34567 1 5 AG U S T U S 2 0 1 3
30 September–6 Oktober
Saudara Telah Disucikan HALAMAN 3
NYANYIAN: 125, 66
7-13 Oktober
Jangan Sekali-kali ”Murka Terhadap Yehuwa” HALAMAN 18
NYANYIAN: 119, 80
Edisi Cetakan Besar
BAGIAN 1
34567
August 15, 2013 Vol. 134, No. 16
Semimonthly
INDONESIAN
ARTIKEL PELAJARAN ˝
Saudara Telah Disucikan
Sebagai hamba Yehuwa yang berbakti, kita telah disucikan, atau dipisahkan untuk melayani Allah. Di artikel ini, kita akan membahas Nehemia pasal 13. Kita akan meninjau empat hal yang dapat kita lakukan agar tetap kudus. ˝
Jangan Sekali-kali ”Murka Terhadap Yehuwa”
Artikel ini akan membahas lima hal yang bisa membuat seorang Kristen yang loyal ”murka terhadap Yehuwa”. (Ams. 19:3) Lalu, kita akan membahas lima cara agar kita tidak menyalahkan Yehuwa ketika ada problem.
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
Saudara Telah Disucikan ”Kamu telah dicuci bersih, . . . kamu telah disucikan.”—1 KOR. 6:11. APA JAWABAN SAUDARA? Mengapa kita harus menghindari pergaulan buruk? Bagaimana kita dapat mendukung penyelenggaraan teokratis? Bagaimana kita bisa mendahulukan hal-hal rohani dan mempertahankan identitas Kristen kita?
PENDUDUK Yerusalem resah. Mengapa? Ada orang asing yang tinggal di sebuah ruangan di bait. Orang Lewi tidak lagi melakukan tugas mereka. Bukannya memimpin ibadat, para tua-tua malah berbisnis pada hari Sabat. Banyak orang Israel menikah dengan orang asing. Ini hanya beberapa dari hal-hal meresahkan yang Nehemia lihat ketika ia kembali ke Yerusalem setelah tahun 443 SM. —Neh. 13:6. 1. Hal-hal meresahkan apa yang Nehemia lihat ketika ia kembali ke Yerusalem? (Lihat gambar di awal artikel dalam edisi standar.) BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
3
2
Israel adalah bangsa yang dibaktikan kepada Allah. Pada tahun 1513 SM, orang Israel dengan penuh semangat mengatakan, ”Semua firman yang telah Yehuwa ucapkan kami rela lakukan.” (Kel. 24:3) Maka, Allah menyucikan mereka, artinya Allah memisahkan mereka untuk menjadi umat pilihan-Nya. Sungguh besar hak istimewa itu! Empat puluh tahun kemudian, Musa mengingatkan mereka, ”Engkau adalah bangsa yang kudus bagi Yehuwa, Allahmu. Engkaulah yang dipilih Yehuwa, Allahmu, dari antara segala bangsa yang ada di permukaan bumi untuk menjadi umatnya, suatu milik yang istimewa.”—Ul. 7:6. 3 Sayang sekali, semangat bangsa itu untuk menaati Yehuwa tidak bertahan lama. Memang, selalu ada orang-orang yang melayani Allah. Namun, bangsa Yahudi pada umumnya hanya berpura-pura kudus, atau saleh. Mereka tidak benar-benar melakukan 2. Mengapa Israel menjadi bangsa yang disucikan? 3. Bagaimana keadaan rohani orang Yahudi ketika Nehemia datang lagi ke Yerusalem? 4
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
kehendak Allah. Seratus tahun telah berlalu sejak sekelompok orang kembali dari Babilon untuk memulihkan ibadat sejati. Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem untuk kedua kali, lagi-lagi ia mendapati bangsa itu tidak mendahulukan hal-hal rohani. 4 Seperti orang Israel, Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini telah disucikan oleh Allah. Artinya, orang Kristen terurap maupun anggota ”kumpulan besar” adalah kudus, atau dipisahkan untuk melayani Yehuwa. (Pny. 7:9, 14, 15; 1 Kor. 6:11) Kita tentu tidak ingin kehilangan hak istimewa itu seperti halnya orang Israel. Bagaimana kita dapat tetap kudus dan tetap digunakan oleh Yehuwa? Dalam artikel ini, kita akan membahas empat faktor yang bisa membantu kita, yang disoroti dalam Nehemia pasal 13: (1) Hindari pergaulan buruk; (2) dukung penyelenggaraan teokratis; (3) dahulukan hal-hal rohani; dan, (4) pertahankan identitas Kristen. Sekarang, mari kita membahasnya satu per satu. 4. Empat hal apa yang bisa kita lakukan agar dapat tetap menjadi umat yang disucikan? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
5
HINDARI PERGAULAN BURUK 5
Baca Nehemia 13:4-9. Di sekeliling kita ada ba-
nyak pengaruh yang najis sehingga tidaklah mudah untuk menjaga diri tetap kudus. Perhatikan contoh Eliasyib dan Tobia. Eliasyib adalah imam besar, dan Tobia adalah orang Ammon yang mungkin menjadi pejabat kecil dalam pemerintahan Persia di Yudea. Tobia dan rekan-rekannya pernah menentang Nehemia sewaktu tembok Yerusalem dibangun kembali. (Neh. 2:10) Orang Ammon dilarang masuk ke wilayah bait. (Ul. 23:3) Maka, bagaimana mungkin imam besar menyediakan tempat di ruang makan bait untuk orang seperti Tobia? 6
Tobia adalah sahabat dekat Eliasyib. Tobia dan
putranya Yehohanan menikahi wanita Yahudi, dan banyak orang Yahudi suka memuji Tobia. (Neh. 6: 17-19) Seorang cucu Eliasyib menikah dengan putri Sanbalat, gubernur Samaria, yang bersahabat de5, 6. Siapakah Eliasyib dan Tobia? Mengapa Eliasyib akrab dengan Tobia? 6
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
ngan Tobia. (Neh. 13:28) Mungkin karena pertalian inilah Imam Besar Eliasyib mau dipengaruhi oleh Tobia, orang non-Yahudi yang menentang Yehuwa. Tapi, Nehemia loyal kepada Yehuwa. Ia mencampakkan semua perabot Tobia dari ruang makan bait. 7
Sebagai umat yang dibaktikan kepada Allah,
kita harus loyal kepada Yehuwa di atas segalanya. Jika kita tidak hidup sesuai dengan hukum-hukumNya yang adil-benar, kita tidak mungkin tetap suci di mata-Nya. Hubungan keluarga tidak boleh lebih penting daripada prinsip-prinsip Alkitab. Para penatua dibimbing oleh cara berpikir Yehuwa, bukan oleh pendapat atau perasaan mereka sendiri. (1 Tim. 5:21) Mereka selalu berhati-hati agar tidak melakukan apa pun yang bisa membuat mereka kehilangan perkenan Allah.—1 Tim. 2:8. 8
Kita perlu ingat bahwa ”pergaulan yang buruk
7. Bagaimana caranya agar para penatua dan orang lain tetap suci di mata Yehuwa? 8. Mengenai pergaulan, apa yang hendaknya diingat oleh semua hamba Yehuwa? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
7
merusak kebiasaan yang berguna”. (1 Kor. 15:33) Ada kerabat yang mungkin tidak memberikan pengaruh baik kepada kita. Dulu, Eliasyib menjadi teladan bagi umat Israel karena ia mendukung Nehemia dalam pembangunan kembali tembok Yerusalem. (Neh. 3:1) Namun lama-lama, akibat pengaruh buruk Tobia dan orang lain, Eliasyib melakukan hal-hal yang membuatnya cemar di mata Yehuwa. Teman-teman yang baik akan menganjurkan kita untuk melakukan kegiatan Kristen yang berguna, seperti membaca Alkitab, berhimpun, dan mengabar. Kita tentu mengasihi dan menghargai anggota-anggota keluarga yang mendorong kita melakukan hal-hal yang benar. DUKUNG PENYELENG GARAAN TEOKRATIS
Baca Nehemia 13:10-13. Tampaknya, ketika Nehemia kembali ke Yerusalem, jumlah sumbangan yang diberikan ke bait hanya sedikit. Karena tidak 9
9. Mengapa kegiatan di bait terganggu? Siapa yang Nehemia persalahkan? 8
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
mendapat tunjangan ini, orang Lewi meninggalkan tugas mereka dan bekerja di ladang. Nehemia menyalahkan para wakil penguasa. Mereka jelas tidak melakukan kewajiban mereka. Entah mereka tidak mengumpulkan sepersepuluhan dari rakyat, atau tidak menyerahkannya ke bait. (Neh. 12:44) Maka, Nehemia mengatur agar sepersepuluhan dikumpulkan. Ia mengangkat pria-pria yang dapat dipercaya untuk mengawasi tempat penyimpanan di bait dan untuk membagikan sepersepuluhan itu. 10
Apa pelajarannya bagi kita? Kita memiliki hak
istimewa untuk menghormati Yehuwa dengan barang-barang berharga kita. (Ams. 3:9) Apa yang kita sumbangkan untuk mendukung pekerjaan Allah sebenarnya berasal dari Yehuwa. (1 Taw. 29: 14-16) Mungkin kita pikir, kita tidak bisa memberi banyak, tapi kalau kita rela, kita semua bisa memberi.—2 Kor. 8:12. 10, 11. Hak istimewa apa yang dimiliki umat Allah untuk mendukung ibadat sejati? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
9
11
Ada sebuah keluarga besar yang tiap minggu mengundang makan suami istri perintis istimewa yang sudah lanjut usia. Dan, ini telah mereka lakukan selama bertahun-tahun. Keluarga itu mempunyai delapan anak, dan sang ibu mengatakan, ”Saya sudah menyiapkan makanan untuk sepuluh orang, apalah artinya menambah dua piring lagi?” Mengundang makan mungkin kelihatannya sepele, tapi perintis-perintis itu sangat berterima kasih atas kemurahan hati tersebut! Di sisi lain, keluarga itu juga mendapat berkat limpah. Kata-kata anjuran dan pengalaman kedua perintis itu memotivasi anak-anak untuk maju secara rohani. Belakangan, mereka semua melayani dalam dinas sepenuh waktu. 12 Pelajaran lain adalah: Seperti Nehemia, priapria terlantik dewasa ini menjadi teladan dalam mendukung penyelenggaraan teokratis. Saudarasaudari lain di sidang mendapat manfaat dari teladan mereka. Dalam hal ini, para penatua juga 12. Teladan apa yang diberikan oleh pria-pria terlantik di sidang? 10
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
meniru rasul Paulus. Ia mendukung ibadat sejati dan memberikan banyak petunjuk yang berguna. Contohnya, saran praktis tentang memberikan sumbangan.—1 Kor. 16:1-3; 2 Kor. 9:5-7. DAHULUKAN HAL-HAL ROHANI
Baca Nehemia 13:15-21. Jika kita terlalu sibuk dengan hal-hal materi, kerohanian kita lamalama bisa melemah. Menurut Keluaran 31:13, Sabat mingguan diadakan untuk mengingatkan orang Israel bahwa mereka adalah umat yang disucikan. Hari Sabat harus dikhususkan untuk beribadat bersama keluarga, berdoa, dan merenungkan Hukum Allah. Tapi bagi beberapa orang pada zaman Nehemia, hari Sabat sama saja dengan hari-hari lain. Mereka berbisnis seperti biasanya dan ibadat menjadi nomor dua. Karena itu, Nehemia memerintahkan agar pintu-pintu gerbang ditutup pada waktu senja di hari keenam, dan para pedagang asing diusir sebelum Sabat dimulai. 13
13. Dengan cara apa beberapa orang Yahudi tidak menghormati Sabat? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
11
14
Pelajaran apa yang kita peroleh dari teladan
Nehemia? Salah satunya, kita harus membatasi urusan bisnis. Kalau tidak, kita akan mudah tersimpangkan. Kasih kita pun bisa terbagi, khususnya jika kita sangat menyukai pekerjaan duniawi kita. Ingatlah peringatan Yesus bahwa kita tidak bisa bekerja untuk dua majikan. (Baca Matius 6:24.) Nehemia punya cukup banyak uang, tapi bagaimana ia menggunakan waktunya di Yerusalem? (Neh. 5:14-18) Ia tidak berupaya berbisnis dengan orang Tirus atau yang lain. Sebaliknya, ia sibuk membantu saudarasaudaranya dan berupaya menyucikan nama Yehuwa. Demikian pula dewasa ini, para penatua dan hamba pelayanan menggunakan waktu dan tenaga demi kepentingan sidang. Karena itu, mereka dikasihi oleh rekan-rekan seiman. Dan sebagai hasilnya, umat Allah menikmati kasih, kedamaian, dan keamanan.—Yeh. 34:25, 28. 14, 15. (a) Apa yang bisa terjadi jika kita tidak membatasi urusan bisnis kita? (b) Bagaimana kita bisa memasuki peristirahatan Allah? 12
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
15
Orang Kristen tidak diharuskan menjalankan
Sabat mingguan. Namun, Paulus mengatakan bahwa ”masih ada peristirahatan sabat bagi umat Allah”. Ia menambahkan, ”Orang yang telah memasuki peristirahatan Allah, ia juga telah beristirahat dari pekerjaannya sendiri, sama seperti Allah beristirahat dari pekerjaannya.” (Ibr. 4:9, 10) Sebagai orang Kristen, kita bisa memasuki peristirahatan Allah jika kita selalu taat dan mendukung kehendakNya. Apakah Saudara dan keluarga menomorsatukan ibadat keluarga, perhimpunan, dan pengabaran? Kita mungkin harus menunjukkan sikap tegas terhadap majikan atau rekan bisnis kita, terutama jika mereka tidak menganggap penting hal-hal rohani tersebut. Kita seolah-olah harus ’menutup pintu gerbang kota dan mengusir orang-orang Tirus’ agar dapat mendahulukan dan memerhatikan hal-hal suci. Karena kita telah disucikan, sebaiknya kita merenungkan, ’Apakah cara hidup saya menunjukkan BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
13
bahwa saya dipisahkan untuk melayani Yehuwa?’ —Mat. 6:33. PERTAHANKAN IDENTITAS KRISTEN SAUDARA
Baca Nehemia 13:23-27. Pada zaman Nehemia, banyak pria Israel menikah dengan wanita asing. Sewaktu datang ke Yerusalem untuk pertama kalinya, Nehemia menyuruh semua tua-tua menandatangani pernyataan bahwa mereka tidak akan menikahi wanita kafir. (Neh. 9:38; 10:30) Tapi beberapa tahun kemudian, mereka melanggarnya. Mereka bahkan nyaris kehilangan identitas sebagai umat yang disucikan, karena anak-anak dari para wanita asing ini tidak bisa membaca atau berbahasa Ibrani. Setelah dewasa, apakah mereka akan mengaku sebagai orang Israel? Atau, apakah mereka akan menganggap diri sebagai orang Asdod, orang Ammon, atau orang Moab? Jika mereka tidak bisa berbahasa Ibrani, apakah mereka bisa memahami 16
16. Pada zaman Nehemia, mengapa bangsa Israel hampir kehilangan identitas mereka sebagai umat yang disucikan? 14
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
Hukum Allah? Bagaimana mereka bisa mengenal Yehuwa, dan memilih untuk melayani Dia dan bukannya dewa-dewi yang disembah ibu mereka? Hal ini harus segera diatasi, dan Nehemia pun bertindak tegas.—Neh. 13:28. 17 Dewasa ini, kita perlu aktif membantu anakanak kita memiliki identitas Kristen. Orang tua, coba pikirkan, ’Apakah anak-anak saya fasih menggunakan ”bahasa yang murni”, yaitu kebenaran Alkitab? (Zef. 3:9) Apa yang nyata dari obrolan anak-anak saya? Pengaruh roh Allah atau roh dunia?’ Jangan kecil hati jika ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Belajar bahasa baru membutuhkan waktu, apalagi jika ada banyak hal yang buat anak-anak lebih menarik. Mereka juga menghadapi tekanan yang besar untuk berkompromi. Karena itu, bersabarlah dan gunakan acara Ibadat Keluarga maupun kesempatan lain untuk membantu anak-anak menjalin hubungan yang akrab dengan 17. Bagaimana orang tua dapat membantu anak-anak agar mereka sendiri memiliki hubungan baik dengan Yehuwa? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
15
Yehuwa. (Ul. 6:6-9) Tandaskan manfaatnya untuk berbeda dari dunia Setan. (Yoh. 17:15-17) Dan, berupayalah menyentuh hati mereka. 18 Akhirnya, setiap anak akan membuat keputusan sendiri apakah ia mau melayani Allah. Namun, sebagai orang tua, ada banyak hal yang dapat Saudara lakukan. Antara lain, Saudara dapat memberikan teladan, menetapkan batas yang jelas, dan membahas dengan anak-anak dampak dari setiap keputusan. Orang tua, ingatlah bahwa anak-anak butuh bantuan Saudara untuk bisa memiliki identitas Kristen dan mempertahankannya. Saudaralah orang yang paling tepat untuk menyiapkan anak-anak membaktikan diri kepada Yehuwa. Tentu saja, kita semua perlu waspada agar tidak kehilangan ”pakaian luar” kiasan, atau identitas Kristen, kita. Caranya adalah dengan terus menaati hukum Allah dan mempertahankan sifat-sifat Kristen.—Pny. 3:4, 5; 16:15. 18. Orang tua-lah yang paling tepat untuk menyiapkan anak-anak membaktikan diri kepada Yehuwa. Jelaskan. 16
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
DIINGAT KARENA SETIA 19
Salah seorang nabi yang sezaman dengan Nehemia adalah Maleakhi. Ia memberi tahu bahwa ”sebuah buku peringatan ditulis . . . untuk mereka yang takut akan Yehuwa dan mereka yang memikirkan namanya”. (Mal. 3:16, 17) Allah tidak akan melupakan orang-orang yang takut kepada-Nya dan mengasihi nama-Nya.—Ibr. 6:10. 20 Nehemia berdoa, ”Ingatlah aku, oh, Allahku, demi kebaikan.” (Neh. 13:31) Seperti Nehemia, nama kita akan tercantum dalam buku peringatan Allah jika kita terus menghindari pergaulan buruk, mendukung penyelenggaraan teokratis, mendahulukan hal-hal rohani, dan mempertahankan identitas Kristen kita. Mari kita ’terus menguji apakah kita berada dalam iman’. (2 Kor. 13:5) Jika kita menjaga hubungan baik dengan Yehuwa sebagai umat yang disucikan, Ia akan mengingat kita karena kita setia. 19, 20. Bagaimana caranya agar kita diingat oleh Yehuwa? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
17
Jangan Sekali-kali ”Murka Terhadap Yehuwa” ”Kebodohan manusialah yang menyimpangkan jalannya, maka hatinya menjadi murka terhadap Yehuwa.”—AMS. 19:3. APA JAWABAN SAUDARA? Apa yang bisa menyebabkan kita ”murka terhadap Yehuwa”? Lima hal apa yang bisa membantu kita agar tidak murka terhadap Allah? Apa yang hendaknya kita ingat sewaktu menghadapi problem-problem sulit?
BAYANGKAN situasi ini: Ada seorang pria yang selalu rukun dengan istrinya. Tapi suatu hari ketika pulang, ia kaget sekali melihat seisi rumahnya berantakan. Meja-kursi terjungkir balik dan piringgelas pecah berserakan. Rumahnya yang nyaman telah menjadi seperti kapal pecah. Apakah ia akan 1, 2. Mengapa kita tidak boleh menyalahkan Yehuwa atas berbagai problem manusia? Ilustrasikan. 18
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
langsung mengatakan, ”Kenapa istriku berbuat begini?” Atau, apakah ia akan bertanya, ”Siapa yang melakukan semua ini?” Yang lebih masuk akal tentu reaksi yang kedua. Mengapa? Karena ia tahu betul bahwa istrinya yang tercinta tidak bakal melakukan aksi perusakan semacam itu. 2 Dewasa ini, bumi kita pun rusak akibat polusi, kekerasan, dan amoralitas. Setelah belajar Alkitab, kita tahu bahwa bukan Yehuwa yang menyebabkan semua problem itu. Ia menciptakan planet ini untuk menjadi firdaus yang menyenangkan. (Kej. 2: 8, 15) Yehuwa adalah Allah kasih. (1 Yoh. 4:8) Dari Alkitab, kita juga tahu siapa sebenarnya sumber dari banyak kesulitan di dunia ini. Dia tak lain adalah Si Iblis, ”penguasa dunia ini”.—Yoh. 14:30; 2 Kor. 4:4. 3 Namun, kita tidak dapat menyalahkan Setan setiap kali mengalami kesulitan. Ada problem yang muncul akibat salah kita sendiri. (Baca Ulangan 3. Mengapa cara berpikir kita bisa keliru? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
19
32:4-6) Kita mungkin mengakui hal itu. Tapi karena kita tidak sempurna, cara berpikir kita bisa keliru dan hal itu bisa berbahaya. (Ams. 14:12) Apa bahayanya? Sewaktu mengalami problem, boleh jadi kita akan menyalahkan Yehuwa, bukan diri sendiri atau Setan. Kita bahkan bisa ”murka terhadap Yehuwa”.—Ams. 19:3. 4 Apakah memang ada gunanya kita ”murka terhadap Yehuwa”? Bukankah itu sia-sia? (Yes. 41:11) Kita tidak mungkin menang melawan Allah. Barangkali, kita tidak akan terang-terangan marah kepada Yehuwa, namun Amsal 19:3 mengatakan bahwa kebodohan manusia ”menyimpangkan jalannya, maka hatinya menjadi murka terhadap Yehuwa”. Ya, seseorang bisa murka terhadap Allah dalam hatinya. Sikap ini mungkin tidak kentara, tapi seseorang bisa tanpa sadar kesal terhadap Yehuwa. Akibatnya, dia akan menjauh dari sidang atau kurang bersemangat dalam pengabaran. 4, 5. Bagaimana seorang hamba Allah bisa ”murka terhadap Yehuwa”? 20
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
5
Apa yang bisa menyebabkan kita ”murka terhadap Yehuwa”? Bagaimana cara menghindari jerat tersebut? Kita harus tahu jawaban atas dua pertanyaan itu, sebab hal ini menyangkut hubungan kita dengan Allah Yehuwa! APA YANG BISA MENYEBABKAN KITA ”MURKA TERHADAP YEHUWA”? 6
Mengapa seorang hamba Yehuwa yang setia bisa mengeluh tentang Allah dalam hatinya? Mari kita bahas lima penyebabnya dan memeriksa contoh dalam Alkitab tentang orang-orang zaman dulu yang jatuh ke dalam jerat ini.—1 Kor. 10:11, 12. 7 Kita bisa terpengaruh oleh komentar yang negatif. (Baca Ulangan 1:26-28.) Bangsa Israel baru saja dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Yehuwa telah mendatangkan mukjizat berupa sepuluh tulah atas bangsa penjajah itu, kemudian membinasakan Firaun dan pasukan militernya 6, 7. Mengapa bangsa Israel pada zaman Musa mengeluh tentang Yehuwa? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
21
di Laut Merah. (Kel. 12:29-32, 51; 14:29-31; Mz. 136:15) Umat Allah sudah hampir memasuki Tanah Perjanjian. Namun, pada saat yang menentukan itu, orang Israel justru mengeluh tentang Yehuwa. Mengapa mereka jadi tidak beriman? Rupanya, hati mereka ciut mendengar laporan negatif dari beberapa orang yang dikirim untuk memata-matai negeri itu. (Bil. 14:1-4) Akibatnya, seluruh generasi itu tidak boleh masuk ke ”negeri yang baik” tersebut. (Ul. 1:34, 35) Apa pelajarannya? Komentar negatif orang lain kadang bisa melemahkan iman kita dan membuat kita menggerutu tentang cara Yehuwa bertindak. 8 Penderitaan dan problem bisa mengecilkan hati kita. (Baca Yesaya 8:21, 22.) Pada zaman Yesaya, penduduk Yehuda mengalami masa sulit. Mereka dikepung oleh musuh. Banyak yang kelaparan karena makanan langka. Tapi yang lebih parah, ada 8. Sewaktu menderita, apa yang menyebabkan umat Allah pada zaman Yesaya menyalahkan Yehuwa? 22
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
kelaparan rohani. Artinya, hubungan mereka dengan Allah telah melemah. (Am. 8:11) Jadi, bukannya minta tolong kepada Yehuwa untuk mengatasi problem itu, mereka malah ”menyumpahi” raja dan Allah mereka. Ya, mereka menyalahkan Yehuwa. Jika kita mengalami musibah atau problem, apakah kita juga akan mengatakan dalam hati, ’Di mana Yehuwa saat saya butuh Dia?’ 9 Kita tidak tahu semua faktanya. Karena orang Israel pada zaman Yehezkiel tidak mengetahui semua fakta dalam setiap situasi, mereka pikir ”jalan Yehuwa tidak tepat”. (Yeh. 18:29) Mereka seolah-olah mau menghakimi Allah. Mereka menganggap diri lebih adil daripada Yehuwa, padahal mereka tidak mengerti seluruh duduk persoalannya. Kadang, kita tidak sepenuhnya mengerti suatu kisah Alkitab atau mengapa kita ditimpa problem. Pada saat-saat seperti itu, apakah kita bisa merasa 9. Mengapa orang Israel pada zaman Yehezkiel memiliki cara berpikir yang salah? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
23
bahwa Yehuwa kurang adil dan tindakan-Nya ”tidak tepat”?—Ayb. 35:2. 10 Kita tidak mau bertanggung jawab atas dosa dan kesalahan kita sendiri. Pada awal sejarah manusia, Adam menyalahkan Allah atas dosanya. (Kej. 3:12) Adam sengaja melanggar hukum Allah dan tahu betul akibatnya, tapi ia menyalahkan Yehuwa. Sepertinya ia mengatakan bahwa Yehuwa telah memberinya istri yang tidak baik. Sejak itu, banyak orang telah mengikuti contoh Adam dengan melemparkan kesalahan kepada Allah. Maka, ada baiknya kita merenung, ’Kalau saya jadi kecewa dan frustrasi karena sering berbuat salah, apakah saya kemudian menganggap hukum Yehuwa terlalu ketat?’ 11 Kita terlalu memikirkan diri sendiri. Nabi Yunus merasa tidak senang ketika Yehuwa berbelas kasihan kepada penduduk Niniwe. (Yun. 4:1-3) 10. Mengapa seseorang bisa mengikuti contoh buruk Adam? 11. Pelajaran apa yang kita dapatkan dari Yunus? 24
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
Mengapa? Ia rupanya takut menanggung malu sewaktu berita penghukumannya tidak menjadi kenyataan. Yunus terlalu memikirkan nama baiknya sampai-sampai ia tidak merasa kasihan kepada orang-orang Niniwe yang bertobat. Bagaimana dengan kita? Apakah, seperti halnya Yunus, kita lebih memikirkan diri sendiri daripada kebutuhan orang lain? Misalnya, selama puluhan tahun kita memberitakan bahwa hari Yehuwa sudah dekat. Orang lain mungkin mengejek kita karena hari itu belum datang juga. Apakah kita mulai tidak sabar atau kesal kepada Yehuwa?—2 Ptr. 3:3, 4, 9. CARANYA AGAR KITA TIDAK ”MURKA TERHADAP YEHUWA” 12
Apa yang dapat kita lakukan jika hati kita yang berdosa mulai meragukan beberapa hal yang Yehuwa lakukan? Ingatlah bahwa itu tidak baik. Terjemahan lain untuk Amsal 19:3 mengatakan, 12, 13. Jika hati kita mulai meragukan beberapa hal yang Yehuwa lakukan, apa yang harus selalu kita jaga? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
25
”Manusia merugikan diri sendiri oleh kebodohannya, kemudian menyalahkan Tuhan atas hal itu.” (Bahasa Indonesia Masa Kini [BIMK]) Nah sekarang, mari kita bahas lima cara agar kita tidak sekali-kali menyalahkan Yehuwa jika kita mengalami berbagai kesulitan. 13 Jagalah hubungan baik dengan Yehuwa. Kita tidak akan mudah marah kepada Allah jika kita selalu akrab dengan-Nya. (Baca Amsal 3:5, 6.) Kita harus percaya kepada Yehuwa. Selain itu, jangan sampai kita menganggap diri paling benar atau terlalu memikirkan diri sendiri. (Ams. 3:7; Pkh. 7:16) Dengan demikian, kita tidak akan cepat menyalahkan Yehuwa ketika hal-hal buruk terjadi. 14 Jangan terpengaruh oleh komentar yang negatif. Ada banyak bukti yang seharusnya meyakinkan bangsa Israel pada zaman Musa bahwa Yehuwa akan membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian. 14, 15. Bagaimana caranya agar kita tidak terpengaruh oleh komentar negatif orang lain? 26
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
(Mz. 78:43-53) Tapi sewaktu mendengar laporan negatif dari sepuluh mata-mata yang tidak beriman, mereka tidak ”ingat akan tangan [Allah]”, atau apa yang telah Ia lakukan bagi mereka. (Mz. 78:42) Jika kita merenungkan hal-hal luar biasa yang telah Yehuwa lakukan untuk kita, hubungan kita dengan Dia akan semakin kuat. Maka, komentar negatif dari orang lain tidak akan merenggangkan hubungan kita dengan Yehuwa.—Mz. 77:11, 12. 15
Bagaimana jika kita bersikap tidak baik terha-
dap rekan-rekan seiman? Hal itu bisa memengaruhi hubungan kita dengan Yehuwa. (1 Yoh. 4:20) Sewaktu orang Israel memprotes pelantikan Harun sebagai imam besar, Yehuwa menganggap hal itu sebagai protes terhadap diri-Nya. (Bil. 17:10) Sama halnya, jika kita mengomel dan mengkritik orangorang yang Yehuwa gunakan untuk mengatur pekerjaan-Nya di bumi, hal itu sama dengan mengeluh tentang Yehuwa.—Ibr. 13:7, 17. BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
27
16
Ingatlah bahwa Yehuwa bukan p enyebab problem kita. Meskipun orang Israel pada zaman Yesaya tidak lagi melayani Yehuwa, Ia tetap ingin membantu mereka. (Yes. 1:16-19) Tidak soal apa problem kita, kita bisa terhibur karena tahu bahwa Yehuwa peduli dan ingin membantu kita. (1 Ptr. 5:7) Malah, Ia berjanji akan memberi kita kekuatan untuk bertekun.—1 Kor. 10:13. 17 Jika kita diperlakukan dengan tidak adil, seperti yang dialami Ayub, kita harus ingat bahwa Yehuwa bukan penyebabnya. Yehuwa membenci ketidakadilan dan mencintai keadilbenaran. (Mz. 33:5) Kita hendaknya seperti Elihu, teman Ayub, yang mengatakan, ”Jauhlah dari Allah yang benar untuk bertindak dengan fasik, dan Yang Mahakuasa untuk bertindak dengan tidak adil!” (Ayb. 34:10) Yang Yehuwa berikan bukan problem melainkan ”setiap pemberian yang baik dan setiap hadiah yang sempurna”.—Yak. 1:13, 17. 16, 17. Apa yang harus kita ingat saat menghadapi problem? 28
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
18
Jangan pernah ragukan Yehuwa. Allah itu
sempurna, dan pikiran-Nya jauh lebih tinggi daripada pikiran kita. (Yes. 55:8, 9) Jadi, kalau kita rendah hati dan bersahaja, kita semestinya mengakui bahwa pemahaman kita terbatas. (Rm. 9:20) Biasanya, kita tidak tahu semua fakta tentang situasi tertentu. Saudara tentu setuju dengan peribahasa ini, ”Pembicara pertama dalam sidang pengadilan selalu nampaknya benar, tapi pernyataannya mulai diuji apabila datang lawannya.” —Ams. 18:17, BIMK. 19
Misalnya, sahabat karib kita melakukan se-
suatu yang awalnya tidak kita mengerti atau yang kita anggap aneh. Apakah kita akan langsung menuduh dia berbuat tidak baik? Atau, apakah kita akan percaya kepadanya, apalagi kalau kita sudah lama mengenal dia? Kalau terhadap sahabat yang 18, 19. Mengapa kita seharusnya tidak pernah meragukan Yehuwa? B erikan contoh. BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
29
tidak sempurna saja kita mau membuang prasangka, terlebih lagi terhadap Bapak surgawi kita. Kita harus memercayai Dia karena jalan-jalan dan pikiran-Nya jauh lebih tinggi! 20
Persalahkan yang memang bersalah. Meng-
apa? Karena sebagian dari problem kita mungkin disebabkan oleh kesalahan kita sendiri. Kalau memang begitu, kita perlu mengakuinya. (Gal. 6:7) Jangan menyalahkan Yehuwa karena itu tidak masuk akal. Sebagai gambaran: Sebuah mobil dirancang untuk bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Namun, bagaimana kalau di tikungan, pengemudinya mengebut melebihi batas kecepatan maksimum lalu mengalami tabrakan? Apakah pabrik mobil itu bisa dipersalahkan atas kecelakaan itu? Tentu tidak! Demikian pula, Yehuwa memberi manusia kebebasan untuk memilih. Tetapi, Ia juga memberikan petunjuk agar kita bisa membuat pilihan 20, 21. Mengapa kita harus mempersalahkan yang memang bersalah? 30
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
BAGIAN 1
yang bijaksana. Jadi, tentu tidak masuk akal untuk menyalahkan Allah atas kesalahan kita sendiri, bukan? 21 Tentu, tidak semua problem disebabkan oleh kesalahan atau keputusan kita yang keliru. ”Waktu dan kejadian yang tidak terduga” juga bisa menjadi penyebabnya. (Pkh. 9:11) Tapi yang penting, jangan pernah lupa bahwa Setan Si Iblislah penyebab utama hal-hal buruk. (1 Yoh. 5:19; Pny. 12:9) Dialah musuh kita, bukan Yehuwa! —1 Ptr. 5:8. JAGA BAIK-BAIK HUBUNGAN SAUDARA DENGAN YEHUWA 22
Sewaktu mengalami kesulitan, ingatlah teladan Yosua dan Kaleb. Tidak seperti sepuluh matamata yang lain, kedua pria ini memberikan laporan yang baik. (Bil. 14:6-9) Mereka beriman kepada Yehuwa. Meskipun demikian, mereka harus ikut 22, 23. Apa yang hendaknya kita ingat jika kita kecil hati karena problem? BAGIAN 1
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
31
Kunjungi www.jw.org/id atau pindai kode
5
32
M ENARA P ENGAWAL—15 AGUSTUS 2013
wlp13 08/15-IN-1 130506
mengembara di padang belantara selama 40 tahun bersama seluruh bangsa Israel. Apakah Yosua dan Kaleb mengeluh, merasa kesal, dan merasa diperlakukan tidak adil? Tidak. Mereka percaya kepada Yehuwa dan mereka diberkati. Mereka berdua akhirnya masuk ke Tanah Perjanjian, sedangkan seluruh generasi Israel mati di padang belantara. (Bil. 14:30) Kita juga akan diberkati Yehuwa jika kita tidak ”lelah” dan terus melakukan kehendakNya.—Gal. 6:9; Ibr. 6:10. 23 Jika Saudara kecil hati karena problem, ketidaksempurnaan orang lain, atau kelemahan sendiri, apa yang hendaknya Saudara lakukan? Pusatkan pikiran Saudara pada sifat-sifat baik Yehuwa. Bayangkan hal-hal indah yang Yehuwa janjikan. Renungkan, ’Apa jadinya saya tanpa Yehuwa?’ Tetaplah dekat dengan Dia, dan jangan sekali-kali murka terhadap-Nya!