DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN
( BAPEPAM-LK )
RINGKASAN SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2008 Naskah Siaran Pers selengkapnya dapat di akses di website Bapepam-LK: http://www.bapepam.go.id
Jakarta, 30 Desember 2008
I.
KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2008 …… 1. Indeks Harga Saham Gabungan ……………………….……………………….… 2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI ………………………….… 3. Transaksi Obligasi ………………………………………………………………
II.
PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2008 …………………. 2 1. Perkembangan Emisi Efek ….……………………………………………………… 2 2. Perkembangan Reksa Dana ……………………….………………………….…… 2 3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek ……. 9 4. Perijinan Lainnya …………………………………...………………………………… 10 5. Persetujuan dan Pendaftaran ……...……………...………………………………… 10
III.
AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN ………………………………………...…………………………………….. 11 1. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK ………………………………………..... 11 2. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK ………………………….……………… 12 3. Persetujuan Bapepam-LK atas Peraturan SROs ……..………………………….. 13
IV.
AKTIVITAS PENGAWASAN ………………………………………………………….. 1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik ……………………………. 2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek …………………………… 3. Pengawasan Perdagangan …………………….………………………………….. 4. Pengawasan terhadap Manajer Investasi ………………………………………… 5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Reksa Dana ………..…
13 13 17 17 18 19
V.
PENEGAKAN HUKUM ………………………………………………………………… 1. Pemeriksaan dan Penyidikan ……………………………………………………… 2. Pengenaan Sanksi ………………………………………………………………….. 3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi .......................................................................................
19 19 20
VI.
1 1 1 1
21
KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS …................................... 21 1. Sosialisasi Consultation Paper MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan) …..... 22 2. Sosialisasi Margin Trading dan Short Selling ….........…………………………… 22 3. Edukasi Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) ………………........ 22 4. Kajian Mengenai Praktek dan Regulasi Go Private .............……………………… 22 5. Studi Mengenai Penerapan Pengendalian Intern pada Manajer Investasi ….... 22 6. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) ….................................................… 22 7. Kajian Standar Akuntansi Internasional tentang Penyajian Laporan Keuangan dan Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham …........………………. 23 8. Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik (P3LKEPP) ……………………………………………………. 23 9. Sosialisasi Internal ………………………………………………..…………………. 23
VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK …......................... 23 VIII. PASAR MODAL SYARIAH ……………………………………………………………. IX.
UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK ….....................................................................................................……… 1. Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK ..................……………………………………………………………. 2. Program Penjajakan Minat dan Karir Alumni Universitas Negeri di Indonesia .. 3. Pelaksanaan Assessment Center ......................................................................
31 35 35 36 36
4. Pelaksanaan Program Orientasi (Induction) bagi Pegawai Baru Lulusan Diploma I dan III Keuangan STAN ..............................…………………………… 37 5. Pelayanan Informasi Publik dan Penanganan Pengaduan ……………………. 37
X.
PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK …………...………………………….
XI.
KERJASAMA KELEMBAGAAN ……………………………………………………… 1. Kerjasama Kelembagaan Domestik ………………………………………………. a. Penyelenggaraan Annual Report Award …………………..…………………. b. Pelaksanaan Sosialisasi Anti Money Laundering / Prinsip Mengenal Nasabah …......................................………………………………. c. Pelaksanaan Sosialisasi Pasar Modal ………………………………………… 2. Kerja Sama Kelembagaan Internasional ………………………………………….
52 52 52
XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI ….………………………. 1. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu (Portal) ......…………………………. 2. Pengembangan Sistem e-Reporting SROs ………...…………………….………. 3. Pengembangan Sistem e-Reporting Emiten (IDXNet) ……….…………………..
59 59 59 59
38 1. Perasuransian ................................................................................................. 38 a. Pemberian Izin Usaha Perusahaan Perasuransian ...………….…………… 38 b. Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Perasuransian .................................. 38 c. Perkembangan Kekayaan, Investasi dan Premi Asuransi .......................... 38 d. Perkembangan Asuransi Komersial ........................................................... 39 e. Asuransi Syariah ........................................................................................ 39 f. Produk Unit Link ......................................................................................... 40 g. Pencatatan Produk Asuransi Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran Melalui Bank (Bancassurance) Tahun 2008 ........................... 40 h. Pengawasan Perusahaan Perasuransian .................................................. 41 i. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian .................................................. 42 j. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian ............................................. 43 2. Dana Pensiun .................................................................................................. 44 a. Perkembangan Industri Dana Pensiun ....................................................... 44 b. Regulasi di Bidang Dana Pensiun .............................................................. 44 c. Aktivitas pengawasan ................................................................................. 44 3. Pembiayaan dan Penjaminan ........................................................................ 45 a. Lembaga Penjaminan ................................................................................ 45 b. Lembaga Pembiayaan Khusus .................................................................. 46 c. Lembaga Pembiayaan ............................................................................... 47 d. Pemeriksaan ............................................................................................... 50
53 53 54
XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR MODAL..................................................................................................................... 59 XIV. PENUTUP ………………………………………………………………………………… 61
I.
KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2008
1.
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG BEI pada akhir perdagangan hari Jum’at tanggal 26 Desember 2008 kemarin ditutup pada posisi 1.340,89 poin atau turun 51,17% dibanding dengan indeks penutupan pada akhir hari perdagangan tahun 2007 yang berada pada posisi 2.745,826. Pelemahan serupa juga dialami indeks utama beberapa bursa efek di kawasan Asia Pasifik sebagaimana nampak dalam tabel di bawah ini. Bursa Efek
26 Desember 2008
%
Shenzhen
1.447,03
569,38
( 60,65 )
Shanghai
5.261,56
1.851,52
( 64,81 )
20.206,95
9.330,19
( 53,83 )
2.745,83
1.340,89
( 51,17 )
3.465,63
1.725,61
( 50,21 )
27.812,65
14.184,14
( 49,00 )
Philipina
3.621,60
1.872,85
( 48,29 )
*)
8.506,28
4.425,08
( 47,98 )
Thailand
858,10
446,62
( 47,95 )
15.307,78
8.739,52
( 42,91 )
1.445,03
867,35
( 39,98 )
13.264,82
8.468,48
( 36,16 )
Mumbai Indonesia Singapura*) Hong Kong
Taiwan
*)
Jepang Malaysia
*)
DowJones *)
28 Desember 07
*)
Indeks penutupan per tanggal 31 Desember 2007
Indeks Bursa Efek New York (Dow Jones Industrial Index) mengalami pelemahan sekitar 36%, dari 13.264,82 poin pada tanggal 31 Desember 2007 menjadi 8.468 poin pada 26 Desember 2008 lalu. 2.
Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI. Mengikuti pelemahan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham BEI mengalami penurunan sebesar 46,37%, dari Rp 1.988,3 triliun pada akhir perdagangan tahun 2007 menjadi Rp 1.072,5 triliun per tanggal 26 Desember 2008 kemarin. Di sisi lain, total nilai transaksi saham di BEI sampai dengan tanggal 26 Desember 2008 mencapai Rp 1.065,85 triliun, meningkat sangat tipis 0,89% dibanding dengan total nilai transaksi tahun 2007 sebesar Rp 1.050,2 triliun. Nilai transaksi rata-rata harian saham di BEI tahun ini masih mengalami peningkatan sebesar 4,19 %, dari Rp. 4,268 trilyun/hari di tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 4,447 triliun/hari di tahun 2008.
3.
Transaksi Obligasi Berdasarkan data dari sistem Penerimaan Laporan Transaksi Obligasi (PLTO), total nilai pelaporan periode 2 Januari s/d. 17 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Halaman 1
1.
Surat Utang Negara
Rp 887.189,27 milyar
Rata-rata Nilai Pelaporan Harian Rp 3.743,41 m
2.
Obligasi Republik Indonesia
Rp 50.853,92 milyar
Rp 214,57 m
3.
Obligasi Korporasi Rupiah
Rp 50.344,53 milyar
Rp 212,42 m
4.
Obligasi Korporasi Dollar
USD 18 juta
US$ 0,08 juta
5.
Obl Syariah & Sukuk Korporasi
Rp 1.356,45 milyar
Rp 5,72 m
No.
Instrumen
Total Nilai Pelaporan
II.
PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2008
1.
Perkembangan Emisi Efek. No.
Uraian
28 Des 2007
26 Des 2008
%
24 emiten
17 emiten
- 29,17%
1
Emisi Saham Perdana
2
Nilai Emisi Saham Perdana
3
Emisi HMETD
25 emiten
4
Nilai Emisi HMETD
Rp 29,8 triliun
5
Emisi Obligasi Korporat
39 emiten
6
Nilai Emisi Obligasi Korporat
Rp 17,18 triliun
Rp 31,275 triliun
Rp 23,71 triliun
38,04%
25 emiten
0%
Rp 55,49 triliun
86,21 %
19 emiten
51,28%
Rp 11,9 triliun
61,95%
Dalam periode yang sama, Bapepam-LK juga telah mengeluarkan 11 surat Pernyataan Efektif terkait dengan aksi korporasi berupa: - Penggabungan usaha (2 Pernyataan Pendaftaran); dan - Penawaran Tender (9 Pernyataan Pendaftaran). Informasi selengkapnya mengenai Perkembangan Emisi ini dimuat dalam Siaran Pers Akhir Tahun 2008 Bapepam-LK di: http://www.bapepam.go.id. 2.
Perkembangan Reksa Dana. Selama tahun 2008 jumlah Reksa Dana di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari 473 Reksa Dana pada akhir Desember 2007 menjadi 602 Reksa Dana per akhir Desember 2008 (meningkat 27,27% ) dengan rincian: No.
Jenis Reksa Dana
Jumlah
1.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
134
2.
Reksa Dana Saham
58
3.
Reksa Dana Pasar Uang
29
4.
Reksa Dana Campuran
96
5.
Reksa Dana Syariah
37
Halaman 2
6.
Reksa Dana Terproteksi
211
7.
Reksa Dana Indeks
1
8.
ETF
2
9.
Reksa Dana Penyertaan Terbatas
34
Total
602
Selama periode tahun 2008 Bapepam-LK juga telah memberikan: -- pernyataan efektif kepada 213 Reksa Dana yang meliputi: 83 Reksa Dana Konvensional; dan 130 Reksa Dana Terproteksi; Reksa Dana Konvensional No.
Nama Reksa Dana
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Batavia Obligasi Si Dana Batavia Agro Danareksa Seruni Pasar Uang II Indosurya Balance Fund Kresna Flexima Kresna Ultima Flexi MRS Flex Kresna MRS Bond Kresna Makinta Growth Fund
43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51.
10. 11. 12. 13.
Makinta Prudent Optima Seimbang Paramitra Platinum B First State Indoequty Value Select Fund Nikko Tron 2 Millenium Prima Millenium Equity
52. 53. 54. 55.
Nikko Indah Nusantara Dua Danareksa Gebyar Indonesia II Syariah Fortis Equitra Amanah Sarijaya Smart Equity Sarijaya Smart Mix Optima Stabil Panin Gebyar Indonesia II Optima Likuid Mahanusa Dana Prestasi Nikko Gebyar Indonesia Dua Si Dana Batavia Obligasi Prima Trim Kas 2 Syailendra Balanced Opportunity Fund Fortis Solaris
59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
56. 57. 58.
72.
Nama Reksa Dana AAA Enhanced Bond Fund Manulife Flexinvest Plus GMT Dana Pasti II Trim Dana Tetap 2 Panin Tetap Menghasilkan Mandiri Investa UGM BIG Bhakti Ekuitas CIMB CPF Climate Change Manulife Syariah Amanah Andalan BNIS Saham Syariah Fortis Obligasi Plus INS Dana Kombinasi Phillip Rupiah Balanced Fund AIM Trust Imperial Syariah Batasa Sukuk Mega Dana Obligasi Republik Indonesia Dua (ORI Dua) Mega Dana Saham Syariah Mega Dana Rido Tiga Nikko BUMN Plus MSAM Gemilang Kresna Index 45 Kresna Olimpus Falcon Asia Optima Plus Trim Syariah Sukuk PNM Terproteksi Seri F Manulife Dana Kas II Manulife Dana Campuran II Manulife Pendapatan Bulanan II Manulife Obligasi Negara Indonesia II Schroder Dana Andalan II
Halaman 3
31. 32.
73. 74.
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
Lautandhana UGM Fund Schroder Prestasi Gebyar Indonesia II Jisawi Pendapatan Tetap Fortis Komoditas Plus Bahana Investasi Abadi Cipta Syariah Balance Cipta Syariah Equity Batasa Equity Syariah Premier Pendapatan Tetap
40. 41. 42.
Premier Fixed Trim Kapital Plus AAA Bond Fund 2
82. 83.
75. 76. 77. 78. 79. 80. 81.
Mahanusa Dana Kas Mahanusa Citra Prima Si Dana Batavia Saham Optima Obligasi Syariah Optima Campuran Syariah AXA Maestrodollar Mandiri Investa Keluarga Mandiri Investa Dana Prima Mandiri Investa Dana Pendapatan Optimal Mandiri Investa Dana Syariah Danareksa Melati Dinamis
Reksa Dana Terproteksi No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Reksa Dana
No.
Nama Reksa Dana
Si Dana Batavia Proteksi Nusantara Seri VII Bahana Optima Protected Fund 18 Trim Performa Terproteksi Bahana Optima Protected Fund 14 Mandiri Protected Regular Income Fund 4
66.
Batavia Proteksi Syariah Mataram Si Dana Proteksi Batavia DIV. VIII Si Dana Proteksi Batavia DIV. X Mandiri Protected Regular Income Fund 8 Mandiri Capital Protected Income Fund 11 Danareksa Proteksi Melati Optima IV
6. 7. 8.
Danareksa Proteksi Melati Plus Bahana Optima Protected Fund 17 Si Dana Batavia Proteksi Pertiwi Seri III
13. 14. 15. 16. 17.
70.
72. 73. 74.
Schroder Index Linked Fund II Bahana Optima Protected Fund 16
11. 12.
68. 69.
71.
9. 10.
67.
75. 76.
Mandiri Capital Protected Fund I Mandiri Capital Protected Income Fund I Mandiri Capital Protected Income Fund II Mandiri Protected Regular Income Fund 3 Mandiri Protected Regular Income Fund 5 Optima Terproteksi VI Danareksa Proteksi Global
77.
Si Dana Proteksi Batavia I CIMB Principal CPF Income Extra Mandiri Capital Protected Income Fund 9 Mandiri Capital Protected Income Fund 10 Bahana Reksa Panin Terproteksi IV Danareksa Proteksi Melati Optima V
78. NISP Proteksi Dinamis Seri 5 79. NISP Dinamis Seri 6 80. 81. 82.
NISP Proteksi Income Plus I BNIS Proteksi X Mega Dana Terproteksi II
Halaman 4
18. 19.
Prospektif II NISP Proteksi Dinamis Seri I Mandiri Protected Dana Bertahap
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
85. CIMB CPF III Mandiri Capital Protected Income Fund 4 NISP Proteksi Dinamis Seri 2 NISP Proteksi Dinamis Seri 3 NISP Proteksi Dinamis Seri 4 Danareksa Proteksi Melati Prima Terproteksi Schroder Regular Income Plan III Bahana Optima Protected Fund 19 Terproteksi Schroder Regular Income Plan IV PNM Terproteksi Seri E Si Dana Batavia Proteksi DIV II Si Dana Batavia Proteksi DIV III Danarekasa Proteksi Melati Optima
33. 34.
Danareksa Proteksi Melati III Bahana Optima Protected Fund 12
37. 38. 39. 40.
45. 46.
89. 90. 91. 92.
Optima Terproteksi VII Si Dana Proteksi Batavia Div. IV Lautandhana Proteksi I Danareksa Proteksi Melati Optima II Danareksa Proteksi Melati Optima III BNIS Proteksi VI
Terproteksi Fortis Rupiah Plus II Mandiri Capital Protected Income Fund 12 Optima Terproteksi IX Optima Terproteksi X Terproteksi CIMB Principal CPF V Lautandhana Proteksi II Lautandhana Proteksi III Si Dana Proteksi Batavia III Si Dana Batavia Terproteksi DIV. IX
93. 94. 95. 96. 97.
99.
101. 102.
Trim Gebyar Terproteksi I Mandiri Dana Protected Berkala Mandiri Dana Protected Berkala Obligasi Pemerintah Mandiri Capital Protected Income Fund 6
41. 42. 43. 44.
87. 88.
100. Optima Terproteksi VIII Mandiri Capital Protected Income Fund 5
Si Dana Proteksi Batavia II
86.
98.
35. 36.
83. 84.
103. 104.
Brent Dana Terproteksi I Credit Suisse Dana Terporteksi 1 Batavia Proteksi Pajajaran Nikko Proteksi Kas Manajemen Si Dana Proteksi Batavia V Mandiri Dana Protected Berkala Seri 2 Mandiri Dana Protected Berkala Seri 4 Bahana Optima Protected Fund 22 Mandiri Dana Protected Berkala Seri 3 Mandiri Dana Protected Berkala Seri 5 Schroder Regular Income Plan VI Jakarta Protected Investment
105. Si Dana Proteksi Batavia VI 106. Danareksa Proteksi Melati Optima VI 107. AAA Reksa Premium Proteksi II 108. Synergy Jiwasraya Terproteksi 109. NISP Proteksi Dinamis USD 110. Danareksa Proteksi Melati Optima VII 111. Bahana Reksa Panin Terproteksi
Halaman 5
47. 48. 49.
BNIS Proteksi VIII BNIS Proteksi IX Lautandhana IYAKKAPI Proteksi I
50. 51.
BNIS Proteksi VII Bahana Optima Protected Fund 21
52. 53. 54.
Si Dana Proteksi Batavia Div. V Mandiri Capital Protected Income Fund 7 Mandiri Capital Protected Income Fund 8
55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63.
Si Dana Proteksi Batavia Div. VI Net Dana Proteksi III Mandiri Protected Regular Income Fund 6 Mandiri Protected Regular Income Fund 7 Si Dana Proteksi Batavia Div. VII Terproteksi CIMB Principal CPF IV Terproteksi Schroder Regular Income Plan V Batavia Proteksi Majapahit USD Bahana Reksa Panin Terproteksi III
64. Brahma Protected Fund 65. Batavia Proteksi Sriwijaya -
V 112. NISP Proteksi Income Plus II 113. Mega Dana Terproteksi III 114. Valbury Terproteksi I 115. Syailendra Capital Protected Fund 1 116. Trim Terproteksi Prima 117. Mandiri Dana Protected Berkala Seri 6 118. BNIS Proteksi XII 119. BNIS Proteksi XVI 120. Reksa Panin AmCapital Terproteksi I 121. CIMB Principal CPF VII 122. Danareksa Proteksi Melati Optima VIII 123. Terproteksi Mahanusa Dana Traana 124. NISP Proteksi Income Plus III 125. BNIS Proteksi XI Dollar Amerika Serikat 126. BNIS Proteksi XV 127. Lautandhana Proteksi IV 128. Mandiri Dana Protected Berkala Seri 7 129. Mandiri Capital Protected Income Fund 14 130. Mandiri Capital Protected Income Fund 15
persetujuan atas 34 Reksa Dana Penyertaan Terbatas; Reksa Dana Penyertaan Terbatas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Reksa Dana Panin Pendapatan Tetap Pemerintah Panin Pendapatan Tetap Berkualitas Panca Global Pendapatan Alfa Panca Global Pendapatan Omega Bahana BUMN Fund I Bahana Private Equity
No.
Nama Reksa Dana
18.
Mandiri Pendapatan Optima 2
19.
Danareksa Investa Fleksi II
20. 21.
AIM Trust JR Pro Danareksa Investa Obligasi Dollar Amerika Serikat Danareksa Sequis Optima Millenium Restructured Fund I
22. 23.
Halaman 6
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. -
Pelabuhan AIM Trust-JS Pro Kesatu AIM Trust-JS Pro Kedua AIM Trust Asih TFI JS Extra NISP Flexi Income Plus USD Danareksa JS Fleksi I Danareksa Investa Fleksi I Danareksa Investa Obligasi Si Dana Batavia Terbatas I Si Dana Batavia Terbatas II Mandiri Pendapatan Optima
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Millenium Restructured Fund II Si Dana Batavia Terbatas III BNIS Penyertaan Terbatas I Danareksa JS Fleksi II Mandiri Optima Terbatas 2 Mandiri Optima Terbatas 2 Mandiri Optima Terbatas 2 Si Dana Batavia Terbatas IV TFI [X]-tra Ordinary I TFI [X]-tra Ordinary II TFI [X]-tra Ordinary III
persetujuan untuk pembubaran 118 Reksa Dana, meliputi: No.
Nama Reksa Dana
1.
No. 60.
BNI Dana Berbunga Dua 2.
61. BNI Dana Fleksibel
3.
62. BNI Reksa Dana Lancar
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
63. CIMB-GK Arjuna Berkembang Solusi Dana Terproteksi Mahanusa Obligasi Plus CIMB-GK Rupiah ABN AMRO Dana Hasil Berkala Smart Invest NAM Dana Mantap
64. 65. 66. 67. 68. 69. 70.
Phinisi Dana Tetap Pemerintah 12.
71. Terproteksi Fortis Kapital I
13.
72. MR BOND
14. 15.
73. Danareksa Proteksi Melati Plus Si Dana Batavia Proteksi Nusantara Seri VII
16. 17. 18. 19. 20.
74. 75.
Batasa Investa Haji Pratama Kombinasi Jiwasraya Fixed Income Dana Korporasi Mandiri Si DanaObligasi Plus
76. 77. 78. 79.
Nama Reksa Dana Mandiri Government Protected Fund Seri II Mandiri Government Protected Fund Seri III Mandiri Government Protected Fund Seri IV Mandiri Government Protected Fund Seri V Trim Pundi Reksa Reksa Dana Indovest Dana Obligasi (RIDO) Fortis Protekplus I Fortis Protekplus IV Fortis Protekplus V Niaga Smart Fund Mandiri Government Protected Fund Seri VII ABN-AMRO Indonesia Dana Saham ABN AMRO Indonesia Opportunity Balanced Fund ABN AMRO Indonesia Rupiah Liquid Fund ABN AMRO Indonesia Emerald Dana Campuran CIMB-GK Pendapatan Tetap Dollar Pundi Terproteksi Terproteksi Schroder Fixed Maturity Plan V Capital Tetap CIMB CPF EURO 50
Halaman 7
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57.
80. Si DanaKas Plus Si DanaObligasi Prima Lippo Dana Mantap Nikko Indah Nusantara Nikko TRON (Tracker Obligasi Nusantara) Platinum Kas Pendapatan Tetap Abadi Terproteksi Optima Protected Fund 2 Jisawi Fix Plus Paramitra Platinum Reksa Panin Plus AA Investa Reksa Danareksa Proteksi Dinamis Plus Dana Kas Arjuna Premier Dinamis Premier Stabil ABN AMRO Indonesia Prime Bond Fund Prime Fund Flexinvest Mahanusa Obligasi Pemerintah Mahanusa Pendapatan Tetap Negara Republic Balance Nikko Swarnadwipa Panin Dana Utama Plus GMT Dana Pasti Bahana Optima Perotected Fund 7 Dana Tetap Optima TRIM Dana Tetap TRIM Kombinasi TRIM Kas Seruni Pasar Uang Bahana Optima Protected Fund 3 Bahana Optima Protected Fund 6 Bahana Global Protected Fund 3 AA Investa Reksa Dollar AS Premium Protected Fund BIG Nusantara
81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111.
ABN AMRO Indonesia Bond Opportunity Fund II Semesta Obligasi Indonesia Permata Invest Dana Tirta Reksa V-Plus 2 Danareksa Gebyar Indonesia Panin Gebyar Indonesia Platinum Tetap Fortis Lestari Dua Prestasi Gebyar Indonesia Mega Dana Obligasi (Medali) Nikko Bond Nusantara Nikko Bunga Nusantara Premier Pendapatan Tetap Dana Sejahtera Optima Pendapatan Tetap Sentosa Fortis Pesona Fortis Ekuitas Nikko Gebyar Indonesia PNM Terproteksi Seri D Mandiri Government Protected Fund Seri VI Sulut Fund Stabil PNM Puas Mahanusa Dana Stabil Fortis Protekplus II Natpac Dana Tumbuh Maestro Pundi Corfina Capital Pendapatan Tetap Corfina Rupiah Plus Anam Pendapatan Tetap Fortis Protekplus III Fortis Global Croci Basket
112. 113. 114. 115. 116.
Fortis Protekplus VI AAA Bond Fund MR FLEX AAA Enhanced Bond Fund CIMB-Principal CPF Income
Halaman 8
58. 59.
BIG Palapa Manulife Syariah Amanah Andalan
Extra 117. Terproteksi Maksima 118. Makinta Prudent
Krisis global, yang melanda sejak awal Oktober 2008, tidak mengakibatkan terhentinya pertumbuhan Reksa Dana yang terlihat dari jumlah Reksa Dana yang Pernyataan Pendaftarannya telah efektif selama 3 bulan terakhir pada tahun 2008 yakni sejumlah 45 Reksa Dana. Walapun krisis global tersebut berdampak pada penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana dari Rp 91,50 triliun pada akhir Desember 2007 menjadi Rp 74,35 triliun pada akhir Desember 2008 (turun 18,74%), namun jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana selama tahun 2008 ini tetap mengalami pertumbuhan yaitu dari 53,59 miliar Unit Penyertaan menjadi 61,51 miliar Unit Penyertaan atau meningkat sebesar 14,78%. 3.
Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek No. 1.
2.
3.
Uraian
Jumlah
Pemberian Ijin Usaha Baru untuk Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) - Penjamin Emisi Efek (PEE)
4
Pencabutan Ijin Usaha Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) (3 PPE mengembalikan ijin usahanya) - Penjamin Emisi Efek (PEE) (1 PPE mengembalikan ijin usahanya) - Manajer Investasi (MI)
16
Pemberian Ijin Orang Perseorangan Baru untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI)
515
1 3
14 2 9
439 38 38
Notes: - Hingga akhir tahun 2008, total jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin usaha sebagai PPE dan PEE dari Bapepam-LK tercatat 158 Perusahaan Efek. - Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-69/BL/2007 tanggal 13 April 2008, Bapepam-LK menghentikan sementara waktu pemberian ijin usaha baru untuk Perusahaan Efek yang akan menjalankan kegiatan sebagai Manajer Investasi. Kebijakan ini diambil terkait dengan Program Evaluasi Kelayakan Ijin Manajer Investasi. - Di tahun 2008 juga tercatat 5 Manajer Investasi mengembalikan ijin usahanya kepada Bapepam-LK, 3 diantaranya terkait dengan merger antar MI. Dengan demikian, total jumlah MI hingga akhir 2008 ini adalah 96 MI.
Halaman 9
- Sampai dengan akhir 2008, Bapepam-LK telah memberikan ijin orang perseorangan sebagai WPPE dan WPEE sebanyak 6217 ijin. Sedangkan total ijin orang perseorangan sebagai WMI yang telah dikeluarkan Bapepam-LK adalah sejumlah 1776 ijin WMI. - Bapepam-LK terus meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan terhadap perubahan pengendali Perusahaan Efek dan SROs (Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham). Beberapa kebijakan yang telah diambil Bapepam-LK antara lain: a. Melakukan fit & proper test calon Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham Perusahaan Efek. b. Melakukan fit & proper test calon Komisaris BEI. c. Cross-check data dan informasi dari pihak terkait atas calon pengendali. 4.
Perijinan lainnya. a. Penasihat Investasi. Selama Tahun 2008 Bapepam-LK memberikan 1 ijin perusahaan sebagai Penasihat Investasi, sehingga jumlah Penasihat Investasi adalah 7 pihak yang terdiri dari 5 Penasihat Investasi Perorangan dan 2 Penasihat Investasi Perusahaan. Selama tahun 2008 telah dilakukan pembinaan terhadap 6 Penasihat Investasi dengan melakukan pemeriksaan setempat dalam rangka menilai kelayakan ijin yang dimiliki, kesiapan infrastruktur yang dimiliki serta kendala-kendala yang dihadapi. Aktivitas pengawasan ini sangat bermanfaat sebagai bahan merevisi peraturan terkait dalam rangka mendorong peran aktif Penasihat Investasi di bidang Pasar Modal. b. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD). Dalam tahun 2008 Bapepam-LK juga telah memberikan Surat Tanda Terdaftar sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) kepada 1 Bank yaitu Bank Jabar Banten. 1 APERD mengembalikan surat tanda terdaftar karena merger yaitu American Express Bank, sehingga saat ini APERD yang terdaftar berjumlah 27 perusahaan. Pemegang izin orang perseorangan sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari 16.466 orang pada tahun 2007 menjadi 18.323 orang atau mengalami kenaikan sebesar 11,28%
5.
Persetujuan dan Pendaftaran. a. Sepanjang tahun 2008 ini, Bapepam telah mengeluarkan Surat Tanda Terdaftar (STTD) untuk 171 Profesi Penunjang Pasar Modal, dengan rincian: - 131 STTD Notaris; - 24 STTD untuk Konsultan Hukum - 13 STTD untuk Akuntan; dan - 3 STTD untuk Penilai. Sehingga sampai dengan akhir bulan Desember 2008, jumlah profesi yang telah terdaftar di Bapepam-LK adalah 647 Konsultan Hukum, 1189 Notaris, 503 Akuntan, dan 105 Penilai.
Halaman 10
b. Untuk lembaga penunjang pasar modal, hingga akhir Desember 2008 terdapat data-data sebagai berikut: - 22 bank telah memperoleh persetujuan sebagai Bank Kustodian; - 10 perusahaan sebagai BAE; - 20 in-house BAE; - 13 Wali Amanat (9 aktif, 2 tidak aktif sementara, dan 2 tidak aktif tetap; - 3 Pemeringkat Efek.
III.
AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN Dalam kurun waktu 2 Januari 2008 hingga 26 Desember 2008, Bapepam-LK telah: -
menerbitkan 8 peraturan baru di bidang pasar modal dan 6 peraturan baru di bidang lembaga keuangan;
-
melakukan penyempurnaan atas 19 peraturan di bidang pasar modal dan 1 peraturan baru di bidang lembaga keuangan;
-
memberikan persetujuan terhadap perubahan peraturan PT KSEI terkait dengan Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Beragun Aset (EBA) pada tanggal 28 November 2008.
Berikut informasi lengkap mengenai penerbitan, penyempurnaan peraturan dan persetujuan atas perubahan peraturan SROs: 1. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK No. 1.
Nomor Keputusan/Peraturan Per-02/BL/2008, 31 Januari 2008
2.
Peraturan IV.C.5, 14 Februari 2008
3.
Per-03/BL/2008, 30 Juni 2008
4.
Peraturan VI.C.3, 1 Agustus 2008
5. 6.
Per-04/BL/2008, 7 Agustus 2008 Per-05/BL/2008, 7 Agustus 2008
7.
Per-06/BL/2008, 19 September 2008
8.
Per-07/BL/2008, 22 September 2008
9.
Peraturan VIII.C.2, 6 Oktober 2008
10.
Peraturan X.J.2, 6 Oktober 2008
Tentang Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Bagi Anggota Direksi Dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan Hubungan Kredit dan Penjaminan Antara Wali Amanat Dengan Emiten Pengawasan Dana Pensiun Berbasis Resiko Manajemen Pemeriksaan Langsung Dana Pensiun Berbasis Resiko Referensi Unsur Premi Murni Serta Unsur Biaya Administrasi dan Biaya Umum Lainnya Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor Tahun 20082009 Pengawasan Tidak Langsung Atas Pengadministrasian Penitipan Dana Iuran Pensiun PNS dan Pejabat Negara Independensi Penilai Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal Laporan Berkala Kegiatan Akuntan
Halaman 11
11. 12.
Peraturan X.J.4, 6 Oktober 2008 Peraturan XI.B.3, 9 Oktober 2008
13.
Kep-440/BL/2008, 29 Oktober 2008
14.
Peraturan IX.I.7, 28 Nopember 2008
Laporan Berkala Kegiatan Penilai Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Tidak Kondusif Penilaian Surat Utang Atau Surat Berharga Lain Yang Diterbitkan Oleh Negara Dan Obligasi Pembentukan Unit Audit Internal oleh Emiten dan Perusahaan Publik
2. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK No. 1.
Nomor Keputusan/Peraturan Peraturan VIII.A.1, 14 Februari 2008
2.
Peraturan VIII.C.1, 14 Februari 2008
3. 4. 5.
Peraturan III.A.12, 10 April 2008 Peraturan III.B.8, 10 April 2008 Peraturan III.C.8, 10 April 2008
6.
Peraturan IV.B.1, 14 Mei 2008
7.
Peraturan IV.B.2, 14 Mei 2008
8.
Peraturan V.G.5, 14 Mei 2008
9.
Peraturan IX.J.1, 14 Mei 2008
10.
Peraturan V.D.6, 30 Juni 2008
11. 12.
Peraturan IX.H.1, 30 Juni 2008 Peraturan VIII.B.1, 3 Juli 2008
13.
Peraturan VIII.A.2, 1 Agustus 2008
14.
Peraturan X.H.1, 6 Agustus 2008
15. 16.
Peraturan X.N.1, 13 Agustus 2008 Peraturan IV.C.2, 9 Oktober 2008
17.
Per-8/BL/2008 , 9 Oktober 2008
Tentang Pendaftaran Akuntan Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal Pendaftaran Penilai Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal Komisaris Bursa Efek Komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan Komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Fungsi Manajer Investasi Berkaitan dengan Efek Baragun Aset Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short Selling Oleh Perusahaan Efek Pengambilalihan Perusahaan Terbuka Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal Laporan Biro Administrasi Efek atau Emiten dan Perusahaan Publik Yang Menyelenggarakan Administrasi Efek Sendiri Laporan Kegiatan Bulanan Manajer Investasi Perubahan Peraturan Nomor IV.C.2 Tentang Nilai Pasar Wajar dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana Perubahan Pertama Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor: Kep-2345/LK/2003 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun
Halaman 12
18.
Peraturan X.E.1, 10 November 2008
19.
Peraturan IX.K.1, 25 November 2008
20.
Peraturan IX.E.1, 12 Desember 2008
Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities) Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
3. Persetujuan Bapepam-LK atas Peraturan SROs. Dalam rangka mengakomodasi rencana implementasi transaksi Bursa Efek Beragun Aset (EBA) dan revitalisasi Kontrak Opsi Saham (KOS) oleh PT Bursa Efek Indonesia, PT KSEI akan menyelenggarakan kegiatan penyelesaian transaksi atas EBA dan menyediakan pembukaan Sub Rekening Efek Jaminan terkait revitalisasi KOS tersebut. Atas rencana tersebut, PT KSEI telah mengajukan permohonan persetujuan perubahan Peraturan Jasa Kustodian Sentral PT KSEI pada tanggal 19 November 2008. Bapepam-LK telah memberikan persetujuan terhadap perubahan peraturan PT KSEI terkait dengan Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Beragun Aset (EBA) pada tanggal 28 November 2008.
IV.
AKTIVITAS PENGAWASAN
1.
Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik. Sepanjang tahun 2008, terdapat 153 aksi korporasi yang dilakukan Emiten/ Perusahaan Publik dengan rincian: a. 2 Penggabungan Usaha (merger). b. 9 Penawaran Tender (Tender Offer). c. 45 emiten melakukan Transaksi Material. d. 8 emiten melakukan Perubahan Nama. e. 46 emiten melakukan transaksi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan. f. 4 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD. g. 1 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Mas Murni Indonesia Tbk. h. 1 emiten melakukan Go Private, yakni PT Bank UOB Buana Tbk. i. 37 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, dimana 33 diantaranya dengan menggunakan Peraturan XI.B.3 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis. Berikut informasi lengkap atas aksi korporasi Emiten dan Perusahaan Publik: a. 2 Penggabungan Usaha (merger). - PT Bank Niaga Tbk merger dengan PT Bank Lippo Tbk, - PT Mitra Energi Persada Tbk (d/h PT Korpora Persada Investama Tbk) merger dengan PT Adhi Pratama Bersama. b. 9 Penawaran Tender (Tender Offer). Terdapat 9 (sembilan) penawaran tender atas 9 saham emiten/perusahaan publik, yakni: PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk, PT Alfa Retailindo Tbk, PT Bank UOB Tbk, PT Apexindo Pratama Duta Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk,
Halaman 13
PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Cipendawa Agroindustri Tbk, PT Ades Waters Indonesia Tbk, dan PT Barito Pacific Tbk. c. 45 emiten melakukan Transaksi Material, dengan rincian: No. Nama Perusahaan
No. Nama Perusahaan
1.
PT Allbond Makmur Usaha Tbk
24.
PT Tambang Batubara BA Tbk
2.
PT Keramika Ind. Asosiasi Tbk
25.
PT Barito Pacific Tbk
3.
PT Bumi Resources Tbk
26.
PT Eterindo Wahanatama Tbk
4.
PT Antam (Persero) Tbk
27.
PT Davomas Abadi Tbk
5.
PT Astra Agro Lestari Tbk
28.
PT Zebra Nusantara Tbk
6.
PT Fajar Surya Wisesa Tbk.
29.
PT Steady Safe Tbk
7.
PT Perdana Karya Perkasa Tbk.
30.
PT Bakrieland Development Tbk
8.
PT Ades Water Indonesia Tbk
31.
PT Kaw. Industri Jababeka Tbk
9.
PT Malindo Feedmill Tbk
32.
PT Laguna Cipta Griya Tbk
10.
PT Redland Asia Capital Tbk
33.
PT Abdi Bangsa Tbk
11.
PT Surya Dumai Industri Tbk
34.
PT Ind. Paradise Property Tbk
12.
PT ATPK Resources Tbk
35.
PT Mitra Rajasa Tbk
13.
PT Bakrie Sum. Plantation Tbk
36.
PT Bakrie & Brothers Tbk
14.
PT Argha Karya Prima Ind. Tbk
37.
PT Lippo E-net Tbk
15.
PT Arona Binasejati Tbk
38.
PT Apexindo Pratama Duta Tbk
16.
PT Ekadharma International Tbk
39.
PT Excelcomindo Pratama Tbk
17.
PT Medco Energi Int.l Tbk
40.
PT Tunas Ridean Tbk
18.
PT Sepatu Bata Tbk
41.
PT Rig Tenders Tbk
19.
PT Hanson International Tbk
42.
PT TD Resources Tbk
20.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
43.
PT Bintang Mitra Smstrya Tbk
21.
PT Gema Graha Sarana Tbk
44.
PT Agis Tbk
22.
PT Good Year Tbk
45.
PT Bakrie Telecom Tbk
23.
PT Duta Kirana Finance Tbk
d. 8 emiten melakukan Perubahan Nama, yakni: No
Nama Semula
Nama Baru
1
PT Inti Kapuas Arowana Tbk
PT Inti Agri Resources Tbk
2
PT Redland Asia Capital Tbk
PT Polaris Investama Tbk
3
PT Arona Binasejati Tbk
PT Ratu Prabu Energi Tbk
4
PT Sanex Qianjiang Motor Int’l Tbk
PT Allbond Makmur Usaha Tbk
5
PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk
PT Titan Kimia Nusantara Tbk
6
PT Lapindo International Tbk
PT Leyand International Tbk
7
PT GT Kabel Indonesia Tbk
PT KMI Wire and Cable Tbk
Halaman 14
8
PT Sorini Corporation Tbk
PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
e. Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu Terdapat 46 (empat puluh enam) perusahaan melakukan transaksi yang mengandung unsur benturan kepentingan, yaitu:
f.
No. Nama Perusahaan
No. Nama Perusahaan
1.
PT Bank UOB Buana Tbk
24.
PT Indofood Sukses Mmr Tbk
2.
PT Bakrieland Development Tbk
25.
PT Argo Pantes Tbk
3.
PT Bank BCA Tbk
26.
PT BISI International Tbk
4.
PT First Media Tbk
27.
PT Indo Kordsa Tbk
5.
PT Sugi Samapersada Tbk
28.
PT Titan Kimia Nusantara Tbk
6.
PT Ind Paradise Property Tbk
29.
PT Bristol-Myers Squibb Ind Tbk
7.
PT Laguna Cipta Griya Tbk
30.
PT Davomas Abadi Tbk
8.
PT Alfa Retailindo Tbk
31.
PT Sat Nusapersada Tbk
9.
PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk
32.
PT Bayan Resources Tbk
10.
PT TD Resources Tbk
33.
PT Central Proteinaprima Tbk
11.
PT Excelcomindo Pratama Tbk
34.
PT Yanaprima Hstprsda Tbk
12.
PT Duta Kirana Finance Tbk
35.
PT Holcim Tbk
13.
PT Mitra Rajasa Tbk
36.
PT Gema Graha Sarana Tbk
14.
PT Apexindo Pratama Duta Tbk
37.
PT Good Year Tbk
15.
PT Indomobil Sukses Int’l. Tbk
38.
PT Sepatu Bata Tbk
16.
PT Indocement TP Tbk
39.
PT Tambang Batubara BA Tbk
17.
PT Smart Tbk
40.
PT Barito Pacific Tbk
18.
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
41.
PT Malindo Feedmill Tbk
19.
PT Cita Mineral Investindo Tbk
42.
PT Redland Asia Capital Tbk
20.
PT Tirta Mahakam Res. Tbk
43.
PT Surya Dumai Industri Tbk
21.
PT. Cahaya Kalbar Tbk
44.
PT ATPK Resources Tbk
22.
PT Gajah Tunggal Tbk
45.
PT Bakrie Sum. Plantation Tbk
23.
PT Scheering Plough Ind. Tbk
46.
PT Eterindo Wahanatama Tbk
4 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yakni: PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk, PT Teijin Indonesia Fiber Corporation Tbk, PT Asia Grain Int’l. Tbk, dan PT Duta Kirana Finance Tbk.
g. 37 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, yakni: No.
Nama Perusahaan
Keterangan
1.
PT Panin Insurance Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
2.
PT Panin Life Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
3.
PT Bank BCA Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
Halaman 15
4.
PT Bhakti Investama Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.2
5.
PT Sampoerna Agro Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
6.
PT PP London Sumatra Ind. Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
7.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
8.
PT Tambang Batubara BA Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
9.
PT Aneka Tambang Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
10.
PT Kimia Farma Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
11.
PT Tunas Baru Lampung Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
12.
PT Budi Acid Jaya Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
13.
PT Timah Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
14.
PT Medco Energi Internasional Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
15.
PT Bakrie Sum. Plantations Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
16.
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
17.
PT Bumi Resources Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
18.
PT Perdana Karya Perkasa Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
19.
PT Kalbe Farma Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
20.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
21.
PT. Surya Citra Media Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
22.
PT. Duta Graha Indah Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
23.
PT. Sampoerna Agro Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
24.
PT. Wijaya Karya Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
25.
PT. Elnusa Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
26.
PT. Jasa Marga Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
27.
PT. Adhi Karya Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
28.
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
29.
PT. Berlian Laju Tanker Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
30.
PT. Telekomunikasi Ind. Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
31.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
32.
PT. Arpeni Pratama OL Tbk. PT. Bakrie Telecom Tbk.
33.
PT. Bakrieland Development Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
34.
PT. Ace Hardware Indonesia Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
35.
PT. Jaya Real Property Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
36.
PT. Multi Indocitra Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
37.
PT. Media Nusantara Citra Tbk.
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
Melalui prosedur Peraturan XI.B.3
Sebagai catatan, sejak penetapan Peraturan XI.B.3 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis pada tanggal 9 Oktober 2008, hingga 26 Desember 2008 terdapat 33 emiten yang memanfaatkan Peraturan XI.B.3 tersebut untuk
Halaman 16
melakukan pembelian kembali saham dalam rangka stabilisasi harga pasar sahamnya. h. 1 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Mas Murni Indonesia Tbk. i. 2.
1 emiten melakukan Go Private, yakni PT Bank UOB Buana Tbk.
Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek. Uji Kepatuhan Lembaga Efek dilakukan melalui pemeriksaan rutin kepada para pelaku pasar modal khususnya Lembaga Efek yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku. Sepanjang tahun 2008, Bapepam-LK telah menyelesaikan pemeriksaan rutin terhadap: - 24 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 16 Kantor Pusat PE Anggota Bursa, dan 8 Kantor Cabang PE Anggota Bursa. Hingga saat ini Bapepam-LK masih melakukan pemeriksaan rutin terhadap 10 PE Anggota Bursa (8 Kantor Pusat dan 2 Kantor Cabang). - 10 Biro Administrasi Efek (BAE). - 8 Bank Kustodian (BK). Dalam melakukan uji kepatuhan kepada Perusahaan Efek, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi Perusahaan Efek termasuk pengendalian dan pengawasan internal, penyelenggaraan pembukuan, pelaksanaan prinsip mengenal nasabah, kecukupan modal kerja khususnya dalam hal kesesuaian perhitungannya dan penyajiannya. Sedangkan dalam uji kepatuhan BAE, pemeriksaan dilakukan antara lain terhadap organisasi, kewajiban pelaporan-pelaporan, bentuk kontrak kerja dengan Emiten yang diadministrasikan Efek-nya, dan lain-lain. Berdasarkan hasil pemeriksaan rutin tersebut, bagi Perusahaan Efek atau BAE yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya ditemukan ketidaksesuaian (uncomply) dengan ketentuan perundangan-undangan di bidang pasar modal dikenakan sanksi administratif maupun tindakan tertentu mulai dari teguran tertulis, penghentian sementara kegiatan usaha, hingga pencabutan izin usaha. Selama tahun 2008 Bapepam-LK telah mencabut izin usaha dari 11 PE sesuai dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada akhir 2007. Selain itu, Bapepam-LK juga telah mencabut 1 ijin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan pengenaan penghentian sementara kegiatan usaha kepada 1 PE dalam kasus yang sama.
3.
Pengawasan Perdagangan Dalam rangka mengemban salah satu amanat Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1995, Bapepam-LK telah melakukan pengawasan rutin sehari-hari terhadap kegiatan pasar modal berupa pemantauan transaksi perdagangan harian yang saat ini meliputi perdagangan saham sebanyak 401 Emiten dan 53 Waran, serta perdagangan obligasi meliputi obligasi perusahaan (corporate bond) sebanyak 212 seri dan SUN sebanyak 71 seri. Disamping itu juga dilakukan pengawasan terhadap KOS dan ETF. Dalam upaya mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal, Bapepam-LK telah melakukan proses penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap dugaan transaksi tidak wajar. Penelaahan dan pemeriksaan teknis dilakukan guna memperoleh petunjuk awal yang memadai guna digunakan pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 UU Nomor 8 Tahun 1995.
Halaman 17
Sepanjang tahun 2008, Bapepam-LK telah menyelesaikan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar sebanyak 34 kasus dengan rincian: - 32 kasus dugaan pelanggaran Pasal 91 dan 92 mengenai Perdagangan Semu dan Manipulasi Pasar; dan - 2 kasus dugaan Penggunaan Informasi Orang Dalam. Dari keseluruhan kasus tersebut, 15 kasus memiliki petunjuk awal yang kuat untuk ditindaklanjuti menjadi Pemeriksaan oleh Biro Pemeriksaan dan Penyidikan (Biro PP), sementara 9 kasus lainnya tidak ditemukan petunjuk awal untuk diteruskan ke Biro PP. Adapun saat ini, Bapepam-LK sedang melakukan penelaahan terhadap 10 kasus dugaan perdagangan tidak wajar. Kedepan Bapepam berencana melakukan pemeriksaan setempat secara sampling terhadap partisipan transaksi obligasi dalam rangka penegakan hukum. 4.
Pengawasan terhadap Manajer Investasi. Selama Tahun 2008 Bapepam-LK tidak mengeluarkan ijin baru Perusahaan Efek sebagai Manajer Investasi karena sejak bulan April 2007 berdasarkan SK Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-69/BL/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi. Proses “Evaluasi Kelayakan Izin Manajer Investasi” telah dilakukan pada tahun 2007 terhadap 110 Manajer Investasi dan dilanjutkan pada tahun 2008 dengan hasil: a. 3 perusahaan mengembalikan izin sebagai Manajer Investasi: 1) PT. DBS Vickers; 2) PT. ABN Amro Manajemen Investasi; dan 3) PT. Inter Pacific Securities. b. 7 perusahaan dicabut izinnya karena tidak memenuhi ketentuan peraturan V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek: - PT Jakarta Asset Management; - PT Bali Securities; - PT Mega Global Investama; - PT United Asia Securities; - PT Platinum Investama; - PT Penthasena Arthatama; dan - PT Abacus Capital. c. 1 perusahaan dicabut izinnya karena melanggar ketentuan lainnya yang berlaku, yakni PT AIM Investment Management. d. 6 MI dalam proses merger sehingga akan ada 3 MI yang akan mengembalikan ijin usahanya, yakni: - PT. Optima Kharya Kapital Securities dan PT. Optima Kharya Capital Management menjadi PT. Optima Kharya Capital Management. - PT. Pratama Capital Securities dan PT. Platinum Asset Management menjadi PT Pratama Capital Asset Management (In Process). - PT. CIMB GK Securities dan PT. Niaga Asset Management menjadi PT. CIMB Principal Asset Management (In Process). Sebagai tindak lanjut dari hasil “Evaluasi Kelayakan Izin Manajer Investasi”, saat ini juga sedang disusun beberapa peraturan baru yang akan mengatur secara lebih
Halaman 18
spesifik mengenai Manajer Investasi yang meliputi Perizinan, Perilaku, Pengendalian Intern, Permodalan dan Kontrak Pengeloaan Dana. Khusus permodalan Manajer Investasi, Bapepam-LK juga telah mengajukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan untuk Modal Disetor Manajer Investasi menjadi Rp 25 miliar. Beberapa hal pokok yang dipersyaratkan dalam draft peraturan baru tersebut bermuara pada peningkatan Capacity Building, Risk Management dan kepatuhan Manager Investasi yang antara lain meliputi; a. Profile bisnis Manajer Investasi yang menggambarkan strategi kepatuhan, dan strategi risk management termasuk kemampuan keuangan perusahaan; b. Kewajiban memiliki 9 fungsi yang terpisah, meliputi; investasi, dealling, riset, kepatuhan dan manajemen resiko, penyelesaian transaksi, keluhan nasabah, pemasaran, pengembangan SDM, teknologi informasi; c. Kewajiban memiliki SOP dan job discription dari setiap fungsi; d. Independensi fungsi compliance; e. Independensi fungsi Investasi dari dealing dan penyelesiaan transaksi; dan f. Kewajiban memiliki dana kelolaan 25 miliar dan disimpan pada bank kustodian. 5.
Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Efek Reksa Dana. Selama tahun 2008 Bapepam-LK melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 20 Reksa Dana. Dari 20 Reksa Dana yang diperiksa, sebanyak 4 Reksa Dana diberikan surat teguran, dan sisanya masih dalam proses pemeriksaan kepatuhan. Berdasarkan sampling dan prioritas permasalahannya, Bapepam-LK juga telah melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 2 Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang berada di 4 kota besar yaitu Medan, Semarang, Bali, dan Surabaya pada bulan Maret 2008. Selanjutnya, pada bulan Oktober s/d Desember 2008 dilanjutkan pemeriksaan kepatuhan terhadap 16 APERD yang berada di 8 kota besar yaitu Batam, Bali, Makasar, Manado, Balikpapan, Surabaya, Medan dan Bandung.
V.
PENEGAKAN HUKUM
1.
Pemeriksaan dan Penyidikan Sampai dengan diterbitkannya siaran pers ini, Bapepam dan LK telah melakukan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal atas 66 kasus dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan melakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 Undang-undang Pasar Modal terhadap 15 kasus dugaan tindak pidana di bidang Pasar Modal. Kasus-kasus dugaan pelanggaran Pasar Modal yang ditangani Bapepam-LK adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan Efek, dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik antara lain dugaan pelanggaran atas ketentuan Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, Transaksi Material, Keterbukaan Pemegang Saham Tertentu, Informasi atau Fakta Material Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, Penyajian Laporan Keuangan, Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan Efek antara lain dugaan pelanggaran manipulasi pasar, perdagangan semu, perdagangan orang dalam, penipuan dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan pengelolaan investasi antara lain dugaan pelanggaran dalam pengelolaan Reksa Dana, kewajiban pelaporan Reksa Dana dan lain-lain.
Halaman 19
Dari 66 kasus Pemeriksaan, 24 kasus telah selesai diproses dan 42 kasus masih dalam proses pemeriksaan maupun proses pengenaan sanksi. Selanjutnya, dari 24 kasus yang telah selesai diproses tersebut, 19 kasus dikenakan sanksi oleh BapepamLK dalam bentuk sanksi administratif dan atau perintah untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran, 5 kasus ditutup karena tidak ditemukan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Dari 15 kasus penyidikan, 11 kasus masih dalam proses, 3 kasus ditutup (SP3) dan 1 kasus telah dilakukan penyerahan atas barang bukti dan tersangka (P22) ke Kejaksaan Tinggi DKI melalui Korwas PPNS Mabes Polri. Diantara kasus-kasus pemeriksaan yang sedang dilakukan tersebut, terdapat 2 kasus yang cukup memperoleh perhatian publik, yaitu kasus penawaran jasa pengelolaan investasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh PT. Antaboga Delta Sekuritas dan kasus penggelapan saham nasabah PT. Signature Capital d/h PT. Kuo Capital Raharja. Untuk melindungi kepentingan nasabah dan proses pemeriksaan, Bapepam-LK telah melakukan pemblokiran atas beberapa rekening dan sub rekening efek atas nama beberapa pihak yang terkait kedua kasus tersebut. Mengingat dugaan pelanggaran meliputi tindak pidana umum dan perbankan, Bapepam-LK juga melakukan koordinasi dengan Bareskrim POLRI dan Bank Indonesia 2.
Pengenaan Sanksi Selama tahun 2008, Bapepam-LK telah melakukan upaya penegakan hukum, termasuk didalamnya menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi yang ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada institusi maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda, serta peringatan tertulis. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, Bapepam-LK selalu melakukan paparan publik (melalui press release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya terhadap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Adapun secara ringkas penetapan sanksi yang dilakukan sepanjang tahun 2008 adalah sebagai berikut: a. Sanksi Denda, dijatuhkan kepada: - 175 Emiten dengan total denda sebesar Rp. 8.292.000.000,00. - 58 Manajer Investasi dengan total denda sebesar Rp. 326.300.000,00 - 131 Perusahaan Efek dengan total denda sebesar Rp. 574.000.000,00 - 8 Akuntan Publik dengan total denda sebesar Rp. 124.200.000,00 - 3 BAE dengan total denda sebesar Rp. 8.000.000,00 - 3 Bank Kustodian dengan total denda sebesar Rp. 2.900.000,00 - 2 SROs dengan total denda sebesar Rp. 5.500.000,00 - 3 Perorangan (Nasabah) dengan total denda sebesar Rp. 200.000.000,00 - 1 Perusahaan sebagai pemegang saham 5% Rp. 250.000.000,00 b. Sanksi Peringatan Tertulis, dijatuhkan kepada : - 2 Wakil Manajer Investasi - 3 Nasabah Perusahaan Efek c. Sanksi Pencabutan Izin Usaha, dijatuhkan kepada : - 2 Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Manajer Investasi
Halaman 20
- 1 Akuntan Publik d. Sanksi Pembekuan Izin Usaha, dijatuhkan kepada : - 2 Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek - 2 Wakil Pejamin Emisi Efek - 1 Akuntan Publik - 1 Konsultan Hukum. e. Sanksi Pencabutan Pernyataan Efektif, dijatuhkan kepada : - 1 Emiten/Perusahaan Publik. 3.
Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi, yang selanjutnya disebut Satgas Waspada Investasi, telah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-208/BL/2007 tanggal 20 Juni 2007, yang diperpanjang dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-78/BL/2008 tanggal 27 Maret 2008. Satgas Waspada Investasi beranggotakan perwakilan pejabat/pegawai pada Bapepam-LK, Bank Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri - Departemen Perdagangan, dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) – Departemen Perdagangan. Program kerja Satgas ini terdiri dari Program Pencegahan dan Program Penanganan. Program Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi yang berupa public expose, iklan, penyebaran brosur dan poster serta melakukan seminar/workshop mengenai tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi. Tujuan pokok dari kegiatan pencegahan adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk penghimpunan dana dan pengelolaan investasi, baik yang legal maupun yang ilegal. Dengan demikian diharapkan akan timbul sikap kritis dan waspada pada masyarakat terhadap berbagai kegiatan investasi. Satgas Waspada Investasi juga telah melakukan penanganan atas kasus yang dilaporkan oleh masyarakat, yang berupa pemeriksaan dan atau penyidikan kasus oleh instansi yang berwenang, pemeriksaan bersama atas pihak yang diduga melakukan pelanggaran, dan pertemuan antar instansi anggota Satgas untuk membahas penanganan kasus. Sampai dengan akhir tahun 2008, Satgas Waspada Investasi telah melaksanakan halhal sebagai berikut : - Seminar Waspada Investasi di 4 kota besar di Indonesia yaitu Denpasar (27 Mei 2008), Batam (16 Juni 2008), Makassar (28 Agustus 2008), dan Medan (13 November 2008) - Pers Release pelaksanaan program kerja Satgas Wsapada Investasi pada tanggal 14 Juli 2008 - Forum Investigasi Bersama Satgas - Rapat Rutin dan Insidental Satgas.
VI.
KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS
Halaman 21
1.
Sosialisasi Consultation Paper MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan) Sosialisasi Consultation Paper MKBD dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2008 di Ruang Serbaguna Bursa Efek Indonesia. Sosialisasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dan pandangan dari para pelaku pasar terkait dengan penyusunan Consultation Paper MKBD. Consultation Paper MKBD sendiri disusun dalam rangka penyempurnaan terhadap peraturan MKBD. Penyempurnaan ini diperlukan demi mengakomodasi perkembangan Pasar Modal Indonesia dan Pasar Modal Internasional yang berkembang sangat pesat.
2.
Sosialisasi Margin Trading dan Short Selling Sosialisasi mengenai Margin Trading dan Short Selling dilaksanakan pada tanggal 4, 7, 8, 14 dan 15 Juli 2008, di Ruang Serbaguna Bursa Efek Indonesia yang diikuti oleh seluruh Perusahaan Efek Anggota Bursa (PE - AB). Acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mensosialisasikan peraturan baru mengenai Margin Trading dan Short Selling yang baru saja dikeluarkan oleh Bapepam-LK kepada para pelaku pasar.
3.
Edukasi Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Dalam rangka meningkatkan pemahaman pelaku pasar modal khususnya tenaga pemasaran Reksa Dana mengenai peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal maka selama tahun 2008 Bapepam-LK telah melaksanakan Workshop Peningkatan Kualitas Kepatuhan WAPERD di 4 (empat) kota besar di Indonesia yaitu Medan, Yogyakarta, Menado dan Semarang yang diikuti oleh WAPERD dari berbagai Manajer Investasi dan Agen Penjual yang memasarkan Reaksa Dana.
4.
Kajian Mengenai Praktek dan Regulasi Go Private Kajian ini bertujuan untuk melihat regulasi dan praktik go private di negara-negara maju, dan membandingkannya dan melihat kelayakannya untuk ditrapkan di pasar modal Indonesia. Out put yang dihasilkan dari kajian ini berupa referensi yang dapat digunakan dalam proses pembuatan peraturan Bapepam-LK yang mengatur mengenai tindakan go private di pasar modal.
5.
Studi Mengenai Penerapan Pengendalian Intern pada Manajer Investasi Studi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan pengendalian intern oleh Perusahaan Efek, dalam hal ini yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Disamping itu, studi penerapan pengendalian intern pada Manajer Investasi diperlukan karena sampai saat ini belum ada peraturan atau ketentuan mengenai pengendalian intern, sehingga pada praktiknya saat ini Bapepam-LK tidak dapat mengukur efektivitas pengendalian intern pada Perusahaan Efek. juga Hasil studi diharapkan dapat menjadi bahan rumusan Bapepam-LK dalam penyusunan peraturan mengenai penerapan pengendalian intern pada Manajer Investasi.
6.
Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) Pada tahun 2008, telah dilakukan penyusunan 2 Buletin Akuntansi Staf yaitu BAS No. 8 dan BAS No.9. BAS merupakan intepretasi dan praktek terhadap suatu ketentuan dibidang akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf di biro teknis dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melakukan tugasnya. BAS 8 berisi pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR), termasuk diantaranya pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik. Sedangkan BAS 9 menyajikan pandangan
Halaman 22
staf mengenai kewajiban audit atas laporan keuangan anak perusahaan dan perusahaan asosiasi dari Emiten atau Perusahaan Publik serta kewajiban audit dalam rangka Penawaran Umum Perdana. 7.
Kajian Standar Akuntansi Internasional Tentang Penyajian Laporan Keuangan dan Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham Kajian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai International Accounting Standard (IAS) (Revised 2008) No. 1 tentang Presentation of Financial Statements, yang membahas mengenai bagaimana laporan keuangan disajikan. Selain IAS 1, kajian ini juga membahas International Financial Reporting Standard (IFRS) (2004) No. 2 tentang Share Based-Payment yang mengatur mengenai bagaimana perlakuan akuntansi untuk pembayaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan atas barang atau jasa yang telah diterimanya baik dari karyawan ataupun pemasok. Di samping itu, kajian ini juga bertujuan untuk merekomendasikan dan memberikan materi penyusunan draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terkait dengan IAS dan IFRS tersebut kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
8.
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik (P3LKEPP) Pada tanggal 31 Januari 2008 telah diterbitkan Surat Edaran Nomor: SE-02/BL/2008 Tentang Pedoman Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi, dan Perbankan. Penyusunan P3LKEPP bertujuan untuk memberi panduan penyusunan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik. Dengan demikian diharapkan akan memudahkan Emiten dan Perusahaan Publik dalam penyusunan dan penelaahan Laporan Keuangan serta memudahkan bagi investor dan analis yang melakukan perbandingan kinerja perusahaan sejenis pada masing-masing industri. Pada tahun 2008, telah dilakukan juga penyusunan P3LKEPP yang meliputi 2 sektor industri, yaitu Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian.
9.
Sosialisasi Internal Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penyebarluasan informasi mengenai BAS dan P3LKEPP khususnya dilingkungan internal Bapepam-LK. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 13-14 Nopember 2008. Adapun materi sosialisasi adalah: Buletin Akuntansi Staf, yang meliputi BAS No. 5, BAS No. 6, dan BAS No. 7. P3LKEPP, yang meliputi industri Pertambangan Umum, Pertambangan Migas, dan Perbankan
VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK Kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Bapepam-LK masih berjalan seiring dengan rencana aksi reformasi birokrasi Departemen keuangan yang mengedepankan efisiensi, efektifitas dan transparansi serta pelayanan kepada masyarakat Adapun prioritas kegiatan reformasi birokrasi dimaksud di bidang business process (Ketatalaksanaan) saat ini dilakukan melalui penyempurnaan/perbaikan dan peningkatan proses bisnis antara lain penyempurnaan standar prosedur operasi (SOP) dan pelaksanaan analisis jabatan melalui penyempurnaan Uraian Jabatan, serta
Halaman 23
pelaksanaan analisis beban kerja, sehingga dapat di tetapkan grading masing-masing jabatan dan pelaksana di lingkungan Bapepam-LK. Disamping itu dengan kondisi organisasi saat ini yang penuh dengan dinamika dan untuk memenuhi kepentingan stakeholder yang memerlukan penyempurnaan organisasi, Bapepam-LK senantiasa melakukan evaluasi, kajian dan inventarisasi untuk penyempurnaan organisasi Bapepam-lk secara integral. Selanjutnya Bapepam-LK juga melaksanakan kegiatan penyusunan proses bisnis lainnya sebagaimana tercantum dalam rencana kerja Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan, seperti monitoring dan evaluasi atas SOP Departemen Keuangan, melakukan sosialisasi atas grading pelaksana serta menyusun Key Performance Indicators sesuai Sasaran Strategis baik untuk DepKeu Wide, Depkeu One maupun Depkeu Two untuk thema: Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. A. Penyempurnaan Proses Bisnis Penyempurnaan proses bisnis difokuskan dan diarahkan pada upaya meningkatkan layanan publik. Bapepam-LK berusaha mengubah citra dari proses yang cenderung kurang memberi kepastian menuju proses yang pasti pada setiap tahapannya, sehingga publik mendapat kepastian mengenai waktu, persyaratan administrasi, dan biaya (jika ada). Sebagai organisasi yang pro publik, maka penyempurnaan proses bisnis di Bapepam-LK diarahkan untuk menghasilkan proses bisnis yang akuntabel dan transparan, serta mempunyai kinerja yang cepat dan ringkas. Untuk itu, BapepamLK menyusun SOP yang rinci dan dapat menggambarkan setiap jenis keluaran pekerjaan secara comprehensif, melakukan analisis dan evaluasi jabatan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan, serta melakukan analisis beban kerja untuk dapat memperoleh informasi mengenai waktu dan jumlah pejabat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan ketiga piranti tersebut Bapepam-LK dapat memberikan layanan prima kepada publik, yaitu layanan yang terukur dan pasti dalam hal waktu penyelesaian, persyaratan administrasi yang harus dipenuhi, dan biaya (jika ada). 1). Penyempurnaan SOP Untuk menunjang pelaksanaan tugas secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel, serta menindaklanjuti hasil penelaahan dan penilaian internal atas SOP, telah dilakukan revisi/penyempurnaan atas lima SOP yaitu: a. Prosedur Penanganan Pengaduan Terpadu; SOP Prosedur Penanganan Pengaduan Terpadu merupakan revisi atas Prosedur Penanganan Pengaduan. Hal yang melatarbelakangi revisi adalah untuk memberikan gambaran yang jelas atas penanganan pengaduan pasca penggabungan yang meliputi seluruh tugas dan kewenangan baik di bidang pasar modal maupun lembaga keuangan. Peran Ketua dalam tahapan kegiatan tidak perlu dilibatkan sehingga mata rantai kegiatan lebih sederhana. Disamping itu peran para pejabat yang terlibat lebih tegas dan jelas sehingga lebih mudah untuk dibedakan bobot kegiatan masing-masing. b. Penyusunan/review Daftar Efek Syariah di Pasar Modal; SOP Penyusunan/review Daftar Efek Syariah di Pasar Modal semula belum tercantum dalam buku 3 SOP Bapepam-LK. Disamping itu revisi perlu dilakukan disebabkan oleh kegiatan dalam tahapan prosedur perlu disempurnakan dan belum dicantumkan para penanggungjawabnya
Halaman 24
c. Pemberian/Penolakan Izin Usaha Perusahaan Asuransi/ Reasuransi Termasuk Perusahaan Dengan Prinsip Syariah (SOP Unggulan); d. Pemberian/Penolakan Izin Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi; Kedua SOP milik Biro Perasuransian perlu dilakukan revisi berdasarkan hasil penelaahan dan penilaian yang dilakukan oleh Biro Kepatuhan Internal. Disamping itu agar uraian kegiatan dalam SOP mencerminkan hal yang sama dengan gambar diagram alur kegiatan. e. Pelayanan Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun (SOP Unggulan). Sesuai dengan hasil penelaahan dan penilaian yang dilakukan oleh Biro Kepatuhan Internal, SOP Pelayanan Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun (SOP Unggulan) perlu direvisi mengenai pencantuman memo agar diubah menjadi nota dinas dan perlu tambahan penjelasan dalam narasi Janji Pelayanan. Revisi kelima SOP dimaksud telah mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal dengan surat nomor S-856/SJ/2008 tanggal 16 September 2008. Tanggal surat Sekretaris Jenderal tersebut digunakan sebagai tanggal revisi kelima SOP dimaksud. Kelima SOP telah disampaikan kepada unit yang mengajukan melalui nota dinas Sekretaris Badan nomor ND-246/BL.01/2008 tanggal 30 Oktober 2008. Disamping itu dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Keuangan nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Bapepam-LK telah melakukan evaluasi atas SOP yang ada dan telah mengajukan konsep revisi/penyempurnaan dari unit yang terkait dengan penyempurnaan organisasi sesuai PMK 100 dimaksud kepada Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan, yaitu dari:. a. Bagian Keuangan dan Bagian Umum di lingkungan Sekretariat Badan; b. Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum; c. Biro Riset dan Teknologi Informasi; d. Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan; e. Biro Perasuransian; f. Biro Dana Pensiun; g. Biro Kepatuhan Internal. 2). Analisis dan Evaluasi Jabatan Sesuai dengan rencana aksi reformasi birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan berdasarkan PMK Nomor 138/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan di Lingkungan Departemen Keuangan bahwa analisis dan evaluasi Jabatan pada dasarnya mencakup kegiatan penyusunan: peta jabatan (job map), peringkat jabatan (job grading), uraian jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job specification). Namun untuk tahun 2008 Bapepam-LK hanya akan membahas mengenai penyempurnaan uraian jabatan dan penyesuaian peringkat jabatan sebagai berikut: a. Penyempurnaan Uraian Jabatan Pada tahun 2008 dilaksanakan penyusunan kembali Uraian Jabatan sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal No.: SE-872/SJ/2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang Pelaksanaan Analisis Jabatan sebagai Tindak Lanjut PMK No.: 100/PMK.01/2008. Pada dasarnya penyusunan kembali Uraian Jabatan tersebut merupakan konsekuensi dari perubahan nomenklatur dan penambahan unit eselon III dan IV di Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum, Biro Pemeriksaan dan Penyidikan dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan. Selain karena alasan yang pertama, Surat
Halaman 25
Edaran dimaksud juga mengharuskan adanya penyesuaian terhadap Uraian Jabatan untuk unit eselon II lain yang tidak mengalami perubahan terutama terhadap butir Standar Kompetensi (Pejabat dan Pelaksana), Dimensi Jabatan (Pelaksana) dan Kedudukan Jabatan (Pelaksana). Konsep Uraian Jabatan yang telah disesuaikan berjumlah 1,703 dengan rincian 1 Uraian Jabatan Ketua, 13 Uraian Jabatan Pejabat Eselon II, 61 Uraian Jabatan Pejabat Eselon III, 189 Uraian Jabatan Pejabat Eselon IV dan 1.439 Uraian Jabatan Pelaksana. Uraian Jabatan tersebut telah disampaikan pada Sekretaris Jenderal melalui Surat Nomor S6240/BL/2008 tanggal 10 September 2008 untuk dimohonkan ketetapannya melalui Peraturan Menteri Keuangan. b. Penyesuaian Peringkat Jabatan Pada tanggal 20 November 2008, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan No: 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman Penetapan, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana Departemen Keuangan, dengan tujuan untuk menjamin keseragaman dalam melakukan penetapan, penilaian, kenaikan dan penurunan peringkat jabatan pelaksana di lingkungan Departemen Keuangan. Peraturan tersebut terdiri atas ketentuan umum, antara lain mengenai Kompetensi Teknis Pelaksana, yaitu kemampuan, pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki oleh seorang pelaksana yang terkait dengan bidang tugasnya yang menjadi dasar dalam penetapan jabatan dan peringkatnya. Pada prinsipnya, adalah beberapa hal mendasar yang diatur dalam PMK No.: 190/PMK.01/2008, sebagai berikut: Pelaksana yang telah ditetapkan jabatan dan peringkat harus melaksanakan tugas sesuai dengan uraian jabatannya, dan dapat berdasarkan penugasan atasan. Setiap tahun dilakukan penilaian, dengan rekomendasi, naik atau turun! Penurunan peringkat di-design lebih mudah, agar para pelaksana dituntut untuk lebih profesional. Pegawai yang mempunyai commit lebih diutamakan daripada comply. Peringkat maksimal bagi pelaksana adalah grade 12, termasuk bagi mantan eselon I dan II. 3). Pengukuran Beban Kerja Proses pengukuran Analisis Beban Kerja (ABK) di Departemen Keuangan secara umum merupakan kegiatan yang telah dimulai pada tahun 2007 dan telah beberapa kali mengalami penyempurnaan. Pada tahun 2008, kegiatan pengukuran ABK dimulai dengan kegiatan Bimbingan Teknis untuk seluruh unit eselon I dimana untuk Bapepam-LK dilaksanakan pada tanggal 21 – 22 Mei 2008. Selanjutnya pada tanggal 16 – 19 Juni 2008 dilakukan pengolahan data ABK oleh Subbidang ABK yang terdiri atas perwakilan dari masing-masing unit eselon II Bapepam-LK. Hasil pengolahan data beban kerja tersebut menghasilkan besaran beban kerja, besaran efektivitas dan efisiensi unit, prestasi unit dan kebutuhan pegawai yang disarikan dalam tabel di bawah ini:
Halaman 26
Beban Kerja Unit, Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU) dan Prestasi Unit (PU) Bapepam-LK
Sekretariat Badan Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Biro Riset dan Teknologi Informasi Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Biro Pengelolaan Investasi Biro Transaksi dan Lembaga Efek Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Biro Pembiayaan dan Penjaminan Biro Perasuransian
221,708
Jumlah Kebutuhan Pegawai/ Pejabat 143
65,871
44
39
(5)
1.12
A
75,569
50
50
-
1.00
B
64,575
42
38
(4)
1.13
A
67,614
44
44
-
1.02
A
89,092
59
52
(7)
1.14
A
86,903
56
48
(8)
1.20
A
71,626
48
44
(4)
1.08
A
51,812
34
32
(2)
1.07
A
86,640
57
54
(3)
1.06
A
127,291
81
71
(10)
1.19
A
Biro Dana Pensiun
127,995
84
79
(5)
1.08
A
Biro Kepatuhan Internal
31,568
19
21
2
1.00
B
BAPEPAM-LK (TOTAL)
1,168,264
761
706
(55)
1.10
A
Unit Eselon II
Beban Kerja Unit
Jumlah pejabat/ pegawai yang ada 134
EU
PU
(9)
1.10
A
+/-
Dari hasil pengolahan data beban kerja di tabel 1 diperoleh gambaran sebagai berikut : a. perhitungan beban kerja tersebut diperoleh nilai Efektivitas dan Efisiensi Unit keseluruhan Bapepam-LK sebesar 1,10. Nilai tersebut menggambarkan Prestasi Unit yang sangat baik (A). b. Jika jumlah beban kerja sebanyak itu dibagi merata kepada pegawai Bapepam-LK yang sejumlah 706 (Tahun 2007 Bapepam-LK memiliki 784 pegawai, dikurangi 34 pegawai yang diperbantukan dan 44 pegawai yang tugas belajar) akan diperoleh gambaran bahwa masing-masing pegawai/pejabat bekerja efektif rata-rata 7 jam sehari. Hal ini menunjukkan jam kerja efektif pegawai Bapepam-LK lebih tinggi dari jam kerja efektif berdasarkan ketentuan yang berlaku yakni KMK No. 71/KMK.01/1996 tentang Hari dan Jam Kerja di Lingkungan Departemen Keuangan sebesar 6 jam 24 menit per hari. c. Selanjutnya dari 13 (tiga belas) unit eselon II, 11 (sebelas) unit eselon II mendapat nilai EU di atas 1,00. Sementara itu, ada 2 (dua) unit eselon II mendapatkan nilai EU sama dengan 1,00 yaitu Biro Riset dan Teknologi Informasi dan Biro Kepatuhan Internal.
Halaman 27
d. Dari hasil perhitungan beban kerja total akan diperoleh juga gambaran kebutuhan pegawai yaitu 761 orang, sehingga jika diselisihkan dengan jumlah pegawai/pejabat yang ada maka dibutuhkan tambahan pegawai sebanyak 55 orang, dimana sebagian besar diantaranya merupakan kebutuhan di level pelaksana. Total beban kerja Bapepam-LK sejumlah 1,168,264 jam. Dari hasil pengolahan data ABK telah dipaparkan oleh Sekretaris Badan di hadapan Tim Reformasi Birokrasi Pusat pada pertengahan bulan Juli 2008 dan laporan hasil pengolahan ABK telah pula disampaikan kepada Sekretaris Jenderal selaku Ketua TRBP melalui surat nomor S-4500/BL/2008 tanggal 15 Juli 2008 dan kembali disampaikan kepada Ketua Pelaksana Harian TRBP melalui surat nomor S-6958/BL/2008 tanggal 26 September 2008 sebagai bahan rekomendasi dalam penyusunan laporan akhir TRBP yang akan disampaikan kepada Menteri Keuangan. 4). Cascading Depkeu-Wide ke Depkeu-One dan Depkeu-Two Bapepam-LK Aspek finansial yang selama ini dapat dilihat di laporan-laporan keuangan perusahaan hanyalah ibarat kaca spion, tidak ada prediksi ke depan. Para sopir (driver) profesional akan selalu mengandalkan dashboard, dan kian canggih kendaraannya, semakin banyak pula fitur yang ditampilkan. Hal nilah yang melatarbelakangi konsep Balanced Scorecard, yang diperkenalkan David P. Norton dan Robert S. Kaplan di majalah Harvard Business Review edisi Januari-Februari 1992. Sejak istilah Strategy Map atau peta strategi (PS) muncul dan dijelaskan pada buku Strategy Maps, Convesting Intangible Assets Into Tangible Outcomes tahun 2004, instansi pemerintah lebih banyak menggunakan BSC dalam perencanaan strategi (strategic planning) dibandingkan usaha swasta, walau awalnya ditujukan untuk membantu mereka agar tidak melulu mengukur laba (financial perspective) yang bersifat jangka pendek sebagai ukuran keberhasilan. Pada intinya balanced adalah keseimbangan dan score-card adalah angkaangka dalam tabel yang mencakup perspektif keuangan dan perspektif nonkeuangan sebagai berikut: a. Perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan bagaimana pemegang saham memandang perusahaan. b. Perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaan bagaimana customer memandang perusahaan. c. Perspektif internal, untuk menjawab pertanyaan bidang keahlian apa saja yang tersedia dalam perusahaan, dan dapat dikembangkan. d. Perspektif inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah perusahaan mampu berkelanjutan dan menciptakan value. Salah satu departemen yang tidak dapat ditiadakan dalam suatu negara adalah Departemen Keuangan, pada umumnya mengelola Pendapatan Negara, Belanja Negara, Pembiayaan, dan Pasar Modal. Pada dashboards system di lingkungan Departemen Keuangan disebut Depkeu-Wide, dimana Menteri Keuangan bertindak sebagai driver. Pada level Depkeu- One, Pejabat Eselon I bertindak sebagai driver, pada level Depkeu-Two, Pejabat Eselon II bertindak sebagai driver, dan seterusnya hingga ke tingkat individual atau pelaksana. Setiap level mempunyai PS untuk memudahkan penyusunan Sasaran Strategis (SS), yang akan diturunkan (cascading) menjadi Key Performance Indicators (KPIs).
Halaman 28
a. Depkeu-Wide Visi Departemen Keuangan adalah "menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang bertaraf internasional dan dibanggakan masyarakat, serta instrumen bagi proses transformasi bangsa menuju masyarakat adil dan makmur, dan berperadaban tinggi". Berdasarkan visi di atas, ditetapkan pula 2 (dua) Tujuan Strategis (TS) Departemen Keuangan, yaitu: TS.1: “Terwujudnya Departemen Keuangan sebagai lembaga yang memegang teguh prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi dan integritas”. TS.2: “Terwujudnya industri PM dan LKNB sebagai penggerak perekonomian nasional dan berdaya saing global”. Berdasarkan program prioritas Roadmap 2008-2009 dan arahan Menteri Keuangan, saat ini telah disusun lima tema peta strategi dan KPI, yang meliputi tema (i) pendapatan negara, (ii) belanja negara, (iii) pembiayaan APBN, (iv) kekayaan negara, dan (v) pasar modal dan lembaga keuangan non bank. Saat ini jumlah SS yang dikembangkan Departemen Keuangan (DepkeuWide Strategy Map) sejak tahun 2007 tercatat 82 SS dan berhasil mengidentifikasi 161 KPI. b. Depkeu-One Sebagai unit eselon I di lingkungan Departemen Keuangan, Bapepam-LK mengemban thema “pasar modal dan lembaga keuangan non-bank”, dengan visi: “menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan profesional, yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non-bank sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global”. Berdasarkan visi di atas, ditetapkan pula 2 (dua) SS Bapepam-LK, yaitu: TS.1: Meningkatkan produktifitas Bapepam-LK dalam rangka membangun otoritas PM dan LKNB yang amanah dan profesional. TS.2: Mewujudkan kegiatan PM yang wajar, teratur dan efisien serta LKNB yang memenuhi standar prudensial dan efisien. Untuk merealisasikan visi tersebut Bapepam-LK pun telah membangun Rencana Strategis/Roadmap 2005-2009, sebagai acuan bagi pengambilan kebijakan Bapepam-LK. Sebagaimana arahan Ketua, saat ini telah disusun tema peta strategi dan KPI Bapepam-LK, yaitu pasar modal dan lembaga keuangan non bank. Saat ini jumlah sasaran strategi yang dikembangkan oleh Depkeu-One (Bapepam-LK) Strategy Map mencapai 16 SS dan berhasil mengidentifikasi 27 KPI. c. Depkeu-Two Bapepam-LK mempunyai tugas yang sangat heterogen dibandingkan unit eselon I di lingkungan Departemen Keuangan lainnya, yang dapat dilihat dari visi-misi pada level eselon II. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100 Tahun 2008, terdapat 13 unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK. Salah satunya, yaitu: Sekretariat Badan. Sekretariat Badan terdiri atas 5 (lima) unit eselon III, yaitu: Bagian Perencanaan dan Organisasi, Bagian Kepegawaian, Bagian Keuangan, Bagian Kerjasama Internasional dan Hubungan Masyarakat, serta Bagian Umum. Berdasarkan visi di atas, ditetapkan pula 2 (dua) SS Sekretariat Badan, yaitu:
Halaman 29
TS.1: “Terwujudnya kwalitas layanan dan dukungan yang tinggi kepada semua unsur di lingkugan Badan”. TS.2: “Tingkat kepercayaan stake-holder internal dan eksternal” Untuk merealisasikan visi tersebut Bapepam-LK pun telah membangun Rencana Strategis/Roadmap 2005-2009, sebagai acuan bagi pengambilan kebijakan di Sekretariat Badan. Sebagaimana arahan Sekretaris Badan, saat ini telah disusun tema peta strategi dan KPI Sekretaris Badan, yaitu bidang pelayanan. Saat ini jumlah SS yang dikembangkan oleh Sekretaris Badan mencapai 11 SS dan berhasil mengidentifikasi 22 KPIs. 5). Monitoring dan Evaluasi SOP TRBP DEPKEU Sejalan dengan program reformasi birokrasi, Departemen Keuangan telah berhasil menyusun 6.820 Standard Operating Proedures (SOP) dengan 35 SOP terpilih sebagai ”Layanan Unggulan”. Namun penyusunan SOP baru merupakan langkah awal dalam jalan panjang reformasi birokrasi di Departemen Keuangan. Organisasi Departemen Keuangan yang senantiasa berubah ditambah tuntutan stakeholder, mengharuskan kita menyusun SOP yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan. Untuk itulah diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP. Agar pelaksanaan layanan oleh unit organisasi benar-benar dinikmati masyarakat, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 25/KMK.01/2008 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Pusat Departemen Keuangan Tahun Anggaran 2008 ditetapkan Keputusan Sekretaris Jenderal selaku Ketua TRBP Nomor KEP03/TRBP/II/2008 tentang Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi Program Reformasi Birokrasi Pusat Departemen Keuangan Tahun 2008. Selanjutnya demi efektivitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi, diperlukan suatu pedoman yang memuat mekanisme dan instrumen yang jelas dan terukur kepada tiap-tiap SOP. Adapun komponen yang dilakukan penilaian adalah sosialisasi dan internalisasi SOP, pemangku/pelaksana kegiatan, kesinambungan kegiatan, kejelasan prosedur SOP, manfaat dan janji pelayanan. Ketua Pelaksana Harian TRBP telah menugaskan anggota Tim Penyusun Laporan Monev SOP Departemen Keuangan, yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Bagian Perencanaan dan Organisasi untuk melakukan penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyempurnaan Dan Monitoring Bussiness Process Tahun Anggaran 2008. Dengan dilakukannya monitoring maka akan terlihat titik-titik krisis yang harus dievakuasi. Sehingga SOP yang menjadi acuan berkegiatan akan semakin baik dari waktu ke waktu. B. Penataan Organisasi Pembahasan penataan organisasi Bapepam-LK pada tahun 2008 merupakan tindak lanjut dari usulan yang telah disampaikan pada tahun 2007. Rapat pembahasan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April 2008 antara BapepamLK dan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (Biro Organta), Sekretariat Jenderal dengan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan). Pokokpokok yang disepakati dalam pertemuan tersebut antara lain: Menpan pada prinsipnya menyepakati usulan penambahan 1 (satu) Subbagian pada masing-masing Bagian di Biro Pemeriksaan dan Penyidikan dengan pertimbangan beban kerja yang dipikul selama ini terlalu besar. Menpan juga menyepakati usulan penambahan 1 (satu) Bagian dan 3 (tiga) Subbagian di Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum untuk
Halaman 30
mengakomodasi aspek hukum Lembaga Keuangan yang kewenangannya selama ini ada di Sekretariat Jenderal. Selanjutnya pada tanggal 28 Mei 2008 dilaksanakan pertemuan kedua untuk melakukan pembahasan secara rinci mengenai tugas dan fungsi pada Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum. Selain itu dalam rapat tersebut juga disepakati perubahan tugas dan fungsi pada Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan yang pada intinya mengalami perubahan nomenklatur pada Bagian Akuntan, Penilai dan Wali Amanat Pasar Modal menjadi Bagian Akuntan, Penilai, Pemeringkat Efek dan Wali Amanat Pasar Modal. Setelah dilakukan pembahasan dan penelaahan akhir mengenai uraian tugas dan fungsi Biro Pemeriksaan dan Penyidikan, Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, konsep penataan organisasi Bapepam-LK kemudian disampaikan ke Biro Organta, Sekretariat Jenderal yang kemudian ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 11 Juli 2008 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan.
VIII. PASAR MODAL SYARIAH 1.
Implementasi Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah Pada tahun 2008, dalam rangka mewujudkan pengembangan pasar modal syariah sebagaimana telah dicanangkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia hingga tahun 2009, Bapepam-LK telah melakukan 4 hal utama, yaitu pengembangan kerangka hukum, pengembangan produk syariah, sosialisasi tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal dan kerjasama dengan regulator pasar modal negara lain. A. Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal Sejalan dengan prioritas sasaran dan target yang telah ditetapkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009, dalam rangka pengembangan kerangka hukum pasar modal syariah Bapepam-LK secara berkelanjutan melakukan pemantauan terhadap implementasi peraturan terkait dengan penerapan prinsip syariah di pasar modal. Terkait dengan implementasi peraturan syariah yang telah diterbitkan, pada tahun 2008 Bapepam-LK sedang melakukan penyempurnaan peraturan Bapepam-LK nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Di samping itu, Bapepam-LK juga berkontribusi dalam penyusunan fatwa yang terkait dengan pengembangan pasar modal syariah. Pada tahun 2008 DSN-MUI telah menerbitkan 2 fatwa yaitu fatwa DSN-MUI Nomor 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan fatwa DSN-MUI Nomor 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008. Dengan terbitnya fatwa tersebut akan menambah variasi produk syariah dan diharapkan dapat meningkatkan keyakinan investor atas produk syariah di pasar modal. B. Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal Untuk mendorong pengembangan produk berbasis syariah terutama untuk memberikan kesempatan yang lebih luas dalam berinvestasi, pada tahun 2008 Bapepam-LK telah menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) secara periodik sebanyak 2 kali, yaitu melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor 194/BL/2008 pada tanggal 30 Mei 2008 dan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor 494/BL/2008 pada tanggal 28 November 2008. Dalam DES yang diterbitkan pada
Halaman 31
tanggal 28 November 2008, terdapat penambahan Efek Syariah yang masuk DES yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Di samping penerbitan DES periodik tersebut, Bapepam-LK juga telah 21 kali menerbitkan DES insidentil terkait dengan penawaran umum saham dan sukuk Emiten yaitu berupa 15 kali penawaran umum saham dan 6 kali penawaran umum sukuk. Penerbitan DES insidentil ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi reksa dana syariah dan investor lainnya yang memilih produk syariah untuk melakukan pemesanan efek tersebut pada saat masa penawaran umum dilakukan. Sebagai tambahan, dalam rangka lebih memperluas alternatif investasi syariah di pasar modal, pada tahun 2008 Bapepam-LK untuk pertama kalinya memberikan persetujuan kepada PT CIMB-Principal Asset Management sebagai pihak penerbit DES melalui Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor Kep-393/BL/2008 pada tanggal 29 September 2008 C. Sosialisasi Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal Hal penting lainnya yang telah dilakukan Bapepam-LK dalam rangka akselerasi pengembangan pasar modal syariah pada tahun 2008 ini adalah program sosialisasi. Momentum partisipasi dalam Festival Ekonomi Syariah (FES) pada awal tahun 2008 yang dilaksanakan pada tanggal 16-20 Januari 2008 di Jakarta Convention Centre (JCC) dijadikan langkah awal Bapepam-LK merealiasikan program sosialisasi tersebut. Selanjutnya, Bapepam-LK telah melakukan beberapa kegiatan sosialisasi baik yang dilakukan kepada pelaku pasar modal (AEI, APRDI, ABKI, dan lain-lain) maupun kalangan perguruan tinggi (Yogyakarta, Surabaya, Padang, Lampung, Semarang dan lain-lain). Selain itu, Bapepam-LK juga telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bapepam-LK dengan IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 13 Mei 2008. D. Kerja Sama dengan Regulator Pasar Modal Negara lain Pada tanggal 30 Oktober 2008 telah dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Bapepam-LK dengan Securities Commission Malaysia, di Bali. LoI ini bertujuan untuk melakukan pengkajian bersama dalam rangka pengembangan produk Reksa Dana Syariah. E. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal. Sejak awal tahun sampai dengan tanggal 17 Desember 2008 terdapat 6 Emiten yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk menawarkan Sukuk dengan total nominal emisi sebesar Rp 1,69 triliun. Hal ini berarti jumlah penerbitan Sukuk telah meningkat sebesar 28,57% dari 21 Sukuk pada akhir tahun 2007 menjadi 27 Sukuk pada akhir tahun 2008. Sedangkan total nilai nominal tumbuh sebesar 52,32% dari Rp 3,23 triliun pada akhir tahun 2007 menjadi Rp 4,92 triliun pada akhir tahun 2008. Selanjutnya, dari total Emiten yang telah menerbitkan sukuk tersebut, sejumlah 21 Sukuk dengan total nilai nominal sebesar Rp 4,28 triliun masih beredar dan 6 Sukuk dengan total nilai nominal sebesar Rp 0,64 triliun telah dilunasi. SUKUK YANG MASIH BEREDAR PADA TAHUN 2008 Per 17 Desember 2008 NO 1
NAMA SUKUK Obligasi Syariah I Subordinasi Bank Muamalat Tahun 2003
STRUKTUR /AKAD Mudharabah
EMITEN PT Bank Muamalat Tbk
TANGGAL EFEKTIF
TANGGAL JATUH TEMPO
15-Jul-03
15-Jul-10
NILAI NOMINAL (Rp) 200,000,000,000
Halaman 32
2
Obligasi Syari'ah Mudharabah PTPN VII Tahun 2004
Mudharabah
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
18-Mar-04
26-Mar-09
75,000,000,000
3
Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004
Ijarah
PT Matahari Putra Prima Tbk
28-Apr-04
11-May-09
150,000,000,000
4
Obligasi Syariah Ijarah Sona Topas T. Industry Tahun 2004
Ijarah
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
14-Jun-04
28-Jun-09
52,000,000,000
Ijarah
PT Indorent
01-Nov-04
11-Nov-09
100,000,000,000
Ijarah
PT Berlina Tbk
02-Dec-04
15-Dec-09
85,000,000,000
5 6
Obligasi Syariah Ijarah Indorent I Tahun 2004 Obligasi Syari'ah Ijarah Berlina I Tahun 2004
7
Obligasi Syari'ah Ijarah I HITS Tahun 2004
Ijarah
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
10-Dec-04
17-Dec-09
122,000,000,000
8
Obligasi Syariah Ijarah Apexindo Pratama Duta I Tahun 2005
Ijarah
PT Apexindo Pratama Duta
30-Mar-05
8-Apr-10
240,000,000,000
Ijarah
PT Indosat Tbk
21-Jun-05
21-Jun-11
285,000,000,000
29-Jun-05
12-Jul-10
60,400,000,000
21-Jun-06
21-Jun-16
200,000,000,000
29-May-07
29-May-14
400,000,000,000
25-Jul-07
3-Jul-12
200,000,000,000
6-Jul-07
6-Jul-12
125,000,000,000
10-Jul-07
10-Jul-17
300,000,000,000
9 10
Obligasi Syariah Ijarah Indosat Tahun 2005 Obligasi Syariah Ijarah I Ricky Putra Globalindo Tahun 2005
11
Obligasi Syariah Ijarah PLN I Tahun 2006
Ijarah
12
Sukuk Ijarah Indosat II Th 2007
Ijarah
13 14 15 16 17
PT Ricky Putra Globalindo Tbk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Indosat Tbk
Ijarah
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 Sukuk Mudharabah I Adhi Tahun 2007 Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007 Sukuk Ijarah Indosat III tahun 2008 Sukuk Mudharabah I Mayora Indah tahun 2008
Ijarah Mudharabah
PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Ijarah
PT PLN(Persero)
Ijarah
PT Indosat Tbk
27-Mar-08
9-Apr-13
570,000,000,000
Mudharabah
PT Mayora Indah Tbk
28-May-08
5-Jun-13
200,000,000,000
18
Sukuk Ijarah I Summarecon Agung tahun 2008
Ijarah
PT Summarecon Agung Tbk
25-Jun-08
5-Jun-13
200,000,000,000
19
Sukuk Ijarah Metrodata Electronics I tahun 2008
Ijarah
PT Metrodata Electronics Tbk
26-Jun-08
4-Jul-13
100,000,000,000
20
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I tahun 2008
Ijarah
PT Aneka Gas Industri Tbk
26-Jun-08
8-Jul-13
220,000,000,000
21
Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank Muamalat Tahun 2008
Mudharabah
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk
30-Jun-08
10-Oct-18
400,000,000,000
TOTAL NILAI NOMINAL
4,284,400,000,000
SUKUK YANG SUDAH DILUNASI PADA TAHUN 2008 Per 17 Desember 2008 NO 1
NAMA SUKUK
STRUKTUR/ AKAD
EMITEN
TANGGAL EFEKTIF
TANGGAL JATUH TEMPO
NILAI NOMINAL (Rp)
Obligasi Syari'ah Mudharabah Ciliandra Perkasa Tahun 2003
Mudharabah
PT Ciliandra Perkasa
26-Sep-03
26-Sep-08
60.000.000.000
Halaman 33
2 3 4 5 6
Obligasi Syari'ah Mudharabah Indosat Tahun 2002 Obligasi Syari'ah Mudharabah Berlian Laju Tanker Thn 2003 Obligasi Syariah Ijarah Citra Sari Makmur I Tahun 2004 Obligasi Syari'ah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 Obligasi Syariah Mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun 2003
Mudharabah
PT Indosat Tbk
6-Nov-02
6-Nov-07
175.000.000.000
Mudharabah
PT Berlian Laju Tanker Tbk
28-May-03
28-May-08
60.000.000.000
Ijarah
PT Citra Sari Makmur
9-Jul-04
9-Jul-09
100.000.000.000
Mudharabah
PT Bank Bukopin Tbk
30-Jun-03
10-Jul-08
45.000.000.000
Mudharabah
PT Bank Syariah Mandiri
22-Oct-03
31-Oct-08
200.000.000.000
TOTAL NILAI NOMINAL
640.000.000.000
Sementara itu, dalam periode yang sama terdapat 12 Reksa Dana Syariah yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK, dan 2 Reksa Dana Syariah yang telah dibubarkan yaitu Reksa Dana Batasa Investa Haji dan Manulife Syariah Amanah Andalan. Dengan demikian sampai dengan tanggal 17 Desember 2008 jumlah Reksa Dana Syariah adalah 36 Reksa Dana Syariah. Hal ini berarti jumlah Reksa Dana Syariah telah meningkat sebesar 38,46% dari 26 Reksa Dana Syariah pada akhir tahun 2007 menjadi 36 Reksa Dana Syariah pada tahun 2008. Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah pada tanggal 17 Desember 2008 sebesar Rp 1,814 triliun, menurun 17,72% dibandingkan total NAB pada akhir tahun 2007 sebesar Rp 2,20 triliun. Penurunan ini secara signifikan terjadi pada triwulan akhir tahun 2008 yang dipengaruhi oleh krisis keuangan global. PROFIL REKSADANA SYARIAH TAHUN 2008 Per 17 Desember 2008 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
REKSADANA PNM Syariah Danareksa Syariah Berimbang Batasa Syariah PNM Amanah Syariah Mandiri Investa Syariah Berimbang Big Dana Muamalah Haji Syariah Amanah Syariah Fund Capital Syariah Fleksi IPB Syariah Indeks Danareksa Indeks Syariah BNI Dana Syariah BNI Danaplus Syariah CIMB-Principal Islamic Balanced Growth Syariah (d/h Kausar Balanced Growth Syariah) Mega Dana Syariah Euro Peregrine Syariah Balanced Plus
TANGGAL EFEKTIF
NILAI AKTIVA BERSIH (Rp)
15 Mei 2000 01 Desember 2000 21 Juli 2003 26 Agustus 2004 14 Oktober 2004 29 Oktober 2004 13 Januari 2005 17 Juni 2005 08 Agustus 2005 14 Desember 2005 17 Maret 2006 21 April 2006 21 April 2006 12 September 2006
94.324.160.202,98 32.739.889.833,48 0 66.995.347.584,76 107.598.147.813,02 28.478.782.202,62 44.804.861.497,75 30.630.724.291,00 21.684.447.817,51 54.519.923.911,06 101.511.286.263,06 45.654.283.893,99 6.413.626.782,09 34.190.383.047,45
02 Nopember 2006 29 Nopember 2006
76.061.651.953,49 1.091.819.243,44
Halaman 34
17 18 19 20 21 22 23 24
TRIM Syariah Berimbang TRIM Syariah Saham Syariah Batasa Kombinasi Syariah Fortis Pesona Amanah Mega Dana Obligasi Syariah Si Dana Saham Syariah PNM Ekuitas Syariah CIMB Islamic Equity Growth Syariah
26 Desember 2006 26 Desember 2006 22 Maret 2007 09 April 2007 21 Mei 2007 16 Juli 2007 26 Juli 2007 06 Agustus 2007
73.461.687.452,83 98.084.644.284,80 10.903.276.775,53 85.489.298.925,00 7.180.427.014,86 33.072.072.547,54 137.746.101.357,00 146.282.290.577,41
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Mandiri Investa Atraktif-Syariah Syariah Fortis Equitra Amanah Cipta Syariah Balance Cipta Syariah Equity Batasa Equity Syariah BNIS Saham Syariah Batavia Proteksi Syariah Mataram Mega Dana Saham Syariah Syariah Batasa Sukuk TRIM Syariah Sukuk Optima Campuran Syariah Optima Obligasi Syariah
19 Desember 2007 24 Maret 2008 16 April 2008 16 April 2008 18 April 2008 04 Juli 2008 20 Agustus 2008 03 September 2008 03 September 2008 15 Oktober 2008 10 Nopember 2008 10 Nopember 2008
204.768.582.098,40 130.442.493.755,00 19.703.290.418,70 14.442.359.557,74 4.236.917.699,75 253.503.774,34 27,015,794,040.24 1.002.781.239,91 69.455.916.449,12 4.547.568.934,80 0 0
Sumber Data: E-Monitoring Reksa Dana
Total NAB
1.814.788.343.240,67
IX.
UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK
1.
Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK Dalam kurun waktu Januari 2008 sampai dengan Desember 2008, Biro Kepatuhan Internal telah melakukan kegiatan antara lain: - Penyelesaian penelaahan dan penilaian kepatuhan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Biro Perasuransian, Biro Dana Pensiun, dan Biro Pengelolaan Investasi serta pemantauan terhadap rekomendasi hasil penelaahan dan penilaian tahun 2007; - Pengidentifikasian, pengevaluasian dan penyusunan Risk Register terhadap proses bisnis Unit-unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK melalui walkthrough; - Pelaksanaan audit khusus pada beberapa unit eselon II di lingkungan BapepamLK terkait dugaan pelanggaran disiplin dan kode etik pegawai; - Pemantauan mingguan terhadap pelaksanaan tugas strategis dari unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK; - Penyusunan SOP pengaduan terkait pegawai Bapepam-LK (Whistleblowing Mechanism) dan SOP Investigasi Internal Bapepam-LK; - Penyusunan draft Pakta Integritas; - Penyusunan draft mekanisme Risk Management di lingkungan Bapepam-LK; - Penyusunan pedoman kerja audit (audit manual) bagi auditor di lingkungan Biro Kepatuhan Internal dalam rangka meningkatkan kualitas dan obyektifitas dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya;
Halaman 35
-
-
-
Penyusunan draft Sistem Pengendalian Intern Biro Kepatuhan Internal yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; Pelaksanaan Survey Kepuasan Stakeholder Bapepam-LK; Peningkatan capacity building pegawai di Biro Kepatuhan Internal melalui: a. pengiriman 5 (lima) pegawai Biro Kepatuhan Internal untuk study visit di Securities Commission, Malaysia pada Bulan Juni 2008 dengan agenda materi sebagai berikut: 1. Capital Market Statistics 2. Human Capital Management; 3. Internal Audit-Overview, Approach, Process, and Consideration for Enhancement; 4. Knowledge Management; 5. Organization and Effectiveness; 6. Risk Management; dan 7. Strategy and Research. b. Pelatihan berkelanjutan terkait peningkatan kompetensi auditor di lingkungan Biro Kepatuhan Internal pada Bulan Nopember 2008. Koordinasi dengan unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK dalam penyusunan Key Performance Indicator (KPI) dengan metode Balanced Scorecard.
2.
Program Penjajakan Minat dan Karir Alumni Universitas Negeri di Indonesia Departemen Keuangan pada tahun 2008 ini telah melakukan Penerimaan Pegawai Tingkat Sarjana Tahun 2008. Dalam rangka mendukung rencana penerimaan pegawai tersebut, Bapepam-LK bekerja sama dengan tim konsultan TAMF HR melaksanakan salah satu kegiatan dari Direct Recruitment Graduate Program melalui program penjajakan minat dan karir alumni universitas negeri di Indonesia untuk bergabung pada Bapepam-LK. Adapun tujuan dilaksanakan penjajakan minat dan karir alumni universitas negeri di Indonesia tersebut adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akademisi terhadap keberadaan dan peran aktif institusi bapepam-LK di dalam perkembangan pasar modal dan lembaga keuangan bukan bank di Indonesia, dan memperkuat sumber daya manusia internal di lingkungan Bapepam-LK. Bapepam-LK telah melakukan kunjungan ke 11 Universitas Negeri terkait dengan program tersebut, yaitu a. Universitas Sebelas Maret b. Institut Teknologi Bandung c. Universitas Padjajaran d. Universitas Airlangga e. Universitas Sumatera Utara f. Institut Pertanian Bogor g. Universitas Hasanudin h. Universitas Indonesia i. Universitas Brawijaya j. Universitas Diponegoro k. Universitas Gadjah Mada
3.
Pelaksanaan Assessment Center
Halaman 36
Dalam rangka menindaklanjuti Program Assessment Center sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi yang telah mulai dijalankan sejak tahun 2007, serta sebagaimana menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 47/PMK.01/2008 tentang Assessment Center Departemen Keuangan dan Peraturan Sekretariat Jenderal Nomor: 55/SJ/2008 tentang Pelaksanaan Assessment Center Departemen Keuangan, maka tiap-tiap unit Eselon I diwajibkan untuk membentuk, membangun, dan menyelenggarakan Assessment Center bagi Pejabat Eselon IV dan Pejabat dibawahnya. Tujuan Assessment Center adalah untuk memperoleh profil kompetensi setiap Pegawai Negeri Sipil di Departemen Keuangan, cq. Bapepam-LK dalam rangka perencanaan karir, mutasi jabatan, dan pengembangan pegawai berbasis kompetensi. Bapepam-LK sebagai salah satu unit Eselon I di lingkungan Departemen Keuangan telah melakukan pilot project Assessment Center pada tanggal 16 Desember 2008, di mana pada kegiatan tersebut kami telah meng-assess 12 Pejabat Eselon IV 4.
Pelaksanaan Program Orientasi (Induction) bagi pegawai baru lulusan Diploma I dan III Keuangan STAN Bapepam-LK pada tahun 2008 ini telah menerima 31 pegawai baru lulusan Diploma I dan III Keuangan STAN yang mulai aktif per 1 Desember 2008. Selanjutnya, guna memberikan pemahaman tentang tugas, pokok, dan fungsi (Tupoksi) serta proses bisnis Bapepam-LK, maka Bagian Kepegawaian menyelenggarakan Program Orientasi (Induction). Materi dalam Program Orientasi tersebut diberikan oleh para wakil dari masing-masing unit kerja di Bapepam-LK.
5.
Pelayanan Informasi Publik dan Penanganan Pengaduan a. Bidang Pasar Modal Sepanjang tahun 2008, Bapepam-LK telah menerima 25 kunjungan yang terdiri dari 22 kunjungan dari Perguruan Tinggi/Sekolah, 2 kunjungan dari Anggota DPRD, dan 1 kunjungan dari calon Emiten. Bapepam-LK telah menerbitkan surat keterangan riset kepada 49 pihak yang telah melakukan penelitian tentang pasar modal di Bapepam-LK, serta melayani 295 pihak yang datang langsung ke Bapepam-LK untuk mendapatkan informasi dan penjelasan, 285 Pertanyaan masyarakat mengenai pasar modal melalui telepon dan 292 pertanyaan melalui email. Selama tahun 2008, Bapepam-LK juga telah mengirimkan pembicara atau narasumber dalam kuliah umum sebanyak 8 kali, 9 kali dalam workshop, serta telah berpartisipasi dalam pameran pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebanyak 4 kali. Pada tahun 2008 Sekretariat Badan melalui Sub Bagian Pengaduan telah menerima sejumlah 106 pengaduan baik secara langsung (dari 52 pihak) maupun tertulis baik melalui surat, fax maupun email (dari 54 pihak) dimana seluruh pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti oleh biro teknis terkait. Adapun substansi pengaduan yang diterima terkait dengan industri Reksa Dana dan Pengelolaan Dana (discrecionary funds), sengketa dengan Perantara Pedagang Efek, indikasi investasi ilegal, klaim asuransi dan sengketa keperdataan. Pada tahun 2008 Sekretariat Badan telah mensosialisasikan kepada seluruh biro teknis atas revisi Standar Operasi dan Prosedur Penanganan Pengaduan yang bertujuan agar penanganan pengaduan dapat lebih terpadu, responsif dan akuntabel. Bapepam-LK telah menangani 25 pengaduan nasabah terkait dengan Perusahaan Efek. Dari 25 pengaduan tersebut ditindaklanjuti dengan pemeriksaan teknis kepada 4 Perusahaan Efek yang diadukan. Hingga saat ini, pemeriksaan teknis
Halaman 37
yang telah diselesaikan berjumlah 4 Perusahaan Efek karena ditemukan adanya beberapa pelanggaran atas ketentuan perundang-undangan pasar modal. Hingga akhir tahun 2008, pengaduan yang telah diselesaikan penanganannya tanpa pemeriksaan teknis berjumlah 8 pengaduan, sementara sejumlah 13 pengaduan masih dalam proses penanganan. b. Bidang Dana Pensiun Sampai dengan Desember 2008, jumlah surat terkait pengaduan dan pelayanan informasi yang masuk adalah 85 surat. Dari 85 surat tersebut, 77 surat diantaranya sudah dibalas. Bapepam-LK meraih juara ke-3 dalam lomba Anugerah Media Humas yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Kehumasan Lembaga Pemerintah (Bakohumas) dengan kategori Laporan Tahunan Pemerintah Pengumuman pemenang lomba Anugerah Media Humas tersebut diselenggarakan dalam kegiatan Pertemuan Tahunan Bakohumas yang diselenggarakan di Regency Batam, pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2008. X.
PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK
1.
Perasuransian Jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia per 19 Desember 2008 adalah 382 perusahaan yang terdiri atas 140 perusahaan asuransi, 4 perusahaan reasuransi, dan 238 perusahaan penunjang usaha asuransi. Perusahaan asuransi terdiri dari 45 perusahaan asuransi jiwa, 90 perusahaan asuransi kerugian, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial & Jamsostek, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS dan TNI & Polri. Perusahaan penunjang usaha asuransi terdiri dari 153 perusahaan pialang asuransi, 15 perusahaan pialang reasuransi, 28 perusahaan penilai kerugian asuransi, 32 perusahaan konsultan aktuaria, dan 10 perusahaan agen asuransi. a. Pemberian Izin Usaha Perusahaan Perasuransian selama tahun 2008 Selama tahun 2008 Biro Perasuransian telah memberikan izin usaha kepada 10 perusahaan perasuransian, terdiri dari: - Pialang Asuransi : 6 perusahaan; - Konsultan Aktuaria : 1 perusahaan; - Penilai Kerugian Asuransi : 1 perusahaan; - Agen Asuransi : 2 perusahaan. b. Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Perasuransian selama tahun 2008 Selama tahun 2008 Biro Perasuransian telah mencabut izin usaha 19 perusahaan perasuransian, terdiri dari: - Perusahaan Asuransi Jiwa : 1 perusahaan; - Perusahaan Asuransi Kerugian : 2 perusahaan - Perusahaan Pialang Asuransi/Reasuransi : 7 perusahaan; - Penilai Kerugian : 6 perusahaan; - Konsultan Aktuaria : 3 perusahaan. c. Perkembangan Kekayaan, Investasi Dan Premi Industri Asuransi
Halaman 38
Sampai dengan September tahun 2008, laju pertumbuhan industri asuransi komersial (asuransi jiwa, asuransi kerugian, dan reasuransi) dan non komersial (asuransi sosial, asuransi PNS, dan asuransi TNI dan polisi) di Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh pertumbuhan kekayaan, investasi, dan perolehan premi. Selama periode tersebut, kekayaan industri asuransi tumbuh rata-rata sebesar 20,7% per tahun, dari sebesar Rp 94,1 triliun pada tahun 2003 menjadi sebesar Rp 236,07 triliun pada September tahun 2008. d. Perkembangan Asuransi Komersial Pertumbuhan industri asuransi komersial dari tahun 2003 s.d. September tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Selama periode tersebut, kekayaan industri asuransi komersial tumbuh rata-rata sebesar 22% per tahun, dari sebesar Rp 50,1 triliun pada tahun 2003 menjadi sebesar Rp 136,06 triliun pada September tahun 2008. Dari jumlah kekayaan yang dimiliki asuransi komersial pada September tahun 2008, sebesar Rp 115,25 triliun berupa penempatan dalam berbagai jenis instrumen investasi. Jumlah investasi tersebut hanya meningkat sebesar 3% dibanding dengan tahun 2007. Selama tahun 2003 s/d. September tahun 2008, total investasi mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 25,48% per tahun, dari sebesar Rp 38,03 triliun menjadi sebesar Rp 115,25 triliun. Dalam periode tahun 2003 s.d. 2007, premi asuransi jiwa meningkat sebesar 233%, dari Rp 13,6 triliun menjadi Rp 45,58 triliun. Pesatnya pertumbuhan premi asuransi jiwa dimotori oleh berkembangnya produk-produk yang mengandung unsur investasi. Sementara itu, perkembangan premi asuransi kerugian cukup lamban seiring dengan lambannya pertumbuhan ekonomi riil. Dalam periode 2003-2007, premi asuransi kerugian hanya meningkat sebesar 49%, dari Rp 12,7 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 18,9 triliun pada tahun 2007. Lambannya pertumbuhan premi asuransi kerugian kemungkinan disebabkan tidak adanya obyek asuransi baru sehingga kenaikan premi asuransi kerugian diindikasikan disebabkan oleh kenaikan nilai uang pertanggungan yang dipengaruhi oleh inflasi. Dengan demikian, secara keseluruhan premi asuransi komersial tumbuh sebesar rata-rata 23,3% per tahun, dari Rp 26,4 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp64,4 triliun pada tahun 2007. Pada tahun 2003 s.d. tahun 2007, klaim yang dibayar asuransi jiwa meningkat sebesar 203%, dari sebesar Rp 6,4 triliun pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp 19,67 triliun pada tahun 2007. Sedangkan klaim yang dibayarkan asuransi kerugian meningkat sebesar 73% per tahun, dari sebesar Rp 5,5 triliun pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp 9,49 triliun pada tahun 2007. Dengan demikian, secara keseluruhan klaim asuransi komersial meningkat sebesar 144%, yaitu dari Rp 11,9 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 29,2 triliun pada tahun 2007. e. Asuransi Syariah Sampai dengan tahun 2008, usaha asuransi syariah terus mencatat pertumbuhan setiap tahunnya, yang antara lain ditunjukkan oleh jumlah perusahaan, perkembangan premi, dan perkembangan kekayaan yang dimiliki. Pertumbuhan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang menyelenggarakan usaha syariah ditunjukkan antara lain dalam tabel di bawah ini: Perkembangan Jumlah Perusahaan Yang Menyelenggarakan Usaha Dengan Prinsip Syariah
Halaman 39
Tahun 2004 –Desember 2008 Keterangan
2004
2005
2006
2007
2008
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah Perusahaan Asuransi Kerugian yang memiliki Unit Syariah Perusahaan Reasuransi yang memiliki Unit Syariah
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
3
8
9
12
13
11
13
15
19
19
1
2
3
3
3
18
26
30
37
38
JUMLAH
Market Share Perusahaan Asuransi Syariah 2006 – September 2008 (Dalam Milyar Rupiah) Market Share Perusahaan Asuransi Syariah (dalam milyar) No.
Keterangan
I.
II.
Premi Bruto (Rp)
Klaim (Rp)
Asset (Rp)
2006
2007
2008*
2006
2007
2008*
2006
2007
2008*
Seluruh Asuransi Jiwa
27.498,29
48.502,00
40.797,51
14.623,58
20.829,35
23.818,36
71.034,09
100.652,47
103.370,53
Asuransi Jiwa Syariah
282,09
511,37
817,78
99,76
194,19
222,26
614,39
927,09
1.117,90
1,03%
1,05%
2,00%
0,68%
0,93%
0,93%
0,86%
0,91%
1,08%
16.628,20
20.020,43
17.897,73
7.819,75
9.995,57
7.852,54
24.982,30
29.357,22
32.697,77
216,85
294,18
361,92
88,48
118,40
142,52
336,05
491,28
611,37
1,30%
1,47%
2,02%
1,13%
1,18%
1,81%
1,35%
1,67%
1,87%
Persentase Asuransi Syariah Seluruh Asuransi Kerugian dan Reasuransi Asuransi Kerugian dan Reasuransi Syariah Persentase Asuransi Kerugian dan Reasuransi Syariah
f.
Produk Unit Link Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (unit link) pada tahun 2008 adalah sebanyak 24 perusahaan
g. Pencatatan Produk Asuransi Baru Dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran Melalui Bank (Bancassurance) Tahun 2008 Jumlah permohonan persetujuan untuk memasarkan produk asuransi baru dari perusahaan asuransi jiwa dan asuransi kerugian pada tahun 2008 adalah sebanyak 401 produk asuransi. Dari total permohonan persetujuan produk asuransi baru tersebut jumlah yang disetujui adalah sebanyak 233 produk baru, 12 di antaranya merupakan produk asuransi syariah. Adapun jumlah permohonan untuk memasarkan produk asuransi melalui kerjasama dengan bank (bancassurance) dari perusahaan asuransi pada tahun
Halaman 40
2008 adalah sebanyak 49. Dari total permohonan tersebut, jumlah yang telah disetujui adalah sebanyak 25 permohonan, 1 di antaranya merupakan persetujuan bancassurance untuk memasarkan produk asuransi syariah. h. Pengawasan Perusahaan Perasuransian 1) Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Berdasarkan laporan keuangan tahun 2007 dan laporan triwulan tahun 2008, jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang memenuhi ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas terdapat pada tabel sebagai berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Memenuhi Ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan Jenis Perusahaan Asuransi
2007
Kuartal I 2008
Kuartal II 2008
Kuartal III 2008
Perusahaan Asuransi Jiwa
42
36
36
36
Perusahaan Asuransi Kerugian
88
87
87
86
Perusahaan Reasuransi
4
4
4
4
Sedangkan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas terdapat pada tabel berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Batas Tingkat Solvabilitas Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan Jenis Perusahaan Asuransi
2007
Kuartal I 2008
Kuartal II 2008
Kuartal III 2008
Perusahaan Asuransi Jiwa
4
9
10
9
Perusahaan Asuransi Kerugian
5
5
4
4
Perusahaan Reasuransi
-
-
-
-
Selain harus memenuhi ketentuan tantang tingkat solvabilitas, Perusahaan Asuransi dan Perusahaan reasuransi juga harus memenuhi ketentuan Perimbangan Investasi. Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang memenuhi ketentuan tersebut adalah seperti terdapat pada tabel berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Memenuhi Ketentuan Tentang Perimbangan Investasi Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan Jenis Perusahaan Asuransi
2007
Kuartal I 2008
Kuartal II 2008
Kuartal III 2008
Perusahaan Asuransi Jiwa
46
43
43
42
Perusahaan Asuransi Kerugian
90
90
88
91
Halaman 41
Perusahaan Reasuransi
4
4
4
4
Adapun jumlah perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi ketentuan perimbangan investasi adalah seperti tertera pada tabel berikut: Jumlah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Tentang Perimbangan Investasi
Jenis Perusahaan Asuransi
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan 2007
Kuartal I 2008
Kuartal II 2008
Kuartal III 2008
Perusahaan Asuransi Jiwa
-
3
3
3
Perusahaan Asuransi Kerugian
-
2
1
1
Perusahaan Reasuransi
-
-
-
-
2) Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi Di tahun 2008, tingkat kepatuhan Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi terhadap ketentuan tentang premi yang belum disetor selama tahun 2008, adalah sebagai berikut: Jumlah Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Tentang Premi Yang Belum Disetor Jumlah Perusahaan Berdasarkan Laporan Keuangan
Jenis Perusahaan
i.
Tahunan 2007
Semester II 2007
Semester I 2008
Perusahaan Pialang Asuransi
-
6
6
Perusahaan Pialang Reasuransi
1
1
2
Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2008, Biro Perasuransian telah melakukan pemeriksaan terhadap 53 perusahaan perasuransian dengan perincian sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian Jenis Perusahaan Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian
Rutin 2 14
Jenis Pemeriksaan Khusus Kantor Khusus Cabang 4 14 2 14
Total 20 30
Halaman 42
Perusahaan Reasuransi Pialang Asuransi Pialang Reasuransi Total j.
0 2 1
0 0 0
0 0 0
0 2 1
19
6
28
53
Sanksi Terhadap Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2008, sanksi yang diberikan kepada perusahaan asuransi dan perusahaan penunjang usaha asuransi akibat belum dipatuhinya ketentuan yang berlaku oleh perusahaan yang bersangkutan, masih cukup banyak. Hal tersebut terlihat dari data pengenaan sanksi terhadap perusahaan perasuransian sebagaimana tercantum dalam table berikut: Pengenaan, Pencabutan, dan Pembatalan Sanksi Selama Tahun 2008 No.
Jenis Sanksi
Pengenaan Sanksi Administratif dan Denda 1. Sanksi Peringatan I 2. Sanksi Peringatan II 3. Sanksi Peringatan III 4. Sanksi Peringatan I dan Terakhir 5. Sanksi Peringatan II dan Terakhir 6. Pembatasan Kegiatan Usaha 7. Penegasan Pembatasan Kegiatan Usaha 8. Sanksi Peringatan I Otomatis 9. Sanksi Peringatan I dan Denda 10. Sanksi Peringatan II dan Denda 11. Sanksi Peringatan II dan Terakhir serta Denda 12. Denda 13. Penegasan Sanksi Denda Total Pencabutan Sanksi 1. Pencabutan Sanksi Peringatan I 2. Pencabutan Sanksi Peringatan II 3. Pencabutan Sanksi Peringatan III 4. Pencabutan Sanksi Peringatan I dan Terakhir 5. Pencabutan Sanksi Peringatan II dan Terakhir 6. Pencabutan Pembatasan Kegiatan Usaha Total Pembatalan Sanksi Administratif 1. Pembatalan Sanksi Peringatan I 2. Pembatalan Sanksi Peringatan II
Perusahaan Asuransi
Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi
Total
73 12 7 6 1 1 97 1 12 1
95 45 22 22 4 17 5 41 -
168 57 29 28 4 18 6 138 1 12 1
211
251
462
76 2 6 5 -
64 14 12 8 1 13
140 16 18 13 1 13
89
112
201
12 -
2 1
14 1
Halaman 43
3.
Pembatalan Pembatasan Kegiatan Usaha Total
2.
-
1
1
12
4
16
Dana Pensiun A. Perkembangan Industri Dana Pensiun a. Sampai dengan Desember 2008, jumlah Dana Pensiun di Indonesia adalah sebanyak 281 Dana Pensiun yang terdiri dari: Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) sebanyak 255 Dana Pensiun dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebanyak 26 Dana Pensiun. Dari 255 Dana Pensiun Pemberi Kerja, 216 Dana Pensiun diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), dan sisanya sebanyak 39 Dana Pensiun menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). b. Sementara itu, jumlah Dana Pensiun yang bubar sepanjang tahun 2008 tercatat sebanyak 11 Dana Pensiun. B. Regulasi di Bidang Dana Pensiun a. Tanggal 7 Agustus 2008, telah diterbitkan Peraturan Ketua Bapepam-LK Nomor: PER-04/BL/2008 tentang Sistem Pengawasan Dana Pensiun Berbasis Risiko. b. Tanggal 5 Desember 2008 telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun. c. Selain itu, selama tahun 2008 terdapat penyusunan dan pembahasan atas konsep/draft Peraturan Menteri Keuangan, yang terdiri dari: 1) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun Pemberi Kerja. 2) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pengesahan Pendirian Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 3) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pembubaran Dana Pensiun. 4) Peraturan Menteri Keuangan mengenai Penggabungan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 5) Peraturan Ketua Bapepam-LK tentang Penilaian Investasi Dana Pensiun. C. Aktivitas Pengawasan a. Sampai dengan Desember 2008 telah diselesaikan 57 pengesahan Menteri, yang terdiri dari 4 Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun, 42 Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun, dan 11 Pengesahan Pembubaran Dana Pensiun. b. Selain pengesahan, juga telah diberikan 34 persetujuan Menteri, yang terdiri dari 11 Persetujuan Rencana Kerja dan Tata Cara Penyelesaian Likuidasi Dana Pensiun, 12 Persetujuan Perpanjangan Rencana Kerja dan Tata Cara Penyelesaian Likuidasi Dana Pensiun, dan 11 Persetujuan Penyelesaian Likuidasi Dana Pensiun.
Halaman 44
c. Selama tahun 2008, telah dilakukan analisis laporan berkala terhadap 233 dana pensiun. Dari jumlah tersebut, 199 dana pensiun telah dianalisis dengan menggunakan Aplikasi Analisis Dasar dan 34 dana pensiun telah dianalisis dengan menggunakan alat analisis Sistem Pemeringkatan Risiko (SPERIS). Selain itu, juga telah dilakukan analisis khusus atas beberapa dana pensiun. Untuk kegiatan analisis laporan non berkala terutama analisis atas sertifikasi pengurus dan pelaksana tugas pengurus selama tahun 2008, sebanyak 92% pengurus dan pelaksana tugas pengurus dana pensiun telah memiliki sertifikat pengetahuan dasar di bidang Dana Pensiun. Dari kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan selama tahun 2008, jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung (LHPL) yang diproses adalah sebanyak 140 laporan dengan total rekomendasi sebanyak 1.945 butir. Selama periode tersebut, sebanyak 1.014 rekomendasi LHPL selesai ditindaklanjuti oleh dana pensiun. d. Kegiatan pemeriksaan dalam periode tahun 2008 telah dilakukan terhadap 57 Dana Pensiun, terdiri atas 48 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan 9 Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Realisasi kegiatan pemeriksaan tahun 2008 dimaksud telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Sejak disempurnakan sistem pengawasan Dana Pensiun, terhitung mulai bulan September 2008 pemeriksaan Dana Pensiun telah dilakukan dengan berbasis risiko. Dari 57 Dana Pensiun yang diperiksa, sebanyak 15 pemeriksaan Dana Pensiun dilakukan dengan menggunakan metode berbasis risiko.
3.
Pembiayaan dan Penjaminan a. Lembaga Penjaminan Penyusunan Rancangan Undang-undang Dengan terjadinya krisis keuangan global yang mengancam stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional serta dalam rangka menjalankan amanat Pasal 11 ayat (5) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) tanggal 15 Oktober 2008. Perpu tersebut sebagai landasan hukum yang kuat dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis keuangan yang berpotensi membahayakan stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Dalam Perpu tersebut diatur mengenai mekanisme koordinasi antar lembaga yang terkait dalam pembinaan sistem keuangan nasional dan mekanisme pengambilan keputusan sehingga tindakan pencegahan dan penanganan krisis dapat dilakukan secara terpadu, efisien dan efektif. Dengan diterbitkannya Perpu ini maka ketersediaan instrumen pengamanan stabilitas sistem keuangan nasional akan semakin lengkap sehingga Pemerintah, Bank Indonesia dan institusi terkait akan dapat melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan penanganan krisis secara cepat, efektif, dan dapat meminimalkan potensi kerugian bagi negara. Selanjutnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Perpu tersebut telah disampaikan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) guna memperoleh persetujuan. Hasil Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Desember 2008 mengenai RUU Penetapan Perpu tersebut, DPR meminta Pemerintah untuk mengajukan RUU JPSK paling lambat tanggal 19 Januari 2009 sebelum dimulainya awal masa sidang tahun 2009. Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden
Halaman 45
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, berdasarkan instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tanggal 8 Juni 2007 (Inpres) telah ditetapkan kebijakan mengenai percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemberdayaan UMKM melalui peningkatan akses UMKM pada sumber pembiayaan dilakukan dengan memperkuat sistem penjaminan kredit bagi UMKM antara lain melalui penataan kembali sistem penjaminan kredit bagi UMKM melalui pengaturan mengenai penjaminan kredit bagi UMKM. Dalam rangka pengaturan penjaminan kredit, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tanggal 26 Januari 2008 tentang Lembaga Penjaminan (Perpres). Tujuan dari Perpres tersebut adalah untuk mendorong agar kegiatan usaha Lembaga Penjaminan dapat dilakukan secara prudent, transparan, efisien, berkesinambungan, dan bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian nasional. Adapun pokok-pokok pengaturan yang terdapat dalam Perpres tersebut antara lain menyangkut aspekaspek kelembagaan, kegiatan usaha, dan pembinaan serta pengawasan Lembaga Penjaminan. Peraturan Menteri Keuangan Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan dan berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009, Menteri Keuangan telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.010/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit (PMK). Sebelum rancangan PMK tersebut ditetapkan oleh Menteri Keuangan, telah diperoleh masukan/input dari pemangku kepentingan (stakeholders) dan masyarakat dalam acara sosialisasi bersama ketentuan Penjaminan Kredit dan Perkreditan Perbankan serta Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, yang dilaksanakan di Semarang, Pekanbaru, Balikpapan dan Manado. Acara sosialisasi tersebut merupakan pelaksanaan dari Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara Ketua Bapepam LK dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM, Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha tanggal 10 Juli 2008 tentang Sosialisasi Bersama Ketentuan Penjaminan Kredit dan Perkreditan Perbankan serta UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Adapun pokok-pokok materi yang diatur dalam PMK tersebut antara lain menyangkut ketentuan mengenai kegiatan usaha, persyaratan dan tata cara pendirian, pencabutan izin usaha, permodalan, persyaratan dan tata cara pembukaan kantor, kelembagaan, serta pembinaan dan pengawasan Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit. Dengan ditetapkannnya PMK tersebut, diharapkan masyarakat, khususnya pemerintah-pemerintah daerah dapat berpartisipasi di dalam penyelenggaran penjaminan kredit melalui pendirian lembaga penjaminan kredit daerah. Dengan semakin banyaknya lembaga penjaminan yang didirikan di daerah-daerah diharapkan akan semakin meningkat penyaluran kredit ke daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan, khususnya bagi pemberdayaan UMKM yang feasible tetapi tidak bankable, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. b. Lembaga Pembiayaan Khusus Penyusunan RUU tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Halaman 46
Dalam rangka mendorong program peningkatan ekspor nasional, Presiden melalui surat Nomor R.32/Pres/6/2007 tanggal 11 Juni 2007 telah menyampaikan RUU tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia kepada DPR untuk dibahas lebih lanjut. RUU LPEI telah memperoleh persetujuan dari DPR untuk disahkan menjadi Undang-Undang dalam Rapat Paripurna pada tanggal 16 Desember 2008. Adapun pokok-pokok dari UU LPEI antara lain sebagai berikut : 1) Ruang lingkup kegiatan usaha LPEI dalam melaksanakan pembiayaan ekspor nasional, dalam bentuk pembiayaan, penjaminan dan asuransi serta jasa konsultasi yang terkait dengan ekspor. 2) LPEI dibentuk dengan undang-undang tersendiri (sui generis) dan memiliki sifat sovereign status. 3) LPEI dapat memberikan pembiayaan ekspor nasional, baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah. 4) Modal dasar LPEI paling sedikit sebesar Rp 4.000.000.000.000 (Empat Trilliun Rupiah) yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang tertanam pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Ekspor Indonesia (BEI). Dengan demikian, tidak diperlukan dana dari APBN. 5) LPEI sebagai kepanjangan tangan Pemerintah, diharapkan dapat membantu memberikan pembiayaan di wilayah-wilayah yang tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan komersial (fill the market gap), menyediakan pembiayaan bagi transaksi-transaksi atau proyek-proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan oleh lembaga keuangan komersial maupun oleh LPEI sendiri, namun dianggap perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program peningkatan ekspor nasional melalui National Interest Account (NIA). 6) Organ LPEI menggunakan One Board System, One Star, dimana salah satu anggota Dewan Direktur ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif. 7) Dengan beroperasinya LPEI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) dinyatakan bubar, semua aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum BEI menjadi aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum LPEI. c. Lembaga Pembiayaan Kelembagaan 1) Jumlah perusahaan Pada akhir 2008, Bagian Lembaga Pembiayaan membina dan mengawasi 207 Perusahaan pembiayaan yang membawahi 1904 kantor cabang di seluruh Indonesia. a) Izin baru Selama 2008, Bagian Lembaga Pembiayaan telah memberikan 2 izin usaha baru bagi PT SG Consumer Finance Indonesia dan PT Smart Multi Finance. No Nama Perusahaan Izin Usaha KEP-151/KM.10/2008 1 SG Consumer Finance Indonesia 08 Agustus 2008 2 Smart Multi Finance KEP-156/KM.10/2008
Halaman 47
08 Agustus 2008 b) Pencabutan Sedangkan untuk kegiatan pembinaan, telah dicabut 7 perusahaan pembiayaan sepanjang tahun 2008. Daftar perusahaan pembiayaan yang telah dicabut adalah sebagai berikut: No
Nama Perusahaan
1
PT Air Multi Finance
2
PT JRD Finance Utama
3
PT Ciputra Finance
4
PT Central Total Finance
5
PT Danamulti Deltafinance
6
PT Perjahl Leasing Indonesia
7
PT Centris Multi Finance
Nomor KEP-036/MK.10/2008 03 Maret 2008 KEP-037/MK.10/2008 03 Maret 2008 KEP-080/MK.10/2008 13 Mei 2008 KEP-154/MK.10/2008 08 Agustus 2008 KEP-203/MK.10/2008 19 September 2008 KEP-204/MK.10/2008 19 September 2008 KEP-244/KM.10/2008 21 Nopember 2008
2) Kantor cabang Untuk perijinan pembukaan kantor cabang, telah diberikan ijin pembukaan kantor cabang baru sebanyak 420 kantor cabang bagi 88 perusahaan di tahun 2008. 3) Perubahan anggaran dasar Dalam rangka perubahan anggaran dasar perusahaan pembiayaan sesuai dengan UU No 40 tahun 2007, bagian lembaga pembiayaan telah mencatat perubahan-perubahan anggaran dasar perusahaan pembiayaan yang telah disesuaikan dengan UU No 40/2007. Selain perubahan anggaran dasar yang menyesuaikan dengan UU No 40/2007, 7 (tujuh) perusahaan pembiayaan telah meningkatkan modal disetor diatas 100 milyar sesuai dengan ketentuan PMK 84/2006. 5 (lima) perusahaan pembiayaan telah berganti nama. Bagian Lembaga Pembiayaan juga telah memproses 92 permohonan perubahan pengurus, 80 permohonan perpindahan alamat baik kantor pusat maupun kantor cabang dan 1 (satu) perubahan kegiatan dari yang hanya mempunyai ijin kartu kredit menjadi pembiayaan konsumen, anjak piutang, sewa guna usaha, dan kartu kredit. Perkembangan Industri Lembaga Pembiayaan Dalam melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengawas perusahaan pembiayaan, Bagian Lembaga Pembiayaan telah memantau perkembangan industri pembiayaan terutama dalam menghadapi krisis global sekarang ini. Dari data perusahaan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa perusahaan pembiayaan selama 2008*) telah mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya dengan total aset mencapai Rp167 triliun. (data per Oktober 2008) Grafik 1 Total asset perusahaan pembiayaan (dalam triliun rupiah)
Halaman 48
Dari total aset 167 triliun, 82% aset merupakan piutang pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumen sebesar Rp 86 triliun, sewa guna usaha sebesar Rp49 triliun, anjak piutang sebesar Rp 2 triliun, dan usaha kartu kredit sebesar Rp1 triliun. Grafik 2 Piutang Pembiayaan per Jenis Usaha (dalam triliun rupiah)
Sumber pendanaan yang digunakan oleh perusahaan pembiayaan terutama berasal dari pinjaman sebesar Rp 110 triliun, penerbitan obligasi sebesar Rp12 triliun, dan modal sendiri sebesar Rp 30 triliun. Grafik 3 Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan (dalam triliun rupiah)
Halaman 49
Peraturan Pada tanggal 30 Juni 2008, BAPEPAMLK telah menerbitkan Peraturan Ketua Badan tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Sehubungan dengan penerbitan Peraturan Ketua tersebut, Bagian Lembaga Pembiayaan telah melakukan sosialisasi PER-03/BL/2008 tersebut, bersama PER-03/BL/2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah dan PER-04/BL/2007 tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah pada tanggal 24 Juli 2008 bertempat di Gedung Dhanapala. Setelah dilakukan sosialisasi tersebut, Bagian Lembaga Pembiayaan telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper) terhadap 25 calon direksi dan calon komisaris perusahaan pembiayaan yang mengajukan permohonan fit and proper pada bulan oktober dan November 2008 dengan rincian sebagai berikut: 16 calon direksi dan 9 calon komisaris. Dari jumlah tersebut, 2 orang calon komisaris dinyatakan tidak lulus fit & proper test. Sampai dengan tanggal 21 Desember 2008 Bagian Lembaga Pembiayaan telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan terhadap 13 calon DIreksi dan Komisaris dengan rincian sebagai berikut: 6 calon direksi 7 calon komisaris. d. Pemeriksaan Pada tahun 2008 Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan terhadap 36 Perusahaan Pembiayaan berdasarkan analisis atas laporan keuangan audit tahun 2007 dan monitoring atas pemenuhan komitmen Perusahaan Pembiayaan yang telah diperiksa tahun 2007. Pemeriksaan tersebut telah direncanakan dalam
Halaman 50
rencana kerja Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk menilai ketaatan terhadap peraturan di bidang perusahaan pembiayaan dan penyelenggaraan kegiatan perusahaan dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan pembiayaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:166/PMK.010/2008 tentang Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan Ruang lingkup pemeriksaan meliputi: Aspek kelembagaan; Aspek penyelenggaraan usaha (operasional); Aspek keuangan. Perusahaan yang diperiksa adalah sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Pembiayaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33
PT Ciputra Finance PT Harvesia Aktiva Finance PT Sahabat Multifinance PT Mashill International PT Primarindo Finance Corporation PT Eterindo Pacific Finance PT Rama Multifinance PT Priska Prima Finance PT Danamon Usaha Pembiayaan PT Artamas Multifinance PT Central Total Finance PT Tridana Pratama Finance PT Grand Pacific Tamara Finance PT Inti Karya Megah Finance PT Infiniti Finance PT Diners Jaya Indonesia International PT Duta Kirana Finance Tbk PT Kalimaya Perkasa Finance PT Agro Finance Indonesia PT Primadana Putra Finance PT Eastern Finance PT Intensif Multifinance PT Fortuna Multifinance PT Pacific United Finance PT Rukun Rahardjo Sedoyo PT PANN (Persero) PT Interartha Multifinance PT Otomas Multifinance PT SMBC Indonesia Finance PT Putra Modern Finance PT Maxima Auto Finance PT Hanil Bakrie Finance PT Murni Upaya Raya Nilai Inti Finance
Halaman 51
34. 35. 36.
PT Jaya Fuji Leasing Pratama PT Batara Internasional Finansindo PT Sarijaya Multidana
Sebagai tindak lanjut atas pemeriksaan yang dilakukan terhadap 36 Perusahaan Pembiayaan, Bapepam-LK telah memberikan Surat Peringatan, Pembekuan, dan Pencabutan Izin Usaha terhadap Perusahaan Pembiayaan yang telah melakukan pelanggaran atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Rincian jumlah Perusahaan Pembiayaan yang dikenakan sanksi adalah sebagai berikut: No. Jenis Surat Peringatan Jumlah Perusahaan 1. Surat Peringatan (I,II,III) 2 (dua) 2. Surat Pembekuan 4 (empat) 3. Surat Pencabutan Izin Usaha 6 (enam)* * Keterangan: dari 6 (enam) Perusahaan Pembiayaan yang dicabut izin usahanya, 3 (tiga) Perusahaan Pembiayaan mengembalikan sendiri izin usahanya. Selama tahun 2008 Bapepam-LK telah memberikan sanksi berupa Surat Peringatan I, II, III, Pembekuan Kegiatan Usaha, dan pencabutan Izin Usaha karena tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan Pasal 33 ayat (1) huruf c bahwa Perusahaan Pembiayaan wajib menyampaikan kepada Menteri Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Jumlah Perusahaan Pembiayaan yang telah dikenakan sanksi Peringatan I, II, III, Pembekuan Kegiatan Usaha, dan Pencabutan Izin Usaha adalah sebagai berikut: No. Jenis Surat Peringatan
Jumlah Perusahaan
1.
Surat Peringatan I
37 (tiga puluh tujuh)
2.
Surat Peringatan II
13 (tiga belas)
3.
Surat Peringatan III
5 (lima)
4.
Surat Pembekuan
3 (tiga)
5.
Surat Pencabutan Izin Usaha
1 (satu)
XI.
KERJASAMA KELEMBAGAAN
1.
Kerjasama Kelembagaan Domestik a. Penyelenggaraan Annual Report Award. Dalam Rangka meningkatkan penerapan prinsip Good Coorporate Governance di dunia usaha secara umum dan pasar modal pada khususnya, sejak tahun 2002 Bapepam-LK telah memprakarsai penyelenggaraan Annual Report Award. Penghargaan tersebut diberikan kepada perusahaan yang dalam penyajian laporan tahunannya memiliki kualitas keterbukaan informasi yang mengacu pada ketentuan Pasar Modal dan menekankan pada implementasi dari Good Corporate Governance. Kegiatan ini terbuka bagi semua perusahaan, termasuk perusahaan tertutup, perusahaan terbuka dan BUMN. Dari tujuh kali penyelenggaraan, peserta yang terdaftar masing-masing adalah tahun 2002 berjumlah 83 perusahaan, tahun
Halaman 52
2003 berjumlah 84 perusahaan, tahun 2004 berjumlah 88 perusahaan, tahun 2005 sebanyak 122 perusahaan, tahun 2006 sebanyak 105 perusahaan, tahun 2007 sebanyak 169 perusahaan, dan pada tahun 2008 peserta sebanyak 167 perusahaan. Tema Annual Report Award pada tahun 2008 adalah “Peningkatan Kualitas Keterbukaan Informasi Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Kepada Pemangku Kepentingan”. Annual Report Award terselenggara berkat kerjasama antara Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kementerian Negara BUMN, Direktorat Jenderal Pajak, Bank Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, dan Komite Nasional Kebijakan Governance. Kriteria penilaian menyangkut hal-hal seperti antara lain penyajian profil perusahaan, penerapan good corporate governance, analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan, dan informasi keuangan. Penyusunan kriteria tersebut dilakukan oleh suatu dewan juri, dan telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. b. Pelaksanaan Sosialisasi Anti Money Laundering / Prinsip Mengenal Nasabah Bapepam-LK bekerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah melaksanakan beberapa kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan penyedia jasa keuangan, antara lain: Kampanye Anti Money Laundering (AML) di pasar modal dan lembaga keuangan non bank yang dilaksanakan dibawah program kerjasama antara Bapepam-LK, PPATK dan USAid untuk tahun 2008 – 2009 dengan media broadcast melalui penayangan iklan singkat di televisi, radio dan majalah. Sebagai kickoff program kampanye AML melalui media broadcast tersebut, pada tanggal 8 Januari 2008 ditayangkan di MetroTV acara Economic Challenge dengan topik Evaluasi Penanganan Money Laundering di Pasar Modal Indonesia dengan pembicara Ketua Bapepam-LK dan Kepala PPATK. Kegiatan Campus Outreach berupa pelaksanaan seminar pengenalan upaya pencegahan praktik money laundering di pasar modal dan lembaga keuangan di Indonesia di beberapa universitas dengan pembicara dari Bapepam-LK dan PPATK. Pada tanggal 20 November 2008, telah dilaksanakan kegiatan campus outreach di Universitas Teknology Yogyakarta. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan pemahaman petugas Penyedia Jasa Keuangan (PJK) mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan pelaporan transaksi, maka Bapepam-LK mendukung PPATK dan Technical Assistance Management Facility (TAMF) – AUSAID dalam menyusun suatu modul interaktif bagi petugas PJK pasar modal dan lembaga keuangan non bank. Terkait dengan penyusunan modul tersebut, PPATK telah menetapkan sebuah Tim Pengembangan Aplikasi Modul E-Learning KYC/AML yang terdiri dari petugas PPATK, Bapepam-LK dan TAMF. Tim tersebut telah menyusun draft modul e-learning di bidang pasar modal dan selanjutnya juga tengah mengembangkan modul untuk bidang jasa keuangan non bank. c. Pelaksanaan Sosialisasi Pasar Modal Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Pasar Modal dan produk-produk investasinya sekaligus upaya perluasan basis investor, BapepamLK melalui Biro Pengelolaan Investasi bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Departemen Keuangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan
Halaman 53
seminar sosialisasi dan edukasi dalam bidang Pasar Modal dengan tema “Pasar Modal sebagai Sarana Investasi dan Alternatif Pembiayaan”. Adapun peserta dalam seminar tersebut adalah para investor potensial atau pengusaha lokal, Perusahaan swasta dan BUMD, HIPMI, civitas akademika, Dharma Wanita dan pegawai Departemen Keuangan dan pegawai Pemerintah Daerah. Seminar tersebut dilakukan di 4 (empat) kota besar di Indonesia yaitu Medan, Yogyakarta, Menado dan Semarang. 2.
Kerjasama Kelembagaan Internasional a. Kontribusi Bapepam-LK di ASEAN Bapepam-LK terlibat dan berkontribusi aktif dalam forum ASEAN di bidang pasar modal. Beberapa kegiatan di mana Bapepam-LK berpartisipasi di dalamnya dari awal tahun 2008 sampai tanggal 8 Agustus 2008 adalah sebagai berikut: 1) 12th ASEAN Finance Ministers’ Meeting (AFMM) di Da Nang - Vietnam tanggal 3-4 April 2008 Bapepam-LK memberikan kontribusi informasi perkembangan pasar modal Indonesia bekerja sama dengan BKF sebagai bahan pertemuan Menteri Keuangan dalam pertemuan tersebut. 2) Working Group on Capital Market Development Working Group ini diketuai oleh Monetary Authority of Singapore (MAS) untuk mengkoordinasikan proyek-proyek di bidang pengembangan pasar modal di ASEAN. Awal tahun ini, WG ini telah mengadakan pertemuan pada tanggal 31 Februari 2008 di Singapore. Selain itu, pada tanggal 1 Februari 2008 juga telah diselenggarakan 4th ASEAN Regional Bond Market Linkages Working Group Meeting. 3) ASEAN+3, Asian Bond Market Initiatives (ABMI), CMI (Chiang Mai Initiatives) ABMI merupakan salah satu inisiatif yang ditetapkan dalam ASEAN+3 Finance Ministers Meeting di Manila, tanggal 7 Agustus 2003 dengan tujuan untuk mengembangkan pasar obligasi Asia yang lebih efisien dan likuid, serta mendorong penempatan dana masyarakat di investasi Asia. Tahun ini ABMI mengadakan pertemuan bagi para anggotanya pada tanggal 25-26 Februari 2008 di Hanoi – Vietnam dan 25- 27 Juni 2008 di Ho Chi Minh City, Vietnam. Pada tanggal 9 sampai dengan 12 September 2008, Bapepam-LK telah mengirimkan wakilnya untuk menghadiri The ASEAN+3 Meeting of ABMI Task Force, CMI Multilateralisation Task Force and Research Group di Tokyo, Jepang. Pada tanggal 20 sampai dengan 23 Oktober 2008, Bapepam-LK berpartisipasi dalam The ASEAN+3 Meeting of ABMI Task Force/ Steering Group CMI Multilateralisastion Task Force, ETWG, and Group of Experts di Seoul, Korea. Pada tanggal 27 sampai dengan 28 November 2008 di Hakone, Jepang, Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam the ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFDM+3). 4) ASEAN Economic Community (AEC) ASEAN telah mencanangkan mengenai ASEAN Economic Community di mana negara-negara ASEAN akan melakukan integrasi di bidang ekonomi. Sampai saat ini telah dilakukan pembahasan mengenai AEC Blueprint dan Strategic Schedule yang dikoordinasikan oleh Badan Kebijakan Fiskal. Pada tahun 2008, AEC Blueprint dan Strategic Schedule dibahas pada pertemuan 8th ASEAN Capital Market Forum di Hanoi, Vietnam.
Halaman 54
5) ASEAN Capital Market Forum (ACMF) Forum ini merupakan ajang pertemuan bagi pimpinan tertinggi regulator pasar modal di kawasan ASEAN dalam memantau proyek-proyek pasar modal ASEAN sebagaimana disebutkan di atas. Pada tahun 2008, Bapepam-LK telah menghadiri pertemuan antar kepala regulator pasar modal di Kuala Lumpur pada tanggal 7 Maret 2008. Selain itu, proyek yang berada di bawah pengawasan ACMF secara langsung adalah harmonisasi standar yang terdiri dari beberapa topik. Bapepam-LK tahun ini terlibat dalam beberapa kegiatannya, antara lain: i. Harmonization of Disclosure Standards yang diketuai oleh MAS. Bapepam-LK berpartisipasi dalam pertemuannya tahun ini yaitu tanggal 4-5 Februari 2008 di Singapura. ii. Harmonization of Distribution Rule yang diketuai oleh Bapepam-LK. Dari awal tahun sampai saat ini, telah diadakan satu kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 4-5 Februari 2008 di Singapura dan 7 Mei 2008 di Jakarta. iii. Harmonization of Debt Securities yang diketuai oleh Securities and Exchange Commission Thailand. Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam pertemuannya tahun ini yaitu tanggal 28-30 Mei 2008 di Bangkok Thailand. iv. Equity Distribution process and Equity Disclosure Standard yang diketuai oleh Securities and Exchange Commission Thailand. Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam pertemuannya tahun ini yaitu tanggal 28-30 Mei 2008 di Bangkok - Thailand. v. 9th ACMF Meeting diadakan pada tanggal 8 Agustus 2008 di Kuala Lumpur – Malaysia. Pertemuan ini mendiskusikan hasil pertemuan teknis masing-masing working group di atas di tingkat pimpinan regulator pasar modal ASEAN. vi. Vision Development Workshop diadakan pada tanggal 7 Agstus 2008 di Kuala Lumpur, Malaysia. Workshop ini membahas rencana untuk mengimplementasikan pasar modal terintegrasi untuk mencapai the ASEAN Economic Blueprint 2015. 6) ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) ASEAN telah melakukan pembahasan mengenai AFAS dalam menyusun kerangka kerja perjanjian di bidang jasa. Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam penyusunan AFAS dimana sampai saat ini sudah sampai ratifikasi Protocol 3 dan 4. 7) International Islamic Capital Market Forum Bapepam-LK telah menghadiri International Islamic Market Forum: Product Innovation-Islamic ETF and Commodity Murabahah yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 27 Maret 2008. Pada bulan November, Bapepam-LK juga berpartisipasi dalam 2nd International Islamic Capital Market Forum di Malaysia. b. Kontribusi Bapepam-LK dalam APEC Bapepam-LK berpartisipasi dalam beberapa kegiatan APEC sebagai berikut: 1. APEC Financial Regulators Training Initiative (APEC FRTI) – Regional Seminar on Inspection of Market Intermediaries, di Manila, Filipina. 2. APEC FRTI, Regional Seminar on Investigation and Enforcement di Bangkok, Thailand pada 25 sampai dengan 29 Agustus 2008.
Halaman 55
3. APEC-FRTI Regional Seminar on Regulation of New Products di Manila, Filipina pada tanggal 15 sampai dengan 19 September 2008. 4. APEC FRTI’s Regional Seminar on Financial Reporting and Disclosure di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 24 sampai dengan 28 November 2008 c. Kontribusi Bapepam-LK dalam Internasional Organization of Securities Commisions (IOSCO) Keanggotaan Bapepam-LK dalam IOSCO sudah dimulai sejak tahun 1984 sebagai Ordinary member karena status Bapepam-LK sebagai regulator pasar modal Indonesia. Beberapa kegiatan IOSCO yang telah diikuti Bapepam-LK antara lain: 5. IOSCO Annual Conference pada tanggal 26-29 Mei 2008 di Paris, Prancis. 6. Pada tanggal 29 sampai dengan 31 Oktober 2008, Bapepam-LK telah menjadi host penyelenggaraan IOSCO-APRC Annual Meeting di Bali. d. Partisipasi Bapepam-LK dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Bapepam-LK telah mengikuti OECD-ADBI 9th Tokyo Roundtable on Capital Market Reform in Asia 26-27 Maret 2008 di Tokyo, Jepang. Kegiatan ini merupakan acara rutin tahunan antar otoritas pasar modal se Asia yang difasilitasi oleh OECD dan ADB Institute. e. Kerja sama Bapepam-LK dengan Asian Development Bank (ADB) 1) Bapepam-LK telah mengikuti OECD-ADBI 9th Tokyo Roundtable on Capital Market Reform in Asia 26-27 Maret 2008 di Tokyo, Jepang. Kegiatan ini merupakan acara rutin tahunan antar otoritas pasr modal se Asia yang difasilitasi oleh OECD dan ADB Institute. 2) Bapepam-LK telah menghadiri Sidang Tahunan ADB ke-41 di Madrid, Spanyol. 3) Bapepam-LK telah mengikuti persiapan sidang tahunan ADB di Manila pada tanggal 15 sampai dengan 26 Desember 2008. f.
Partisipasi Bapepam-LK dalam World Trade Organization (WTO) Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam organisasi WTO. Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam pembahasan perkembangan posisi Indonesia dalam organisasi tersebut. Selain itu, Bapepam-LK juga berpartisipasi dalam WTO Regional Seminar on Trade and Development for Asia Pacific Countries yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 4-8 Agustus 2008. Selain itu Bapepam-LK juga telah mengikuti beberapa pertemuan persiapan sidang jasa WTO.
g. Partsipasi Bapepam-LK dalam Financial Stability Forum (FSF) Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam organisasi FSF dengan menghadiri Financial Stability Forum Meeting di Hongkong pada tanggal 15 sampai dengan 16 Desember 2008.
h. Kerjasama Bilateral 1) Kerjasama Bapepam-LK dengan Pemerintah Jepang Kerjasama Bapepam-LK yang telah disepakati adalah”Technical Cooperation for Capital Market Development” dari tahun 2006 sampai dengan 2009. Bapepam-LK dan JICA melakukan kegiatan antara lain: i. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK dalam seminar Financial System di Tokyo Jepang, 6-24 Januari 2008.
Halaman 56
ii. Penyelenggaraan JICA Workshop bekerjasama dengan Bapepam-LK tentang “Enhancing Financial Accessibility for SMEs” pada tanggal 29 – 30 Januari 2008 di Hotel Intercontinental – Mid Plaza, Jakarta. Dihadiri oleh 140 peserta dari kalangan Pemerintahan, Akademisi, Asosisasi UKM, dan pihak Jepang (Japan Finance Corporation for Small Medium Enterprise (JASME), Japan Ministry of Finance, dan Tokyo Stock Exchange(TSE)). iii. Penyelenggaraan JICA Roundtable discussion bekerjasama dengan Bapepam-LK tentang “Enhancing Financial Accessibility for SMEs” pada tanggal 31 Januari 2008 di Hotel Borobudur, Jakarta. Dihadiri oleh 35 peserta diskusi dari Pemerintahan, Akademisi, Asosisasi UKM, UKM, dan pihak Jepang (JASME, TSE, dan Japan Ministry of Finance). iv. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK pada 7th Tokyo Enforcement Seminar 2008 pada tanggal 3-6 Maret 2008 di Jepang v. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK pada JICA Workshop “Stock Exchange Seminar for Asian Countries” pada tanggal 6 – 24 Mei 2008 di Jepang vi. Penyelenggaraan 2nd Roundtable Discussion on Enhancing Financial Accessibility for SMEs pada tanggal 13 Agustus 2008 di Hotel Borobudur yang diikuti oleh 60 peserta dari pejabat pemerintahan, asosiasi UKM, Lembaga Penjaminan, Perusahaan Modal Ventura, Bank Indonesia, Bursa Efek, dan KADIN. vii. TV Seminar dengan JICA on Credit Guarantee Corporation Law and Regulation pada tanggal 15 Oktober 2008 di JICA Indonesia Office viii. Penyebaran Survey awal bagi UKM di Indonesia tanggal 2 Desember 2008 dalam rangka penyelenggaraan 3rd Round Table on Enhancing Financial Accessibility for SME ix. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK pada Seminar on Bond Market Development in ASEAN countries tanggal 24 November- 13 Desember 2008 di Jepang 2) Kerjasama Bapepam-LK dengan Pemerintah Amerika i. Penyelenggaraan United States Security Exchange Commission (US SEC) Workshop “Enforcement Program and Assessment” pada tanggal 29 – 31 Januari 2008, di Bapepam-LK. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama US SEC, IMF, & Bapepam-LK ii. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK dalam acara US SEC’s Annual International Institute for Securities Market Development Workshop in World Bank tanggal 7-17 April 2008 di Washington DC,US. 3) Kerjasama Bapepam-LK dengan Pemerintah Iran Penandatanganan Memorandum of Understanding antara Securities and Exchange Organization of Iran (SEO) dan Bapepam-LK pada tanggal 28 Januari 2008 di Jakarta mengenai kerjasama jangka panjang perihal pengembangan komunikasi dan hubungan yang berkelanjutan dalam bidang pertukaran promosi dan pengembangan pasar modal di masing-masing negara. 4) Kerjasama Bapepam-LK dengan Pemerintah Australia Australia Indonesia Partnership for Reconstruction and Development (AIPRD) – Government Partnership Fund (GPF) dibawah payung Bapepam-LK bekerja sama dengan lembaga pemerintah Australia (ASIC dan APRA) melakukan beberapa kegiatan antara lain:
Halaman 57
ASIC (Australian Securities and Investment Commission) i. Kerjasama dengan ASIC tahun 2008 yang meliputi bidang Kepatuhan di Industri Reksa Dana, Edukasi Investasi, Market Surveillance dan Enforcement ii. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK ke ASIC Summer School 2008 & Secondment dalam lingkup bidang: Market Surveillance, IDX Relations, dan Investor Education iii. Menyelenggarakan Workshop Investment Management kerjasama Bapepam-LK dengan ASIC di Hotel Borobudur, Jakarta pada tanggal 22-24 April 2008 iv. Menyelenggarakan Knowledge Sharing Investment Management Workshop tanggal 19 Agustus 2008 v. Menyelenggarakan Strategic Surveillance Meeting tanggal 25 November 2008 di Hotel Borobudur vi. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK untuk mengikuti training di Australasian Compliance Institute (ACI) dan kunjungan ke beberapa manajer investasi di Sydney pada tanggal 18 – 19 Juli 2008. APRA (Australian Prudential Regulation Authority) i. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK ke APRA Office, Sydney pada tanggal 30 Juni – 2 Juli 2008 dalam rangka pembahasan kerjasama di bidang pengawasan berbasis risiko ii. Kunjungan APRA team ke Bapepam-LK tanggal 4–8 Agustus 2008 dalam rangka kerjasama di bidang pengawasan berbasis risiko pada Industri Dana Pensiun iii. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK untuk mengikuti kegiatan Internship ke APRA, Sydney selama satu bulan pada tanggal 14 Juli – 12 September 2008 dalam rangka capacity building di bidang Risk Based Supervision iv. Secondment Bapepam-LK ke APRA pada tanggal 24 November – 5 Desember 2008 dalam rangka kerjasama dalam bidang pengawasan industri dana pensiun berbasis risiko dan manajemen data & informasi Di bawah payung Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) Facility, Bapepam-LK dengan TAMF melakukan kerjasama khususnya dalam mendukung pengembangan institusi Bapepam-LK yang meliputi bidang pengembangan SDM dan koordinasi dengan institusi/negara donor 5) Kerjasama Bapepam-LK dengan Pemerintah Malaysia i. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK ke Securities Commision (SC) Malaysia untuk Internship internal audit tanggal 16-20 Juni 2008 di Malaysia ii. Penandatanganan Letter of Intent antara SC Malaysia dengan BapepamLK tanggal 30 Oktober 2008 di Bali mengenai kesepakatan bersama dalam memfasilitasi pengembangan pasar modal syariah di masing-masing negara melalui capacity building pengembangan dan pemasaran produk serta penyaluran dana syariah domestik dari Indonesia ke Malaysia dan sebaliknya. 6) Kerjasama Bapepam-LK dengan ASEAN + 3 – Japan ASEAN Financial Technical Assistance (JAFTA) Penyelenggaraan Investor Education Program yang berkaitan dengan Pengembangan Pasar Obligasi melalui technical assistance (Daiwa Institute of Research), penyebaran survey berkaitan dengan program edukasi investor,
Halaman 58
dan persiapan workshop investor edukasi dalam rangka menyusun strategi peningkatan pemahaman pasar modal melalui jalur pendidikan. 7) Kerjasama Bapepam-LK dengan Pemerintah Singapura i. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK dalam MAS 2nd Regional Leadership Programme for Securities Regulator tanggal 31 Agustus - 5 September 2008 di Singapura. ii. Keikutsertaan wakil Bapepam-LK untuk mengikuti ”3rd Meeting of the Working Group and Seminar on Rating of Takaful & Retakaful Firms and 4th Seminar on the Regulation of Takaful”, tanggal 25-28 November 2008 di Singapura.
XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI 1. Pembangunan Sistem Informasi Terpadu (Portal) Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien, yang mampu mendukung organisasi dalam pengawasan secara terintegrasi, maka Bapepam-LK telah membangun sistem informasi terpadu yang dinamakan Portal Bapepam-LK. Sistem terintegrasi ini mencakup beberapa sistem yang dibuthkan selama ini, seperti sistem tata persuratan, sistem kepegawaian, sistem basis data seluruh pelaku yang diawasi, informasi data dari SRO, informasi dashboard bagi pimpinan, email, serta intranet. Seluruh informasi tersebut diintegrasikan sedemikian rupa sehingga seluruh pegawai Bapepam-LK dapat mengakses informasi yang ada di Portal sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. 2. Pengembangan Sistem e-Reporting SROs Pada tahun 2008, Bapepam-LK bekerjasama dengan SROs semakin menyempurnakan sistem pelaporan elektronik dari SROs kepada Bapepam-LK. Pengembangan tersebut meliputi penambahan jenis laporan yang disampaikan kepada Bapepam-LK dan penyajian informasi dan data yang lebih mudah untuk dilaksanakannya pengawasan. Pengembangan ini akan menjadi dasar pembangunan datawarehouse data industri pasar modal dan lembaga keuangan. 3. Pengembangan Sistem e-Reporting Emiten (IDXNet) PT. Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Bapepam-LK telah membangun sistem pelaporan elektronik Emiten. Sistem tersebut sudah mulai di implementasikan secara bertahap pada semua Emiten Saham sejak awal Januari 2008. Pelatihan kepada 396 (tiga ratus sembilan puluh enam) Emiten telah dilaksanakan. Jumlah Emiten yang sudah menggunakan IDXNet adalah 212 (dua ratus dua belas) Emiten (53,54%). Pada tahun 2009 akan dilaksanakan pengembangan sistem untuk mencakup instrumen lainnya yaitu ETF (Exchange Traded Fund), Obligasi dan Sukuk.
XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR MODAL Dukungan pemerintah terhadap upaya pengembangan industri pasar modal Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan baik dengan penerbitan kebijakan yang mendukung penguatan industri ini seperti dukungan terhadap peningkatan efisiensi
Halaman 59
dan daya saing pasar modal dan peningkatan kualitas pengawasan dan pengaturan, kunjungan ke Bursa Efek, maupun dengan melakukan dialog dengan pelaku pasar. Beberapa bentuk dukungan dimaksud antara lain: 1. Berkenannya Bapak Presiden RI didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan untuk membuka trading hari pertama perdagangan di tahun 2008 dan melakukan Temu Wicara dengan segenap Pelaku Pasar Modal Indonesia, tepatnya pada tanggal 2 Januari 2008. Direncanakan pula bahwa pada tanggal 5 Januari 2009 mendatang, Presiden RI berkenan hadir untuk meresmikan pembukaan perdagangan saham hari pertama di Bursa Efek Indonesia dan berdialog dengan pelaku pasar modal Indonesia; 2. Berkenannya Menteri Keuangan hadir dan sekaligus meresmikan penyelenggaraan Investor Summit dan Capital Market Expo pada tanggal 25 November 2008. Selain itu, Menteri Keuangan dalam kesempatan itu juga menyampaikan pemaparannya mengenai kebijakan Pemerintah dalam menghadapi krisis keuangan global dan upaya pengembangan pasar modal nasional dalam acara tersebut; 3. Dalam rangka mengantisipasi pengaruh krisis keuangan global terhadap pasar modal Nasional, maka Pemerintah menetapkan beberapa kebijakan sebagai berikut: Peningkatan Likuiditas Pemerintah Kebijakan Penambahan likuiditas ke sektor perbankan Meningkatkan likuiditas pasar SUN Mempercepat proses Pengeluaran Pemerintah Menggunakan dana Pemerintah untuk membeli saham BUMN Tbk Pelonggaran aturan buyback oleh Emiten
Implementasi Menyediakan tambahan likuiditas ke perbankan nasional melalui penempatan dana di rekening Pemerintah di Bank BUMN Menghentikan lelang SUN untuk mengurangi peningkatan supply SUN Pada bulan Oktober 2008, Pemerintah mengeluarkan Rp. 25,9 triliun untuk belanja Kementerian/Lembaga Mendapatkan persetujuan DPR untuk bisa merealokasi dana APBN melalui Pusat Investasi Pemerintah, Departemen Keuangan Mempercepat proses Emiten untuk buyback sahamnya dan peningkatan batas maksimal pembelian kembali dari 10% menjadi 20% dan tanpa keharusan melaksanakan RUPS, namun tetap memenuhi aturan keterbukaan.
Peningkatan Likuiditas Bank Sentral Kebijakan Mencabut limitation on daily balance amount foreign loan Kebijakan menjaga rasio likuiditas mata uang asing Relaksasi likuiditas Rupiah dan Valas
Implementasi Mencabut pasal 4 PBI no.7/1/PBI/2005 Perluasan tenor transaksi valas swap dari maksimum 7 hari menjadi 1 bulan Menurunkan rasio cadangan minimum: Reserve ratio Rupiah dari 9,01% menjadi 7,5% (5% cash dan 2,5% secondary reserved) Valas dari 3% menjadi 1%
Halaman 60
Fasilitas pendanaan kepada bank dari Bank Sentral
Mengeluarkan Perpu yang menmbah jenis aset bagi colateral FPJP
Market Confidence Kebijakan
Implementasi
Jaring Pengaman Sistem Keuangan
Mencabut pasal 4 PBI no.7/1/PBI/2005
Meningkatkan Jaminan Simpanan dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar per deposan per bank
Mengambil tindakan kepada pelaku pasar yang melanggar peraturan perundang-undangan
Cushion Kebijakan Autorejection
Implementasi Batasan perubahan -10% dan +20% harga jual dan beli di BEI
Valuasi Kebijakan Bank Indonesia dan Depkeu bersama IAI: Fleksibilitas penilaian dan pencatatan surat utang
Implementasi (IAI) : Mempublikasikan pedoman yang mengijinkan penilaian Efek alternatif disaat harga pasar tidak terbentuk (BI) : Mengijinkan metode lain dalam menentukan nilai wajar SUN dan surat Utang lainnya. Mengijinkan pemindahan portfolio SUN dari kategori trading ke Hold to Maturity (BapepamLK) : Reksadana Terproteksi diperkenankan menentukan nilai pasar wajar surat utang dengan menggunakan metode harga perolehan yang diamortisasi (Bapepam-LK) Pedoman penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun. Untuk tahun buku 2008, Obligasi dan Surat Berharga Pemerintah yang telah dikelompokkan ke dalam kelompok “Diperdagangkan” dan/atau ”tersedia untuk dijual” diperkenankan untuk dipindahkan ke dalam kelompok “Dimiliki hingga jatuh tempo” (Bapepam-LK) Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dapat melakukan penilaian Surat Utang atau Surat Berharga Lain yang diterbitkan oleh negara dan obligasi dengan menggunakan nilai perolehan yang diamortisasi.
XIV. PENUTUP Tahun 2008 memiliki dinamika pasar yang berbeda dari tahun sebelumnya dan memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi kita untuk terus berbenah diri dalam menghadapi tahun mendatang khususnya dalam menentukan arah kebijakan yang lebih kondusif bagi pengembangan industri pasar modal nasional. Hal ini memerlukan
Halaman 61
dukungan, integritas dan komitmen dari Pemerintah serta seluruh pelaku pasar modal dan industri jasa keuangan bukan bank di Indonesia. Akhirnya kata, dalam menapaki tantangan di tahun mendatang, mari kita bersama membulatkan tekad untuk berperan aktif memberikan kontribusi yang sebesarbesarnya demi kemajuan industri pasar modal di negeri kita. Jakarta, 30 Desember 2008 A. Fuad Rahmany Ketua Bapepam-LK
Halaman 62