Gema GPO-GPBB
Renungan
Misi Yang Terutama (Bacaan: Roma 10:1-15)
by : Pdt. Peter Then edtronic adalah salah satu perusahaan teknologi obatobatan yang berkembang dengan pesat di Amerika Serikat sepanjang tahun 1990-an. Dilihat dari segala ukuran kesuksesan: harga saham, penghasilan yang meningkat dan pendapatan per saham, perusahan tersebut memang berkembang pesat. Dalam sebuah artikel majalah World Traveler (penjelajah dunia), pemimpin perusahaan, Art Collins mengatakan, "Dengan sebuah kalimat misi yang berbunyi: perusahaan berusaha untuk ‘mengurangi rasa sakit, memulihkan kesehatan, dan memperpanjang hidup’, Medtronic lebih dari sekadar bertujuan mencari uang .... saat kita meneliti kembali sejumlah kriteria kesuksesan, satu-satunya kesuksesan paling penting bagi kami adalah bahwa setiap 12 detik, hidup seseorang menjadi lebih baik karena memakai salah satu produk atau terapi kami." Para pengikut Kristus seharusnya juga memiliki misi yang serupa. Kita memiliki pesan yang mampu mengubah hidup untuk dinyatakan kepada orang-orang yang mau mendengarnya (Roma 10:9-15). Setiap hari, orang-orang di seluruh dunia diselamatkan dari dosa dan konsekuensi-konsekuensinya melalui iman kepada Tuhan 2
Gema GPO-GPBB
Renungan
Yesus. Misi kita sebagai pengikut-Nya adalah untuk menjadi utusan yang "membawa kabar baik" (ayat 15), mewartakan tentang Yesus Kristus, sang Juruselamat kepada orang lain. Tidak ada misi lain yang lebih berharga, karena "barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan" (ayat 13). Sepanjang sejarah misi penginjilan terlihat Reformasilah yang mengembalikan Kekristenan kepada Injil yang paling murni dengan pemberitaan, kepercayaan dan dasar teologi yang tidak berkompromi. Misalnya: Pemujaan terhadap arwah yang sudah meninggal dunia sebagai penghormatan berlanjut, amat tegas tak dapat diterima dalam iman dan dasar teologi yang tak kenal kompromi itu. Skop Injil ini adalah bahwa hanya dengan mengenal Tuhan Yesus saja kita diselamatkan, hanya melalui iman saja kita diterima dan hanya melalui kedaulatan Tuhan kita boleh menjadi anakanakNya serta hanya melalui Kristus saja kita ditebus. Maka Reformasi ini merupakan satu-satunya era yang begitu kompak dan murni untuk kembali kepada Injil yang asli sehingga teologi Reformed itu juga disebut teologia Injili. Dan dari permulaan gereja Lutheran disebut Evangelical Church sehingga nama "Injili" merupakan suatu istilah yang tak terpisahkan dari gereja-gereja Protestan. Misalnya pada waktu Injil disebarkan di Indonesia, gereja-gereja Protestan selalu tidak lupa mencantumkan istilah tersebut dalam nama lengkapnya.
3
Gema GPO-GPBB
Renungan
Contohnya: Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM), Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), Gereja Masehi Injil Sangir-Talaud (GMIST) dan istilah-istilah ini adalah suatu indikasi yang menunjukkan bahwa Injil memang sangat penting. Dan di mana gereja Protestan berada, di sana banyak orang kembali kepada Tuhan sehingga boleh dikatakan bahwa gereja Protestan mempunyai jiwa injili yang luar biasa. Namun fakta juga menunjukkan banyak gereja Reformed sesudah melalui suatu jangka waktu tertentu, lupa akan anugerah Tuhan atau menginterpretasikannya secara tidak benar. Kita ambil contoh: Pertama, karena segala sesuatu berdasarkan anugerah maka kalau berdosapun akan diampuni dan lain sebagainya. Ini mengakibatkan etika dan moral gereja-gereja Protestan itu tidak ditekankan. Dengan perkataan lain kesalah-pengertian ini telah mengakibatkan banyak orang Kristen hidup tak sesuai dengan ajaran kepercayaannya. Hal ini tentu sangat disesalkan dan menyedihkan. Kedua, dalam gerakan Reformed, Protestan sangat mementingkan penanaman dan penyebaran gereja, agaknya banyak yang menjadi anggota gereja tanpa mempunyai pengalaman sendiri bergumul untuk bertobat, menerima Kristus secara pribadi. Dan hal mana pula nampak di dalam gereja Protestan umumnya, orang mempercayai akan perjanjian keluarga sehingga seisi keluarga menjadi orang Kristen, maka amat mungkin sebagian dari anakanak yang dibaptiskan itu belum atau tidak mengalami pertobatan 4
Gema GPO-GPBB
Renungan
pribadi. Ini juga dapat dikatakan letak titik kelemahan jiwa atau semangat penginjilan dalam gereja-gereja bertradisi Reformed. Apa yang seharusnya gereja bina pada masa kini untuk memiliki kekuatan dalam ber-misi? Pertama, harus membenahi doktrin-doktrin kepercayaannya sehingga berakar dengan mengetahui siapa, apa dan mengapa kita percaya. Kedua, pengajaran tentang hidup bertanggung jawab kepada Allah menurut etika yang sesuai dengan ajaran Alkitab yakni memancarkan sifat ilahi di bidang moral kepada sesama manusia. Ketiga, membenahi akan makna hidup dan pelayanan. Sebagaimana kita adalah orang-orang Kristen maka kita harus hidup dan melayani orang lain sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Keempat, kita harus berusaha membina orang Kristen untuk memuliakan Tuhan di bidang-bidang yang berbeda dalam masyarakat luas. Kelima, bagaimana gereja mendorong pelebaran pekabaran Injil di dalam melaksanakan tugas Amanat Agung. Akhirnya, bagaimana gereja bisa mempunyai orang-orang yang mampu mengemban misi di lingkungan dalam masyarakatnya? 5
Gema GPO-GPBB
Renungan
Gereja dimungkinkan bisa memberikan isi pemberitaan dan pengajaran yang dirasakan cukup oleh orang-orang berpotensi maka barulah kita bisa mendapatkan orang-orang yang bermutu bagi Kekristenan. Mereka yang berkualitas ini harus membimbing agar lebih berkembang, potensi mereka perlu digali serta diarahkan dengan benar. Dengan demikian, untuk mengharapkan munculnya pemimpin-pemimpin yang menjadi kunci dalam masyarakat maka seharusnya para pemimpin gereja pada masa kini memiliki hati yang lapang, visi yang jauh, pandangan yang tepat serta cinta kasih yang limpah dan bijaksana. Jikalau tidak, maka Kekristenan akan selalu tertinggal di belakang. Di lain pihak kepemimpinan itu bukanlah sekedar bisa dilatih atau dicetak oleh usaha manusia, melainkan dibangkitkan oleh Tuhan ditambah dengan penggalian dan latihan sehingga segenap potensi dapat diperkembangkan. Juga harus diciptakan kemungkinan praktek di ladang sebagai sarana output dari apa yang sudah ada padanya ditambah dengan ujian yang lama barulah seseorang bisa menjadi pemimpin yang kuat yang hebat! Apakah anda melakukan peran anda untuk mewujudkan misi ini? TIDAK ADA KABAR YANG LEBIH BAIK SELAIN INJIL, WARTAKANLAH KE SELURUH DUNIA! 6
Gema GPO-GPBB
Wawancara
Wawancara dengan
Pr. Budianto Lim ema edisi Juni 2004 memuat wawancara Redaksi dengan Preacher GPO, kali ini Redaksi mengajak pembaca setia Gema untuk mengenal lebih jauh Preacher Budianto Lim yang bertugas di GPBB. Redaksi mengharapkan kiranya wawancara ini menjadi sarana untuk jemaat GPO – GPBB dapat lebih mengenal pergumulan dan kerinduan kedua Preacher, sehingga sebagai jemaat kita dapat bekerja sama dan mendukung pelayanan mereka. DATA PRIBADI : • Nama Lengkap: BUDIANTO LIM • (Istri: Lidya Siah) • Tempat/Tanggal lahir: • JAKARTA, 10 SEPTEMBER 1974 • Status: MENIKAH • Alamat: • 395, BUKIT BATOK WEST AVE 5, # 07-442, SINGAPORE 650395 • Jalan KALIBARU TIMUR 3 NO. 6A JAKARTA PUSAT • Telpon: (65) 63166073, 91814675 7
Gema GPO-GPBB
Wawancara
• Pengalaman pelayanan: • CHOIR & pelayanan musik lainnya 1989-2000 • PENGURUS REMAJA GKI BUNGUR: Sie Penatalayanan • PENGURUS PEMUDA GKI BUNGUR: Wakil Ketua • Ketua Panitia KPR Remaja GKI BUNGUR • Anggota KTB & Pemimpin KTB • PI Pribadi di RS Husada Jakarta • Pendidikan Terakhir: • Master of Divinity Singapore Bible College • Hobby: • Sports, dengar cerita orang lain dan baca • Motto Hidup: • LOVING AND SERVING PEOPLE, DIRECT PEOPLE TO GOD AND BE FORGOTTEN Berikut wawancara Gema - Budianto: Gema (G): Sudah berapa tahun berumah tangga ? Apa yang mendorong Saudara untuk ke Singapura? Tahun berapa tiba di Singapura ? Apakah isteri terus mendampingi dari sejak mendarat di Singapura? Budi (B): Sudah 5 tahun 4 bulan berumah tangga. Yang mendorong saya ke Singapura karena SBC mempunyai reputasi sebagai ‘global village’ yang terdiri dari banyak bangsa, jadi saya percaya belajar theologia di SBC akan membantu pembentukan saya. Saya tiba di Singapura bulan Juni 2001. Saat itu isteri belum mendampingi karena beliau masih aktif melayani di GKJMB Pluit sebagai Pembina Komisi Ibadah dan Musik. Jadi untuk setengah tahun pertama, Lidya bolak8
Gema GPO-GPBB (G): (B):
(G): (B):
(G): (B):
(G): (B):
(G):
Wawancara
balik untuk melayani dan support suami. Bagaimana sampai dapat bergabung dengan GPBB? Informasi kebaktian kami dapatkan dari Indra dan Esther Darmawan. Waktu itu, Ibu Juli dari Komisi Wanita memperkenalkan kami ke Pak Kicky Lie dan Pdt. Hendra Gosana. Puji Tuhan karena pelayanan di remaja dipercayakan kepada saya. Kapan tepatnya mulai pelayanan di GPBB dan kenapa memilih Komisi Remaja ? Tepatnya bulan 8 Agustus 2001. Pada waktu itu, alasannya sangat praktis yaitu karena Komisi Remaja tidak ada pembina dan saya lebih cocok melayani di remaja. Pergumulan apa ketika mendapat pelayanan ini dan memutuskan untuk menerimanya ? Saya cukup gentar karena pengalaman pelayanan saya sangat minim. Tapi waktu itu saya menerima pelayanan tersebut sebagai Field Education Student dengan bersyukur, karena saya bisa belajar langsung ketika terjun melayani. Apa suka duka melayani di GPBB khususnya di Komisi Remaja ? Melayani di Komisi Remaja membuat ‘awet muda’… Lalu teman teman remaja di GPBB juga baik-baik. Pelayanan remaja di GPBB lebih bersifat perintisan hal-hal yang baru. Kesulitan adalah ketika melihat perkembangan Komisi Remaja yang perlahan, inisiatif pelayanan yang agak kurang. Yang cukup sering membuat sedih adalah ketika teman-teman remaja di GPBB dibandingkan dengan teman-teman remaja di GPO. Bagaimana keadaan dan perkembangan Komisi Remaja sejak mulai bergabung sampai sekarang ? 9
Gema GPO-GPBB
Wawancara
(B): Puji Tuhan karena Dialah yang memberi pertumbuhan. • Ada perkembangan jumlah kepengurusan sehingga pelayanan dapat dijalankan dengan lebih baik. • Ada perubahan keseriusan dalam memimpin kebaktian dari para MC. • Inisiatif melayani dari teman-teman remaja terus bertumbuh. • Remaja yang ikut setiap bible study cukup stabil. • Keakraban dalam komisi remaja semakin erat. • Dari sisi kuantitas dari 12 orang, kemudian sekitar 21 orang dan sekarang 35-38 orang (rata-rata). (G): Faktor-faktor apa yang membuat pertumbuhan dan perkembangan tersebut ? (B): Doa minta pada Tuhan, Komisi Remaja mau dibawa ke mana. Usaha keterlibatan dalam kehidupan remaja. Memperlakukan mereka bukan seperti anak kecil tapi orang dewasa dalam transisi. (G): Bagaimana Komisi Remaja dapat terus maju, lebih berperan dalam membangun GPBB dan berkembang bagi Tuhan ? (B): Komisi Remaja GPBB dapat maju bila anggotanya: Know God and Love Him. Know Themselves Know how to love others. (G): Apa tantangan terbesar untuk Komisi Remaja? (B): Tantangan terbesar adalah bagaimana untuk terus kreatif dan up to date dengan popular culture yang sangat digandrungi oleh teman-teman remaja. (G): Banyak sekali potensi di Komisi Remaja, apa yang harus dilakukan Komisi Remaja ? (B): Program Talent Search yang sudah berjalan 1 tahun di KOREM GPBB dirasakan membantu para remaja untuk explore talenta 10
Gema GPO-GPBB
(G):
(B):
(G):
(B):
Wawancara
mereka dan menggunakannya untuk pelayanan. Hal ini masih harus terus di maximize. Potensi terbesar remaja yang masih bisa digali adalah potensi leadership dari masingmasing remaja. Apa motto hidup dan visi sebagai pembina remaja ? Tidak mudah menjalankan tugas sebagai pembina. Apa kendala yang terberat dan apa pelayanan yang paling berkesan ? Visi hidup adalah refleksi dari Yohanes 10. “LOVING AND SERVING PEOPLE, DIRECT PEOPLE TO GOD AND BE FORGOTTEN”. Yang paling berkesan dulu yach…9 -11 Agustus 2002, KOREM mengadakan Camp I dengan tema “ARTI HIDUPKU”. Dari 21 remaja yang mengikuti camp, Tuhan menggerakkan 9 orang untuk mau mempersembahkan diri sebagai pelayan full time, bila Tuhan sungguh-sungguh memanggil. Kendala terberat adalah memotivasi remaja untuk terus bertumbuh dalam komitmen pelayanan dan untuk mengintegrasi Firman Tuhan yang mereka dengar dalam hidup dan sekolah mereka. Secara resmi sejak tanggal 1 Juni 2004 Saudara menjadi preacher di GPBB. Apa yang mendorong Saudara menerima panggilan dan tanggung jawab ini? Saya belajar untuk taat akan pergumulan yang saya lewati pada bulan November 2003 - Februari 2004 yang lalu, karena saya ada di Bukit Batok atas kehendak Tuhan. Hal spesifik yang mendorong dan menambah keyakinan bahwa melayani di BB adalah kehendak Tuhan yaitu teman-teman Remaja. I love them. Lebih lagi, saya rindu untuk menjadi kakak rohani yang membekali mereka dengan Firman Tuhan 11
Gema GPO-GPBB
Wawancara (G): (B):
(G):
(B):
(G):
dan skill of living supaya mereka bisa menghadapi dunia yang kapanpun siap menggoncang hidup mereka. Apa rencana selanjutnya setelah selesai melayani sebagai preacher di GPBB ? Setelah 2 tahun melayani, saya rindu untuk melanjutkan sekolah di bidang counseling. Namun semua rencana bisa berubah, tergantung bagaimana pimpinan Tuhan kelak. Adakah visi, kesan dan pesan untuk pembaca Gema yang ingin disampaikan sebagai seorang preacher atau juga sebagai pembina remaja kepada pembaca Gema, khususnya jemaat GPBB ? Bagi semua jemaat GPO dan GPBB yang saya kasihi, di tengahtengah perputaran roda waktu yang begitu cepat dan urusan pekerjaan dan bisnis dengan tingkat kompetisi yang luar biasa tinggi – mari kita ‘make time’ to be silence before God. Hidup Kristiani kita adalah hidup yang dibangun atas dasar hubungan dekat dengan Tuhan. Yesaya 30:15 “Pray and Trust Him in Quietness and Repentance and wait for His Blessing”. Terima kasih atas kesediaan Saudara menyediakan waktu di tengahtengah kesibukan dan pelayanan Saudara untuk wawancara ini. Tuhan memberkati kehidupan keluarga dan pelayanan Saudara. By :TL
12
Gema GPO-GPBB
Artikel
Pengalaman Bersama Budianto Dan Lidya By MB
Berikut adalah sharing dari salah satu jemaat GPO mengenai pengalaman pribadinya bersama Pr. Budianto & Lydia.
persiapan rohani, persiapan musik, persiapan teknis alur liturgis sampai pada pelaksanaan dan workshop.
Kiranya sharing ini boleh menjadi berkat bagi kita semua dan memotivasi kita untuk lebih mempersiapkan diri dalam beribadah, baik sebagai liturgis, pemusik maupun jemaat.
Saya masih bisa membayangkan dengan jelas point-point penting yang mereka berdua ungkapkan untuk menjadi pemimpin liturgis pada kebaktian minggu. Wah, tidak mudah dan perlu persiapan yang matang !!
Pertama kali saya mendapat pengalaman berharga dari Budianto dan Lidya sewaktu saya mengikuti pembinaan aktivis GPO – GPBB dalam tema “Musik dan ibadah dalam kehidupan Kristen” pada tanggal 9 Agustus 2003 di NACLI (National Community Leadership Institute).
Pelaksanaan sebagai liturgis, pemimpin pujian dan pemusik yang kompak, matang dan tepat masih terasa “getaran”nya bagi saya sampai saat ini. Waktu itu kebaktian di GPBB dengan tema “bulan musik” pada bulan Pebruari 2004….. Budianto menjadi liturgis dan Lidya menjadi pemimpin pujian (prokantor).
Mereka berdua membawakan “workshop ibadah minggu”, bagaimana peranan liturgis, 13
Gema GPO-GPBB
Artikel
BAGIMU KUB’RI KURNIA, apakah balasmu?
Dan lagu “KUBRIKAN BAGIMU TUBUHKU, DARAHKU” (NKB 84) yang sudah begitu sering saya dengar dan nyanyikan betul-betul menyentuh hati saya. Saya terharu karena lirik lagu ini ternyata betulbetul mampu “berbicara dan menegur” saya.
Saya merasakan dengan bantuan liturgis dan pemimpin pujian, saya tidak asal nyanyi, tetapi kami diarahkan untuk “membuat pengalaman perjumpaan dengan Tuhan lebih indah dan lebih bermakna”.
Setelah seluruh 4 ayat dinyanyikan, Budi minta jemaat mengulang dan menyanyikan dengan setengah suara, dan penuh penghayatan, hanya kalimat akhir dari seluruh empat ayat sambil bersahut-sahutan antara jemaat pria dan wanita dan jemaat yang duduk di kiri dan kanan. Baiklah saya kutip kalimat-kalimat yang diulang tersebut:
Budi dan Lidya membuat perubahan tempo, volume suara, dan pengulangan baris terakhir lagu di atas. Selanjutnya pengenalan lebih dalam dengan Lidya terjadi selama saya minta bantuan Lidya untuk memoles kemampuan musik saya. Saya merasa Lidya serius, dengan “task commitment” yang tinggi, ingin semua yang dibimbingnya betul-betul serius mempersiapkan latihannya dengan sungguhsungguh.
BAGIMU KUBRI HIDUPKU, apakah balasmu? K U T I N G G A L K A N SEMUANYA, apakah balasmu? KUPIKUL SALIB BAGIMU, apakah balasmu? 14
Gema GPO-GPBB
Artikel Budi, Lidya, selamat melayani dan semoga Tuhan terus membentuk dan memberi kekuatan pada Budi dan Lidya dalam pelayanan sebagai “preacher” di GPBB. Terimakasih untuk berkat Tuhan yang saya rasakan melalui pelayanan anda berdua.
Lydia selalu tepat waktu, efisien, memberikan tantangan untuk maju, dan selalu ada “tips” baru yang dia “masukkan dan jelaskan”. Oh, saya merasakan dinamika dan indahnya alunan musik yang nyata berbeda, sebelum dan sesudah dipoles Lidya.
Saya mampu melihat dan merasakan Tuhan Yesus tercermin dalam diri anda berdua.
Pengenalan lebih dalam lagi dengan Budi terjadi pada saat pelawatan. Seorang pribadi yang hangat, murah senyum yang menurut saya memiliki talenta “personal approach”. Orang yang didekati atau dilawatnya akan mudah “terbuka” dan merasa intim dengan Budi. Budi tidak hanya sekedar menghibur, menguatkan dan berdoa, tetapi dia juga “peka” dan mampu “menyentuh” hal-hal di balik symptom yang terlihat. 15
Gema GPO-GPBB
Artikel
Kebaktian Peneguhan Majelis Jemaat & Preacher kebaktian ini jemaat juga mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan pujipujian yang dibawakan oleh PS Petra dari Universitas Kristen Petra.
etiap tahun, seperti biasanya, Gereja Presbyterian Orchard mengadakan acara Pemilihan Majelis Jemaat, kali ini untuk masa pelayanan periode 2004 – 2007.
Paduan Suara ini pernah melayani di GPO sekitar 5 tahun yang lalu, dan yang menarik Aris, sang pemimpin adalah mantan pemimpin paduan suara Komisi Remaja GPO pada waktu sang pemimpin kuliah sebagai mahasiswa SBC.
Bersyukur kepada Tuhan yang sudah menggerakkan hati beberapa hambaNya untuk melayani sebagai Majelis Jemaat, sehingga kebutuhan jemaat GPO maupun GPBB terpenuhi, bukan itu saja, bahkan Tuhan menambahkan bonus istimewa dengan mengutus 2 orang Preacher untuk melayani di periode 2004 – 2007.
Firman Tuhan diambil dari 1 Timotius 3 : 1 – 7 dengan judul perikop ‘Syarat-syarat Bagi Penilik Jemaat’. Dalam khotbahnya Pdt. Johnny Hermawan mengingatkan bahwa melayani Tuhan adalah satu pekerjaan yang indah.
Kebaktian Peneguhan untuk Majelis Jemaat yang baru dan kedua Preacher diadakan pada tanggal 4 Juli 2004, dalam 16
Gema GPO-GPBB
Artikel “SELAMAT BERGABUNG DAN SELAMAT MELAYANI”. Kiranya Tuhan memberikan kesehatian yang dilandasi dengan kasih dalam pelayanan ini.
Memang tidak mudah mencari orang-orang yang bersedia untuk melayani sebagai Majelis Jemaat, oleh sebab itu, mari kita dukung dalam doa pelayanan mereka semua. Kepada: 1. Penatua Hantarto Tjandra (GPBB) 2. Penatua Kicky K.S. Lie (GPBB) 3. Dkn. Djoko Gunawan (GPBB) 4. Dkn. Ratna Lie (GPO) 5. Dkn. Rosalinda Sumolang (GPO) 6. Dkn. Kartika Supryanata (GPO) 7. Dkn. Sahala Sianipar (GPO) 8. Dkn. Widari Marjanto (GPO) 9. Dkn. E. Inge Irjani Hendrawati (GPBB) 10. Dkn. Subakti Wangsanegara (GPBB) 11. Dkn. Zonny Kurniawan (GPBB)
By: TL
Persembahan Petra C horale Choir Dalam Kebaktian Pene Majelis Jemaat Dan Pr guhan eacher
dan kedua Preacher: 1. Pr. Chandra Koewoso (GPO) 2. Pr. Budianto Lim (GPBB) 17
Gema GPO-GPBB
Artikel
to Tjandra r ta n a H t. n P Pelantikan .S. Lie Sebagai Diaken K dan Pnt Kicky
Pelantikan Bu Ratna Lie Sebagai Diaken
Majelis Jemaat Periode Juli 2004 - Juni 2007
Peneguhan Majelis Baru
woso dan e o K a r d n a Ch r Peneguhan Lim Sebagai Preache Budianto GPO & GPBB Di
18
Pr. Chandra Koewoso, Pr. Budianto Lim & Pdt. Johnny Her mawan Berpose Bersama
Gema GPO-GPBB
Artikel
Pelantikan Komisi Setiap tahun, ada saja pergantian personil, mulai dari pengurus komisi-komisi sampai kepada majelis jemaat, bersyukur kepada Tuhan yang terus memberikan kesempatan untuk kita dapat terus menjadi partner kerjaNya di dunia ini.
Tahun pelayanan di GPO dan GPBB diawali pada bulan Juli. Kalau pada tanggal 4 Juli 2004 yang lalu, telah diadakan kebaktian peneguhan Majelis Jemaat dan Preacher, maka pada tanggal 18 Juli 2004 giliran pengurus komisi-komisi dilantik di kebaktian umum.
Biarlah ayat Alkitab yang menjadi motto pelayanan adikadik di Komisi Remaja di bawah ini boleh menjadi pegangan kita semua untuk terus mempersembahkan yang terbaik buat Dia:
Ada beberapa penambahan pengurus untuk Komisi Pemuda, Komisi Wanita dan Komisi Pelaut, sedangkan untuk Komisi Remaja periode pelayanannya memang dibuat lebih singkat, hanya 1 tahun, hal ini disebabkan karena kota Singapura ini hanya dijadikan kota transit untuk mereka studi sementara sebelum akhirnya mereka meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Negara lainnya.
“Karena itu, saudarasaudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor. 15 : 58) 19
Gema GPO-GPBB
Artikel
Pelantikan Angg ota Komisi Pemuda, Pengurus Baru Komis dan Komisi Wan i Pelaut ita
omisi Remaja Pelantikan Pengurus K
20
Gema GPO-GPBB
Liputan Komisi Wanita
Ibu Kartika Supryanata & Widari Maryanto Melayani Tuhan Sebagai Majelis Jemaat GPO pertolongan Tuhan, saya yakin mereka berdua akan diperlengkapi dan disempurnakan untuk melayani jemaat GPO. Puji Tuhan!
aya terharu mengetahui Kartika dan Widari adalah dua ibu GPO di antara beberapa majelis baru yang diteguhkan pada Minggu 4 Juli 2004 yang lalu.
Sungguh bahagia, penulis berkesempatan mendengar khotbah ibu Widari M. dalam persekutuan KW tanggal 13 Juli 2004, dengan tema: BATU PILIHAN (bagian ke-3). Tema ini adalah khotbah berseri, yang dimulai sejak 29 Juni 2004 di persekutuan wanita GPO.
Bersyukur dan bersyukur tanpa sadar saya ucapkan terusmenerus karena di tengahtengah kesibukannya, kedua ibu ini telah mengambil keputusan untuk melayani Tuhan sebagai majelis GPO. Betul-betul “a blessing” bagi saya yang mengenal kedua ibu ini, apalagi saya tahu betul bahwa tidak mudah mencari “pekerja Tuhan” di dunia yang super sibuk dan hangar-bingar ini.
Di bawah ini adalah ringkasan kotbahnya, yang diambil dari 1 Petrus 3 : 1 – 7. Bagaimana sebagai wanita (isteri) kita menjadi “batu yang hidup” untuk suami kita.
Dengan potensi, karakter, motivasi, senioritas dan dengan
Khotbah diawali dengan definisi “suami” menurut Alkitab. Suami 21
Liputan Komisi Wanita
Gema GPO-GPBB
• 1 Petrus 3 : 1: submissive : siap untuk taat kepada suami dan melakukan apapun yang mereka mau. • Efesus 5 : 22; Kolose 3 : 18 : submit artinya menerima kuasa atau kontrol dari suami sebagai orang yang “dikalahkan”.
adalah kepala rumah tangga (Efesus 5:23) dan isteri adalah tulang rusuk”nya”. Itu berarti kalau ibu-ibu menjelek-jelekkan suami, artinya ibu-ibu menjelekjelekkan diri sendiri. Betul juga, ya? Seharusnya suami bukan hanya “teman hidup” tetapi “master” bagi isteri. Oleh karena itu dalam 1 Petrus 3:1 dikatakan “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu”.
Wah, pernyataan di atas sungguh keras menegur ibu-ibu yang hadir dalam persekutuan hari itu dan sekaligus mengingatkan ulang apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup suami-isteri. Mengapa “tunduk” ini sulit sekali dilakukan?
Kata “tunduk” ini sangat sulit untuk ditaati apalagi di zaman modern yang mengutamakan kesamaan hak pria dan wanita serta liberalis ini. Ayat ini tidak hanya muncul di 1 Petrus, tetapi juga dalam surat Paulus kepada sidang jemaat Efesus dan Kolose. (Lihat Efesus 5:22 dan Kolose 3:18).
Ya, karena pria dan wanita berbeda baik dalam perkembangan fisik, emosi dan m e n t a l . U n t u k memudahkannya, bisa diilustrasikan seperti kerbau dan kupu-kupu.
Tunduk dalam konteks Alkitab artinya:
Sebagaimana kupu-kupu, wanita lebih halus, sensitif, 22
Gema GPO-GPBB
Liputan Komisi Wanita pepatah mengatakan dari mata turun ke hati, maka dari mata (memandang), orang lain bisa mengetahui siapa kita.
emosionil sedang pria seperti kerbau, lebih kuat, teguh memiliki pendirian dan mengutamakan logika.
Ayat 4 – 6 : isteri seharusnya mengenakan perhiasan batiniah yang memiliki sifat tidak dapat binasa, yang berasal dari roh lemah lembut dan tenteram dan yang menaruh pengharapannya kepada Allah.
Kalau seandainya suami dan isteri sama-sama tahu, mengenal dan memahami siapa isteri/suami saya, masingmasing pihak mengetahui kebutuhan, keinginan atau perasaan pasangannya, tentu tidak akan ada masalah mengenai “tunduk-menunduk” ini.
Dalam Amsal 15 : 1a dikatakan jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman. Jadi ibuibu, kita tidak perlu menunggu sampai suami kita berubah, meskipun dia sebenarnya sumber permasalahannya.
Nah, kita perlu belajar mengenal pasangan kita. Apa tujuannya isteri tunduk pada suami? 1 Petrus 3 : 1b - 2 : supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada firman, mereka juga tanpa perkataan “dimenangkan” oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka. Seperti
a. Penuh Kasih dengan suami dan di dalam kasih selalu ada pengampunan, itulah resepnya. b. Kembangkan kehangatan dengan menerima suami sebagaimana adanya dan menganggap dia lebih penting dari kita sendiri. Kalau kita 23
Liputan Komisi Wanita
Gema GPO-GPBB
Tenang (penguasaan diri) Amsal 21:19: Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah. Memang sebagai wanita, kita lebih emosionil (biasanya ketidakseimbangan hormon yang selalu dikambing hitamkan), tetapi kita perlu mendisiplin diri kita untuk bisa lebih tenang. Kalau ada masalah atau kebutuhan kita tidak terpenuhi, reaksi kita biasanya “menghindar” atau “melawan” (dengan ngomel dan sebagainya). Dua sikap ini kurang baik, sebagai wanita Kristen kita harus lebih bijak untuk bisa mengontrol diri kita. Nah ini perlu dilatih. Dengan berdiam diri, menjaga hati kita untuk lebih tenang, bukan berarti kita bodoh atau menurut saja, namun melalui penguasaan diri, kita dapat lebih
sudah memiliki prinsip ini,maka kita akan bersedia memberikan waktu dan tenaga kita untuk mempedulikannya, bukan karena ia pantas mendapatkannya, melainkan hanya karena dia adalah “manusia” yang membutuhkan kehangatan. c. Empati, kemampuan untuk menempatkan diri kita pada posisi suami dan memandang masalah dari sudut pandangnya. Dengan melatih kemampuan empati ini, maka isteri akan bisa lebih mengendalikan diri dan lebih memahami mengapa suami bersikap/bertingkah laku demikian. d. K e t u l u s a n . M o h o n pertolongan Tuhan agar isteri bisa memperlihatkan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap suami tanpa merubah sikapnya walaupun keadaan / sikap suami berubah. Roh yang tenteram, apa maksudnya? 24
Gema GPO-GPBB
Liputan Komisi Wanita
jernih memikirkan sudut pandang yang berbeda dari suami kita.
dan ALLAH ISRAEL akan MENJADI PENUTUP BARISANMU.
Yang terakhir adalah penuh pengharapan kepada Allah “Perempuan kudus” – Sara memanggil suaminya “my master”. Bisakah kita meneladani Sara memanggil dan memperlakukan suami kita as “my master”?
Tuhan akan berjalan di depan memimpin ibu-ibu dan menjadi penutup barisan, melindungi ibu-ibu. Tuhan memampukan ibu-ibu untuk “tunduk” pada suami, menjadi BATU PILIHAN bagi suami dan “memenangkan” hati banyak orang yang melihat sikap ibu-ibu yang lemah lembut, tenteram dan menaruh pengharapan pada Allah.
Banyak kali isteri membatin, kapan ya suamiku berubah? Ibu-ibu, ubahlah diri kita agar membiarkan Roh Kudus bekerja membimbing kita untuk memiliki roh yang lemah lembut dan tenteram, dan ini memang ini memerlukan waktu.
Terima kasih untuk “berkat rohani” dan “reminder” sebagi isteri, yang saya dapatkan melalui khotbah Widari. Selamat melayani Kartika, Widari, semoga Tuhan senantiasa memelihara dan memberkati anda berdua.
Sebagai penutup ibu Widari mengutip Yesaya 52 : 12: Sungguh kamu tidak akan buruburu keluar dan tidak akan larilari berjalan, sebab TUHAN akan BERJALAN DI DEPANMU,
Oleh: MB 25
Liputan Komisi Pemuda
Gema GPO-GPBB
HUT PEMUDA by: Katherine Teopilus Ada kalanya kami kurang menghargai hal-hal yang sudah Tuhan sediak an setiap hari, seperti o k s i g e n , d a r a h ya n g mengalir di tubuh.
Sabtu, 17 Juli 2004 yang lalu Komisi Pemuda GPO merayakan Hari Pemuda, k ami semua diundang untuk menghadiri Hari P e m u d a G P O ya n g diadak an di Chapel.
Setelah renungan, kami diajak untuk melihat slide presentasi semua kegiatan GPO selama setahun, di mana Komisi Pemuda GPO terlibat aktif dalam kebersamaan acara-acara yang diadakan di GPO, juga pesan-pesan dari teman-teman kami yang pernah aktif di Komisi P e m u d a t e ta p i t e l a h kembali ke Indonesia. HIDUP PEMUDA
Persekutuan dipimpin oleh 2 MC hari itu, Aris & Anissa dan diiringi oleh musik yang dimainkan oleh Alex & Rio. Renungan diambil dari 1 Tes 5:18, dibawakan oleh Ev. Petrus Setiawan yang s u d a h a k r a b d e n ga n Pemuda GPO. Kami semua diingatkan lagi bahwa semua yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kami harus kami syukuri, termasuk hal-hal yang kecil sekalipun.
Tak lupa pengurus Komisi Pemuda mener angk an t e n ta n g programprogram apa yang akan 26
Gema GPO-GPBB
Liputan Komisi Pemuda ditunggu akhirnya tiba juga, Selamat Ulang Tahun Pemuda ….
dilakukan untuk setahun ke depan, pengurus berharap semua jemaat pemuda boleh turut berpartisipasi dan juga bertumbuh bersama dalam pengenalan kepada Tuhan Yesus.
Perayaan ulang tahun ini diisi dengan acara tiup lilin & potong kue yang disimboliskan oleh Majelis Pendamping Komisi Pemuda, Ke tua Komisi Pemuda, wakil dari remaja yang baru “naik kelas” dan juga teman-teman yang berulang tahun pada bulan Juli.
Di Hari Pemuda ini, secara official Komisi Pemuda m e n ya m b u t a d i k - a d i k remaja yang “naik kelas” dan mulai bergabung dengan Komisi Pemuda.
Tak henti-hentinya kami bersyukur atas penyertaan Tuhan selama ini untuk Komisi Pemuda G P O , k i r a n ya Tu h a n s e n d i r i ya n g t e r u s menambah jumlah kami d e n ga n o r a n g - o r a n g percaya dan kiranya Tuhan s e n d i r i ya n g b o l e h memakai kami semua menjadi saksiNya yang setia untuk memuliakan nama Nya.
Remaja yang hadir saat itu ada 8 or ang. Merek a disambut dan diharuskan m e n ya m p a i k a n s e d i k i t perkenalan tentang diri merek a masing-masing. Kami juga menyambut 4 orang teman pemuda baru ya n g b e r s a m a - s a m a menghadiri persekutuan kami saat itu. Acar a
ya n g
paling 27
Liputan Komisi Pemuda
Gema GPO-GPBB
Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku (kami), yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku (kami) setia dan mempercayakan pelayanan ini kepada-ku (kami)” I Tim 1 : 12
Ev Petrus Sebagai Pembicara
Aris & Anissa Sebagai Mc
Suasana Persekutuan
Penyambutan Remaja Yang 'Naik Kelas' Ke Pemuda
Kue Ultah Pemuda
Acara Tiup Lilin
28
Gema GPO-GPBB
Liputan Komisi Pemuda
OUTING PEMUDA by: Fenny Tjong yang menjadi MC hari itu, kemudian dilanjutkan dengan acara perkenalan.
Sabtu, 10 Juni 2004 yang lalu, Komisi Pemuda GPO mengadakan outing ke East Coast Park (ECP). Kami meninggalkan gereja bersamasama pada pukul 3.45 pm dengan sebuah Chartered Bus.
Setiap dari kami menyebutkan tempat asal kami di Indonesia dan apa yang sedang kami lakukan di Singapura.
Cuaca hari itu cukup baik walaupun sempat dibasahi oleh hujan beberapa saat sebelum kami berangkat. Hujan yang tadinya mengkhawatirkan malah menjadi berkat tersendiri karena udaranya menjadi sejuk dan tidak panas.
Satu hal yang mengesankan adalah saat masing-masing peserta harus mengatakan panggilan kesayangannya, suasana menjadi semakin hangat dengan canda dan tawa yang berlangsung. Kemudian Hartono memimpin kami dalam beberapa permainan yang mengharuskan para peserta untuk bergoyang dan bergerak. Interaksi di antara kami pun tak terhindarkan, baik yang baru pertama kali datang ataupun yang sudah lama menjadi
23 orang pemuda berkumpul di ECP. Kami memutuskan untuk mengadakan persekutuan di padang rumput. Para peserta duduk di atas rumput beralaskan koran. Acara hari itu diawali dengan doa pembukaan oleh Hartono 29
Liputan Komisi Pemuda
Gema GPO-GPBB
orang teman baru, Yeni dan Samuel yang akan bergabung bersama di Persekutuan Pemuda.
anggota pemuda GPO, semuanya mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Sesudah menaikkan pujipujian dan mengadakan beberapa permainan, Hartono memimpin kami dalam doa, kami membaca sebuah pasal dari Mazmur yang mengajarkan kami berdoa untuk menaikkan pujian kepada Tuhan dan mengakui kebesaranNya.
Setelah itu, kami menikmati hidangan seadanya sambil berbincang dan menikmati keindahan alam yang ada. Kemudian masing-masing peserta melanjutkan akivitasnya masing-masing, ada yang berolah-raga, ada juga yang pergi makan malam bersama. Outing Pemuda diakhiri dengan doa tutup oleh Yudith.
Bagian lain dari outing pemuda kali ini yang cukup spesial adalah adegan perpisahan dari Komisi Pemuda untuk salah seorang kawan kami, Denny, yang akan kembali ke Indonesia. Denny mendapatkan tindihan hangat dari setumpuk pemuda GPO sebagai ucapan selamat jalan. HAHAHHAHA..
Outing kali ini sungguh sangat berkesan. Komisi Pemuda mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan apa yang telah kami dengar di persekutuan pemuda, yaitu untuk menciptakan sebuah persekutuan yang hangat.
Ada yang pergi, ada pula yang datang, kami menyambut dua
Kami juga mendapatkan 30
Gema GPO-GPBB
Liputan Komisi Pemuda
kesempatan untuk menyadari dan menikmati kebesaran Tuhan yang mungkin seringkali kami lupakan di tengah-tengah kesibukan kami sehari-hari. Kami mau mengucap syukur kepada Tuhan dengan adanya persekutuan yang hangat ini. Kepada para pemuda di luar sana yang rindu untuk bersekutu dan bertumbuh bersama, yuk bergabung dengan Persekutuan Pemuda GPO, setiap hari Sabtu, pk. 16.30 di Chapel!
Peserta Outing "Nge-rumput" Sambil Menaikkan Puji-pujian & Sharing
Acara Games Para Peserta Outing di East Coast Park
31
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB
P
PETRA Chorale Choir
ada hari Sabtu tanggal 3 Juli 2004 yang lalu, GPBB kedatangan tamu istimewa yaitu Paduan Suara Petra Chorale dari Universitas Petra Surabaya. Paduan Suara ini pernah mendapat runner up dan juara tingkat Nasional selama beberapa tahun untuk kategori general, klasik dan moder n PESPARANI mahasiswa. Ya n g indah dan mengesankan dari koor ini adalah mereka memasukkan, memodifikasi dan improvisasi musik rohani dengan lagu/ritme/gaya etnis Indonesia, sehingga orang-orang yang belum mengenal Kristus akan lebih mudah diinjili lewat musik 32
yang "familiar" dengan kuping orang Indonesia. Jumlah anggotanya 70 orang, tapi tim inti Petra hanya 24 orang, proses menjadi tim inti harus melewati interview yang mendalam, tidak hanya kualitas suara,komitment tetapi juga kehidupan spiritual rohaninya. Mereka datang untuk mengajak jemaat bersamasama memuji Tuhan lewat lagu-lagu yang mereka nyanyikan dalam konser mereka sore hari itu. Acara dimulai tepat pk. 19.30 di West Sanctuary dengan doa bersama yang dipimpin oleh MC Pr. Budianto Lim, sementara jemaat bernyanyi
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB
bersama,Petra Chorale mengambil posisi di panggung. Di bawah pimpinan Ir. Aris Sudibyo yang adalah lulusan dari Singapore Bible College dan pernah menjadi pemimpin koor remaja GPO dan di hadapan sekitar 300 jemaat, lagu puji-pujian mereka dipersembahkan dengan sangat indah. Setelah menyanyikan beberapa lagu, salah seorang anggota Petra Chorale membagikan sebuah sharing yang sangat mengharukan mengenai semua pergumulan hidup yang ia alami selama ini dan bagaimana Tuhan telah membimbingnya melewati itu semua bahkan menunjukkan mengapa Tuhan mengijinkan semua pergumulan itu terjadi. 33
Beberapa yang hadir tampak ikut menitikkan air mata ketika mendengarkan sharing saudari kita ini. Selepas sharing tersebut, Petra Chorale kembali mengangkat lagu puji-pujian hingga total 13 lagu mereka nyanyikan. Jemaat sangat menikmati penampilan mereka sehingga setelah menyelesaikan lagu yang ke 1 3 , j e m a a t “memaksa”mereka untuk menyanyikan 3 lagu tambahan lagi. Alhasil, 16 lagu mereka bawakan malam itu, dan seluruh jemaat sungguh diberkati lewat penampilan mereka malam itu. Adalah sangat mengharukan mendengar bahwa Petra Chorale datang ke Singapura atas biaya sendiri dan betapa Tuhan membimbing
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB
hebat lagi bagi kemuliaan namaNya.
pelayanan mereka selama di sini sejak mereka tiba hari Jumat tanggal 2 Juli 2004. Muncul kisah-kisah bagaimana Tuhan mendamaikan percekcokan yang sempat terjadi dan bahkan membuat mereka semakin dekat dan semakin percaya pada Tuhan, juga bagaimana mereka merasa terus terberkati dan terlayani justru ketika mereka sedang melayani Tuhan, bagaimana Tuhan memberi mereka kekuatan untuk mengerjakan pelayananNya dengan setia. Memang kalau kita setia, Tuhan yang akan mencukupkan segalanya. Semoga kita bisa mencontoh semangat dan dedikasi pelayanan saudara-saudari kita di Petra Chorale ini dan s e m o g a Tu h a n t e r u s memakai mereka semakin 34
Soli deo Gloria (segala kemuliaan hanya bagi Tuhan) Reporter: Alison Subiantoro
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB
35
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB
Penabur Children Chorus (PCC) by: Tan Lucia & Esther Darmawan
diselenggarakan oleh organisasi-organisasi dan gereja-gereja tertentu. Menyadari pentingnya mempertahankan kelanjutan PCC ini, maka sejak tahun 1998 secara resmi PCC didirikan, serta terbuka bagi siswa/I SDK,
uang West dan East Sanctuary di lantai II GPBB pada tanggal 18 Juli 2004 sejak pk. 4 sore sudah terlihat kegiatan dan kesibukan pihak panitia mempersiapkan night concert PCC. Terlihat ruangan tersebut mulai dibanjiri oleh jemaat yang ingin menyaksikan penampilan PCC yang baru akan dimulai pk. 19.30.
lainnya. Sejak berdiri sampai saat ini PCC dipimpin oleh Rizal A. Tandrio – seorang pemimpin yang sejak usia remaja sudah memperlihatkan minat dan talentanya dalam bidang paduan suara.
PCC ini pertama-tama dimulai sebagai kegiatan extra kurikuler di SLTP Kristen 7 BPK Penabur yang berlokasi di Perumahan Surya Gardenia, Jakarta. Kegiatan extra kurikuler ini ternyata terus berkembang, b a h k a n m e re k a b e rh a s i l mendapatkan beberapa penghargaan dalam kompetisi lokal dan nasional, PCC juga diundang untuk melayani di berbagai acara yang
Di bawah asuhan Rizal beserta para crew, PCC berhasil menjadi salah satu paduan suara anak terbaik di Indonesia dan m e ru p a k a n s a t u - s a t u n y a paduan suara anak yang 36
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB baru saja kembali dari Bremen setelah mengikuti Olimpic Choir III (yang diadakan 2 tahun sekali) pada tanggal 8 – 12 Juli 2004, sebelum pulang ke Jakarta, mereka ingin membagikan suka-cita mereka atas kesempatan yang diberikan Tuhan sehingga mereka dapat mengikuti kompetisi tingkat dunia, maka ….. terselenggaralah night consert di GPBB.
berhasil menang 5 kali dalam kompetisi nasional paduan suara di Indonesia. Memang, PCC pantas menjadi salah satu paduan suara anak terbaik, karena setiap anggota diharuskan audisi dan mengikuti beberapa pelatihanpelatihan, mereka semua dibekali dengan teknik vokal, teori musik dan lain-lain pengetahuan yang harus dan wajib dimiliki oleh setiap penyanyi.
Dalam Olimpic Choir III tersebut PCC berhasil meraih medali emas untuk putaran pertama di 2 kategori; yaitu kategori Youth Choir with equal voices dan kategori folklore. Pada putaran ke-2, di mana pemegang medali emas di Olimpic Choir sebelumnya juga turut serta (mereka tidak perlu ikut putaran 1), PCC berhasil mendapatkan medali perak untuk kedua kategori.
Kelompok orang tua juga sangat berperan besar dalam PCC. Mereka melihat talenta anakanak mereka. Mereka selalu mendukung baik secara moral, doa maupun materi dalam setiap kegiatan dan pelayanan PCC. “Mengapa PCC bisa berada di Singapura ???”, mungkin ada pembaca yang bertanya-tanya. Atas anugrah Tuhan, mereka
Suatu prestasi yang luar biasa 37
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB untuk peserta baru. Crew dan orang tua PCC sendiri tidak menyangka akan hal ini, karena apabila mereka bisa mendapatkan medali di putaran pertama saja sudah merupakan prestasi yang baik, mengingat kelompok-kelompok paduan suara lainnya berdatangan dari seluruh penjuru dunia, sebagian adalah kelompok profesional dan terkenal.
Concert diawali dengan lagu Siyahamba, yang aransemennya cukup rumit tetapi berhasil dinyanyikan oleh Senior Class ini dengan sangat baik serta memukau para penonton, dilanjutkan dengan lagu-lagu lainnya baik berjenis folksong; klasik; maupun spiritual. Selain anak-anak berusia 9 – 16 tahun ini memiliki suara yang indah, mereka juga memiliki kemampuan menguasai audience yang baik, seperti di bagian solo, sempat solois kehabisan nafas waktu menyanyikan lagu Ave Maria karena kurang stamina, tapi dengan suaranya yang indah, Devi mampu menyelesaikan lagu ini dengan tenang, penonton tetap antusias memberikan tepuk tangan dan semangat.
Acara night concert ini dimulai pk. 19.45 dengan doa pembukaan yang dibawakan oleh Pdt. Peter Then dan dipandu oleh MC Lina Sugianto. Konser ini dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama terdiri dari 19 buah lagu dan dibawakan oleh Senior Class, Solo & Trio, Concert Class, Yunior Class dan Youth Class sesuai tingkat senioritas dan kemampuan mereka.
Ada beberapa lagu sempat mengundang tawa para 38
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB tanah air yang jauh di mata.
penonton seperti Burung ka kak tua, halo dangdut. Selain aransemen yang lucu, anakanak ini bernyanyi sambil b e rg e r a k d e n g a n r i a n g ; memberikan suasana gembira di antara penonton.
Di akhir concert; seluruh anak berjumlah 75 orang ini ke luar dan menyanyikan beberapa lagu daerah Indonesia. Luar biasa …. mereka mampu menyanyikan lagu dengan aransemen yang unik dan sulit sambil menari ….. mengundang rasa suka-cita dan kagum, ditutup dengan lagu The music’s always there with you – John Rutter.
Di bagian intermezzo; ada sharing dari Rizal (konduktor) dan ibu Leony (wakil orang tua) serta ucapan terima kasih dari pihak GPBB oleh Pnt. Kicky Lie dengan memberikan kenangkenangan kepada PCC.
Kita patut ikut bersyukur pada Tuhan, yang memelihara anakanak ini, karena di tengahtengah kelelahan mereka, adaptasi mereka terhadap waktu (sempat jet-lag) dan cuaca yang berganti-ganti (Jakarta – Jerman – Amsterdam – Singapore), mereka tetap sehat dan mampu menampilkan sesuatu yang prima di GPBB ini.
Bagian kedua diawali dengan prosesi masuk seluruh anggota paduan suara dengan mengenakan kostum pakaian daerah-daerah di Indonesia. Mereka berdiri mengelilingi ruang sanctuary sambil menyanyikan lagu ‘Tanah Airku”. Suara yang mengalun di sekeliling ini … begitu menghanyutkan, menggetarkan hati untuk selalu mengenang
Anak-anak ini sangat pandai, mereka bukan saja 39
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, tapi juga dalam bahasa daerah berbagai suku di Indonesia dan bahasa latin. Semua lagu dinyanyikan dengan tepat dan jelas dengan penjiwaan yang baik. Hebatnya…. semua lagu mereka hafal di luar kepala bahkan ada saat di mana konduktor tidak memimpin, mereka tetap mampu bernyanyi dengan kompak, dengan dinamik, dengan irama yang teratur, serta tahu saat-saat mana mereka harus mengambil nafas dan berhenti. Ditambah lagi sebagian besar lagu dibawakan dengan gerakan dan tarian yang kadang menggerai tawa jemaat karena kelucuan dan keluguan tingkah mereka.
penampilannya. Memang pantas sekali mereka bisa meraih medali !!
Acara berakhir pk. 10.00, seluruh lagu yang dibawakan semuanya ditata dengan apik dan serasi sekali, baik dari segi gerak maupun dari
Semoga kehadiran PCC ini mendorong para orang tua untuk mengarahkan anakanaknya yang bertalenta juga para anak-anak, remaja dan
Hampir seluruh pengunjung berdiri dan bertepuk tangan di akhir acara ini (standing applause), tepuk tangan ini terus berkepanjangan sebagai pertanda kagum dan salut. Pengunjung menghendaki PCC menyanyikan lagu-lagu tambahan lagi. Sayang sekali keinginan pengunjung tidak dapat dipenuhi karena waktu telah larut dan sebelum mereka pamit …… mereka menutup night consert ini dengan satu buah lagu berjudul “I will follow Him”, dilanjutkan dengan doa berkat oleh Pdt. Peter Then.
40
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB
n pemuda yang hadir untuk mengasah talenta yang dimiliki agar memuliakan nama Tuhan! To God be all the glory!!
Pnt. Kicky Lie Memberikan Kenang-kenangan Kepada Konduktor PCC
Tim Pemusik PCC
PCC Dengan Kostum Pakaian Daerah-daerah Di Indonesia Mengelilingi Ruang Concert Sambil Bernyanyi
Devi - Solist PCC
41
Gema GPO-GPBB
Liputan GPBB
PCC Bernyanyi Dengan Gerakan-gerakan
Berpose Bersama
PCC Bernyanyi
Lina Sugianto Sebagai Mc Night Concert PCC
42
Gema GPO-GPBB
Perpustakaan
Resensi Buku
"Tiada Pengorbanan Yang Terlalu Besar" satu-satunya anak perempuan.
ungkin tidak banyak orang yang pernah mendengar nama Ernest dan Ruth Presswood.
Baginya hampir tidak ada hari tanpa tugas di rumah, namun semua itu dikerjakan dengan riang.
Tetapi kalau Anda membaca kisah hidup mereka, Anda pasti akan kagum dan bersyukur karena Tuhan telah mengutus mereka ke Indonesia.
Pada usianya yang ke 16, Ruth menerima baptisan dan kemudian pergi mengikuti pelatihan perawat di Rumah Sakit Umum Buffalo.
Buku "Tiada Pengorbanan Yang Terlalu Besar" yang dikarang oleh Ruth Presswood Hutchins memuat kisah pelayanan Ruth dan Ernest Presswood (suaminya), sebagai utusan Injil di Borneo.
Di tempat inilah Ruth mengenal Lilian dan Violet Presswood, yang adalah adik kembar dari Ernest Presswood. Lain lagi kisah Rev. William Ernest Presswood yang dilahirkan di Delaraine, Manitoba, Kanada.
Berikut adalah ringkasan dari buku tersebut…..
Ia adalah anak kedua dari enam bersaudara. Keluarga Presswood berpindah tempat tinggal beberapa kali. Salah satu dari kepindahankepindahan itu sangat berarti dalam
Ruth dilahirkan di Albion, New York di tengah-tengah keluarga besar, sembilan bersaudara. Dia merupakan anak kedua dan 43
Gema GPO-GPBB
Perpustakaan
pedalaman, tidak ada satu jiwapun darisuku ini yang tahu apa arti “diselamatkan”. Suku ini masih berada di dalam ikatan perhambaan dan ketakutan akan setan, akan tetapi berkat pertolongan Tuhan, Ernie berhasil memberitakan kabar sukacita tentang karya penyelamatan Yesus Kristus.
kehidupan pemuda Ernest. Ketika keluarga itu sedang berada di Inggris, Ernie (nama panggilan Ernest) menghadiri kebaktian kebangunan rohani yang dipimpin oleh Gypsy Smith. Di situlah, pada usia 15 tahun, ia menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya.
Keberhasilan Ernie bukan berarti tanpa masalah. Masalah yang dihadapi oleh Ernie begitu banyak, mulai dari perjalanan melalui sungai yang sangat berbahaya, bahkan pernah tinggal di sebuah kandang babi, mengkonsumsi makanan yang sangat tidak sehat sehingga seringkali terkena disentri, istri tercinta (Laura) meninggal karena keguguran, dan banjir yang berkepanjangan, tapi semua itu tidak membuat Ernie putus asa.
Setelah keluarga itu kembali ke Kanada, Ernie bergereja di Gereja Kemah Injil Christie Street. Di gereja inilah Ernie merelakan hidupnya untuk melayani sebagai utusan Injil. Ia mulai belajar di Institut Alkitab di Kanada dan kemudian di Institut Pendidikan Utusan Injil di Nyack. Ia lulus pada tahun 1929. Ernie mulai bekerja sebagai utusan Injil di Borneo bersama seorang pemuda bernama Russel Deibler.
Ernie dan Ruth menikah pada tahun 1940. Dan sejak saat itu, Ruth ikut mendampingi Ernie melayani pekabaran injil di Borneo.
Ernie melayani suku Dayak 44
Gema GPO-GPBB
Perpustakaan Mungkin di antara kita ada yang pernah mengalami masa-masa penjajahan Jepang .... atau mungkin orangtua kita pernah mengalaminya ... pasti mereka tahu bagaimana sifat-sifat tentara Jepang saat itu.
Baru beberapa bulan Ruth mendampingi Ernie, tentara Jepang datang menguasai beberapa negara termasuk Indonesia. Kekejaman tentara Jepang bukan cuma ditujukan kepada orang pribumi tetapi juga kepada para utusan Injil yang saat itu berada di Borneo.
Perang membuat banyak rakyat menderita, bukan hanya rakyat pribumi tetapi juga para utusan Injil. Ruth menceritakan sangat detil bagaimana pengalamannya ketika menjadi tawanan Jepang ...
Ruth dan Ernie akhirnya ditawan secara terpisah. Bahkan Ernie dan Russel dipindahkan ke Pare-pare. Mereka terpisah begitu jauh ... mereka tidak diijinkan saling berkomunikasi ….. hidup yang serba tidak menentu .... hidup penuh dengan ketakutan ... terkadang salah menjawab, pukulan datang bertubi-tubi ... ada banyak orang yang dibunuh tanpa alasan ...
Setelah tentara Jepang dikalahkan pada tahun 1945, Ruth dan Ernie akhirnya dapat bertemu kembali. Kegembiraan itu membuat mereka lupa akan penderitaan yang mereka alami. Dan Ernie, yang mempunyai beban terhadap orang-orang di Long Berang, memutuskan untuk tetap pergi melayani mereka yang masih di dalam 'kegelapan'....
Rev. John Willfinger, yang juga berada di pedalaman Borneo, dibunuh dengan sebuah bayonet, dipenggal, dan dikuburkan di dalam sebuah kuburan yang dangkal pada tahun 1942.
Dalam bab 13 sampai bab 18, dikisahkan bagaimana Ernie dan 45
Gema GPO-GPBB
Perpustakaan
novel ... tetapi ini bukan novel, ini adalah kisah nyata .... kalau Anda tidak percaya, silahkan pinjam di perpustakaan GPO setelah Kebaktian Umum selesai di Dunman Hall.
Ruth mulai kembali melakukan pelayanannya di Borneo. Kalau Anda membaca buku ini, Anda pasti akan merasa kagum dengan keberanian mereka menghadapi tantangan selama mereka melayani Borneo....dan juga kagum akan keterbebanan mereka untuk menginjili orang-orang yang belum mengenal karya keselamatan Yesus Kristus ....
Di akhir buku ini, Ruth menulis, "Allah kita yang berkuasa telah merencanakan segala sesuatu dengan baik, bahkan ketika saya tidak memahami bahwa ujian-ujian iman saya, walaupun sering menyakitkan dan tidak menyenangkan, akhirnya akan terbukti lebih berharga daripada emas."
Bagaimana akhir cerita dari Ernie dan Ruth ? kalau Anda berminat, Anda dapat meminjam bukunya di perpustakaan gereja setelah kebaktian minggu. Buku ini mempunyai nomor kode 222.
R i n g k a s a n b u k u " Ti a d a Pengorbanan Yang Terlalu Besar" oleh Ruth Presswood Penerbit: Yayasan Kalam Hidup Tahun 2000 Ukuran buku 14.5 cm x 20.7 cm, 171 halaman.
Buku ini sangat baik untuk dibaca .... ketika saya membaca buku ini, saya terkadang ikut merasakan ketegangan yang dialami Ruth dan Ernie, terkadang juga kagum dengan hal yang mereka lakukan, bahkan terkadang tertawa.
by: Tan Mariana
Buku ini ditulis dengan gaya seperti 46
Gema GPO-GPBB
Catatan Redaksi
Susunan Redaksi Gema
untuk masa pelayanan Juli 2004 – Juni 2005 Majelis Pendamping:
Pr. Chandra Koewoso Dkn Yahya Udjaja Sutjiutama Dkn Yuyun Ariati Dewi
Pemimpin Redaksi/Editor :
Andreas Jonathan
Cetak/Distribusi :
Habiba Samadi
Reporter :
Tan Lucia
Lay Out :
Tanti Indrawati Vedi Djajadi Reporter Komisi-Komisi dan Tim Kerja : Sekolah Minggu : Dkn. Rusmin Satiawijaya Remaja : Arry Hertanto Valendra Pemuda : Yenny Widjaja Wanita : Marjam Budhisetiawan Maria Marta : Grace Dengah
Ibadah dan Musik Gerejawi : Ratna Nilasari Suhendy Misi : Andreas Jonathan Bukit Batok : Alison Subiantoro 47