merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun dari sejarah perusahaan. d. Laporan Arus Kas Arus Kas Aktual, yang berlawanan dengan laba bersih akuntansi, yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode tertentu. Nilai dari suatu aktiva (atau perusahaan secara keseluruhan) ditentukan oleh arus kas yang dihasilkan. Laba bersih perusahaan memang penting, tetapi arus kas bahkan lebih penting lagi karena dividen harus dibayarkan secara tunai dank arena kas diperlukan untuk membeli aktiva yang dibutuhkan untuk melanjutkan operasi. 2.2.3.
Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan Teknik-teknik analisis laporan keuangan digunakan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2005:159) terdapat tiga teknik yang lazim dipakai yaitu: a. Analisis Horizontal adalah menganalisis data laporan keuangan lebih dari satu periode. b. Analisis Vertikal, mengevaluasi data laporan keuangan dengan cara menjelaskan setiap unsure dalam laporan keuangan yang ditunjukkan dengan nilai prosentase. c. Anlisis Ratio menggambarkan hubungan di antara unsur dalam laporan keuangan.
17
2.3 Ratio Keuangan 2.3.1
Pengertian Ratio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standart (Munawir,2001:64)
2.3.2
Penggolongan Angka Ratio Menurut Dewi Astuti (2004:29) ratio keuangan dikelompokan menjadi: a. Ratio Likuiditas Aktiva yang dapat diperdagangkan pada pasar yang aktif dan dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Posisi likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Analisis likuiditas yang lengkap membuthkan penggunaan anggaran kas, tetapi dengan menghubungkan jumlah kas dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya, analisis rasio memberikan pengukuran likuiditas yang cepat dan mudah.
18
b. Ratio Manajemen Aktiva Rasio manajemen aktiva mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola aktivanya, yaitu mengukur kemampuan seluruh aktivanya dalam menghasilkan penjualan. Rasio aktivitas ini menunjukkan seberapa cepat aktiva lancar dapat dikonversikan kedalam kas. c. Ratio Manajemen Hutang Untuk
mendanai
operasional
perusahaan
yang
terus
meningkat, kerapkali perusahaan memakai dana pinjaman yang dikenal leverage keuangan. Jadi leverage keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang. Pembiayaan dengan hutang ini memiliki beberapa kelebihan antara lain : 1. Memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengedalianatas perusahaan dengan investasi yang terbatas. 2. Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan
marjin
pengaman,
sehingga
jika
pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dananya sebagai modal, maka krediturnya dapat melihat bahwa sebagai besar risiko perusahaan ditanggungnya. 3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar dibanding pembayaran bunga, maka tingkat pengembalian modal pemilik akan lebih besar atau leverage.
19
d. Ratio Rentabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adala laba bersih. Para investor dan kreditur sangat
berkepentingan
dalam
mengevvaluasi
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun dimasa mendatang.Rasio Profitabilitas terdiri dari : 1. Rasio Marjin Atas Penjualan Rasio ini mengukur laba per rupiah penjualan. Perhitungan rumus ini yaitu laba bersih dibagi dengan penjualan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengedalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan. 2. Rasio Pengembalian Atas Aktiva Rasio ini dikenal dengan nama return on asset ratio atau ROA. Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kenerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. 3. Rasio Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingka hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan
20
pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. 4. Ratio Nilai Pasar Rasio nilai pasar adalah sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan kepada manajemen petunjuk menganai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan dimasa lalu serta prospek dimasa mendatang. Bila rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen hutang, dan profitabiltas baik, maka kemudian rasio nilai pasar akan menjadi tinggi dan harga saham akan setinggi yang diharapkan. 2.4 Return Saham 2.4.1
Pengertian Return Saham Menurut Jogiyanto (2003:109), Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham adalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh investor yang menanamkan dananya di pasar modal yang berupa return realisasi dan return ekspektasi.
2.4.2
Jenis-Jenis Return a. Return Realisasi Return Realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return Realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return Realisasi penting karena digunakan sebagai salah stu pengukur kinerja dari
21
perusahaan. b. Return Ekspektasi Return Ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. 2.4.3
Rumus Return Saham Return saham biasanya didefinisikan sebagai perubahan nilai antara periode t +1 dengan periode t ditambah pendapatanpendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham terdiri dari capital gain (loss) dan Yield. Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periode terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi (Jogiyanto,2003:110) Konsep return saham dapat digunakan berbagai konsep antara lain return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain atau capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pt-1) Capital gain merupakan selisih dari investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dalam penelitian ini hanya memeperhitungkan return saham yang berasal dari capital gain tanpa memperhitungkan adanya deviden yield. Karena pada dasarnya dividen yang dibagikan
22
nilainya kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh jika tidak ikut diperhitungkan. Selain itu tidak selamanya perusahaan membagikan dividen secara periodik pemegang sahamnya. Besarnya actual return dapat dihitung dengan rumus: Pt – Pt-1 Return Saham = Pt-1 Keterangan : Pt = Harga Saham Saat ini Pt-1 = Harga Saham Sebelumnya 2.5 Harga Saham 2.5.1
Pengertian Saham Saham
adalah
surat
berhaga
yang
menunjukan
adanya
kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbitan saham. 2.5.2
Jenis-Jenis Saham a. Saham Preferen (Preferred Stock) Jenis saham yang akan menerima laba setelah laba hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dapat dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali.
23
b. Saham Biasa (Common Stock) Jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. 2.5.3
Penilaian Saham Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ jual akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan Nilai saham dibedakan menjadi: a. Nilai Nominal Nilai Nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. b. Nilai Buku Nilai Buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih ( net assets) yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham dan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. c. Nilai Pasar Harga saham di bursa saham pada saat tertentu dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasa bursa. d. Nilai Intristik Nilai sebenarnya atau seharusnya dari suatu saham. Calon
24
investor menghitung nilai intristik saham untuk memutuskan strategi investasinya. Cara menentukan nilai intristik ada dua analisis sebagai berikut: 1. Analisis Fundamental yaitu menghitung nilai intristik menggunakan data keuangan perusahaan. 2. Analisis Teknikal yaitu menghitung nilai intristik dari data perdagangan saham (harga dan volume penjualan) yang telah lalu. Digunakan untuk mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti : harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan idividu, serta factor-faktor lain yang bersifat teknis. Pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (Market analysis) atau analisis internal ( internal analysis). 2.6 Earning Per Share (EPS) 2.6.1
Pengertian Earning Per Share (EPS) Earning Per Share merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Darmaji, 2001:139). Menurut Simamora (2000:530), EPS adalah laba bersih per Lembar saham biasa yang beredar selama periode tertentu.
25
Berdasarkan pendapat diatas, pengertian EPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ratio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham yang beredar selama suatu periode. 2.6.2
Kegunaan Earning Per Share (EPS) Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran deviden dan kenaikan nilai saham di masa mendatang (Prastowo, 2002:93). Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan.
2.6.3
Rumus Earning Per Share (EPS) Menurut Darmadji (2008:196) Laba Bersih EPS = Jumlah Saham Beredar EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor dan dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Dan itu akan
26
mengakibatkan
kenaikan
laba
yang
pada
akhirnya
ada
kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya Angka per lembar saham diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan berdasarkan atas prinsip-prinsip akuntansi yang sudah diterima. Laporan keuangan yang utama yaitu laporan neraca dan laporan rugi laba. Neraca menunjukkan posisi kekayaan kewajiban dan modal pada waktu tertentu sedangkan laporan laba rugi menunjukkan berapa laba diperoleh perusahaan pada waktu tertentu. Pada level atau tingkat perusahaan laba per lembar
saham
yang
mencerminkan
kombinasi berbagai faktor yang mempengaruhinya.
2.6.4
Pengaruh EPS terhadap Return Saham Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai EPS naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan. EPS yang tinggi maka deviden yang akan diterima investor semakin tinggi pula. Deviden yang akan diterima investor merupakan daya tarik bagi para investor/calon investor yang akan menanamkan dananya ke dalam perusahaan tersebut. Daya tarik tersebut memberi dampak pada calon investor/investor untuk lebih meningkatkan kepemilikan saham perusahaan.
27
2.7 Price Earning Ratio (PER) 2.7.1
Pengertian Price Earning Ratio (PER) Price earning Ratio biasanya digunakan investor untuk menghubungakan laba perusahaan dengan harga sahamnya. Menurut Sutrisno Pengertian dari PER adalah “PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham” (Sutrisno,2000:268).
2.7.2
Kegunaan Price Earning Ratio (PER) Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPSnya. PER menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar PER suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Prastowo, 2002:96).
2.7.3
Rumus Price Earning Ratio (PER) Harga Saham PER = EPS
28
2.7.4
Hubungan PER Terhadap Return Saham PER merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan EPS dari saham yang bersangkutan. PER dapat menjadi penentu harga saham karena PER mengindikasikan perkembangan laba di masa mendatang. Rasio harga/laba yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba yang tinggi di masa mendatang. Rasio harga/laba mencerminkan penilaian pemodal menyangkut kinerja perusahaan di masa mendatang. Keinginan investor melakukan analisis kesehatan suatu saham melalui rasio-rasio keuangan seperti PER, dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil yang layak dari suatu investasi saham.
2.8 Kerangka Pemikiran Harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor fundamental yang merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi, sumber daya manusia dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya.
29