“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.” (UU no 23/2002) Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi (UU no 36/2009)
Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak (UU no 36/2009)
PENDAHULUAN Imunisasi di Indonesia sejak Tahun 1956 1974 Indonesia dinyatakan bebas Cacar oleh WHO, dan 1978 seluruh Dunia dinyatakan bebas Cacar Cacar.. Tahun 1973 vaksinasi BCG secara menyeluruh merupakan bagian dari program Imunisasi Imunisasi.. Berturut Berturut--turut menyusul penambahan jenis antigen dlm program imunisasi yaitu ; 1974 Tetanus Toxoid (TT) 1976 DPT 1981 Polio 1982 Campak 2000 Hep Hep..B
Sejarah Imunisasi di Indonesia Th. 1956 Imunisasi Cacar Th. 1973 Imunisasi BCG Th. 1974 Imunisasi TT pada ibu hamil Th. 1976 Imunisasi DPT untuk bayi Th. 1977 WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai upaya Global (EPI-Expanded Expanded Program on Immunization) Th. 1980 Imunisasi Polio Th. 1982 Campak Tn. 1990 Indonesia mencapai UCI Nasional Th. 1997 Imunisasi Hepatitis.B Th. 2004 Introduksi DPT/HB di 4 propinsi (Tahap I) Tn. 2007 DPT/HB di seluruh Indonesia Tn. 2007 Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine) di Provinsi DIY Th. 2010 Imunisasi Td untuk penanggulangan KLB & BIAS Kelas II & III Tn. 2013 Introduksi Vaksin Pentavalent (DPT/HB/Hib) ( di 4 Provinsi Tahap I yaitu Jawa Barat, DIY, Bali dan NTB
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit-2 yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Seluruh bayi mendapatkan imunisasi dasar Seluruh anak sekolah mendapatkan imunisasi lanjutan (campak campak,, DT dan TT) Wanita Usia Subur (termasuk bumil bumil)) mendapatkan imunisasi TT5 dosis Kelompok berisiko tinggi
(Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) Dari
sebagian
vaksinnya
kecil
hanya
7
penyakit yang
yang
telah
diupayakan
ditemukan
pencegahannya
melalui program imunisasi yang untuk selanjutnya kita sebut PD3I . Beberapa pertimbangan untuk memasukannya ke dalam program antara lain adalah besarnya masalah yang ditimbulkan , keganasan penyakit , efektifitas vaksin dan yang terakhir masalah pengadaan vaksin. Berikut ini ke 7 Penyakit , menurut sifat-sifat klinis dan epidemiologisnya
7
Penyebab Corynebacterium diphtheriae Gejala dapat tidak ada atau ringan sekali berupa membran dalam rongga hidung ke bawah sampai sangat berat dan menyebabkan kematian kematian,, yang sering dijumpai adalah dengan pembengkakan kelenjar sekitar leher Golongan umur penderita biasanya dibawah 15 tahun tahun.. Untuk perlindungan kelompok umur tersebut dengan memberikan Imunisasi DPT terhadap Bayi dan DT pada murid SD Kls I . Cara penularan tercemar.. tercemar
melalui
partikel
percikan
ludah
yang
DIPHTHERIA 50% Meninggal dengan Gagal Jantung
Penyebabnya bakteri Bordetella pertussis Gejala awal berupa pilek dan batuk, mulai hari ke 10 batuk bertambah , batuk keras berturut-turut berturut dan penderita baru dapat melakukan inspirasi dalam yang terdengar sebagai whoop kadang-kadang sampai muntah. Komplikasi umumnya adalah Pneumonia yang paling banyak menimbulkan kematian. Kematian lebih sering dijumpai pada usia kurang 1 tahun. Cara penularan melalui droplet biasanya dari saudara serumah. Pencegahan dengan Imunisasi DPT 10 Sudin Kesmas Jakarta Utara
Penyebabnya kuman Clostridium tetani Spora tetanus yang masuk ke dalam luka berkembang biak dalam suasana anaerobik dan membentuk toxin. Pada neonatus (penyakit ini dikenal dg Tetanus Neonatorum) kuman masuk melalui tali pusat. pusat Gejala khas berupa kejang rangsang atau kejang spontan, muka tampak menyeringai, pada bayi mulut terkancing. terkancing Keluhan awal Tetanus Neonatorum adalah bayi tidak mau menetek dan mulut mencucut seperti ikan, bila tidak diobati bayi akan menderita kejang sehingga bayi tampak biru hal ini dapat menyebabkan kematian. Reservoir adalah usus manusia dan hewan serta tanah yang terkontaminasi kotoran hewan atau manusia. Pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat yang kurang steril masih merupakan masalah Pencegahan dengan Imunisasi TT Ibu Hamil & WUS
11 Sudin Kesmas Jakarta Utara
Penyebabnya Virus Polio Gejala awal tidak spesifik, seperti infeksi saluran nafas bagian atas dan demam ringan. Paralisis yang bersifat flacid dan harus dibedakan dengan penyakit lumpuh layu akut dan dikenal dengan AFP Penularan virus Polio secara droplet dan sangat cepat. Reservoir hanya manusia Pencegahan dengan Imunisasi Polio . 12 Sudin Kesmas Jakarta Utara
Penyebabnya Mycobacterium Tuberculosis Penyakit ini masih merupakan masalah di kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, menyerang berbagai golongan umur dan merupakan penyakit dalam keluarga. Pencegahan dengan terhadap Bayi
Imunisasi
BCG
13 Sudin Kesmas Jakarta Utara
Penyebabnya Virus Morbilli / Virus Rubeola, ditularkan melalui batuk , bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung. Gejala awal menyerupai selesma disertai kunjungtivitis , sedang tanda khas berupa bintik koplik, timbul dimulai dari dahi dan belakang telinga kemudian menyebar ke muka, badan dan anggota badan, pada kulit gelap sulit dilihat. Komplikasi terjadi pada 30 % penderita berupa kunjungtivitis berat dan Pneumonia. Pneumonia Pencegahan dengan Imunisasi Campak 14 Sudin Kesmas Jakarta Utara
Penyebabnya Virus Hepatitis type B Gejalanya tidak khas Kelompok Resiko tinggi adalah secara vertikal bayi dari ibu pengidap , secara horisontal pecandu narkotika , tenaga medis , pekerja laboratorium atau petugas akupunctur. Untuk memutuskan rantai penularan secara vertikal , maka diperlukan pemberian imunisasi Hepatitis B secara dini (0–7 hari) . Untuk memudahkan operasional dilapangan dibutuhkan teknologi tepat guna yang saat ini telah digunakan Uniject HB yang merupakan alat suntik dan vaksin siap pakai. pakai 15 Sudin Kesmas Jakarta Utara
Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Polio
Difteri
Tetanus
Tuberculosis Hepatitis B Pertusis
Campak
ANAK DENGAN POLIO
17
ANAK DENGAN CAMPAK
18
15 October 2014
ANAK DENGAN pertusis 15 October 2014
ANAK DENGAN TETANUS
15 October 2014
ANAK DENGAN VARICELLA
15 October 2014
ANAK DENGAN GONDONG
15 October 2014
KEKEBALAN PASIF
DAPAT TERJADI DENGAN PEMBERIAN ANTIBODY YANG BERASAL DARI HEWAN ATAU MANUSIA KE MANUSIA LAIN LAIN..
•
KEKEBALAN PASIF MEMBERI PERLINDUNGAN TERHADAP BEBERAPA INFEKSI TETAPI SIFATNYA SEMENTARA , KADAR ANTIBODY AKAN BERKURANG SETELAH BEBERAPA MINGGU ATAU BULAN DAN PENERIMA TIDAK LAGI KEBAL TERHADAP PENYAKIT TERSEBUT
•
KEKEBALAN PASIF YANG PALING UMUM ADALAH BAYI YANG MENDAPAT KEKEBALAN DARI IBUNYA, ANTIBODY INI AKAN MELINDUNGI BAYI DARI PENYAKIT TERTENTU SAMPAI BAYI USIA 1 BULAN SAMPAI 1 TAHUN TAHUN..
KEKEBALAN AKTIF
TERJADI SEBAGAI AKIBAT STIMULASI IMUNOLOGI YANG MENGHASILKAN ANTIBODY DAN KEKEBALAN SELULAR SELULAR..
BIASANYA KEKEBALAN BERTAHAN UNTUK TAHUN DAN SERING SAMPAI SEUMUR HIDUP HIDUP..
SALAH SATU CARA UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN AKTIF ADALAH BILA SESEORANG MENDERITA SUATU PENYAKIT , SETELAH SEMBUH MENJADI KEBAL TERHADAP PENYAKIT TERSEBUT SAMPAI SEUMUR HIDUP HIDUP..
CARA LAIN UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN AKTIF YAITU DENGAN IMUNISASI IMUNISASI..
BEBERAPA
KOMITMEN GLOBAL ERADIKASI POLIO Sertifikasi Bebas Polio (tidak ditemukan lagi kasus Polio Liar)
REDUKSI CAMPAK Tidak ada KLB Campak ELEMINISASI TETANUS NEONATORUM (ETN) Tidak ada lagi kematian Neonatal yang disebabkan ; Bayi yang dilahirkan tidak memperoleh kekebalan bawaan dari ibunya. Kesalahan penanganan persalinan. Kesalahan penanganan pasca persalinan (Perawatan Tali Pusat)
WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI TEPAT Jadwal pemberian Imunisasi pada Bayi JENIS IMUNISASI
JUMLAH PEMBERIAN
INTERVAL MINIMAL
USIA BAYI
BCG
1 Kali
-
0 – 11 Bulan
DPT-HB
3 Kali
4 MINGGU
2 – 11 Bulan
POLIO
4 Kali
4 MINGGU
0 – 11 Bulan
CAMPAK
1 Kali
-
9 – 11 Bulan
HEP. B (Uniject)
1 Kali
-
< 7 Hari (RB) >7 Hari - < 2 bln
Keterangan : TIDAK MENGENAL INTERVAL MAKSIMAL (Posyandu)
JADWAL IMUNISASI LANJUTAN Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
CAMPAK
MENCEGAH KLB CAMPAK
SASARAN MURID KLS.I SD/MI
MEMUTUS MATA RANTAI PENULARAN PENYAKIT CAMPAK DARI MURID SD/MI KE BALITA DIRUMAH
DILAKSANAKAN PADA AKHIR TAHUN AJARAN
JADWAL IMUNISASI LANJUTAN Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
DT (Difteri Tetanus)
SASARAN MURID KLS.1 SD/MI
TT (Tetanus Toxoid)
SASARAN MURID KLS.2 & 3 SD/MI
MENCEGAH PENYAKIT DIFTERI DAN IMPLEMENTASI T 5 DOSIS DILAKSANAKAN PADA AWAL TAHUN AJARAN
T. 5 dosis Bila Interval Benar untuk mendapat kekebalan penuh DOSIS T ( Status )
INTERVAL MINIMAL
LAMA PERLINDUNGAN
T.1
Kontak Pertama TT.1
-
T.2
1 bulan setelah TT.1
3 Tahun
T.3
6 bulan setelah TT.2
5 Tahun
T.4
1 tahun setelah TT.3
10 Tahun
T.5
1 tahun setelah TT.4
25 Tahun
Keterangan : TIDAK MENGENAL INTERVAL MAKSIMAL
Minimal T.5 dosis IMUNISASI
PADA MASA ANAK
STATUS
DPT 3X
T.2
PADA BAYI ( 00-11 BL)
DT 1X
T.3
MURID SD/MI Kls.1
TT 1X
T.4
MURID SD/MI Kls.2
TT 1X
T.5
MURID SD/MI Kls.3
1 dosis BOOSTER 1 dosis BOOSTER
PADA DEWASA MUDA (WUS) PADA USIA 50 TAHUN
TAHUN LAHIR (USIA)
PEMBERIAN IMUNISASI
STATUS T
1992/1993 (Bayi)
DPT 3 X
T2
1998 (SD Kls.1)
DT 1 X
T3
1999 (SD Kls.2)
TT 1 X
T4
2000 (SD Kls.3)
TT 1 X
T5
SAAT INI USIA + 16 TH diberikan Booster 1 dosis
IMUNISASI TT BUMIL
STOP
IMUNISASI RUTIN (BAYI) DAN BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
DIPERLUKAN DATA
STATUS T5 WUS Mencapai minimal 80 %
Sehat Investasi perlu Solusi Imunisasi salah satunya