SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534
Rumah Pengering Untuk Mengatasi Kerusakan Tembakau Racikan Gunung Manru Hamidah Harahap1), Fatimah1), Renita Manurung1) 1Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Proses pengeringan merupakan tahapan penting dalam proses produksi tembakau racikan Gunung Manru. Tahapan ini sangat menentukan kualitas dan ketahanan produk. Jika tahap ini tidak sempurna maka kerusakan produk tidak dapat dielakkan. Proses pengeringan menggunakan dan mengandalkan panas matahari memiliki kelemahan yaitu tertundanya proses pengeringan jika cuaca mendung atau hujan, tembakau lewat kering sehingga membutuhkan waktu lebih 24 jam untuk pengembunan guna mendapatkan tembakau yang lembut, dan waktu satu siklus proses menjadi panjang. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan rumah pengering pada proses pengeringan. Kata kunci: rumah pengering, tembakau gunung manru, kualitas, proses pengeringan
Pendahuluan Usaha produksi tembakau Gunung Manru adalah usaha tembakau racikan secara manual dan tidak menggunakan peralatan seperti pada industri rokok. Usaha tersebut termasuk industri rumah tangga yang perlu dibina untuk menaikkan produktivitas. Pangsa pasar dari produk ini adalah masyarakat pedesaan, yaitu para ibu-ibu yang memiliki kebiasaan ‘menyuntil’ atau mirip dengan kebiasaan makan sirih, dan juga para bapak yang masih menghisap tembakau dengan ‘melinting’ atau menggulung sendiri tembakaunya dengan kertas atau daun nipah. Salah satu tahapan proses penting dalam proses produksi tembakau ini adalah proses pengeringan. Proses pengeringan ini akan membutuhkan waktu + 5 jam, jika panas matahari dalam kondisi baik (sangat terik). Jika kondisi matahari tidak kondusif maka proses pengeringan ini akan berlangsung lebih lama (bisa beberapa hari). Setelah proses pengeringan selesai (tembakau dalam kondisi rapuh) maka akan dilakukan proses pendinginan di dalam ruangan sampai kondisi tembakau lembut kembali untuk selanjutnya dapat dilakukan proses pengepakan. Berdasarkan analisa situasi sampai saat ini, produksi tembakau racikan tersebut belum dapat terpenuhi. Kendala utama adalah proses pengeringan tembakau sebelum dicetak. Kondisi seperti ini tentunya akan menjadi kendala yang sangat besar manakala cuaca tidak mendukung dimana panas matahari yang diharapkan untuk mengeringkan tembakau tidak selalu tersedia, terutama disaat musim hujan. Karena itu diperlukan satu alat pengering yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Rumah pengering yang dirancang oleh Tim Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) untuk mengeringkan tembakau sampai tingkat kering yang diinginkan dapat menjawab permasalahan tersebut.
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015
263
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534
Metode Pengabdian Kepada Masyarakat Metode pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini disusun dalam beberapa langkah seperti berikut: 1. Tim pelaksana PPM IbM berdiskusi tentang topik yang akan dikerjakan 2. Mempelajari sistem perpindahan panas yang lebih efisien dalam alat tersebut 3. Mengidentifikasi rugu-rugi panas (kemungkinan panas hilang) dari alat 4. Mengantisipasi kehilangan panas hilang supaya kecil 5. Membuat disain gambar rumah alat pengering 6. Memperkirakan kapasitas yang optimum pengeringan 7. Membuat konstruksi (merangkai) alat pengering 8. Melakukan simulasi (uji coba) alat pengering 9. Melakukan transfer teknologi tepat guna tentang alat pengering yang telah diuji coba 10. Serah terima alat pengering kurun waktu pelaksanaan pengabdian keseluruhannya 7 (tujuh) bulan. Partisipasi mitra yang diberikan mitra sementara ini adalah baru dalam batas keseriusan dan keterbukaan menerima iptek sehingga tim mudah mentransfer teknologi tepatguna sederhana.
Hasil dan Pembahasan Proses Produksi
Gambar 1. Proses pengeringan menggunakan panas matahari
Gambar 2. Proses Pencetakan SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015
264
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534
Gambar 3. Proses Pengepressan
Gambar 4. Proses Pembungkusan
Gambar 5. Produk Tembakau Gunung Manru Siap Untuk Dipasarkan
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015
265
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534
Rumah Pengering Pada awalnya rumah pengering ini dirancang dengan memanfaatkan panas yang berasal dari tungku masakan resep tembakau. Tetapi karena pemasakan resep hanya dilakukan pagi hari dan membutuhkan waktu yang tidak lama (sekitar 2 jam) maka pemanfaatan panas dari tungku masakan resep dianggap tidak efektif. Selanjutnya rancangan atau desain diubah/dimodifikasi untuk menyesuaikan penggunaan listrik sebagai sumber panas. Memang pada akhirnya desain rumah pengering yang dihasilkan menjadi tidak ekonomis karena menggunakan energi listrik di dalam pengoperasiannya. Uji coba penggunaan rumah pengering bertenaga listrik ini dilakukan menggunakan tembakau yang sudah setengah kering (selesai tahap penghalusan).
Gambar 6. Uji Coba Rumah Pengering
Proses pengeringan membutuhkan waktu minimal 6 jam untuk mencapai tingkat kering sesuai kebutuhan. Jika menggunakan panas matahari memang waktu yang dibutuhkan lebih singkat tetapi tembakau tidak dapat langsung memasuki tahap pencetakan karena tembakau dalam keadaan rapuh. Akibatnya sebelum dicetak, tembakau yang sudah dikeringkan dengan panas matahari harus melalui fasa pengembunan selama satu malam, sehingga tembakau hasil proses pengolahan dalam satu hari Dari Gambar 5.22 dapat dilihat bahwa tembakau yang disusun di atas kepang harus dibolak balik untuk mendapatkan panas yang merata. Hal ini salah satu kelemahan rumah pengering hasil rancangan tim. Tetapi jika dibandingkan dengan proses pengeringan menggunakan panas matahari, maka penggunaan rumah pengering ini ternyata mampu meningkatkan kapasitas produksi tembakau Gunung Manru karena waktu proses pengolahan tembakau sampai menjadi produk akhir (satu siklus) menjadi lebih pendek. Meskipun ada harga yang harus dibayar sehubungan dengan penggunaan arus listrik sebagai sumber panas pada rumah pengering, tetapi masih dapat ditutupi dengan pengurangan biaya tenaga kerja karena waktu olah yang lebih singkat (pemberian resep dan pengeringan) tidak dapat langsung dicetak dan menghasilkan produk yang siap untuk dipasarkan. Dari sisi waktu pengolahan tentu saja hal ini kurang menguntungkan karena kapasitas produksi untuk satu hari menjadi berkurang di samping waktu pengerjaan untuk satu siklus produk menjadi lebih panjang.
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015
266
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534
Kesimpulan Penggunaan rumah pengering dalam usaha kecil Tembakau Gunung Manru setidaknya dapat memperbaiki kualitas produk tembakau olahan yang dihasilkan, dan diharapkan juga dapat meningkatkan produktivitas pengrajin/pengusaha.
Ucapan TerimaKasih Tim PPM mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan hibah guna membiayai kegiatan pengabdian ini.
Daftar Pustaka 1. A Walujodjati dan Darmanto,,2005 Rancang Bangun Mesin Pengering Kerupuk Untuk Idustri Kecil Kerupuk,Momentum vol. 1. No.1 2. Jasfi. E, Holman. J.P. 1993. Perpindahan Kalor, Jakarta, Erlangga. 3. Bank Indonesia, 2008. Pola pembiayaan Industri kecil Kerupuk Udang 4. DKP. Teknologi untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. 2007. 5. Hasibuan, R. Proses Pengeringan, 2005 . e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara.
SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015
267