Research and Development on Nanotechnology in Indonesia, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
ISSN : 2356-3303
Sintesis, Karakterisasi, dan Aplikasi Gold Nanoparticles (AuNPs) pada Penumbuhan Silicon Nanowires (SiNWs) Asep Rohiman1,3, Buchari1, M.Bachri Amran1, Endang Juliastuti2, Irman Idris3 1 2
Kelompok Keilmuan Kimia Analitik, Program Studi Kimia, FMIPA ITB Kelompok Keilmuan Instrumentasi dan Kontrol, Teknik Fisika, FTI ITB 3 Laboratorium Devais dan Pemrosesan IC, Pusat Mikroelektronika, ITB
Email :
[email protected],
[email protected] Received :11 January 2014 Accepted : 19 February 2014
ABSTRAK Penelitian mengenaigold nanoparticles (AuNPs) akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal ini terjadi karena AuNPs memiliki banyak manfaat dan aplikasinya pada berbagai bidang, seperti : sensor, kedokteran (drug delivery), divais elektronik dan sebagainya.Pada penelitian ini Au-NPs telah berhasil disintesis dengan menggunakan metodeTurkevich. Pada tahap awal, larutanHAuCl4telah disiapkan dengan cara melarutkankawat emas(99,99%) ke dalam gelas kimia yang berisi aqua regia. Kemudian, sejumlah0,17mLlarutan HAuCl41% ditambahkan ke dalam 200 mL aquabidest lalu dipanaskan sampai mendidih. Selanjutnya, ditambahkan 10mL natrium sitrat sambil diaduk konstan. Perubahan warna terjadi setelah satu menit dari penambahan sodium sitrat, larutan berubah dari kuning bening menjadi abu-abu, ungu, danberwarna merah pada produk akhir.Parameter – parameter yang telah diteliti pada sintesis Au-NPs ini yaitu pengaruh temperatur, pengadukan, dan konsentrasi sodium sitrat terhadap kesetabilan dan ukuran AuNPs yang terbentuk.Hasil AuNPsdikarakterisasi menggunakan ScanningElectron Microscope (SEM).Berdasarkan data SEM, diameter rata – rata AuNPs yang dihasilkan adalah~20–27nm. Semakin tinggi temperatur dan proses pengadukan menghasilkan AuNPs dengan ukuran yang semakin kecil.Temperatur dan pengadukan optimum secara berurutan diperoleh 150 0C dan 280 rpm.Selanjutnya, AuNPs telah berhasil digunakan sebagai katalis untuk aplikasi penumbuhan Silicon Nanowires(SiNWs). Kata kunci :gold nanoparticles,nanowires, serat optik, sensor, SPR
74 | CAS – Center for Advanced Sciences
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
PENDAHULUAN Partikel nano logam mulia telah diteliti secara intensif sejak 15 tahun yang lalu. Sifat fotonik dari partikel nano emas dan perak sangat menarik perhatian para peneliti di dunia terutama untuk aplikasi material baik dalam bidang biokimia maupun dalam bidang biomedis. [1]. AuNPs dapat disintesis baik secara kimia yaitu dengan mereduksi emas dalam bentuk garamnya, maupun secara fisika pada emas dalam bentuk ruahnya. Au-NPs mempunyai kelebihan yang menonjol dibandingkan emas dalam bentuk ruahnya, yaitu mempunyai sifat optik dan elektronik dengan toksisitas yang rendah.Sifat optoelektronik AuNPs meningkat dari ukuran, bentuk, dan lingkungan lokalnya. Sifat yang lainnya yaitu memberikan akses langsung pada sensor,dapat berubah sifat konduktivitas, Surface Plasmon Resonance(SPR), dan karakteristik redoksnya ketika berikatandenganmaterial disekitarnya,[2]. Larutan AuNPs memberikan rentang warna dari merah, coklat, hingga ungu seiring dengan peningkatan ukuran inti dari 1 nm sampai 100 nm. Pada umumnya AuNPs memberikan puncak absorpsi plasmon permukaan yang kuat dari 500 – 550 nm yang muncul dari osilasi kolektif pada elektron konduksi sehingga terjadi eksitasi resonan yang menghasilkan foton. Pita plasmon permukaan tidak muncul pada material dalam bentuk ruahnya. Teori Mie pada SPR telah dibuktikan dengan hasil eksperimen bahwa SPR sangat bergantung pada interaksi partikel nano dengan partikel yang lainnya, dengan pergeseran pita merah (red-shifting) dan pelebaran karena terjadi coupling antar partikel [2]. Sehingga sangat prospektif untuk digunakan sebagai material dasar dalam pembuatan sensor baik untuk biosensor maupun sensor kimia.
Gambar 1. Skema yang merepresentasikan osilasi elektron konduksi melalui partikel nano dalam medan elektromagnetik ketika disinari cahaya.[2]
75 | CAS – Center for Advanced Sciences
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
Mengingat begitu banyaknya aplikasi dari AuNPs terutama pada bidang sensor maka pada penelitian ini dilakukan sintesis dan optimasi kondisi pembuatan AuNPs serta aplikasinya terhadap penumbuhan SiNWs. Adapun parameter yang telah diteliti pada sintesis Au-NPs ini yaitu pengaruh temperatur, laju pengadukan, dan konsentrasi sodium sitrat terhadap kestabilan dan ukuran AuNPs yang terbentuk. Selanjutnya produk AuNPs yang diperoleh langsung digunakan sebagai katalis pada penumbuhan SiNWs menggunakan LPCVD dengan metode vapor-liquidsolid (VLS). METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan adalah trisodium sitrat, HNO3 p.a, HCl p.a, kawat emas 99,99 %, kloroform, DI H2O, toluene, H2O2, metanol. Alat-alat yang digunakan adalah gelas kimia, Erlenmeyer, batang pengaduk, spatula, hotplate+magnetic stirrer yang dilengkapi dengan termostat, serta alat-alat penunjang lainnya (spektrofotometer UV-vis, SEM, Refraktometer, dan LPCVD). Metode Sintesis gold nanoparticles (Au-NPs) Larutkan 0,1 gram kawat emas 99,99% dalam 100 ml larutan aqua regia. Kemudian dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk hingga diperoleh larutan homogen HAuCl4 1 %. Selanjutnya, 0,17 ml HAuCl4 1% ditambahkan ke dalam DI H2O yang sedang mendidih sambil diaduk pada 280 rpm selama ~5 menit hingga larutan homogen. Kemudian tambahkan larutan sodium sitrat secara perlahan sehingga terjadi perubahan warna dari kuning bening, abu-abu, ungu dan merah anggur.[3] Aplikasi AuNPs pada Penumbuhan Si-Nanowires (SiNWs) Selanjutnya AuNPs digunakan sebagai katalis untuk menumbuhkan SiNWs. Sebelumnya dilakukan pendeposisian AuNPs diatas substrat (silicon wafer). Substrat yang telah dideposisikan AuNPs ditempatkan pada tungku (hot chamber) LPCVD yang dipanaskan pada suhu eutektik dan dialirkan gas SiH4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Nano emas (Au-Nps) Larutan HAuCl4 1 % diperoleh dengan cara melarutkan sebanyak 0,1 gram kawat emas 99,99% ke dalam 100 mL larutan aqua regia. Kemudian proses pemanasan menggunakan hot plate hingga mendidih sambil diaduk, dilakukan untuk melepaskan gas NOX dan Cl2 sehingga didapatkan larutan homogen HAuCl4 1 %. Selanjutnya, larutan AuNPs dibuat dengan cara memipet sebanyak 0,17 mL HAuCl4 1% ke dalam gelas kimia 250 mL yang sudah terisi
76 | CAS – Center for Advanced Sciences
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
DI H2O yang mendidih sambil diaduk pada 280 rpm selama kurang lebih 5 menit hingga larutan homogen. Kemudian larutan sodium sitrat ditambahkan secara perlahan sehingga terjadi perubahan warna dari kuning, bening, abuabu, ungu, dan merah anggur seperti tampak pada gambar 2. di bawah ini.Larutan sodium sitrat berfungsi sebagai agen stabilizer. Pada gambar 2.f. menunjukkan larutan AuNPs yang mengendap berwarna ungu. Hal ini disebabkan karena kondisi sistem tidak mendukung proses pembentukan AuNPs dengan sempurna. Seperti jumlah agen stabilizer yang ditambahkan masih kurang, sehingga terjadi proses aglomerasi. Sedangkan pada gambar 2.e tampak larutan AuNPs berwarna merah anggur berhasil disintesis. a
b
c
d
e
f
Gambar 2. Perubahan warna larutan pada proses sintesis Au NPs. Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan SEM, temperatur sistem mempunyai pengaruh yang besar terhadap produk AuNPs yang dihasilkan.Peningkatan temperatur berbanding terbalik dengan ukuran diameter dan kestabilan dari AuNPs, seperti tampak sangat jelas pada gambar 3dan tabel IV.1.1. Semakin tinggi temperatur sistem pada proses síntesis AuNPs, menghasilkan AuNPs yang mempunyai diameter yang lebih kecil. Hal ini dapat terjadi karena apabila temperatur meningkat maka energi kinetik partikel pada sistem juga akan meningkat sehingga AuNPs akan relatif lebih sulit untuk mengalami proses aglomerasi. Akan tetapi, AuNPs yang terbentuk menjadi kurang stabil. Sehingga hanya dalam waktu 3 - 5 hari disimpan, sudah membentuk endapan yang berwarna ungu kebiruan. Oleh karena itu, temperatur optimum sistem agar menghasilkan AuNPs yang stabil adalah 150 0 C.
77 | CAS – Center for Advanced Sciences
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
Gambar 3 Foto SEM yang menunjukkan pengaruh temperatur terhadap ukuran diameter AuNPs yang terbentuk.(Rohiman, A.,dkk, 2011). Tabel 1. Pengaruh Kenaikan Temperatur terhadap Kestabilan (Life ( Time) AuNPs Temperatur (oC) Stirring rate (rpm) Life Time AuNPs 120 280 < 1 minggu 150 280 >2 bulan 180 280 < 4-5 4 hari 210 280 < 3-5 3 hari Sedangkan apabila dilakukan studi mengenai pengaruh kecepatan pengadukan pada system ketika proses sintesis AuNPs berlangsung. Peningkatan kecepatan pengadukan sangat mempengaruhi ukuran diameter AuNPs yang terbentuk.Semakin tinggi kecepatan pengadukan menghasilkan ghasilkan AuNPs dengan ukuran diameter yang semakin kecil, dapat dilihat pada gambar 4.. 4. Hal ini disebabkan karena pada saat kecepatan pengadukan yang tinggi, AuNPs yang terbentuk akan lebih sulit untuk mengalami proses aglomerasi. Akan tetapi, berdasarkan data eksperimen kecepatan pengadukan ternyata tidak mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kestabilan AuNPs yang terbentuk, seperti tampak dengan sangat jelas pada tabel 2. Pada kecepatan pengadukan di atas 280 rpm pun AuNPs yang dihasilkan tetap tap stabil di atas 2 bulan masih bagus.
78 | CAS – Center for Advanced Sciences
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
Gambar 4. Foto SEM yang menunjukkan pengaruh kecepatan pengadukan (stirring rate)) terhadap ukurandiameter AuNPs yang terbentuk. terbentuk (Rohiman, A.,dkk, 2011) Tabel 2. Pengaruh Kenaikan Temperatur terhadap Kestabilan (Life ( Time) AuNPs Temperatur (oC) Stirring rate (rpm) Life Time AuNPs 150 280 >2 bulan 150 380 >2 bulan 150 480 >2 bulan 150 580 >2 bulan Penambahan jumlah sodium sitrat pada proses sintesis AuNPs mempengaruhi bentuk dari AuNPs yang dihasilkan. Semakin banyak sodium sitrat yang ditambahkan maka akan semakin banyak AuCl4- yang tereduksi menjadi Au(S). Seharusnya ukuran diameter AuNPs menjadi semakin kecil.Namun, berdasarkan data hasil karakterisasi SEM, diameter AuNPs malah menjadi semakin besar seiring dengan penambahan sodium sitrat, seperti tampak pada Gambar 5. Hal ini terjadi kemungkinan karena kelebihan sodium sitrat berfungsi sebagai stabilizer tidak lagi sebagai agen pereduksi sehingga akan melindungi AuNPs seperti halnya lnya konsep pembentukan misel pada sabun (surfaktan) dengan kotoran/noda. Oleh karena itu, AuNPs yang dihasilkan membentuk kelompok atau unit yang dilingkupi oleh sitrat sehingga yang teramati pada foto SEM, berdiameter lebih besar.
Gambar 5. Foto SEM yang menunjukkan pengaruh penambahan massa sodium sitrat terhadap ukuran diameter AuNPs yang terbentuk. Aplikasi AuNPs pada Penumbuhan Si-Nanowires (SiNWs) Metode yang umum digunakan untuk mensintesis nanowire adalah teknik vapor-liquid-solid (VLS) yang pertama ertama dikembangkan di tahun 1963. Nanowire ditumbuhkan dengan bantuan katalis diatas substrat dengan menggunakan gas SiH4 sebagai sumber silikon. Substrat yang telah dideposisikan nano-partikel emas ditempatkan pada tungku (hot hot chamber) chamber yang dipanaskan pada suhu eutektik dan dialirkan gas SiH4. Akibatnya, gas tersebut
79 | CAS – Center for Advanced Sciences
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
akan terurai dan atom-atom silikon akan bercampur pada emas yang telah mencair. Disaat konsentrasi silikon dalam campuran telah mencapai titik saturasi, silikon akan beralih menuju fase padat dan menghasilkan struktur nanowire. Gambar 6. menunjukkan diagram fasa silikon dan emas serta skema penumbuhan nanowire silikon dengan katalis nano-partikel emas.
Gambar 6. Diagram fasa silikon – emas yang menunjukkan titik eutektik kedua material. Kemudian pada bagian bawah grafik ditunjukkan skema penumbuhan nanowire silikon dengan katalis emas.
Gambar 7. Instrumen LPCVD yang digunakan untuk menumbuhkan SiNWs.
(a) 80 | CAS – Center for Advanced Sciences
(b)
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
Gambar 8. Foto SEM SiNWs pada substrat Si <100> . (a) SiNWs dengan waktu dip-coating selama 3 jam dengan proses penumbuhan selama 10 menit. (b) SiNWs dengan waktu dip-coating selama 6 jam dengan proses penumbuhan selama 10 menit.
KESIMPULAN Au-NPs telah berhasil disintesis dengan rentang diameter ±13 - 40 nm. Peningkatan temperatur berbanding terbalik dengan ukuran diameter AuNPs yang dihasilkan. Semakin tinggi temperatur, maka ukuran diameter AuNPs yang terbentuk menjadi semakin kecil. Karena energi kinetiknya menjadi semakin besar sehingga AuNPs sulit untuk mengalami aglomersasi. Kemudian, untuk parameter kecepatan pengadukan diperoleh bahwa semakin tinggi kecepatan pengadukan maka ukuran diameter AuNPs yang terbentuk menjadi semakin kecil karena semakin sulit AuNPs mengalami aglomerasi. Jumlah sodium sitrat mempengaruhi ukuran diameter Au-NPs yang terbentuk. Semakin besar massa sodium sitrat yang ditambahkan maka dihasilkan AuNPs dengan ukuran diameter yang semakin besar. Selanjutnya, telah berhasil juga menumbuhkan SiNWs sebagai salah satu aplikasi AuNPs sebagai katalis dengan metode VLS. DAFTAR PUSTAKA [1] Hirsch, L.R. et al. Proc.Natl.Aca.Sci, U.S.A. 2003; 100, 13549-13554 [2] Chang-Cheng You, Sarit S. Agasti, Vincent M. Rotello. Chemical and Biological Sensing Using Gold Nanoparticles. Nano and Microsensors for Chemical and Biological Terrorism Surveillance.Edited by Jeffrey B.H. Royal Society of Chemistry 2008; 29 – 50. [3] Asep Rohiman, Isa Anshori, Akhmadi Surawijaya, dan Irman Idris., (2011)., Study of Colloidal Gold Synthesis using Turkevich Method. 4th Nanoscience and Nanotechnology Symposium (NNS), Bali.2011. American Institute of Physics (AIP)Conf. Proc. 1415, 39-42. [4] N. R. Jana., L. Gearheart, and C. J. Murphy. Chem.Mater. 2001, 13, 2313. [5] B. Nikoobakht and M. A. El-Sayed. Chem.Mater. 2003, 15, 1957. [6] E.E. Connor, J. Mwamuka, A. Gole, C. J. Murphy, and M.D. Wyatt. Small. 2005, 1, 325. [7] M. Brust., M. Walker., D. Bethell., D. J. Schiffrin., and R. Whyman. J. Chem. Soc., Chem. Commun. 1994, 801. [8] G. Schmid, R. Pfeil, R. Boese, F. Bandermann, S. Meyer, G. H .M. Calis, J. W. A. Van der Velden. Chem. Ber. 1981, 114, 3634. [9] J. Lyklema,” Fundamentals of Interface and Colloid Science”, Volume 1, Academic Press, 1993.
81 | CAS – Center for Advanced Sciences
Rohiman et al., RDNI, Vol.1, No.2, 2014, pp. 74-82
[10] J. Turkevich, Gold Bull. 18, 86, 1985.; J. Turkevich, Gold Bull. 18, 125, 1985. [11] Isaac Ojea-Jimenez, et. al.J. Phys. Chem. C. 114 (4), 1800-1804 (2010). [12] J. Kimling, M. Maier, B. Okenve, V. Kotaidis, H. Ballot, and A. Plech, J. Chem. B. 110, 15700-15707 (2006). [13] J. Turkevich, P. C. Stevenson, and J. Hillier, Discuss.Faraday. Soc 11, 55-75 (1951).
82 | CAS – Center for Advanced Sciences