;U~ Prosidillg PertenUlall dati Presetltasi Ilmia" PPNY-BATAN. J'o!:)'akarta 25 27 Apri/1995
-
159
BukuI
PERlllTUNGAN FREKUENSI KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN PADA REAKTOR NUKLIR DTSonvT PPTKR-B:4TAN. Kawasall PI/spitek Selpollg, Tallgerallg 15310
ABSTRAK PERHITVNGAN FREKUENSI KECELAKAANKEHIL4NGAN PENDINGIN PADAREAKTORNUKLIR. teljadinya WCA sebagaikejadian awal me17lpakonsl/atl/ engineeringjl/dgement karenajarang te1]odi.A/aka I/ntl/k menel1tukall frekllellsi dllli LOCA dilakllkall seClll'(Jprobobilistik JaIl statistik. Dellgan probabilistik JaIl statistik diperhilllllgkclll dari faktor dimensi, weld, umur, leaming Cl/n'e, kllalitas dall faktor-fak10r laillllya. Tela/z
dilakukoll
perhillingall
secara
sederhalla
menge/wi
frekuellsi
loca
fak70r-faktor tersebllt ItIItlik suatu model sistem pemipaan, tel1ltama ditekankan Dari pedlitl/llgall didapatkanfrekl/ensi LOCA adala/z 9.82.1O-6/ta/zI/ll.
dengall
memperhitulIgkan
padafak70rdimensi
JaIl weld.
ABSTR,,"CT FREQUENSI CALCUL4TION FOR LOSS COOL4NT ACCIDENT IN THE NULEAR REACTOR LOCA as illitiaiing evellt is ellgillee/illg jlldgemellt, because it is rare collditioll. So, to determille LOCAfrequency used be probability alld statistic method. By probability alld statistic method was estimated from size, weld, age, leaming curve alld quality, etc. It has beell calculatedfoi' WCAfreqllency ill the simplified pipillg 'f(,'stem model, especial(v estimatesfrom size and weldfactors. From calclilatioll, WCAfrequency is 9.82.10. I~}'ear.
PENDAHULUAN
S
alah sarti melode yang digunakan untuk melihat keandalan dmi SUi1tu reaktornuklir ad<1lahdengan menggunakan PSA. Dalal11PSA ini terdapat 3 level yaitu : level I, level 2 daB level 3. Level I bertujuan untuk mengetahui kebo]el~adiankeccJakaanterparah re<1ktornuklir yaitu teras 1l1elcJeh,disamping untllk mengetahui kcandalan dari sistem kesela1l1atanyang actadalam rcaktor tersebut. Level 2 untllk mengetahui prodllk fisi (source terlll) yang terkandllng dalam reaktor hila kecelakaan te~jadi, sedangkan level 3 unluk mendapatkan besar papar<1nradiasi yang diterima pcndllduk daB lingkllngan jika kecclakaan teIjadi. Proses analisis dari level I adalah dengan mengasull1sikan suatu kej<1dian <1\\'al(Initiating Event) sebagai pel11icu,diihlti dengan beroperasi at<1Ug<1g<1lnyasiste1l1-sistem keselamalan untuk menganlisipasi kejadian awal tersebul. Selalliutnya dengan memasukkan data frekuensi dari k~iadian awal dan kegagalan sistem keselamalan beserta pcrhitungan dclenninislik, maka dapal ditentukan keboiehjadian dari teras melelch. Kejadian awal dapat diperoleh dari spesifikasi teknis, pengalaman operasi dan enggineering judgement. Engineering judgement adalah sualu
JSSN 0216
- 3128
peristiwa yang dalam operasi belum pemah teljadi, tetapi berdasarkan perhitungan para ahli dapat mungkin leljadi, walaupun kemungkinannya sangat kecil sekali. Salah satu peristiwa yang termasuk dalam engineering judgement dalam reaktor adalah terjadinya LDCA (Loss of Coolant Accident). Asurnsi teIjadinya LOCA diakibalkan oleh kebocoran atau pecahnya pipa. Tujuan dari paperini adalah unluk mengetahui frekuensi dari kejadian awal LOCA atau menganalisis kebolehjadian gagal pipa dengan metoda penggabungan statistik dan probabilistik, sehingga pelaksanaan PSA level I dapat dilakukan.
TEOR! Berdasarkan THOMAS(l):benluk empiris dari
kebolehjadianbocordanpecahclaripipa ataubcjana adalah beIbanding lurus denganjumlah material dari penyusun pipa, schab kebolel~adian gagal sebanding secara inherent dari stress material. Selanjutnya stress material sebanding dcngan jumlah weak spots (kerusakan diasumsikan terclistribusi secara merata/uniforlll), sedangkan weak spots sebanding dengan jumlah material. lumlah material penyusun dari pipa sebanding dengan diameter, panjang, dan
D TTony T
Prosiding PerteltUtall dolI Preselltasi llmiah PPNY-BATAN, Yo!?1'akarta 25 -27 April 1995
BI/klll
160
fetal. Dari hal tersebut, maka dapat disusun mmus sebagai berikut.
Qp
= DL P
QWI
(1)
Dimana :
=
Faktor t1kuran dan bentt1k untuk parent material D = Diameter L = Panjang t = Tebal pipa Selai1iutnyaberdasarkan statistik bahwa terjadinya kebocoran dapat disebabkan oleh 2 kompoHenyaitu :parent material dan weld zones, sehingga dari faktorbentuk dan ukukuran untuk weld material mempunyai mmus yang identik dengan persamaan 1, sebagai berikut. Qp
NDw Lrv
Qrv
=
rrv
(2)
dimana : Qw = Faktor untuk weld material N = Jumlah dari weld Dw = Diameter dari weld Lw = Pm1iangdari weld tw = Tebal dari weld Dengan mengasumsikan bahwa Dw = D dan tw = t, daB pactaumumnya panjang weld mendekati 1,75 t, maka untuk daerah melingkar daTi weld dapat didekati seperti berikut ini. Qwc
=
1,75ND t
(3)
dimana : Qwc = Faktorkarenaweldmaterialpactadaerah melingkar N = lumlah weld D = Diameter dari pipa t = Tebal pipa Untuk daerah longitudinal dipergunakan pendekatan diameter ekivalen yang rumus sebagai berikut. De = Lp 0
(-I)
dimana : Lp 0
= Panjang longitudinal dari weld (= panjang pipa) = Konstantapi=3,14
D T Tony T
Dengan memasukkan komponen diameter ekivalen pacta persamaan 3, maka diperoleh
=
1,75 Lp Ot
(5)
dimana : QwI = Faktorkarena weld material pactadaerah longitudinal. Karena daerah weld lebih berpotensi teIjadinyabOCCI dari pada parent material, maIm perlu dimasukkan faktor tersebut yang disebut dengan faktor A. Selain faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa faktor lain yang perlu diperhitungkan yaitu : 1, Faktor Design learning curve, B yaitu Iaju kegagalan tergantung dari faktor perkembangan disain. 2. Faktor Plant Age, F yaitu laju kegagalan tergantung faktor umur daTisuatu instalasi 3. Faktor Quality, E yaitu faktor yang memperhitungkan masalah inspeksi atau pengawasan terhadap pipa atau weld. 4. Faktor lainnya adalah memperhitungkan beban statis atau dinarnis pada pipa. Berdasarkan teori himpunan bahwa kebolehjadian pipa pecah merupakan himpunan dad kebolehjadian pipa bocor, sehingga dapat dituliskan rumus sebagai berikut. Pc Pc = PI ( PI ) dimana :
(6)
= Kebolehjadian
Pc
pecah (catastropic
leakage) PI PJPI
= Kebolehjadiandari setiapkebocoran
= Perbandingan kebolehjadian pecah dengan keboleh jadian setiap kebocoran Berdasarkandata statistikdari THOMAS(2),distribusi PJPI adalah antafa' 0,01 sid 0,20, seperti terlihat dalam label!. Tabell. Kebolehjadian
Distribusi PcIPI Barga
0.15
0,01
0,25
0,02
0,25
0,04
0,20
0,06
0,1
0,10
0,05
0,20
ISSN 0216 .3128
,.
ProsidiJIg Pertemllall dolI Preselltasi I/miall PPNY-BATAN, Yagyakarta 25 - 27 April 1995
selanjutnya THOMAS(3) memberikan untuk PI sebagai berikut
Bllkll1
161
Tabcl3, Distribusi Faktor E
persamaan
:
Kcbolchjadian
PI
= QeFBEGR
(7)
dimana : Q. = Faktor resiko karena ukuran, bentuk dan weld F = Faktor umur dari instalasi B = Faktor learning curve E = Faktor kualitas G = Jumlah dari faktor-faktorpenyebab kegagalan, misal :fatigue, stress corro-sion, cracking, dl!. R = Faktor lain seperti halnya inspeksi melalui hydrostatic testing
0,25
0,01
0,45
0,1
0,25
1,0
Kcbolchjadian
(8)
IIat'ga
0,10
0,001
0,20
0,01
0,50
0,15
0,20
0,10 II
Q. = Faktor resiko karena ukuran dan bentuk Qp = Faktor ukuran dan bentuk parent material Qw = Faktor untllk weld material
=
0,001
Tabcl4, Distribusi Faktor R
dimana :
A
0,05
Faktor R, pengaruh dari hydrostatic testing secara periodik, menurut THOMAS(2)dapat dilihat seperti dalarn label 4,
Selanjutnya berdasarkan komponen parent material dan weld material, faktor resiko karena ukuran dan bentuk dapat ditulis seperti berikut ini. Qe = Qp +AQw
Harga
Faktor
karena daerah weld lebih me-
mungkinkan teIjadinya boeor Berdasarkan statistik dari THOMAS(2), distribusi faktoi A dapat dilihat seperti dalam label 2. Tabc\ 2. Distribusi Faktor A Kcbolehjadian
Dari asumsi-asumsi tcrsebut, maka persamaan PI adalah scbagai berikut.
40,0
0,50
50,0
0,10
65,0
0,05
90,0
'" (Qp + AEQw) BFR
(9)
atau PI = C (Qp + AEQw) BFR
Barga
0,35
PI
(10)
dimana :
c = Faktor skala sehingga harga frekuensi ..
yang didapat mempunyai besaran per-tahull yang menurut THOMAS(2)mempunyai harga seperti dalam label 5, Tabc\ 5, Distribllsi Faktor Skala
Dengan asumsi tahwa pacta reaktor tidak teIjadi corrosion product atau stress corrosion crackingyangjelas, maka faktor G dapat diberi harga 1. Faktor kualitas E, hanya ditekankan pada daerah weld untuk inspcksi awal dan inspeksi seeara periodik, dan berdasarkan statistik dari THOMAS(2) didapatkan harga seperti dalam label 3.
ISSN 0216
- 3128
Kcbolchjadian
Barga
0,20
1,0 x 10,9
0,35
3,0 x 10,9
0,35
1,0 x 10,8
0,10
3,0 x 10'8
D T Tony T
Prm'idiJlg PerfellUlall dall Preselltasi nlnialt
BlIlwl
162
Menurut data Thomas(4)perkalian B dan F sekitar 1, maka persamaan dapat disederhanakan menjadi (11)
PI = C (Qp + EAQw)R
PPNY-BA
TAIV, Yo!{"akarta 25
- 27 April
1995
yang mencegah kotoran masuk ke dalam kolam reaktor. Pacta sistem pendingin primer tersebut terdapat katup pembebas (reliefvalve). Untuk karakteristik pipa pactakeluaran pompa (pump discharge) dan katup pembebas dapat dilihat dalam gambar 2.
Sehingga persamaan perkir3an dari kebolehjadian pecah adalah
----
:-,-.:n--."""..---
Pc = (;:) C(Qp+EA Qw)R
(12)
~
Sebagai salah satu model perhitungan digunakan suatu model reaktor dengan sistem pemipaan yang sederhana, seperti terlihat dalam gan1bar1.
....
~,-
I
",,-
Gambar
~.
r.
..~, ~~"'I'"
n~~
1
~
.......
rn
b b6
~T
i
I
I
I~I
==
'"'-..
~r :-... -~L
Gambar 1. Sistcm Pcndingin primer
,
Secara sederhana dapat dijelaskan pendingin dari kolam reaktor (bejana reaktor) melalui keluaran (outlet header) menuju alai penukar panas, selanjutnya dari pompa kembali lagi menuju kolam reaktor melalui masukan (inlet header). Sebelum masuk kolam reaktor terdapat kolam penyaring (strainer)
D T Tony T
2. Si5telll Pemipaall Pada Pompa dall Katllp Pembebas
TATA KERJA 1. Dipahaminya sistem pendingin primer, terutama arah aliran rnasukan dan keluaram dari teras. 2. Ditentukan posisi-posisi yang memungkinkan teljadinya bocor dan menimbulkan LOCA pacta teras. 3. Dihitung faktor resiko karena bentuk, lIkurandan weld dengan berdasarkan panjang, diameter dan tebal pipa termasuk menentukanjumlah daerah weld,
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkantabell,2,3,4,dantabeI5,maka dapat dihitung harga rata-rata: PcI!18.10 = ~985.10'2; C.
A
= 50;
E
= 2,98.10.1; R = 4,71.10.1;
Selanjutnya berdasarkan gambar I dan gambar 2, untlIk setiap bagian dihitung seperti berikut ini :
ISSN 0216 - 3128
Prosiding Pertemllan doli Preselltasi Ilmiall PPNY-BATAN, Yof.iyakarta 25 - 17 April 1995
Keluaran
Bllkll!
163
Teras (Core outlet Header)
Dalam Kolam ReaJ.,:tor .
Panjang 29 ft, diameter 18",tebal 0,562", danjumlah weld 5. Dengan asumsi 1 ft = 12 inch, maka dapat dihitung
=
QP1l
QWCll =
12:x:29:x: 18
(0,562)2
=
Wl2I
1,75x 12x29 = 345 il x 0,562
Panjang 64 ft, diameter 18",tebal 0,562", danjumlah weld 3, dapat dihitung
=
QWCIO
=
12 x 64 x 18
= 43768
0,562
=
12x74x20 (0,596/
QWC20
=
1,75x7 x20 = 411 0,596
Qwno
=
1,75 X 12 x 74 il x 0,596
= 830
Pip a masukan dan keluaran dari Penukar Panas
= 168 Tabel 7.
Data Pip a Masukan Penukar Panas
QWIlO= 1,75x12x64 = 762 il x 0,562
Diameter (inch)
(ft)
Masukan
= 49998
QP20
Pipa masukan daD keluaran dari penukar panas semuanya terletak di luar teras reaktor, dengan susunan seperti label 7.
(0,562)2
1,75 x:; x 18
ilxO,596
Panjang 74 ft, diameter 20", tebal 0,596", danjumlah weld 7 , maka dapat dihitung
19833
Luar Kolam Reaktor
QPlO
ilx 0,5
Luar Kolam Reah1:or
1,75:x:5 :x:18 = 280 0,562
QWIII=
= 1,75x 12 x 17 + 1,75 X 12 X 18 =429
Q
Dan Keluaran
Tehal (inch)
Weld
184
10
0,365
36
18
10
0,500
18
28
14
0,438
20
Teras (Core Inlet Header)
Dalam Kolam Mempunyai data seperti dalam label 6. Tabel6.
D:lta dari Masukan Teras Dalam Kolam Di:ul1etcr (inch)
Tchal (inch)
Weld
17
16
0,5
8
18
20
0,596
7
P(I'lt;1g
maka perhitungan untuk penukar panas adalah sebagai berikut. Qp30
Q
-
_P2I
0 , ~"C21
-
(0,5)2
- 1,75x8x16 0,5
ISSN 0216 3128
= 25218
J2xI84xJO+12xI8xI4+12xI8xJO (0,365)2 (0,438l (O,500l
-
1,75x36x10 0,365
»C30-
Q»730
= 12x17x16+12x18x20
0
=
= J,75x nx
+
J,75x20x14 0,438
+
198895
1,75x18xlO_ 0,500
3475
12x 184 + 1,75x 12x28 + 1,75x 12x 18
0,365
nx 0,438
nx 0,500
3475
(0,596)2
+
1,75x7x20 0,596
-
- 8 9 -:>
Pip a keluaran (discharge) untuk pompa Panjang pipa 10 ft, diameter 3", leba! 0,300", dan jumlah weld 8. Checkvalve mempakan akhir dad pipa keluaran (discharge) selanjutnya menuju masukan
D T Tony T
Prosi,liJIC Pertenulflll dall Preselltasi I/mialt PPNY-BATAN. Yogyakarta 25.. 27 April 1995
BllkllI
16-1
dari teras, seperti terlihat dalam gambar 2. Pipa diasumsikan dari welded pipe, sehingga dapat diasumsikan longitudinal welded. Perhitungan kuantifikasinya adalah sebagai berikut.
Qp40
=
12x IOx3
(0,300)2
= 4000
Kebolehjadian pecah untuk pipa 4" yang berada di luar kolam reaktor adalah = P IPl
X C X{(QplO+ Qp20+ Qp3q) + (QwlO+ Qw20+Qw3q)
X E xA}xR
= 4.85. 1O'2x8.10-9(292661+9686x2.9B.1(flx50) 4.71.10-2 = 7.99.10'6
QWC40 =
1,75x8x3 = 140 0,300
QW/40=
1,75x 12 x 10 = 223 I1 x 0,300
Pipa katup pembebas (relief valve) FacIa pipa katup pembebas mempunyai paI~ang 20 ft, diameter 4" leba! 0,337", clanjumlah weld 9. Keluaran dari masllkan teras menuju teeyang terbuat dari pipa 2" clan seIanjutnya menuju katup pembebas. Susunan pipa dan katup pembebas seperti terlihat dalam gambar 2, dalam tal ini yang dianalisis adalah pipa yang berdiameter 4" clanterbuat dari welded pipe (longitudinal weld). Perhitungan kuantifIkasi adalah sebagai berikut.
Kebolehjadian pecah untuk pipa 4" yang berada di dalam kolam reaktor adalah = PIPl X C X{(QplT+Qp2T+) + (QwlT+ Qw2T+) X Ex A}xR = 4,B5.1 0-2xB.1 0-9 (45051 + 1913x2.9B.1 4,71.10-2
0-lx50)
= 1,34.10'6 -Kebolehjadian pecah untuk pipa yang berada di luar kolam reaktor = POUI+ P4ou, + Psow
= 7,99.10-6 + 1.72.10-7 + 3,13.10-7 = B,4B.1O-6
Qp40
=
QWC5D =
12 x 20 x 4
(0,337)2
= 8453
1.75x9x4 = 187 .
0,337
pecah = kebolehjadian pipa pecah dalam kolam reaktor + luar kolam reaktor
Kebolehjadian
= 1,34.10-6 + B.4B.1O'6 = 9.B2. 10-6
QW/50=
I 75 x 12 x 20 = 397 ' I1 x 0,337
Dari perhitungan-perhitungan di alas, maka kebolel~adian pecah untuk pipa 4" adalah = PIPl XC X (Qpso+ Qwsox ExA) x R = 4.B5. 1O-2xB.1O-9 (B453+5B4x2.98.1(flx50)4,71.1O'2 = 3,1 3.10-7
Kebolehjadian pecah untuk pipa 3" adalah = PIPl xC X (Qp40+ Qw40XEx A) xR = 4,B5. 1O-2xB.10-9(4000+ 363x2.9B.1 (f lx50) 4. 71.10'2 = 1.72.10-7
D T Tony T
Dengan perhitungan seperti metoda di alas dapat ditentukan kebolel~adian gagal pipa alan hila diasumsikan kontribusi terbesar LOCA adalah pecahnya pipa, maka berdasarkan metoda tersebut dapat ditentukan frekuensi LOCA. Untuk perhitungan yang lebih teliti, maka dapat juga dianalisis komponen-komponen lain (selain pipa) yang dapat menimbulkan LOCA. Dalam kasus ini antara lain katup clanpompa, hal tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut ini : F= NxFl xB760xR dimana : F = Frekuensi kebocoran karena katup clan pompa
-
ISSN 0216 3128
'....Prosidi/lg Pertemlloll doli Prese/ltasi llmioh PPNr-BATAN. Yof:l'okorto 25 27 Apri/1995
-
=
Frekuensi peIjam dari pecahnya katup atau pompa N = Jumlah dari katup daTIpompa R = Faktor inspeksi . Kasus lainnya adalah mengenai penyaring, dalam hal ini hams diperhitungkan yang dapat menimbulkan kebocoran antara lain FI
165
Bllkll!
a. b. c.
Kerusakan dari komponen tersebut. Kesalahan manusia dalam pemasangan. Pemasangan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis seperti prosedur pemasangan yang ditentukan. Untuk ke 3 kasus tersebut dalam makalah ini tidak dianalisis lebih lanjut, karena melibatkan perhitungan kesalahan manusia. Dalam metoda inihasil-hasil yang didapat akan selalu berubah tergantung dari faktor statistik, dimana faktor statistik tergantung dari data terkumpul, semakin banyak data yang terkumpul semakin valid hasilnya. Rumus empiris dalam metoda ini dapat dikembangkanatau dikaji lebih lanjut, sebab setiapfaktor yang bukan suatu konstanta clan yang menimbulkan kebolel1iadian pipa bocor dapat diana1isis. Misalnya faktor karena korosi atau fatigue. Dari faktor tersebut dapat diperkirakan kemungkinan suatu pipa akan bocor atau pecah.
KESIMPULAN 1. Dengan memperhitungkan faktor dimensi dan weld pipa dapat ditentukan kebolel1iadiangagal pipa, sehinggasecara sederhanadapCltditentukan frekuensiteziadinya LOCA. 2. Dalam perhitungan secara sederhana ini di dapatkan frekuensi kejadian awal LOCA adalah 9,82.10"6/tahun.
4.
5.
The High Flux Isotope Reactor Probabilistic Risk Assessment, PLG-O604, 1988 BASIN, S.L., and BURNS, E.T., "Characteristics of pipe system failures in light water reactor", EPRI NP-438, August, 1977
TANYA JA'VAB Widarto
-
Yang diperhitungkan kebolehjadianLOCA disini termasuk LOCA besar ataukah LOCA kecil 7. Karena mungkin kebolehjadian LOCA kecillebih sering dibandingkan dengan LOCA besar. Mohon dijelaskan
D.T. Sony T - Pada perhitungan ini diasumsikan, unluk besar karena dianggap kecelakaan yang lerparah adalah loea besot, tetapi dengan perhitungan ini dapat juga dilakukan untuk perhilungan LOCA keci!. Utaja - Dalam persamaan acta faktor oleh pengelasan. Seberapajauh pengaruh skill dari weIdeI'? - Bagaimana kemungkinan pecah pacta casing pompa primer? D.T. Sony T
-
Alemang betul faktor manusia perlu diperhitungkan bah1l'a tidak hanya dati skill welder, lelapi juga skill dati pemasangan pompa atau kalup. Dalam perhilungan ini faklor manllsia lerseblll behllll dibahas lebih lanjut. dapal dihilung dengan persamaan .. F= Nx FI x8760xR
F
=
Frekllensi kebocoran karena katllp /
pompa
DAFTAR PUST AKA
Fl
=
1.
N
=
JUllllah dati katup dan pompa.
R
=
Faktor inspeksi.
THOMAS, H.M., NRC3/2/1, "A Probability model for the failure of pressure containing parts" National Conference on Reliability, Nottingham, 1977 2. THOMAS, H.M., NRC2D/5/1, "A Probability model for pressure vessel catastropic failure" Second National Conference on Reliability, Nottingham, 1979 3. THOMAS, H.M., Pipe and Vessel Failure Probability, Reliability Engineering 2(1981) 83-124
ISSN 0216 - 3128
frekllensi per jam dari pecahnya katup /
pompa
Syarip - Apa yang mempengaruhi faktor umur ? clanapa bedanya dengan faktor..:faktor lainnya (jatique, korosi dl!) - Reaktor apa yang dipakai contoh untuk analisis, mengapa tidak reaktor GA Siwabessy 7 (mungkin akan sangat berguna bagi pengembangan RSG khususnya perawatannya). terima kasih.
D T Ton)' T
Pro~.jdjllg PertetrnlOII doli Preselltosj Illnja" PPNY-BA TAN. Yo/?vakorta 25 - 27 April 1995
Bllkll1
166
D.T. Sony T - Faktor wllur tidak lIlelllperhitungkan faktor operasi. sedangkan faktor lainny.a didapatkan selama operasi. - Reaktor HFIR dengan daya 30 MW, tetapi tidak lIIenut/.lp kemllngkinan perhitllngan ini dapat ditetapkan pada GA siwabessy.
D.T. Sony T
Suyamto - Adakah data di loaf Negri, berapa besar angka kebolehjadian teIjadinya LOCA. - Berapa angka kegagalan pipa menurut TEXDOC ? (kalau ada)
Sriyana
D.T. Sony T
-
Alenllrllt data yang ado sekitar 1.1(J5sid a.l 0.7
Y. Sardjono -
Anda menghitung LOCA barn yang disebabkan oleh gagalnya pcmipaan (dimensi dan welding). Dari nilai statistik kegagalan karena "welding" adalah sangatdipcngarnhi oleh "jenis mesin weld" untuk itu bagaimana dcngan macam-macam mesin weld tersebut tcrhadap nilai statistik yang anda ambil. - Banyak jcnis "katup" atau "valve"yang sekarang diprodnksi atau masih clalam "disain". Apakah
dapat diambil nilai probabilistik kegagalannya (LOCA) pacta "Reaktor pasif system" yang sang at mengandalkan teknologi katup atau "valve" -
Hal ini sudah dil11asllkkansebagaifaktorA dalam perhitllngan ini. Dapat dilakllkan dengan lIlelaklikan penglljian model dan berdasarkan pengalalllan operasi dari katllp yang ado sekarang.
-
Perhitungan yang dilakukan adalah dari faktor dimensi, weld dan sebagainya schingga penekanan pada fakktor dimensi dan weld. Apakah dilakukan juga analitis kekritisan tcrhadap faktor-faktor tersebut ? Bagaimana untuk kekritisan terhadap faktor-faktor tersebut ? - Pemodelan pip a yang dilakukan kira-kira dimodelkan padajenis reaktor nuk1irapa? D.T. Sony T -
-
Dalam perhitllngan ini tidak dilaJ.:LlkananGIitis kek7-itisan (maa! komi tidak mengerti apa yang dimakslld anali tis "kekritisan "). Reaktor HFIR) berdaya 30A.flY.
\
D T Tony T
ISSN 0216 - 3128