GEMA REDAKSI
Selamat Datang Para Menteri Baru Para pembaca yang budiman,
P
ADA waktu Gemari tiba ditangan pembaca, para Menteri baru telah dilantik oleh Presiden Jokowi dan mulai bekerja. Selamat datang para Menteri baru. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati anda semua dan memberi petunjuk serta kemudahan agar usaha yang dijalankan pemerintah lancar dan berhasil merangsang pembangunan keluarga dan penduduk yang sejahtera. Harapan ini sangat didambakan rakyat banyak karena selama ini dikabarkan pembangunan telah dilaksanakan secara gegap gempita tetapi kualitas penduduk Indonesia yang dicerminkan oleh Human Development Index (HDI) yang dilaporkan oleh PBB (UNDP) hampir tidak pernah berkutik. Bangsa ini telah merdeka hampir tujuh puluh tahun, tetapi ranking Human Development Index (HDI) yang terkenal itu dalam laporan tahunan selalu merujuk angka rata-rata yang umumnya pada posisi Indonesia yang sangat rendah di dunia. Posisi itu hampir tidak pernah berubah dalam sepuluh tahun terakhir dan kalau menunjukkan kenaikan, kenaikan itu masih sangat fluktuatif atau boleh dikatakan tidak pernah naik secara teratur. Dari pengalaman itu perlu diperhatikan keseimbangan pembangunan di bidang sosial kemasyarakatan untuk mendongkrak kepuasan dan partisipasi yang lebih tinggi dari penduduk Indonesia dalam bidang-bidang yang tidak terlalu menonjol tetapi menghasilkan kenaikan nilai indikator yang diukur secara teratur oleh PBB. Kita perlu memperhatikan indikator HDI dan mengarahkan pembangunan pada komponen yang bisa meningkatkan HDI dan akhirnya meningkatkan pencapaian MDGs di tahun 2015 mendatang. Banyak indikator MDGs sampai tahun 2014 yang lalu menunjukkan kegagalan dan sukar sekali dicapai pada tahun 2015 yang menjadi batas akhir dari sasaran yang telah disepakati pada beberapa kali pertemuan puncak PBB di New York. Yayasan Damadiri dan mitra kerjanya selama ini, baik melalui Majalah Gemari dan media lainnya, juga melalui gerakan di pedesaan dan
pedukuhan, telah berusaha mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya para Menteri, Gubernur dan para Bupati/Walikota untuk lebih tekun dan terarah dalam pengembangan pembangunan, namun kebebasan yang sedang dinikmati di kalangan luas, memberi peluang untuk mengatur pembangunan sesuai selera tanpa memperhatikan komitmen internasional. Tidak jarang seorang Bupati membangun dengan indikator masing-masing demi terpilih kembali untuk masa jabatan berikutnya. Jarang pembangunan diarahkan berbasiskan penduduk dan keluarga. Kita berharap bahwa pembangunan dengan skala yang luas yang lebih banyak diarahkan ke pedesaan pada masa Presiden Jokowi JK akan menjadi jawaban yang ampuh sehingga seluruh rakyat ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Hanya dengan partisipasi yang disertai kerja cerdas dan keras dan didukung penuh oleh pemerintah, kita sebagai suatu bangsa yang besar akan dapat mengejar ketertinggalan. Yayasan Damandiri dan mitra kerjanya mengucapkan selamat dan mengajak para Menteri untuk berpikir dan bertindak cerdas dengan mengajak dan mendampingi seluruh rakyat Indonesia membangun disertai persatuan dan kesatuan tanpa rasa curiga. Hanya dengan persatuan dan kesatuan yang kokoh kita bersama bisa mengantar bangsa besar ini bangkit kembali menjadi bangsa yang jaya dan sejahtera. Insya Allah.
Berbagai pembangunan yang digalakkan perlu memperhatikan indikator HDI dan diarahkan pada komponen yang bisa meningkatkan HDI sehingga mampu meningkatkan pencapaian MDGs di tahun 2015 mendatang. [FOTO: ADE S]
Haryono Suyono Pemimpin Umum Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
3
DAFTAR ISI
Pemimpin Umum: Prof. Dr. H. Haryono Suyono Wakil Pemimpin Umum: Dr. Subiakto Tjakrawerdaja dr. Loet Affandi, SpOG Penasehat: Sudwikatmono Bambang Trihatmodjo Pemimpin Perusahaan: Drs. TP Suparta, MBA Pem impin Redaksi: Drs. Dadi Parmadi, MA Wakil Pemimpin Redaksi: Hari Setiyowanto Redaktur Pelaksana: Dede Haeruddin Redaktur Senior/Koordinator Liputan Daerah: H Harun Nurochadi Staf Redaksi: Rahmawati Haris Fadillah Irwan Riduan Fotografer: Tirto Andayanto, POV Kontributor Foto: Drs. Fajar Wiryono Naziruddin (Rudi) Lubis Designer: S Herman Ade Sudrajat H. M. Nizar
LAPORAN UTAMA
Pahlawan Pemberdayaan Membangun untuk Kesejahteraan Setiap 10 Nopember kita memperingati Hari Pahlawan. Memperingati sebagai momen mengenang jasa para pahlawan. Di era saat ini , pahlawan pemberdayaan sangat dibutuhkan. Nopember merupakan momen Hari Pahlawan. Setiap 10 November bangsa Indonesia memperingati hari penting itu. Pada momen inilah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Sekretaris Redaksi: Ari Yusnita, SE Gemari On-Line: Donni A Hanafie Abdurrahman Fadil Binnur, S. Kom Konsultan Ahli: Dr. Moch. Soedarmadi Dr. Mazwar Noerdin Dr. Sugito Suwito, MA Dr. Rohadi Haryanto, MSc Drs. Made Are Subrata Manajer Iklan dan Promosi: Dr. Mulyono D Prawiro Staf Tata Usaha dan Umum: Hendro B Setiadi, SE, Ak Irwan Febriansyah, SE Sandra Amelia, SE Produksi: Sidik Nurhidayat Sirkulasi dan Distribusi: Drs. FX Riswadi, Johari, Sulaeman. Alamat Redaksi: Jl. Pengadegan Barat No. 4 Jakarta Selatan 12770 Telp. (021) 794 3120 Fax. (021) 794 2802 E-Mail:
[email protected], http:// www.gemari.or.id. Penerbit: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Pelaksana Penerbitan: Yayasan Anugerah Kencana Buana Percetakan: PT. Citra Kharisma Bunda Isi di luar tanggung jawab percetakan
4
42
CERITA SAMPUL
45
Zaenal Arifin, SIP Posdaya Strategi Pemberdayaan Taskin Kabupaten Magelang Menjadikan Posdaya sebagai strategi pemberdayaan pengentasan kemiskinan (taskin) merupakan satu keputusan cerdas. Terlebih didukung konstruksi APBD Kabupaten Magelang, mendorong strategi pemberdayaan masyarakat sebagai pilihan utama. Hal itu terkait dengan upaya serius pemkab dalam memberantas kemiskinan dan mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
LAPORAN DAERAH
60
Pesta Rakyat Tani Pasar Tugu Tingkatkan Kesejahteraan Petani PENDIDIKAN
54
Dari Seminar Nasional STP Bogor, Jabar Penyuluh Perikanan Makmurkan Rakyat Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia. Sejatinya, potensi ekonomi di sektor kelautan dan perikanan menjadi sumbangan besar bagi devisa negara. Namun disayangkan, hal itu belum dimanfaatkan secara optimal. Tak ayal, kesejahteraan masyarakat terutama para nelayan yang tinggal di desa-desa pesisir masih banyak yang memprihatinkan. Kondisi itulah yang menjadi pembahasan dalam acara Seminar Nasional Penyuluhan Perikanan yang digelar Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor, Jawa Barat pada Selasa pagi 7 Oktober 2014 lalu. Lulusan STP Bogor sebagai penyuluh perikanan dituntut bisa mengatasi tantangan itu. Sehingga mampu membuat rakyat menikmati kemakmuraan dan kejayaannya.
POSDAYA MASYARAKAT
10
Kampung Purbonegaran Banjir Posdaya Empat Posdaya Serentak Diresmikan Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya, makin dicintai warga Yogya. Pasalnya, begitu tahu Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono selaku perintis Posdaya bakal hadir menandatangani kerja sama dengan 12 perguruan tinggi se-Kota Yogyakarta di Kampus Universitas Gadjah Mada, beberapa daerah pun sibuk mempercantik Posdaya-nya dengan menonjolkan potensi yang dimiliki. Tak ketinggalan, masyarakat Kelurahan Terban, Gondokusuman, DI Yogyakarta, ikut memanfaatkan momen ini untuk meresmikan Posdaya di empat RW sekaligus yang dipusatkan di Kampung Purbonegaran.
Redaksi menerima artikel via Pos, Faximile atau E-mail:
[email protected] yang sesuai dengan misi Majalah Gemari. Artikel diketik 2 (dua) spasi di atas kertas folio, antara 1,5 - 3 halaman. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa merubah isi artikel. Karya yang dimuat diberikan imbalan.
Kehidupan petani Indonesia sekarang ini seringkali kurang mendapat perhatian serius. Tak heran, bila kesejahteraannya pun masih banyak yang memprihatinkan. Kondisi inilah yang menarik perhatian berbagai kalangan untuk mengangkat nasib petani di tanah air. Salah satunya AgriSocio, sebuah perusahaan sosial berbasis pertanian ini sengaja menggelar acara Pesta Rakyat Tani Pasar Tugu (Sabtu dan Minggu) pada Minggu pagi 19 Oktober 2014 lalu. Tujuannya agar para petani mampu mengoptimalkan produktivitas hasil pertanian sehingga kesejahteraannya meningkat.
Gema Redaksi
3
Surat Pembaca
6
Posdaya Perguruan Tinggi
15
Posdaya Pemerintah
20
Posdaya Lembaga Keuangan
33
Posdaya Organisasi Sosial
36
Konvensi Posdaya
40
Kolom Khusus
48
Forum Kita
58
DNIKS
65
www.gemari.or.id F o t o S a m p u l : Imaji Indonesia
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
5
SURAT PEMBACA Setiap surat yang dikirim harus disertai identitas diri antara lain KTP/SIM atau lainnya.
POSDAYA EDELWEIS ≈MENYULAPΔ LAHAN KOSONG
P
OS Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) telah menjadi penggerak masyarakat di berbagai daerah. Di RW 27 Kelurahan Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, misalnya, bahkan untuk bersama-sama membangun kesejahteraan masyarakat yang mumpuni, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Sejak diresmikan menjadi Posdaya Edelweis dua tahun lalu, masyarakat RW 27 ini kian menimba ilmu dari berbagai kegiatan yang digencarkan Posdaya Induk Bahagia. Di antaranya yang saat ini sedang ditekuni adalah memanfaatkan lahan kosong untuk “disulap” menjadi Kebun Bibit Desa. Posdaya Edelweis merupakan satusatunya Posdaya yang mendapat kepercayaan dari Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat untuk menerapkan Kebun Bergizi di antara Posdaya-Posdaya yang berkembang lainnya di Kabupaten Bekasi. Menariknya lagi, pola penghijauan dari BPTP Jawa Barat hampir sejalan dengan Kebun Bergizi yang sudah ada sebelumnya di Posdaya Edelweis. Jadi apa yang pernah kita pelajari bersama itu tidak ada yang sia-sia, ungkap Ketua Posdaya Edelweis Mutohharotun. Dia pernah menimba ilmu dari
mobil pintar, kemudian dari mobil hijau kita belajar bagaimana membuat kompos. Melalui kegiatan Haryono Suyono Center (HSC) kita jadi tahu pentingnya kebun bergizi ada di setiap pekarangan rumah. Hal ini dipertegas lagi dengan kedatangan tim BPTP Jawa Barat yang telah mensurvey kegiatan kami menjadi semacam pilot project untuk penanaman kebun bergizi. Semua berawal dari semangat gotong royong. Dari mulai ikut-ikutan belajar kompos dan lain-lain, yang tidak semua kader bisa, karena biasanya yang mengikuti pelatihan adalah perwakilan per RW, kini sudah ada Kebun Bibit Desa yang merupakan hasil kerja keras masyarakat. Dulu belajar kompos masih skala rumah, sekarang bagaimana menggiatkan masyarakat untuk berkebun. Mengajak masyarakat untuk berkebun diakuinya justru lebih mudah untuk ukuran masyarakat semi perkotaan. Berbeda dengan berkebun untuk skala rumahan, perlu kesadaran tinggi sehingga mengajaknya pun agak sulit. Sebelum mendapat bantuan pupuk untuk kebun bergizi RW 24, pihak BPTP Jawa Barat telah melakukan survey kelayakan pada 4 Juli. Bantuan pupuk diberikan karena
ingin mengembangkan kebun. Kebun bergizi yang sudah ada di Posdaya Edelweis, berkat dukungan BPTP Jawa Barat kini semakin meluas, hijau dan siap panen hanya dalam waktu beberapa bulan. Kebun bergizi ini pun kini telah berganti nama dengan Kebun Bibit Desa yang bertujuan memproduksi benih untuk disalurkan kepada anggota kelompok dan masyarakat desa. Di atas lahan seluas 8 x 20 meter dimanfaatkan menjadi Kebun Bibit Desa. Sementara kebun-kebun bergizi sekarang sudah dapat jumpai di tiaptiap halaman rumah warga. Pasalnya, pihak BPTP Jawa Barat tidak hanya membantu warga mengembangkan teknik penanaman kebun bergizi hingga bisa memproduksi bibit, tapi juga memberikan 10 rumah contoh dengan kebun bergizinya. Sungguh menarik yang diungkapkan Ketua Posdaya Edelweis Mutohharotun. Ini sebagai pembelajaran untuk anggota Posdaya seperti saya. Sebab lahan kosong berhasil disulapnya menjadi kebun yang sangat bernilai. Bagi saya ini luar biasa. Selamat dengan Posdayanya saya haturkan. Selamat bekerja semoga sukses, Aamiin. Terima kasih info menariknya dari Majalah Gemari. Mansyur Malin Maradjo Jl. Sawahan Kelurahan Sawah Timur Padang, Sumbar.
Formulir Berlangganan
N a m a : ........................................................................................................ Alamat Lengkap : .............................................................................................................................................................. ............................................................ Kode Pos: ........................... Telp.: ....................................... Sebagai pelanggan tetap mulai nomor: ......... s/d. ........... Sebanyak: .............. eksemplar. Pembayaran dimuka melalui Yayasan Anugerah Kencana Buana Rekening Bank Central Asia (BCA) Irwan Febriansyah No. Rek.: 375 135 6941 Kantor Cabang Pembantu (KCP) Graha Inti Fauzi Pelanggan, (.....................…………….) 6
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
POSDAYA MASYARAKAT
Kabupaten Muaro Jambi Siap Bangun Posdaya Gaung Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di Provinsi Jambi, ternyata menggema sampai Kabupaten Muaro Jambi. Keingintahuan mereka tentang pembentukan Posdaya terjawab dalam pelatihan selama dua hari di Jakarta yang digelar Haryono Suyono Center (HSC) beberapa waktu lalu.
“K
AMI perlu menambah masukan, pengalaman, pengetahuan tentang ilmu-ilmu pemberdayaan masyarakat. Pakar-pakarnya pun di sini banyak, sehingga kita perlu menimba pelatihan ini. Terutama ibu-ibu PKK sebagai penggerak paling bawah,” ungkap H Abdul Manaf, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Muaro Jambi, mengurai motivasinya mengikuti kegiatan Observation Study Tour (OST) ini. Hal tersebut diamini Ketua TP PKK Kabupaten Muaro Jambi Hj Sulianti Burhanudin Mahir yang membawa seluruh isteri-isteri camat yang sekaligus Ketua TP PKK kecamatan untuk mengikuti kegiatan pelatihan Posdaya bersama perwakilan dinas-dinas instansi terkait dan SKPD-nya. “Ada satu ibu camat yang tidak bisa hadir karena ada kegiatan lain di DPRD kabupaten. Kita ajak semua karena kegiatan ini sangat penting, mereka perpanjangantangan dari PKK,” ujarnya. Tak tanggung-tanggung, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan OST dari Kabupaten Muaro Jambi ini mencapai 85 orang. Terdiri dari 70 orang ibu-ibu PKK dan sisanya dinas-
dinas terkait yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat. Bahkan petugas penyuluh KB (PPKB) juga diikutsertakan agar bisa ikut menggerakkan kecamatan, desa. “Semua ini atas instruksi bapak bupati agar dinas terkait juga ikut sehingga sinergik. Tanpa didukung pemda, program akan lambat. Jadi, ibu-ibunya bergerak, pemda mendukung mulai dari kecamatan hingga ke semua desa/kelurahan akan kita gerakkan,” ujar Manaf. Selain Kabupaten Muaro Jambi, angkatan ke-74 peserta OST yang diselenggarakan HSC ini diikuti peserta lain dari LPPM Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon, Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Lions Club, PT Sempurna Training dan Consultan. Kegiatan ini dibuka Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja yang memberikan kata pengantar tentang Posdaya. Subiakto juga menjelaskan tantangan yang dihadapi keluarga miskin memasuki era perdagangan bebas 2015. “Keluarga miskin sekarang lebih berat, seperti sudah jatuh ketiban tangga. Karena orang miskin sudah harus menghadapi globalisasi, tidak ada lagi batas ekonomi antar negara. Oleh karena itu,
Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja menjelaskan tantangan yang dihadapi keluarga miskin memasuki perdagangan bebas 2015 dihadapan peserta OST dari Kabupaten Muaro Jambi . [FOTO-FOTO: RAHMA]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
7
Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja dan Hj Astuty Haryono Suyono menerima cendera mata dari Ketua TP PKK Muaro Jambi Hj Sulianti.
partisipasi masyarakat harus dilihat dari dua unsur. Pertama, kerja keras dan kerja cerdas. Unsur kedua adalah harus siap bersaing,” tegasnya. Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono dan Ibu Hj Astuti Hasinah Haryono bergambar bersama peserta OST dan Pelatihan Posdaya dari Kabupaten Muaro Jambi, Prvinsi Jambi. [FOTO: DOK HAESA]
8
Pemanfaatan lahan pekarangan Di Jambi sebenarnya sudah dilaunching Posdaya di hadapan gubernur, tingkat provinsi setahun lalu. Bahkan sudah ada beberapa universitas yang sudah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya, seperti Universitas Batanghari. Oleh karena itu, Ketua TP PKK Kabupaten Muaro Jambi Hj Sulianti Burhanudin Mahir merasa bangga bisa belajar tentang Posdaya langsung dari pakarnya. “Saya bangga dan bersyukur diterima dengan baik untuk belajar. Hari ini kami betul-
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
betul menjadi murid. Kami belajar langsung ada contoh-contoh yang bermanfaat untuk kita kembangkan di kecamatan-kecamatan Kabupaten Muaro Jambi,” tukasnya. Di antara prospek yang akan dikerjakan adalah memanfaatkan lahan pekarangan. Sebagian warga di Muaro Jambi yang memiliki lahan pekarangan sempit sekalipun, akan dimanfaatkan untuk tanaman obat keluarga (toga), kebun bergizi, kolam-kolam ikan maupun ternak lain seperti bebek, ayam dan kambing. Semua itu akan bermanfaat terutama untuk menambah gizi keluarga dan mencerdaskan anak dan keluarga. Kelebihan dari pembelajaran ini juga, kata Sulianti, bisa dikembangkan untuk usaha menambah pendapatan keluarga, baik yang memelihara ikan untuk dijual, pendidikan anak dan ditabung. “Kami memiliki lahan sangat luas dan banyak lahan tidur. Lahan tidur ini sebagian besar sudah diolah misalnya untuk palawija dan padi. Subhanallah..tanah kita sebenarnya luas dan subur, namun kendalanya sebagian warga kita ada yang pemalas,” ujarnya. Sulianti juga menegaskan akan menggerakkan seluruh kadernya untuk menumbuhkan niat kerja keras, kerja cerdas seperti pembelajaran yang didapat dari mantan Menteri Koperasi dan UMKM Subiakto Tajkrawerdaja. “Kita harus punya niat untuk kerja keras, gotong royong dan selanjutnya harus kerja secara kelompok., sebab kalau kerja sendiri akhirnya nanti jadi pemalas. Program Posdaya menumbuhkan semangat gotong royong ini tentu saja akan membantu seluruh warga mengentaskan kemiskinan. Dengan gizi baik, keluarga sehat. Ibu hamil bisa menjaga kandungannya, anak lahir tumbuh sehat dan cerdas.” Menurut Abdul Manaf, gerakan Posdaya sebenarnya sudah berjalan di PKK, hanya belum maksimal. Dengan adanya Posdaya
bisa lebih giat dan bermanfaat, khususnya di masyarakat pedesaan. Program KB di Kabupaten Muaro Jambi pun sudah melampaui target 100 persen lebih atau sebanyak 176.000 akseptor aktif. “Kalau di kabupaten lain, PPLKB nya berkurang, di Muaro Jambi justru bertambah. Petugas penyuluh KB ada 50 orang di semua kecamatan dan di tingkat dasawisma dibantu PPKBD. Rata-rata tiap PPLKB itu ada dua sampai tiga orang di tiap desa. Tiap desa ada PPKBD, minimal tiga dusun di tiap desa yang melaksanakan program kita,” cetusnya bangga. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang sudah terintegrasi dengan Bina Keluarga Balita (BKB) di Posyandu, kata Manaf, sudah dilaksanakan di hampir setiap kecamatan. Dari 11 kecamatan dengan 256 desa, sudah melaksanakan holistik. “Kalau ada Posdaya, inilah yang menaungi lingkaran kecil. Nanti akan lebih menggeliat lagi. Kalau sekarang masih berjalan sendiri-sendiri.”
Ketua TP PKK Kabupaten Muaro Jambi Hj Sulianti Burhanudin Mahir mengagumi kebun bergizi di pekarangan rumah Ibu Hj Astuti Hasihan Haryono.
Abon patin ini merupakan produk home industri ibu-ibu PKK Kecamatan Komplek Ulu. Selain dijadikan abon, ikan patin ini juga diolah menjadi kerupuk, empek-empek dan lain-lain. RW
Angkat potensi daerah Dari 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, kata Sulianti, ada enam kecamatan yang memiliki prospek bagus untuk peningkatan ekonomi produktif keluarga. Di antaranya, Kecamatan Jambi Luar kota, Kecamatan Mistong, Kecamatan Bahar Utara, Kecamatan Bahar Selatan, Kecamatan Bahar Tengah dan Kecamatan Komplek Ulu. “Tapi tiaptiap rumah di seluruh kecamatan sejak ada PKK kita giatkan memiliki tanaman bergizi di pekarangan. Paling tidak, mereka punya tanaman kates, pisang, ubi dan singkong.” Salah satu kelebihan daerah yang dimiliki Kabupaten Muaro Jambi adalah budidaya ikan patin. “Waktu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Amerika membawa abon patin kami,” cetusnya bangga. Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
9
POSDAYA MASYARAKAT
Kampung Purbonegaran Banjir Posdaya
Empat Posdaya Serentak Diresmikan Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya, makin dicintai warga Yogya. Pasalnya, begitu tahu Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono selaku perintis Posdaya bakal hadir menandatangani kerja sama dengan 12 perguruan tinggi se-Kota Yogyakarta di Kampus Universitas Gadjah Mada, beberapa daerah pun sibuk mempercantik Posdaya-nya dengan menonjolkan potensi yang dimiliki. Tak ketinggalan, masyarakat Kelurahan Terban, Gondokusuman, DI Yogyakarta, ikut memanfaatkan momen ini untuk meresmikan Posdaya di empat RW (Rukun Warga) sekaligus yang dipusatkan di Kampung Purbonegaran.
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogya Dra Hj Tri Kirana Mufidatun berfoto bersama ketua Posdaya Sagan Bersatu, Posdaya Tegar, Posdaya Purbadaya dan Posdaya Kuncup Mekar, usai peresmian pembentukan Posdaya berbasis RW ini. [FOTO-FOTO: RAHMA]
P
ERESMIAN Posdaya berbasis Dasawisma di Kelurahan Terban beberapa waktu lalu itu boleh jadi merupakan pertemuan antar guru besar Universitas Gadjahmada. Pasalnya, saat itu hadir Prof Dr Haryono Suyono dan Prof Suratman Woro yang sekarang menjadi Wakil Rektor bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Hadir juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogya, Dra Hj Tri Kirana Mufidatun dan Staf Ahli Gubernur DIY bidang Pemberdayaan dan Kemiskinan, Ir Gatot Murjito, MS. Keduanya merupakan alumnus UGM. “Saya agak gemetar karena banyak teman dan guru besar. Saya tidak bisa jadi guru besar, walau saya juga dari UGM. Justru mahasiswa saya yang sudah jadi guru besar. Tapi saya bangga karena didampingi teman paling dekat saya, Ir Gatot Murjito dan Prof Suratman
10
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
Woro,” ungkap Mashadi, Ketua RW 11 Kampung Purbonegaran, selaku tuan rumah didampaingi Ketua RW 12, RW 10 dan RW 9 yang pada hari itu Posdaya mereka akan diresmikan oleh Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono. Meski berada di pusat bisnis di antara Jalan Solo, Jalan Simpang Empat dan Jalan Sudirman, Kampung Purbonegaran masih tetap terkesan asri, alami dan sejuk. “Saya bangga dengan wilayah kampung kami yang masih serasa ndeso, karena masyarakatnya sangat guyub (gotong royong),” cetus Mashadi. Tak mengherankan ketika satu RW mencetuskan Posdaya, RW-RW lain pun ikut ingin diresmikan Posdayanya oleh Prof Haryono Suyono langsung. Posdaya RW 9 diberi nama Posdaya Sagan Bersatu, Posdaya RW 10 bernama Posdaya Tegar, Posdaya RW 11 bernama
Posdaya Purbadaya dan Posdaya RW 12 bernama Posdaya Kuncup Mekar. Masing-masing RW ini memiliki potensi yang cukup membanggakan dan dipamerkan secara apik pada peluncuran Posdaya. Posdaya Kuncup Mekar (RW 12) memamerkan batik dan kerajinan kuningan, Posdaya Purbadaya (RW 11) memamerkan kerajinan olah cangkang telur dan produk jamu kunir asem beras kencur. Sementara Posdaya Tegar (RW 10) memamerkan produk olahan kacang kedelai dan kelompok Keroncong Purbarahayu. Dalam kesempatan itu rombongan tamu dari Yayasan Damandiri juga menyempatkan diri berkunjung ke Kebun Bergizi dan Tanaman Obat Keluarga (Toga) sambil menikmati minuman jamu kunir asem beras kencur, racikan ibu-ibu Posdaya Purbadaya. “Rasanya segar sekali,” kata Dr Soedarmadi, Direktur Yayasan Damandiri. Ketua TP PKK Kota Yogya Dra Hj Tri Kirana yang hadir saat itu, juga ikut gembira atas peluncuran empat Posdaya yang disaksikan langsung oleh Prof Haryono Suyono. “Ini adalah realisasi tingkat RW pertama kali di Yogya. Sebelumnya baru ada di tingkat kelurahan dan kecamatan,” tukasnya.
Masyarakat Kelurahan Terban, Gondokusuman, DI Yogyakarta bahagia Posdaya mereka diresmikan langsung oleh Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono.
mengajak warga Kampung Purbonegaran untuk mengubah kampungnya menjadi kampung wisata seperti yang telah dilakukan Posdaya Pesona Giwangkara di Kelurahan Giwangan, Yogyakarta. “Ada pelajaran khusus membuat Desa Wisata, tidak saja di Giwangan. Wisatawan yangg pergi ke Yogya bisa tinggal
Gagasan Posdaya Kegembiraan yang sama pun terpancar dari sosok Guru Besar, Prof Dr Haryono yang pada hari itu menyaksikan betapa anak-anak muridnya di UGM berhasil merintis Posdaya hingga pelosok kampung. “Murid-murid kita yang sekarang sudah menjadi walikota ternyata pro KB, pro Posdaya dan kita tularkan ke daerah lain. Kita juga minta Pak Gatot asisten pemprov untuk mengadakan pelatihan bagaimana mengisi Posdaya,” ungkapnya. Dicontohkannya, daerah yang punya kolam ikan dilatih bagaimana mengolah tidak sekali panen. Ikan hasil tangkapnya itu juga bisa diubah menjadi abon, kerupuk dan sebagainya. Telur bebek bisa menjadi telur asin rasa bawang, rasa daun salam dengan mengambil dosen pelatih dari Kabupaten Brebes. “Biasanya telur digoreng. Tapi kalau diubah jadi telur asin, bisa tahan 10 hari kalau masuk kulkas. Telur asin syaratnya tidak amis.” Selain itu, Prof Haryono Suyono juga Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
11
Agar orang kaya bisa menjual pisang cavendis dari orang miskin yang ahli, bisa menjadi buruh karena punya pengalaman menanam di halamannya sendiri.” Ditambahkannya, bibit pisang cavendis yang disebarkan ke Posdaya sebenarnya merupakan pancingan agar pemerintah provinsi bisa memadukan pembangunan pedesaan dengan dana yang tersedia. Pemerintah pusat tiap tahun menyalurkan dana Rp 1,5 milyar, bukan untuk infrastruktur, tapi untuk dimanfaatkan pemberdayaan berbasis keluarga atau penduduk. Sehingga yang diciptakan bagaimana penduduk punya karakter gotong rotong peduli anak bangsa. lebih lama, mengisi hotel atau homestay. Wa“Karakter itu penting, karena akan mencipMashadi, Ketua Posdaya likota mensponsori kakus duduk untuk 10-20 takan enterpreneur pedesaan. Muncul bukan Purbadaya bersama rumah.” dari yang sudah ada. Tapi orang desa yang ketua Posdaya lainnya Dalam kunjungan tersebut, Prof Haryono dulu biasanya terima BLT (Bantuan Langsung menyampaikan potensi Suyono juga menjanjikan akan menyumbang- Tunai), beras miskin, sekarang maju karena yang dimiliki masingkan 1500 – 3000 bibit pisang cavendis untuk Ko- ternyata itu bisa terjadi. Dan dengan bangga masing Posdaya. ta Yogyakarta, agar tiap-tiap keluarga miskin bisa berkata ke semua orang: saya adalah di Kota Yogya bisa menikmati pisang cavendis keluarga yang mandiri.” yang ditanam di halaman belakang rumahnya. Diceritakannya, ada isteri tukang becak di “Kenapa yang dilatih keluarga miskin? Brebes yang memiliki restoran lotek (gadogado). Kalau sore membuka gerai di dekat tempat dokter praktek, sedang siangnya membuka gerai Plt Gubernur Banten H Rano Karno menerima cendera mata berupa lukisan foto dirinya pada acara dekat perkantoran yang Penganugerahan Piagam Penghargaan dan Tanda Kehormatan Wreadatama Nugraha Tahun 2014 di pegawainya banyak. “RePendopo Kabupaten Lebak, Banten, yang digelar Persatuan Wreadatama Republik Indonesia (PWRI) sepnya sebegitu rupa, sehingga suami dan kawanProvinsi Banten, disaksikan Ketua Umum PWRI Pof Dr Haryono Suyono dan Bupati Lebak Hj Iti kawannya mengangkut Octaviana Jayabay, SE, sambel dan sayuran ke geMM. Beliau juga rai-gerai yang dia lakukan. memberikan apresiasi yang Dari hanya jualan lotek, besar terhadap program sekarang menjadi bos tuPosdaya yang digiatkan kang becak yang menganPWRI karena sesuai tar bumbu sayuran yang dengan visi Provinsi rasanya sama. SampaiBanten, bersatu sampai, suami yang tumewujudkan bangsa kang becak itu menaruh sejahtera berlandaskan becak di muka rumah iman dan takwa. Dirinya sebagai monumen.” Proses ini, lanjut Prof pun segera canangkan Haryono Suyono, membeDeklarasi Posdaya ri kekuatan bahwa orang Kabupaten Lebak, Banten desa pun mampu menjadi menjelang HUT Kabupaten orang besar. “Inilah gaLebak pada 2 Desember gasan Posdaya,” tandas2014 nanti. RW nya. RW
Rano Karno Segera Canangkan Deklarasi Posdaya
12
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
POSDAYA MASYARAKAT
Posdaya Memacu Berbagai Kegiatan Bermanfaat Ny Indarsih Dwi Purnomo Hastuti, Ketua Posdaya Cahaya. RW 02 Desa Gatak yang juga Koordinator Posdaya Kecamatan Delanggu menjelaskan bahwa Posdaya Cahaya Dukuh Gatak, Desa Gatak, Kec Delanggu, Kab Klaten, sampai sekarang masih berjalan dengan baik, bahkan banyak peningkatan-peningkatan terutama di bidang wirausaha dan bidang pendidikan (PAUD)nya.
P
EMBERDAYAAN Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kalau sebelumnya masuk 4 hari/minggu, sekarang seminggunya masuk 5 hari. Indarsih Dwi Purnomo Hastuti bersyukur Pemberdayaan Bidang Agama melalui Taman Pendidikan Al Quran (TPA) berjalan dengan bagus. Bahkan memasuki bulan Ramadhan yang lalu semua berjalan baik. Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dipimpin KD Winarni (Ibu Wien Khotib) istri Pak Khotib (Kepala Sekolah Muhammadiyah yang memicu kegiatan Posdaya bidang agama disini melalui TPA.). Jumlah santri kecil di bulan Ramadhan kemarin (1435 H) lebih dari 100 (seratus). Para santri juga senang, masalahnya setiap hari masuk mereka mendapatkan “Tajil” dari warga. “Ta’jil itu tidak sedikit, namun semua warga mempunyai anggapan bahwa kegiatan Posdaya bidang Pendidikan Keagamaan seperti ini harus ditingkatkan dan dilanjutkan,” ungkap Ny Indarsyih ibu 3 anak dan nenek 3 cucu, buah pernikahannya dengan Djoko Suripto (almarhum), penuh syukur. Di wilayah RW 02, Desa Gatak selain Posdaya Cahaya ada 5 kelompok Posdaya RW antara lain Posdaya Cemerlang yang diketuai Ny Rubiah Muhammad Sidiq. “Diberbagai kelompok Posdaya kita mengadakan kegiatan membuat kripik singkong. Di RW 01 ada kegiatan wirausaha membuat krupuk rambak. Warga juga ada yang punya usaha unggulan membuat naget (naget ayam dan sayuran), membuat bakso dan gorengan (kletikan), ayam panggang, lumpia, bahkan jamu. Jadi kegiatan Posdaya memang dirasakan positif manfaatnya oleh warga,” ungkap Indarsih . Posdaya Cahaya juga menggiatkan pelatihan keterampilan untuk anggota Posdaya bekerjasama dengan PKK. Indarsih Dwi Purnomo Hastuti juga menjelaskan bahwa di wilayah binaannya juga sudah membentuk Prakoperasi yang
diketuai Hajjah Winarsi Harjanto biarpun baru berjalan satu tahun. Selain itu Posdaya Cahaya juga sudah bekerja sama dengan UPDT (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pendidikan untuk kegiatan KPB (Kelompok Paket B), yaitu pendidikan masyarakat setaraf dengan SMP. ”Kami punya 13 warga dan kemarin sudah dinyatakan lulus KPB sepuluh orang. Kami masih menunggu kerja sama dengan UPDT untuk melanjutkan KPC (Kelompok Paket C) setaraf dengan SMA,” urai Indarsih. “Kebetulan dosen-dosennya sesuai dengan bidangnya. Seperti matematika, bahasa Inggris dan lain-lain. Sehingga kita tidak perlu mencari-cari,” tambahnya penuh syukur. Mengakhiri bincang-bincang dengan Gemari, Ketua Posdaya Cahaya Indarsih Dwi Purnomo Hastuti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof Dr Haryono Suyono yang telah mengundang Posdaya Cahaya untuk menerima penghargaan yaitu Penganugerahan Damandiri Award tahun 2013 yang diterimakan tahun 2014. Diharapkan peristiwa akbar tersebut disusul oleh Posdaya yang lain, khususnya 21 Posdaya yang ada di wilayah Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten yang berkembang sejak tahun 2009.
Ketua Posdaya Cahaya Ny Indarsih Dwi Purnomo Hastuti (kiri) bergambar bersama jajaran pengurus dan Ketua LPPM UMS Dr Kuswadji Dwi Priyono MSi, (kelima belakang dari kiri). [FOTO-FOTO: DOK HNUR]
Posdaya rangkul berbagai program. Ketua Posdaya Wijaya Kusuma Endang Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
13
Kusuma (Ibu Endang Sudarjatin). Kegiatan ini menyerap tenaga ibu-ibu (yang kalau di pabrik tidak bisa masuk, karena usia dan ketrampilannya terbatas). Kegiatan Ny. Endang Sudarjatin menyerap 30 tenaga kerja, membuat tikar tenun. Merknya beragam ada Monas, UN dan lain-lain sesuai permintan pelanggan. Untuk bidang pendidikan dikembangkan Keaksaraan Fungsional. Ibu-ibu yang drop out dari Sekolah Dasar (SD) ditampung untuk diajari menulis, tapi lebih diarahkan ke ketrampilan. Jadi yang ditulis bahan-bahan yang digarapnya.
Ketua LPPM UMS Dr Kuswadji Dwi Priyono MSi (kiri), dan penggiat Posdaya LPPM UMPS Drs Rubino (kedua dari kiri) bergambar bersama pengurus Posdaya Mutiara.
Produksi tikar dan berbagai jenis anyaman hasil kerajinan Posdaya Wijayakusuma.
14
Sudarjatin (51) menjawab pertanyaan Gemari menjelaskan bahwa dengan Posdaya berbagai kegiatan di dukuh Karang Gumul, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, tercover semua. Endang Sudarjatin (51) ibu dua anak (Insan Pramodya Pratama, S1 Ekonomi AkuntansiUMS-sudah lulus dan bekerja), Risang Pramodya Wardana-UNS jurusan Pertaniansudah selesai, buah pernikahannya dengan Djoko Sumiatno) lebih rinci menjelaskan bahwa Posdaya Wijayakusuma bergiat di bidang agama, bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial, dan lain-lain. Endang Sudarjatin bersukur kegiatan bidang ekonomi bisa terkoordinir dengan baik. Banyak ibu-ibu mengolah makanan kecil. Untuk produk kripik yang sudah pakai nama, ibu-ibu bekerja masing masing di rumahnya. Untuk kegiatan kerajinan membuat tikar dipusatkan di rumah Ketua Posdaya Wijaya
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
Unca Semarakkan Posdaya Ketua Posdaya “Mutiara” di RW 02, Dusun Krapyak, Desa Sabrang Kel Sabrang, Kec Krapyak, Kab Klaten Karyati Kamdiyo, menjawab pertanyaan Gemari menjelaskan bahwa produk unggulan Posdayanya adalah kue/ makanan “Unca” (unthuk cacing). Karyati menjelaskan bahwa ketrampilan membuat Unca diperoleh tahun 80-an saat warga mengikuti pelatihan ketrampilan Posyandu bekerja sama dengan PKK. Meski ketika itu pemasaran masih sulit, namun Karyati Kamdiyo tetap berusaha memproduksi kue Unca Pengalaman awal menarik dijumpai Karyati ketika tahun 90-an ada ibu-ibu membeli hasil produknya. Diceritakan, saat ia menyetor produk kue ke Delanggu, ada ibu-ibu hajjah bertanya “kuwi maeman apa” (Itu makanan apa?). Begitu saya jawab bahwa ini “unthuk cacing”, ibu itu menjawab “nggilani panganan kok unthuk cacing” (menjijikkan makanan kok untuk cacing). Kemudian saya membuka satu bungkus dan ibu itu saya minta untuk mencicipi. “Jenenge kuwi dilih, wong enak enak kok jenenge unthuk cacing,” ucap ibu hajjah. (Namanya disuruh mengganti, karena makanan rasanya enak tetapi namanya menjijikkan). Ibu itu membeli 20 bungkus. Waktu itu harga per bungkus Rp1.800,Karyati terus berpikir bagaimana supaya makanan khas Kec Delanggu, Klaten ini digemari banyak orang sehingga hasil karyanya laris, yang berarti warga penggarap ikut sejahtera,” tuturnya. Kemudian ia mencoba menawarkan ke sebuah toko di Klaten. “Alhamdulillah diterima sampai sekarang”, ucapnya penuh syukur. Lebih menarik lagi toko tersebut membuka cabang di Kartosuro. Karyati bersyukur “Unca” makanan khas Klaten hasil produk Posdaya Mutiara dan makanan lain seperti “lumpia” laris terjual. HNUR
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
MoU Unmuh Bengkulu dengan Yayasan Damandiri
Kembangkan Posdaya melalui KKN Tematik Posdaya Ketua Yayasan Damandiri mengajak Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu bersama mahasiswa sejak mulai masuk kampus menjadi mahasiswa diajak dan diterjunkan ke masyarakat untuk menyegarkan kembali kehidupan gotong royong di desa bersama masyarakat membentuk Posdaya.
Prof Dr Haryono Suyono menandatangani MoU disaksikan Rektor Unmuh Bengkulu H Ahmad Dasan. SH, MA. [FOTO-FOTO: HARI]
P
OS Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) semakin berkembang tidak kurang dari 220 Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia telah berpartisipasi. Diluar jumlah itu tidak kurang dari 108 Per guruan Tinggi di Sumatera Barat baru-baru ini juga telah melakukan penandatangan kerjasama Dengan Yayasan Damandiri untuk pengembangan Posdaya. Demikian diungkapkan Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono pada orasi ilmiahnya pada Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Angkatan XXX Periode II Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang dilanjutkan dengan menandatangi Kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Bengkulu pengembangan Posdaya melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya. Penandatangan naskah kerjasama tersebut selain ditandatangani Ketua Yayasan Damandiri juga Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu, H Ahmad Dasan SH, MA disaksikan Gubernur Bengkulu H.
Junaidi Hamsyah, SAg, MPd, Walikota Bengkulu Helmi Hasan SE, para pimpinan Perguruan Tinggi Swasta maupun negeri di Bengkulu, serta tidak kurang dari 1.180 wisudawan sarjana dan pasca sarjana di Gedung Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Air Sebakul Bengkulu baru-baru ini. Dalam orasinya, Prof Haryono mengatakan bahwa Universitas Muhammadiyah Bengkulu mewarisi gagasan besar pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Lulusan Universitas Muhamadiyah banyak yang jadi pemimpin tidak saja dikalangan pemerintah tetapi juga dikalangan swasta dan perguruan tinggi serta lembaga-lemebaga perempuan seperti Aisiyah. Aisiyah, kata Prof Haryono, dengan gigih di desa-desa tidak saja membuat suaminya dorongan kesetiaan dengan doa, tetapi bekerja dengan penuh semangat di tahun 1970-2000 ikut mensukseskan program Keluarga Berencana. Dengan perjuangan yang luar biasa itu akhirnya Universitas Muhammadiyah Bengkulu dikukuhkan. Melalui Universitas Bengkulu, sambung Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
15
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
Prof Dr Haryono Suyono duduk bersama sambil berbincan dengan Walikota Bengkulu Helmi Hasan, SE (kedua dari kanan).
16
Prof Haryono, kita haru s berterima kasih karena para dosen yang seakan mengubah para wisudawan dari ulat bulu masuk kepompong di Universitas Muhammadiyah diisi dengan ilmu dengan kecerdasan yang akhirnya berubah menjadi kupu-kupu. “Kupu-kupu itu adalah sarjana-sarjana Muhammadiyah Bengkulu. Kupu-kupu tidak pernah terbang tinggi, tetapi terbang rendah dan selalu dekat dengan rakyat. Kupu-kupu kalau makan bunga tidak merusak tetapi justru memberi manfaat kepada bunga sehingga bunga berubah menjadi buah dan bermanfat bagi manusia,’ ujar Prof Haryono dalam filosofinya. Mantan Menko Kesra ini mengingatkan, dunia ini berubah dengan kecepatan tinggi. Menghadapi perubahan itu memerlukan otak yang cerdas dan tangguh sehingga ber ubahan cepat itu harus diimbangi dengan kebersamaan seperti yang dilakukan para tokoh Muhammadiyah terdahulu yang selalu dekat dengan rakyat sekaligus membuat rakyat menjadi cerdas. Untuk dekat dengan rakyat, kata Prof Haryono, tidak harus dimulai setelah lulus menjadi sarjana tetapi sejak masih kuliah para mahasiswa diharapkan sudah membuat supertim yang kokoh. Supertim itu akan kuat kalau membangun lima kepercayaan. Lima kepercayaan yang diungkapkan Prof Haryono, yaitu, percaya kepada diri sendiri, percaya kepada teman sejawat, percaya kepada institusi, percaya kepada masyarakat dan percaya kepada pasar. “Kepercayaan kepada diri sendiri. Sebagai sarjana jangan puas dengan ijazah. Karena
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
masyarakat akan mengetes diluar kurikulum yang digeluti di kampus selama ini. Untuk itu walaupun sudah sarjana harus tetap belajar untuk memperkuat diri sendiri,” ujarnya. Lebih lanjut Prof Haryono memaparkan, kepercayaan kedua, menggalang kepecayaan dengan teman sejawat untuk membuat supertim yang kuat. Kita di Indonesia tidak bisa menjadi superman, tetapi kita harus bekerja dengan teman-teman yang lain. Satu lidi mudah dipatahkan tetapi kalau sudah menjadi sapu apapun bisa dibersihkan. Ketiga, memberikan upan balik kepada universitas, sehingga kampus menjadi bangga dapat melahirkan generasi yang bisa diandalkan dan mampu menjaga nama baik almamaternya. Keempat, har us mencintai masyarakat. Jangan pernah mengatakan bahwa masyarakat itu bodoh, karena masyarakat adalah kekuatan yang bisa diandalkan untuk bersama-sama membangun dan mempertahankan wilayahnya seperti pada jaman penjajah di mana para pejuang hanya menggunakan bambu runcing bisa mengusir penjajah. Dengan bekal kepercayaan itulah, Prof Haryono mengajak Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu agar para mahasiswa sejak mulai masuk kampus menjadi mahasiswa diajak dan diterjunkan ke masyarakat untuk menyegarkan kembali kehidupan gotong royong di desa. Bersama masyarakat dibentuk Posdaya. Orang yang tadinya tidak peduli sesamanya kita ajak keluarga miskin maupun kaya untuk besama-sama berbagi kepada keluarga yang belum mampu. Sementara, kelima, kepercayaan masyarakat ini dilengkapi dengan kepercayaan tehadap pasar, kepercayaan ini adalah bahwa kita laku jual. Karena kita selalu siap pada setiap kesempatan terbuka. “Untuk itu kita harus mencari ilmu sebanyak-banyaknya,” ujarnya. Sementara Gubernur Bengkulu Drs Junaidi Hamsyah, mengucapkan selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang berjumlah 1180 orang, dengan S2 berjumlah 3 orang dan S1 berjumlah 1177 orang wisudawan. Salah satu wisudawan yang berhasil menyelesaikan sarjananya terlebih yang mempunyai nilai tertinggi, ya itu RobiatulAsla dari prodi pendidikan biologi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,8. Junaidi Hamsyah berpesan bagi para wisudawan yang telah lulus hendaknya dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapat diperguruan tinggi di mana Indonesia sedang menuju Indonesia hebat di tahun 2020-2035. “Para lulusan usia produktif yang mencapai ratusan
juta jiwa di antaranya adalah kalian,” katanya. Gubernur menegaskan, agar wisudawan menerapkan ilmu yang telah didapat di Universitas Muhammadiyah dan menguasai ilmu teknologi, yang penghasilannya dapat melebihi PNS, serta juga kepada seluruh orang tua mahasiswa. “Mudah-mudahan jerih payah orang tua dan universitas dapat digunakan dengan sebaik mungkin,” harap Gubernur. Selain itu Gubernur Junaidi Hamsyah juga berpesan agar para lulusan mulai sekarang mengusai dunia bangkit. Indonesia bangkit tidak sekedar lulusan SMP, SMA bisa chattingan, twitteran. Tetapi bagaimana kalian bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di dunia langit ini mengikuti perkembangan teknologi yang sekarang sedang booming. Sementara Rektor UMB, H Ahmad Dasan, SH, MA berharap agar para lulusan UMB dapat mengintegrasikan diri dengan lingkungan serta memanfaatkan dan menciptakan kesempatan dan mampu berkompetisi secara sehat dan sportif, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeker) tetapi juga menjadi pencipta kerja. “Saya bersyukur para sarjana lulusan UMB tidak ada yang menganggur karena begitu mereka selesai langsung mendapatkan pekerjaan baik di instansi pemerintah maupun swasta yang ada di daerah ini. Ini membuktikan bahwa lulusan UMB bisa bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya yang ada di Tanah Air,” ujarnya. Selain itu, sarjana lulusan UMB diharapkan tidak mencari kerja, tapi menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dengan
memanfaatkan disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah. “Saya berharap lulusan UMB tidak terfokus untuk menjadi PNS, tapi bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang dengan membuka berbagai usaha dengan berbekal ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah selama ini,” ujarnya. Dengan demikian, para lulusan UMB tidak ada yang menjadi pengangguran, karena setelah keluar dari kampus dapat mengembangkan usaha bisnis, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dengan mengusung moto Commit to Quality, UMB terus meningkatkan kualitas akademik melalui upaya pengembangan kompetensi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta infrastruktur lainnya, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan. Dalam kesempatan wisuda tersebut, diumumkan juga beberapa wisudawan terbaik. Lulusan terbaik untuk prodi S1 diraih Ajen Ratnasari dari jurusan Administrasi, Fisipol dengan IPK 3,87. Sedangkan untuk lulusan S2 diraih Rodiatul Azla mahasiswa prodi Pendidikan Biologi dengan IPK 3,72. HARI
Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah, SAg, MPd hadir dalam Wisuda Unmuh.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
17
POSDAYA PERGURUAN TINGGI
LPPM UMS Selalu Mendukung Kiprah Posdaya Wakil Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta (LPPM UMS) yang membidangi kegiatan Pengabdian Masyarakat Dr Kuswadji Dwi Priyono MSi, menegaskan bahwa Posdaya dengan berbagai kegiatannya yang bermanfaat untuk umat harus dikembangkan. Untuk itu LPPM UMS selalu mem-backup kiprah Posdaya.
Ketua LPPM Dr Kuswadji Dwi Priyono Msi, didampingi penggiat Posdaya LPPM UMS Drs Rubino saat diwawancarai Gemari. [FOTO-FOTO: DOK HNUR]
Aktivitas anggota Posdaya saat memamerkan hasil produksi Unca (unthuk cacing).
18
D
r Kuswadji Dwi Priyono Msi, didampingi penggiat Posdaya LPPM UMS Drs Rubino lebih rinci menjelaskan bahwa LPPM UMS sudah mengembangkan Posdaya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah antara lain Posdaya Cahaya Ds Gatak, Kec Delanggu diketuai Ny Endarsyih Dwi Purnomo Hastuti, Posdaya Wijayakusuma
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
Desa Sribit, Kec Delanggu diketuai Ny Endang Sudarjatin dan Posdaya Mutiara Kel Sabrang, Kec Krapyak, diketuai Ny Karyati Kamdiyo.” Alhamdulillah Posdaya di Klaten sudah berjalan dengan baik,” ucapnya penuh syukur. Dengan nada bersemangat Dr Kuswadji menambahkan bahwa LPPM UMS juga sudah merencanakan untuk mengembangkan Posdaya di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Wonogiri. Selain itu LPPM UMS juga akan segera membumikan Posdaya berbasis Masjid/ Musholla di berbagai wilayah. Pada bulan April 2014 sudah menindak lanjuti permintaan Humas Universitas, agar semua kegiatan bidang pengabdian itu direkam bekerja sama dengan TATV Surakarta. Berkat kerja sama LPPM UMS dan TATV Solo, kiprah Posdaya dan semua kegiatan pengab-
Haryono Show Sebuah acara khas yang mengupas, mengulas dan mengkritisi berbagai persoalan, mulai dari masalah sosial, kesehatan, UKM, kependudukan, pendidikan, bersama Prof Dr H Haryono Suyono, dipandu Riri Wijaya Lewat kemasan yang sangat dialogis Anda dan Keluarga Indonesia dapat mengetahui pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif dari
Prof Dr H Haryono Suyono. Simak acaranya
Setiap Rabu Jam 08.00 – 09.00 WIB. Hanya di dian disusun dibuat semacam guideline pengabdian masyarakat yang kemudian disiarkan langsung oleh TATV Solo. LPPM UMS bersyukur berbagai kegiatan Posdaya yang diselenggarakan Yayasan Damandiri bekerja sama dengan mitra kerja penggerak Posdaya baik di Yogyakarta, Surakarta bahkan Jakarta, UMS selalu diundang. Dengan demikian LPPM UMS dapat memahami dan melaksanakan kegiatan bermanfaat tersebut dengan benar. Diambilnya contoh kegiatan tentang teknik pemasyarakatan Posdaya di Sunan Hotel Solo. Berbekal pengalaman dari seminar tersebut, UMS sudah melakukan lomba posdaya baik terkait administrasi maupun pelaksanaan kegiatan Posdaya di lapangan. LPPM UMS juga sudah menindak lanjuti kegiatan Pelatihan Ketrampilan Posdaya (di Graha Sabha UGM). Bidang Pendidikan melakukan Pelatihan ketrampilan untuk guru-guru PAUD. Di Kecamatan Delanggu ada 5 PAUD dengan murid sekitar 130 anak. LPPM UMS bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi UMS melaksanakan kegiatan pemeriksaan gigi anak-anak/siswa PAUD; Bidang Ekonomi/industri dilakukan
Ketua LPPM Dr Kuswadji Dwi Priyono Msi, didampingi penggiat Posdaya LPPM UMS Drs Rubino bergambar bersama pengurus Posdaya Wijaya Kusuma.
pendidikan ketrampilan dengan memanfaatkan bahan baku kain perca. Keterampilan untuk remaja dilakukan pelatihan “Rias Wajah” bekerja sama dengan Mustika Ratu dan pelatihan membuat souvenir. Sedang Lomba Posdaya, lanjutnya, secara administrasi sudah terkumpul semua. Tinggal pemeriksaan kelengkapan data administrasi. “Jadi, nanti ke lapangan sekaligus saya bisa cek, kelengkapan administrasi untuk menentukan Juara I, II, III dan seterusnya,” tutur Dr Kuswadji Dwi Priyono, MSi dan Drs Rubino. HNUR Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
19
POSDAYA PEMERINTAH
Getar Gebyar 1000 Posdaya Masjid Dimulai dari Surabaya Memanfaatkan masjid dengan meneladani Rasulullah. Itu yang terus dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya menjadi saksi Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid.
Prof Dr Haryono bersama Shinta TVRI Jatim saat dialog dengan berbagai narasumber dalam Gebyar 1000 Posdaya di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jatim. [FOTO-FOTO: HARI]
20
S
EMARAK gerakan para ulama, tokoh agama Islam, pengasuh, pendiri, pengelola, para santri dari berbagai masjid dan pesantren di Jawa Timur dalam mengoptimalkan peran pemberdayaan masyarakat melalui pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) berbasis masjid semakin nyata. Jawa Timur sudah memulai melakukan Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid. Seperti yang baru-baru ini dilakukan dan digelar di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Masjid agung ini menjadi saksi gerakan para ulama, tokoh agama Islam, pengasuh, pendiri, pengelola, para santri dari berbagai masjid dan pesantren di Jawa Timur yang telah berkolaborasi mensinergikan berbagai program pemberdayaan keluarga berbasis masjid dan pesantren bersama mahasiswa-mahasiswa dari perguruan tinggi agama Islam yang dikoordinir Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang. ”Kolaborasi dan sinergi pemberdayaan dilakukan melalui Posdaya berbasis masjid dan pesantren. Kegiatan ini sekaligus mengoptimalkan gerak dan semangat pembangunan dalam satu visi serta dalam menempatkan peran dan fungsi masjid pada lingkup yang lebih luas,” kata Ketua Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya Drs H Arif Afandi saat memberikan sambutan pada acara Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid Provinsi Jawa Timur, Jum’at (11/09/2014) sore.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
Gebyar Posdaya, kata Arif Afandi, menunjukkan akan peran dan fungsi masjid dan pesantren selain menjadi tempat ibadah maupun belajar agama dan keimanan, juga bisa menjadi pusat sosialisasi kemasyarakatan dan pemberdayaan umat. Kesemuanya memiliki tujuan meningkatkan ketaqwaan, pencerdasan dan kesejahteraan umat. ”Masjid itu tidak hanya semata-mata digunakan untuk sholat saja, tapi menjadi simbol dari agama Islam. Dengan adanya Posdaya berbasis masjid ini kegiatan-kegiatan pemberdayaan untuk umat menjadi kembali segar,” ujarnya. Nanti, imbuh Arif, kalau ada orang yang non-muslim pingin tahu tentang Islam nantinya datang ke masjid, orang yang kesulitan datangnya ke masjid, orang yang sakit perlu ada pelayanan kesehatan di masjid. Hal senada juga diutarakan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur, Drs H Mahfud Shodar, MAg. “Untuk itu kita perlu terus merangkul dan mengajak tokoh-tokoh agama, ormas yang mempunyai macam-macam profesi diharapkan kita bersama-sama untuk meningkatkan management masjid, fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat dan persatuan umat, sekaligus mengoptimalkan peran masjid dalam kegiatan pembangunan, seperti yang dilakukan melalui Posdaya,” ujarnya. Acara puncaknya berlangsung usai sholat Ashar, Hadir sekitar 1000 tamu undangan menempati kursi di ruangan itu. Mereka merupakan anggota dari berbagai Posdaya Masjid seJawa Timur yang akan mengikuti Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid ini.Dimeriahkan pula dengan 32 stan kelompok Posdaya Masjid yang menjual berbagai macam produk mulai pangan, pakaian, kerajinan, yang dihadirkan oleh Masjid Al-Akbar Surabaya, BKKBN, DMI, dan juga teman-teman dari mahasiswa. Dalam acara yang dikemas dalam kegiatan TVRI Jawa Timur dalam Talkshow Semanggi bertajuk Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid
Jawa Timur dan koordinir LPPM Univeritas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang dibawakan duet host Prof Dr Haryono Suyono yang juga Ketua Yayasan Damandiri serta Shinta dari TVRI Jawa Timur ini, Nampak hadir Wakil Ketua Umum DMI Pusat KH Masdar Farid Mashudi, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur, Drs H Mahfud Shodar, MAg, Ketua Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya Drs H Arif Afandi, Komisaris Bank UMKM Jatim Dr Rasio MM. Hadir pula Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof Dr H Mudjia Rahardja beserta Ketua LPPMnya Dr Hj Mufidah, MAg, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Abd A’la, Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Timur, serta jajaran pimpinan pengurus Masjid Nasional Al Akbar Surabaya dan pengasuh pondok pesantren serta masjid di Jawa Timur. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Posdaya Pusat Prof Dr Haryono Suyono yang telah memberikan kepercayaan kepada Masjid Al Akbar Surabaya untuk menjadi sohibul bait dalam acara ini,” kata H Tri Sutrisno. “Melalui Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid inilah, diharapkan semua masjid di Jawa Timur tidak hanya sekadar digunakan sebagai tempat ibadah tetapi juga untuk meningkatkan sumber daya manusia baik di bidang agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha maupun lingkungan,” paparnya. Sementara itu M Abdul Choliq Idris selaku Ketua Panitia Pelaksana Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid yang diselenggarakan oleh Yayasan Damandiri mengatakan, memang sengaja acara tersebut diselenggarakan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Karena, harapan dari Damandiri serta DMI, Masjid Al-Akbar sebagai motor yang menggerakkan masjid-masjid di Jatim Untuk mengembangkan Posdaya-nya. “Sehingga untuk mewujudkan fungsi-fungsinya, Yayasan Damandiri mengajak semua masjid-masjid untuk memberdayakan ekonomi keluarga melalui jamaahnya dengan menyelenggarakan “Gebyar 1000 Posdaya Berbasis Masjid” di ruang Shofa Masjid Na-
Prof Dr Haryono Suyono melihat gelar produk usaha produktif Posadaya di Aula Soffa Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.
sional Al-Akbar Surabaya ini,” jelasnya. Sedangkan Komisaris Bank UMKM Jatim Dr Rasio, MM menegaskan, Bank UMKM siap mendukung permodalan kelompok-kelompok wirausaha yang mengembangkan usaha ekonomi produktif, seperti yang telah dilakukannya di pesantren rakyat di daerah Kabupaten Malang. “Kami telah melakukan dukungan pemberian pinjaman modal usaha Posdaya di kampung TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Kalipare yang telah mengembangkan berbagai usaha ekonomi produktif yang dilakukan melalui Posdaya, di Kediri, di Banyuwangi dan menyusul yang lainnya,” tutur Rasio yang mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur yang baru saja purna tugas ini. Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof Dr H Mudjia Rahardja bersyukur karya pengabdian Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terus memberikan manfaat bagi banyak orang. Bisa jadi UIN akan menjadi pusat perhatian dunia karena saat ini menjadi pusat Posdaya berbasis masjid di Indonesia,” ujarnya. HARI
Pemenang Lomba Posdaya Berbasis Masjid tingkat Korwil UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jatim.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
21
POSDAYA PEMERINTAH
1500 Bibit Pisang Cavendish untuk Posdaya Kulonprogo Koperasi, Posdaya, Warung KAKB serta Senkudaya sangat membantu menurunkan angka kemiskinan di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Posdaya memberikan andil mewujudkan tumbuhnya keluarga sejahtera baru.
Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja secara simboli menyerahkan bibit pisang Cavendish kepada Wakil Bupati Kulonprogo Drs Sutedjo, MM. [FOTO-FOTO: HARI]
22
P
ERINGATAN puncak Hari Koperasi ke 67 di Kabupaten Kulonprogo diwarnai dengan penyerahan bantuan 1500 bibit pisang Cavendish dari Yayasan Damandiri. Selain sebagai dukungan diverifikasi pangan juga membantu menambah penghasilan serta peningkatan kesejahteraan keluarga. Momen peringatan puncak Hari Koperasi ke 67 di Kabupaten Kulonprogo yang dilaksanakan di Koperasi KPRI Pepadang, Desa Dekso, Banjarsari, Kecamatan Kalibawang ini momen penting bagi kebangkitan dunia perkoperasian di Kulonprogo yang kini sudah mulai segar. “Momen ini penting bagi Kulonprogo karena tingkat kemiskinannya masih tinggi, dan bagaimana mereka menghadapi globalisasi 2015 ini kita, bangsa ini harus sudah menghadapi pasar bebas di ASEAN,” kata Dr (HC) Subiakto Tjakrawerdaja yang diundang hadir pada acara tersebut. Menurut mantan Menteri Koperasi ini, ini menjadi moemen yang sangat tepat untuk membangkitkan semangat rakyat, partisipasi
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
rakyat dari keluarga dari Kulonprogo ini untuk mau bekerja keras dan bekerja cerdas secara berkelompok untuk membangun ekonomi, membangun kesejahteraannya dan membangun Posdaya. Jadi, kata Subiakto, bukan hanya ekonomi saja tetapi, pendidikan, kesehatan serta lingkungannya di masa mendatang penting sekali. Dalam kesempatan tersebut, Yayasan Damandiri yang diwakili Sekretarisnya, Subiakto Tjakrawerdaja, memberikan bantuan 1500 bibit pisang Cavendis yang secara simbolis diterima langsung Wakil Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo, MM, yang selanjutnya secara simbolis pula diteruskan kepada para camat, lurah/kepala desa, pengurus koperasi serta kader Posdaya. “Bibit pisang Cavendish ini sangat terkait dengan masalah penguatan ketahanan pangan. Melalui pemberian bantuan bibit ini kita berpatisipasi membantu diversifikasi pangan yang bisa menggantikan beras untuk meningkatkan kesejahteraan pangan rakyat, pangan masyarakat dan pangan keluarga, utamanya keluarga pra sejahtera,” katanya. Subiakto juga menyebut, pisang Cavendish ini juga merupakan diversifikasi pangan bagi para anggota koperasi, utamanya anggota koperasi dari kalangan keluarga miskin. Tugas koperasi adalah bagaimana ikut mengentaskan kemiskinan. Salah satunya dengan menanam pisang Cavendish itu, sehingga pendapatannya pun meningkat. Mantan Menteri Koperasi ini pun meminta para pelaku usaha mikro yang tergabung dalam Posdaya bisa meningkatkan kemasan dan kualitas produknya, sehingga bisa mengisi outlet-outlet di mini market-mini market yang banyak tersebar di wilayah Kulonprogo. Bersyukur ada Posdaya Sementara Wakil Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo, MM menyambut baik bantuan bibit pisang Cavendish dari Yaysan Damandiri ini. “Bahkan Bupati secara langsung telah membuat surat penugasan kepada dua Kepala SKPD, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan
UMKM serta KP4K (Kantor Penyuluhan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Perikanan dan Peternakan agar bersinerji untuk menindaklanjuti terkait kerja sama bantuan bibit pisang Cavendish dari Yayasan Damandiri,” paparnya. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM serta KP4K, kata Wabup Kulonprogo siap mengirim tenaga penyuluh untuk mendampingi secara teknisnya agar bibit pisang Cavendish itu dapat tumbuh dan berkembnag baik. Sehingga tujuan dapat tercapai sesuai yang diharapkan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, utamanya keluarga-keluarga, kelompok petani yang diserahi mandat paling awal mengembangkan bantuan bibit pisang Cavendish itu. Kemudian Wakil Bupati Sutedjo juga menjelaskan terkait slogan “Bela Beli Kulonprogo” yang dikaitkan dengan Senkudaya (Sentra Kulakan Posdaya). Kulonprogo mempunyai konsep pemberdayaan untuk keluarga miskin melalui KAKB (Keluarga Asih Keluarga Binangun). KAKB ini, kata Sutedjo, memberdayakan KK keluarga miskin untuk membentuk kelompok dengan maksimal 10 KK, dua pertiga di antaranya keluarga pra sejahtera dan sepertiganya KK yang sudah sejahtera. Atau 3 KK keluarga sejahtera dan 6 lainnya KK keluarga pra sejahtera serta kalau ada 1 KK keluarga miskin absolut. Mereka melalui kelompok KAKB tersebut melakukan usaha ekonomi produktif, termasuk di antaranya membuka warung KAKB. “Nah warung KAKB ini dibantu dibackup oleh Senkudaya. Barang-barangnya melalui Senkudaya,” ujarnya. Senkudaya Kulonprogo itu pusatnya ada di Wates. Senkudaya sejak awal berdiri hingga sekarang menjadi penyedia barang-barang yang dibutuhkan oleh warung-warung KAKB. Warung KAKB ini selanjutnya menjual barang dagangannya pada masyarakat sekitarnya. Dari hasil penjualan itu diharapkan diperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu ekonominya. Yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan. Untuk memperlancar
Dr Subiakto Tjakrawerdaja tengah berdialog dengan audiens yang hadir dalam seminar terkait Hari Koperasi Kabupaten Kulonprogo di aula Koperasi PRI Pepadang, Kalibawang.
distribusinya, Senkudaya sudah mempunyai kendaraan sehingga dapat membantu memangkas ongkos transport para pemilik warung KAKB yang memesan barang pesanannya. Pada akhir 2011 jumlah KK miskin sebanyak 24 persen, setelah berjuang keras menurut data terakhir dari BPS pada 2012, 2013 sudah turun masing-masing sebesar 1,93 persen. Padahal targetnya hanya 1,5 persen per tahun. Semua itu, kata Wabup Sutedjo, Posdaya dan warung KAKB serta Senkudaya sangat membantu dalam penurunan angka kemiskinan itu. “Jadi dengan demikian makin jelas dan nyata bahwa Posdaya memberikan andil dan dukungan pada Kulonprogo dalam mengentaskan kemiskinan serta mewujudkan keluarga sejahtera baru,” ujar Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kulonprogo ini. HARI
Para peserta antusias mengikuti berlangsungnya acara.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
23
POSDAYA PEMERINTAH
Kabupaten Magelang Gelar Gebyar Posdaya Saat ini terdapat 265 Posdaya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Fungsi dan manfaat Posdaya positif bagi masyarakat dan Pemkab Magelang. Kini Magelang pun telah mengimplementasikan Instruksi Presiden No 3 tahun 2010 tentang pembangunan yang berkeadilan, pro poor dan pro job.
Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP memberikan sambutan pada Gebyar Posdaya di Pendopo Alun-Alun Magelang. [FOTO-FOTO: HARI]
B
UPATI Magelang menyatakan sudah melihat fungsi dan manfaat Posdaya yang positif bagi masyarakat dan Pemkab Magelang, sejak 2009 melalui APBD Kabupaten Magelang dianggarkan untuk kegiatan Sibermas. Ini mendukung kegiatan Posdaya di Kabupaten Magelang. “Kami bersyukur, langkah pengembangan Posdaya di Kabupaten Magelang berjalan baik. Melalui kerja sama denganYayasan Damandiri, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Magelang. Hingga kini telah terbentuk 265 Posdaya,” kata Muhammad Zaenal Arifin, SIP, Bupati Magelang, saat di Gebyar Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di Pendopo Lapangan Supardi, Mungkid, Magelang, (2/9/2014) lalu. Melalui Posdaya, ujar Zaenal Arifin, masyarakat bisa berpartisipasi dan saling membantu mengatasi hambatan dan masalah yang dialami warganya. ”Memudahkan keluarga berkembang secara mandiri,” tuturnya. Bekerja sama dengan Yayasan Damandiri,
24
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM), Pemerintah Kabupaten Magelang, menggelar Gebyar Pos Pemberdayaan Keluarga, dengan dihadiri ratusan kader Posdaya, serta mahasiswa KKN Tematik Posdaya besama Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Undip. “Posdaya sebagai salah satu upaya memberdayakan masyarakat dan wadah penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu,” ujar Bupati Zaenal Arifin. Menurut Zaenal Arifin, Posdaya sebagai forum silaturahim, komunikasi, dan advokasi terkait dengan peranan keluarga secara terpadu, untuk menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan kegotong-royongan masyarakat. Melalui forum itu, katanya, masyarakat dapat berpartisipasi dan saling membantu dalam mengatasi hambatan dan masalah yang sedang dialami warga sehingga memudahkan keluarga berkembang secara mandiri. Bupati Magelang mengatakan konstruksi APBD Kabupaten Magelang mendorong strategi pemberdayaan masyarakat sebagai pilihan utama karena hal itu terkait dengan
upaya serius pemkab dalam memberantas kemiskinan dan mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Memang, ujar Zaenal Arifin, mengakui adanya prioritas pembangunan untuk beberapa sektor, antara lain pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan. “Semuanya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Salah satu strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Magelang, yang disusun adalah pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama dengan perguruan tinggi,” kata Bupati Magelang Zaenal Arifin. “Kami bersyukur melalui kerja sama dengan Yayasan Damandiri, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Muhammadiyah Magelang, langkah pengembangan Posdaya di Kabupaten Magelang berjalan baik. Saat ini telah terbentuk 265 Posdaya,” jelasnya. Sementara itu, Rektor Undip Semarang Prof Sudharto P Hadi, MES, PhD yang juga hadir mengatakan, kebesaran perguruan tinggi tidak dilihat dari gedung yang megah, laboratorium canggih atau mobil-mobil yang banyak parkir di kampus. “Tetapi kebesaran perguruan tinggi diukur dari kemampuanya memecahkan persoalan di masyarakat. Baik saat mendampingi masyarakat agar mandiri seperti yang dilakukan KKN mahasiswa Undip dan UMM saat ini,” paparnya. Rektor menambahkan bahwa sebagai Perguruan Tinggi Negeri, Undip selalu melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian kepada masyarakat. Tentunya sebagai perguruan tinggi tidak hanya menjadi menara gading, tetapi diharapkan menjadi menara air yang dapat memberikan pencerahan dan memberdayakan masyarakat,” kata pakar lingkungan ini. “Sejalan dengan itu, Undip selalu menerjunkan mahasiswa KKN Posdaya, nantinya mahasiswa didorong dapat berbaur dengan masyarakat dan menjadi solusi atas persoalanpersoalan di masyarakat,” tegasnya. Ekspo Posdaya, kata Prof Sudarto, merupakan hasil pendampingan mahasiswa yang
melakukan KKN di lima kecamatan di Kabupaten Magelang. Kegiatan ini melibatkan 600 mahasiswa dari Undip. Pada kesempatan tersebut, hadir Ketua dan Direktur Pelaksana Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, Dr Moch Soedarmadi, Rektor Undip, Rektor UMM Ir Eko Muh Widodo, MT, Rektor UST Yogyakarta Dr Pardimin, MPd, Letkol Kav Adang Sumpena S.IP, Dandim 0705/ Magelang, Kapolres Kabupaten Magelang AKBP Murbani Budi Pitono SIK Msi, Kepala Bappeda Giyono dan SKPD. Selain Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Tanti Zaenal Arifin, nampak pula Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi SH, MM, Dew’s Konsultan Dra Win Winarsih, Dr Mamik (Ketua LPM Universitas Muria Kudus), Dra Siti Rochmiyati, MPd (Kapusbangdayamas UST Yogyakarta), Dr Mulyono D Parwiro (Deputi Direktur Umum Yayasan Damandiri), sejumlah camat dan kepala desa. Pada kesempatan itu, Bupati Magelang juga membacakan deklarasi Posdaya. Serta memberikan hadiah pada pemenang Lomba Posdaya Koordinator Jateng I. Juga secara simbolis menerima bantuan 1000 bibit pisang Cavendish dari Yayasan Damandiri yang selanjutnya diserahkan pada beberapa perwakilan yang selanjutnya akan dikembangkan di wilayah masing-masing.
Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP menyerahkan penghargaan pada Pemang Lomba Posdaya Tingkat Korwil I Jateng.
Pengabdian mahasiswa Sementara itu, Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono menegaskan, para mahasiswa yang tergabung dalam KKN Tematik Posdaya melakukan berbagai program kegiatan untuk menghapus kemiskinan dan Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
25
Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP disaksikan Prof Dr Haryono Suyono dan Prof Dr Sudharto berdialog dengan mahasiswa KKN Posdaya Undip Semarang, Jateng.
26
upaya memelopori pembangunan inisiatif tersebut,” katanya. Prof Haryono pun mengapresiasi pada Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP yang dengan cerdas mengimplementasikan Instruksi Presiden No 3 tahun 2010 tentang pembangunan yang berkeadilan, pro poor dan pro job dengan menerapkan strategi pemberdayaan sebagai pilihan utama pada konstruksi APBD Kabupaten Magelang sebagai upaya mengentaskan kemiskinan serta mengangkat derajad pengangguran di keluarga-keluarga desa. kesejahteraan masyarakatnya. Pagi itu di Pendopo Lapangan Supardi Sa“Peran mahasiswa KKN Tematik Posdaya ini sangat penting, mengingat mereka tidak witan Kota Mungkid Magelang, dalam Gebyar sekadar membangun desa namun turut Posdaya disemarakkan pula gelar bazaar hasil produk ekonomi kreatif dari kelompok-kelommembangun negeri” ujarnya. Penggagas gerakan Posdaya ini menegas- pok usaha berbagai Posdaya hasil pendamkan, Posdaya merupakan wahana pemberda- pingan mahasiswa KKN Tematik Posdaya. yaan keluarga yang dapat membangun jiwa Panggung pun diramaikan oleh penari anakgotong royong, peduli, kerja keras, dan ulet. anak yang menampilkan tarian-tarian kreasi Ia menyebut, dengan empat pilar pengem- lokal, serta paduan suara oleh mahasiswa. Dengan mendeklarasikan Posdaya, Kabubangan Posdaya yang ter diri dari pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan lingkungan paten Magelang merupakan daerah yang ke hidup kiranya merupakan strategi yang tepat 200 sekian mengadopsi gerakan Posdaya untuk tujuan, bukan saja pengentasan kemis- sebagai program pemberdayaan masyarakat. kinan namun lebih luas lagi adalah percepatan Sekaligus merupakan daerah yang dengan pencapaian kesejahteraan rakyat dan cerdas dan jeli menggandeng perguruan tinggi sebagai mitra strategis untuk pengembangan pembangunan masyarakat. Selain mengucapkan terima kasih, Prof pembangunan di sektor pendidikan, keseHaryono Suyono atas kerja sama dengan hatan, kewirausahaan dan lingkungan, yang Undip, UMM dan banyak perguruan tinggi semua itu ditujukan untuk meningkatkan lainnya di Korwil I Jawa Tengah selama ini. derajat kesejahteraan masyarakat, khususnya “Berkat bantuan rektor dan mahasiswa me- masyarakat miskin. “Salah satu strategi penanggulangan lalui KKN Posdaya, program ini berhasil memberdayakan ribuan keluarga-keluarga kemiskinan di Kabupaten Magelang, yang miskin di desa. Puluhan ribu lebih mahasiswa sudah disusun adalah pemberdayaan masyaKKN Posdaya telah terjun melakukan pengab- rakat melalui kerjasama dengan perguruan dian yang luar biasa pada keluarga-keluarga tinggi,” demikian aku Bupati Magelang Zaenal Arifin. prasejahtera dan sejahtera 1,” paparnya. Kini Kabupaten Magelang pun semakin Posdaya, sebut Prof Haryono, merupakan pendekatan baru kegiatan KKN yang lebih giat bekerja keras dan bekerja cerdas memberorientasi terhadap proses pemberdayaan berdayakan lingkaran kecil-lingkaran kecil, masyarakat. Melalui kegiatan pemberdayaan lingkaran besar, dipenuhi dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat memiliki inisiatif- Posyandu, BKB (Bina Keluarga Balita), PAUD inisiatif mandiri yang secara berkesinambung- (Pendidikan Anak Usia Dini), koperasi, BKL an dilaksanakan dalam kerangka memberi (Bina Keluarga Lansia), serta Kebun Bergizi solusi atas persoalan-persoalan yang terjadi. sehingga kini Posdaya telah menjadi milik kita, “Mahasiswa lebih berfungsi sebagai katalisa- Posdaya pun menjadikan keluarga di Magetor sekaligus memfasilitasi masyarakat dalam lang sejahtera. Semoga. HARI
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
POSDAYA PEMERINTAH
Pemkab Demak Berantas Kemiskinan dengan Posdaya Oleh karena banyaknya sisi positif dari Posdaya, Pemerintah Kabupaten Demak sangat mendukung sepenuhnya kegiatan Posdaya. Ini dikatakan Wakil Bupati Demak Drs Herwanto ketika membuka acara Gebyar Posdaya tahun 2014 di Kabupaten Demak pada 22 Oktober 2014 lalu. “Kami bertekad untuk terus memprioritaskan strategi pemberdayaan masyarakat, mengingat hal tersebut upaya serius Pemkab Demak dalam memberantas kemiskinan dan mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat,” ucapnya tegas di hadapan Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono dan peserta pertemuan.
S
AAT membuka dan meresmikan acara Gebyar Posdaya di Kabupaten Demak tahun 2014, sekaligus syuting talk show acara Arum Dalu tayangan TVRI Semarang, Jawa Tengah, Wakil Bupati Demak Drs Harwanto, menyambut kehadiran para tamunya di pendopo Bupati Demak, Jateng. “Saya sebagai pribadi dan atas nama pemerintah Kabupaten Demak menghaturkan selamat datang kepada bapak Prof Dr Haryono Suyono beserta rombongan. Saya haturkan juga selamat datang kepada Rektor Universitas Negeri Semarang (Unes) Prof Dr Fathur Rokhman, MHum. Tidak lupa saya menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya acara ini,” ucapnya sumringah. Menurut Harwanto, Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya adalah salah satu upaya memberdayakan masyarakat sekaligus sebagai wadah penghubung penguatan Posdaya secara terpadu. Selain itu, Posdaya juga forum silaturami, komunikasi, advokasi terkait dengan peranan keluarga secara terpadu. Serta untuk menghidupkan kembali semangat
kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat. Melalui forum Posdaya, lanjut Wabup, masyarakat dapat berpartisipasi dan saling membantu dalam mengatasi hambatan dan masalah yang dihadapi masyarakat. Sehingga memudahkan keluarga berkembang secara mandiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Posdaya mempunyai fungsi dan manfaat positif untuk masyarakat. “Kami jajaran pemkab Demak sangat bersyukur karena pengembangan Posdaya di Demak telah berjalan sangat baik. Ini semua berkat kerja sama yang sinergis antara Pemkab Demak, Yayasan Damandiri dan Unes. Menjadi harapan kami kerja sama yang terjalin baik ini dapat terus dipertahankan, bahkan dapat ditingkatkan lagi,” paparnya. “Perlu kami informasikan bahwa berbagai lembaga masyarakat yang ada di Kabupaten Demak, dengan pendekatan Posdaya telah mampu mendorong peran yang lebih luas, utamanya dalam pelayanan sosial, ekonomi,
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono bertukar cinderamata dengan Wakil Bupati Demak Drs Herwanto ketika membuka acara Gebyar Posdaya tahun 2014 di Kabupaten Demak pada 22 Oktober 2014 lalu. [FOTO-FOTO: DEDE H]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
27
Posdaya, kami Pemkab Demak sangat mendukung sepenuhnya kegiatan Posdaya ini. Kami bertekad untuk terus memprioritaskan strategi pemberdayaan masyarakat, mengingat hal tersebut upaya serius Pemkab Demak dalam memberantas kemiskinan dan mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat,” tandasnya.
Prof Haryono disambut anak-anak kecil ketika sampai di tempat acara yang didampingi Direktur Pelaksana Yayasan Damandiri Dr Moch Soedarmadi.
Acara Gebyar Posdaya di Kabupaten Demak tahun 2014, sekaligus syuting talk show acara Arum Dalu tayangan TVRI Semarang, Jateng.
28
yang berbasis keluarga di masyarakat,” tambahnya. Implementasi Posdaya, kata Herwanto, telah memberi dukungan kapital sosial seperti budaya hidup, gotong royong dan saling tolong menolong dalam mengatasi berbagai masalah yang ada. Selain itu, Posdaya juga memiliki komitmen bagi terpeliharanya infrastruktur sosial kemasyarakatan terkecil yaitu keluarga. Sehingga tercipta suatu kondisi yang rukun, damai dan dinamis. “Kader-kader Posdaya juga telah banyak mensponsori penyegaran atau revitalisasi Posyandu, PAUD termasuk mengembangkan kursus-kursus ketrampilan, pelatihan kewirausahaan, membentuk kluster-kluster UMKM dan berbagai kelompok usaha bersama,” urai Herwanto semangat. “Melihat dari banyaknya sisi positif dari
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014 .
Tepuk tangan orang Afrika Syuting TVRI Semarang yang berlangsung sejak pagi hari itu berlanjut hingga siang menjelang waktu dzuhur. “Dalam waktu setengah jam, jangan ada yang meninggalkan ruangan. Sebab yang meninggalkan ruangan nanti akan diikuti kamera juga dari pihak Pemkab Demak,” kelakar Prof Haryono yang disambut tertawa para hadirin saat ia tampil sebagai host acara Arum Dalu tayangan TVRI Semarang. “Itu yang pertama,” katanya. “Kedua, bertepuk tangan harus yang keras. Sebab kalau tepuk tangan tidak keras akan diganti dengan rekaman tepuk tangan orang Afrika,” ujar Prof Haryono lagi, yang kemudian disambut tertawa hadirin kembali. Dan yang ketiga, tontonan ini dapat ditonton oleh orang yang bisa mendengar dan menonton, tetapi juga bisa dilihat oleh orang yang tidak bisa melihat tetapi ingin mendengar semangat dari Kabupaten Demak. Jadi tepuk tangan itu sangat penting karena yang dilihat suara dengan tepuk tangan. Maka itu Prof Haryono meminta semuanya untuk kembali bertepuk tangan yang meriah. “Dan acara ini juga ditonton oleh orang yang bisa melihat tapi tidak bisa mendengar. Oleh karena saat tepuk tangan untuk mereka kedua tangan diangkat ke atas dan melambai-lambai,” ucap Prof Haryono sambil mencontohkannya. “Ini adalah tepuk tangan untuk sau-
dara kita yang bisa melihat tetapi tidak bisa mendengar.” Oleh karena itu bangsa Indonesia ini, lanjut Prof Haryono, untuk orang yang tidak bisa mendengar pun sekarang sekolahnya juga di Universitas Negeri Semarang (Unes). Disambut tepuk meriah. “Dan pembawa acaranya kali ini, mba Iin orang paling cantik di seluruh dunia,” ucap Menko Kesra dan Taskin era Presiden BJ Habibie ini, yang disambut tepuk tangan hadirin. “Biasanya mba Iin ini saya umumkan belum ada yang punya, tapi sekarang sudah ada yang punya,” kata Prof Haryono yang disambut tertawa hadirin. “Lalu saya ini mantan Menko Kesra. Setelah tidak ada kerjaan jadi menteri dan belum tentu dipanggil Presiden Jokowi, sekarang menjadi pembawa acara,” kelakar Prof Haryono, tentu saja para undangan yang hadir semua tertawa. Ketika tampil ke pentas acara Prof Haryono menyambut Wakil Bupati (Wabup) untuk tampil ke depan. Oleh Wabup kemudian dipanggil beberapa camat untuk ke depan forum. Camat bernama Sri Utami mengatakan, siap melaksanakan Posdaya. “Yang jelas nanti tahap awal saya akan mengumpulkan bapak-bapak lurah dan saya siap mendukung dari program Posdaya,” katanya di hadapan para pejabat Pemkab Demak dan undangan lainnya. “Jangan hanya mendukung bu, itu lain, bagusnya melaksanakan,” kata Prof Haryono yang kunjungannnya kali ini didampingi Direktur Pelaksana Yayasan Damandiri Dr Moch Soedarmadi dan Asisten Deputi Advokasi dan Informasi Yayasan Damandiri Drs Dadi Parmadi, MA. “Oh ya pak saya siap mendukung dan melaksanakan Posdaya,” ujar Sri Utami. “Sudah berapa Posdaya yang terbentuk bu?” tanya host Iin dari TVRI Semarang. “Baru mau mulai bu,” jawab Sri. “Tapi pak Wakil Bupati juga siap melaksanakannya, paling tidak dalam tiga bulan pak Her?” tanya Prof Haryono kepada Wabup Herwanto. “Siap pak. Pasti siap,” jawab Wabup. “Kalau dalam tiga bulan siap nanti kita bikin Deklarasi Pelaksanaan Posdaya. Siap ya
pak Her?” tanya Prof Haryono lagi. “Siap pak,” tegas Wabup. Dalam kesempatan itu, Camat Suwarno juga menyatakan siap mendirikan Posdaya. “Kalau ada mahasiswa soan ke bapak untuk membantu Posdaya bagaiman pak?” tanya Prof Haryono. “Siap pak, mereka kita terima untuk bersama masyarakat mendirikan Posdaya juga melaksanakan program-programnya,” jawab Camat Suwarno. Lalu camat memnaggil seorang mahasiswa untuk tampil ke depan. “Sudah smester berapa mas? Tanya camat Suwarno. “Smester tujuh pak,” jawab mahasiswa tadi. “Siap membantu sebagai relawan sebab KKN-nya sudah selesai,” tanya sang camat. “Siap pak sebagai sukarelawan membantu memajukan Posdaya,” jawab mahasiswa itu tegas. “Mau ngga ngajarin orang desa untuk mengadakan senam? Juga manajemen Posdaya?” tanya Prof Haryono pada mahasiswa itu. “Siap pak.” “Bisa ngajak teman-teman mahasiswa lain?” tanya Prof Haryono lagi. “Bisa pak. Siap.” Tanya jawab pun berlangsung kepada sejumlah tamu lainnya. Semua seputar kesiapan mereka pada kehadiran Posdaya. Namun semua menyatakan kesiapan membangun Posdaya di desanya masing-masing. Mereka berharap Posdaya bisa menyejahterakan masyarakat dan seluruh warga Kabupaten Demak. DH
Prof Haryono mengunjungi stand sejumlah Posdaya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
29
POSDAYA PEMERINTAH
Pasar Tugu Posdaya Purbadaya Terban
Jajakan Aneka Sarapan Pagi Kader Posdaya semakin kreatif dan pandai menangkap peluang usaha. Posdaya Purbadaya di RW 11, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) , contohnya. Memanfaatkan hasil kebun bergizi sebagai bahan olahan aneka menu makanan sarapan pagi yang menarik, murah dan higienis.
Prof Dr Haryono bersama Camat Gondokusuman Jalaludin, SSos, MSi, Bu Tati (Ketua Posdaya Purbadaya), Langgeng Wisnu Adi Nugroho dan Anif Luhur, SP, dalam dialog yang digelar di Pasar Tugu – Sarapan Pagi Psdaya Purbadaya Kelurahan Terban, Kota Yogyakarta. DIY. [FOTO-FOTO: HARI]
P
AGI itu, di upuk timur, matahari sudah memancarkan sinarnya bagi kehidupan. Berkas-berkas sinarnya merangsek menembus dedaunan dan ranting-ranting pohon di sebuah pelataran halaman rumah-rumah penduduk di salah satu sudut RW 11 Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Di pelataran yang tidak begitu luas namun dengan pandai masyarakat di situ menatanya menjadi seperti pasar mini. Dengan menggunakan meja dan beberapa tempat makanan, kaum ibu menggelar aneka makanan sarapan pagi. Mulai dari nasi gudeg, nasi goreng aneka menu, pecel, tempe goreng, nasi rames, tahu isi, tempe dan tahu bacem, tiwul, jus buah segar, dan makanan kecil lainnya. Mengapa yang dijual dengan harga serba Rp 3.000 ini lebih pada makanan untuk sarapan pagi? “Memang makanan yang dijual di sini itu merupakan makanan yang berkaitan dengan sarapan pagi yang dibutuhkan warga,” kata Tati yang tak lain Ketua Posdaya Purbadaya RW 11 Kelurahan Terban.
30
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
Pasar pagi yang dikenal dengan Pasar Sarapan Pagi tersebut merupakan salah satu kegiatan yang berorientasi pada upaya peningkatan perekonomian masyarakat. Pasar Sarapan pagi ini sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu. Konsumennya selain warga di lingkungan RW 11 juga para pekerja penjaga toko maupun mall di sepanjang Jalan Jenderal Soedirman, Jalan Solo maupun Jalan Prof Yohannes. Yang menarik bermacam bahan sayurmayur, cabe, bawang, buah-buahan merupakan hasil dari Kebun Bergizi dan tanaman warga dengan memanfaatkan lahan pekarangan maupun halaman rumah. Hasil olahan seperti hasil pertanian keripik singkong, keripik ubi, dan lain-lain tersaji pada Pasar Sarapan Pagi di halaman Posdaya Purbadaya Kelurahan Terban. Inovasi dan kejelian kader Posdaya Purbadaya memanfaatkan potensi yang ada serta pandai melihat peluang mendorong banyak pihak untuk melihatnya, termasuk Prof Dr Haryono Suyono yang mantan Menko Kesra
dan Taskin. Penggagas program model pemberdayaan Posdaya ini, pada Rabu pagi (29/10), tepatnya pukul 07.00 WIB berkenan melihat langsung kegiatan Pasar Sarapan Pagi Posdaya Purbadaya Terban. Didampingi Camat Gondokusuman Jalaludin, SSos, MSi dan Lurah Terban Anif Luhur Kurniawan, SP serta Ketua RW dan Ketua RT, dan Ketua Posdaya Purbadaya Terban Ibu Tati, Prof Haryono bersama Ketua LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr Zamzam Affandi MAg, Kepala Pusat Pengembangan SDM LP2M UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Drs Supriyatna MSi mencicipi makanan yang dijajakan. Sementara wartawan yang hadir pun berbaur dengan warga lainnya asyik menikmati kopi nasgitel alias panas legi (manis) dan kental, sambil mencicipi pisang maupun tempe goreng yang masih hangat. Ada juga meminta dibungkus makanan yang dibelinya untuk sarapan pagi bersama keluargnya. Memang Pasar Sarapan Pagi Posdaya Purbadaya pagi itu agak sedikit berbeda, karena ada beberapa tamu istimewa hadir. Selain Prof Haryono, Dr Sudarmadi (Direktur Pelaksana) dan Dr Mulyono D Prawiro (Deputi Direktur Bidang Umum) Yayasan Damandiri, juga nampak ikut sarapan pagi, di antaranya, Dra Rohmiyati, MPd dari UST Yogyakarta yang sejak beberapa tahun silam sangat gigih mengenalkan Posdaya di wilayah Yogyakarta, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta maupun UST Yogyakarta. Bahkan, Kepala Bulog Divre IV Yogyakarta pun ikut sarapan pagi di Pasar Tugu-nya Posdaya Purbadaya Terban. “Kepala Bulog Langgeng Wisnu Adi Nugrogo yang biasa dipanggil Pak Langgeng memang sengaja saya ajak ke Pasar Tugu Posdaya Purbadaya ini. Karena Pak Langgeng ini bersedia dan sanggup membantu menyediakan bahan-bahan pokok, seperti beras, gula maupun minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari. Tentunya dengan harga lebih murah dibanding dengan harga di toko. Apakah ibu-ibu mau dibantu?” tanya Prof Haryono yang juga Ketua Yayasan Damandiri.
Kader Posdaya menyajikan aneka makanan sarapan pagi dari bahan hasil Kebun Bergizi.
“Ibu-ibu mau beras. Mau gula, mau juga minyak goreng?” Tanya Prof Haryono. “Mau. Asal gratis!,” jawab Bu Manohara lantang dan diamini kaum ibu lainnya. “Ibu-ibu kalau jaman sekarang yang gratisan sudah tidak ada. Ibu-ibu bisa beli beras, gula maupun minyak goreng dari Bulog dengan harga lebih murah tetapi kualitasnya bagus untuk kebutuhan dagangannya. Mau?” imbuh Prof Haryono cukup edukatif dan penuh simpatik. “Mau, mau, mau Pak.” Demikian jawab ibu-ibu bersautan. Mereka merasa senang. “Bagaimana Pak Camat dan pak Lurah? Apakah diijinkan kalau Bulog memasok kebutuhan sembako bagi warga di sini?” Tanya Prof Haryono pada camat dan lurah yang hadir di tempat itu. Sembari berdiri dan nyaris serentak kedua pejabat daerah tersebut menjawab, “Siap, silahkan.” Kemudian Prof Haryono beralih memandang ke Kabulog Divre IV Yogyakarta. Langeng Wisnu Adi Nugrogo pun mengangguk. “Bagaimana Pak Langgeng, siap memberikan menjual kebutuhan sembako untuk warga di sini? Karena Pak Camat dan pak Lurah sudah memberikan ijinnya,” tutur Prof Haryono yang segera dijawab Langgeng, “Siap, Prof. Dan terima kasih Pak Camat dan Pak Lurah juga Pak RW serta Pak RT. Kami siap memenuhi kebutuhan sembako ke wilayah ini”. Sebelum rombongan tamu istimewa mencicipi aneka menu makanan sarapan pagi yang Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
31
Prof Dr Haryono Suyono mencicipi kacang rebus sambil berdialog dengan kader Posdaya.
dijajakan, warga melaksanakan kegiatan rutin senam lansia. Sambil diputarkan musik dan lagu energik, nampak kaum lansia di pagi itu selain berbaur dengan mahasiswa KKN Tematik Posdaya, bahkan petugas Binmas dari Polsek maupun Babinsa dari Terban, Gondokusuman. Camat Gondokusuman yang sebelumnya bertugas sebagai Camat Wirobrajan menyambut baik kegiatan Pasar Tugu ini. “Saya menyambut gembira dengan kegiatan pasar sarapan pagi yang digagas dan dikembangkan Posdaya Purbadaya di RW 11 ini yang merupakan RW model di Kecamatan Gondokusuman dalam pengembangan program Segoro Amarto (Semangat Gotongroyong Agawe Majune Ngayogyakarta). Kegiatan Posdaya ini sangat serasa dengan Segoro Amarto yang bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat,” papar Camat Jalaludin. Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono mengungkapkan, Pasar Tugu pernah menjadi program unggulan Presiden Soeharto. Pasar rakyat kala itu sengaja digelar untuk memasarkan hasil pertanian masyarakat pedesaan. “Duapuluh tahun lalu, kegiatan Pasar Tugu gegap gempita, para petani dapat menjual hasil produk pertaniannya ke Pasar Tugu. Hari Sabtu dan Minggu yang ditetapkan sebagai hari libur oleh Presiden Soeharto sampai sekarang dimanfaatkan oleh para pegawai dan orang kota yang punya uang. Mereka diharapkan berlibur mengunjungi desa-desa untuk berbelanja ke Pasar Tugu yang menjual produk pertanian yang masih segar,” kata Haryono Suyono. Prof Haryono mengatakan, Pasar Tugu tidak hanya merupakan kegiatan jual beli saja, tetapi juga ajang membangun komunikasi antara sesama warga, para pelaku usaha seperti petani dan masyarakat pembeli. Pasar Tugu di lingkungan Posdaya tidak saja menjadi proses transaksi penjualan dan promosi produk warga sesuai kebutuhan masyarakat, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. HARI
Dr Subiakto Tjakrawerdaja Launching Buku Koperasi Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, mantan Menteri Koperasi dan UKM Dr Subiakto Tjakrawerdaja melaunching buku perdananya bertajuk Koperasi Indonesia Konsep Pembangunan Politik Ekonomi di Auditorium Universitas Trilogi Jakarta. Sejumlah tokoh dan pejabat tinggi turut memberikan apresiasi besar karya anak bangsa ini. Diantaranya, Ir Sugiharto, Jenderal Saeful Sulun, Fuad Bawazier, Prof Dr Haryono Suyono, Prof Dr Dawam Rahadjo dan, Ir Hartarto Ali Muso. RW 32
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
POSDAYA LEMBAGA KEUANGAN
Koperasi Wredatama Perlu Rangkul Posdaya Berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kini hanya tinggal menghitung hari. Era persaingan global yang akan berlaku pada 2015 mendatang itu terus mendapat perhatian serius banyak pihak. Berbagai upaya dilakukan sebagai persiapan dan antisipasi menghadapi kondisi itu. Salah satunya melalui perkuatan dan peningkatan mutu koperasi di Indonesia.
L
ANGKAH itulah yang dilakukan Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Jawa Barat dengan menggelar acara Pelatihan Pengembangan Kemitraan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (YDSM) dengan Gabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (GKPRI) dan PWRI Jawa Barat, pada Senin pagi 20 Oktober 2014 lalu. Mereka bertekad mengoptimalkan peran Koperasi Wredatama dengan menarik anggota dari kelompok masyarakat di desa yang tergabung dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Acara yang terselenggara atas kerja sama, GKPRI, IKPRI, Bank Kesejahteraan, PWRI dan Yayasan Damandiri ini menarik perhatian berbagai kalangan. Para pengurus koperasi dari 23 kabupaten/kota se-Jawa Barat antusias mengikuti kegiatan ini. Apalagi dengan menghadirkan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PWRI Prof Dr Haryono Suyono dan Pengasuh Koperasi Wredatama Dr Subiakto Tjakrawerdaja. Tak pelak, acara yang berlangsung di Aula Hotel Jatinangor, Jl Raya Jatinangor No 13-15, Sumedang, Jawa Barat, ini penuh kesan dan bermakna. Pada kesempatan itu, Ketua Umum PB PWRI Prof Dr Haryono Suyono menekankan perlunya gerakan agar membentuk sebanyak
mungkin lembaga pra koperasi. “Tanpa pembinan lembaga pra koperasi itu akan sulit untuk membina 100 ribu Koperasi seperti yang digagas Kepala Dinas Koperasi Jawa Barat. Perhatian pra koperasi ini harus menghidupkan budaya gotong royong, budaya membeli produk dari pra koperasi baru bisa dikembagakan menjadi koperasi,” tutur Prof Haryono saat menyampaikan paparannya di hadapan puluhan pengurus koperasi se-Jabar. Upaya ini, ujar Prof Haryono, diharapkan menjadi target koperasi-koperasi pegawai negeri atau koperasi PWRI. “Karena Koperasi itu adalah suatu lembaga ekonomi yang akan hidup lebih baik kalau anggotanya banyak dan menguntungkan serta setiap anggota merasa dibutuhkan,” tegasnya. Oleh karena itu, lanjutnya, di dalam himpunan PWRI Pusat yang diketuai Dr Subiakto Tjakrawerdaja diminta agar Koperasi Wredatama di lingkungan PWRI membuka diri agar anggotanya tidak saja yang pensiunan tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar. Di dalam Keputusan Presiden (Kepres) tahun 2011 para Lansia diharapkan mempunyai kepedulian terhadap tiga generasi. Yaitu generasi Lansia, generasi remaja dan muda yang masih aktif serta generasi anak-anak. “Untuk itu PWRI Pusat merumuskan agar
Puluhan peserta Pelatihan Pengembangan Kemitraan Yayasan Damandiri dengan GKPRI dan PWRI Jawa Barat antusias mengikuti paparan Ketua Umum PB PWRI Prof Dr Haryono Suyono. [FOTO-FOTO: ADE S]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
33
Prof Dr Haryono Suyono saat menyampaikan paparannya disaksikan Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja, Ketua Pengda PWRI Jawa Barat Dr H Endang Suwarna, MSi (kanan), Staf Dinas Koperasi Jabar Dra Hj Elis Yatimah, MM (kedua dari kanan).
34
Koperasi Wredatama anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya disesuaikan sehingga bisa terjun kemasyarakat desa. Karena para pensiunan itu tidak berkantor lagi di kantor pemerintah tetapi boleh memakai kantor di rumah masing-masing,” ujar pria kelahiran Pacitan, Jatim, 6 Mei 1938 ini. Untuk itu, lanjut Ketua Yayasan Damandiri ini, dirinya menganjurkan agar Koperasi PWRI ini membuka diri menarik anggota dari kemlopok-kelompok masyarakat di desa. “Sebagai pensiunan dan anggota PWRI mungkin tidak berpengaruh dihubungan kantornya tetapi kita punya pengaruh di desa, di kampung dan di lingkungan,” tukasnya. Sehingga jiwa Koperasi, ujarnya, tidak saja hanya bidang ekonomi tetapi juga bidang sosial kita punya pengaruh yang luar biasa. “Untuk itu kami mengajak kepada anggota PWRI seluruh Indonesia untuk merangkul generasi yang masih aktif utamanya generasi yang miskin, generasi yang belum berhasil, generasi yang belum bankebel,” pinta Prof Haryono. Menurutnya, keluarga semacam itulah yang perlu diperhatikan. “Kalau mereka tidak sehat mereka kita antar ke Puskesmas untuk berobat. Begitu juga dilihat anaknya disekolahkan atau tidak. Kalau tidak disekolahkan maka mereka nanti akan menurunkan generasi kemiskinan, kebodohan dan kesengsaraan. Untuk itu perlu dibantu dengan gotong royong. Mendorong keluarga miskin agar hidup cukup dan layak merupakan amal pemberdayaan untuk penguatan keluarga yang ditunggu rakyat banyak,” tegas Prof Haryono seraya mencontohkan kegiatan masyarakat
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
yang tergabung dalam Posdaya di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo yang sudah mempraktekan gerakkan tersebut. Dijelaskannya, keluarga di sana dianjurkan untuk menanam cabe di halaman rumahnya masing-masing. “Awalnya anjuran bupati itu kurang mendapat respon masyarakat tetapi setelah dijalankan hasilnya luar biasa. Ketika panen cabe maka daerah tersebut suplus cabe. Karena dihimpun melalui Posdaya dan Koperasi maka Gorontalo menjadi suplaier cabe untuk daerah sekitarnya,” paparnya. Untuk itu, kata Prof Haryono, di setiap kabupaten bisa melakukan kegiatan semacam itu. “Bisa diawali dari senam Lansia, sekaigus diikuti dengan Posdaya-Posdaya yang menawarkan produknya berupa kripik, minuman, makanan kecil dan produk lain untuk dijual melalui Pasar Tugu (Pasar Sabtu, Minggu) yang sedang dikembangkan,” ujarnya. Hadir dalam acara tersebut Ketua GKPRI dan Ketua Pengda PWRI Jawa Barat Dr H Endang Suwarna, MSi, Staf Dinas Koperasi Jawa Barat Dra Hj Elis Yatimah, MM, Direktur Pelaksana Yayasan Damandiri Dr Moch Soedarmadi, Asisten Deputi Bidang Pelatihan Posdaya Yayasan Damandiri Faozan Alfikri, SH, MKM, para pengurus koperasi se-Jabar, para anggota PWRI dan undangan lainnya. Pembenahan koperasi Sedangakan Pengasuh Koperasi Wredatama Dr Subiakto Tjakrawerdaja yang juga Sekretaris Yayasan Damandiri ini menyarankan agar pemerintah tetap memberikan dorongan agar melakukan pembinaan terhadap koperasi, bukan mendirikan lembaga yang baru. “Dari pada nambah lebih baik membenahi yang lama agar lebih berkualitas. Karena percuma, jumlah koperasi banyak tetapi kualitasnya rendah. Kita pun melakukan hal serupa dalam membenahi Koperasi Wredatama yang selama ini, juga belum optimal,” kata Dr Subiakto Tjakrawerdaja. Menrutnya, persoalan yang sangat krusial sekaranag adalah masih banyaknya orang miskin di Indonesia. “Solusi yang tepat mengajak masyarakat miskin dan masyarakat mampu bergotong royong melakukan upaya pengentasan kemiskinan. Gotong royong ini,
lanjutnya, diformulasikan ke dalam koperasi atau lembaga pemberdayaan, misalnya Posdaya,” jelas Menteri Koperasi era almarhum Presiden HM Soeharto ini. “Menghadapi masa berlakunya MEA, memang berat. Tapi dengan pemberian penguatan koperasi atau Posdaya, masyrakat miskin, bisa bertahan dan tidak lagi tersisih menghadapi pasar MEA. Langkah ini, diyakini mampu mengtasi persoalan global. Tanpa kepedulian ini, pemerintah akan sulit dan berat menyelesaikan hal-hal yang dihadapi kaum miskin,” ujarnya. Oleh karena itu, ujar Dr Subiakto, dirinya mulai melakukan pembenahan koperasi di bawah lembaganya. Misalnya, pembenahan Koperasi Wredatama Jabar. Lembaga ini, diminta untuk segera melakukan perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga lebih dahulu. “Selama ini, anggota koperasi wredatama hanya para pensiunan saja sehingga perkembangannya lamban. Kini, anggotanya harus ada kalangan muda yang ada di sekitarnya,” pintanya. Tidak hanya itu saja, lanjutnya, Koperasi Wredatama Jabar, juga disinergikan dengan sejumlah perbankan untuk memberikan penguatan modal agar koperasi ini mampu mendirikan sebuah sentra perkulakan bagi anggotanya. “Tanpa sinergi dengan bank juga akan sulit berkembang,” jelasnya. Dijelaskannya, melalui koperasi yang diwarnai dengan fungsi pemberdayaan, di dalamnya ada tanggung jawab secara renteng, Artinya, jika mengalami kendala dengan persoalan perbankan, sistem tanggung renteng, bisa menyelesaikan dengan baik. Faktanya, usaha kecil yang diberikan kucuran dana dari Yayasan Damandiri Jakarta, sebesar Rp500 miliar, tidak ada yang mengalami kredit macet. “Jangan lupa budaya menabung yang selama ini masih rendah harus terus digiatkan,” imbuhnya. Ketua GKPRI dan Pengda PWRI Jawa Barat Dr H Endang Suwarna, MSi bertekad melaksanakan
arahan-arahan itu. Lembaganya yang tersebar di 26 wilayah di Jabar, akan disinergikan dengan potensi pembangunan yang ada di sekitarnya. Dia akan berupaya, selain mendirikan Posdaya, dalam mengembangkan usaha anggotanya, juga mengajak masyarakat yang memiliki lahan kosong untuk ditanami pohon pisang cavendish. Apalagi, Yayasan Damandiri, sudah menyiapkan ribuan bibit pohon pisang ini. “Kita ingin jadi lansia yang bermanfaat bagi manusia lain,” ujarnya. Oleh karena itu, Dr H Endang Suwarna, MSi, menekankan pentingnya kerja sama yang baik antara PWRI dengan kepala daerah, seperti dengan para bupati/walikota, para camat, kepala desa atau lurah, dalam upaya mewujudkan visi misi PWRI. “Cita-cita kami, Pengda PWRI Jawa Barat, mempertajam Posdaya di Jawa Barat. Dengan mempertajam Posdaya, maka akan semakin banyak masyarakat yang berdaya dan bekerja. Maka, insya Allah melalui Posdaya ini kemiskinan akan semakin berkurang,” tegasnya optimis. ADE S
Dr Subiakto Tjakrawerdaja saat menyampaikan paparannya disaksikan Prof Dr Haryono Suyono, Dr Moch Soedarmadi (kanan), Dr H Endang Suwarna, MSi dan Dra Hj Elis Yatimah, MM.
Suasana hangat namun serius tampak dari para peserta saat mengikuti pelatihan tampak.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
35
POSDAYA ORGANISASI SOSIAL
Dari ISGF World Conference di New South Wales, Sydney, Australia
Hipprada Duta Dunia Pembangunan Karakter Bangsa Kiprah Himpunan Pandu dan Pramuka Dewasa (Hipprada) di kancah internasional patut mendapat acungan jempol. Keikutsertaanya sebagai wakil delegasi Indonesia di ajang 27th International Scout and Guide Fellowship (ISGF) World Conference di New South Wales, Sydney, Australia, pada 10 sampai dengan 15 Oktober 2014 lalu membuat decak kagum seluruh peserta. Sebanyak 500 peserta dari 101 negara yang mengikuti kegiatan itu sepakat menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan ISGF World Conference ke-28 pada 2017 mendatang. Tidaklah berlebihan, bila Hipprada pantas menjadi duta dunia untuk pembangunan karakter bangsa.
Peserta ISGF World Conference saat melakukan voting penyelenggaraan konferesi dunia ISGF ke28 yang akan digelar di Indonesia. [FOTO-FOTO: TP SUPARTA]
36
H
ASIL konferensi dunia ISGF ke-27 di Sydney, Australia yang menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan ISGF World Conference pada 2017 mendatang mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Bukan saja seluruh Pengurus Hipprada yang antusias menerima amanah ini sejumlah pejabat negara dan tokoh nasional pun menyambut positif kabar gembira ini. Tak pelak, agenda kegiatan yang rencananya akan berlangsung di Sanur, Provinsi Bali, itu mendapat dukungan penuh pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat di tanah air. Acara ISGF World Conference ke-27 yang berlangsung di Sydney Olympic Park, Sydney, Australia ini dibuka Gubernur Jenderal Australia His Excellency General the Honorable Peter Cosgrave, AK, MC. Perhelatan ini pun mendapat sambutan dari Premier New South Wales Mr Mike Baird. Tak pelak, sebanyak 500 peserta yang datang dari 101 negara di dunia
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
ini antusias mengikuti kegiatan ini. Yang patut dihargai, biaya mengikuti kegiatan ini semuanya ditanggung oleh peserta sendiri alias tidak mendapat dukungan dana dari pemerintahnya masing-masing. Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bergembira karena Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah pelaksanaan ISGF World Conference ke-28 walaupun Ketua World Committee ISGF dari Portugal yaitu Mrs Mida Rodrigues. Kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah konferensi Hippradanya dunia yang digelar tiga tahunan ini tak lepas dari kepiawaian Ketua Umum Hipprada Prof Dr Haryono Suyono bersama Drs Triadi P Suparta, MBA, Paulus Tjakrawan, Djoko Hardono, Aditya Randi Pratama, Rio Ashadi dan Emanuel Agung Cahyono saat mempresentasikan aktivitas Hipprada, alam dan budaya masyarakat Indonesia di hadapan ratusan peserta. Tak pelak, paparan pengurus Hipprada yang mewakili delegasi Indonesia di acara itu menda-
pat sambutan hangat dari seluruh peserta. Hasilnya, Indonesia pun ditetapkan sebagai tuan rumah pelaksanaan ISGF World Conference pada 2017 mendatang. “Syukur alhamdulillah, Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk ISGF World Conference pada 2017 mendatang. Tepatnya, kita akan menggelar acara itu di Sanur, Pulau Bali,” kata Ketua Umum Hipprada Prof Dr Haryono Suyono saat menggelar jumpa pers di Ruang Rapat Yayasan Damandiri Lt 11 Gedung Granadi, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis pagi 16 Oktober 2014 lalu. ISGF, kata Haryono, yang merupakan organisasi seperti Hipprada di tingkat internasional. Organisasi ini menggelar konfrensi dunia setiap tiga tahun sekali yang diikuti oleh 101 negara di seluruh dunia. “ISGF yang merupakan organisasi gerakan kepanduan internasional yang pada 10-15 Oktober 2014 lalu di Sydney, Australia sudah menyelenggarakan konfrensi ke-27,” ucapnya seraya menambahkan pada konfrensi tersebut Indonesia ditetapkan menjadi tuan rumah ISGF World Confrence ke28, namun demikian belum ditetapkan tanggal pasti kapan penyelenggaraan konfrensensi dunia tersebut akan dilangsungkan. Konfrensi tingkat dunia yang diadakan di Bali tersebut, kata Haryono, sekaligus menjadi promosi berbagai macam pariwisata Indonesia. “Bali kita jadikan pintu masuk, karena Bali sudah terkenal di mata dunia,” kata dia. Diakui Prof Haryono, dirinya sengaja mengusulkan diadakannya pre conference dan post conference untuk mengenalkan pariwisata Indonesia. “Pre conference seperti rapat, tapi diadakan di desa-desa di Bali untuk memperkenalkan Bali dan melihat aktivitas masyarakat desa,” ujar mantan Menko Kesra dan Taskin era almarhum Presiden Suharto itu. Sedangkan post conference, lanjutnya, merupakan aktivitas tur ke tempat-tempat wisata di Indonesia seperti Candi Borobudur, Candi Pram-
Ketua Umum Hipprada Prof Dr Haryono Suyono didampingi Paulus Tjakrawan dan Djoko Hardono usai menerima bendera ISGF sebagai penyelenggara ISGF World Conference ke-28 pada 2017 mendatang di Indonesia.
banan, dan juga Raja Ampat, Papua. Menurutnya, Hipprada yang mewakili Indonesia pada acara konferensi dunia ISGF di Sydney, Australia pada 10 hingga 15 Oktober 2014 lalu menjadi gambaran perdamaian dan persahabatan dunia. “Ini adalah gambaran pendidikan karakter dunia, karakter informasi dan karakter pembudayaan yang bukan hanya monopoli Indonesia. Hipprada sudah memulai bersahabat dengan dunia. Why not in Indonesia, kenapa tidak di Indonesia. Harapan kita kepada Pak Jokowi, ini adalah bekal bahwa Hipprada bisa menjadi duta dunia untuk pembangunan karakter bangsa. Jadi jangan abaikan Hipprada, biarpun sudah tua, makin tua makin jadi, karena kami bisa,” tegasnya. ADE S
Dari kiri ke kanan: Drs Triadi P Suparta, MBA, Paulus Tjakrawan, Prof Dr Haryono Suyono dan Djoko Hardono. Para delegasi Indonesia yang sukses menjadikan Indonesia tuan rumah pelaksanaan ISGF World Conference ke-28 pada 2017 mendatang.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
37
POSDAYA ORGANISASI SOSIAL
Posdaya Diminati 11 Negara Anggota Colombo Plan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai kelanjutan dan perluasan program kependudukan berbasis masyarakat mendapat perhatian menarik dari 11 negara peserta The Training Course on Empowering Women Trough Social, Economic and Cultural Intervention yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat Negara Republik Indonesia beberapa waktu lalu.
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono berdialog dengan peserta pelatihan. [FOTO-FOTO: RAHMA]
Anggota Colombo Plan dari 11 negara yang mengikuti pelatihan empowering women akan menularkan gerakan Posdaya di negaranya masing-masing.
38
P
ESERTA training yang semuanya adalah wanita-wanita muda ini memang terlihat antusias bertanya tentang Posdaya dan KB. Mereka berasal dari Negara Myanmar, Pakistan, Iran, Malaysia, Fuji, Srilanka, Denmark, Vietnam, Maildive, Philipina, Buton dan Nepal yang tergabung sebagai anggota Colombo Plan. “Posdaya meliputi delapan fungsi keluarga
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
yang menjadi target MDGs,Posdaya sebagai perluasan program kependudukan berbasis masyarakat ini, akan menjadi garapan baru. Mudah-mudahan Kementerian Kependudukan yang baru di Indonesia nanti bisa membangun keluarga Indonesia, membangun berbasis penduduk dan sekaligus memelihara kesertaan KB yang sudah tinggi,” ungkap Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono yang juga mantan Menteri Kependudukan dan Kepala BKKBN usai memberikan arahan kepada para peserta muda dari berbagai negara. Ditegaskannya, ada tiga strategi penting yang harus dikerjakan oleh Kementerian Kependudukan. Pertama, memelihara kesertaan KB. Kedua, membangun dan bekerjasama dengan kementerian-kementerian lain untuk mengembangkan keluarga Indonesia berbasis kependudukan. Ketiga, membangun keluarga dari pra sejahtera menjadi sejahtera 1, sejahtera 2, sejahtera 3 dan sejahtera plus yang peduli terhadap keluarga-keluarga yang masih memerlukan bantuan.
“Kegiatan ini tidak saja kegiatan berupa proyek dari pemerintah, tetapi menjadi kegiatan yang dikembangkan bersama masyarakat sebagai gerakan luar biasa. Dan itu akan menjamin,” tukasnya. Kedatangan sebelas negara sahabat ini juga, kata Prof Haryono Suyono, akan meninjau Posdaya di Bangli, Bali yang sudah sangat maju. “Mudahmudahan ini memberi warna terhadap pengembangan kependudukan di masa depan,” tandasnya. Kepala Pusat Pelatihan dan Kerja sama Internasional BKKBN, Ir Siti Fathonah, MPH mengatakan, hasil evaluasi ini selanjutnya akan dibicarakan di Bali dan akan dihadiri sekjen Colombo Plan yang akan membahas MoU ke depan. “Mereka yang datang saat ini adalah fase terakhir untuk Colombo Plan yang selama empat tahun ini membicarakan women empowerman. BKKBN sesuai dengan tugas pokok yang diembannya, punya KB dan empowering women. Isu KB terletak pada pemberdayaan perempuan yang kita link - kan ke semua dalam bentuk training dan kunjungan ke lapangan.” PR bersama Dalam paparannya di hadapan seluruh peserta pelatihan, Prof Haryono Suyono memang menjelaskan kesuksesan KB yang mulai dirintisnya sejak tahun 70-an. Namun kesuksesan itu tidak sebanding dengan apa yang terjadi belakangan ini. “Ternyata 13 tahun ini dengan pendekatan KB murni pada tingkat kesertaan di atas 60 persen itu tidak membawa hasil sama sekali. Justru meningkatkan tingkat kelahirannya dari 2,3 menjadi 2,6, 2,7 dan 2,8,” tukasnya. Masalah ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bersama, agar mereka yang sudah ber-KB dijamin menjadi keluarga sehat, berpendi-
dikan, memiliki pekerjaan dan berwirausaha. “Jaminan itulah yang diperlukan untuk secara otomatis yang belum ber-KB akan memelihara kesertaan yang tinggi.” Menurutnya, dari 11 negara Colombo Plan, Negara Pakistan dinilainya memiliki TFR (total fertility rate) yang tinggi, mencapai 3,4 anak. Oleh karena itu perlu dilakukan gerakan masyarakat yang bertubi-tubi, di mana semua sektor ikut aktif dalam kegiatan kependudukan. “Para alim ulama ikut partisipasi tinggi, tidak lagi membedakan agama Kristen, Islam, Budha dan lainnya. Dengan sendirinya akan menggaransi bahwa partisipasi dalam pembangunan itu juga tinggi.” Di antara 11 negara itu, Bangladesh termasuk negara yang menganut program KB yang telah dipraktekan di Indonesia. Hasilnya pun sangat mirip dengan Indonesia. Tetapi sekarang program KB di Bangladesh sudah lebih tinggi daripada Indonesia, padahal mereka dahulu mengirim tenaga ribuan ke Indonesia untuk belajar KB. RW
Peserta dari Pakistan tampak serius menyimak arahan Prof Dr Haryono Suyono.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
39
KONVENSI POSDAYA
Korwil I Posdaya Jatim
Angkat Peran Mahasiswa Berdayakan Masyarakat Desa Kesertaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) membina masyarakat pedesaan tak sedikit yang membuahkan hasil. Hal ini terekam dalam talkshow Gemari Semanggi yang ditayangkan TVRI Surabaya pada awal Oktober 2014 lalu yang mengangkat kiprah mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).
Dian Eka Pamungkas, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya sempat membuat Ketua Yayasn Damandiri Prof Dr Haryono Suyono terkagum-kagum atas paparannya yang ilmiah.
B
ERBAGAI inovasi baru dilakukan mahasiswa dalam kegiatan KKN Posdaya-nya telah berhasil mendongkrak kehidupan ekonomi rakyat kecil. Seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Bayangkara Surabaya, kegiatan KKN Tematik Posdaya diisi dengan membantu masyarakat membuka laundry. Pasalnya, di daerah binaannya di Dusun Kababelan, Pacet, Mojokerto terdapat Pondok Pesantren Amanatul Umat yang para santrinya dianjurkan untuk mencuci pakaiannya di laundry milik masyarakat. “Kami menyumbang beberapa mesin cuci lalu dikelola oleh masyarakat. Usaha mereka dikumpulkan menjadi satu kelompok bernama kelompok usaha dusun Kebabelon. Kami juga membantu kelompok usaha wanita membuat jamu tradisional dengan memberi alat semacam parutan, sehingga ibu-ibu tersebut bisa lebih cepat mengelola usaha jamunya,” cetus salah seorang mahasiswa KKN Unbara Surabaya saat berdialog dengan Prof Haryono Suyono selaku pemandu acara talk show Gemari Semanggi yang didampingi presenter
40
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
cantik dari TVRI Surabaya, Shinta. Tak tanggung-tanggung, mahasiswa KKN ini juga menyiapkan alat kesenian tanjidor untuk masyarakat binaannya yang memiliki bakat kesenian tersebut. Sehingga setiap kali ada acara keagamaan ataupun perayaan hari besar lainnya, bisa dimeriahkan dengan kesenian khas tradisional ini. Ada pula keunikan dari mahasiswa KKN Posdaya Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dian Eka Pamungkas, mahasiswa semester VII Unesa sempat membuat Prof Haryono Suyono terkagum-kagum karena memiliki pemikiran jauh ke depan bagaimana membebaskan masyarakat dari lembah kemiskinan. Dalam waktu tiga minggu KKN, Dian bersama teman-temannya telah berhasil mengembangkan Posdaya di Desa Jinemo dengan sembilan paguyuban (jumlah paguyuban terbanyak se-Jawa Timur). Posdaya ini berhasil meraih peringkat pertama dalam lomba Posdaya Tingkat Korwil Unesa. Menurutnya, ada lima permasalahan yang perlu mendapat perhatian, yaitu pendidikan,
perikanan, pertanian, peternakan dan lingkungan. Untuk mewadahi lima program ini, sudah dikembangkan rumah baca terpadu dengan mengadakan les privat yang mengajarkan anak-anak, remaja dan dewasa guna memberantas buta aksara. Juga membentuk Karang Wreda untuk para lansia. Dian bersama temanteman KKN nya juga mengembangkan berbagai metode cara mengajar. Di bidang lingkungan, kami 50 pohon peneduh dan 70 pohon buah-buahan seperti belimbing, jeruk, mangga yang nantinya akan kami jadikan sebagai Desa Wisata 2015. Acara talk show Gemari Semanggi ini juga menggelar berbagai produk Posdaya binaan mahasiswa KKN Tematik Posdaya dari 10 perguruan tinggi yang berada di bawah Koordinator Wilayah I Universitas Negeri Surabaya. Di antaranya, Universitas Ronggolawe Tuban, Universitas Muhammadiyah Tuban, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Muhamadiyah Surabaya, Universitas Sunan Bonang Tuban, Universitas 17 Agustus Surabaya, Universitas Bayangkara Surabaya, Universitas Trunojoyo Bangkalan, Universitas Muhamadiyah Sidoarjo. Prof Haryono Suyono juga nampak suka cita saat mendatangi stand-stand pameran satu persatu, berdialog dengan pengurus Posdaya dan sesekali membeli beberapa produk dari ibu-ibu Posdaya. “Saya sangat terharu bagaimana Korwil I ini telah berkembang. Selamat dan doa semoga kemajuan ini tidak hanya upacara, tapi terus berlangsung sampai kemiskinan terbebas dari daerah kita masingmasing,” ungkap Prof Haryono yang pada hari itu tidak ingin berpidato panjang, karena merasa cukup puas dengan pameran produk Posdaya yang beragam. Dalam kesempatan itu juga hadir Rektor Universitas Ronggolawe Drs Hadi Tugur, MPd, MM yang turut mendukung gerakan Posdaya. “Perguruan tinggi memberikan sebuah kegiatan keterampilan yang dibutuhkan mereka, kita bantu dana simultan, teknologi sederhana. Kita tinggal memonitoring, supervisi dan hasilnya melipatganda di luar
bayangan saya. Ternyata mereka bisa bergerak sendiri dan sukses.” Contoh bentuk bantuan yang diberikan adalah bagaimana menanam rumput laut di tanah-tanah yang tidak dipakai. “Sekarang sudah tumbuh rumput laut. Kalau satu ton saja dalam dua bulan bisa menjadi 6 – 7 ton,” cetus Tugur yang Posdaya binaan mahasiswanya meraih juara dua Posdaya terbaik tingkat Korwil I Jatim. Menanggapi hal ini, Prof Haryono Suyono menyarankan agar Posdaya yang berhasil menanam rumput laut bisa menyumbangkan 20 persen hasilnya untuk ke keluarga lain. “Ini untuk pertama kalinya di Tuban, orang miskin menyumbang ke yang lain,” tandasnya. Menutup acara talk show Gemari Semanggi yang berlangsung meriah di Gedung Gema Kampus Unesa, dilakukan penyerahan penghargaan kepada Posdaya Terbaik tingkat Korwil I Jatim. Juara pertama hingga ke empat diraih oleh Posdaya Jinemo Unesa, Posdaya Langgengjaya lerengkulon Tuban Unirow, Posdaya Bungamatahari sidoarjo Umsida, Posdaya Sulung art Desa Karang Semanding Tuban, Unang Tuban. Ke empat juara ini selanjutnya akan mengikuti kejuaraan tingkat regional. Sementara juara lima hingga sepuluh, masing-masing diraih Posdaya Sejahtera Jombang binaan Universitas 17 Agustus Surabaya, Posdaya Jamu Nogosari Mojokerto Universitas Bayangkara Surabaya, Posdaya Jarak Sejahtera Jombang Untag Surabaya, Posdaya Harim Kamila Jombang Untag Surabaya, Posdaya Bugenvil Lamongan Umsida, Posdaya Kota lama, Tuban Unirow. Semanggi….Mandiri Rek! RW
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono berbincang akrab dengan perwakilan mahasiswa KKN Posdaya yang didampingi Dosen pendamping. [FOTO-FOTO: RAHMA]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
41
LAPORAN UTAMA
Pahlawan Pemberdayaan Membangun untuk Kesejahteraan Setiap 10 Nopember kita memperingati Hari Pahlawan. Memperingati sebagai momen mengenang jasa para pahlawan. Di era saat ini , pahlawan pemberdayaan sangat dibutuhkan.
Kelompok wirausaha ekonomi produktif Posdaya meningkat derajat ekonominya karena keberhasilannya mengembangkan usaha. [FOTO-FOTO: HARI]
42
N
OPEMBER merupakan momen Hari Pahlawan. Setiap 10 November bangsa Indonesia memperingati hari penting itu. Pada momen inilah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Sebagai penghormatan kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasajasa mereka. Peristiwa pertempuran sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda, pada 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur dan menjadi perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan merupakan pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia. Bangsa ini mempunyai banyak pahlawan sesuai era masing-masing. Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat bangsa atau umat manusia. Momen peringatan Hari Pahlawan jangan hanya bersifat hanya seremonial saja. Memang kita tidak ikut mengorbankan nyawa seperti para pejuang di Surabaya pada waktu itu. Oleh karena itu, memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman menjadi tugas kita saat ini. Bahkan, termasuk dalam mengisi kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Esensi memperingati Hari Pahlawan, memang terletak pada rasa kebersamaan dan solidaritas seperti yang telah ditunjukkan melalui perjuangan para pahlawan bangsa. Semangat perjuangan menjadi energi penting bagi pahlawan masa kini. Hi Lukman Hakim, SH, MM berpendapat pahlawan masa kini adalah mereka orang-orang yang telah mampu memberikan banyak nilai positif serta menjadi inspirasi bagi banyak orang. Pahlawan masa kini adalah mereka yang berkarya tanpa berharap pamrih. Sepertyi yang dilakukan banyak keluarga di pedesaan yang telah menginspirasi keluarga-keluarga lain untuk membangun kesejahteraan dan semangat hidupnya. Walikota Metro yang dikenal sangat detil dan telaten dalam ngemong warganya dengan penuh kebapaan, tidak anti dan alergi dengan program pembangunan di luar program pembangunan yang sudah ada, hal tersebut terlihat dikeluarkannya surat keputusan (SK) untuk pelaksanaan program pos pemberda-
yaan keluarga (Posdaya). Model pembangunan melalui kegiatan pemberdayaan keluarga berbasis masyarakat maupun masjid ini mendapat sokongan walikota bersama jajaran SKPDnya berikut organisasi sosial masyarakat dan masyarakat itu sendiri. “Dalam rangka menghidupkan dukungan sosial kapital seperti hidup gotong royong dalam masyarakat guna menolong keluarga lain yang kurang mampu, serta membantu pemberdayaan masyarakat perlu adanya suatu wadah atau forum silahturahmi, komunikasi dan advokasi, yaitu Posdaya atau pos pemberdayaan keluarga, untuk terlaksananya kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya tersebut, pada 2008 dan 2010 lalu, selaku Walikota Metro, saya mengeluarkan Surat Keputusan (SK bernomor 430/KPTSD/D.8/ 2008 dan SK No. 253/KPTS/D.8/2010 tentang Pembentukan Tim Kerja Pengembangan Posdaya Kota Metro),” ungkapnya. Posdaya, sebut Lukman Hakim merupakan inovasi model pembangunan yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, dan menjadikan keluarga-keluarga sebagai pelaku utamanya. Model Posdaya sangat mengedepankan partisipasi seluruh elemen masyarakat. “Posdaya tidak bertentangan dengan program pemerintah, tetapi justru membantu pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. Karena itu perlu didukung dan tidak sebaliknya, dilarang atau pun dihalangi. Apalagi maksud dan tujuannya jelas membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat serta mendorong kualitas sumber daya masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. “Posdaya itu bisa menjadi jendela bagi tumbuhnya kemakmuran demi suburnya kemakmuran, termasuk bagi masyarakat Kota Metro,” imbuh Walikota yang memiliki prinsip bahwa hidup ini harus dinikmati dan tugas amanah khususnya sebagai pelayan Kota Metro harus terus dijalankan dengan penuh semangat, termasuk menerima masyarakat yang datang berkeluh-kesah dan lain-lain, sesuai dengan mottonya - kerja keras, cerdas dan ikhlas untuk rakyat Metro khusunya dan negara pada umumnya. Posdaya merupakan pengembangan kerja saja yang intinya memberikan pelayanan untuk semua keluarga, baik balita, remaja, lansia melalui kegiatan PAUD, TPA. Senada dengan sejawatnya, Hj Idza
Priyanti, AMd, SE, Bupati Brebes menilai kehadiran Posdaya selain membawa banyak berkah juga akan bisa memakmurkan seluruh desa di Brebes ini. “Selain itu akan mendorong munculnya pahlawanpahlawan pembangunan baru, khusunya di tingkatb akar rumput, di pedesaan”. Dengan semakin banyak muncul pahlawan keluarga yang berkarya untuk keluarga dan masyarakat lainnya, bersama kepala daerah dan seluruh SKPD serta stakeholder Hj Idza Priyanti, AMd, SE, akan bisa lebih memberdayakan keluarga pra sejahtera. Sehingga tujuan pembangunan untuk meningkatkan dan memakmurkan masyarakat bisa tercapai. Lebih lanjut Hj Idza menuturkan, keluarga pra sejahtera itu perlu perhatian dan dukungan dari kita. Dimana untuk meningkatkan ekonomi keluarga akan memberikan kesejahteraan buat mereka. Pemberdayaan mereka telah bisa disaksikan di lapangan, baik cara pengolahan telor asin, pembuatan sanggul, pengoalahn ikan, mengolah rumput laut maupun batik salem, dan lainnya. “Bahkan yang membanggakan kami, ternyata Kabupetan Brebes juga menjadi daerah pengembangan agribisnis rumput laut. Yang nantinya pengembangunan usaha ini akan menjadi percontohan,” ujar Bupati Idza yang dengan semangat sertai niat tulusnya mengimpelentasikan pembangunan yang berkeadilan, pro poor dan pro job sebagai upaya mengentaskan kemiskinan. Melalui pengembangan Posdaya sebagai ujung tombak pembangunan yang berkeadilan serta guna menampung partisipasi masyarakat dalam memperlancar upaya pembangunan dan pengentasan kemiskinan dengan prioritas pada peningjkatan kesehatan, pendidikan, kewirausahaan dan pelestarian lingkungan untuk membantu pemberdayaan keluarga, pertumbuhan dan pendidikan anak serta peningkatan kemampuan dan peran perempuan dalam pembangunan. “Untuk itu Posdaya harus digiatkan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun keluarga,” ujar Idza Priyanti. Prof Dr Zamzam Affandi, MAg menyebut, kader-kader Posdaya Prof Dr Zamzam Affandi, MAg yang begitu gigih bersama masyaGemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
43
rakat berjuang melalui kegiatan pemberdayaan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu juga merupakan calon-calon pahlawan masa kini. Perjuangan pemberdayaan yang dilakukan membawa manfaat bagi masyarakat banyak. “Mereka itu juga bisa disebut sebagai calon-calon Pahlawan. Pahlawan pemberdayaan masyarakat namanya. Itu kalo boleh menyebut nama gelarnya,’ ujar Ketua LP2M Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. Pendapat sama juga disampaikan Dr Rasiyo MM, Komisaris Bank UMKM Jatim. Ia sangat sependapat jika pahlawan masa kini berbeda dengan pahlawan dimasa perjuangan mengangkat sejata untuk melawan penjajah kala itu. Pahlawan masa kini, mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur ini menegaskan, adalah mereka yang bisa member inspirasi dan menjadi tauladan karena karya nyatanya dapat berguna, bermanfaat dan dinikmati oleh orang lain. Mereka bisa lahir dari desa, seperti kaderkader Posdaya di pedesaan. Mereka merupakan pahlawan-pahlawan yang menginsipirasi keluarga lainnya untuk mengikuti jejaknya membangun kesejahteraan. Sebagai apresiasinya sekaligus mendorong tumbuhnya pahlawanpahlawan pemberdayaan dari pedesaan, Bank UMKM Jatim pun secara serius terus mendukung kelompok wirausaha Posdaya. “Karena mereka menggeluti usaha kecil dari kalangan ekonomi kecil menengah dan koperasi. Ini sesuai dengan program yang Dr Rasiyo, MM dilakukan pemerintah Provinsi Jatim
Kader Posdaya peserta pelatihan pengolahan hasil budidaya ikan ikut tampil dalam gelar produk usaha ekonomi.
44
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
untuk mewujudkan masyarakat Jatim yang makmur tapi akhlaknya mulia,” tuturnya. Bank UMKM Jatim perannya adalah membantu permodalan. Makanya, Posdaya sebenarnya merupakan pemberdayaan masyarakat. harapan kami tentu, di masjid-masjid bukan saja sebagai tempat syiar-syiar agama tetapi juga dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat ada perannya di situ. Di pesantren dan masjid itu santrinya banyak. Mereka tinggal kirim surat permohonan modal kerja per orangnya Rp 2 juta, tanpa agunan. “Kalau 10 orang pinjamannya jadi Rp 20 juta. Dengan pinjaman sebesar itu bisa dibuat usaha ekonomi produktif seperti kripik tempe, pecel dan lain sebagianya. Penerima kredit akan diberikan buku tabungan yang sudah diisi saldo Rp 10.000,- dari hasil usahanya tersebut bisa memasukkan dalam Buku Tabungan tersebut,” jelasnya. Kemudian nanti, kata Rasiyo, kalau usahanya tersebut sudah besar, tabungan tersebut dapat dipakai untuk tambahan modal. Mereka juga bisa meminjam kredit kembali dengan tabungannya dipakai sebagai agunan, dan agunannya sangat kecil hanya 10 persen setahun, atau per bulannya cuma 0,8 persen. “Usaha kecil-kecil tapi harus dibina. Karena itu peran perguruan tinggi dalam hal pembinaan ini memegang peranan penting, utamanya pada saat kegiatan KKN. Pada kegiatan KKN mahasiswa tersebut diupayakan melakukan pembinaan pada kelompok-kelompok usaha produktif skala mikro tersebut,” ujar komisari dari bank pemilik aset Rp 1,7 triliun ini dengan kredit yang beredar mencapai Rp 1,5 triliun. “Kita memang perlu mengajak segenap komponen bangsa untuk meningkatkan dan menularkan rasa nasionalisme dan jiwa patriotik melalui berbagai peran dalam bidangbidang pembangunan,” katanya. Membumikan rasa nasionalisme dan membangkitkan jiwa patriotik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, mulailah yang terkecil, membangun semangat gotong royong di lingkungan masing-masing agar kebersamaan terus terjaga. HARI
CERITA SAMPUL
Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP
Posdaya Strategi Pemberdayaan Taskin Kabupaten Magelang Menjadikan Posdaya sebagai strategi pemberdayaan pengentasan kemiskinan (taskin) merupakan satu keputusan cerdas. Terlebih didukung konstruksi APBD Kabupaten Magelang, mendorong strategi pemberdayaan masyarakat sebagai pilihan utama. Hal itu terkait dengan upaya serius pemkab dalam memberantas kemiskinan dan mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat.
“P
OSDAYA sebagai salah satu upaya memberdayakan masyarakat dan wadah penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu,” ujar Bupati Zaenal Arifin, SIP. Menurutnya, Posdaya sebagai forum silaturahim, komunikasi, dan advokasi terkait dengan peranan keluarga secara terpadu, untuk menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat. Melalui forum itu, katanya, masyarakat dapat berpartisipasi dan saling membantu dalam mengatasi hambatan dan masalah yang sedang dialami warga sehingga memudahkan keluarga berkembang secara mandiri. Itulah pendapat sekaligus pengakuan arif Bupati yang selain dikenal handsome atau kata orang mungkid, di Magelang itu artinya ganteng, Bupati satu ini juga dikenal visioner. “Yang jelas, kami mempunyai delapan program prioritas yang telah kita susun dalam visi misi kami. Termasuk, pendidikan di Kabupaten Magelang bisa menjadi lebih baik lagi,” kata Zaenal, demikian sapaan akrab Bupati Magelang Zaenal Arifin, SIP periode 20142019 ini. Bersama pasangan Wakil Bupati HM Zaenal Arifin, SH, sesuai dengan visinya, siap mewujudkan Kabupaten Magelang yang semakin Semanah (sejahtera, maju dan amanah). Untuk mencapai itu, keduanya akan meningkatkan kualitas SDM dan kehidupan beragama. Zaenal Arifin dilantik sebagai Bupati Magelang oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdasarkan Surat Mendagri
nomor 131.33-263 dan 132.33-264 tahun 2014, setelah memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Magelang. Pasangan yang dikenal dengan jargon Zamzam (Zaenal Mantep Zaenal Menang) itu memiliki keunikan lain dibanding bupati dan wakil bupati lain. Selain nama keduanya sama-sama Zaenal Arifin, mereka juga memiliki
Zaenal Arifin, SIP [FOTO: IMAJI INDONESIA]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
45
Bupati Zaenal Arifin bersama penggasa Posdaya Prof Dr Haryono Suyono berdialog dengan warganya yang sudah aktif mengembangkan Posdaya dan produktif. [FOTO: HARI]
46
RT dan RW yang sama. Zaenal SIP beralamat di Daleman RT 1/RW 1, Desa Bawang, Kecamatan Pakis. Sedangkan Zaenal SH beralamat di Bojong RT 1/RW 1, Kecamatan Candimulyo. Meski memiliki sejumlah kemiripan, keduanya juga punya sedikit perbedaan. Zaenal SH memiliki nama depan Muhamad, sementara Zaenal SIP tidak. Zaenal SIP memiliki gelar sarjana ilmu pemerintahan (SIP) dari UPN Yogyakarta, sedangkan Zaenal wabup bergelar sarjana hukum (SH). Yang menarik, walau nama sama, namun duo Zaenal Arifin tersebut memiliki nama panggilan kesayangan yang berbeda. Inilah yang kelak akan membantu warga agar tidak salah panggil. Zaenal SIP punya nama panggilan waktu kecil Pipin, sementara Zaenal SH sering disapa dengan panggilan akrab Pak Zen. Bisa jadi kesamaan nama itu merupakan sebuah keberuntungan. Kesamaan nama ini menjadi takdir dan keputusan bersama sehingga tidak disengaja. Keduanya tidak pernah menyangka akan dipasangkan menjadi cabup dan cawabup Magelang. Pipin, demikian sapaan sayang Bupati disaat kecilnya dulu ini, dilantik dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Magelang dalam rangka pengucapan sumpah jabatan dan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Magelang, di Pendopo Drh Soepardi Kompleks Pemkab Magelang, pada 29 Januari 2014, bertepatan pada hari Rabu. Bupati Zaenal Arifin sebelumnya anggota DPRD Kabupaten Magelang dari PDI Perjuangan menjadi salah satu kepala daerah termuda dengan usia dibawah 40 tahun. Zaenal masih berusia 38 tahun saat dilantik. Sebagai Bupati yang pekerja, Zaenal usai
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
dilantik langsung mengadakan rapat koordinasi (rakor) dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Seperti tekadnya, untuk program ke depan segera melaksanakan program pembangunan yang terangkum dalam visi misinya saat kampanye Pilbup. Di antaranya, program prioritas pendidikan, serta mewujudkan Kabupaten Magelang yang semakin Semanah. Di bidang pendidikan, suami Tanti Zaenal Arifin ini akan memaksimalkan sekolahsekolah yang ada sebagai upaya peningkatan kualitas SDM. Di Kabupaten Magelang di level SD negeri dan swasta sudah ada 604 sekolah, MI negeri dan swasta (310), SMPN, swasta dan terbuka (143), MTSN dan swasta (61), SMAN dan swasta (26), MAN dan swasta (17), serta SMKN dan swasta (43). Sementara perguruan tingginya antara lain Universitas Muhammadiyah, STIMIK Bina Patria, Politeknik Muhammadiyah. Untuk pelayanan kesehatan Kabupaten Magelang sudah mempunyai 1 RSUD, 4 RSU swasta, 29 Puskesmas serta 21 klinik kesehatan. Sementara di bidang ekonomi koperasi, di Kabupetan Magelang terdapat sekitar 530 unit koperasi tersebar di 21 kecamatan. “Selain itu juga dengan meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah, memanfaatkan dan mengelola SDM berbasis lingkungan hidup, meningkatkan kualitas penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan demokratis,” ujarnya seraya menambahkan, meningkatkan keamanan dan ketentraman masyarakat juga merupakan hal yang penting. Ia menyadari tugas dan amanah yang diberikan masyarakat Magelang cukup berat. Apalagi angka kemiskinannya masih di atas 10 persen. “Makanya, strategi pemberdayaan menjadi pilihan utama pada konstruksi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Magelang. Ini dilakukan dalam mengentaskan kemiskinan dan mengangkat derajad kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. Agar berjalan lancar, kata Zaenal Arifin, beberapa sektor diprioritaskan dibandingkan lainnya. Di antaranya, sektor pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan. Semuanya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesejah-
teraan masyarakat, khususnya masyarakat miskin. ”Salah satu strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Magelang, yang disusun adalah pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama dengan perguruan tinggi,” katanya. Titah menjalankan mandat memimpin sekaligus janji kesanggupannya menjalankan amanah rakyat Kabupaten Magelang, ditandai dengan kehadiran Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melantik pasangan Zaenal Arifin,S.IP dan M. Zaenal Arifin,SH. Untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Magelang masa bakti 2014-2019, keduanya dilantik di Pendopo Drh Soepardi Kabupaten, Rabu (29/01/2013) dalam Rapat Paripurna Istimewa dipimpin oleh Ketua DPRD Kabupaten Magelang, Saryan Adiyanto,SE. Terpilihnya Zaenal Arifin sebagai Bupati Magelang sering disebut sebagai kebangkitan demokrasi di Kabupaten Magelang telah berjalan dengan baik dan berhasil memilih Bupati dan Wakil Bupati Magelang. Bupati terpilih Zaenal Arifin yang lahir 25 Juni 1976 sebelumnya menjabat sebagai anggota Komisi A DPRD Kabupaten Magelang dari PDI Perjuangan menjadi salah satu kepala daerah termuda dengan usia dibawah 40 tahun.
baik. “Melalui kerja sama denganYayasan Damandiri, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang. Hingga kini telah terbentuk 265 Posdaya,” jelas Zaenal Arifin. Menurut Zaenal Arifin, Posdaya sebagai forum silaturahim, komunikasi, dan advokasi terkait dengan peranan keluarga secara terpadu, untuk menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan kegotong-royongan masyarakat. Melalui forum itu, katanya, masyarakat dapat berpartisipasi dan saling membantu dalam mengatasi hambatan dan masalah yang sedang dialami warga sehingga memudahkan keluarga berkembang secara mandiri. Program pro rakyat “Karena itu konstruksi APBD Kabupaten Sebagai Bupati yang mengedepankan Magelang mendorong strategi pemberdayaan kepentingan pembangunan untuk rakyat, masyarakat sebagai pilihan utama karena hal Zaenal Arifin menyebut Posdaya sebagai forum itu terkait dengan upaya serius pemkab dalam silaturahim, komunikasi, dan advokasi terkait memberantas kemiskinan dan mengangkat dengan peranan keluarga secara terpadu, untuk derajat kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. menghidupkan kembali semangat kebersaIa pun berharap dengan adanya Posdaya maan dan kegotong-royongan masyarakat. di desa akan dapat membantu menyiapkan “Posdaya sebagai salah satu upaya mem- generasi muda yang berkualitas, karena anak berdayakan masyarakat dan wadah penguat- merupakan aset bagi masa depan bangsa. an fungsi-fungsi keluarga secara terpadu,” ujar Karena itu, anak perlu dilindungi dan hakBupati Zaenal Arifin. haknya perlu dipenuhi serta diberikan bekal Melalui forum Posdaya itu diharapkan, keimanan, kepribadian, kecerdasan, ketrammasyarakat dapat berpartisipasi dan saling pilan, jiwa dan semangat kebangsaan serta membantu dalam mengatasi masalah yang kesegaran jasmani agar dapat tumbuh dan sedang dialami warga sehingga memudahkan berkembang menjadi manusia yang berbudi keluarga berkembang secara mandiri. luhur, bersusila, cerdas dan bertakwa. “Saya berharap fungsi dan manfaat Posda“Sehingga dengan adanya Posdaya akan ya positif bagi masyarakat dan Pemkab Mage- meminimalisasi pula anak-anak yang hidup lang,” ujarnya. Saat ini di Kabupaten Mage- dengan menyandang berbagai permasalahan lang ada 265 Posdaya. sosial yang tidak layak untuk mereka tangIa pun bersyukur, langkah pengembangan gung seperti kasus pelecehan seksual anak, Posdaya di Kabupaten Magelang berjalan dan lainnya,” tegasnya. HARI
Bupati Zaenal Arifin bersama Wakil Bupati HM Zaenal Arifin, SH saat dilantik Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo. [FOTO: DOK]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
47
KOLOM KHUSUS
Prof Dr Haryono Suyono*)
Mengembangkan Pasar Tugu Posdaya sebagai forum bersama guna menyegarkan kehidupan gotong royong bagi masyarakat melalui upaya menggalang kerja sama yang erat antar keluarga makin populer di banyak kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan gotong royong untuk menyukseskan sasaran dan target MDGs mulai kelihatan hasilnya. Kabupaten/Kota yang secara lengkap melaksanakan berbagai program dengan cakupan tinggi mulai menikmati kenaikan nilai IPM-nya dan secara jelas nilainilai indikatornya merangkak ke atas. Kabupaten/kota itu menjadi daerah yang tidak lagi menunjukkan nilai stagnan seakan tidak ada kemajuan. Program-program “gemilang” yang kadang salah sasaran mulai dirubah dan disesuaikan dengan upaya penggarapan secara sistematis dengan indikator yang mengacu pada penggarapan secara sungguh-sungguh berbasis keluarga sesuai rumusan dunia yang hasilnya, karena indikatornya sama, bisa dibandingkan antar daerah dan antar negara.
M
ULAI tahun ini Yayasan Damandiri, bekerja sama dengan LPPM di seluruh Indonesia mengadakan Lomba Posdaya dari tingkat koordinator wilayah sampai ke tingkat nasional mencari juara. Keberadaan dan kegiatan Posdaya dari suatu wilayah koordinasi dibandingkan kemampuannya dengan Posdaya yang berasal dari koordinator lain. Sampai hari ini, dari sekitar 35.000 Posdaya di seluruh Indonesia muncul tidak kurang dari 1500 Posdaya yang dianggap unggul di wilayah masing-masing. Meminjam semangat Hari Pahlawan hari ini, dari jumlah itu akan dipilih secara seksama
Keluarga lain yang lebih mampu berbondongbondong membangun budaya peduli dan saling menolong sehingga semangat dan produk dari keluarga yang sedang berusaha membangun itu laku dan menguntungkan. [FOTO: HARI]
48
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
sejumlah Posdaya yang patut dijadikan suri tauladan dan dicermati sebagai rujukan Posdaya lain untuk berkembang. Dalam lomba dengan penilai yang berasal dari kalangan perguruan tinggi dan praktisi Posdaya, setiap Pengurus Posdaya diwajibkan memberikan pelaporan kegiatan secara cermat menyangkut manajemen organisasi dan jaringan lingkaran kecil yang dicakupnya. Kegiatan sosialisasi yang sifatnya memperluas cakupan dan uraian gambaran tentang target sasaran yang memperoleh manfaat Posdaya, kemampuan pengurus untuk meyakinkan anggotanya, lingkaran-lingkaran kecil yang ikut serta dalam kegiatan Posdaya, yang diukur dari kemampuan mereka mempertanggung jawabkan usahanya kepada Tim Juri, serta kesiapan setiap pengurus untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang tanggung jawab pengurus Posdaya dan tahapan pengembangan keluarga sejahtera. Dalam praktek, hampir semua Posdaya telah mampu menghimpun lingkaranlingkaran kecil yang tumbuh dalam masyarakat luas seperti Posyandu untuk bidang kesehatan, PAUD un-
tuk pendidikan anak usia dini, awalan usaha mikro yang melibatkan keluarga miskin untuk berpartisipasi, serta pengembangan Kebun Bergizi di setiap halaman rumah. Pada umumnya lingkaran-lingkaran kegiatan kecil itu sudah ada dalam masyarakat, sehingga pendekatan pemberdayaan melalui Posdaya makin getol berusaha meluruskan atau memperkuat kegiatan itu agar arahnya memperkuat pencapaian targettarget MDGs. Sebagai contoh, kegiatan Posyandu dewasa ini pasti menjadi lebih kendur karena program KB telah mencapai tingkatan yang tinggi. Untuk itu dianjurkan agar Posyandu tidak melebar mengurusi lansia atau urusan lain diluar bidang kesehatan ibu, anak dan KB. Posyandu dianjurkan tetap mengurusi ibu yang tidak lagi hamil tetapi memelihara kesehatan reproduksinya, mencegah phenomena menopause dan menjaga anak-anaknya tumbuh kembang dengan lebih baik lagi. Posyandu, seperti tujuan asli dilahirkannya, tidak dianjurkan menjadi pusat kegiatan ekonomi atau menjadikannya sebagai Posyandu Lansia yang masalah yang dihadapinya berbeda. Dalam bidang pendidikan, dianjurkan setiap keluarga, utamanya keluarga pra sejahtera, menyekolahkan semua anak usia sekolahnya tanpa kecuali. Untuk itu secara dini anak usia balita segera dikirim ke PAUD agar menyenangi sekolah, bergembira karena bisa bergaul bersama anak-anak sebaya lainnya. Lebih dari itu, isteri keluarga pra sejahtera, yang biasanya tidak mengikuti kegiatan kelompoknya, bisa bebas dari mengurus anak di rumah dan memperoleh manfaat dan bisa terjun dalam kegiatan ekonomi mikro bersama keluarga lain. Dalam bidang lingkungan, anggota Posdaya menanam tanaman sayur, unggas dan kebutuhan sehari-hari di halaman rumahnya. Kemandirian pangan sebagian besar dipenuhi dari halaman rumahnya. Dengan cara demikian gotong royong disegarkan kembali dan ternyata membawa hasil yang sangat positif. Masyarakat mulai membangun usaha mikro secara gotong royong dan berani mengolah bahan baku yang melimpah di desa atau di sekitarnya. Keluarga yang lebih mampu tidak merasa iri dan membunuh usaha yang sedang tumbuh itu. Keluarga yang lebih mampu justru memberi dorongan dan membeli produk yang dihasilkan oleh “pengusaha baru” tersebut sebagai bagian dari usaha gotong royong dalam proses pemberdayaan dan peduli sesama. Karena produk dari keluarga anggota Posdaya makin banyak, pada waktu ini mulai
dikembangkan strategi pemasaran melalui berbagai Melalui Pasar Tugu, cara. Pertama-tama dianjurkan kepada keluarga angsuatu pasar yang dibuka gota untuk bersama-sama pada hari Sabtu dan meneliti kebutuhan pasar dan mencoba membuat Minggu, untuk merangproduk yang cepat laku di sang semangat membeli pasaran atau diminati oleh keluarga lainnya. Pada wakproduk yang dihasilkan. tu yang sama para anggota Dukungan pasar lain diajak melakukan promosi agar dengan rela memdadakan itu bisa beli produk tersebut sehingditeruskan dengan ga semua produknya laku cepat, atau justru dalam istianjuran untuk membuka lah pemasaran disebut fast Warung Posdaya guna moving product. Pada saat yang bersamaan keluarga menolong keluarga pra lain sebagai pembeli mulai sejahtera bangkit dengan diperkenalkan dengan produk lain yang bahan bakusemangat dan pantang nya melimpah sebagai usamundur. ha untuk memperkenalkan produk baru guna meningkatkan permintaan atas produk yang bahan bakunya melimpah, sehingga kalau di produksi bisa menghasilkan untung yang lebih besar. Dalam keadaan demikian, pimpinan Posdaya berusaha memberi dukungan bagi kegiatan keluarga pra sejahtera itu melalui pembinanya untuk membantu infrastruktur, tehnologi tepat guna atau bantuan lain yang meningkatkan dukungan tehnologi produksi, penyesuaian kualitas produksi, pengepakan, label yang lebih menarik atau tampilan lain yang membuat hasil produksi sederhana itu lebih menarik, makin laku dan menguntungkan. Pada kondisi seperti itu seluruh kekuatan Posdaya dikerahkan melalui Pasar Tugu, suatu pasar yang dibuka pada hari Sabtu dan Minggu, untuk merangsang semangat membeli produk yang dihasilkan. Dukungan pasar dadakan itu bisa diteruskan dengan anjuran untuk buka Warung Posdaya yang lebih tetap guna menolong keluarga pra sejahtera bangkit dengan semangat dan pantang mundur. Keluarga lain yang lebih mampu berbondong-bondong membangun budaya peduli dan saling menolong sehingga semangat dan produk dari keluarga yang sedang berusaha membangun itu laku dan menguntungkan. *) Penulis adalah Ketua Umum DNIKS, Ketua Umum PB PWRI, mantan Menko Kesra dan Taskin, Menteri Negara Kependudukan dan Kepala BKKBN, sangat mencintai anak bangsanya – www.haryono.com. Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
49
PENDIDIKAN
Dari Rakortas Posdaya Korwil I Jabar dan Lampung:
Posdaya Puspa Lestari Siap Maju ke Tingkat Nasional Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Puspa Lestari Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, didaulat sebagai pemenang pertama Lomba Posdaya tingkat Korwil I Jabar dan Lampung di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 25 September 2014 lalu. Penganugerahan Posdaya berprestasi ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi (Rakortas) Posdaya Korwil Jabar I dan Lampung yang berlangsung di Auditorium Toyib Hadiwijaya Fakultas Pertanian Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Peserta Rakorta Posdaya tingkat Korwil Jawa Barat dan Lampung mendapat arahan dari Ketua Yayasan Dmandiri Prof Dr Haryono Suyono.
S
EMENTARA, pemenang kedua, ketiga dan keempat Lomba Posdaya tingkat Korwil I adalah Posdaya Nurul Iman, Metro Lampung, Posdaya Jaka Kencana Indramayu dan Posdaya Panumbaan Subang. Empat Posdaya terbaik ini akan bertanding lagi dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Banten dalam rangka memperebutkan Posdaya terbaik tingkat nasional awal 2015 nanti. Masing-masing Posdaya ini memang memiliki potensi yang cukup membanggakan. Posdaya Puspa Lestari misalnya, untuk ikut membangun pendidikan anak cacat berbasis masyarakat di daerahnya, mereka mengumpulkan uang dari infak sisa belanja atau yang disingkat Isba. Semangat gotong royong yang jarang kita temukan di tempat-tempat lain. Selain empat Posdaya yang berhak maju ke tingkat nasional, ada enam Posdaya terbaik lainnya yang pantas menjadi juara. Posdaya Fajar Harapan Bogor, Posdaya Sejahtera Bogor, Posdaya Al Barokah Karawang, Posdaya Ha50
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
rapan Sejahtera Sukabumi, Posdaya Benteng Harapan Bogor dan Posdaya Pancagalih Bogor. Rakortas yang dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB Dr Hartoyo ini diikuti oleh ratusan kader dari 200 Posdaya seJabar I dan Lampung, 13 Perguruan Tinggi (PT) mitra, dan sejumlah perusahaan pendukung Posdaya. Ketigabelas PT tersebut adalah IPB, Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Universitas Suryakancana Cianjur, Universitas Singaperbangsa Karawang, Universitas Subang, Universitas Wiralodra Indramayu, Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Metro Lampung, dan Sekolah Tinggi Perikanan Bogor. Tampak hadir dalam kesempatan ini di antaranya Wakil Walikota Bogor Ir Usmar Hariman, Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr
Haryono Suyono, Ketua Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia LPPM IPB yang juga Ketua Korwil Jabar I Dr Pudji Muljono, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (BP5K) Kabupaten Bogor Ir Farikah, MM, dan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor Dra Fetty Kondarsyah, MSi. Rakortas membahas capaian pemberdayaan Posdaya di wilayah Jabar-Lampung, gagasan pengembangan, serta sarasehan diskusi terbuka tentang pemberdayaan masyarakat dan training motivasi ekonomi dan sosial. Dalam sarasehan, terungkap sejumlah pertanyaan yang diajukan para kader Posdaya. Di antaranya adalah mengenai ragam pelatihan yang bisa diakses oleh para kader. Inti Posdaya Dalam paparannya, Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono menegaskan, bahwa Posdaya merangkul semua kalangan penduduk, miskin maupun kaya. Masih banyak penduduk kaya yang miskin kepedulian. Karena itu, melalui Posdaya diharapkan yang kaya dapat peduli dan membantu saudaranya yang belum mampu. Dia juga mengemukakan contoh-contoh keberhasilan keluarga miskin mengangkat derajat ekonomi keluarga melalui Posdaya. Di Brebes, isteri tukang becak yang sehari-hari ditugaskan membuat sarapan nasi pecel buat suaminya. Sekarang tidak sekadar memberi nasi pecel ke teman-teman tukang becaknya, tapi juga bisa berjualan di tempat-tempat praktek dokter. Sementara di Bekasi, ada lima ibu yang mengangkut ber-truk-truk kue subuh tiap jam 1 pagi ke pasar senen.Yang menarik, seorang ibu yang punya anak SD rambutnya panjang, saat masuk SMP meminta rambutnya dipotong. Sisa rambut itu menjadi gelung (sanggul konde). Oleh tetangganya yang kaya, gelung itu dibeli dan disuruh bikin yang banyak. Akhirnya dia keliling salon mencari potongan rambut di Purwokerto, Pekalongan dan daerah sekitarnya. “Dengan Posdaya, potongan rambut tersebut dibuat konde yang luar biasa bagus. Tiap konde seharga 25.000 – 35.000. padahal di Jakarta bisa 100.000 sampai 5.000.000,” tukas
Prof Haryono yang ikut membeli konde untuk isteri tercintanya. Pada proses itulah, kata Prof Haryono Suyono, inti dari Posdaya sebenarnya kepedulian dan kerjasama antar keluarga di desa. Posdaya juga merupakan bagian strategi dari penurunan indikator Millennium Development Goals (MDGs) yang mengacu pada ukuran PBB. MDGs ini menempatkan ukurannya pada partisipasi keluarga dan partisipasi penduduk. “Keberhasilan suatu usaha selalu diukur dari partisipasi ini. Bukan pada milyarnya harga proyek, bukan sering atau kurangnya kita mengunjungi desa. Oleh karena itu selalu kita tekankan Posdaya merangkul semua penduduk, terutama keluarga miskin dan keluarga kaya. Posdaya tetap harus dirangkul agar peduli terhadap keluarga kurang mampu.” Dari 13 perguruan tinggi yang secara kreatif melakukan kegiatan ekonomi, Prof Haryono Suyono juga mengaku salut, karena ikan yang biasaya digoreng, bisa awet hingga 1 bulan dengan cara dikeringkan. Tak hanya itu, ada pula makanan-makanan yang di dalamnya dikombinasikan dengan kacang, sehingga produknya bisa menyaingi pengusaha kacang dari Amerika.“Kalau usaha ini sudah membesar, Posdaya bisa hidup dari kegiatan ekonomi kreatif di tingkat pedesaan,” tukasnya. Hal senada juga disampaikan Wakil Walikota Bogor Ir Usmar Hariman, dalam rencana pembangunan menengah, IPB akan membantu memberi nuansa baru membangun warung kreatif di 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor. “Nilai-nilai yang dikembangkan sebenarnya mirip dengan Posdaya,” ungkap Usmar yang merasa bangga karena dalam beberapa waktu akan datang Kota Bogor bakal dijadikan Pusat Posdaya Nasional. RW
Rakortas Posdaya Korwil Jabar dan Lampung diikuti sekitar 13 perguruan tinggi . [FOTO-FOTO: RAHMA]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
51
PENDIDIKAN
Penghargaan Bakti Kesra Utama Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Republik Indonesia pada Senin pagi 6 Oktober 2014 lalu menggelar acara Penganugerahan Penghargaan Mitra Bakti Kesra Utama dan Lencana Bakti Kesra Utama. Mereka yang mempunyai andil besar bagi pembangunan di bidang kesra tahun 2010 – 2014 berhak meraih penghargaan itu. Sebanyak 20 orang dan 12 instansi menerima penganugrehan ini. Di antaranya Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono yang juga Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS).
Para penerima penghargaan Bakti Kesra Utama saat bergambar bersama Dr HR Agung Laksono. [FOTO-FOTO: ADE S]
52
A
CARA yang diprakarsai Kemenko Kesra RI ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Sejumlah tokoh nasional, pejabat pemerintahan, para pimpinan dan pengurus lembaga sosial masyarakat antusias mengikuti kegiatan ini. Apalagi penyerahan penghargaan diserahkan langsung Menko Kesra Dr HR Agung Laksono. Tak pelak, acara yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Lt 7 Gedung Kemenko Kesra, Jl Medan Merdeka Barat No 3, Jakarta Pusat, ini penuh kesan dan bermakna. Para peraih penghargaan adalah lembaga dan perseorangan yang mempunyai komitmen tinggi meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama bidang pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi serta bidang kesejahteraan rakyat lainnya. Mereka telah menunjukkan komitmen, kesetiaan, keteladanan, prestasi, serta kepedulian tinggi di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Kemenko Kesra. Sejumlah instansi yang mendapatkan penghargaan Mitra Bakti Kesra Utama antara
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
lain Kementerian-kementerian Pekerjaan Umum, Perhubungan, Perumahan Rakyat, Badan Penanggulangan Bencana Nasional, TNI Angkatan laut, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, Forum Wartawan Kesra, Rumah Zakat dan Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Sementara untuk perorangan yang dianugerahi Lencana Bakti Kesra Utama di antaranya Prof Dr Arief Rahman untuk bidang pendidikan, Prof dr Hasbullah Thabrany MPH untuk bidang jaminan sosial, dan Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono yang juga Ketua Umum Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI). Selain itu, Prof Haryono yang pernah menjabat Menko Kesra dan Taskin di era almarhum Presiden HM Soeharto dan BJ Habibie ini juga Ketua Umum Himpunan Pandu dan Pramuka Dewasa (Hipprada) dan Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki). Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono menyatakan, penghargaan ini sebenarnya bukan untuk dirinya tetapi untuk teman-temannya baik dari DNIKS, PWRI, Yastroki, Hipprada
dan lembaga-lembaga sosial lainnya. “Penghargaan ini untuk menempatkan posisi kita sebagai penggerak dan pelaksana kegiatan-kegiatan kesra. Dan alhmadulillah, kita dihargai namun sesungguhnya kita juga berhak menerima sebagai kelembagaan, bukan saja sebagai perorangan,” tutur pria kelahiran Pacitan, Jatim, 6 Mei 1838 ini yang terus konsisten berupaya mengangkat kesejahteraan rakyat Indonesia melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang digagasnya. Sebagai pemerhati masalah sosial kemasyarakatan dan kependudukan, Prof Haryono, juga tokoh yang berusaha menjembatani kelompok masyarakat, utamanya yang belum beruntung dengan dunia perbankan, guna mendapatkan bantuan modal. Melalui gagasan pembentukan Posdaya itulah berbagai perbankan, perguruan tinggi dan pemerintah daerah telah digandeng Yayasan Damandiri guna membantu masyarakat dan kalangan usaha kecil dan mikro, menengah maupun koperasi. Hasilnya, 250 perguruan tinggi dan tidak kurang dari 200 bupati/walikota termasuk para gubernur kini bekerja sama dengan Yayasan Damandiri, melalui Posdaya berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hadir dalam acara ini Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja, Direktur Pelaksana Yayasan Damandiri Dr Moch Soedarmadi, Rektor Universitas Trilogi Prof Dr Ir Asep Saefuddin, MSc, Wakil Ketua DNIKS Siswadi, MBA, Sekjen DNIKS Dr Rohadi Haryanto, MSc, Deputi Direktur Umum Yayasan Damandiri Dr Mulyono D Prawiro, Asisten Deputi Advokasi dan Informasi Yayasan Damandiri Drs Dadi Parmadi, MA, Asisten Deputi Pelatihan dan Pengembangan Posdaya Yayasan Damadiri Faozan Alfikri, SH, MKM, sejumlah tokoh nasional, pejabat pemerintahan, para pimpinan dan pengurus lembaga sosial masyarakat serta undangan lainnya.
Dr HR Agung Laksono, Menko Kesra era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberi ucapan selamat Kepada Prof Dr Haryono Suyono.
Sedangkan Menko Kesra Dr HR Agung Laksono mengatakan, di akhir masa pengabdiannya sebagai Kabinet Indonesia Bersatu II Tahun 2014 ini, untuk pertama kalinya, Kemenko Kesra menyelenggarakan penganugerahan penghargaan bidang kesejahteraan rakyat kepada para pihak. Dirinya berharap, penghargaann ini menjadi amanah bagi penerimanya, khususnya dalam mendorong keberhasilan pembangunan kesejahteraan rakyat di masa mendatang. Terlebih beberapa target program dan kegiatan di bidang kesra masih belum tercapai hingga menjelang akhir tahun 2014. “Karenanya, membutuhkan perhatian dan komitmen kita semua untuk mencarikan solusi dan upaya penyelesaiannya,” kata Agung. ADE S
Prof Dr Haryono Suyono bergambar bersama para pengurus Yayasan Damandiri, DNIKS dan Pimpinan Universitas Trilogi.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
53
PENDIDIKAN
Dari Seminar Nasional STP Bogor, Jabar
Penyuluh Perikanan Makmurkan Rakyat Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia. Sejatinya, potensi ekonomi di sektor kelautan dan perikanan menjadi sumbangan besar bagi devisa negara. Namun disayangkan, hal itu belum dimanfaatkan secara optimal. Tak ayal, kesejahteraan masyarakat terutama para nelayan yang tinggal di desa-desa pesisir masih banyak yang memprihatinkan. Kondisi itulah yang menjadi pembahasan dalam acara Seminar Nasional Penyuluhan Perikanan yang digelar Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Bogor, Jawa Barat pada Selasa pagi 7 Oktober 2014 lalu. Lulusan STP Bogor sebagai penyuluh perikanan dituntut bisa mengatasi tantangan itu. Sehingga mampu membuat rakyat menikmati kemakmuraan dan kejayaannya.
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono saat menyampaikan paparannya tentang Pengembangan Desa Berbasis Posdaya disaksikan para narasumber lainnya. [FOTO-FOTO: ADE S]
A
CARA yang mengangkat tema “Peran Penyuluh Perikanan dalam Pengembangan Kelautan dan Perikanan Melalui Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa” ini menarik perhatian berbagai kalangan. Ratusan peserta meliputi kepala desa/lurah, mahasiswa, tenaga penyuluh perikanan dan pelaku utama perikanan antusias mengikuti kegiatan ini. Sejumlah narasumber dari tokoh pemerintah, pusat penyuluhan perikanan, tenaga penyuluh perikanan dan akademisi di hadirkan dalam acara yang digagas Taruna STP Bogor Jurusan Penyuluhan Perikanan ini. Di antaranya Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, Kasubdit Usaha Ekonomi Keluarga Kementerian Dalam Negeri Drs Moh Darmodo, MSi. Tak pelak, acara yang berlangsung di Aula Kampus STP Bogor Jl Cikaret No 2 Bogor, Jabar, ini penuh kesan dan makna. Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Da54
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
mandiri Prof Dr Haryono Suyono, MA, PhD, dengan judul makalah Pengembangan Desa Berbasis Posdaya, menuturkan, pentingya pengembangan sumberdaya manusia khususnya masyarakat desa. Salah satunya melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Menurutnya, STP Bogor ini digagas di tahun 1960 untuk memajukan perikanan karena ternyata Indonesia masih kekurangan sumberdaya manusia. “Lulusan yang disebar kepada rakyat banyak didorong bukan saja menghasilkan ikan tetapi mempunyai dampak sehingga masyarakat banyak makmur dan sejahtera. Masyarakat di tanah air, lanjut Prof Haryono, perlu mendapat penjelasan bahwa ikan itu memiliki gizi yang diperlukan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa hidup yang lebih baik sejajar dengan masyarakat ASEAN lainnya. “Sekolah ini sejak awal juga telah diciptakan untuk membentuk supertim bukan supermen atau membentuk lima kepercayaan. Yaitu,
kepercayaan kepada diri sendiri, percaya kepada teman sejawat, percaya kepada institusi, percaya kepada masyarakat dan percaya kepada pasar,” tegas Prof Haryono. Untuk itu, lanjutnya, ia mengusulkan pembentukan relawan penyuluh oleh STP yang akan diturunkan untuk membantu pengembangan masyarakat melalui Posdaya. “Ini untuk mengoptimalkan jumlah penyuluh perikanan yang masih terbatas,” tegas Prof Haryono. Relawan penyuluh perikanan itu, tambahnya, dibentuk melalui “sekolah tanpa dinding” yang secara tidak langsung dibentuk oleh mahasiswa-mahasiswa STP Cikaret yang diturunkan ke lapangan pada saat menjalani kuliah kerja nyata (KKN). “Saya sudah melakukan persetujuan dengan Kepala Badan SDM Kelautan Perikanan dan Kepala STP, agar penyuluh-penyuluh diturunkan di setiap desa, terutama di Posdaya yang sudah ada,” tutur pria kelahiran Pacitan, Jatim, 6 Mei 1938 ini di hadapan ratusan peserta. Secara teknis, lanjut Haryono, pihaknya akan membuat jadwal bagi mahasiswa STP pada saat semester tiga dan empat yang akan melakukan praktek di desa, agar disalurkan ke tingkat-tingkat Posdaya. Begitu juga dengan mahasiswa semester tujuh dan delapan yang melakukan KKN lebih dari satu bulan dapat ditempatkan di setiap Posdaya, memberikan pendampingan dan pelatihan agar dapat menghasilkan anak-anak muda desa menjadi semacam penyuluh dengan praktek. “Sehingga dengan sendirinya melalui praktek tersebut selama satu bulan didampingi oleh mahasiswa STP yang KKN, akan menghasilkan penyuluh-penyuluh relawan dengan model “kuliah tanpa dinding” itu,” ujarnya. Lebih lanjut Haryono menjelaskan jumlah penyuluh yang tersedia tidak hanya tamatan dari STP tetapi juga hasil ajaran mahasiswa saat melakukan KKN atau diinisiasi oleh mahasiswa semester tiga yang sudah mulai kerja praktek. Menurutnya, model tersebut bila diterapkan secara konsisten, karena memberikan pendampingan selama satu bulan, dapat mendorong lahirnya bibit-bibit penyuluh dari kalangan masyarakat. “Dengan begitu jumlah penyuluh-penyuluh perikanan bertambah dengan baik. Tugas penyuluh tidak hanya untuk meningkatkan produksi, tetapi
Kepala Badan Pengembangan SDM KKP Dr Suseno Sukoyono, MM, saat memberikan cinderamata kepada Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono.
dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat agar mampu mengubah dirinya menjadi lebih mandiri, kuat dan sejahtera,” katanya. Model pendampingan itu, tambah Prof Haryono, bukan hanya menambah jumlah penyuluh perikanan tetapi lebih dari itu, lahirnya budaya untuk senang memelihara dan memproduksi ikan yang bertambah luas. “Kalau budaya memproduksi bertambah luas, dengan sendirinya masing-masing produsen akan menjual hasilnya, dengan sendirinya akan menjadi kampanye dan motivator orang untuk makan ikan.,” cetusnya. “Dengan sendirinya jumlah komunitas yang makan ikan akan bertambah banyak. Dan kalau bertambah banyak harga ikannya juga bertambah tinggi. Nah, ujungnya pendapatan peternak ikan akan meningkat,” ucap Prof Haryono. Tugas penyuluh ini, lanjutnya, berkaitan
Suasana acara seminar nasional penyuluhan perikanan yang digelar STP Bogor, Jabar.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
55
Para peserta seminar tampak dengan seksama menyimak paparan para narasumber.
dengan pengembangan sumber daya manusia di masyarakat khususnya pedesaan sebagai wilayah yang masih memerlukan pendampingan agar mampu mandiri, kuat dan sejahtera. Dijelaskannya, dalam pengembangan sumberdaya manusia, khususnya desa, ada beberapa program yang dapat dilakukan salah satunya adalah Posdaya yakni program yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi-fungsi keluarga, mendorong keluarga untuk mampu membangun dirinya. “Sehingga dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi berbagai permasalahan, mendorong peningkatan mutu keluarga serta mendorong terpeliharanya infrastruktur sosial berdasarkan kearifan budaya lokal, sehingga memperkuat keutuhan sebagai bangsa Indonesia,” kata Haryono. Tampil pula sebagai narasumber Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB Dr Arif Satria, Penyuluh Perikanan Teladan Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan Ahmad Rukhbi, SP, MM, MSi, Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Dr Ir Rina, MSi.
Hadir dalam acara ini Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Dr Suseno Sukoyono, MM, Direktur Pelaksana Yayasan Damandiri Dr Moch Soedarmadi, Deputi Direktur Umum Yayasan Damandiri Dr Mulyono D Prawiro, kepala desa/lurah se-Kabupaten Bogor, para mahasiswa STP Bogor, tenaga penyuluh perikanan, para pelaku utama perikanan dan undangan lainnya. Sedangkan Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Dr Suseno Sukoyono, MM yang secara resmi membuka acara menekankan, pentingnya penyuluh perikanan mampu manjadi agen perubahan (agen of change) dalam pengembangan kelautan dan perikanan. Salah satunya adalah berperan dalam pembangunan desa secara partisipatif untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, penyuluh perikanan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan SDM kelautan dan perikanan yang tinggal di wilayah desa. “Mereka menjadi ujung tombak dalam pendampingan masyarakat perikanan di desa agar terwujudnya pelaku utama yang produktif, efektif dan efisien, dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian, masyarakat yang tinggal di desa tidak kalah dengan masyarakat perkotaan,” tegas Dr Suseno Sukoyono, MM. “Saya berharap, melalui seminar nasional ini para taruna-taruni STP Jurusan Penyuluhan Perikanan, ke depannya sebagai calon tenaga penyuluh diharapkan menjadi tenaga penyuluh yang unggul dan berwawasan luas dan ikut andil dalam pengembangan desa,” pungkas Suseno. ADE S
Keakraban Hipprada dan Kwarnas Pengurus Pusat Himpunan Pandu dan Pramuka Dewasa (Hipprada) bergambar bersama pimpinan Kwartir Nasional (Kwarnas) usai acara audiensi Pengurus Pusat Hipprada dengan Ka Kwarnas pada Senin malam 6 Oktober 2014 lalu. Tampak Ketua Umum Hipprada Prof Dr Haryono Suyono berdampingan dengan Ka Kwarnas Dr Adhyaksa Dault (kelima dari kanan). ADE S [FOTO: DOK HAESA]
56
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
57
FORUM KITA
Dr Mulyono D Prawiro *)
Semoga Rakyat Tidak Kecewa Saat ini dunia kita telah berubah, khususnya Indonesia yang beberapa waktu yang lalu telah memiliki Presiden baru yang akan memimpin bangsa ini 5 tahun mendatang. Munculnya perubahan mungkin dengan cara yang tidak kita pahami, tidak kita duga dan tidak diprediksi, mendadak Indonesia memiliki seorang Presiden yang tidak disangka-sangka dan tidak diperhitungkan sebelumnya oleh para politisi maupun akademisi, termasuk masyarakat sendiri, karena Presiden yang baru adalah orang biasa dan muncul dari kalangan biasa pada umumnya.
Presiden dan aparatnya harus mampu mendorong dan memotivasi agar seluruh rakyat di seluruh tanah air bisa bekerja dan mendapatkan keuntungan. [FOTO: ISTIMEWA]
B
ANYAK orang yang berpandangan, bahwa tidak mudah untuk memimpin bangsa yang jumlah penduduknya lebih dari 250 juta orang seperti Indonesia ini dengan berbagai persoalan yang ada, mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan efektif untuk maju ke arah yang lebih baik dan bersama-sama. Kesan pertama mungkin terlihat hebat dan menjanjikan, terutama dalam tutur kata dan perbuatan, apalagi ditunjang dengan adanya media massa yang gegap gempita yang tiada henti menyoroti kesederhanaan dan kelembutannya. Rakyat terbuai dengan penampilan yang sederhana, sopan dan bahkan memikat hati. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan sebagian besar rakyat Indonesia memang hidup dalam kesederhanaan. Dengan kesamaan tersebut, maka rakyat tertarik untuk memilih dan mengidolakan seorang tokoh yang dianggap sama derajatnya dengan sebagian besar rakyat Indonesia. Dari pengalaman beberapa pemimpin dunia, dalam beberapa hal, penjelasan seorang 58
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
pemimpin mungkin terlihat tidak konsisten, yang kadang-kadang mengecewakan banyak rakyat, tetapi mau tidak mau sebagai pimpinan nasional harus berani melakukan dengan penuh tanggung-jawab. Pemimpin tidak akan mampu membuat semua rakyat senang, dan harus disadari bahwa dalam perjalanannya kadang-kadang akan membuat rakyat kecewa. Kepemimpinan yang efektif meliputi spektrum penuh tanggung-jawab dan sepanjang waktu dan harus menampilkan performa yang tinggi dan terus menerus serta selalu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Kita saksikan bersama bahwa pesta kemenangan usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden kali ini sungguh luar biasa, pesta kemenangan tersebut seolah-olah telah muncul adanya seorang penyelamat yang akan membawa bangsa ini ke arah yang jauh lebih maju, lebih sejahtera dan lebih demokratis. Harapan rakyat kepada pemimpin Indonesia yang baru sungguh sangat besar, mereka berharap Indonesia akan jauh lebih baik dibandingkan
dengan masa lalu terutama terkait masalah kesejahteraan rakyat. Pekerjaan rumah yang besar pemerintahan sekarang ini adalah masalah kemiskinan, ketertinggalan dan kesenjangan yang dirasa masih cukup tinggi dan juga pemerataan pembangunan. Menaruh harapan besar kepada Presiden terpilih untuk bisa merubah dengan struktur yang ada dengan berbagai persoalan yang tidak mudah untuk diselesaikan, diperlukan adanya strategi khusus yang tentunya berbeda dengan pemimpin sebelumnya. Ini memang tidak mudah dan terkesan rumit, meskipun Presiden terpilih saat ini berhasil membuat setiap rakyat senang dengan realitas sekarang, tetapi kalau tidak hati-hati bisa jadi rakyat akan kecewa dikemudian hari. Mengecewakan rakyat banyak merupakan akibat yang tidak dapat dielakkan dalam upaya menantang status quo. Menurut Oren Harari, seorang guru besar dari University of San Francisco dalam bukunya berjudul The Leadership Secrets of Colin Powell, seorang pemimpin tidak akan bisa membuat rakyat senang sepanjang waktu dan kepemimpinan tidak dapat dijadikan kontes kepopuleran, tetapi yang paling penting adalah berusaha untuk tidak menyinggung orang lain. Ini yang harus menjadi catatan, karena apabila pemimpin yang hanya disukai rakyat akan membawa ke jalan mediocrity (sikap setengah-setengah), karena pemimpin tersebut akan takut membuat rakyat marah dan cenderung ragu-ragu serta menangguhkan tindakan ketika tiba saatnya untuk membuat pilihan yang sulit. Kalau tidak hati-hati pemimpin seperti itu akan melukai kredibilitasnya sendiri dan menurunkan performanya dimata rakyat terutama rakyat yang mengidolakannya. Pemimpin yang baik dalam bentuk usaha apa pun tahu bahwa dilema itu pasti muncul dalam pekerjaan mereka. Keputusan penting yang akan diambil seorang pemimpin akan membuat sebagian rakyat akan marah, tetapi seorang pemimpin harus berani mengambil resiko, karena keputusan yang diambil tidak mungkin akan memuaskan semua pihak. Pasti ada pihak-pihak yang merasa kecewa dan bahkan akan marah. Tidak semua perubahan itu menguntungkan, bisa jadi merubah sesuatu akan membuat rakyat kecewa, bahkan marah karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Biasanya rakyat hanya puas dengan apa yang mereka ketahui dan menolak apa yang tidak mereka kenal. Tantangan berat bagi pemerintahan sekarang, karena harus mampu memuaskan
semua kalangan dan berbagai pihak serta berbagai kepentingan. Apabila rakyat menjadi prioritas utama, maka berbagai kepentingan yang sifatnya pribadi maupun golongan akan dapat dikesampingkan. Seorang pemimpin negara besar seperti Indonesia ini sebaiknya memiliki formulanya sendiri untuk mencapai konsensusnya. Yang harus dilakukan pertama-tama adalah bersikap jelas tentang arah umum pembangunan yang akan ditempuhnya dalam mengemudikan negara dan bangsa. Dr Mulyono D Prawiro Ketika seseorang telah dinobatkan sebagai pimpinan nasional, mau tidak mau dia harus mampu mengkomunikasikan visinya dengan istilah-istilah yang sederhana tetapi menarik. Tidak ada imbalan untuk politik yang menutupi kesalahan, dan yang paling penting adalah berbasiskan performa dan membuka munculnya gagasan-gagasan baru dan sumber daya serta saling berhubungan antara fungsi satu dengan fungsi yang lain. Dengan munculnya berbagai harapan, setiap orang selayaknya diundang dan diharapkan berpartisipasi dalam permainan yang baru. Setidak-tidaknya menyampaikan kepada rakyat, bahwa siapapun dan dimanapun rakyat diharapkan mengambil bagian dalam pembangunan. Semua harus ada kejelasan tujuan dan keterbukaan, sehingga bisa berjalan menuju pembentukan konsenus dan keberhasilan bersama. Itulah sebabnya maka prioritas utama adalah memberikan sumber daya yang diperlukan agar rakyat bisa sukses kompetisi dalam permainan baru. Seperti yang selalu diucapkan Presiden terpilih Jokowi : kerja, kerja dan kerja. Sebagai pimpinan pemerintahan yang dianggap hebat, bukannya Presiden dan Kabinetnya saja yang harus bekerja keras siang-malam, dan rakyat hanya sebagai penonton, tetapi harus sebaliknya, bahwa pemimpin harus mampu menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi sesuatu yang ada dan ciptaan baru tersebut membuat semua rakyat bekerja. Presiden dan aparatnya harus mampu mendorong dan memotivasi agar seluruh rakyat di seluruh tanah air bisa bekerja dan mendapatkan keuntungan. Apabila pemerintahan yang baru ini tidak berhasil membuat seluruh rakyat Indonesia bekerja, maka dapat dipastikan rakyat akan marah dan siap untuk kecewa. *)Penulis adalah Dosen Pascasarjana dan Anggota Senat Universitas Satyagama, Jakarta. Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
59
LAPORAN DAERAH
Pesta Rakyat Tani Pasar Tugu
Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kehidupan petani Indonesia sekarang ini seringkali kurang mendapat perhatian serius. Tak heran, bila kesejahteraannya pun masih banyak yang memprihatinkan. Kondisi inilah yang menarik perhatian berbagai kalangan untuk mengangkat nasib petani di tanah air. Salah satunya AgriSocio, sebuah perusahaan sosial berbasis pertanian ini sengaja menggelar acara Pesta Rakyat Tani Pasar Tugu (Sabtu dan Minggu) pada Minggu pagi 19 Oktober 2014 lalu. Tujuannya agar para petani mampu mengoptimalkan produktivitas hasil pertanian sehingga kesejahteraannya meningkat.
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono saat memberikan sambutan di hadapan para petani lingkar kampus IPB seputar Pasar Tugu yang digagasnya. [FOTO-FOTO: ADE S]
60
L
ANGKAH itu dilatarbelakangi kepedulian AgriSocio bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Jawa Barat, terhadap para petani di sekitar kampus. Melalui konsep local branding (merek lokal, red) yang dikembangkannya hasil olahan petani mampu memperluas pasar sehingga kualitas hidup masyarakat petani di desa meningkat. Kegiatan itu, juga menjadi ajang partisipasi langsung para petani desa lingkar kampus dalam memamerkan hasil produksi terbaru maupun hasil panen pertaniannya. Acara yang terselenggara atas kerja IPB bersama AgriSocio dan Yayasan Damandiri ini mengangkat tema “Optimalisasi Produktivitas dan Peluang Sektor Pertanian di Desa Lingkar Kampus”. Dengan menghadirkan langsung Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono. Tak ayal, acara yang berlangsung di pelataran Kampus IPB Dramaga, Jl Raya Dramaga, Bogor, Jabar, ini mendapat sambutan hangat dari para petani maupun konsumen. Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono memaparkan latar belakang dicetuskannya Pasar Tugu. Menurutnya, ide itu digagas sekitar tahun 1990-an, seiring keprihatinan almarhum Presiden HM Soeharto saat itu terhadap para
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
akseptor Keluarga Berencana (KB) yang berasal dari para petani di desa yang belum meningkat kesejahteraannya. Untuk itu, lanjut Prof Haryono, Presiden Soeharto bertanya kepada dirinya. “Bagaimana ini Haryono, spiralnya sudah dipakai, pilnya sudah dipakai tetapi petani belum juga sejahtera?” ujar Prof Haryono menirukan ucapan almarhum Pak Harto. Dirinya menjawab. “Pak, belum sejahtera karena hasil produksi petani tidak dibeli oleh orang kota dan orang kaya secara langsung,” jawab Prof Haryono kala itu. Untuk itu, sambungnya, dia usul kepada almarhum Pak Harto, agar semua pegawai pada hari Sabtu dan Minggu diliburkan dan dianjurkan para pegawai pada hari Sabtu dan Minggu pergi ke desa dan belanja di warungwarung milik petani di desa. Mendengar usulan itu, lanjut Prof Haryono, almarhum Presiden HM Soeharto setuju pada hari Sabtu dan Minggu, pegawai di Indonesia diliburkan yang sampai sekarang hari Sabtu dan Minggu tetap libur. “Ini adalah cara-cara pantas untuk dikembangkan. Biasanya orang membangun itu, mulai dari pertaniannya. Tetapi dengan sistem Pasar Tugu ini berbeda yang dibangun pasarnya dulu baru kemudian minat pembelinya.” kata Prof Haryono. Kalau minatnya ada, lanjut Prof Haryono, kemudian dipromosikan, kalau yang dipromosikan sudah ada, maka diperkuat infrastruktur dan teknologi dari pertanian. Selanjutnya, baru diperkuat strukturnya, diperkuat orangnya dan
diperkuat cita-citanya untuk saling berbagi kepada yang belum sejahtera. “Pasar Tugu menciptakan di lingkungan keluarga saling peduli kepada keluarga lain yang belum sejahtera. Kemudian, diperkuat cita-citanya untuk peduli dan bersatu serta diperkuat gagasannya. Selain itu, juga menciptakan manusia di dalam keluarga yang saling peduli, keluarga antara Posdaya, keluarga antar tetangganya, keluarga antar bangsa yang akhirnya, keluarga itu sejahtera,” ujar Menko Kesra dan Taskin era almarhum Presiden HM Soeharto ini di hadapan puluhan petani lingkar kampus. Kado pemerintahan baru Pihaknya sengaja menghidupkan kembali Pasar Tugu ini. Kegiatan pasar yang sengaja digelar pada hari Sabut dan Minggu di saat pegawai pemerintah libur. “Di hari itu sengaja diundang orang-orang kota untuk tidak belanja di mall, tetapi pergi ke desa setiap hari Sabtu dan Minggu. Sehingga para petani di desa bisa menjual hasil produksinya dan dengan sendirinya para petani mendapat nilai tambah yang lebih baik. Dan ini menguntungkan para petani untuk menjual produknya dengan angka yang lebih,” tutur Prof Haryono seraya menambahkan kegiatan ini sekaligus kado bagi pemerintahan baru yang dipimpin Presiden terpilih Ir H Joko Widodo dan Drs H Muhammad Jusuf supaya tidak hanya me-ngopenin orang kota dan membuat pasar modern tetapi menyisihkan anggaranya yang makin banyak untuk membuat Pasar-pasar Tugu di desa. Memakmurkan petani, ujar Prof Haryono, bukan dengan mengasih uang cuma-cuma seperti bantuan langsung tunai (BLT) tetapi memberi modal dan selidiki pasar, kembangkan produk, kembangkan infrastruktur, kembangkan para petani untuk menjadi keluarga yang mandiri. “Ini adalah gagasan yang perlu dikembangkan melalui Presiden RI Terpilih 2014 Jokowi, sehingga Pasar Tugu membawa berkah,” tegas pria kelahiran Pacitan, Jatim, 6 Mei 1938 ini. Forum ini, lanjutnya, sebagai upaya pendekatan untuk mengetahui permintaan masyarakat. “Kemudian permintaan itu, dipenuhi dengan cara promosi, bahwa petani bisa. Kemudian, para petani dikembangkan teknologinya, dikembangkan kemampuannya, sehingga petani bisa memenuhi bukan yang dia bisa tetapi memenuhi apa yang pasar minta,” tukasnya. Diakuinya, akses petani ini akan dapat dipenuhi oleh para mahasiswa yang melakukan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posdaya di desa. “Petaninya akan menjadi senang karena selain mendapat tambahan keterampilan dari mahasiswa tetapi juga hasil taninya laku pasar,” tutur Prof Haryono. Hadir dalam acara ini Koordinator Posdaya Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) IPB Ir Yanefri Bachtiar, MSi, Chief Executive Officer (CEO) AgriSocio Alfi Irfan, SE, para mahasiswa IPB, puluhan petani lingkar kampus dan undangan lainnya. Sedangkan CEO Agrisocio Alfi Irfan, SE menjelaskan, ada lima hal yang ingin diperjuangkan melalui kegiatan Pesta Rakyat Tani Pasar Tugu ini. Pertama, para petani bisa mengetahui bahwa permintaan dari masyarakat. Sehingga petani bisa langsung mejual produkproduknya baik yang masih dipanen maupun yang sudah diolah. Kedua, memfasilitasi para petani bukan saja di sekitar kampus IPB ini, tetapi para petani yang jauh dari kampus IPB yang akan menyalurkan produknya. “Seperti yang dilakukan para petani di Garut dan Tasikmalaya yang bisa langsung menjual produknya di acara seperti ini. Upaya ini dilakukan agar para petani yang berada jauh di luar kampus IPB juga bisa merasakan manfaatnya dari kegiatan ini,” ungkapnya. Ketiga, lanjut Alfi, acara inipun menggelar aneka pelatihan teknis dalam upaya meningkatkan produktivitas produk-produk hasil tani, cara mengelola dan cara memasarkannya. Sehingga hasil dari produk-produk hasil petani Indonesia bisa meningkat. Keempat, menampilkan berbagai acara hiburan dan doorpize. Dan kelima, memberi sertifikat buat petani sehingga memiliki penemuan tertentu yang bermanfaat bagi para petani di masa mendatang. ADE S
Prof Haryono saat berdialog dengan peserta stand Pasar Tugu seputar hasil produksi yang dipamerkannya.
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
61
LAPORAN DAERAH
Presiden Jokowi dan Wapres JK
Kuatkan Kebersamaan dan Suburkan Kepedulian Presiden terpilih, Ir Joko Widodo dan Drs Jusuf Kalla selama tahun 2014-2019 akan memimpin pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, menerjemahkan MDGs serta memperjuangkan harapan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat.
Ir Joko Widodo yang saat ini menjadi Presiden RI terpilih memberi salam hormat pada Prof Dr Haryono Suyono dalam satu kesempatan. [FOTO: DOK HAESA]
62
T
ANGGAL 20 Oktober 2014, Presiden dan Wakil Presiden baru Republik Indonesia dilantik. Pasangan presiden dan wakil presiden baru pilihan rakyat hasil Pemilihan Umum Presiden 2014 ini menjadi tumpuan dan harapan bagi seluruh rakyat bangsa ini. Kesejahteraan dan keadilan serta pemerataan pembangunan menjadi salah satu harapan itu. Seluruh rakyat berharap bisa mendapat pelayanan terbaik. Apalagi, rakyat adalah raja. Rakyat juga yang memilih presiden dan wakil presiden. Atas amanah tersebut baik presiden dan wakil presiden maupun para menteri harus menjalankan konsekuensinya memberikan
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
pelayanan kesejahteraan kepada rakyatnya. “Perhatian dan pelayanan kepada rakyat sangat dinanti dengan semangat perubahan ke arah yang lebih baik. Kedua pemimpin baru harus mampu menyuburkan kepedulian sesama anak bangsa. Partisipasi harus semakin dikuatkan. Peranserta harus menjadi milik semua, termasuk para penyandang disabilitas,” kata Prof Dr Haryono Suyono, Menko Kesra era pemerintahan Kabinet Pembangunan. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, ujar Prof Haryono yang kini Ketua Yayasan Damandiri, keduanya harus menyambut awal kerjanya dengan penuh keseriusan. Pasalnya, saat negara-negara dunia bertindak serius berpacu mengejar target MDGs, Indonesia belum menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Berbagai tantangan masih dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah kesenjangan antarwilayah dan kelompok termasuk kelompok marginal yang perlu diatasi. ”Upaya pencapaian target MDGs Indonesia bukan sekadar membutuhkan keberpihakan tetapi juga komitmen dalam mengentaskan kemiskinan dan mensukseskan MDGs. Ini yang perlu perhatian Presiden dan Wakil Presiden baru,” ujar Menteri Negara dan Kepala BKKBN yang berhasil menjadikan program KB Indonesia mendunia. Badan Pusat Statistik pada Maret 2014, mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 28,28 juta orang atau meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sejumlah 28,17 juta orang. Dari total penduduk miskin 28,28 juta orang tersebut, sebanyak 10,5 juta orang berada di daerah perkotaan dan sebesar 17,7 juta orang berada di daerah perdesaan. Presiden dan Wakil Presiden sebagai pemimpin baru juga harus mampu menyatukan dan menguatkan kebersamaan satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, Indonesia agar semakin kokoh. Oleh karena itu dalam kerangka persatuan dan kesatuan itulah misalnya, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan ratusan perguruan tinggi, lembaga sosial kemasyarakatan, pemerintah pusat dan daerah mengembangkan program dan kegiatan pemberdayaan keluarga (Posdaya) di tingkat desa dan kampung-kampung di pedesaan maupun perkotaan untuk menyegarkan kegotongro-
yongan dan kebersamaan saling menolong untuk maju dan sejahtera. Posdaya di tingkat RT, RW dan pedusunan di seluruh Indonesia menyegarkan kembali persatuan dan kesatuan. Bagi anggota Posdaya yang mau bekerja cerdas dan keras diberi berbagai kegiatan pelatihan sederhana. Ada yang dilatih mengolah ikan dan lele menjadi abon, naget, keripik dan jenis masakan lain agar masa rasa nyaman hasil budi daya ikan itu lebih panjang dan harganya lebih tinggi sehingga menguntungkan rakyat. Selain itu, ada pula yang membuat Kebun Bergizi dan kebunnya ditanami dengan tanaman yang laku jual sehingga hasil kebunnya selain dinikmati sendiri juga dijual bersama ke pasar untuk ditukar dengan keperluan lainnya. Ada pula yang kebunnya menjadi Kebun Bersama sehingga tanamannya dapat diatur untuk panen pada waktu yang tidak sama agar bisa melayani kebutuhan pasar pada waktu yang berbeda-beda. Sementara, di daerah pantai, seperti Brebes, Sidoarjo, Pacitan dan lainnya dengan air payau, Posdaya dan anggotanya diajak menanam bibit rumput laut sehingga dalam waktu tidak lebih dari dua tiga bulan lahan air payau yang tadinya tidak berguna itu berubah menjadi lahan rumput laut yang subur dan siap menghasilkan olahan yang akan laku jual karena bisa diolah menjadi makanan, agaragar serta keripik atau bahan baku makanan dan olahan lain yang berguna. Bersama mitra lembaga keuangan yang memiliki kepedulian tinggi, Yayasan Damandiri mengembangkan program Tabur Puja berupa ajakan untuk menabung dan mempergunakan kredit yang diberikan tidak lebih dari Rp 2 juta setiap anggota dalam tatanan tanggung renteng. Kegiatan Tabur Puja itu telah dikembangkan dengan berhasil di wilayah Jabodetabek, Jatim dan juga akan dikembangkan di Kulon Progo, Bantul, Bangli, Padang serta daerah lainnya. Kegiatan Tabur Puja sifatnya menjemput bola dengan mendatangi tempat-tempat anggota Posdaya bertemu dalam kelompok arisan, kelompok pelatihan atau kelompok mengantar anak-anak mereka ke sekolah PAUD di desanya sambil berlatih ketrampilan. Terkait Tabur Puja ini, Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja menu-
turkan ketakjubannya saat kunjungannnya ke Padang, Sumatera Barat. Di Posdaya Melati, selain diselenggarakan kegiatan PAUD, Posyandu dan lingkungan kebun bergizi juga sudah memanfaatkan Kredit Tabur Puja. “Alhamdulillah, meskipun belum dua bulan, ternyata sudah tersalur Kredit Tabur Puja Rp 3 milyar di Padang dan masing-masing maksimum keluarga kader Posdaya menerima Rp 2 juta. Bahkan, tunggakkannya 0 persen dan sudah menabung puluhan juta. Ini luar biasa sekali,” ujar mantan Menteri Koperasi yang belum lama ini bersama Gubernur Prof Dr Irwan Prayitno, MSc melaunching Sentra Kulakan Posdaya (Senkudaya) Koperasi Hidayah Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) di Padang, Sumbar. Dengan dukungan tabungan dan kredit Tabur Puja makin tinggilah arti persatuan dan kesatuan untuk maju. Demikian pula kader Posdaya yang tadinya merupakan keluarga-keluarga miskin dan sering diumpamakan seperti ulat bulu yang menjijikan dan sering menyebabkan gatal-gatal, kini telah berubah menjadi kupu-kupu, setelah sebelumnya melewati proses menjadi kepompong yang dalam diamnya rajin melengkapi kekurangannya dengan berlatih dan bekerja keras dan bekerja cerdas. Prof Haryono pun berharap agar Presiden dan Wakil Presiden yang telah dipilih rakyat dan pada 20 Oktober 2014 dilantik agar dengan penuh perhatian dan kasih sayangnya menjadikan rakyat-rakyat yang masih seperti ulat bulu itu bisa menjadi kepompong, dan akhir-
Prof Dr Haryono Suyono mencermati gelar produk usaha produktif kaderkader Posdaya. [FOTO-FOTO: HARI]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
63
Dr Subiakto Tjakrawerdaja mengamati hasil usaha kreatif kader Posdaya di Kulonprogo, DIY.
nya berubah menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu yang cantik dengan bulunya yang indah. “Kupu-kupu yang tidak pernah terbang tinggi. Kupu-kupu yang terbang rendah dan selalu dekat dengan rakyat. Kupu-kupu kalau makan bunga tidak merusak tetapi justru memberi manfaat kepada bunga sehingga bunga berubah menjadi buah dan bermanfat bagi manusia,’ ujar Prof Haryono berfilosofi.
Hal senada juga diungkapkan Prof Sudharto P Hadi, MES, PhD, mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang, yang juga salah satu moderator debat Kandidat Capres Pilpres 2014. Program penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan tetap menjadikan sebuah keharusan dari Presiden baru. “Bukankah, tujuan dari bernegara adalah meningkatkan dan memajukan kesejahteraan serta mengentaskan kemiskinan,” ujarnya. Mantan pimpinan salah satu perguruan tinggi mitra Yayasan Damandiri menambahkan, Posdaya sebagai wahana pemberdayaan terdiri dari 4 pilar kegiatan, artinya ada lahannya untuk akselarasi bagi upaya pengentasan kemiskinan. “Posdaya sangat membantu daerah kabupaten/kota maupun lainnya dalam menyelesaikan pencapain target MDGs,” katanya. Memang sangat arif jika presiden dan wapres baru bersama para menteri pilihannya bisa seperti kupu-kupu yang tetap terbang rendah dan selalu dekat dengan rakyat membangun kesejahteraan dalam kebersamaan. HARI
Keluarga Besar Majalah Gemari Mengucapkan Selamat atas pelantikan:
Ir H Joko Widodo dan
Drs H Muhammad Jusuf Kalla Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019 beserta seluruh jajaran Menteri Kabinet Kerja periode 2014-2019.
Semoga dalam mengemban amanah senantiasa mendapatkan bimbingan Allah SWT, sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Aamiin 64
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
DNIKS
Wonosobo Gelar Jambore Lansia Internasional 2014
Lansia Indonesia Bagian dari Lansia Internasional Berbagai bentuk dukungan berkelanjutan terhadap komitmen serta upaya memberdayakan lansia di setiap lini pembangunan baik di bidang kesehatan, ekonomi kesejahteraan maupun sosial kemasyarakatan, Pemerintah dan Komisi Daerah Lansia Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menyelenggarakan Jambore Lansia Internasional tahun 2014, yang dilaksanakan pada 27 sampai dengan 30 September 2014 lalu di Kabupaten Wonosobo.
M
ENURUT Ketua Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) Prof Dr Haryono Suyono, Jambore Lansia Internasional ini adalah bagian dari perhatian terhadap keluarga. Karena Hari Keluarga Nasional yang dicetuskan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993, sekarang telah dikukuhkan oleh Presiden SBY tetap menjadi Hari Keluarga Nasional. Menko Kesra dan Taskin era Presiden BJ Habibie ini menjelaskan, Hari keluarga nasional itu terdiri dari lansia yang peduli terhadap tiga generasi, generasi muda yang bekerja keras untuk seluruh keluarga dan anak-anak calon pengganti keluarga masa depan. “Oleh karena itulah gebyar hari ini adalah gebyar yang memberikan gambaran bahwa lansia peduli tiga generasi bisa sangat meriah,” ujarnya. Lebih lanjut pria kelahiran Pacitan, 6 Mei 1938 ini menuturkan, Wonosobo ini menjadi momentum untuk memperingati hari lansia internasional yang membuktikan bahwa lansia Indonesia adalah bagian juga dari lansia internasional. “Dan ternyata Kabupaten Wonosobo bisa melakukan apa yang kita citacitakan dengan sangat baik. Dan wakil gubernur telah mendeklarasikan adanya Senam Keluarga Indonesia,” imbuhnya. Ketua DNIKS yang juga Ketua Yayasan Damandiri ini berharap, “Mudah-mudahan ini menjadi suatu kegiatan nasional yang akan di-
ulang-ulang setiap tahun atau bahkan setiap hari. Yaitu tidak saja lansia mengadakan senam yang ditonton oleh generasi muda tetapi lansia mengadakan senam yang diikuti oleh anaknya, oleh cucunya dan menyebabkan keluarga itu menjadi keluarga yang sehat akhirnya nanti menjadi keluarga yang cerdas, akhirnya nanti ikut serta sekolah yang setinggi-tingginya membangun nusa dan bangsa sehingga menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang berdaya dan peduli terhadap tiga generasi,” ucapnya. Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Komda Lansia Jawa Tengah Drs H Heru Sujatmoko MSi, Ketua Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) yang juga Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, Wakil Bupati Wonosobo Dra Hj Maya Rosida MM, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga BKKBN Dr Sudibyo Alimoeso, Direktur Ketahanan Keluarga Lansia BKKBN, Direktur Pemberdayaan Lansia Kementerian Sosial, Wakil Gubernur Sulawesi Utara H Muhammad Soleh. Selain itu turut hadir para Duta Besar negara sahabat dan utusan khusus Presiden Seychelles untuk negara ASEAN Nico Barito, Programme Officer Seychelles Tourism Promotion and Development Alexander Melbourne, Deputi Ambassador of Brunei Darussalam, Ambassador of Georgia, Minister Conselor of Myanmar, Deputi
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah, Wakil Bupati Wonosobo dan undangan dari Duta Besar Negara Sahabat pada acara pembukaan Jambore Lansia. [FOTO-FOTO: SULAEMAN]
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
65
Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono saat berbincang-bincang dengan peserta Jambore Lansia Internasional.
66
Ambassador of Kazakhstan, Asisten for Economic Development. Pada kesempatan yang sama Wakil Bupati Wonosobo Dra Hj Maya Rosida MM mengemukakan, sebagai salah satu bentuk lansia peduli tiga generasi, juga akan dilaksanakan suatu seminar anti narkoba dan kesehatan, selaras dengan visi dari pada Komisi Daerah Lansia Kabupaten Wonosobo, lansia yang berguna dan berkualitas. “Kami telah mengupayakan secara maksimal agar penyelenggaraan Jambore Lansia Internasional di Kabupaten Wonosobo ini dapat berjalan dengan lancar,” cetusnya. “Berbagai upaya terus kami lakukan dalam rangka mengatasi permasalahan serta menumbuhkan kepercayaan dan meningkatkan suatu kegiatan sosial yang diterjemahkan melalui program kerja yang dikonsentrasikan pada penanganan masalah lansia dengan harapan ke depan lansia tidak hanya berumur panjang akan tetapi menikmati masa tuanya dengan penuh kebahagiaan, meningkatkan kualitas hidup diri mereka serta produktif untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan,” katanya. Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Komda Lansia Jawa Tengah Drs H Heru Sujatmoko MSi memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Kabupaten Wonosobo atas pelaksanaan Jambore Lansia Internasional 2014. “Kami sangat menghargai kegiatan lansia di Wonosobo ini. Kita ingin membangun kebersamaan yang sebenarnya, kebersamaan yang sudah alamiah, yang sudah melekat antara yang sepuh, yang tua dengan yang dewasa, dengan yang muda, dengan
Gemari Edisi 166/Tahun XV/Nopember 2014
anak-anak,” ujarnya. Lebih lanjut pria kelahiran Purbalingga, 13 Juni 1951 menegaskan, “Itu bagian dari budaya kehidupan kita. Oleh karena itu kami mengajak saudara sekalian bahwa prinsip hidup kebersamaan kita bangun terus. Kebersamaan dari berbagai strata usia, kebersamaan dari berbagai kelompok sosial, kebersamaan dari berbagai komunitas politik yang berbeda-beda, kebersamaan yang nuansanya kebangsaan sehingga tidak dibatasi oleh batasbatas teritorial,” urainya seraya menambahkan, “Dengan demikian kita kembali pada filosofi jati diri kita yang diwariskan para pendahulu kita, ketika kita mengingat kembali falsafah negara kita Pancasila. Dan ini merupakan salah satu unsur yang bisa mempersatukan kita.” “Dalam istilah Banyumasan itu ada istilah Brayan Urip, kita tidak bisa hidup sendiri, hidup bersama. Brayan nyambut gawe, karena orang hidup menjadi bermakna, bisa berkarya sampai tua sehingga kita merasa berguna. Brayan seneng, sejahtera tetapi harus selamet. Yang kesemuanya tidak bisa sendirian tetapi harus bersama-sama, saling bantu satu dengan yang lain,” imbuh Drs H Heru Sujatmoko, MSi. Pada acara Jambore Lansia Internasional 2014 tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Komda Lansia Jawa Tengah juga mencanangkan Senam Keluarga Indonesia. Senam yang diikuti oleh tiga generasi, lansia dewasa, kaum muda, remaja dan anak-anak. “Dalam kegiatan senam bersama kita membangun kebersamaan. Kita ingin tetap menjaga kebugaran. Yang muda menghormati yang sepuh, yang sepuh menyayangi yang muda,” ucapnya. Mantan Bupati Purbalingga dalam sambutannya sangat terinspirasi dengan sosok Prof Dr Haryono Suyono. “Bersyukur kalau bersama-sama dengan Prof Dr Haryono Suyono, saya merasa masih muda tetapi kita juga merasa kecil karena beliau adalah lansia yang luar biasa dan saya pikir beliau adalah teladan bagi lansia di seluruh Indonesia. Saya melihat beliau ini tidak tambah sepuh tapi tetap, jangan-jangan malah semakin muda,” tuturnya. SUL/DH