ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1
SKRIPSI FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBERHASILAN FISIOTERAPI DALAM MENURUNKAN NYERI PADA PENDERITA HERNIA NUKLEUS PULPOSUS ( Studi Pada Pasien Rawat Jalan Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya )
Oleh : DIAN AYU MAHARANI 100431556
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2006
Skripsi
1 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
2
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi salah satui syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) Pada tanggal 20 Juni 2006
Mengesahkan Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. dr. H. Tjipto Suwandi, dr, M. OH., SpOk NIP. 130517177
Tim Penguji : 1. Dr. Ririh Yudhastuti, drh, Msc 2. Dr. Chatarina U.W., dr., M.S., M.PH 3. Rr. I. Lukitra Wardhani, dr., SpRM
Skripsi
2 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
3
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh DIAN AYU MAHARANI 100431556
Skripsi
Mengetahui,
Surabaya, 26 Juni 2006
Ketua Bagian Epidemiologi
Menyetujui,
Kesehatan Masyarakat
Pembimbing
Dr. Chatarina U.W., dr., M.S., M.PH NIP. 131290054
Dr. Chatarina U.W., dr., M.S., M.PH NIP. 131290054
3 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
4
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallah
wata’ala
Pemilik
Segala
Ilmu
Pengetahuan
yang
telah
mengkaruniakan kemampuan, akal dan pikiran sehingga terselesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Fisioterapi Dalam Menurunkan Nyeri Pada Penderita Hernia Nukleus Pulposus” sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kami kepada: 1. Prof. Dr. H. Tjipto Suwandi, dr, M. OH, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 2. Dr. Chatarina U.W., dr., M.S., M.PH selaku Ketua Bagian Peminatan Epidemiologi dan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta saran dalam penyusunan skripsi ini. 3. Rr. I. Lukitra Wardhani, dr., SpRM. Yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan masukan serta saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat. 5. Semua pegawai Sekertariat Non Regular Sore, yang telah memberi dukungan selama kuliah.
Skripsi
4 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
5
6. Orang tua dan keluarga, terima kasih atas semua dukungan, doa, bantuan secara moriil dan materiil yang sudah tercurah dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah memberikan kesempatan pada Ananda untuk terus berbuat baik. 7. Semua teman seangkatan dan semua pihak yang membantu dalam penulisan karya ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih atas semua bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain.
Surabaya, 26 Juni 2006
Penulis
Skripsi
5 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
6
ABSTRACT
Several physiotherapy treatments are performed to relief severe pain caused by Hernia Nukleus Pulposus, but the amount of HNP patient with pain charge is still large. The meaning is that there many intervening factors in the physiotheraphy program implementation in order to relief the pain. The aim of this study is to analyze the influence of personal characteristic, the regurality of therapy, and period of therapy to pain relief in Medical Rehabilitation Installation of Dr. Soetomo Hospital Surabaya. This study is analytic observational study with cross sectional design. The samples are 60 HNP patients in Medical Rehabilitation Installation of Dr. Soetomo Hospital Surabaya, chosen by purposive sample technique and tested by chi-square test. The result is that there is correlation between age (p=0,025 OR=4,044), Body Mass Index (p=0,001 OR=7,467), Activity (p=0,033 OR=4,569), regular therapy (p=0,000 OR=10), Period of therapy (p=0,004 OR=6) and pain relief. Most of respondent are more than 60 year old (76,67%), 60% of patient gets regular therapy, 58,33% of all patient performed 5 weeks of physiotherapy. It is indicated in this study that there is no correlation between sex and pain relief. It is concluded that personal character consisting of age, Body Mass Index, level of activity, regularity and period of therapy is a factor influencing pain relief in Medical Rehabilitation Installation of Dr. Soetomo Hospital Surabaya, except sex. It is suggested that this hospital improve the health service by giving health conseling and consultation service for HNP patient to add information of HNP and to accelerate their recovery.
Keyword : Hernia Nukleus Pulposus, Personal characteristic, regularity of therapy, pain relief, period of therapy.
Skripsi
6 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
7
ABSTRAK Berbagai tindakan fisioterapi banyak dilakukan untuk menyembuhkan penderita Hernia Nukleus Pulposus yang dapat mengakibatkan rasa nyeri yang sangat hebat., namun angka penderita HNP dengan keluhan nyeri tetap tinggi.. Hal ini berarti banyak terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan program fisioterapi dalam usahanya untuk mengurangi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh antara karakteristik individu, keteraturan terapi dan lama terapi dengan penurunan nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian observasional analitik dengan desain cross secsional. Sampel adalah penderita HNP di IRM RSU. Dr. Soetomo sebanyak 60 orang dan diambil secara simple random sampling serta diuji dengan chi square. Hasil penelitian sebagian besar (61,67%) responden berumur < 60 tahun dan menunjukkan bahwa umur berhubungan dengan penurunan nyeri (p = 0,025) dengan OR = 4,044 , Jenis kelamin tidak berhubungan dengan penurunan nyeri (p = 0,789), BMI (Body Mass Index) sebagian besar non overweight (56,67%) dan menunjukkan berhubungan dengan penurunan nyeri (p = 0,001) dengan OR = 7,467 , dan sebagian besar responden memiliki tingkat aktivitas yang ringan (76,67%) menunjukkan tingkat aktivitas berhubungan dengan penurunan nyeri (p = 0,033) dengan OR = 4,569, dari semua responden 60% menjalani fisioterapi dengan teratur, keteraturan terapi berhubungan dengan penurunan nyeri ( p = 0,000) dengan OR = 10 dan dari semua responden 58,33% menjalani fisioterapi ≥ 5 minggu, lama terapi berhubungan dengan penurunan nyeri (p = 0,004) dengan OR = 6. Disimpulkan bahwa karakteristik individu yang terdiri dari umur, BMI, dan tingkat aktivitas serta keteraturan dan lama terapi merupakan faktor yang mempengaruhi penurunan nyeri di IRM RSU. Dr. Soetomo Surabaya, kecuali jenis kelamin. Dan disarankan agar IRM RSU. Dr. Soetomo agar meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan penyuluhan kesehatan serta pelayanan
Skripsi
7 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
8
konsultasi pada penderita HNP sehingga bisa menambah informasi tentang HNP dan upaya untuk mempercepat proses kesembuhan.
Kata kunci : karakteristik individu, keteraturan terapi, penurunan nyeri, lama terapi.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………….………i LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………..…….ii LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii KATA PENGANTAR……………………………………………………..…iv ABSTRACT......................................................................................................vi ABSTRAK.......................................................................................................vii DAFTAR ISI………………………………………………..…………….…viii DAFTAR TABEL……………………………………………………….........xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………….…….…... xiii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..……….……xiv DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN.........................................xv
Skripsi
8 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
9
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang………………………………………………….…1 I. 2 Identifikasi Masalah…………………………………………….…4 I. 3 Rumusan Masalah………………………………………….……...5 BAB II TUJUAN DAN MANFAAT II. 1 Tujuan Umum…………………………………………………….6 II. 2 Tujuan Khusus……………………………………………………6 II. 3 Manfaat Penelitian………………………………………………..7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA III. 1 Hernia Nukleus Pulposus……………………………….……….8 III. 1. 1 Definisi………………………………………….………8 III. 1. 2 Anatomi Tulang Belakang……………………….……..8 III. 1. 3 Diskus Intervertrebalis…………………………..……..11 III. 1. 4 Faktor Risiko…………….………………………..……11 III. 1. 5 Etiologi ……………………………………………..…13 III. 1. 6 Klasifikasi ……………………………………...….…..15 III. 1. 7 Gejala ……………………………………….......……..16 III. 2 Nyeri………………………………………………………….…16 III. 2. 1 Klasifikasi ……………………………………………..17 III. 2. 2 Pengukuran Nyeri ……………………………….……..18 III. 2. 3 Nyeri Pada Hernia Nukleus Pulposus .………………...22 III. 3 Fisioterapi……………………………………………………….20 III. 3. 1 Definisi………………………………………………...23 III. 3. 2 Tujuan………………………………………………….23
Skripsi
9 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
10
III. 4 Penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus……………………..23 BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL IV. 1 Kerangka Konsep……………………………………………….29 IV. 2 Hipotesis Penelitian…………………………………………….30 BAB V METODE PENELITIAN V. 1 Rancangan Penelitian……………………………………………31 V. 2 Populasi Penelitian………………………………………………31 V. 3 Sampel, Besar Sampel dan Pengambilan Sampel……………….32 III. 3. 1 Sampel…………………………………………………...32 III. 3. 2 Besar Sampel…………………………………………….32 III. 3. 3 Pengambilan Sampel…………………………………….33 V. 4 Lokasi dan Waktu Pengambilan Sampel………………………...33 V. 5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…………………...33 V. 6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………………………36 III. 6. 1 Pengumpulan Data Primer………………………………36 III. 6. 2 Pengumpulan Data Sekunder………………………….…36 V. 7 Teknik Analisis Data………………………………………….….36 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…..57 LAMPIRAN
Skripsi
10 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
11
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel
I.1
Halaman
Jumlah Kunjungan Penderita HNP di Instalasi
3 Rehabilitasi Medik RSUD dr Soetomo Surabaya tahun 2001-2005
Skripsi
VI.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU.Dr.Soetomo Surabaya Tahun 2006.
39
VI.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rehabilitas Medik RSU.Dr.Soetomo Surabaya Tahun 2006.
39
VI.3
Distribusi Responden Berdasarkan BMI ( Body Mass Index ) di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU Soetomo. Dr. Surabaya Tahun 2006.
40
11 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
12
VI.4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Aktivitas di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006.
40
VI.5
Distribusi Responden Berdasarkan Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006.
41
VI.6
Distribusi Responden Berdasarkan Lama Terapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006.
41
VI.7
Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Terapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006.
42
VI.8
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Terhadap
43 Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. VI.9
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
44 Terhadap Penurunan Nyeri di I nstalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetom Surabaya Tahun 2006. VI.10
Distribusi
Responden
Berdasarkan
BMI
45 ( Body Mass Index ) Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. VI.11 Aktivitas
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat 46 Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006.
VI.12
Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Terapi
47 Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. VI.13
Distribusi Responden Berdasarkan Lama Terapi
48
Skripsi
12 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
13
Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006.
DAFTAR GAMBAR
Nomor
IV.1
Skripsi
Judul Gambar
Halaman
Kerangka Konsep
28
13 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Skripsi
Judul Lampiran
14 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
15
1
Kuisioner Penelitian
2
Rekap Data
3
Hasil Uji Statistik Chi Square
4
Surat Ijin Pengambilan Data Awal Proposal Skripsi
5
Surat Ijin Penelitian Skripsi
15 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
16
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Arti Lambang % ≥ < >
= = = =
Persen Lebih dari sama dengan Kurang dari Lebih dari
Daftar Singkatan HNP LBP BMI SWD L5-S1 TTB VAS IRM
Skripsi
= Hernia Nukleus Pulposus = Low Back Pain = Body Mass Index (Indeks Masa Tubuh) = Short Wave Diatermy = Lumbal ke-5 sampai Sakrum ke-1 = Titik Berat Badan = Visual Analogue Scale ( Skala Analogi Visual) = Instalasi Rehabilitasi Medik
16 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
17
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam praktek kedokteran, keluhan nyeri seringkali menjadi keluhan utama atau sebagai keluhan tambahan yang membawa penderita untuk mencari usaha pengobatan. Terapinya dapat bervariasi dari yang relatif mudah hingga yang sangat sukar diobati. Kalau ditelusuri penyebabnya, etiologi keluhan nyeri itupun sangat beragam dari nyeri yang langsung dapat dideteksi penyebabnya, hingga rasa nyeri yang sukar ditemukan etiologinya. (Mangindaan, 2003) Sindroma Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bawah dan daerah sekitarnya. Keluhan nyeri dan keterbatasan gerak dapat menjadi keluhan yang utama, keluhan nyeri tersebut dapat bersifat sementara, terus menerus atau hanya terjadi sewaktu melakukan aktifitas. (Santoso, 1992). Nyeri pinggang merupakan keluhan muskuloskeletal yang sering dikeluhkan oleh pasien, bahkan seringkali menyebabkan gangguan aktifitas sehari-hari, disabilitas dan produktifitas penderitanya. (Setiyohadi, 2004). Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) pernah menyerang siapapun, baik pria maupun wanita sepanjang mereka sering bergerak melaksanakan kegiatan sehari-hari atau selama bekerja. (Tohamuslim, 1994)
Skripsi
17 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
18
Keluhan Nyeri Punggung Bawah pernah dialami oleh 50-80% penduduk negara-negara industri, dan prosentase meningkat sesuai pertambahan usia serta menghilangkan jam kerja yang sangat besar. Penelitian di Swedia (1971) disana kehilangan 11 juta hari kerja pertahun. Ben et al (1975) menyatakan di Inggris kehilangan 13,2 juta hari kerja pertahun. Haanen et al (1986) pada tahun 19751978 meneliti 3000 pria dan 3500 wanita usia 20 tahun keatas di Zoetemeer Belanda menyatakan 51% pria dan 57% wanita mengeluh Nyeri Punggung Bawah, 50%nya dalam beberapa waktu tidak bugar untuk bekerja dan 8% harus alih pekerjaan. ( Sugijanto, 1991) Penelitian multisenter di 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia, yang dilakukan kelompok studi nyeri Perdossi pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri sebanyak 4456 orang (25% dari total kunjungan), yang terdiri dari 1598 orang (35,86%) merupakan penderita nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah penderita nyeri punggung bawah (NPB). (Meliala, 2003) Menurut Santoso (1991) di Poliklinik UPF Rehabilitasi Medik RSU Dr Soetomo Surabaya, jumlah kunjungan rata-rata perharinya adalah 95 penderita, sebagian besar atau lebih dari 50% datang dengan keluhan nyeri muskuloskeletal berupa Nyeri Punggung Bawah. Bernard et al (1987) dalam penelitiannya terhadap 1293 kasus keluhan nyeri punggung bawah selama 12 tahun, dinyatakan kasus terbanyak adalah sindroma sacroiliaka (22,55%), sindroma facet (22,08%), HNP (14,02%) dan lateral stenosis (13,28%). Hasil obyek penelitiannya ternyata 33,5% merupakan kasus kombinasi. (Sugijanto, 1991)
Skripsi
18 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Salah satu kasus penyebab terjadinya Nyeri Punggung Bawah ini adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yaitu terdorongnya nukleus pulposus yang berada diantara ruas-ruas tulang belakang, ke arah belakang baik lurus maupun ke arah kanan atau kiri menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang sangat hebat. Sering disamping rasa nyeri juga ditemukan gejala-gejala lain, diantaranya gejala sensorik atau motorik. Maka dapat dimengerti betapa pentingnya anamnesa yang lengkap, pemeriksaan umum dan pemeriksaan neurologis disertai pembuatan foto rontgen atau pemeriksaan khusus seperti myelography dan electromyography untuk menegakkan diagnosa HNP. (Hidayati, 2004) Meskipun
jumlah
pasien
HNP
di
Instalasi
Rehabilitasi
Medik
RSU.Dr.Soetomo tidak mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya dan bukan termasuk dalam 10 besar kasus terbanyak, tetapi kasus HNP ini perlu mendapat perhatian khusus karena penyakit ini sering terjadi pada usia produktif dan akibat paling parahnya adalah menderita kelumpuhan. Tabel I.1 Jumlah Kunjungan Penderita HNP di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr Soetomo Surabaya tahun 2001-2005 Tahun
Kasus HNP Baru
Jumlah Kunjungan Penderita HNP 2001 27 449 2002 37 263 2003 64 566 2004 22 478 2005 24 440 Sumber : Rekapitulasi Data Pasien Rawat Jalan Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr Soetomo HNP sering terjadi pada orang bekerja dengan posisi duduk berjam-jam tanpa berganti posisi dan dengan posisi yang salah dalam kurun waktu yang cukup lama. Penyakit ini juga cepat terjadi pada orang yang sering mengangkat barang
Skripsi
19 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
20
berat atau para pekerja berat. Proses terkena penyakit ini memakan waktu cukup lama, bisa bertahun-tahun baru terkena. Namun seseorang seringkali tidak sadar dirinya sudah hampir kena atau bahkan sudah terjepit saraf tulang belakangnya. Ketidaksadaran ini karena tidak adanya gejala khusus yang menandakan penyakit ini menyerang, seringkali sakit atau nyeri di pinggang hanya dianggap sebagai otot yang menegang yang memang seringkali menyerang orang yang bekerja dengan posisi duduk terus menerus. Namun jika rasa nyeri yang disertai kesemutan kemudian menjalar ke tungkai atas dan tungkai bawah serta sakitnya tidak tertahankan kemungkinan besar terkena HNP. (www.Prospektif.com, 2005) Penanganan secara konservatif salah satunya adalah dari segi Rehabilitasi Medik yakni melalui fisioterapi. Program pemberian terapi modalitas dan terapi latihan ini bertujuan untuk pengurangan nyeri punggung, keterbatasan gerak sendi, serta program yang ditujukan pada pemulihan kesehatan fisik dan peningkatan kemampuan aktivitas fungsionalnya. Penanganan secara fisioterapi ini sering menjadi pilihan utama didalam pengobatan kasus HNP karena biayanya relatif murah serta mempunyai pengaruh yang sangat efektif . (Hidayati, 2004).
I.2. Identifikasi Masalah Dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada penderita HNP, upaya pemberian fisioterapi perlu dipandang sebagai bentuk upaya pemulihan, pengurangan nyeri dan kapasitas fisik penderita. Program fisioterapi pada penderita HNP adalah dengan terapi, stabilitas sendi serta pemberian terapi modalitas yang berupa SWD (Short Wave Diatermy) yang merupakan terapi panas menggunakan sinar gelombang pendek, dengan pemberian TENS (Transcutaneus
Skripsi
20 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
21
Electrical Nerve Stimulation) yang merupakan stimulator elektrik, dan seiring perkembangan ilmu kedokteran penggunaan traksi elektrik sebagai salah satu bentuk fisioterapi dapat menjadi pelengkap pemberian terapi. (Hidayati, 2004) Berbagai tindakan fisioterapi telah banyak dilakukan untuk usaha menyembuhkan penderita HNP, namun angka penderita HNP yang datang ke Instalasi Rehabilitasi Medik tetap tinggi. Hal ini berarti banyak terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan program fisioterapi dalam usahanya untuk mengurangi nyeri penderita HNP.
I.3. Perumusan Masalah Pada penelitian ini masalah yang akan diteliti dibatasi pada hubungan karakteristik individu (usia, jenis kelamin, BMI, tingkat aktivitas), lama terapi dan keteraturan terapi dengan penurunan nyeri pada penderita HNP setelah dilakukan terapi. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Apa sajakah yang berpengaruh terhadap keberhasilan fisioterapi dalam menurunkan nyeri pada penderita HNP di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU.Dr.Soetomo Surabaya?”
Skripsi
21 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
22
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT
II.1. Tujuan II.1.1 Tujuan Umum Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada penderita Hernia Nukleus Pulposus di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU.Dr.Soetomo Surabaya.
II.1.2. Tujuan Khusus Untuk mencapai tujuan umum penelitian ini maka beberapa tujuan khusus yang hendak dicapai adalah: 1. Menganalisis karakteristik responden. 2. Menganalisis penurunan nyeri pada penderita Hernia Nukleus Pulposus. 3. Menganalisis pengaruh karakteristik responden dengan penurunan nyeri pada penderita Hernia Nukleus Pulposus. 4. Menganalisis pengaruh keteraturan terapi dengan penurunan nyeri pada penderita Hernia Nukleus Pulposus. 5. Menganalisis pengaruh lama terapi dengan penurunan nyeri pada penderita Hernia Nukleus Pulposus.
Skripsi
22 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
23
II.2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penderita Memotivasi penderita Hernia Nukleus Pulposus untuk mengikuti program fisioterapi. 2. Bagi Instalasi Rehabilitasi Medik Sebagai bahan masukan untuk memberikan penyuluhan dan motivasi kepada penderita Hernia Nukleus Pulposus dengan melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan nyeri.. 3. Bagi Pendidikan Pengembangan ilmu pengetahuan tentang faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan nyeri pada penderita Hernia Nukleus Pulposus dan sebagai sumber kepustakaan untuk penelitian berikutnya. 4. Bagi Peneliti Menambah pengalaman dan pengetahuan sebagai bagian dari aplikasi teori tentang epidemiologi di masyarakat.
Skripsi
23 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
24
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Hernia Nukleus Puposus III.1.1 Definisi Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah keluarnya material nukleus pulposus dari bungkus annulus fibrosus yang robek pada discus intervertebralis, hasil dari tekanan yang berulang-ulang dan dalam keadaan tegang dalam waktu yang lama, sehingga fungsi sistem hidrolis hilang. (Soekarno, 2001)
III.1.2 Anatomi Tulang Belakang Tulang belakang merupakan suatu struktur elastis dan fleksibel yang terdiri dari struktur yang rigid yaitu tulang dan struktur yang deformable yaitu diskus intervertrebalis. Tulang belakang dibentuk oleh 33 ruas tulang vertebra yang dirangkaikan satu dengan yang lain dengan sangat kuat oleh ligamen dan otot-otot dan dirancang untuk berbagai tujuan antara lain mempertahankan posisi tegak tubuh, sebagai tempat melekatnya otot-otot tulang belakang yang sekaligus sebagai stabilisator tulang punggung dan melindungi medulla spinalis. Tulang belakang terdiri dari 33 buah vertebra: 1. 7 vertebra servikal 2. 12 vertebra torakal 3. 5 vertebra lumbal 4. 5 vertebra sakral 5. 4 vertebra koksigeal (Subadi,2001)
Skripsi
24 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
25
Secara anatomis tulang vertebra dibagi menjadi dua bagian fungsional yaitu bagian anterior dan bagian posterior Bagian Anterior Bagian ini terutama berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk oleh korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan lainnya oleh diskus intervertebralis. Struktur ini masih diperkuat oleh ligamen longitudinal anterior dibagian depan dan ligamen longitudinal posterior di bagian belakang. Ligamen longitudinal posterior mempunyai bentuk yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini menutup seluruh permukaan bagian belakang diskus. Mulai L1 ligamen ini menyempit, hingga pada daerah L5S1 lebar ligamen hanya tinggal separuh asalnya, dengan demikian pada daerah ini terdapat daerah yang lemah, yaitu bagian posterolateral kanan dan kiri diskus karena daerah tersebut tidak diperkuat oleh ligamen longitudinal posterior. (Calliet, 1981)
Bagian Posterior Bagian ini dibentuk oleh pedikel, prosesus tranversus, lamina, prosesus spinosus, prosesus artikularis superior dan prosesus artikularis inferior. Satu dengan lainnya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh ligamen serta otot. Ditinjau dari sudut kinetika tubuh (diluar kepala dan leher) maka akan tampak bahwa gerakan yang paling banyak dilakukan tubuh ialah fleksi kemudian disusul ekstensi. Dalam kenyataannya gerakan fleksi-ekstensi merupakan tugas persendian daerah lumbal dengan pusat sendi L5-S1. Hal ini dimungkinkan oleh bentuk dan
Skripsi
25 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
26
letak bidang sendi yang sagital. Lain halnya dengan bidang sendi daerah torakal yang terletak frontal, bidang sendi ini hanya memungkinkan gerakan rotasi dan sedikit latero fleksi. (Calliet, 1981) Diperkirakan hampir 75% aktivitas fleksi-ekstensi tubuh ditampung oleh sendi L5-S1. Disamping itu adanya lordosis lumbal mengakibatkan kedudukan L5 terhadap S1 tidak seperti sebuah benda yang terletak diatas bidang horizontal, melainkan diatas bidang miring yang membentuk sudut tertentu dengan bidang horizontal. Sudut ini besarnya kurang lebih 300 dalam klinik dikenal sebagai sudut lumbosakral Ferguson. Kenyataan ini membawa konsekwensi bahwa disamping menopang berat badan, sendi L5-S1 senantiasa dibebani oleh gaya luncur ke arah depan. Makin besar sudut ferguson, makin besar gaya luncur dan makin besar pula tekanan yang diderita oleh sendi lumbosakral. (Soekarno, 2001) Walaupun demikian, tidak berarti sendi lumbosakral identik dengan Titik Berat Badan (TTB). TTB hakekatnya adalah titik semu dimana seluruh berat badan terkumpul dan merupakan pusat gravitasi. TTB terletak pada bidang sagital, kira-kira 2,5 cm didepan S2. Titik ini dalam statiska dan kinetika tubuh mempunyai arti penting, karena setiap perpindahan titik akan memaksa tubuh melakukan kompensasi agar kembali ke tempat semula. (Soekarno, 2001)
Skripsi
26 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
27
III.1.3 Diskus Intervertrebralis Berfungsi sebagai penyangga berat badan, peredam kejut dan juga untuk pergerakan antar vertebra. Terletak diantara 2 korpus vertrebalis, mempunyai panjang total kira-kira 25% panjang tulang belakang. Diskus intervertrebalis terdiri dari 3 bagian: 1.Lempeng Kartilago Hialin 2.Nukleus Pulposus 3.Annulus Fibrosus (Hidayati, 2004)
III.1.4 Faktor Risiko Fator yang berpengaruh terhadap timbulnya HNP adalah faktor personal (Pesonal Risk Factor) dan faktor lingkungan/pekerjaan ( Job Risk Factor) Kedua faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lain. Sebaiknya seseorang bekerja pada tempat dan peralatan yang memenuhi syarat ergonomis dan jenis pekerjaannya tidak bertentangan dengan kondisi kesehatannya. (Tohamuslim, 1994) III.1.4.1 Faktor Personal (Personal Risk Faktor) 1. Usia. a. HNP mulai usia muda 20 tahun. b. Insiden tertinggi HNP antara 35-55 tahun c. Rekuren, lamanya
keluhan, dan disabilitas bertambah sesuai
dengan bertambahnya usia. d. Operasi HNP terbanyak pada usia 35-45 tahun. 2. Jenis Kelamin.
Skripsi
27 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
28
a. Insiden HNP pada pria dan wanita sama. b. Operasi HNP pada pegawai LBP (Low Back Pain) pria 2 kali lebih banyak daripada pegawai wanita. 3. Antropometri. a. LBP/ HNP cenderung banyak dialami oleh orang dengan berat badan berlebih 4. Masa kerja. Kurang pengalaman dalam pekerjaannya cenderung betambahnya risiko trauma muskuloskeletal walaupun secara epidemiologis tidak. 5. Kekuatan otot sekitar pinggang. a. Kekuatan otot sekitar pinggang pada penderita LBP/ HNP sering kurang, belum jelas hubungannya apakah sebagai penyebab atau akibat. b. Kekuatan otot sekitar pinggang dan perut tidak menjamin tidak timbulnya LBP/ HNP atau bukan sebagai faktor utama pencegahan. (Tohamuslim, 1994)
III.1.4.2 Faktor Pekerjaan (Job Risk Faktor) 1. Pekerja fisik berat Angka insidensi LBP dan prevalensi HNP pada pekerja fisik berat lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja fisik ringan, sedangkan frekwensi serangannya sama. 2. Pekerjaan mengangkat.
Skripsi
28 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
a.
29
Pekerjaan dengan menggunakan tangan seperti mengangkat, menurunkan, mendorong menariik, membawa, 70% menyebabkan LBP/ HNP
b.
Berat beban yang diangkat dan jaraknya dari tubuh serta jumlah angkatan beban sangat menentukan timbulnya LBP. Jumlah beban maksimal 11,3 kg dan jarak maksimal 25 inch, bila lebih akan mudah menyebabkan HNP. Pengulangan mengangkat lebih dari 25 kali perhari cenderung 3 kali lebih sering timbul HNP.
3. Bungkuk, miring dan berputar badan. Posisi ini bila disertai dengan gerak mengangkat dan berulang-ulang merupakan faktor utama untuk timbulnya sakit pinggang. 4. Mendorong, menarik, duduk, berdiri lama. a.
Mendorong atau menarik benda 9-18% dapat menyebabkan LBP akibat adanya strain/ sprain otot pinggang.
b.
Dari seluruh jenis pekerjaan 19% dilakukan sambil berdiri dan 22% duduk. Kedua posisi ini bila dilakukan lama atau disertai membungkuk akan menambah insiden LBP dan prevalensi HNP.
5. Vibrasi. Gerakan/ vibrasi 4-6 MHz dapat menyebabkan lelahnya otot paraspinal, ligamen dan HNP. Sopir truk 4 kali lebih besar kemungkinan HNP dibandingkan dengan pejalan kaki 20 km/hari. (Tohamuslim, 1994)
III.1.5 Etiologi Pada umumnya HNP disebabkan oleh :
Skripsi
29 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
30
1. Trauma baik mendadak ataupun menahun yang disebabkan robeknya annulus fibrosus. 2. Gerakan badan tertentu secara tiba-tiba atau trauma langsung pada daerah lumbal/pinggang. 3. Obesitas 4. Degenerasi diskus Mekanisme terjadinya HNP didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa setiap gaya atau beban mekanis (force) yang cukup besar, apabila diberikan pada setiap bagian struktur tubuh manusia, dapat menyebabkan struktur tersebut berubah bentuk (deformitas) atau mengalami kegagalan (failure). Hal tersebut dapat juga terjadi pada diskus intervertrebalis tanpa perkecualian. Apabila diskus intervertrebalis diberikan beban mekanis yang berpotensi merobek jaringan (mechanical disruption), maka dapat terjadi kegagalan komponen mekanis berupa: 1. Robekan pada nukleus pulposus yang menyebabkan terjadi fragmen bebas (loose fragmen). 2. Robekan pada annulus fibrosus. Robekan ini dapat terjadi secara bertingkat dari lapisan dalam kearah lapisan luar atau dapat terjadi secara bersamaan meliputi lapisan dalam dan luar sekaligus. 3. Perubahan nutrisi diskus intrvertrebalis uang menyebabkan perubahan biokimia sehingga memicu proses degenerasi. Perubahan nutrisi dan biokimiawi pada diskus intervertrebalis akibat robekan annulus fibrosus sehingga akan mempermudah terjadi robekan yang berikutnya baik radier maupun sirkum ferential.
Skripsi
30 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
31
Bagian yang paling sering ( 98% ) mengalami HNP adalah pada level L4-5 dan L5-S1. Selain itu dapat juga terjadi pada L2-4 dan L3-4 tetapi hal ini relatif jarang. Kurang dari 10% HNP terjadi pada level tertinggi lumbal. Hal tersebut diatas terjadi karena annulus fibrosus lumbal kira-kira sama tebal dengan corpusnya dan ligamen longitudinal posterior lumbal semakin ke bawah semakin lemah. (Hidayati, 2004)
III.1.6 Klasifikasi Klasifikasi HNP ditentukan berdasarkan lapisan annulus fibrosis yang membungkus nukleus pulposus masih ada atau tidak, yaitu: 1. Hernia melalui sebagian lapisan annulus fibrosus disebut Protusi ( Protusion ) 2. Hernia melalui lapisan annulus fibrosus yang robek total, terdiri atas dua jenis yaitu: a. Ekstrusi (Extrusion ) Apabila material hernia masih berhubungan dengan bagian sentral diskus Ekstrusi masih dibagi oleh menjadi dua berdasarkan letak hernia terhadap ligamentum longitudinal posterior, yaitu: 1. Ekstrusi sub ligamen. Apabila hernia masih belum menembus ligamen longitudinal posterior. 2. Ekstrusi trans ligamen. Apabila hernia sudah menembus dan melewati ligamen. b. Sekuestrasi ( Sequestrasion ) Apabila material hernia sudah tidak lagi mempunyai hubungan dengan bagian sentral diskus.
Skripsi
31 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
32
Dari klasifikasi tersebut dapat dimengerti, bahwa sebagian HNP cukup dirawat konservatif,sebagian lain harus dengan operatif (pembedahan) a.
Terapi operatif Dilakukan pada tingkat ekstrusi dan sekuestrasi karena lapisan annulus fibrosus robek total.
b.
Terapi non operatif (konservatif) Dilakukan pada tingkat protusi. (Hidayati, 2004)
III.1.7 Gejala Gajala-gejala HNP tergantung pada letak dan besar prolaps diskus intervertrebalis diantaranya:, 1. Nyeri punggung bawah dengan atau tanpa penjalaran nyeri pada N.Isiadikus (Iskias). 2. Hilangnya lordosis lumbal 3. Spasme otot paravertebra 4. Gangguan sensorik/motorik 5. Atropi otot 6. Penurunan reflek 7. Gangguan miksi 8. Peningkatan tekanan intrathecal. (Hidayati,2004)
III.2 Nyeri Nyeri adalah rasa dan pengalaman emosional yang tidak nyaman yang berhubungan atau potensial berhubungan dengan kerusakan jaringan. Nyeri dapat
Skripsi
32 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
33
mengakibatkan impairment dan disabilitas. Impairment adalah abnormalitas atau hilangnya struktur atau
fungsi anatomik, fisiologik maupun psikologik.
Sedangkan disabilitas adalah hasil dari impairment, yaitu keterbatasan atau gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas yang normal. Nyeri dapat bersifat akut maupun kronik. Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan. Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses penyembuhan sudah selesai. (Setyohadi, 2004).
III.2.1 Klasifikasi Nyeri Berbagai klasifikasi nyeri yang sering digunakan, diantaranya : 1. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi anatomi, misalnya nyeri kepala, nyeri bahu, nyeri punggung tidak banyak berperan dalam penentuan terapi. 2. Klasifikasi berdasarkan waktu, yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Klasifikasi ini berguna untuk menentukan terapi, khususnya pemberian analgetik yang kuat dan dosis maksimum untuk nyeri akut dan berat sedangkan untuk nyeri kronik pemberian analgetik mulai dari yang ringan dan secara bertahap dinaikkan dosisnya sampai intensitas nyeri berkurang. 3. Klasifikasi berdasarkan intensitas, nyeri dibagi atas ringan, sedang dan berat. Klasifikasi ini menguntungkan dalam hal memilih analgetik. 4. Klasifikasi berdasarkan etiologi/ mekanisme, yaitu nyeri fisiologik, nyeri inflamasi, nyeri neuropatik dan nyeri psikogenik. Klasifikasi ini banyak kegunaannya dalam penentuan nyeri. Pasien dengan keluhan nyeri fisiologik jarang sampai memeriksakan diri ke dokter, karena biasanya nyeri mudah
Skripsi
33 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
34
hilang dengan analgetik ringan atau tanpa pengobatan. Nyeri inflamasi dan nyeri neuropatik dapat memaksa penderita mengunjungi dokter, dan kedua jenis nyeri ini sering menunjukkan karakteristik yang sama. Nyeri psikogenik ditegakkan bila dalam berbagai pemeriksaan fisik diagnostik tidak ditemukan adanya kelainan somatik yang obyektif sebagai penyebab nyeri. (Marpaung, 2004)
III.2.2 Pengukuran Nyeri Kesulitan dalam pengukuran nyeri disebabkan oleh tingkat subyektifitas yang tinggi dan tentunya memberikan perbedaan secara individual. Salah satu contoh sulitnya mengukur nyeri adalah ketidaktepatan apa yang dikemukakan pasien, misalnya kesulitan pasien mendapatkan kata yang tepat dalam mendiskripsikan kata nyeri, kebingungan, kesulitan mengingat pengalaman dan penyangkalan terhadap intensitas nyeri. Kategori pengukuran beragam sekali namun yang termudah yaitu pengukuran nyeri dengan skala VAS (Visual Analogue Scale ) VAS adalah instrumen pengukuran nyeri yang paling banyak dipakai dalam berbagai studi klinis dan diterapkan terhadap berbagai jenis nyeri. Metoda pengukuran ini terdiri dari satu garis lurus sepanjang 10 cm. Garis paling kiri menunjukkan tidak ada rasa nyeri sama sekali, sedangkan garis paling kanan menandakan rasa nyeri yang paling buruk. Instrumen VAS ini tidak menggambarkan jenis rasa nyeri yang dialami pasien. (Kasjmir, 2004) Apabila keluhan nyeri telah diukur, maka untuk mengevaluasi program terapi apakah ada kemajuan atau tidak maka dapat dilihat dari nilai VAS terjadi
Skripsi
34 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
35
penurunan nilai atau tidak. Tetapi penurunan keluhan nyeri ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : 1. Faktor Psikologik. Berdasarkan definisi nyeri, faktor psikologik merupakan salah satu komponen nyeri. Oleh karena itu peranan faktor psikologik sangat penting dalam penatalaksanaan nyeri khususnya tipe kronik. Faktor psikologik dapat sebagai dasar dari nyeri, dapat pula memperberat maupun memperingan keluhan nyeri. Faktor psikologik yang paling sering melatarbelakangi keluhan nyeri adalah depresi atau ansietas. Keluhan nyeri sering ditemukan pada pasien psikiatrik. Pada pasien psikiatrik yang menjalani rawat inap, sebanyak 38% mengeluh nyeri dengan 22% diantaranya tidak ditemukan penyebab fisik. Pada pasien psikiatrik rawat jalan, keluhan nyeri lebih tinggi yaitu 61%. Angka tersebut menggambarkan bahwa pasien rawat jalan yang umumnya didominasi oleh pasien depresi keluhan nyerinya lebih tinggi. Depresi sering menyebabkan otot tegang dimana aliran darah tidak adekuat. Mekanisme ini sering ditemukan pada pasien dengan nyeri kepala tegang otot, fibromialgia, nyeri punggung bawah kronik dan sebagainya. Keluhan nyeri akan menurun seiring penurunan derajat depresi dengan berbagai tindakan dan pengobatan. (Meliala, 2004) 2. Tingkat Aktivitas Rasa nyeri yang terjadi akan meningkat apabila terjadi peningkatan aktifitas keseharian atau aktivitas yang tidak biasa dilakukan pasien (Kasjmir, 2004). Faktor-faktor yang memperberat atau memperingan rasa nyeri sangat perlu diketahui. Yang khas, gangguan mekanik bertambah parah bila melakukan
Skripsi
35 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
36
aktivitas yang berat (Albar, 2001). Penggunaan otot yang berlebihan selama bekerja berat (overuse) dapat menimbulkan iskemia atau inflamasi jaringan lunak. Perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan lunak secara perlahanlahan (kronik) dapat menimbulkan nyeri bila melakukan aktivitas yang menggunakan otot-otot punggung bawah. (Meliala, 2003) Hal ini tentu saja akan mempersulit proses penyembuhan. Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi, sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan maka akan semakin besar pula energi yang dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan berat ringannya aktivitas. (Tarwaka, 2004) Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Tenaga Kerja melalui Keputusan Nomor 51 (1999) menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut: a. Aktivitas Ringan
: 100-200 Kilo kalori/jam.
b.
: >200-350 Kilo kalori/jam
Aktivitas Sedang
c. Aktivitas Berat
: >350-500 Kilo kalori/jam (Tarwaka, 2004)
3. Jenis Kelamin. Penderita dengan keluhan nyeri, banyak yang pada awalnya merupakan nyeri akut menjadi berkembang menjadi nyeri kronik. Beberapa penelitian
Skripsi
36 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
37
menunjukkan bahwa perempuan dua kali lebih banyak menderita gangguan ini daripada laki-laki. (Mangindaan, 2003) Penderita yang mempunyai nilai ambang sakit yang tinggi menimbulkan rasa sakit yang kurang dan dapat diobati dengan obat analgesik biasa dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa. Hal ini terutama ditemukan pada kaum pria. (Tehupeory, 2002) 4. BMI (Body Mass Index) Diketahui berat badan berlebihan merupakan faktor risiko terjadinya HNP. Selanjutnya dengan berat badan berlebihan risiko terhadap progresivitas penyakit akan bertambah dibandingkan dengan HNP yang tidak dengan berat badan berlebih. Terdapat hubungan yang erat antara penurunan berat badan dengan keluhan nyeri. Penderita nyeri punggung bawah akan mengalami penurunan rasa nyeri dan gangguan fungsi dengan cara menurunkan berat badan. Untuk itu penderita yang gemuk disarankan untuk mengurangi berat badan. (Hidayat, 2000) Pengukuran Berat Badan dihubungkan dengan Tinggi Badan adalah berdasarkan suatu asumsi bahwa rasio BB/TB mempunyai korelasi yang besar dengan obesitas atau BMI (Body Mass Index). Pengukuran ini mudah, cepat, relatif non invasive dan lebih tepat dari pengukuran tebal lemak (dengan skinfold califer). Menurut Wirjatmadi (2005) orang dengan BMI diatas 25 sudah termasuk kegemukan (Overweight). 5. Usia. Pertambahan usia harus dipertimbangkan sebagai faktor yang berperan penting dalam
Skripsi
proses degeneratif. (Rochman, 1989) Proses degenerasi
37 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
38
mengakibatkan berkurangnya elastisitas dari diskus intervertrebalis dan jaringannya berubah menjadi kaku. (Soekarno, 2001) Hal ini bisa menjadi penghambat proses perbaikan. Pada manusia ditentukan umur 60 tahun sebagai usia lanjut, dan dapat dibagi menjadi 4 masa : 1. Usia lanjut muda (young old) 60-69 2. Usia lanjut menengah (moderately old) 70-79 3. Usia lanjut tua (old old) 80-89 4. Usia sangat lanjut (very old) 90. (Roan,1991)
III.2.3 Nyeri Pada Hernia Nukleus Pulposus Nyeri yang diakibatkan karena HNP bisa menjalar ke tungkai bawah (siatika). Nyeri akibat HNP timbul bila dilakukan fleksi lumbal. Dan
nyeri
dikategorikan nyeri radikal yaitu nyeri yang berhubungan proses di saraf spinal proksimal.(Setyohadi, 2004). Nyeri pada HNP dapat timbul pada saat batuk atau bersin. Nyeri HNP bertolak dari lokasi syaraf yang terjebak dan menjalar ke arah perifer. Tergantung pada jumlah radiks yang terkena nukleus pulposus yang menjebol itu, maka satu atau dua radiks akan mengalami iritasi, sehingga menimbulkan nyeri sepanjang kawasan dermatomal satu atau dua radiks yang terkena itu. Pada HNP lumbosakralis tertentu nyeri hasil iritasi dirasakan di sepanjang tungkai sesuai dengan penjalaran radiks yang terkena. (Sidharta, 1999)
Skripsi
38 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
39
III.3 Fisioterapi III.3.1 Definisi Pada Konferensi Nasional I Penyakit Kardiofaskuler di USA tahun 1950, Rehabilitasi Medis atau disebut dengan fisioterapi didefinisikan sebagai: “Pemulihan seseorang yang cacat akibat cedera atau penyakit dalam hal kemampuan fisik, mental, emosi, sosial, vokasional dan ekonomi yang sebesarbesarnya dan bila mampu berkarya diberi kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang sesuai“. Definisi terakhir menurut WHO ialah : “Semua tindakan yang ditujukan guna mengurangi dampak keadaan cacat dan handicap serta meningkatkan kemampuan penyandang cacat mencapai integrasi sosial“. (Moestari, 1992)
III.3.2 Tujuan Tujuan Fisioterapi adalah: 1. Meniadakan keadaan cacat bila mungkin. 2. Mengurangi keadaan cacat sebanyak mungkin. 3. Melatih orang dengan sisa keadaan cacat badan untuk dapat hidup dan bekerja dengan apa yang tinggal padanya. (Moestari, 1992)
III.4 Penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus Penatalaksanaan HNP pada dasarnya adalah
Skripsi
39 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
40
Tindakan Konservatif Tindakan konservatif dilakukan pada hernia nukleus pulposus tingkat protusi (protusion). Tercakup dalam pengertian tindakan konservatif adalah tirah baring, medika mentosa dan fisioterapi. a. Tirah Baring Tirah baring merupakan bagian terpenting pada tindakan konservatif karena dengan tirah baring akan tercapai suatu keadaan dengan nilai tekanan intrathecal paling rendah. (Hidayati, 2004) b. Medika Mentosa Obat-obatan yang lazim digunakan pada penderita HNP yaitu obat-obat anti inflamasi, analgetika dan obat pelemas otot. (Hidayati, 2004) c. Fisioterapi. Berdasarkan mekanisme nyeri yang terjadi pada HNP hampir semua modalitas yang ada dapat digunakan untuk terapi nyeri (Meliala, 2003) Selain medikamentosa, modalitas fisik dalam bentuk terapi panas, terapi dingin, stimulasi listrik, dan terapi latihan mempunyai kontribusi terhadap pengurangan spasme otot, yang berarti akan mengurangi nyeri. (Jatim, 2000) Penatalaksanaan Fisioterapi pada Hernia Nukleus Pulposus, meliputi: 1. Terapi Panas. Merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang dapat digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi gejala nyeri. Ada berbagai modalitas terapi panas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis memiliki sifat dan penggunaan yang berbeda. Pemilihan jenis modalitas didasarkan pada letak, struktur dan sifat jaringan yang menjadi sasaran terapi. (Hidayati, 2004)
Skripsi
40 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
41
Efek terapi dari pemberian panas lokal, baik dangkal maupun dalam, terjadi oleh karena adanya produksi atau perpindahan panas. Umumnya reaksi fisiologis yang dapat diterima sebagai dasar aplikasi terapi panas adalah bahwa panas akan meningkatkan sifat viskoelastik jaringan kolagen dan mengurangi kekakuan sendi. Panas juga mengurangi rasa nyeri dengan jalan meningkatkan nilai ambang nyeri serabut-serabut saraf. Efek lain adalah memperbaiki spasme otot, meningkatkan aliran darah, membantu resolusi infiltrat radang, edema dan eksudan. Pada terapi panas dalam, panas diproduksi secara konversi dari energi listrik atau suara ke energi panas di dalam jaringan tubuh. (Rochman, 1991)
Berdasarkan sifat fisik
dari
modalitas yang ada, SWD (Short Wave Diathermy) mempunyai daya tembus yang paling dalam. (Hidayati, 2004) Standart terapi panas menetapkan sesi terapi SWD selama 10 kali terapi, sehingga hasil terapi akan bermakna setelah pemberian terapi sebanyak 10 kali. (Ulindiati, 2003) 2. TENS (Transcuttaneus Electrical Nerve Stimulation) TENS merupakan salah satu modalitas terapi fisik yang paling sering dipergunakan dalam mengatasi rasa nyeri, oleh karena efek analgesiknya sudah banyak dikenal, TENS sering pula disebut sebagai ”Analgesia Elektrikal”. Masih ada berbagai pendapat tentang cara kerja TENS. Pendapat pertama mengatakan bahwa TENS bekerja dengan cara merangsang saraf tepi ”Afferent” sehingga memodifisir tingkatan sensasi nyeri. Hal ini mungkin disebabkan oleh suatu efek langsung pada arus listrik dari saraf tepi afferent yang dirangsang tersebut. Pendapat lain adalah bahwa TENS bekerja dengan
Skripsi
41 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
42
mengadakan perubahan sensasi nyeri di tanduk depan sumsum tulang belakang.
Pendapat
terakhir
adalah
bahwa
TENS
bekerja
dengan
mengaktifkan sistem inhibisi supraspinal oleh adanya pengeluaran endofrin. (Rochman, 1991) Penggunaan TENS pada kasus HNP merupakan suatu tindakan yang tepat, karena TENS dapat mengurangi nyeri baik itu akut maupun kronis. (Hidayati, 2004) 3. Traksi Lumbal Traksi adalah teknik mengaplikasi tenaga tarikan oleh mesin, alat atau orang pada bagian tubuh untuk meregangkan jaringan lunak dan permukaan sendi atau fragmen tulang. Apabila aplikasinya tepat pada daerah cedera maka traksi dapat mengurangi nyeri, memberi istirahat, mengatasi spasme otot yang sakit,dan mencegah timbulnya adhesi (perlengketan) selain mempertahankan kesegarisan anatomik serta mencegah deformitas. (Tulaar, 1978) Penggunaan traksi lumbal pada penderita HNP merupakan suatu tindakan yang sangat tepat, jika penderita tidak ada kontra indikasi terhadap traksi seperti kehamilan, osteoporosis serta malignasi di daerah lumbal, karena traksi mempunyai pengaruh langsung terhadap struktur jaringan yang membentuk sendi-sendi vertebra, antara lain peregangan terhadap otot-otot, ligamentum, kapsula artikularis, diskus intervertrebalis serta susunan tulang belakang itu sendiri. (Hidayati, 2004) Kekuatan tarikan yang biasa diberikan pada traksi lumbal , yaitu sebesar seperempat sampai dengan sepertiga dari berat badan total penderita. (Rochman, 1991)
Skripsi
42 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
43
Keberhasilan program fisioterapi terutama dikarenakan ketepatan diagnosa oleh dokter, ketepatan pemberian dosis, ketrampilan dalam melaksanakan proses pelayanan fisioterapi serta kooperatif dari penderita yang meliputi teratur tidaknya seseorang menjalani terapi dan seberapa lama penderita menjalani terapi. (Sugijanto, 1991)
Tindakan Operatif Indikasi tindakan operatif adalah : 1. Hernia Nukleus pulposus tingkat ekstrusi dan sekuestrasi. 2. Kegagalan tindakan konservatif. 3. Tindakan konservatif berhasil tetapi selalu memberikan kekambuhan. 4. Adanya kelumpuhan dan atau fenomena kompresi pada EMG. 5. Adanya gangguan autonom. Apabila tindakan bedah dilakukan maka dianjurkan untuk memberikan penjelasan pada penderita bahwa kesembuhan hanyalah suatu kemungkinan, jangan terlampau memberikan harapan pada penderita bahwa tindakan operasi pasti membebaskan penderita dari keluhan nyeri. (Hidayati, 2004)
Tindakan Nukleolisis. Nukleolisis merupakan tindakan alternatif setelah tindakan operatif gagal, dengan nukleolisis dimaksudkan metode lisis
materi nukleus melalui bahan
tertentu ke dalam rongga diskus intervertrebalis. Bahan yang digunakan adalah chymopapain. Enzim ini mempunyai sifat khusus mampu melarutkan nukleus tanpa mengganggu struktur lainnya seperti annulus fibrosus, otot, ligamen,
Skripsi
43 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
44
maupun duramater. Disamping itu metode nukleolisis masih memberikan keuntungan lain yaitu : 1. Teknik yang tidak sulit melalui image intensifer. 2. Dosis yang rendah. 3. Hasil memuaskan pada 70% penderita 4. Dapat dilakukan secara rawat jalan. Selain chymopopain, suatu bahan aktif lain yaitu kolagenase sering juga dipakai dengan hasil yang kurang lebih seimbang. (Hidayati, 2004)
Skripsi
44 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
45
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL
IV.1. Kerangka Konsep Untuk menguraikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka disusunlah kerangka konseptual, sebagai berikut:
Penatalaksanaan HNP: Tindakan Konservatif - Tirah Baring - Medika Mentosa Hernia Nukleus Pulposus Dengan keluhan nyeri
- Fisioterapi: -Terapi Modalitas -Traksi Elektrik -Terapi Latihan
Tindakan Operatif Tindakan Nukleolisis Karakteristik Individu - Usia - Jenis Kelamin - BMI - Tingkat Aktivitas - Faktor Psikologik
- Lama Terapi - Keteraturan Terapi Gambar IV.1 Kerangka Konsep.
Penurunan Nyeri
Keterangan : Tidak diteliti Diteliti
Skripsi
45 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
46
Hernia Nukleus Pulposus adalah terdorongnya nukleus pulposus yang berada diantara ruas-ruas tulang belakang, ke arah belakang baik lurus maupun ke arah kanan atau kiri menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang sangat hebat. Dalam penatalaksanaan
nyeri,
medika
mentosa
dapat
merupakan
salah
satu
penanggulangannya. Namun hal itu tidak akan maksimal jika tidak disertai dengan penatalaksanaan yang lain berupa rehabilitasi medik. Upaya pemberian fisioterapi perlu dipandang sebagai bentuk pemulihan dan peningkatan kapasitas fisik penderita. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada penderita HNP yang telah ditangani secara konservatif dalam hal ini fisioterapi. Faktor-faktor yang berpengaruh yang diteliti meliputi: karakteristik individu (usia, jenis kelamin, BMI, tingkat aktivitas), keteraturan terapi dan lama terapi.
IV.2. Hipotesis Penelitian 1. Adanya pengaruh antara karakteristik individu (umur, jenis kelamin, BMI, tingkat aktivitas) dengan penurunan nyeri pada pasien HNP. 2. Adanya pengaruh antara keteraturan terapi dengan penurunan nyeri pada pasien HNP. 3. Adanya pengaruh antara lama terapi dengan penurunan nyeri pada pasien HNP.
Skripsi
46 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
47
BAB V METODE PENELITIAN
V.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dan menurut waktunya penelitian ini bersifat Cross Sectional yaitu penelitian yang mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko dan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. (Notoatmodjo,2002)
V.2. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan yang didiagnosa terkena HNP oleh dokter spesialis rehabilitasi medik dan mengikuti program fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya yang memenuhi kriteria. Adapun kriteria meliputi: 1. Tidak memiliki kelainan tulang punggung sejak lahir. 2. Tidak ada kelumpuhan karena HNP atau karena penyakit lain. 3. Tidak didiagnosa mempunyai penyakit ginjal, diabetes mellitus atau penyakit lain yang menyebabkan rasa nyeri di bagian punggung bawah. 4. Mendapat perlakuan atau terapi yang sama.
Skripsi
47 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
48
5. Tidak dilakukan pembedahan yang berhubungan dengan kasus HNP. 6. Sudah menjalani program fisioterapi minimal 1 seri (5 kali terapi).
V.3. Sampel, Besar sampel, dan Pengambilan sampel V.3.1. Sampel Sampel penelitian ini diambil dari sebagian populasi penderita HNP yang saat penelitian dilakukan menjalani rawat jalan fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya. V.3.2. Besar Sampel Untuk populasi kecil, kurang dari 10.000, besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2002) :
n=
N 1 + N (d2)
Keterangan: N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, menggunakan 0,05. Jumlah populasi HNP yang telah memenuhi kriteria sebesar 70 orang. Yang diambil dari jumlah pasien selama 1 tahun. Maka dari itu diperoleh besar sampel: n=
N 1 + N ( 0,052 )
Skripsi
48 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
=
49
70 1+ 70 (0,052)
= 59,57 = 60 responden. V.3.3. Pengambilan Sampel. Pengambilan sampel yang diambil dari populasi menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara non random pengambilan sampel bukan secara acak dan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoatmodjo, 2002)
V.4. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya. V.5 Waktu Penelitian Waktu penelitian dihitung sejak pembuatan proposal sampai hasil penelitian diseminarkan yaitu bulan Oktober 2005 sampai bulan Juni 2006.
V.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian: Variabel yang diteliti terdiri dari: a. Variabel Terikat ( Dependent Variable): - Penurunan Nyeri b. Variabel Bebas ( Independent Variable):
Skripsi
49 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
50
- Keteraturan Terapi - Lama Terapi - Karakteristik Individu yang meliputi : Usia, jenis kelamin, BMI, dan tingkat aktivitas Definisi Operasional dan Cara Pengukuran : Variabel
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Skala
Penelitian
Data
Variabel Terikat : Penurunan
Menurunnya
Nyeri
yang
nyeri Quisioner, kategori: dialami 1 =
responden,
Nyeri menurun, bila
diukur nilai VAS kondisi akhir
dengan VAS, dilihat menurun dari
kondisi
yang
didapat
anamnesa
Nominal
dibandingkan
awal nilai VAS kondisi awal. dari 2 = Nyeri tidak menurun, dalam bila nilai VAS kondisi awal
status, dibandingkan sama dengan kondisi akhir dengan kondisi akhir.
atau nilai VAS kondisi akhir lebih besar daripada nilai VAS kondisi awal.
Variabel Bebas: Keteraturan
Teratur
tidaknya Quisioner, kategori:
Nominal
terapi
responden mengikuti 1 = Teratur, bila 1 seri terapi dengan kriteria terapi dijalani dalam kurun mengikuti sejumlah
terapi waktu 2,5 minggu oleh kunjungan responden.
yang dianjurkan oleh 2 = Tidak Teratur, bila 1 dokter
seri terapi dijalani dalam kurun waktu lebih dari 2,5
Skripsi
50 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
51
minggu oleh responden. Lama
Jangka waktu yang Quisioner, kategori:
Mengikuti
telah ditempuh dalam 1 = ≥ 5 minggu
Terapi
mengikuti fisioterapi 2 = < 5 minggu saat
Ordinal
penelitian
berlangsung Karakteristik Individu: Usia
Usia
responden Data sekunder, kategori: status 1 = < 60
berdasarkan
Jenis Kelamin
Ordinal
rekam medik.
2 = ≥ 60
Jenis kelamin
Data sekunder, kategori:
responden
1 = Laki-laki
berdasarkan status
2 = Perempuan
Nominal
rekam medik disesuaikan ciri fisik responden. BMI
Indeks Massa Tubuh Quisioner, kategori:
Nominal
(Body Mass Index) 1 = non overweight responden
dengan 2 = overweight
rumus BB TB2 Tingkat
Tingkat
aktivitas Quisioner, kategori:
Aktivitas
responden
yang 1 = Ringan, bila nilai
berdampak
pada
pembebanan
tulang 2
kuisioner 1-20. =
belakang yang terdiri dari barang,
Ordinal
Berat,
bila
nilai
kuisioner >20
mengangkat jongkok
berdiri-membungkuk berdiri,
Skripsi
menjinjing
51 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
52
barang, duduk lama, berdiri lama, berjalan jauh,
mendorong
barang,naik-turun tangga, dan pekerjaan rumah tangga.
V.7. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data. V.7.1. Pengumpulan data primer Untuk mendapatkan data primer dari responden dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuisioner, untuk data nilai VAS awal yang tidak terdapat pada status pasien, BMI (Body Mass Index), Tingkat aktivitas, Nilai VAS sekarang. V.7.2. Pengumpulan data sekunder Data sekunder didapatkan dari status dan buku register di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU.dr.Soetomo Surabaya. Data tersebut berupa: 1. Jumlah penderita HNP yang menjalani program fisioterapi baik kasus baru maupun kasus lama diambil dari buku register. 2. Data-data penunjang lainnya berupa : nilai VAS kondisi awal, lama terapi, tanggal kunjungan pasien untuk menentukan keteraturan terapi pasien, jenis kelamin. Diambil dari buku status.
V.8 Teknik Analisis Data Variabel-variabel yang diteliti disajikan secara deskriptif dan selanjutnya untuk mencari pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji Chi Square karena uji Chi Square digunakan untuk mencari kecocokan
Skripsi
52 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
53
(goodness of fit) digunakan untuk menguji apakah distribusi frekwensi yang diamati menyimpang secara signifikan dari suatu distribusi frekwensi hipotesis atau yang diharapkan. (Nazir, 2003).
Skripsi
53 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
54
BAB VI HASIL PENELITIAN
VI.1 Gambaran Umum RSU. DR. Soetomo Surabaya Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya beralamat di Jl. Mayjen. Prof. Dr. Mostopo 6-8 kelurahan Airlangga kecamatan Gubeng kotamadya Surabaya Propinsi Jawa Timur. Rumah sakit ini mempunyai luas tanah 163.875 m2 dan luas bangunan 98.121 m2. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Kelas A berdasarkan Surat Keputusan Menkes No. 51/MENKES/SK/II/1979 dengan kapasitas 1538 tempat tidur. RSUD Dr. Soetomo merupakan satu-satunya Rumah Sakit Kelas A yang penyelenggaraannya atau pengelolaannya oleh Pemerintah Daerah. RSUD Dr. Soetomo adalah Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan. Dalam pengembangannya rumah sakit mendapat bantuan baik dari pusat dan daerah, juga dari bantuan / hibah dari luar negeri seperti pembangunan Instalasi Rawat Darurat, Gedung Bedah Pusat Terpadu, dan juga peralatan-peralatan canggih. RSUD Dr. Soetomo juga membina rumah sakit-rumah sakit di wilayah Indonesia bagian barat. Dan terdepan mengirimkan tim mediknya pada setiap musibah massal / bencana alam dan kerusuhan. Instalasi Rehabilitasi Medik merupakan salah satu unit pelayanan fungsional di Rumah Sakit Umum Dr.Soetomo Surabaya. Instalasi ini memiliki cakupan pelayanan sebagai berikut : 1. Pelayanan Medikamentosa
Skripsi
54 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
55
2. Pelayanan Fisioterapi 3. Pelayanan Terapi Okupasi 4. Pelayanan Orthotik Prosthetik 5. Pelayanan Terapi Wicara 6. Pelayanan Psikologi 7. Pelayanan Sosial Medik Rehabilitasi Medik merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan terpadu dengan pendekatan medik, psikososial, edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampuan fungsional semaksimal mungkin.
VI.2 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya yaitu semua penderita HNP yang menjalani rawat jalan dan yang telah memenuhi kriteria. Jumlah responden sebanyak 60 orang dengan jumlah penderita yang mengalami penurunan nyeri sebanyak 38 orang dan yang tidak mengalami penurunan nyeri sebanyak 22 orang.
VI.2.1 Umur Responden Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 60 sampel, yang terbanyak adalah kelompok umur < 60 tahun yaitu 37 orang (61,67%) dan sampel yang paling sedikit adalah kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 23 orang (38,33%).
Skripsi
55 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
56
Tabel VI.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU.Dr.Soetomo Surabaya Tahun 2006. Umur
Jumlah
Persen
< 60 tahun
37
61,67
≥ 60 tahun
23
38,33
Total
60
100
VI.2.2 Jenis Kelamin Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 60 sampel jumlah laki-laki sama dengan jumlah perempuan yaitu 30 orang (50%) laki-laki dan 30 orang (50%) perempuan. Tabel VI.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU.Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Jenis Kelamin
Jumlah
Persen
Laki-laki
30
50
Perempuan
30
50
Total
60
100
VI.2.3 BMI ( Body Mass Index ) Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 60 sampel, yang terbanyak adalah sampel dengan berat badan non overweight yaitu 34 orang (56,67%) dan sisanya adalah sampel dengan berat badan berlebih (Overweight) yaitu 26 orang (43,33%).
Skripsi
56 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
57
Tabel VI.3 Distribusi Responden Berdasarkan BMI ( Body Mass Index ) di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. BMI
Jumlah
Persen
Non Overweight
34
56,67
Overweight
26
43,33
Total
60
100
VI.2.4 Tingkat Aktivitas Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 60 sampel yang terbanyak adalah sampel dengan tingkat aktivitas ringan yaitu 46 orang (76,67%) dan sisanya adalah sampel dengan tingkat aktivitas berat yaitu 14 orang (23,33%). Tabel VI.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Aktivitas di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Tingkat Aktivitas
Jumlah
Persen
Ringan
46
76,67
Berat
14
23,33
Total
60
100
VI.3 Penurunan Nyeri Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 60 sampel yang terbanyak adalah sampel yang nyerinya tetap yaitu 19 orang (31,67%) dan sampel yang paling sedikit adalah sampel yang nyerinya menurun 8 tingkat yaitu 2 orang (3,33%). Sedangkan sampel yang lain adalah sampel yang mengalami penurunan nyeri 1 tingkat yaitu 11 orang (18,33%), sampel yang mengalami penurunan nyeri
Skripsi
57 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
58
2 tingkat yaitu 14 orang (23,33%), dan masing-masing 4 orang (6,67%) sampel yang mengalami penurunan nyeri 3 tingkat dan sampel yang mengalami penurunan nyeri 4 tingkat. Serta masing-masing 3 orang (5%) sampel yang mengalami penurunan nyeri 5 tingkat dan sampel yang mengalami peningkatan nyeri. Tabel VI.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Penurunan Nyeri
Jumlah
Persen
Menurun 1 Tingkat
11
18,33
Menurun 2 Tingkat
14
23,33
Menurun 3 Tingkat
4
6,67
Menurun 4 Tingkat
4
6,67
Menurun 5 Tingkat
3
5
Menurun 8 Tingkat
2
3,33
Tetap
19
31,67
Meningkat
3
5
Total
60
100
VI.4 Lama Terapi Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 60 sampel yang terbanyak adalah sampel yang menjalani fisioterapi selama lebih dari sama dengan 5 minggu yaitu 35 orang (58,33%) dan sisanya adalah sampel yang menjalani fisioterapi selama kurang dari 5 minggu yaitu 25 orang (41,67%).
Skripsi
58 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
59
Tabel VI.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Terapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Lama Terapi
Jumlah
Persen
≥ 5 minggu
35
58,33
< 5 minggu
25
41,67
Total
60
100
VI.5 Keteraturan Terapi Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 60 sampel yang terbanyak adalah sampel yang menjalani fisioterapi dengan teratur yaitu 36 orang (60%) dan sisanya adalah sampel yang menjalani fisioterapi dengan tidak teratur yaitu 24 orang (40%). Tabel VI.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Terapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Keteraturan Terapi
Jumlah
Persen
Teratur
36
60
Tidak Teratur
24
40
Total
60
100
VI.6 Hubungan Antar Variabel VI.6.1 Hubungan Karakteristik Responden Dengan Penurunan Nyeri VI.6.1.1 Hubungan Umur Dengan Penurunan Nyeri Dari tabel VI.8 dapat dilihat sampel yang mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah pada kelompok umur < 60 tahun yaitu 28 orang (73,68%) dan sisanya adalah pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 10 (26,32%).
Skripsi
59 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
60
Sampel yang tidak mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah pada kelompok umur ≥ 60 tahun yaitu 13 orang (59,09%) dan sisanya adalah pada kelompok umur < 60 tahun yaitu 9 orang (40,91%). Tabel VI.8 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Umur (tahun)
Penurunan Nyeri Menurun
Tidak Menurun
n (%)
n (%)
< 60
28 (73,68)
9 (40,91)
≥ 60
10 (26,32)
13 (59,09)
Total
38 (100%)
22 (100%)
Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh p = 0,025 ini menunjukkan hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara umur dengan penurunan nyeri dengan Odds Ratio = 4,044 ini berarti bahwa sampel kelompok umur < 60 tahun mempunyai kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri 4,044 kali lebih besar dibandingkan sampel kelompok umur ≥ 60 tahun.
VI.6.1.2 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Penurunan Nyeri Dari tabel VI.9 dapat dilihat sampel yang mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah sampel yang berjenis kelamin perempuan yaitu 20 orang (52,63%) dan sisanya adalah sampel yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 18 orang (47,37%) .Sampel yang tidak mengalami penurunan nyeri yang terbanyak adalah sampel yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 12 orang (52,55%) dan sisanya adalah sampel yang berjenis kelamin perempuan yaitu 10 orang (45,45%).
Skripsi
60 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
61
Tabel VI.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Penurunan Nyeri di I nstalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Jenis Kelamin
Penurunan Nyeri Menurun
Tidak Menurun
n (%)
n (%)
Laki-laki
18 (47,37)
12 (52,55)
Perempuan
20 (52,63)
10 (45,45)
38 (100)
22 (100)
Total
Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh p = 0,789 yang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna ini berarti tidak ada pengaruh antara jenis kelamin dengan penurunan nyeri.
VI.6.1.3 Hubungan BMI (Body Mass Index) Dengan Penurunan Nyeri Dari tabel VI.10 dapat dilihat sampel yang mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah pada sampel dengan berat badan non overweight yaitu 28 orang (73,69%) dan sisanya adalah pada sampel dengan berat berlebih (Overweight) yang mengalami penurunan nyeri yaitu 10 orang (26,32%). Sampel yang tidak mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah pada sampel dengan berat badan berlebih (overweight) yaitu 16 orang (72,73%) dan sisanya adalah sampel dengan berat badan non overweight yaitu 6 orang (27,27%)
Skripsi
61 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
62
Tabel VI.10 Distribusi Responden Berdasarkan BMI ( Body Mass Index ) Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. BMI
Penurunan Nyeri Menurun
Tidak Menurun
n (%)
n (%)
Non Overweight
28 (73,69)
6 (27,27)
Overweight
10 (26,32)
16 (72,73)
38 (100)
22 (100)
Total
Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh p = 0,001 ini menunjukkan hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara BMI dengan penurunan nyeri dengan Odds Ratio = 7,467 ini berarti bahwa orang dengan berat badan non overweight mempunyai kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri 7,467 kali lebih besar dibandingkan orang dengan berat badan overweight.
VI.6.1.4 Hubungan Tingkat Aktivitas Dengan Penurunan Nyeri Dari tabel VI.11 dapat dilihat sampel yang mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah pada sampel dengan tingkat aktivitas ringan yaitu 33 orang (86,84%) dan sisanya adalah pada sampel dengan tingkat aktivitas berat yaitu 5 orang (13,16%). Sampel yang tidak mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah sampel dengan tingkat aktivitas ringan yaitu 13 orang (59,09%) dan sisanya adalah sampel dengan tingkat aktivitas berat yaitu 9 orang (40,91%)
Skripsi
62 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
63
Tabel VI.11 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Aktivitas Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Tingkat Aktivitas
Penurunan Nyeri Menurun
Tidak Menurun
n (%)
n (%)
Ringan
33 (86,84)
13 (59,09)
Berat
5 (13,16)
9(40,91)
Total
38 (100)
22 (100)
Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh p = 0,033 ini menunjukkan hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara tingkat aktivitas dengan penurunan nyeri dengan Odds Ratio = 4,569 ini berarti bahwa orang dengan tingkat aktivitas ringan mempunyai kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri 4,569 kali lebih besar dibandingkan orang dengan tingkat aktivitas berat.
VI.6.2 Hubungan Keteraturan Terapi Dengan Penurunan Nyeri Dari tabel VI.12 dapat dilihat sampel yang mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah sampel yang menjalani fisioterapi dengan teratur yaitu 30 orang (78,95%) dan sisanya adalah sampel yang menjalani fisioterapi dengan tidak teratur yaitu 8 orang (21,05%). Sampel yang tidak mengalami penurunan nyeri yang terbanyak adalah sampel yang menjalani fisioterapi dengan tidak teratur yaitu 16 orang (72,73%) dan sisanya adalah sampel yang menjalani fisioterapi dengan teratur yaitu 6 orang (27,27%).
Skripsi
63 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
64
Tabel VI.12 Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Terapi Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Keteraturan
Penurunan Nyeri
Terapi
Menurun
Tidak Menurun
n (%)
n (%)
Teratur
30 (78,95)
6 (27,27)
Tidak Teratur
8 (21,05)
16 (72,73)
Total
38 (100)
22 (100)
Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh p = 0,000 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara keteraturan terapi dengan penurunan nyeri dengan Odds Ratio = 10,000 ini berarti bahwa
orang
yang
menjalani
fisioterapi
dengan
teratur
mempunyai
kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri 10 kali lebih besar dibandingkan orang yang menjalani fisioterapi dengan tidak teratur.
VI.6.3 Hubungan Lama Terapi Dengan Penurunan Nyeri Dari tabel VI.13 dapat dilihat sampel yang mengalami penurunan nyeri terbanyak adalah sampel yang menjalani fisioterapi selama lebih dari sama dengan 5 minggu yaitu 28 orang (73,68%) dan sisanya adalah sampel yang menjalani fisioterapi selama kurang dari 5 minggu
yaitu 10
orang
(26,32%).Sampel yang tidak mengalami penurunan nyeri yang terbanyak adalah sampel yang menjalani fisioterapi selama kurang dari 5 minggu yaitu 15 orang (68,18%) dan sisanya adalah sampel yang menjalani fisioterapi selama lebih dari sama dengan 5 minggu yaitu 7 orang (31,82%).
Skripsi
64 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
65
Tabel VI.13 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Terapi Terhadap Penurunan Nyeri di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006. Lama Terapi
Penurunan Nyeri Menurun
Tidak Menurun
n (%)
n (%)
≥ 5 minggu
28 (73,68)
7 (31,82)
< 5 minggu
10 (26,32)
15 (68,18)
38 (100)
22 (100)
Total
Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh p = 0,004 ini menunjukkan hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara lama terapi dengan penurunan nyeri dengan Odds Ratio = 6,000 ini berarti bahwa orang
yang
menjalani fisioterapi selama lebih dari sama dengan 5 minggu mempunyai kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri 6 kali lebih besar dibandingkan orang yang menjalani fisioterapi selama kurang dari 5 minggu.
Skripsi
65 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
66
BAB VII PEMBAHASAN
VII.1 Hubungan Karakteristik Responden Dengan Penurunan Nyeri Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penderita Hernia Nukleus Pulposus sebagian besar adalah pada kelompok umur < 60 tahun. Sesuai dengan pendapat Tohamuslim (1994) bahwa penderita Hernia Nukleus Pulposus paling banyak terjadi pada umur 35-55 tahun. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh hubungan yang bermakna antara umur dengan penurunan nyeri dengan kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri kelompok umur < 60 tahun 4,044 kali lebih besar dibandingkan kelompok umur ≥ 60 tahun. Hal Ini sesuai dengan pendapat Rochman (1989) dan Soekarno (2001) bahwa pertambahan usia harus dipertimbangkan sebagai faktor yang berperan penting dalam
proses
degeneratif,
diskus
yang
mengakibatkan
berkurangnya
elastisitas
dari
intervertrebalis dan jaringannya berubah menjadi kaku, hal ini bisa menjadi penghambat proses perbaikan. Menurut Putra (1993) perubahan fisiologis pada usia lanjut mengakibatkan terjadinya penurunan densitas tulang, terjadi pengurangan massa otot, terjadi penurunan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Perubahan degenerasi sendi pada sendi penyangga berat badan terjadi pada usia 60 tahun baik pada wanita maupun pria. Fleksibilitas sendi juga menunjukkan penurunan. Tetapi menurut Pickering dan Harkins (1997) mengatakan bahwa hasil dari survei kesehatan dan studi eksperimental dan dipublikasikan dalam American
Skripsi
66 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
67
Pain Society menunjukkan tidak ada perbedaan, penurunan, atau peningkatan nyeri dengan umur. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama. Berdasarkan analisis statistik diperoleh hubungan yang tidak bermakna yang berarti tidak ada pengaruh antara jenis kelamin dengan penurunan nyeri. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Mangindaan (2003) bahwa di beberapa penelitian menunjukkan wanita dua kali lebih banyak mengalami perubahan nyeri yang pada awalnya nyeri akut berkembang menjadi nyeri kronik. Pendapat Mangindaan tersebut diperkuat oleh Tehupeory (2002) bahwa kaum pria mempunyai nilai ambang sakit yang tinggi sehingga menimbulkan rasa sakit yang kurang dan dapat diobati dengan obat analgesik biasa dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal American Society of Plastic Surgeons (ASPS) yaitu bahwa wanita memiliki lebih banyak reseptor sehingga manyebabkan rasa nyeri lebih mudah dirasakan dibandingkan laki-laki. Secara psikososial laki-laki lebih kuat terhadap rasa nyeri, ditemukan gambaran bahwa wanita toleransi rasa nyerinya dan ambang rasanya lebih rendah. (www.MajalahFarmacia.com , 2005) Pada penelitian ini didapatkan Penderita Hernia Nukleus Pulposus sebagian besar memiliki berat badan non overweight. Berdasarkan analisis statistik
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna yang berarti ada
pengaruh antara BMI (Body Mass Index) dengan penurunan nyeri, kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri pada responden yang non overweight 7,467 kali lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat (2000) bahwa terdapat
Skripsi
67 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
68
hubungan yang erat antara penurunan berat badan dengan keluhan nyeri. Penderita nyeri punggung bawah akan mengalami penurunan rasa nyeri dan gangguan fungsi dengan cara menurunkan berat badan. Selain itu dalam hasil penelitian studi tentang tingkat sensitivitas nyeri pada obesitas yang dilakukan di Ohio State University dengan responden 62 dewasa tua menyatakan bahwa orang dengan berat badan berlebih lebih sensitif terhadap rasa nyeri dibandingkan orang yang tidak memiliki berat badan berlebih. Reaksi mereka pada saat penelitian mengindikasikan bahwa pasien dengan berat badan berlebih mempunyai toleransi yang rendah terhadap nyeri, meskipun mereka mengatakan mempunyai nilai ambang nyeri yang tinggi. (www.SeattlePostIntelligencer.com, 2006) Dari hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat aktivitas ringan. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara tingkat aktivitas dengan penurunan nyeri, kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri pada responden dengan aktivitas ringan 4,569 lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasjmir (2004) Bahwa rasa nyeri yang terjadi akan meningkat apabila terjadi peningkatan aktifitas keseharian atau aktivitas yang tidak biasa dilakukan pasien. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh WHO mengatakan bahwa aktivitas fisik seperti jalan cepat yeng dilakukan secara teratur dapat menurunkan risiko berkembangnya nyeri punggung bawah. Dan penelitian yang dilakukan di University of Warwick berkesimpulan bahwa penderita yang mengeluhkan nyeri punggung bawah mengalami perbaikan nyeri dengan tetap melakukan aktivitas fisik. Perbaikan nyeri ini sama baiknya dengan menjalani fisioterapi. (www.KalbeFarma.com, 2004)
Skripsi
68 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
69
VII.2 Hubungan Keteraturan Terapi Dengan Penurunan Nyeri Keteraturan terapi merupakan tindakan kooperatif dari penderita yang menjalani fisioterapi. Selain kooperatif, ketepatan diagnosa oleh dokter, ketepatan pemberian dosis, dan ketrampilan dalam melaksanakan proses pelayanan fisioterapi merupakan pendukung keberhasilan program fisioterapi. (Sugijanto, 1991). Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar sampel menjalani fisioterapi dengan teratur. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara keteraturan terapi dengan penurunan nyeri, kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri 10 kali lebih besar pada orang yang menjalani fisioterapi dengan teratur. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurrachmawati (2001) yang menunjukkan bahwa keteraturan mengikuti terapi panas berpengaruh terhadap penurunan rasa nyeri.
VII.3 Hubungan Lama Terapi Dengan Penurunan Nyeri Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden yang menjalani fisioterapi selama ≥ 5 minggu. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan hubungan yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara lama terapi dengan penurunan nyeri, kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri 6 kali lebih besar pada responden yang menjalani fisioterapi ≥ 5 minggu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ulindiati (2003) bahwa hasil terapi panas baru menunjukkan perubahan yang signifikan setelah mendapat terapi sebanyak 10 kali. Dosis yang ditetapkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik rumah sakit Dr. Soetomo pemberian terapi dijadwalkan seminggu sebanyak dua kali, sehingga
Skripsi
69 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
70
bila disesuaikan dengan dosis tersebut terapi sebanyak 10 kali dapat ditempuh selama 5 minggu. Tetapi hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurrachmawati (2001) yang mendapatkan hasil bahwa lama mengikuti terapi panas tidak berpengaruh terhadap pengurangan derajat nyeri.
Skripsi
70 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
71
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam penelitian sebagian besar (61,67%) berumur < 60 tahun, Jenis kelamin responden antara laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang sama, BMI (Body Mass Index) sebagian besar non overweight (56,67%), dan sebagian besar responden memiliki tingkat aktivitas yang ringan (76,67%). 2. Dari keseluruhan responden sebagian besar
(63,33%) mengalami
penurunan nyeri dan dari 63,33% tersebut sebanyak 23,33% mengalami penurunan nyeri 2 tingkat . 3. Faktor karakteristik individu yang mempengaruhi penurunan nyeri setelah fisioterapi pada pasien HNP adalah umur, BMI dan tingkat aktivitas. 4. Faktor keteraturan terapi mempengaruhi penurunan nyeri setelah fisioterapi pada pasien HNP. 5. Faktor lama terapi mempengaruhi penurunan nyeri setelah fisioterapi pada pasien HNP.
VIII.2 Saran 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSU. Dr. Soetomo dengan memberikan penyuluhan kesehatan dan konsultasi
Skripsi
71 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
72
pada penderita HNP tentang pengaruh berat badan, tingkat aktivitas, keteraturan dan lama terapi terhadap penurunan nyeri sehingga bisa menambah informasi tentang HNP dan upaya untuk mempercepat proses penurunan nyeri. 2. Mengingat keteraturan terapi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penurunan nyeri, perlu dilakukan penelitian ulang untuk meneliti faktor apa saja yang mendukung keteraturan terapi.
Skripsi
72 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
73
DAFTAR PUSTAKA
Albar, Juljasri, 2001, Sistematika Pendekatan pada Nyeri Pinggang, http://www.kalbefarma.Com/files/cdk/files/07. (sitasi14 Januari 2006). Anonim, Nyeri Punggung? Tetaplah Bergerak, http://www.KalbeFarma.com (Sitasi 5 Juni 2006) Anonim, Obesity-Pain Sensitivity http://www.SeattlePostIntelligencer.com (Sitasi 6 Juni 2006)
Studied,
Calliet, Rene, 1981, Low Back Pain Syndrome, Philadelphia: F.A. Davis Company. 1-55. Harkins, W. Stephen, 1997, Sans Pain?, http://www.AmericanPainSociety.com , (Sitasi 6 Juni 2006) Hidayati, Sri, 2004, Fisioterapi Pada Penderita Hernia Nukleus Pulposus. Tugas Akhir. Surabaya: Universitas Airlangga. 6-40. Hidayat, Mohammad, 2000, Penatalaksanaan Osteoartrhritis, Surabaya : Perhimpunan Ahli Bedah Orthopaedi Indonesia Cabang Jawa Timur. Simposium : 1-10 Jatim, S. A, Nuhonni M, 2000, Physical Modalities in Muscle Spasm And Pain, Jakarta : IRM RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo/ FK UI. Simposium Muscle Spasm and Pain : 7-14. Kasjmir, I, Yoga, 2004, Pemeriksaan Klinis dan Pengukuran Nyeri, Jakarta: Div. Reumatologi, Dept. Ilmu Penyakit Dalam, FK Universitas Indonesia/Perjan RSCM. Temu Ilmiah Reumatologi dan Kursus Nyeri 2004 : 168-173. Mangindaan, Lukas, 2003, Gangguan Nyeri (Psikogenik), Jakarta : Bagian Psikiatri FK UI/ RSCM. Suplemen Berkala Neurosains, Vol 4, No.2 : 57-64. Marpaung, Blondina, 2004, Nyeri Reumatik Ekstra Artikular, Medan : Divisi Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Adam Malik/ FK USU. Temu Ilmiah Reumatologi dan Kursus Nyeri 2004. 111-129. Meliala, Lucas, 2004, Neuroanatomi, Neurofisiologi dan Neurokimiawi Nyeri, Jogjakarta : Bagian/ SMF Penyakit Syaraf RSUP Dr. Sardjito/ FK UGM. Temu Ilmiah Reumatologi dan Kursus Nyeri 2004:. 36-46.
Skripsi
73 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
74
Meliala, Lucas, 2003, Patofisiologi dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah, Jogjakarta : Bagian/ SMF Penyakit Syaraf RSUP Dr. Sardjito/ FK UGM. Suplemen Berkala Neurosains, Vol 4, No.2 : 101-104 Moestari, Oemijono, 1992, Falsafah dan Upaya Pelayanan Rehabilitasi Medis, Surabaya: Unit Rehabilitasi Medik RSU.dr.Soetomo/FK Unair. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Physiatri), Edisi 1 : 1-5. Nazir, Moh, 2003, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. 405-415. Nurrachmawati, Annisa, 2001, Pengaruh Lama, Frekwensi dan Keteraturan Terapi Mengikuti Terapi Panas Terhadap Rasa Nyeri Pada Lansia Penderita Arthritis. Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga : 50-75. Notoatmodjo, Soekidjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. 79-172 Pickering, G, 2001, Influence Of Aging http://www.MedscapeNewsletters.com , (Sitasi 6 Juni 2006)
On
Pain,
Putra, L. Hening, 1993,. Lansia Dan Upaya Rehabilitasi Preventif, Surabaya : UPF Rehabilitasi Medik RSUD Sidoarjo. Media IDI, Vol 18 No 3 : 27-31 Roan, W.M, 1991, Aspek Psikososial Dari Usia Lanjut, Semarang : Direktorat Kesehatan Jiwa , Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI. Kumpulan Makalah Simposia. 47-55 Rochman, Fatctur, 1991, Modalitas Terapi Fisik Pada Penatalaksanaan Nyeri, Surabaya : UPF. Rehabilitasi Medik. RSU. Dr. Soetomo Surabaya. Kumpulan Makalah Simposia : 158-185. Rochman, Fatchur, 1989, Sindroma Nyeri Bahu Intrinsik, Surabaya : UPF. Rehabilitasi Medik. RSU. Dr. Soetomo. Surabaya. 1-15. Roesmil, Kusnadi, 2001. Salah Posisi Duduk Bisa Bikin Lumpuh. http://www.Prospektif.com/cetak/0404/28/0314.htm (sitasi 10 Oktober 2005) Santoso, Bayu, 1992, Latihan Pada Penderita Low Back Pain, Surabaya: Unit Rehabilitasi Medik RSU.dr.Soetomo/F.K. Unair. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Physiatri) Edisi 1: 80-90. Santoso, Bayu, 1991, Patofisiologi Nyeri, Surabaya : UPF Rehabilitasi Medik RSUD. Dr. Soetomo/FK Unair. Kumpulan Makalah Simposia : 141-145. Setiyohadi, Bambang, 2004, Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Jakarta: Divisi Reumatologi, Dept Ilmu Penyakit Dalam, FK Universitas Indonesia. Temu Ilmiah Reumatologi dan Kursus Nyeri 2004: 199-203
Skripsi
74 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
75
Setiyohadi, Bambang, 2004, Nyeri Muskuloskeletal, Jakarta : Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FK UI/ Perjan RSCM. Temu Ilmiah Reumatologi dan Kursus Nyeri 2004: 125-129. Sidharta, Priguna, 1999, Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, Jakarta: Dian Rakyat. 84-106. Soekarno, 2001, Mengapa Nyeri Pinggang Perlu Dilatih Dengan Latihan Fleksi William, Surabaya: Unit Rehabilitasi Medik RSU.dr.Soetomo. 1-17. Subadi, Imam, 2001, RSU.Dr.Soetomo.
Togok,
Surabaya:
Unit
Rehabilitasi
Medik
Sugijanto, 1991, Manual Terapi Pada Keluhan Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik, Bandung : Sub Unit Fisioterapi RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi (Titafi) VIII, 101-136. Tarwaka, 2004, Ergonomi Untuk Kesehatan Produktivitas, Surakarta : Uniba Press. 1-100.
Keselamatan
Kerja
dan
Tehupeory, Edu, 2002, Sakit pada Penyakit Reumatik Patofisiologi dan Penatalaksanaan, Makassar : Sub Bagian Reumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam/ FK Unhas. National Congress Indonesian Pain Society, Edisi 1 : 202205. Tohamuslim, Ahmad, 1994, Nyeri Punggung Bawah dan Penanggulangan Rasional dari Segi Rehabilitasi Medik, Bandung : Unit Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Hasan Sadikin/ FK UNPAD. Konas III PERDOSI : 33-39 Tulaar, Angela, 1996, Peranan Rehabilitasi Medik Dalam Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta : Unit Rehabilitasi Medik RS. Cipto Mangunkusumo/FK.Universitas Indonesia. Majalah Kesehatan Indonesia, Tahun XXIV, No. 8 : 564-568. Ulindiati, Yunita, 2003, Perbedan Hasil Terapi Antara Short Wave Diathermy dan Sinar Lazer pada Penderita Sinusitis Maksilaris Akut Rinogen. Tesis. Surabaya : SMF Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi/ FK UA.54-58 Wenni, Gaya Hidup Rendah Aktivitas Fisik Masalah Kesehatan Dunia Abad XXI, http://www.WHO.com , (Sitasi 5 Juni 2006) Wilhelmi, Beandon, 2005, Wanita Lebih Sensitif Terhadap Nyeri dibandingkan laki-laki, http://www.MajalahFarmacia.com (Sitasi 6 April 2006) Wirjatmadi, Bambang, 2005, Penentuan Status Gizi, Surabaya : Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UA. 1-13.
Skripsi
75 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
76
LAMPIRAN 1
LEMBAR QUISIONER PENELITIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBERHASILAN FISIOTERAPI DALAM MENURUNKAN NYERI PADA PENDERITA HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
Nama / No Reg : Alamat
:
I. Nyeri, menggunakan VAS ( Visual Analogue Scale ) Kondisi Awal: 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanpa
Nyeri terhebat yang
Nyeri
mungkin dirasa
Kondisi Akhir: 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanpa
Nyeri terhebat yang
Nyeri
mungkin dirasa
II. Keteraturan Terapi Dalam 1 minggu berapa kali anda terapi?……. Apakah responden teratur atau selalu datang terapi sesuai jadwal yang telah diberikan? a. Ya, bila dalam 1 seri dijalani dalam kurun waktu 2,5 minggu. b. Tidak, bila 1 seri dijalani dalam kurun waktu lebih dari 2,5 minggu.
III. Lama Terapi Berapa lama responden mulai menjalani terapi? a. < 5 minggu
Skripsi
76 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
77
b. ≥ 5 minggu
IV. Karakteristik Responden IV. 1 Usia responden: Berapa usia anda saat ini?.............tahun a. < 60 tahun b. ≥ 60 tahun
IV. 2 Jenis kelamin responden: a. Laki-laki b. Perempuan
IV. 3 BMI responden: BB : TB : a. ≤ 25, bila non overweight b. > 25, bila overweight
V. 4 Tingkat Aktivitas 1. Apakah anda melakukan kegiatan mengangkat – angkat barang ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Bila ya, kira – kira seberapa berat…. a. > 10 kg
b. 5 – 10 kg
c. < 5 kg
2. Apakah anda melakukan kegiatan jongkok – berdiri atau membungkuk berdiri secara berulang – ulang ? a. Ya
b. Kadang – kadang
c. Tidak
3. Apakah anda menjinjing barang ? a. Ya
b. Kadang – kadang
c. Tidak
Bila ya, kira – kira seberapa berat….. a. > 5 kg
b. 2 – 5 kg
c. < 2 kg
4. Apakah pekerjaan anda mengharuskan anda untuk duduk lama? a. Ya
Skripsi
b. Kadang – kadang
77 Faktor yang berpengaruh...
c. Tidak
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
78
Bila ya, kira – kira seberapa lama…. a. > 8 jam
b. 4 – 8 jam
c. < 4 jam
5. Apakah pekerjan anda mengharuskan anda untuk berdiri lama? a. Ya
b. Kadang –kadang
c. Tidak
Bila ya, kira – kira seberapa lama…. a. > 8 jam
b. 4 – 8 jam
c. < 4 jam
6. Apakah pekerjaan anda mengharuskan anda untuk berjalan jauh? a. Ya
b. Kadang – kadang
c. Tidak
Bila ya, kira –kira seberapa jauh jaraknya….. a. > 1 km
b. 500 m – 1 km
c. < 500 m
7. Apakah pekerjaan anda mengharuskan untuk mendorong – dorong barang? a. Ya
b. Kadang – kadang
c . Tidak
8. Apakah anda sering naik turun tangga secara berulang – ulang? a. Ya
b. Kadang - kadang
c. Tidak
9. Apakah anda melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyetrika, memasak, dll ? a. Ya
Skripsi
b. Kadang – kadang
78 Faktor yang berpengaruh...
c. Tidak
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
79
LAMPIRAN 3 Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Umur (X1) * Penurunan Nyeri (Y)
Percent 60
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 60
100.0%
Umur (X1) * Penurunan Nyeri (Y) Crosstabulation
Umur (X1)
< 60 tahun
>= 60 tahun
Total
Penurunan Nyeri (Y) Tidak Menurun Menurun 28 9 23.4 13.6 75.7% 24.3%
Count Expected Count % within Umur (X1) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Umur (X1) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Umur (X1) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total
Total 37 37.0 100.0%
73.7%
40.9%
61.7%
46.7% 10 14.6 43.5%
15.0% 13 8.4 56.5%
61.7% 23 23.0 100.0%
26.3%
59.1%
38.3%
16.7% 38 38.0 63.3%
21.7% 22 22.0 36.7%
38.3% 60 60.0 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
63.3%
36.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 6.332b 5.021 6.312
6.226
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .012 .025 .012
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.015
.013
.013
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.43.
Skripsi
79 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
80
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value .309 60
Contingency Coefficient
Approx. Sig. .012
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate
Value Odds Ratio for Umur (X1) (< 60 tahun / >= 60 tahun) For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Menurun For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Tidak Menurun N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
4.044
1.326
12.336
1.741
1.055
2.871
.430
.220
.843
60
80 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
81
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Jenis Kelamin (X2) * Penurunan Nyeri (Y)
Percent 60
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 60
100.0%
Jenis Kelamin (X2) * Penurunan Nyeri (Y) Crosstabulation
Jenis Kelamin (X2)
Laki-laki
Perempuan
Total
Count Expected Count % within Jenis Kelamin (X2) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Jenis Kelamin (X2) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Jenis Kelamin (X2) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total
Penurunan Nyeri (Y) Tidak Menurun Menurun 18 12 19.0 11.0
Total 30 30.0
60.0%
40.0%
100.0%
47.4%
54.5%
50.0%
30.0% 20 19.0
20.0% 10 11.0
50.0% 30 30.0
66.7%
33.3%
100.0%
52.6%
45.5%
50.0%
33.3% 38 38.0
16.7% 22 22.0
50.0% 60 60.0
63.3%
36.7%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
63.3%
36.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .287b .072 .287
.282
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .592 .789 .592
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.789
.395
.595
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.00.
Skripsi
81 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
82
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value .069 60
Contingency Coefficient
Approx. Sig. .592
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value Odds Ratio for Jenis Kelamin (X2) (Laki-laki / Perempuan) For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Menurun For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Tidak Menurun N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
.750
.262
2.151
.900
.611
1.325
1.200
.614
2.344
60
82 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
83
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Index Berat Badan (X3) * Penurunan Nyeri (Y)
Percent 60
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 60
100.0%
Index Berat Badan (X3) * Penurunan Nyeri (Y) Crosstabulation
Index Berat Badan (X3)
Non Overweight
Overweight
Total
Count Expected Count % within Index Berat Badan (X3) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Index Berat Badan (X3) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Index Berat Badan (X3) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total
Penurunan Nyeri (Y) Tidak Menurun Menurun 28 6 21.5 12.5
Total 34 34.0
82.4%
17.6%
100.0%
73.7%
27.3%
56.7%
46.7% 10 16.5
10.0% 16 9.5
56.7% 26 26.0
38.5%
61.5%
100.0%
26.3%
72.7%
43.3%
16.7% 38 38.0
26.7% 22 22.0
43.3% 60 60.0
63.3%
36.7%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
63.3%
36.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 12.222b 10.405 12.525
12.019
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .001 .000
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.001
.001
.001
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.53.
Skripsi
83 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
84
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value .411 60
Contingency Coefficient
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate
Value Odds Ratio for Index Berat Badan (X3) (Non Overweight / Overweight) For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Menurun For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Tidak Menurun N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
7.467
2.285
24.395
2.141
1.285
3.567
.287
.131
.630
60
84 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
85
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Tingkat Aktivitas (X4) * Penurunan Nyeri (Y)
Percent 60
100.0%
0
Total N
Percent
.0%
60
100.0%
Tingkat Aktivitas (X4) * Penurunan Nyeri (Y) Crosstabulation
Tingkat Aktivitas (X4)
Ringan
Berat
Total
Penurunan Nyeri (Y) Tidak Menurun Menurun 33 13 29.1 16.9
Count Expected Count % within Tingkat Aktivitas (X4) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Tingkat Aktivitas (X4) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Tingkat Aktivitas (X4) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total
Total 46 46.0
71.7%
28.3%
100.0%
86.8%
59.1%
76.7%
55.0% 5 8.9
21.7% 9 5.1
76.7% 14 14.0
35.7%
64.3%
100.0%
13.2%
40.9%
23.3%
8.3% 38 38.0
15.0% 22 22.0
23.3% 60 60.0
63.3%
36.7%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
63.3%
36.7%
100.0%
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.025
.018
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.998b 4.547 5.833
5.898
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .014 .033 .016
1
.015
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.13.
Skripsi
85 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
86
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value .301 60
Contingency Coefficient
Approx. Sig. .014
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate
Value Odds Ratio for Tingkat Aktivitas (X4) (Ringan / Berat) For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Menurun For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Tidak Menurun N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
4.569
1.286
16.233
2.009
.972
4.151
.440
.240
.804
60
86 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
87
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Keteraturan Terapi (X5) * Penurunan Nyeri (Y)
Percent 60
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 60
100.0%
Keteraturan Terapi (X5) * Penurunan Nyeri (Y) Crosstabulation
Keteraturan Terapi (X5)
Teratur
Tidak Teratur
Total
Count Expected Count % within Keteraturan Terapi (X5) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Keteraturan Terapi (X5) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Keteraturan Terapi (X5) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total
Penurunan Nyeri (Y) Tidak Menurun Menurun 30 6 22.8 13.2
Total 36 36.0
83.3%
16.7%
100.0%
78.9%
27.3%
60.0%
50.0% 8 15.2
10.0% 16 8.8
60.0% 24 24.0
33.3%
66.7%
100.0%
21.1%
72.7%
40.0%
13.3% 38 38.0
26.7% 22 22.0
40.0% 60 60.0
63.3%
36.7%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
63.3%
36.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 15.502b 13.424 15.866
15.244
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.80.
Skripsi
87 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
88
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value .453 60
Contingency Coefficient
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate
Value Odds Ratio for Keteraturan Terapi (X5) (Teratur / Tidak Teratur) For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Menurun For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Tidak Menurun N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
10.000
2.952
33.874
2.500
1.394
4.485
.250
.114
.547
60
88 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
89
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Lama Terapi (X6) * Penurunan Nyeri (Y)
Percent 60
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 60
100.0%
Lama Terapi (X6) * Penurunan Nyeri (Y) Crosstabulation
Lama Terapi (X6)
>= 5 Minggu
< 5 Minggu
Total
Count Expected Count % within Lama Terapi (X6) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Lama Terapi (X6) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total Count Expected Count % within Lama Terapi (X6) % within Penurunan Nyeri (Y) % of Total
Penurunan Nyeri (Y) Tidak Menurun Menurun 28 7 22.2 12.8
Total 35 35.0
80.0%
20.0%
100.0%
73.7%
31.8%
58.3%
46.7% 10 15.8
11.7% 15 9.2
58.3% 25 25.0
40.0%
60.0%
100.0%
26.3%
68.2%
41.7%
16.7% 38 38.0
25.0% 22 22.0
41.7% 60 60.0
63.3%
36.7%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
63.3%
36.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 10.048b 8.399 10.180
9.880
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .002 .004 .001
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.003
.002
.002
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.17.
Skripsi
89 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
90
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value .379 60
Contingency Coefficient
Approx. Sig. .002
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate
Value Odds Ratio for Lama Terapi (X6) (>= 5 Minggu / < 5 Minggu) For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Menurun For cohort Penurunan Nyeri (Y) = Tidak Menurun N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
6.000
1.897
18.980
2.000
1.204
3.323
.333
.160
.696
60
90 Faktor yang berpengaruh...
Dian Ayu Maharani