MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU PECAHAN PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL HUDA DESA JATISONO KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2004/ 2005
SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaikan Studi Strata I Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Nama NIM Program Studi Jurusan
: EDY PRANOTO : 4102903069 : Pendidikan Matematika : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan sisebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, 25 Juli 2005
Edy Pranoto
ii
ABSTRAK Kegiatan belajar dikelas banyak menggunakan metode dan tehnik pengejaran. MI Miftahul Huda berada di komplek pendidikan. Eksistensinya perlu dipertahankan dengan beberapa upaya, di antaranya menarik minat masyarakat, meingkatkanhasil prestasi. Ada beberapa pokok bahasan yang prestasinya rendah. Di antaranya pokok bahasan pecahan, hitung campuran, berat. Peneliti tertarik pada sub pokok bahasan operasi bilangan pecahan karena sangat terkait dengan dengan permasalahan dalamkehidupan sehari-hari. Pada pokok bahasan ini siswa mengalami kesulitan kesulitan dalam operasi hitung pecahan. Maka peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan kartu pecahan. Guru haruslah memahami pengertian belajar mengajar karena akan mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Keyakinan dan pengharapan guru akan mempengaruhi sikapnya sebagai pengajar. Belajar harus mengalami perubahan, sedangkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, memberi pelajaran, serta penyerahan kebudayaan berupa pengalamanpengalaman kepada anak didik. Semua itu tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar serta didukung dengan adanya prinsip belajar mengajar yang harus di pahami guru. Skripsi ini berjudul “Meningkatkan hasil belajar siswa sub pokok bahasan operasi bilangan pecahan dengan menggunakan kartu pecahan pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Desa Jatisono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak Tahun ajaran 2004/ 2005”. Pada umumnya pretasi belajar matematika siswa kelas III MI Miftahul Huda masih rendah. Rendahnya prestasi belajar tersebut antara lain disebabkan karena guru belum mempunyai solusi yang tepat dalam proses pembelajaran belum memperhatikan bimbingan terhadap kesulitan belajar siswa dengan sungguh-sungguh dan pemilihan metode pembelajarannya masih kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah mengajar matematika pokok bahasan operasi bilangan pecahan dengan menggunakan kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Miftahul Huda Kec. Gajah Kab. Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Manfaat yang diharapkan dari peneliti antara lain bagi guru dalam proses pembelajarannya dapat menggunakan alat peraga dengan benar, membantu guru menemukan solusi dari permasalahan rendahnya minat siswa mengikuti pelajaran matematika, meningkatkan kreatifitas guru dalam memanfaatkan benda-benda di sekitarnya untuk dijadikan media pembelajaran yang menarik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, bagi siswa dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari matematika dan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika, dan bagi sekolah adalah dapat meningkatkan kualitas sekolah. Alat peraga adalah media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran, alat peraga merupakan benda-benda konkrit sebagai model dan ide-ide matematika dan untuk penerapan.
iii
Piaget mengemukakan dalam teorinya bahwa usia 7 sampai 12 tahun termasuk pada tahap operasi-konkret sehingga dalam penelitian ini menggunakan benda konret berupa kartu pecahan dalam menyampaikan materi operasi bilangan pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas. Dari data tersebut kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan siklus-siklus tindakan yang meliputi dua siklus. Dari seluruh pelaksanaan tindakan di kelas III MI Miftahul Huda terjadi peningkatan prestasi belajar pada sikus I dari rata-rata pre tes 5,24 dan rata rata pos tes 7,18. Siklus II dari rata-rata pre test 8,91 dan rata-rata pos test 9,64. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kartu pecahan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, pada sub pokok bahasan operasi bilangan pecahan siswa kelas III MI Miftahul Huda Kec. Gajah Kab. Demak Tahun Ajaran 2004/2005. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan guru mata pelajaran matematika hendaknya menggunakan kartu pecahan dalam proses pembelajaran operasi bilangan pecahan.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: 1. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bisa memberi manfaat untuk orang lain. 2. Serendah-rendahnya ilmu itu adalah yang hanya berhenti pada lisan dan setinggi-tingginya ilmu adalah yang tampak pada perbuatan. 3. “Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan” (Q.S. An-Nur: 44)
PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsiku ini untuk: Ibu
Bapak
tercinta,
kakakku
tersayang, dan seseorang yang selalu ada di hatiku.
v
PENGESAHAN Skripsi Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas III MI Wonoyoso Kec. Pringapus Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 Dalam operasi Bilangan Pecahan Melalui Metode Permainan Kartu Pecahan
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Senin
Tanggal
: 1 Agustus 2005 Panitia Ujian
Ketua,
Sekretaris,
Drs. Kasmadi Imam S, M.S NIP. 130781011
Drs. Supriyono, M.Si NIP. 130815345
Pembimbing Utama,
Ketua Penguji,
Walid, S.Pd.,M.Si. NIP. 132299121
Muh. Fajar Safa’atullah, S.Si., M.Si. NIP. 132231408
Pembimbing Pendamping,
Anggota Penguji,
Isnaini Rosyida, S.Si., M. Si. NIP. 132205927
Isnaini Rosyida, S.Si., M.Si. NIP. 132205927 Anggota Penguji,
Walid, S.Pd., M.Si. NIP. 132299121
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
taufiq,
dan
hidayah-Nya,
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan skripsi tahun akademik 2004/ 2005, guna memenuhi salah satu tugas dan persyaratan ujian Sarjana Pendidikan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Adapun judul skripsi yang penulis susun adalah “Meningkatkan hasil belajar siswa sub pokok bahasan operasi bilangan pecahan denga menggunakan kartu pecahan pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Desa Jatisono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2004/ 2005”. Selama penyusunan skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan, kerja sama, sumbangan pemikiran, dan dorongan semangat berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. AT. Soegito, SH., MM. Rektor Universitas Semarang 2. Drs. Kasmadi Imam S., MS. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Semarang 3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNNES 4. Drs. Wardono, M.Si, Dosen Wali PMPD Senter Semarang A 5. Walid, S.Pd., M.Si, yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi 6. Bapak Ibu Dosen PMPD Senter Semarang A yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi
vii
7. Bapak Kepala MI Miftahul Huda yang telah memberi kesempatan belajar dan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini 8. Teman-taman yang membantu terselesaikannya penelitian ini Teriring doa semoga amal baik Bapak, Ibu, dan saudara sekalian mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna baik secara esensial maupun tata bahasa, tata tulis ataupun dari segi lain, karena segala keterbatasan yang ada pada penulis. Untuk itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan segenap kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan, khususnya pendidikan matematika sekolah dasar.
Semarang,
Penulis
viii
Agustus 2005
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERNYATAAN.............................................................................................. ii ABSTRAK ...................................................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................. v HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii DAFTAR ISI................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Permasalahan ................................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5 E. Penegasan Istilah............................................................................ 5 F. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 5 BAB II LANDASAN TERORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori............................................................................... 8 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran......................................... 8 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ................................. 9 3. Pembelajaran Matematika Pendidikan Dasar............................. 10 4. Prinsip-prinsip Belajar................................................................ 11 5. Teori-teori belajar matematika ................................................... 14
ix
6. Operasi hitung pecahan .............................................................. 18 7. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran............................. 20 B. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian............................................................................ 24 B. Subjek yang diteliti ........................................................................ 24 C. Prosedur kerja dalam penelitian..................................................... 24 SIKLUS I 1. Perencanaan................................................................................ 24 2. Pelaksanaan tindakan ................................................................. 25 3. Observasi .................................................................................... 26 4. Analisis, refleksi dan evaluasi .................................................... 26 SIKLUS II 1. Perencanaan................................................................................ 26 2. Pelaksanaan tindakan ................................................................. 27 3. Observasi .................................................................................... 28 4. Analisis, refleksi dan evaluasi .................................................... 28 D. Data dan cara pengambilan data .................................................... 28 E. Indikator keberhasilan.................................................................... 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................. 30 B. Pembahasan.................................................................................... 38
x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................ 42 B. Saran............................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43 LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi soal tes siklus I ...........................................................................
44
Lampiran 2 Tes siklus I ................................................................................................
45
Lampiran 3 Kisi-kisi soal tes siklus II ..........................................................................
46
Lampiran 4 Tes siklus II ...............................................................................................
47
Lampiran 5 Kunci jawaban Tes siklus I ......................................................................
48
Lampiran 6 Kunci jawaban tes siklus II .......................................................................
49
Lampiran 7 Rekapitulasi nilai siklus I ..........................................................................
50
Lampiran 8 Rekapitulasi nilai siklus II.........................................................................
51
Lampiran 9 Lembar pengamatan siswa siklus I ...........................................................
52
Lampiran 10 Lembar pengamatan siswa siklus II ..........................................................
53
Lampiran 11 Lembar pengamatan guru siklus I.............................................................
54
Lampiran 12 Lembar pengamatan guru siklus II............................................................
56
Lampiran 13 Rencana Pembelajaran siklus I..................................................................
58
Lampiran 14 Rencana Pembelajaran siklus II ................................................................
xii
65
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini akan dapat membawa dampak yang positif pada masyarakat Indonesia berupa usaha untuk selalu meningkatkan diri agar tidak ketinggalan dalam dunia pendidikan. Masalah-masalah pendidikan yang sangat mendesak dan menuntut prioritas untuk segera ditanggulangi antara lain: pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan, dan mutu pendidikan Guru merupakan unsur penting dalam sebuah sistem pendidikan. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang guru mereka. Guru yang memberi perhatian, hangat dan supportif (memberi semangat) diyakini bisa memberi motivasi belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bahan pembelajaran yang sulit akan terasa mudah oleh siswa dengan bantuan guru. Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan tujuan yang telah dirumuskan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu pokok permasalahan. Salah satu pemecahan masalah tersebut adalah pemanfaatan penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan yang dimaksud adalah penelitian
xiii
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Ada beberapa pendapat mengenai proses belajar mengajar. Di antaranya menurut Usman proses belajar mengajar adalah suatu proses yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar ada guru, peserta didik, dan sesuatu yang diajarkan. Menurut William Burton Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (Under going). Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku orang tersebut (Oemar Hamalik, 2003: 30 -31) Suatu proses belajar yang aktif ditandai dengan adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental, maupun emosional. Pembelajaran matematika memerlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal, yang akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar. Pengelolaan ini dapat dilakukan dengan melakukan variasi metode mengajar, disesuaikan dengan sub pokok bahasan yang sedang diberikan. Menurut pengamatan penulis, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak siswa Madrasah Ibtida’iyah Miftahul Huda Desa Jatisono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak rendah kemampuan berhitungnya, termasuk dalam hal itu kemampuan berhitung dalam pecahan. Hal tersebut disebabkan oleh proses belajar mengajar pelajaran matematika yang cenderung siswa
xiv
mendengarkan informasi dari guru, bahkan banyak di antara siswa melakukan aktifitas di luar pelajaran matematika seperti mencoret-coret buku, mengganggu temannya dan sebagainya. Matematika berangkat dari hal-hal yang abstrak sehingga sulit diterima dan dipahami oleh siswa, termasuk di dalamnya pada sub pokok bahasan pengerjaan operasi hitung pecahan. Faktor lain mungkin karena banyak guru yang enggan menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran, terlebih lagi jika alat peraga tersebut tidak tersedia di sekolah. Guru enggan menciptakan alat peraga sendiri sebagai penunjang keberhasilan di dalam menyampaikan materi pelajaran. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran. Alasan penulis dalam penggunaan alat peraga kartu pecahan, adalah sebagai berikut. 1. Alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran dapat memberikan motivasi siswa dalam belajar, 2. Masalah hasil belajar tetap menjadi masalah yang menarik untuk dijadikan objek penelitian, 3. Dengan penelitian ini diharapkan hasil yang diperoleh dapat digunakan oleh guru matematika dalam proses belajar mengajar
B. Masalah Masalah yang akan diungkapkan adalah sebagai berikut : “ Bagaimana pengaruh penggunaan Kartu Pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
xv
kelas III MI Miftahul Huda Jatisono Gajah Demak pada sub pokok bahasan pecahan tahun ajaran 2004/ 2005”
C. Tujuan Penelitian Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Miftahul Huda Jatisono Gajah Demak tahun ajaran 2004/ 2005 dalam menyelesaikan soal-soal pecahan dengan menggunakan Kartu Pecahan.
D. Manfaat Penelitian Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas : 1. Bagi Siswa Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memacu potensi siswa agar lebih meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Bagi guru Melalui penelitian tindakan kelas ini, guru dapat lebih mengetahui secara tepat penggunaan Kartu Pecahan dalam pembelajaran matematika pokok bahasan operasi bilangan pecahan dan bertambah wawasannya di Madarasah Ibtidaiyah. 3. Bagi MI Miftahul Huda Jatisono Kecamatan Gajah hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran dan meningkatkan hasil belajar matematika.
xvi
E. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran atau menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda dari istilah-istilah yang ada, diberikan penegasan dan pembatasan dari istilah-istilah yang berkaitan dengan judul skripsi sebagai berikut: Pengertian meningkat menurut kata dasarnya: tingkat berarti jenjang, babak mendapatkan imbuhan me-kan menjadi meningkatkan yang artinya membawa ke jenjang yang lebih tinggi atau membawa ke jenjang berikutnya. Hasil belajar berasal dari dua kata yaituhasil dan belajar. Hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa: 2002) adalah akibat. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku. Jadi hasil belajar adalah akibat dari perubahan tingkah laku. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk
a di mana a dan b b
bilangan bulat dan b bukan nol, a disebut pembilang dan b disebut dengan penyebut dan b bukan factor dari a (Darhim 1996: 272). Kartu pecahan adalah kartu yang berisi lambing-lambang bilangan pecahan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut. Bagian Awal Bagian ini memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, motto, dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.
xvii
Bagian Pokok
Bagian ini memuat 5 bab yang terdiri dari : BAB I
PENDAHULUAN Mengemukakan
tentang latar belakang,
masalah,
tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisaan skripsi.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Berisi teori yang mendasari permasalahan dalam skripsi ini meliputi Pengertian belajar dan pembelajaran, factor-faktor yang mempengaruhi belajar, pembelajaran matematika pendidikan dasar, prinsip-rinsip belajar, teori-teori belajar matematika, dan operasi hitung pecahan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang lokasi penelitian, subjek yang diteliti, prosedur kerja dalam peneltian, data dan cara pengambilan data dan indikator keberhasilan.
xviii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan terhadap hasil penelitian.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Berisi
tentang
simpulan
hasil
penelitian
dan
saran-saran
berdasarkan simpulan.
Bagian Akhir
Bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung tersusunnya skripsi
xix
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Pengertian belajar dan pembelajaran Pada dasarnya belajar merupakan suatu proses namun para ahli mendefinisikan belajar menurut visi mereka masing-masing, tetapi secara garis besar mereka tetap mengacu pada pengertian umum bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku. Hilgard
dan
Bowe,
dalam
buku
Theories
of
Learning
mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang. Gagne dalam buku The Conditions of Learning menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Morgan dalam buku Introduction to Psychology menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai hasil dan pengalaman (M. Ngalim Purwanto, 2000 : 84)
xx
Menurut
William
Burton
mengajar
adalah
upaya
dalam
memberikan perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar mengajar (A. Tabrani Rusyan, 1989: 26). Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang optimal(Erman Suherman, 1996 : 7). Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Dalam pembelajaran terdapat pengakuan siswa untuk belajar dan kemampuan ini akan terwujud dengan bimbingan guru. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam : a. Faktor internal (faktor dalam siswa), yakni kondisi-kondisi jasmani dan rohani siswa, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar (M. Dalyono, 1997: 55-58). b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa (M. Dalyono, 1997: 59-60). Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Jadi karena faktor-faktor tersebut di atas, muncul siswa yang berprestasi tinggi dan siswa berprestasi rendah atau gagal sama sekali. Seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat
xxi
dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan hasil belajar yang lebih mementingkan kualitas pembelajaran. Seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat proses belajar mereka. 3. Pembelajaran matematika pendidikan dasar Pembelajaran
matematika
berfungsi
untuk
mengembangkan
pengetahuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbolsimbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan
dengan
fungsi
matematika,
maka
tujuan
umum
pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar adalah : a. Menumbuhkan
dan
mengambangkan
keteramilan
berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari hari. b. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika. c. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di SLTP. d. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Amin Suyitno dkk, 2001: 12). Siswa MI setelah selesai mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap kritis, cermat dan jujur, serta berfikir yang logis
xxii
dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki pengetahuan matematika yang cukup sebagai bekal untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan mempelajari ilmu-ilmu lain. 4. Prinsip-prinsip belajar Prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Prinsip-prinsip belajar itu berkaitan dengan : a. Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar Gagne (Dalam Ratna Wilis Dahar, 1986 : 170). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Apabila perhatian ini tidak ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya. Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap matematika cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya
untuk
mempelajari
matematika.
Motivasi
adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Oemar Hamalik, 2003 : 158) b. Keaktifan John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif
xxiii
harus datang dari siswa itu sendiri, guru berperan sebagai pembimbing dan pengarah (John Dewey, 1916, dalam Davies, 1987 : 31) Keaktifan beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati dan kegiatan psikis. c. Keterlibatan langsung Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar juga dikemukakan oleh John Dewey dengan “Learning by Doing ” nya bahwa belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung baik individu maupun kelompok dengan cara memcahkan masalah.
d. Pengulangan Menurut psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia antara lain daya mengamat, menangkap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Daya-daya tersebut akan dapat berkembang jika dalam belajar sering terjadi pengulanganpengulangan. (Oemar Hamalik, 2000: 36) e. Tantangan Teori Medan mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang akan dicapai, tetapi selalu
xxiv
terdapat hambatan yaitu berupa bahan belajar, maka timbul motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar itu. Apabila hambatan itu telah diatasi artinya tujuan belajar telah dicapai. f. Balikan dan penguatan Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan dikemukan oleh teori belajar Operant Conditioning dari BF Skinner. Dalam teori ini yang diperkuat adalah responnya. Siswa belajar akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan bahan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut BF Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga penguatan yang tidak menyenangkan, dengan kata lain penguatan positif dan negatif dapat memperkuat belajar (M. Ngalim Purwanto, 2000: 95). g. Perbedaan individual Siswa mnerupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tetapi siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan ini terletak pada karakter, psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Di antaranya penggunaan metode atau strategi belajar mengajar.
xxv
Penggunaan media juga akan membantu melayani perbedaanperbedaan siswa dalam cara belajar. 5. Teori-teori belajar matematika Berikut ini diuraikan beberapa teori belajar Matematika sebagai berikut : a. Teori Bruner Belajar matematika menurut Bruner merupakan suatu proses belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi pelajaran dan mencari hubungan-hubungan tentang konsep dan struktur-struktur matematika. Bruner melukiskan anak-anak berkembang melalui tiga tahap perkembangan mental. 1. Enaktif, yaitu anak-anak di dalam belajarnya menggunakan manipulasi obyek-obyek secara langsung. 2. Ikonik, yaitu kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari obyek-obyek. Pada tahap ini anak tidak memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari obyek. 3. Simbolik, yaitu tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan obyek-obyek (Ratna Wilis Dahar, 1986 : 124) b. Teori Dienes Teori Dienes dikembangkan berdasarkan teori perkembangan intelektual dari Jean Piaget. Dienes memandang matematika sebagai struktur, pengklarifikasian struktur. Memisahkan hubungan-hubungan
xxvi
yang terdapat di dalam struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Dienes berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna, hanya disajikan pada anak dalam bentuk-bentuk konkret, jadi abstraksi didasarkan pada intuisi dan pengalaman-pengalaman konkrit. c. Teori Ausubel D.P. Ausubel mengemukakan bahwa belajar dapat dikatakan menjadi bermakna jika informasi yang akan dipelajari oleh anak disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki anak, sehingga anak dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Berikut ini tiga kemungkinan tipe belajar menurut Ausubel : 1) Belajar dengan penemuan bermakna 2) Belajar dengan ceramah bermakna 3) Belajar penemuan yang tidak bermakna, belajar dengan ceramah yang tidak bermakna (Ratna Wilis Dahar, 1988: 134) d. Teori Thorndike Belajar harus dengan pengaitan artinya pengaitan antara pelajaran yang sebelumnya dan yang akan dipelajari anak, karena semakin besar kaitannya semakin baik anak belajar. Thorndike menekankan pada cara stimulus respon berupa hadiah dengan nilai baik.
xxvii
e. Teori Dewey Dewey mengutamakan pada pengertian dan belajar bermakna artinya anak didik yang belum siap jangan dipaksa belajar. Guru dan orang tua sebaiknya menunggu sampai anak anak didik siap belajar atau guru dapat mengubah dan mengatur suasana belajar sehingga anak siap untuk belajar. f. Teori Jean Piaget Teori Jean Piaget juga teori kognitif, teori intelektual atau teori belajar. Disebut teori belajar kognitif karena berkenaan dengan kesiapan anak untuk mampu belajar dan disesuaikan dengan tahaptahap perkembangan anak. Karena menurut Piaget belajar harus juga merupakan sesuatu yang keluar dari dalam diri anak, meningkatkan perkembangan mental anak ke tahap yang lebih tinggi, dapat dilakukan
dengan
memperkaya
pangalaman
anak
terutama
pengalaman konkrit karena dasar perkembangan mental adalah melalui pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan bendabenda sekitarnya. Di samping itu perkembangan bahasa anak merupakan salah satu kunci untuk mengembangkan kognitifnya. Sedangkan dalam Ratna Wilis Dahar (1988 : 183 - 186) Jean Piaget membagi perkembangan kognitif anak dalam empat tahap yaitu: 1. Tahap Sensorimotor/ instinktif : (umur 0 – 2 tahun)
xxviii
Pada tahap ini aktivitas kognitif anak didasarkan atas pengalaman langsung melalui panca indera. 2. Tanpa Pra Oprasional/ intuitif (umur 2 – 7 tahun) Pada tahap ini anak mulai memanipulasi simbol dan benda-benda di sekitarnya. Anak sudah siap untuk belajar bahasa, membaca dan menyanyi. 3. Tahap oprasi konkret (umur 7 – 11 tahun) Pada tahap ini anak sudah memahami hubungan fungsional, cara berfikirnya konkret belum menangkap yang abstrak. Tahap ini sangat penting karena anak sudah mulai menggeneralisasikan obyek-obyek yang diamatinya. Hal tersebut erat hubungannya dengan matematika. Konsep matematika yang didasarkan pada benda-benda konkret lebih mudah dipahami dari pada memanipulasi istilah-istilah abstrak. 4. Tahap operasi formal (11 tahun ke atas) Pada tahap ini adalah tahap tertinggi dari perkembangan kognitif anak. Anak usia 11 – 12 tahun belum mencapai tahap ini. Tahap ini disebut juga tahap hipotesis deduktif. Anak-anak pada tahap ini memberikan alasan dengan menggunakan lebih banyak simbol-simbol atau ide dari pada obyek-obyek yang berkaitan dengan benda-benda di dalam cara berpikirnya. Mengacu dari beberapa teori belajar tersebut di atas, maka dalam penelitian ini teori belajar matematika yang dipakai adalah teori belajar dari Piaget, khususnya tahap operasi konkret. Hal ini
xxix
dikarenakan pada tahap tersebut siswa lebih memahami sesuatu materi secara konkrit dari pada hal-hal yang bersifat abstrak. Secara sederhana dapatlah dicontohkan dalam hal memahami konsep operasi hitung pecahan, siswa akan lebih memahami soal apabila materi yang diberikan berhubungan dengan sesuatu yang konkrit. Namun apabila soal yang diberikan berhubungan dengan sesuatu yang abstrak, sudah barang tentu siswa akan kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Dengan menguasai teori belajar operasi konkrit dari Piaget, siswa akan dapat mengikuti pelajaran dengan baik bahkan gurupun dapat memotivasi anak didik sehingga anak didik berminat belajar matematika. Teori belajar mengajar matematika yang dikuasai para pendidik dapat memilih strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan, pengajaran atau pendekatan yang diharapkan serta dapat melihat apakah peserta didik sudah mempunyai kesiapan atau kemampuan belajar atau belum. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar matematika maka pelajaran yang akan disampaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan anak didik. 6. Operasi hitung pecahan Bilangan pecahan adalah bilangan yang digunakan untuk menyatakan bagian-bagian benda, jika benda itu dibagi-bagi menjadi beberapa bagian (Sugiarto 2003: 36)
xxx
Untuk penelitian ini hanya penjumlahan dan pengurangan dalam operasi pecahan. a. Operasi penjumlahan Menjumlahkan pecahan Untuk menjumlahkan pecahan yang berpenyebut sama dapat digunakan model konkrit kartu pecahan yang berbentuk luas daerah persegi panjang. Contoh : 1 1 2 + = 5 5 5 Dengan menggunakan daerah persegi panjang penjumlahan tersebut diterangkan sebagai berikut.
+
1 5
=
1 5
+
=
2 5
b. Operasi pengurangan Mengurangkan pecahan Untuk mengurangi pecahan dapat digunakan model konkrit kartu pecahan yang berbentuk luas persegi panjang. Contoh : 4 1 3 − = 5 5 5
xxxi
dengan menggunakan daerah persegi panjang pengurangan tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
4 5
= 1 5
-
=
3 5
7. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Secara individual manusia ini berbeda-beda, demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkatantingkatan belajar yang berbeda. Menurut suatu keyakinan anak belajar melalui dunia nyata dengan mamanipulasi benda-benda nyata dapat sebagai perantaranya. Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan tertanam sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun pola tindakannya. Untuk keperluan inilah maka diperlukan belajar melalui berbuat dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta yang tentunya akan mudah dilupakan dan sulit untuk dimiliki. Saya mendengar maka saya lupa, Saya melihat maka saya tahu, Saya berbuat maka saya mengerti, (ET, Ruseffendi, 1997 : 227). Berdasarkan hasil belajar siswa kelas III MI Miftahul Huda tahun ajaran 2003/ 2004 yang mencapai nilai rata-rata 6,5 dan ketuntasan 58,4% perlu dipikirkan metode pembelajaran yang berbeda dari biasanya yang menggunakan metode ceramah.
xxxii
karena itulah maka pembelajaran Matematika di MI Masih diperlukan alat peraga. Hal ini sesuai dengan teori belajar menurut Bruner. Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut siswa dapat melihat langsung bagaimana kateraturan serta pola yang terdapat dalam bayang sedang diperhatikannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:920), alat peraga adalah alat bantu mengajar yang berupa benda konkret, tiruan benda, gambar, film, kaset dan lain-lain, yang berfungsi untuk memperjelas sajian pelajaran. Ada beberapa fungsi alat peraga dalam pengajaran matematika di antaranya : 1) Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. 2) Dengan disajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk konkrit, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih memahami. 3) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. 4) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan obyek penelitian dan
xxxiii
dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru (ET. Rusffendi, 1997 : 227 – 228 ). Di samping itu beberapa hasil penelitian tentang pentingnya media atau alat peraga dalam pembelajaran (matematika)menunjukkan: a. Persentasi materi yang dapat diingat dari informasi yang diperoleh melalui mendengar kurang lebih 20 %, melalui mendengar dan melihat kurang lebih 50 %, melalui mendengar, melihat, sekaligus melakukan kurang lebih 75 %. Hal ini sesuai dengan pepatah lama yang berbunyi:
Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya mengerjakan saya mengerti. b. Prestasi berhitung siswa SD yang menggunakan kartu hitung bergambar lebih baik dibanding dengan model pembelajaran konvensional. c. Pembelajaran matematika dengan pendayagunaan alat peraga mampu menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas siswa, motivasi siswa, dan motivasi guru yang cukup tinggi. (John and Rising dalam Isti Hidayah dan Sugiarto, 2002, Workrshop I, UNNES, hal. 6)
Persyaratan Media/Alat Peraga untuk Pembelajaran a. Tahan lama b. Bentuk dan warna menarik c. Dapat menyajikan dan memperjelas konsep d. Ukuran sesuai dengan kondisi fisik siswa
xxxiv
e. Fisibel f. Tidak membahayakan siswa g. Mudah disimpan saat tak digunakan. Strategi Pemberdayaan Media/Alat Peraga Pembelajaran Agar pemanfaatan atau penggunaan media/alat peraga dalam pembelajaran
efektif,
maka
strategi
pendayagunaannya
harus
memperhatikan kesesuaian media/alat peraga dengan : a. Tujuan pembelajaran b. Materi c. Strategi pembelajaran (metode, pendekatan) d. Kondisi ruang kelas, waktu, banyak siswa e. Kebutuhan siswa (Isti Hidayah dan Sugiarto, 2002, Workrshop I, UNNES, hal. 7)
B. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui alat peraga kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan pecahan pada kelas III MI Miftahul Huda Jatisono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
xxxv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitan MI Miftahul Huda Jatisono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak
B. Subjek Yang Diteliti Subjek penelitian adalah siswa Kelas III MI Miftahul Huda Jatisono Kecamatan Gajah Kabuapetn Demak Tahun pelajaran 2004/ 2005 sebanyak 37 anak.
C. Prosedur kerja dalam penelitian Sesuai dengan gagasan peneliti maka rencana peneliti berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas yang akan ditempuh dalam 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada tiap siklus yang terdiri atas : (a) Perencanaan, (b) Pelaksanaan (c) Pengamatan, dan (d) Refleksi Rencana prosedur tindakan tiap siklus adalah sebagai berikut :
SIKLUS I 1. Perencanaan a) Membuat alat peraga berupa kartu pecahan. b) Membuat Rencana Pembelajaran.
xxxvi
c) Membuat lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar. (1) Lembar pengamatan untuk siswa : -
Keaktifan dalam bertanya.
-
Keaktifan siswa terhadap alat peraga.
-
Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
-
Keaktifan siswa dalam waktu mengerjakan dipapan tulis.
(2) Lembar observasi untuk guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. -
Proses Kegiatan Belajar Mengajar.
-
Metode yang digunakan.
-
Cara penyampaian konsep.
-
Cara menggunakan alat peraga.
(3) Lembar observasi. -
Untuk mengetahui apakah siswa tertarik dengan topik pembelajaran menggunakan kartu pecahan.
-
Apakah siswa aktif dalam mengikuti proses kegiatan mengajar.
-
Apakah siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik.
d) Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan. e) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara menggunakan kartu kartu pecahan dalam oprasi hitung pecahan. 2. Pelaksanaan tindakan -
Tes uji coba/ pre test
-
Malaksanakan skenario yang direncanakan
xxxvii
-
Pos test
3. Observasi Untuk mengetahui tahp-tahap kegiatan dalam proses belajar mengajar diperlukan lembar observasi, yang meliputi observasi bagi siswa dan guru. Observasi dilakukan meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pengamatan bagi siswa dilakukan oleh guru peneliti sedangkan pengamatan KBM bagi guru sebagai supervisor adalah rekan sejawat. Pada tahap ini, siswa melaksanakan tindakan seperti pada butir “b” dan peneliti melakukan pemantauan selama berlangsungnya KBM, selanjutnya menganalisa nilai post test. 4. Analisis, Refleksi dan Evaluasi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, di analisis dan di evaluasi oleh peneliti. Kemudian guru kelas dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan. Kemudian untuk siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan bilamana perlu secara kualitas maupun kuantitas berdasarkan hasil evaluasi.
SIKLUS II 1. Perencanaan a. Membuat Rencana Pembelajaran b. Membuat lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar (1) Lembar pengamatan untuk siswa : -
Keaktifan dalam bertanya.
xxxviii
-
Keaktifan siswa terhadap alat peraga.
-
Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
-
Keaktifan siswa dalam waktu mengerjakan di papan tulis.
(2) Lembar observasi untuk guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar -
Proses Kegiatan Belajar Mengajar.
-
Metode yang digunakan.
-
Cara penyampaian konsep.
-
Cara menggunakan alat peraga.
(3) Lembar observasi -
Untuk mengetahui apakah siswa tertarik dengan topik pembelajaran menggunakan kartu pecahan
-
Apakah siswa aktif dalam mengikuti proses kegiatan mengajar
-
Apakah siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik
c. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan. d. Memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara menggunakan kartu kartu pecahan dalam operasi hitung pecahan. 2. Pelaksanaan tindakan. a) Tes uji coba/ pre test. b) Malaksanakan skenario yang direncanakan. c) Post test.
xxxix
3. Observasi Untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan dalam proses belajar mengajar diperlukan lembar observasi, yang meliputi observasi bagi siswa dan guru. Observasi dilakukan meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pengamatan bagi siswa dilakukan oleh guru peneliti sedangkan pengamatan KBM bagi guru sebagai supervisor adalah rekan sejawat. Pada tahap ini, siswa melaksanakan tindakan seperti pada butir “b” dan peneliti melakukan pemantauan selama berlangsungnya KBM, selanjutnya menganalisa nilai post test. 4. Analisa, Refleksi dan Evaluasi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, dianalisa dan di evaluasi oleh peneliti. Kemudian guru kelas dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan. Kemuadian untuk siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan bilamana perlu secara kualitas maupun kuantitas berdasarkan hasil evaluasi.
D. Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber data penelitian ini adalah siswa guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar 2. Jenis data Jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan data kulitatif yang terdiri dari : a. Hasil belajar b. Situasi belajar mengajar
xl
c. Data hasil observasi pada pelaksanaan proses pembelajaran 3. Cara pengambilan data a. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa b. Data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan dengan menggunakan lembar observasi. c. Data tentang refleksi diri tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran d. Data tentang keterkaitan antara pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran
E. Indikator keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah tercapainya nilai post test dari siswa dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai ≥ 7,5 sebanyak 75% dan nilai rata-rata kelas ≥ 7,5 untuk pokok bahasan operasi hitung pecahan.
xli
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Reduksi data telah dilaksanakan sejak pengambilan data penelitian dan telah dilakukan proses penyelesaiannya, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Siklus I a. Hasil Pengamatan Siklus I merupakan proses pembelajaran oprasi hitung pecahan dengan menggunakan Kartu Pecahan dan daerah yang diarsir sebagai alat peraga, dengan sub pokok bahasan penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Maret 2005 dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 jam pelajaran (2X45 menit). Jam pelajaran pertama digunakan untuk persiapan dan pelaksanaan tindakan, sedangkan jam pelajaran kedua digunakan untuk melaksanakan pos test dalam penelitian ini tidak dilakukan sebelum seluruh proses pembelajaran oprasi hitung pecahan dilaksanakan. Sebelum pelaksanaan, guru menjelaskan terlebih dahulu tentang
cara
menjumlahkan
dua
pecahan
berpenyebut
sama
selanjutnya guru dan siswa melaksanakan skenario yang telah
xlii
direncanakan yakni guru menjelaskan cara menjumlahkan dua pecahan dengan menggunakan garis bilangan, kemudian siswa disuruh mengerjakan soal penjumlahan dua pecahan dengan menggunakan alat peraga. Setelah siswa secara bergiliran maju mengerjakan di papan tulis benar-benar dapat memahami maka guru menjelaskan penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama tanpa menggunakan alat peraga. Setelah pelaksanaan tindakan kelas selesai dilaksanakan pos test, untuk lebih jelasnya gambaran tentang hasil pengamatan proses pembelajaran denga menggunakan kartu pecahan sebagai alat pembelajaran pada oprasi hitung penjumlahan berpenyebut sama dapat dilihat pada lampiran.
b. Data Hasil Pre test dan Post test Siklus I Nilai rata-rata Pre test 194 : 37 = 5.24. Banyaknya siswa yang mendapatkan nilai ≥ 7,5 sebanyak 43,2%. Nilai rata-rata Post test 266 : 37 = 7.18. Banyaknya siswa yang mendapatkan nilai ≥ 7,5 sebanyak 62,1%.
c. Analisis Dari hasil pengamatan pelaksanaan oleh guru pengamat siklus I ini secara keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan kartu pecahan sebagai alat peraga pada operasi hitung penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama berlangsung sesuai rencana. Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus I selesai dilaksanakan,
xliii
peneliti dan guru pengamat mendiskusikan hasil pengamatan untuk menemukan kekurangan yang terdapat pada siklus I. Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Adapun temuan hasil diskusi tersebut atara lain:
1. Yang berkaitan dengan siswa: a. Pada
umumnya
siswa
cukup
aktif
mengikuti
proses
pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa (2-4 siswa) yang kurang antusias mengikuti jalannya pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang bermain sendiri. b. Masih sedikit siswa yang berani mengemukakan pertanyaan. Siswa yang berani bertanya 15 – 18 siswa. c. Beberapa siswa kurang dapat memahami konsep yang dipelajari. d. Masih ada siswa yang kurang serius dalam mengkuti pelajaran, hal ini tampak pada saat siswa tidak mengikuti petunjuk pelaksanaan yang diberikan.
2. Yang berkaitan dengan guru a. Perhatian guru terhadap siswa yang kurang aktif dalam mengoperasikan bilangan pecahan dengan kartu pecahan masih kurang. b. Guru terkesan terburu-buru ingin cepat menyelesaikan materi, sehingga siswa yang lambat enggan untuk memperhatikan.
xliv
c. Guru kurang memahami potensi sebenarnya yang dimiliki siswa, sering mengukur kemampuan siswa menggunakan standar melebihi realitas d. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara individual masih kurang mencukupi. e. Tata tulis di papan tulis tidak tersetting dengan baik, kurang mendukung terciptanya suasana yang menyenangkan. f. Guru masih lebih mendominasi kegiatan belajar-mengajar terutama saat memberikan bimbingan dalam pelaksanaan menggunakan kartu pecahan. g. Bahasa yang digunakan guru sebagian kurang komunikatif. h. Penjelasan tentang pedoman evaluasi terutama kegiatan yang harus dilakukan siswa kurang.
3. Yang berkaitan dengan hasil pos test siklus I Hasil pos test siswa pada siklus I belum sesuai harapan. Nilai rata-rata kelas mencapai 7,18. Hal ini tidak sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu ≥ 7,5.
Sedangkan persentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 62,1 % , tidak sesuai harapan yaitu banyak siswa yang mendapat nilai ≥ 7,5 sekurangkurangnya 75 %. Ada peningkatan hasil belajar siswa dalam operasi hitung penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pre test 5.24 setelah diadakan pelaksanaan tindakan dapat
xlv
lebih baik dari pada kondisi awal di mana rata-rata post test dapat mencapai 7.18. Pada data hasil pre test penelitian tindakan kelas ini juga menunjukkan sebagian besar siswa mendapatkan nilai post test lebih besar dari pre test. Dengan demikian menunjukkan ada pengaruh positif dari proses pembelajaran pada siklus pertama terhadap hasil pembelajaran siswa. Dari Siklus I ini dapat diambil langkah perbaikan untuk siklus berikutnya yakni keaktifan siswa dalam bermain kartu pecahan.
2. Siklus II a. Hasil Pengamatan Siklus II ini merupakan proses pembelajaran operasi hitung pecahan dengan menggunakan Kartu Pecahan dan daerah yang diarsir sebagai alat peraga, dengan sub pokok bahasan pengurangan dua pecahan berpenyebut sama, yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2005 dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 jam pelajaran (2 X 45 menit). Jam pelajaran pertama digunakan untuk persiapan dan pelaksanaan tindakan, sedangkan jam pelajaran kedua untuk melaksanakan pos test. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dimulai guru menjelaskan terelebih dahulu tentang tata cara mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama. Berbeda pada siklus I, pada siklus ke II tidak kelihatan tegang karena tehnik bertanya dilakukan oleh guru
xlvi
berbeda pada saat siklus I. pada siklus II ini pertanyaan guru diberikan kepada siswa dengan kemampuan bervariasi sehingga sebagian siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar. Selanjutnya guru dan siswa melaksanakan skenario yang telah direncanakan yakni guru menjelaskan cara mengurangkan dua pecahan dengan mengunakan gambar daerah yang diarsir, selanjtutnya dengan menggunakan kartu pecahan, kemudian siswa disuruh mengerjakan soal pengurangan dua pecahan dengan menggunakan alat peraga. Setelah siswa secara bergiliran maju mengerjakan di papan tulis benar-benar dapat memahami konsep maka guru menjelaskan pengurangan dua pecahan berpenyebut sama tanpa menggunakan alat peraga. Di sini mulai tampak keberanian serta keaktifan siswa secara menyeluruh, sudah muncul, hal ini dapat di lihat dari tingkat partisipasi siswa yang meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan adanya indikator sebagai berikut: 1. Lebih dari 75% siswa yang bertanya. 2. Banyak siswa yang terlibat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran 36 siswa. Setelah pelaksanaan tindakan kelas selesai dilaksanakan pos test, untuk lebih jelasnya gambaran tentang hasil pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan kartu pecahan sebagai alat pembelajaran pada oprasi hitung pengurangan berpenyebut sama dapat di lihat pada lampiran.
xlvii
b. Data Hasil Pre test dan Post test siklus II Nilai rata-rata pre test
: 330 : 37 = 8.91. Banyaknya siswa yang
mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 89,1%. Nilai rata-rata pos test
: 357 : 37 = 9.64. Banyaknya siswa yang
mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 97,2%.
c. Analisis Dari hasil pengamatan pelaksanaan tindakan siklus II ini secara keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan kartu pecahan sebagai alat peraga pada operasi hitung pengurangan dua pecahan berpenyebut sama berlangsung sesuai rencana. Setelah seluruh proses pemebelajaran dilaksanakan, peneliti dan guru pengamat mendiskusikan hasil pengamatan untuk untuk ditarik simpulan berhasil atau tidaknya penelitian, dan menemukan kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada siklus II. Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan tindakan pada penelitian berikutnya. Adapun analisis pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Yang berkaitan dengan siswa: a. Pada umumnya siswa cukup aktif mengikuti proses pembelajaran, tetapi masih ada beberapa siswa (1-2 siswa) yang kurang antusias mengikuti jalannya pembelajaran.
xlviii
b. Siswa yang aktif untuk mangajukan pertanyaan cukup baik. Siswa yang berani bertanya rata-rata 32 – 35 siswa. Ini ditunjukkan dengan siswa yang tunjuk jari sebelum bertanya. c. Beberapa siswa kurang dapat memahami konsep yang dipelajari. Diketahui ternyata siswa tersebut tidak memiliki perbendaharaan bahasa yang cukup, sehingga kesulitan memahami soal cerita. d. Secara umum siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2) Yang berkaitan dengan guru a. Guru sudah cukup memahami potensi sebenarnya yang dimiliki siswa, tetapi belum secara menyeluruh. b. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara individual sudah memadai, tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang diperhatikan hal ini dikarenakan banyaknya siswa terlalu besar. Padahal kelas yang ideal jumlah siswanya rata-rata 20 anak. c. Guru tampak sudah cukup sabar menyampaikan materi terhadap siswa yang lambat, sehingga siswa yang lambat dapat mengikuti dan meningkat motivasinya. d. Tata tulis di papan tulis masih belum tersetting dengan baik, kurang mendukung terciptanya suasana yang menyenangkan. e. Guru tidak lagi mendominasi kegiatan belajar-mengajar.
xlix
f. Bahasa yang digunakan guru cukup komunikatif.
3) Yang berkaitan dengan hasil pos test siklus II Hasil pos tes siswa pada siklus II sudah sesuai harapan, yaitu rata-rata nilai siswa 9,64 di atas indikator keberhasilan yaitu
≥ 7, 5.
Mengalami kenaikan sebanyak 2,46 dibanding pada
siklus I. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 97,2 %, sudah melebihi indikator ketuntasan yang ditetapkan, yaitu banyak siswa yang mendapat nilai ≥ 7, 5 minimal 75 %. Terjadi kenaikan sebanyak 35,1 % dibanding pada siklus I. Pada penelitian ini hanya dilakukan II siklus karena siklus II pada penelitian tindakan kelas ini dirasa cukup maka tidak perlu langkah perbaikan siklus berikutnya. Karena sudah menjawab permasalahan serta mencapai tujuan yang dikehendaki dalam penelitian tindakan ini.
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil analisisnya, serta hasil refleksi.
B1. Pembahasan Hasil Siklus I 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil tahun ajaran 2003/2004 yaitu sebesar 1 dan sudah sesuai harapan. 2. Nilai rata-rata kelas belum memenuhi target penelitian yaitu 7,18 tetapi untuk ketuntasan belajar siswa belum sesuai harapan yaitu baru
l
mencapai 62,1%, karena masih di bawah indikator yang ditetapkan. Walaupun sudah mengalami peningkatan dibanding dengan tahun ajaran 2003/2004, yaitu mengalami peningkatan 3,7 %. 3. Siswa sudah cukup berpartisipasi dalam proses pembelajaran, tetapi dominasi guru dalam proses pembelajaran agar dikurangi dengan lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk berinisiatif, dan melakukan sendiri, sehingga pembelajaran lebih aktif. 4. Bahasa yang digunakan guru dalam menyampaikan penjelasan sudah dapat ditangkap oleh sebagian besar siswa, tetapi untuk beberapa siswa perlu pengantar yang lebih sederhana dan komunikatif. 5. Guru sudah melakukan bimbingan secara klasikal dengan baik, terbukti terjadi peningkatan prestasi, tetapi beberapa siswa perlu diberi bimbingan individual. Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II, dengan merefleksi pada siklus I.
B2. Pembahasan Hasil Siklus II Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil analisisnya, serta hasil refleksi. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut. 1. Nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami kenaikan dibanding dengan siklus I, sesuai harapan. 2. Secara umum siswa aktif, tetapi guru perlu lebih mendorong siswa agar lebih termotivasi untuk belajar matematika.
li
3. Bahwa guru menentukan target cukup tinggi adalah hal yang positif, tetapi hendaknya dapat melihat potensi objektif siswa, jangan menggunakan standar dirinya maupun standar siswa dari sekolah lain dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa lebih dapat menerima dan mengikuti. 4. Siswa sudah cukup berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dominasi guru dalam proses pembelajaran tidak menonjol, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam mengikuti pelajaran. 5. Bahasa yang digunakan guru dalam menyampaikan penjelasan sudah dapat ditangkap oleh sebagian besar siswa, tetapi untuk beberapa siswa perlu pengantar yang lebih sederhana dan komunikatif 6. Guru sudah melakukan bimbingan secara klasikal dengan baik, terbukti terjadi peningkatan daya serap, tetapi untuk beberapa siswa perlu adanya bimbingan individual. 7. Persentase ketuntasan belajar bila dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II mengalami kenaikan 35,1 %. 8. Adanya peningkatan prestasi yang cukup signifikan dibanding tahun ajaran 2003/2004. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar. Dari hasil pembahasan siklus I dan siklus II, serta berdasarkan nilai rata-rata hasil pos test pada setiap akhir siklus telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu dari 7,18 pada siklus I naik menjadi 9,64 pada siklus II dan peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar yaitu dari 62,1
lii
% menjadi 97,2 %. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan kartu pecahan pada sub pokok bahasan operasi bilangan pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Miftahul Huda Desa Jatisono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. Dengan demikian hipotesis tindakan dapat tercapai.
liii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Rata rata nilai sebelum di adakan penelitian adalah 6,5 , banyaknya siswa yang mendaat nilai ≥ 7,5 sebanyak 58,4%. Dari hasil siklus I diperoleh data: rata-rata nilai siklus I 7,18, banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 7,5 sebanyak 62,1%. Dari hasil sikus II diperoleh data: rata-rata nilai siklus II 9 64, banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 7,5 sebanyak 97,2%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan pecahan.
B. Saran 1. Berdasarkan pengamatan dari keseluruhan penelitian tindakan kelas dapat diajukan saran bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di MI Miftahul Huda Desa Jatisono Kecamatan Gajah Kabupaten Demak dengan sub pokok bahasan operasi hitung pecahan pada siswa kelas III diharapkan menggunakan alat peraga kartu pecahan. 2. Apabila pada pokok bahasan operasi hitung pecahan pada siswa kelas III terdapat kesulitan, yang ditandai dengan nilai rata-rata yang < 7,0 dan ketuntasan < 70% maka proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga kartu pecahan agar nilai rata-rata dan ketuntasan dapat ditingkatkan.
liv
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rineka Cipta. Depatemen pendidikan nasional 2002. Materi pelatihan terintegrasi Matematika, Depdiknas. Depdikbud, 1996. Matematika 3 Mari Berhitung, Depdikbud. Depdiknas, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. Erman suherman dkk, 1993. Strategi Pembelaajran Matematika kontemporer, Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. ET, Ruseffendi, 1997, Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universitas Terbuka, Depsikbud. Hamalik, Oemar, 1994. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Hidayah, Isti dan Sugiarto, 2002. "Work Shop I", Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Purwanto, Ngalim, 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ratna, Wilis Dahar 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud. Rusyan, Tabrani dkk, 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja karya. ST. Harahab, B. Harahap, 1998 “Ensiklopedia Matematika”, Ghalia Indonesia, Jakarta.. Sugiarto, 2003. Matematika Sekolah II, Semarang: Universitas Semarang. Usman, Uzer Moh, 2000. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
lv
LEMBAR PENGAMATAN SISWA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SIKLUS I Petunjuk : 1. Isilah kolom jumlah. dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sesuai dengan aktifitas. 2. Skala penilaian diisi dengan tanda cek ( V ) 3. Jumlah siswa kelas III ada 37 siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keaktifan Siswa Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Aktif mencatat hal-hal penting Mengikuti secara aktif permainan kartu pecahan Menguasai konsep cara menjumlahkan dua pecahan dengan penyebut sama
Jumlah Siswa %
Skala Penilaian SB B S K
37 30 27 25
100 78,9 71 65,7
√
30
78,9
21 24
55,2 63,1
√
33
86,8
√
√ √ √ √ √
Gajah, 10 Maret 2005 Keterangan
:
SB : Sangat Baik ( 81 % - 100 % ) B : Baik
( 61 % - 80 % )
S : Sedang
( 41 % - 60 % )
K : Kurang
( < 41 %
)
lvi
LEMBAR PENGAMATAN SISWA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SIKLUS II Petunjuk : 1. Isilah kolom jumlah. dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sesuai dengan aktifitas. 2. Skala penilaian diisi dengan tanda cek ( V ) 3. Jumlah siswa kelas III ada 37 siswa
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keaktifan Siswa Hadir dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas rumah (PR) Aktif bertanya Aktif menjawab pertanyaan/ siap menjawab (tunjuk jari) Aktif mengerjakan tugas di depan/ siap mengerjakan Aktif mencatat hal-hal penting Mengikuti secara aktif permainan kartu pecahan Menguasai konsep cara mengurangkan dua pecahan dengan penyebut sama
Jumlah Siswa %
Skala Penilaian SB B S K
37 31 29 27
97,3 81,5 76,3 71
√ √
31
81,5
√
20 30
52,6 78,9
34
89,4
√ √
√ √ √
Gajah, 17 Maret 2005 Keterangan
:
SB : Sangat Baik ( 81 % - 100 % ) B : Baik
( 61 % - 80 % )
S : Sedang
( 41 % - 60 % )
K : Kurang
( < 41 %
)
lvii
LEMBAR PENGAMATAN GURU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SIKLUS I
Petunjuk : Pusatkan perhatian anda pada perilaku guru dan siswa di dalam kelas. Tulislah hasil pengamatan anda dengan tanda cek ( √ ) pada setiap indikator sesuai dengan skala penilaian sebagai berikut: Nilai 81 – 100 = A (sangat baik) Nilai 61 -- 80 = B (baik) Nilai 41 -- 60 = C (sedang) Nilai 21 -- 40 = D (kurang) Nilai 0 -- 20 = E (sangat kurang) No.
1 1.
2.
3.
Ketrampilan/ Kemampuan Guru
Skala Penilaian
Indikator
2 Menyusun Rencana Pembelajaran
3 o merumuskan tujuan pembelajaran secara operasional o merumuskan materi pelajaran secara runtut/jelas o merumuskan KBM secara urut dan jelas o merumuskan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran Menguasai o melaksanakan pembelajaran kurikulum. sesuai kurikulum materi. o menguasai materi pelajaran metodologi. dan (penjumlahan 2 bilangan evaluasi berpenyebut sama). o menggunakan metode yang sesuai karakteristik materi o menyusun evaluasi sesuai dengan pedoman penyusunan soal Menggunakan o alat peraga sesuai dengan alat peraga pokok bahasan o alat peraga meningkatkan motivasi siswa o alat peraga meningkatkan efektivitas dan efisiensi
lviii
A
B
C
D
E
4
5 √
6
7
8
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.
Mengorganisir kelas/siswa dan membangun suasana kelas
o alat peraga membantu mempermudah pemahaman siswa terhadap materi o alat peraga meningkatkan hasil belajar siswa o menata siswa/kelas untuk menumbuhkan suasana menyenangkan o memberikan penguatan sebelum. selama. dan sesudah pembelajaran
√ √ √ √
Pedoman Penilaian :
Skor A = 2 x 4 = 8 Skor B = 13 x 3 = 39 Skor C
= 0x2= 0
Skor D = 0 x 1 = 0 Jumlah skor
= 47
Nilai akhir = (Jumlah skor yang diperoleh x 10 ) : 6 Nilai akhir = 47 x 10 : 6 = 78,33 (Kategori : baik)
Mengetahui Kepala Sekolah
Pengamat I
LEGIMAN, S.PdI NIP. 150212413
MUDRIKAH
lix
LEMBAR PENGAMATAN GURU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SIKLUS II
Petunjuk : Pusatkan perhatian anda pada perilaku guru dan siswa di dalam kelas. Tulislah hasil pengamatan anda dengan tanda cek ( √ ) pada setiap indikator sesuai dengan skala penilaian sebagai berikut: Nilai 81 – 100 = A (sangat baik) Nilai 61 -- 80 = B (baik) Nilai 41 -- 60 = C (sedang) Nilai 21 -- 40 = D (kurang) Nilai 0 -- 20 = E (sangat kurang) No.
1 1.
2.
3.
Ketrampilan/ Kemampuan Guru
Indikator
2 Menyusun Rencana Pembelajaran
3 o merumuskan tujuan pembelajaran secara operasional o merumuskan materi pelajaran secara runtut/jelas o merumuskan KBM secara urut dan jelas o merumuskan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran Menguasai o melaksanakan pembelajaran kurikulum. sesuai kurikulum materi. o menguasai materi pelajaran metodologi. dan (pengurangan 2 bilangan evaluasi berpenyebut sama). o menggunakan metode yang sesuai karakteristik materi o menyusun evaluasi sesuai dengan pedoman penyusunan soal Menggunakan o alat peraga sesuai dengan alat peraga pokok bahasan o alat peraga meningkatkan motivasi siswa o alat peraga meningkatkan efektivitas dan efisiensi o alat peraga membantu
lx
Skala Penilaian A
B
C
D
E
4
5 √
6
7
8
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.
Mengorganisir kelas/siswa dan membangun suasana kelas
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi o alat peraga meningkatkan hasil belajar siswa o menata siswa/kelas untuk menumbuhkan suasana menyenangkan o memberikan penguatan sebelum. selama. dan sesudah pembelajaran
√ √ √
Pedoman Penilaian :
Skor A = 5 x 4 = 20 Skor B = 10 x 3 = 30 Skor C = 0 x 2 = 0 Skor D = 0 x 1 = 0 Jumlah skor
= 50
Nilai akhir = (Jumlah skor yang diperoleh x 10 ) : 6 Nilai akhir = 50 x 10 : 6 = 83,33 (kategori : sangat baik)
Mengetahui Kepala Sekolah
PENGAMAT I
LEGIMAN, S.PdI NIP. 150212413
MUDRIKAH
lxi
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan pecahan
Alokasi waktu
: 2 X 45 menit
Kelas/ semester
: III/ II
TPK
MATERI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1
2
3
4
Siswa dapat :
Untuk
menjumlahkan
dua
pecahan
1. Menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama dapat kita lakukan berpenyebut sama.
sebagai berikut :
I.
PENDAHULUAN Apersepsi - Mengulang kembali pecahan
2. Menyelesaikan soal yang a. Penjumlahan dua pecahan dengan mengandung penjumlahan
pecahan perlimaan.
pecahan berpenyebut sama.
1. Dengan
menggunakan
model
1 1 1 1 , , dan 2 3 4 6 - Mengingat kembali penjumlahan pecahan dengan
konkret kartu pecahan.
garis bilangan.
lxii
Contoh
II. KEGIATAN POKOK 1. Guru
1 1 2 + = 5 5 5
menjelaskan
menjumlahkan berpenyebut
cara pecahan
sama
dengan
bantuan gambar yang diarsir. + a.
-
1 1 2 + = 5 5 5
= +
2. Dengan
menggunakan
garis
bilangan.
0
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
lxiii
=
b. Penjumlahan dua pecahan dengan pecahan perdelapanan 1.
Dengan
menggunakan
b.
2 3 5 + = 8 8 8
model
konkret kartu pecahan. +
2 3 5 + = 8 8 8
= +
=
2.
Dengan
menggunakan
garis
bilangan.
0
1 8
2 8
3 8
4 8
lxiv
5 8
c.
4 2 6 + = 10 10 10
c. Penjumlahan dua pecahan dengan pecahan persepuluhan 1. Dengan
menggunakan
+
model
konkret kartu pecahan. 4 2 6 + = 10 10 10
=
+ 2. Guru
menjelaskan
cara
mengurangkan dua pecahan =
berpenyebut garis bilangan.
lxv
sama
dengan
2. Dengan
menggunakan
garis
Contoh :
bilangan.
0
a)
1 2 3 4 5 6 7 10 10 10 10 10 10 10
1 5
0
b)
0
lxvi
1 1 2 + = 5 5 5
2 5
3 5
4 5
5 5
2 3 5 + = 8 8 8
1 8
2 8
3 8
4 8
5 8
c)
0
4 2 6 + = 10 10 10
1 2 3 4 5 6 10 10 10 10 10 10
3. Siswa
mengerjakan
penjumlahan
dengan
alat
peraga 4. Guru
menjelaskan
cara
menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama tanpa alat peraga.
lxvii
1 1 1+1 2 + = = 5 5 5 5
2 3 2+3 5 = + = 8 8 8 8
4 2 4+2 6 = + = 10 10 10 10
5. Siswa disuruh mengerjakan latihal soal Penerapan -
Siswa
A
kartu senama -
Siswa
B
memegang 5 2 dan 6 6
diminta
mengambil kartu hasil penjumlahan.
III. PENUTUP Melaksanakan Post tes
lxviii
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Pengurangan pecahan
Alokasi waktu
: 2 X 45 menit
Kelas/ semester
: III/ II
TPK
MATERI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1
2
3
4
Siswa dapat :
Untuk
mengurangkan
dua
pecahan
3. Mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama dapat kita lakukan berpenyebut sama.
sebagai berikut :
I.
PENDAHULUAN
II. - Mengulang kembali
4. Menyelesaikan soal yang a. pengurangan dua pecahan dengan mengandung pengurangan
pecahan perlimaan.
pecahan berpenyebut sama.
3. Dengan
penjumlahan pecahan Contoh :
menggunakan
konkret kartu pecahan.
model
3 1 4 + = 2 2 2 - Mengingat kembali penjumlahan pecahan dengan
lxix
garis bilangan. Contoh
III. KEGIATAN POKOK 6. Guru
4 1 3 − = 5 5 5
menjelaskan
mengurangkan berpenyebut
cara pecahan
sama
dengan
bantuan gambar yang diarsir. a.
-
4 1 3 − = 5 5 5
= -
4. Dengan
menggunakan
bilangan.
lxx
garis
=
0
1 5
2 5
3 5
4 5
5 5
b.
5 3 2 − = 8 8 8
b. Pengurangan dua pecahan dengan pecahan perdelapanan 3.
Dengan
menggunakan
model
-
konkret kartu pecahan.
5 3 2 − = 8 8 8
=
-
=
4.
Dengan
menggunakan
bilangan.
lxxi
garis
1 8
2 8
3 8
4 8
5 8
c.
7 3 4 − = 10 10 10
c. Pengruangan dua pecahan dengan
-
pecahan persepuluhan 3. Dengan
menggunakan
model
konkret kartu pecahan.
=
7 3 4 − = 10 10 10
7. Guru -
menjelaskan
cara
mengurangkan dua pecahan berpenyebut garis bilangan.
=
lxxii
sama
dengan
Contoh : a) 4. Dengan
menggunakan
garis
4 1 3 − = 5 5 5
bilangan.
1 5
0 0
1 2 3 4 5 6 7 10 10 10 10 10 10 10 b)
1 8
lxxiii
2 5
3 5
4 5
5 5
5 3 2 − = 8 8 8
2 8
3 8
4 8
5 8
c)
0
7 3 4 − = 10 10 10
1 2 3 4 5 6 10 10 10 10 10 10
8. Siswa
mengerjakan
pengurangan
dengan
alat
peraga 9. Guru
menjelaskan
cara
mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama tanpa alat peraga.
lxxiv
4 1 4 −1 3 − = = 5 5 5 5
5 3 5−3 2 − = = 8 8 8 8
7 3 7−3 4 = − = 10 10 10 10
10. Siswa disuruh mengerjakan latihal soal Penerapan -
Siswa
A
kartu senama -
Siswa
B
memegang 5 2 dan 6 6
diminta
mengambil kartu hasil pengurangan. IV.
PENUTUP Melaksanakan Post tes
lxxv
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan pecahan
Alokasi waktu
: 2 X 45 menit
Kelas/ semester
: III/ II
TPK
MATERI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1
2
3
4
Siswa dapat :
Untuk
menjumlahkan
dua
pecahan i.
PENDAHULUAN
1. Menjulahkan dua pecahan berpenyebut sama dapat kita lakukan ii. berpenyebut sama.
sebagai berikut :
1.
2. Menyelesaikan soal yang a. pengurangan dua pecahan dengan mengandung penjumlahan
pecahan perlimaan.
pecahan berpenyebut sama.
1. Dengan
Mengulang kembali penjumlahan pecahan
menggunakan
model
Contoh :
konkret kartu pecahan.
3 1 4 + = 2 2 2
2.
Mengingat kembali penjumlahan
lxxvi
Contoh
pecahan dengan garis
4 1 3 − = 5 5 5
bilangan. iii.
KEGIATAN POKOK 11. Guru
menjelaskan
-
mengurangkan
-
berpenyebut
cara pecahan
sama
dengan
bantuan gambar yang diarsir. = a.
3. Dengan menggunakan garis bilangan.
4 1 3 − = 5 5 5
-
= 0 a.
1 5
2 5
3 5
Pengurangan
4 5
dua
5 5
pecahan
lxxvii
dengan pecahan perdelapanan 5.
Dengan
menggunakan
model
konkret kartu pecahan.
b.
5 3 2 − = 8 8 8
5 3 2 − = 8 8 8
-
=
=
6.
Dengan
menggunakan
garis
bilangan.
1 8
2 8
3 8
4 8
5 8
lxxviii
b.
Pengruangan
dua
pecahan
dengan pecahan persepuluhan 5. Dengan
menggunakan
c.
7 3 4 − = 10 10 10
model
konkret kartu pecahan. -
7 3 4 − = 10 10 10
=
-
12. Guru
=
menjelaskan
cara
mengurangkan dua pecahan berpenyebut garis bilangan.
6. Dengan
menggunakan
lxxix
garis
sama
dengan
bilangan. Contoh : a)
0
4 1 3 − = 5 5 5
1 2 3 4 5 6 7 10 10 10 10 10 10 10
1 5
0
b)
1 8
lxxx
2 5
3 5
4 5
5 5
5 3 2 − = 8 8 8
2 8
3 8
4 8
5 8
c)
0
7 3 4 − = 10 10 10
1 2 3 4 5 6 10 10 10 10 10 10
13. Siswa
mengerjakan
pengurangan
dengan
alat
peraga 14. Guru
menjelaskan
cara
mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama tanpa alat peraga.
lxxxi
4 1 4 −1 3 − = = 5 5 5 5
5 3 5−3 2 − = = 8 8 8 8
7 3 7−3 4 = − = 10 10 10 10
15. Siswa disuruh mengerjakan latihal soal Penerapan 1.
Siswa
A
memegang kartu senama
5 2 dan 6 6 2.
Siswa diminta
B
mengambil
kartu hasil pengurangan. 3. iv.
PENUTUP Melaksanakan Post tes
lxxxii
SOAL TES SIKLUS I
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar !
1.
2 1 + 5 5
= ….
2.
3 2 + 8 8
= ….
3.
3 4 + 10 10
= ….
4.
5 3 + 8 8
= ….
5.
3 1 + 5 5
= ….
6.
7 2 + 10 10
= ….
7.
4 3 + 8 8
= ….
8.
5 4 + 10 10
= ….
9.
2 + ... 5
=
4 5
=
7 8
10. …+
2 8
lxxxiii
SOAL TES SIKLUS II
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar !
1.
3 1 − = …. 5 5
2.
4 3 − = …. 8 8
3.
7 3 − = …. 10 10
4.
5 3 − = …. 5 5
5.
9 6 − = …. 10 10
6.
4 3 − = …. 5 5
7.
8 5 − = …. 8 8
8.
6 5 − = …. 10 10
9.
6 3 − …= 8 8
10. … −
4 3 = 8 8
lxxxiv
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I
1.
2 1 + 5 5
=
2 +1 3 = 5 5
2.
3 2 + 8 8
=
3+ 2 5 = 8 8
3.
3 4 + 10 10
=
3+ 4 7 = 10 10
4.
5 3 + 8 8
=
5+3 8 = 8 8
5.
3 1 + 5 5
=
3 +1 4 = 5 5
6.
7 2 + 10 10
=
7+2 9 = 10 10
7.
4 3 + 8 8
=
4+3 7 = 8 8
8.
5 4 + 10 10
=
5+4 9 = 10 10
9.
2 2 + 5 5
=
4 5
lxxxv
10.
5 2 + 8 8
=
7 8
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar !
1.
3 1 − = 5 5
3 −1 2 = 5 5
2.
4 3 − = 8 8
4−3 1 = 8 8
3.
7 3 − = 10 10
7−3 4 = 10 10
4.
5 3 − = 5 5
5−3 2 = 5 5
5.
9 6 − = 10 10
9−6 3 = 10 10
6.
4 3 − = 5 5
4−3 1 = 5 5
lxxxvi
7.
8 5 − = 8 8
8−5 3 = 8 8
8.
6 5 − = 10 10
6−5 1 = 10 10
9.
6 3 3 − = 8 8 8
10.
7 4 3 − = 8 8 8
lxxxvii
KISI-KISI SOAL TES Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/ Semester Waktu
No. 1.
Tujuan Pembelajaran Siswa mampu melakukan pengurangan pecahan perlimaan, perdelapanan dan persepuluhan
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Pecahan
Kelas III
: Matematika : Pecahan - Pengurangan Pecahan : III/ II : 60 Menit
Materi Pengurangan dua pecahan berpenyebut yang sama
Jumlah Soal 10 -
-
-
lxxxviii
Indikator Siswa dapat mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama pecahan perlimaan Siswa dapat mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama pecahan perdelapanan. Siswa dapat mengurangkan dua pecahan berpenyebut sama pecahan persepuluhan
No Soal 1,4,6
2,7,9,10
3,5,8
KISI-KISI SOAL TES Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/ Semester Waktu
No. 1.
Tujuan Pembelajaran Siswa mampu melakukan penjumlahan pecahan perlimaan, perdelapanan dan persepuluhan
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan Pecahan
Kelas III
: Matematika : Pecahan - Penjumlahan Pecahan : III/ II : 60 Menit
Materi Penjumlahan dua pecahan berpenyebut yang sama
Jumlah Soal 10 -
-
-
lxxxix
Indikator Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama pecahan perlimaan. Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama pecahan perdelapanan. Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama pecahan persepuluhan.
No Soal 1,5,9
2,4,7,10
3,6,8
DOKUMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Suasana kelas pada waktu proses belajar mengaajar
Guru menjelaskan bilangan pecahan dengan gambar yang diarsir
xc
Guru menjelaskan lambang bilangan pecahan dengan kartu pecahan
Guru menjelaskan operasi bilangan pecahan dengan kartu pecahan
Siswa maju ke depan kelas mengerjakan soal operasi bilangan pecahan dengan kartu pecahan xci
xcii
xciii