102
Fagi AM, Ismail IG, Kurnia U, Suwarjo dan Basyo AS. 1988. Sistem usaha tani di daerah aliran sungai. Lokakarya Hasil Penelitian Pertanian Lahan Kering dan Konservasi Di DAS. P3HTA. Salatiga Jawa Tengah. Fuglie KO. 2000. Productivity growth in indonesia agriculture. CIP-ESEAP Regional. Bogor, Indonesia. Gathumbi SM, Cadisch G, Giller KE. 2004. Improved fallow: effects of species interaction on growth and productivity in monoculture and mixed stands. Ecology Forest and Management 187 (2004): 267-280. Hadipoernomo 1983. Agroforestri di lingkungan perum perhutani. Duta Rimba (42): 17-22. Hairiyah K. 2005. Sistem agroforestri di indonesia . Bahan Ajar Agroforestri 1. http://www. Icraf.cgiar.org/sea. Hairiyah K dan Noordwijk MV. 2006. Intensifikasi pertanian, Biodiversitas Tanah dan Fungsi Agroekosistem. Agrivita Vol 28 (3) 185-197. Harashima K, Takeuchi K, Tsunekawa A dan Arifin HS. 2002. Estimation of material flor due to human activities in three rural hamlets in The Cianjur-Cisokan Watershed, West Java, Indonesia. Procceding JSPSDGHE Core University Program in Applied Biosciences. 109 - 118.pp Haryati UA, Abdurrahman dan C Setiani. 1993. alternatif teknik konservasi tanah untuk lahan kering di DAS Jratunseluna Bagian Hulu. Risalah Lokakarya Sistem Usahatani Konservasi di Lahan Kering. 7-8 Desember 1992. P3HTA Irawan B, Pranadji T. 2002. Pemberdayaan lahan kering untuk pengembangan agribisnis berkelanjutan. FAE. Vol. 20 (2): 60 – 76. Kartasubrata J. 1992. Agroforestry. Manual Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan. Jakarta. Kartono G. 1998. Keragaman zona agroekologi lahan kering podsolik merah kuning di Sulawesi Tenggara. Seminar Nasional Penerapan Mikrobiologi pada Pertanian Lahan Kering. Kerjasama Univ Haluoleo Kendari dan USAID. 14 hal. Kaswanto, Arifin HS, Munandar A. 2007. Pengelolaan elemen air dalam lanskap perdesaan berkelanjutan di DAS Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Kompilasi Abstrak Agroforestri di Indonesia. Hal 46.
103
Keeney DR. 1990. Sustainable agriculture : Definitions and Concepts. Journal of Production Agriculture. (3) : 281 – 285. King KFS and Chandler 1978. The Wasled Land. The program of work of The International Council for Research in Agroforestry (ICRAF). Rome. Kiyotaka S, Suharso H, Arifin HS. 2001. Altitudinal changes of thermal condition in the watershed of west java. proceedings of the 1st seminar . toward harmonization between development and environmental conservation in biological production. The University of Tokyo, JAPAN. Kobayashi M, Okuba S, Parikesit dan Takeuchi K. 2004. Cropping system and their affecting factors in the agricultural landscape of the upper Citarum Watershed, West Java, Indonesia. Kompilasi Abstrak Agroforestri di Indonesia. Hal. 50. Kurniawan I. 2004. Fungsi agronomi agroforestri pinus (Pinus mercusii) dan kedelai (Glycine max L) dengan pemangkasan pohon dan pemberian bahan organik. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Kreating BA, Carberry PS. 1993. Resources capture and use intercropping solar radiation. Field Crops Research. (34): 273-301. Kusmana C. 1998. Evaluasi aspeks financial dan aspek fisik lingkungan pemanfaatan lahan kering dengan pola agroforestri di Desa Palasari, Kecamatan Parang Kuda, Kabupaten Sukabumi. Tesis Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor (tidak dipublikasi). Kusmaryono, Y. 1999. Tanggap fotosintesis terhadap lingkungan. Pelatihan dosen Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Barat dalam Bidang agrometeorologi. Bogor. Lai CK. 1995. Design of agroforestry system: some examples and lesson from Bangladesh. Ecology Management (45) : 193-198. Liu F, Liu J dan Ma J. 1999. Theorical study framework on sustainable agriculture engineering. Http://
[email protected]/sustainable. Desember 2005]. Msyahidryan. 2011. Aplikasi pemupukan. http://www. Aplikasi pemupukan.com/pemupukan pada tanaman . htm. (September 2011) Mercado A, Duque-Pinon C, Palada M dan Reyes M. 2011. Vegetable agroforestry system: Understanding vegetable-tree interaction as a key
104
to successful vegetable farming in the uplands of Southeast Asia. In D. Catacutan et al. (editors) Vegetable Agroforestry System in the Philippines. The World Association of Soil and Water Conservation, and The World Agroforestry Center. In-press. Mugnisjah WQ, Suwarto, Solihin AS. 2001. Agribisnis terpadu bersistem LEISA di lahan basah. Bul Agron. (28) (2) : 49-61. Nair P. 1989. Introduction for Agroforestry. ICRAF. Nairobi Oldeman L R. 1975. Contribution of control research. Research institute for agriculture Bogor (Indonesia). Publ by : Central Research Institute for Agriculture Bogor (Indonesia). Partohardjono S, Zaini Z dan Anwarhan H. 2003. Tantangan dan harapan produksi pangan di wilayah lahan kering untuk memenuhi pangan nasional. Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Lahan Kering Untuk Penyediaan Pangan Abad 21. PERHEPI. Jakarta. Prasad R and J f Power. 1997. Soil fertility management for sustainable agriculture. Lewis Publisher. New York. Purwanto R. 2003. Praktek agroforestri di Samigalih Kulon Progo Daerah Istimewa Jogjakarta. International of Center Research in Agroforestry. Southeast Asia Region. Bogor Indonesia. 67p. Raintree, JB. 1983. Strategies for enhancing the adoptability of agroforestry innovations. Agroforestry Systems, 1(3): 173-187. Rajati T. 2006. Optimalisasi pemanfaatan lahan kehutanan dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat desa sekitar hutan. Studi kasus di Kab Sumedang. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. Retnaningtyas P. 2003. Fungsi agronomi sistem agroforestri pinus dan kedelai melalui pemangkasan pohon dan pemupukan nitrogen. Skripsi. Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya Malang. Reijntjes C, Haverkort B, Bayer W. 2004. Pertanian masa depan. Pengantar untuk pertanian berkelanjutan dengan input luar rendah. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Rositter D. 1994. Land Evaluation. SCAS Teaching Series T94-1. College of Agriculture and Life Science. Cornell University.
105
Rosario DAD, Empiq LT dan Wallace DH. 1986. Variety, environment and their interaction. Vegetable production. University of the Philippines at Los Banos. College of Agriculture. 28-33. Rozari MB. 1997. Bahan Training. Training Dosen Perguruan Tinggi Negeri Bidang Agrometeorologi-Biotrop Bogor. IPB Bogor. Rubatzky VE dan Yamaguchi M. 1998. Sayuran dunia 2 : Prinsip, produksi dan gizi. Edisi 2. Bandung. Institut Teknologi Bandung. Sitompul SM. 2003. Fungsi agronomi dan ekologi sistem agroforestri pinus dengan kedelai dan jagung sebagai area resapan air (RAA): transformasi energi radiasi dan persipitasi. Laporan Hibah Penelitian. Program Due Like. PS Agronomi. Fak Pertanian. Univ Brawijaya. Sabarnurdin S. 2005. Peranan strategis agroforestri dalam pengelolaan alam secara lestari dan terpadu. Prosiding Seminar Nasional Agroforestri. Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta. Sabarnurdin MS, Suryanto P, Aryono WB. 2004. Dinamika pohon mahoni (Swietenia macrophylla King) pada agroforestri pola lorong (alley cropping). Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1 63-67. Santosa E, Sugiyama N, Hikosaka S, Takano T dan Kubota N. 2005. Intercropping practice in cacao, rubber and timber plantations in West Java, Indonesia. Japan Agri. 49 (1) : 21 – 29. Santosa E, Sugiyama N, Nakata M, Kawabata S. 2005. Profitability of vanilla intercropping in pine forests in West Java, Indonesia. Japanese Journal of Tropical Agriculture. 49 (3) : 207 - 214 Saroinsong F, Harashima K, Arifin HS, Gandasasmita K, Sakamoto K. 2007. Practical application of a land resources information system for agricultural landscape planning. Landscape and Urban Planning 79 (2007) 38-52 Satari G, Hilman N, Lubis A, Akman H. 1991. Pengembangan pertanian lahan kering suatu urun pendapat. Prosiding Simposium Nasional : Malang 28-31 Agustus 1991. Puslit Unibraw, P2LK/BIMAS. hal. 54-58 Selari M, Hardjowigeno S, Sudarsono, Rustandi E, Sudrajat. 2007. Pengembangan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman sayuran dataran tinggi berbasis wortel pada tanah berbahan induk volkan di dataran tinggi. Jurnal Forum Pasca Sarjana Vol. 30 No. 4.
106
Shrotriya G C, Kaoke S U and Wankhade K G. 2002. Agriculture productivity improvment system approach. IFFCO New Delhi. Fert News : 46 (11) pp 53-55 dan 57-58 Sinukaban N. 2003. Masalah dan konsepsi pengembangan daerah aliran sungai (das) terpadu. makalah seminar sehari perkembangan penelitian, harmonisasi antara pembangunan dan konservasi lingkungan dalam kegiatan biologis 15 April 2003 di IPB Bogor. Sitompul SM. 2003. Fungsi agronomi dan ekologi sistem agroforestri pinus dengan kedelai dan jagung sebagai area resapan air (RAA): transformasi energi radiasi dan persipitasi. Laporan Hibah Penelitian. Program Due Like. PS Agronomi. Fak Pertanian. Univ Brawijaya. Sitorus S. 2001. Pengembangan sumberdaya lahan berkelanjutan. Jurusan Tanah Fak. Pertanian IPB. Smith H. 1982. Light quality. photoperception and plant strategy. Ann. Rev. Plant Physiol. (33) : 481-518. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press.Jakarta Sopandie D, Trikoesoemaningtyas, T Handayani, A Jupri, T Takano. 2004. Adaptability of soybean to shade stress : identification of morphophysiological responses. Procceding JSPS-DGHE Core University Program in Applied Biosciences. 131-137. Squire GR. 1990. The physology of tropical crop production. CAB International. Suhara O. 1991. Studi perencanaan penggunaan lahan pertanian terpadu dan kaitannya dengan upaya pengelolaan DAS (Studi DAS Citarum Hulu Jawa Barat). Disertasi Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor (Tidak Dipublikasikan). Suharsono H. 1982. Beberapa aspek iklim di bogor. Skripsi. Jurusan Meteorologi. Departemen Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Pertanian IPB. Sukmana S, M Syam dan A Adimihardja. 1990. Petunjuk teknis usahatani konservasi daerah aliran sungai. P3HTA. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Suryanto P, Tohari dan MS Sabarnurdin. 2005. Dinamika sistem berbagi sumberdaya (resources sharing) dalam agroforestri : Dasar pertimbangan penyusunan strategi silvikultur. Ilmu Pertanian.12 (2): 165 – 178.
107
Swallow B and S Ochola. 2006. Understanding the links between agriculture and health. agroforestry, nutrition and health. Focus 13 Brief 11 of 16 Syarief R. 1997. Kawasan pedesaan ditinjau dari suatu sistem tata air daerah aliran sungai (DAS). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota ITB Bandung. Thakur PS, V Dult, S Sehgal dan R Kumar. 2005. Diversivication and improving productivity of mountain farming system through agroforestry practice in Northwestern India. Conference Proceeding AFTA 2005. 1-7 Titi AE. 2003. Soil tillage in agroecosystems.CRC Press. Boca Raton London New York Washington DC. Utami SM, B Verbist, M V Noordwijk, K Hairiyah dan MA Sardjono. 2003. Prospek penelitian dan pengembangan agroforestri di indonesia. ICRAF Bogor. Wahid 1984. Model sistem usaha tani lahan kering. Simposium Nasional dan Konggres VI PERAGI. Jakarta 25-27 Juni 1996. hal 171-184 Wibowo S, Sitorus SRP, Sutjahjo SH, Marimin. 2007. Analisis kebrlanjutan usahatani sayuran dataran tinggi di kawasan agrofolitan Pacet, Cianjur. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 2 No.1 Widaningsih DS. 1991. Peranan sistem pertanaman agroforestri dalam penggunaan lahan kering pertanian yang berlereng curam di DAS Cimanuk Jawa Barat. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor (Tidak Dipublikasikan). Wigunadi H, Chozin MA, Arifin HS. 2008. Fungsi ekologis dan produksi tanaman dalam sistem pekarangan di Daerah Aliran Sungai Citarum Tengah, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Kompilasi abstrak dan ringkasan hasil penelitian Studi ekologi lanskap pada pengelolaan sumberdaya hayati yang berkelanjutan di perdesaan Indonesia. Sekolah Pascasarjana IPB, Institut Pertanian Bogor. Wijayanto N. 2002. Agroforestry (secara umum). Makalah pada TOT Entrepreneurship in Agroforestri Education. Bogor, 19 – 24 Nopember 2002. Workman S W, S C Allen, S Jose. 2007. Alley cropping combinations for the southeastern USA. U.S. Department of Agriculture, Cooperative Extension Service, University of Florida, IFAS, Florida A & M.
108
Yaherwandi. 2005. Keanekaragaman hymenoptera parasitoid pada beberapa tipe lanskap pertanian di DAS Cianjur. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana IPB.