PUTU SIADI PURNITI Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar
Croup adalah penyakit akut yang ditandai edema dan inflamasi saluran napas atas terutama laring, subglotis dan trakea bagian atas (laringotracheitis) Karakteristik gejala: barking cough, hoarseness, stridor inspiratory dan variable
increase in work of breathing
Biasanya disebabkan oleh virus Spasmodik croup: non infective, jarang
South Australia Child Health Clinical Network, April 2013
Istilah lain: * Laringitis akut hanya mengenai laring * Laringotrakeitis akut bila mengenai laring dan trakea * Laringotrakeobronkitis akut bila mengenai laring, trakea, dan bronkus
Nastiti NR, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. 2013
Di AS: 15% kunjungan IGD dari penyakit respiratori pada anak
Peaks incidence during fall season Sporadic cases : sepanjang tahun
laki : perempuan = 1,4 : 1
Bjornson C, Russell K, Foisy M, Johnson DW. Evid-Based Child Health 2010. 5:1555-65.
Insiden: 3 per 100 children/tahun usia < 6 tahun
Peak incidence: 5 % pada tahun kedua
Usia: 6 bulan- 6 tahun
Reinfection: occasionally
kehidupan
Bjornson C, Russell K, Foisy M, Johnson DW. Evid-Based Child Health 2010. 5:1555-65.
Virus : 80 % Parainfluenza virus type 1 and 3 : 5075% Parainfluenza virus type 2 Influenza virus type A, B RSV Measles Mycoplasma pneumonia Difteri
Zoorob R, Sidani M, Murray J. American Family Physician 2011. 83(9):1067-73.
Recurrent croup: ◦ Abnormalitas (laringomalasia, stenosis subglotis, vocal cord paralisis, laring hemangioma, kista subglotis,
laryngeal cleft) ◦ Alergic factors → peka terhadap antigen virus ◦ Gastroesophageal reflux
Zoorob R, Sidani M, Murray J. American Family Physician 2011. 83(9):1067-73.
Diawali gejala IRA atas
Low grade fever Coryza Barking cough, hoarseness Respiratory distres ( Napas cuping hidung, retraksi, stridor)
Zoorob R, Sidani M, Murray J. American Family Physician 2011. 83(9):1067-73.
Sebagian besar ringan, membaik dalam 2 hari, dapat menetap 7 hari Onset: memburuk pada malam hari / saat anak merasa ketakutan Croup symptoms peak : hari 3-4 Gejala bervariasi tergantung faktor host (imunitas dan anatomi subglottic space) Gejala tidak berat → kematian rendah
Zoorob R, Sidani M, Murray J. American Family Physician 2011. 83(9):1067-73.
Beratnya gejala tergantung dari beratnya obstruksi saluran napas. Obstruksi disebabkan oleh inflamasi dari subglotic area. Penelitian Anak dengan Croup ke IGD : - 85% → mild croup - 1-8% → hospital admission - < 3 % → perlu intubasi
Zoorob R, Sidani M, Murray J. American Family Physician 2011. 83(9):1067-73.
Gejala Klinis
Ringan
Sedang
Berat
Ancaman Gagal Napas
Batuk
Batuk menggonggong
Batuk menggonggong
Batuk menggonggong /berkurang
Batuk menggonggong (berkurang/hilang karena lelah)
Stridor
Tidak ada saat istirahat
Stridor inspirasi saat istirahat
Stridor yang nyata (dapat bifasik)
Stridor terdengar saat istirahat (mungkin lembut)
Retraksi dinding dada
Tidak ada retraksi
Ada retraksi
Retraksi berat
Ada retraksi (mungkin berkurang)
Kesadaran
Compos mentis
Compos mentis
Agitasi/letargi
Letargi,penurunan kesadaran, tampak lelah
Warna
Merah muda
Merah muda
Mungkin sianosis
Sianosis tanpa oksigen
South Australia Child Health Clinical Network, April 2013
The Westley Score : Classification assigned for this feature Feature
Number of points assigned for this feature
0
1
2
3 Severe
Chest wall retraction
None
Mild
Moderate
Stridor
None
With Agitation
At rest
Cyanosis
None
Level of consciousn ess
Normal
Air entry
Normal
4
5
With At Agitation rest Disori ented Decreased
Markedly decreased
Interpretation 2 3-5 6 – 11 ≥ - 12
: Mild : Moderate : Severe : Impending respiratory failure
Virus → nasofaring ↓
epitel respiratori laring ↓ trakea (the respiratory tree) ↓ diffuse inflamation
Mobilitas vocal cord Suara sesak
Aliran udara Inspiratori stridor Malhotra A, Krilov LR. Pediatrics in Review 2001.22;5.
Berdasarkan manifestasi klinik - acut onset of seal-like barking cough - stridor - hoarseness
- respiratory distress - fever
Radiographs: * Bermanfaat dalam mengekslklusi diagnosis banding * Jarang bermanfaat dalam menegakkan diagnosis * A-P and lateral neck X-rays: subglotic narrowing (steeple sign) South Australia Child Health Clinical Network, April 2013
Akut epiglotitis
Bakterial tracheitis Peritonsillar/retropharyngeal abscess
Aspirasi benda asing
Anaphylaxis
South Australia Child Health Clinical Network, April 2013
Acute bacterial tracheitis Progressive respiratory distress dengan
stridor Demam tinggi Gejala prodromal IRA
Peritonsillar atau retropharyngeal abscess Demam, drooling
Suara berubah Leher diekstensiksn
Cervical lymphadenopathy leher nyeri digerakkan South Australia Child Health Clinical Network, April 2013
Benda asing
Batuk tiba tiba Tanpa demam
History taking : kejadiannya setelah bermain dg benda kecil-kecil
Anaphylaxis
Acute onset
Terpapar allergen → gejala alergi organ lain
Nastiti NR, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. 2013
Peningkatan usaha napas (terutama saat inspirasi)
Stridor tidak nyata
Stridor
Batuk menggonggong /suara serak
Viral croup
Panas tinggi/ Batuk menggonggong / suara serak/ cepat memburuk
Trakeitis bakterial
Riwayat tersedak /disfagia
Demam tinggi/ sakit tenggorokan / disfagia/
muffled voice
Aspirasi benda asing
Epiglotitis
Demam tinggi/ sakit tenggorokan / tortikolis/ gerakan leher terbatas
Abses retro/parafaringeal
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Gejala Klinis
Croup
Epiglotitis
Kecepatan onset
Memberat dalam 12-48 jam
Beberapa jam (onset cepat)
Didahului oleh IRA
Umumnya
Tidak
Batuk
Menggonggong
Sedikit batuk
Kemampuan minum
Ya
Sulit minum
Postur tubuh
Tidak khas
Duduk, leans forward
Drooling
Tidak
Ya, mulut terbuka
Penampakan klinis
Tampak sakit
Toksik
Suhu tubuh
Demam umumnya <38⁰C
> 38⁰C
Menangis
Tangis serak
Lembut
Suara
Suara serak
Muffled voice
Stridor
Keras,saat inspirasi
Lembut
South Australia Child Health Clinical Network, April 2013
Perbandingan antara Viral Croup dan Spasmodic Croup Karakteristik Usia G/ prodromal Stridor Batuk Demam Lama sakit Riw. keluarga Predisposisi asma
Viral croup
Spasmodic croup
6 bl – 6 th Ada Ada Sepanjang waktu Ada 2 – 7 hari Tdk ada Tdk ada
6 bl – 6 th Tdk jelas Ada Terutama malam hari Bisa ada (tdk tinggi) 2 – 4 hari Ada Ada
Nastiti NR, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. 2013
1. Humidification: * Cold mist 2. Oksigen / Heliox 3. Racemic epinephrine atau L-epinephrine 4. Kortikosteroid 5. Intubasi
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Humidifikasi /Cold mist (uap dingin): * Mendinginkan mukosa sal. respiratori. * Meringankan inflamasi dan edema * Mengencerkan lendir sal. respiratori. → Anak lebih tenang dan nyaman
Efek samping : bahaya luka bakar air panas
Tidak bermakna meringankan derajat croup
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Heliox - Terdiri dari campuran helium dan oksigen - Memiliki densitas lebih rendah dari oksigen - Mengurangi turbulensi aliran udara melalui daerah yg sempit - Menurunkan resistensi airway dan menurunkan respiratory distres
→ Tidak tersedia secara luas Tidak bermakna meringankan derajat croup Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Mengurangi edema - Menurunkan obstruksi ( jam ke 6,12,24) - Mengurangi nebulisasi epinephrin - Menurunkan length of stay di IGD - Menurunkan datang kembali ke IGD Preparat : Dexametason (0,15, 0,3 dan 0,6mg/kg → max 8 mg Prednisolon : 1 mg/kg Budesonide inhalasi 2 mg
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Menyebabkan vasoconstriksi mukosa dan mengurangi edema subglotis Racemic : 0,25 – 0,75 ml atau 0,05 ml/kg obatnya tidak tersedia secara luas L – epinephrine/Adrenalin 1:1000 : 0,5ml/kg/x max 5ml Epinephrine 3 ml : Efek samping berkurang ( takikardi, hipertensi, muka kemerahan) Dapat diulang tiap 2 jam Efek terjadi 30 menit setelah nebulisasi Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Croup derajat ringan Deksametason 0,15-0,6 mg/kgBB PO atau nebulisasi budesonid 2 mg
Observasi 2 jam di IGD Perbaikan gejala, tidak ada stridor saat istirahat
Perburukan gejala
Diperbolehkan pulang dengan edukasi
Terapi sebagai croup derajat sedang
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Croup derajat sedang Nebulisasi epinefrin 3 mL DAN Deksametason 0,150,60 mg/kg PO/IM atau nebulisasi budesonid 2 mg
Observasi 4 jam di IGD Perbaikan gejala, tidak ada stridor saat istirahat
Perburukan gejala
Diperbolehkan pulang dengan edukasi
Ulangi epinefrin dan rawat inap di RS
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Croup derajat berat
Nebulisasi epinefrin 3 mL (dapat diulang tiap jam) DAN Deksametason 0,15-0,60 mg/kg IM/IV
Masuk Rumah Sakit (Rawat di PICU jika gejala menetap/memburuk)
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Intubasi endotrakeal: * Merupakan alternatif trakeostomi.
* Dilakukan pd croup berat
Petrocheilou A,Tanou K, Kalampouka E. Pediatrics Pulmonology, 2014. 49:421-429
Absolut: ◦ Gejala respirasi menetap ≥4 jam setelah terapi kortikosteroid, meliputi: Stridor terdengar saat istirahat Peningkatan usaha napas yang nyata Memerlukan oksigen
Relatif: ◦ Umur <6 bulan ◦ Tidak mampu minum peroral dan tampak dehidrasi ◦ Indikasi sosial (misal: jarak jauh dari pelayanan kesehatan, tidak ada transportasi) ◦ Monitoring tidak adekuat ◦ Orangtua cemas ◦ Gejala berulang dalam 24 jam South Australia Child Health Clinical Network, April 2013
OMA Dehidrasi Pneumonia Gagal jantung Gagal napas
Secara umum baik (sembuh 2 - 5 hari) Croup berat: sembuh > 2 minggu Tracheostomy: 3%