Pembelajaran Inkuiri Teerbimbing Matteri Struktur daan Fungsi Jarinngan Tumbuhann
PENE ERAPAN PEM MBELAJAR RAN INKUIR RI TERBIMBING MATE ERI STRUK KTUR DAN FUN NGSI JARIN NGAN TUMB BUHAN TER RHADAP KO OMPETENS SI BELAJAR R SISWA KELAS VIII-B V SMP NEGERI 2 SUKODONO O Dian Eka Khorik k Laili 1), Riniie Pratiwi P. 2), dan Titin n Sunarti 3) 1)
Mahasiswa Proogram Studi Peendidikan Sainns FMIPA UNE ESA, e-mail : ddika_rilia@yah hoo.com 2) Doseen Jurusan Biollogi FMIPA UNESA, U e-maill: rinie_unesa@ @yahoo.co.id 3) Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNESA, U e-maill:
[email protected]
A Abstrak Penelitiian dilakukan dengan latar belakang b siswaa kurang aktiff dalam kegiatan praktikum, diskusi, dan presentaasi hasil prakttikum, dan 64% % siswa yang belum mencaapai nilai ketunntasan mata peelajaran (75). Tujuan penelitian menndeskripsikan hasil kompetennsi belajar sisw wa setelah dilakkukan pembelaajaran inkuiri terbimbbing materi strruktur dan funngsi jaringan tuumbuhan ditinnjau dari kemaampuan inkuirri pada ranah kognitiff yang disertaii kompetensi psikomotor p dann afektif. Desaiin yang digunaakan “pre-test and post-test group” dengan sasarran penelitian 32 siswa kelaas VIII-B SM MP Negeri 2 S Sukodono. Daata penelitian n dianalisis seecara deskriptiif kuantitatif. diperoleeh dengan meetode observassi, tes, dan anngket kemudian Tahapann pembelajaran n inkuiri terbim mbing terlaksanna dengan rata--rata 3,47 dalam m kriteria baik.. Berdasarkan nilai ujii t berpasangan n pada hasil Pree-test dan Postt-test diperoleh h thitung = 7,446 dan ttabel = 2,04 dengan syarat tolak Ho jika th hitung > ttabeel yang menunj njukkan terdapaat perbedaan peeningkatan yanng signifikan. Hasil kompetensi k psiikomotor dan afektif siswa sebesar 91 daan 89 dalam kkriteria sangatt. Terdapat 2 kemamppuan inkuiri siswa berkritteria sangat baik, yaitu kemampuan k m merumuskan masalah m dan mengguunakan alat daan teknik untuuk memperoleh data. Namuun, 4 kemamppuan berkriteriaa baik, yaitu merancang suatu pen nyelidikan, menjelaskan dataa dengan argum men yang loggis dan kritis, menganalisis m reespons sangat baik b (> 50%) penjelassan, dan menggkomunikasikann hasil penyeliidikan. Siswa memberikan untuk pernyataan p posiitif terhadap peembelajaran innkuiri terbimbin ng. Berdasarkaan uraian dapatt disimpulkan penerappan inkuiri terb bimbing materri struktur dan fungsi jaringaan tumbuhan teerhadap kompeetensi belajar siswa dalam d kriteria yang y baik walauupun perlu bim mbingan penuh dalam melakukkan pembelajarran. Kata kunci: k pembelaj ajaran inkuiri teerbimbing, kom mpetensi belajaar, kemampuann inkuiri, materi struktur dan fungsi jaringan tumbuuhan. A Abstract The ressearch was con nducted with stuudents's backgrrounds are lesss active in pracctical activities, discussions, and preesentations of lab l results, andd 64% of studdents who havee not reached the t value of mastery m of the subjectss (75). Researcch purposes too describe the results of stud dent competenccy after the gu uided inquiry learningg materials pllant tissue struucture and fuunction in term ms of the coggnitive abilitiees of inquiry accomppanied psychom motor and affe fective competeency. Design used "pre-test and post-test group" with targetinng research of 32 3 students of class VIII-B S SMP Negeri 2 Sukodono. Thee data were obbtained by the methodde of observation, tests, and d questionnairees were analyyzed by descriiptive quantitaative. Guided inquiry learning stagees performing an a average of 3.47 3 in both criiteria. Based onn the t-test on the results of o t = 7.446 and t table = 2.04 with thee proviso rejectt Ho if t > t tabble that shows pre-testt and post-test obtained there arre significant differences d in im mprovement. Psychomotor P an nd affective com mpetency results for 91 and 89 students in the very y good criteria.. There are 2 crriteria of studennt inquiry skillls are very goodd, namely the t formulate problems p and use u tools and teechniques to obtain o the data. However, 4 skills s of both ability to criteria,, namely desiggning of invesstigation, desccribes the dataa with a logicaal argument and a critically, analyzin ng explanationns, and comm municate the reesults of the in nvestigation. S Students gave an excellent responsse (> 50%) forr a positive stattement on guidded inquiry leaarning. Based oon the descripttion it can be concludded the applicaation of guided d inquiry mateerials structuree and function of plant tissuue against the criterion n of competencce students neeed to be good although the fulll guidance in ddoing the learniing. Keywords: guided inquiry learninng, learning competencies, inquiry’s abiliity, material structure s and functionn of plant tissue.
Jurnal Pendidikan P Saiins e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 03 Tahun 22013, 96-100
PENDAHULU P UAN Ilmu I Pengetahhuan Alam (IIPA) berkaitann dengan caraa mencari m tahu tentang alam m secara sisteematis melaluui proses p penem muan, bukan hanya h merupak kan kumpulann pengetahuan p yang y berupa fakta-fakta, konsep-konsep k p, atau a prinsip-prrinsip saja (Deepdiknas, 2006). Pendidikann IPA I diarahkan n untuk inkuirii atau penemuaan dan berbuaat sehingga dap pat membanntu peserta didik untukk memperoleh m p pemahaman yaang lebih men ndalam tentangg alam a sekitar, serta dapat menerapkkannya dalam m kehidupan k sehari-hari. Salah sattu materi IPA yang berkaitan n dengan alam m sekitar adalah Struktur dan Fungsi Jaringgan Tumbuhann yang y terdapat di kelas VIII pada Standaar Kompetensi (SK) ( 2, yaittu memahamii sistem dalaam kehidupann tumbuhan. t Ko ompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikann adalah a 2.1 Meengidentifikasi struktur dan fungsi f jaringann tumbuhan t dann 2.2 Mendesskripsikan prooses perolehann nutrisi n dan trransformasi en nergi pada tum mbuhan hijauu. Pada P materi inni bersifat pem mbuktian keben naran sehinggaa apabila a diajarrkan mengguunakan pembelajaran yangg sesuai, kegiatan pembelajarran akan efekktif dan dapaat membantu m m meningkatkan kompetensi peserta didikk (Sanjaya, ( 2011 1:198). Pembelajjaran IPA di tiingkat SMP/M MTs diharapkann ada a penekanan n pembelajaraan secara terppadu. Melaluui pembelajaran p IPA terpaddu, peserta didik dapaat memperoleh m pengalaman langsung dan n menerapkann beberapa b konssep yang telaah dipelajariny ya (Depdiknas, 2006:4). 2 Menu urut Fogarty (1991: 4) salaah satu model keterpaduan k dalam d satu disiplin d ilmu adalah model Fragmented F (tterpisah). Mod del ini memaadukan konsepp yang y pada aw walnya diajarrkan secara terpisah, haruss berurutan, b dan n berselang waktu w lama menjadi m suatuu konsep k yang berkaitan, b teraatur, dan dalam m waktu lebihh singkat. Hal inni sesuai dengaan penelitian yang y dilakukann pada p materi Sttruktur dan Fu ungsi Jaringan Tumbuhan inii. Sekolah yang g sebagai tem mpat penelitiaan menyajikann materi m secara terpisah, yaituu struktur tum mbuhan, fungsi struktur, dan proses fisiolo ogis tumbuhaan akan tetapi dengan d diterappkan model Fraagmented ini siswa s diberikann materi m secara terpadu, yaituu struktur dann fungsi akarr, batang, b daunn, dan fak ktor yang mempengaruhhi pengangkutan p pada tumbuhaan. Adapun waktu pelakssanaan pembeelajaran materri struktur dan fungsi jaring gan tumbuhan n berdasarkann standar kurikuulum tingkat satuan pendidikkan di sekolahh tempat t penelitiian sebanyak 4 kali pertemuaan, yang terdirri atas a materi sttruktur, fungsii, faktor penggangkutan, dann proses p fisiolog gis tumbuhan. Sedangkan pada p penelitiann dilakukan d sebbanyak 3 kalii pertemuan dengan d tujuann waktu w pelaksaanaan pembellajaran lebih efisien karenaa
konsep teelah diajarkann secara terpad du dan bagi peserta p didik mampu m menghhubungkan koonsep-konsep yang saling berrkaitan. Dalaam pelaksanaaan pembelajaraan, diperlukan model m pembelajaran yang sesuuai materi. Sallah satu modell yang u materi Struktur dann Fungsi Jarringan sesuai untuk Tumbuhaan adalah moddel pembelajarran inkuiri. Meenurut Amri (20012:89), pembeelajaran inkuirii berdasarkan variasi v bentuk keeterlibatan gurru dan intensitaas keterlibatan siswa dapat dibbedakan menjaadi inkuiri terbbimbing dan inkuiri bebas. Innkuiri terbimbbing merupakaan kegiatan inkuiri dimana masalah m dikem mukakan guru atau a bersumbeer dari buku tek ks kemudian siswa s bekerja untuk menem mukan jawaban terhadap masaalah tersebut dibawah bimbbingan intensif guru, sedanggkan inkuiri bebas meruupakan kegiatan inkuiri dimanna siswa difasilitasi untuk dapat mengidenntifikasi massalah dan merancang m p proses penyelidiikan. Pem mbelajaran padda penelitian ini mengguunakan pembelajaran inkuiri terbimbing. Rangkaian proses p pembelajarannya mennekankan padda proses beerpikir secara kritis k untuk m mencari dan menemukan m s sendiri jawaban dari d suatu masalah yang dipeertanyakan (Sannjaya, 2011:196 6). Pembelajaaran ini meemberi kesem mpatan kepada peserta p didik unntuk memiliki pengalaman bbelajar yang nyaata dan aktif dalam d memeccahkan masalahh dan membuatt keputusan, belajar sainss sekaligus bbelajar metode sains s (ilmiah),, dan peran guru g secara inntensif sebagai pembimbingg dan peengarah keggiatan pembelajaran. Pem mbelajaran inkkuiri terbimbin ng yang diterrapkan pada matteri Struktur ddan Jaringan Tumbuhan meemuat beberapa keterampilann sesuai deng gan indikator, yaitu t merumusskan pertanyaaan dari permasalahan terkait struktur dan d fungsi jariingan tumbuhaan dalam kehidupan sehari-haari, merancanng dan mellakukan percobaan osmosis untuk membbuktikan perisstiwa penganggkutan pada tum mbuhan, menggidentifikasi variabel, v melakkukan pengamattan sesuai prosedur, menggunakan m alat, dan mengump pulkan dann menganaliisis data, mempresentasikan haasil diskusi dalam percobaan osmosis. Beberapa inddikator sesuai dengan d kemam mpuan untuk meencapai sains sebagai inkuirri (Amri, 20122: 98), yaitu meengidentifikasi pertanyaan yang y dapat dijjawab melalui penyelidikan p illmiah, meranccang dan melakkukan suatu pennyelidikan ilmiiah, menggunaakan alat dan teknik t yang sessuai untuk mengumpulkan, menganalisiss, dan menginteerpretasikan data, berfikir secara logis untuk membuatt hubungan antara buktii dan penjeelasan, dan dan mengenali m menganalisis penjelasan, munikasikan pprosedur dan penjelasan illmiah. mengkom Dengan demikian seteelah diterapkaannya pembelajaran inkuiri secara s terbimbbing ini diharrapkan siswa akan
Pembelajaran Inkuiri Teerbimbing Matteri Struktur daan Fungsi Jarinngan Tumbuhann
memiliki m motiivasi untuk mengembangka m an kemampuann berpikir, b berlattih, dan bersosial dengan sesaama teman. Berdasark kan hasil waw wancara pada dua guru IPA A kelas k VIII yan ng menyatakann bahwa pesertta didik senangg apabila a melakkukan metode ilmiah yang sama dengann langkah l pemb belajaran inkuiiri, akan tetappi kurang aktiff dalam d kegiatann praktikum, diskusi, dan presentasi p hasil praktikum. p Daalam menyam mpaikan materi struktur dann fungsi f jaringgan tumbuhann, guru IPA A di sekolahh menggunakan m alat bantu meengajar berupa media gambarr tetapi t hasil beelajar peserta didik d yang men ncapai nilai ≥ 75 7 adalah 36% % dan nilai < 75 adalah 64%.. Hal ini belum m sesuai dengan harapan sekollah, yaitu kriteeria ketuntasann minimal m (KK KM) mata pelajaran IPA adalah a 75 dann ketuntasan k klaasikal sebanyaak 85%. Dengan demikiann, penggunaan p media m gambaar pada materi ini kurangg meningkatkan m hasil belajaar peserta diidik, sehinggaa adanya a penerappan model pem mbelajaran inku uiri terbimbingg yang y dilakukkan peneliti diharapkan peserta didikk pengalaman belajar mendapatkan m b aktif dan mencapaai nilai n diatas kriteria k ketunttasan minimall (KKM) dann ketuntasan k klasikal. Penelitiann dari Titah R.M. (2012) yang berjuduul “Penerapan “ Pembelajaran Inkuiri I untuk meningkatkann keterampilan k proses p sains dan d hasil belajjar siswa padaa materi m cahayaa kelas VIII C di SMP Neg geri 4 Kediri”” diperoleh d hasiil bahwa peneerapan pembeelajaran inkuirri dapat d meningk katkan ketramppilan proses saains siswa padaa setiap putaran pada setiap asspek dan hasill belajar secaraa kognitif k dari putaran p I - IV V sebesar 57,,05%, 62,50% %, 72,50%, 7 dan 85%. 8 Hasil bellajar secara pssikomotor rata-rata r dari putaraan I - IV sebessar 9,39; 9,52; 9,94; dan 12,1. Sedangkan seccara afektif darri putaran I - IV I sebesar 9,2; 9,36; 9 9,77; dan n 10,51. Berdasark kan hasil pennelitian lainnyaa dari Narariaa (2012) ( yang berjudul “Pengeembangan meddia E-Learningg berbasis b Web pada materi struktur dan fungsi f jaringann tumbuhan”, t m menyebutkan baahwa media in ni sesuai untukk membelajarkan m n materi dan dapat d juga dilaakukan inovasi dalam d bentuk model, metod de, media, ataau strategi lainn untuk u materi ini. i Berdasarkaan hal tersebutt di atas, makaa dilakukan d penelitian p yaang berjudull “Penerapann Pembelajaran P Inkuiri Terbimbing Materii Struktur dann Fungsi F Jaringaan Tumbuhan terhadap t Komp petensi Belajarr Siswa Kelas VIII-B V SMP Negeri N 2 Sukoodono” dengann tujuan t untuk menentukan m haasil kompetenssi belajar siswaa setelah diterappkan pembelajaaran inkuiri teerbimbing padaa materi m struktuur dan fungsi jaringan tumb buhan ditinjauu dari d ranah koggnitif, psikomootor, afektif, daan kemampuann inkuiri i siswa.
METOD DE Penelitiann ini mengggunakan jeniis penelitian praeksperimen dengan tippe “pre-test and a post-test group design”. Jenis ini ddipilih karenaa dalam peneelitian dilaksanaakan pada satu kelomp pok siswa (kelas eksperimen) tanpa keloompok pembannding (kelas koontrol) sehingga akan dapat diketahui perb bedaan peninggkatan pada hasiil tes siswa sebbelum penerapaan pembelajaraan dan tes sisw wa setelah penerapan peembelajaran inkuiri i terbimbinng terhadap koompetensi sisw wa. Instrumen yang digunakann dalam menngumpulkan data d adalah leembar observasii, tes, dan anggket. Lembar obervasi diguunakan untuk meengumpulkan ddata keterlaksaanaan pembelaajaran, hasil belaajar afektif, dann hasil belajar psikomotor melalui m metode observasi. o Tes ddigunakan untuuk memperolehh data pretest-poosttest hasil bbelajar kognitiif dan kemam mpuan inkuiri siswa. s Sedanngkan angket digunakan untuk mengetahhui respons sisw wa terhadap peembelajaran. Dataa hasil observvasi dan angkket dianalisis secara s deskriptiff kuantitatif m menggunakan patokan rubrikk dan kriteria innterpretasi skorr. Pada data hassil tes dilakukaan uji t berpasanggan untuk menngetahui signifiikansi perbedaaannya. Namun sebelumnya, ddilakukan uji normalitas sampel dengan menggunakan m S SPSS versi 16.0 0. HASIL DAN D PEMBAH HASAN Penelitiann penerapan pembelajaran inkuiri terbim mbing pada maateri struktur dan fungsi jaringan tumbbuhan terhadap kompetensi beelajar siswa dii kelas VIII-B SMP Negeri 2 Sukodono inii dilaksanakan dalam 3 (tigaa) kali pertemuaan. Berdasarkkan pengamattan dari 2 orang pengamatt diperoleh nnilai rata-rata pada pertemuuan I sebesar 3,42 3 yang berkkriteria baik, pertemuan p II seebesar 3,47 yangg berkriteria baaik, dan pertem muan III sebesaar 3,53 yang berrkriteria sangaat baik. Sedanngkan rata-rataa dari pertemuaan I, pertemuann II, dan pertemuan III atauu dari tiap aspeek sebesar 3,447 dalam kriiteria baik. H Hal ini menunjukkkan bahwa gguru dalam meenjalankan fasse-fase pembelajaran yang dim mulai dari menghadapkan maasalah, d mengumppulkan mengumppulkan dan meemverifikasi data, data meelalui eksperrimentasi, meengolah data dan merumusskan penjelassan, dan menganalisis m pproses penelitian n dalam kriteeria baik. Keggiatan pembelajaran yang berrlangsung dikaategorikan terccapai karena semua s tujuan pembelajaran dappat tercapai. Berddasarkan hasill Pre-test dan Post-test 32 siswa rata-rata nilai Pre-test sebesar 60 yan ng berkategorii tidak tuntas, seedangkan rata-rrata nilai Post--test sebesar 800 yang berkategoori tuntas. H Hal ini men nunjukkan terrdapat peningkatan kompetenssi siswa saat sebelum s dan setelah s diajarkan n pembelajaran inkuiri terbimb bing.
Jurnal Pendidikan P Saiins e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 03 Tahun 22013, 96-100
Dari hasiil data banyak knya siswa yanng tuntas padaa pelaksanaan p h hasil Pre-test dan Post-testt dapat dibuaat Gambar G 1 sebaagai berikut:
data pennelitian berikuut ini disajikan n hasil psikoomotor siswa pad da Gambar 2 dii bawah ini.
HASIL PS SIKOMOTOR R SISWA
Peerbedaan Kettuntasan Sisw wa berrdasarkan Ha asil Pre-test da an Post--test
3%
9%
16%
88% 84%
Pre-test
Post-test
Gambar 1. 1 Diagram Perbbedaan Ketunttasan Siswa Penentuann batas nilai Kriteria K Ketunntasan Minimaal (KKM) ( mata pelajaran p IPA di sekolah, yaaitu ≥ 75, nilaai Pre-test P menunnjukkan bahwaa jumlah siswa kelas VIII-B B dari d 32 siswa yang y tuntas sebbanyak 5 siswaa atau 16% dann yang y tidak tuntas 27 siswa attau 84%, seperrti yang terlihaat pada p Gambar 1. 1 Salah satu faaktor ketidaktuuntasan Pre-test disebabkan d siiswa belum memiliki m peng getahuan awaal tentang t materi yang akan dibbelajarkan. Settelah dilakukann pembelajaran p inkuiri terbim mbing dan sisswa mengikutti Post-test P jumlaah siswa yang tuntas t sebanyakk 28 siswa atauu 87,5%, sedanggkan yang tidaak tuntas 4 sisw wa atau 12,5% % dari d 32 siswa. Hal ini disebaabkan karena rasa r ingin tahuu siswa pada materi sangatt antusias. Sesuai S dengann pernyataan p darri Sanjaya (2011:198) bahwaa pembelajarann inkuiri i akan efektif manakala proses pembelajarann berangkat b dari rasa ingin tahuu siswa terhadaap sesuatu. Berdasarkkan hasil Pre--test dan Post--test dilakukann perhitungan p uji normalitas menggunakan ap plikasi program m Statistical Prod duct and Service Solution veersi 16.0 (SPSS S versi v 16.0) diddapat nilai Sig. = 0,200 yang g menunjukkann bahwa b data beerdistribusi noormal. Apabilaa dibandingkann dengan d perhituungan uji norm malitas manuall dengan syaraat 2
data d berdistribusi normal jik ka Χ hitung < Χ2tabel diperolehh 2 nilai n Χ hitung = -59,2830 < Χ2tabel = 11,1 sehingga s dapaat disimpulkan d bahwa data berd distribusi norm mal. Dari hasil perhitungan p u t berpasan uji ngan menggun nakan aplikasi program p SPSS S versi 16.0 diidapat nilai Sig g. = 0,000 dann perhitungan p m manual thitung = 7,46 > ttabell = 2,04 yangg menunjukkan m bahwa terdapaat perbedaan yang y signifikann antara a nilai pree-test dan post--test siswa kelaas VIII-B SMP P Negeri N 2 Suko odono saat diteerapkan pembeelajaran inkuirri terbimbing t paada materi sttruktur dan fungsi fu jaringann tumbuhan. t Siswa akkan diukur kemampuan k p psikomotornya a. Kompetensi K b belajar siswa ranah psikoomotor dinilaai berdasarkan b asspek menggunaakan mistar ukkur, gelas ukurr, pipet p tetes, tabbung erlenmey yer, dan neraca ohauss. Darri
CUKUP
BAIK
SANG GAT BAIK
Gambar 2.. Hasil Psikom motor Siswa Berddasarkan Gambbar 2 di atas, menunjukkan m b bahwa dari 32 siswa s yang tunntas sebanyak 31 siswa atauu 97% siswa (888% siswa dalam m kriteria sangaat baik dan 9% siswa dalam kriiteria baik) dann yang tidak tun ntas 1 siswa ataau 3% siswa daalam kriteria cukup c kompeteensi psikomotoornya. Adapun nilai n rata-rata ppsikomotor sisswa sebesar 91 yang berkriteriia sangat baik. Hal ini diduku ung oleh siswaa yang aktif dalaam kegiatan praaktikum dan gu uru bertindak sangat s baik daalam membim mbing dan melatihkan siswa menggun nakan peralataan percobaan untuk mempeeroleh hasil percobaan. Selaiin itu, hasil reespons siswa setuju bahwa dengan d model pembelajaran n yang diteraapkan, suasana kelas lebihh terkendalii, terfokus pada pembelajaran, dan sisw wa lebih aktif dalam d pembelaajaran. Hal ini sesuai dengann pernyataan Mestre & Coocking (dalam Trianto, T 2007:110) bahwa dalam d pembelajaran inkuiri siswa s dimotivaasi untuk terllibat langsungg atau berperan aktif secar ara fisik daan mental dalam pembelajaran. Selaain penilaian di atas terdaapat pula pennilaian afektif paada siswa. Kom mpetensi belajaar siswa ranah afektif a dinilai berdasarkan b a aspek ketepataan waktu beekerja, memberikkan/ menanggapi pendaapat, mengaajukan pertanyaaan, bekerjasam ma dalam disk kusi dan percoobaan, teliti, dann tanggung jaw wab. Dari data penelitian p berikkut ini disajikan hasil afektif siiswa pada gambbar 3 di bawahh ini.
Gambar 3. Hasil Afekttif Siswa
Pembelajaran Inkuiri Teerbimbing Matteri Struktur daan Fungsi Jarinngan Tumbuhann
Berdasarkkan gambar 3 menunjukkan bahwa dari 322 siswa yang tuuntas sebanyak k 31 siswa atau 97% siswaa (78% ( siswa dalam d kriteria sangat baik dan d 19% siswaa dalam d kriteria baik) dan yangg tidak tuntas 1 siswa atau 3% % siswa dalam kriteria k cukup kompetensi affektifnya. Nilaai rata-rata r afektif siswa sebessar 89 dalam kriteria sangaat baik. b Hal ini ditunjang d deng gan salah satu karakter k siswaa, yaitu y di dalam m pembelajaraan siswa selaluu ingin bicaraa, mengkomunika m asikan ide, daan mengeksprresikan dirinyaa (Amri, ( 2012:105) terlaksanaa sehingga mennjadikan siswaa sebagai pebelaajar yang aktiff dan belajar ittu menarik dann menyenangkan m n. Dalam pembelajaran p dilakukan d pennilaian kognitif proses p yang diigunakan untukk mengetahui ketercapaian 6 kemampuan k inkuiri sisw wa yang meliputi m aspekk merumuskan m masalah, merancang penyelidikann, alat dan tekn menggunakan m nik untuk mem mperoleh dataa, menjelaskan m d data dengan arggumen yang loogis dan kritiss, menganalisis m p penjelasan, daan mengkomunnikasikan hasil penyelidikan. p Hasil H penilaiannnya sebagai beerikut: Tabel 1. Haasil Penilaian Kemampuan K Innkuiri Siswa NO 1 2
3 4 5 6
79
Baik
85
Baik
Saran
NILAI
Merumu uskan Masalahh
87
b. Meneentukan variabbel c. Menngidentifikasi variiabel nentukan alatd. Men bahaan dan langkahh kerja unakan alat dann Menggu teknik untuk u memperroleh data Menjelaaskan data denggan argumenn yang logis daan kritis Mengannalisis penjelassan omunikasikan Mengko hasil pennyelidikan
PENUTU UP Simpulan n Berdasark kan hasil analiisis data dapat disimpulkan bahwa b penerapan n pembelajarann inkuiri terbim mbing materi strruktur dan fung gsi jaringan tumbuhan teerhadap komppetensi belajar siiswa kelas VIIII SMP Negerri 2 Sukodonoo telah terlaksanaa dengan kriterria baik. Berdasarkan rata-rataa nilai Post-test menunjukkan bahwa kompeetensi kognitif siswa dalam kriiteria baik denngan hasil uji thitung = 7,46 > ttabel = 2,04yangg menunjukkkan terdapat perbedaan yang signifikann. Sedangkan hasil kompeteensi psikomotoor dan afektif siswa dalam kkriteria sangatt baik. Siswaa juga meresponns sangat baikk terhadap pembelajaran inkuiri i terbimbinng materi strukttur dan fungsi jaringan j tumbuuhan.
KE EMAMPUAN INK KUIRI SISWA A Merancaang suatu penyelid dikan: a. Melaakukan peng gamatan
memperooleh data sebessar 91 dengan kriteria sangatt baik, nilai kem mampuan menjeelaskan data deengan argumenn yang logis daan kritis sebesar 81 denngan kriteria baik, menganallisis penjelasann sebesar 72 dengan d kriteriaa baik, dan men ngkomunikasikaan hasil penyelidikan sebessar 82 dengan kriteria k baik. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran yang bertujuan untuk melattihkan kemampuuan siswa dalam men neliti, menjellaskan fenomenaa, dan memecaahkan masalah secara ilmiah (Uno, 2011:14) telah terwujudd dilakukan. a Seteelah pembelajjaran dilakukaan terdapat angket untuk mengetahui m resspons siswa. Siswa membeerikan respons yang baik teerhadap penerrapan pembelajaran t paada materi sttruktur dan fungsi f inkuiri terbimbing jaringan tumbuhan. Haal ini dapat dillihat dari proseentase pendapat pada pernyataaan yang posittif > 50% dann pada pernyataaan negative padda pembelajaraan juga > 50%.
KRITE RIA Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
93 92
91
Sangat Baik
81
Baik
72
Baik
82
Baik
Berdasarkkan Tabel 1 di atas bahwa nillai kemampuann merumuskan m m masalah sebesaar 87 dengan kriteria sangaat baik. b Sesuai dengan pern nyataan Sanjayya (2011:202)) bahwa b proses merumuskan m masalah m dan mencari jawabann yang y tepat menjadikan sisw wa memperoleeh pengalamann yang y berhargaa dan melatihhkan mental melalui m prosess berpikir. b Kemaampuan meran ncang penyelid dikan nilai rata-rata r sebesar 87 dengan kriteria sangaat baik, nilaai menggunakan alat dan teknik untukk kemampuan k
Dalam penelitian lebihh lanjut, dua (2) ( dari delapaan (8) kemampuuan inkuiri yaitu y mengembbangkan peneelitian, penjelasaan, prediksi, dan moddel-model dengan d menggun nakan bukti dann menggunakan n matematika dalam seluruh aspek a inkuiri hhendaknya dilaatihkan pada m materi yang berrbeda. Tiap inddikator kemam mpuan inkuiri siswa sebaiknyaa dilatihkan ssecara berulanng-ulang agar siswa yang kurrang bisa mennjadi bisa melaakukan kemam mpuan inkuiri teersebut. Seluruuh indikator kemampuan inkuiri i pada sisswa sebaiknyaa dinilai seb belum dan setelah s penelitian n dilakukan. Penyesuaian materi dan alokasi a pembelajarann dan waktu harap diperhatikan dallam menyuusun perenccanaan dipertimbbangkan pembelajaran. Guru lebih mengawasi kinerja siswa karena k siswa seb bagai subyek bbelajar juga peerlu pengawasaan dan dorongann.
Jurnal Pendidikan P Saiins e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 03 Tahun 22013, 96-100
DAFTAR D PUS STAKA Amri, A Sofan. 2012. Proses Pembelajarann Inovatif dann Kreatif dalam d Kelass. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarayya. Arikunto, A Suuharsimi. 20008. Dasar-daasar Pendidikann. Jakarta: Bum mi Aksara.
Evaluasi
Arikunto, A Suh harsimi. 2010. Prosedur Pennelitian: Suatuu Pendekatann Praktik. Jakaarta: PT. Rinek ka Cipta. BSNP. B 2006. Standar S Isi unttuk Satuan Penndidikan Dasarr dan Meneengah. Jakartaa: Badan Stanndar Nasionaal Pendidikann. Depdiknas. D 20006. Panduan Pengembangan P n IPA Terpaduu SMP/MTs. Jakarta: Puusat Kurikuluum, Balitbangg Depdiknas. Fogarty, F R. 19991. The Midfuull School: How w To Integratee the Curriicula. Palatinne, illinois: IRI/ Skylighht Publishing. Inc. Harjono. H 2012 2. Selayang Paandang, Apa Itu Kompetensi Belajar?. http://soeha arso.depsos.go o.id/modules.phhp?name=Ne ws&file=arrticle&sid=94.. Diakses padaa tanggal 3 Julli 2013. Kimball, K John n W. 1992. Biiologi Jilid 2 Edisi Kelimaa. Jakarta: Penerbit Erlangg ga. Lampiran L Peraaturan Menteri Pendidikan Nasional N No. 222 tahun 200 06 tentang Standar Kom mpetensi dann Kompetenssi Dasar IPA SMP. M, M Titah R. 20012. Penerapan n Pembelajara an Inkuiri untukk Meningkatkkan Keterampilan Proses Saains dan Hasiil Belajar Sisswa pada Matteri Cahaya Kelas K VIII C ddi SMP Neggeri 4 Kediiri. Tidak dipublikasikan d n. Surabaya: Universitas U Neegeri Surabaya. Nararia. N 2012. Pengembaangan Mediaa E-Learningg Berbasis Web W pada Materi M Strukturr dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. T Tiddak dipublikasikan. Surabayaa: Universitass Negeri Surab baya. Nasir, N Muham mmad. 1993. Penuntun P Prakktikum Biologgi Umum. Yogyakarta: Fakuultas Biologi-U UGM. Nur, N Muham mmad. 2011. Keterampilann-keterampilann Proses Sains. Surabaya: Pusat Sains daan Matematikaa Sekolah. Pratiwi P P., Rinie. R 2008. Contextual Teaching andd Learning Ilmu Penggetahuan Ala am: Sekolahh Menengah Pertama/ Madrasah M Tsannawiyah Kelass VIII Edisi 4. Jakarta: Puusat Perbukuaan Departemenn Pendidikann Nasional. Fida, dkk. 20007. Biologi Um Rachmadiarti, R mum. Surabayaa: Unesa Univversity Press. Riduwan. R 20110. Skala Peengukuran Varriabel-variabeel Penelitian. Bandung: Alffabeta.
Saktiyonoo. 2007. IPA Biologi SMP// MTs Jilid 2 untuk Kelass VIII. Jakarta: Esis. Sanjaya, Wina. 2011. SStrategi Pembellajaran Beroriientasi Stand dar Proses Pendidikan. Jakartta: Kencana Prrenada Mediaa Group. Sudjana. 2005. Mettode Banduung; PT. Tarsitto.
statistikaa
Edisi
Keenam.
Sukmadinnata, Nana Syyaodih. 2009. Metode Peneelitian Pendiidikan. Bandunng: PT. Remajaa Rosdakarya. Suparno, Suhaenah A. 2001. Membbangun Komppetensi Belajaar. Jakarta: Deepdiknas. Trianto. 2007. Modeel-model Pembelajaran Inoovatif. Jakartta: Prestasi Pusstaka. Tim. 20006. Panduan Penulisan Skrripsi dan Pennilaian Skripssi. Surabaya: F FMIPA-UNESA A Tim Juruusan Kimia. 2013. Panduan n Penulisan Skkripsi. Surabbaya: FMIPA-U UNESA. Uno, Hamzah H B. 2011. Moddel Pembelaajaran Menciptakan Prosees Belajar Menngajar yang Kreatif K dan Efektif. Ef Jakarta: PT. Bumi Akssara.