perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
REKONDISI SISTEM PEMINDAH DAYA CHEVROLET LUV (PROPELLER SHAFT, UNIVERSAL JOINT DAN DIFFERENTIAL)
PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd)
Oleh : ADITYA UTAMA NIM. I 8609001
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Proyek Akhir dengan judul ”Rekondisi Sistem Pemindah daya Chefrolet Luv (Propeller Shaft, Universal Joint dan Differential)” ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program DIII Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Wibawa Endra Juwana, S.T., M.T. NIP : 197009112000031001
Tri Istanto, S.T., M.T. NIP : 197308202000121001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Proyek Akhir Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Dengan Judul :
REKONDISI SISTEM PEMINDAH DAYA CHEVROLET LUV (PROPELLER SHAFT, UNIVERSAL JOINT DAN DIFFERENTIAL)
Disusun Oleh : ADITYA UTAMA NIM : I 8609001
Telah dapat disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.
Surakarta,
November 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Wibawa Endra Juwana, S.T., M.T. NIP : 197009112000031001
Tri Istanto, S.T., M.T. NIP : 197308202000121001
Mengetahui Ketua Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Heru Sukanto, S.T., M.T. commit to user NIP : 197207311997021001
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI ADITYA, 2012. “REKONDISI SISTEM PEMINDAH DAYA CHEVROLET LUV(PROPELLER SHAFT, UNIVERSAL JOINT DAN DIFFERENTIAL), Proyek Akhir, Program Studi Diploma III Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta Perekondisian mobil chevrolet luv ini bertujuan untuk memperbaiki sistem pemindah daya. Kondisi awal sistem pemindah daya mobil chevrolet luv mengalami penurunan performa setelah dioperasikan beberapa tahun. Maka dari itu dibutuhkan untuk melakukan pengecekan berkala yang sesuai dengan buku panduan. Dalam sistem pemindah daya memiliki konstruksi yang terdiri dari Propeller Shaft, Universal Joint dan Differential. Untuk memperbaiki kondisi sistem pemindah daya pada mobil chevrolet luv ini, maka perbaikannya terdiri dari : Pemeriksaan kondisi awal, pembongkaran komponen umum, pengukuran standar kerusakan, analisa kerusakan, perbaikan dan pemasangan komponen. Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh jarangnya perwatan berkala seperti pengecekan volume pelumas, kekendoran mur dan baut propeller shaft, pengecekan seal atau packing pada bagian sistem pemindah daya. Perbaikan yang dilkukan pada intinya adalah penambahan pelumas dan penggantian packing dan pengukuran standar yang sesuai dengan buku panduan. Dari pengerjaan yang telah dilakukan bagian yang mengalami kerusakan adalah packing differential, mur dan baut pengunci propeller shaft, dan seal sambungan luncur. Kata kunci
: Rekondisi, Propeller Shaft, Universal Joint, Differential, Chevrolet Luv.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan Proyek Akhir ini dengan judul ” REKONDISI SISTEM PEMINDAH DAYA CHEVROLET LUV (PROPELLER SHAFT, UNIVERSAL JOINT DAN DIFFERENTIAL)” . laporan Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) dan menyelesaikan Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mengalami banyak masalah dan kesulitan, tetapi berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan yang bahagia mini, penulis mengucapkan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Wibawa Endra J., ST. MT. selaku Pembimbing I Proyek Akhir. 2. Bapak Tri Istanto, ST. MT. selaku Pembimbing II Proyek Akhir. 3. Bapak Heru Sukanto, ST. MT. selaku Ketua Program D3 Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Jaka Sulistya Budi, S.T. selaku koordinator Proyek Akhir. 5. Arif Pratama, Faysal Aditya Pranata, Nurman Ashari yang selalu menjadi partner dalam mengerjakan Proyek Akhir. Terima kasih atas kekompakannya dalam kerjasama kelompok Proyek Akhir. 6. Mas Sholikhin, Mas Rahmad, Lek Yanto selaku laboran Motor Bakar. Terima kasih atas bantuannya dalam menangani ketika ada kendala dalam pengerjaan Proyek Akhir. 7. Teman-teman kuliah, anak-anak Prodi D3 Teknik Mesin Otomotif 2009 UNS Surakarta yang selalu berkerjasama dalam pengerjaan beberapa tugas perkuliahan. 8. Teman-teman dan saudara-saudara di PMPA Ajusta Brata Fakultas Teknik UNS Surakarta yang selalu berbagi ilmu dalam menimba dan mengasah ilmu keorganisasian. 9. Kedua Orang tua saya (Bapak Suminto dan Ibu Indiyah) yang selalu memberikan restu dan doa untuk kelancaran Perkuliahan dan pengerjaan Proyek Akhir. commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Semua kakak-kakak dan adik saya (Nika Wahyu Indriyanto, Rosika Wahyu Alamintaha, Nuria Wahyu Dinisari, Afif Wahyu Nurputra, Aditya Rustama) yang selalu memberikan beberapa masukan untuk saya. 11. Kekasihku (Neng Astika Aprilliana) yang selalu memberikan semangat. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung, telah banyak membantu dalam menyelesaikan Proyek Akhir dan penyusunan Laporan Proyek Akhir. Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga Laporan Proyek Akhir ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya sebagai referensi maupun bagi penulis. ” Tidak Ada Gading Yang Tak Retak ”, peribahasa yang menyatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan ataupun isi laporan, penulis mohon maaf.
Surakarta, 18 Oktober 2012
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………..……………………………………………………….. i LEMBAR BERITA ACARA...… ………………………………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN….. ……………………………………………………..… iii ABSTRAKI………………………………………………………………………………..iv KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. .v DAFTAR ISI ………………………………………...………………………………...... vii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………xi DAFTAR TABEL………………………………………………………………………....xii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... .................1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... .................1 1.3 Batasan Masalah ............................................................................... .................2 1.4 Tujuan Proyek Akhir ........................................................................ .................2 1.5 Manfaat Proyek Akhir ...................................................................... .................2 1.6 Metode Penulisan .............................................................................. .................3 1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................... .................3
BAB II
DASAR TEORI 2.1 Gambaran Umum Tentang Mesin Diesel……….…..……………………... 5 2.1.1 Penjelasan Mesin Diesel………………………………………………5 2.1.2 Cara Kerja Mesin Diesel……………………………………………...9 2.2 Bagian-bagian Mesin Diesel……………..………………………………..11 2.2.1 Komponen Mesin Bagian Luar……………………………………...11 2.2.2 Komponen Mesim Bagian Dalam…………………………………...14 2.3 Cylinder Head……………………………………………………………..15 2.3.1 Mekanisme Katub……………………………………………………20 2.3.1.1 Cara Kerja Mekanisme Karub………………………………20 2.3.1.2 Metode Penggerak katub……………………………………21 2.4 Kopling………...………………………………………………………......23 2.4.1 Penjelasan Kopling………………………………………………….23 commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.2 Cara Kerja Kopling………………………………………………….24 2.5 Sistem Pemindah Daya……………… ……………………………….......27 2.5.1 Propeller Shaft dan Universal Joint……………………………….27 2.5.1.1 Pengertian Propeller Shaft…………………………………27 2.5.1.2 Universal Joint……………………………………………...29 2.5.2 Differential…………………………………………………………29 2.5.2.1 Uraian……………………………………………………….29 2.5.2.2 Konstrusksi Differential…………………………………….30 2.5.2.3 Cara Kerja Differential……………………………………..33 BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Pemeriksaan dan Uji Performace Komponen……………………………..35 3.2 Rencana Perbaikan Sistem Pemindah Daya.………………………………37 3.3 Gambar…………………………………………………………………….38 BAB IV PENGERJAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengerjaan…………………………………………………………………39 4.1.1 Proses Pengenalan Kondisi Awal Sebelum Dilakukan Pelepasan…..39 4.1.2 Proses Pelepasan Komponen Sistem Pemindah Daya……………....40 4.1.2.1 Pelepasan Komponen Luar Sistem Pemindah Daya………...41 4.1.3 Pemeriksaan Komponen Sistem pemindah Daya……………………42 4.1.3.1 Pemeriksaan Propeller Shaft dan Universal Joint…………..42 4.1.3.2 Pemeriksaan Differential…………………………………....44 4.1.4 Hasil Pemeriksaan Komponen Sistem Pemindah Daya…………….46 4.1.4.1 Hasil Pemeriksaan Pada Propeller ShafI dan Universal Joint….46 4.1.4.2 Hasil Pemeriksaan Pada Differential………………………..47 4.1.5 Pemasangan Komponen Sistem Pemindah Daya…………………...48 4.2 Pembahasan………………………………………………………………..49 4.2.1 Analisa Pemeriksaan Kondisi Awal Sistem Pemindah Daya………49 4.2.2 Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Sistem Pemindah Daya…..50 4.2.3 Pengetesan Kondisi SPD Setelah Proses Perbaikan………………..51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN commit to user 6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….52 viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.2 Saran ………………………………………………………………………52 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 53 LAMPIRAN........................................................................................................................ 54
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Pembakaran Mesin Diesel...…………………………………………...6 Gambar 2.2. Cara Kerja Mesin Diesel…..………………………………………………...10 Gambar 2.3. Komponen Mesin Bagian Luar (kiri)…...……………………………….…..12 Gambar 2.4. Komponen Mesin Bagian Luar (kanan)…………….…………………….....13 Gambar 2.5 Komponen Mesin Bagian Dalam…………………………………...…...…...14 Gambar 2.6 Kepala Silinder…………………………………………………………….…15 Gambar 2.7 Ruang Bakar Pembakaran Langsung……...………………………………….16 Gambar 2.8 Ruang Bakar Kamar Depan………..…………………………………………17 Gambar 2.9 Tipe Ruang Bakar Kamar Pusar….………………………………..…………19 Gambar 2.10 Mekanisme Katub…………………………………………………..……….20 Gambar 2.11 Diagram Kerja Motor Diesel.……………………………………………….21 Gambar 2.12 Mekanisme Katup Tipe Timing Belt.…..……………………………………22 Gambar 2.13 Mekanisme Katup Tipe Timing Gear…..…………………………………...22 Gambar 2.14 Mekanisme Katup Tipe Timing Gear …………..………………………….23 Gambar 2.15 Posisi Kopling…………………….………………………………………...24 Gambar 2.16 Cara Kerja Kopling….…………………………………...…………………25 Gambar 2.17 Tipe Kopling Mekanis……..………………………………………………..25 Gambar 2.18 Tipe Kopling Hidrolik………………………………………………………26 Gambar 2.19 Propeller Shaft……………………..………………………………………..27 Gambar 2.20 Propeller Shaft Dengan Bearing Tengah..…………………………………28 Gambar 2.21 Perubahan Sudut Propeller Shaft …………………………………………..28 Gambar 2.22 Universal joint………………………………………………………………29 Gambar 2.23 Putaran Propeller Shaft Diteruskan ke Differential..………………………30 Gambar 2.24 Final Gear…………………………………………………………………..31 Gambar 2.25 Hypoid Bevel Gear……………...………………………………………….31 Gambar 2.26 Bagian-bagian Utama Differential …..……………………………………..32 Gambar 2.27 Differential saat Berjalan Lurus…..………………………………………...33 Gambar 2.28 Differential saat Membelok...………………………………………………34 Gambar 3.29 Keseluruhan komponen...…………………………………………………...38 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.30 Pelepasan baut pengikat flens dengan kunci ring Propeller Shaft dan Differential…………………………………………………………………. 41 Gambar 4.31 Pelepasan chasing differensial ….……………………………………….…42 Gambar 4.32 Pemeriksaan kelonggaran bantalan sambungan salib (universal joint)..........42 Gambar 4.33 Pemeriksaan kebebasan aksial sambungansalib (universal joint)….……….43 Gambar 4.34 Pemeriksaan sambungan luncur …...……………………………………….43 Gambar 4.35 Pemeriksaan kebengkokan poros penggerak (propeller shaft)……………..44 Gambar 4.36 Pemeriksaan Keolengan Roda Gigi Ring …………………………………..44 Gambar 4.37 Pemeriksaan back lash roda gigi ring ………………………………………45 Gambar 4.38 Pemeriksaan backlash roda gigi samping …………………………………..45 Gambar 4.39 Pengukuran beban mula pinion penggerak …………………………………46 Gambar 4.40 Pemasangan packing baru ………………………………………………….48 Gambar 4.41 Pemberian vet baru pada sambungan luncur ……………………………….49
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Perbandingan Mesin Diesel Dengan Mesin Bensin……...……………………..11 Tabel 3.2 Pemeriksaan Secara Visual pada Propeller Shaft….…………………….……..36 Tabel 3.3 Pemeriksaan Secara Visual pada Universal Joint dan Differensial…………….37 Table 4.4 pemeriksaan Poros Propeller dan Universal Joint……………………………...56 Table 4.5 Pemeriksaan Differensial……………………………………………………….56
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi sistem pemindah daya pada mobil chevrolet luv mengalami penurunan performa setelah dioperasikan beberapa tahun. Performa pada sistem pemindah daya pada mobil chevrolet luv ini diketahui mengalami penurunan pada saat dilakukan pengetesan. Bagian yang mengalami penurunan performa adalah pada bagian poros propeller dan pada bagian differential. Pada bagian poros propeller dirasakan terdapat getaran yang sangat keras. Pada bagian differential terdengar suara gesekan gigi yang terdengar sangat keras saat mobil dijalankan dan terdapat tumpahan oli yang keluar dari bagian bawah rumah aksel. Sehingga diperlukan perbaikan dan pengecekan berkala yang sesuai dengan buku panduan perbaikan, agar sistem pemindah daya pada mobil chevrolet luv ini bisa dioperasikan dan mampu bekerja secara maksimal. Berdasar uraian di atas, mengingat pentingnya sistem pemindah daya bagi sebuah mobil maka penulis memilih judul “REKONDISI SISTEM PEMINDAH DAYA CHEVROLET LUV” dengan sub-topik sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential).
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana cara perekondisian terhadap komponen-komponen sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential) agar dapat bekerja secara maksimal.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
1.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas agar permasalahan yang dibahas tidak melebar, maka batasan-batasan masalah proyek akhir ini adalah : 1. Pembatasan
pada
pembongkaran
komponen-komponen
sistem
pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential). 2. Pembatasan pada pemeriksaan komponen-komponen sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential).
1.4 Tujuan Proyek Akhir Tujuan dari pelaksanaan proyek akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan fungsi dari komponen sistem
pemindah
daya (propeller
shaft, universal joint
dan
differential). 2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang ada pada sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential). 3. Untuk melaksanakan perekondisian sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential).
1.5 Manfaat Proyek Akhir Disamping mempunyai tujuan, pembuatan proyek akhir ini juga mempunyai manfaat, sehingga hasil yang akan dicapai dari kegiatan tersebut tidak sia-sia. Adapun manfaat dari proyek akhir ini meliputi : 1. Manfaat Praktis Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang melaksanakan rekondisi mesin chevrolet luv dan rekondisi sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential). 2. Manfaat Teoritis Diharapkan dari pembuatan proyek akhir ini akan menambah wawasan penelaah ilmiah yang dapat digunakan dalam penulisan ilmiah di bidang mesin khususnya bidang mesin otomotif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
1.6 Metode Penulisan Data-data
yang
didapatkan
penulis
sebagai
bahan-bahan
dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1.
Metode observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung dan mencatat secara langsung pada obyek yang diteliti atau dibuat.
2.
Metode wawancara Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumber atau kepada pihak-pihak lain yang dapat memberikan informasi sehingga membantu dalam penulisan laporan ini.
3.
Metode literatur Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari buku-buku yang ada kaitannya dengan obyek penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan penulisan Proyek Akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan proyek akhir, manfaat proyek akhir, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
DASAR TEORI Bab ini berisi tentang gambaran tentang mesin diesel dan sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint dan differential),
baik
pengertian
komponennya. commit to user
maupun
komponen-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
BAB III
PERENCANAAN DAN GAMBAR Bab ini berisi tentang perencanaan dari proses pengerjaan proyek akhir dan gambar komponen-komponen.
BAB IV
PROSES PENGERJAAN Bab ini berisi tentang tahapan-tahapan pengerjaan proses perekondisian sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint, dan differential).
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
BAB II DASAR TEORI
2.1 GAMBARAN UMUM TENTANG MESIN DIESEL 2.1.1 Penjelasan Mesin Diesel Kata Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Ia mendapatkan paten (RP 67207) berjudul 'Arbeitsverfahren und für Ausführungsart Verbrennungsmaschinen'. Pada waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan pada saat kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi dengan menggunakan metode tekanan udara yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat. Motor diesel adalah motor bakar yang berbeda dengan motor bensin, proses penyalaan bukan dengan loncatan api listrik. Pada langkah hisap hanyalah udara saja yang masuk ke dalam silinder. Pada waktu torak hampir mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder. Terjadilah proses penyalaan bahan bakar, pada saat udara di dalam silinder sudah bertemperatur tinggi. Persyaratan ini dapat dipenuhi apabila digunakan tekanan udara (kompresi) yang cukup tinggi, dan bahan bakar harus berkabut dengan halus. Untuk mengkabutkan bahan bakar dengan halus digunakan peralatan injeksi bahan bakar. Alat ini digunakan untuk mengkabutkan bahan bakar pada ruang bakar dengan volume dan saat penyemprotan tertentu sesuai dengan putaran mesin. Selain itu juga berfungsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
membagikan bahan bakar pada tiap-tiap silinder sesuai urutan pengapian mesin. Sistem injeksi bahan bakar diesel berfungsi untuk melayani kebutuhan bahan bakar selama motor diesel tersebut bekerja. Proses pembakaran tidak terjadi sekaligus tetapi memerlukan waktu dan terjadi dalam beberapa tahap. Di samping itu pembakaran akan berlangsung antara 30-40 derajat sudut engkol. Di bawah ini merupakan grafik tekanan dengan sudut engkol yang menggambarkan secara grafis periode saat pembakaran.
Gambar 2.1 Proses pembakaran motor diesel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode: a) Periode 1 Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B) Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar. b) Periode 2 Perambatan api (B-C) Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut pembakaran letup. c) Periode 3 Pembakaran langsung (C-D) Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol. d) Periode 4 Pembakaran lanjut (D-E) Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.
Dibandingkan dengan motor bensin pada motor diesel mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
·
Keuntungan a. Mesin diesel tidak memerlukan electric igniter karena proses pembakaran dilakukan oleh udara bertekanan tinggi. Hal ini berarti mesin diesel memiliki tingkat kesulitan perbaikan lebih kecil dari pada mesin bensin. b. Penggunaan bahan bakar pada mesin diesel lebih ekonomis dari pada mesin bensin, hal ini dikarenakan rasio kompresinya lebih tinggi dari pada mesin bensin dan dikerenakan efisiensi thermal. Sehingga kemungkinan bahan bakar terbakar sempurna lebih tinggi dari pada bensin.
·
Kerugian a. Tekanan pembakaran maksimum lebih besar dari mesin bensin. Hal ini berarti bahwa suara dan getaran mesin diesel lebih besar. b. Tekanan pembakarannya yang lebih tinggi, maka mesin diesel harus dibuat dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan harus mempunyai struktur yang sangat kuat. Hal ini berarti bahwa untuk daya kuda yang sama,mesin diesel jauh lebih berat dari pada mesin bensin dan biaya pembuatannya pun jadi lebih lama dan mahal. c. Mesin diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi. Dan ini berarti bahwa harganya lebih mahal dan memerlukan pemeliharaan yang lebih cermat dibanding mesin bensin. d. Mesin diesel mempunyai perbandingan kompresi yang lebih tinggi dan membutuhkan gaya lebih besar untuk memutarnya. Oleh karena itu mesin diesel memerlukan alat pemutar seperti motor stater dan baterai yang berkapasitas lebih besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Terdapat beberapa alasan mengapa mesin diesel tidak hanya menyaingi mesin motor bakar yang lain tetapi dalam banyak hal mengusai medan. Kelas pelayanan adalah faktor penting dalam banyak kasus.Salah satu penggunaan yang menonjol dari mesin diesel adalah transportasi, di darat dan di air, pada truck, kereta rel, lokomotif, perahu dan kapal. Dalam banyak hal instalasi ukuran kecil dan sedang, pada pertanian dan perusahaan indrusti kecil, maka kesederhanaan dan biaya rendah dari operasi menentukan bahwa pemakaian mesin diesel sangat cocok digunakan karena konsumsi bahan bakar diesel lebih hemat dan memerlukan biaya operasional yang lebih murah.
2.1.2 Cara Kerja Mesin Diesel Seperti pada motor empat langkah dengan bahan bakar bensin, motor diesel empat langkah juga memiliki sistem putaran mesin yang sama dengan motor bensin empat langkah. Yaitu dalam empat langkah selama dua putaran poros engkol (720°). Berturut-turut dalam silinder terdapat langkah hisap, langkah kompresi, langkah pembakaran dan langkah buang. Cara kerja dari motor diesel empat langkah yaitu pada langkah hisap, udara dimasukkan ke dalam silinder. Piston membentuk kevakuman di dalam silinder seperti pada motor bensin, piston bergerak ke bawah dari TMA ke TMB. Kevakuman dalam ruang bakar menyebabkan udara masuk atau terhisap ke dalam silinder melalui katup masuk yang terbuka disekitar awal langkah hisap dan akan terbuka sampai torak mencapai TMB. Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas, pada saat ini kedua katup tertutup sehingga udara yang ada dalam silinder dapat dimampatkan dengan kuat dan menyebabkan temperatur naik sekitar 500-800°C. Pada akhir langkah kompresi sebelum torak mencapai TMA, bahan bakar cair disemprotkan ke dalam udara panas dalam silinder, bahan bakar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
menyala dan terbakar sehingga menaikkan takanan dalam silinder, langkah ini disebut langkah kerja. Gas panas mendorong torak menuju TMB, gas mengembang dari volume silinder yang kemudian meneruskan energi yang timbul pada batang torak dan poros yang kemudian dirubah menjadi gerak putar memberi tenaga pada mesin.
Gambar 2.2 Cara Kerja Mesin Diesel
Pada langkah buang katup pembuangan terbuka. Torak bergerak dari TMB ke TMA dan mendorong gas-gas hasil pembakaran ke luar melalui katup buang yang terbuka. Selama mesin menyelesaikan empat langkah (hisap, kompresi, pembakaran dan buang) poros engkol berputar dua kali dan menghasilkan satu tenaga. Ini disebut dengan siklus diesel empat langkah. Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan antara mesin diesel dengan mesin bensin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Tabel 2.1 Perbandingan Mesin Diesel Dengan Mesin Bensin
Item
Mesin Bensin
Langkah Hisap
Mensin Diesel
Campuran udara bahan bakar Hanya udara yang dihisap dihisap ke dalam
Langkah Kompresi
Piston
masuk
mengkompresikan Piston
campuran udara bahan bakar
udara
mengkompresikan untuk
menaikkan
tekanan dan temperatur Langkah
Busi
menyalakan
campuran Bahan bakar disemprotkan
Pembakaran
udara yang bertekanan
ke
dalam
udara
bertemperatur
yang dan
bertekanan tinggi sehingga terbakar sendirinya Langkah Buang
Piston mendorong gas buang ke Piston mendorong gas buang luar silinder
ke luar silinder
Pengatur Output
Diatur
oleh
banyaknya Diatur oleh banyaknya bahan
Tenaga
campuran udara dan bahan bakar yang diinjeksikan bakar yang dimasukkan
2.2 BAGIAN-BAGIAN MESIN DIESEL 2.2.1 Komponen mesin bagian luar Bagian komponen luar pada mesin diesel dapat dilihat seperti pada gambar 2.3 dan gambar 2.4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
5
3 4 1 12
2 Gambar 2.3 Komponen mesin bagian luar (kiri)
Keterangan : 1. Pengukur ketinggian oli 2. Alternator 3. Intake manifold 4. Exhaust manifold 5. Tutup silinder head 6. Fly wheel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
4
6
11 10
5
1
8 7 3
2 9 Gambar 2.4 Komponen mesin bagian luar (kanan)
Keterangan : 1. Kipas pendingin 2. Fan belt 3. Puli kipas 4. Pipa udara 5. Pipa injeksi 6. Nosel injeksi 7. Water hose 8. Saringan oli 9. Ventilasi udara 10. Water hose 11. Thermostat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
2.2.2 Komponen mesin bagian dalam Bagian komponen dalam pada mesin diesel dapat diperiksa seperti pada gambar 2.5 berikut
Gambar 2.5 Komponen mesin bagian dalam
Keterangan : 1. Tappet
10. Piston dan tangkai piston
2. Poros engkol dan
11. Metal jalan
bantalannya
12. Oiling jet
3. Metal samping
13. Pompa oli
4. Main bearing
14. Crank case
5. Sil oli
15. Gasket
6. Plat belakang
16. Silinder head
7. Fly wheel
17. Push rod
8. Plat depan
18. Rangkaian rocker arm
9. Poros kam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
2.3 Cylinder head Kepala Silinder (Cylinder Head) ditempatkan di atas blok silinder. Pada bagian bawah kepala silinder terdapat ruang bakar dan katup – katup. Karena perbandingan kompresinya lebih tinggi, ruang bakar motor diesel lebih kecil dari pada ruang bakar motor bensindan konstruksi nya lebih rumit. Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh sebab itu umumnya kepala silinder di buat dari besi tuang. Cylinder head berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup, injektor, dan glow plug juga sebagai ruang bakar.
Gambar 2.6 Kepala silinder Dalam mesin diesel, kita mengenal ada 2 jenis ruang bakar, yaitu ruang bakar langsung dan ruang bakar tambahan. Ruang bakar langsung
Ruang bakar
Tipe injeksi langsung Tipe ruang bakar kamar depan
Ruang bakar tambahan
commit to user
Tipe kamar pusar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
a. Tipe Injeksi langsung (Direct Injection) Injection nozzle menyemprotkan bahan bakar langsung ke ruang bakar utama (main combustion) yang terdapat di antara cylinder head dan piston. Ruang bakar yang ada pada bagian atas piston merupakan salah satu bentuk yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. injektor
Ruang bakar
Gambar 2.7 Ruang Bakar Pembakaran Langsung ·
Keuntungan 1) Penampang permukaan ruang injeksi langsung yang kecil dapat mengurangi kerugian panas, sehingga menaikkan temperatur udara yang dikompresikan dan menyempurnakan pembakaran. Pada tipe ini pemanasan awal tidak diperlukan untuk start dengan suhu udara sekitarnya normal. Efisiensi panas yang tinggi dapat juga meningkatkan output dan menghemat bahan bakar. 2) Struktur cylinder head
yang lebih sederhana, jadi kemungkinan
deformasi karena panas akan lebih kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
·
Kerugian 1) Pompa injeksi harus mampu menghasilkan tekanan tinggi yang diperlukan untuk mengatomisasikan bahan bakar dengan memaksanya keluar dari nosel tipe berlubang banyak. 2) Kecepatan maksimumnya lebih rendah karena pusaran campuran bahan bakar lebih kecil dari pada tipe ruang bakar indirect injection. 3) Tekanan pembakaran yang tinggi menimbulkan suara yang lebih keras dan resiko diesel knocking lebih besar. 4) Mesin sangat peka terhadap kualitas bahan bakar, biasanya diperlukan bahan bakar yang bermutu tinggi.
b. Tipe Injeksi Tak Langsung Dengan Ruang Bakar Kamar Depan Bahan bakar disemprotkan oleh nosel injeksi ke kamar depan. Sebagian akan terbakar di tempat, dan sisa bahan bakar yang tidak terbakar ditekan melalui saluran kecil antara ruang bakar kamar depan dan ruang bakar utama dan selanjutnya terurai menjadi partikel yang halus dan terbakar habis di ruang bakar utama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Gambar 2.8 Ruang Bakar Kamar Depan ·
Keuntungan 1) Pemakaian jenis bahan bakar lebih luas. Bahan bakar yang relatif kurang baik dapat digunakan dengan asap pembakaran yang tidak pekat. 2) Mudah pemeliharaanya karena tekanan injeksi bahan bakar relatif rendah dan mesin tidak begitu peka terhadap perubahan timing injeksi. 3) Kerja mesin lebih tenang dan resiko diesel knocking dapat dikurangi.
·
Kerugian 1) Biaya pembuatannya lebih tinggi karena bentuk silindernya lebih rumit. 2) Starter mesin sulit oleh karena itu diperlukan glow plug. 3) Pemakaian bahan bakar lebih boros
c. Tipe Injeksi Tak Langsung Dengan Ruang Bakar Tipe Kamar Pusar Kamar
pusar
di
kontruksi
miring/tangensial.
Udara
yang
dikompresikan oleh piston memasuki kamar pusar dan membentuk aliran turbulensi di tempat bahan bakar yang dinjeksikan. Sebagian dari bahan bakar yang belum terbakar akan mengalir ke ruang utama melalui saluran transfer untuk menyelesaikan pembakaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Bagian – bagian : 1. Injektor 2. Busi pijar 3. Ruang bakar 4. saluran Penghubung
Gambar 2.9 Tipe Ruang Bakar Kamar Pusar ·
Keuntungan 1) Dapat dicapai kecepatan mesin yang tinggi karana turbulensi kompresinya tinggi. 2) Tingkat kecepatan mesin lebih tinggi dan operasinya yang halus membuatnya banyak digunakan untuk mobil penumpang.
·
Kerugian 1) Diesel knocking akan lebih besar pada kecepatan rendah. 2) Efisiensi panas dan konsumsi bahan bakarnya lebih buruk dari pada sistem injeksi langsung 3) Menggunakan busi pijar, tetapi kurang efektif untuk kamar pusar yang besar, karena mesin tidak mudah di starter.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
2.3.1 Mekanisme katup 2.3.1.1 Cara kerja mekanisme katup
Gambar 2.10 Mekanisme Katup
Ketika poros engkol berputar, maka akan menyebabkan roda gigi antara ikut berputar. Karena roda gigi antara menghubungkan poros engkol dan cam shaft, maka cam shaft juga akan ikut berputar. Berputarnya cam shaft pada saat tertentu akan menyebabkan nok mendorong tappet naik menekan push rod yang ada di atas nya. Push rod akan menekan rocker arm, sehingga katup akan terbuka. Jika cam shaft terus berputar, maka nok juga akan berputar sehingga tappet dan push rod akan bebas dan akan kembali ke bawah karena adanya tekanan pegas pada katup. Setiap cam shaft berputar satu kali, akan membuka dan menutup katup hisap dan katup buang satu kali pada setiap 2 putaran poros engkol. Langkah ini terjadi pada katup hisap maupun katup buang saat membuka dan menutupnya daun katup yang mempunyai waktu berbeda sesuai dengan langkah mesin. Untuk mesin diesel katup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
masuk terbuka kurang lebih saat 10° putaran sudut poros engkol sebelum TMA dan katup masuk akan menutup saat 49° derajat setelah TMB. Sedang katup buang terbuka saat 46° sebelum TMB dan katub buang akan menutup saat 13° sesudah TMA. Kelambatan menutup katup masuk ini dimaksudkan agar kelambatan masuknya udara dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya. Saat membukanya katup buang juga dipercepat untuk memaksimalkan pembuangan gas sisa pembakaran.
Gambar 2.11 Diagram Kerja Motor Diesel
2.3.1.2 Metode penggerakan katup Pada saat ini, terdapat 3 cara penggerakan katup yang kita kenal, yaitu timing belt, timing gear, dan timing chain. Pada mesin diesel metode penggerakan katup hanya menggunakan timing gear dan timing chain saja, hal ini dikarenakan pada mesin diesel tenaga yang dihasilkan pembakaran lebih besar dari pada motor bensin, sehingga apabila menggunakan timing belt tidak akan awet. a) Tipe timing belt
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Pada tipe ini untuk memutar camshaft digunakan sabuk yang dihubungkan ke poros engkol. Timing belt terbuat dari fiberglass yang diperkuat dengan karet. Keuntungannya adalah tidak membutuhkan pelumasan dan relatif lebih halus suaranya dibanding tipe lainnya.
Gambar 2.12 Mekanisme katup tipe timing belt
b) Tipe timing gear Tipe ini digunakan pada mekanisme katup jenis mesin OHV (over head valve), yang letak cam shaft nya di bawah blok silinder. Timing gear biasanya menimbulkan bunyi yang paling berisik di antara tipe-tipe lainnya
Gambar 2.13 Mekanisme katup tipe timing gear
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
c) Tipe timing chain Pada tipe ini cam shaft digerakkan oleh rantai dan hanya sedikit menimbulkan bunyi dibanding dengan timing gear dan jenis ini amat populer. Tipe ini digunakan pada mesin OHC (over head camshaft) dan DOHC (double overhead camshaft) .Cam shaft terletak diatas kepala silinder dan digerakkan oleh rantai dan roda gigi sprocket yang dilumasi dengan oli.
Gambar 2. 14 Mekanisme katup tipe timing chain
2.4. KOPLING 2.4.1 Penjelasan Kopling Kopling merupakan bagian yang sangat diperlukan pada kendaraan berbahan bakar bensin maupun berbahan bakar diesel. Kopling (clutch) ditempatkan diantara mesin dan transmisi, fungsinya untuk memutus dan menghubungkan tenaga atau putaran mesin dari mesin ke transmisi. Kopling memungkinkan penerusan tenaga mesin ke transmisi dapat berlangsung dengan lembut dan perlahan-lahan, agar gerak awal kendaraan dapat berlangsung dengan lembut dan begitu juga pada saat perpindahan roda-roda gigi transmisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Gambar 2.15 Posisi kopling
2.4.2. Cara kerja kopling A. Cara kerja kopling adalah sebagai berikut : ·
Bila pedal kopling diinjak sebagian, tekanan pegas pada plat penekan berkurang, sehingga gesekan pada flywheel, presssure plate, dan plat kopling kecil maka kopling slip. Sehingga tenaga mesin yang dipindahkan ke input shaft hanya sebagian.
·
Bila kopling ditekan penuh (gambar 2.31), gesekan akan hilang dan input shaft akan bebas (tidak dipengaruhi putaran mesin).
·
Bila pedal dilepas, pegas akan menekan plat penekan, akibatnya plat kopling tidak slip dan putaran input shaft akan sama dengan putaran mesin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Gambar 2.16 Cara Kerja Kopling
B. Mekanisme penggerak 1) Tipe Kopling Mekanis
Gambar 2.17 Tipe Kopling Mekanis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Kopling mekanis terdiri dari bagian-bagian seperti gambar di atas. Pada tipe ini penginjakan pedal untuk membebaskan kopling diteruskan ke release fork melalui kabel pembebas (release cable). Sehingga konstruksinya lebih sederhana, tetapi kurang kuat bila digunakan untuk beban besar.
2) Tipe kopling hidrolis
Gambar 2.18 Tipe Kopling Hidrolik Pada kopling tipe ini, pergerakan pedal kopling diubah oleh master silinder menjadi tekanan hidrolis, kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling (release fork) melalui silinder pembebas (release cylnder). Pada tipe ini diperlukan komponen-komponen yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem mekanis, tetapi mampu memindahkan tenaga yang lebih besar, sehingga cocok untuk kendaraan-kendaraan besar. Biasanya sebuah rancangan akan mempunyai sebuah kelebihan dan kekurangan, demikian juga dengan sistem kopling hidraulis ini. Untuk itu dapat diterangkan mengenai kelebihan dan kekurangan sistem kopling hidrolis, yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
· Kelebihan : 1. Kehilangan tenaga akibat gesekan lebih kecil, sehingga penekanan pedal kopling lebih ringan. 2. Pemindahan tenaga pedal kopling lebih cepat, sehingga kerja kopling lebih baik. 3. Penempatan pedal kopling dan master silinder mudah ditempatkan sesuai dengan keadaan. · Kekurangan : 1. Konstruksinya lebih rumit 2. Kerja kopling akan terganggu atau tidak akan baik abila terjadi kebocoran atau terdapat kebocoran pada sistam kopling. 2.5 SISTEM PEMINDAH DAYA 2.5.1 Propeller Shaft dan Universal Joint 2.5.1.1 Pengertian Propeller Shaft Propeller shaft berfungsi memindahkan tenaga atau putaran dari transmisi ke differensial. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differensial dan sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi differensial terhadap transmisi selalu berubah-ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban.
Gambar 2.19 Propeller Shaft
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Pada umumnya propeller dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki tahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. Bandul pengimbang (balance weight) dipasang pada bagian luar pipa dengan tujuan untuk keseimbangan pada waktu berputar. Propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai penghubung yang terpasang pada kedua ujung yang berbentuk universal joint. Ada juga tipe propeller shaft dua pipa dengan tiga joint sebagai penghubungnya. Dan pada bagian tengah biasanya menggunakan bearing tengah yang bertujuan untuk mengurangi getaran dan bunyi, seperti pada gambar berikut
Gambar 2.20 Propeller shaft dengan bearing tengah
Gambar 2.21 perubahan sudut propeller shaft
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
2.5.1.2 Universal Joint Fungsi universal joint adalah untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan dari transmisi ke differensial. Ada dua tipe universal joint, yaitu; universal joint tipe solid bearing cup yang dapat dibongkar dan universal joint tipe shell bearing yang tidak bisa dibongkar. Universal joint
Bearing universal joint
Gambar 2.22 Universal Joint
2.5.2 Differensial 2.5.2.1 Uraian Bila kendaraan sedang membelok, maka roda belakang sebagai roda-roda penggerak (untuk kendaraan mesin depan penggerak belakang / front engine rear drive) atau roda-roda depan (untuk kendaraan mesin depan penggerak depan / front engine pront drive) mempunyai putaran yang berbeda antara roda kiri dan roda kanan. Karena jika putarannya sama akan memungkinkan poros roda akan patah dan kendaraan tidak akan berjalan dengan baik, karena salah satu ban akan terseret. Begitu juga jika kendaraan berjalan pada kondisi jalan yang tidak rata, sehingga gaya geseknya tidak sama maka putaran ban akan mengalami perbedaan. Perbedaan putaran roda-roda ini disebabkan adanya bagian dari sistem pemindah daya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
yang disebut dengan differensial. Dengan adanya differensial, maka kendaraan akan tetap berjalan dengan stabil pada saat membelok atau keadaan jalan yang bagaimanapun.
Gambar 2.23 Putaran Propeller shaft diteruskan ke differensial
2.5.2.2 Konstruksi Differensial Pada dasarnya sebuah konstruksi differensial dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu : a) Final Gear Yaitu perkaitan gigi-gigi penggerak (drive pinion gear) dengan gigi yang digerakkan (ring gear). Fungsi final gear adalah : ·
Memperbesar momen
·
Merubah arah putaran
Torsi yang dihasilkan transmisi tidak cukup untuk menggerakkan kendaraan pada saat-saat tertentu, oleh karena itu
final
gear
membantu
commit to user
menambah
torsi.
Dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
bertambahnya torsi, maka putaran poros roda belakang akan berkurang, jadi disamping berfungsi untuk menambah momen pada roda-roda belakang, final gear juga berfungsi mengurangi putaran roda belakang. Umumnya beberapa pabrikan mobil, menggunakan final gear tipe hypoid bevel gear, pada tipe ini terdapat offset antara ring gear yang berhubungan dengan pinion gear, jadi garis tengah pinion gear dan ring gear tidak segaris. Garis tengah pinion gear berada di bawah garis tengah horizontal ring gear.
Gambar 2.24 Final Gear
Gambar 2.25 Hypoid Bevel Gear ·
Keuntungan dari hypoid bevel gear : a. Hypoid bevel gear berguna untuk memperbesar torsi yang diteruskan ke roda-roda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
b.
Dengan rendahnya dudukan propeller shaft, maka letak transmisi bisa lebih rendah dan akhirnya titik berat kendaraan secara keseluruhan lebih rendah sehingga faktor keamanan lebih tinggi.
c. ·
Kerja differensial lebih baik, bunyi yang dihasilkan tidak berisik.
Kerugian dari hypoid bevel gear : a. Pada tipe ini dibutuhkan oli yang spesial sesuai dengan bentuk gigi-giginya. b. Cara membuat gigi sukar, sehingga biaya produksinya lebih mahal.
b. Differensial Gear Roda kanan dan roda kiri tidak selalu berputar pada kecepatan yang sama disebabkan oleh kondisi jalan, terutama pada saat kendaraan berbelok. Untuk itulah dibutuhkan bagian khusus yang dapat memutar roda-roda pada kecepatan yang berbeda. Untuk memungkinkan didapatkannya putaran yang berbeda antara satu roda penggerak dengan roda penggerak sisi lainnya, maka dirancanglah sebuah gigi yang disebut dengan differensial gear (gigi pembeda putaran).
Gambar 2.26 Bagian-bagian utama differensial
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
2.5.2.3 Cara Kerja Differensial A. Saat jalan lurus Pada saat gesekan roda kiri dan roda kanan sama besar, maka differensial case, pinion gear dan side gear merupakan satu unit (differensial pinion, differensial side gear, dan shaft berputar satu unit secara bersama-sama dengan ring gear). Sehingga pada saat differensial case berputar, side gear akan berputar pada arah dan besar putaran yang sama. Pada saat ini pinion gear tidak berputar pada porosnya akan tetapi hanya berputar bersama-sama dengan differensial case. Akibatnya poros roda belakang akan berputar searah dengan putaran side gear.
Gambar 2.27 Differensial saat berjalan lurus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
B. Saat membelok
Gambar 2.28 Differensial saat membelok
Berikut dijelaskan cara kerja differensial pada saat kendaraan dalam kondisi membelok, pada saat itu beban roda kiri lebih besar dari pada beban roda kanan. Apabila differensial case diputar oleh ring gear akibatnya pinion gear akan berputar pada porosnya, dalam keadaan ini hanya side gear sebelah kanan yang berputar sedangkan side gear sebelah kiri tidak berputar, sehingga semua putaran diteruskan pada poros roda sebelah kanan. Akibatnya poros roda sebelah kanan akan berputar lebih cepat daripada putaran poros sebelah kiri. Pinion gear selain berputar pada porosnya juga mengelilingi side gear sebelah kiri dan memutar side gear sebelah kanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
3.1
Pemerikasaan dan Uji Performance Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki masalah pada salah satu atau beberapa komponen yang terdapat pada kendaraan tersebut. Masalah atau kerusakan yang terjadi pada komponen suatu kendaraan bisa diketahui dengan melakukan pemeriksaan kondisi kendaraan tersebut sebelum dilakukan perbaikan. Pemeriksaan kondisi tersebut dapat dilakukan secara visual pada komponen kendaraan, pembongkaran komponen, dan juga dapat dilakukan dengan uji performa kendaraan tersebut. Umumnya pemeriksaan dilakukan dengan uji performa kendaraan untuk mengecek apakah ada kejanggalan pada beberapa komponen sebelum dilakukan pembongkaran atau penggantian komponen. Pemeriksaan dan uji performa mobil Chevrolet Luv dilakukan pada tahap awal pengerjaan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari sistem pemindah daya mobil Chevrolet Luv, dan juga untuk menentukan penanganan yang akan dilakukan apabila terdapat kerusakan-kerusakan. Pemeriksaa kondisi komponen sistem pemindah daya dilakukan secara visual dan uji performa. Jika dirasakan terdapat kejanggalan pada komponen maka langkah yang harus dilakukan adalah mengeceknya secara visual. Untuk uji performa yang dilakukan pada sistem pemindah daya dengan cara menjalankan mobil dan mendengarkan suara yang dikeluarkan dari sistem pemindah daya, apakah terdengar suara kerusakan yang dikeluarkan oleh sistem pemindah daya pada saat mobil dijalankan. Apabila terdapat kejanggalan atau terdapat kerusakan yang dapat diketahui secara visual, maka langkah pembongkaran harus segera dilakukan untuk mengganti komponen yang rusak. Pemeriksaan dan uji performa pada komponen sistem pemindah daya mobil Chevrolet Luv dapat dilihat pada tabel berikut : commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Tabel 3.2. Pemeriksaan secara visual pada Propeller Shaft Komponen
Langkah Pemeriksaan dah hasil pemeriksaan
Poros sambungan luncur
Mengamati kondisi dari sambungan luncur yang tersambung dengan output daya pada bagian belakang transmisi. Dari pemeriksaan yang dilakukan secara visual, terdapat kebocoran oli transmisi
yang
mengalir
menuju
poros
sambungan luncur. Sehingga mengakibatkan poros sambungan luncur kelihatan tidak bersih, karena kebocoran dari oli transmisi. Propeller Shaft
Mengamati kondisi dari propeller shaft secara visual. Dari pemeriksaan secara visual tidak begitu kelihatan kebengkokan dari propeller shaft. Sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan alat dan harus dilakukan penurunan propeller shaft dari mobil.
Bearing tengah
Mengamati dengan cara menggerakkan propeller shaft yang tersambung dengan bearing tengah. Sehingga apabila terdapat
kebebasan yang
dikarenakan kerusakan dari bearing tengah akan terlihat apakah ada kerusakan atau tidak. Dari pemeriksaan
secara
visual
tidak
terdapat
kebebasan yang dihasilkan oleh bearing tengah. Sambungan baut
Mengamati sambungan poros propeller shaft
propeller shaft 1 dengan
yang tersambung oleh mur dan baut terdapat
propeller shaft 2
kerusakan secara visual. Dari hasil pemeriksaan secara visual terdapat mur dan baut yang hilang. Sehingga ada sedikit kebebasan dan jika tidak segera diganti dengan mur dan baut yang baru, maka propeller shaft akan mengalami kerusakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Tabel 3.3. Pemeriksaan secara visual pada Universal joint dan differential Komponen Universal joint
Langkah Pemeriksaan dah hasil pemeriksaan Mengamati kondisi universal joint secara visual apakah terdapat kerusakan pada bearing atau pada pengunci bearing. Dari pengamatan secara visual hasilnya mungkin tidak bisa dijadikan tolok ukur. Sehingga perlu dilakukan penurunan komponen
dari
mobil
untuk
dilakukan
pemeriksaan sesuai manual book. Differential
Mengamati kondisi visual dengan cara melihat bagian
luar
melakukan
rumah
gigi
pengamatan
differential dengan
dan cara
mendengarkan bunyi gesekan gigi differential pada
saat
mobil
dijalankan.
Dari
hasil
pemeriksaan secara visual, terdapat kebocoran oli differential. Dan terdengar gesekan gigi differensial yang sangat keras, hal ini disebabkan habisnya oli differential kerena bocor, sehingga gesekan antar gigi differential terdengar.
3.2
Rencana Perbaikan Sistem Pemindah Daya (propeller shaft, universal joint dan differential) Untuk merekondisi kondisi sistem pemindah Chevrolet Luv, berdasar pada pemeriksaan-pemeriksaan di atas, maka rencana perbaikan yang akan kami lakukan untuk merekondisi sistem pemindah daya Chevrolet Luv adalah sebagai berikut: 1. Mencari manual book Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui standar suatu komponen apakah layak pakai atau harus diganti. Serta sebagai pedoman dalam pembongkaran sistem commit pemindah to daya user Chevrolet Luv.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
2. Melakukan proses penurunan komponen-komponen yang akan dibongkar. 3. Melakukan proses pembongkaran. Pembongkaran dilakukan apabila ada kerusakan setelah dilakukan pemeriksaan secar visual. 4. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran pada komponen-komponen sitem pemindah daya (propeller, universal joint dan differential). 5. Membuat check list dari komponen-komponen yang telah diperiksa. 6. Melakukan penggantian pada komponen yang sudah tidak sesuai standar. 7. Merangkai kembali komponen-komponen yang telah dibongkar. 8. Mengecek dengan cara test drive. 3.3 Gambar Untuk gambar komponen-komponen yang digambar adalah bagian dari subjudul yang telah ditetapkan yaitu sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint, dan differential), maka gambar komponenkomponen yang digambar hanya sebatas pada komponen-komponen sistem pemindah daya (propeller shaft, universal joint, dan differential) saja. Berikut adalah gambar komponen-komponen secara keseluruhan :
commit to user Gambar 3.29 Keseluruhan Komponen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENGERJAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengerjaan Proses pengerjaan sistem pemindah daya pada Chevrolet Luv yang dilakukan meliputi beberapa proses. Proses-proses tersebut antara lain : 1. Proses pengenalan kondisi awal propeller, universal joint, dan differential sebelum dilakukan pembongkaran. 2. Proses pembongkaran. 3. Proses pencucian dan pengukuran komponen. 4. Proses pengecekan komponen dan penggantian komponen yang rusak 5. Proses pemasangan kembali.
4.1.1 Proses Pengenalan Kondisi Awal Sistem Pemindah Daya Sebelum Dilakukan Pelepasan Sebelum melakukan pelepasan komponen sistem pemindah daya, maka terlebih dahulu dilakukan test drive pada mobil untuk mengetahui kondisi dari mobil dan dari test drive tersebut dapat diketahui kondisi mobil yang tidak pas atau perlu perbaikan. Sehingga dari gejala-gejala yang timbul saat mobil melaju tersebut, kita dapat memprediksi bagian sistem pemindah daya dari mobil yang rusak dan dapat merencanakan proses perbaikan yang akan dilakukan. Setelah melakukan uji coba pada saat mobil melaju, maka kerusakan-kerusakan yang terjadi antara lain: suara gesekan roda gigi pada
differential
terdengar
dan
terdapat
tumpahan
pelumas
differential, suara pada sambungan propeller 1 dengan propeller 2, dan terdapat tumpahan pelumas pada propeller shaft yang tersambung dengan transmisi. Dari kondisi-kondisi kerusakan di atas, maka kerusakan disebabkan pada packing differential terjadi kerusakan sehingga mengakibatkan kebocoran commitpelumas to user differential dan menimbulkan 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
suara gesekan gigi differential terdengar sangat keras. Pada sambungan propeller shaft ada baut dan mur yang hilang sehingga menagkibatkan bunyi dan bergetarnya pada sambungan propeller. Pada pemindah daya sambungan propeller dengan transmisi terlihat mengeluarkan oli, hal ini disebabkan oleh seal transmisi yang berhubungan dengan poros propeller mengalami kerusakan.
4.1.2 Proses Pelepasan Komponen Sistem Pemindah Daya Pelepasan komponen sistem pemindah daya dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti komponen-komponen yang sudah rusak dan harus diganti. Sebelum melakukan pelepasan komponen sistem pemindah daya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan diperhatikan. Hal-hal tersebut antara lain: a. Mempersiapkan segala peralatan yang diperlukan untuk proses pembongkaran. Dan memberikan tanda untuk mempermudah pada saat pemasangan. b. Mempersiapkan suatu nampan atau bak yang akan digunakan untuk meletakkan komponen yang berukuran kecil, mencuci serta manata komponen-komponen yang telah dilepas. Dan untuk menguras pelumas differential yang lama. c. Baik proses pelepasan maupun pemasangan komponen kembali harus sesuai prosedur (manual book). d. Melepas maupun memasang menggunakan kunci yang sesuai. e. Menata komponen yang dibongkar dan menempatkannya pada nampan agar memudahkan saat pemasangan. Proses pelepasan komponen sistem pemindah daya dilakukan setelah oli garden dikuras terlebih dahulu. Pelepasan dilakukan dalam beberapa tahap. Berikut akan dijelaskan mengenai proses pelepasan sistem pemindah daya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
4.1.2.1 Pelepsan Komponen Luar Sistem Pemindah Daya (Poros Propeller, Universal Joint, dan Differential) Urutan pelepasan komponen luar sistem pemindah daya adalah: 1. Memberikan tanda pada tiap-tiap sambungan agar pada saat pemasangannya lebih mudah. 2. Melepas baut pengikat flens poros propeller yang tersambung pada differential.
Gambar 4.30 Pelepasan baut pengikat flens dengan kunci ring propeller dan differential
3. Melepas Baut pengunci dudukan poros propeller yang tersambung pada chassis. 4. Melepas
poros
propeller
dari
mobil
kemudian
menempatkannya berjauhan dengan mobil dan tempatkan di tempat yang bersih untuk melakukan proses pengecekan komponen. Gunakan penyumbat oli atau alat lainnya agar oli transmisi tidak tumpah. 5. Menguras pelumas differential dengan menggunakan nampan untuk wadah oli bekas. 6. Melepas rumah gigi differential dengan cara melepas seluruh mur pengunci yang berjumlah 10 buah. Setelah rumah gigi differential terlepas jauhkan dari mobil dan tempatkan di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
tempat yang bersih untuk melakukan proses pengecekan komponen.
Gambar 4.31 Pelepasan rumah gigi differential
7. Membersihkan
seluruh
komponen
menggunakan
bensin
sebagai pembersihnya agar memudahkan proses pemeriksaan.
4.1.3 Pemereriksaan Komponen Sistem Pemindah Daya 4.1.3.1 Pemeriksaan Poros Propeller dan Universal Joint 1. Melepas baut dan mur pengikat flens yang menghubungkan antara poros propeller 1 dengan poros propeller 2 dengan menggunakan kunci ring. 2. Memeriksa
kelonggaran
bantalan
sambungan
(universal joint)
Gambar 4.32 Pemeriksaan kelonggaran bantalan sambungan commit to user salib (universal joint)
salib
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
3. Memeriksa kebebasan aksial sambungan salib (universal joint)
Gambar 4.33 Pemeriksaan kebebasan aksial sambungan salib (universal joint)
4. Memeriksa sambungan luncur, bila tidak dapat meluncur dengan baik harus dibersihkan dan tidak boleh ada kebebasan radial
Gambar 4.34 Pemeriksaan sambungan luncur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
5. Memeriksa propeller)
kebengkokan
poros
penggerak
(poros
Gambar 4.35 Pemeriksaan kebengkokan poros penggerak (poros propeller) 4.1.3.2 Pemeriksaan Differensial 1. Memeriksa Keolengan Roda Gigi Ring. Menggunakan dial indicator, letakkan dial indikator pada punggung korona.
Gambar 4.36 Pemeriksaan Keolengan Roda Gigi Ring
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2. Memeriksa backlash roda gigi ring. Pegang poros pinion dengan menggunakan tang jepit, letakkan spindle dial indicator pada salah satu permukaan gigi ring gear pada posisi tegak lurus, setting jarum dial indicator pada posisi 0, dan gerak – gerakkan ring gear dan baca penyimpangan jarum dial indicator.
Gambar 4.37 Pemeriksaan backlash roda gigi ring
3. Memeriksa backlash roda gigi samping. Menggunakan dial indicator, letakkan dial indicator pada roda gigi pinion sambil menahan salah satu roda gigi pinion terhadap bak differential.
Gambar 4.38 Pemeriksaan backlash roda gigi samping
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
4. Mengukur beban mula pinion penggerak. Menggunakan kunci momen atau timbangan pegas, ukur beban mula dari backlash antara pinion penggerak dan roda gigi ring.
Gambar 4.39 Pengukuran beban mula pinion penggerak
4.1.4 Hasil Pemeriksaan Komponen Sistem Pemindah Daya Dari pemeriksaan komponen sistem pemindah daya akan mendapatkan hasil pengukuran. Dari hasil yang diperoleh akan digunakan sebagai acuan apakah komponen masih layak pakai atau sudah tidak layak pakai sesuai standart yang didapat dari manual book. Standart yang digunakan adalah standart layaknya komponen sistem pemindah daya itu masih layal digunakan atau tidak.
4.1.4.1 Hasil Pemeriksaan pada Poros Propeller dan Universal Joint Setelah proses pemeriksaan komponen-komponen di atas selesai, maka hasil pengukuran dimasukkan pada check list berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Table 4.4 pemeriksaan Poros Propeller dan Universal Joint
jenis Pemeriksaan Pemeriksaan
Batas
kelonggaran
Hasil Pemeriksaan
0,02 mm
0,0075 mm
0,02 mm
0,015 mm
0,6 mm
0,327 mm
bantalan sambungan salib (universal joint) Pemeriksaan aksial
kebebasan
sambungan
salib
(universal joint) Pemeriksaan poros
kebengkokan
penggerak
(poros
propeller)
4.1.4.2 Hasil Pemeriksaan pada Differential Setelah proses pemeriksaan komponen-komponen di atas selesai, maka hasil pengukuran dimasukkan pada check list berikut ini: Table 4.5 Pemeriksaan Differential
jenis Pemeriksaan Pemeriksaan
Keolengan
Batas
Hasil Pemeriksaan
0,07 mm
0,0234 mm
0,13 – 0,18 mm
0,0148 mm
0,05 – 0,20 mm
0,075 mm
1,7 – 2,5 kg
2,16 kg
Roda Gigi Ring Pemeriksaan backlash roda gigi ring Pemeriksaan backlash roda gigi samping Pengukuran beban mula pinion penggerak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
4.1.5 Pemasangan Komponen Sitem Pemindah Daya Setelah dilakukan pelepsan dan pemeriksaan seluruh komponen sistem pemindah daya. Dan mendapatkan hasil pemeriksaan untuk dijadikan acuan standarisasi penggantian komponen yang sudah rusak. Berikut adalah langkah pemasangan komponen sistem pemindah daya sekaligus penggantian komponen yang sudah rusak atau hilang : 1. Membuat packing differenstial, untuk menggantikan packing yang sudah rusak agar tidak menyebabkan kebocoran pelumas differential. Packing yang telah dibuat, untuk menggantikan packing yang lama
Gambar 4.40 Pemasangan packing baru
Setelah packing terpasang, kemudian memasang rumah gigi differential
dan
memasang
mur
pengunci
dan
mengencangkannya menggunakan kunci ring. 2. Memasang baut dan mur pengikat flens yang menghubungkan antara poros propeller 1 dengan poros propeller 2 dengan menggunakan kunci ring. 3. Mengganti sealcommit transmisi karena sudah rusak. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
4. Memasang
sambungan
luncur
sesuai
dengan
tanda
pemasangan. Dan meberi vet baru pada bagian yang diberi tanda di bawah ini.
Bagian Yang diberi vet baru
Gambar 4.41 Pemberian vet baru pada sambungan luncur
5. Memasang poros propeller sesuai dengan tanda yang sudah ditandai sebelumnya. Pemasangannya dilakukan dengan cara memasangkan sambungan luncur terlebih dahulu ke transmisi. 6. Memasang baut dan mur pengikat flens yang menghubungkan antara differential dan propeller. 7. Mengisi pelumas differential dengan pelumas yang baru.
4.2 Pembahasan Dalam pembahasan ini, hanya komponen dari sistem pemindah daya (propeller, universal joint, dan differential) saja yang akan dibahas secara terperinci. 4.2.1 Analisa Pemeriksaan Kondisi Awal Sistem Pemindah Daya. Dari hasil pengecekan kondisi awal sistem pemindah daya, maka diketahui kondisinya tidak menunjukkan kerusakan yang fatal. Hanya saja terdengar gesekan gigi differential yang tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan kurangnya volume pelumas differential yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
menyebabkan bunyi tersebut. Pada salah satu baut sambungan flens propeller ada yang hilang dua. Sehingga menyebabkan goyangnya poros propeller, dan membuat poros propeller tidak stabil saat mobil berjalan. Pada sambungan luncur yang berhubungan dengan tarsnsmisi terlihat ada tumpahan oli transmisi yang mengalir menuju ujung depan poros propeller. Hal ini disebabkan Karena rusaknya seal transmisi. Dari
kondisi-kondisi
kerusakannya,
kemudian
tersebut
dapat
membuktikannya
dianalisa
penyebab
dengan
proses
pembongkaran. Beberapa hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor, diantaranya: 1.
Umur komponen itu sendiri yang mungkin sebelumnya tidak mengalami
proses
menyebabkan
perawatan
kerusakan
atau
secara bahkan
berkala.
Sehingga
hilangnya
beberapa
komponen. 2.
Penggunaan mobil yang kemungkinan terlalu sering digunakan atau penambahan beban yang terlalu over, dilihat dari tipe mobil yaitu tipe pick up. Yang menyebabkan masa dari komponen tersebut semakin pendek.
3.
Jangka perwatan secara berkala yang tidak diperhatika oleh pemilik sebelumnya.
4.2.2 Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Sistem Pemindah Daya. 1. Poros Propeller Dari
hasil
pemeriksaan,
diketahui
bahwa
pengukuran
kebengkokan poros propeller masih dalam standart pengukuran sesuai manual book. Sehingga tidak ada proses penggantian poros propeller yang lama dengan yang baru. Untuk perbaikannya sendiri tidak dilakukan hanya dilakukan perawatan dengan cara pembersihan poros propeller menggunakan bensin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
2. Universal Joint. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pengukuran kelonggaran bantalan sambungan dan kebebasan aksial universal joint masih dalam standat pengukuran sesuai manual book. Sehingga tidak ada proses penggantian universal joint yang lama dengan yang baru. Untuk perbaikannya sendiri tidak dilakukan hanya dilakukan perawatan dengan cara pembersihan universal joint menggunakan bensin dan memberikan vet baru.
3. Differential Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pemeriksaan keolengan roda gigi ring, pemeriksaan backlash roda gigi ring, pemeriksaan backlash roda gigi samping, dan pengukuran beban mula pinion penggerak masih dalam standat pengukuran sesuai manual book. Sehingga tidak ada proses penggantian komponen differential yang lama dengan yang baru. Untuk perbaikannya sendiri tidak dilakukan hanya dilakukan perawatan dengan cara pembersihan komponen differential. Perbaikan hanya mengganti packing yang lama dengan yang baru dikarenakan kebocoran pelumas differential yang terjadi sebelumnya. Yang menyebabkan habisnya pelumas differential.
4.2.3 Pengetesan Kondisi Sistem Pemindah Daya Setelah Proses Perbaikan. 1. Suara dari gesekan gigi differential tidak terdengar. 2. Kebocoran pelumas differential sudah tidak terjadi. 3. Pada sambungan flens propeller 1 dengan propeller 2 sudah tidak ada getaran. 4. Pada sambungn luncur tidak terdapat oli yang tumpah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Setelah selesai melaksanakan proses rekondisi pada sistem pemindah daya Chevrolet Luv yang telah diuraikan di depan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses perekondisian sistem pemindah daya Chevrolet Luv dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu perencanaan, pembongkaran sitem pemindah daya, pemeriksaan dan pemasangan kembali. 2. Pada proses pemeriksaan beberapa komponen dalam sistem pemindah daya, keseluruhan komponennya masih dalam batas standar pengukuran pada Manual Book. Jadi tidak dilakukan penggantian komponen dalam dikarenakan masih berada didalam batas standar. 3. Dari hasil pemeriksaan bagian yang harus diganti adalah seal pada sambungan luncur propeller shaft, packing pada differential dan Baut pengikat propeller shaft.
6.2 Saran Setelah selesai melaksanakan proses rekondisi pada sistem pemindah daya Chevrolet Luv yang telah diuraikan di depan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Perawatan sistem pemindah daya harus dilakukan secara berkala untuk tetap menjaga kondisi komponen tetap dalam kondisi maksimal dan keawetan komponen juga tetap terjaga. 2. Perawatan yang wajib dilakukan adalah penggantian pelumas pada differential dan pengisian vet pada neaple universal joint secara berkala. 3. Pengecekan kekencangan baut pengunci propeller shaft.
commit to user
52