Sekretariat Negara Republik Indonesia
Sambutan Presiden RI - "Membangun Ekonomi Indonesia yang Berdaya Saing", Jakarta, 30 Maret 2016 Rabu, 30 Maret 2016
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DIALOG PUBLIK “MEMBANGUN EKONOMI
INDONESIA YANG BERDAYA SAING―
BALAI KARTINI, JAKARTA
30 MARET 2016
Â
Â
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Selamat pagi,
Salamsejahtera bagi kita semuanya,
Â
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara yang saya hormati, yang saya muliakan,
Â
Tadi sudah disampaikan tantangan dan problem-problem yang kita hadapi, baik yang berkaitan dengan ekonomi nasional kita maupun ekonomi global, oleh Bapak Ketua Umum ISEI. Kita tahu, memang jalan yang kita lalui memang tidak semulus dan seenak yang kita inginkan, dan memang jalan itu tidak selamanya landai, terang benderang.
Â
Tetapi,yang ini juga menjadi tantangan kita semuanya, jalan itu kadang gelap, kadang berkelok, kadang curam.Danyang kita rasakan juga bisa kadang pahit.Dankadang pahit, ya itulah yang mau tidak mau harus kita hadapi tantangan-tantangan seperti itu.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Danyang paling penting, rakyat diberitahu kondisi-kondisi dan fakta-fakta yang real, kesulitan real yang kita hadapi.Tidak usah ditutup-tutupi karena kita tahu kedepan kita akan berhadapan dengan situasi global yang setiap detik, setiap menit, setiap hari, setiap minggu bisa berubah-ubah begitu sangat cepatnya.
Â
Kita ingat tahun kemarin kita antisipasi adanya krisis Yunani, tapi yang muncul adalah depresiasi yuan, perlambatan ekonomi di Tiongkok.Itubaru disiap-siapin, belum rampung, muncul lagi ketakutan kenaikan suku bunga Fed.Situasi seperti inilah yang akan terus kita hadapi.Olehsebab itu, sebagai bangsa yang besar, sebagai kapal yang besar, kita harus mulai menyesuaikan dengan tantangan-tantangan global yang mau tidak mau akan memengaruhi ekonomi kita.
Â
Kedepan ada dua hal penting yang menurut saya akan menjadi tantangan kita.Yangpertama, keterbukaan.Yangkedua, kompetisi.
Â
Keterbukaan sudah tidak bisa kita tolak-tolak lagi. Sekarang kancing baju kita jatuh saja semua orang tahu. Kondisi APBN misalnya, penerimaan tahun kemarin banyak yang ragu.Semuaangka-angkanya semua orang juga tahu. Tidak bisa kita tutup-tutupi lagi.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Keterbukaan nanti akan lebih drastis lagi.Mungkin2018, semua bank internasional akan buka-bukaan semuanya. Bapak menyimpan uang di Singapura berapa triliun, semuanya kita akan ngerti. Di Swiss berapa miliar, kita semuanya juga akan tahu.
Â
Belum hal-hal yang berkaitan dengan kecepatan sekarang ini,social media, digital economyyang juga tidak bisa kita hambat-hambat lagi, yang kadang-kadang kita terlambat mengantisipasi dengan regulasi dan undang-undang.Sangatcepat sekali aplikasi-aplikasi yang baru, yang setiap hari kita lihat.Ada Go-Jek, ada Uber, ada Go-Food, ada Traveloka, ada Bukalapak.com misalnya. Semuanya ini akan lebih cepat lagi, yang berkaitan dengan digital economy.
Â
Kemudiankita berhadapan juga dengan kompetisi-kompetisi global yang juga kita tidak bisa tolak dan kita ngomong “Tidak―dengan TPP (bloknya Amerika), denganRCEP (bloknya China), dengan EFTA-nya EU (Uni Eropa).Kita dihadapkan kepada kalkulasi-kalkulasi dan perhitungan-perhitungan yang harus detail: kenapa kita harus masuk TPP, hitungannya seperti apa, kalkulasinya seperti apa, kenapa kita harus gabung ke EFTA-nya EU, kalkulasinya seperti apa, hitungan-hitungannya seperti apa, apakah dapat keuntungan atau justru dapat kerugian karena apapun national interest-lah yang tetap harus kita pegang.
Â
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga sudah kita jalani.Bukan akan lagi, sudah kita hadapi.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Bapak-Ibu semuanya, kalau lihat foto disini, kelihatan kita rukun, gandeng-gandengan.Kalauketemu ASEAN ini, gandeng-gandengan gini.Tapisebetulnya mereka itu pesaing-pesaing kita.Dalamhati saya,“Ini kompetitor, ini kompetitor, ini kompetitor juga.Jangansenang gandeng-gandengan gini karena mereka itu kompetitor.―
Â
Vietnam meninggalkan kita dalam regulasi kecepatan. Malaysia, Thailand, Myanmar, semuanya cepat sekali. Inilah kompetisi.
Â
Saya sampaikan bolak-balik, visi kedepan kitaadalah kompetisi.Enggak usah takut,enggak usah ragu,enggak usah khawatir karena tidak ada pilihan lain.Kita harus masuk ke area itu.Hanyabagaimana kita mempersiapkan, membenahi agar kita memenangkan kompetisi itu, dan tidak menjadi pecundang.
Â
Saya selalu dengarkan apa yang direkomendasikan oleh ISEImengenai capital, mengenai produktivitas, mengenai daya saing, semuanya.Tetapiini memerlukan kecepatan kita bertindak, memerlukan kecepatan kita bertindak.Olehsebab itu, kedepan fokus yang akan kita kerjakan adalah pertama di regulasi, yang kedua adalah fokus pada pembangunan infrastruktur.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Meskipunsaya tahu bahwa yang namanya industrialisasi, hilirisasi juga sangat penting sekali, tapi ini akan mengikuti itu.PembangunanSDM bukan perlu lagi, melainkan sangat penting disiapkan.Sayasetuju. Tetapikita ingat, yang dua ini akan kita dahulukan:yang pertama, deregulasi;yang kedua, infrastruktur.
Â
Deregulasi, Bapak-Ibu dan Saudara-saudara semuanya, saya tanya ke Menteri Bappenas, “Berapa sih regulasi dan aturan yang kita punyai sekarang?― Apa dijawab? 42 ribu aturan dan regulasi yang ada di negara kita. Saya tanya ke Mendagri,“Ada problem apa dengan perda?Kok ada numpuk 3 ribu perda di Kemendagri?―,“Ada masalah,Pak.―
Â
Bayangkan, sebagai kapal besar, sebagai bangsa besar, aturan kita sebanyak itu, 42 ribu, baik dalam bentuk perpres, dalam bentuk PP, dalam bentuk Permen, dan perda-perda. 42 ribu yang itu menurut saya akan sangat menyulitkan dan akan menghambat kita sendiri, menjerat kita sendiri sehinggafleksibilitas kita, kecepatan kita memutuskan, kecepatan kita bertindak itu menjadi terhambat karena aturan-aturan ini.
Â
Ini yang akan kita hapus, kita kurangi sebanyak-banyaknya. Saya sudah perintah kepada Mendagri,“Yang 3 ribu itu tahun ini hilangin semuanya.Enggak usah dikaji-kaji.Wongbermasalah, kok dikaji?Ya udah.
Â
Ituapa sih?Apa? http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
3 ribu ituapa?― “Ini,Pak, perda retribusi, perda perizinan.―Yang aneh-aneh, aneh-aneh, semakin saya baca, semakin kok aneh sekali.Semakinkita dalami, semakin aneh.
Â
“Udahlah,enggak usah dikaji-kaji.Udah,enggak usah.Nanti, kalau pake kaji-mengkaji, sebulan paling dapat 10, padahal yang bermasalah 3 ribu.Hapus!―“Lah nanti gimana,Pak, gimana?―“Udah,enggak usah gimana-gimanalah udah.Ini, kalau bermasalah, pasti ada problemnya.Yangnamanya bermasalah kok pake dikaji-kaji?Enggak usah.―
Â
Yang kedua, yang tadi saya sampaikan: 42 ribu.Bayangkan.Kita mau memutuskan sesuatu, “Pak, ini PP-nya seperti ini.― Setop.Enggak bisa.Mau memutuskan lagi, “Pak, mohon maaf, Pak. Bapak melanggar.―“Apa?―“Perpres.― Menteri mau memutuskan, “Enggak bisa,Pak, karena Permen-nya seperti ini.―
Â
Kita ini kenapa enggak berpikir bahwa Perpres, PP, Permen, Perda yang buat kan kita sendiri?Diubah menjadi yang sederhana, yang bisa kita cepat memutuskan, yang tidak menjerat kita sendiri.Mestinyacara berpikir kita seperti itu.Kalauundang-undang, ya sudah revisi, segera minta revisi.
Â
DPR enggak usahlah produksi undang-undang terlalu banyak.Tiga setahun cukup, lima ya cukup, tapi kualitasnya yang betul-betul baik, bukan kuantitasnya, bukan http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
jumlahnya.Jumlah40, jumlah 50, untuk apa?
Â
Sayatahu aja, tapi enggak usah saya sebutkan di sini, kenapa DPR seneng banyak.Sayakira yanghadir disini juga tahu.
Â
Kembali lagi ke hal-hal regulasi tadi, coba masalah perizinan, perizinan.Ada yang namanya SIUP, ada yang namanya TDP.Apa sih bedanya?Sayatanya,“Apa sih bedanya?―“Ya sama,Pak. Lembarnya hanyasatu lembar aja.―Isinya—saya baca—isinya nama, nama pemilik, nama perusahaan, alamat, modal berapa, jenis usaha apa.Hanyaitu saja.
Â
“Itudihapus saja.― Sayakan senengnya ngapus-ngapus seperti itu. “Hapus sajalah itu.― “Enggak bisa, Pak. Itu undang-undang, Pak.― “Wah, kalau undang-undang, stop dulu, oke stop.―
Â
“Gimana kita membuat agar orang ngurusin itu cepet gitu.―“Sekarang udah cepet,Pak:tiga hari.“Ya, tapi kan masih dua, SIUP dan TDP.Supaya enggak ngelanggar undang-undang gimana?―Ketemu.“Ohbisa,Pak.Jadikansatu lembar saja,Pak.Namanya SIUP dan TDP.Jadi enggak melanggar.―“Ohbener.Oke, buatitu.―Ya gampang-gampang saja.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Cobabayangi lagi izin yang lain.Yangnamanya HO, izin gangguan, dengan amdal, bedanya apa coba? Apagituloh? HO itu apa sih?Itu bahasa Londo itu.BahasaBelanda masih kita pakai.“Pak, mau ngurus izin HO.―Aduh.
Â
Udahlah, ini pilih salah satu: amdal atau izin gangguan.Jangansemuanya dipake izin, izin, izin, izin, izin.Dipikirngurus izin itu mudah?
Â
Saya mengalami.NgurusSIUP itu bukan hanya kita datang ke Dinas Perdagangan, bukan itu, datang terus diberi, bukan itu.Kitangurus itu dari RT loh, ke RW loh, ke kelurahan loh, ke kecamatan loh, baru ke dinas.Yakalo RT-nya ada, ya kalo RW-nya ada.Belumtentu.
Â
Itumerepotkan, betul-betul merepotkan.Buatajalah izin-izin itu sesimpel, mungkin, sesederhana mungkin sehingga dunia usaha bergerak cepet banget.Sudahlama, membayar lagi.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Ini yang mau kita hilangkan, kita hapuskan.Deregulasinyaarahnya kesana semuanya.Kitapotong, potong, potong, potong, sederhanakan, sederhanakan, sederhanakan.
Â
Orientasikita—saya sampaikan ke menteri-menteri—orientasi kita jangan orientasi prosedur.Orientasikita harus orientasi hasil. Kalau kita masih prosedar-prosedur ini, pusing kita, pusing betul, lambat kita, lamban kita.Kecepatanitu yang sekarang dibutuhkan dalam kompetisi, dalam persaingan.
Â
Ini yang harus diubah.Menteri-menteri sudah.Barudua hari yang lalu, saya kumpulkan lagi yang dirjen supaya ngerti betul, karena yang memproduksi awal itu biasanya di eselon-eselon ini.
Â
Dulu sebetulnya, yang namanya izin itu hanya syarat.Kitangurus izin ada syarat-syaratnya.Kemudiansyarat itu dijadikan izin.Yang banyak seperti itu, iya betul.Inikok seperti itu?Inikan hanya syarat toh, hanya lampiran gitu loh.Kok bisa jadi izin, dan dibiarkan ditandatangani oleh, di-ACC oleh menterinya?
Â
Ndak, seperti ini enggak boleh lagi.Diilangin, udah ilangin, ilangin, ilangin.Enggak bisa lagi kita seperti itu. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Kemudian yang berkaitan dengan infrastruktur, kita membangun kawasan industri untuk industrialisasi, untuk hilirisasi.Kitabangun kawasan industri.Tetapi, kalau jalan yang menuju kesana tidak ada, siapa yang mau datang? Pelabuhan yang untuk nantinya, kalau industrinya jadi, yang mengangkut produk-produk itu enggak ada,ya siapa yang mau?
Â
Sayasudah diberitahu oleh Pak Ketua Umum ISEI beserta pimpinan-pimpinan di ISEI kemarin, “Pak, ICOR kita sudah seperti ini.―Ya, tapi ini masalah modal, masalah yang berkaitan dengan kapasitas produksi nasional kita memang harus digenjot.
Â
Tetapi, kalau yang barang-barang itu tidak ada, bagaimana? Oleh sebab itu, saya perintahkan ke BUMN yang menangani ini, “Kerja jangan dua sif.Kerja tiga sif, kerja tiga sif kayak tol.Kerjatiga sif, bukan dua sif lagi. Biasanya satu sif, dua sif.Ndak, saya minta tiga sif, dan saya cek.
Â
Ini yang Tol Trans-Sumatera.Sayasudah ngecek ke sini enam kali, ngecek enam kali.Kadang-kadang mungkin ada yang, batin saya, “Ini Presiden kurang urusan: ngecektol enam kali.―Ndak, saya ingin memberikan semangat saya juga ingin kontrol bahwa apa yang sudah kita targetkan itu berjalan. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Kalaukita ke bawah,itu kita ngerti problemnya apa, masalahnya apa.Pastiada yang bisikin, saya berjalan itu ada yang bisikin pasti, “Pak, uang pembebasan lahannya masih kurang.― Adayang bisikin, pasti ada yang bisikin.
Â
Waktugroundbreaking ini, rakyat juga bisikin, groundbreaking pertama Tol Trans-Sumatera, sama, “Pak, jangan hanya groundbreakang-groundbreaking, Pak.― “Loh kenapa?― “Itu dulu pernah di-groundbreaking, Pak, 35 tahun yang lalu.Sudahpernah,Pak, tapi enggak pernah dibangun.―Sayajuga takut, “Waduh, ini saya groundbreaking,nanti enggak dibangun.―
Â
Sayangomong sama BUMN, “Saya nanti dua bulan lagi ke sini.―Kalausaya datang, saya sampaikan, setiap proyek yang besar-besar, maupun yang sedang,maupun yang kecil—saya pastikan—akan saya cek, akan saya cek lagi, akan saya cek lagi, akan saya cek lagi, akan saya cek lagi.Sayapastikan itu supaya orang ngerti bahwa bekerja itu diawasi, bahwa bekerja itu dikontrol, bahwa bekerja itu dicek.
Â
Kalausaya datang ke sebuah proyek seperti ini misalnya lima kali, saya pastikan menterinya pasti datang minimal sepuluh kali.Kalaumenterinya datang sepuluh kali,dirjennya pasti 20 kali.Pastiseperti itu. Iya, itu dipastikan. Jadi, kalau saya kesini enam kali, Menteri PU minimal pasti 12 kali. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Yamemang harus seperti itu kerja.Problem, masalah itu ada dilapangan.Dan harus diberi target.
Â
Sayaterakhir kesini, ya dibisikin,―Pak, uang pembebasan lahannya terlambat.― Yasaya jadi ngerti.Pulang, rapatin,udah rampung.Memangharus seperti itu.
Â
Jalan, pelabuhan, saya kira di Kuala Tanjung di Sumatera Utara, di Makassar New Port di Makassar, semuanya berjalan. Kitamenarik investasi ke situ, pasti yang ditanya pasti itu, “Bagaimana jalannya?Bagaimana pelabuhannya?―
Â
DiKuala Tanjung, kawasan industri siap 2 ribu hektare.Tetapi, kalau pelabuhan enggak ada, siapa yang mau datang?Siapa? Kalauhanya kapal-kapal kecil, siapa yang mau datang?Semuanya minta kapal besar harus bisa merapat.
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Yangberkaitan dengan rakyat juga, jalur kereta api, ya mau tidak mau harus dibangun.Enggak ada lagi kata ‘Tidak’.Enggak bisa.Bagaimanakomoditas dari sebuah provinsi untuk masuk ke sebuah pelabuhan?Kalaujalan sempit,enggak ada rel kereta api, mana yang murah? Ya lebih murah kereta api pasti.
Â
Sama, ini yang kereta api Trans-Sulawesi juga sama.Saya, setelah kejadian di Sumatera, saya sudah enggak mau lagi groundbreaking.Saya disuruh groundbreaking rel kereta ini, “Ndak.Sayananti datang kalau sudah minimal 7 km.Jalurnyajadi 7 km, saya datang.Begitujadi, “Pak, sudah 6,5 km.―“Ya saya datang.―
Â
Saya datang, “Oh sudah mulai bergerak.―Tahunini akan selesai berapa kilo, selesai, masuk di Kendari nanti tahun berapa, masuk di Bitung di Sulawesi Utara tahun berapa, ada semuanya.
Â
Danitu semua harus diikuti karena apapun, Bapak-Ibu dan Saudara-saudara semuanya, biaya logistik ini harus turun, biaya transportasi itu harus turun.Kalau kita mau berkompetisi, itu kunci.Biayalogistik, biaya transportasi harus turun. Enggak ada kata lain sehingga kenapa kita kejar-kejar yang namanya dwelling time?Yakarena larinya ke sana, ke biaya logistik.Kenapa dua minggu, tiga minggu yang lalu kita buka Pusat Logistik Berikat?Karena juga larinya ke biaya logistik.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Tidak wajar, sangat tidak wajar sekali, sebagai negara besar yang industri tekstilnya banyak, kita beli kapas ke Malaysia, kita beli kapas ke Singapura karena pusat logistiknya ada disana.Enggak lucu buat saya.Sepertiini enggak lucu.
Â
Adayang keliru.Adayang salah. Ternyatabetul.Adaregulasi, ada insentif yang harus kita berikan agar mereka berbondong-bondong ke sini.
Â
Ya sekarang kita buka ini, Pusat Logistik Berikat.Kalau dulu pusat logistik kita kayak warung, sekarang dengan Pusat Logistik Berikat kita sudah kayak supermarket, kayak hipermarket.Semuanya ada. Sehingga apa? Pabrik, industri yang ingin spareparts, ingin kapas tidak lari ke negara lain.Dekat dengan lokasi industrinya, jarak Pusat Logistik Berikat dengan industrinya satu meter, dua meter. Ini yang akan efisien seperti itu.
Â
Enggak ada kata lain selain biaya logistik yang murah dan biaya transportasi yang murah.Denganapa? Ya tadi, infrastruktur itu harus segera jadi, harus jadi.Biaya transportasi—saya meyakini—kalau nanti jalur kereta api jadi, tolnya jadi—itu semua orang melihat—akan berbondong-bondong yang namanya investasi industri-industri, manufaktur, semuanya.Sayayakin karena memang itu yang diminta sehingga arus modal, arus uang, baik yang portofolio maupun yang foreign direct invesment, semuanya karena orang melihat ini. Kuncinyadi dua tadi: di regulasinya, di infrastrukturnya.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Tapikita ini sering rame dulu sebelum itu kejadian.Sayaingat dulu, waktu MRT, memutuskan di sini.Pasgroundbreaking saya ingat, groundbreaking di HI, saya ngomong, “Dengan mengucap ‘Bismillahirrahmanirrahim’, Proyek MRT dimulai,― di depan saya langsung berbondong-bondong orang hanya tiga meter dari kita, spanduk semua dibuka, menolak.Ini belum digali aja udah ditolak.Tapi kita ini, kalau enggak berani memutuskan, grek, ya enggak akan dimulai-mulai.
Â
Waktukonsultasi publik, yang tanya juga aneh-aneh tigakali.Sayaingat betul itu. Ada yang bertanya, ya ahli-ahli ini, “Bapak sebagai gubernur nanti jamin? Jakarta ini kan banjir.Kalaunanti terowongannya ambrol, Bapak tanggung jawab.―
Â
Kok tanya terowongan ambrol, ke gubernur lagi?Inigimana?Sayajuga mau jawab apa?Inikan masalah teknis banget.
Â
Yasaya jawab bodoh-bodohan aja, “Lah itu terowongan di bawah laut Inggris-Perancis juga enggak ambrol, sudah bertahun-tahun.Itukan ada ahlinya. Subway, Metro kan juga disemua negara ada.Kokrame? Subway dihubungkan dengan banjir.―
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Tapi yamemang kita ini kreatif.Pertanyaan yang tidak kita kira gitu.
Â
Kemudian—ini di luar ini—masalah kereta api cepat, coba, ini apa sih sebetulnya?DiJakarta ada macet, di Bandung ada macet, di tol ada macet.Angkanyasaya ingat betul.
Â
Kemacetandi Jakarta itu, kita kehilangan 28 triliun setiap tahun karena macet.Di Bandung menuju Jakarta, itu 7 triliun hilang karena macet juga.Tambahkan, berarti 35 triliun hilang setiap tahun karena macet.Sehinggaapa? Ini perhitungan makro negara, sehingga dibangun MRT, LRT di Jabodetabek.DiBandung Raya juga dibangun LRT.
Â
Terussambungannya ini apa supayaini juga di tolnya tidak macet, supaya cepat?Yakereta cepat.Itu hitung-hitungan negara loh ya, hitungan makro.Kalau saya,saya enggak urusan dengan teknis yang namanya kereta api cepatnya.Hitungan makro negaranya, kalkulasinya seperti apa? 35 triliun hilang setiap tahun.Kalau enggak dibangun, kan hilang, hilang,hilang, hilang terus.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Wongdi China, itu delapan tahun bisa bangun 16 ribu km kereta api cepat.Berartisetiap tahun 2 ribu km kereta api cepat.Kitaini baru mau bangun 150 km, ramenya kayak gini. Belum, ini belum, sudah rame dulu. Ini yang setiap tahun 2 ribu km, 2 ribu km.
Â
Jalan tol—ini untuk perbandingan saja—di China sudah 60 ribu km. Untuk ilustrasi, di kita 70 tahun, dari merdeka sampai sekarang, dibangun tol 840 km. Artinyaapa?Kitaharus mengejar, kita harus mengejar.Kalaukita mau berkompetisi, kita harus mengejar.
Â
Sayaberi target lima tahun 1.100 aja udah banyak yang enggakpercaya.Lima tahun itu. “Wah sulit, Pak, sulit.― Yananti kita lihat problem dilapangan apa, masalahnya apa.Ituyang diselesaikan.
Â
Listrik 35 ribu MW target lima tahun.Enggak percaya lagi.Banyakyang enggak percaya sih kita ini.Pesimissekali kita ini.
Â
Problemnyaapa? Problemnya juga jelas kok. Kenapatidak bisa mencapai?Karenadalam 70 tahun hanya dapat 53 ribu MW.Inilogikanya memang masuk kita ini: dalam 70 tahun hanya dapat 53 ribu MW.Lahini kok lima tahun http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
minta 35 ribu MW?Kan enggak masuk akal.
Â
Kalausaya, gimana caranya supaya itu bisa masuk akal.Problemnyaapa?Problemnyaternyata ya itu tadi, izin-izin sama pembebasan lahan.Hanyaitu aja, dua ini.Nahini yang diselesaikan.
Â
Yang terakhir, masalah kesiapan SDM kita, saya setuju tadi, Pak Muliaman, bahwa ini harus dipersiapkan.Olehsebab itu, tahun ini akan ada—kalaudulu, ada SD Inpres—tahun ini akan ada SMK Inpres.Kitamau garap besar-besaran vokasional kita, politeknik kita sehingga nantinya training-training SDM, juga kesiapan SDM kita harus lewat institusi-institusi ini.Enggak ada kata ‘Tidak’.
Â
Jugayang berkaitan dengan digital economy, waktu ke Silicon Valley kita juga sudah berbicara dengan Plug and Play, dengan Google, dengan Facebook untuk juga kita bisa nebeng ikut ke sana karena kita harus mempersiapkan talk-nya seperti apa, workshop-nya seperti apa, inkubatornya seperti apa, kemudian startup-nya disiapkan seperti apa.Iniharus mau kejar-kejaran kalau kita mau masuk ke era digital.Kalaundak, ya terlambat kita.
Â
Danalhamdulillah, saya kira ini direspons oleh dunia usaha kita. Dan kerjasama itu akan terus http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28
Sekretariat Negara Republik Indonesia
kita galang terus karena kita ingin yang maju di depan itu swasta.Kalauswasta enggak sanggup, karena untungnya kurang banyak, ya biar BUMN.KalauBUMN juga angkat tangan, “Enggak, Pak. Ini rugi,― ya sudah APBN.
Â
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.Terima kasih.
Â
Wassalamualaikum warahmatullahwabarakatuh.
*****
Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 8 February, 2017, 15:28