CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL Satrijo Budiwibowo Abstrak ancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ―ideologi global,‖ seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama, untuk keadilan sosial. Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu. Teknologi, modal, atau informasi, semua kita gunakan dengan baik guna meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan kita. Jangan mau jadi orang yang kalah. Mari kita menjadi pemenang dalam globalisasi ini. Pendahuluan Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar. Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas (Sleeter and Grant, 1988).
P
Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 565
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
Kata kunci : Revitalisasi Pancasila, Bela Negara, Globalisasi dan Pendidikan Multikultural Sedangkan sebagai dasar negara,
PENDAHULUAN
Pancasila Latar Belakang
bangsa yang multikultur (majemuk plural)
serta
memiliki
kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran
kolektif
untuk
hidup
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk
bersatu,
diwarnai
oleh
perjuangan fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Perjuangan yang diawali dari sebuah kebangkitan nasional hingga ikrar ―sumpah pemuda‖ bukan merupakan hal yang mudah bagi bangsa Indonesia. Para pendiri negara (founding
fathers)
menyepakati
Pancasila,
yang
merupakan
kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Sebagai pandangan hidup (filsafat) nilai-nilai Pancasila yang
terkandung
di
dalamnya
merupakan nilai-nilai
luhur yang
digali
bangsa
dari
budaya
dan
memiliki nilai dasar (intrinsik) yang diakui secara universal dan tidak akan berubah
566
oleh
ideologi,
pandangan dan falsafah hidup yang
Bangsa Indonesia merupakan
dan
merupakan
perjalanan
waktu.
harus dipedomani bangsa indonesia dalam
proses
penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita
proklamasi
kemerdekaan.
Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah diperjuangkan
para
pendiri
dan
pendahulu bangsa tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat
perubahan,
telah
mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan
kebangsaan.
Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam
empat
pilar
kehidupan
berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti
Bhinneka
Tunggal
Ika),
semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai – nilai baru
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
ini belum sepenuhnya dipahami dan
semboyan negara kita ―Bhinneka
dimengerti, namun nilai – nilai lama
Tunggal Ika‖. Berdasarkan semboyan
sudah
dan
tersebut, keberagaman di Indonesia
dilupakan. Tanpa disadari, generasi
merupakan salah satu tonggak dalam
penerus bangsa bergerak semakin
mewujudkan persatuan dan kesatuan
menjauh dari Pancasila sebagai jati
bangsa
diri bangsa yang bercirikan semangat
pemecah belah bangsa.
persatuan dan kesatuan. Memahami
Kondisi
mulai
ditinggalkan
Indonesia, bukan sebagai
keberagaman
peran Pancasila di era globalisasi,
masyarakat dan budaya, secara positif
khususnya dalam konteks sebagai
menggambarkan
dasar negara, merupakan tuntutan
sebuah
hakiki agar setiap warga negara
pluralis, namun secara negatif orang
Indonesia memiliki pemahaman yang
merasa tidak nyaman karena tidak
sama dan akhirnya memiliki persepsi
saling mengenal budaya orang lain.
dan
terhadap
Setiap etnik atau ras cenderung
fungsi
mempunyai semangat dan ideologi
kehidupan
yang etnosentris, yang menyatakan
sikap
yang
kedudukan,
sama
peranan
Pancasila
dan
dalam
bermasyarakat,
berbangsa
kekayaan
masyarakat
potensi
yang
bertipe
dan
bahwa kelompoknya lebih superior
bernegara. Apalagi manakala dikaji
daripada kelompok etnik atau ras lain
perkembangannya
(Jones,
secara
dalam
Liliweri,
2003).
konstitusional terakhir ini dihadapkan
Terjadinya tidak saling mengenal
pada situasi yang tidak kondusif
identitas budaya orang lain, bisa
sehingga
menjadi
mendorong meningkatnya prasangka
diragukan, diperdebatkan, baik dalam
terhadap orang lain, berupa sikap
wacana politis maupun akademis.
antipati
kridibilitasnya
yang
kesalahan Perumusan Masalah
diekspresikan
Sebagai negara dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan berlatar belakang berbeda baik ras, suku, dan agama, dan kepercayaan,
didasarkan
generalisasi sebagai
pada yang
perasaan.
Prasangka juga diarahkan kepada sebuah kelompok secara keseluruhan, atau kepada seseorang hanya karena itu adalah anggota kelompok tertentu.
masyarakat Indonesia hidup dalam kebersamaan
sesuai
dengan 567
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
Jika dilihat untuk saat ini
berdasarkan asumsi pada masa lalu
penerapan Pancasila masih jauh dari
yang tidak relevan dengam masa
yang diharapkan masih banyak aliran-
sekarang, agar hal ini tidak terjadi
aliran
maka
atau
sekte-sekte
menyesatkan
yang
yang
tidak
sesuai
diperlukan
aktualisasi
pembaharuan
(mengenai
dengan sila ke-1, masih banyak
asumsi/interpretasi)
masalah sosial, antara lain mengenai
Pancasila.
keadilan. Keadilan seolah-olah tidak
atau
nilai-nilai
Belum teraktualisasinya nilai
berlaku untuk orang-orang kalangan
dasar
atas,
ini
dalam tataran praksis perlu terus
sosial
menerus diadakan perubahan, baik
yang
dimana
menimbulkan
hal
kesenjangan
Pancasila
konsisten
yang cukup dalam dan masih banyak
dalam
lagi hal-hal lain yang menunjukan
operasional.
masih
ditinjau kembali dan dikaji ulang.
kurangnya
Pancasila.
Jadi
penerapan
sebenarnya
apa
arti
secara
konseptual Banyak
beberapa
sulit diterapkan? Ada berbagai hal
dikembangkan
antara lain globalisasi yang terus
dijelaskan
menerus
menggerus
beberapa
nasionalisme
jika
tidak
diatasi
hal
harus
Beberapa mungkin perlu dirubah,
masalah yang menyebabkan Pancasila
rasa
maupun
lagi
mungkin lebih
atau lagi
ditinggalkan.
perlu
lanjut
dan
diperjelas
dan
mungkin
perlu
Aktualisasi
nilai
secepatnya, adanya anggapan bahwa
Pancasila dituntut selalu mengalami
Pancasila hanya sebagai simbol dan
pembaharuan. Hakikat pembaharuan
lambang bukan merupakan ideologi
adalah perbaikan dari dalam dan
dan
melalui sistem yang ada. Atau dengan
cita-cita
kesalahan
bangsa,
dalam
adanya
memberikan
kata
lain,
pembaharuan
pendidikan mengenai Pancasila di
mengandaikan
jenjeng-jenjang
pendidikan
internal dalam diri Pancasila.
mengakibatkan
generasi
yang
sekarang
adanya
Menghadapi
dinamika
globalisasi,
acuh tak acuh pada Pancasila, selain
bangsa Indonesia harus dapat tegak
itu
nilai
dengan memiliki kedaulatan di bidang
Pancasila ketika diterapkan karena
politik, kemandirian bidang ekonomi,
kita mengasumsikan nilai tersebut
berkepribadian dalam kebudayaan,
568
adanya
ketidaksesuaian
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
dan memiliki daya lenting yang kuat
PEMBAHASAN
dalam ketahanan nasional. Lebih dari
1. Revitalisasi
Nilai
Dasar
itu, harus tetap memperkokoh jati diri
Pancasila
sebagai Pancasilais yang menjunjung
dalam Menghadapi Globalisasi.
tinggi Undang-Undang Dasar Negara
dan Bela Negara
Pada
dasarnya
semua
Republik Indonesia Thun 1945 dan
bangsa di dunia, memiliki latar
memperkokoh
belakang sejarah, budaya dan
tegaknya
Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan
peradaban
ke
sistem nilai dan filsafat, baik
Bhinekaan
Nampaknya
Tunggal
pada
Ika
nya
akhir-akhir
ini
nilai-nilai
yang dijiwai
moral
oleh
keagamaan
kurang ―greget‖ dalam membicarakan
(theisme-religious) maupun nilai
atau
menghayati
non religious (sekular, atheisme).
itu,
Tegasnya,
memahami
Pancasila.
dan
Sementara
kadar
setiap
bangsa
keimanan dan ketaqwaan kepada
senantiasa menegakkan nilai-nilai
Tuhan Yang Maha Esa masih perlu
peradabannya
ditingkatkan. Masih ada sebagian
dilandasi dan dipandu oleh nilai-
kecil masyarakat yang bersikap dan
nilai religious atau non-religious.
berpandangan sempit.
Demikian pula halnya dengan
dengan
dijiwai,
Berdasarkan kondisi realitas
bangsa Indonesia yang majemuk
perkembangan jaman, maka dapat
dan multikultur, kehidupan dalam
dirumuskan
bermasyarakat,
permasalahan
sebagai
berikut :
berbangsa dan
bernegara diwarnai oleh adanya
a. Bagaimanakah
revitalisasi
keyakinan
agama
dan
kedudukan Pancasila sebagai
kepercayaan yang kuat. Disisi
dasar negara dalam menghadapi
lain aspek sosial, budaya, politik
arus globalisasi?
dan ekonomi juga mewarnai
b. Bagaimana
Pancasila
kehidupan ketaanegaraan suatu
sebagai
bangsa. Keberadaan peninggalan
model pendidikan karakter, bela
candi seperti candi borobudur,
negara
prambanan,
diimplementasikan
yang
multikultural?
berbasis
dan
situs
peninggalan keagamaan lainnya merupakan
bukti
tentang
569
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
kehidupan bangsa Indonesia yang
sangat
religius
ini
persatuan indonesia bukan berarti
menunjukkan adanya pedoman
menghilangkan eksistensi, ciri
hidup dasar bangsa Indonesia
dan
yang berkeTuhanan.
suku bangsa. Eksistensi, ciri dan
sejak dulu.
Hal
Selanjutnya, prinsip yang tertuang
dalam
sila
kedua
Pancasila,
merupakan
bentuk
kesadaran
bahwa
bangsa
Indonesia
sejak
dulu
menjunjung
telah
nilai-nilai
identitas
identitas bangsa
Prinsip
masing-masing
masing-masing tetap
terpelihara
suku dan
terjaga keberadaannya. Sila keempat merupakan bentuk
kesadaran
dan
pengejawantahan prinsip-prinsip
kemanusiaan dan keadilan sesuai
kehidupan
budaya bangsa indonesia yang
didasarkan
beragam. Dalam budaya bangsa,
kehidupan gotong-royong yang
manusia senantiasa ditempatkan
telah mengakar dalam kehidupan
dan diperlakukan sesuai dengan
bangsa Indonesia sejak dulu.
kodrat sebagai mahluk ciptaan
Sifat
Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari
musyawarah
berbagai seni budaya bangsa
menjadi pilar kehidupan dalam
yang
kehidupan bermasyarakat secara
mengagungkan
manusia
sesuai dengan kultur dan budaya
kelembagaan pada
yang
perilaku
kegotongroyongan mufakat
dan telah
turun temurun.
yang beragam.
Menyadari
tantangan
Sementara itu, menyadari
sebagai bangsa yang majemuk
keragaman dan pluralitas yang
dan pentingnya persatuan bangsa,
dimiliki bangsa dan belajar dari
maka
pengalaman
kelembagaan
masa
penjajahan,
prinsip-prinsip yang didasarkan
maka persatuan bangsa Indonesia
pada musyawarah untuk mufakat
menjadi tuntunan hidup bangsa
merupakan tuntunan bagi bangsa
Indonesia yang majemuk. Justru
Indonesia
dengan
yang
kehidupan kelembagaan negara
Indonesia
yang menentukan masa depan
memiliki kekayaan budaya yang
bangsa yang berkeadilan. Dengan
dimiliki,
570
heterogen.
kemajemukan bangsa
dalam
menjalankan
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
demikian prinsip-prinsip keadilan
mencerdaskan kehidupan bangsa
merupakan kristalisasi keinginan
(keadilan sosial).‖
dan
cita-cita
bangsa
untuk
Menurut pendapat Harol
mewujudkan suatu masyarakat
H. Titus. Definisi dari ideologi
yang adil dan makmur.
adalah: Aterm used for any group
Penetapan sebagai
Pancasila
dasar
negara
of
ideas
concerning
various
itu
political and aconomic issues
memberikan pengertian bahwa
and social philosophies often
negara Indonesia adalah Negara
applied to a systematic scheme of
Pancasila. Hal itu mengandung
ideas held by groups or classes,
arti bahwa negara harus tunduk
artinya
kepadanya,
digunakan
membela
dan
suatu
istilah
untuk
yang
sekelompok
melaksanakannya dalam seluruh
cita-cita
perundang-undangan. Mengenai
macam masalah politik ekonomi
hal
filsafat
itu,
Kirdi
Dipoyudo
mengenai
sosial
bebagai
yang
sering
(1979:30) menjelaskan: ―Negara
dilaksanakan bagi suatu rencana
Pancasila adalah suatu negara
yang sistematis tentang suatu
yang
cita-cita yang dijalankan oleh
didirikan,
dipertahankan
dan dikembangkan dengan tujuan
kelompok
untuk
masyarakat.Bila
melindungi
dan
atau kita
terapkan
mengembangkan martabat dan
rumusan
hak-hak
dengan definisi-definisi filsafat
azasi
semua
warga
ini
lapisan
Pancasila
bangsa Indonesia (kemanusiaan
dapat
yang adil dan beradab), agar
Pancasila
masing-masing dapat hidup layak
pemikiran
sebagai
manusia Indonesia untuk mencari
manusia,
mengembangkan mewujudkan
dirinya
kita
pada
simpulkan, itu
ialah
dan
kebenaran,
kemudian
kesejahteraannya
mendekati
atau
maka usaha
sampai
menanggap
lahir batin selengkap mungkin,
sebagai suatu kesanggupan yang
memajukan kesejahteraan umum,
digenggamnya seirama dengan
yaitu kesejahteraan lahir batin
ruang
seluruh
Pancasila
rakyat,
dan
dan
waktu. tidak
Apabila menyentuh
571
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
kehidupan
nyata,
rasakan
wujudnya
kehidupan
tidak
sehari-hari,
kita dalam
baik.
maka
keyakinan
Apakah
yang
dasar
tersebut?
Ada
lambat laun kehidupannya akan
beberapa kenyataan yang dapat
kabur dan kesetiaan kita kepada
menjadi landasan bagi bangsa
Pancasila akan luntur. Mungkin
Indonesia dalam memperbaiki
Pancasila akan hanya tertinggal
kehidupannya, seperti:
dalam
sejarah
1. Adanya nilai-nilai luhur yang
Indonesia. Apabila ini terjadi
berakar pada pandangan hidup
maka segala dosa dan noda akan
bangsa Indonesia;
buku-buku
melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal;
telah begitu banyak berkorban
3. Adanya kemauan politik untuk
untuk menegakkan dan membela
memberantas korupsi, kolusi,
Pancasila. Padahal, seharusnya,
dan nepotisme (KKN).
periode reformasi yang sudah
Selain itu juga pancasila
berlangsung hampir 14 tahun ini
mempunyai
kita
dalam berbagai aspek dan bidang
gunakan
untuk
menarik
pelajaran berharga dari periode
kehidupan
sebelumnya‖, selain itu
berikut:
terbukti
dengan
juga
bayaknya
pelnggran-pelangaran HAM yang terjadi dari zaman orde lama hingga sekarang ini. Akan tetapi di balik masalah-masalah yang yang di hadapi pancasila dalam proses imlpemntasinya pancasila
ditangani
sehingga
itu
sebagai
bidang Ekonomi 3. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya 4. Implementasi Pancasila dalam
Keamanan
multidimensional
bangsa
2. Implementasi Pancasila dalam
Indonesia masih memiliki suatu krisis
penting
Bidang Politik
bidang
bahwa
peranan
1. Implementasi Pancasila dalam
bagi perkembangan hidup bangsa
keyakinan
572
masyarakat akan menjadi lebih
Pada
Pertahanan
era
dan
reformasi
dapat
perkembangan situasi nasional
kehidupan
cukup memprihatinkan dengan
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
banyaknya permasalahan yang
seolah
muncul
di
kolektif
bangsa.
kehidupan
semakin
jarang
secara
seluruh
bergantian
sendi
hilang
dari
memori Pancasila diucapkan,
bermasyarakat, berbangsa, dan
dikutip, dan dibahas baik dalam
bernegara.
konteks
Dampak
demokratisasi
yang
tidak
kehidupan
ketatanegaraan,
kebangsaan
terkendali dan tidak didasari
maupun
dengan pemahaman nilai-nilai
Pancasila seperti tersandar di
Pancasila
memunculkan
sebuah lorong sunyi justru di
sikap individualistis yang sangat
tengah denyut kehidupan bangsa
jauh berbeda dengan nilai-nilai
Indonesia yang semakin hiruk-
Pancasila
pikuk dengan demokrasi dan
telah
yang
mementingkan
lebih
keseimbangan,
kemasyarakatan.
kebebasan
berpolitlk
―,
Ibu
kerjasama, saling menghormati,
Megawati juga menyampaikan
kesamaan,
kesederajatan
bahwa
dalam hubungan manusia dengan
kurun
manusia.
menunjukkan
dan
Hal ini juga dirasakan dan diungkapkan
oleh
mantan
Presiden BJ Habibie dan Ibu
―…………….dalam 13
tahun
reformasi,
kealpaan
kita
semua terhadap dokumen penting sebagai rujukan Pancasila dalam proses ketatanegaraan kita‖.
Megawati dalam sambutannya di
Ekspresi dan kegundahan
depan sidang MPR RI pada
kedua tokoh nasional tersebut,
tanggal 1 Juni 2011 dalam rangka
tentu
memperingati Pidato Bung Karno
kegelisahan yang harus dijadikan
1 Juni 1945. Dalam sambutannya
tolok
Bapak
Habibie
pemahaman masyarakat terhadap
…….sejak
nilai – nilai luhur Pancasila.
reformasi 1998, Pancasila seolah-
Hingga saat ini, Pancasila masih
olah tenggelam dalam pusaran
tampak
sejarah masa lalu yang tak lagi
mempersatukan
relevan untuk disertakan dalam
komponen bangsa, suku bangsa,
dialektika reformasi. Pancasila
golongan dan etnik di bawah
BJ
manyampaikan
‖
merupakan
ukur
kokoh
bentuk
memudarnya
berdiri berbagai
573
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
NKRI. Namun, bangsa ini harus
eksistensi suatu negara. Ancaman
berani jujur untuk mengakui
bagi bangsa dan negara, tidak
bahwa Pancasila sebagai dasar
lagi diwujudkan dalam bentuk
negara mulai kehilangan roh dan
ancaman secara fisik, melainkan
jiwa anak bangsanya.
ancaman tampil dalam wujud dan
Bagi
generasi
penerus
bentuk
ancaman
yang
lebih
bukan suatu hal yang mudah
kompleks dan mencakup seluruh
mempertahankan komitmen para
dimensi kehidupan nasional.
pemuda pendahulu dan pendiri
Revitalisasi
Pancasila
bangsa dalam memperjuangkan
dapat dimulai dengan menjadikan
nilai-nilai
Pancasila kembali sebagai public
luhur
Dinamika
pancasila.
perkembangan
discourse,
wacana
publik.
menjadikan
Pancasila
lingkungan strategis, baik global,
Dengan
regional maupun nasional setiap
sebagai wacana publik, sekaligus
jaman dan era kepemimpinan,
dapat dilakukan reassessment,
sangat mempengaruhi tumbuh
penilaian
kembangnya pola pikir, pola
pemaknaan Pancasila selama ini,
sikap dan pola tindak generasi
untuk kemudian menghasilkan
penerus
menyikapi
pemikiran dan pemaknaan baru.
berbagai permasalahan mendasar
Dengan demikian, menjadikan
yang dihadapi bangsa.
Pancasila sebagai wacana publik
Di
dalam
satu
sisi,
trauma
kembali
atas
merupakan tahap awal krusial
generasi muda terhadap sikap
untuk
pengembangan
politik pemerintahan orde baru,
Pancasila
telah melahirkan generasi muda
terbuka, yang dapat dimaknai
era reformasi yang cenderung
secara terus menerus, sehingga
apatis dan tidak peduli terhadap
tetap relevan dalam kehidupan
nilai-nilai luhur yang terkandung
bangsa dan negara Indonesia.
sebagai
kembali ideologi
dalam Pancasila. Sementara disisi lain,
era
globalisasi
implikasinya persepsi
beserta
telah
merubah
ancaman
terhadap
2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
574
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
dijiwai oleh kecintaannya kepada
hasil
Negara
mereka.
Kesatuan
Indonesia
yang
Republik berdasarkan
b.
kebudayaan
asli
Untuk para pelajar,
Pancasila dan Undang-Undang
diwujudkan
Dasar
menjalin
rajin belajar. Sehingga pada
kelangsungan hidup bangsa dan
nantinya akan memunculkan
negara yang seutuhnya. Dengan
sumber daya manusia yang
melaksanakan
cerdas
1945
dalam
kewajiban
bela
dengan
bisa sikap
serta
mampu
bangsa tersebut, merupakan bukti
menyaring berbagai macam
dan proses bagi seluruh warga
informasi yang berasal dari
negara
pihak
untuk
menunjukkan
asing.
Dengan
kesediaan mereka dalam berbakti
demikian, masyarakat tidak
pada nusa dan bangsa, serta
akan
kesadaran untuk mengorbankan
adanya
diri guna membela negara.
menyesatkan
Kesadaran
bela
negara
perlu lebih ditingkatkan atau
terpengaruh informasi dari
dengan yang budaya
asing. c.
Adanya
kepatuhan
dan
dengan kata lain perlu dilakukan
ketaatan pada hukum yang
revitalisasi,
berlaku.
karena
adanya
globalisasi
disegala
perwujudan rasa cinta tanah
aspek kehidupan bermasyarakat,
air dan bela bangsa. Karena
berbangsa
dengan taat pada hukum
pengaruh
dan
bernegara
Hal
ini
asumsinya diantaranya adalah :
yang
a.
untuk
menciptakan keamanan dan
melestarikan
kekayaan
ketentraman bagi lingkungan
budaya,
terutama
serta
Kesadaran
kebudayaan
daerah
yang
mewujudkan
keadilan
beraneka ragam. Sehingga hal ini bisa mencegah adanya
berlaku
sebagai
di
akan
rasa tengah
masyarakat. d.
Mencegah dan memberantas
pengakuan dari negara lain
korupsi. Korupsi merupakan
yang menyebutkan kekayaan
penyakit
daerah
merampas hak warga negara
Indonesia
sebagai
bangsa
karena
575
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
lain
untuk
mendapatkan
kesejahteraan.
e.
Dengan
maupun
non
fisik.
Pembelaan negara secara fisik
mencegah dan memberantas
diantaranya
korupsi, kita akan membantu
perjuangan mengangkat senjata
masyarakat
apabila ada serangan dari negara
dan
bangsa
dalam meningkatkan kualitas
asing
kehidupan.
bangsa.
Meningkatkan
kualitas
perilaku
kehidupan
beragama.
Melalui
pendidikan
agama
dan
Sementara,
pembelaan
negara secara non fisik diartikan sebagai
semua
peningkatan
yang
usaha
untuk
menjaga bangsa serta kedaulatan
Yang
Esa
cara
kedaulatan
negara
Maha
dengan
terhadap
kepercayaan terhadap Tuhan
melalui
proses
nasionalisme.
dilaksanakan antar umat dan
Nasionalisme adalah rangkaian
internal umat beragama dan
kecintaan dan kesadaran dalam
kepercayaan terhadap Tuhan
proses
YME perlu di pererat dan
negara dan bangsa, serta upaya
ditingkatkan, sehingga dapat
untuk menumbuhkan rasa cinta
mencegah perilaku-perilaku
pada
menyimpang
pembelaan bisa dilakukan dengan
yang
dari
ajaran
sebenar-benarnya
(SARA dan Terorisme). Setiap
warga
negara
memiliki kewajiban yang sama dalam
576
fisik
masalah
pembelaan
cara dalam
berkehidupan
tanah
air.
Selain
menumbuhkan berperan
dalam
itu,
keaktifan
aktif
untuk
mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Globalisasi
yang
negara. Hal tersebut merupakan
didominasi oleh kemajuan ilmu
wujud kecintaan seorang warga
pengetahuan
negara pada tanah air yang sudah
informasi, telah merubah pola
memberikan kehidupan padanya.
hubungan antar bangsa dalam
Dalam
pembelaan
berbagai .aspek. Negara seolah
negara, seorang warga negara
tanpabatas (borderless), saling
bisa melakukannya baik secara
tergantung (interdependency) dan
pelaksaan
dan
teknologi
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
saling terhubung (interconected)
politik, ekonomi, sosial budaya
antara satu negara dengan negara
dan pertahanan keamanan suatu
lainnya. Saat ini, tidak ada
negara. Hal ini telah dibuktikan
satupun negara di dunia yang
dengan
mampu berdiri sendiri dalam
ketidakstabilan beberapa negara
memenuhi kebutuhan masyarakat
yang
dan warganya. Dominasi negara-
pembentukan opini publik dan
negara maju terhadap negara-
penyebaran
negara
rahasia melalui situs-situs yang
berkembang
semakin
menguat melalui konsep pasar bebas
dalam
lingkup
berbagai
diakibatkan
oleh
dokumen-dokumen
memanfaatkan jaringan internet.
global
maupun regional.
munculnya
Persepsi
bahwa
bela
negara identik dengan perang
Tantangan
terbesar
telah menjebak pemahaman bela
generasi penerus saat ini adalah
negara
sama
dengan
wajib
kemajuan
militer.
Bela
negara
tidak
teknologi
informasi
yang sangat cepat. Kemajuan
diwajibkan kepada seluruh warga
teknologi
negara dan lebih diorientasikan
informasi
telah
merubah hubungan antar negara
untuk
dan
nasionalisme dan patriotisme.
pola
hubungan
antar
manusia. Kehadiran internet dan teknologi
komunikasi
ikutan
memupuk
rasa
Meski tidak ada ancaman peperangan,
pelatihan
bela
lainnya, memungkinkan manusia
negara bisa saja dilakukan oleh
berhubungan dan berkomunikasi
negara
setiap saat dan tanpa batas. Di
bentuk ancaman yang dinilai bisa
satu
membahayakan
sisi,
hal
ini
dapat
jika
muncul
bentuk-
keamanan
memberikan kontribusi positif
negara. Bentuk-bentuk ancaman
bagi proses pembangunan dan
tersebut
peningkatan
hidup
kejahatan terorisme internasional
masyarakat. Namun disisi lain,
dan nasional, aksi kekerasan
teknologi
informasi
dapat
berbau
digunakan
sebagai
sarana
wilayah negara baik di darat,
melemahkan ketahanan ideologi,
laut, udara, dan luar angkasa,
kualitas
bisa
SARA,
saja
berupa
pelanggaran
577
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
gerakan separatisme, kejahatan
kebangsaan dan kesadaran bela
dan gangguan lintas negara, dan
negara merupakan unsur soft
perusakan lingkungan. Karena
power
itulah
negara. Lebih jauh lagi, dalam
rakyat
bisa
dilibatkan
spektrum
konteks
serta dalam menjaga keamanan
negara, pemahaman empat pilar
lingkungan, membantu korban
wawasan kebangsaan merupakan
bencana alam, menjadi aktivis
kekuatan moral pertahanan nir
lingkungan hidup, atau mengikuti
militer
setiap
kegiatan-kegiatan
yang
dengan
berbagai
meningkatkan
keterampilan
untuk berpartisipasi aktif dalam
diri.Dengan hak dan kewajiban
mempertahankan negara. Bela
yang
orang
Negara biasanya selalu dikaitkan
Indonesia tanpa harus dikomando
dengan militer atau militerisme,
dapat
seolah-olah
sama,
setiap
berperan
aktif
bisa
dalam
Di
tengah
kaburnya
wujud
ancaman
yang
pertahanan
warganegara profesinya
kewajiban
dan
tanggung jawab untuk membela
semakin
dan
sistem
bela
dalam negara dengan wujud ikut
melaksanakan bela negara.
bentuk
berkembang
negara
hanya
Tentara
terletak
Nasional
pada
Indonesia.
Padahal berdasarkan Pasal 30
dewasa ini, kerapuhan jiwa dan
UUD
semangat
kebangsaan
merupakan hak dan kewajiban
sesungguhnya merupakan potensi
setiap warga negara Republik
ancaman
bagi
Indonesia. Bela negara adalah
keberlangsungan dan keutuhan
upaya setiap warga negara untuk
bangsa. Hal ini berangkat dari
mempertahankan NKRI. Sebagai
pemikiran
pemahaman
warga negara sudah sepantasnya
empat pilar wawasan kebangsaan
kita turut serta dalam bela negara
akan membangkitkan semangat
dengan
dan
mengatasi
terbesar
bahwa
kesadaran
bela
negara
1945,
bela
negara
mewaspadai berbagai
dan macam
seluruh warga negaranya dalam
ancaman, tantangan, hambatan,
menghadapi
dan gangguan pada NKRI atau
berbagai
bentuk
ancaman. Empat pilar wawasan
578
dalam
Negara
Kesatuan
Republik
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
Indonesia seperti para pahlawan yang
rela
berkorban
4)
demi
Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap
kedaulatan dan kesatuan NKRI.
tanah air serta menanamkan
Semua potensi ancaman
semangat
juang
untuk
tersebut dapat diatasi dengan
membela negara, bangsa dan
meningkatkan
tanah
Ketahanan
air
serta
Nasional melalui berbagai cara,
mempertahankan Panca Sila
antara lain:
sebagai ideologi negara dan
1)
Pembekalan mental spiritual
UUD 1945 sebagai landasan
di kalangan masyarakat agar
berbangsa dan bernegara.
dapat menangkal pengaruh-
agresi bersenjata dari luar,
tidak sesuai dengan norma-
meskipun
norma
relatif sangat kecil, selain
kehidupan
bangsa
kemungkinannya
menggunakan
Upaya perasaan
kekuatan TNI, tentu saja
tanah air
dapat menggunakan unsur
cinta
melalui
pemahaman
dan
penghayatan (bukan sekedar penghafalan)
sejarah
perjuangan bangsa. Pengawasan
unsur
peningkatan
(patriotisme)
3)
Untuk menghadapi potensi
pengaruh budaya asing yang
Indonesia 2)
5)
yang
Rakyat
(Ratih)
sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta. Dengan Ketahanan
ketat
Terlatih
diharapkan
doktrin Nasional
bangsa
itu,
Indonesia
terhadap eksploitasi sumber
mampu
daya alam nasional serta
berbagai
terciptanya
suatu
termasuk ancaman, gangguan,
yang bersih
hambatan dan tantangan terhadap
pemerintahan
mengidentifikasi masalah
negara
nasional
dan berwibawa (legitimate,
keamanan
bebas KKN, dan konsisten
menentukan
melaksanakan
tindakan untuk menghadapinya.
langkah
guna atau
peraturan/undang-undang).
579
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
3. Dimensi
Pancasila
Pendekatan
dan
Pendidikan
Istilah ―pendidikan multi-
dari
berbagai perspektif budaya yang
(multicultural
mereka
miliki,
positif
terhadap
dan
bersikap perbedaan
education) dapat digunakan baik
budaya, ras, dan etnis (Farris &
pada
Cooper, 1994).
tingkat
deskriptif
dan
normatif, yang menggambarkan isu-isu
dan
pendidikan
masalah-masalah berkaitan
dengan
Disisi
lain
Banks
berpendapat bahwa pendidikan multuikultural
didefinisikan
masyarakat multikultural. Lebih
sebagai sebuah kebijakan sosial
jauh ia juga mencakup pengertian
yang didasarkan pada prinsip-
tentang pertimbangan terhadap
prinsip pemeliharaan budaya dan
kebijakan-kebijakan dan strategi-
saling
strategi bagi pendidikan bagi
antara seluruh kelompok budaya
peserta
di
didik
di
dalam
memiliki
rasa
dalam
hormat
masyarakat.
masyarakat multikultural. Dalam
Pembelajaran multikultural pada
konteks deskriptif dan normatif
dasarnya
ini, maka kurikulum pendidikan
pendidikan
multikultural mestilah mencakup
komunitas
subyek-subyek seperti; toleransi;
berpartisipasi dalam mewujudkan
tema-tema
perbedaan
kehidupan demokrasi yang ideal
agama;
bagi bangsanya (Banks, 1993).
tentang
ethno-kultural,
dan
bahaya
diskriminasi;
penyelesaian
konflik
dan
merupakan
Sementara
program
bangsa multikultural
Skeel
agar dapat
menyatakan
bahwa pendidikan multikultural
mediasi; HAM; demokrasi dan
adalah
pluralitas;
kemanusiaan
memandang keunikan manusia
subyek-subyek
dengan tanpa membedakan ras,
universal,
dan
lain yang relevan. multikultural
580
kehidupan
berbeda dengan budaya yang
Berbasis Multikultural kultural‖
memandang
Pendidikan
diselenggarakan
budaya,
ekonomi
kemampuan
1995).
dalam
jenis
sikap
kelamin,
dalam
seks,
kondisi jasmaniah atau status
dalam upaya mengembangkan siswa
suatu
seseorang
(Skeel,
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
Dari pendapat para ahli diatas
secara
dapat
bahwa
kondisi potensi nasional yang
multikultural
dilandasi nilai-nilai ke-Bhinneka
education)
Tunggal Ika-an sebagai landasan
merupakan strategi pendidikan
dan pedoman dalam mewujudkan
yang
stabilitas nasional dan ketahanan
disimpulkan
pendidikan (multicultural
memanfaatkan
keberagaman
latar
belakang
nasional
nasional
menjadikan
diharapkan
menjadi
kebudayaan dari para peserta
kekuatan dengan segala aspek-
didik sebagai salah satu kekuatan
aspek
untuk
Untuk
membentuk
multicultural.
sikap
Pendidikan
yang
ada
didalamnya.
itulah,
aktualisasi
pemahaman nilai-nilai Bhinneka
multikultural bukanlah kebijakan
Tunggal
yang
pada
dalam Pancasila sebagai filsafat
mengarah
Ika
yang termaktub
pelembagaan
pendidikan
dan
dan dasar negara perlu dipahami
pengajaran
inklusif
dan
dan
pengajaran
oleh
propaganda
dikembangkan
diimplementasikan
serta dalam
pluralisme lewat kurikulum yang
kehidupan sosial, karena nilai-
berperan bagi kompetisi budaya
nilai yang terkandung dalam ke-
individual.
Bhinneka
Bangsa
Indonesia
Tunggal
Ika-an
fungsi
sebagai
mempunyai
menyadari bahwa kemajemukan
motivasi dan rambu-rambu dalam
etnis/suku/bangsa,
menentukan
ras,
sosial,
segala
budaya, dan agama, merupakan
kebijaksanaan,
bagaian yang berbeda satu sama
tindakan dan perbuatan dalam
lain, namun demi kepentingan
bermasyarakat,
bersama,
bernegara.
menuju
masyarakat
yang adil, makmur dan sejahtera,
keputusan,
berbangsa dan
Pembentukan masyarakat
keberagaman tersebut menjadi
multi-kultural
penguat
terintegrasi
sehat tidak bisa secara taken for
berdasarkan
granted atau trial and error.
secara
sehingga nasional
Indonesia
harus
yang
filsafat dan idiologi Pancasila.
Sebaliknya
diupayakan
Kemajemukan yang terintegrasi
secara sistematis, programatis,
581
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
integrated
dan
berkesinambungan, dan bahkan perlu
percepatan
―multi-kultural‖ semakin relevan dan timely.
(akselerasi).
Pada pihak lain, gagasan
Salah satu strategi penting dalam
pendidikan
mengakselerasikannya
adalah
merupakan sesuatu hal baru di
pendidikan multi-kultural yang
Indonesia. Meski belakangan ini
diselenggarakan melalui seluruh
sudah mulai muncul suara-suara
lembaga pendidikan, baik formal
yang mengusulkan pendidikan
maupun non-formal, dan bahkan
multi-kultural
informal dalam masyarakat luas.
tanahair,
Kebutuhan, urgensi, dan akselerasi kultural
pendidikan telah
multi-
cukup
lama
tersebut
tidak
di
berkembang
wacana publik tentang subyek ini. Pembahasan dan literatur mengenai
subyek
ini
sangat
dirasakan cukup mendesak bagi
terbatas. Padahal, realitas kultural
negara-bangsa majemuk lainnya.
dan
Di beberapa negara Barat, seperti
kondisi
Kanada, Inggris, Amerika Serikat
budaya bangsa, khususnya sejak
dan lain-lain, yang sejak usainya
―era
Perang Dunia II semakin ―multi-
dengan gejolak sosial-politik dan
kultural‖ karena proses migrasi
konflik dalam berbagai level
penduduk luar ke negara-negara
masyarakat, membuat pendidikan
tersebut (cf Hefner, 2001:2-3),
multi-kultural
pendidikan
dibutuhkan.
multi-kultural
menemukan momentumnya sejak dasawarsa
1970-an,
sebelumnya
di
perkembangan sosial,
terakhir
politik,
reformasi‖
yang
terasa
dan penuh
semakin
Multi-kulturalisme
setelah
sebagai landasan budaya, lebih
misalnya
jauh lagi, terkait erat dengan
dikembangkan ―pendidikan inter-
pencapaian civility (keadaban)
kultural‖.
dengan
yang
―multi-
demokrasi yang berkeadaban dan
AS
Berhadapan
meningkatnya
sangat
kulturalisme‖ di negara-negara
keadaban
tersebut,
(democratic
maka
paradigma,
konsep dan praktek pendidikan
582
multi-kultural
upaya
esensial
yang
bagi
demokratis
civility).
penumbuhan
Dalam dan
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
pengembangan
democratic
pemberdayaan
civilitas
dan
civility, maka civil society (CS)
demokrasi yang berkeadaban (cf.
dan pendidikan menduduki peran
Hefner 2001:9-10).
sangat
instrumental.
Terdapat
persepsi dalam masyarakat untuk secara
taken
menerima
for
bahwa
mendorong demokrasi.
granted
KESIMPULAN 1. Dinamika
dalam
CS
selalu
keadaban
dan
Pancasila ke dalam kehidupan
terdapat
bermasyarakat, berbangsa, dan
Padahal,
kecenderungan,
bahwa
terorganisasi
CS
mengaktualisasikan
benegara
nilai
adalah
suatu
berdasarkan
keharusan, agar Pancasila tetap
distingsi sosial, budaya, etnis,
selalu relevan dalam fungsinya
dan agama—sehingga cenderung
memberikan
eksklusif
pengambilan kebijaksanaan dan
dan
merasa
paling
pedoman
benar sendiri; akibatnya dapat
pemecahan
masalah
kontra-produktif
kehidupan
berbangsa
tidak
hanya
bagi
dalam dan
terhadap
multi-kulturalisme,
bernegara. Agar loyalitas warga
tetapi
bahkan
masyarakat dan warga negara
juga
terhadap
demokrasi. Karena itu, dalam hal CS
seperti
ini,
perlu
pengembangan
sikap
inklusif,
respek
terhadap
toleran,
dan
pluralitas. Pada saat yang sama, juga harus dikembangkan CS yang mengatasi berbagai garis demarkasi
tersebut,
menjadi
organisasi yang melintasi batasbatas etnis, agama dan sosial, sehingga pada gilirannya dapat menjadi ―social and cultural capital‖
yang
pengembangan
esensial
bagi dan
terhadap Pancasila tetap tinggi. 2. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisidefinisi
filsafat
dapat
kita
simpulkan, maka Pancasila itu ialah
usaha
pemikiran
manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai
mendekati
atau
sebagai
suatu
menanggap kesanggupan
yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
583
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
3. Globalisasi yang didominasi oleh
kemajuan
negara
asing
terhadap
ilmu
kedaulatan bangsa. Sementara,
teknologi
pembelaan negara secara non
informasi, telah merubah pola
fisik diartikan sebagai semua
hubungan antar bangsa dalam
usaha untuk menjaga bangsa
berbagai .aspek. Negara seolah
serta kedaulatan negara melalui
tanpabatas (borderless), saling
proses
tergantung
nasionalisme.
pengetahuan
dan
dan
(interdependency)
saling
terhubung
(interconected)
antara
satu
negara dengan negara lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Alex
Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri
sendiri
dalam
memenuhi
kebutuhan
masyarakat dan warganya. 4. Bela negara adalah membela kepentingan seluruh
nasional
aspek
pada
kehidupan
nasional. Bela negara tidak hanya
berhubungan
kepenting-an tetapi
militer
kepentingan
dengan semata seluruh
bangsa Indonesia. 5. Dalam
peningkatan
pelaksaan
pembelaan
negara, seorang warga negara
Suseno, 2000 Strategi Pembudayaan Kesadaran Hak Bela Negara Tahun 20002004, Jakarta,
Banks, J.A. 1993. “Multicultural Educatian: Historical Development, Dimentions and Practrice” In Review of Research in Education, vol. 19, edited by L. DarlingHammond. Washington, D.C.: American Educational Research Association. Farris, P.J. & Cooper,S.M, 1994, Elementary Social Studies: a Whole language Approach. Iowa Brown&Benchmark Publishers M. Ali, 2006 Menuju Multikultural Global, http://www2.kompascetak, diakses pada tanggal 3 Februari 2009
bisa melakukannya baik secara fisik
maupun
non
fisik.
Pembelaan negara secara fisik diantaranya
dengan
cara
perjuangan mengangkat senjata apabila
584
ada
serangan
dari
Saeful
Rahmat, 2008, Wacana Pendidikan Multikultural di Indonesia, http://www2.kompas-cetak, diakses pada tanggal 3 Februari 2009
Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan…
Skeel, D.J, 1995, Elementary Social Studies: Challenge for Tomarrow’s World, New York: Harcourt Brace College Publishers http://lasonearth.wordpress.com, makalah, falsafah pancasila sebagai dasar falsafah negara indonesia, Rabu 28 – 03 – 2012, 17:5 http://www.sarjanaku.com, pancasila sebagai ideologi Negara, Rabu 28 – 03 2012, 09:00 http://mutualprocrastination.wordpres s.com, pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara, Senin 20 – 03 -2012, 19:00 http://lubisgrafura.wordpress.com/200 7/09/10/pembelajaran-berbasismultikultural/
585