PENDAHULUAN Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan audit merupakan media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan pekerjaan audit dan temuan audit secara komprehensif yang diberikan oleh tim audit kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang telah diaudit. Al-Thuneibat, et al. (2008) mengemukakan bahwa laporan audit harus dapat dimengerti, objektif, dan dapat diterima oleh pengguna sebagai sumber informasi yang relevan. Laporan audit dikatakan relevan apabila dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Saat laporan keuangan telah diaudit, maka para pengguna laporan keuangan tersebut memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material. Laporan audit dibutuhkan untuk meyakinkan publik bahwa informasi yang disampaikan oleh perusahaan adalah informasi yang andal. Semakin baik pendapat auditor terhadap laporan keuangan suatu entitas, maka tanggapan publik tentang entitas tersebut semakin baik. Laporan audit yang paling baik adalah wajar tanpa pengecualian. Pada tahun 2012 dari 446 perusahaan yang terdaftar di BEI, 117 perusahaan menerima laporan audit independen berupa laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan 11 perusahaan mendapatkan pendapat wajar dengan pengecualian. Beberapa hal yang terdapat pada paragraf penjelasan dan pengecualian tersebut dapat mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi. Para investor akan mempertimbangkan penjelasan dan pengecualian dalam laporan audit yang dikeluarkan tersebut, apakah penjelasan dan pengecualian yang terdapat dalam laporan audit tersebut mengandung informasi yang material. Semakin baik laporan auditor, investor akan semakin tertarik membeli saham dari perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang tertarik, maka volume perdagangan
1
saham dan harga saham akan semakin meningkat karena banyaknya investorinvestor yang menanamkan modalnya. Jika pengumuman laporan auditor tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi saat pengumuman tersebut tersebar di pasar. Reaksi pasar tersebut dapat dilihat dari perubahan volume perdagangan saham dan perubahan harga sekuritas tersebut (Mulatsih et al, 2009). Pendapat auditor wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diberikan saat terdapat halhal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil perusahaan klien. Sedangkan pendapat auditor wajar dengan pengecualian diberikan saat laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan (Wicaksono, 2011). Penelitian yang menghubungkan jenis pendapat auditor dengan reaksi pasar pernah dilakukan di dalam penelitian-penelitian sebelumnya dengan hasil yang berbeda-beda. Meiden (2008) menyimpulkan bahwa pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham dan volume perdagangan saham. Mylonakis et al. (2010) menemukan adanya reaksi investor dilihat melalui kinerja saham, bagi perusahaan yang memperoleh opini wajar dengan pengecualian, menolak memberikan pendapat, dan wajar tanpa pengecualian. Tetapi efek dari laporan audit tersebut tidak memiliki efek yang jelas dan signifikan terhadap harga saham selama tanggal pengumuman dan di sekitar tanggal pengumuman. Lin dan Wu (2009) menyatakan bahwa pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Laksitafresti (2012) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham yang diukur dengan average trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini
2
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas dan laporan audit yang berisi opini wajar dengan pengecualian. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Wicaksono dan Raharja (2012). Wicaksono dan Raharja (2012) meneliti kandungan informasi laporan audit WTP dengan paragraf penjelas dan laporan audit WDP dengan menggunakan abnormal return. Populasi penelitiannya adalah perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Selama periode tahun 2004 hingga tahun 2009 ditemukan 162 perusahaan yang memiliki laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan 29 perusahaan yang memiliki laporan audit wajar dengan pengecualian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengumuman laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas dan laporan audit wajar dengan pengecualian tidak secara signifikan mempengaruhi abnormal return. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini meneliti reaksi pasar dengan menggunakan volume perdagangan saham dan harga saham. Beaver (1968) dalam Bandi dan Hartono (1999) perbedaan penting antara pengujian harga dan volume adalah bahwa harga merefleksikan perubahan dalam pengharapan pasar sebagai suatu keseluruhan sedangkan volume merefleksikan perubahan dalam pengharapan investor individual. Suatu informasi, misalnya opini audit mungkin tidak mengubah pengharapan pasar sebagai suatu keseluruhan tetapi mungkin mengubah pengharapan individual. Dalam situasi seperti itu, maka tidak akan ada reaksi harga, tetapi mungkin ada pergerakan reaksi volume. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang tidak konsisten, oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan tahun yang terbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar sebelum dan sesudah laporan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan laporan opini audit wajar dengan pengecualian. Reaksi pasar tersebut dilihat dari perbedaan volume perdagangan saham dan harga saham. Hasil penelitian-
3
penelitian terdahulu menunjukan bahwa reaksi harga dan reaksi volume berbedabeda. Oleh karena itu perlu dilakuka penelitian lebih lanjut mengenai reaksi pasar terhadap laporan audit. Penelitian ini menggunakan semua perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 dengan tujuan agar penelitian ini mendapatkan jumlah sampel yang memadai. Disamping itu, karakteristik antar industri berbedabeda dapat mengakibatkan reaksi antar industri berbeda-beda. Oleh dari itu perlu menggunakan sampel dari industri-industri yang berbeda tersebut. Manfaat penelitian ini adalah (1) memberikan informasi yang berguna untuk para investor mengenai kandungan informasi yang ada di dalam opini audit; (2) memberikan informasi yang berguna bagi para auditor tentang nilai dari suatu laporan audit; (3) landasan untuk penelitian selanjutnya dibidang audit dan pasar modal. KERANGKA TEORITIS Efisiensi Pasar Pasar modal dikatakan efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan terpecaya dan telah tercermin dalam harga-harga saham (Anoraga dan Pakarti, 2006). Harga saham secara cepat bereaksi terhadap informasi-informasi baru. Fama (1970) membagi efisiensi pasar menjadi tiga bentuk berdasarkan ketersediaan informasi sebagai berikut: 1. Bentuk Lemah (weak form), yang menyatakan bahwa pasar dikatakan efisien jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh informasi masa lalu. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, harga-harga sekuritas di masa lalu tidak dapat digunakan untuk memperoleh abnormal return. 2. Bentuk Setengah Kuat (semi-strong form), yang menyatakan bahwa harga saham menggambarkan secara lengkap semua informasi yang tersedia di pasar, sebagai tambahan terhadap informasi harga di masa lalu. Pernyataan ini berarti bahwa strategi perdagangan yang melakukan analisis terhadap informasi yang 4
tersedia di pasar tidak akan menghasilkan abnormal return dalam jangka waktu yang lama. 3. Bentuk Kuat (strong form), yang menyatakan bahwa harga saham menggambarkan semua informasi yang relevan bagi perusahaan, baik informasi yang dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan (misalanya informasi yang hanya dimiliki oleh manajer, direktur, atau analisis keuangan). Pernyataan ini menunjukan bahwa tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh abnormal return karena memiliki informasi privat. Studi Peristiwa (Event Studies) Event studies ditujukan untuk melihat seberapa cepatkah suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga pasar sekuritas (Deden, 2009). Studi peristiwa ini mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto 2009:536-537). Teori Sinyal (Signalling Theory) (Wicaksono, 2011) Teori sinyal ini dapat dijadikan dasar bahwa pengumuman laporan audit memiliki kandungan informasi yang dapat mempengaruhi investor. Teori sinyal ini menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada suatu peristiwa pengumuman informasi yang dapat menjadi sinyal para investor atau pihak potensial lain dalam pengambilan keputusan. Mulatsih et al (2009) menyatakan teori sinyal mempunyai asumsi utama bahwa manajemen mempunyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak
5
diketahui oleh investor luar dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkan, artinya manajemen umumnya mempunyai informasi yang lebih lengkap dan akurat dibanding investor tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Jika manajemen tidak sepenuhnya menyampaikan seluruh informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga jika manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan bereaksi terhadap informasi tersebut sebagai suatu sinyal. Reaksi Pasar Menurut Jogiyanto (2008), reaksi pasar adalah suatu bentuk tanggapan pasar atas informasi yang terdapat pada sebuah pengumuman yang dikeluarkan atau diterbitkan. Apabila suatu informasi mengandung suatu informasi, maka pasar akan menanggapi atau bereaksi secara cepat saat informasi tersebut diumumkan. Investor dalam mengambil keputusannya akan menanggapi informasi tersebut sebagai sinyal dalam menentukan keputusannya tersebut. Reaksi investor dalam menanggapi pengumuman menyebabkan adanya aktivitas jual beli saham, jual beli saham tersebut dapat mengakibatkan perubahan harga dan volume perdagangan saham. Perubahan harga saham tersebut akan memunculkan adanya abnormal return. Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Suad, 2005). Volume perdagangan merupakan ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan
dalam
memperdagangkan
saham
tersebut.
(Widayanto
dan
Sunarjanto, 2005), menyatakan Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal. Perubahan Volume perdagangan saham di pasar modal menunjukan
6
aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Menurut Jogiyanto 2008 (dalam Laksitafresti 2012), return merupakan pengambilan yang diperoleh dari investasi. Return digunakan pada suatu investasi untuk mengukur hasil kinerja keuangan suatu perusahaan. Return terdiri dari yield dan capital gain (loss). Yield adalah arus kas yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk deviden), sedangkan capital gain (loss) yaitu selisih positif (negatif) antara harga saham pada periode sekarang (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya (Pt-1). Return dapat berupa return yang sudah terjadi (actual return) atau return yang belum terjadi dan diharapkan akan terjadi di masa mendatang (expected return). Laporan audit Menurut Mulyadi 2002 (dalam Laksitafresti), laporan audit merupakan media yang digunakan oleh auditor untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang menggunakan laporan audit yang dibuatnya. Berkomunikasi disini berarti bahwa auditor menyampaikan pendapatnya tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan untuk menginformasikan kepada para pengguna laporan keuangan yang berguna bagi proses pengambilan keputusan. Opini Auditor Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat ini diberikan auditor bila tidak adanya pembatasan terhadap auditor dalam lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan standart akuntansi keuangan dalam laporan keuangan disertai dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Opini Auditor Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Unqualified Opinion Explanatory Language) Laporan auditor dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
7
menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pandapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Opini Auditor Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion Report) Dalam hal ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, dalam semua hal yang meterial, posisi keuangan, hasil usaha, arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualiakan yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan auditor jika dalam auditnya ditemukan beberapa keadaan sebagai berikut: 1. Lingkup audit dibatasi oleh klien 2. Prosedur audit yang penting tidak dapat dilakukan oleh auditor atau auditor tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor. 3. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 4. Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. Opini Auditor Tidak Wajar (Adverse Opinion) Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan secara jelas atas laporan keuangan, hal ini disebabkan karena laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Selain itu, pendapat ini diberikan karena ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan.
8
Opini Auditor Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, hal ini disebabkan beberapa kondisi, yaitu adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya. Auditor juga tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Hipotesis Reaksi Pasar Di Sekitar Tanggal Pengumuman Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan Dan Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian Pengumuman laporan audit di dalam laporan keuangan merupakan suatu sinyal bagi para pelaku pasar untuk mengambil keputusan. Adanya paragraf penjelasan dan pengecualian yang terdapat dalam laporan audit merupakan informasi
tambahan
mempertimbangkan
yang dapat keputusan
digunakan
investasinya.
oleh para investor dalam Informasi
penjelasan
dan
pengecualian tersebut dapat membuat jumlah lembar saham yang diperdagangkan semakin besar atau semakin kecil saat informasi tersebut diumumkan. Jika informasi tersebut good news, maka setelah diumumkannya informasi tersebut volume perdagangan saham dan harga saham akan meningkat. Jika informasi yang dikeluarkan perusahaan bad news, maka volume perdagangan saham dan abnormal return saham akan menurun. Mulyadi (2001) dalam Wicaksono (2011) menyebutkan bahwa laporan audit wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak. Laporan audit wajar tanpa pengecualian ini disebut juga dengan laporan audit baku. Dengan demikian, maka laporan audit wajar tanpa pengecualian akan memberikan sinyal positif sedangkan tipe laporan audit selain wajar tanpa pengecualian antara lain wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan wajar dengan pengecualian belum tentu memberikan sinyal yang positif. Sebelum adanya laporan audit WTP-PP, para investor belum tahu kepastian laporan keuangan perusahaan tersebut dapat diandalkan atau tidak. 9
Tetapi sesudah adanya laporan audit, para investor akan memperoleh informasi dari opini audit tersebut. Dalam opini audit WTP-PP, adanya paragraf penjelasan diharapkan pasar akan bereaksi atas informasi pada penjelasan tersebut. Para investor akan mempertimbangkan informasi penjelasannya tersebut untuk mengambil
keputusan.
Penjelasan
dalam
opini
audit
WTP-PP
tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan, hal tersebut menunjukan bahwa laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya dan diandalkan. Dengan demikian, maka laporan audit wajar tanpa pegecualian dengan paragraf penjelasan akan memberikan sinyal yang positif. Dengan adanya sinyal yang positif tersebut diharapkan volume perdagangan saham dan abnormal return saham akan meningkat dibandingkan dengan sebelum adanya opini audit tersebut. Penelitian terdahulu yang dilakukan Keller dan Davidson (1983) meneliti dampak penerbitan laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas terhadap volume perdagangan saham, menyimpulkan bahwa laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Lin dan Wu (2009) meneliti hubungan diterbitkannya laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, menyimpulkan bahwa penerbitan opini tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pertama dan kedua yang diajukan adalah sebagai berikut: H1
: Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
H2
: Terdapat perbedaan abnormal return saham pengumuman
sebelum
dan sesudah
opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan Sama halnya dengan sebelum adanya laporan audit WTP-PP, sebelum adanya laporan audit WDP para investorpun belum tahu apakah laporan keuangan
10
tersebut dapat diandalkan atau tidak. Tetapi sesudah adanya laporan audit WDP, reaksi investor akan berubah karna adanya tambahan informasi pada pengecualian tersebut. Hal tersebut dikarenakan adanya pengecualian pada pos tertentu. Pengecualian tersebut dapat mengakibatkan laporan keuangan kurang dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan oleh investor, dengan kata lain informasi pengecualian tersebut memberikan sinyal yang negatif. Dengan adanya sinyal yang negatif tersebut maka volume perdagangan saham dan harga saham suatu perusahaan sesudah adanya pengumuman opini audit tersebut akan mengalami penurunan. Firth (dalam Al-Thuneibat et al, 2008) meneliti pengaruh pengumuman laporan audit wajar dengan pengecualian terhadap harga saham dan keputusan investasi pada tanggal penerbitan laporan, hasil penelitian menunjukan bahwa harga saham bereaksi terhadap beberapa jenis pengecualian. Laksitafresti (2012) meneliti pengaruh opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan opini wajar dengan pengecualian terhadap harga saham dan volume perdagangan saham, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham, yang diukur dengan average trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar dengan pengecualian. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka hipotesis ketiga dan keempat yang diajukan adalah sebagai berikut: H3
: Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah
pengumuman opini audit wajar dengan pengecualian H4
: Terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum
dan sesudah
pengumuman opini audit wajar dengan pengecualian METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Sumber data penelitian berasal dari sumber data sekunder. Data tersebut berupa data laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
11
dan laporan audit wajar dengan pengecualian; tanggal pengumuman penerbitan laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan tanggal pengumuman laporan audit wajar dengan pengecualian; harga saham harian perusahaan, dan volume perdagangan saham. Data mengenai laporan keuangan auditan dapat diperoleh dari situs www.idx.co.id, untuk data volume perdagangan saham dan harga saham harian dapat diperoleh dari situs www.yahoofinance.com. Populasi dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012. Pertimbangan pemilihan tahun 2012 adalah karena menggambarkan kondisi yang relatif baru. Oleh karena itu, diharapkan hasil penelitian yang lebih relevan. Cara pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu cara pemilihan yang memenuhi kriteria tertentu yang dikehendaki peneliti. Kriteria yang dikehendaki peneliti adalah sebagai berikut: -
perusahaan-perusahaan
yang
memiliki
opini
audit
wajar
tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan dan perusahaan-perusahaan yang memiliki opini audit wajar dengan pengecualian -
Tanggal publikasi laporan audit diketahui secara jelas.
-
Memiliki data historis volume perdagangan saham dan harga saham yang lengkap selama window period dan estimation period
Teknik Analisis Pengujian ini dilakukan untuk melihat perbedaan volume perdagangan saham dan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan opini wajar dengan pengecualian. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analsis event study yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan volume perdagangan saham dan return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit. Jika suatu pengumuman mengandung
12
informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Periode pengamatan dilakukan selama sepuluh hari, yaitu lima (5) hari sebelum pengumuman (T-5 samapai dengan T-1) dan lima (5) hari sesudah pengumuman (T+1 sampai dengan T+5). Pemilihan periode pengamatan selama 10 hari dimaksudkan untuk menghindari unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi penelitian ini apabila periode pengamatan lebih dari 10 hari. Alat-Alat Pengujian Hipotesis Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah market model untuk menentukan return ekspetasi, karena model ini memperlihatkan fluktuasi harga sekuritas sejalan dengan fluktuasi harga pasar (Mardiyanti et all, 2005). Untuk mengukur dampak pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-PP) dan opini wajar dengan pengecualian (WDP) pada harga saham, dalam penelitian ini digunakan cara pengukuran sebagaimana dilakukan oleh Tahinakis (2010), dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Menghitung Actual Return Untuk menghitung actual return, dilakukan dengan persamaan :
Keterangan : R(it)
= actual return saham pada hari t
P(it)
= harga penutupan saham pada hari t
Pi(t-1) = harga penutupan saham pada hari t-1 2. Menghitung Market Return Menurut Jogiyanto (2008), untuk mencari return indeks pasar digunakan indeks harga saham gabungan (IHSG) karena indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan data yang lazim digunakan sebagai indikator naik turunnya harga
13
saham secara keseluruhan di pasar modal Indonesia. Jika digunakan indeks harga saham gabungan (IHSG), maka return pasar untuk hari t dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : Rm(t)
= market return pada hari t
IHSG(t)
= Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t
IHSG(t-1)
= Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t-1
3. Menghitung Expected Return Untik mengestimasi return yang diharapkan, dalam penelitian ini menggunakan market model. Jogiyanto 1998 (dalam Bandi dan Hartono, 1999) dalam model pasar, return yang diharapkan dihitung melalui dua tahap yaitu: membentuk model ekspektasi dengan data realisasi selama periode estimasi, dan menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi selama periode windows. Model ekspektasi dihitung dengan menjumlahkan nilai ekspektasi return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar, tingkat keuntungan indeks pasar, dan bagian return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Periode estimasi dalam penelitian ini adalah selama 30 hari. Untuk menghitung expected return, dilakukan dengan persamaan : ER(it) = α(i) + β(i) . Rm(t) + e(i) Keterangan : ER(it) = expected return saham pada hari t α(i)
= konstan
β(i)
= risiko sistematik saham
Rm(t) = market return pada hari t Untuk mendapatkan nilai alpha (αi) dan beta (βi) dalam model ini menggunakan teknik regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan menganggap actual return
14
saham sebagai variabel dependen dan market return sebagai variabel independen selama estimation period. 4. Menghitung Abnormal Return Untuk menghitung abnormal return, dilakukan dengan persamaan : AR(it) = R(it) – ER(it) Keterangan : AR(it) = Abnormal Return saham pada hari t R(it)
= Actual Return saham pada hari t
ER(it) = Expected Return saham pada hari t 5. Menghitung Average Abnormal Return Untuk menghitung average abnormal return, dilakukan dengan persamaan:
Keterangan : AAR (it)
= Average Abnormal Return saham pada hari t
ΣAR(it)
= Jumlah abnormal return saham pada hari t
N
= Jumlah sampel perusahaan
6. Volume Perdagangan Saham Menurut Carmel Meiden (2008), volume perdagangan saham diukur dengan trading volume activity (TVA) dengan formula sebagai berikut :
Untuk mengetahui adanya reaksi pasar pada perusahaan sampel yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-PP) dan opini wajar dengan pengecualian (WDP) terhadap volume perdagangan saham perusahaan selama periode pengamatan adalah dengan menggunakan average trading volume activity (XTVA). Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
15
Keterangan : XTVA(it)
= Average Trading Volume Activity saham pada hari t
Σ TVA(it)
= Jumlah trading volume activity saham pada hari t
N
= Jumlah sampel perusahaan
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu sata terdistribusi secara normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini digunakan uji statistik KolmogorovSmirnov. Data yang diuji adalah data average abnormal return (AAR) dan trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dan wajar dengan pengecualian. Apabila data berdistribusi normal, probabilitas signifikansi di atas nilai 5% (0,05) teknik uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji Paired-Samples T-test. Akan tetapi bila distribusi datanya tidak normal, probabilitas signifikansi di bawah nilai 5% (0,05) maka digunakan uji Wilcoxon Matched-Paires Signed Rank. HASIL DAN PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dari 446 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012, yang memiliki opini WTP-PP dan WDP serta memiliki data-data yang lengkap adalah sebanyak 103 perusahaan yang menerima opini WTP-PP dan 6 perusahaan yang menerima opini WDP. Sedangkan yang menerima opini selain WTP-PP dan WDP adalah opini wajar tanpa pengecualian sebanyak 314 perusahaan dan opini auditor menolak memberikan pendapat sebanyak 4 perusahaan. Total keseluruhan sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 109 perusahaan.
16
Tabel Sampel Data Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan Populasi
446 Perusahaan
Opini Selain WTP-PP
(329 Perusahaan)
Data Tidak Lengkap
(14 Perusahaan)
Jumlah Sampel Data WTP-PP
103 Perusahaan
Sumber: Data diolah Tabel Sampel Data Opini Wajar Dengan Pengecualian Populasi
446 Perusahaan
Opini Selain WDP
(435 Perusahaan)
Data Tidak Lengkap
(5 Perusahaan)
Jumlah Sampel Data WDP
6 Perusahaan
Sumber: Data diolah Analisis Deskriptif Trading Volume Activity Opini WTP-PP
Dari data-data yang telah diolah, dapat terlihat bahwa rata-rata trading volume activity opini WTP-PP selama periode pengamatan tidak berbeda secara signifikan. Kenaikan atau penurunnan volume perdagangan saham tidak jauh berbeda. Sebelum adanya opini nilai tertinggi pada H-5 yaitu sebesar 0,0051 dan
17
terendah pada H-2 dengan nilai 0,0032, sedangkan sesudah adanya opini nilai tertinggi pada H+1 sebesar 0,0047 dan nilai terendah pada H+2 sebesar 0,0034. Dengan nilai rata-rata sebelum opini 0,004080 dan rata-rata sesudah opini 0,003980. Hal ini dikarenakan karena opini WTP-PP tidak mengandung informasi yang dapat mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi mereka. Average Abnormal Return Opini WTP-PP
Rata-rata abnormal return opini WTP-PP selama periode pengamatan, dapat terlihat bahwa pada H-5 merupan nilai rata-rata abnormal return tertinggi sebelum adanya pengumuman yaitu sebesar 0,0074. Pada H-4 sampai H-1 ratarata abnormal return mengalami penurunan, nilai rata-rata abnormal return menjadi negatif. Nilai terendah pada H-3 sebesar -0,0221. Sedangkan pada hari saat pengumuman opini audit tersebut, rata-rata abnormal return mengalami peningkatan kembali sebesar 0,0062. Sesudah hari pengumuman opini audit tersebut, nilai rata-rata abnormal return kembali mengalami penurunan. Penurunan nilai rata-rata abnormal return terendah pada H+2 yaitu sebesar 0,0044. Penurunan nilai rata-rata abnormal return tersebut dikarenakan pasar bereaksi atas pengumuman tersebut walaupun reaksi tersebut tidak berbeda secara signifikan. Hasil uji menunjukan hasil rata-rata sebelum pengumuman opini sebesar -0,005122 dan sesudah pengumuman opini sebesar -0,001094, rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah opini tidak berbeda secara signifikan. Hal
18
ini mungkin dikarenakan adanya anticipated event dan informasi yang tersebar luas.
Rata-rata trading volume activity opini WDP selama periode pengamatan, terlihat pada H-1 volume perdagangan berada pada puncak nilai tertinggi yaitu sebesar 0,0080. Pada saat hari pengumuman H0 samapai H+2 volume perdagangan saham terus mengalami penurunan, pada H+2 volume perdagangan berada dititik terendah yaitu sebesar 0,0027. Penurunan tersebut terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah adanya opini tersebut. Rata-rata volume perdagangan sebelum opini sebesar 0,006780 dan rata-rata sesudah opini sebesar 0,004060.
Rata-rata abnormal return opini WDP selama periode pengamatan, terlihat bahwa hampir keseluruhan rata-rata abnormal return pada hari-hari pengamatan
19
memiliki nilai yang negatif. Hanya ada 3 hari yang memiliki nilai positif, yaitu pada H-5 0,1195, H+2 0,0013, dan H+3 0,0254. Hal ini mengindikasi bahwa opini WDP tersebut memberikan sinyal yang negatif. Namun demikian, hal tersebut tidak dapat membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap AAR selama periode jendela. Hal tersebut dikarenakan hasil pengujian selama periode pengamatan menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan. Rata-rata abnormal return sebelum opini sebesar 0,011523 dan rata-rata sesudah -0,000755. Pengujian Normalitas Data dalam penelitian ini adalah Average Trading Volume Activity saham (XTVA) dan Average Abnormal Return saham (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WTPP-PP dan opini WDP. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada BEI selama tahun 2012 yang memiliki opini WTP-PP dan WDP. Dari 446 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012, yang memiliki opini WTP-PP dan WDP serta memiliki data-data yang lengkap adalah sebanyak 103 perusahaan yang menerima opini WTP-PP dan 6 perusahaan yang menerima opini WDP. Sebelum pengujian hipotesis, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dengan hasil uji sebaga berikut: Hasil uji statistik menunjukan bahwa data XTVA dan AAR sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP. XTVA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,200 dan 0,174 dan AAR memiliki nilai signifikan sebesar 0,172 dan 0,200 yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji statistik menunjukan bahwa data XTVA dan AAR sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP. XTVA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,177 dan 0,200 yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa data XTVA berdistribusi normal. Sedangkan AAR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,017 dan 0,200 yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa data AAR berdistribusi tidak normal.
20
Pengujian Hipotesis Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Opini WTP-PP Volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman opini audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (WTP-PP) Pengujian terhadap H1 dengan menggunakan uji Paired Samples T-Test dengan tingkat signifikansi 5%. Tabel 4.3 Hasil Uji Paired Samples T-Test XTVA Pengumuman Opini WTP-PP Paired Samples Test Mean
t
Sig. (2-tailed)
0,0001
0,370
0,730
Pair AAR WTP-PP sebelum-sesudah Sumber: Data diolah Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa perbedaan rata-rata (mean) trading volume activity (XTVA) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-PP) dengan nilai sebesar 0,0001. Secara statistik diperoleh nilai t=0,370 dengan signifikansi sebesar 0,730 atau berada diatas nilai 0,05 yang berarti H0 diterima. Hal ini menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara averagetrading volume activity (XTVA) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP. Dengan rata-rata sebelum sebesar 0,004080 dan sesudah sebesar 0,003980 tidak jauh berbeda. Hal ini mungkin disebabkan karena opini WTP-PP tidak mengandung informasi yang dapat memberikan sinyal kepada para investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi mereka. Tidak adanya sinyal tersebut, menyebabkan pengharapan investor secara individu tidak berubah berubah. Tidak adanya
21
informasi dan sinyal tersebut dikarenakan opini WTP-PP tidak mengandung penyimpangan yang material yang dapat mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Meiden (2008) yang menyimpulkan bahwa pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) Pengujian terhadap H2 dengan menggunakan uji Paired Samples T-Test dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Tabel 4.4 Hasil Uji Paired Samples T-Test AAR Pengumuman Opini WTP-PP Paired Samples Test Mean
t
Sig. (2-tailed)
-0,0040285
-0,999
0,374
Pair AAR WTP-PP sebelum-sesudah Sumber: Data diolah Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa perbedaan rata-rata (mean) average abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-PP) sebesar -0,004028. Secara statistik diperoleh nilai t=-0,999 dengan signifikansi sebesar 0,374 atau berada diatas nilai 0,05 yang berarti H0 diterima. Hal ini menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara average abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP. Dengan average sebelum sebesar -0,005122 dan sesudah sebesar 0,001094. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini ditolak
22
yang berarti tidak terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya anticipated event dan informasi yang tersebar luas terhadap adanya pengumuman opini audit, sehingga tidak ada investor yang mendapatkan abnormal return. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga dapat disebabkan karena tidak adanya sinyal dari informasi yang terdapat dalam opini WTP-PP tersebut, yang dapat mempengaruhi pengharapan pasar secara keseluruhan yang tercermin pada perubahan harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Wicaksono dan Raharja (2012) yang menyatakan bahwa tidak terdapat kandungan informasi pada opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan. Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit WajarDengan Pengecualian (WDP) Pengujian terhadap H3 dengan menggunakan uji Paired Samples T-Test dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Tabel 4.5 Hasil Uji Paired Samples T-Test XTVA Pengumuman Opini WDP Paired Samples Test Mean
t
Sig. (2-tailed)
0,0027200
3,900
0,018
Pair XTVA WDP sebelum-sesudah Sumber: Data diolah Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa perbedaan rata-rata (mean) average trading volume activity (XTVA) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar dengan pengecualian (WDP) sebesar 0,0027200. Secara statistik diperoleh nilai t=3,900 dengan signifikansi sebesar 0,018 atau berada di bawah nilai 0,05 yang berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukan ada perbedaan yang
23
signifikan secara statistik antara average trading volume activity (XTVA) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP. Dengan average sebelum sebesar 0,006780 dan sesudah sebesar 0,004060. Rata-rata sebelum lebih besar daripada rata-rata sesudah adanya opini audit WDP. Dengan demikian, hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini diterima yang berarti terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP. Hal ini mungkin disebabkan karena investor menganggap bahwa hal-hal yang dikecualikan oleh auditor adalah suatu informasi yang memberikan sinyal kepada para investor, dimana pengecualian tersebut dapat merubah tindakan atau perdagangan investor secara individual. Sebelum adanya opini WDP, para investor belum mengetahui apakah laporan keuangan tersebut dapat diandalkan atau tidak. Tetapi setelah adanya opini tersebut, para investor dapat mempertimbangkan informasi dari pengecualian yang terdapat dalam opini WDP tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laksitafresti (2012) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar dengan pengecualian. Rata-rata average trading volume activity (XTVA) sesudah pengumuman lebih kecil dari rata-rata sebelum pengumuman menunjukan bahwa investor menganggap pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar dengan pengecualian merupakan sebuah berita yang buruk (bad news). Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Pengujian terhadap H4 dengan menggunakan uji Wilcoxon Matched-Paires Signed Rank dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila tingkat signifikansi kurang dari 0,05 maka H4 diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman opini audit WDP.
24
Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Matched-Paires Signed Rank AAR Pengumuman Opini WDP Wilcoxon Signed Rank Test SESUDAH – SEBELUM Z
-0.135
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,893
Sumber: Data diolah Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) average abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar dengan pengecualian (WDP) sebesar 0,893 atau berada di atas nilai 0,05 yang berarti H0 diterima. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara average abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar dengan pengecualian (WDP). Dengan rata-rata sebelum sebesar 0,011523 dan sesudah sebesar -0,000755. Dengan demikian, hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP. Hal ini mungkin disebabkan karena informasi pengecualian tersebut hanya mempengaruhi perdagangan investor saja, sehingga pengharapan pasar secara keseluruhan yang tercermin pada harga saham tidak berubah. AAR negatif sebelum pengumuman merupakan adanya kebocoran informasi sebelum diumumkannya laporan audit. Namun demikian sama seperti pengujian sebelumnya, meskipun terdapat AAR yang negatif pada hari sebelum adanya pengumuman hal ini tidak dapat membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap AAR selama periode jendela. Hal tersebut dikarenakan hasil pengujian pada hari-hari di sekitar pengumuman adalah tidak ada perbedaan yang
25
signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Moradi et al yang menyatakan pendapat yang sama yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada return dengan opini wajar dengan pengecualian. Moradi et al menyatakan bahwa tidak terdapat kandungan informasi pada opini audit dengan pengecualian. Rata-rata average abnormal return (AAR) sesudah pengumuman menunjukan hasil yang negatif, hal ini menunjukan bahwa opini wajar dengan pengecualian tersebut merupakan berita yang buruk (bad news). KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan, yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan volume perdagangan saham yang diukur dengan average trading volume activity selama window period dan perbedaan harga saham yang diukur menggunakan average abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-PP) dan opini wajar dengan pengecualian (WDP) menghasilkan kesimpulan: 1. Berdasarkan hasil uji beda Paired Samples T-Test terhadap average trading volume activity (XTVA) tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP. Hal ini mungkin disebabkan karena opini WTP-PP tidak mengandung penyimpangan yang material yang dapat mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut. Berdasarkan hasil uji beda Paired Samples T-Test terhadap average trading volume activity (XTVA) ditemukan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP. Hal ini mungkin disebabkan karena investor menganggap bahwa hal-hal yang dikecualiakan oleh auditor adalah suatu informasi yang memberikan sinyal kepada para investor. 2. Berdasarkan hasil uji beda Paired Samples T-Test terhadap average abnormal return (AAR) tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan 26
sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP. Dan berdasarkan hasil uji beda Wilcoxon Matched-Paires Signed Rank terhadap average abnormal return (AAR) tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kebocoran informasi. Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil analisis pada bab 4, maka implikasi teoritis dari penelitian ini adalah penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Meiden (2008) yang menyimpulkan bahwa pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham dan return. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Keller dan Davidson (1983), Asad Kausar (2006), Cecilia dan Wu (2009), yang menyimpulkan bahwa pengumuman laporan audit yang berisi opini WTP-PP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham dan harga saham dan harga saham. Sedangkan untuk pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP, penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Laksitafresti (2012) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada harga saham yang diukur dengan average abnormal return. Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Soltani (2000) yang menyimpulkan bahwa pengumuman laporan audit yang berisi opini WDP berpengaruh terhadap harga saham yang diukur menggunakan abnormal return. Implikasi terapan dalam penelitian ini ditujukan kepada investor dan perusahaan. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa pengumuman laporan audit tidak secara signifikan mempengaruhi volume perdagangan saham dan abnormal return. Walaupun pada opini WDP mempengaruhi volume perdagangan saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bagi investor yang akan berinvestasi hendaknya tidak menjadikan informasi pengumuman laporan
27
audit sebagai satu-satunya tolak ukur dalam pengambilan keputusan investasi, melainkan juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lainnya. Sedangkan bagi perusahaan, perlu mewaspadai jika memperoleh opini WDP karena mungkin dapat mengakibatkan volume perdagangan saham ataupun abnormal return mengalami penurunan dikarenakan opini tersebut dapat memberikan sinyal yang negatif. Keterbatasan Setelah dilakukan analisis dan interpretasi hasil, kelemahan dan kekuragan yang ditemukan yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Sampel WDP yang digunakan dianggap terlalu sedikit, karena tidak banyak perusahaan yang mendapatkan opini WDP dengan catatan harga saham dan volume perdagangan saham yang lengkap 2. Penelitian ini hanya melihat pengaruh opini WTP-PP dan WDP terhadap volume perdagangan saham dan harga saham, dan tidak memperhatikan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan harga saham. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang disampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Pada penelitian selanjutnya bila mungkin menambah periode tahun penelitian sehingga hasil lebih representatif 2. Penelitian dilakukan pada semua jenis perusahaan secara umum sehingga hasilnya kurang spesifik. Untuk penelitian selanjutnya mengelompokan menurut industri, mungkin dapat menunjukan hasil yang berbeda untuk setiap industri. 3. Hasil dari penelitian ini mununjukan bahwa opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf pebjelasan tidak memiliki kandungan informasi yang dapat memberikan sinyal dikarenakan opini ini tidak menyimpang secara 28
material dari opini audit baku. Untuk penelitian selanjutnya dapat membuktikan bahwa apakah sinyal positif muncul pada opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan.
29
DAFTAR PUSTAKA Al-Thuneibat Ali A., Basheer Ahmad Khamees and Nedal A. Al-Fayoumi (2008),“The Effect of Qualified Auditors‟ Opinions on Share Prices: Evidence from Jordan”, Managerial Auditing Journal, Vol. 23, No. I, 2008, pp. 84-101 Bandi dan J.Hartono.1999.Perilaku Harga dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Pengumuman Dividen.Jurnal SNA2, UBRAW. Fama, Eugene F. (May 1970), “Efficient market: A review of theory and empirical work”, Journal of Finance, 25 (2): 383-417. Fama, Eugene, F. (1991), “Efficient Capital Markets: II”, Journal of Finance, 46 (4):1575-1617. Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE: Jogjakarta. Keller, S. and L. Davidson, 1983, “An Assessment of Individual Investor Reaction to Certain Qualified Audit Opinions,” Auditing a Journal of Practice and Theory. Laksitafresti, Astri.2012.Pengaruh Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas (WTP-PP) Dan Opini Wajar Dengan Pengeualian (WDP) Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham. Skripsi: Universitas Diponegoro Lin, Cecilia & F.H. Wu (June 2009), The Information Contents of Modified Unqualified Audit Opinions under the Control of Concurrent Information: The Case of Taiwan. Journal of Accounting and Corporate Governance, Vol. 6 No. 1 pp. 31-56 Mulatsih, G. Maskie, dan M.H. Susanto (2009), “Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Right Issue Do Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Wacana Vol.12 No.4
30
Tahinakis, Panayiotis, J.Mylonakis, dan E.Daskalopoulou.2010.An Apprisal Of The Impact Of Audit Qualification On Firms Stock Exchange Price Fluctuation. Journal Name Enterprise Risk Management, Vol.1, No.1, 86-99. Wicaksono, Arie.2011.Pengaruh Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan Dan Laporan Audit Wajar Dengan Pengecualian Terhadap Abnormal Return. Skripsi: Universitas Diponegoro Wicaksono, S. Raharja (Maret 2012), Adakah Kandungan Informasi Laporan Audit WTP Dengan Paragraf Penjelas Dan Laporan Audit WDP, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.4, No.1, pp. 47-55. Widayanto,
Wiwit
dan
Sunarjanto.2005.Analisis
Pengaruh
Pengumuman
Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham, Volume Perdagangan Saham dan Likuiditas Saham yang Diukur dengan Bid-ask Spread pada beberapa Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Fokus Manajerial, Vol, 3, No, 2:154164.
31
Lampiran 1 Perusahaan-perusahaan yang memiliki opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelsan dan wajar dengan pengecualian. KODE
NAMA PERUSAHAAN
SULI SAFE MYRX BUMI BRMS BRAU WEHA UNIC TSPC TRST TRIO TRAM TPIA TOTL TMAS TKIM TINS TAXI STTP SOBI SMRU SMRA SMMA SMDR SMAR SIMP RODA RICY RAJA PWON PTPP PSAB PNLF PNIN PNBN
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Steady Safe Tbk PT Hanson International Tbk PT Bumi Resources Tbk PT Bumi Resources Mineral Tbk PT Berau Coal Energy Tbk PT Panorama Transportasi Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Trikomsel Oke Tbk PT Trada Maritime Tbk PT Tri Polyta Indonesia Tbk PT Total Bangun Persada Tbk PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk PT Timah (Persero) Tbk Express Transindo Utama Tbk PT Siantar Top Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SMR Utama Tbk PT Summarecon Agung Tbk PT Sinar Mas Multiartha Tbk PT Samudera Indonesia Tbk PT SMART Tbk Salim Ivomas Pratama Tbk PT Royal Oak Development Asia Tbk PT Ricky Putra Globalindo Tbk PT Rukun Raharja Tbk PT Pakuwon Jati Tbk PT PP (Persero) Tbk PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk PT Panin Financial Tbk PT Panin Insurance Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk
TANGGAL PELAPORAN 07-Mei-13 28-Jun-13 04-Apr-13 04-Apr-13 03-Apr-13 31-Mei-13 09-Jul-13 01-Apr-13 02-Apr-13 01-Apr-13 01-Apr-13 10-Mei-13 28-Mar-13 26-Mar-13 28-Mar-13 28-Mar-13 12-Apr-13 26-Mar-13 01-Apr-13 30-Agust-13 28-Mar-13 01-Apr-13 19-Apr-13 04-Apr-13 27-Mar-13 27-Feb-13 01-Apr-13 28-Mar-13 28-Mar-13 28-Mar-13 20-Mar-13 28-Mar-13 28-Mar-13 02-Apr-13 28-Mar-13 32
PJAA PGAS PANR NISP MYTX MTLA MTFN MTDL MRAT MNCN MIRA MEGA MAPI LTLS LSIP LPLI LPKR LPGI KPIG KLBF KIJA JPFA JIHD INDY INDR INDF IMAS GWSA GSMF GLOB ERTX EPMT ENRG EMTK ELTY EKAD DUTI DSFI DILD CTRS CTRP
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Panorama Sentrawisata Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Apac Citra Centertex Tbk Metropolitan Land Tbk PT Capitalinc Investment Tbk PT Metrodata Electronics Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Media Nusantara Citra Tbk PT Mitra International Resources Tbk PT Bank Mega Tbk PT Mitra Adiperkasa Tbk PT Lautan Luas Tbk PT PP London Sumatra Tbk PT Star Pacific Tbk PT Lippo Karawaci Tbk PT Lippo General Insurance Tbk PT Global Land Development Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Kawasan Industri Jababeka Tbk PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk PT Jakarta International Hotel & Development Tbk PT Indika Energy Tbk PT Indorama Syntetics Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Greenwood Sejahtera Tbk PT Equity Development Investment Tbk Global Teleshop Tbk PT Eratex Djaja Tbk PT Enseval Putera Megatrading Tbk PT Energi Mega Persada Tbk PT Elang Mahkota Teknologi Tbk PT Bakrieland Development Tbk PT Ekadharma International Tbk PT Duta Pertiwi Tbk PT Dharma Samudra Fishing Industries Tbk PT Intiland Development Tbk PT Ciputra Surya Tbk PT Ciputra Property Tbk
28-Mar-13 28-Feb-13 24-Jun-13 14-Feb-13 01-Apr-13 27-Mar-13 22-Apr-13 28-Mar-13 11-Apr-13 04-Apr-13 30-Mar-13 28-Mar-13 27-Mar-13 28-Mar-13 27-Feb-13 28-Mar-13 28-Mar-13 28-Mar-13 01-Apr-13 28-Mar-13 01-Apr-13 26-Mar-13 28-Mar-13 27-Mar-13 04-Apr-13 20-Mar-13 27-Mar-13 27-Mar-13 02-Apr-13 31-Mar-13 28-Mar-13 28-Mar-13 13-Mei-13 10-Jun-13 20-Jun-13 28-Mar-13 21-Mar-13 29-Mar-13 30-Mar-13 31-Mar-13 28-Mar-13
33
CTRA CTBN CSAP CMPP CMNP CENT CASS BVIC BUVA BUDI BSDE BRNA BMTR BMRI BKSL BIPP BIPI BBKP BAYU AUTO ASRI ASII ARNA ARII APLN ANTM AMAG AKRA AKPI AISA ADHI ACES
PT Ciputra Development Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Catur Sentosa Adiprana Tbk PT Centris Multi Persada Pratama Tbk PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PT Centrin Online Tbk Cardig Aero Services Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bukit Uluwatu Villa Tbk PT Budi Acid Jaya Tbk PT Bumi Serpong Damai Tbk PT Berlina Tbk PT Global Mediacom Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Sentul City Tbk PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk PT Benakat Petroleum Energy Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bayu Buana Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Alam Sutera Realty Tbk PT Astra International Tbk PT Arwana Citramulia Tbk Atlas Resources Tbk PT Agung Podomoro Land Tbk PT Aneka Tambang (Persero) Tbk PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk PT AKR Corporindo Tbk PT Argha Karya Prima Industry Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Ace Hardware Indonesia Tbk
28-Mar-13 02-Apr-13 28-Mar-13 02-Apr-13 01-Apr-13 01-Apr-13 01-Apr-13 28-Mar-13 26-Mar-13 28-Mar-13 21-Mar-13 04-Apr-13 03-Apr-13 26-Feb-13 01-Apr-13 01-Apr-13 28-Mar-13 15-Mar-13 21-Mar-13 27-Feb-13 13-Mar-13 28-Feb-13 14-Mar-13 12-Jun-13 27-Mar-13 18-Mar-13 29-Apr-13 26-Mar-13 01-Apr-13 08-Apr-13 02-Apr-13 01-Apr-13
34
Lampiran 2 Data Average Trading Volume Activity Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan H-5 0,0051 H+1 0,0047 H-4 0,0041 H+2 0,0034 H-3 0,0042 H+3 0,0037 H-2 0,0032 H+4 0,0037 H-1 0,0038 H+5 0,0044 Wajar Dengan Pengecualian H-5 0,0048 H+1 0,0045 H-4 0,0058 H+2 0,0027 H-3 0,0078 H+3 0,0056 H-2 0,0075 H+4 0,0038 H-1 0,0080 H+5 0,0037 Lampiran 3 Data Average Abnormal Return Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan H-5 0,0074 H+1 0,0041 H-4 -0,0052 H+2 -0,0044 H-3 -0,0221 H+3 -0,0023 H-2 -0,002 H+4 -0,0008 H-1 -0,0037 H+5 -0,0022 Wajar Dengan Pengecualian H-5 0,1195 H+1 -0,0017 H-4 -0,0401 H+2 0,0013 H-3 -0,0097 H+3 0,0254 H-2 -0,0108 H+4 -0,0181 H-1 -0,0012 H+5 -0,0106
35
Lampiran 4 Uji Normalitas Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan Average Trading Volume Activity Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
HARI
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Sebelum
,231
5
,200*
Sesudah
,296
5
,174
Statistic
df
Sig.
,968
5
,865
,898
5
,400
WTPPP_XTVA *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
36
Average Abnormal Return Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
HARI
Statistic Sebelum
df
,297
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
5
,172
,909
5
,461
5
,200*
,891
5
,364
WTPPP_AAR Sesudah
,258
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
37
Lampiran 5 Uji Normalitas Wajar Dengan Pengecualian Average Trading Volume Activity Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
HARI
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Sebelum
,295
5
,177
,859
5
,225
Sesudah
,196
5
,200*
,975
5
,906
WDP_XTVA *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
38
Average Abnormal Return Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
HARI
Statistic Sebelum
df
,381
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
5
,017
,761
5
,038
5
,200*
,929
5
,592
WDP_AAR Sesudah
,250
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
39
Lampiran 6 Hasil Uji Paired Samples T-Test XTVA Pengumuman Opini WTP-PP Paired Samples Test Paired Differences
Pair XTVA WTP-PP sebelumSesudah
95% Confidence Interval of the Difference
Mean
Std. Diviation
Std. Error Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
0,0001
0,0006042
0,0002702
-0,0006502
0,0008502
0,370
4
0,730
Lampiran 7 Hasil Uji Paired Samples T-Test AAR Pengumuman Opini WTP-PP Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Pair AAR WTP-0,0040285 PP sebelum Sesudah
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Diviatio n
Std. Error Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed )
0,0090145
0,0040314
-0,0152215
0,0071645
-0,999
4
0,374
40
Lampiran 8 Hasil Uji Paired Samples T-Test XTVA Pengumuman Opini WDP Paired Samples Test Paired Differences
Pair XTVA WDP sebelum Sesudah
95% Confidence Interval of the Difference
Mean
Std. Diviatio n
Std. Error Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
0,0027200
0,0015595
0,0006974
0,0007836
0,0046564
3,900
4
0,018
Lampiran 9 Hasil Uji Wilcoxon Matched-Paires Signed Rank AAR Pengumuman Opini WDP Wilcoxon Signed Rank Test SESUDAH - SEBELUM Z
-0.135
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,893
41
Lampiran 10 Hasil Uji Statistik Average XTVA Sebelum dan Sesudah Opini WTP-PP Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
XTVA_WTPPP_SEBELUM
5
,0032
,0051
,004080
,0006907
XTVA_WTPPP_SESUDAH
5
,0034
,0047
,003980
,0005450
Valid N (listwise)
5
Hasil Uji Statistik Average AAR Sebelum dan Sesudah Opini WTP-PP Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
AAR_WTPPP_SEBELUM
5
-,0221
,0074
-,005122
,0106656
AAR_WTPPP_SESUDAH
5
-,0044
,0041
-,001094
,0032045
Valid N (listwise)
5
Hasil Uji Statistik Average XTVA Sebelum dan Sesudah Opini WDP Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
XTVA_WDP_SEBELUM
5
,0048
,0080
,006780
,0014078
XTVA_WDP_SESUDAH
5
,0027
,0056
,004060
,0010738
Valid N (listwise)
5
Hasil Uji Statistik Average AAR Sebelum dan Sesudah Opini WDP Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
AAR_WDP_SEBELUM
5
-,0401
,1195
,011523
,0621039
AAR_WDP_SESUDAH
5
-,0181
,0254
-,000755
,0165117
Valid N (listwise)
5
42