Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
1 of 7
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295
Tanya Saja
DETIKFORUM
FORUM INET
FORUM BANDUNG
User Name
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” FAQ
Ngecap
detikForum
FORUM SURABAYA
DetikForum > Politik & Peristiwa > Hukum
Register
Blogdetik
Community
Remember Me?
Password Award
Calendar cari
Notices
Gerakan Sumpah detikers di hari Sumpah Pemuda. Lihat pemenang hadiah handphone di sini!
HukumBarusan kena tilang? curhatnya boleh di sini....
Page 1 of 3 1 2 3 > Thread Tools
Display Modes
18th February 2008, 16:22
sapi_bhewok
#1 Join Date: Nov 2007 Posts: 225
Addict Member
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.”
Kapolda baru ini membawa angin segar di tengah kemuakan masyarakat terhadap kinerja Polri sebagai salah satu lembaga terkorup. Semoga pernyataannya ini disusul tindakan & bukan cuma retorika, artinya dia pantas didukung. Kata orang Bandung, sekarang ngurus SIM/STNK udh gampang & ga pake pungli2an. Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” Pikiran Rakyat 10 Februari 2008 RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc., mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulai tingkat polres hingga polda. Para perwira Satlantas itu datang ke Mapolda Jabar sejak pagi karena diperintahkan demikian. Pertemuan itu baru dimulai pukul 16.00 WIB. Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Meski dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya “galak” dan “menyentak”. Saking “galaknya”, anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentang kesiapan mereka menjalani perintah tersebut. Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan (tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya). “Tidak perlu ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Dari gaji sudah cukup. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha. Ingat, kita ini pelayan masyarakat. Bukan sebaliknya, malah ingin dilayani,” tutur pria kelahiran Pagaralam, Sumatra Selatan itu. Pada akhir acara, seluruh perwira Satlantas yang hadir, mulai dari pangkat AKP hingga Kombespol, diminta menandatangani pakta kesepakatan bersama. Isi kesepakatan itu pada intinya ialah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya. Susno memberi waktu tujuh hari bagi anggotanya untuk berbenah, menyiapkan, dan membersihkan diri dari pungli. “Kalau minggu depan masih ada yang nakal, saatnya main copot-copotan jabatan,” kata suami dari Ny. Herawati itu. Pernyataan Susno itu menyiratkan, selama ini ada praktik pungli di lingkungan kepolisian. Hasil pungli, secara terorganisasi, mengalir ke pimpinan teratas. Genderang perang melawan pungli yang ditabuh Susno tidak lepas dari perjalanan hidupnya sejak lahir hingga menjabat Wakil Kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATK adalah sebuah lembaga yang bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menggiring para koruptor ke jeruji besi. __________________ AKU MENGELUH ... SAAT TIDAK PUNYA SEPATU TETAPI KEMUDIAN ... AKU TERDIAM ... KETIKA KULIHAT ... ORANG YANG TIDAK PUNYA KAKI
#2
11/3/2009 5:15 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
2 of 7
18th February 2008, 16:37
sapi_bhewok
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295
Tanya Saja
Blogdetik
Ngecap
detikForum
Join Date: Nov 2007 Posts: 225
Addict Member
Berikut petikan wawancara wartawan “PR” Satrya Graha dan Dedy Suhaeri dengan pria yang telah berkeliling ke-90 negara lebih untuk belajar menguak korupsi. PR: Apa yang membuat Anda begitu antusias memberantas pungli atau korupsi? Susno: Saya anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ayah saya, Pak Duadji, bekerja sebagai seorang supir. Ibu saya, Siti Amah pedagang kecil-kecilan. Terbayang kan betapa sulitnya membiayai 8 anak dengan penghasilan yang pas-pasan. Oleh karena itu, saat lulus SMA saya memilih ke Akpol karena gratis. Nah, waktu sekolah, kira-kira SMP, saya punya banyak teman. Beberapa di antaranya dari kalangan orang kaya, seperti anak pejabat. Sepertinya, enak sekali mereka ya, bisa beli ini-itu dari uang rakyat. Sejak itulah, terpatri di benak saya, ada yang tidak benar di negara ini dengan kemakmuran yang dimiliki oleh para pejabat. Maka, saya sangat bersyukur bisa berperan memberantas korupsi saat mengabdi di PPATK. Itulah tugas saya yang paling berkesan selama ini karena bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang rakyat. Ada kepuasan batin. PR: Pengalaman di PPATK itukah yang membuat Anda menabuh genderang perang melawan pungli saat masuk ke Polda Jabar? Susno: Seperti itulah. Akan tetapi, harusnya diubah, bukan pungli. Kalau pungli, terkesan perbuatan itu ketercelaannya kecil. Yang benar adalah korupsi. Pungli adalah korupsi. Mengapa korupsi yang saya usung? Karena sejak zaman Majapahit dulu, korupsi itu salah. Apalagi, jika aparat hukum yang korup. Bagaimana kita, sebagai aparat hukum, bisa memberantas korupsi kalau kitanya sendiri korupsi. Oleh karena itu, sebagai tahap awal, saya “bersihkan” dulu di dalam, baru membersihkan yang di luar. Bagaimana saya mau menangkap bupati, direktur, dan lain-lain kalau di dalamnya belum bersih dari korupsi. Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini. Tahap awalnya biasa saja. Umumkan, lalu periksa ke atasan tertingginya, yaitu saya, selanjutnya keluarga saya. Setelah itu pejabat-pejabat di Polda. Baru kemudian ke kapolwil, kapolres, dan seterusnya. Kenapa harus dimulai dari saya. Karena saya pimpinan tertinggi di Polda Jabar ini. Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisi yang bertugas di jalan raya. Kalau di pemerintah, bukan dari tukang ketik, atau petugas kecamatan yang melayani pembuatan akte kelahiran. Akan tetapi, dimulai dari pimpinan tertinggi di kantor itu. Artinya, saya sebagai pimpinan jangan korupsi. Bentuknya macam-macam, seperti mendapat setoran dari bawahan, setoran dari pengusahapengusaha, mengambil jatah bensin bawahan, atau mengambil anggaran anggota saya. Oleh karena itu, saya tidak akan minta duit dari dirlantas, direskrim, atau kapolwil. Tidak juga mengambil anggaran mereka, atau uang bensin mereka. PR: Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukan karyawannya, tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Susno: Mudah saja. Tinggal copot saja orang tertinggi di instansi itu. PR: Untuk program “bersih-bersih” itu, kira-kira Anda punya target sampai kapan? Susno: Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kita menunjukkan kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidak akan jatuh merek dengan menangkap seorang kolonel polisi atau polisi berbintang yang korupsi. Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran. Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memang saya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus ditakutkan. Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi. Polisi itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasa lebih tidak terhormat kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyak korupsi. PR: Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasus korupsi bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidik tipikor Polda Jabar mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi dengan alasan perlu kajian yang mendalam atas bukti-bukti sehingga memakan waktu lama? Susno: Hahaha…. (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya. Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala proyek, dan rekanan. Itu saja. Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harus diakui, itu (memberantas korupsi) memang susah karena korupsi itu nikmat. Apalagi, saat memegang sebuah jabatan. Contohnya saja posisi Kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi Kapolda. Ibaratnya, tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang. Pertanyaannya, mau atau tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalau saya, jelas tidak. Itu hanya kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apa sih duit banyak-banyak hingga tidak habis tujuh turunan. Gaji saya saja sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin gratis. Ada uang tunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga sudah kerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya. PR: Lalu, langkah apa yang akan Anda buat agar Polda Jabar giat mengungkap kasus korupsi? Susno: Seperti saya katakan tadi, bersih-bersih dulu di dalam. Jika sudah bersih di dalam, baru membersihkan di luar. Dan kasus korupsi akan menjadi salah satu target kami. Kami akan genjot pengungkapan kasus korupsi biar Jabar bergetar. Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengusut kasus-kasus korupsi di Jabar yang melibatkan pejabat publik. PPATK pasti mau membantu asalkan anggota saya bersih dan bisa dipercaya. Kita juga bisa diberi kasus-kasus. Kalau tidak bersih dan tetap “bermain” bagaimana bisa dipercaya. Kalau orang sudah percaya sama kita, maka banyak kasus yang masuk. Akan tetapi, bukan karena basic saya di korupsi sehingga korupsi digenjot. Kasus lainnya juga dikerjakan. Dan, untuk itu harus tertib administrasi, salah satunya dengan membuat sistem pelaporan perkara berbasis IT yang terintegrasi dari polsek hingga ke polda. Untuk apa? Agar kita tahu setiap ada perkara yang masuk. Jadi, alangkah bodohnya seorang kapolda jika tidak mengetahui jumlah perkara di jajarannya. Kalau jumlahnya saja tidak tahu, bagaimana tahu isi perkaranya. Dalam sistem pelaporan perkara tersebut, nantinya ada klasifikasi perkara. Perkara mana yang porsinya polda, polwil, polres, dan polsek. Untuk polda, misalnya kasus teror dan korupsi. Soal lapor boleh di mana saja. Kita juga harus mempertanggungjawabkan hal itu ke pelapor dengan mengirim surat kepada pelapor bahwa kasusnya ditangani oleh penyidik ini, ini, dan ini. Kemajuannya dilaporkan secara berkala. Ini akan menjadi standar penilaian untuk penyidik. Dan kapolda mengetahui semua ini karena sistemnya ada sehingga tidak pabaliut. Saya paling tidak suka yang pabaliut- pabaliut. Mungkin, bagi sebagian orang, pabaliutitu enak karena sesuatu yang tidak tertib administrasi itu paling enak untuk diselewengkan. Benar tidak?
11/3/2009 5:15 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
3 of 7
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295
Tanya Saja
Blogdetik
Ngecap
detikForum
PR: Langkah Anda memberantas pungli dan korupsi di tubuh Polda Jabar kemungkinan akan memberi efek pada pengungkapan kasus dengan alasan anggaran yang minim. Menurut Anda? Susno: Kalau kita pandang minim, pasti minim terus. Kapan cukupnya. Kalau anggaran sudah habis, jangan dipaksakan memeras orang untuk menyidik. Mencari klien yang kehilangan barang di sini, memeras di tempat lain. Siapa yang suruh? Bilang saja sama rakyat, anggaran kita sudah habis untuk menyidik. Kita tidak perlu sok pahlawan. Perilaku memeras atau menerima setoran itu zaman jahiliah. Tidak perlu ada lagi anggota setor ke kasat lantas atau kasat serse, lalu kasat serse setor ke kapolres, dan kapolres setor ke kapolwil untuk melayani kapolda. Jangan pernah setori saya. Lingkaran setan itu saya putus agar tidak ada lagi sistem setoran. Bukan zamannya lagi seorang kapolsek, kapolres atau kapolwil bangga karena mampu membangun kantornya dengan megah. Dari mana duitnya kalau bukan dari setoran orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusaha judi, dan penyelundupan. Tidak mungkin dari gaji, wong gajinya hanya Rp 5-6 juta. Menurut saya, anggota yang melakukan itu hanya satu alasannya, ingin kaya. Kalau ingin kaya, jangan jadi polisi, tetapi jadilah pengusaha. PR: Sikap Anda tersebut kemungkinan memunculkan pro dan kontra di lingkungan kepolisian? Susno: Lho, kenapa harus jadi pro dan kontra. Peraturannya sudah jelas mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Korupsi jelas-jelas dilarang dan ancamannya bisa dipecat. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Titik. Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankan kenikmatan dan kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengan sanjungan, serta nikmat dengan pujian palsu. Malu dong bintang dua jalan petantang-petenteng, tetapi anak buah yang dipimpinnya korupsi dan memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar. Malu juga dong kita lewat seenaknya pakai nguing-nguing (pengawalan), sementara rakyat macet. Itu juga korupsi. Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri. Jadi, kalau saya korup dengan menerima setoran-setoran tidak jelas, apa bedanya saya dengan *******. __________________ AKU MENGELUH ... SAAT TIDAK PUNYA SEPATU TETAPI KEMUDIAN ... AKU TERDIAM ... KETIKA KULIHAT ... ORANG YANG TIDAK PUNYA KAKI
19th February 2008, 11:36
jeabrik
#3 Join Date: Oct 2007 Location: Indonesia Raya Posts: 629
Addict Member
wah salut , bagus tuh kapoldanya, semoga Tuhan memudahkan jalannya.. seperti kapolda jateng ketika masih dijabat chairul rasyid... judi dan pungli hilang semua. seharusnya pejabat yang kayak gini, rakyat jadi tentram... __________________ ojo rumongso biso, bisoho rumongso
19th February 2008, 12:02
soehartoisme
#4 Join Date: Jan 2008 Posts: 368
Addict Member
ini baik dan benar..ksimpulan dr gw (yg brcetak tebal): Quote:
Originally Posted by sapi_bhewok Kapolda baru ini membawa angin segar di tengah kemuakan masyarakat terhadap kinerja Polri sebagai salah satu lembaga terkorup. Semoga pernyataannya ini disusul tindakan & bukan cuma retorika, artinya dia pantas didukung. Kata orang Bandung, sekarang ngurus SIM/STNK udh gampang & ga pake pungli2an. Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” Pikiran Rakyat 10 Februari 2008 RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc., mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulai tingkat polres hingga polda. Para perwira Satlantas itu datang ke Mapolda Jabar sejak pagi karena diperintahkan demikian. Pertemuan itu baru dimulai pukul 16.00 WIB. Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Meski dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya “galak” dan “menyentak”. Saking “galaknya”, anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentang kesiapan mereka menjalani perintah tersebut. Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan (tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya). “Tidak perlu ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Dari gaji sudah cukup. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha. Ingat, kita ini pelayan masyarakat. Bukan sebaliknya, malah ingin dilayani,” tutur pria kelahiran Pagaralam, Sumatra Selatan itu. Pada akhir acara, seluruh perwira Satlantas yang hadir, mulai dari pangkat AKP hingga Kombespol, diminta menandatangani pakta kesepakatan bersama. Isi kesepakatan itu pada intinya ialah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya. Susno memberi waktu tujuh hari bagi anggotanya untuk berbenah, menyiapkan, dan membersihkan diri dari pungli. “Kalau minggu
11/3/2009 5:15 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
4 of 7
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295
Tanya Saja
Blogdetik
Ngecap
detikForum
depan masih ada yang nakal, saatnya main copot-copotan jabatan,” kata suami dari Ny. Herawati itu. Pernyataan Susno itu menyiratkan, selama ini ada praktik pungli di lingkungan kepolisian. Hasil pungli, secara terorganisasi, mengalir ke pimpinan teratas. Genderang perang melawan pungli yang ditabuh Susno tidak lepas dari perjalanan hidupnya sejak lahir hingga menjabat Wakil Kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATK adalah sebuah lembaga yang bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menggiring para koruptor ke jeruji besi. __________________ TIRANI MINORITAS...ABSOLUT MAYORITAS...
19th February 2008, 12:06
soehartoisme
#5 Join Date: Jan 2008 Posts: 368
Addict Member
selanjutny dr ksimpulan gw : Quote:
Originally Posted by sapi_bhewok Berikut petikan wawancara wartawan “PR” Satrya Graha dan Dedy Suhaeri dengan pria yang telah berkeliling ke-90 negara lebih untuk belajar menguak korupsi. PR: Apa yang membuat Anda begitu antusias memberantas pungli atau korupsi? Susno: Saya anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ayah saya, Pak Duadji, bekerja sebagai seorang supir. Ibu saya, Siti Amah pedagang kecilkecilan. Terbayang kan betapa sulitnya membiayai 8 anak dengan penghasilan yang pas-pasan. Oleh karena itu, saat lulus SMA saya memilih ke Akpol karena gratis. Nah, waktu sekolah, kira-kira SMP, saya punya banyak teman. Beberapa di antaranya dari kalangan orang kaya, seperti anak pejabat. Sepertinya, enak sekali mereka ya, bisa beli ini-itu dari uang rakyat. Sejak itulah, terpatri di benak saya, ada yang tidak benar di negara ini dengan kemakmuran yang dimiliki oleh para pejabat. Maka, saya sangat bersyukur bisa berperan memberantas korupsi saat mengabdi di PPATK. Itulah tugas saya yang paling berkesan selama ini karena bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang rakyat. Ada kepuasan batin. PR: Pengalaman di PPATK itukah yang membuat Anda menabuh genderang perang melawan pungli saat masuk ke Polda Jabar? Susno: Seperti itulah. Akan tetapi, harusnya diubah, bukan pungli. Kalau pungli, terkesan perbuatan itu ketercelaannya kecil. Yang benar adalah korupsi. Pungli adalah korupsi. Mengapa korupsi yang saya usung? Karena sejak zaman Majapahit dulu, korupsi itu salah. Apalagi, jika aparat hukum yang korup. Bagaimana kita, sebagai aparat hukum, bisa memberantas korupsi kalau kitanya sendiri korupsi. Oleh karena itu, sebagai tahap awal, saya “bersihkan” dulu di dalam, baru membersihkan yang di luar. Bagaimana saya mau menangkap bupati, direktur, dan lain-lain kalau di dalamnya belum bersih dari korupsi. Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini. Tahap awalnya biasa saja. Umumkan, lalu periksa ke atasan tertingginya, yaitu saya, selanjutnya keluarga saya. Setelah itu pejabat-pejabat di Polda. Baru kemudian ke kapolwil, kapolres, dan seterusnya. Kenapa harus dimulai dari saya. Karena saya pimpinan tertinggi di Polda Jabar ini. Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisi yang bertugas di jalan raya. Kalau di pemerintah, bukan dari tukang ketik, atau petugas kecamatan yang melayani pembuatan akte kelahiran. Akan tetapi, dimulai dari pimpinan tertinggi di kantor itu. Artinya, saya sebagai pimpinan jangan korupsi. Bentuknya macam-macam, seperti mendapat setoran dari bawahan, setoran dari pengusaha-pengusaha, mengambil jatah bensin bawahan, atau mengambil anggaran anggota saya. Oleh karena itu, saya tidak akan minta duit dari dirlantas, direskrim, atau kapolwil. Tidak juga mengambil anggaran mereka, atau uang bensin mereka. PR: Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukan karyawannya, tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Susno: Mudah saja. Tinggal copot saja orang tertinggi di instansi itu. PR: Untuk program “bersih-bersih” itu, kira-kira Anda punya target sampai kapan? Susno: Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kita menunjukkan kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidak akan jatuh merek dengan menangkap seorang kolonel polisi atau polisi berbintang yang korupsi. Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran. Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memang saya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus ditakutkan. Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi. Polisi itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasa lebih tidak terhormat kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyak korupsi. PR: Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasus korupsi bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidik tipikor Polda Jabar mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi dengan alasan perlu kajian yang mendalam atas bukti-bukti sehingga memakan waktu lama? Susno: Hahaha…. (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya. Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala proyek, dan rekanan. Itu saja. Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harus diakui, itu (memberantas korupsi) memang susah karena korupsi itu nikmat. Apalagi, saat memegang sebuah jabatan. Contohnya saja posisi Kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi Kapolda. Ibaratnya, tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang. Pertanyaannya, mau atau tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalau saya, jelas tidak. Itu hanya kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apa sih
11/3/2009 5:15 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
5 of 7
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295
Tanya Saja
Blogdetik
Ngecap
detikForum
duit banyak-banyak hingga tidak habis tujuh turunan. Gaji saya saja sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin gratis. Ada uang tunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga sudah kerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya. PR: Lalu, langkah apa yang akan Anda buat agar Polda Jabar giat mengungkap kasus korupsi? Susno: Seperti saya katakan tadi, bersih-bersih dulu di dalam. Jika sudah bersih di dalam, baru membersihkan di luar. Dan kasus korupsi akan menjadi salah satu target kami. Kami akan genjot pengungkapan kasus korupsi biar Jabar bergetar. Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengusut kasus-kasus korupsi di Jabar yang melibatkan pejabat publik. PPATK pasti mau membantu asalkan anggota saya bersih dan bisa dipercaya. Kita juga bisa diberi kasus-kasus. Kalau tidak bersih dan tetap “bermain” bagaimana bisa dipercaya. Kalau orang sudah percaya sama kita, maka banyak kasus yang masuk. Akan tetapi, bukan karena basic saya di korupsi sehingga korupsi digenjot. Kasus lainnya juga dikerjakan. Dan, untuk itu harus tertib administrasi, salah satunya dengan membuat sistem pelaporan perkara berbasis IT yang terintegrasi dari polsek hingga ke polda. Untuk apa? Agar kita tahu setiap ada perkara yang masuk. Jadi, alangkah bodohnya seorang kapolda jika tidak mengetahui jumlah perkara di jajarannya. Kalau jumlahnya saja tidak tahu, bagaimana tahu isi perkaranya. Dalam sistem pelaporan perkara tersebut, nantinya ada klasifikasi perkara. Perkara mana yang porsinya polda, polwil, polres, dan polsek. Untuk polda, misalnya kasus teror dan korupsi. Soal lapor boleh di mana saja. Kita juga harus mempertanggungjawabkan hal itu ke pelapor dengan mengirim surat kepada pelapor bahwa kasusnya ditangani oleh penyidik ini, ini, dan ini. Kemajuannya dilaporkan secara berkala. Ini akan menjadi standar penilaian untuk penyidik. Dan kapolda mengetahui semua ini karena sistemnya ada sehingga tidak pabaliut. Saya paling tidak suka yang pabaliutpabaliut. Mungkin, bagi sebagian orang, pabaliutitu enak karena sesuatu yang tidak tertib administrasi itu paling enak untuk diselewengkan. Benar tidak? PR: Langkah Anda memberantas pungli dan korupsi di tubuh Polda Jabar kemungkinan akan memberi efek pada pengungkapan kasus dengan alasan anggaran yang minim. Menurut Anda? Susno: Kalau kita pandang minim, pasti minim terus. Kapan cukupnya. Kalau anggaran sudah habis, jangan dipaksakan memeras orang untuk menyidik. Mencari klien yang kehilangan barang di sini, memeras di tempat lain. Siapa yang suruh? Bilang saja sama rakyat, anggaran kita sudah habis untuk menyidik. Kita tidak perlu sok pahlawan. Perilaku memeras atau menerima setoran itu zaman jahiliah. Tidak perlu ada lagi anggota setor ke kasat lantas atau kasat serse, lalu kasat serse setor ke kapolres, dan kapolres setor ke kapolwil untuk melayani kapolda. Jangan pernah setori saya. Lingkaran setan itu saya putus agar tidak ada lagi sistem setoran. Bukan zamannya lagi seorang kapolsek, kapolres atau kapolwil bangga karena mampu membangun kantornya dengan megah. Dari mana duitnya kalau bukan dari setoran orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusaha judi, dan penyelundupan. Tidak mungkin dari gaji, wong gajinya hanya Rp 5-6 juta. Menurut saya, anggota yang melakukan itu hanya satu alasannya, ingin kaya. Kalau ingin kaya, jangan jadi polisi, tetapi jadilah pengusaha. PR: Sikap Anda tersebut kemungkinan memunculkan pro dan kontra di lingkungan kepolisian? Susno: Lho, kenapa harus jadi pro dan kontra. Peraturannya sudah jelas mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Korupsi jelas-jelas dilarang dan ancamannya bisa dipecat. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Titik. Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankan kenikmatan dan kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengan sanjungan, serta nikmat dengan pujian palsu. Malu dong bintang dua jalan petantang-petenteng, tetapi anak buah yang dipimpinnya korupsi dan memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar. Malu juga dong kita lewat seenaknya pakai nguing-nguing (pengawalan), sementara rakyat macet. Itu juga korupsi. Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri. Jadi, kalau saya korup dengan menerima setoran-setoran tidak jelas, apa bedanya saya dengan *******. pemimpinlah yg punya kkuatan dan tauladan... __________________ TIRANI MINORITAS...ABSOLUT MAYORITAS...
19th February 2008, 12:37
juliansaid
#6 Join Date: Sep 2007 Location: Pamulang Rock City Posts: 815
Addict Member
kami dukung Pak....selamat menjalankan amanah.. __________________ Slowwwwww Mannnn...
19th February 2008, 12:57
roromendut
#7 Join Date: Feb 2008 Location: elanior Posts: 104
Addict Member
Orang kayak gini ini yang patut mendapat nikmat dunia dan akhirat
19th February 2008, 13:01
#8
11/3/2009 5:15 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
6 of 7
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295
Tanya Saja
juliansaid
Blogdetik Ngecap detikForum Join Date: Sep 2007 Location: Pamulang Rock City Posts: 815
Addict Member
Quote:
Originally Posted by roromendut Orang kayak gini ini yang patut mendapat nikmat dunia dan akhirat Amin....mudah2an perkataan dan tindakan beliau sesuai... __________________ Slowwwwww Mannnn...
19th February 2008, 13:11
t3ddy
#9 Join Date: Sep 2007 Location: == C I M A H I == Posts: 1,778
Mania Member
ikutan dukung ah, secara tinggal di Jawa Barat semoga di polres cimahi jadi lebih gampang bikin SIM __________________ -== Ya Allah, sempatkan hambamu bertobat sebelum Kau panggil ==-
19th February 2008, 14:05
t3ddy
#10 Join Date: Sep 2007 Location: == C I M A H I == Posts: 1,778
Mania Member
ada beritanya lagi Omzet Calo SIM dan STNK Mencapai Rp 200 Ribu Per Hari Quote:
Omzet Calo SIM dan STNK Mencapai Rp 200 Ribu Per Hari Erna Mardiana - detikBandung
Bandung - Tidak hanya pengurusan SIM, perpanjangan STNK atau BPKB pun tak lepas dari sentuhan calo. Bahkan dari perpanjangan STNK dan BPKB, calo bisa meraup untung lebih besar. Kalau SIM hanya Rp 50 ribu per hari, kalau mengurus STNK bisa mencapai Rp 200 ribu. Acep (nama samaran), calo yang biasa mangkal di Polwitabes Bandung, menuturkan dirinya sudah 5 tahun lebih menjadi calo SIM. Rata-rata per hari dia bisa memperoleh dua konsumen. Bahkan kalau ramai, tiga hingga lima konsumen bisa dia peroleh. "Tarifnya Rp 150 ribu. Saya paling dapat Rp 20 ribu per konsumen. Karena kan harus ngasih setoran ke beberapa loket," ujarnya kepada detikbandung, Selasa (19/2/2008). Tarif tersebut di luar biaya tes kesehatan. Padahal, tarif resmi pembuatan SIM baru Rp 60 ribu dan perpanjangan Rp 75 ribu. Namun, kata dia, dalam dua minggu terakhir ini sejak kepemimpinan Kapolda baru Irjen Pol Susno Duadji, dia mengaku kesulitan. "Wah tidak ada peluang. Kalau ketahuan, kami langsung ditangkap," kata dia. Hal yang sama juga dirasakan Agus, calo di Samsat Bandung Timur, Jalan Soekarno Hatta. Menurutnya kini dirinya sudah tidak lagi beroperasi. Padahal, kata dia, hasil perpanjangan STNK dari setiap konsumen cukup besar. "Untuk STNK mobil rata-rata Rp 50 ribu. Kalau motor antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu. Rata-rata per hari saya bisa mendapat empat konsumen," ujar Agus yang mengaku omzetnya rata-rata bisa Rp 200 ribu per hari. Menurut Agus, konsumen yang menjadi sasaran adalah yang tidak memiliki KTP. Atau konsumen yang tidak mempunyai waktu untuk mengurusnya, meski membawa konsumen. "Wah banyak konsumen yang seperti itu. Makanya untuk perpanjangan STNK, engga susah nyari konsumen," ujarnya. Namun baik Acep maupun Agus, kini hanya bisa gigit jari. Meski begitu, mereka berdua masih mempunyai harapan jika kondisi ini tidak akan berlangsung lama. "Yah paling lama juga tiga bulan. Nanti pasti kembali lagi," ujar Agus. ayo pak, yang konsisten jangan kalah sama Acep & Agus __________________ -== Ya Allah, sempatkan hambamu bertobat sebelum Kau panggil ==-
11/3/2009 5:15 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
7 of 7
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295
Tanya Saja
Last edited by t3ddy; 19th February 2008 at 14:16..
Blogdetik
Ngecap
detikForum
Page 1 of 3 1 2 3 >
Bookmarks del.icio.us
Google
Facebook
Twitter
«Previous Thread | Next Thread»
Posting Rules You You You You
may may may may
not not not not
post new threads post replies post attachments edit your posts
BB code is On Smilies are On [IMG] code is On HTML code is Off Forum Rules
Forum Jump
All times are GMT +7. The time now is 17:14. Contact Us - Archive - Top
11/3/2009 5:15 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
1 of 4
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295&page=2
Tanya Saja
DETIKFORUM
FORUM INET
FORUM BANDUNG
User Name
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” FAQ
Ngecap
detikForum
FORUM SURABAYA
DetikForum > Politik & Peristiwa > Hukum
Register
Blogdetik
Community
Remember Me?
Password Award
Calendar cari
Notices
Gerakan Sumpah detikers di hari Sumpah Pemuda. Lihat pemenang hadiah handphone di sini!
HukumBarusan kena tilang? curhatnya boleh di sini....
Page 2 of 3 < 1 2 3 > Thread Tools
Display Modes
19th February 2008, 14:29
sapi_bhewok
#11 Join Date: Nov 2007 Posts: 225
Addict Member
Dari omongan doi soal tertib administrasi, kita baru tau yah sekarang, bahwa waktu kita melapor suatu perkara ke kepolisian, secara berkala kita juga harus dapat feedback dari kepolisian sampai dimana progress kasus tsb ditangani. Semoga semua itu bisa terlaksana, soalnya yang kita tau, biasanya klo ga ada pelicin boro2 perkaranya mau diurus, yg ada lapor kehilangan ayam malah nambah hilang kambing. Yg saya khawatir/ragukan bukannya niat & ikhtiar Irjen Susno, tapi menurut pengalaman, orang2 transformer seperti doi biasanya "mentok", kalau ngga di urusan karir (susah buat jadi Polri 1), biasanya "dut" di tengah jalan (ingat nasib Pak Loppa & Letjen AWK). Maklum, musuhnya ada dimana2. __________________ AKU MENGELUH ... SAAT TIDAK PUNYA SEPATU TETAPI KEMUDIAN ... AKU TERDIAM ... KETIKA KULIHAT ... ORANG YANG TIDAK PUNYA KAKI
19th February 2008, 14:43
t3ddy
#12 Join Date: Sep 2007 Location: == C I M A H I == Posts: 1,778
Mania Member
Quote:
Originally Posted by sapi_bhewok Dari omongan doi soal tertib administrasi, kita baru tau yah sekarang, bahwa waktu kita melapor suatu perkara ke kepolisian, secara berkala kita juga harus dapat feedback dari kepolisian sampai dimana progress kasus tsb ditangani. Semoga semua itu bisa terlaksana, soalnya yang kita tau, biasanya klo ga ada pelicin boro2 perkaranya mau diurus, yg ada lapor kehilangan ayam malah nambah hilang kambing. Yg saya khawatir/ragukan bukannya niat & ikhtiar Irjen Susno, tapi menurut pengalaman, orang2 transformer seperti doi biasanya "mentok", kalau ngga di urusan karir (susah buat jadi Polri 1), biasanya "dut" di tengah jalan (ingat nasib Pak Loppa & Letjen AWK). Maklum, musuhnya ada dimana2. masalah "dut" kan suatu kepastian, yang penting kan tidak menggadaikan jabatan demi uang (haram)
11/3/2009 5:23 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
2 of 4
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295&page=2
__________________ -== Ya Allah, sempatkan hambamu bertobat sebelum Kau panggil ==-
Tanya Saja
Blogdetik
Ngecap
detikForum
19th February 2008, 15:06
sapi_bhewok
#13 Join Date: Nov 2007 Posts: 225
Addict Member
Quote:
Originally Posted by t3ddy ayo pak, yang konsisten jangan kalah sama Acep & Agus
Betul bro, Pak Irjen Susno harus membuktikan ini bukan sekedar hangat2 t4i ayam seperti biasanya setiap ada pimpinan baru. Kalo memang konsisten, pasti bisa merebut hati masyarakat & dapat dukungan. __________________ AKU MENGELUH ... SAAT TIDAK PUNYA SEPATU TETAPI KEMUDIAN ... AKU TERDIAM ... KETIKA KULIHAT ... ORANG YANG TIDAK PUNYA KAKI
19th February 2008, 15:11
sapi_bhewok
#14 Join Date: Nov 2007 Posts: 225
Addict Member
Quote:
Originally Posted by t3ddy masalah "dut" kan suatu kepastian, yang penting kan tidak menggadaikan jabatan demi uang (haram) Betul bro, maksud saya 'dut' yg ga wajar, padahal masih sehat walafiat. Biasa bro kalo ada pihak merasa terancam keberadaan bisnis haramnya, apapun bisa dilakukan buat menyingkirkan penghalang. Semoga Tuhan melindungi dari hal2 kaya begitu. __________________ AKU MENGELUH ... SAAT TIDAK PUNYA SEPATU TETAPI KEMUDIAN ... AKU TERDIAM ... KETIKA KULIHAT ... ORANG YANG TIDAK PUNYA KAKI
#15
19th February 2008, 15:21
sapi_bhewok
Join Date: Nov 2007 Posts: 225
Addict Member
Wawancara oleh detikbandung
berikut seri wawancara detikbandung dg Kapolda Jabar : http://www.detikbandung.com/index.ph...54/idkanal/486 http://www.detikbandung.com/index.ph...27/idkanal/486 http://www.detikbandung.com/index.ph...76/idkanal/486 __________________ AKU MENGELUH ... SAAT TIDAK PUNYA SEPATU TETAPI KEMUDIAN ... AKU TERDIAM ... KETIKA KULIHAT ... ORANG YANG TIDAK PUNYA KAKI
19th February 2008, 17:15
OmpuGUMBA Addict Member
#16 Join Date: Jan 2008 Posts: 340
Quote:
Originally Posted by sapi_bhewok Susno: Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kita menunjukkan kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidak akan jatuh merek dengan menangkap seorang kolonel polisi atau polisi berbintang yang korupsi. Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran. Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan
Jika memang saya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus saya pecat.
ditakutkan. Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi. Polisi itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasa lebih tidak terhormat kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyak korupsi.
11/3/2009 5:23 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
3 of 4
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295&page=2
Tanya Saja
Blogdetik
Ngecap
detikForum
PR: Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasus korupsi bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidik tipikor Polda Jabar mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi dengan alasan perlu kajian yang mendalam atas bukti-bukti sehingga memakan waktu lama? Susno: Hahaha…. (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya. Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala proyek, dan rekanan. Itu saja. Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harus diakui, itu (memberantas korupsi) memang susah karena korupsi itu nikmat. Apalagi, saat memegang sebuah jabatan. Contohnya saja posisi Kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi Kapolda. Ibaratnya, tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang. Pertanyaannya, mau atau tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalau saya, jelas tidak. Itu hanya kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apa sih duit banyak-banyak hingga tidak habis tujuh turunan. Gaji saya saja sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin gratis. Ada uang tunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga sudah kerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya. *******. He...he... ikut nimbrung...satu lagi tukang jual kecap hare gene.... Kalau gak ada anak buah elu bisa kerja sendiri?...tong...tong Guooblog...yo kok kebangeten...udah ah...jgn ngemeng mulu luh...bhau...tau!!! Susah banget numpas korupsi di POLRI...serius!! ini mah ngelawak doang...biar dia pernah di KPK ato apa kek...di POLRI mah mafianya banyak...paling awalnya doang....cuih!!!
20th February 2008, 00:09
juliansaid
#17 Join Date: Sep 2007 Location: Pamulang Rock City Posts: 815
Addict Member
sadis loe bro.... __________________ Slowwwwww Mannnn...
20th February 2008, 06:16
cc201_106 Addict Member
#18 Join Date: Sep 2007 Location: Dipo Induk Jatinegara Posts: 874
Semoga aja ide ini tidak mentok di mulut tapi bener2 terlaksana... __________________ Lunasi Pajaknya... Awasi Penggunaannya... kalo mau mengadukan masalah pajak silahkan klik di sini
20th February 2008, 08:13
Blackbird Mania Member
#19 Join Date: Oct 2007 Location: 3rd planet Posts: 1,427
Quote:
Originally Posted by sapi_bhewok berikut seri wawancara detikbandung dg Kapolda Jabar : http://www.detikbandung.com/index.ph...54/idkanal/486 http://www.detikbandung.com/index.ph...27/idkanal/486 http://www.detikbandung.com/index.ph...76/idkanal/486 Mudah2an cita-citanya bisa terlaksana... walaupun sangat berat karena kayaknya cuma segelintir polisi yang sepaham dengan beliau.
__________________ Sweetheart, don't love because I'm rich, and don't love me because I'm handsome. Don't love me because I'm smart, but do love me because because you want to stay alive....
20th February 2008, 08:45
#20
11/3/2009 5:23 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
4 of 4
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295&page=2
Tanya Saja
Blogdetik
t3ddy
Ngecap detikForum Join Date: Sep 2007 Location: == C I M A H I == Posts: 1,778
Mania Member
statement itu kan kalau memang harus terjadi seperti itu, tapi gw yakin kok di POLRI masih ada yang baik hanya masalahnya selama ini kalah jumlah dengan polisi yang bobrok. niat baik seharusnya disambut positif dan kita doakan supaya tetap istiqomah, kalaupun akhirnya tidak sukses at least beliau sudah berusaha. btw, ada yang punya jejak rekam pak Kapolda Jabar ? __________________ -== Ya Allah, sempatkan hambamu bertobat sebelum Kau panggil ==-
Page 2 of 3 < 1 2 3 >
Bookmarks del.icio.us
Google
Facebook
Twitter
«Previous Thread | Next Thread»
Posting Rules You You You You
may may may may
not not not not
post new threads post replies post attachments edit your posts
BB code is On Smilies are On [IMG] code is On HTML code is Off Forum Rules
Forum Jump
All times are GMT +7. The time now is 17:22. Contact Us - Archive - Top
11/3/2009 5:23 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
1 of 2
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295&page=3
Tanya Saja
DETIKFORUM
FORUM INET
FORUM BANDUNG
User Name
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” FAQ
Ngecap
detikForum
FORUM SURABAYA
DetikForum > Politik & Peristiwa > Hukum
Register
Blogdetik
Community
Remember Me?
Password Award
Calendar cari
Notices
Gerakan Sumpah detikers di hari Sumpah Pemuda. Lihat pemenang hadiah handphone di sini!
HukumBarusan kena tilang? curhatnya boleh di sini....
Page 3 of 3 < 1 2 3 Thread Tools 21st February 2008, 10:01
Display Modes #21 Join Date: Nov 2007 Posts: 63
franc Registered Member
"pasti susah dan banyak musuh nya" selamat berjuang!!!!
3rd March 2008, 00:05
#22 Join Date: Nov 2007 Posts: 578
rsrusli Addict Member
info dari kawan saya di bandung. semua toko toko yang berjualan cd, vcd dan dvd bajakan tutup. ini sudah masuk hari ke 8 kalau tidak salah. pertanyaannya adalah koq bisa begitu? karena saya lihat dengan mata kepala sendiri di jakarta barang-barang 'haram' ini masih diperjual belikan dengan bebas. koq beliau tidak dapat dukungan dari pusat? seyogyanya kapolda ya didukung kapolri gitu lah. kalau jakarta terus jualan, maka lambat laun bandung juga akan jualan lagi. ini hanya masalah waktu dan setoran saja.
3rd March 2008, 03:46
nugraha1
#23 Join Date: Dec 2007 Location: Paris Van Java Posts: 982
Addict Member
SIP....Salut buat Bapak Susno... Semoga jalan bapak memberantas Korupsi di tubuh kepolisian Jabar bisa terlaksana sepenuhnya.Amien. KEPRETAN we hiji2 Pak polisi yang korupsi...biar nyaho...
11/3/2009 5:25 PM
Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji, ”Jangan Pernah Setori Saya.” - ...
2 of 2
http://forum.detik.com/showthread.php?t=25295&page=3
Tanya Saja
Blogdetik
Ngecap
3rd March 2008, 20:42
detikForum #24
Join Date: Sep 2007 Location: Dimana aja lah...yg penting nyempil. Posts: 7,295
ybneb Moderator
Silahkan melanjutkan diskusi di kamar Kapolda Jabar: Jangan Pernah Setori Saya Trim's -Mod__________________ Cara menghancurkan pihak lawan, adalah dengan membuat mereka menghancurkan dirinya sendiri
Copyright ©ybneb Sept 2007
Page 3 of 3 < 1 2 3
Bookmarks del.icio.us
Google
Facebook
Twitter
«Previous Thread | Next Thread»
Posting Rules You You You You
may may may may
not not not not
post new threads post replies post attachments edit your posts
BB code is On Smilies are On [IMG] code is On HTML code is Off Forum Rules
Forum Jump
All times are GMT +7. The time now is 17:24. Contact Us - Archive - Top
11/3/2009 5:25 PM