1
PENGARUH OPINI AUDIT DAN AUDIT REPORT LAG TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN REPUTASI KAP SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Iffani Dinita NIM 7250407043
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Asrori, M.S.
Bestari Dwi Handayani, SE, M.Si.
NIP. 196005051986011001
NIP. 197905022006042001
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si. NIP. 196206231989011001
ii
3
PERNYATAAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Sabtu
Tanggal
: 13 Agustus 2011 Penguji
Indah Fajarini SW, SE, M.Si,Akt NIP 197804132001122002
Anggota I
Anggota II
Drs. Asrori, M.S. NIP. 196005051986011001
Bestari Dwi Handayani, SE, M.Si. NIP. 197905022006042001 Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP.196603081989011001 iii
4
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar- benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam laporan ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya brsedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,
Juli 2011
Iffani Dinita NIM 7250407043
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubah nasib mereka sendiri. (Q.S Ar-Ra’dd: 11) “Doa orang tua adalah keberhasilan awal kita dalam mengarungi kehidupan, dan ilmu adalah pondasi kita dalam menjalani hidup” Harapan adalah impian yang hidup Mengetahui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita, berusaha terus untuk mengisi kekurangan adalah keberanian luar biasa.
Persembahan o Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, pengorbanan, serta doa dan kasih saying. o Mbak Nita, dik Ari atas segala bantuannya baik moril maupun materiil, doa dan dukungannya. o Mas Ifin yang telah memberikan bantuan dan semangat. o Sahabat – sahabatku Siwit, maya, tya, iza, ria, tiza, yang telah memberikan bantuan dan semangat o Teman – teman S1 Akuntansi B 2007, atas kebersamaan, kerjasama yang baik, bantuan, dan dorongannya. o Almamater Universitas Negeri Semarang.
v
6
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Opini Audit dan Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Ungkapan terimakasih penulis haturkan kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroadmojo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. S. Martono, M.Si
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. 3. Drs. Fachrurrozie, M.Si
Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri
Semarang. 4. Drs. Asrori, M.S Dosen Pembimbing I atas perhatian dan bimbingan yang teramat sabar dan terarah. 5. Bestari Dwi Handayani, SE, M.Si Dosen Pembimbing II sekaligus sebagai Dosen Wali atas bimbingannya yang teramat sabar, jelas dan terarah. 6. Indah Fajarini S.W, SE, M.Si, Akt Dosen Penguji atas perhatian dan kebijaksanaannya dalam ujian. 7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang atas ilmu dan bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas. vi
7
8. Segenap pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Meskipun sederhana namun penulis yakin penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semarang,
Juli 2011 Penyusun
vii
8
SARI
Dinita, Iffani. 2011. “Pengaruh Opini Audit dan Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia(BEI)”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Asrori,M.S dan Bestari Dwi Handayani, S.E, M.Si Kata Kunci : Opini Audit, Audit Report Lag, Reputasi KAP dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sangat diperlukan oleh pengguna laporan keuangan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Lampiran Peraturan Ketua Bapepam Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai oleh akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Kenyataanya masih terjadi keterlambatan publikasi laporan keuangan yang dilakukan oleh emiten di BEI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan reputasi KAP sebagai variabel moderating. Sampel penelitian terdiri dari 246 (82 perusahaan manufaktur x 3 tahun pengamatan) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan pemilihan sampel yang berdasar kriteria. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan, pada tingkat signifikan 0,001 <0,05, audit report lag secara signifikan mempengaruhi Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan secara simultan reputasi KAP dapat memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 <0,05. Opini audit memiliki tingkat signifikan 0,365> 0,05 yang berarti bahwa opini audit tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Reputasi KAP sebagai variabel moderating memiliki tingkat signifikan 0,612 dan 0,468, yang berarti secara parsial reputasi KAP tidak berpengaruh dalam memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil yang tidak signifikan pada pengujian reputasi KAP sebagai variabel moderating memberikan masukan bagi para peneliti di masa yang akan datang untuk menggunakan variabel lain sebagai variabel moderating yang diduga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. viii
9
ABSTRACT Dinita, Iffani. 2011. “Effect of Audit Opinion and Audit Report Lag Against the Timeliness of Financial Reporting with KAP's reputation as a Moderating Variable in Manufacturing in Indonesia Stock Exchange”. Final Project. Accounting Departement. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor Drs. Asrori, M.S. dan Bestari Dwi Handayani, SE., M.Si. Keywords : Audit Opinion, Audit Report Lag, KAP Reputation and Timeliness of Financial Reporting Timeliness of Financial Reporting is required by the users of financial reports for consideration in the decision. Appendix. Chairman of Bapepam Rule Number: Kep-36/PM/2003 which states that the annual financial statements must be accompanied by accountants with a common opinion and submitted to Bapepam no later than the end of the third month (90 days) after the date of the annual financial statements. In fact still be a delay of publication of financial statements conducted by the issuer in exchange. The purpose of this study was to determine the effect of audit opinion and audit report lag of timely financial statements with a reputable accounting firm as a moderating variable. The research sample consisted of 246 (82 companies manufacturing x 3 years of observation). companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period 20072009. Data used in this research is secondary data and sample selection criteria are based. The analytical tool used is logistic regression analysis at a significance level of 5%. Results of hypothesis testing showed, at a significant level of 0.001 <0.05, significantly affect the audit report lag timely financial reporting and accounting firm reputation can simultaneously strengthen the influence of audit opinion and audit report lag against the timeliness of financial reporting with a significant level of 0.000< 0.05. Audit opinion has a significant level of 0.365 > 0.05 which means that the audit opinion does not significantly affect the timely financial reports. KAP's reputation as a moderating variable has a significant level of 0.612 and 0.468, which means partially reputation KAP had no effect in strengthening the relationship audit opinion and audit report lag against the timeliness of financial reporting. The results are not significant at the testing firm reputation as a moderating variable gives inputs for researchers in the future to use other variables as moderating variables suspected to affect the timeliness of financial reporting.
ix
10
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii PERTANYAAN PENULIS ....................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v PRAKATA ................................................................................................... vi SARI ............................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................ ix DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 8 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori .............................................................................. 11 2.1.1 Laporan Keuangan ......................................................... 11 x
11
2.1.2 Pelaporan Keuangan........................................................ 15 2.1.3 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ....... 16 2.1.4 Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan ................... 17 2.1.5 Auditing ........................................................................... 18 2.1.6 Audit Laporan Keuangan ................................................ 18 2.1.7 Standar Auditing ............................................................. 19 2.1.8 Opini Audit....................................................................... 20 2.1.9 Reputasi KAP ................................................................... 23 2.1.10 Audit Report Lag ........................................................... 24 2.2 Teori yang mendukung .............................................................. 25 2.2.1 Teori Kepatuhan ............................................................ 25 2.2.2 Teori Keagenan.............................................................. 27 2.2.3 Teori Signal .................................................................... 28 2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................. 30 2.4 Kerangka Pemikiran ................................................................... 31 2.5 Hipotesis ..................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 38 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 38 3.3 Variabel Penelitian ...................................................................... 39 3.3.1 Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan ........ 39 3.3.2 Opini Audit...................................................................... 40
xi
12
3.3.3 Audit Report Lag ............................................................. 40 3.3.4 Reputasi KAP .................................................................. 40 3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 41 3.5 Metode Analisis Data .................................................................. 42 3.5.1 Analisis Diskriptif ........................................................... 42 3.5.2 Analisis Multivariate..................................................... 42 3.5.3 Pengujian Model Moderating........................................ 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian......................................................... 47 4.2 Deskripsi Variabel ..................................................................... 48 4.2.1 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ........................... 48 4.2.3 Opini Audit ..................................................................... 49 4.2.4 Audit Report Lag ....................................................... 50 4.2.5 Reputasi Kantor Akuntan Publik ............................... 51 4.3 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 52 4.4 Uji Hipotesis............................................................................. 53 4.4.1 Menilai Kelayakan Model Regrasi ............................... 54 4.4.2 Menilai Keseluruhan Model ......................................... 54 4.4.3 Menganalisis nilai Cox & Snell’s R square Negelkerke’s R Square ................................................ 55 4.4.4 Menguji Koefisien Regresi ........................................... 56 4.4.5 Analisis Uji Interaksi Variabel Moderating .................... 57 4.5. Pembahasan .......................................................................... 61 xii
13
4.5.1 Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ............................. 61 4.5.2. Pengaruh Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ...................... 64 4.5.3 Pengaruh Reputasi KAP dalam Memperkuat Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ................................... 64 4.5.4 Pengaruh Reputasi KAP dalam Memperkuat Pengaruh Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan .................................. .65 4.5.5 Pengaruh Reputasi KAP dalam Memperkuat Pengaruh Opini Audit dan Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ........................ 66 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................. 68 5.2 Saran......................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 71 LAMPIRAN ................................................................................................ 75
xiii
14
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria ..................................... 47 Tabel 4.2 Distribusi Penyampaian Laporan Keuangan ............................ 48 Tabel 4.3 Opini Auditor Perusahaan Sampel Berdasarkan Ketepatan Waktu ......................................................................................... 49 Tabel 4.4 Audit Report Lag Perusahaan Sampel Berdasarkan Ketepatan Waktu ......................................................................................... 51 Tabel 4.5 Reputasi KAP Perusahaan Sampel Berdasarkan Ketepatan Waktu .......................................................................................... 52 Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ..................................... 52 Tabel 4.7 Goodness of fit ........................................................................... 54 Tabel 4.8 Overall Model Fit ..................................................................... 54 Tabel 4.9 Cox & Snell’s R square Negelkerke’s R Square ........................ 55 Tabel 4.10 Koefisien Regresi Logistik ....................................................... 56 Tabel 4.11 Koefisien Moderating ............................................................... 57 Tabel 4.12 Uji hipotesis Simultan (Moderating) ........................................ 60 Tabel 4.13 Distribusi Opini Auditor Berdasar Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ............................................. 62
xiv
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................... 36
xv
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Sampel Penelitian ............................................. 76 Lampiran 2. Publikasi Laporan Keuangan ....................................... 79 Lampiran 3. Data Opini Audit .......................................................... 82 Lampiran 4. Data Audit Report Lag ................................................. 85 Lampiran 5. Data Reputasi KAP ...................................................... 88 Lampiran 6. Descriptive Statistics .................................................... 91 Lampiran 7. Logistic Regression....................................................... 92 Lampiran 8. Regresi Logistik Moderating ....................................... 98
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin hari semakin meningkat.
Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi para investor yang memungkinkan para investor memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik. Informasi seputar kinerja suatu perusahaan bisa dilihat dari berbagai media, diantaranya adalah melalui laporan keuangan secara periodik dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah sebuah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan Keuangan disajikan dalam bentuk Laporan Laba/rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Salah satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar modal adalah laporan keuangan yang disediakan setiap perusahaan yang Go Public. Pelaporan keuangan perusahaan dianggap pemakai utama (investor dan kreditor) sebagai good news dan bad news. Good news memiliki arti bahwa informasi yang disajikan dianggap sebagai hal penting dan dapat digunakan sebagai 1
2
pengambilan keputusan kredit dan keputusan investasi. Adapun bad news mempunyai pengertian bahwa informasi yang disajikan tidak dapat memenuhi informasi kunci sehingga investor dan kreditor sebagai pengguna utama memandang bahwa financial reporting masih bermanfaat namun perlu diperbaiki. Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi informasi yang terdapat didalamnya, sehingga keputusan-keputusan ekonomi dapat segera diambil. Ketepatwaktuan (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Terjadinya informasi yang tepat mengandung pengertian bahwa dapat dilaporkanya laporan keuangan tepat waktu sehingga membantu pemakai informasi untuk melakukan tindakan–tindakan ekonomi dan bisnis serta keputusan investasi dan kredit apakah memutuskan untuk memakai, memilih / menjual investasi yang dimilikinya (Purwati, 2008). Pengguna laporan keuangan sangat membutuhkan informasi yang tepat waktu untuk memungkinkan mereka dapat dengan segera melakukan analisis dan membuat keputusan tentang modal yang sudah, atau akan diinvestasikan pada perusahaan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu penyelesaian yang lebih lama (Masodah dan Fitri, 2009). Publikasi laporan keuangan adalah menerbitkan laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun ke media cetak. Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan
3
waktu merupakan salah satu karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan (Sulistyo, 2010) Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatwaktuan (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Bapepam No.80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan audit independenya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ke empat (120 hari) setelah tanggal laporan Keuangan perusahaan. Kemudian diperketat dengan dikeluarkannya Kep-17/PM/2002 dan telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Penyempurnaan peraturan ini dimaksudkan agar investor dapat lebih cepat memperoleh informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal. Selain itu, Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H yang mengatur ketentuan pemberian sanksi atau denda administrasi bagi perusahaan yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangan, yang isinya: (1) Peringatan Tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak
4
lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan; (2) Peringatan Tertulis II dan denda Rp 50.000.000,00 apabila mulai hari kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak lampunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; (3) Peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,00 apabila mulai hari kalender ke 60 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; (4) Penghentian sementara perdagangan dalam hal kewajiban laporan keuangan dan atau denda tersebut di atas belum dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh pada tahun 1997 Bapepam mengumumkan telah memberikan peringatan secara resmi dan mengenakan denda sebesar Rp. 2,98 miliar kepada 170 perusahaan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Na’im, 1999). Akibat secara langsung yang diterima oleh perusahaan yang terlambat dalam pelaporan keuangan perusahaan adalah akibat buruk yang ditanggung perusahaan seperti yang pernah terjadi di pasar modal Australia pada tahun 1973 di mana terdapat 38 perusahaan yang sahamnya dilarang diperdagangkan karena 38 perusahaan
5
tersebut gagal menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan batas waktu penyampaian. Akibat secara tidak langsung yaitu para investor mungkin akan menanggapi sebagai sinyal buruk bagi perusahaan (Dwiyanti, 2010). Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui betapa penting ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu perusahaan kepada para pemakai laporan keuangan. Kenyataanya masih terjadi keterlambatan publikasi laporan keuangan yang dilakukan oleh emiten di BEI. Berdasarkan catatan BEI tentang penyampaian Laporan Keuangan hingga batas waktu yang ditentukan tahun 2008 sebanyak 52 (64,20%) perusahaan manufaktur dan tahun 2009 sebanyak 72 (88,75%) perusahaan manufaktur yamg tercatat belum menyampaikan laporan keuangan auditan. Terjadinya peningkatan jumlah perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan menunjukan pentingnya masalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sehingga menarik untuk dikaji dan dicari penyebabnya. Akuntan publik bertugas memberikan assurance terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan diterbitkan oleh manajemen. Assurance terhadap laporan keuangan tersebut, diberikan akuntan publik melalui opini akuntan publik. Perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan good news dari auditor dan cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila
6
menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap bad news (Sulistyo,2010). Proses penyelesaian audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang disebut dengan audit report lag, yang diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukan bahwa audit report lag yang terjadi di Indonesia rata –rata 85 hari. Rata – rata audit report lag di Indonesia ini tergolong lebih panjang bila dibandingkan dengan luar negeri, misalnya audit report lag di Kanada lebih pendek, yaitu lebih cepat 21,95 hari dibandingkan dengan Indonesia (Halim, 2000). Lamanya pengauditan dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat proses pengauditan laporan keuangan, semakin cepat pula pelaporannya, dan sebaliknya proses pengauditan yang lambat dapat mengakibatkan ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan (Lestari,2010). Umumnya perusahaan memilih menggunakan jasa auditor independen dari Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut. Perusahaan yang tidak menggunakan jasa auditor independen kemungkinan besar akan memiliki laporan keuangan dengan tingkat kredibilitas yang sangat kecil. KAP dengan reputasi baik biasanya memiliki tenaga spesialis yang khusus menangani kewajiban perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan regulasi Badan Pegawas Pasar Modal ( Hilmi dan Ali, 2008)
7
Terdapat beberapa penelitian mengenai ketepatan laporan keuangan. Sulistyo (2010) menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap ketepatan publikasi laporan keuangan. Penelitian Hilmi dan Ali (2008) menunjukan bahwa opini audit tidak berpengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Purwati (2008) meneliti pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan karakteristik KAP terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, dan menemukan bukti bahwa karakteristik KAP tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian Suharli (2006) meneliti studi empiris faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dan menemukan hasil bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian pada beberapa peneliti untuk variabel penelitian yang sama, mendorong untuk melakukan pengujian kembali mengenai variabel opini audit dan reputasi KAP yang diduga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur. Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan manufaktur ini didasarkan pada pertimbangan akan homogenitas dalam aktivitas produksinya dan kelompok industri ini yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok industri yang lain di Bursa Efek Indonesia, sehingga mendominasi bursa dan mempunyai kontribusi besar
8
terhadap perkembangan bursa karena merupakan perusahaan yang berkembang dan cukup menarik investor. Reputasi KAP sebagai variabel moderating digunakan dalam penelitian ini karena faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini seperti opini audit dan audit report lag yang disampaikan dalam laporan auditan diperkuat dengan penggunaan jasa audit yang memiliki auditor beretika baik dan tergabung dalam KAP besar agar pengauditan terhadap laporan keuangan dapat efektif dan tepat waktu. Hal tersebut dapat mendukung perusahaan untuk dapat meyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Oleh karena itu reputasi KAP akan memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Peneliti akan meneliti mengenai masalah ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan menguji faktor opni audit, audit report lag dan reputasi KAP. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni dalam penelitian ini dimasukan variabel audit report lag dan variabel moderating yaitu reputasi KAP. Berdasarkan latar belakang di atas maka judul penelitian ini adalah “ Pengaruh Opini Audit dan Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah opini audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan?
9
2. Apakah audit report lag berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 3. Apakah reputasi KAP mampu memperkuat pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 4. Apakah reputasi KAP mampu memperkuat pengaruh audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 5. Apakah reputasi KAP secara simultan mampu memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 2. Pengaruh audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 3. Apakah reputasi KAP mampu memperkuat pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 4. Apakah reputasi KAP mampu memperkuat pengaruh audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 5. Apakah reputasi KAP secara simultan mampu memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
10
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis. a. Hasil penelitian ini akan memberikan wacana (input) bagi perkembangan studi akuntansi mengenai konsep dasar yang berkaitan dengan ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan. b. Dapat membantu memberikan referensi dalam mengadakan penelitian lebih lanjut tentang ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 2. Manfaat Praktis. a. Bagi praktisi manajemen perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur bahwa hasil penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan-temuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. b. Bagi kalangan organisasional seperti; Bapepam, Bursa Efek Indonesia dan lembaga lain di pasar modal, sebagai bahan masukan dan perbaikan dalam membuat aturan, menetapkan sanksi dan denda serta menetapkan kebijakan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
11
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Menurut Baridwan (1997:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Termasuk juga skedul-skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Menurut PSAK No. 1 (IAI, 2004:4) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi 1I
12
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:(1) aset; (2) kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan (5) arus kas. Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya terhadap laporan keuangan (IAI, 2004: 2) yaitu: a. Investor Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam bengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. b. Karyawan Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditur lain Untuk mengetahui apakah jumlah yang terutang dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
13
e. Pelanggan Berkepentingan mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka panjang. f. Pemerintah Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Masyarakat Menyediakan
informasi
agar
masyarakat
dapat
mengetahui
perkembangan
kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan (IAI, 2004:7) yaitu : a. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh pemakai. Pemakai diasumsikan memilki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang dimasukkan dalam laporan keuangan tidak
14
dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi keuangan dan kinerja masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain yang lanhsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran deviden dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmenya ketika jatuh tempo. c. Keandalan Agar
bermanfaat,
informasi
juga
harus
andal
(reliable).
Informasi
memilikikualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkintidak tepat bagi
15
perusahaan mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalamneraca, meskipun tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut. d. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif. 2.1.2 Pelaporan Keuangan Pelaporan Keuangan tidak hanya terdiri atas laporan keuangan, tetapi semua informasi yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sistem informasi akuntansi (Belkaoui, 2000: 233). Pelaporan Keuangan sesuai dengan SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) No.1 terdiri atas 1. Laporan keuangan dasar (basic financial statement) yang terdiri atas laporan keuangan (financial statement) dan catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement). 2. Informasi – informasi tambahan (supplementary information) 3. Laporan – laporan lain selain laporan keuangan reporting)
(othe means of financial
16
Tujuan pelaporan keuangan menurut Kieso dan Weygandt (2000) dalam Dwiyanti (2010), adalah untuk memberikan : a. Informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit. b. Informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas. c. Informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klaim pada sumberdaya tersebut, dan perubahan dalam sumberdaya tersebut 2. 1.3 Ketepatan Waktu (Timesliness) Penyampaian Laporan Keuangan. Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Hendriksen dan Van Breda (2000) dalam Sulistyo (2010), menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai. Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputuankeputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan
17
tersebut (Baridwan, 1997:5). Informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan. 2.1.4 Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan dengan jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan berkala dan laporan insidental lainnya kepada Bapepam. Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal
laporan keuangan tahunan
perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau
18
paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Sedangkan untuk laporan tengah tahunan : (1) selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak disertai laporan akuntan, (2) selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir jika disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas, (3) selambatlambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. 2.1.5
Auditing Menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concept ) dalam (Guy,
2002:5) auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersiasersi tersebut kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. 2.1.6 Audit Laporan Keuangan Audit Laporan Keuangan (audit of financial statement) menitikberatkan pada apakah laporan keuangan sesuai dengan kriteria spesifik (Guy, 2002:9). Kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Produk dari proses audit adalah laporan audit, yang merupakan bagian dari laporan keuangan.
19
2.1.7 Standar Auditing Standar auditing merupakan ukuran pelaksanaan tindakan yang menjadi pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit (Mulyadi, 2002:15). IAI (2001) telah menetapkan standar auditing sebagai berikut: 1.
Standar Umum, a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus diperhatikan oleh auditor. c. Pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2.
Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3.
Standar Pelaporan
20
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b. Laporan
auditor
harus
menunjukkan
atau
menyatakan,
jika
ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor. 2.1.8 Opini Audit Laporan auditor dapat didefinisikan sebagai laporan yang menyatakan pendapat auditor yang independen mengenai kelayakan atau ketepatan pernyataan klien bahwa laporan keuangannya disajikan secara wajar sesuai dengan prinsipprinsip akuntan yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten.
21
Manajer ditempatkan pada posisi dimana mereka dapat menguntungkan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang disusunnya dalam suatu periode
tertentu.
Laporan
keuangan
yang
disusun
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban dari hasil pekerjaannya selama suatu periode. Para manajer tergoda untuk menyajikan laporan keuangan yang berat sebelah, dan mungkin menyembunyikan informasi informasi tertentu kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan itu, termasuk investor, kreditor, dan regulator. Oleh karena itu masyarakat keuangan membutuhkan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen. Atas dasar informasi keuangan yang andal, masyarakat akan memiliki basis yang kuat untuk berinvestasi dan memiliki posisi keuangan yang sehat. Terdapat beberapa jenis pendapat / opini auditor (Mulyadi, 2002:19) yaitu: a.
Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) Istilah unqualified disini bukan berarti tidak memenuhi syarat atau tidak qualified. Arti unqualified disini adalah tanpa kualifikasi (qualification) atau tanpa reserve atau tanpa keberatan-keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
22
b.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
(unqualified
opinion with explanatory language). Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan. c.
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Pendapat ini hanya diberikan oleh auditor jika secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, yaitu : 1) Lingkup audit dibatasi oleh klien. 2) Auditor tidak dapat melakukan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi – kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor.
3)
Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
4)
Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
23
d. Laporan pendapat tidak wajar (adverse opinion) Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan arus kas perusahaan klien. Auditor memeberikan pendapat tidak wajar jika tidak terdapat pembatasan bukti audit. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar dengan pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten dalam jumlah cukup unutk mendukung pendapatnya. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opnion) Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat. Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah : 1)
Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
2)
Auditor tidak independen dalam hubunganya dengan klien.
2.1.9 Reputasi KAP Laporan Keuangan yang disampaikan kepada Bapepam harus terlebih dahulu diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Perusahaan menggunakanan jasa Kantor Akuntan Publik yang mempunyai reputasi baik untuk meningkatkan kredibilitas dari Laporan
Keuangan.
DeAngelo
(1981)
dalam Oktorina
dan Suharli (2005)
menyimpulkan bahwa KAP yang besar dipercaya mempunyai kualitas audit yang lebih
24
baik daripada KAP kecil. KAP yang mempunyai reputasi yang bagus adalah KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). The Big Four merupakan empat kantor akuntan berskala internasional yang terbesar saat ini, yang menangani sebagian besar audit bagi perusahaan, baik terbuka (public) maupun tertutup (private). KAP big 4 sudah ada sejak tahun 2001. Kelompok ini dulu dikenal sebagai "Delapan Besar", dan dikurangi dengan "Big Five" oleh serangkaian merger. Lima Besar menjadi Big Four setelah menyusul keterlibatannya dalam skandal Enron. Kasus kolapsnya Enron telah menyeret Arthur Andersen, yang mengadit laporan keuangan Enron, ke dalam serangkaian penyelidikan oleh otoritas bursa US. Sejarah keempat kantor akuntan terbesar tersebut berasal dari Eropa, yang sampai saat ini terbentuk dari serangkaian panjang penggabungan usaha. Pricewaterhouse Coopers dan Deloitte didirikan di Inggris. Ernst & Young didirikan oleh seorang akuntan dari Skotlandia. KPMG merupakan produk gabungan dari dua kantor besar dari Belgia dan Belanda. Kategori KAP the big four di Indonesia: 1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan. 2. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
25
3. KAP Ernst and Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. 4. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan. KAP non big4 merupakan Kantor Akuntan Publik yang tidak berafiliasi dengan KAP big 4 atau Kantor Akuntan Publik selain 4 KAP besar . KAP non big 4 tidak memiliki nama baik yang dipertaruhkan sehingga menyajikan audit yang tidak sebaik dengan KAP big 4 (Lestari,2010). 2.1.10 Audit Report Lag Audit Report Lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan audit. Definisi ini digunakan oleh Casrlaw dan Kaplan (1991), Ansah (2000), Hosain dan Taylor (1998), Halim (2000). Menurut Dyer & McHugh (1975: 206) dalam Utami (2006) Audit Report Lag adalah interval jumlah hari dari tanggal akhir tahun tutup buku sampai tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Menurut Asthon Willingham, & Elliot (1987), Carslaw & Kaplan (1991), Ahmad & Kamarudin (2001), ) Audit Report Lag adalah jangka waktu dari tahun fiskal perusahaan dan tanggal laporan auditor.
26
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan bahwa laporan keuangan tahunan harus teraudit dalam waktu 90 hari serta diserahkan ke BAPEPAM dan BEI untuk dipublikasikan. Hal ini dapat dijadikan pedoman oleh auditor dan pihak manajemen perusahaan publik bahwa batas waktu minimal audit adalah 90 hari. 2.2
Teori yang mendukung
2.2.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan telah banyak diteliti pada ilmu – ilmu sosial diantaranya adalah
ekonomi,
psikologi
dan
sosiologi.
Kebanyakan
analisis
ekonomi
mengasumsikan bahwa pemberian sanksi adalah satu – satunya mekanisme dimana kepatuhan hukum dapat dicapai apabila terjadi penolakan dan ketidakmampuan, sedangkan kebanyakan teori psikologi dan sosiologi menekankan pemahaman legitimasi hukum sebagai alat utama dalam mencapai kepatuhan melalui penguatansosial dan institusional akan norma moral (Mc. Adams & Nadler, 2000) dalam (Ciptasari, 2009). Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-
27
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory). Teori kepatuhan menjelaskan hubungan antara audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keungan. Semakin diperketatnya peraturan BAPEPAM yang baru menjadikan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi 90 hari akan menjadikan tugas akuntan publik semakin berat. Auditor berusahan untuk mengaudit laporan keuangan dengan tepat waktu yaitu sebelum 90 hari sehingga diharapkan penyampaian laporan keuangan ke Bapepam juga dapat tepat waktu pula. 2.2.2
Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (agen yang mengatur
manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Menurut Meckling (1976) dalam Saleh (2004), teori ini menjelaskan hubungan antara agen (manajemen usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agent) untuk
28
melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada Agent untuk membuat keputusan terbaik bagi principal. Pemilik usaha disebut sebagai pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi yang disajikan oleh agen yang bertindak sebagai pihak yang mengambil keputusan. Teori keagenan menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham, kreditur dan manajer yang disebabkan adanya hubungan keagenan (agency relationship). Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh sebab itu, manajer mempunyai kewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal (diluar manajemen) karena pengguna laporan keuangan di luar manajemen berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastian. Pengguna internal (manajemen perusahaan) memiliki kontak langsung dengan perusahaan dan mengetahui peristiwa yang terjadi sehingga tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal. Situasi ini akan memicu timbulnya suatu kondisi yang disebut
29
sebagai asimetri informasi, yaitu suatu kondisi di mana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang, jika dibanding dengan pemegang saham dan stakeholder's lainnya. (Kim dan Verrechia dalam Sulistyo, 2010) menyatakan bahwa laporan keuangan yang disampaikan dengan segera atau tepat waktu akan dapat mengurangi asimetri informasi tersebut. 2.2.3
Teori Signaling Signalling Theory dan asymmetric informations digagas pertama kali oleh
Ackerlof, Spence dan Stigliz. Menurut Brigham dan Houston, (2006) dalam Satmoko (2007) isyarat atau teori signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi (Jogiyanto, 2000:392). Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Signalling theory tampak secara konstan membesar dengan anjuran untuk mengungkap secara besar-besaran. Wolk dan Tearney (1997) dalam Dwiyanti (2010) menyatakan bahwa hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita bagus” dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka. Sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh
30
perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus, tidak akan dipercaya oleh pasar. Signalling theory menjelaskan hubungan opini audit terhadap ketepatam waktu pelaporan keuangan. Perusahaan yang laporan keuangan auditan menerima Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari auditor merupakan signal bagi investor cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan berita baik (good news). 2. 3 Penelitian Terdahulu. Penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan publik ini, telah banyak dilakukan dan berkembang baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Owusu dan Ansah (2000) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di pasar modal yang berkembang di Zimbabwe. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa, bulan dari akhir tahun finansial. Hasilnya hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh pada ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan yang diaudit. Hilmi dan Ali (2008) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik dan reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu
31
penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini akuntan publik tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2008), menemukan bahwa KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian Wirakusuma (2004) yang meneliti 132 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta memperoleh hasil bahwa faktor yang mempengaruhi rentang waktu pengumuman laporan keuangan auditan ke publik adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan, solvabilitas dan opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. 2.4.
Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan yang go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit tepat waktu. Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, dalam lampirannya, yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Fakta yang ada, masih banyak perusahaan yang tidak tepat waktu atau terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaannya, hal ini karena ada beberapa penyebabnya. Faktor – faktor penyebabnya adalah
opini audit, reputasi KAP dan audit report lag. Untuk
32
memudahkan alur pembahasan dari penelitian ini disusun suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: Laporan
audit
mengkomunikasikan
adalah
alat
formal
yang
digunakan
auditor
untuk
kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia sehingga dihasilkan informasi keuangan yang handal, yang memungkinkan para investor untuk memutuskan investasinya. Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (Mulyadi, 2002). Opini audit merupakan salah satu indikator yang diduga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian keuangan. Auditor memiliki tugas untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prisip akuntansi berterima umum. Perusahaan yang Laporan keuangan auditanya menerima Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hubungaya dengan teori signaling adalah perusahaan yang Laporan keuangan auditanya menerima pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari auditor merupakan signal bagi investor cenderung akan lebih tepat waktu dalam
33
menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan berita baik (good news). Sebaliknya, perusahaan akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap sebagai berita buruk (bad news). Penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Hilmi dan Ali (2008) juga menyatakan bahwa keterlambatan penyampaian laporan keuangan berhubungan positif dengan opini audit yang diberikan oleh auditor dan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion memiliki audit delay yang lebih lama. Berarti perusahaan yang mendapat unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan berita baik (good news) dari auditor. Audit Report Lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan audit. Hubunganya dengan teori kepatuhan adalah semakin diperketatnya peraturan BAPEPAM yang baru menjadikan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi 90 hari akan menjadikan tugas akuntan publik semakin berat. Auditor berusahan untuk mengaudit laporan keuangan dengan tepat waktu yaitu sebelum 90 hari sehingga diharapkan penyampaian laporan keuangan ke
34
Bapepam juga dapat tepat waktu pula. Hal ini disebabkan karena pekerjaan audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dikarenakan audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Standar Umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, demikian juga dalam Standar Pekerjaan Lapangan pertama dan ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai. Adanya standar ini mengakibatkan proses pengauditan membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya akuntan publik dapat menunda pengumuman laporan keuangan auditannya. Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) dalam Lestari (2010), pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar membutuhkan waktu lebih lama, sebaliknya makin tidak sesuai dengan standar makin pendek pula waktu yang diperlukan. Audit report lag yang melewati batas waktu ketentuan BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi lapotan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit (Utami, 2006). Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan audit report lag mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat (semakin sedikit hari) audit
35
report lag, maka pelaporan keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya semakin lama (semakin banyak hari) audit report lag, maka pelaporan keuangan semakin tidak tepat waktu. Apabila rentang waktu proses pengauditan selesai jauh sebelum akhir bulan ketiga, kemungkinan besar perusahaan dapat melaksanakan pelaporan keuangan tepat waktu, dan sebaliknya. Suatu laporan keuangan atau informasi akan kinerja perusahaan harus dapat disajikan dengan akurat dan terpercaya. Oleh karena itu, perusahaan kemudian menggunakan jasa kantor akuntan publik (KAP) untuk melaksanakan pekerjaan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Manajer sebagai agen yang telah diberikan wewenang untuk mengelola perusahaan oleh prinsipal akan cenderung memilih Kantor Akuntan Publik yang berkualitas untuk menilai laporan keuangan perusahaan karena dinilai lebih efektif dalam mengaudit dan menghasilkan laporan audit yang didalamnya dicantumkan opini audit yang sesuai dengan kewajaran laporan keuangan perusahaan. DeAngelo (1981) dalam Hilmi dan Ali (2008) menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. KAP yang mempunyai reputasi baik cenderung untuk lebih cepat dalam mengaudit Laporan Keuangan sehingga menyebabkan ketapatan waktu penyampaian
36
laporan keuangan. Hubunganya dengan teori agensi adalah manajer sebagai agen yang telah diberikan wewenang untuk mengelola perusahaan oleh prinsipal akan cenderung memilih Kantor Akuntan Publik dengan penggunaan jasa audit yang memiliki auditor beretikal baik dan tergabung dalam KAP besar agar pengauditan terhadap laporan keuangan dapat efektif tepat waktu. Hal tersebut dapat mendukung perusahaan untuk dapat meyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Hasil penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) dalam Utami (2006) menemukan bahwa audit report lag akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Berdasarkan penjelasan tersebut, kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan opini audit, audit report lag dan reputasi KAP adalah: Opini audit Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Audit report lag Reputasi KAP Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
37
2.5
Perumusan Hipotesis.
Hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya mengenai masalah yang sedang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Perumusan hipotesis dapat dikembangkan berdasarkan hubungan antara opini audit, audit report lag dan reputasi KAP terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Opini audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H2
: Audit Report Lag berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H3
:. Reputasi KAP memperkuat pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H4
: Reputasi KAP memperkuat pengaruh audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H5
: Reputasi KAP memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
mengungkapkan besar kecilnya pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan angka – angka, yang dalam penelitian ini adalah pengaruh opini audit, audit report lag dan reputasi KAP terhadap ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan. Penelitian ini juga merupakan penelitian murni yaitu penelitian yang mencoba membuktikan kebenaran dari suatu teori dengan cara mengumpulkan data dan informasi mengenai variabel yang bersangkutan serta meninjau hasil penelitian yang terdahulu, kemudian menganalisis untuk menguji kembali hipotesis, sehingga diperoleh hasil penelitian yang baru. 3.2
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subyek atas segala sesuatu yang dijadikan
subyek penelitian dengan memiliki sifat dan karakter yang sama. Penelitian ini menggunakan target populasi berdasarkan kriteria tertentu dari peneliti. Populasi target adalah populasi spesifik yang relevan dengan tujuan dan masalah yang diteliti (Indriantoro & Supomo, 1999:119). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
38
39
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode waktu 2007, 2008,dan 2009. Adapun kriteria – kriteria yang dipilih dalam populasi target adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072009. 2. Perusahaan tidak mengalami perubahan kelompok industri selama kurun waktu 2007-2009. 3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan auditan yang dipublikasikan selama tahun 2007 – 2009. 4. Perusahaan mempunyai kelengkapan data pelaporan keuangan yang telah diaudit ke Bapepam dari tahun 2007- 2009. Menurut kriteria di atas jumlah sampel perusahaan yang digunakan dalam penellitian ini sebanyak 82 perusahaan. 3.3
Variabel Penelitian
3.3.1 Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (Y) Ketepatan waktu adalah rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi informasi pelaporan. Ketepatan waktu diukur dengan variabel dummy. Perusahaan dikategorikan tepat waktu jika
perusahaan yang
menyampaikan laporan keuangan sebelum tanggal 1 April dan diberi nilai dummy =
40
1. Sedangkan Perusahaan dikategorikan terlambat jika perusahaan menyampaikan laporan keuangan setelah tanggal 31 Maret dan diberi nilai dummy = 0 3.3.2 Opini Audit Opini Auditor diukur berdasarkan opini atau pendapat yang yang diberikan oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian ini opini audit dibagi menjadi lima nilai. Opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 5, wajar tanpa pengecualian denagn paragraf penjelas diberi nilai 4, wajar dengan pengecualian diberi nilai 3, tidak memberi pendapat diberi nilai 2, tidak wajar diberi nilai 1. 3.3.4
Audit Report Lag Proses penyelesaian audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang
disebut dengan audit report lag, yang diukur dengan menghitung lamanya hari antara tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditan. 3.3.4 Reputasi KAP Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kantor Akuntan Publik adalah kantor akuntan publik yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Kategori perusahaan yang menggunakan jasa
41
KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 dibei nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang menggunakan jasa selain KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 diberi nilai dummy 0. 3.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan publik yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan untuk periode 2007 sampai dengan 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dokumentasi. Peneliti mengambil data berdasarkan dokumen-dokumen sumber seperti laporan laba-rugi, surat kabar, buku literatur, jurnal referensi, peraturanperaturan dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan dan data lain yang diperlukan seperti opini audit dalam laporan keuangan dan tanggal publikasi dari perusahaan yang menjadi sampel penelitian di BEI. Data yang terkumpul tersebut dapat dihitung dan diketahui informasi mengenai opini audit, audit report lag, reputasi KAP dan ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari eksternal.. Data eksternal ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Pojok BEI Universitas Diponegoro, dan melalui website www.idx.co.id.
42
3.5
Metode Analis Data.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.5.1 Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif adalah analisis yang memberi informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksut untuk menguji hipotesis. Statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean) dan standar deviasi 3.5.2 Analisis Multivariate Pengujian hipotesis dilakukan secara uji multivariate dengan menggunakan regresi logistik yang dilakukan terhadap keempat variabel dengan menggunakan program SPSS for Windows. Menurut Ghozali (2005:9) metode ini cocok digunakan untuk penelitian yang variabel dependenya bersifat kategorikal (nominal) dan variabel independenya kombinasi antar metrik dan non metrik. Teknik analisis penulis tidak melakukan uji normalitas data karena menurut Ghozali (2005:211) logistic regression tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel babasnya dan uji asumsi klasik. Asumsi multivariatenormal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebasnya merupakan campuran antara metrik dan non metrik. Gujarati (1995:558) dalam Sulistyo (2010) menyatakan bahwa regresi logistik juga mengabaikan masalah
heterokedasticity,
artinya
variabel
dependenya
tidak
memerlukan heterocedasticity untuk masing – masing variabel independenya. Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel opini audit, audit report
43
lag dan reputasi KAP
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Model regresi logistik dalam penelitian ini adalah: = a + b1 OA + b2 ARL + е
Keterangan : = Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan
a
= bilangan konstanta
b
= koefisien regresi
OA
= Opini Audit
ARL
= Audit Report Lag
е
= Error
Menurut Ghozali (2005:268), Analisis pengujian dengan regrsi logistik meliputi tahap-tahap berikut ini: 1)
Menilai Kelayakan Model Regresi Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi
logistik yang akan digunakan. Artinya bahwa model sudah baik dan dapat dilakukan proses analisis logit selanjutnya. Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow. Perhatikan output dari Hosmer and Lemeshow dengan hipotesis :
44
Ho : Model yang dihipotesakan fit dengan data Ha : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Dasar pengambilan keputusan : Perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow : - Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima - Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak 2) Menguji keseluruhan model (Overall Mode Fit) Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model regresi (overall model fit). Uji ini untuk mengetahui apakah semua variabel independen di dalam regrasi logistik secara serentak mempengaruhi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan nilai –2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesakan fit dengan data. 3) Menganalisis Nilai Cox & Snell’s R square Negelkerke’s R Cox & Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang 1 sehingga sulit dienterprestasikan. Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox & Snell’s R square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai Negelkerke’s R square dapat diinterpretasikan seperti nilai multiple regression.
45
4) Menguji koefisien Regresi Koefisien regresi ini diuji untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien regresi dapat ditentukan dengna menggunakan wald statistic dan nilai probabilitas (sig) dibandingkan dengan α. Cara menentukan penolakan atau penerimaan Ho didasarkan pada tingkat signifikan (α ) 5% dengan kriteria sebagai berikut : a. Apabila Wald hitung < chi square tabel dan asymptotic signuficanse > α, maka Ho diterima. Hal ini berarti Ha ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak. b. Apabila Wald hitung < chi square tabel dan asymptotic signuficanse> α, maka Ho ditolak. Hal ini berarti Ha diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat diterima. 5) Pengujian Model Moderating Pengujian Model Moderating menggunakan persamaan dengan uji interaksi dimana ditambahkan variabel perkalian antara variabel moderating dengan variabel bebas lain. Mengingat variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan antara data metrik dengan data non metrik maka analisis dalam penelitian ini menggunakan modifikasi Moderated Regression Analysis dan regresi logistik dengan model persamaan sebagai berikut: = a + b1 OA + b2 ARL + b3 KAP +b4 OA . KAP + b5 ARL . KAP + е
46
Keterangan : = Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
a
= bilangan konstanta
b
= koefisien regresi
OA
= Opini Audit
ARL
= Audit Report Lag
KAP
= Reputasi KAP
е
= Error
Pengujian moderating dilakukan melalui dua pengujian yaitu: a) Pengujian secara parsial Pengujian secara parsial dilakukan untuk ,menguji hipotesis 3 dan hipotesis 4 b) Pengujian secara simultan Pengujian secara simultan dilakukan untuk menguji hipotesis 5
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 – 2009. Berdasarkan kriteria dalam pemilihan sampel, maka sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 82 perusahaan, sehingga ukuran sampel total dengan periode penelitian 3 tahun adalah 246 perusahaan. Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria No
Keterangan
Jumlah
1
Jumlah populasi yang diteliti
380
2
Perusahaan delisting
3
Tidak menampilkan kelengkapan data laporan keuangan yang telah diaudit oleh Bapepam untuk periode 2007, 2008, dan 2009
4
Jumlah populasi target yang dapat diobservasi.
(288)
Tahun Pengamatan
(10)
82 3
Jumlah populasi target total selama periode penelitian
246
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah opini auditor, Audit Report Lag dan reputasi kantor akuntan publik. Variabel-variabel ini merupakan 47
48
variabel yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. 4.2 Deskripsi Variabel 4.2.1 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang diproksi dengan varibel dummy, kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu sedangkan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Tepat waktu dilihat dari tanggal pelaporan keuangan ke Bapepam yaitu jika laporan keuangan disampaikan paling lambat tanggal 31 Maret (90 hari setelah tutup buku) namun apabila laporan keuangan tersebut dilaporkan setelah tanggal tersebut maka perusahaan tersebut termasuk kategori tidak tepat waktu. Tabel 4.2 Distribusi
Penyampaian Laporan Keuangan selama Periode
Penelitian Kategori Perusahaan
Tahun Penelitian 2007
2008
Jumlah
%
Jumlah
Perusahaan tepat waktu
54
65,80
28
Perusahaan tidak tepat waktu
28
34,20
54
82
100,00
Jumlah Total
Sumber : Data Sekunder yang diolah
82
2009 %
Total
Jumlah
%
Jumlah
%
34,20
10
12,20
92
37,40
65,80
72
87,80
154
62,60
100,00
82
100,00
246
100,00
49
Tabel 4.2 di atas menunjukkan jumlah total perusahaan yang tepat waktu dan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan auditan untuk periode 2007, 2008, dan 2009. Diketahui bahwa dari tahun ke tahun selama periode penelitian, jumlah perusahaan sampel yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu cenderung mengalami penurunan yaitu tahun 2007 sebanyak 54 (65,8%) perusahaan, tahun 2008 sebanyak 28 (34,2%) perusahaan dan tahun 2009 sebanyak 10 (12,2%) perusahaan. Selama periode penelitian terjadi kenaikan jumlah perusahaan yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam, yaitu tahun 2007 sebanyak 28 (34,2%) perusahaan, tahun 2008 sebanyak 54 (65,8%) perusahaan dan tahun 2009 sebanyak 72 (87,8%) perusahaan. 4.2.2 Opini Audit Opini Audit dalam penelitian ini diproksikan dengan interval. Opini audit dibagi menjadi lima nilai. Opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 5, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas diberi nilai 4, wajar dengan pengecualian diberi nilai 3, tidak memberi pendapat diberi nilai 2, tidak wajar diberi nilai 1 Tabel 4.3 Opini Auditor Perusahaan Sampel Berdasarkan Ketepatan Waktu NO
Jenis Opini Auditor
Perusahaan tepat waktu Jumlah
1 2 3 4 5
WTP WTPDPP WDP TMP TW JUMLAH
63 29 92
Sumber : Data Sekunder yang diolah
%
Perusahaan tidak tepat waktu Jumlah
68,47 31,53 0,00 0,00 0,00 100,00
96 55 1 2 154
% 63,34 35,72 0,65 1,29 0,00 100,00
Total Jumlah 159 84 1 2 246
% 64,63 34,15 0,41 0,81 0,00 100
50
Keterangan: WTP
: Wajar Tanpa Pengecualian
WTPDPP
: Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas
WDP
: Wajar Dengan Pengecualian
TMP
: Tidak Memberi Pendapat
TW
: Tidak Wajar Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa perusahaan – perusahaan yang masuk
dalam sampel penelitian sebagian besar mendapat pendapat wajar tanpa pengecualian baik yang tepat waktu maupun yang tidak tepat waktu mengumumkan laporan keuanganya. Perusahaann yang tepat waktu sebanyak 63 (68,47%) perusahaan sedangkan perusahaan yang tidak tepat waktu sebanyak 96 (63,34%) perusahaan. Perusahaan yang mendapat pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas sebanyak 84 perusahaan terdiri dari 21 perusahaan yang tepat waktu dan 55 perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan yang mendapat pendapat wajar dengan pengecualian sebanyak 1 perusahaan tidak tepat waktu. Jenis opini tidak menyatakan pendapat sebanyak 2 perusahaan tidak tepat waktu 4.2.3 Audit Report Lag Audit Report Lag dalam penelitian ini diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditan.
51
Tabel 4.4 Audit Report Lag Perusahaan Sampel Berdasarkan Ketepatan Waktu Audit N Report o Lag 1 2 3 4 5
<30 31-50 51-70 71-90 >91 Jumlah
Perusahaan tepat waktu Jumlah % 2 2,17 14 15,22 4 26,09 51 55,43 1 1,09 92 100,00
Perusahaan tidak tepat waktu Jumlah % 1 0,65 10 6,49 31 20,13 103 66,88 9 5,84 154 100,00
Total Jumlah % 3 1,22 24 9,77 55 22,36 154 62,60 10 4,06 246 1 100,00
Sumber : Data Sekunder yang diolah Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa terdapat perusahaan dengan audit report lag kurang dari 30 hari ada 2 perusahaan yang tepat waktu dan 1 perusahaan tidak tepat waktu. Perusahaan dengan audit report lag antara 31-50 hari ada 14 perusahaan yang tepat waktu dan 10 perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan dengan audit report lag antara 51-70 hari ada 24 perusahaan yang tepat waktu dan 31 perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan dengan audit report lag antara 71-90 hari ada 51 perusahaan yang tepat waktu dan 103 perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan yang audit report lag lebih dari 90 hari ada 1 perusahaan yang tepat waktu dan 9 perusahaan yang tidak tepat waktu. 4.2.4 Reputasi Kantor Akuntan Publik Reputasi Kantor Akuntan Publik dalam penelitian ini diproksi dengam variabel dummy. Dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 dibei nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang menggunakan jasa selain KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 diberi nilai dummy 0.
52
Tabel 4.5 Reputasi KAP Perusahaan Sampel Berdasarkan Ketepatan Waktu No Kategori KAP
Perusahaan tepat waktu Jumlah % 1 Big 4 54 58,69 2 Non Big 4 38 41,32 92 100,00 Sumber : Data Sekunder yang diolah
Perusahaan tidak tepat waktu Jumlah % 56 36,36 98 63,64 154 100,00
Total Jumlah 110 136 246
% 44,71 55,29 100,00
Tabel 4.5 di atas menunjukan gambaran singkat jumlah perushaan yang berafiliasi dengan KAP big 4 dan jumlah perushaan yang berafiliasi dengan KAP non big 4. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa terdapat 54 perusahaan yang tepat waktu dan 56 perusahaan yang tidak tepat waktu merupakan perusahaan yang berafiliasi dengan KAP big 4. Perusahaan yang tidak berafiliasi dengan KAP non big 4 terdapat 38 perusahaan yang tepat waktu dan 98 perusahaan yang tidak tepat waktu. 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai rata-rata (mean), nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai maksimum, serta standar deviasi. Berdasarkan data olahan SPSS mengenai Audit Report Lag, maka akan dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel.
53
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
ARL
246
Valid N (listwise)
246
25
148
Mean 73.17
Std. Deviation 17.00
Nilai minimum variabel Audit Report Lag (ARL) adalah 25 yaitu Perdana Bangun Pusaka, Tbk. pada tahun 2007 dan nilai maksimumnya adalah 148 yaitu pada Sepatu Bata, Tbk tahun 2008. Rata-rata variabel Audit Report Lag (ARL) adalah 73,17 dengan standar deviasi 17,00. Variabel reputasi kantor akuntan publik, opini auditor dan ketepatan waktu tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut merupakan skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori atau kelompok (Ghozali, 2005,:3). Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik, oleh sebab itu tidaklah tepat menghitung nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel tersebut (Ghozali, 2005: 4). 4.4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan model logistic regression dengan metode enter pada tingkat signifikansi (α) 5%. Logistic regression digunakan untuk menguji pengaruh Audit Report Lag (ARL) dan opini auditor (OA) terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
54
4.4.1 Menilai Kelayakan model regresi (goodness of fit) Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi tabel Homster and Lemeshow Test. Terlihat bahwa besarnya nilai Homster and Lemeshow Test sebesar 6.935 dengan probabilitas sebesar 0,544 dimana 0,544 > 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak (H0 diterima). Hal ini berarti model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Tabel 4.7 Goodness of fit Hosmer and Lemeshow Test Ste p 1
Chisquare 6.935
Df
Sig. 8
.544
4.4.2. Menilai keseluruhan model (overall model fit) Langkah selanjtnya menilai kelayakan model (overall model fit). Uji kelayakan dengan memperhatikan angka pada awal -2 Log Likelihood (LL) block number = 0, sebesar 325.233dan angka pada -2 Log Likelihood (LL) block number =1, sebesar 311.909. Hal ini menunjukan terjadinya penurunan nilai -2 Log Likelihood (LL) block number = 0 dan block 1 sebesar 325.233- 311.909 = 13,324
55
Tabel 4.8 Overall Model Fit Iteration
-2 Log Likelihood
Step 0
325.233
Step 1
311.909
Dari model tersebut ternyata overall model fit pada -2 LL Block Number = 0 menunjukkan adanya penurunan pada -2 LL Block Number = 1. Penurunan likelihood ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 4.4.3 Menganalisis nilai Cox & Snell’s R square Negelkerke’s R Square Besarnya nilai Cox & Snell’s R square Negelkerke’s R Square dapat dilihat dari tabel. Tabel 4.9 Cox & Snell’s R square Negelkerke’s R Square Model Summary -2 Log Cox & Snell likelihood R Square
Step 1
311.909a
.053
Nagelkerke Square
R
.072
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Tabel di atas memperlihatkan nilai Cox & Snell’s R square sebesar 0,053 yang berarti memiliki nilai kurang dari 1 dan Nilai Negelkerke’s R Square sebesar yang 0,072 berarti bahwa variabel ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dapat dijelaskan oleh opini audit dan audit report lag sebesar 7,2% dan sisanya sebesar 92,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.
56
4.4.4. Menguji Koefisien Regresi Tahap terakhir adalah uji koefisien regresi dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel. Tabel tersebut menunjukan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 0,05. Dari pengujian persamaan regresi logistik tersebut maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut : Ln (TL/1-TL) = 0,420 + 0,237 OA - 0.028 ARL + e Tabel 4.10 Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation B Ste p 1a
OA ARL Constant
S.E. .237
.262
Wald .821
df
10.606 1
.420
.087
Exp(B) .36
1
-.028 .009 1.420
Sig. 5 .00 1 1
.76 7
1.267 .972 1.522
a. Variable(s) entered on step 1: OA, ARL. Sumber : output SPSS 16.00 1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1) H1 : Opini Audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel Opini Audit menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0.237 dengan probabilitas variabel sebesar 0.365 diatas signifikan 0.05. Hal ini mengandung arti bahwa H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bawa opini audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
57
2) Pengujian Hipotesis Kedua (H2) H2 : Audit Report Lag berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Variabel Audit Report Lag menunjukan nilai koefisien regresi sebesar
-0.028
dengan probabilitas variabel sebesar 0.001 dibawah signifikan 0.05. Hal ini mengandung arti bahwa H2 diterima, dengan demikian terbukti bawa audit report lag berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 4.4.5 Analisis Uji Interaksi Variabel moderating 1) Menganalisis Koefisien Analisis Koefisien Moderating dilakukan untuk menguji seberapa jauh variabel reputasi KAP mempengaruhi hubungan antara opini audit dan audit report lag dengan ketepatan waktu penyampian laporan keuangan. Hasil pengujian koefisien disajikan pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Koefisien Moderating Variables in the Equation B SOA t ARL e KAP p X1X3 1 X2X3 a
Constant
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
.134
.349
.147
1
.702 1.143
-.031
.013
5.498
1
.019 .970
1.404
2.918
.232
1
.630 .246
.273
.540
.257
1
.612 1.314
.013
.018
.527
1
.468 1.013
.730
1.937
.142
1
.706 2.075
Sumber : output SPSS 16.00
58
Model Persamaan moderating sebagai berikut : Ln (TL/1-TL) = 0.730+ 0.134 X1 – 0.031 X2 -1.404 X3 + 0.273 X1.X3 + 0.013 X2.X3 + e Koefisien variabel opini audit sebesar 0.134 menghasilkan nilai odds ration senilai 1.143. Hal ini dimaknai apabila opini audit meningkat sebesar 1 %, maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan naik dengan faktor sebesar 1.143 dengan asumsi variabel lain konstan. Koefisien variabel Audit Report Lag sebesar -0.031 menghasilkan nilai odds ration senilai 0.970. Hal ini dimaknai apabila Audit Report Lag turun sebesar 1 %, maka ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan akan naik dengan faktor sebesar 0.970 dengan asumsi variabel lain konstan. Koefisien reputasi KAP sebesar -1,404 menghasilkan nilai odds ration senilai 0.246. Hal ini dimaknai apabila reputasi KAP turun sebesar 1 %, maka ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan akan naik dengan faktor sebesar 0.246 dengan asumsi variabel lain konstan. Koefisien perkalian antara opini audit dengan reputasi KAP sebesar -0.273 yang menghasilakn nilai odds ratio sebesar 1.314. Hal ini memberikan penjelasan bahwa jika opini audit meningkat sebesar 1% maka ketepatan waktu akan naik dengan faktor sebesar 1.314 didukung oleh keberadaan reputasi KAP dengan asumsi variabel lain konstan
59
Koefisien perkalian antara Audit Report Lag dengan reputasi KAP sebesar 0.648 yang menghasilkan nilai odds ratio sebesar 1.013. Hal ini memberikan penjelasan bahwa jika audit report lag meningkat sebesar 1 % maka ketepatan waktu akan naik dengan faktor sebesar 2.075 didukung oleh keberadaan reputasi KAP dengan asumsi variabel lain konstan. 2) Pengujian hipotesis ketiga (H3) H3 = Reputasi KAP memperkuat pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Keberadaan reputasi KAP mempengaruhi angka signifikan variabel opini audit yang semula 0.365 naik menjadi 0.702. Angka ini lebih besar dari angka signifikan 0.05 sehingga keberadaan reputasi KAP tidak merubah hubungan antara opini audit dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Perkalian antara opini audit dengan reputasi KAP menunjukan angka signifikan 0.612 yang nilainya lebih besar dari taraf signifikan yang ditetapkan yaitu 0.05. Hal ini berarti bahwa H3 ditolak. Keberadaan reputasi KAP tidak signifikan memperkuat pengaruh antara opini audit dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 3) Pengujian hipotesis keempat (H4) H4 = Reputasi KAP memperkuat pengaruh audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
60
Keberadaan reputasi KAP mempengaruhi angka signifikan variabel audit report lag yang semula 0.001 naik menjadi 0.019. Angka ini lebih kecil dari angka signifikan 0.05 sehingga keberadaan reputasi KAP tidak merubah pengaruh antara audit report lag dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Perkalian antara audit report lag dengan reputasi KAP menunjukan angka signifikan 0.468 yang nilainya lebih besar dari taraf signifikan yang ditetapka yaitu 0.05. Hal ini berarti bahwa H4 ditolak. Keberadaan reputasi KAP tidak signifikan memperkuat pengaruh antar audit report lag dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 4) Pengujian hipotesis kelima (H5) Pengujian hipotesis kelima diuji secara simultan yang didasarkan pada angka signifikansi yang tertera dalam tabel 4.12 di bawah ini: Tabel 4.12 Uji hipotesis Simultan (Moderating) Variable in the Equation B Step 0
Constant
S -.515 132
Wald
df
15.285
Sig. .000 1
Exp(B) .597
Sumber : output SPSS 16.00 H5 = Reputasi KAP memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampian laporan keuangan.
61
Secara serentak audit report lag dan opini audit memiliki koefisien sebesar 0.515 dan dengan signifikan 0.000 yang angkanya lebih kecil dari 0.05. Hal ini berarti H5 diterima. Hasil pengujian membuktikan bahwa secara simultan reputasi KAP signifikan memperkuat pengaruh audit report lag dan opini audit dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Semakin besar audit report lag dan opini audit didukung wajarnya reputasi KAP akan mendorong perusahaan 0.597 kali lebih besar untuk sesegera mungkin menyampaikan Laporan Keuangan. 4.5. Pembahasan Hasil penelitian yang telah dilakukan ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah perusahaan yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistik dengan regresi logistik, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Berikut ini dibahas beberapa temuan hasil penelitian: 4.5.1 Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel opini audit perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena opini auditor atas laporan keuangan tidak
62
mempengaruhi pihak manajemen untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu maupun tidak tepat waktu. Tabel 4.13 Distribusi Opini Auditor Berdasar Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan NO
Jenis Opini Auditor
Perusahaan tepat waktu jumlah
1 2 3 4 5
WTP WTPDPP WDP TMP TW JUMLAH
63 29 92
% 68,47 31,53 0,00 0,00 0,00 100,00
Perusahaan tidak tepat waktu Jumlah 96 55 1 2 154
% 63,34 35,72 0,65 1,29 0,00 100,00
Total jumlah 159 84 1 2 246
% 64,63 34,15 0,41 0,81 0,00 100,00
Sumber : Data Sekunder yang diolah Tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa perusahaan – perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian sebagian besar mendapat pendapat wajar tanpa pengecualian baik yang tepat waktu maupun yang tidak tepat waktu mengumumkan laporan keuanganya. Penyimpangan dengan teori karena berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukan perusahaan yang mendapat wajar tanpa pengecualian akan tetapi tidak tepat waktu dalam melakukan pelaporan keuangan yaitu sebanyak 96 perusahaan (63,34). Kondisi di atas menyebabkan hasil penelitian ini menjadi tidak signifikan dan tidak sesuai dengan teori. Perusahaan dengan sinyal bagus (good news) akan menyampaiakan laporan keuangan dengan segera sehingga cenderung tepat waktu dalam melakukan pelaporan keuangan (Hilmi dan Ali, 2008). Jenis opini auditor diprediksi bukan merupakan satu – satunya pertimbangan untuk pengambilan keputusan sehingga investor tidak hanya mempertimbangkan
63
opini audit yang didapat perusahaan (Mutamminah, 2010). Mutamminah (2010) dalam penelitianya juga mengatakan bahwa perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian tetapi tidak tepat waktu dalam melakukan pelaporan keuangan kemungkinan disebabkan kaputusan untuk mengumumkan laporan keuanganya memperhatikan kualitas auditor yang telah mengauditnya. Meskipun mendapat opini wajar tanpa pengecualian, perusahaan kurang percaya diri akibat kualitas auditor yang mengaudit laporan keuanganya kurang baik sehingga menunda pelaporan keuanganya. Sebaiknya manajemen perusahaan yang mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian hendaknya memperhatikan informasi mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan karena perusahaan menganggap bahwa opini audit bukan merupakan satu – satunya sinyal bagi para pengguna laporan keuangan. Selain itu investor dan calon investor di pasar modal hendaknya memperhatikan informasi laporan keuangan auditan suatu perusahaan termasuk opini auditnya di samping memperhatikan kinerja manajemen perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2010), Hilmi dan Ali (2008). Penelitianya tidak membuktikan bahwa opini auditor secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hilmi dan Ali (2008) menyatakan bahwa adanya kontradiksi dengan penelitian sebelumnya dikarenakan tidak adanya trend sehingga kecenderungan tetap, selain itu adanya perbedaan waktu penelitian serta sampel yang digunakan dalam penelitian dapat mempengaruhi hasil.
64
4.5.2. Pengaruh Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel Audit Report Lag perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada dimana semakin cepat (semakin sedikit hari) audit report lag, maka pelaporan keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya semakin lama (semakin banyak hari) audit report lag, maka pelaporan keuangan semakin tidak tepat waktu. Kepada para auditor disarankan untuk mempertahankan pekerjaan lapangan yang dilakukan dengan sebaik-baiknya dan secara efektif dan efesien sehingga auditor dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur dan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wirakusuma (2000) yang meneliti 132 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta memperoleh hasil bahwa faktor yang mempengaruhi rentang waktu pengumuman laporan keuangan auditan ke publik adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan, solvabilitas dan opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. 4.5.3 Pengaruh Reputasi KAP dalam Memperkuat Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa secara parsial Reputasi KAP tidak berpengaruh dalam memperkuat pengaruh antara opini audit terhadap
65
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini menolak teori yang menyatakan bahwa KAP besar akan mendorong suatu perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu. Perusahaan yang menggunakan jasa audit KAP besar ternyata sebagian besar tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Kondisi tersebut yang menyebabkan hasil penelitian tidak signifikan. Cepat atau tidaknya suatu perusahaan menyampaikan laporan keuangannya tergantung pada kinerja para manajer, sehingga walaupun diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang bermitra dengan The Big Four tetapi pihak manajer terlambat menyampaikan laporan keuangannya, maka tidak akan menjamin ketepatan waktu pelaporan keuangan kepada Bapepam (Laksono, 2010). 4.5.4 Pengaruh Reputasi KAP dalam Memperkuat Pengaruh Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa secara parsial Reputasi KAP tidak berpengaruh dalam memperkuat pengaruh antara Audit Report Lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. KAP besar lebih banyak tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan kepada publik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5, dimana perusahaan yang menggunakan jasa audit KAP besar ternyata sebesar 36,36 % tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Ini membuktikan bahwa Kantor Akuntan Publik tidak akan menjamin ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Menurut Purwati (2008), baik KAP besar maupun kecil mempunyai kepentingan yang sama dalam melakukan audit atas laporan keuangan klien, mereka berusaha
66
melakukan audit secara profesional sesuai kode etik yang berlaku. Sebaiknya manajemen perusahaan yang diaudit oleh KAP big 4 memperhatikan informasi mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan karena perusahaan menganggap bahwa reputasi KAP bukan merupakan satu – satunya sinyal bagi para pengguna laporan keuangan. 4.5.5 Pengaruh Reputasi KAP dalam Memperkuat Pengaruh Opini Audit dan Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa Reputasi KAP berpengaruh dalam memperkuat secara simultan hubungan antara opini audit dan Audit Report Lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini menerima hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh dalam memperkuat secara simultan hubungan antara opini audit dan Audit Report Lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini menerimi logika teori yang menyetakan bahwa KAP besar akan mendorong suatu perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu. DeAngelo dalam Suharli (2008) menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik besar menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dengan kantor akuntan kecil. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi (2008) yang menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP the Big four akan cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan
67
Kaplan (1991) yang menyatakan bahwa reputasi KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
68
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Berdasarkan pengujian regresi logistik dengan menggunakan program spss for windows 16.0 yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Opini Audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Perolehan opini wajar tanpa pengecualian ataupun opini auditor yang lain oleh perusahaan tidak mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan tersebut.. 2. Audit Report Lag berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Semakin cepat (semakin sedikit hari) audit report lag, maka pelaporan
keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya semakin lama (semakin banyak hari) audit report lag, maka pelaporan keuangan semakin tidak tepat waktu. 3. Reputasi KAP tidak berpengaruh dalam memperkuat pengaruh antara opini audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan 4. Reputasi KAP tidak berpengaruh dalam memperkuat pengaruh antara Audit Report Lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
68
69
5. Reputasi KAP berpengaruh dalam memperkuat secara simultan pengaruh antara opini audit dan Audit Report Lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
5.2. Saran Saran yang dapat dipertimbangkan setelah dilakukan penelitian ini antara lain adalah: 1. Manajemen perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian hendaknya memperhatikan informasi mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan karena perusahaan menganggap bahwa opini audit bukan merupakan satu – satunya sinyal bagi para pengguna laporan keuangan 2. Manajemen perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Big Four hendaknya memperhatikan informasi mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan karena perusahaan menganggap bahwa reputasi KAP bukan merupakan satu – satunya sinyal bagi para pengguna laporan keuangan 3. Kepada para auditor disarankan untuk mempertahankan pekerjaan lapangan yang dilakukan dengan sebaik-baiknya dan secara efektif dan efesien dan auditor sehingga dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. 4. Hasil yang tidak signifikan pada pengujian reputasi KAP sebagai variabel moderating agar memberi masukan bagi peneliti di masa yang akan datang agar
70
menggunakan variabel lain sebagai variabel moderating yang diduga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
71
DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Lucas Setiady. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEJ”. Seminar Nasional Good Corporate Governance. Jakarta: Universitas Trisakti. Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Belkaoui, Ahmad Riahi. 2000. Accounting Theory (Teori Akuntansi). Edisi Kelima. Jilid Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Carslaw, C.A.P.N. dan S.E. Kaplan. 1991 ”An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand”, Accounting and Business Research 22(85):2132. Ciptasari, Kartika. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2007”. Skripsi Tidak Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Dwiyanti, Rini. 2010. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”. Skripsi Tidak Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Guy dan Alderman, Wayne. 2002. “Auditing”. Edisi Kelima. Jilid Pertama. Jakarta: Erlangga. Halim, Variananda. 2000. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 2 No. 1 p. 63-75
72
72
Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ)”. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia. Hossain, M.A. dan P.J. Taylor. 1998. ”An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan”, Working Paper, unpublished. Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Kieso, Donald. E.,et al. 2002. Akuntansi Intermediate Edisi kesepuluh Jilid 1. Diterjemahkan oleh Emil Salim. Jakarta: Penerbit Erlangga. Laksono, Agus. 2010. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”. Skripsi Tidak Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Lestari, Dewi. 2010. “Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay: Studi empiris pada perusahaan consumer goods pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Empat. Yogyakarta: Liberty Masadoh dan Fitri. 2009. “Pengaruh Rentabilitas, Size, Dan Struktur Modal Terhadap Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan Go Public Sector Aneka Industry Dan Sector Industry Dasar Kimia”. Jurnal Ekonomi dan Bisinis. Vol 3.h.56-64.
73
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Mutammimah. 2010. “ Pengaruh Profitabilitas, Opini Auditor Dan Jenis Industry Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Na'im, Ainun. 1999. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.14, No.2, 85-100. Owusu-Ansah, Stephen. 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock Exchange”. Journal Accounting and Business Research. Vol.30. No.3. Purwati, 2008. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Karakteristik Kap Terhadap Ketetapan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”. Skripsi Tidak Dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Saleh, Rachmat. 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VII.(Desember) : pp 897-910. Satmoko, Bimo. 2007. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketetapan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)”. Tesis Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Suharli, Michell. 2006. “Studi Empiris Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.8, No.1,34–55. Sulistyo, Wahyu. 2010. “Analisis Faktor – Fackor Yang Mempengaruhi Ketetapan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan yang listing di BEI”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang peraturan Pasar Modal.
74
Utami, Wiwik, 2010. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di Bursa Efek Jakarta”. Buletin Penelitian No.09. Wirakusuma, Made Gde. 2004. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, Simposium Nasional Akuntansi VII: 1202-1222. www.idx.co.id
75
76
LAMPIRAN 1 TABEL DAFTAR SAMPEL PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
KODE ADES AISA AKKU AKRA AQUA ARNA ASGR ASII BATA BIMA BRNA BRPT BTON BUDI CEKA CNTX CTBN DLTA DPNS DVLA DYNA ESTI FAST FASW FMII GDYR HMSP
28 29 30
IKBI INDF INTD
NAMA PERUSAHAAN Ades Waters Indonesia Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Aneka Kemasindo Utama AKR Corporindo Tbk Aqua Golden Misisipi Arwana Citramulia Tbk Astra Graphia Tbk Astra International Tbk Sepatu Bata Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Berlina Tbk Barito Pacifik Tbk Betonjaya Manunggal Budi Acid Jaya Cahaya Kalbar Century Textile Industry (Centex) Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pertiwi Nusantara Darya-Varia Laboratoria Tbk Dynaplast Tbk Ever Shine Textile Industry Fast Foood Indonesia Fajar Surya Wisesa Fortune Mate Indonesia Tbk Goodyear Indonesia Tbk HM Sampoerna Tbk Sumi Indo Kabel Tbk (formerly Iki Indah KabeL Indonesia) Indofood Sukses Makmur Tbk Inter Delta Tbk
77
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
JKSW JPRS KAEF KARW KBLM KDSI KIAS KICI KLBF KONI LION LMPI LMSH LTLS MDRN MERK MLIA MRAT MTDL MYOH MYOR MYRX PBRX PICO POLY PRAS PSDN PTSN PYFA RDTX RICY SAIP SCPI SIMM SIPD SKLT
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Karwell Indonesia Tbk Kabelindo Murni Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Kedaung Indah Can Tbk Kalbe Farma Tbk Perdana Bangun Pusaka Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk Lion Mesh Prima Tbk Lautan Luas Tbk Modem Internasional Merck Tbk Mulia Industrindo Mustika Ratu Tbk Metrodata Electronics Tbk Myoh Technology Tbk Mayora Indah Hanson Internasioanal Tbk Pan Brothers Tex Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Polysindo Eka Perkasa Tbk Prima Alloy Steel Prasidha Aneka Niaga Tbk Sat Nusapersada Tbk Pyridam Farma Tbk Roda Vivatex Tbk Ricky Putra Globalindo Surabaya Agung Industry Schering Plough Indonesia Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Sierad Produce Sekar Laut
78
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
SMAR SMCB SMGR SMSM SPMA SQBI SRSN STTP SULI TCID TIRA TOTO TSPC ULTJ UNTR UNVR
SMARAT Tbk Holcim Indonesia Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Suparma Tbk Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk Indo Acidatama (formerly Sarasa Nugraha) Tbk Siantar TOP Sumalindo Lestari Jaya Tbk Mandom Indonesia Tbk Tira Austenite Surya Toto Indonesia Tbk Tempo Scan Pacific Ulta JAYA Milk United Tractors Tbk Unilever Indonesia
79
LAMPIRAN 2 TABEL PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN No 1
KODE ADES
NAMA PERUSAHAAN Ades Waters Indonesia
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AKKU
Aneka Kemasindo Utama
4
AKRA
AKR Corporindo Tbk
5
AQUA
Aqua Golden Misisipi
6
ARNA
Arwana Citramulia Tbk
7
ASGR
Astra Graphia Tbk
8
ASII
9
BATA
Sepatu Bata Tbk
10
BIMA
Primarindo Asia Infrastructure Tbk
11
BRNA
Berlina Tbk
12
BRPT
Barito Pacifik Tbk
13
BTON
Betonjaya Manunggal
14
BUDI
Budi Acid Jaya
15
CEKA
16
CNTX
Cahaya Kalbar Century Textile Industry (Centex) Tbk
17
CTBN
Citra Tubindo Tbk
18
DLTA
Delta Djakarta Tbk
19
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara
20
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
21
DYNA
Dynaplast Tbk
22
ESTI
Ever Shine Textile Industry
23
FAST
Fast Foood Indonesia
24
FASW
Fajar Surya Wisesa
25
FMII
26
GDYR
Goodyear Indonesia Tbk
27
HMSP
28
IKBI
HM Sampoerna Tbk Sumi Indo Kabel Tbk (formerly Iki Indah Kabel Indonesia)
29
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
30
INTD
Inter Delta Tbk
Astra International Tbk
Fortune Mate Indonesia Tbk
2007 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2008 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
2009 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1
0 1 0
0 0 0
80
31
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
32
JPRS
Jaya Pari Steel Tbk
33
KAEF
Kimia Farma (Persero) Tbk
34
KARW
Karwell Indonesia Tbk
35
KBLM
Kabelindo Murni Tbk
36
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
37
KIAS
Keramika Indonesia Asosiasi
38
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
39
KLBF
Kalbe Farma Tbk
40
KONI
Perdana Bangun Pusaka Tbk
41
LION
42
LMPI
Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk
43
LMSH
Lion Mesh Prima Tbk
44
LTLS
Lautan Luas Tbk
45
MDRN
Modem Internasional
46
MERK
Merck Tbk
47
MLIA
Mulia Industrindo
48
MRAT
Mustika Ratu Tbk
49
MTDL
Metrodata Electronics Tbk
50
MYOH
Myoh Technology Tbk
51
MYOR
Mayora Indah
52
MYRX
Hanson Internasional Tbk
53
PBRX
Pan Brothers Tex Tbk
54
PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
55
POLY
Polysindo Eka Perkasa Tbk
56
PRAS
Prima Alloy Steel
57
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
58
PTSN
Sat Nusapersada Tbk
59
PYFA
Pyridam Farma Tbk
60
RDTX
Roda Vivatex Tbk
61
RICY
Ricky Putra Globalindo
62
SAIP
Surabaya Agung Industry
63
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
64
SIMM
Surya Intrindo Makmur Tbk
65
SIPD
Sierad Produce
66
SKLT
Sekar Laut
1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
81
67
SMAR
SMARAT Tbk
68
SMCB
Holcim Indonesia
69
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
70
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
71
SPMA
Suparma Tbk
72
SQBI
73
SRSN
Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk Indo Acidatama (formerly Sarasa Nugraha) Tbk
74
STTP
Siantar TOP
75
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
76
TCID
Mandom Indonesia Tbk
77
TIRA
Tira Austenite
78
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
79
TSPC
Tempo Scan Pacific
80
ULTJ
Ulta JAYA Milk
81
UNTR
United Tractors Tbk
82
UNVR
Unilever Indonesia
1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 0
0 1 0 0 0 0
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
82
LAMPIRAN 3 TABEL DATA OPINI AUDIT No 1
KODE ADES
NAMA PERUSAHAAN Ades Waters Indonesia
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AKKU
Aneka Kemasindo Utama
4
AKRA
AKR Corporindo Tbk
5
AQUA
Aqua Golden Misisipi
6
ARNA
Arwana Citramulia Tbk
7
ASGR
Astra Graphia Tbk
8
ASII
9
BATA
Sepatu Bata Tbk
10
BIMA
Primarindo Asia Infrastructure Tbk
11
BRNA
Berlina Tbk
12
BRPT
Barito Pacifik Tbk
13
BTON
Betonjaya Manunggal
14
BUDI
Budi Acid Jaya
15
CEKA
Cahaya Kalbar
16
CNTX
Century Textile Industry (Centex) Tbk
17
CTBN
Citra Tubindo Tbk
18
DLTA
Delta Djakarta Tbk
19
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara
20
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
21
DYNA
Dynaplast Tbk
22
ESTI
Ever Shine Textile Industry
23
FAST
Fast Foood Indonesia
24
FASW
Fajar Surya Wisesa
25
FMII
26
GDYR
Goodyear Indonesia Tbk
27
HMSP
28
IKBI
HM Sampoerna Tbk Sumi Indo Kabel Tbk (formerly Iki Indah Kabel Indonesia)
29
INDF
30
INTD
Inter Delta Tbk
331
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
Astra International Tbk
Fortune Mate Indonesia Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
2007 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5
2008 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
2009 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
5 4 4 4
5 4 4 4
5 4 4 4
83
32
JPRS
Jaya Pari Steel Tbk
33
KAEF
Kimia Farma (Persero) Tbk
34
KARW
Karwell Indonesia Tbk
35
KBLM
Kabelindo Murni Tbk
36
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
37
KIAS
Keramika Indonesia Asosiasi Tbk
38
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
39
KLBF
Kalbe Farma Tbk
40
KONI
Perdana Bangun Pusaka Tbk
41
LION
42
LMPI
Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk
43
LMSH
Lion Mesh Prima Tbk
44
LTLS
Lautan Luas Tbk
45
MDRN
Modem Internasional
46
MERK
Merck Tbk
47
MLIA
Mulia Industrindo
48
MRAT
Mustika Ratu Tbk
49
MTDL
Metrodata Electronics Tbk
50
MYOH
Myoh Technology Tbk
51
MYOR
Mayora Indah
52
MYRX
Hanson Internasional Tbk
53
PBRX
Pan Brothers Tex Tbk
54
PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
55
POLY
Polysindo Eka Perkasa Tbk
56
PRAS
Prima Alloy Steel
57
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
58
PTSN
Sat Nusapersada Tbk
59
PYFA
Pyridam Farma Tbk
60
RDTX
Roda Vivatex Tbk
61
RICY
Ricky Putra Globalindo
62
SAIP
Surabaya Agung Industry
63
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
64
SIMM
Surya Intrindo Makmur Tbk
65
SIPD
Sierad Produce
66
SKLT
Sekar Laut
67
SMAR
SMARAT Tbk
5 4 4 5 5 4 4 5 4 5
5 5 4 4 5 5 5 5 4 5
5 5 4 4 5 5 5 5 4 5
5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5
5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 2 5 5 4
5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 2 4 4 5
84
68
SMCB
Holcim Indonesia
69
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
70
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
71
SPMA
Suparma Tbk
72
SQBI
73
SRSN
Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk Indo Acidatama (formerly Sarasa Nugraha) Tbk
74
STTP
Siantar TOP
75
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
76
TCID
Mandom Indonesia Tbk
77
TIRA
Tira Austenite
78
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
79
TSPC
Tempo Scan Pacific
80
ULTJ
Ulta JAYA Milk
81
UNTR
United Tractors Tbk
82
UNVR
Unilever Indonesia
5 4 5 5 5
5 5 5 5 5
4 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5 4 4
5 5 4 5 5 5 5 4 5 4
85
LAMPIRAN 4 TABEL DATA AUDIT REPORT LAG No 1
KODE ADES
NAMA PERUSAHAAN Ades Waters Indonesia
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AKKU
Aneka Kemasindo Utama
4
AKRA
AKR Corporindo Tbk
5
AQUA
Aqua Golden Misisipi
6
ARNA
Arwana Citramulia Tbk
7
ASGR
Astra Graphia Tbk
8
ASII
9
BATA
Sepatu Bata Tbk
10
BIMA
Primarindo Asia Infrastructure Tbk
11
BRNA
Berlina Tbk
12
BRPT
Barito Pacifik Tbk
13
BTON
Betonjaya Manunggal
14
BUDI
Budi Acid Jaya
15
CEKA
Cahaya Kalbar
16
CNTX
Century Textile Industry (Centex) Tbk
17
CTBN
Citra Tubindo Tbk
18
DLTA
Delta Djakarta Tbk
19
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara
20
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
21
DYNA
Dynaplast Tbk
22
ESTI
Ever Shine Textile Industry
23
FAST
Fast Foood Indonesia
24
FASW
Fajar Surya Wisesa
25
FMII
26
GDYR
Goodyear Indonesia Tbk
27
HMSP
28
IKBI
HM Sampoerna Tbk Sumi Indo Kabel Tbk (formerly Iki Indah Kabel Indonesia)
29
INDF
30
INTD
Astra International Tbk
Fortune Mate Indonesia Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk Inter Delta Tbk
2007 85 30 86 83 87 46 53 58 87 87 90 78 76 86 37 86 63 78 83 58 85 71 87 71 86 58 78
2008 85 74 83 85 90 58 51 57 148 85 72 80 76 85 30 87 71 80 91 49 87 78 90 79 76 72 80
2009 84 99 83 70 89 67 50 55 50 85 76 81 64 82 64 65 36 82 84 48 81 76 110 60 37 49 83
77 78 84
51 79 67
53 77 86
86
331
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
32
JPRS
Jaya Pari Steel Tbk
33
KAEF
Kimia Farma (Persero) Tbk
34
KARW
Karwell Indonesia Tbk
35
KBLM
Kabelindo Murni Tbk
36
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
37
KIAS
Keramika Indonesia Asosissi Tbk
38
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
39
KLBF
Kalbe Farma Tbk
40
KONI
Perdana Bangun Pusaka Tbk
41
LION
42
LMPI
Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk
43
LMSH
Lion Mesh Prima Tbk
44
LTLS
Lautan Luas Tbk
45
MDRN
Modem Internasional
46
MERK
Merck Tbk
47
MLIA
Mulia Industrindo
48
MRAT
Mustika Ratu Tbk
49
MTDL
Metrodata Electronics Tbk
50
MYOH
Myoh Technology Tbk
51
MYOR
Mayora Indah
52
MYRX
Hanson Internasional Tbk
53
PBRX
Pan Brothers Tex Tbk
54
PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
55
POLY
Polysindo Eka Perkasa Tbk
56
PRAS
Prima Alloy Steel
57
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
58
PTSN
Sat Nusapersada Tbk
59
PYFA
Pyridam Farma Tbk
60
RDTX
Roda Vivatex Tbk
61
RICY
Ricky Putra Globalindo
62
SAIP
Surabaya Agung Industry
63
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
64
SIMM
Surya Intrindo Makmur Tbk
65
SIPD
Sierad Produce
66
SKLT
Sekar Laut
73 71 73 77 63 62 125 74 78 25 74
86 83 83 90 85 77 83 63 76 90 76
90 40 82 84 85 71 78 62 70 77 67
70 70 86 135 53 76 76 72 83 78 129 71 69 83 86 65 60 60 45 87 76 59 60 77 78
33 65 79 82 50 76 83 85 57 80 91 78 77 80 83 66 59 59 71 87 70 59 80 80 79
74 64 76 81 54 74 74 85 57 78 88 71 84 74 69 64 65 50 67 84 71 90 78 98 98
87
67
SMAR
SMARAT Tbk
68
SMCB
Holcim Indonesia
69
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
70
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
71
SPMA
Suparma Tbk
72
SQBI
73
SRSN
Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk Indo Acidatama (formerly Sarasa Nugraha) Tbk
74
STTP
Siantar TOP
75
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
76
TCID
Mandom Indonesia Tbk
77
TIRA
Tira Austenite
78
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
79
TSPC
Tempo Scan Pacific
80
ULTJ
Ulta JAYA Milk
81
UNTR
United Tractors Tbk
82
UNVR
Unilever Indonesia
37 51 76 87 66 78
40 40 72 71 33 80
40 33 76 76 89 81
84 73 76 49 86 78 84 84 55 84
74 33 47 51 86 84 84 84 51 84
67 85 69 61 76 81 84 82 50 82
88
LAMPIRAN 5 TABEL DATA REPUTASI KAP No 1
KODE ADES
NAMA PERUSAHAAN Ades Waters Indonesia
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3
AKKU
Aneka Kemasindo Utama
4
AKRA
AKR Corporindo Tbk
5
AQUA
Aqua Golden Misisipi
6
ARNA
Arwana Citramulia Tbk
7
ASGR
Astra Graphia Tbk
8
ASII
9
BATA
Sepatu Bata Tbk
10
BIMA
Primarindo Asia Infrastructure Tbk
11
BRNA
Berlina Tbk
12
BRPT
Barito Pacifik Tbk
13
BTON
Betonjaya Manunggal
14
BUDI
Budi Acid Jaya
15
CEKA
Cahaya Kalbar
16
CNTX
Century Textile Industry (Centex) Tbk
17
CTBN
Citra Tubindo Tbk
18
DLTA
Delta Djakarta Tbk
19
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara
20
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
21
DYNA
Dynaplast Tbk
22
ESTI
Ever Shine Textile Industry
23
FAST
Fast Foood Indonesia
24
FASW
Fajar Surya Wisesa
25
FMII
26
GDYR
Goodyear Indonesia Tbk
27
HMSP
28
IKBI
HM Sampoerna Tbk Sumi Indo Kabel Tbk (formerly Iki Indah Kabel Indonesia)
29
INDF
30
INTD
Inter Delta Tbk
331
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
Astra International Tbk
Fortune Mate Indonesia Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
2007 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
2008 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
2009 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 0 0
1 1 0 0
89
32
JPRS
Jaya Pari Steel Tbk
33
KAEF
Kimia Farma (Persero) Tbk
34
KARW
Karwell Indonesia Tbk
35
KBLM
Kabelindo Murni Tbk
36
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
37
KIAS
Keramika Indonesia Asossiasi Tbk
38
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
39
KLBF
Kalbe Farma Tbk
40
KONI
Perdana Bangun Pusaka Tbk
41
LION
42
LMPI
Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk
43
LMSH
Lion Mesh Prima Tbk
44
LTLS
Lautan Luas Tbk
45
MDRN
Modem Internasional
46
MERK
Merck Tbk
47
MLIA
Mulia Industrindo
48
MRAT
Mustika Ratu Tbk
49
MTDL
Metrodata Electronics Tbk
50
MYOH
Myoh Technology Tbk
51
MYOR
Mayora Indah
52
MYRX
Hanson Internasional Tbk
53
PBRX
Pan Brothers Tex Tbk
54
PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
55
POLY
Polysindo Eka Perkasa Tbk
56
PRAS
Prima Alloy Steel
57
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
58
PTSN
Sat Nusapersada Tbk
59
PYFA
Pyridam Farma Tbk
60
RDTX
Roda Vivatex Tbk
61
RICY
Ricky Putra Globalindo
62
SAIP
Surabaya Agung Industry
63
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
64
SIMM
Surya Intrindo Makmur Tbk
65
SIPD
Sierad Produce
66
SKLT
Sekar Laut
67
SMAR
SMARAT Tbk
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90
68
SMCB
Holcim Indonesia
69
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
70
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
71
SPMA
Suparma Tbk
72
SQBI
73
SRSN
Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk Indo Acidatama (formerly Sarasa Nugraha) Tbk
74
STTP
Siantar TOP
75
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
76
TCID
Mandom Indonesia Tbk
77
TIRA
Tira Austenite
78
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
79
TSPC
Tempo Scan Pacific
80
ULTJ
Ulta JAYA Milk
81
UNTR
United Tractors Tbk
82
UNVR
Unilever Indonesia
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 0 0 0
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
91
LAMPIRAN 6 TABEL DESCRIPTIVE STATISTICS Descriptive Statistics N
Minimum
ARL
246
Valid N (listwise)
246
25.00
Maximum 148.00
Mean 73.1789
Std. Deviation 17.00014
92
LAMPIRAN 7 Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
a
N Included in Analysis
Percent 246
100.0
0
.0
246
100.0
0
.0
246
100.0
Missing Cases Total Unselected Cases Total
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
0
0
1
1
Block 0: Beginning Block Iteration History
a,b,c
Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
325.240
-.504
2
325.233
-.515
3
325.233
-.515
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 325.233
93
Iteration History
a,b,c
Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
325.240
-.504
2
325.233
-.515
3
325.233
-.515
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 325.233 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table
a,b
Predicted PL Observed Step 0
PL
0
Percentage 1
Correct
0
154
0
100.0
1
92
0
.0
Overall Percentage
62.6
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
-.515
S.E. .132
Wald 15.285
df
Sig. 1
.000
Exp(B) .597
94
Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
df
Sig.
OA
1.744
1
.187
ARL
12.024
1
.001
12.745
2
.002
Overall Statistics
Block 1: Method = Enter Iteration History
a,b,c,d
Coefficients Iteration Step 1
-2 Log likelihood
Constant
OA
1
312.207
.371
.196
-.024
2
311.909
.420
.235
-.028
3
311.909
.420
.237
-.028
4
311.909
.420
.237
-.028
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 325.233 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
ARL
df
Sig.
Step
13.324
2
.001
Block
13.324
2
.001
Model
13.324
2
.001
95
Model Summary
Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
1
311.909
a
.053
.072
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
1
df
Sig.
6.935
8
.544
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test PL = .00 Observed Step 1
PL = 1.00
Expected
Observed
Expected
Total
1
24
21.845
4
6.155
28
2
17
19.263
10
7.737
27
3
15
17.255
10
7.745
25
4
17
16.265
7
7.735
24
5
17
16.482
8
8.518
25
6
18
15.911
7
9.089
25
7
16
15.631
10
10.369
26
8
14
13.193
10
10.807
24
9
8
11.826
17
13.174
25
10
8
6.330
9
10.670
17
Classification Table
a
Predicted Observed
PL
Percentage
96
0 Step 1
PL
1
Correct
0
139
15
90.3
1
71
21
22.8
Overall Percentage
65.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B Step 1
a
S.E.
Wald
Sig.
Exp(B)
OA
.237
.262
.821
1
.365
1.267
ARL
-.028
.009
10.606
1
.001
.972
.420
1.420
.087
1
.767
1.522
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: OA, ARL.
Correlation Matrix Constant Step 1
df
OA
ARL
Constant
1.000
-.896
-.511
OA
-.896
1.000
.088
ARL
-.511
.088
1.000
97
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 32 ┼ ┼ │ │ │ │ F
│
R
24 ┼
E
│
│ ┼ 11 │ Q
│
11 │
U
│
11 │
E
16 ┼
10
1
┼ N
│
101 1 1 │
C
│
1
00111 0
0
0000110
│ Y
│
1
1
│ 8 ┼
0 0 0000100 1 1 1
1
1
0 10 0 0000000 0 0 0
1
1 1
┼ │ │ │
0 001010000000 010 0 10 111
0 01
1
1
│ │
1
000
0000 000000000000000000001000001 10 00010 10 10 0 1 │ Predicted ─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼────── ───┼─────────┼────────── Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111 111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1.00 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - .00 1 - 1.00 Each Symbol Represents 2 Cases.
Casewise List
b
Observed Case
Selected Status
91
S
a
PL
Temporary Variable Predicted
1**
Predicted Group
.057
a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.
0
Resid .943
ZResid 4.056
98
LAMPIRAN 8 REGRESI LOGISTIK MODERATING
Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
a
N Included in Analysis
Percent 246
100.0
0
.0
246
100.0
0
.0
246
100.0
Missing Cases Total Unselected Cases Total
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
0
0
1
1
Block 0: Beginning Block Iteration History
a,b,c
Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
325.240
-.504
2
325.233
-.515
3
325.233
-.515
99
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 325.233 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table
a,b
Predicted PL Observed Step 0
PL
0
Percentage 1
Correct
0
154
0
100.0
1
92
0
.0
Overall Percentage
62.6
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
-.515
S.E.
Wald
.132
df
15.285
Sig. 1
.000
Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
df
Sig.
OA
1.744
1
.187
ARL
12.024
1
.001
KAP
11.619
1
.001
X1X3
12.632
1
.000
X2X3
6.966
1
.008
21.099
5
.001
Overall Statistics
Exp(B) .597
100
Iteration History
a,b,c,d
Coefficients Iteration Step 1
-2 Log likelihood
Constant
OA
ARL
KAP
X1X3
X2X3
1
303.834
.522
.084
-.024
-1.211
.311
.007
2
303.244
.725
.129
-.030
-1.400
.278
.012
3
303.242
.730
.134
-.031
-1.404
.273
.013
4
303.242
.730
.134
-.031
-1.404
.273
.013
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 325.233 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
21.991
5
.001
Block
21.991
5
.001
Model
21.991
5
.001
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 303.242
a
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square .086
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
.117
101
Block 1: Method = Enter Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
1
Df
Sig.
7.551
8
.478
Casewise List
b
Observed Case 91
Selected Status
a
Temporary Variable
PL
S
Predicted 1**
Predicted Group
.152
0
Resid
ZResid
.848
a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test PL = .00 Observed Step 1
PL = 1.00
Expected
Observed
Expected
Total
1
23
20.653
2
4.347
25
2
17
20.134
9
5.866
26
3
16
17.298
7
5.702
23
4
20
17.977
5
7.023
25
5
17
16.516
8
8.484
25
6
16
16.043
10
9.957
26
7
15
14.400
11
11.600
26
8
10
12.694
15
12.306
25
9
14
11.276
12
14.724
26
10
6
7.010
13
11.990
19
2.359
102
Classification Table
a
Predicted PL Observed Step 1
PL
Percentage
0
1
Correct
0
132
22
85.7
1
64
28
30.4
Overall Percentage
65.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
OA
.134
.349
.147
1
.702
1.143
ARL
-.031
.013
5.498
1
.019
.970
KAP
-1.404
2.918
.232
1
.630
.246
X1X3
.273
.540
.257
1
.612
1.314
X2X3
.013
.018
.527
1
.468
1.013
Constant
.730
1.937
.142
1
.706
2.075
a. Variable(s) entered on step 1: OA, ARL, KAP, X1X3, X2X3.
Correlation Matrix Constant Step 1
OA
ARL
KAP
X1X3
X2X3
Constant
1.000
-.862
-.540
-.664
.558
.404
OA
-.862
1.000
.051
.572
-.647
-.038
ARL
-.540
.051
1.000
.359
-.033
-.748
KAP
-.664
.572
.359
1.000
-.898
-.509
X1X3
.558
-.647
-.033
-.898
1.000
.091
X2X3
.404
-.038
-.748
-.509
.091
1.000
Step number: 1
103
Observed Groups and Predicted Probabilities 20 ┼
1 ┼
│
1 │
│
1 │
F
│
1 │
R
15 ┼
1 ┼
E
│
0 │
Q
│
0 │
U
│
0 │
E
10 ┼
0
0
0
0
┼ N
│
0
1
│ C
│
0110
0 1
11 11
1
1 1
1 1
0110 10 01 1
10111
1
0 1
1 1
0100100101 1
00110
0 1011
1 1
10100100100 1 0 00010
0 1010
│ Y
│ │ 5 ┼ ┼ │
1
1 011
│ │
0
000000000000 000100000 1 001001011000101 0100
1
│ │
000 0100000000000000000000000001000000100000000010000 110 1 │ Predicted ─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼─────────┼──────── ─┼────────── Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111 111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1.00 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - .00 1 - 1.00 Each Symbol Represents 1.25 Cases.
Casewise List
b
Observed Case
Selected Status
91
S
a
PL
Temporary Variable Predicted
1**
Predicted Group
.152
a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.
0
Resid .848
ZResid 2.359