perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE Dengan Penekanan Arsitektur Metafora TUGAS AKHIR
Dikerjakan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh : JATU PUJOWATI I 0204072
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I PENDAHULUAN I. A. Pengertian Judul I. B. Latar Belakang 1. Umum 2. Khusus I. C. Permasalahan I. D. Persoalan I. E. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan 2. Sasaran I. F. Lingkup dan Batasan Pembahasan 1. Lingkup Pembahasan 2. Batasan Pembahasan I. G. Metode Pembahasan 1. Pengumpulan Data 2. Analisa Data 3. Merumuskan Konsep I. H. Sistematika Pembahasan
1 1 3 7 7 8 8 8 8 8 9 9 9
BAB II TINJAUAN II. A. Tinjauan Teori Tentang Sains dan Teknologi 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan 2. Pengertian Teknologi 3. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4. Pengertian Belajar II. B. Tinjauan Science Centre 1. Pengertian
commit to user vi
11 15 17 19 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Jenis-jenis 20 3. Materi Peragaan 21 4. Metode Penyajian 22 5. Teknik Peragaan 23 6. Ruang Peragaan dan Sirkulasi Pengunjung 25 II. C. Tinjauan Arsitektur Metafora 1. Pengertian Arsitektur Metafora 26 2. Kategori Metafora Dan Penerapannya Dalam Desain Arsitektur 27 II. D. Studi banding · PPIPTEK Jakarta 33 II. E. Tinjauan Kota Surakarta 1. Geografi 38 2. Topografi 39 3. Klimatologi 39 4. Pembagian Sub Wilayah Pembagian (SWP) Kota Surakarta 39 5. Potensi Kota Surakarta terhadap Keberadaan Solo Sci_Tech Exhibition Centre a. Potensi Umum 1) Penduduk 42 2) Geografis 43 3) Pendidikan 43 b. Potensi Khusus 1) Sesuai dengan visi dan misi Kota Surakarta 44 2) Perhatian besar dari Pemkot terhadap kemajuan teknologi 45 3) Antusiasme masyarakat Surakarta terhadap sains dan teknologi 45 4) Potensi Perkembangan IPTEK di Surakarta 46 5) Potensi Arsitektur Kota Surakarta 46 II.F. Kesimpulan 50 BAB III SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE III. A. Pengertian III. B. Visi, Misi, Peran dan Fungsi 1. Visi 2. Misi 3. Peran 4. Fungsi III. C. Status Kelembagaan III. D. Kegiatan 1. Macam Kegiatan 2. Tuntutan Kegiatan 3. Pelaku Kegiatan III. E. Materi Pameran dan Peragaan 1. Outdoor 2. Indoor III. F. Pola Kegiatan
commit to user vii
51 51 51 51 51 52 53 54 55 60 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Kegiatan Pengunjung 2. Kegiatan Pengelola
65 65
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN IV. A. Analisa Makro 1. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Peruangan 2. Pendekatan Hubungan Pelaku dan, Kegiatan, dan Ruang 3. Analisa Pendekatan Besaran Ruang 4. Analisa Perhitungan Besaran Ruang 5. Analisa Pola Hubungan Ruang 6. Analisa Pemilihan Lokasi 7. Analisa Pemilihan Site 8. Analisa Pencapaian Site 9. Analisa View 10. Analisa Penzoningan a) Sirkulasi b) Kebisingan (Noise) c) Klimatologis 11. Tata Lansekap
66 68 70 71 81 83 86 92 95 97 102 103 106
IV. A. Analisa Mikro 1. Analisa Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan berdasar Penekanan Metafora a) Analisa Penampilan Eksterior Bangunan 111 b) Analisa Penampilan Interior Bangunan 114 2. Analisa Sirkulasi 117 3. Analisa Persyaratan Ruang a. Pencahayaan 120 b. Penghawaan 123 4. Analisa Sistem Struktur a) Analisa Struktur Sub-structure 125 b) Analisa Struktur Super-structure 126 c) Analisa Struktur Upper-structure 127 5. Analisa Sistem Utilitas a) Analisa Listrik 128 b) Analisa Air Bersih 129 c) Analisa Drainase 130 d) Analisa Penanggulangan Kebakaran 131 e) Analisa Komunikasi 133 f) Analisa Penangkal Petir 134 g) Analisa Jaringan Pembuangan Sampah 135
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTER V. A. Konsep Makro 1. Konsep Peruangan 2. Konsep Pemilihan Lokasi 3. Konsep Pemilihan Site 4. Konsep Pencapaian Site 5. Konsep View 6. Konsep Penzoningan a. Sirkulasi b. Kebisingan (Noise) c. Klimatologis 7. Tata Lansekap
137 139 139 141 142 144 147 148 150
V. B. Konsep Mikro 1. Konsep Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan a. Konsep Penampilan Eksterior Bangunan b. Konsep Penampilan Interior Bangunan 2. Konsep Sirkulasi 3. Konsep Persyaratan Ruang a. Pencahayaan b. Penghawaan 4. Konsep Sistem Struktur a. Konsep Struktur Sub-structure b. Konsep Struktur Super-structure c. Konsep Struktur Upper-structure 6. Konsep Sistem Utilitas a. Konsep Listrik b. Konsep Air Bersih c. Konsep Drainase d. Konsep Penanggulangan Kebakaran e. Konsep Komunikasi f. Konsep Penangkal Petir g. Analisa Jaringan Pembuangan DAFTAR PUSTAKA
153 156 158 161 163 163 164 164 164 165 165 166 167 167 168 xvi
LAMPIRAN
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN I. A. Pengertian Judul Judul
: Solo Sci_Tech Exhibition Centre Dengan Penekanan Arsitektur Metafora
Sci_Tech : singkatan dari Science dan Technology Exhibition : berarti pameran Centre
: pusat
Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya1. Solo Sci_Tech Exhibition Centre Dengan Penekanan Arsitektur Metafora adalah pusat pameran sains dan teknologi di Solo sebagai sarana memperluas pengetahuan tentang sains dan teknologi di Surakarta dengan menerapkan konsep kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam bangunan. I. B. Latar Belakang 1. Umum Perkembangan IPTEK kian hari kian semakin pesat. Perkembangan IPTEK tersebut sebagai upaya menjadikan segala sesuatunya lebih mudah. Bisa dikatakan perkembangan teknologi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena sebagai dampak dari tuntutan pemenuhan kebutuhan yang semakin banyak dan beraneka ragam. Ada yang mengatakan siapa yang menguasai IPTEK maka akan menguasai dunia. Mungkin pendapat tersebut ada benarnya, kita bisa melihat contohnya yaitu negara Amerika, Jepang dan negara-negara Eropa. Negara-negara tersebut merupakan negara-negara yang maju karena didukung oleh kemajuan IPTEKnya. Bisa dikatakan negaranegara tersebut menguasai kancah percaturan dunia dalam hampir segala bidang. 1
Charles Jenks dalam bukunya “The Language of Post Modern”
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebaliknya, di negara-negara berkembang, tidak terkecuali dengan Indonesia, tidak demikian halnya. Sains dan teknologi hanya dimiliki dan dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat. Apalagi kalau kita spesifikasi lagi masalah sains, keadaannya akan lebih parah. Sains hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi, yang jumlahnya sangat sedikit sekali. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya adalah perbedaan minat dan perhatian masyarakat terhadap IPTEK. Padahal salah satu andil sebuah negara menjadi negara yang besar dan maju adalah karena sumber daya manusianya yang telah menguasai sains dan teknologi dengan baik. Melihat hal tersebut, maka untuk menumbuhkan minat masyarakat akan sains dan teknologi maka pengenalan akan IPTEK kepada seluruh lapisan masyarakat bisa dimulai sejak usia dini, bahkan jika dimungkinkan sejak usia pra sekolah, sehingga diharapkan generasi penerus lokal/regional akan mempunyai semangat untuk ikut serta mengembangkan Iptek sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Dengan kata lain generasi penerus bangsa
Indonesia
telah
sadar
Iptek
dan
menerapkan
Iptek
dalam
kehidupannya sehari-hari (berbudaya iptek). Maka salah satu upaya yang ditempuh untuk memasyarakatkan IPTEK kepada
masyarakat
adalah
dengan
menyediakan
sarana
untuk
menginformasikan tentang perkembangan IPTEK kepada masyarakat luas. Hal tersebut
dilakukan agar masyarakat
dapat berbudaya IPTEK
dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sarana tersebut berupa pusat peragaan IPTEK atau yang biasa dikenal dengan sebutan science center. Memang dijaman kecanggihan dunia teknologi seperti sekarang ini, akses untuk menambah khasanah keilmuan tentang IPTEK bisa melalui akses ke dunia virtual yaitu internet yang lebih mudah dan cepat. Namun, berpijak dari teori Howard L. Kigsley bahwa dalam proses belajar yang paling efektif adalah melalui pengalaman, maka salah satu usaha untuk memahamkan IPTEK kepada masyarakat yaitu dengan menampilkan contoh-contoh nyata IPTEK itu sendiri agar IPTEK mudah dipelajari dan dipahami. Maka dari itu
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga dibutuhkan wadah untuk mewadahi contoh-contoh aplikatif dari IPTEK tersebut. Wadah tersebut yang disebut dengan science centre. Science centre yang dibangun pertama kali di Indonesia adalah PPIPTEK (Pusat Peragaan IPTEK) yang berlokasi di Jakarta tepatnya dikawasan TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Sebagai institusi science centre pertama di Indonesia yang melakukan pengembangan peragaan dan pelayanan iptek berbasis pendidikan kepada masyarakat, keberadaan PPIPTEK-TMII telah dirasakan manfatnya bagi pelajar, masyarakat dan pelaku pendidikan lainnya di berbagai penjuru tanah air. PPIPTEK-TMII sejak tahun 2000 telah merintis pembangunan science centre di beberapa provinsi lain di Indonesia agar masyarakat berbudaya iptek tumbuh dan berkembang merata ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk memeratakan akan informasi tentang IPTEK sehingga dibangun science centre ke daerah-daerah. Sampai saat ini pembangunan berupa fasilitas pusat peragaan IPTEK atau science centre baru dibangun di beberapa wilayah saja, yaitu di Jakarta yang bernama PPIPTEK, di Jogjakarta yang bernama Taman Pintar, di Bandung yang bernama Puspa IPTEK Sundial, di Malang yang bernama Jatim Park Science Centre. 2. Khusus Pada masa pemerintahan bapak Walikota yang baru ini, kota Solo telah banyak mengalami kemajuan terutama dibidang pembangunan kota. Salah satu yang menjadi terobosan adalah dengan dibangunnya sebuah fasilitas yang bernama Solo Tekno Park. Solo Tekno Park ini adalah wujud dari kepedulian pemerintah kota Solo terhadap kemajuan dan perkembangan IPTEK di Surakarta. Dengan bekerjasama dengan salah satu akademi keteknikan kawasan
di Surakarta
yang berfungsi
yaitu ATMI,
Pemerintah membangun
sebagai zona
pelatihan
sebuah
dan inkubasi teknik
khususnya teknik produksi. Dengan adanya Teknopark ini, menggambarkan Solo sebagai kota yang melek teknologi. Namun keberadaan Tekno park yang berfungsi sebagai balai pelatihan dan zone inkubasi bisnis, ini tidak semua kalangan bisa mengakses Teknopark. Padahal di Kota ini belum ada fasilitas
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sejenis yang lebih bersifat umum, sehingga masyarakat dapat mengakses dan sebagai wadah bagi masyarakat untuk lebih kenal akan IPTEK. Meskipun terkenal dengan sebutan kota budaya, namun tidak mesti harus berorientasi dengan masa lalu. Sebut saja Negara Jepang, Negara dengan masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan mereka, namun jika bicara IPTEK mereka tidak kalah dengan kota maju lainnya. IPTEK dan budaya memang sesuatu yang berbeda dimana IPTEK menjunjung tinggi kekinian sedang budaya lebih condong kea rah sejarah masa lampau. Namun jika kedua hal tersebut disinergikan maka akan menciptakan sebuah harmoni yang sempurna, dimana hidup dengan pola pikir maju namun tetap berjiwa santun sesuai dengan tradisi warisan yang adi luhung. Untuk itu, ada sebuah mimpi yaitu kota Solo ini mempunyai sebuah wadah agar masyarakat dapat lebih mengenal tentang IPTEK, sehingga terbentuk pola pikir masyarakat yang maju. Kota Surakarta sendiri terletak di jantung wilayah Jawa Tengah yang mempunyai potensi pembangunan yang besar dan sudah dapat dikatakan mapan dengan banyaknya fungsi dan peranannya yaitu sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga, serta sosial budaya. Juga secara geografis memiliki letak sebagai kota perantara dan dilalui jalur transportasi utama dari kota-kota besar di Pulau Jawa. Sehingga dengan kondisi demikian, kota Surakarta mempunyai potensi untuk dibangunnya science centre. Kebutuhan akan informasi IPTEK merupakan kebutuhan semua orang, sehingga dengan adanya pusat peragaan IPTEK di Surakarta, tidak hanya masyarakat Solo saja yang bisa mengakses, namun juga masyarakat di sekitar Surakarta karena mengingat kota Surakarta sebagai basis dan acuan beberapa jenis kegiatan dalam system perkotaan. Yaitu beberapa macam kegiatan serta wadah kegiatan yang dimiliki lebih lengkap dibanding dengan kota lain berskala kota maupun kabupaten. Science centre yang direncanakan di Surakarta ini diberi nama Solo Sci_Tech Exhibition Centre. Sci_Tech merupakan singkatan dari science and technology. Tujuan adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre di Surakarta ini adalah
untuk
memasyarakatkan
atau
membudayakan
IPTEK
kepada
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat Surakarta dan sekitarnya. IPTEK yang disajikan di Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini tidak secara keseluruhan mengambil jenis-jenis IPTEK yang disajikan di PPIPTEK pusat yaitu di Jakarta. Tidak hanya penyajian konsep IPTEK secara umum, namun juga IPTEK yang sesuai dengan keadaan di Surakarta yaitu IPTEK yang berdasar muatan lokal daerah. Hal-hal yang berkaitan dengan IPTEK, mungkin masih dianggap sebagai sesuatu yang serius dan membosankan. Karena memang IPTEK sendiri merupakan ilmu berdasar logika, sehingga memerlukan konsentrasi ekstra untuk
menelaahnya.
Untuk
mempermudah
pemahaman
IPTEK,
maka
diperlukan visualisasi yaitu berupa peragaan-peragaan IPTEK. Visualisasi tersebut bisa dikemas sedemikian rupa agar menarik. Ø Arsitektur Metafora Tema merupakan hal yang sangat penting dalam merancang sebuah arsitektur. Tema dapat mengarahkan seorang arsitek dalam merancang sekaligus memberi batasan. Arsitektur yang dirancang dengan menggunakan tema akan menghasilkan suatu karya yang memiliki makna tertentu yang membuat orang yang menikmatinya akan merasa mengalami arsitektur. Salah satu tema yang bisa digunakan dalam merancang arsitektur adalah arsitektur metafora yang memasukkan konsep – konsep di luar arsitektur ke dalam suatu rancangan arsitektur. Metafora menjadi suatu konsep rancangan arsitektur yang yang memberikan keleluasaan imajinasi bagi arsitek dalam perancangan arsitektur. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s Dictionary : …………….A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness between them (Sebuah ungkapan yang berupa suatu kata atau frase yang menyatakan suatu objek atau gagasan tentang kesukaan antar objek atau gagasan tersebut).
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
…………….A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies (Sebuah ungkapan suatu istilah yang ditransfer dari objek yang didesain secara umum pada suatu objek yang hanya dapat mendesain secara perbandingan implisit atau analogi). ……………..A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable (Sebuah ungkapan pada suatu nama atau kualitas untuk disampaikan sesuatu tidak dapat digunakan secara literal). ………………The use of words to indicate something different from the literal meaning (Penggunaan kata-kata untuk menunjukkan sesuatu yang berbeda dengan makna literal). Menurut
Anthony
C.
Antoniades,
1990
dalam
”Poethic
of
Architecture” Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain
menerangkan suatu subyek
dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Ada tiga kategori dari metafora ………….intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba) yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah
ide,
kondisi
manusia
atau
kualitas-kualitas
khusus
(individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya) …………..Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba) Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material …………..Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya) Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur
awal
dan
visualisasi
sebagai
pernyataan
unsur-
untuk
mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut
James
digilib.uns.ac.id
C.
Snyder,
dan
Anthony
J.
Cattanese
dalam
“Introduction of Architecture” Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubunganhubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal Menurut
Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern
Architecture” Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. Menurut
Geoffrey
Broadbent,
1995
dalam
buku
“Design
in
Architecture” Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different from. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metod kreatifitas yang ada dalam desain spektrum perancang. I. C. Permasalahan Bagaimana merencana dan merancang sebuah pusat pameran sains dan teknologi di Surakarta sebagai wadah fasilitas yang menghadirkan peragaan sains dan teknologi dengan menerapkan konsep arsitektur metafora. I. D. Persoalan Bagaimana penentuan lokasi yang sesuai untuk Pusat Pameran Sains dan teknologi. Bagaimana perancangan Pusat Pameran Sains dan Teknologi yang dapat dituangkan dalam : -
bentuk bangunan dan tata ruang luar (landscape)
-
suasana ruang dan tata ruang dalam, dengan pengaturan ruang, pengaturan pola gerak, maupun finishing ruang.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I. E. Tujuan Dan Sasaran 1. Tujuan Merencana dan merancang Solo Sci_Tech Exhibition Centre yaitu sebuah pusat pameran sains dan teknologi sebagai wadah fasilitas yang menghadirkan peragaan sains dan teknologi dengan menerapkan konsep arsitektur metafora. 2. Sasaran Menghasilkan konsep site, tata massa, penampilan bangunan dan lansekap yang mencerminkan fasilitas berupa Pusat Pameran Sains dan Teknologi dengan menggunakan pendekatan metafora arsitektur. Menghasilkan konsep dan rancangan desain program ruang dari kegiatan Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang direncanakan. I. F. Lingkup dan Batasan Pembahasan 1. Lingkup Pembahasan (makro): a. Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin ilmu lainnya dibahas selama mendukung pembahasan. b. Pembahasan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia khususnya di Surakarta. c. Proyek yang direncanakan diproyeksikan untuk jangka panjang dan diharapkan menjadi salah satu aset daerah. d. Tidak
menyangkut
tentang
pendanaan
dan
perhitungan
ekonomi
bangunan. 2. Batasan Pembahasan (mikro): Sebagai batasan dalam pembahasan untuk Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini adalah dengan penekanan arsitektur metafora. I. G. Metode Pembahasan Untuk
lebih
memudahkan, metode
pembahasan
dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu: 1. Pengumpulan Data
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Studi observasi Mengadakan survey langsung ke lapangan yaitu ke pameran-pameran teknologi, ke lembaga penelitian UNS yaitu LPPM UNS. Survey tersebut dilakukan untuk mendapatkan data primer dan mengetahui informasi tentang IPTEK yang ada di kota Surakarta. Selain
itu
perkembangan
juga minat
dengan
mengadakan
masyarakat
kota
pengamatan
Surakarta
mengenai
terhadap
ilmu
pengetahuan dan teknologi. b. Studi literatur Merupakan data sekunder mengenai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Data-data ini diperoleh melalui buku dan website-website di internet yang memuat artikel-artikel tentang IPTEK. c. Wawancara Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelengkapan data yang ada. d. Dokumentasi 2. Analisa Data a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada. b. Menganalisa data-data dan permasalahan yang telah diidentifikasi untuk diperoleh penyelesaiannya. 3. Merumuskan Konsep Merumuskan sintesa dari hasil korelasi antar komponen pembahasan dan outputnya, digunakan sebagai pedoman penentuan desain. I. H. Sistematika Garis besar sistematika pembahasan dapat dikemukakan sebagai berikut: Tahap I
Pendahuluan Berisi tentang pengertian judul, latar belakang masalah, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, permasalahan dan persoalan yang ada
untuk
mewujudkan
Solo
Sci_Tech
Exhibition
Centre
di
Surakarta.
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
Tahap II
digilib.uns.ac.id
Tinjauan umum Berisi tentang pengertian dari ilmu pengetahuan dan teknologi, science center, arsitektur metafora dan juga berisi tentang tinjauan terhadap kota Surakarta.
Tahap IV
Identifikasi terhadap adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre di Surakarta Berisi penjabaran mengenai Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang direncanakan, dan analisa-analisa data yang mengungkapkan masalah yang ada dan solusinya
Tahap V
Analisa Perencanaan dan Perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre Berisi tentang alternatif-alternatif perencanaan dan perancangan
Tahap VI
Konsep Perencanaan Dan Perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre Berisi tentang alternatif terpilih yang akan digunakan untuk perencanaan dan perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN II.A. Tinjauan Teori tentang Sains dan Teknologi 1. Pengertian Ilm u Pengetahuan ‘Science’ merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari sistem-sistem serta penjelasan tentan g pola-laku sistem-sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami, maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang diinstitusionalisasikan. Bila sistem yang menjadi perhatiannya merupakan sistem alami, maka disebut ilmu pengetahuan alam atau ‘natural sciences’, dan bila yang menjadi perhatian adalah sistem-sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia
mengenai
pola
laku
hubungan
dalam
tatan an
kehidupan
masyarakat, maka disebut ilmu pengetahuan sosial atau ‘social- sciences’. Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sain s.1 Ilmu dapat digolongkan menurut cara berikut ini, ·
Humaniora
·
Ilmu sosial
·
Ilmu pasti (ilmu dalam arti yang lebih ketat)
· 1
o
Ilmu alam
o
Matematika
o
Ilmu terapan (rekayasa)
Ilmu kedokteran dan farmasi
www.wikipedia.com
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yang merupakan basic atau dasar dari kompon en tekn ologi adalah ilmu pasti. a. Bagian-bagian ilmu pasti 1) Ilmu alam Istilah ilmu alam (natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu mengenai aspek-aspek fisik & n onmanu sia tentang Bumi dan alam sekitarn ya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan. Ilmu-ilmu alam · Astronomi Adalah Ilmu yang mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yan g bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka. · Biologi Adalah ilmu men genai kehidupan, obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidu p. · Kimia Adalah ilmu yang mempelajari men genai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta peru bahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan seharihari. Kimia ju ga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untu k menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. · Ilmu Bumi · Ekologi Adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkun gannya dan yang lainnya. · Geologi Adalah ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifatsifat fisik, sejarah, dah proses yang membentuknya.
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Fisika Adalah sains atau ilmu tentan g alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. · Geografi fisik berbasis ilmu Adalah ilmu tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian, penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahu an baru mendorong teknologi baru. 2) Matematika Matematika (dari bahasa Yunani:
-
á) adalah
studi besaran, struktur, ru ang, relasi, perubahan, dan beraneka topik pola, bentuk, dan entitas. Para matematikawan mencari pola dan dimensidimensi kuantitatif lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam, komputer, abstraksi imajiner, atau entitas-entitas lainnya. Dalam pandan gan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan stru ktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi
matematika,
pandan gan
lain
tergambar
dalam
filsafat
matematika2 . Para matematikawan merumuskan konjektur dan kebenaran baru melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang dipilih dan saling bersesuaian. Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika hadir secara objektif di alam menurut kemurnian logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan manu sia dan terpisah dari kenyataan .
Seoran g
matematikawan
Benjamin
Peirce
menyebut
matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Albert Einstein, di pihak lain, menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan , mereka tidaklah pasti;
dan
kenyataan ." 2
sejauh Melalui
mereka
pasti,
penggunaan
mereka abstraksi
tidak dan
merujuk
kepada
penalaran
logika,
www.wikipedia.com
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
matematika dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran , dan pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika. Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok. Pemurnian gagasan-gagasan dasar dapat diketahui di dalam naskah naskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno, Mesopotamia, India, Cina, Yunani, dan Islam. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam buku Euclid, Unsur-Unsur. Pengembangan
berlanjut
di
dalam
ledakan
yang
tidak
menenteramkan hingga periode Renaisans pada abad ke-16, ketika pembaharuan matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, mengarah pada percepatan penelitian yang menerus hingga Kini. Kini, matematika digun akan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu pengetahuan sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan , cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidan g lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuantemuan
matematika
baru,
dan
pengembangan
disiplin-disiplin
ilmu
matematikawan
ju ga
di
bergulat
kadang-kadang yang dalam
mengarah
sepenuh nya matematika
pada
baru.
Para
murni,
atau
matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar
munculnya
matematika
murni
ternyata
seringkali
ditemukan
terkemudian. Secara umum, semakin kompleks suatu gejala, semakin kompleks pula alat (dalam hal ini jenis matematika) yang melalui berbagai perumusan
(model
matematikanya)
diharapkan
mampu
untuk
mendapatkan atau sekadar men dekati penyelesaian eksak seakuratakuratnya. Jadi, tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang matematika bukan disebabkan oleh jenis atau cabang melainkan
disebabkan
oleh
sulit
dan
matematika itu sendiri,
kompleksnya
gejala
yang
penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan (model
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika tersebut. Sebaliknya berbagai gejala fisika yang mudah diamati, misalnya jumlah penduduk di seluruh Indonesia, tidak memerlukan jenis atau cabang matematika yan g canggih. Kemampuan aritmetika su dah cukup untuk mencari penyelesaian (jumlah penduduk) dengan keakuratan yang cukup tinggi. 3) Ilmu Terapan Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih bidang-bidang: matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu biologi untuk penyelesaian masalah praktis yang lan gsung mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari3. Cabang-cabangnya adalah : · Arsitektur · Bisnis dan Industri · Hukum · Informatika · Komunikasi · Otomotif · Pendidikan · Pertanian · Teknik · Teknologi · Transportasi · Sosio-teknologi 2. Pengertian Teknologi Teknologi berarti ilmu pen getahuan terutama bidang eksakta yan g su dah teraplikasi oleh ilmu pengetahuan praktis. 4 Teknologi merupakan bagian dari himpun an informasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan 3 4
sistem-sistem
dan
pengoperasian
sistem-sistem
ciptaan
www.wikipedia.com Sumantri, 1978
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut. Pengertian yang dirumuskan ini tidak membatasi bahwa sistem yang dimaksud hanyalah sistem-sistem fisik (physical systems). Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terkait dengan penciptaan sistem-sistem,
sedangkan
‘scien ce’
merupakan
bagian
dari
ilmu
pengetahuan yang terkait dengan penggambaran dan penjelasan mengenai sistem-sistem yang telah ada. 5 a. Ruang lingkup teknolo gi Teknologi akan mencakup semua bidang utama dalam keinsinyuran ditambah dengan unsur lainnya seperti misalnya organisasi perindustrian. Di dalam The New Encyclopedia Britanica membagi teknologi ke dalam unsur-unsur dan bidang-bidan g seperti di bawah ini
6
Unsur-unsur teknologi mencakup lima kelompok teknis sebagai berikut : 1. Teknologi konversi dan pemanfaatan tenaga 2. Teknologi alat-alat dan mesin 3. Teknologi pengukuran, observasi dan kontrol 4. Teknologi yang terlibat dalam pengambilan dan konversi bahan mentah industri 5. Teknologi proses-proses produksi industri. Sedangkan bidan g-bidan g teknologi yang pokok dibedakan ke dalam delapan perincian sebagai beriku t : 1. Teknologi pertanian dan produksi pan gan 2. Teknologi industri-industri penting 3. Teknologi pemrosesan keterangan dan sistem-sisem komunikasi 4. Teknologi masyarakat perkotaan 5. Teknologi penyelidikan bumu dan angkasa 6. Teknologi konstruksi 7. Teknologi militer 8. Teknologi transportasi
Saswinadi SASMOJO, ‘Science, Teknologi, Masyarakat dan Pembangunan’ The New Encyclopedia Britannica : Outline of Knowledge and Guide to The Britannica, 1982, pp. 721-725 5 6
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Unsur-unsur teknologi mencakup proses-proses teknis yang tidak dapat secara khusus pada suatu bidang sedang bidang-bidan g teknologi menyangkut berbagai kebutuhan manusia, tujuan, barang dan jasa yang mendatangkan kemajuan teknologi. Antara unsur-unsur dengan bidangbidan g teknologi terdapat pertalian erat. 3. Hubungan Ilmu dan Teknologi Perkataan teknologi dewasa ini telah terbiasa dihubungkan di belakang kata ilmu sehingga membentuk frasa ilmu dan teknologi (science and techology). Namun sebenarnya terdapat pokok-pokok perbedaan penting padanya. a. Perbedaan ilmu dan teknologi Mengenai perbedaan ini banyak yang mengemukakannya antara lain oleh : -
Charles
Kidd,
meningkatkan
menyatakan
bahwa
pengembangan
ilmu
pengetahuan
pen getahuan
bertujuan
sedang
teknologi
meningkatkan kapasitas teknik untu kmenghasilkan barang dan jas. -
Derek De Solla Price, berpendapat bahwa hasil akhir ilmu adalah pengetahuan tentang dunia kealaman sedang hasil akhir teknologi adalah suatu produk tiga dimensi, suatu alat berdasr akal. Den gan demikian ilmu dan teknologi memiliki perbedaan-perbedaan
pokok dan penting sehingga tidak tepatlah pendapat yang menggolongkan teknologi sebagai ilmu. Perbedaan ilmu dan teknologi dapat dirangkum sebagai berikut : Segi
Ilmu
Teknologi
Tujuan
Mencari pengetahuan dan
Menciptakan benda dan
memperoleh
mengusahakan
pengetahuan
perubahan
Karya tulis ilmiah
Ben da
Output
atau
jasa
teknologis Lingkungan
Kebudayaan umumnya
Kebudayaan
Khu susnya teknologi
khususnya ilmu
commit to user
umumnya,
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Input
Pengetahuan yang ada
Brbagai
sumber
alam,
manusia
dan
pengetahuan Aktivitas
Penelitian
Berbagai komponen dari keinsinyuran
sampai
pelayanan Kontrol
Berdasarkan umpan balik
Berdasarkan umpan balik
peralatan keilmuan
pengetahuan ilmiah
Tabel 2.1 Perbedaan Ilmu dan Teknologi Sumber: TGA Minarni, Pusat Peragaan IPTEK Di Jakarta b. Pola hubungan Ilmu dan Teknologi Ilmu dan teknologi memang mempunyai kaitan yang erat. Ilmu dan teknologi masing-masing terus berkembang dan mengalami kemajuan.
TEKNOLOGI b
c
d
a ILMU
Gambar 2.1 Diagram Pola Hubun gan Ilmu dan Teknologi Sumber: TGA Minarni, Pusat Peragaan IPTEK Di Jakarta Terdapat empat pola hubungan antara teknologi den gan ilmu yang dapat
diikhtisarkan. Menurut
diagram di atas, hubungan ilmu dan
teknologi menunjukkan pola-pola sebagai berikut : a. Teknologi dan ilmu masin g-masing berkemban g dan mencapai keajuan sendiri-sendiri tanpa pengaruh penting atau dorongan utama dari pihak lainnya.
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Teknologi
merupakan
pihak
utama
yang
mendorong
perkembangan ilmu atau membantu kemajuan ilmu c. Ilmu merupakan pihak utama yang mendorong perkembangan teknologi atau membantu kemajuan ilmu. d. Teknologi dan ilmu saling berkaitan dan mempunyai pengaruh timbal balik yang saling memacu perkembangan dan kejauan masing-masing. 4. Pengertian Belajar Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi den gan lingkun gan.7 Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.8 Oleh karena itu sebuah bentuk penanaman nilai pendidikan dalam diri seorang anak
bsa
dilakukan
dalam
bentuk
dan
suasan a yang lebih
menyenangkan seperti wisata dengan pengalaman di dalamnya. Secara
psikologis
proses
pen getahuan
akan
maksimal
apabila
pengalaman yang ia miliki menjadi pengetahuan bagi mereka sendiri. Mendengar guru di kelas, menonton video/TV atau membaca buku adalah faktor eksternal dari proses pembelajaran modern. Hanya orang-orang yan g beruntung mampu 20 % mengingat dari apa yang ia dengar, h anya 50 % maksimal untuk memahami dari apa yang kita lihat namun manusia dapat memahaminya sebesar 85 % apabila dilibatkan dalam proses pendidikan. Kon sep pendidikan “I hear and I forget, I see and I remember, I do and I understand” yang lebih mengutamakan manusia sebagai subjek dari pendidikan itu sendiri betul-betul mampu diterapkan, bukan hanya sebatas slogan kosong belaka.9
7
8 9
Drs. H Abu Ahmadi, Drs Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka cipta, Solo, 1990 ibid Fince Herry M.Si., Membangun Pendidikan Alam, PIODA (Pionir Outdoor Activity), 2006
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II. B. Tinjauan Science Centre 1. Pengertian Science Centre Science center adalah suatu bangun an atau wadah kegiatan baik di dalam maupun di luar bangunan untuk meningkatkan minat masyarakat terutama generasi muda akan IPTEK. Kegiatan yang ada di Science center ini adalah berupa pameran, peragaan, diskusi ilmiah. Materi yang disajikan meliputi perkembangan ilmu sains yang mendasari kemajuan teknologi, peragaan
mekanisme-mekanisme
dasar
dari
produk-produk
hasil
pengembangan teknologi dan dampak perkembangan IPTEK terhadap kehidupan manu sia dan lingkungannya. Disebutkan bahwa science centre merupakan salah satu perangkat untuk
mentran sformasikan
masyarakat
melalui
cara
kemajuan peragaan,
sains
dan
demanstrasi,
masyarakat dan menimbulkan motivasi masyarakat.
teknologi latihan,
kepada
mengajak
10
Ben da koleksi atau alat peraga tidak harus merupakan benda asli pembuktian dari para ilmuan, tetapi benda tersebut dapat menerangkan konsep, proses dan prinsip-prinsip dari sains dan teknologi. Maka pameran dapat disajikan dengan media tiga dimensi ataupun dua dimensi yang dapat digerakkan atau menimbulkan efek visual. 2. Jenis-jenis Science Centre a. Comprehensive Centre Yaitu yang menyajikan objek peraga secara lengkap, hampir semua bidang dari sain s diperagaakan, dengan menggunakan teknik peragaan moder. Berdasarkan latar belakang pembangunan dan pengadaan benda peraga comprehensive centre diklasifikasikan sebagai berikut: 1). indu strially oriented centres Yaitu lebih mengutamakan pergaan hasil dari pengembangan tekn ologi dan industri mutakhir. Pembangu nan dan pen gelolaannya biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terkait langsung dengan
Saroj Ghose dalam tulisannya “Science Centre for 2000 AD in Newly Emerging Countries” yang disampaikan dalam “General Conference of The Icon” 10
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
benda
digilib.uns.ac.id
yang
diperagakan,
contohnya
Evolution
diban gun
oleh
perusahaan elektronik Philips. 2). educationally oriented centres Yaitu
lebih
berorientasi
pada
pendidikan,
biasanya
dikelola
oleh
universitas atau lembaga pemerintah, contohnya Singapore Science Centre. 3). scientifically oriented centres Lebih beroriantasi pada fenomen a-fenomena alam, contohny Museum of Science di Boston. b. Specialized Centres Yaitu memperagakan salah satu bidang dari sains, pembahasannya biasanya
lebih
khusus
dan
mendalam,
misalnya
Energy
Centre,
Transportation Centre. c.
Limited Centres Hampir sama den gan compreh ensive centres hanya lebih kecil dan cara peragaannya lebih sederhana. Biasanya sasaran pengunjungnya lebih terbatas. Misalnya Museum Ilmu Pengetahuan Anak untuk Anak di Brooklyn.
Sedangkan dari segi pelayanannya, science center dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. publik science centre, yaitu terbuka untuk umum dan biasanya materi disajikan lebih mendasar. 2. university science centre, yaitu terbatas pada lingkungan tertentu dan biasanya materi yang diperagakan merupakan hasil penelitian yan g dilakukan oleh universitas tersebut. 3. Materi Peragaan Kegiatan peragaan pada science centre merupakan bagian yan g terpenting, karena dengan cara peragaan ini dapat lebih memudahkan pengunjung un tuk mengerti dan memahami mengenai konsep, proses dan prin sip dari sains. Dengan peragaan ini, diharapkan konsep-konsep ilmu sain s yang abstrak dapat diterangkan secara lebih mudah, nyata dan
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyenangkan dengan menggunakan alat peraga. Benda-benda yang diperagakan harus mempunyai nilai ilmiah yang tinggi, bendanya bisa memiliki nilai historis, bisa juga objek yang hanya menerangkan suatu kawasan dasar dari evolusi sains dan teknologi. Benda yang ditampilkan terdiri dari: · benda asli · benda replika · model peragaan untuk memperjelas informasi yang hendak disampaikan Masalah yang dihadapi adalah menentukan dan menyusun materi yang akan diperagakan, mengin gat objek yan g disajikan dan diperagakan dari sain s dan teknologi banyak ragamnya. Oleh karena itu pada umumnya science
centre
berusaha
mengklasifikasikan
materi
pameran
dalam
beberapa tema. Tujuan dari pengklasifikasian tersebut adalah: · mempermudah pengunjung dalam mencari dan menguasai materi yang diperagakan · memperjelas wawasan materi peragaan sains dan teknologi sebagai h asil karya yang indah · mempermudah persiapan perencanaan peragaan · mempermudah pelaksanaan peragaan untuk jangka panjang dan jangka jangka pendek Selanjutnya tema tersebut dikembangkan dalam beberapa sub tema. Pengklsifikasian tema yang berdasarkan pada ilmu sain s umumnya sulit karena sains terutama ilmu eksak memiliki banyak cabang ilmu, sehingga akan menimbulkan pembagian yang cukup banyak, tema peragaan pada umumnya h anya meliputi sains dasar saja. Demikian pula pengklasifikasian tema berdasar teknologi yang berhubu ngan langsung dengan kehidupan manusia dan lingkungannya. 4. Metode Penyajian Setiap benda yang diperagakan
disusun sedemikian rupa agar
pengunjung dapat mengerti maksud benda yang akan diperagakan, dan kaitannya dengan fungsi sain s dalam kehidupan manu sia. Sukses tidaknya
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
su atu
digilib.uns.ac.id
peragaan
banyak tergantung
pada
metode
dan teknik
yang
digun akan.11 Peragaan merangsang
harus
dapat
kreativitas
membangkitkan
pengunjung.
Beberapa
rasa
ingin
metode
yahu yang
dan dapat
digun akan adalah: a. Metode pendekatan estetik Cara penyajian ben da koleksi dengan mengutamakan segi keindahan dari benda yang diperagakan b. Metode pendekatan romantik Cara
penyajian
ben da
koleksi
tersebut
disusun
sehingga
dapat
mengungkapkan su asana tertentu yan g berhubungan dengan benda yang diperagakan c.
Metode pendekatan intelektual atau metode tematik Cara penyajian benda koleksi disusun sehingga dapat mengungkapkan dan memberi
informasi
ilmu
yang
bersangkutan
dengan
benda
yang
diperagakan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam tata peragaan agar tujuan dari science centre dapat tercapai adalah: a. Faktor pengunjung Pengunjung harus dapat bergerak dan mengamati objek yang disajikan sacara khusus dan nyaman. Oleh karena itu, gangguan-gangguan seperti kebisingan suara, kesilauan cahaya agar dapat dihindarkan. b. Faktor ben da koleksi Koleksi benda yang diperagakan haru s memiliki nilai ilmiah dan nilai historis agar tidak membosan kan 5. Teknik peragaan Teknik peragaan yang digunakan adalah: a. Penggunaan vitrine Untuk
memamerkan
benda-benda yang membutuhkan
perlindungan
khusus, seperti perlindungan terhadap debu dan sentuhan. 11
Udansyah, 1979
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.2 Komponen Mesin yang dipamerkan dalam vitrine Sumber:Dok.pribadi
b. Penggunaan panel
Gambar 2.3 Penggunaan Teknik Panel Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me
c.
Penggunaan audio visual Seperti film, slide, video, dan tape dengan menggunakan sistem push button.
Gambar 2.4 Penggunaan Sistem Push Button Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me
d. Perletakan benda diatur berdasarkan dimensi berat Untuk benda peraga dengan dimensi yang besar dan berat cenderung diletakkan di atas lantai sedangkan benda yang ringan peletakannya bisa mengenakan meja atau digantungkan di langit-langit.
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.5 Jenis-jenis benda peraga Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me
6. Ruang peragaan dan sirkulasi pengunjung Pada umumnya desain ruang peragaan di museum ilmu pengetahuan dan teknologi dilandasi oleh kebebasan aru s pengunjung. Kebanyakan merupakan susunan ru ang yang besar dan menerus. Ruang peragaan yang besar lebih banyak memberikan kebebasan dalam penyusunan tata letak benda peraga, sehingga pengunjung dapat elihat dengan bebas dan nyaman. Jalur
sirkulasi
harus
dapat
memberikan
keleluasaan
kepada
pengunjung terutama yang datang secara berkelompok, untuk berkumpul dan men dengarkan penjelasan oral atau melihat demonstrasi alat peraga. Penataan
pola
sirkulasi
harus
memperhatikan
pola
perilaku
pengunjung (visitor behavior ). Dari telaah keputusan mengenai peragaan di museum didapatkan bahwa: § Manusia menyukai kompleksitas visual § Manusia cenderung menyukai keragaman § Manusia memiliki suatu pola untuk melakukan suatu lompatan dari urutan yang sudah ada, tergantung minat dan ketertarikannya § Manusia tidak begitu suka tata ruan g yang berturutan dan membosankan, tetapi lebih menyukai kebebasan memilih objek yang disukainya § Dalam memasuki suatu ruangan manusia cenderung untuk melakukan liputan searah jarum jam § Bila dihadapkan pada suatu pen ghalang ketika memasuki ruangan, manusia cenderung untuk membelok ke kanan dan kemudian melakukan liputan searah jarum jam
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Manusia cenderung membaca display dari kiri ke kanan II. C. Tinjauan Arsitektur Metafora 1. Pengertian Arsitektur Metafora Menurut Arsitotle, Metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies, atau dari spesies menjadi genu s, atau dari spesies menjadi spesies atau pada dasar analogi... bah wa dari analogi terdapat empat istilah yang sangat berhubungan, yaitu yang kedua (B) menuju yang pertama (A) sebagaimana yang keempat (D) menuju yang ketiga (C), untuk itu kemudian secara metafora meletakkan D sebagai pengganti B dan B sebagai pengganti D. Aristotle juga mengatakan, ”Metafora memberi gaya, kejernihan, daya tarik dan berbeda dari yang lain: dan in i bukanlah h al yang penggunaannya bisa diajarkan
oleh
satu
orang
ke
orang
yang
lain”.
Dimana
Aristoteles
memberikan dua pengertian terhadap metafora: 1. Benda à contoh : Toko makanan yan g sekilas mirip donut, merupakan aplikasi dari metafora sebagai benda. Dengan adanya toko makanan, orang ingat donut. 2. Kegiatan à metafora sebagai kegiatan, inilah oleh Abel dijabarkan lebih jauh ke dalam arsitektur.12 Dari definisi yang telah dipaparkan oleh Aristotle tersebut, bisa disimpulkan bahwa metafora adalah pendefinisian sesuatu dengan sesuatu yang lain atau bisa juga dikatakan sebagai bentuk perumpamaan. Arsitektur Metafora adalah mengidentifikasi suatu bangun an arsitektural dengan pengandaian
sesuatu yang
abstrak
sehingga
setiap
pengamat
akan
mempun yai persepsi masing–masing sesuai dengan persepsi yang timbul pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut. Melalui metafora, imajinasi perancang bisa diuji dan dikembangkan. Mereka yang memiliki daya
12
imajiasi
yang
tinggi
tidak
akan
mengalami
kesulitan
dalam
Abel,1997
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan metafora, bahkan metafora akan semakin memperluas dan memperdalam daya imajinasi mereka.13 2. Kategori Metafora Dan Penerapannya Dalam Desain Arsitektur a. Kategori arsitektur metafora Ada tiga kategori metáfora, yaitu14 : • Intangible metaphor (metafora abstrak), kreasi metafora berangkat dari konsep, ide, kondisi manusia, atau kualitas tertentu (individualitas, kealamiahan, komunitas, tradisi, budaya) • Tangible metaphor (metafora konkrit), metafora berangkat dari visual atau karakter material (rumah sebagai istana, atap kuil sebagai langit) • Combine metaphor (metafora kombinasi), di mana konseptual dan visual saling menindih sebagai titik keberangkatan desain. Kebanyakan
arsitek
memiliki
kecenderungan
untuk
menghindari
intangible metaphor sebagai titik awal, dan banyak yang bisa lebih mudah terinspirasi oleh tangible metaphor, dengan kesuksesan yang berbedabeda 15.
Hal itu
disebabkan
karena tangible metaphor
lebih mudah
diaplikasikan daripada intangible metaphor. Begitu juga dengan combin e metaphor. Kategori metafora ini juga tergolong sulit untuk dilakukan. Intangible metaphor, dalam penerapannya pada desain arsitektur, adalah lebih menggunakan sifat-sifat non fisik daripada sifat fisik yang tampak pada suatu hal untuk diterapkan pada bangunan. Sebagai contoh, yaitu apabila seorang perancang ingin merancan g bangunan
Music
Center
dengan
menggunakan
kategori
intangible
metaphor, maka dia bisa menampilkan konsep dari unsur-unsur musik yan g non fisik ke dalam bangunannya, seperti nada, tempo, ketukan, dan konsep-konsep musik lainnya. Hal ini tentulah tidak mudah karena musik dan arsitektur merupakan dua jenis seni yang sangat berbeda, di mana musik merupakan unsur bunyi atau suara, sedangkan arsitektur lebih kepada visu al. 13 14 15
(Antoniades, 1990) Ibid Ibid
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal inilah yang menyebabkan intangible metaphor sulit untuk diraba, terlebih lagi untuk diterapkan. Sedangkan tangible metaphor lebih mudah untuk
diraba,
karena
lebih
bersifat
fisik,
yaitu
sebuah
arsitektur
menampilkan sifat fisik dari sesuatu yang lain. Sebagai contoh, yaitu bila seorang arsitek ingin meran cang sebuah Music Center seperti contoh di atas, tetapi ingin menggunakan tema tangible metaphor. Yang bisa dilakukan dalam menerapkan tema tersebut adalah dengan cara merancang bentuk bangunan menyerupai bentuk kunci G, atau menyerupai bentuk alat musik. Hal ini lebih mudah untuk dilakukan, tapi arsitek harus berhati-hati karena dalam menggunakan tema ini bisa dengan mudah terjadi kerancuan dengan analogi dan mimesis. Sementara combine metaphor merupakan gabungan antara kedua hal di atas. Jadi dalam merancang bukan hanya menampilkan sifat-sifat fisik dari subyek yan g lain, tapi juga sifat non fisiknya.
Kategori
ini
merupakan
kategori
yang
palin g
sulit
untuk
diterapkan. b. Penerapan Dalam Desain Arsitektur 1). Metafora abstrak (intangible metaphor) Ran cangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah sebagai berikut: a). Nagoya City Art Museum Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya di dalamnya. Kisho Kurokawa men gangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Gambar 2.6 Nagoya City Art Museum Sumber: www.city.nagoya.jp
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya Kish o Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak. b). New Louvre Museum
Gambar 2.7 New Louvre Museum Sumber: arkhitekton.files.wordpress.com
New Louvre Museum di Abu Dabhi yang dirancang oleh Jean Nou vel. Ia melakukan pendekatan metafora yang mengibaratkan museum seperti ruang di dalam hutan. Secara eksterior museum ini tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruan g yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancan g memasukkan
sinar
matahari
alami
menembus
ruangan
dan
memberikan kesan seperti di dalam hutan. Ini memberikan terobosan baru
dalam
perancangan
museum.
Diman a
bila
sebelumnya,
penekanan museum lebih ditekankan pada aspek sirkulasi ataupun penataan barang yan g akan di-display, Jean Nouvel membuat sebuah terobosan baru den gan menciptakan ruang yang metaforis dan puitis agar tercipta suasana yang “khusyuk” dalam menikmati kunjungan di dalam museum. 2). Metafora kon krit (tangible metaphor) Rancangan arsitektur yan g menggunakan metafora ini adalah sebagai berikut:
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a). Stasiun TGV Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya
pun
dirancang menyerupai
bentuk sayap burun g.
Gambar 2.8 Stasiun TGV Sumber: www.girinarasoma.com
b). Sydney Opera House
Gambar 2.9 Sydney Opera House Sumber: www.girinarasoma.com
Selain sebuah
dapat
karya
dikategorikan
arsitektur
berdasarkan
kiasan
obyeknya,
bisa memiliki multi-interpretasi
bahasa
metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yan g berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bun ga yang sedang mekar. Itulah keunikan metafora dalam arsitektur.
Setiap
orang
‘bebas’
mengapresiasi
dan
menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa dikatakan ‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana
masyarakat
‘membaca’
karyanya.
Metafora
dalam
arsitektur memberikan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan orang awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan kualitas visu al, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur. 3). Metafora kombinasi (combine metaphor), Rancangan arsitektur yan g menggunakan metafora ini adalah sebagai berikut: a). Museum Tsunami
Gambar 2.10 Museum Tsunami Sumber: www.thejakartapost.com
Museum
Tsun ami
di
Nanggroe
Aceh
Darussalam.
Konsep
besarnya adalah “Rumoh Aceh as a ascape hill”. Ia men gibaratkan museum sebagai rumah panggung yang dapat menyelamatkan diri para penduduk Aceh bila sewaktu-waktu terjadi Tsunami. Di dalamnya juga menceritakan dan mengajak kita untuk merasakan su asana saat Tsunami terjadi. Di awali dengan pintu masuk yang “menekan” perasaan pengunjung dengan luasan yan g sempit dan di dindingnya
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat air yang mengalir (water wall) seolah-olah pengunjung dibawa masuk ke dalam dasar laut yang amat dalam. Lalu masu k ke dalam galeri pertama yang memuat data-data tentang Tsun ami. Ruangan ini terletak di bawah reflecting pool dari public park yan g dimiliki oleh museum Tsunami ini. Ruangan ini memberikan kesan suram dimana pengunjung seakan-akan berada benar-benar di dasar laut.
Dengan
penggunaan
langit-langit
kaca
membuat
cahaya
temaram dari atas yaitu reflecting tadi menambah kesan dramatis pada ruang ini. Pada perjalanan terakhir dihadapkan pada ruan gan yang menampilkan nama-nama korban Tsunami yang ditulis pada dinding yang berebntuk silinder yang menjulang ke atas. Pada puncaknya terdapat kaligrafi Allah yang berpendar dan ini ditujukan untuk menambah kesan sakral. Ini bermakna bahwa akhir perjalanan manusia berada pada tangan Tuhan dan tidak ada yang dapat menghindar dari kematian. b). Museum of Fruit, Yamanasi, Jepang
Gambar 2.11 Museum of Fruit Sumber: www.greatbuildings.com
Pada Museum of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh -tumbuhan yang lain. Itsuko Hazegawa berusaha menampilkan metafora dari kekuatan serta perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yang tersembunyi dalam jiwa manusia.
Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbeda yan g disebar ke tanah dalam penampilan keseluru han kompleks bangunann ya, termasuk dalam menemukan bentuk denah dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor. Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada gambaran sebuah bibit yang kemu dian tumbuh menjadi pohon yan g besar yan g ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaz a. Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada green house. Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancan gan exhibition hall. Kekuatan bibit digambarkan dalam workshop, cerita buah-buahan tampak pada museum, sementara kekayaan hubungan bu daya dan sejarah antara manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit
dan
menjadi
makmur
dalam
lingkungan
tertentu
serta
pencampurannya bisa dilihat sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang bermacam2 di dunia, simbiosis manusia dan bin atang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan bangunan merupakan “n ew age village”. II. D. Studi Banding ·
Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan Dan T eknologi (PPIPTEK) Jakarta PPIPTEK
adalah
suatu
sarana
pendidikan
luar
sekolah
yan g
memadukannya dengan unsur hiburan untuk memperkenalkan iptek kepada masyarakat segala usia secara mudah, menarik dan berkesan melalui berbagai kegiatan peragaan interaktif yang dapat disentuh dan mainkan. Diharapkan melalui interaksi pengunjung dengan alat peraga akan
dapat
pemikiran pada
mendorong
tumbuhn ya
diri pengunjung tentang
APA , MENGAPA, BAGAIMANA IPTEK digali dan
dimanfaatkan
untuk
kesejahteraan
kehidupan manusia.
Gambar 2.12 Tampak bangunan PPIPTEK Sumber : www.tamanmini.com
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Konsep Materi di PPIPTEK a) Lantai 1 (dasar) Kegiatan menyajikan
utama
berbagai
PPIPTEK
peragaan
adalah
iptek
yang
dapat diindera oleh pengunjung, interaktif dan dapat disentuh mainkan. Alat peraga PPIPTEK dibagi menjadi 2 yaitu alat peraga interaktif dan artefak. Terdapat lebih dari 250 alat peraga
interaktif
yang
dapat
disentuh-
mainkan oleh pengunjung.
Gambar 2.13 Salah satu jenis peragaan yang dimainkan pengunjung Sumber: www.tamanmini.com
b) Lantai 2 · Wahana Optik (Istana Cahaya) · Wahana Sumber Alam & Energi · Wahana Transportasi · Wahana Antariksa · Wahana Matematika · Wahana Komputer · Wahana Peragaan Galileo c) Lingkaran tengah (bangunan pusat)
Gambar 2.14 Demonstrasi sains Sumber: www.tamanmini.com
· Wahana Biologi · Cluster Ilu si Mata d) Fasilitas pendukung Berbagai fasilitas yang ada di Peragaan Iptek adalah taman parkir yang mampu menampung hingga 26 bus ukuran besar dan puluhan mobil lainnya, perpustakaan & arena baca yang berisi lebih 5.000 koleksi bacaan iptek populer, auditorium berkapasitas 135 kursi dengan suara bagaikan bioskop megah dan biasa digunakan untuk pemu taran film-film ilmiah, seminar atau kegiatan lain sejenis, fasilitas selanjutnya adalah tiga ruang
kuliah
berkapasitas
masing-masing
75
orang
dan
sangat
representatif untuk digunakan sebagai ruang pelatihan, seminar dan kegiatan lain sejenis. Selain itu juga terdapat kantin koperasi yang
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjual aneka makanan ringan dan minuman kemasan serta mushola. Seluruh fasilitas yang ada di Peragaan Iptek merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat untuk kepentin gan kegiatan yan g bersifat ilmiah atau menunjang kemajuan pendidikan. Beberapa Layanan yang disajikan oleh Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jakarta, yaitu : · Pem berian pengarahan mengenai cara berkunjung yang efektif Sebelum pengunjung rombongan memasuki arena galeri peraga, seorang
pemandu
akan
memberikan
pengarahan
kepada
setiap
rombongan men genai tata cara yang efektif dalam berinteraksi dengan alat peraga mengin gat alat peraga yang tersaji di galeri PPIPTEK-TMII jumlahnya begitu banyak. · Pem berian lks bagi pengunjung rombongan pelajar Agar kunjungan pelajar lebih bermakna, PPIPTEK-TMII memberikan lembar kerja sains (LKS) kepada setiap anggota rombongan pelajar. Melalui
LKS
setiap
pelajar
kini
menjadi
semakin
fokus
dalam
mengeksplorasi ilmu dan berinteraksi dengan alat peraga. · Pem berian layanan kunjungan tematik Untuk memberi pemahaman yang lebih mendalam men genai satu topik bahasan yang terdapat dalam pelajaran di sekolah, PPIPTEK-TMII memberikan layanan kunjungan tematik kepada pengunjung rombongan pelajar yang berminat. Dalam layanan kunjungan tematik ini seorang pemandu akan membahas tuntas satu topik fenomena iptek dengan pendekatan demo sains interaktif yan g sangat menarik.
Gambar 2.15 Science corner Sumber: www.taman mini.com
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Riset inovasi pengembangan peragaan Sebelum
sebuah
peragaan /klaster
peragaan
diproduksi
untu k
disajikan di galeri peraga PPIPTE K-TMII, tim pengembangan alat peraga melakukan kegiatan riset inovasi untuk menghasilkan peragaan yang sesuai dengan harapan : menggugah keingintahuan; membangkitkan minat; menyenangkan; menantang; menarik perhatian; mengejutkan; komu nikatif; aman dan tangguh. Riset inovasi yang dilakukan melipu ti : Riset disain dan rekayasa; riset sistem; dan Riset uji coba prototip kepada pengunjung. Setelah ran gkaian riset inovasi tersebut dijalani selanjutnya dilakukan proses produksi pembuatan alat peraga. · Demonstrasi sains Demonstrasi sains adalah pertunjukan interaktif yang mengungkap fenomen a dan keajaiban sains di atas pan ggung dan ditampilkan oleh pemandu berpengalaman. Setiap hari, dari Selasa hingga Minggu, PPIPTEK menyelenggarakan acara ini untuk menghibur pengunjung galeri. Materi demonstrasi diklasifikasikan dalam bentuk paket dimana tiap paket terdiri dari 5 judul percobaan. Paket
yang
keseimbangan
biasa
ditampilkan
otak,
antara
lain
:
Atraksi
kimia,
kelembaman,
panas, udara dan elastisitas. Jadwal dan
frekuensi
pertunjukan
tentatif,
disesuaikan den gan waktu kunjungan. Rata-rata satu
20-30
pengunjung
pertunjukan ,
terdiri
dalam dari
pengunjung keluarga dan pelajar dari
Gambar 2.16 Pertunjukkan roket air Sumber: www.tamanmini.com
tingkat SD hingga S MU. · Pertunjukan film sains Para pengunjung galeri bisa menyaksikan film-film ilmiah berdurasi 20 – 50 menit di dalam ruang au ditorium yang berkapasitas 135 tempat duduk. Judul film yang pernah diputar diantaranya : Tsunami Chaser,
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pregnancy, Science of Alcohol, Clone, Science of SARS, 4,6 Milyar Tahun Bumi dan masih banyak lagi.
Gambar 2.17 Judul-judul film sains Sumber: www.tamanmini.com
· Sanggar kerja Sanggar
kerja merupakan program eksperimentasi sains yan g
banyak diminati sekolah. Tahun ini, tidak kurang dari 4164 siswa dari jenjang TK hingga SMU mengikuti kegiatan sanggar kerja dengan perin cian : peserta TK (340 org), SD (2084 org), SMP (180 org) dan SMU (1560 org). Penambahan materi yan g beragam dan disesuaikan dengan kurikulum baru mendapat tanggapan yang positif dari sekolah.
Gambar 2.18 Peragaan tematik Sumber: www.tamanmini.com
· Sanggar kerja robot Pada awal tahun 2006 Pusat Peragaan Iptek meluncurkan, program baru bernuansa constructive learning ini, Program ini ditujukan untuk siswa SMA agar mereka mampu berpikir logis dan sistematis.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada 3 paket yang kami tawarkan, paket dasar , mahir A dan mahir B. Peserta dapat memilih paket mahir dengan syarat telah lulus paket dasar. Berdasarkan permintaan beberapa sekolah, PPIPTEK beren cana melakukan pelatihan yang sama di sekolah-sekolah di Jakarta. II. E. Tinjauan Kota Surakarta 1.
Keadaan Geografi Surakarta adalah salah satu kota yang berada di Jawa Tengah. Secara
astronomis, Kota Surakarta berada di antara 110°45’15” -110 °45’35” Bujur Timur, 70°36’-70°56’ Lintang S elatan. Kota Surakarta juga berada di antara kaki Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dan dilalui oleh beberapa sungai yang merupakan anak sungai Bengawan Solo, yaitu kali Pepe dan kali Jenes. Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di Propin si Jawa Tengah, yang terletak di bagian Selatan. Luas wilayah Kota Surakarta adalah 44.04km2 . Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah Kota Surakarta : § sebelah Utara
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
§ sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
§ sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo § sebelah Barat
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Gambar2.19 Peta Kota Surakarta Sumber: Dok. pribadi
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Keadaan Topografi Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan ratarata 0-3%. Di bagian utara agak bergelombang dengan kemiringan kurang dari 5%. 3. Keadaan Klimatologi Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan penghujan, sesuai dengan letak Indonesia yang berada di daerah sekitar khatulistiwa. Kota ini merupakan daerah yang mempunyai suhu udara yang relatif panas dengan suhu udara minimum 21.7°C, suhu rata-rata 26°C, dan suhu maksimum 32ºC. Rata-rata tekanan udara di Surakarta sekitar 1008,74° mbs, kelembaban udara 71%, kecepatan angin 4 knot, arah an gin 1880, dan curah hujan yang cukup tinggi sekitar 2200 mm/ tahun. 4. Pembagian Sub Wilayah Pembagian (S wp) Kota Surakarta Berdasar SK Walikota Dati II Surakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal 25 Mei 1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembanganya itu meliputi: a. wilayah pengembangan utara b. wilayah pengembangan barat c.
wilayah pengembangan timur
d. wilayah pengembangan selatan Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP), sebagai unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-201 3.16 a. SWP I, dengan pu sat pertumbuhan di Kelurahan Pu cang Sawit. Meliputi 6 kelurahan (Pucan g sawit, Jagalan, Gan dekan, Sangkarah, Sewu dan Semanggi) seluas 487,52 Ha. b. SWP II, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru. Meliputi 12 kelurahan ( Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatih an Wetan,
RUTRK Kota Surakarta 1993-2013
16
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Purwodiningratan,
Gilingan,
Kestalan,
Keprabon,
Ketelan,
Timuran,
Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) seluas 430,90 Ha. c.
SWP III, den gan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan. Meliputi 12 kelurahan ( Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, pasar Kliwon, Gajah an, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, dan Joyosuran) seluas 494,31 Ha.
d. SWP IV, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari. Meliputi 8 kelurahan ( Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen). e. SWP V, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Son dakan. Melipu ti 3 kelurahan ( Pajang, Laweyan, Sondakan) selu as 253,50 Ha. f.
SWP VI, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar. Meliputi 3 kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) seluas 327,60 Ha.
g. SWP VII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber, meliputi 2 kelurahan ( Sumber, Banyuanyar) seluas 258,30 Ha. h. SWP V III, dengan pusat pertumbuhan di Kelurah an Jebres. Meliputi 2 kelurahan ( Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha. i.
SWP IX, den gan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro. Meliputi 2 kelurahan (Kadipiro, Nusukan ) seluas 715 ,10 Ha.
j.
SWP X, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo. Meliputi 1 kelurahan (Mojosongo) seluas 532,90 Ha.
Gambar 2.20 Persebaran SWP Sumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
SW P I
Ters Ling ü
digilib.uns.ac.id
Skala Pelayanan Kegiatan Sekunder Primer BWK Kota Regi Nas Inte /lokal onal r ü ü ü ü
Fungsi / kegiatan (%) A
B
C
D
H
Jumla h (%)
70
100
60
100
25
45
100
5
10
65
100
70
100
75
100
5
90
100
E
20
F 10
II
ü
ü
ü
ü
ü
ü 10
5
III
ü
ü
ü
ü
ü
ü 15
15
IV
ü
ü
ü
ü
ü
ü5
V
ü
ü
ü
ü
15
5
10
VI
ü
ü
ü
ü
5
10
5
VII
ü
ü
ü
VII I
ü
ü
ü
ü
ü
IX
ü
ü
ü
ü
ü
X
ü
ü
ü
5
15
5 10
5
G
10
10
5
10
25
5
55
100
15
5
5
75
100
5
90
100
5
TABEL 2.2 Tabel Potensi Dan Prosentase Fungsi / Kegiatan Kawasan – Kawasan Di Kotamadya Surakarta Sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel
Keterangan : A
=
Fungsi Pariwisata
B
=
Fungsi Kebudayaan
C
=
Fungsi Olahraga
D
=
Fungsi Industri
E
=
Fungsi Pendidikan
F
=
Fungsi Perdagangan
G
=
Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H
=
Fungsi Perumahan
BWK
=
Bagian Wilayah Kota
Inter
=
Internasional
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
Ø
digilib.uns.ac.id
Kebutuhan lokasi terhadap potensi fungsi wilayah Berdasarkan tabel Potensi Dan Prosentase Fun gsi / Kegiatan Kawasan – Kawasan Di Kotamadya Surakarta, terdapat beberapa kawasan yang memiliki poten si pengembangan fungsi pendidikan dan pariwisata, kawasan-kawasan tersebut adalah : Ø SWP II
: 5% fungsi pendidikan & 10 % fungsi pariwisata
Ø SWP III
: 15% pariwisata
Ø SWP IV
: 5% pendidikan & 5% fungsi pariwisata
Ø SWP V
: 5% fungsi pendidikan
Ø SWP VI
: 10% fungsi pendidikan
Ø SWP VIII
: 25 % fungsi pendidikan dan 10 % fungsi pariwisata
Ø SWP IX
: 5 % fungsi pen didikan
Dari beberapa SWP yang memiliki potensi untuk pendidikan dan pariwisata, SWP VIII memiliki prosentase terbesar diantara yang lain yaitu 25% fungsi pendidikan dan 10 % fungsi pariwisata. Oleh karena itu, Solo Sci_Tech Exh ibition Centre mengambil SWP VIII sebagai lokasi bangunan. SWP VIII memiliki pu sat pertumbuhan di kelurahan Jebres yang meliputi dua kelurahan, yaitu kelurahan Jebres dan kelurahan Tegalharjo. 5. Poten si Kota Surakarta sebagai Lokasi Solo Sci_Tech Exh ibition Centre a. Potensi Umum 1) Potensi Penduduk Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 534.540 jiwa, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Kelompok Umur
Jenis kelamin Pria
Wanita
Jumlah Pria + Wanita
1
2
3
4
0-4
18.880
16.284
35.164
5-9
17.936
23.128
41.064
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10-14
21.476
24.780
46.256
15-19
24.072
24.072
48.144
20-24
22.656
29.264
51.920
25-29
24.072
24.544
48.916
30-34
20.296
23.128
43.424
35-39
20.296
23.836
44.132
40-44
19.588
21.240
40.828
45-49
16.992
16.048
33.040
50-54
12.744
13.452
26.196
55-59
9.204
10.620
19.824
60-64
8.024
11.564
19.588
65+
14.632
21.712
36.344
Jumlah
250.868
283.672
534.540
Tabel 2.3 Jumlah penduduk kota Surakarta Sumber: Surakarta.go.id
2) Potensi Geografis Kota Surakarta menempati posisi yang strategis dalam jalur transportasi darat, yaitu sebagai penghubung ibukota Dati II maupun propinsi yang lain. Jalur selatan menghubungkan Jakarta, Yogyakarta, Surakarta,
dan
Surabaya.
Jalur
utara
menghubungkan
Jakarta,
Semarang, Surakarta, dan Surabaya. Selain itu, ditunjang dengan pengembangan Ban dara Adi Sumarmo yang ditingkatkan dari ban dara penerbangan domestik menjadi bandara penerbangan internasional. 3) Potensi Pendidikan Kota Surakarta memiliki berbagai fasilitas pen didikan, dari TK, SD, SLTP, SMA, dan juga universitas. Menurut data pada tahun 2007, Kota Surakarta memiliki fasilitas pendidikan yang terdiri dari Taman Kanak-Kan ak 282 unit, Sekolah Dasar 281 unit, SLTP 71 unit, dan SMU 41 unit. Selain itu Kota Surakarta juga memiliki Perguruan Tinggi sebanyak 32 unit.
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TK=72 SD=95 SMP=20 SMA=18 SMK=17
TK=63 SD=59 SMP=17 SMA=6 SMK=6
TK=56 SD=57 SMP=18 SMA=12 SMK=13
TK=35 SD=53 SMP=9 SMA=5 SMK=2
TK=32 SD=30 SMP=11 SMA=3 SMK=3
Gambar 2.21 Peta persebaran sekolah di Surakarta Sumber: Analisa pribadi
b. Potensi Khusus 1) Sesuai dengan visi dan misi Kota Surakarta Penin gkatkan
kualitas
sumber
daya
man usia
yang
memiliki
kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pen getahuan, teknologi dan seni guna mewujudkan inovasi integritas masyarakat madani yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengemban gkan seluruh
kekuatan
berkembangn ya
ekonomi
ekonomi
daerah
rakyat
yang
sebagai berdaya
pemacu saing
tumbuh
tinggi,
serta
menggunakan potensi dan teknologi terapan yan g akrab lingkungan.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Demikian sebuah penggalan dari misi kota Surakarta, dari penggalan misi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kota Surakarta memang sedang ingin mengejar ketertin ggalannya dengan kota-kota lain . Penin gkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu target penting yang ingin digapai oleh pemerintah kota Surakarta dalam mengejar ketertinggalan tersebut, hal ini karena aset sumber daya manusia merupakan aset yang paling berharga bagi sebuah kota atau bahkan sebuah negara sekalipun, sumber daya manusia yang berkualitas yang dimiliki oleh sebuah kota atau negara akan menjadi motor penggerak dalam setiap aspek kehidu pan bagi sebuah kota atau negara. 2) Perhatian besar dari Pemkot terhadap kemajuan teknologi Sejak tahun 2007 pemerintah kota Surakarta bekerjasama dengan ATMI berencana men dirikan sebuah fasilitas publik yang bertujuan untuk mencetak tenaga-tenaga ahli dan terampil dibidang permesinan industri. Fasilitas tersebut bernama Solo Techn o Park (STP). STP ini diharapkan menjadi pusat penelitian, platihan dan pendidikan di bidang tekn ologi khususnya permesinan industri agar Kota Solo unggul dari yang lain dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya rencana ini berarti pemerintah Kota Surakarta mempunyai perhatian yang besar terhadap perkembangan teknologi demi majunya kota Surakarta ini. 3) Antusiasme masyarakat Surakarta terhadap sains dan teknologi Selain perhatian yang besar dari Pemkot akan perkembangan teknologi ternyata minat dan an tusiasme warga Surakarta akan ilmu dan teknologi juga cukup tinggi, h al ini dapat dibuktikan dengan adanya event-event seperti pameran tekn ologi dan perlombaan sains yan g diikuti oleh banyak peserta dan pengunjung. Seperti pameran teknologi di Solo Squ are (2nd Education Expo 2008) yang diikuti oleh Akademi Teknologi Warga dan beberapa instansi pen didikan lainnya, perlombaan sain s atau festival sains yang diikuti oleh SD dan SMP se-eks Karesidenan Surakarta,
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
dan Java
digilib.uns.ac.id
Young Scientist Event
yang
diselenggarakan
di
Pondok
Assalaam. 4) Potensi Perkembangan IPTEK di Surakarta Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dan sangat tergantun g kepada penelitian dan pengemban gan ilmu pengetahu an. Di Surakarta sendiri, terutama di UNS yang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri ternama di kota ini, terdapat lembaga penelitian yan g bernama LPPM UNS. Visi dari lembaga ini adalah menjadikan lembaga yang unggul, terpercaya dan mandiri di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dan kebudayaan.
LPPM
sendiri
telah
menghasilkan
banyak
hasil-hasil
penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut mencakup ilmiah murni, IPTEK, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Namun karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak dari hasil-hasil penelitian tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dengan adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini, diharapkan dapat men jadi wadah untuk memamerkan hasil-h asil karya penelitian agar masyarakat dapat mengetahui dan memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Dan juga untuk menarik para pelaku industri atau investor untuk memakai hasilhasil penelitian tersebut dan mengembangkannya. 5) Potensi arsitektur kota surakarta Kota Surakarta dalam hal perkembangan arsitekturnya, dari waktu ke waktu terus men galami perubahan. Mulai dari arsitektur tradisional hingga mengarah ke arsitektur modern . Perkembangan ini dapat kita lihat dari bangunan-bangunan yang telah berdiri di kota ini. Citra sebagai kota budaya terlihat dari tetap lestarinya bangunan-bangunan tempo dulu . Misalnya saja Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, dua ikon dari arsitektur kota Surakarta. Dulu, arsitektur tradisional jawa merupakan pakem dari bangunan-bangunan yang mau dibangun di kota ini pada saat itu, namun seiring perkembangan jaman dengan adanya
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
akulturasi
digilib.uns.ac.id
budaya
dengan
pendatan g
seperti
kolonial
Belanda
menyebabkan wajah arsitektur Kota Surakarta menjadi variatif. Hal ini dapat kita lihat dari contoh bangunan seperti Pasar Gede. Karya Thomas Karsten ini, merupakan perpaduan dari arsitektur tradisional dengan arsitektur kolonial. Hal ini terlihat dari dimensi bukaan yang lebar khas bangunan Belanda dan pemakaian atap limasan dan penggunaan bahan material lokal sebagai pencitraan akan bangun an lokal. Setelah arus modernisasi semakin berkembang di kota Solo, maka hal ini berpengaruh juga
terhadap
perkembangan
wajah
arsitektur
kota.
Misalnya
pembangunan fasilitas publik seperti mall, hotel maupun fasilitas yang lain. TRADISI DENGAN NAFAS MODERN Citra sebagai kota budaya sudah melekat cukup lama di Kota Solo. Citra ini tidak terlepas dari keberadaan dua lembaga adat budaya Jawa yang hingga kini masih bertahan , yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran . Hampir tiap tahun kedua lembaga ini menggelar beragam perhelatan adat tahunan. Mulai dari Grebeg Besar, Kirab Pusaka Kebo Bule "Kiai Slamet", Jumenengan KGPAA Mangkunegoro, Sekaten, Mahesa Lawung, Jumenengan Sinuhun Paku Buwono, Malam Selikuran, serta Syawalan. Belum lagi kegiatan rutin berupa latihan tari, sinden, serta klenengan yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta maupun Pura Mangkunegaran. Namun itu semua tak cukup menunjukkan jati diri Solo sebagai Kota budaya. Mengapa Solo terkesan su dah mulai kehilangan roh budaya Jawa? Pemerhati budaya Winarso Kalinggo menilai, itu semua tak cukup menunjukkan jati diri Solo sebagai kota budaya. Bah kan sebaliknya, Solo saat ini tak hanya kehilangan roh budaya Jawa, tapi sudah tidak menghidupi budaya Jawa. Orang Solo saat ini su dah tidak lagi berperilaku Jawa, menurutnya karena wewangunan atau pemandan gan di h adapan mereka saat ini adalah pemandangan modern, bukan lagi pemandangan yang identik
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan budaya Jawa. Arsitektur gedun g perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan gedung-gedung di Solo lebih bernuansa modern, tak ubahnya seperti kota-kota besar lain. Akibatnya, wewangunan di Solo itu pada akhirnya turut mengaburkan identitas
budaya Jawa
di Solo. Akar
perubahan wewangunan itu disebabkan pergeseran semangat hidup orang Jawa di
Solo dari goton g-royong menjadi individualis materialistis.
Sujamto dalam bukunya Otonomi, Birokrasi, dan Partisipasi, menyebutkan esensi bu daya Jawa adalah religius, nondoktriner atau nondogmatis, toleran,
akomodatif,
dan
optimistis.
Jadi
etos
orang
Jawa
lebih
berorientasi pada kesempurnaan batin ketimbang segi-segi lahiriah ataupun materiil. Ini tercermin dari sebagian falsafah yang dianut orang Jawa, yakni ngluru g tanpa bala, menan g tanpa ngasorake, dan sugih tanpa bandha. "Bukan berarti menolak modernitas, tetapi keberadaan mal di Solo sebagai citra peradaban modern, misalnya, seharusnya bisa beradaptasi dengan budaya Jawa. Bukan kah tidak mustahil mal di Solo dibangun dengan arsitektur Jawa,
menampilkan tulisan Jawa, dan
menghadirkan suasana mal dalam alunan gending gamelan Jawa?" kata Kalinggo. Kompas, Jumat 6 Juli 2007 Melihat
fenomena di atas,
sebenarnya modernisasi
tidak bisa
dianggap sepenuhnya buruk, namun kalau kebablasan maka hal tersebut merupakan ancaman besar bagi kelangsungan budaya daerah. Untuk menjembatani antara modernitas dan lokalitas, maka bisa dengan cara menggabungkan kedua unsur tersebut dalam berarsitektur. Kita bisa melihat contoh yaitu negara Jepang. Negara tersebut merupakan negara yang maju baik dalam segala bidang, namun mereka masih men ggunakan bah asa Jepang sebagai bahasa pengantar. Dan dari segi wajah budaya
arsitektur masih
negara
terlihat
tersebut, dalam
unsur
bangunan-
bangunan. Salah satu arsitek yang dengan baik dapat memadukan unsur lokal dengan modern yaitu Kenzo Tange.
commit to user
Gambar 2.22 Community Center, Hiroshima PC Sumber: www.greatbuildings.com
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tange pandai menyaring esensi spirit modern lalu mengawinkannya ke dalam pemah aman mendalam budaya tradisional Jepang, seperti terlihat pada Hiroshima Peace Center. Ban gunan yang dimenangkan Tange melalui kompetisi ini didirikan di area jatuhnya bom atom, di kawasan luas terbuka yang dibiarkan seperti keadaan semula, len gkap dengan reruntuhan gedungnya. Monumen utama berujud pelengkung beton sederhana yang diekspos, berpenampang hiperbola yang mengatapi titik jatuhnya bom. Ada museum dan pusat komunitas di dekatnya. Arsitekturnya terpengaruh cu bism-nya Le Corbusier, terlihat di bagian atas kolong jajaran kolom. Teras mengelilingi bagian bawah Community Center. Pembatas kaca antara teras dan ruan g dalam memudahkan pengunjung yang berada di dalam melihat reruntuhan dan titik bom di luar. Konsep
arsitektur
tradisional
Jepang
diterapkan
melalui
kesederhanaan bentuk, tata unit, pen onjolan elemen yang disu sun selaras dalam komposisi garis dan bidang horisontal seperti halnya rumah-rumah, istana dan kuil Jepang. Karya yan g sering disebut ‘inti spiritual kota’ ini, menjadi simbol kerinduan manusia akan perdamaian. Bagi Tange, arsitektur mesti punya sesuatu yang menyeru hati manusia. Bentuk dasar, ruang dan penampakannya mesti logis. Kerja kreatif terekspresikan di masanya sebagai perpaduan teknologi dan kemanusiaan. Peran tradisi sebagai katalis, senyawa, yang tak lagi terlihat di hasil akhir. Tradisi bisa berperan dalam kreasi, tapi tak lagi menjadi kreativitas itu
sendiri.
kesederhanaan.
Tange
Prinsip
arsitektur
menerapkan
tradisional
dalam
karyanya
Jepang dengan
adalah cara
menonjolkan elemen konstruksi hingga sekaligus berfungsi estetik. Tak ada elemen hiasan selain konstruksi balok, konsol, yang diekspos seperti konstruksi kayu. Kontras yang timbul dari perbedaan karakter antara tekstur kasar beton exposed dan permukaan h alus balok vertikal, juga antara bidang halus putih dan kaca warna gelap, tampak mengesankan. “Melalui studi lebih lanjut”, ujar Tange,”kita yang ada di era arsitektur transisi sekarang akan menemukan gaya baru yang lebih cocok,
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga tiga elemen tadi bisa terekspresikan dalam sebuah sistem yang konsisten”. Arsitek yang kerap memberi sentuh an personal pada karya futuristiknya ini salah satu arsitek terpenting abad 20. Spesialisasinya, memadukan
gaya
tradisional
Jepan g
dengan
nafas
modern,
yang
diaplikasikan pada banyak bangunan penting di lima benua. Talenta, energi dan karir cukup panjang dari seorang Kenzo mengantarkannya menjadi klasik. Dalam men yiapkan desain, Tan ge senantiasa menggali, mengangkat,
menampilkan
bentuk-bentuk
peninggalan
kuno
yan g
terlupakan menjadi adikarya yang mempeson a. II.F. Kesimpulan Den gan melihat dari berbagai latar belakang dan dari potensi-potensi kota Surakarta yang ada maka Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini mempunyai potensi untuk dibangun di kota Surakarta. Yaitu sebagai altern atif tempat untuk mengeksplorasi IPTEK bagi masyarakat kota Surakarta, juga sebagai wisata edukasi tentang IPTEK yang selama ini belum terdapat di kota ini. Solo Sci_Tech Exh ibition Centre ini dapat sebagai sarana penunjang pendidikan formal untuk menumbuhkan motivasi belajar pada anak terutama belajar tentang sains, yan g selama ini dianggap menjadi momok bagi siswa. Dalam marancang Solo Sci_Tech Exhibition Centre, sebagai strategi desain yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan perancan gan menggunakan pendekatan metafora. Karena arsitektur metafora merupakan salah satu strategi desain dimana konsep sebuah rancangan didasari den gan pengibaratan terhadap sesuatu agar tercipta suasana IPTE K yan g akan direncanakan. IPTEK yang identik den gan kemodernan, berimbas pada pemilihan material-material fabrikasi. Pemakaian langgam arsitektur modern yang men garah kepada arsitektur high tech merupakan wujud simbolisasi dari dunia teknologi dan modernitas.
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE DENGAN MENERAPKAN KONSEP ARSITEKTUR METAFORA YANG DIRENCANAKAN III.A Pengertian Solo Sci_Tech Exhibition Centre Dengan Penekanan Arsitektur Metafora adalah pusat pameran sains dan teknologi di Solo sebagai sarana memperluas pen getahuan tentang sains dan teknologi di Surakarta dengan menerapkan konsep kiasan atau u ngkapan bentuk yang diwujudkan dalam bangunan. III.B Visi, Misi, Peran dan Fungsi 1. Visi Menumbuhkan minat masyarakat untuk menin gkatkan kesadaran akan pentingnya IPTEK untuk kesejahteraan hidup dan kemajuan bangsa serta memasyarakatkan
atau
membudayakan
IPTEK
kepada
masyarakat
khususnya di Surakarta dan sekitarnya. 2. Misi Mewujudkan sarana yan g digunakan untuk menampung dan mendukung kegiatan pemasyarakatan IPTEK. 3. Peran Perlunya pengen alan IPTEK sejak dini dikalangan anak-anak, remaja dan masyarakat pada umumnya, serta belum terdapatnya fasilitas Science center di Surakarta, maka peran Solo Scie_Tech Exhibition Centre lebih ditekankan pada: · Sebagai sarana penunjang pendidikan, pameran, peragaan prinsipprin sip
ilmu
dasar
yag
menjadi
landasan
dalam
pengembangan
teknologi. · Sebagai sarana rekreasi Sedangkan sarana lainnya adalah: · Sebagai wadah dokumentasi perawatan koleksi karya ilmiah · Sebagai alternatif informasi perkembangan IPTEK
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Fungsi a. sebagai sarana penunjang pendidikan dan pameran -
menampilkan berbagai bentuk peragaan ilmu-ilmu dasar yan g sesuai dengan prinsip-prinsipnya, sehingga mempermudah anakanak dan remaja (pelajar) untuk memahaminya, setelah mereka menyentuh, mencoba dan mengoperasikannya.
-
membantu sekolah sebagai
sarana pendidikan formal,
dalam
menumbuhkan motivasi belajar. b. sebagai
salah
satu
wadah
untuk
menyampaikan
informasi
perkembangan IPTEK -
sebagai wadah untuk penyampai perkembangan serta pen yebaran tentang karya ilmiah dan produk-produk teknologi sekaligus media pendidikan
bagi
pelajar
dan
mahasiswa
untuk
memperoleh
pengetahuan. -
perpustakaan yang memberikan informasi melalui buku-buku, brosur-brosur yang berhu bungan dengan IPTEK
c.
sebagai wadah dokumentasi perawatan karya ilmiah menampung, mempelajari, dan menyeleksi hasil-hasil karya ilmiah dan produk teknologi, baik yang baru maupu n yang su dah cuku p lama, yang berasal dari lembaga ilmiah edukatif lainnya u ntuk kemudian ditransformasikan pada masyarakat melalui pameran.
d. sebagai sarana rekreasi dalam arti Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini selain berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, dan pendidikan juga harus bisa memberi
kesenangan
bagi
masyarakat
agar
memberi
kesan
masyarakat dapat bersahabat dengan IPTEK. III.C Status Kelembagaan Status kelembagaan dari Solo S cie_Tech Exhibition Centre adalah berada di bawah Universitas Sebelas Maret yaitu sebagai perguruan tinggi negeri terbesar di wilayah Surakarta dengan bekerjasama dengan LIPI dan BPPT serta lembaga ilmiah lainnya.
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menristek
Pemkot Surakarta
LIPI
UNS
BPPT
BAD AN ILMIAH LAINNYA
Solo Scie_Tech Exhibition Centre Gambar 3.1 Status Kelembagaan Solo Scie_Tech Exhibition Centre Sumber: Analisa pribadi
III.D. KEGIATAN 1. Macam kegiatan Berdasarkan peran dan fungsinya maka secara garis besar kegiatan utama dalam Solo Scie_ Tech Exhibition Centre ini dapat dibedakan menjadi: a. kegiatan u tama §
kegiatan pameran dan pagelaran
§
pengenalan dan pemahaman ilmu dasar
§
pengenalan teknologi
§
pengenalan masa depan
§
pameran dan pengenalan produk-produk ilmuan serta hasil pemenang lomba karya ilmiah pelajar
§
pameran temporer, diadakan dengan tema-tema khusus
§
penyelenggaraan diskusi, ceramah, dialog
§
kegiatan perpustakaan, penyediaan buku dan brosur-brosur
§
audio visual
b. kegiatan pendukung 1). kegiatan dokumentasi dan perawatan materi
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§
Menyeleksi, meneliti, merawat materi yang dipamerkan
§
Mengadakan kerjasama dengan para ilmuan dalampengadaan materi pameran
§
Menyiapkan materi pameran
2). kegiatan pengelolaan administrasi §
Mengadakan pembu kuan terhadap surat masuk dan keluar
§
Mengkoordinasi kerja
§
Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
§
Mengurusi kerumahtanggaan kegiatan
§
Mengurusi masalah keuangan (pendanaan)
3). kegiatan servis §
Menyediakan fasilitas kantin/kafetaria bagi pengunjung yang ingin beristirahat
§
Menyediakan cinderamata/souvenir
§
Pemeliharaan ,
pengamanan,
palayanan
sistem
bangunan
dan
perawatan system 2. Tuntutan kegiatan Untuk
mendukung
mekanisme
kegiatan
yang
sesuai
den gan
karakteristiknya maka perlu diperhatikan tuntutan kegiatan terhadap aspekaspek berikut ini: a. Kenikmatan pandang gerak Sesuai dengan kegiatan utamanya berupa pameran dan peragaan maka pandangan pengunjung terhadap objek-objek materi yang harus betulbetul ditata sesuai dengan persyaratannya. b. Keamanan Menyangkut keamanan terhadap materi pamer dari keru sakan, hilang, terutama untuk materi-materi yang tidak boleh disentuh Keamanan terhadap pengunjung terutama yang berhubungan den gan materi peragaan yang dapat disentuh, diperagakan, dimainkan c. Kenyamanan § Physical comfort
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Den gan pengaturan penghawaan, pencahayaan, dan dampak dari kebisingan yang sesuai dengan persyaratan kegiatan. § Spiritual comfort Berkaitan erat dengan suasana ruang dimana secara umum ruang Solo Scie_Tech E xhibition Centre mencerminkan filosofinya. 3. Pelaku kegiatan a. Pengunjung Ø Identitas 1) ditinjau
berdasarkan
kebersamaan
dalam
melakukan
kegiatan-
kegiatannya pengunjung, adalah : §
Perorangan,
merupakan
individu
yang
melakukan
perjalanan
sendiri. §
Kelompok, dalam perjalanan rekreasi individu-individu bergabun g dalam
hubungan
teman,
sau dara,
kelompok-kelompok
paket
wisata §
Keluarga, merupakan kelompok yang terdiri gabungan antara ayah, ibu, anak dan kerabat keluarganya
2) ditinjau dari segi minat pengunjung dapat dibagi atas kaum pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum 3) ditinjau dari segi minat pengunjung dapat dibagi atas wisatawan asing dan domestic 4) ditinjau dari segi umur, dibagi atas anak-anak,remaja, dan dewasa Ø Karakteristik dan motivasi pengunjung berdasar jenjang usia § Anak-anak (usia 13 tahun ke bawah) Mempunyai daya khayal yang cukup tinggi, selalu bergerak aktif, kreatif, selalu ingin tahu, agak kritis, sehingga menuntut penyajian yang
mudah
ditangkap
guna
dimaksudkan
untuk
adanya
pengembangan daya khayalnya. § Remaja ( usia 14-20 tahun) Mempunyai subjektifitas tinggi dan didasari kesadaran sudah dapat menentukan pilihan, bersifat kritis, kesadaran terhadap nilai estetis,
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
etis
digilib.uns.ac.id
dan
religius
walau pun
belum
matang
akan
cenderung
melakukan kegiatan yang bersifat petualang karena sifatnya yang kritis, perlu penyaluran bakat, sehingga menuntut penyajian yang mudah dan dapat dioperasikan atau dimainkan § Dewasa (usia 21 ke atas) Kon sekuen terhadap tindakannya, matang dalam bertindak, bersikap dewasa, jiwanya tenang, lebih cenderung melakukan rekreasi, bersantai, sambil menikmati apa yang dilihatnya, kadang-kadang punya tujuan khusu s mendatangi tempat ini. b. Pengelola Yang dimaksud ke dalam kelompok pengelola Solo Sci_Tech Exhibition Centre disini adalah oran g-orang yan g terlibat secara aktif dalam pengelolaan dan berjalannya aktivitas di dalam Solo Sci_Tech Exhibition Centre setiap hari. Dilakukan pembagian staf dalam kelompok
pengelola un tuk
mengoptimalkan kegiatan pembinaan dalam staf. 1)
Manager Yaitu orang mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam Solo Sci_Tech Exhibition Centre
2)
Pengawas Yaitu orang yang melakukan kegiatan pengawasan di lapangan terkait dengan aktivitas pengelola.
3)
Bagian Operasional Tugas
yang
mengadakan,
dilakukan
adalah
menyediakan
pemeliharaan sarana dan
atau
bertanggung melengkapi,
jawab
untuk
pengolahan,
prasarana Solo Sci_Tech Exhibition
Centre sehingga siap dimanfaatkan oleh pengunjun g. Bagian keamanan
bertugas
menggunakan fasilitas
menjaga
keamanan
pengunjung
dalam
Solo Sci_Tech Exhibition Centre lebih
khusus pada permainan edukatif yang berada di lu ar ruangan
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Bagian Tata Usaha Tugas yang dilakukan adalah berhubungan dengan pengelolaan keuangan, administrasi seperti surat menyurat, dan urusan umum 5) Bagian Informasi Tugas
yang
dilakukan
adalah
bertanggung
jawab
untuk
mengadakan pengembangan materi isi Solo S ci-Tech Exhibition Centre, membuat konsep pameran, dan pelayanan pengunjung terhadap perpustakaan 6) Bagian Edukasi Tugas yang dilakukan adalah bertanggung jawab terkait dengan penyampaian isi materi Solo Sci_Tech Exhibition Centre kepada pengunjung, pengarahan dan pen dampingan pengunjung dalam memahami
materi
Solo
Sci_Tech
Exhibition
Centre
yang
memerlukan penjelaan dan praktik di secara langsung di lapan gan. Pengelola yang langsung berhadapan dengan pengunjung untuk memberi penjelasan pada setiap anjungan selanjutnya disebut edukator. Ada empat orang bagian edukasi pada tiap-tiap gedung yang berasal dari bagian pembinaan yang sekaligus berperan sebagai edukator. 7) Tenaga Pendukung Satuan unit kerja yang paling kecil yang biasanya bekerja dalam kelompok/banyak orang, tergantung dari area besar kecilnya lingkup pekerjaan. Jenis unit-unit pekerjaan pada Solo Sci_Tech Exhibition Centre antara lain: a) Security b) Cleaning Service c) Teknisi ME, dll. III. E. Materi Pameran dan Peragaan 1. Outdoor a.
Science playground
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Science playground berada pada zone rekreasi. User dari science playground ini adalah kalangan pelajar yang masih anak-anak. Materi science playground, adalah sebagai berikut: 1)
Pipa gossip
Gambar 3.2 Pipa gossip Sumber: Asri Desindo Intiwidya
Tujuan dari alat peraga ini adalah agar anak mengerti prinsip dari gelombang bunyi, cepat rambat suara. 2)
Jam matahari
Gambar 3.3 Jam matahari (sundial) Sumber: Dokumen pribadi
Tujuan dari alat peraga ini adalah agar anak mengetahui asal mula perhitungan waktu, dan anak dapat mengetahui perhitungan waktu berdasar garis edar perputaran matahari.
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
3)
digilib.uns.ac.id
Parabola berbisik
Gambar 3.4 Parabola berbisik Sumber: Asri Desindo Intiwidya
Ada du a bagian yaitu sebagai pemancar dan sebagai penerima. Alat ini bertuju an agar anak dapat men getahui proses perambatan suara dan prin sip kerja dari alat parabola. 4)
Piringan cakram warn a Agar anak men getahui komposisi warna sinar matahari.
Gambar 3.5 Piringan cakram warna Sumber: Asri Desindo Intiwidya
5)
Katrol Keseimbangan Alat peraga untuk mengetahui prinsip-prin sip pembebanan.
Gambar 3.6 Katrol kesetimbangan Sumber: Asri Desindo Intiwidya
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
6)
digilib.uns.ac.id
Fountain
Gambar 3.7 Fountain Sumber: hackedgadgets.com
Fountain ini adalah berupa alat berbentuk pipa logam sebagai tempat keluarnya semburan air. Dan jika semburan air tersebut ditekan, maka akan menimbulkan harmonisasi nada-nada yang cukup unik. Fountain ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas pengunjung dalam hal harmonisasi nada-nada. b. Outdoor exhibition Space terbuka yang terdapat di muka halaman bangunan utama. Space terbuka ini digunakan jika terdapat event-event tertentu yang bersifat outdoor.
Gambar 3.8 Jenis-jenis outdoor exhibition Sumber: dokumen pribadi
Exhibition outdoor terletak di area depan kawasan, hal ini bertujuan sebagai sarana publik ekspose terhadap event-event yang berhubun gan dengan IPTEK. Hal ini bertujuan untuk menarik pengunjung dari luar.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Indoor a. Exhibition Area Exhibition area ini digu nakan jika untuk mewadahi aktifitas seperti temu karya ilmiah, lomba-lomba antar sekolah dan untuk pameran produkproduk tertentu yan g berhubungan dengan IPTEK. b. Pameran temporer Berisi pameran-pameran yang bersifat sementara tidak bersifat tetap. c. Pameran peragaan 1)
Basic science
§ Matematika Beberapa contoh peragaan dalam bidang matematika, adalah: -
Sistem perputaran roda kotak
Gambar 3.9 Roda kotak Sumber: www.tamanpintar.com
-
Sumur gravitasi Pengunjung
dapat
mengetahui
prin sip
percepatan
koin
saat
melintas
Gambar 3.10 Sumur gravitasi Sumber: www.tamanpintar.com
§ Fisika Beberapa contoh peragaan dalam bidang fisika, adalah: -
Spectrum warna
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengunjung menikmati sensasi perubahan warna bayangan dan percampuran warna oleh cahaya.
Gambar 3.11 Spektrum warna Sumber: Science museum, science and society library picture
-
Generator Pengunjung dapat mengetahui prinsip dari energy gerak menjadi energy listrik.
-
Pendulum
Gambar 3.12 Prinsip generator Sumber: Science museum, science and society library picture
Pengunjung dapat mengetahui gerakan rotasi bumi dalam satu harinya
Gambar 3.13 Pendulum Sumber: Science museum, science and society library picture
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Big Optik Pengunjung dapat memahami prin sip-prin sip optic.
Gambar 3.14 Big optic Sumber: Science museum, science and society library picture
-
Roda bergerigi Pengunjung dapat memindahkan tiang dengan menggunakan prinsip pergerakan roda gigi
Gambar 3.15 Roda bergerigi Sumber: Science museum, science and society library picture
Kimia
§
Beberapa contoh peragaan dalam bidang kimia, adalah: -
System nuklir
Gambar 3.16 Bagan system nuklir Sumber: dokumen pribadi
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bola plasma
-
Gambar 3.17 Bola plasma Sumber: Science museum, science and society library picture
§
Biologi Beberapa contoh peragaan dalam bidang biologi, adalah: -
System peredaran darah
-
System persendian tubuh
-
System metamorfosis
Gambar 3.18 Sistem peredaran darah, system persendian, system metamorphosis Sumber: dokumen pribadi
2)
Applied science
Lebih mengarah kepada teknologi aplikatif, seperti bidang konstruksi, permesinan, teknologi transportasi, dan lain-lain.
Gambar 3.19 Contoh-contoh teknologi aplikatif Sumber: www.tamanpintar.com
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
3)
digilib.uns.ac.id
Future science -
Robotic, microchip, transportasi masa depan
Gambar 3.20 Robotic Sumber: www.tamanpintar.com
III.E. Pola Kegiatan 1. Kegiatan Pengunjung Jalan kaki Datang/ pulang
Space penerima
Informasi Edukasi Rekreasi
Kendaraan Parkir
2.Kegiatan Pengelola Pengelola di masing-masing bidang
Jalan kaki Datang/ pulang
Space penerima Kendaraan Servis/ pelayanan Parkir
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTER IV. A. Analisa M akro 1. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Peruangan Tabel 4.1 Pendekatan pelaku kegiatan , jenis kegiatan, dan kebutuhan ruan g No 1
Kelompok kegiatan Kegiatan Edukatifrekreatif
Pelaku
Jenis kegiatan
- Pengunjung Semua umur
o
- Pengunjung Anak-anak &Remaja - Edukator
o
- Pengunjung semua umur - Pengelola bagian perpustakaan
o
- Pengunjung semua umur
o
- Pengunjung semua umur - Pengelola bagian operasional
o
Pameran dan peragaan - Melihat pameran dan berinteraksi dengan alat peraga (indoor dan outdoor) - Relaksasi - Metabolisme Kegiatan edukatif - Menunggu/ dudukduduk - Simulasi - Memberi penjelasan - Metabolisme
Kegiatan pustaka - Mencari referensi - Akses internet - Pustaka audio visual - Baca dan santai - Melayani perpustakaan - Metabolisme Kegiatan melihat film - Menunggu/ dudukduduk - Menonton film Kegiatan melihat pertunjukkan (demo nstrasi sains) · indoor - Menunggu/ dudukduduk - Persiapan - Metabolisme
commit to user
Kebutuhan ruang
-
R. Pamer Open space R. Relaksasi Lavatory
-
R. Relaksasi Lavatory R. Relaksasi R. Science Club
- R. computer/ catalog - R. internet - R. pustaka audio visual - Lavatory - R. tunggu - R. bioskop
- R. tunggu/ R. Relaksasi - R. pertunjukka 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· outdoor - Pengunjung semua umur - Pengelola bagian operasional
o
Kegiatan Laboratorium (science corner) - Belajar dasar-dasar sains - Menunggu/ dudukduduk - Metabolisme
n - R. operator - Lavatory - Open space - Lab. Fisika - Lab.Kimia - Lab. Biologi Lab.Matematika - Lab. Elektronika
2.
3.
4.
Kegiatan Rekreatif
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan service
Pengunjung anak-anak
o
Pengelola - Manager - Pengawas - Kepala Bagian - Kepala Sub Bagian
o
Security
o
Teknisi MEE
Cleaning Service
o
Bermain - Permainan air - Bermain penstimulu s motorik - Bermain penstimulu s sensorik - Metabolisme Kegiatan pengelolaan administrasi - Memimpin dan mengendalikan jalannya kegiatan - Menerima pengunjung - Mengelola administrasi - Melakukan koordinasi - Istirahat - Metabolism
Kegiatan pelayanan non teknis - Parkir - Menjaga keamanan - Metabolisme Kegiatan Pelayanan Teknis - Menguru s listrik (genset) - Menguru s plumbing - Bristirahat
commit to user
- Playground - Lavatory
- R. Direktur dan karyawan - R. Penerima tamu - R. Administrasi - R. Rapat - Pantry - Lavatory
- Area Parkir - R. Keamanan - Lavatory - R. Listrik (genset) - R. Plumbing - R. Istirahat teknisi
67
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Kegiatan Penunjang
- Pengunjung semua umur - Pengelola bagian operasional
-
- Membersihkan fasilitas indor &outdor - Metabolisme Menunggu/ duduk-duduk Membeli tiket Makan/ minum Membeli souvenir Sholat
- Seluruh ruangan - Lavatory - Plaza - Cafeteria - Souvenir shop - Musholla
Sumber: Analisis Pribadi
2. Pendekatan Hubungan pelaku, kegiatan, dan ruang Pola hubungan yang terjadi antara pelaku kegiatan dan ruang sebagai berikut
Security
Cleaning Service
Teknisi ME
Datang
Parkir
Absensi
Mengamankan kompleks Solo Scie_Tech Exhibition Center demi kelancaran kegiatan yang berlangsung di dalamnya
Membersihkan seluruh area Solo Scie_Tech Exhibition Center indoor dan outdoor
Kegiatan lain
Absensi
Mengecek, mengadakan perawatan, serta perbaikan pada mekanikal elektrikal di lingkungan Solo Scie_Tech Exhibition Center
Mushola, pantry, lav.
Ambil Kendaraan Pergi
Gambar 4.1 Bagan Hubungan kegiatan tenaga pendukung yang direncanakan Sumber : analisa pribadi
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Anak-anak
Remaja
Dewasa
Datang
Penitipan barang
Parkir Plaza Loket
Fasilitas Anak-anak (pelajar)
Fasilitas Remaja
Fasilitas Dewasa
(pelajar)
(pekerja&masyarakat) umum) R. Seminar
Science Club Laboratorium
· Playground · · · ·
Perpustakaan R. Pertunjukkan R. Pameran Demonstrasi Sains
Relaksasi
Mushola
Souvenir shop Lavatory
Cafeteria
Pergi
Ambil Kendaraan
Gambar 4.2 Bagan Hubungan kegiatan pengunjung pada Solo Scie_Tech Exhibition Centre yang direncanakan Sumber : analisa pribadi
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
Manager
Pengawas
digilib.uns.ac.id
Bag Operasional
Bag Tata Usaha
Bag Edukasi
Bag Informasi
Bag Rekreasi Parkir
Datang
Absensi Rapat
Mushola
Menerima tamu
Pantry Absensi
Kegiatan lain
Lavatory
Pergi
Ambil Kendaraan
Gambar 4.3 Bagan Hubungan kegiatan Pengelola yang direncanakan Sumber : analisa pribadi
3. Analisa Pendekatan Besaran Ruang Tujuannya adalah men entukan wadah kegiatan di dalamnya, dengan dasar pertimbangan : Kapasitas dan Fasilitas, yang meliputi: a. Jumlah Ukuran persyaratan b. Melalui proporsi atas peraturan bangunan dan standart luasan. c. Anggapan yan g menimbulkan asumsi yang berdasarkan pada studi banding, survey dan pertimban gan bentuk penggu naan. Ø Aktivitas Dalam Ruang dengan dimensi alat yang digunakan. Ø Flow gerak, dengan atas dasar tujuan tuntu tan dan karakter kebutuhan untuk kelancaran kegiatan dengan mempertimbangkan effisien si dan efektivitas. Sedangkan dasar perhitun gan adalah dengan menggun akan :
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. S tan dart-standart yang digunakan, berupa antara lain: · Time Saver Standart for Building Type 2, Zelnik dkk · Architect’s Data, Ernst Neufert, John Wiley and Sons, New York (DA). · Edward White-concept source book, Julius Panero & Marthin Zelnik 2.Studi Banding dan asumsi. 4. Analisa Perhitungan Besaran Ruang Dasar perhitungan besaran ruang a.
Perhitungan standar (studi literatur) Perhitungan yang didapat dari studi literatur yang berhubungan dengan permasalahan yan g ada.
b.
Perhitungan khusus
Den gan pertimbangan : ·
Kapasitas ruang
·
Kebutu han perabot
·
Modul ruang
·
Ruang-ruang yang dapat memunculkan kreativitas (secara psikologis)
·
Juga, mempertimbangkan kebutuhan ruang gerak pengunjung dan peralatan yan g dipakai.
Tabel 4.2 Studi Ruang Pameran Koleksi : kecil Isi Benda : 8-10 buah Luas Bidang : 0,9 x 1,2 m Pengamatan : satu sisi vertikal Sifat pengamatan : 0 - 30 teliti 30 – 90 normal Luas ruang pengamat : 0,9 x 1,2 = 1,08 m2
commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koleksi : kecil Isi Benda : 6 buah Luas Bidang : 0,6 x 1,2 m Pengamatan
:
horizontal/
miring
&
hanya 1sisi Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti 60 – 120 normal Luas ruang pengamat : 1,2 x 1,2 = 2,4 m2 Koleksi : sedang Isi Benda : 2-4 buah Luas Bidang : 0,9 x 1,2 m Pengamatan : satu sisi vertikal Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti 60 – 120 normal Luas ruang pengamat 1,2 x 1,2 = 2,4 m2 Koleksi : sedang Isi Benda : 2-4 buah Luas Bidang : 0,6 x 1,2 m Pengamatan : horisontal/ miring &hanya 1 ssis Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti 60 – 90 normal Luas ruang pengamat : 1,5 x 1,2 = 1,80 m2 Koleksi : sedang Pengamatan : segala sisi Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti 60 – 120 normal Luas ruang pengamat : 2,4 x 2,4 = 5,76 m2
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koleksi : sedang Pengamatan : 4 arah Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti 60 – 120 normal Luas ruang pengamat : 2,4 x 2,8 = 6,7 m2
Sumber : analisa pribadi
Asumsi jumlah oran g yang datang ke Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini adalah didasarkan pada hasil survey ke Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
Jakarta.
Yang mana
PPIPTEK tersebu t mempunyai
target pengunjung
sebanyak 1000 orang perhari. Namun pada kenyataannya, jumlah pengunjung yang
datang
perharinya
kurang
dari
jumlah
tersebut,
sehingga
atas
pertimbangan luas bangunan yan g lebih kecil, maka jumlah pemakai Solo Scie_Tech Exhibition Centre diasumsikan 500 orang perhari. Tabel 4.3 Analisa perhitungan Luas Macam Ru ang 1 Gedung Utam a Lobby
Perhitun gan besaran ruang 2 KEGIATAN EDUKATIF- REKREATIF Kapasitas diasumsikan dari jumlah pengunjung per hari = 500 o rg Circulation zone = @1, 2 m2 = 500 org x 1,2 = 600 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
Hasil besaran ru ang 3
±600 m2
R. Pameran In door Ruang Pamer Tetap - Area pamer ilmu pengetahuan dasar - Area pamer ilmu pengetahuan terapan bidang
Peraga bidang ilmu dasar (Matematika, Fisika, Biologi, Kimia) Peraga alat transportasi darat, laut, udara, luar angkasa
commit to user
±125 0 m 2 ±125 0 m 2
73
perpustakaan.uns.ac.id
transportasi - Area pamer ilmu pengetahuan terapan bidang rumah tangga - Area pamer ilmu pengetahuan masa depan Ruang Pamer Khusus Peraga bidang IPTEK mutakhir(pameran temporer) Exhibition area Outdoor
R. Relaksasi
R. Laboratorium (science corner) - Laboratorium Fisika - Laboratorium Kimia - Laboratorium Matematika - Laboratorium Biologi - Laboratorium Elektronika - Laboratorium Komputer Perpustakaan
digilib.uns.ac.id
Peraga bidang energi, elektronika, informatika, telekomunikasi Peraga bidang kedokteran, robotika, antariksa Sumber: Studi Banding
±125 0 m 2
±1250 m 2
±1250 m 2 Sumber: asumsi Open space Sumber: Asumsi
±1250 m 2 ±500 m 2
Kapasitas diasumsikan 20% dari jumlah pengunjung per hari = 500 0rg x 20% = 100 org Luas area duduk = @(91,5 x 61) cm = 5581,5 cm2 = 0,56 m2 100 x 0, 56 m2 = 56 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±56 m 2
Asumsi kapasitas 90 orang setiap laboratorium (rombongan) Circulation zone = @1,2 m2 = 90 org x 1,2 = 108 m2 = 108 m2 x 6= 648 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979 Gudang = 15 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = 648 m2 + 15 m2
±663 m2
Kapasitas perpustakaan diasumsikan 50% dari jumlah pengunjung per hari = 500 x 50% = 250 org a.Ruang Buku Standar untuk kapasitas <2.499 org Luas area untuk rak buku = 93 m2 b.Ruang baca Standar untuk kapasitas < 2.499 org Luas area yang dibutuhkan = 37,2 m2 c. Ruang pelayanan Standar untuk kapasitas < 2.499 org Luas area yang dibutuhkan 27,9 m2
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d.Ruang internet Luas area yang dibutuhkan = @ 90 cm x 120 cm = 1,1 m2 Luas area untuk 10 org = 10 x 1,1 m2 = 11 m2 Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara, 1973
±384 m2
Gudang = 15 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = (93 m2 + 37,2 m2 + 27,9 m2 + 11 m2) + 15 m2 = 184, 1 m2 Dengan perhitungan, adanya user dari pihak luar sehingga luasan ditambah menjadi 384 m2 Ruang Bioskop Ruang Seminar Kantor Pengelola
Lavatory
Asumsi Asumsi Jumlah pengelola 4 org dengan perhitungan sudah mencakup dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone. Luas area untuk 1 org = (111,8 + 137,2)cm x 118,8 cm = 249 x 118,8 = 29.581,2 cm2 = 2,96 m2 Luas area untuk 70 org = 2,96 x 70 = 207,2 m2 Sumber: Marthin Zelnik dkk, 1979
±396 m2 ±596 m2
±207,2 m 2
Asumsi kapasitas 5 org laki-laki dan 10 perempuan Toilet laki-laki = @Luas urinal + sirkulasi + lavatory = 314,2 cm x 81,3 cm = 25.544,46 cm2 = 2,55 m2 Luas toilet laki-laki = 2,55 m2 x 5 = 12,75 m2 Toilet perempuan = @luas W C + sirkulasi + lavatory = 370,1 cm x 106,7 cm = 39.489,67 cm2 = 3,95 m2 Luas toilet perempuan = 3,95 m2 x 5 = 19,75 m2 Luas total toilet laki-laki dan perempuan = 12,75 + 19,75 = 32,5 m2 Lavatory ditempatkan pada tiap lantai, diperkirakan terdapat 7 titik penempatan lavatory. = 32,5 m2x 7
commit to user
±256 m2
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979 Total Luas+sirkulasi 15% Indoor 10562,2 + 1584,33 = 12146,53
1 Science Playground
1 Parkir pengunjung
Outdoor 500 + 225 = 725 KELOMPOK KEGIATAN REKREATIF 2 Asumsi = 2.000 m2
±725 m2 3 2000 m2
KELOMPOK KEGIATAN PELAYANAN/ SERVICE 2 Asumsi pengunjung selama satu hari = 500 org 60% naik kendaraan = 300 org à 40% naik roda 4 = 300 x 0,4 = 120 buah Tiap mobil 3 orang 120:3=40 mobil à 60% naik roda 2 = 300 x 0,6 = 180 buah 30% naik bus = 150 org Kapasitas bus 40 org = 150:40 = 3,75~4buah 10% jalan kaki Standar @bus dengan < 45 untuk posisi parkir = 20,13 x 5,49 = 110,5 m2 Luas keseluruhan = 110,5 x 4 = 442 m2 Standar @ mobil dengan <450 = 45,58 m2 Luas area keseluruhan = 45,58 x 40 = 1823,2 m2 Standar @ motor = 2 m2 Sirkulasi 20% = (2 m2 x 180) + (2 m2x 180x 20%) = 360 + 72 = 432 m2 Luas area parkir pengunjung keseluruhan = 442 m2 + 1823,2 m2 + 432 m2 = 6343,6 m2 Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara and John Callender, 1973
Parkir pengelola
±12146,53 m2
3
±275 5,2 m 2
Jumlah pengelola 70 org Asumsi 90% menggunakan motor = 63 org Luas area @ motor = 2 m2 Sirkulasi 20% = (2 m2 x 63) + (2 m2 x 63 x 20%)
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= 126+ 25,2 = 151,2 m2 10% menggunakan mobil = 7 org Luas area @ mobil dengan <450 = 45,58 m2 Luas area parkir mobil = 45,58 x 7 = 319,06 m2 Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara, 1973 R. Satpam
R. Pantry
R. MEE
R. G enerator house
R. Cooling tower
Asumsi jumlah pengelola 2 org/ tempat, diperhitungkan ada 2 tempat. Perhitungan sudah mencakup dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone Luas area untuk 1 org = (96,5 + 45,7 + 76,2) x 152,4 = 33.284,16 cm2 = 3,33 m2 Luas untuk 2 org = 3,33 x 2 = 6,66 m2 Luas untuk 2 tempat = 2 x 6,66 = 13,32 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979 Asumsi kapasitas untuk 20 org pegawai Luas area duduk = @(91,5 x 61) cm = 5581,5 cm2 = 0,56 m2 Luas keseluruhan = 20 x 0,56 = 11,2 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979 Asumsi kapasitas 2 org dengan luas standard 6 m2 Luas area = 6 m2x 2 =12 m2 Sumber: Asumsi & data arsitek Asumsi kapasitas 100 kVA, luas standard 27 m 2/mesin Dibutuhkan 2 ruang = 27 m2 x 2 = 54 m2 Sumber: Asumsi & data arsitek o R. Cooling tower Asumsi 3 cooling tower Luas standard = 40 m2 = 40 m2 x 3bh = 120 m2 Sumber: Asumsi & data arsitek o R. Chiller Asumsi 3 chiller, luas standard = 12 m 2 Dibutuhkan 3 ruang Chiller
commit to user
±319 ,06 m 2
±13,32 m 2
±11,2 m 2
±12 m 2
±54 m 2
±299 m2
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= 12 m2 x 3 = 36 m2 Sumber: Asumsi & data arsitek o R. AHU Asumsi kapasitas 2% layanan Luas standard = 14,3 Terdapat 10 buah= 10 x 14,3 = 143 Luas total = 120 + 36 + 143 = 299 R. Reservoir
Asumsi kapasitas 1 tangki 17,7 m3 Luas standard = 12 m2 Luas area untuk 4 ruang = 12 m2 x 4 = 48 m2 Sumber: Asumsi & data arsitek
R. Computer Maintenance
Asumsi kapasitas jumlah pengelola 2 org Luas standard = 47 m2 Sumber: Asumsi & Data arsitek
R. Audio visual maintenance
Asumsi kapasitas jumlah pengelola 2 org Luas standard = 47 m2 Sumber: Asumsi & Data arsitek Total Luas+sirkulasi 15% Outdoor = 3074,2 6+ 461 ,139 = 353 5,399
±48 m 2
±47 m 2
± 47 m2
±3535,399 m2
Indoor = 531 ,52 + 79,73 = 611,25
±611 ,25 m 2
1 Plaza
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG 2 Kapasitas diasumsikan 50% dari jumlah pengunjung per hari = 500 x 50% = 250 o rg Circulation zone @ 1,2 m2 = 250 x@1,2 = 300 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
commit to user
3
±300 m2
78
perpustakaan.uns.ac.id
R. Loket
Cafetaria
digilib.uns.ac.id
Jumlah pengelola 2 org dengan perhitungan sudah mencakup dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone = 233,6 cm x 152,4 cm = 35.600 cm2 = 3,56 m2 Area antri Kapasitas diasumsikan 25% dari jumlah pengunjung per hari = 500 x 25% = 125 org Area untuk 1 org antri beserta dengan sirkulasinya memiliki radius 0,61 m sehingga luas area untuk 1 org = 3,14 x 0,61 x 0,61 = 1,2 m2 Luas untuk 69 org = 125 x 1,2 = 150 m2 Sumber: Marthin Zelnik dkk, 1979
±150 m 2
Asumsi kapasitas 30% dari pengunung per hari = 150 org à Tempat duduk pengunjung 60% berisi tempat duduk untuk 2 org = (150 x 0,6):2 = 45 unit Luas area tempat duduk keseluruhan (perabot dan sirkulasi) = 45 x (345,4 cm x 167,6 cm) = 259,27 m2 40% berisi tempat duduk untuk 50 org = (150x 0,4):5 = 12 unit Luas area tempat duduk keseluruhan (perabot dengan meja bundar an sirkulasi) = 12x ( 314 x 259 x 259)cm = 252,76 m2 à Dapur = 243,8 x 284,5 = 6,94 m2 à Ruang counter penjualan = 3 x 1,8 = 5,4 m 2 Luas total= tempat duduk pengunjung + dapur + counter penjualan = (259,27 +252,76) + 6,94 + 5,4 = 524,86 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
Souvenir shop
±524 ,86 m 2
Asumsi kapasitas 25% dari jumlah pengunjung per hari = 125 org Luas counter penjualam = 213,4 cm x 600 cm = 12,8 m2 Sirkulasi = 125 x 0,66 = 82,5 m2
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Total luas souvenir shop 12,8 m2 + 82,5 m2 = 95,3 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979 Musholla
±95,3 m 2
Asumsi kapasitas 30% dari jumlah pengunjung per hari = 150 org = 150 x@ 0,96 m2 = 144 m2 Sumber: Asumsi & Data Arsitek, 2002 o Gudang = 3 x 3 = 9 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = 144 m2+ 9 m2 = 153 m2 Total Luas+ sirkulasi 20% Indoor = 773 ,16 + 154,632 = 927,792 Outdoor =300 + 60 = 360
±153 m2
±927,792m
2
±360 m2
Sumber : analisa pribadi
Besar ruang
Dari perhitun gan masing-masing fungsi bangun an di atas maka dapat diketahui luas lahan yang dibutuhkan untu k kemudian direncanakan pada Solo Sci_Tech Exh ibition Centre. Berdasarkan analisa besaran ruang yang telah dihitun g maka di dapat total luas ruangan adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil B esaran Ruang Kelom pok
Besar
Kegiatan
(Indoor)
Edukatif
Ruan g
Ruang
(Ou tdoor)
12146,5 m
Rekreatif
Besar
2
725 m2 2000 m 2
-
Pelayanan
611,25 m 2
3535,3 99 m2
Penunjang
927 ,79 2 m 2
360 m2
±136 85,542 m 2
±6620,399 m 2
Jumlah
Sumber : analisa pribadi
Banyaknya
lantai
yang
direncanakan
adalah
5
lantai
pada
bangunan utama (kelompok kegiatan edukasi) = 12146,5 m2 : 5 = 2436,625 m2 (luas lantai dasar bangunan utama)
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perkiraan luasan pada lantai 1 adalah 24 36,625 m2 +611,25 m2 +927,792 m2 =4575,667 m2 BC = 50% Sehingga,
luas minimal
lahan yang
dibutuhkan adalah (100/50 x
4575,667) + 6620,3 99 = Luas yang dibutuh kan adalah 9151,334+6620,399= 157 71,733 m2 = ± 1,6 ha 5. Analisa Pola Hubungan Ruang
A B
Kegiatan Edukatif Kegiatan Pengelolaan
C
Kegiatan Rekreatif
D
Kegiatan Service
E
Kegiatan Penunjang
A
D
B
C
· Kegiatan Edukatif a
Lobby
b
Exhibition Area R. Pameran Temporer R. Basic science R. Applied science R. Future science
c d e f g h i j k l m
R. Audio Visual R. Perpustakaan R. Laboratorium (science corner) R. Seminar R. Servis Lavatory Pengelola
commit to user
81
E
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Kegiatan Service a
Parkir pengunjung
b
Parkir pengelola R. Satpam
c d e
R. Alat Pemadam Kebakaran
f g
Building Maintenance R. Cleaning Service
h i j
R. MEE
k l m
R. Istirahat
R. Generator House R. Cooling Tower R. Reservoir R. Sewage Treatment R. Komputer
commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Kegiatan Penunjang
a b c d
Science playground Cafetaria Souvenir Shop Mushola
a
b
c
d
Ket : : Tidak ada hubungan : Hubungan sedang : Hubungan Erat
6. Analisa Lokasi dan Site a. Kriteria pemilihan lokasi Tujuannya
:agar lokasi yan g didapat mampu mendukung keberadaan bangunan Solo Scie_Tech Exhibition Centre Lokasi berada di kotamadya Surakarta.
Adapun kriteria lokasi yang dibutuhkan oleh bangunan Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah sebagai berikut: 1)
Ditinjau dari tata guna lahan , lokasi Solo Scie_Tech Exhibition Center tersebut pada zone fasilitas pariwisata dan pendidikan.
2)
Adanya lah an yang relatif luas sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.
3)
Dekat dengan daerah pemukiman penduduk dan daerah pendidikan.
4)
Akses pencapaian mudah atau lokasinya strategis.
5)
Ditinjau dari segi wilayah, dapat mendu kung pertumbuhan dan perkembangan wilayah sekitarnya.
6)
Tersedianya jaringan utilitas kota.
b. Alternatif lokasi Solo
Sci_Tech
Exh ibition
Centre
ini
mempunyai
visi
untuk
menumbuhkan minat masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya IPTEK untuk kesejahteraan hidup dan kemajuan bangsa serta
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memasyarakatkan
atau
membudayakan
IPTEK
kepada
masyarakat
khususnya di S urakarta dan sekitarnya. Terutama untuk masyarakat generasi muda yaitu kalangan pelajar. Dari beberapa SWP yang memiliki potensi untuk pen didikan dan pariwisata, ada tiga alternatif wilayah yang sesuai
dengan
Berdasarkan
peruntukkan
Solo
Sci_Tech
survey, terpilih 3 alternatif
Exhibition
Centre
ini.
wilayah yang mempunyai
penilaian tertinggi un tuk lokasi Solo Scie_Tech Exhibition Centre, yaitu :
§
Alternatif 1 : Wilayah Jl A di Sucipto bagian barat (SWP VI)
§
Alternatif 2 : Wilayah daerah Sumber Jl. Letjen Suprapto (SWP VII)
§
Alternatif 3 : Wilayah daerah Jebres Jl. Ki Hajar Dewantara (SWP VIII)
Gambar 4.4 Alternatif pemilihan wilayah Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Alternative 1
Gambar 4.5 Alternatif Pemilihan wilayah 1 Sumber : Analisa Pribadi
Alternative 2
Gambar 4.6 Alternatif Pemilihan wilayah 2 Sumber : Analisa Pribadi
Alternative 3
Gambar 4.7 Alternatif Pemilihan wilayah 3 Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kriteria Pemilihan Alternatif Lokasi
KRITERIA
ALT. 1
ALT. 2
ALT. 3
Untuk daerah pendidikan dan pariwisata
2
1
3
Ada lahan yang relatif luas sesuai dengan kebutuhan
2
1
3
Dekat dengan daerah pemukiman penduduk dan pendidikan
2
2
3
Akses pencapaian mudah dan lokasinya strategis
2
1
2
Kelengkapan sarana utilitas
2
2
2
Dekat dengan sarana penunjang
2
2
3
12
9
16
Jumlah
Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa, maka lokasi terpilih untuk perancangan Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah alternatif III yaitu kawasan Jebre s. Tabel 4.5 Kriteria pemilihan alternatif site Sumber : Analisa Pribadi
Ket: Skala penilaian 1-3 1= kurang 2= tinggi 3= sangat tinggi
7. Analisa Penentuan Lokasi Site Analisa
pendekatan
penentuan
lokasi
site
ini
bertujuan
untuk
mendapatkan kriteria-kriteria dalam penilaian sesuai kaidah arsitektural yang sesuai
den gan tempat
dan kedudukan sebuah bangunan Solo
Scie_Tech E xhibition Centre. a. Dasar Pertimban gan Pemilihan lokasi ini menggunakan dasar pertimbangan: Tata guna lahan yang diperuntukan bagi pengembangan pen didikan dan pariwisata Luasan site memenuhi/mencukupi untuk menampung kegiatan yang mewadahi dengan pengembangannya.
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemudahan berhubungan dengan kegiatan pendidikan. Berada pada lokasi yan g strategis, tidak tersembunyi. Aksesibilitas yang tinggi Utilitas dan jaringan infrastruktur yang lengkap Peraturan
perencanaan
bangunan
yang
diberlakukan
di
kota
Surakarta. Tapak alternatif pada sudut atau tepi jalan mempunyai nilai lebih di tengah tapak bangunan yan g lain. Dilewatinya lokasi tapak oleh angkutan umum / angkutan perkotaan. b. Alternatif Pemilihan Site Alternatif pemilihan site didasarkan pada kedekatan dengan icon kota Solo, yaitu Teknopark, Taman Budaya Jawa Tengah, dan Satwa Taru Jurug. §
Alternatif 1
: Jl. Ki Hajar Dewantara
§
Alternatif 2
: Jl. Ir. Sutami
§
Alternatif 3
: dekat dengan Satwa Taru Jurug
1 3 2
Gambar 4.8 Alternatif pemilihan site Sumber : Analisa pribadi
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kriteria Penentuan Site § Alternatif 1 : jl. Ki Hajar Dewantara -
Merupakan kawasan potensial untuk pendidikan dan pariwisata
-
Akses ke site mudah karena dilalui kendaraan umum
-
Berada di dekat Solo Technopark
-
Perkembangan sekitar site cukup pesat
-
Dekat
dengan
sarana
dan
prasarana
pendukung. -
Relatif berkontur
Gambar 4.9 Alternatif pemilihan site 1 Sumber : Analisa pribadi
Luasan site mencukupi
§ Alternatif 2 : jl. Sutami - Merupakan
kawasan
potensial
untuk
pendidikan - Akses
ke
site
mudah
karena
dilalui
kendaraan umum - Berada
di
dekat
Taman
Budaya
Jawa
Tengah - Dekat dengan pemukiman penduduk Gambar 4.10 Alternatif pemilihan site 2 Sumber : Analisa pribadi
- Luasan site mencukupi
§ Alternatif 3 : dekat dengan Satwa Taru Jurug - Merupakan kawasan potensial untuk pariwisata - Site berada di dekat Satwa Taru Jurug - Memiliki jalan akses utama yang cukup
lebar
dan
dilalui
jalur
angkutan umum - Luasan site mencukupi
Gambar 4.11 Alternatif pemilihan site 3 Sumber : Analisa pribadi
- Relatif berkontur
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ALTERNATIF NO
KRITERIA 1
2
3
1
Sesuai dengan peruntukan lahan yang terdapat dalam RUTRK kota Surakarta
3
2
3
2
Kemudahan akses menuju site dari & ke luar kota
3
2
2
3
Lokasi strategis
3
3
2
4
Terdapat sarana prasarana yang menunjang
3
1
2
5
Mempunyai orientasi dan view yang baik
2
1
1
3
3
3
17
12
13
6
Utilitas
dan
jaringan
infrastruktur
yang
lengkap Jumlah Ket: Skala penilaian 13 1= kurang 2= tinggi 3= sangat tinggi
Tabel 4.6 Kriteria penentuan site Sumber : Analisa Pribadi
Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa kualitas yang ada, maka tapak terpilih untuk perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah alternatif I, yaitu Jl. Ki Hajar Dewantara. Situasi Site Keberadaan Solo S cie_Tech Exhibition Center ini ditunjang dengan adanya jaringan transportasi yan g merupakan jalan Ki Hajar Dewantara, sebagai sarana pen capaian ke dalam site. Jalan Ki Hajar Dewantara yang menjadi akses utama ke dalam site ini memiliki lebar ± 8 m dan memiliki 2 arah yaitu dari dalam dan luar kota. Site ini terletak di kawasan pendidikan yaitu kampus UNS dan ISI. Serta di lokasi ini terdapat Solo Teknopark, dimana STP ini bisa disebut sebagai icon teknologi bagi Kota Surakarta, sehingga hal ini sangat men dukung keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Centre. Yaitu sebagai fasilitas untuk transfer ilmu tentang dunia sains dan teknologi melalui media peragaan-peragaan sains dan pameran teknologi. SITE TERPILIH
Gambar 4.12 Situasi site terpilih Sumber : Analisa pribadi
BATAS-BATAS SITE TERPILIH Ø Sebelah utara
: Kawasan Solo Techno Park
Ø Sebelah timur
: Kawasan Solo Techno Park
Ø Sebelah Selatan
: Jl Ki Hajar Dewantoro, di seberang jalan Kawasan
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Ø Sebelah Barat
: Perkebunan, PDAM Pedaringan
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peraturan bangunan: Merupakan daerah yang tidak poten sial untuk bangun an bertingkat banyak
Kawasan Pergudangan
Solo Tekno Park Kawasan Pergudangan
SITE SITE
Jl. Ki Hajar Dewantara ISI
UNS
Gambar 4.13 Situasi Site Sumber: Analisa Pribadi
PERGUDANGAN
SOLO TEKNO PARK
Gambar 4.14 keadaan kontur site Sumber: Analisa pribadi
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.15 Potongan kawasan site Sumber: Dokumen pribadi
Site ini mempunyai kontur yang lan dai, perbedaan tiap garis konturnya adalah 1 m. 8. Analisa Pencapaian Site Tujuannya adalah untuk mendapatkan ME dan SE. Factor yang menjadi dasar pertimbangan yaitu: Ø Sirkulasi
lalu lintas,
keberadaan ME dan SE
tidak menyebabkan
kemacetan. Ø Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas Ø Kemudahan pencapaian dari jalan utama. Analisa ME : Ø Menghadap jalan, untuk memudahkan sirkulasi ken daraan keluar masuk site Ø Mudah dikenali pengunjung sebagai entrance Solo Scie_Tech Exhibition Centre
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ø Mampu mengarahkan pengunjun g ke dalam site Ø Mudah untuk dicapai SE : Ø Letak yang cukup tersembunyi dari arah datangnya pengunjung Ø Kelan caran sirkulasi harus tetap terpenuhi (tidak menyebabkan kemacetan ) Solo Sci_Tech Exhibition Centre merupakan fasilitas publik sehingga pemilihan site harus aksesible, yaitu yang dapat dan mudah dijangkau oleh angkutan umum maupun kendaraan pribadi.
SITE Jl Ki Hajar
Jl Ir. Sutami
Keberadaan user yang rata-rata di wilayah Solo bagian tengah dan barat
Jl Slamet
Gambar 4.16 Peta Jaringan Jalan Sumber:Bapeda kota Surakarta
Berdasar peta jaringan diatas, letak site yang berada di jalur jalan Ki Hajar Dewantara sudah cukup aksesible karena berada di jalur jalan arteri sekunder yaitu jalan Ki Hajar Dewantara dan ditunjang dengan adanya jaringan transportasi yang memadai. Karena berdekatan dengan stasiun dan terminal.
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
site
Pencapaian
terbesar
terletak
pada jalur sebelah barat, hal ini dikarenakan
arah
kendaraan
dari terminal dan stasiun.
Gambar 4.17 Analisa pencapaian Sumber: Analisa pribadi
Berdasarkan analisa di atas, maka diperoleh pencapaian ke dalam site adalah sebagai berikut. ME terletak di sisi ini
karena
langsung terhubung dengan Jl.
Ki
PERGUDANGAN
Hajar
Dewantara sebagai jalan
arteri
sekunder
yang
dilalui kendaraaan
ME EXIT
SOLO TEKNO PARK
besar dan mudah dikenali pengunjung berkendaraan pribadi
oleh yang Gambar 4.18 Hasil analisa pencapaian Sumber: Analisa pribadi
Karena akses ke dalam site hanya terletak pada jalur jalan Ki Hajar Dewantara saja, dan tidak dimungkinkan untuk akses yang lain sehingga pemisahan SE terletak pada zona dalam kawasan site.
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE V. A. Konsep Makro 1. Konsep Peruangan Ruang-ruang di dalam Solo Scie_Tech Exhibition Centre dikelompokkan sesuai dengan kegiatan yang terjadi di dalamnya, yang terbagi atas: a. Kegiatan edukatif b. Kegiatan rekreatif c. Kegiatan pengelolaan d. Kegiatan service e. Kegiatan penunjang Matrik hubungan ruang
A
Kegiatan Edukatif
B C D E
Kegiatan Pengelolaan
A
B
Kegiatan Rekreatif Kegiatan Service
C
D
E
Kegiatan Penunjang
Tabel 5.1 Kon sep Besaran Ruang Macam Ru ang
Hasil besaran ruang
1
2 ±600 m2
Lobby R. Pameran Ruang Pamer Tetap In door - Area pamer ilmu pengetahuan - Area pamer ilmu pengetahuan bidang transportasi - Area pamer ilmu pengetahuan bidang rumah tangga - Area pamer ilmu pengetahuan Ruang Pamer Khusus - Peraga bidang IPTEK mutakhir
dasar terapan
±125 0 m 2 ±125 0 m 2
terapan
±125 0 m 2
masa depan
±125 0 m 2
commit to user
±125 0 m 2
137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Exhibition area
±125 0 m 2
Outdoor
±500 m2
R. Relaksasi
±56 m 2
R. Laboratorium - Laboratorium - Laboratorium - Laboratorium - Laboratorium - Laboratorium - Laboratorium Perpustakaan
Fisika Kimia Matematika Biologi Elektronika Komputer
±663 m2
±384 m2
Ruang Bioskop
±896 m2
Kantor Pengelola
±207 ,2 m 2
Lavatory
±256 m2
R. Seminar
±384 m2
Indoor
±121 46,5m 2
Outdoor
±725 m2 1
2 ±2000 m 2
Playground 1
2
Parkir pengunjung
±275 5 m 2
R. Satpam
±13,32 m 2
R. Pantry
±11,2 m 2
R. MEE
±12 m 2
R. G enerator house
±54 m 2
R. Cooling tower
±299 m2
R. Reservoir
±48 m 2
R. Computer Maintenance
±47 m 2
R. Audio visual maintenance
± 47 m2
Outdoor
±353 5,399 m 2
Indoor
±611 ,25 m 2 1
2
Plaza
±300 m2
R. Loket
±150 m2
commit to user
138
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R. Penitipan barang
±6,66 m 2
Cafetaria
±524 ,86 m 2
Souvenir shop
±95,3 m 2
Musholla
±153 m2
Indoor
±927 ,792m 2
outdoor
±360 m2
Kesimpulan luasan Kelompok
Besar
Kegiatan
(Indoor)
Ruang
Besar (Outdoor)
12146,5m 2
Edukatif Rekreatif
Ruang
725 m2 2000 m2
-
Pelayanan
611,25 m 2
8067,7 1 m 2
Penunjang
927 ,79 2 m 2
360 m2
±136 85,542 m2
±662 0,399 m2
Jumlah
Tabel 5.2 Hasil besaran ruang per kelompok kegiatan
2. Konsep Pemilihan Site Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa, maka lokasi terpilih untuk perancangan Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah wilayah Jl. Ki Hajar Dewantara
Gambar 5.1 Hasil Pemilihan Site Sumber: Analisa pribadi
commit to user
139
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5.2 Situasi Site Sumber: Analisa pribadi
Keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center ini ditunjang dengan adanya jaringan tran sportasi yang merupakan jalan Ki Hajar Dewan tara, sebagai sarana pencapaian ke dalam site. Jalan Ki Hajar Dewantara yang menjadi akses utama ke dalam site ini memiliki lebar ± 7 m dan memiliki 2 arah yaitu dari dalam dan luar kota. Site ini terletak di kawasan pendidikan yaitu kampus UNS dan ISI. Serta di lokasi ini terdapat Solo Teknopark, dimana STP ini bisa disebut sebagai icon teknologi bagi Kota Surakarta, sehingga hal ini sangat mendukung keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center. Yaitu sebagai fasilitas untuk transfer ilmu tentang dunia sains dan teknologi melalui media peragaan-peragaan sains dan pameran teknologi.
commit to user
140
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Konsep Pencapaian Site Letak site yang berada di jalur jalan Ki Hajar Dewan tara sudah cukup aksesible karena berada di jalur jalan arteri sekunder yaitu jalan Ki Hajar Dewantara
dan
ditunjang
dengan
adanya
jaringan
transportasi
yan g
memadai. Karena berdekatan den gan stasiun dan terminal.
site
Pencapaian
terbesar
terletak
pada jalur sebelah barat, hal ini dikarenakan
arah
kendaraan
dari terminal dan stasiun.
Gambar 5.3 Pencapaian Site Sumber: Analisa pribadi
Berdasarkan analisa di atas, maka diperoleh pencapaian ke dalam site adalah sebagai berikut. ME terletak di sisi ini
karena
langsung terhubung dengan PERGUDANGAN Jl.
Ki
Hajar
Dewantara sebagai jalan
arteri
sekunder
yang
dilalui kendaraaan
ME EXIT
besar dan mudah dikenali pengunjung
SOLO
TEKNO
PARK
oleh yang
berkendaraan pribadi
Gambar 5.4 Perletakkan ME Sumber: Analisa pribadi
commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karena akses ke dalam site hanya terletak pada jalur jalan Ki Hajar Dewantara saja, dan tidak dimungkinkan untuk akses yang lain sehingga pemisahan SE terletak pada zona dalam kawasan site. 4. Konsep View dan Orientasi bangunan View to site Dari arah ini, view ke dalam tidak perlu diperhatikan karena hanya dilalui oleh pengguna jalan dari pergudangan
Kawasan Pergudangan Dari arah ini juga tidak begitu banyak jalan, sehingga
pengguna view ke
dalam site kurang
perlu
Solo Tekno Park Kawasan Pergudangan
SITE SITE
diperhatikan Jl. Ki Hajar Dewantara ISI
UNS
U
U
Daerah ini mempunyai view ke dalam yang bagus karena
jalan tersebut
merupakan
jalan
arteri
sekunder, dimana jalan dilalui kendaraan yang cukup
padat
sehingga
view
akan
sangat
diperhatikan oleh pengguna jalan Gambar 5.5 Konsep View to site Sumber: Analisa pribadi
commit to user
142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
View from site View ke arah ini kurang bagus karena view
terlalu
dekat
dengan
area
pergudangan
Kawasan Pergudangan View ke arah ini
Solo Tekno Park
areal
bisa
menjadi
Pergudangan
bagus, karena berbatasan dengan
bagus,
SITE SITE
Kawasan
View ke arah ini cukup
cukup
alternative
kosong
arah ekspos
Jl. Ki Hajar Dewantara
bangunan UNS
ISI
U View ke arah Jl. Ki Hajar Dewantara bagus karena berbatasan dengan ISI, bangunan ISI yang berlanggam tradisional bisa dijadikan sebuah vista yang sekaligus menjadi elemen arsitektur tradisional dalam bangunan. Gambar 5.6 Konsep View from Site Sumber: Analisa pribadi
Berdasarkan analisa di atas maka orientasi utama bangunan Solo Sci_Tech Exhibition
Centre
menghadap
Jalan
Ki
Hajar
Dewantara.
Orientasi
bangunan yang menghadap ke arah ini akan mampu menarik pengu njung. Site Solo Scie_Tech Exhibition
Cen tre berada
di sekitar lingkungan
pendidikan dan berada pada jalur arteri sekunder. Sebelah Utara adalah pergudangan, sedangkan untuk sebelah timur berbatasan dengan Solo Technopark, sebelah barat berbatasan dengan area transit truk-truk sedangkan sebelah selatan menghadap langsung ke jalan arteri sekun der yaitu Jl. berdasarkan analisa di
Ki Hajar
Dewantara. Zona potensial
atas adalah terletak di sepanjang site yang
menghadap langsung ke jalan arteri sekunder.
commit to user
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Konsep Penzoningan a.
Penzoningan berdasar analisa sirkulasi
Penzoningan horisontal Parkir
pengunjung
dengan
parkir
karena
shouvenir
pengelola
diarea rekreatif Bangunan
berbeda terkait dengan jenis
diletakkan
dan
berdekatan dengan
Jenis dan waktu
kegiatan
pengelola
kegiatan
servis
dan
yang
tidak
shop,
masjid diletakkan
pelaku memiliki sifat yang kegiatannya.
penunjang berupa cafetaria,
dipisah
masing-masing
waktu
Bangunan
servis
bangunan utama Demi kenyamanan
terlalu
dan
kontinyu
keamanan
pejalan kaki maka
sehinggameminimalkan
dibuat pedestrian
terjadinya
untuk
cross
dengan
sirkulasi
dalam
site
terutama Bangunan utama diletakkan di area depan, karena pertimbangan intensitas kegiatan yang sering
Bangunan
utama,
kegiatan
edukasi
berupa
exhibisi
untuk
sirkulasi ke area rekreasi
dan
Alur
peragaan IPTEK
sirkulasi,
mengikuti
alur site yang memanjang
berhubungan dengan pihak luar
ke belakang. Area parkir pengunjung
diletakkan
dalam satu zone atau sisi
Dibuat space untuk area pemberhentian yang
Areal depan kawasan, dibuat areal hijau,
memakai kendaraan
selain sebagai pembatas sirkulasi antara
umum
dalam
penumpang
dan
ditempatkan
luar
site,
disitu
sculpture
juga
yang berguna
sebagai penanda atau icon kawasan Solo Sci_Tech Exhibition Centre.
Ket : : kegiatan edukasi (bangunan utama)
Gambar 5.7 Penzoningan berdasar sirkulasi
: bangunan servis
Sumber: Analisa pribadi
: kegiatan rekreasi
commit to user
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penzoningan vertical Untuk pengoptimalan fungsi lahan sehingga, untuk bangunan utama
dibuat
bertingkat
den gan
jumlah
lima
lantai
dan
juga
dikarenakan peraturan bangunan di daerah ini yang tidak berpotensial untuk lantai banyak. Maka penzoningan vertical bangunan utama berdasar kegiatannya adalah sebagai berikut: Lantai 1: hall, exhibition area, pameran temporary Lantai 2: basic science, Lantai 3: applied science, fu ture science, Lantai 4: audio visual, perpus, science corn er Lantai 5: seminar Area servis
Area servis
Exhibition area
Basic Science
Pameran temporer
Hall
Area servis
Future Science
Basic Science
Sirkulasi vertikal
Applied Science
Sirkulasi vertikal Basic Science
Lantai 1
Sirkulasi Applied S. vertikal
Lantai 2
Lantai 3
Area servis
Area servis
Audio Visual
Ruang Seminar
Science corner
Perpus
Sirkulasi vertikal
Lantai 4
Perpus
Sirkulasi vertikal
Lantai 5 Gambar 5.8 Konsep Penzoningan Vertikal Sumber: Analisa pribadi
commit to user
145
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lantai 1 : Berdasarkan waktu kegiatannya, pameran dan peragaan dibedakan menjadi dua yaitu yang bersifat temporer (sementara) dan bersifat tetap. Hall diletakkan di lantai 1 karena sebagai ruang penerima untuk menuju ke area pameran dan peragaan IPTEK yang bersifat tetap. Karena pertimbangan kemudahan akses bagi pengunjung yang lebih bersifat insidental, maka ruan g exhibition area dan pameran temporer diletakkan di lantai satu. Exh ibition area berfungsi untuk mewadahi kegiatan berupa lomba karya ilmiah, pameran karya-karya mahasiswa,
sehingga
penggunaan ruang
ini
bersifat
incidental,
sehingga jika tidak ada eventevent tertentu maka ruang ini tidak difungsikan. Sedangkan pameran temporer berfungsi untuk mewadahi kegiatan berupa pameran tentang temu an-temuan IPTEK mutakhir, yang terkini agar masyarakat tahu akan perkembangan IPTEK terkini. Kegiatan di
ruang
pamer temporer ini
lebih bersifat
kontinyu
meskipun benda-benda pamer tentang temuan IPTEK mutakhir selalu berganti-ganti. Lantai 2: Berisi tentang pameran dan peragaan tentang IPTEK yang lebih bersifat dasar (basic science). Proses penyajian peragaan IPTE K disini mempunyai urutan tertentu , yaitu dimulai dari yang bersifat dasar, kemudian terapan atau aplikasi pada kehidupan sehari-hari dan tentang prediksi perkembangan IPTE K masa depan.
Basic Science
Applied Science
Future Science
Lantai 3: Berisi pameran dengan kategori applied science, future science. Setelah dari lantai 3, sebenarnya pengunjung sudah melewati proses pameran dan peragaan secara keseluruhan sehin gga mereka bisa langsung menuju jalan keluar. Namun jika mereka masih ingin menikmati fasilitas tambahan untuk menambah khasanah tentang ilmu pengetahuan, pengunjung dapat naik ke lantai 4 yang berisi ruang audio visual dan perpustakaan. Di
commit to user
146
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lantai 4 ini juga ditempatkan science corner (pojok sains), science corner ini adalah meru pakan salah satu fasilitas pendukung yang bertujuan untuk member pemahaman yang lebih mendalam mengenai satu topic bahasan yang terdapat dalam pelajaran sekolah. Dalam layanan kunjungan tematik ini, seorang pemandu akan membah as tuntas satu tema topic fen omena IPTEK dengan pendekatan demo sains interaktif. Lantai paling atas berisi ruan g seminar, karena sifat kegiatan yang bersifat membutuhkan ketenangan maka ruang seminar di letakkan di lantai paling atas. b.
Konsep Noise Bising lingkungan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi yang berasal dari luar bangunan. Bising ini dapat berasal dari kendaraan, suara hewan dan manusia.
Kawasan
perbedaan
Pergudangan
dengan
elevasi
wilayah
STP
sebesar 1 m, sehingga Solo Tekno Park Kawasan Pergudangan
SITE SITE
dapat
meredam
kebisingan
yang
bersumber dari STP
Jl. Ki Hajar Dewantara ISI
UNS
Jl.
Ki
Hajar
merupakan
Dewantara
jalur
dengan
sumber kebisingan paling Gambar 5.9 Konsep Noise
tinggi
Sumber: Analisa pribadi
Langkah antisipasi dari pengaruh kebisingan : · Mengatur jarak sumber noise · Menggunakan
ruang-ruang
penyangga,
misalnya
gudang
untuk
melindungi ruang-ruang tenang.
commit to user
147
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Manfaatkan open space dan taman sebagai ruang penyangga dari kebisingan ruang luar tan pa menggan ggu sirkulasi entrance dan arah pandang terhadap bangunan. · Menempatkan ruang sesuai dengan karakternya (penzoningannya)
Dengan
memanfaatkan
open space berupa taman sebagai
peredam
dari
kebisingan
Gambar 5.10 Penzoningan berdasar noise Sumber: Analisa pribadi
c.
Konsep Zone Berdasar Faktor Klimatologis (garis edar matahari dan Berada pada iklim tropis, membuat tapak menerima sinar matahari sepanjang tahun dengan maksimal. Karenanya sinar matahari bisa dijadikan sebagai sumber penerangan utama disiang hari dengan meminimalkan efek negatifnya.
arah angin) Angin barat laut berhembus dari arah pemukiman dan pasar. Bersifat sejuk dengan kandungan air cukup, tidak berpotensi membawa polusi asap dan debu Kawasan Pergudangan
Solo Tekno Park Kawasan Pergudangan
SITE SITE
Jl. Ki Hajar Dewantara ISI
Angin tenggara (panas dengan kandungan air sedikit) berhembus dari arah pertigaan dengan sirkulasi padat sehingga membawa polusi debu ke arah tapak.
UNS
Gambar 5.11 Zone berdasar Faktor Klimatologis Sumber: Analisa pribadi
commit to user
148
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Masalah yang
berhubungan
dengan iklim mempunyai
beberapa
alternatif pemecahan dengan pertimbangan sebagai berikut: Bukaan Biasanya berhubungan dengan dimana seharusnya diletakkan bukaan untuk menangkap sinar matahari ke dalam bangunan ataupun bukaan bagi angin sebagai penghawaan alami. Barier Barier atau penghalang dapat berupa vegetasi ataupun bangun an dan pagar yang didesain sebaik mungkin
sebagai penghalang sinar
matahari ataupun angin yang merugikan bangunan dan kegiatan yan g ada didalamnya. Material Material lebih difungsikan sebagai solusi permasalahan bangunan dengan sinar matahari, dimana ia berperan sebagai filter sinar dan mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan. Penzoningan akhir Jenis kegiatan
Sangat
Cukup
Tidak
tenang
tenang
tenang
kegiatan penunjang, penjualan
Ö
kegiatan pengelolaan
Ö
kegiatan pameran
Ö
Kegiatan servis
Ö Ö
Tabel 5.3 Tuntutan ruang terhadap ketenangan Sumber : Analisa pribadi
commit to user
149
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil
Zone Servis Untuk kegiatan pelayanan teknis dan
Kegiatan
penunjang(cafetaria,
souvenir
shop,
kegiatan
non teknis diletakkan berdekatan
musholla),
bermain
lebih
mengarah ke area rekreasi yang lebih membutuhkan ketenangan
Untuk kegiatan pengelolaan, ditempatkan pada bangunan
Kegiatan
utama dengan pertimbangan
edukatif(pameran,
perpustakaan,
keefisienan waktu dalam
pertunjukkan)
diletakkan di depan, dengan
pelayanan
pertimbangan kegiatan
intensitas yang
berhubungan
sering
dengan
pihak
luar
Gambar 5.12 Penzoningan Akhir Sumber: Analisa pribadi
6. Konsep Tata Lansekap Ø Vegetasi a. Vegetasi sebagai Pengen dali Fisik Sebagai pengendali fisik, vegetasi dimanfaatkan untuk : § Menciptakan
buffer
zone
untuk
mengurangi
polusi
udara
dan
kebisingan dari arah area parkir dan jalan.Contohnya adalah pohon cemara yang berdaun tinggi. § Menciptakan buffer z one sebagai penahan terik dan silau sinar matahari di siang hari. Con toh nya adalah pohon aksia.
Gambar 5.13 Vegetasi sbg pengendali fisik Sumber : Dokumen pribadi
commit to user
150
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Vegetasi sebagai Pengendali Sirkulasi Keberadaan vegetasi sebagai pen dukung sirkulasi secara langsung dapat memberikan fungsi kontrol sirkulasi berupa : § Kejelasan batas terhadap area sirkulasi § Sebagai pengarah sirkulasi § Mempertegas jalur sirkulasi Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembatas jalur sirkulasi adalah tanaman semak rendah, sedangkan sebagai pengarah sirkulasi dapat digunakan tanaman palem.
Gambar 5.14 Vegetasi sbg pengendali sirkulasi Sumber : Dokumen pribadi
c. Vegetasi sebagai Aspek Estetika Visual Pada lokasi kegiatan , keragaman tanaman asli sangat rendah, oleh karena itu perlu dilakukan penghijauan dengan tanaman pelindung dan tanaman hias. Jenis tanaman yan g dapat digunakan sebagai aspek estetika visual adalah tanaman bun ga seperti soka, juga rumput sebagai penutu p tanah.
Gambar 5.15 Vegetasi sbg pendukung estetika visual Sumber : Dokumen pribadi
commit to user
151
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil pengolahan lansekap Kegiatan utama Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Diman a area rekreasi terletak pada area outdoor. Area rekreasi outdoor berupa science playground. Science playground adalah areal luas sebagai tempat bermain an ak, dengan dilengkapi alat permainan yan g berhubungan dengan sains.
Area
science
playground
Gambar 5.16 Hasil Pengolahan Lansekap Sumber: Analisa pribadi
Beberapa alternative penunjang science playground
Permainan pasir
Permainan air
Open theatre
Gambar 5.17 Alternatif materi playground Sumber : Dokumen pribadi
commit to user
Natural playground
152
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
V. B. Konsep Mikro 1. Konsep Pendekatan Penampilan Bangunan Tampilan bangunan Penampilan dan citra bangunan menjadi bagian dan merupakan artikulasi dasar citra bangun an dalam kawasan. Tampilan bangun an Solo Sci_Tech Exhibition Centre
ini diran cang dengan memakai pen dekatan
arsitektur metafora. Untuk tampilan eksterior ban gunan utama yaitu bangunan pameran, direncanakan untuk dapat mencitrakan bangunan sebagai bangunan berkarakter IPTEK. IPTEK yang masih dianggap rumit dan susah. Dari kata kunci rumit inilah sehingga terinspirasi mengambil simbol dari ekspresi kerumitan, yaitu puzzle.
Gambar 5.18 Rangkaian Puzzle Sumber : Dokumen pribadi
Mengambil filosofi dari permainan anak-anak yaitu puzzle kayu. Permainan ini berfun gsi untuk melatih kemampuan motorik dan sen sorik anak.
commit to user
153
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IPTEK yang
cenderung rumit,
berubah-ubah,
selalu men galami
perubahan, mempunyai dinamikanya sendiri. Puzzle kayu, di bongkar, kemudian di pasang kembali disesuaikan dengan pola yang ada. Cu kup rumit dan dapat digunakan untuk melatih kemampuan otak. Inti dari permainan ini adalah dengan menyu sun kembali kumpulan balok-balok yang
sudah
ada
sehingga
men ghasilkan
bentuk
yan g
sesuai.
Pengembangan bentuk dari bangunan utama ini berdasar dari situ. Arsitektur
Metafora
adalah
mengidentifikasi
suatu
bangunan
arsitektural dengan pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap pengamat
akan
mempunyai
persepsi
masing–masing
sesuai
dengan
persepsi yang timbul pada saat pertama kali melih at bangunan tersebut. Mengambil
konsep
dari
unsur-unsur
IPTEK
yang
non
fisik
untuk
diaplikasikan ke dalam bangunan. Combine metaphor, merancang bukan hanya menampilakan sifat fisik dari subjek lain, tapi juga sifat non fisiknya. Sifat fisik dari puzzle tercermin dari tampilan eksterior, Sifat dasar puzzle adalah kotak dengan tonjolan-tonjolan ke arah vertikal dan horizontal. Dalam bangunan utama ini, tonjolan-tonjolan tersebut tercermin dari kantilever-kantilever yang berada pada sisi-sisi bangunan Sifat non fisik tampak dengan penonjolan-penonjolan di sisi-sisi bangunan, menggambarkan sebuah dinamika dan dari fasade bangunan dengan menampilkan bentuk frame kaca yang atraktif serta penggunaan material yang high tech.
Mentransfer sifat dari IPTEK itu sendiri yang
selalu berkembang, berorientasi masa depan atau futuristik.
commit to user
154
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penggunaan kantilever pada bangunan
Penonjolan dinding
dinding-
pada
fasade
membuat
tampilan
bangunan
terkesan
Gambar 5.19 Studi bentuk Sumber: Analisa pribadi
Ekspresi high tech 1)
Bentuk bangunan High-tech oriented yaitu cenderung dengan Bentuk
modern
merupakan
bentuk
yang
bentuk-bentuk modern. minimalis
atau
sedikit
menggunakan detail ornamen. Cen derung menganut aliran cu bism, milik Le Corbu.
sumber:images.google.co.id
sumber: www.molon.de
sumber:images.google.co.id
Gambar 5.20 Permainan bentuk-bentuk cubism
commit to user
155
perpustakaan.uns.ac.id
2)
digilib.uns.ac.id
Menggunakan material kaca dan baja
sumber: www.NipponTelevision Headquarters.com
sumber:images.google.co.id
Gambar 5.21 Dominasi kaca pada bangunan
Menggunakan material yang berasal dari teknologi modern. Biasanya material yan g digunakan adalah material fabrikasi. Material kaca dan alumunium digunakan sebagai material Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang direncanakan. Dengan memberikan dominasi material kaca yang transparan pada bidang solid sehingga mampu menghadirkan kesan terbuka sesuai dengan fungsinya sebagai bangunan publik dan terbuka. ·
material dinding partisi material dinding partisi men gguanakan kaca berwarna-warni, sekaligus dengan didukung dengan pemakaian efek pencahayaan pada ruan gan, sehingga memberi suasana pameran yan g kreatif dan atraktif.
Gambar 5.22 material kaca berwarna Sumber: www.hounterdouglas.com
commit to user
156
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5.23 Suasana ruang pameran yang futuristik Sumber: www.designsigh.com
·
Lantai Pemilihan pemilihan lantai didasarkan pada kemudahan peng-instalan
pada balok yang berupa steger baja ringan, sehingga harus memiliki modul dan prefabrikasi. Pelat lantai keramik komposit beton (Keraton) adalah material lantai yang dapat sekaligu s berfungsi sebagai plat lantai pada bangunan. Material beton keraton
diaplikasikan
pada
ruang-ruang
yang
banyak
terdapat
sirkulasi
pergerakan manusia. Sedangkan untuk plat aluminium komposit pada ruangan dengan zona yang tidak banyak pergerakan.
Pelat Lantai Keraton
Pelat Lantai Aluminium Komposit
Sumber : Properti vol. III, no. 28, Juni 2005 : 26
Sumber: http://www.singaporeinterior.com
Gambar 5.24 Material Lantai
Untuk jendela digunakan
system rangka
dengan ekspose frame, hal ini
dimaksudkan untuk menambah kesan hi-tech pada bangunan. Bahan Unplasticise Poly Vinyl Chloride (u PVC) pada Pintu dan Jendela. Kelebihan bahan ini adalah :
commit to user
157
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Diperkuat konstruksi baja baik rangka maupun bagian dalam pintu dan jendela. b. Anti rayap, anti air, anti karat, anti muai/susut, menolak panas, meredam api,
tidak
mu dah
pudar/lapuk
dan
tahan
segala
cuaca,
sehin gga
perawatannya mu dah (tidak perlu dicat ulang tiap tahun). c.
Anti bising.
Untuk
pemakaian
double Insulate
Glass
dapat meredam
kebisingan sampai 56 desibel
Jendela uPVC
Polyurethane
Sumber : Properti vol. III, Sumber : Properti vol. III, no. 28, Juni 2005 : 40 no. 28, Juni 2005 : 25 Gambar 5.25 Alternatif Material Atap
2.
Konsep Sirkulasi Bangunan a. Sistem Sirkulasi Horizontal beberapa type sirkulasi horisontal dapat dibedakan menurut karakter, sifat kegiatan, volume kegiatan, dsb. Pola Linier: Biasanya
diwujudkan
dominan
diantara
misalnya
lobby/hall
dengan
ruang
ruang-ruang yang
dapat
yang
lainnya, langsung
menerima pengguna bangunan sebelum masuk dalam unit-unit kegiatan.
commit to user
158
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pola radial Biasanya beru pa ruang-ruang terpola dalam bentuk yang memusat atau menyebar sehingga bentuk
radial
ini
berkembang dari
mempunyai
jalan
yang
atau menuju sebuah titik
pusat. Aplikasi pada : hall, ruang pamera.
Pola Organik Ruang-ruang letaknya
yang secara
dikelompokkan
oleh
bersama/berhubungan.
Aplikasinya pada: play ground.
b. Konsep Sirkulasi Vertikal Karena bangunan lebih dari satu lan tai, maka diperlukan jalur sirkulasi vertical. Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar lantai. Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam, yaitu: 1). Tangga Kon vensional § lebar tangga untuk dua orang dengan sedikit ruang bebas § ukuran standard 1 20 cm (data arsitek) § syarat : -
optrede 16-20 cm
-
antrede 26-30 cm
-
pengaman
-
mudah dilihat/ dicapai
commit to user
2t + l = 60 – 65 cm
159
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5.26 Modulasi Tangga konvensional Sumber : Data Arsitek
2). Lift § sirkulasi vertikal menggunakan lift, efektif dan efisien untuk pencapaian lantai-lantai atas (lebih dari 3 lantai) § faktor syarat lift/ elevator : -
kecepatan memadai
-
letaknya mudah dilihat
-
pengontrolan/ operasional mudah
-
sistem pengamanan memadai
-
water proof pada struktur bagian bawah
3). Ramp § Sebagai alat sirkulasi utama pengunjung ke ruang pameran, dengan pertimbangan men gurangi tingkat kelelah an pengunjung disbanding den gan menggunakan tangga. § cukup lebar untuk sirkulasi pengunjung, 2.5 m § sudut kemiringan 5-15 § bahan lantai ramp tidak licin (dapat memakai karet pengaman)
commit to user
160
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ pengaman sampin g beru pa border
Gambar 5.27 Sirkulasi vertical dengan ram melingkar Sumber: analisa pribadi
4). Tangga Darurat § dipakai
untuk
keadaan
darurat,
misal
saat
terjadi
bencana
kebakaran atau gangguan keamanan lain § syarat : -
konstruksi tahan api
-
ruang tangga tahan api, kedap asap. Terhubung dengan ruang luar
-
lebar minimum dapat dilalui 2 orang yang membawa barang, 120 cm
3.
Konsep Persyaratan Ruang a. Konsep pencah ayaan Pencahayaan Alami Berdasarkan analisa di atas dapat diambil suatu pemecahan untuk mendapatkan pencahayaan alami, yaitu
commit to user
dengan penyinaran tidak
161
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
langsung den gan menggunakan dinding kaca sunscreen. Kaca sunscreen dengan kualitas bagus dapat meredam efek dari silau matahari.
Gambar 5.28 Pemakaian Sun Screen Gambar 5.29 Kaca Interlayer
Sumber: Dokumen pribadi
Sumber: Dokumen pribadi
Kelompok kegiatan Edukatif
Pencahayaan buatan
Pencahayaan alami Sebagian
membutuhkan
Jenis lampu pencahayaan
Sebagian membutuhkan
alami
pencahayaan buatan · Pijar, fluorescent · Dow n-lighter, flood light, spot-light
Rekreatif
Sinar matahari secara langsung
Pengelola
Dinding kaca
Sebagian membutuhkan pencahayaan buatan · Pijar, fluorescent · Dow n-lighter
Pelayanan/ service
Jendela
· Pijar, fluorescent
sinar matahari secara langsungà pada area parkir
Penunjang
Jendela,
-
sinar matahari secara langsung Tabel 5.4 Konsep Pencahayaan tiap zone kegiatan Sumber: Analisa Pribadi
commit to user
162
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Konsep penghawaan Penghawaan Alami Pada tapak yang terpilih, angin bertiup paling ken cang berasal dari timur, selatan dan utara. Bangunan di sekitar tapak adalah bangunan bertin gkat rendah yang memungkinkan angin masuk dengan leluasa. Untuk bangunan Solo Sci_Tech Exh ibition Centre yang direncanakan, penghawaan alami untuk penghawaan pada area demonstrasi sain s dan open space saja. Penghawaan Buatan
Kelompok kegiatan Edukatif
Pencahayaan buatan
Pencahayaan alami Sebagian
membutuhkan
Jenis lampu pencahayaan
Sebagian membutuhkan
alami
pencahayaan buatan · Pijar, fluorescent · Dow n-lighter, flood light, spot-light
Rekreatif
Sinar matahari secara langsung
Pengelola
Dinding kaca
Sebagian membutuhkan pencahayaan buatan · Pijar, fluorescent · Dow n-lighter
Pelayanan/ service
Jendela
· Pijar, fluorescent
sinar matahari secara langsungà pada area parkir
Penunjang
Jendela,
-
sinar matahari secara langsung Tabel 5.5 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
4. Konsep System Struktur a. Kon sep su b struktur Dengan ketin ggian ban gunan yang relatif kecil dan jenis tanah yan g tidak terlalu keras, alternatif pondasi yang akan digunakan adalah footplat.
commit to user
163
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sistem Pondasi Foot Plate dan bordpile. Untuk bangunan berlantai 2 dengan lebar konstruksi super struktur berat.
Gambar 5.30 Macam sistem pondasi Sumber: Konst.Bangunan Bertingkat, Ir Benny P,1992
b. Kon sep su per struktur Alternatif yang akan diterapkan pada bangunan Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah struktur gabungan, yaitu kombinasi frame system dan bearing wall, dimana dinding
berfun gsi sebagai
penguatan struktur bangunan
terhadap gaya-gaya horisontal. c. Konsep upper struktur Struktur atap yang digunakan adalah kombinasi antara struktur beton bertulang. Sedangkan bahan penutup yang dipilih untuk Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah pelat beton. 5. Konsep Sistem Utilitas a. Kon sep Sistem Listrik -
Sumber tenaga listrik yang digunakan berasal dari PLN dengan generator (genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam penggunaann ya memakai sistem Automatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik PLN mengalami
pemadaman.
Sedangkan
untuk
jaringan
listrik
yang
berhubungan dengan komputer dilengkapi dengan UPS (Uniterrupted Power Supply).
commit to user
164
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skema jaringan listrik : PLN
Meteran ATS
Bahan bakar
MDP
Genset
SDP
Meteran
Ruang
SDP
Meteran
Ruang
SDP
Meteran
Ruang
Keterangan : Gambar 5.31 Skema Sistem Jaringan Listrik Sumber : Analisa pribadi
ATS : Automatic S witch Transfer MDP : Main Distribution Panel SDP : System Distribusi Panel b. Konsep Sistem Air Bersih
- Pada prinsipnya dalam penyediaan air ada 2 sumber air bersih, dari sumur & PDAM. - Sistem yang dipilih untuk bangunan Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah sistem down feed distribution. Skema Down Feed Distribution
Sumur
Pompa
Top tank
Water treatment
KM/WC Cafeteria
Pompa Ruang pamer Ground Reservoir
PDAM
sprinkle
Gambar 5.32 Skema Down Feed Distribution Sumber : Analisa pribadi
c. Kon sep Sistem Drainase Jaringan drainase ini meliputi pembuan gan : - Air kotor : berasal dari kloset, kamar mandi, dan pantry.
commit to user
165
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Air hujan : berasal dari atap, halaman, dsb. Pembuangan air hujan disalurkan langsung ke sumur resapan sedan gkan sisanya baru dialirkan ke riol kota. Skema Sistem Pembuangan Air Kotor
Air hujan
Bak kontrol
Kotoran cair
Sumur resapan
Bak pengolahan limbah
Lavatory Kotoran padat
Septictank
Sumur peresapan
Gambar 5.33 Skema Sistem Drainase Sumber : Analisa Pribadi
d. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran -
Evakuasi Tangga darurat diletakkan pada area yang bebas kebakaran dan jalan keluar diletakkan berdekatan dengan u dara bebas di luar bangunan.
-
Hidran Bangu nan Hidran diletakkan dengan jarak 35 m antara satu dengan lainnya, berada di tempat yang mudah terjangkau dan relatif aman.
-
Hidran Halaman
-
Sprinkler air Sprinkler dihubungkan dengan jaringan pipa air bertekanan tinggi dan air akan memancar pada radius sekitar 3.5m.
-
Pemadam powder (dry chemical)
Gambar 5.34 Dry chemical powder otomatis dan portable Sumber : www.digilip.petra.ac.id
commit to user
166
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skema jaringan pemadam kebakaran : Alat deteksi
Panel alarm
Manusia / operator
sistem start
Pemadaman manual (tabung portable)
ß´¿¬ °»³¿¼¿³¿² ¿µ¬·º
ßÐ× ñ ßÍßÐ
Menghubungi pemadam kebakaran
Pemadaman api dari luar bangunan dengan hydrant
Gambar 5.35 Skema pemadam kebakaran Sumber : Analisa pribadi
e. Konsep Sistem Komunikasi Skema jaringan komunikasi : TELKOM
Office
PABX
Tenant Servise Gambar 5.36 Skema jaringan komunikasi Sumber : Analisa pribadi
f. Konsep Sistem Penangkal Petir Sistem yang digunakan adalah sistem Faraday, berupa tiang setinggi 50 cm yang dipasang di puncak atap, kemudian dihubungkan dengan kawat, yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampu an menghantarkan listrik (seperti pipa peralon), dan kemudian dihubungkan ke grou nd. Sudut yang mampu dilindungi dan terjangkau oleh penangkal petir. Pada ujun g ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantar listrik di tanah.
commit to user
167
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5.37 Pemasangan sistem penangkal petir pada bangunan Sumber : Utilitas Bangunan, Dwi Tanggoro, UI Press, 2004
g. Konsep Sistem Pembuan gan Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yan g masih bisa didaur ulang dan sampah yan g tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertu juan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampahsampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilen gkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap su ara dan pintu berpegas yang mampu menutup sen diri. Pembuangan sampah
melalui
shaft
ini
memanfaatkan
gaya
grafitasi
menuju
bak
penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yan g kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir). Skema sistem pembuangan sampah
Sampah yang
Bak penampung
dapat didaur ulang
sampah daur Shaft
Sampah yang tidak
sampah
dapat didaur ulang
TPA
Bak penampung sampah non daur ulang
Gambar 5.38 Skema pengelolaan sampah sumber: Analisa pribadi
commit to user
168
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
169