serta strategi yang digunakan oleh Partai Golkar dalam pemilu legislatif surabaya 2014. Penelitian ini menggunakan data primer untuk mendeskripsikan proses penyebab penurununan perolehan jumlah kursi dan strategi Partai Golkar sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Teori yang digunakan merupakan teori strategi dari Peter Schorder, teori strategi tersebut merupakan teori induk dalam menjelaskan penelitian ini, sedangkan teori strategi kampanye Hafied Cangara merupakan teori untuk memperjelas posisi strategi kampanya pada teori induk. Hasil penelitian ini menjukan faktor penyebab kegagalan Partai Golkar, penjabaran strategi kampanye dan konsolidasi partai dalam Pileg Surabaya 2014. Kegagalan Partai Golkar disebabkan oleh faktor perencanaan strategis khususnya pada tim kerja dan perencanaan jadwal kampanye, serta pengaruh faktor lingkungan yaitu adanya apatisme masyarakat, penundaan pemilu dan politik uang. Kata Kunci:
Strategi pemilu, faktor kegagalan, kampanye
PENDAHULUAN Keterlibatan Partai Golkar pada pemilihan legislatif 2014 di Surabaya, memunculkan pelbagai fenomena politik yang menarik dalam pelaksanaannya. Dinamika yang pertama adalah selama pemilihan legislatif Surabaya 2014, memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perolehan hasil pemilihan legislatif Partai Golkar di Surabaya dan dinamika yang kedua dalam persaingan antara partai politik akan saling mempengaruhi hasil suara pemilihan legislatif dari tiap partai politik, oleh karena itu Partai Golkar membutuhkan strategi kampanye yang mampu mendongkrak perolehan hasil pemilihan legislatif secara maksimal.
171
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Partai Golkar mengalami penurunan jumlah perolehan kursinya pada pemilihan legislatif 2014 di Surabaya. Perolehan jumlah kursi yang dialami Partai Golkar mengalami tren yang cendrung meningkat pada tiga periode pemilihan terakhir, yaitu tahun 1999, 2004, 2009, akan tetapi menglami penurunan pada pemilu 2014. Akan tetapi tren peningkatan di tahun 1999-2009 serta penurunan jumlah kursi Partai Golkar tahun 2014 tidak berbanding lurus dengan prosentase perolehan suara yang didapatkan partai. Partai Golkar dalam pemilu legislatif di Surabaya mengalami fenomena perubahan naik turun suara dalam setiap pemilu. Pada tahun 2004 mendapatkan prosentase suara sebesar 5,99 persen. Pada tahun 2009 Golkar mendapatkan prosentase yang paling rendah, prosentase suara yang didapatkan oleh Golkar hanya 5,38 persen. Sedangkan pada pemilu 2014 Partai Golkar mengalami peningkatan prosentase suara menjadi 5,46 persen. Penurunan jumlah kursi Partai Golkar pada pemilihan legislatif 2014, dipengaruhi oleh peningkatan jumlah pemilih dan perubahan jumlah partai peserta pemilu pada tahun 2014. Pada pemilihan legislatif 2014 di Surabaya diikuti oleh 12 partai politik. Partai politik yang mengikuti pemilu PDI-P, Gerindra, PKB, Demokrat, Golkar, PAN, PPP, PKS, Hanura, Nasdem, PBB, PKPI. Merujuk pada hasil pemilu legislatif 2014 di Surabaya, pemilihan legislatif dikuasai oleh partai PDI-P dengan perolehan suara 346.287, gerindra dengan 142.869, disusul dengan demokrat 140.275, serta diposisi ke-4 ada PKB dengan 119.742. Pada posisi perolehan suara ke-5 dan ke-6 didapatkan oleh partai PAN dan PKS dengan suara 73.614 dan 68.936 suara. Peringkat ke-7 dan 8 diperoleh oleh partai PPP dan Hanura, PPP memperoleh 66.932 dan hanura memperoleh 63.810. Golkar hanya berada pada urutan ke-9 dengan perolehan suara 62.942. Partai Nasdem memperoleh 53.490 suara dan PBB mendapatkan 7.268 suara. Partai PKPI berada pada perolehan urutan suara terakhir, dengan jumlah suara 5.967 suara. Ketimpangan yang sangat jauh dalam perolehan suara pada pemilu legislatif Surabaya 2014, dapat dilihat dari perolehan suara partai PDIP jika diperbandingkan dengan keseluruhan partai. Kondisi tersebut menggambarkan kondisi kotestasi politik Surabaya yang cendrung dikuasai oleh salah satu partai saja. Hal tersebut menjadi acuan partai politik lainnya untuk bekerja keras agar mendapatkan kursi dalam pemilu. Partai politik mayoritas yang menguasai cendrung membuat seolah-olah para calon legislatif dari partai politik lain, hanya bertarung dengan kandidat dalam satu partai saja. Fenomena kedua yang terjadi dalam pemilu legislatif Surabaya 2014 pada Golkar adalah, Partai Golkar mengalami kegagalan pemenangan pada beberapa calon incumbent yang maju dalam pemilu legislatif tingkat dua. Incumbent menggunakan track record yang positif untuk meraih kembali kekuasaan dalam pemilu, hal tersebut mempengaruhi sudut pandang pesan politik yang ditujukan pada khalayak. 1 Pada pemilu legislatif Surabaya 2009, Partai Golkar mampu memperoleh 5 kursi di DPRD Surabaya. Dari kelima calon legilatif tersebut, 4 anggota DPRD dari Golkar maju kembali dalam pemilu legislatif 2014 dan keempatnya mengalami kegagalan saat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pusat, Provinsi maupun Daerah. Tidak semua calon yang terpilih pada pemilu 2009 mencalonkan diri pada pemilihan legislatif 2014. Beberapa calon terpilih pada pemilihan legislatif 2009 adalah, Erick R Tahalele, Drs. H. Eddie 1
Cangara, Hafied. 2010. Komunikasi Politik; Konsep, Teori, dan Strategi.Jakarta: Rajawali Press. Hlm. 360.
172
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Budi Prabowo, Blegur Prijanggono, Ir Adies Kadier, Agus Sudarsono. Anggota DPRD Golkar yang maju kembali sebagai caleg incumbent adalah erick tahalele dan agus sudarsono. Pada pemilu 2009 Erick Tahalele dan Agus Sudarsono meraih suara yang maksimal sehingga dapat terpilih menjadi anggota DPRD Surabaya. Erick Tahalele mampu meraih suara dengan dengan perlehan 2832 suara diikuti oleh Agus Sudarsono dengan perolehan 2197 suara. Kenaikan dan penurunan suara terjadi pada perolehan suara caleg incumbent ketika mencalonkan kembali pada pemilu 2014. Pada pemilu 2014 Erick Tahalele mengalami peningkatan suara dari 2832 menjadi 3980 suara. Akan tetapi dengan kenaikan tersebut, tidak membawa Erick Tahalele menjabat kembali menjadi anggota DPRD Surabaya. Sedangkan penurunan suara dialami oleh Agus Sudarsono sebagai caleg incumbent pada pemilihan legislatif 2014. Agus Sudarsono pada pemilu 2009 mendapatkan perolehan hasil suara sebanyak 2197 suara, akan tetapi pada pemilu 2014 hanya mendapatkan 1878. Fenomena kekalahan dua calon legislatif incumbent yang maju kembali pada pemilu 2014 menjadi rujukan masalah dalam penelitian ini, hal tersebut dikarenakan faktor kegagalan yang terjadi masih menjadi pertanyaan yang sangat besar. Kegagalan yang dialami oleh calon incumbent Partai Golkar disebabkan pada ketidak strategisan pada strategi kampanye partai atau pada faktor yang lainnya. Keseluruhan calon legislatif yang terpilih pada pemilu legislatif tingkat dua kota Surabaya merupakan calon legislatif baru. Terpilihnya calon legislatif baru dari Partai Golkar menjadi suatu fenomena politik ketika mampu mengalahkan pesaing dari calon satu partai politik yang lebih mendominasi pada aspek tertentu, misalkan: uang, kewenangan, ataupun massa. Kemenangan yang diraih oleh empat caleg baru dari Partai Golkar yaitu: Ayu Krishna, Lembah Setyowati, Agoeng Prasdjo, dan Binti Rochmah menunjukan satu sisi yang berbeda dari Partai Golkar. Partai Golkar mampu mengusung dan memenangkan calon baru pada pemilihan legislatif 2014. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian kali ini difokuskan pada bentuk strategi kampanye yang dirumuskan oleh partai politik. Fenomena volatilitas pemilih serta kegagalan caleg incumbent yang diikuti dengan keberhasilan empat caleg baru non-incumbent dalam perolehan kursi di DPRD, menjadi latarbelakang untuk mengetahui bentuk strategi kampanye dari Partai Golkar. Dalam penelitian kali ini, peneliti juga membahas tentang strategi kampanye dan strategi konsolidasi dari Partai Golkar dan merumuskan sebuah pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi kampanye Partai Golkar Surabaya dalam pileg 2014? 2. Apa penyebab penurunan jumlah kursi Partai Golkar Surabaya dalam pileg 2014? KAJIAN TEORITIK Teori Strategi Strategi merupakan istilah yang digunakan dalam kemiliteran. Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu yaitu “Stratos” yang memiliki arti tentara serta kata “Agein” yang berarti memimpin. 2 Strategi diartikan sebagai seni perang yang dipimpin oleh para jendral dengan tujuan untuk memenangkan peperangan. 2
Ibid,Cangara hlm. 291.
173
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Strategi merupakan “The Art of General” yaitu seni perang para jendral, atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenang peperangan.3 Pentingnya strategi berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya-sumberdaya yang terbatas untuk mencapai hasil yang maksimal. Peter Schorder dalam bukunya menyebutkan bahwa sebuah strategi adalah dampak dari langkah-langkah yang dilakukan dengan maksud mencapai tujuan dengan menjaga sumberdaya.4 Tujuan dari strategi sendiri diartikan sebagai “kemenangan”, kemenangan tersebut terejawentahkan dalam pelbagai bentuk, bisa dalam bentuk perolehan suara dalam pemilu bagi kandidat, memperoleh dukungan mayoritas dalam pemberlakuan kebijakan dll.5 Perencanaan strategis dimaksudkan secara khusus untuk mampu mendorong tujuan tercapainya kemenangan. Tercapainya kemenangan tersebut diimplementasikan dalam proses pertarungan untuk memperoleh kekuasaan. Peter Schorder dalam bukunya menjelaskan bahwa, dalam mencapai kemenangan tersebut diperlukan perencanaan strategis untuk mengetahui kekuatan serta proses pengaruh yang ditimbulkan oleh faktor lingkungan. Berikut adalah bagan mengenai proses perencanaan strategis dalam mencapai tujuan politik. Peter Schorder menjelaskan bahwa perencanaan strategis capaian dari perencanaan strategis sendiri adalah image politik atau target image serta tujuan spesifik itu sendiri. Image politik dan tujuan spesifik tersebut dapat dicapai dengan implementasi sub-strategi yang didasari dengan pertimbangan terkait kekuatan dan kelemahan. Selain pertimbangan tersebut faktor lingkungan eksternal juga sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan dari strategi itu sendiri. Strategi Kampanye Strategi kampanye adalah salah satu aspek dari strategi, sehingga strategi kampanye adalah perumusan cara memasarkan produk politik agar diterima oleh khalayak. Dalam strategi ada tiga unsur penting, yang pertama adalah tujuan yang kedua adalah sarana dan yang ketiga adalah cara. Dalam bukunya arifin menjelaskan bahwa bentuk implementasi strategis kampanye terdapat tiga bentuk, yang pertama adalah strategi yang menekankan pada ketokohan dan kelembagaan kandidat, yang kedua adalah mampu membentuk kebersamaan dalam masyarakat dengan memahami, menyusun pesan persuasif, menetapkan metode memilah dan memilih media, yang ketiga adalah membangun konsensus melalui kompromi dan kesediaan membuka diri.6 Kampanye dinilai sebagai kegiatan komunikasi yang bersifat goal oriented7, diamana diartikan sebagai segala aktivitas yang menggunakan prinsip komunikasi serta memiliki tujuan dan capaian-capaian yang jelas. Dalam melakukan aktivitas kampanye, harus dibarengi dengan perencanaan yang matang agar terdapat relevansi antara cara dengan tujuan yang ingin didapatkan. Kampanye sendiri dibedakan menjadi dua model, Klingeman dan Romele (2002) membedakan model kampanye menjadi dua yaitu informatif dan komunikatif. 8 Kampanye 3
Ibid, Cangara hlm. 292. Ibid, Peter hlm. 24. 5 Ibid, Peter hlm. 23. 6 Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas. PT. RajaGrafindo Persada : Jakarta 7 Hilda AD, Febriani. 2010, Strategi Kampanye Partai Keadilan Sejahtera, hlm. I-24. 8 Ibid, Hilda hlm. I-28. 4
174
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
informatif merupakan kampanye yang bersifat satu arah, kampanye informatif menempatkan pesan dalam penyampaian yang linear dari komunikator kepada khalayak. Sedangkan kampanye komunikatif merupakan kampanye yang bersifat dua arah dan menitik beratkan pada khalayak, serta menjadikan pola komunikasi dua arah dalam menyampaikan pesan kampanye. Tahapan-tahapan terkait perumusan strategi kampanye dirumuskan dalam beberapa fase, yang pertama adalah9: Fase pengorganisasian : langkah awal dalam grand design, Fase pengujian : kondisi penggalangan anggota serta proses persuasi, Fase kritis : pemilih belum bisa menentukan sikap terhadap dukungan. Menurut Asifi dan French (1982), perencanaan komunuikasi kampanye memiliki delapan langkah yang dapat dilakukan yaitu: 1. Menganalisis masalah; 2. Menganalisis khalayak; 3. Merumuskan tujuan; 4.Memilih media; 5. Mengembangkan pesan; 6. Merencanakan produksi media; 7. Merencanakan menejemen; 8. Monitoring dan evaluasi. Cangara (2009) dalam bukunya juga menjelaskan sepuluh langkah dalam perencanaan komunikasi untuk kampanye, enam langkah tersebut adalah:10 Penentuan dan Penetapan Masalah : sebagai landasan kegiatan yang akan dilaksanakan. Menetapkan Tujuan yang ingin dicapai : dilakukan perumusan tujuan yang ingin dicapai dari proses kampanye tersebut. Penetapan Strategi : penetapan strategi kampanye memiliki substrategi didalmnya, yaitu menentukan juru kampanye, menentukan target khalayak segmentasi khalayak, menyusun pesan kampanye, pemilihan media dan saluran komunikasi, produksi media, serta pretesting materi komunuikasi kampanye. Penyebarluasan pesan melalui media komunikasi : berfungsi untuk memperluas jangkuan dari tersampaikannya pesan politik kepada khalayak. Pengaruh Kampanye : Pengaruh kampanye merupakan effect dari aktivitas kampanye yang telah dilakukan. Mobilisasi kelompok : bertujuan untuk mengumpulkan massa agar massa tersebut menjadi bagian dari aktivitas kampanye. Dana Kampanye atau penyusunan anggaran belanja : Suplai keuangan bagi mobilisasi atau aktivitas menjadi bahan bakar bagi mesin politik dari tim pemenangan. Jadwal kampanye : Jadwal Kampanye menjadi mekanisme penyusunan agenda kampanye. Tim kampanye : tim kampanye harus memahami tupoksi dalam menejemen kampanye. Evaluasi : untuk mengetahui efektivitas dari pelaksanaan kampanye. METODE PENELITIAN Penelitian ini memiliki tipe deskribtif, karena dalam penelitian akan terlihat bagaimana Strategi Kampanye Partai Golkar Surabaya dalam Pemilihan Legislatif Surabaya 2014. Fokus penelitian adalah internal partai politik DPD Golkar Surabaya serta pada masing-masing calon legislatif terpilih dan calon legislatif incumbent dari Partai Golkar. Lokasi penelitian pada penelitian ini bertempat pada kota Surabaya. Subyek dari penelitian ini adalah partai politik Golkar DPD II Surabaya yaitu ketua umum, sekertaris umum, ketua bapilu serta calon legislatif gagal dan Caleg incumbent yang tidak terpilih. Prosedur penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini memiliki dua tahapan, yang pertama pada pengumpulan data informan dan observasi. 9
Cangara, Hafied. 2009, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Press, hlm. 287 10 Ibid, Cangara hlm. 290.
175
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis data yaitu data sekunder, dan primer. Proses analisis data dilakukan setelah studi pustaka yang berkaitan dengan keseluruhan proses konsolidasi pemenangan, seteleh itu dilakukan indepth interview terhadap subjek penelitian. Setelah mendapatkan data sekunder dan primer, peneliti melakukan trankrip terhadap data yang didapat. Transkrip digunakan peneliti untuk menjawab keseluruhan dari rumusan masalah yang ada pada penelitian. PEMBAHASAN Strategi Kampanye Partai Golkar Kampanye politik menjadi bagian inti dalam upaya pemenangan pemilu bagi partai politik maupun calon legislatif. Dengan kampanye politik maka setiap pesan akan tersampaikan kepada khalayak. Dengan tersampaikannya pesan terhadap khalayak maka simpati dari khalayak tersebut akan tertuju pada partai politik atau caleg yang dianggap kompeten. Kampanye politik tidak lepas dari kegiatan untuk memaparkan programprogram kerja serta mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suara pada partai politik atau caleg tertentu.11 Dalam proses kampanye tersebut ada beberapa tahapan perencanaan strategis yang dilakukankan oleh Partai Golkar, tahapan tersebut adalah 1. Menganalisis masalah; 2. Menganalisis khalayak; 3. Merumuskan tujuan; 4.Memilih media; 5. Mengembangkan pesan; 6. Merencanakan produksi media; 7. Merencanakan menejemen; 8. Monitoring dan evaluasi. Dalam tahapan analisis masalah Partai Golkar pada pemilu legislatif Surabaya 2014 bagaimana Golkar dapat mendapatkan progresifitas dalam perolehan kursi di DPRD Surabaya. Atas dasar permasalahan tersebut munculah pembahasan terkait targetisasi Partai Golkar dalam pemilu legislatif 2014 kali ini. Permasalahan lainnya adalah kuatnya dominasi dari partai PDIP karena faktor kemenangan PDIP dalam pemilihan walikota Surabaya 2012. Oleh karena itu dua acuan dalam permasalahan tersebut dijadikan refrensi dalam membentuk targetisasi keberhasilan pemilu legislatif 2014. Pada tahapan analisis khalayak, segmen partai melihat bahwa basis massa Partai Golkar terletak pada beberapa kecamatan yang tersebar dalam Tiga Dapil, yang pertama Dapil 4 dan yang kedua adalah Dapil dua serta yang ketiga Dapil 3. Pada daerah pemilihan 4 terdapat 4 kecamatan yang merupakan basis massa dari Golkar yaitu Sawahan disana Partai Golkar total mendapat 4.436 Suara serta di Wonokromo sebesar 3.227. Sedangkan pada Dapil 2 perolehan tertinggi terletak pada kecamatan Semampir dengan jumlah 6.309 Suara disusul oleh Tambaksari 4.459 dan kenjeran 2.928. Selanjutnya yang terakhir pada Dapil 3 yaitu di Wonocolo, Golkar mendapatkan 2.305 suara. Selain itu Caleg juga melakukan segmentasi yang berdasarkan pemetaan personal, serta cendrung melakukan kampanye politik yang bersifat jangka pendek berupa visi dan misi serta program apa yang akan diusung ketika terpilih menjadi wakil rakyat. Berikut Tabel segmentasi dan targeting partai dan Caleg Golkar:
11
Lilleker dan Negrine dalam Firmanzah. 2012. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realita, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, hlm. 271
176
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Tabel III.5. Ringkasan Analisis Segmentasi dan Targeting Partai dan Caleg Golkar No Partai atau Segmentasi Targeting Caleg Segmentasi berdasarkan metode geografis, memetakan dengan pemetaan basis-basis wilayah pemilih ideologis partai. Segmentasi berdasarkan metode Demografis, yaitu berdasarkan usia, serta tingkat pendidikan. Segmentasi menggunakan metode Psikografis, yaitu berdasarkan kebiasaan dari masyarakat.
Menjaga basis massa ideologis partai. Mayoritas berada pada kecamatan Sawahan, Wonokromo, Semampir, Tambak Sari, Kenjeran, Wonocolo
Agus Sudarsono
Segmentasi menggunakan metode geografis, struktural dan sosial budaya.
Memantapkan perolehan suara pada beberapa basis tertentu, Dukuh Pakis, Karangpilang, Tandes. Selain itu Targeting melalui Struktural partai ataupun Struktural Kecamatan dan Kelurahan seperti Ketua RW. Selain itu menggunakan ketua tokoh masyarakat.
Ayu Pertiwi
Segmentasi menggunakan metode wilayah serta menggunakan metode pemetaan psikografis.
Melakukaan pengecakan basis massa di tiap kecamatan. Selain itu juga menggunakan saluran komunikasi kelompok untuk melakukan pemetaanpemetaan yang lebih konsisten dalam menganilis potensi suara ditiap kecamatan.
1
Partai Golkar
2
Achmad Thufeil
3
Dwi Oetomo
4
5
Mengambil target pada segmen pemuda dan pelajar khususnya pemilih pemula.
Terget salah satunya adalah warga dilingkungan nya, targeting melalui kebiasaan ngopi dan karaoke disana.
Sumber: Data dari informan dirangkum oleh peneliti Juli 2016 Proses selanjutnya dalam analisis khalayak adalah proses Positioning, tahapan tersebut berfungsi dalam penyusunan pesan politik yang akan disampaikan kepada khalayak. Positioning politik juga berfungsi agar massa bisa membedakan serta
177
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
mengidentifikasi platform ataupun produk politik yang ditawarkan. Bentuk dari positioning politik sendiri adalah pesan kampanye. Positioning partai cendrung konsisten dari pada calon legislatif, karena partai lebih cendrung di ingat, karena masyarakat akan melihat past record dari partai politik itu sendiri, dengan kata lain positioning atau repositioning partai politik akan cendrung dibangun secara konsisten. Berikut merupakan upaya positioning Partai Golkar Surabaya dalam beberapa tahun terakhir. Partai Golkar berusaha untuk membentuk image pada masyarakat, bahwa Partai Golkar merupakan partai politik yang nsaionalis dan agamis. Selain itu Golkar berusaha membentuk image bahwa ideologi Golkar adalah ideologi negara. Golkar menunjukan positioning dalam citra memperjuangkan kesejahteraan dan pembangunan, Golkar juga memperjuangkan citra fleksibilitas dalam masyarakat artinya menjadi partai yang inklusif bukan eksklusif. Dalam positioning politik tersebut Partai Golkar secara tidak langsung mencitrakan diri sebagai satu-satunya partai yang memiliki grand design pembangunan visioner. Kumpulan pesan dari partai tersebut memang ditujukan untuk membentuk image politik yang akan mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap Golkar.Selain itu positioning politik tidak hanya dilakukan oleh partai saja, melainkan juga dilakukan oleh Caleg dari partai tersebut, berikut Tabel Positioning politik Partai Golkar dan Caleg Partai Golkar. Tabel III.6. Ringkasan Analisis Positioning Partai dan Caleg Golkar No Partai atau Positioning Caleg 1 Partai Golkar Membentuk image pada masyarakat, bahwa Partai Golkar merupakan partai politik yang nsaionalis dan agamis. Selain itu Golkar berusaha membentuk image bahwa ideologi Golkar adalah ideologi negara. Golkar menunjukan positioning dalam citra memperjuangkan kesejahteraan dan pembangunan, Golkar juga memperjuangkan citra fleksibilitas dalam masyarakat artinya menjadi partai yang inklusif bukan eksklusif Positioning kepada konstituen adalah bahwa Golkar 2 Achmad adalah partai anak muda. Dengan usia yang masih Thufeil muda caleg tersebut mengangkat kesamaan segmen (usia) untuk membentuk image bahwa pemuda harus turut berperan serta dalam proses politik tentunya dengan memilih dia sebagai calon wakil rakyat. Positioning terkait kapasitas dan kematangan 3 Dwi Oetomo pribadi yang di gambarkan melalui visi dan misi sebagai seorang Caleg dan kader partai. Dalam menunjukan kualitas pribadi melalui visi dan misi tersebut, pak Dwi berani menyarankan untuk melakukan perbandingan visi misi dengan caleg lain
178
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
baik satu partai maupun partai yang lainnya.
Positioning politik terkait kharakter pribadi dan pembawaan Caleg ketika melakukan kampanye. Dengan menjadi pribadi yang sopan, low profile, maka masyarakat akan memberikan labeling yang bagus. Positioning politik terkait dengan pembawaan pesan 5 Ayu Pertiwi gender dalam kampanye untuk menggerakan organisasi-organisasi yang tergabung dalam GOW. Citra politik yang berusaha dibentuk ialah sebagai wakil rakyat yang mengayomi serta fokus pada masalah-masalah keperempuanan, hal tersebut di citrakan dengan jargon “Bunda Ayu Mengabdi”. Sumber: Data dari informan dirangkum oleh peneliti Juli 2016 Dari tabel tersebut dapat dipahami tentang bagaimana positioning Partai Golkar Penurunan Perolehan Kursi Partai Golkar Pada Pileg 2014 di Surabaya Partai Golkar merupakan salah satu partai peserta pemilu yang mengalami penurunan perolehan jumlah kursi, perolehan kursi Partai Golkar mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Partai Golkar dalam pemilu legislatif 2014 menetapkan beberapa indikator keberhasilan pemilu salah satunya melalui tolok ukur perolehan kursi di DPRD Surabaya. Dari perolehan kursi Partai Golkar yang sebelumnya mendapatkan 5 kursi, maka ekspektasi partai adalah mendapatkan minimal kursi sebanyak 5 kursi, sedangkan target optimis perolehan kursi dari Partai adalah delapan kursi di parlemen. Target capaian Partai Golkar dalam pemilu legislatif 2014 adalah mempertahankan perolehan lima kursi sedangkan target maksimal adalah delapan kursi. Tidak tercapainya target perolehan kursi tidak terlepas dari faktor perencanaan strategis maupun lingkungan. Dalam bukunya, Peter menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan yang baik adalah perencanaan yang bekerja pada dua tingkat, tingkat yang pertama terletak pada perencanaan strategis dengan arah yang jelas serta yang kedua terletak pada positioning organisasi berdasarkan realitas lingkungan. 12 Perencanaan strategis yang dimaksud peter adalah strategi itu sendiri, artinya perencanaan yang maksimal dalam merumuskan strategi mendorong prosentase keberhasilan dari target pencapaian suatu organisasi. Selain itu faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian terget itu sendiri. Lingkup lingkungan itu sendiri berkaitan dengan dua hal yang pertama adalah lingkungan internal yang terdiri atas sumberdaya, kekuatan, peluang dan tututan dalam organisasi, sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari kekuatan atau faktor lain yang mempengaruhi atau dipengaruhi organisasi tersebut. 4
12
Agus Sudarsono
Schorder, Peter. 2010, Strategi Politik, Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit, Indonesia, hlm. 46.
179
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Didasarkan pada besarnya peran perencanaan strategis serta faktor lingkungan dalam mempengaruhi hasil pemilu, maka untuk mengatahui penyebab penurununan jumlah kursi tersebut harus dibahas dan di analisis menggunakan faktor perencanaan strategis dan faktor pengaruh lingkungan dalam pemilu legislatif partai Golkar. Faktor perencanaan strategis yang dimaksud adalah strategi kampanye Partai Golkar itu sendiri, sedangkan yang dimaksud faktor lingkungan adalah kondisi yang dipengaruhi oleh kekuatan ketika pemilu legislatif 2014 Surabaya dilaksanakan. Berikut ini adalah tabel faktor kegagalan perencanaan strategis perolehan kursi Partai Golkar.
Tabel III.3. Kegagalan Perencanaan Strategis No 1 2
3
1
Fakto r Perencanaan Strategis Penyebab kegagalan Kegagalan Tim Kerja Persaingan Internal Partai Politik. 1. Terjadi persaingan internal pada setiap Caleg yang berkompetisi. (Tim kerja) Ketidaksiapan Partai Dalam 1. Bakal Caleg terpilih mengundurkan Penjaringan Caleg. diri secara tiba -tiba. (Tim kerja) 2. Kurangnya SDM untuk Bacaleg di Dapil 5, serta Caleg pengganti kurang memahami medan. (Tim kerja) Tidak Berjalannya Mesin Dan 1. Pengurus kecamatan relatif baru, Elemen Politik Partai. sehingga mesin politik berjalan kurang massive. (Tim kerja) 2. Berpindahnya mantan ketua pengurus kecamatan ke partai lain. (Tim kerja) 3. Pecah Fokusnya Tim Pemenangan Partai karena ikut menjadi Caleg. (Tim kerja) Kegagalan Perencanaan Jadwal Kampanye Persaingan Internal Partai Politik
4. Terjadinya kampanye Double, yang di sebabkan persaingan tidak sehat dalam internal Caleg partai.
Sumber: Data dari informan dirangkum oleh peneliti Juli 2016
180
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
Selain faktor perencanaan strategis, upaya pemenangan pemilu juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut menjadi salah satu penyebab kegagalan Partai Golkar dalam mencapai terget pemilu yang telah ditetapkan. Lingkungan eksternal yang mempengaruhi berkaitan dengan kondisi masyarakat, Proses penundaan pemilu, serta terjadinya politik uang saat Pileg 2014. Berikut ini adalah tabel faktor lingkungan penyebab penurunan perolehan kursi Partai Golkar. TabelIII.7 III.4.Faktor Faktor Lingkungan Tabel Lingkungan
No Faktor Lingkungan 1 Karakteristik Masyarakat Surabaya (Lingkungan)
Penyebab kegagalan 1. Apatisme masyarakat surabaya dalam pemilu. 2. Kuatnya pengaruh dari Bu Risma serta partai pemenang pemilu. 2 Terjadinya Penundaan Pemilu Di 1. Penundaan pemilu di 23 TPS di Dapil 5 (lingkungan) Dapil 5 2. Surat suara tidak bisa ter Recovery dengan cepat 3 Politik uang (Lingkungan) 1. Praktik politik uang yang terjadi di setiap Dapil 2. Harga politik uang yang tinggi di 23 TPS pada Dapil 5 Sumber: Data dari informan dirangkum oleh peneliti
181
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2, April - Juli 2016, 171 - 182
KESIMPULAN Penurunan jumlah kursi Golkar terjadi karena secara teknis suara partai tidak memenuhi jumlah BPP pada dapil 5. Dalam ketidakmampuan partai untuk mendapatkan perolehan suara seharga 1 kursi, Golkar dipengaruhi oleh faktor perencanaan strategis serta lingkungan.Pada faktor perencanaan strategis kegagalan partai Golkar mencapai target pemilu dikarenakan lima hal, yang pertama adalah persaingan internal antar Caleg partai, yang kedua adalah ketidaksiapan tim 11 dalam melakukan penjaringan Caleg yang memumpuni dalam mencari suara, dan yang ketiga adalah tidak berjalannya mesin politik partai. Pada faktor lingkungan terdapat beberapa penyebab kegagalan dalam memaksimalkan target pemilu, yang pertama adalah apatisme masyarakat dalam berpartisipasi pada pemilu yang kedua terjadinya penundaan pemilu pada 23 TPS di Dapil 5 serta yang terakhir gencarnya praktik politik uang. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Cangara, Hafied. 2010. Komunikasi Politik; Konsep, Teori, dan Strategi, Rajawali Press, Jakarta. Firmanzah. 2012. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realita, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta. Moh, Nazir, phd. 2003, Metode Penelitiam, Ghalia Indonesia, Jakarta. Nursal, Adman. 2004. Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Schorder, Peter. 2010. Strategi Politik, Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit, Indonesia. Sumber Skripsi: Hilda AD, Febriyani. 2010. Strategi Kampanye Partai Keadilan Sejahtera, Skripsi Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya.
182