REPRESENTASI ISLAM DALAM FILM GET MARRIED 99% MUHRIM
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : Siti Aisyah NIM: 1112051000144
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H / 2016M
ABSTRAK Siti Aisyah 1112051000144 Representasi Islam dalam Film Get Married 99% Muhrim Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Film juga menjadi media belajar manusia mengenai sejarah, tingkah laku manusia dan ilmu pengetahuan.Pada dasarnya dalam kajian media, tayangan film dijadikan alat dalam menyampaikan pesan baik social, politik, budaya maupun sebagai sarana penyampaian pesan dakwah serta pesan moral.Get Married 99% Muhrim, merupakan film bergendre komedi yang mengangkat tema Religi. Lewat film ini penonton diajak untuk menemukan hidayah.Film ini menyampaikan pandangan tentang bagaimana sebuah keluarga yang apabila tidak diisi dengan pembinaan agama yang benar maka terasa sulit menjalani kehidupan di dunia ini. Film ini memberikan gambaran tentang kehidupan umat islam dari sisi sosial maupun sisi keagamaan. Pertanyaan penelitian ini diantaranya ialah, bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam Film Get Married 99% Muhrim berdasarkan model Roland Barthes? Bagaimana islam direpresentasikan dalam film Get Married 99% Muhrim? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma penelitian yang digunakan ialah paradigma konstruktivis. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika model Roland Barthes. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori representasi Stuart Hall dan semiotika model Roland Barthes. Menurut Stuart Hall representasi merupakan perwakilan yang menghubungkan makna dan bahasa. Representasi dapat berwujud gambar, kata, cerita yang mewakili ide, emosi, fakta dan sebagainya. Dan bagaimana representasi tersebut dikaitkan dengan semiotika Roland Barthes yang mengembangkan semiotik menjadi dua tataran petanda tentang makna yang terkandung dalam film. Barthes menjelaskan signifikasi tahap pertama merupakan hubungan penanda dan petanda yang disebut denotasi, kemudian konotasinya adalah istilah untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua, pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Hasil penelitian ini menampilkan beberapa tanda yang muncul dalam adegan-adegan pada film tersebut. Penulis mendapatkan data yang ditinjau dari denotasi, konotasi, dan mitos. Makna denotasi berupa penjelasan gambar-gambar pada kelima scene yang berkaitan dengan representasi islam. Makna konotasinya menjelaskan bagaimana para pemain memberi gambaran tentang ajaran sebagai seorang muslim. Dan mitosnya menjelaskan mengenai representasi sebagai seorang muslim. Film ini mengajarkan tentang ajaran-ajaran islam yang harus dilaksanakan, salah satunya memberi gambaran bagaiman sebagai seorang muslim diwajibkan menutup aurat yang sesuai dengan syariat islam. Dan mematuhi segala perintah dan larangan yang sudah ditetapkan Allah SWT. Kata kunci: Film, Semiotika, Representasi, Islam, Get Married 99% Muhrim.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkah, kekuatan dan atas izin yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Representasi Islam dalam Film Get Married 99% Muhrim”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya. Semoga kita tetap istiqomah menjadi umatnya hingga hari kiamat. Aamiin. Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun guna memenuhi salah satu yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini tidak akan mampu terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain yang telah memberikan bimbingan, nasihat, serta motivasi baik secara moral maupun material. Oleh karenanya, penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Bapak Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 3. Ibu Fita Fathurokhmah SS, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
ii
4. Bapak Dr. Gun Gun Heryanto, M. Si, Selaku Dosen Penasehat Akademik KPI E angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi. 5. Bapak Dr. H. Sunandar, MA selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya guna memberikan arahan bagi penulis. 6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama dalam masa perkuliahan. 7. Segenap pimpinan
serta Karyawan Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani penulis dalam menggunakan buku-buku serta literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini. 8. Kedua orang tuaku tercinta, yang tidak pernah lelah dan penuh kesabaran dalam mendidik anak-anaknya, terimakasih untuk kasih sayang, do’a, serta nasihat-nasihatnya. Dan kepada kakak-kakak serta abang-abangku tersayang yang selalu memberi nasihat serta motivasi baik secara moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Terimakasih untuk Fajar Bustomi, selaku narasumber penulis yakni sutradara film Get Married 99% Muhrim yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data-data untuk melengkapi skripsi ini. 10. Sahabat serta teman-teman ku Sarah Meida yang telah menjadi tempat keluh kesah, dan salalu setia menemani serta telah banyak membantu
iii
penulis. Mudillah yang telah memberi masukan-masukan kepada penulis, serta teman-teman seperjuangan Syifa, Thabita, Fitri, Bilqis dan Dityan yang telah memberi kecerian dan menjadi tempat bertukar pikiran serta berbagi pengalaman yang berharga selama berada di bangku kuliah. 11. Seluruh teman-teman KPI E 2012 atas do’a dan semangatnya yang sudah memberikan inspirasi kepada penulis. 12. Seluruh teman-teman KKN BRIGHT yang sedang berjuang dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah ini. Untuk semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung terimakasih. Penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikianlah pengantar yang dapat penulis sampaikan, akhir kata penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................................... 5 1. Batasan Masalah ........................................................................................ 5 2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 1. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 2. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 D. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 7 1. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 7 2. Metode Peneltian ........................................................................................ 8 3. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 8 4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 8 5. Teknik Analisa Data ................................................................................... 10 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 11 F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 12 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 14 A. Teori Representasi Stuart Hall ......................................................................... 14 B. Semiotika ......................................................................................................... 16 1. Pengertian Semiotika ................................................................................. 16 2. Semiotika Roland Barthes .......................................................................... 18 C. Pengertian Islam ............................................................................................... 21 D. Busana Muslim ................................................................................................ 23 1. Pengertian Busana Muslim ........................................................................ 23 2. Kriteria Busana Muslim ............................................................................. 24 E. Tinjauan Tentang Film ..................................................................................... 26 1. Pengertian Film .......................................................................................... 26 2. Unsur-unsur Pembentukan Film ................................................................ 27 3. Struktur Film .............................................................................................. 28 v
4. Jenis dan Klasifikasi Film .......................................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM FILM GET MARRIED 99% MUHRIM ................. 34 A. B. C. D. E.
Sekilas Tentang Film Get Married 99% Muhrim ............................................ 34 Synopsis Film Get Married 99% Muhrim ......................................................... 35 Tim Produksi Film Get Married 99% Muhrim ................................................. 36 Profil Sutradara Film Get Married 99% Muhrim ............................................. 38 Profil Pemain Film Get Married 99% Muhrim ................................................ 39
BAB IVANALISIS DATA ................................................................................................ 44 A. Analisis Semiotika Scene Representasi Islam................................................... 44 B. Representasi Makna Dalam Film Get Married 99% Muhrim ........................... 65 BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 68 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 69 B. Kritik dan Saran ................................................................................................ 70 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ……..………………………………….19 Tabel 4.1..………...…..…………………………….…………………………..45 Tabel 4.2……….………………………………………………………...……..47 Tabel 4.3……….………………………………………………………...……..51 Tabel 4.4……….………………………………………………………...……..54 Tabel 4.5………………………………………………………………………..57 Tabel 4.6……………………....………………………………………………..61
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi dan cara dalam berkomunikasi membuat para komunikator semakin mudah dalam menyampaikan pesan. Beragam media komunikasi baik visual maupun audiovisual pun hadir di masyarakat. Hal ini menjadi kebutuhan yang wajib bagi masyarakat sekarang ini. Apalagi media komunikasi terus berinovasi dan berkembang tiap tahunnya. Dengan canggihnya media komunikasi sekarang ini dapat dimanfaatkan oleh setiap orang salah satunya sebagai media dakwah dalam meningkatkan iman dan takwa khususnya untuk umat muslim. Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Kerjanya ibarat jarum hipodermik atau peluru yang banyak dicetuskan oleh pakar ilmu komunikasi, dimana kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang dapat langsung merasuk ke dalam jiwa penerima pesan.1 Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahnya langsung melalui
1
Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang: Ramdina Prakasa,2005),h.12.
1
2
gambaran-gambaran visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subyek yang tidak terbatas ragamnya.2 Film saat ini juga menjadi media belajar manusia mengenai sejarah, tingkah laku manusia dan ilmu pengetahuan. Film bukan lagi sekedar hiburan karena dalam film mengangkat realita kehidupan yang ada dimasyarakat yang dikombinasikan dengan unsur hiburan dan pendidikan di dalamnya. Film adalah bagian kehidupan sehari-hari kita, dalam banyak hal bahkan cara kita bicara di pengaruhi oleh metafora film.3
Pada dasarnya dalam kajian media, tayangan film dijadikan alat dalam menyampaikan pesan baik social, politik, budaya maupun sebagai sarana penyampaian pesan dakwah serta pesan moral. Dengan dibuatnya film diharapkan alur cerita serta pesan-pesan yang disampaikan oleh sang aktor yang memainkan perannya dapat diterima dan dimengerti oleh penontonnya. Setelah film
Get
Married
yang sebelum-sebelumnya mendulang
kesuksesan dengan cerita yang kocag, film ini juga merupakan sekuel dari seri film terpanjang di Indonesia yang telah lima kali membuat sekuel film dengan cerita yang berbeda-beda namun tetap dinikmati oleh penontonnya.4 Dibanding empat seri sebelumnya, film Get Married 99% Muhrim jelas berbeda, karena sangat kental dengan pesan religius. Film ini juga dirilis
2
Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar,(Jakarta, BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 2000), h.6. 3 John Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008), hlm.160. 4 http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150730140243-220-69110/tertawa-sekaligustertampar-tampar-menonton-get-married-5/ diakses pada 26 April 2016
3
setelah hari raya idul fitri untuk memanfaatkan moment lebaran dan sukses menyita perhatian penonton yang menyukai genre komedi namun dikemas dengan nuansa religi yang menghibur. Film Get Married 99% Muhrim menceritakan tentang kehidupan Mae yang kini tengah hidup berbahagia bersama Rendy serta anak-anaknya dengan segala kemewahan yang dimiliknya. Namun dibalik kesenangannya saat ini ia tersadar bahwa iman yang dia miliki masih kurang. Dalam harinya-harinya ia mengalami kegalauan yang kemudian membuatnya mendapatkan hidayah. Ia sadar bahwa selama ini keluarganya masih memiliki kekurangan yaitu pendidikan agama. Dan dari situ iapun mulai belajar agama dan juga mengajak sang suami untuk mempelajari masalah agama. Perubahan pun terjadi pada adik iparnya, Sophie yang tengah kawin gantung dengan Jali berubah setelah sophie mendalami ajaran agama di pesantren. Perubahan keduanya benar-benar terlihat dimana Sophie yang biasanya berpakaian seksi berubah menjadi seorang wanita alim yang menggunakan pakaian muslim yang syar’i. Awalnya perubahan Sophie itu mendapat pertentangan dari ibunda Sophie yang khawatir bahwa anaknya akan terpengaruh aliran agama yang salah. Namun berkat pengenalan agama yang selama ini mereka ikuti, mereka pun jadi tergugah untuk mempelajari masalah agama dan mulai berubah menjadi pribadi yang Islami. Bahkan Rendy pun awalnya sempat melarang Mae untuk belajar agama. Namun semuanya bisa teratasi dengan penjelasan
4
yang baik dari Mae. Dari situ keduanya pun akhirnya sadar bahwa kehidupan yang mapan tanpa pelajaran agama bagaikan "nasi tanpa garam". Dalam film terbarunya yang bertajuk Get Married 99% Muhrim, bisa dibilang menghadirkan kisah yang lebih seru, dan menginspirasi. Lewat film ini penonton diajak untuk menemukan hidayah. Ini perbedaan Get Married dengan film-film sejenisnya yang lebih banyak mengumbar komedi dan kurang memperhatikan pesan dan nilai positif dari film tersebut. Disini juga terlihat perbedaan dengan film Get Merried yang sebelum-sebelumnya yang lebih banyak mengisahkan drama dan komedi. Dalam film Get Married 99% Muhrim ini salah satu kunci kesuksesannya terletak pada pengangkatan isu-isu yang masih terjadi hingga saat ini, seperti pada lingkup masyarakat disekitar kita berpenampilan
syar’I.
Bahkan
sebagian
yang masih asing dengan orang
menganggap
bahwa
berpenampilan seperti itu merupakan salah satu ciri khas dari aliran sesat. Dalam film Get Merried 99% Muhrim ini dibalik gendre komedi yang ditampilkan namun, film ini juga banyak mengungkapkan pesan-pesan moral yang berkaitan dengan ajaran islam tentunya dan sosial yang ditujukan kepada masyarakat tanpa maksud menggurui. Film ini menjadi menarik ketika pesan serta isi dalam film ini menyampaikan pandangan tentang bagaimana sebuah keluarga yang apabila tidak diisi dengan pembinaan agama yang benar maka terasa sulit menjalani kehidupan di dunia ini. Pesan yang terkesan berat tetapi bisa diterima oleh
5
penonton dengan mudah karena pengemasanya yang ringan namun tetap berbobot. Tema yang diangkat pun selalu berbicara tentang masalah yang terjadi di masyarakat dikemas menjadi menyenangkan lewat aksi penuh tawa yang diperankan antar pemain serta penuh makna. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menemukan makna yang ada dalam film tersebut. Peneliti bermaksud menyusun skripsi dengan judul “Representasi Islam Dalam Film Get Married 99% Muhrim”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, penulis membatasi
untuk
mempermudah
penyusunan
dengan
membatasi
pengambilan adegan-adegan dalam film “Get Married 99% Muhrim” yang memiliki simbol dan merepresentasikan busana muslimah, sapaan salam, serta arti perkawinan. 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : a. Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitosl yang terdapat dalam film Get Married 99% Muhrim? b. Bagaimana islam direpresentasikan dalam film Get Married 99% Muhrim?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film Get Married 99% Muhrim.
b. Untuk mengetahui bagaimana islam direpresentasikan dalam film Get Married 99% Muhrim. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan menjadi referensi di bidang ilmu komunikasi, bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dalam mengembangkan penelitian skripsi menganalisis film dalam kajian semiotika. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para akademisi dakwah dalam mengemas pesan melalui media audio visual yaitu film. Selain itu, dari segi praktis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktisi perfilman terutama untuk memberikan sudut pandang lain dalam melihat sebuah film.
7
D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris yang bertujuan mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan
memperhitungkan
konteks
yang
relevan.5
Penulis
akan
menggunakan data-data empiris lainnya unruk memberikan makna yang ingin disampaikan dalam film Get Married 99% Muhrim, agar penafsiran pesan dalam film Get Married 99% Muhrim tepat dengan isi pesan yang ingin disampaikan. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma kostruktivis. Aliran ini melihat bahwa realitas ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir seseorang.6 Maka analisis dalam pandangan konstruktivis ialah menentukan bagaiman realitas dikonstruksi dan menggunakan cara apa konstruksi tersebut dibentuk. Paradigma ini dipakai peneliti untuk menggali makna dan mengkonstruksikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada penonton.
5
Mashuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif (Malang: Refika Aditama, 2008), h. 13. 6 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.48.
8
2. Metode penelitian Dalam menganalisis penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis semiotika. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturanaturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.7 Peneliti memilih analisis semiotika Roland Barthes untuk menganalisis film Get Married 99% Muhrim. Dalam semiotika model ini, sistem signifikasi terbagi ke dalam dua tingkatan, dimana denotasi merupakan tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.8 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah film Get Married 99% Muhrim, sedangkan objek penelitiannya adalah potongan adegan dalam film Get Married 99% Muhrim yang berkaitan dengan unsur keislaman yang disampaikan. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara, adalah teknik pencarian data atau informasi mendalam yang diajukan kepada responden atau informan dalam bentuk
7
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta:PT. Kencana Prenada Media Grup,2006).h. 263. 8 Alex sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 127-128.
9
pertanyaan.9 Penulis melakukan wawancara kepada pihak terkait, yang dapat membantu penulis guna menggali informasi lebih mendalam yangberkaitan dengan penulisan. Dalam penulisan ini data tambahan diperoleh dari wawancara kepada sutrada Get Married 99% Muhrim yaitu Fajar Bustomi. b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data melalui telaah dan mengakaji berbagai literature yang sesuai dan ada hubungannya dengan bahan penelitian yang kemudian dijadikan bahan argumentasi. Data-data yang dikumpulkan dalam teknik ini terbagi dua, yaitu: 1. Data primer adalah berupa data yang diperoleh dari film Get Married 99% Muhrim. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen atau literature-literatur yang mendukung data primer, seperti bukubuku yang sesuai dengan penelitian, artikel, internet dan sebagainya. c. Observasi non partisipan. Pengumpulan data dilakukan oleh penulis dengan menggunakan dua cara. Yang pertama observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis dengan cara menonton dan mengamati adegan demi adegan dalam film Get Married 99%
9
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian: Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 79.
10
Muhrim. Kemudian, memilih dan menganalisis sesuai dengan model penelitian yang digunakan. 5. Teknik Analisis Data Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, kemudian teknik analisis data diklasifikasikan sebagai berikut:10 a. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. b. Penyajian data tahapan penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data, penyajian data ialah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan data. Dengan melihat penyajianpenyajian maka akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.
10
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), h. 16-19.
11
c. Penarikan kesimpulan (verifikasi) kegiatan analisis ketiga yang penting
adalah
menarik
kesimpulan
verifikasi.
Penarikan
kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kemudian, dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Dimana Barthes mengembangkan semiotika menjadi denotasi, konotasi dan mitos. E. Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini penulis juga menggunakan skripsi yang memiliki beberapa persamaan dengan penelitian ini, sebagai referensi atau rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan sekaligus sebagai referensi tambahan selain buku, koran dan artikel. Adapun beberapa judul penelitian yang penulis dapatkan sebagai berikut: Representasi Simbol Keislaman Dalam Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho. Yang diteliti oleh Siti Mawarni Murdiati. Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, tahun 2014. Persamaan skripsi yang dijadikan rujukan dengan skripsi yang peneliti buat adalah dalam hal sama-sama menggunakan analisis semiotika film. Perbedaannya pada objek penelitian dimana skripsi yang digunakan sebagai rujukan menggunakan film Mata Tertutup dan menggunakan teori Charles Sander Pierce, sedangkan skripsi yang peneliti buat menggunakan film Get Married 99% Muhrim dan menggunakan teori Roland Barthes.
12
Representasi Islam Dalam Film PK. Yang diteliti oleh Nurleli Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, tahun 2015. Persamaan skripsi yang dijadikan rujukan dengan skripsi yang peneliti buat adalah dalam hal samasama menggunakan analisis semiotika film. Perbedaannya pada objek penelitian dimana skripsi yang digunakan sebagai rujukan menggunakan film PK, sedangkan skripsi yang peneliti buat menggunakan film Get Married 99% Muhrim dan sama-sama menggunakan teori Roland Barthes. Representasi Islam Pada Iklan-iklan Partai Perindo di Televisi. Yang diteliti oleh Giovanni Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, tahun 2016. Persamaan skripsi yang dijadikan rujukan dengan skripsi yang peneliti buat adalah dalam hal sama-sama menggunakan analisis semiotika film. Perbedaannya pada objek penelitian dimana skripsi yang digunakan sebagai rujukan menggunakan Iklan Partai Perindo di Televisi, sedangkan skripsi yang peneliti buat menggunakan film Get Married 99% Muhrim dan sama-sama menggunakan teori Roland Barthes. Dengan begitu maka penulisan mengambil kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa/I yang meneliti tentang Representasi Islam Dalam Film Get Married 99% Muhrim. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ditujukan untuk memudahkan pemahaman tentang penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab yang terdiri dari sub bab, yang berkaitan dan merupakan suatu kesatuan
13
yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut: BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneliatian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematikan penelitian. BAB II: LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang konsep semiotika, semiotika Roland Barthes, pengertian representasi, pengertian islam, definisi representasi islam, film sebagai media komunikasi massa, tinjauan tentang film, struktur film, jenis dan klasifikasi film. BAB III: GAMBARAN UMUM FILM GET MARRIED 99% MUHRIM Pada bab ini pembahasan gambaran umum film Get Married 99% Muhrim, synopsis film, tim produksi film Get Married 99% Muhrim, profil sutradara, dan profil pemain. BAB IV: ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang penelitian yang mencakup analisis semiotika gambar (film Get Married 99% Muhrim) model Roland Barthes dan representasi makna dalam film Get Married 99% Muhrim. BAB V: PENUTUP Penulis mengakhiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah bab I dan disertai dengan saran-saran dari penulis.
BAB II Landasan Teori A. Teori Representasi Stuart Hall Stuart Hall berargumentasi bahwa representasi dipahami sebagai berikut:1 Representation: Cultural Representation and signifying Practice, “Representation connect meaning and language to culture...representation is an essential part of the process by wich meaning is produced and exchanged between member of culture.” Perwakilan budaya dan praktek yang signifikan, “perwakilan menghubungkan makna dan bahasa atas kebudayaan... perwakilan merupakan bagian penting dari proses yang berarti dihasilkan dan ditukar diantara para anggota”.
Melalui representasi suatu makna diproduksi dan dipertukarkan antar anggota masyarakat. Jadi dapat dikatakan bahwa, representasi secara singkat adalah cara memproduksi makna. Representasi bekerja melalui sistem representasi, sistem ini teridri dari dua komponen yang penting yakni konsep pikiran dan bahasa. Keduanya saling berkolerasi, konsep dari suatu hal yang diketahui dalam pikiran sehingga dapat mengetahui makna akan hal tersebut, namun tanpa adanya bahasa tidak akan bisa mengkomunikasikannya. Sistem representasi yang kedua adalah bekerja pada hubungan antara tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah akibat dari hal tersebut maka
1
Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktek, (Bantul: Kreasi Wacana Offset, 2000), h. 19.
14
15
makna juga berubah. Setiap waktu terjadi proses negosiasi dalam pemaknaan.2 Representasi merupakan kegunaan dari tanda. Marcel Danesi mendefinisikannya sebagai aktivitas pembentukan ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas otak untuk dilakukan oleh semua manusia. 3 Representasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu.4 Representasi bergantung pada tanda dan citra yang sudah ada dan dipahami secara kultural, dalam pembelajaran bahasa dan penandaan yang bermacam-macam atau sistem tekstual secara timbal balik. Hal ini mewakili fungsi tanda „mewakili‟ yang kita tahu dan mempelajari realitas. Oleh karena itu yang terpenting dalam sistem representasi adalah bahwa kelompok masyarakat tersebut dapat bertukar makna dengan baik yaitu kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan latar belakang pengetahuan, sehingga dapat menciptakan pemahaman yang sama. Menurut Stuart Hall5
2
Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Peneliti dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: PT. Mitra Wacana Media, 2013),h.123. 3 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 24 4 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, h. 24. 5 Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik, (Bantul: Kreasi Wacana Offset, 2000), h. 22
16
“Member of same cultural must share concept, images, and ideas which enable them to think and feel about the world in roughly similiar ways. The must share, broadly speaking, the same „cultural codes‟ in this sense, thinking and feeling are themselves „system of respresentation‟.” Anggota dari budaya yang sama harus berbagi konsep, gambar, dan ide-ide yang dapat memungkinkan mereka untuk berfikir dan merasakan dunia dengan cara yang hampir sama. Konsep harus berbagi, secara umum, adalah „kode budaya‟ yang sama dalam hal ini, berpikir dan merasakan sendiri yang merupakan „sistem perwakilan‟. Berfikir dan merasa menurut Stuart Hall juga merupakan sistem representasi, sebagai sistem representasi maka berfikir dan merasa juga berfungsi untuk memaknai sesuatu. Oleh karena itu konsep (dalam pikiran) dan tanda (bahasa) menjadi bagian penting yang digunakan dalam proses konstruksi atau produksi makna. Jadi dapat disimpulkan bahwa representasi adalah suatu proses untuk memproduksi makna dari konsep yang ada dipiran kita melalui bahasa. Proses produksi makna tersebut dimungkinkan dengan hadirnya sistem representasi. Representasi merujuk kepada segala bentuk media terutama media massa terhadap segala apa yang dikonstruksikannya dan bagaimana kita memaknainya. B. Semiotika 1. Pengertian Semiotika
Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya
17
dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. 6 Kata semiotika itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsir tanda”. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, dan retorika.7
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (sign). Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun.8
Batasan yang lebih jelas dikemukakan Preminger dikatakan, semiotic adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena social/ masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotic itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.9
Pokok perhatian semiotika adalah tanda. Tanda itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda 6
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta:PT. Kencana Prenada Media Grup,2006).h. 261 7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 16-17 8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. h. 15-16. 9 Alex Sobur, Analisis Teks Media Sebuah Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h.96.
18
harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua, tanda harus menunjuk pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan, mewakili dan menyajikan.
2. Semiotika Roland Barthes Barthes lahir tahun 1915 ia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang rajin mempraktikkan model lingustik dan semiologi Saussure. Ia berpendapat bahasa adalah sebuah system tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.10 Semiotika
dalam
pandangan
Barthes
pada
dasarnya
hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal. Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to comunnicate). Memaknai berarti bahwa objekobjek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi system terstruktur dari tanda.11
10 11
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 63. Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 15.
19
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes Dari peta di atas terlihat bahwa tanda denotative (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotative adalah juga penanda konotatif (4) dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal kata “singa”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.12 Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi sebagai kunci
analisisnya.13
Barthes
menggunakan
istilah
“orders
of
signification”. First order signification adalah deotasi. Sedangkan konotasi adalah second order of signification. Lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan-
12
Alex sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),h. 69. Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media,2013), h. 21. 13
20
hubungan sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Itu yang disebut Barthes sebagai makna denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda.14 Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang sesungguhnya, bahkan kadang kala juga dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang secara tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap.15 Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilainilai kebudayaannya. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya. 16 Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideology berwujud. Ideology dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat
14
Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media,2013), h. 21. 15 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 70. 16 Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media,2013), h. 21-22.
21
didalamnya. Mitos dapat berangkai menjadi mitology yang memainkan peranan penting dalam kesatuan-kesatuan budaya.17 Adapun Umar Junus beranggapan bahwa, mitos tidak dibentuk melalui penyelidikan, akan tetapi
melalui
anggapan
berdasarkan
observasi
kasar
yang
digeneralisasikan oleh karenanya lebih banyak hidup dalam mayarakat. 18 Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa denotasi merupakan makna harfiah atau makna sesungguhnya yang pada dasarnya meliputi hal-hal yang digambarkan pada suatu objek. Konotasi adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional. Sementara mitos merupakan makan yang berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. C. Pengertian Islam Islam adalah agama dalam pengertian, agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan kepada masyarakat manusia melalui nabi Muhammad SAW sebagai Rasul.19 Islam
pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang
bukan mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari aspek kehidupan manusia sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek yaitu al-qur‟an dan hadist.
17
Idiwan Seto, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media,2013), h. 22. 18 Umar Junus, Mitos dan Komunikasi, (Jakarta: Sinar Harapan, 1981), h.74. 19 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: Universitas, 1985),h.24
22
Nama islam berasal darim kata Salam yang terutama berarti “damai” dan juga berarti “menyerahkan diri”. Tertuang dalam ayat berikut :
۟ َوإٌ َجَُح ﴾١٦:َّللا ۚ ِإََّ ۥهُ هُ َى ان َّس ًُِ ُع انْ َع ِهُ ُى ﴿األَفال ِ َّ ًَُىا ِنهس َّْه ِى فَاجْ َُحْ نَهَا َوتَ َى َّكمْ َعه ِ Artinya: “dan jika mereka condong kepada perdamian, maka condonglah kepadanya dan bertawakalah kepada allah. Sesungguuhnya dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui”.QS. Al-anfal: 61 Maka keseluruhan pengertian yang dikandung nama ini adalah “kedamaian sempurna yang terwujud jika hidup sudah diserahkan kepada allah”20 tuhan dalam agama islam adalah Allah SWT, kitab yang dianut umat islam adalah al-qur‟an. Al-quran merupakan mukzijat yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW, yang dipercayai umat islam sebagai nabi akhir zaman yang membawa cahaya bagi umat manusia. Pengertian islam menurut KH. M. Syafi‟I Hadzami adalah tunduk dan patuh terhadap apa yang diberitakan oleh rasulullah.21 Dalam pengertian agama, kata islam berarti kepatuhan kepada kehendak dan kemauan Allah, serta taat kepada hukum-Nya.22 Dari segi bahasa, kata islam berasal dari bahasa arab yang terambil dari akar kata salima. Dalam bahasa Indonesia, kata tadi diartikan dengan “selamat”. Dari akar kata salima tadi dibentuk kata aslama,yaitu salam yang artinya keselamatan, taslim yang artinya perdamaian.23
20
Huston Smith, Agama-agama Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),h.254. M. Syafi‟I Hadzami, Tauhid Adilah (Jakarta: PT. Alwx Media Komputindo, 2010), h.7. 22 Abdalati hammudah, Islam Suatu Kepastian (Jakarta: Media Dakwah, 2008),h.13 23 Jam‟annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000),h.107-108. 21
23
Jadi, islam dalam pengertian umum berarti ketundukan dan ketaatan semua makhluk terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan tuhan sang pencipta. Arah ketundukan terhadap hukum-hukum alam dan ketundukan terhadap ketentuan-ketentuan agama.24 D. Busana Muslim 1. Pengertian Busana Muslim Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, busana adalah pakaian (yang indah-indah); perhiasan; -muslim, baju muslim.25 Secara etimologi istilah pakaian merupakan terjemahan dari kata “libas” atau “tsiyab” dalam bahasa arab. Kata libas digunakan dalam al-Qur‟an untuk menunjukkan pakaian lahir maupun pakaian batin, sedangkan kata tsiyab diambil dari kata dasar tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. 26 Dalam al- Qur‟an, Allah SWT menjelaskan kepada manusia tujuan dan fungsi pakaian yang sebenarnya:
ۚ ك َخ ُْ ٌس َ ِازٌ َس ْىآتِ ُك ْى َو ِزَ ًشا ۖ َونِبَاضُ انتَّ ْق َى ٰي ٰ َذن ِ ََا بٍَُِ آ َد َو قَ ْد أَ َْ َص ْنَُا َعهَ ُْ ُك ْى نِبَاسًا َُ َى )6١ :ُوٌ (األعساف َ َّللا نَ َعهَّهُ ْى ََ َّر َّكس َ ِٰ َذن ِ َّ ت ِ ك ِي ٍْ آََا Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (al-A‟raf: 26). 24
Jam‟annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama.h.111. W.J.S Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, h. 197. 26 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 2003), h. 155. 25
24
ْ ََْا أََُّهَا انَُّ ِب ٍُّ قُم ك َ ٍُِ َعهَ ُْ ِه ٍَّ ِي ٍْ َجال ِبُ ِب ِه ٍَّ َذن َ ٍَُِ َُ ْد َ ُِك َوَِ َسا ِء ا ْن ًُ ْؤ ِي َ ِك َوبََُات َ ألش َوا ِج َّ ٌا )95 :َّللاُ َغفُىزًا َز ِحُ ًًا (األحصاب َ أَ ْدًََ أَ ٌْ َُ ْع َس ْف ٍَ فَال َ ُْؤ َذَ ٍَْ َو َك Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka menutup jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al- Ahzab: 59). Dari Firman Allah tersebut di atas dapat dipahami bahwa tujuan dari pakaian adalah untuk menutup aurat, sedangkan fungsi dari pakaian beraneka ragam, misalnya untuk perhiasan, untuk pelindung dari segalam macam gangguan dan sebagai identitas agar mudah dikenali. Maka dapat disimpulkan busana muslim adalah busana yang memiliki tujuan untuk menutup aurat sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna busana tersebut dapat mencerminkan identitasnya sebagai seorang muslimah. 2. Kriteria Busana Muslim Tantangan yang dihadapi muslimah saat ini adalah bagaimana menganakan busana muslim namun tetap bisa beradaptasi dengan perkembangan fashion. Di satu sisi seorang muslimah harus menutup aurat mereka sesuai dengan perintah Allah SWT dan di sisi yang lain, seorang muslimah dituntut untuk dapat berpenampilan menarik dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan fitrah untuk bisa berfikir inovatif. Seorang muslimah boleh berinovasi dalah hal tampilan berbusana muslim namun tetap dalam koridornya (sesuai dengan syari‟at Islam), yaitu sebagai berikut:
25
a. Menutup Dada Hijab sendiri memiliki konsep sebagai “penutup” Allah SWT berfirman:
ِين ِزي َن َتهُنَّ إِ ََّل َما ِ َوقُ ْل ِل ْلم ُْؤ ِم َنا َ ُوجهُنَّ َو ََل ُي ْبد َ ارهِنَّ َو َيحْ َف ْظ َن فُر َ ت َي ْغضُضْ َن ِمنْ أَ ْب ِ ص ِين ِزي َن َتهُنَّ إِ ََّل لِ ُبعُو َلت ِِهنَّ أَ ْو َ ُوب ِهنَّ ۖ َو ََل ُي ْبد ِ َظ َه َر ِم ْن َها ۖ َو ْل َيضْ ِرب َْن ِب ُخم ُِرهِنَّ َع َل ٰى ُجي اء ُبعُو َلت ِِهنَّ أَ ْو إِ ْخ َوان ِِهنَّ أَ ْو َبنِي ِإ ْخ َوان ِِهنَّ أَ ْو ِ اء ُبعُو َلت ِِهنَّ َأ ْو َأ ْب َنائ ِِهنَّ أَ ْو أَ ْب َن ِ آ َبائ ِِهنَّ أَ ْو آ َب ُ ْ َبنِي أَ َخ َوات ِِهنَّ َأ ْو ِن َسائ ِِهنَّ أَ ْو َما َم َل َك اْلرْ َب ِة ِم َن َ ت أَ ْي َما ُنهُنَّ أَ ِو ال َّت ِابع ِ ْ ِين َغي ِْر أولِي ِّ ال َأ ِو َّت ال ِّن َسا ِء ۖ َو ََل َيضْ ِرب َْن ِبأَرْ جُ ل ِِهن ِ ِين َل ْم َي ْظ َهرُوا َع َل ٰى َع ْو َرا َ الط ْف ِل الَّذ ِ الرِّ َج .ِحُون َ ون َل َعلَّ ُك ْم ُت ْفل َ َّللا َجمِيعًا أَ ُّي َه ْالم ُْؤ ِم ُن َ لِيُعْ َل َم َما ي ُْخف ِ َّ ِين ِمنْ ِزي َنت ِِهنَّ ۚ َو ُتوبُوا ِإ َلى )13 :(النور Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An-Nur: 31). Kenakanlah pakaian yang menutup aurat sesuai dengan batasabatasan dalam Islam, seperti menutup dada atautidak menonjolkan bagian tubuh lainnya.
b. Tidak Membentuk Lekuk Tubuh
26
Usamah bin Zaid pernah berkata: “Rosululllah Shalallahu „alahi wa Salam pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal. Baju tersebut lalu di hadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau. Lalu aku memakaikan baju itu kepada isteriku. Suatu kala Rasulullah Shalallahu „alahi wa salam menanyakanku: “kenapa baju Quthbiyyahnya tidak engkau pakai?” kujawab : “baju tersebut aku pakaikan kepada isteriku wahai Rosulullah”, lantas beliau berkata“suruh ia memakai baju rangkap di dalamnya karena aku khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan bentuk tulangnya” .(Al-Dhiya Al-Maqdisi dalam AlHadits Al-Mukhtarah 1/441; Ahmad dengan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan). c. Tidak Transparan Dari Abdullah bin Abu Salamah, dikatakan Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju qubthiyah (jenis pakaian dari Mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata: “Jangan kamu pakaikan bajubaju ini untuk istrimu!” seseorang kemudian bertanya, “Wahai Amirul Mu‟minin, telah saya pakaikan itu pada istriku dan telah aku lihat di rumah dari arah depan maupub belakang, namun aku tidak melihatnya sebagai pakaian yang tipis. Maka Umar menjawab “sekaliput tidak tipis, namun ia mensifati (menggambarkan lekuk tubuh)”. (H.R Al-Baihaqi II/ 23-235; muslim al-bitthin dari Abi Shalih dari Umar). E. Tinjauan Tentang Film 1. Pengertian Film Film atau gambar hidup juga sering disebut movie. Film, secara kolektif
sering disebut „sinema‟. Gambar hidup adalah bentuk seni,
bentuk popular dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda dengan kamera, dan atau oleh animasi.27 Definisi film Menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad, M. A, film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksi melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar 27
425.
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi (Jakarta: perpustakaan Nasional, 2004),h.
27
terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan daya tarik tersendiri.28 Jadi dapat dipahami film adalah media gambar bergerak yang merupakan
karya
seni
berupa
hiburan
dan
pembelajaran
yang
dipertunjukkan lewat proyeksi mekanik atau elektronik yang dapat memberikan pengaruh pada kehidupan sehari-hari manusia. 2. Unsur- unsur Pembentukan Film Secara umum film dapat dibagi atas dua unsur pembentukan, yakni unsur naratif dan unsur semantic, dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Dapat dikatakan bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Sementara unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentukan film. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya. Seluruh elemen-elemen tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lian untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh jalinan peristiwa terikat oleh sebuah aturan yakni hukum kausalitas (logika sebab-akibat). 28
Azhar arsyad, Media Pengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003),cet. ke-5,h.48.
28
Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok pembentukan naratif. Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat pokok yakni, mise-en-scene, sinematografi, editing, dan suara. mise-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan objek yang diambil. Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) lainnya. Sedangkan suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran. Seluruh unsur sinematik tersebut saling terkait, mengisi, serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk unsur sinematik secara keseluruhan.29 3. Struktur Film Film jenis apapun panjang, pendek pasti memiliki struktur fisik. Secara fisik struktur film dapat dibagi menjadi: a. Shot Memiliki arti proses perekam gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi (pasca produksi) memiliki arti satu rangkaian gambar utuh yang tidak 29
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008),h.1-2.
29
terintrupsi oleh potongan gambar (editing). Shot merupaka unsur terkecil dari film. Sekumpulan shot biasanya dapat dikelompokkan menjadi sebuah adegan. Satu adegan bisa berjumlah belasan hingga puluhan shot. Satu shot dapat berdurasi satu detik, beberapa menit bahkan beberapa jam. Dalam dunia sinematografi kode shot dinamakan dengan basic shot, basic shot adalah shot dasar yang dibangun untuk menampilkan seseorang pada ukuran-ukuran (size) tertentu. Berikut adalah bentukbentuk tampilan shot: 1) Close Up (CU), sebuah shot yang menampilkan wajah seseorang dengan ukuran penuh. 2) Medium Close Up (MCU), menampilkan seseorang dengan ukuran dada keatas. 3) Medium Shot (MS), memperlihatkan tampilan seseorang dari batas pinggang keatas. 4) Medium Long Shot (MLS), menampilkan ukuran seseorang sebatas atas lutut atau bawah lutut. 5) Long Shot (LS), menampilkan sesorang secara utuh mulai dari kepala hingga kaki.
30
6) Big Close Up (BCU), bagian dari close up, ukurannya lebih kecil daripada close up. 7) Extrim Close Up (ECU), gambar yang dihasilkan hanya focus pada satu bagian saja. 8) Very Long Shot (VLS), latar subjek lebih dominan dari pada subjek sendiri. 9) Extrim Long Shot (ELS), tidak menonjolkan subjek, penekanan pada latar dimana subjek berada. b. Scane (adegan) Scene adalah gabungan dari beberapa shot yang menimbulkan satu pengertian yang utuh. Membangun satu scene sama dengan membangun sebuah kalimat yang terdiri dari awal, pengembangan atau pemaknaan, dan terakhir bagian penutup. Satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi(cerita), tema, karakter atau motif. c. Sequence Sequence adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu peristiwa yang utuh. Satu Sequence umumnya terdiri dari beberapa
31
adegan yang saling berhubungan. 30 Dalam karya literature, Sequence bisa diibaratkan babak atau sekumpulan bab. 4. Jenis dan Klasifikasi Film Film dibagi menjadi tiga jenis. Ketiga jenis film itu adalah film documenter (documentary films), film cerita pendek (short film) dan film cerita panjang (feature-lenght films).31 a. Film Dokumenter (documentary films) Film dokumenter adalah karya ciptaan mengenai kenyataan (Creative Treatment of Actuality).32 Film dokumenter merupakan interprestasi yang puitis yang bersifat pribadi dari kenyataankenyataan. Atau dengan kata lain merupakan film non fiksi yang menggambarkan perasaannya dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan, langsung pada kamera atau pewawancara. Film documenter pada dsarnya berusaha dibuat untuk menyajikan realitas melalui berbagai macam cara untuk berbagai macam tujuan. Secara umum film documenter dibuat untuk tujuan penyebaran informasi, pendidikan juga propaganda bagi seseorang atau kelompok tertentu.
30
Haruf effendi, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,1986), cet.ke-3,h.35. 31 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotica Media (Yogyakarta: Jala Sutra, 2010),h.134. 32 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Masaa: Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2007),h. 139.
32
b. Film Cerita Pendek Durasi film cerita pendek biasanya dibawah 60 menit. Film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh mahasiswa jurusan film atau orang atau kelompok yang meyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. c. Film Cerita Panjang Sebuah film dikatakan film cerita panjang bila durasi dari film lebih dari 60 menit. Film yang biasanya diputar termasuk dalam jenis film cerita panjang. Seiring perkembangan zaman dan dunia perfilman, gendre dalam filmpun mengalami sedikit perubahan.33 Sejauh ini jenis film cerita panjang di bagi menjadi lima gendre, yaitu: 1) Komedi, tema ini berbeda dengan lawakan sebab jika dalam lawakan biasanya yang berperan adalah pelawak. Film komedi tidak harus dilakonkan oleh pelawak, tetapi pemain film biasa. Intinya, tema komedi selalu menawarkan sesuatu yang membuat penontonnya tersenyum bahkan tertawa terbahakbahak. Ada dua jenis drama komedi yaitu slapstick dan situation
comedy.
Splastick
adalah
komedi
yang
memperagakan adegan konyol. Sedangkan komedi situasi 33
Ekky Maliki, Why Not: Remaja Doyan Nonton (Bandung: Mizan Bunaya). h.104.
33
adalah adegan lucu yang muncul dari situasi yang dibentuk dalam alur dan irama film. 2) Drama, film yang menggambarkan realita disekeliling hidup manusia. Dalam film drama, alur ceritanya terkadang dapat membuat penonton tersenyum, sedih dan meneteskan air mata. Tema ini mengetengahkan aspek-aspek human interest sehingga yang dituju adalah perasaan penonton untuk meresapi kejadian yang menimpa tokohnya. 3) Horror, film yang beraroma mistis, alam gaib dan supranatural. Alur ceritanya biasanya membuat jantung penonton berdegup kencang, menegangkan, dan berteriak histeris. Film ini biasa dibuat dengan cara animasi, special efek, atau langsung oleh tokoh-tokoh dalam film tersebut. 4) Musical, film yang penuh dengan nuansa music. Alur ceritanya sama seperti drama. Hanya saja dibeberapa bagian adegan dalam film para pemain bernyanyi, berdansa, bahkan berdialog menggunakan music (seperti bernyanyi). 5) Laga (action). Film yang dipenuhi aksi, perkelahian, tembakmenembak, kejar-kejaran, kebut-kebutan dan adegan-adegan berbahaya yang mendebarkan. Bisa dikatakan film yang berisi “pertarungan” secara fisik antara protagonist dengan antagonis.
BAB III GAMBARAN UMUM FILM 99% MUHRIM GET MARRIED A. Sekilas Tentang Film 99% Muhrim Get Married Film lanjutan drama komedi Get Married merupakan seri kelima ini diberi title Get Married 99% Muhrim, mengangkat kisah romantis Mae yang diperankan Nirina Zubir dan Rendy yang diperankan Nino Fernandez, dan disutradarai oleh Fajar Bustomi. Di episode teranyar dari karya layar lebar ini, pasangan Mae dan Rendy memasuki kehidupan yang lebih mapan. Film yang diproduseri Chand Parwez, mengklaim jika cerita di film terbaru ini lebih menyentuh.Film ini juga dijadikan penutup dari film Get Married dari rumah produksi.1Get Married 99% Muhrim ini, selain mapan, diceritakan pula jika kebahagiaan kehidupan rumahtangga Mae dan Rendy kian bertambah, dengan kehadiran tiga orang anak kembar. Bahkan tak ada yang kurang dalam kehidupan Mae dengan memiliki suami ganteng dan tiga orang anak yang mencintainya. Dilihat dari judulnya yang bertajuk Get Married 99% Muhrim disini sang produser memang menginginkan nuasa yang religi, karena memang pada setiap peluncuran filmGet Married selalu bertepatan pada bulan ramadhan. Namun dari film-film pertama sampai pada film keempat Get Married belum ada yang menyinggung masalah islaminya. Jadi, pada sekuel terakhirnya film Get Married ini sang sutradara mengangkat nuasa religi yang mengadung 1
Fajar bustomi, Wawancara Pribadi, Pada 22 Mei 2016.
34
35
unsur islami didalamnya dimana dalam film ini berkisah tentang pencarian jati diri seseorang untuk lebih mengenal lagi tentang islam.2 B. Sinopsis 99% Muhrim Get Married Berkisah tentang pernikahan Mae dengan Rendy yang bahagia, kehidupan mereka mulai dihadiri dengan tiga anak yang baik dan soleh Hanung, Mark dan Oprah. Mae juga makin terlihat modis dan kekinian dengan selalu update status di sosial media, Rendy pun makin cemerlang dalam soal pekerjaan hingga
ditawari
bekerja
ke Los
Angeles, Amerika
Serikat,
ditengah
kebahagiaan mereka musibah pun terjadi terhadap Pak Mardi dan Bu Mardi yang dibegal kelompok penjahat jalanan. Ditengah suasana kritis dan keadaan yang sangat kacau, Mae tersentuh melihat ketiga anaknya membacakan ayat-ayat suci Al-Quran untuk kesembuhan Bu Mardi, keajaiban terjadi Nyai mulai sadar dan bisa melihat dengan jelas suara-suara merdu dari cucunya dalam membaca Al-Quran. Mae tersadar dan malu melihat ketulusan anaknya, sedangkan dirinya sendiri belum fasih membaca Al-Quran, ditengah kegalauan mencari iman, sang suami Rendy tidak menghiraukan keinginan yang terjadi pada dirinya. Tidak
hanya
Mae,
Sophie
juga
mengalami
kegalauan
serupa,
pernikahaannya dengan Jali menjadi tanda tanya dengan status kawin gantung, ditengah kegalauannya Sophie melarikan diri dengan mengikuti pesantren kilat, perubahan pun terjadi pada diri Sophie yang tadinya berpakaian seksi,
2
Fajar Bustomi, Wawancara Pribadi. Pada 22 Mei 2016.
36
mulai berubah menjadi religi dengan memakai busana muslim, Sophie mulai melakukan perubahan total dengan menjual semua barang kesayanganya di garage sale bersama Eman. Perubahan Sophie tidak direstui Mamanya yang ketakutan kalau anaknya terjebak mengikuti aliran ekstrimis seperti Si Jubah Hitam, kekacuan juga terjadi dikantor Rendy, banyak beredar kabar kalau Rendy mendadak religius dikarenakan akan bercerai dan kantor mengalami kebangkrutan. Mae dan Rendy mulai rengang melihat kejadian yang terjadi disekeliling mereka, gossip perceraian dan kantor mengalami kebangkrutan.Sophie mendadak religius dan musibah yang terjadi kepada Bapak dan Bu Mardi, membuat Mae dan Rendy harus mengambil keputusan yang tepat, menyelamatkan perkawinan atau membiarkan kejadian tanpa keputusan.3
C. Tim Produksi Film Get Married 99% Muhrim Sebuah film tidak akan terbentuk tanpa adanya tim produksi yang berkerja. Dan tim produksi di dalam film Get Married 99% Muhrim adalah. Sutradara
: Fajar Bustomi
Penulis Skenario
: Cassandra Massardi
Produser
: Chand Parwez Servia Fiaz Servia
3
https://centrajakarta.wordpress.com/2015/08/09/99-muhrim-get-married-5-akhir-darifilm-sukses-get-married/. Diakses pada 23 April 2016
37
Produser Lini
: Angling Sagaran
Eksekutive Produser : Riza, Reza Serviz, Mithu Nisar Pemain
: Nirina Zubir sebagai Mae Nino Fernandez sebagai Rendy Ricky Harun Sebagai Jali Anggika Bolsterli sebagai Sophie Meriam Bellina sebagai Ibu Mardi/ ibunya Mae Jaja Miharja sebagai Pak Mardi/ bapaknya Mae Ira Wibowo Sebagai Mamanya Rendy & Sophie
Penata Kamera
: Roby Herbi
Penyunting Gambar : Cesa David Luckmansyah Penata Artistic
: Masbin Kurniawansyah Putra
Penata Casting
: Raldy re
Penata Rias & Busana : Joko Idris dan Cindy Tanod Penata Musik
: SLANK
38
D. Profil Sutradara
Gambar 3.1 Fajar Bustomi Fajar Bustomi kelahiran tahun 1982 merupakan salah satu sutradara muda berbakat dalam perfilman Indonesia. Beliau pernah menuntut ilmu di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan mengambil jurusan Film dan mayornya peyutradaraan film pada tahun 2001. Setelah lulus dari IKJ, beliau ikut dengan Hanung Bramantyo sebagai asisten sutradara pada tahun 2007. Dan memulai
bikin
film
sendiri
menjadi
sutradara
dengan
film
pertamanyaBestfriendpada tahun 2008.Setelah film tersebut beliau break dan memfokuskan pada iklan dan video klip penyanyi kondang seperti Krisdayanti, Vidi Aldiano, dan Marcel. Beberapa film yang telah ia buat diantaranya seperti Slank nggak Ada Matinya (2013), Remember When (2014), Ku Kejar Cinta Ke Negri Cina (2014), Romeo Dan Rinjani (2015) dan yang terbaru Winter in Tokyo (2016).4
4
Fajar bustomi wawancara pribadi pada 22 Mei 2016
39
E. Profil Pemain 1. Nirina Zubir
Gambar 3.2 Nirina Zubir lahir di Tananarive Madagaskar, 12 Maret 1980. Nirina mengawali kariernya di dunia entertainment dengan menjadi VJ MTV Indonesia dan memulai debut akting dalam film 30 Hari Mencari Cinta.Nirina mendapatkan tantangan untuk bermain di film keduanya yang berjudul Mirrorpada tahun 2005 dan ditahun selanjutnya ia mendapatkan film selanjutnya berjudul Belahan Jiwa dan film ini juga sukses dipasaran. Setelah sukses dengan film sebelumnya, pada tahun 2006, film keempatnya diputar di bioskop dengan judul Heart yang berhasil menyedot 1,6 juta penonton.5Kemudian pada tahun 2007 Nirina melanjutkan dominasinya dengan film Get Married yang menjadi film tersuksesnya di box office yaitu ditonton sebanyak 2,2 Juta orang.6 Beragam penghargaan dan judul film telah banyak ia bintangin dan kesuksesannya dalam memerankan Mae di film Get married membuat ia
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Nirina_Zubir. Diakes pada 16 Mei 2016 http://indoshowbizinsiders.weebly.com/box-office.html. Diakses pada 03 Juni 2016
6
40
dipercaya memerankan karakter Mae mulai dari Get Married pertama sampai Get Married 5 yang merupakan sekuel terakhirnya. Dalam film Get Married yang bertajuk 99% Muhrim ini Nirina masuk nominasi dalam kategori pemeran utama wanita terpuji Festifal Film Bandung 2015.7 2. Nino Fernandez
Gambar 3.3 Nino Fernandez lahir di Hamburg, Jerman, pada 13 Januari 1984Nino Fernandez mengambil pekerjaan sebagai VJ dengan MTV Indonesia. Pada 2007 ia berperan dalam film pertamanya, Terowongan Casablanca dalam film tersebut ia memainkan sebagai peran utama.Pada 2009, Fernandez memainkan peran utama sebagai Randy di film Get Married 2, kelanjutan dari kesuksesan film 2007 karya Hanung Bramantyo Get Married. 3. Ricky Harun
7
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-9019-15-350751_99-muhrim-get-married5/award#.VzoIIdIrLIU. Diakses pada 16 Mei 2016
41
Gambar 3.4 Ricky Chilnady Pratama atau lebih dikenal dengan nama Ricky Harun lahir di Bandung 12 januaru 1987 adalah seorang actor, model dan DJ (Disc jockey) Ricky adalah putra sulung dari Model Donna Harun. Debut
filmnya
adalah film
bergender
horror
Rumah
Pondok
Indah (2006). Ricky bermain lagi dalam film horor, kali ini berjudul Pulau Hantu.
Nama
Ricky
semakin
melambung
berkat
aktingnya
di
sinetron Ganteng Ganteng Serigala. Kemapuan Aktingnya disegala genre Drama, Horor, Komedi maupun Laga mampu ia buktikan dengan berhasil membintangi belasan Judul Film, Sinetron serta Film televisi (FTV).8 4. Anggika Bolsterli
Gambar 3.5 8
https://id.wikipedia.org/wiki/Ricky_Harun. Diakses pada 16 Mei 2016
42
Anggika Bolsterli lahir di Jakarta 21 juni 1995 adalah aktris berkebangsaan Indonesia-swiss. Ia pertama kali bermain di sinetron utamanya dalam sinetron Terbang Bersamamu pada tahun 2013. Ia mulai terkenal sejak perannya sebagai Astrid dalam sinetron Putri Duyung. Film yang telah diperankannya antara lain Youtuber (2015) sebagai Alexandra dan 99% Muhrim: Get Married 5 (2015) sebagai Sophie.9
5. Meriam Bellina
Gambar 3.6.
Meriam Bellina lahir di Bandung, 10 April 1965 adalah seorang artis, penyanyi, dan bintang iklan senior Indonesia.Film pertama yang dibintanginya saat masih remaja berjudul Perawan-perawan. Setelah meraih Piala Citra pada tahun 1984 sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Cinta di Balik Noda. Karirnya mulai mencuat dalam film Catatan Si Boy. Selain terjun di dunia acting dia juga dikenal sebagai penyanyi pop dengan lagu-lagu andalan seperti Begitu Indah dan Kerinduan.10
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Anggika_Bolsterli. Diakses pada 16 Mei 2016 https://id.wikipedia.org/wiki/Meriam_Bellina. diakses pada 6 juni 2016
10
43
Ia juga banyak membintangi berbagai sinetron. Dalam perjalan karirnya ia telah banyak menerima penghargaan. Seperti Aktris Pendukung Terbaik, Piala Citra FFI 2007 dalam film Get Married, Aktris Pembantu Terpuji Festival Film Bandung 2008 dalam film denga judul yang sama Get Married 2, Pemeran Pendukung Wanita Terpuji Festival Film Bandung 2014 serta Piala Maya untuk aktris Pendukung Terbaik dalam film Slank Nggak Ada Matinya pada tahun 2014.11
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Meriam_Bellina. diakses pada 6 juni 2016
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Semiotika Scene Representasi Islam Film merupakan salah satu ide cerdas insan perfilman untuk meraih keuntungan, kepuasan dan keintelektualan dalam membangun pesan. Melalui film mereka berlomba-lomba menciptakan karya terbaik yang nantinya akan selalu diingat oleh para penikmat film. Dari penyuguhan gambar, ide cerita, scenario, audio-visual dan bujet yang besar, yang mereka kumpulkan untuk menyulap sebuah cerita menjadi film yang dapat dinikmati.Film Get Married 99% Muhrim ini merupakan film drama komedi religi yang menggambarkan tentang kehidupan seseorang dalam menemukan jati diri untuk lebih mengenal tentang agama islam. Dalam penelitian ini penulis mencoba manganalisis film Get Married 99% Muhrim menggunakan semiotika Roland Barthes, yakni mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam film Get Married 99% Muhrim. 1. Scene 1 Pada scene ini memperlihatkan bagaimana kedua orang tua Mae mencoba menerapkan ajaran-ajaran islam seperti etika dalam berpakaian ketika keluar rumah. Dimana pada saat Mae ingin makan malam diluar bersama Rendy ia menggunakan pakaian yang cukup terbuka.
44
45
Tabel 4.1 Visual
Gambar 1
Dialog
Type of Shot
Bu Mardi: heh malemmalem pake baju gituan ga takut rematik? Terbuka banget Mae: ih ibu, ini tuh pilihannya Rendi, Mae tuh sebagai istri yang baik hanya mendengarkan petunjuk dari suami
Medium shot, memperlihatka n tampilan gambar dari batas pinggang keatas
Bu Mardi: (nenunjukkan ekspresi tidak suka)
Medium close up, menampilkan seseorang dengan ukuran dada keatas.
Gambar 2
Denotasi: Pada gambar pertama memperlihatkan Mae dan Bu mardi yang sedang membicarakan pakaian yang dipakai Mae.Pada gambar kedua memperlihatkan ekspresi wajah Bu Mardi yang tidak suka.
46
Konotasi: Di dalam adegan ini Mae yang ingin pergi untuk merayakan anniversary pernikahannnya bersama Rendi dengan menggunakandress panjang yang terbuka dibagian atasnya. Ia beranggapan bahwa ini merupakan pakaian terbaik yang akan dia gunakan nanti ketika bersama suaminya. Namun melihat pakaian yang dikenakan Mae malam itu cukup terbuka membuat Bu Mardi merasa risih karena anaknya memakai pakaian yang menurutnya kurang sopan apalagi dikenakan di malam hari. Mitos: Manusia dengan segala peradabannya memiliki naluri untuk mengembangkan apa yang ada, termasuk dalam perkembangan model pakaian. Tidak bisa dipungkiri lagi model pakain yang ada di era globalisasi ini banyak meniru dari dunia barat. Tapi kita sebagai umat islam haruslah tetap bercermin terhadap syariat islam yang Rasulullah lah yang menjadi suri tauladannya, tidak mengabaikan apa yang menjadi batasan-batasan berpakaian sesuai syariat islam. Kewajiban menutup aurat adalah juga menjadi simbol martabat perempuan, sesuai dengan sebab turunnya surat al-Ahzab ayat 59
ْ ََْا أََُّهَا انَُّبِ ٍُّ قُم ك َ ٍُ َعهَ ُْ ِه ٍَّ ِي ٍْ َجالبُِبِ ِه ٍَّ َذ ِن َ ٍَُِ َُ ْد َ ُِك َوَِ َسا ِء ْان ًُ ْؤ ِي َ ِك َوبََُات َ ألش َوا ِج َّ ٌا )95 :َّللاُ َغفُىزًا َز ِحُ ًًا (األحصاب َ أَ ْدًََ أَ ٌْ َُ ْع َس ْف ٍَ فَال َ ُْؤ َذَ ٍَْ َو َك Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
47
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”QS. al-Ahzab ayat 59 Menurut Al-Qurthubiy, ayat itu turun sebagai teguran terhadap wanita-wanita arab yang kaluar rumah tanpa mengenakan jilbab, sehingga sering diganggu oleh kaum laki-laki. Maka itu tujuan utama perempuan menutup aurat sebenarnya adalah demi keamanan dan terhindarnya dari fitnah.1 2. Scene 2 Pada scene ini memperlihatkan perubahan yang dialami Sophie. Sophie yang identik dengan budaya-budaya barat dengan berpakaian seksi yang selalu ia kenakan sehari-hari. Namun, setelah ia mengikuti pesantren kilat selama tiga hari ia mendapatkan hidayah, salah satunya perubahan dalam mengenakan pakaian. Dimana ketika ia pulang kerumah sang ibunda kaget melihat pakaian yang dikenakan anaknya menjadi pakaian yang tertutup dengan busana muslim syar’I dan mengira bahwa anaknya itu telah mengikuti aliran sesat. Tabel 4.2 Visual
Dialog
Sophie: assalammualaikum
Type of Shot
Medium shot, memperlihatkan tampilan seseorang dari batas pinggang ke atas.
Gambar 1
1
Prof.Dr. H. Hamka Haq, Islam Rahmah Untuk Bangsa, (Jakarta: BAMUSI PRESS, 2015), h. 201.
48
Mae: Walaikumsalam.. Medium long Sophie shot, memperlihatkan gambar dari bawah lutut ke atas. Gambar 2
Gambar 3
Sophie: mommy aku mau bicara sebentar, gada yang mau ikut yang namanya prajurit jubahjubah hitam Mommy: kamu itu baru tiga hari ikut pesantren udah kaya gini, gimana kalo sebulan. Ini pasti gara-gara si jali harusnya mommy ga ngijinin kamu kawin gantung sama dia. Mommy: kamu simpen pasportnya si sophie, umpetin jangan sampe si sophie lari keluar negri terus jadi teroris
Medium long shot, memperlihatkan gambar dari bawah lutut ke atas.
Medium long shot, memperlihatkan gambar dari bawah lutut ke atas.
Gambar 4 (mommy sophie yang membayangkan anaknya menjadi teroris pasukan jubah hitam)
Gambar 5
Long shot, menampilkan gambar secara utuh, serta latar belakang dengan jelas.
49
Denotasi: Pada
gambar
pertama
memperlihatkan
perubahan
Sophie
yang
mengenakan pakaian muslim tertutup dengan warna serba hitam. Pada gambar kedua memperlihatkan orang-orang yang berada didalam rumah tercengang. Pada gambar ketiga memperlihatkan dimana semua orang sedang duduk di sofa. Pada gambar keempat terlihat Mommy dan Rendy sedang berbicara. Dan pada gambar terakhir memperlihatkan keadaan sekumpulan orang dengan menggunakan jubah serba hitam dan memegang senjata serta Mommy yang duduk berada ditengahtengah mereka. Konotasi: Sophie yang telah pulang dari mengikuti pesantren kilat mendadak berubah drastis khususnya soal penampilan berbusananya. Gaya berbusana Sophie yang terkenal selalu mengenakan pakaian seksi kini berubah menjadi muslimah dengan menggunakan busan muslim yang syar’I sehingga membuat orang-orang disekitarnya merasa aneh. Khususnya sang ibunda yang kaget melihat penampilan anaknya setelah pulang dari pesantren. Melihat perubahan anaknya itu ia mengira bahwa Sophie telah mengikuti salah satu aliran sesat yang membuatnya menjadi salah satu anggota teroris. Dan mencoba memberitahu Rendy untuk menjaga adiknya itu agar tidak pergi keluar negri karena takut ikut terlibat teroris. Mitos: Akhir-akhir ini seringkali terdengar berbagai perkumpulan yang mengajak manusia pada suatu aliran tertentu. Hampir dapat dikatakan, bahwa penampilan
50
seseorang dengan pakaian yang tertutup khususnya penampillan wanita-wanita muslim yang menggunakan cadar maupun pakaian yang berwarna serba hitam di Indonesia masih sering disalah pahami. Dikarenakan kurangnya pemahaman ilmu tentang agama islam itu sendiri. Dan sering dihubungkan dengan aliran sesat maupun terorisme. Terorisme sendiri sering dikaitkan dengan tindakan-tindakan kekerasan.2 Sesungguhnya ajaran islam sangat jauh dari terorisme, prinsip dasar islam yang di bawa Nabi Muhammad SAW adalah menyempurnakan etika manusia atau membangun manusia yang bermoral. Dengan demikian keberadaan agama islam adalah untuk membentuk sebuah tatanan kehidupan manusia yang harmonis, damai, dan sejahtera.3 Jadi pandangan tentang islam yang melakukan terorisme dengan penampilan busana serba hitam atau cadar yang menutupi wajah adalah salah. Dan sekelompok orang islam yang melakukan teror tidak disa digeneralisasikan jika islam adalah terorisme karena sesungguhnya ajaran islam sendiri tidak pernah menganjurkan hal yang berkaitan dengan kekerasan. 3. Scene 3 Scene ini menggambarkan bagaimana Mae yang mulai tertarik untuk mengenakan jibab dengan bantuan dari Sophie untuk lebih meyakinkan Mae
2
Dr. Azumardi Azra, Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalisme, Modernisme, Hingga Post-modernismne, (Jakarta: PT. Temprin, 1996), h. 127. 3 Dr. K.H Said Aqil Siroj, Tasawuf Sebagai Keritik Sosial Mengedepankan Islam Sebagai Insprasi Bukan Aspirasi (Bandung: Mizan Pustaka, 2006), h. 100
51
bahawa sesungguhnya ia akan terlihat lebih cantik apabila menggunakan jilbab. Tabel 4.3 Visual
Dialog
Type of Shot
Sophie : Its look good Mae : pasti aneh Sophie: No Mae trust me
Medium long shot, memperlihatka n gambar dari kepala hingga bawah lutut.
Gambar 1 Medium shot, Pengunjung: Jilboobs memperlihatka hahahah n tampilan gambar dari batas pinggang ke atas. Gambar 2 Mae: Mba ngomingin kita? Tenang aja mba nanti saya udah pake jilbab ga ada nih baju-baju kaya gini lagi
Medium long shot, memperlihatka n gambar dari kepala hingga bawah lutut.
Pelanggan: Yee..pake jilbab kok teriakteriak kaya preman harusnya malu mba sama jilbabnya.
Medium shot, memperlihatka n tampilan gambar dari batas pinggang ke atas.
Gambar 3
Gambar 4
52
Denotasi: Pada gambar pertama memperlihatkan Mae dan Sophie yang sedang mencoba-coba jilbab di sebuah toko pakaian.Pada gambar keduaterlihat dua orang pengujung lainnya yang menertawakan aksi Mae.Pada gambar ketiga terlihat Mae yang marah kepada pengujung tersebut.Dan pada gambar terakhir memperlihatkan kedua pengunjung yang tidak terima dengan kemarahan Mae. Konotasi: Melihat perubahan Sophie yang menjadi religius setelah pulang dari pesantren membuat Mae juga ingin belajar untuk mengenakan jibab. Dan Sophiepun dengan senang hati membantu sang kakak ipar lalu mereka berdua pergi kesebuah toko pakaian dan mencoba beberapa jilbab yang cocok untuk dikenakan Mae. Namun, saat Mae mencoba jibab ditoko tersebut terdapat dua pengunjung yang aneh dan menertawakan Mae karena gaya berbusana Mae yang menggunakan jilbab tetapi baju yang ia kenakan terlalu pendek. Karena kesal dengan sikap pengunjung tersebut Mae yang tidak terima dengan olok-olokan mereka langsung menjelakan kepada mereka dengan nada tinggi bahwa ia tidak akan menggunakan baju yang minim lagi ketika nanti ia sudah berjilbab. Tidak terima dengan ucapan Mae tersebut dua pengunjung itupun membalas dengan alasan bahwa orang yang berjilbab tidak pantas berbicara kasar apalagi teriakteriak didepan umum seperti itu.
53
Mitos: Busana adalah cermin pribadi dan kesopanan seseorang, karena dari cara berpakaian, pribadi dan martabat seorang perempuan dapat diketahui.4Dalam pandangan masyarakat kita, bahwa wanita berjilbab, adalah wanita yang identik memiliki tatakrama baik, wanita yang santun, rajin shalat, dan lainnya. Berjilbab adalah murni perintah agama yang berhubungan dengan pribadi muslimah itu.Yakni, jilbab adalah kewajiban baginya dengan tanpa melihat apakah moralnya baik ataupun buruk.Jadi selama dia muslimah, maka berjilbab adalah kewajiban. Dalam al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan kepada manusia tujuan dan fungsi pakaian yang sebenarnya:
ازٌ َس ْىآ ِت ُك ْى َو ِزَ ًشا ۖ َونِبَاضُ انتَّ ْق َى ٰي ِ ََا بٍَُِ آ َد َو قَ ْد أَ َْصَ ْنَُا َعهَ ُْ ُك ْى نِبَاسًا َ َُى )62 :ُوٌ (األعساف َ َّللا نَ َعهَّهُ ْى ََ َّر َّكس َ ِك خَ ُْ ٌس ۚ ٰ َذن َ ِٰ َذن ِ َّ ت ِ ك ِي ٍْ آََا “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (al-A’raf: 26).
Memang, bermoral baik adalah tuntutan sosial, di samping tentu ajaran agama.Akan tetapi semua kewajiban dalam agama, sekaligus laranganlarangannya, adalah tidak berhubungan dengan akhlak itu. Jilbab adalah wajib dikenakan tiap muslimah yang telah memasuki usia baligh, tanpa melihat apakah 4
Prof.Dr. H. Hamka Haq, Islam Rahmah Untuk Bangsa, (Jakarta: BAMUSI PRESS, 2015), h. 201.
54
moralnya baik atau jelek. Dan moral adalah sesuatu yang dituntut dalam kehidupan sosial. Maka, itu yang harus diketahui setiap muslimah terlebih dahulu. Adapun setelahnya jika dia tidak mengenakan, maka tentu saja berkonsekwensi dosa dan ada keharusan dari yang lain mengingatkannya untuk mengenakan, kalaupun tidak mau, yang menasehati bebas tugas. Dan tentu saja sebaliknya, jika dia mengenakan, maka pahala akan terus mengalir padanya selama jilbab itu bertengger di kepalanya, sebagai bentuk balasan atas ketaatan menjalankan perintah. 4. Scene 4 Pada scene ini memperlihatkan bagaimana Pak mardi serta istrinya yang menerapkan etika sopan santu dan budaya sapaan salam kepada keluarganya terutama kepada cucu-cucunya. Namun, sang anak yang merupakan orang tua dari cucunya itu justru tidak menerapkan ajaran tersebut kepada sang anak dan hal itulah yang membuat Pak Mardi kepada Mae yang seharusnya sebagai orangtua menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya. Tabel 4.4 Visual
Dialog
Bu Mardi: Bilang Assalammualaikum sama Mommy (suara salam dari anak-anak) Gambar 1
Type of Shot
Long shot, menampilkan gambar secara utuh, serta latar belakang dengan jelas.
55
Mae: bye kidders
Medium close up, menampilkan seseorang dengan ukuran dada keatas.
Pak Mardi: Eh apa lu bilang bye kidder? Assalammualaikum, Walaikumsalam gitu, emang lu belande ape? Mae: Yee emangnya di arab Pak mardi: Eh ngomong apa lu? Mae: Engga, gak ngomong apa-apa
Medium shot, memperlihatka n tampilan seseorang dari batas pinggang
Gambar 2
Gambar 3
Denotasi: Pada gambar pertama memperlihatkan seluruh orang yang sedang berkumpul di teras depan rumah. Pada gambar kedua memperlihatkan ekspresi Mae yang senang.Dan pada gambar terakhir memperlihatkan Pak Mardi yang sedang memarahi Mae dan memperlihatkan ekspresi Mae yang terkejut mendengar omelan Bapaknya. Konotasi: Ketika anak-anak Mae sudah siap untuk diantar kerumah neneknya, Bu Mardipun menyuruh cucu-cucunya untuk bersalaman berpamitan kepada ibunya sebagai tanda sopan santun bahwa kita sebagai yang muda harus menghormati orang yang lebih tua dari kita. Namun Mae ternyata tidak melakukan hal yang seperti disuruh ibunya karena ia beranggapan bahwa ia tidak ingin ada perbedaan
56
antara dirinya dengan sang anak. Dan ketika mengucapkan salampun Mae bukan menjawab salam dengan benar melainkan hanya membalas dengan ucapan bahasa inggris “bye kidders”, mendengar anaknya mengucapkan sesuatu yang aneh maka Pak Mardipun menasehatinya bahwa sebagai seorang muslim kita wajib menjawab salam dengan “walaikumsalam”bukannya mengikuti adat dari budaya barat. Mitos: Ketika beberapa orang menganggap bahwa menjawab salam tidaklah penting, itu salah karena sudah menjadi kebiasaan seorang muslim untuk mengucapkan salam, khususnya terhadap sesama muslim.5 Diajarkan dalam islam bahwa kita diwajibkan membalas salam ketika orang lain memberi salam. Seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat an- nisa ayat 86
ْ َُو ِإ َذا ُحُُِّتُى ِبت َِحُ َّٖة فَ َح َّ ٌَّ ُّىا ِبأ َ ۡح َس ٍَ ِي ُۡهَآ أَ ۡو ُز ُّدوهَ ۗٓآ ِإ اٌ َعهَ ًٰ ُك ِّم َش ٍۡ ٍء َح ِسُبًا َ ٱّللَ َك (٦2) Artinya:“apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu dengan serupa dengannya.”An-Nisa ayat 86. Dalam al-Qur’an surat an- nisa tersebut kita disuruh untuk memberikan balasan kepada orang yang telah memberikan penghormatan kepada kita, ada dua pilihan yaitu membalasnya dengan yang lebih baik daripada penghormatan yang diberikan kepada kita atau sama nilainya dengan penghormatan, karena didalamnya sebenarnya kita mendoakan orang yang kita salami. Apabila ada 5
Prof.Dr. H. Hamka Haq, Islam Rahmah Untuk Bangsa, (Jakarta: BAMUSI PRESS, 2015), h. 203.
57
orang lain yang mengucapkan salam kepada kita, maka kita wajib menjawabnya. Baik menjawabnya dengan yang yang lebih baik atau sama saja dengan yang dia berikan. Karena ucapan salam memiliki arti “kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadamu” dan jika kita tidak membalas salam tersebut maka itu sama saja bahwa dia tidak membalas penghormatan yang oranglain berikan kepada kita.6 5. Scene 5 Scene ini memperlihatkan Rendy dan Mae yang melakukan makan malam sebagai hari anniversary mereka. Dimana salah satu perayaannya dengan meminum alcohol yang menjadi simbol celebration mereka. Tabel 4.5 Visual
Dialog
Type of Shot
(Suara air yang sedang Close up, dituangkan ke dalam menampilkan gelas) ukuran gambar secara penuh. Gambar 1 Rendy: cheers untuk Medium close celebration kita yang up, tertunda menampilkan gambar dari mulai dada ke atas. Gambar 2 6
http://www.kitapunya.net/2015/10/ayat-al-quran-dan-hadits-tentang-mengucapkansalam.html. Diakses pada 26 juli 2016
58
Mae: kayanya aku mau berhenti minum alcohol deh Rendy: kamu hamil? Mae: iih engga aku ga hamil Rendy: terus kenapa?
Medium close up, menampilkan gambar dari mulai dada ke atas.
Gambar 3 Mae: aku mau berhenti minum karena gemuk. Rendy: okay Mae: kok ok sih? terus kalo aku mau berhenti minum karena haram?
Medium close up, menampilkan gambar dari mulai dada ke atas.
Gambar 4
Rendy: (tertawa)
Medium close up, menampilkan gambar dari mulai dada ke atas.
Gambar 5
Denotasi: Pada gambar pertama memperlihatkan sebotol wine yang dituangkan kedalam gelas. Pada gambar kedua terlihat Rendy mengangkat segelas minuman ke hadapan sang istri. Pada gambar ketiga terlihat ekspresi Mae ingin menolak.Pada gambar ke empat terlihat ekspresi Mae yang terlihat sedikit kesal.Dan pada gambar terakhir terlihat ekspresi Rendy yang sedang tertawa.
59
Konotasi: Pada malam itu Rendy dan Mae melakukan makan malam bersama sebagai pengganti anniversary mereka yang tertunda. Malam itu mereka terlihat duduk berdua dengan suasana yang romantis. Terlihat pula minuman alkohol yang ditungakan kedalam gelas oleh waiters. Dan kemudian Rendy mengangkat gelas tersebut sebagai bentuk perayaan hari pernikahan meraka. Namun sikap Mae malam itu berbeda, karena ia menolak untuk minum minuman tersebut dengan alasan takut badannya menjadi gemuk. Mendengar penjelasan istrinya tersebut Rendypun merasa tidak masalah. Tetapi melihat ekspresi Rendy yang seperti itu justru membuat Mae kesal dan sebenarnya alasan yang membuat ia tidak ingin minum alkohol adalah haram. Mendengar penjelasan istrinya tersebut Rendy kaget dan hanya tertawa.Scene ini memberi gambaran bagaimana agama islam melarang atau mengharamkan minuman yang memabukan. Mitos: Islam memang melarang umatnya untuk meminum minuman yang memabukkan.7 Sesuai dengan penjelasan Rasulullah saw berdasarkan hadits yang dijelaskan lebih rinci oleh Ibnu Umar seperti diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang dijelaskan sebagai berikut:
َو ُكمُّ ُي ْس ِك ٍس َح َسا ٌو،ٌ ُكمُّ ُي ْس ِك ٍس خَ ًْس:ال َ ٍَ ص ق َّ َِع ٍِ اب ٍِْ ُع ًَ َس اَ ٌَّ انَُّب “setiap yang memabukkan adalah khamar (termasuk khamar) dan setiap khamar adalah diharamkan.” 7
IKAPI, Fikh (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 93.
60
Berdasarkan ilmu pengetahuan dapat diartikan sifat memabukkan tersebut yaitu suatu sifat dari suatu bahan yang menyerang syaraf yang mengakibatkan ingatan kita terganggu. Apabila kita sedang dalam keadaanmambuk segala perilaku kita tidak dapat kita control karena kesadaran kita untuk berfikir rasional akan terganggu, dan banyak sekali kriminalitas yang terjadi disebabkan pengaruh minuman yang memabukkan. Jadi, mengkomsumsi minuman keras bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain. Wine sendiri merupakan salah satu minuman yang memabukkan yang terbuat dari anggur dan setiap minuman yang memabukkan adalah haram. Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Amr Nabi SAW bersabda “ orang yang meminum khamar lalu mabuk, tidak diterima shalatnya 40 hari. Bila dia mati masuk neraka, bila dia taubat, maka Allah akan mengampuninya. Namun bila kembali minum khamar dan mabuk, maka hak Allah untuk memberinya minum dari Radghatul Khabal di hari kiamat” Para sahabat bertanya apakah Radghatul Khabal?Beliau menjawab perasan penduduk neraka.(HR Ibnu Majah). 6. Scene 6 Scene ini memperlihatkan dimana Sophie dan Jali yang sedang mengalami masalah tentang kawin gantung mereka. Dimana Sophie yang sudah mendapatkan hidayah setelah pulang dari pesantrenmencoba menjelaskan kepada Jali bahwa pelajaran yang ia dapat dari pesantren selama ini telah menyadarkannya dan masalah yang selama ini ia alamipun mulai menuju titik
61
terang salah satunya ia ingin mengesahkan perkawinan mereka secara hukum dan resmi di mata agama maupun negara. Tabel 4.6 Visual
Dialog
Type of Shot
Sophie: so, jali kamu Medium close mau jadi muhrim aku up, menampikan yang sah? gambar dengan ukuran dari dada ke atas. Gambar 1 Jali : (teriak bahagia) Medium long insha allah shot, memperlihatkan gambar dari bawah lutut ke atas. Gambar 2 Jali : (mengucap ijab Kabul) Penghulu : bagaimana ini sah? Saksi : SAH
Medium shot, memperlihatkan tampilan gambar dari batas pinggang ke atas.
Penghulu : ini buku nikahnya, ini buat suami dan satu lagi buat istri, sekarang kalian sudah sah 100% menjadi suami istri dan sudah sah MUHRIM
Medium close up, menampilkan gambar dengan ukuran dada ke atas.
Gambar 3
Gambar 4
62
Denotasi: Pada gambar pertama memperlihatkan Sophie dan Jali yang sedang berbicara. Pada gambar kedua memperlihatkan ekspresi bahagia dari keduanya. Pada gambar ketiga memperlihatkan suasana akad nikah Jali yang sedang mangucapkan akad dengan penghulu dan Pak Mardi yang berada ditengah sebagai saksi. Dan pada gambar terakhir memperlihatkan ekspresi bahagia Jali dan Sophie dan orang-orang disekitarnya. Konotasi: Sophie yang setelah pulang dari pesantren mengalami banyak perubahan pada dirinya. Salaha satnya ia menemukan petunjuk atas segala masalah yang ia hadapi selama ini tentang kawin gantungnya bersama Jali. Dan ia merasa bahwa perkawinannya selama ini tidak 100% muhrim karena mereka hanya melakukan kawin gantung tanpa adanya proses akan nikah yang seharusnya dijalani sebagai pengantin. Akhirnya mereka berduapun memutuskan untuk mengesahkan pernikahan mereka agar sah dimata hukum agama maupun negara. Pada scene ini menggambarkan bahwa ikatan pernikahan adalah salah satu rukun islam yang harus dijalani. Mitos: Film Get Married 99% Muhrim ini dibuat dengan tambahan 99% Muhrim karena alasan bahwa seseorang dikatakan muhrim apabila ia sudah memiliki mahromnya. Dan diceritakan dalam film tersebut terdapat karakter Jali dan Sophie
63
yang sudah nikah gantung tapi belum 100% muhrim karena mereka hanya sebatas diikat tanpa ada akad nikah sebelumnya. 8 Praktik kawin gantung, jika dilihat dari sisi hukum agama maupun adat, selama perkawinan tersebut memenuhi semua rukun nikah, perkawinan tersebut sah. Namun, keabsahannya hanya sebatas menurut agama dan adat tersebut. Jika dikaitkan dengan ketentuan hukum positif, secara jelas undang-undang perkawinan telah menyatakan bahwa “suatu perkawinan adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum masing-masing agamnya dan kepercayaan itu, dan disamping itu tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.”9 Adapun yang dimaksud dengan perkawinan atau pernikahan, menurut Wahbah az-Zuhaili, adalah akad atau perjanjian atau ikatan yang menghalalkan seorang pria dan seorang wanita hidup bersama sebagai suami istri. Sementara itu, kompilasi hukum islam menyebutkan bahwa perkawinan menururt hukum islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat. Akad atau perjanjian antara kedua belah pihak itu diwujudkan dalam bentuk ijab dan qabul. Ijab adalah pernyataan kehendak yang diucapkan oleh wali calon mempelai wanita atau wakilnya, sedangkan qabul adalah penerimaan sebagai persetujuan yang diucapkan oleh
8
Fajar Bustomi, Wawancara Pribadi Pada 22 mei 2016 Aditya Manjorang, Intan Aditya, Hukum SeputarPranikah , Pernikahan dan Perceraian di Indonesia (VisiMedia,2015), h. 96. 9
64
calon mempelai pria atau wakilnya. Ijab qabul perkawinan hukumnya sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua orang saksi yang memenuhi syarat. 10 Memang pada masa awal islam tidak dikenalkan adanya pencatatan perkawinan. Tuntutan perkembangan masyarakatlah, dan dengan berbagai pertimbangan
kemaslahatan
munculah
tuntutan
pencatatan
perkawinan.
Pencatatan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan ketertiban perkawinan dalam masyarakat. Ini merupakan suatu upaya yang diatur melalui perundang-undangan, untuk melindungi martabat dan kesucian perkawinan, dan lebih khusus lagi untuk melindungi hak-hak perempuan dalam kehidupan berumah tangga.11 Melalui pencatatan perkawinan yang dibuktikan dengan akta nikah, dimana masing-masing suami istri mendapat salinannya, karena dengan akta tersebut suami isteri memiliki bukti otentik atas perbuatan hukum yang telah mereka lakukan.12Bila diteliti dari hadits Rasulullah yang menyangkut masalah perkawinan ini, maka pada dasarnya perkawinan itu merupakan suatu hal yang dianjurkan oleh islam. Seperti hadis Rasulullah SAW diantaranya ialah:
ٍ َعن َع ْب ِد اَللَّ ِه ب ِن مسع ول اَللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ( يَا َم ْع َش َر ُ ال لَنَا َر ُس َ َود رضي اهلل عنه ق ُْ َ ْ ْ ِ ُّ َ فَِإنَّه أَغ, اع ِم ْن ُكم اَلْباء َة فَ لْيت زَّوج ِ َلشب َّ َا َوَم ْن لَ ْم, ص ُن لِلْ َف ْر ِج َ َاستَط ُ ْ َوأ, ص ِر ْ اب ! َم ِن َ َح َ َض للْب ْ َ ََ َ َ ُ الص ْوِم ; فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجاءٌ ) ُمتَّ َف ٌق َعلَْي ِه َّ ِيَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَْي ِه ب 10
Tafsir Al-qur’an Tematik, Membangun Keluarga Harmonis (Departemen Agama RI, 2008), h. 125. 11 Mona Eliza, Pelanggaran Terhadap UU Perkawinan dan Akibat Hukumnya, (Tangerang: Adelina Bersaudara, 2009), h. 33. 12 Mona Eliza, Pelanggaran Terhadap UU Perkawinan dan Akibat Hukumnya, (Tangerang: Adelina Bersaudara, 2009), h. 32-33
65
Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata: telah berkata kepada kami Rasulullah SAW: hai sekalian pemuda, barang siapa yang telah sanggup di antara kamu kawin, maka hendaklah ia kawin. Sesungguhnya kawin itu menghalangi pandangan ( kepada hal-hal yang dilarang oleh agama) dan memelihara kehormatan. Dan barang siapa yang tidak sanggup, hendaklah ia berpuasa. Sesungguhnya puasa itu adalah perisai baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari hadits diatas sudah cukup jelas bahwa kawin adalah disyariatkan oleh agama islam. Dan arti perkawinan itu dalam islam merupakan suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan untuk berketurunan yang dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan hukum syariat islam.13 B. Representasi Makna Dalam Film Get Married 99% Muhrim Berlandaskan
pemahaman
representasi
yaitu
pemaknaan
dan
penggambaran pada suatu hal menjadi sesuatu yang memiliki makna tertentu dan disepakati secara universal. Pemaknaan bisa disamakan bila kita memiliki pengalaman yang sama dan pengalaman sendiri berkaitan dengan budaya yang ada. Film Get Married 99% Muhrim merupakan film garapan sutradara Fajar Bustomi. Film ini termasuk film bergendre komedi religi dimana terdapat adegan-adegan yang menyuguhkan tentang ajaran islam. Representasi islam dalam film Get Married ini terletak pada scene-scene yang dialami oleh para pemain dalam menjalankan ajaran-ajaran islam sebagai seorang muslim, seperti: 13
Mona Eliza, Pelanggaran Terhadap UU Perkawinan dan Akibat Hukumnya, h. 16.
66
1. Diwajibkan menutup aurat sesuai dengan syariat islam Film ini merepresentasikan bahwa sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk menutup aurat. Seperti pada adegan dimana Sophie memutuskan untuk mengenakan jilbab syar’I, banyak orang yang mengira bahwa dia telah ikut dalam kelompok terorisme. Karena perubahan drastis yang ia alamai. Sesungguhnya Berjilbab adalah murni perintah agama yang berhubungan dengan pribadi muslimah itu. Kewajiban menutup aurat adalah juga menjadi simbol martabat perempuan, sesuai dengan sebab turunnya surat al-Ahzab ayat 59, yang artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”QS. al-Ahzab ayat 59 Maka itu tujuan utama perempuan menutup aurat sebenarnya adalah demi keamanan dan terhindarnya dari fitnah. 2. Budaya sapaan salam dalam pergaulan Budaya sapaan salam dalam pergaulan direpresentasikan dimana pada saat anak-anak Mae hendak pergi dan pamit kepadanya. Karena sang ibu yang kurang peduli terhadap ilmu agama membuat anak-anaknya banyak belajar agama dengan sang nenek terutama dalam hal etika dalam sopan santun ketika mengucapkan salam. Diajarkan dalam islam bahwa kita
67
diwajibkan membalas salam ketika orang lain memberi salam. Seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat an- nisa ayat 86 “apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu dengan serupa dengannya.”An-Nisa ayat 86. Dalam al-Qur’an surat an- nisa tersebut kita disuruh untuk memberikan balasan kepada orang yang telah memberikan penghormatan kepada kita. Apabila ada orang lain yang mengucapkan salam kepada kita, maka kita wajib menjawabnya. Karena ucapan salam memiliki arti “kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadamu” dan jika kita tidak membalas salam tersebut maka itu sama saja bahwa dia tidak membalas penghormatan yang oranglain berikan kepada kita. 3. Mengharamkan minuman yang beralkohol (yang memabukkan) Pada scene dimana Rendy dan Mae melakukan makan malam dengan diawali minum anggur (wine). Dan Mae yang menolak untuk meminumnya karena ia mulai menyadari bahwa minuman beralkohol diharamkan
dalam
islam.
Islam
yang
mengharamkan
minuman
memabukkan memang benar adanya sesuai dengan hadits Nabi berikut: “setiap yang memabukkan adalah khamar (termasuk khamar) dan setiap khamar adalah diharamkan.”
68
4. Nikah merupakan salah satu ibadah Dalam scene ini memperlihatkan bahwa dalam islam suatu hubungan atau ikatan pernikahan haruslah sesuai dengan hukum agama dan Negara. Hukum islam menyebutkan bahwa perkawinan menururt hukum islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat. Akad atau perjanjian antara kedua belah pihak itu diwujudkan dalam bentuk ijab dan qabul. Ijab adalah pernyataan kehendak yang diucapkan oleh wali calon mempelai wanita atau wakilnya, sedangkan qabul adalah penerimaan sebagai persetujuan yang diucapkan oleh calon mempelai pria atau wakilnya. Ijab qabul
perkawinan hukumnya sah apabila dihadiri
sekurang-kurangnya oleh dua orang saksi yang memenuhi syarat. Dengan demikian, akad itu adalah suatu usaha untuk membolehkan sesuatu yang asalnya tidak boleh kemudian boleh dengan adanya akad.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah mengamati dan menganalisa bab sebelumnya, penyimpulan hasil pada skripsi ini mengacu kepada permasalahan yang ada. Representasi Islam dalam film Get Married 99% Muhrim disampaikan melalui tokoh-tokoh yang berperan dalam film tersebut, tersaji dalam bentuk dialog, perilaku, karakter dan kejadian dalam film Get Married 99% Muhrim. Maka kesimpulan peneliti terhadap masalah tersebut, sebagai berikut: 1. Makna Denotasi Makna-makna denotasi yang ditemukan pada kelima scene film tersebut tiga diantaranya adalah penjelasan mengenai gambar-gambar scene yang berkaitan dengan batasan tentang aurat. Sedangkan ketiga gambar lainnya menggambarkan tentang bagaimana kepatuhan sebagai umat muslim dalam menjalankan perintah serta larangan yang sudah ditetapkan Allah SWT 2. Makna Konotasi Makna konotasi yang ada pada film Get married 99% Muhrim yaitu menjelaskan bagaimana gambaran seorang wanita muslim yang menjaga batasan-batasan auratnya. Dimana pada scene-scene yang menunjukkan batasan tentang aurat diantaranya, ketika Bu Mardi menasehati Mae yang akan pergi dengan menggunakan baju topless, 69
70
perubahan Sophie yang awalnya selalu mengenakan pakaian seksi menjadi menutup semua auratnya dengan berjilbab. Ketertarikan Mae untuk menggunakan jilbab. Sedangkan scene lainnya menjelaskan bagaimana kepatuhan seorang muslim terhadap aturan-aturan agama. 3. Sementara itu makna mitos yang terkandung dalam film tersebut ialah bagaimana islam tidak kaku dan tetap memberi kelonggaran dalam berbusana asalkan menutup aurat dan sopan sesuai dengan ketentuan syariah. Berdasarkan ketiga makna diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa pada film Get Married 99% Muhrim ini memberi gambaran tentang ajaran-ajaran islam yang harus dilaksanakan. Salah satunya memberi gambaran bagaiman sebagai seorang muslim kita diwajibkan menutup aurat yang sesuai dengan syariat islam. Dan mematuhi segala perintah dan larangan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. B. Kritik dan Saran Kritik yang akan peneliti sampaikan pada film Get Married 99% Muhrim ini ialah agar kedepannya lebih banyak menggambarkan islam pada ranah ajaran dan nilai-nilai islam yang mampu memberi pengetahuan lebih kepada penontonnya. Pesan-pesan keagamanan sebaiknya dapat diselipkan lebih banyak karena dilihat dari judulnya yang mengangkat tema Muhrim, sehingga penonton dapat mengetahui arti Muhrim sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro dan Komala, Lukiati. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arsyad, Azhar. 2003.Media Pengajar. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Azra, Azumardi. 1996. Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalisme, Modernisme, Hingga Post-modernismne. Jakarta: PT. Temprin. Bailey, Kenneth D. 1994. Methods of Social Reseacrh. New York: Free Press. Barker, Chris. 2000. Cultural Studies: Teori dan Praktek. Bantul: Kreasi Wacana Offset. Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Grup. Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra Danesi, Marcel. 2010.Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jala Sutra. Effendi, Haruf. 1986. Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. Eliza, Mona. 2009. Pelanggaran Terhadap UU Perkawinan dan Akibat Hukumnya. Tangerang: AdelinaBersaudara. Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
71
72
Hadzami, M. Syafi’I. 2010. Tauhid Adilah. Jakarta: PT. ALWX Media Komputindo. Hammudah, Abdalati. 2008. Islam Suatu Kepastian. Jakarta: Media Dakwah. Haq, Hamka. 2015. Islam Rahmah Untuk Bangsa. Jakarta: BAMUSI PRESS. Hikmat, Mahi. 2011. Metode Penelitian: Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu. IKAPI. 2008. Fikh. Bandung: Grafindo Media Pratama. Iwadh, Ahmad Abduh. Mutiara Hadits Qudsi. PT. Mizan Publika. Jam’annuri. 2000. Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta. Junus, Umar. 1981. Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan. Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grup. Maliki, Ekky. 2004. Why not Remaja Doyan Nonton Seri Penuntun. Bandung: MizanBunaya. Manjorang, Aditya dan Aditya, Intan. 2015.Hukum Seputar Pranikah, Pernikahan, dan Perceraian di Indonesia. Visi Media. Mashuri dan M. Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Praktis dan Aplikatif. Malang: RefiksAditama.
73
Miles, Matthew B. dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia. Morisan. 2005.Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang: Ramdina Prakasa. Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek. Jakarta: Universitas. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS. Pranajaya, Adi. 2000. Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar. Jakarta: BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. Ridlo, Muhammad Taufik. 2007. Zakat Profesi & Perusahaan. Jakarta: Institut Manajemen Zakat. Seto, Idiwan. 2013. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Shihab, M. Quraish. 2003. Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan. Siroj, Said Aqil. 2006. Tasawuf Sebagai Keritik Sosial Mengedepankan Islam Sebagai Insprasi Bukan Aspirasi. Bandung: Mizan Pustaka. Smith, Huston. 2008. Agama-agama Manusia. Jakarta: YayasanObor Indonesia. Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
74
Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media Sebuah Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tafsir Al-qur’an Tematik. 2008. Membangun Keluarga Harmonis. Departemen Agama RI. Vivian, John.2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Wiryanto. 2000. Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo.
Situs Internet: https://centrajakarta.wordpress.com/2015/08/09/99-muhrim-get-married-5-akhirdari-film-sukses-get-married/. http://indoshowbizinsiders.weebly.com/box-office.html. http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-9019-15-350751_99-muhrim-get-married5/award#.VzoIIdIrLIU. https://id.wikipedia.org/wiki/Nirina_Zubir. Kajian Tentang Sikap Pemborosan, https://mohkusnarto.wordpress.com/sikapboros-saudara-setan/. Diaksespada 25 juli 2016. http://www.kitapunya.net/2015/10/ayat-al-quran-dan-hadits-tentangmengucapkan-salam.html. Diaksespada 26 juli 2016.
75
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150730140243-220-69110/tertawasekaligus-tertampar-tampar-menonton-get-married-5/diaksespada 26 April 2016
HASIL PERTANYAAN WAWANCARA PENELITIAN
Nama
: Fajar Bustomi
Jabatan
: Sutradara
Alamat Wawancara
: Jl. Pekayon RT.10/RW.13 No. 36 Pejaten Barat, Jakarta Selatan
Tanggal Wawancara : 22 Mei 2016 1. Apa alasan memberikan judul 99% Muhrim Get Married? Jadi gini ya yang bener itu kan mahrom sebenernya ya cuma orang Indonesia banyak taunya itu muhrim. Cuma kalo produser kan alasannya yang lebih tau, makanya dia pake itu. Jadi, kenapa pake judul itu karena kita mau bikin get married ini film yang selalu yang rilisnya itu dibulan akhir bulan ramadhan menjelang idul fitri. Tapi dari seri pertama sampai keempat itu gada yang menyinggung masalah islaminya. Cuma karena orang orang taunya muhrim kalo kita ganti jadi mahrom takutnya banyak orang yang ga paham, jadi ambil yang lebih popular. Makanya biar lebih terkesan special dari get merried biasa ditambahin judul itu, kenapa 99% muhrim maksunya itu setelah dia sudah dinikahkan adalah sudah menjadi muhrimnya sebenernya mahromnya kan harusnya gitukan. Dicerita itu sendiri ada karakter jali dan sophi yang diceritakan sudah nikah gantung, tapi belum 100% muhrim jadi baru diiket doang, kalo buat saya kan sah atau gak sah itu harus 100% gada yang kaya gitu. Cuma kenapa ada yang kurangnya itu, itu yg dibilang produsernya 1% nya ada yang kurang itu buat gimik di judulnya itu, 99% 2. Apa yang membedakan film 99% muhrim Get Married dengan film Get Married yang sebelumnya? Dan juga dengan film lainnya?
Dari produser sampai di get merried lima dia udah ada sedikit religi maksudnya bukannya ada hiburan untuk ketawa saja namun ada pesan yang positif secara islaminya. Dijudulnya tadikan ada 99%, maksudnya 99 itukan asmaul husna jadi pengennya itu nuansanya yang berbau-bau islam gitu jd angka 99 itu kalo di islam itu asmaul husna jadi yg mendekati alasannya itu bahwa film get married yang ini berbeda karena ada unsur religinya. Karena kita bikin film mengandung pesan tapi kalo gada yang nontonya juga percuma. Saya seorang sutradara yang mau berdiskusi denga produser demi film itu ditonton banyak orang. Karena setiap film saya punya pesan sendiri buat penontonya dan kalo bisa itu positif. Dan yang membedakannya itu di get merried lima dia udah ada sedikit religi maksudnya bukannya ada hiburan untuk ketawa saja namun ada pesan yang positif secara islaminya. 3. Film ini menceritakan tentang apa? Ceritanya sendiri lebih kejati diri. Jati dirinya mae menjadi seorang istri, seorang ibu apalagi nih yang mau dia kejar ketika semua yang sudah didapat didunia apalagi yang dia siapin buat diakhirat. Karena ceritanya pada saat ibunya kecelakaan terus ngomongin kematian nah dari situ dia kaget anak-anaknya pada bisa ngaji sedangkan dia ga bisa. ketika dia mendapat musibah ibunya kecelakaan dan mengalami kritis dokter juga tidak bisa membantu istilahnya kan Cuma dari doa anak. Dia tidak bisa mendoakan ibunya baca yasin aja dia ga bisa, nah dia bercermin dari anak-anaknya ternyata anak-anaknya bisa baca yasin dan bisa ngaji lebih islam dibandingkan dia ibunya. Lebih pada pencarian jati diri lebih mengenal lagi tentang apa itu islam. Kita masukan dalam cerita lebih komedi jadi terselip didalamnya.
4. Apakah ada pesan dakwah khusus dari film ini? Pesan dakwah khusunya sih gada tapi kita apa yang baik itu yang kita sampaikan. Ketika sophie memutuskan untuk pakai hijab yang syar’I banyak orang yang mengira bahwa dia telah ikut teroris atau agama yang menyimpang, nah disini kita ngasih gambaran bahwa islam ga kaya gituloh, kalo ada seseorang berubah menjadi lebih islami dan berjilbab syari terus berfikirnya isis. islam tuh ga gitu sebenernya. Karena karakter mae disini dia kalangan level atas dan lingkuang yang tren jadi kadang orang yang melihat ada perempuan berhijab syari mengira jaringan isis. Itu sebenarnya yang kita coba omongin pelan-pelan . segala sesuatu yang ada unsur
islaminya kita masukin. Karena ini
merupakan produk komersil hiburan tapi kita sisip-sisipin unsur islaminya biar film ini ga hanya berakhir dengan komedi aja tapi ada pesan positif. Banyak yang menentang kenapa filmnya dibikin jadi religi gini. Tapi produser punya alasan sendiri karena produser sendiri merupakan orang yang religius beliau juga orang Pakistan yang agamnya juga bagus. Mungkin dalam hidupnya dalam berkarir dia mau ada sesuatu yang lebih bukan hanya sekedar dapet uang aja bisa menghibur orang aja tapi ada pesan positif. 5. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembuatan film ini? Kendala dalam film ini karena dalam film ini mengandung unsur religi jadi kita dalam ngomongin agama tidak main dan sangat hati-hati dalam menggambarkannya, seperti pada adegan sophi yang punya kesan seksi dalam berpenampilan lalu berubah untuk menutup auratnya dengan menggunakan baju muslimah. Jadi ga asal shooting aja harus dipikirin ayatnya juga. Jadi disini saya punya konsultan anak al azhar lulusan mesir dan untuk konten-konten islamnya dia yang dampingin saya. Biasanya saya memang ada
untuk konsul dengan orang yang lebih paham agar kita ga salah-salah ayat dan apapun itu dalam menyampaikannya. 6. Apa yang ingin dicapai atau pencapaian apa yang menurut mas telah berhasil dalam pembuatan film ini? Pencapaian yang didapat ketika pemeran utama berhasil yang menurut saya itu lebih baik. Seperti yang awalnya belum berhijab dan akhirnya berhijab, dan akhirnya maenya itu memutuskan untuk berhijab dan rendinya juga makin paham tentang agamanya, selama ini kan hanya status tapi sholat tidak pernah. seperti itulah, karakter yang sudah kebrand dari serial yang pertama sampai keempat disini kita bikin menjadi lebih religius itu pencapaian yang menurut saya berhasil. 7. Apa pesan dan harapan mas fajar untuk perfilman Indonesia? Semoga filmnya semakin lebih baik dalam artian bukan hanya untuk hiburan aja, senengseneng, produk komersial aja tapi memiliki pesan yang positif buat perfilman Indonesia itu sendiri buat masyarakat yang menontonnya dan buat film makernya , jadi buat saya jangan hanya film hanya sekedar tayang aja tapi menhasilkan sesuatu yang positif.
Penulis Dengan Fajar Bustomi Selaku Sutradara Film Get Married 99% Muhrim