1 SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 222 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PRO...
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI 22 http://egavebriasandi.wordpress.com
Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER)
URAIAN
Propeller Shaft
Propeller Shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari transmisi ke differential. Transmisi dipasang pada rangka sedangkan differential pada axle housing yang disangga oleh suspensi.Oleh karena itu posisi defferential terhadap transmisi berubah-ubah tergantung kondisi beban dan jalan.Untuk alasan ini pada propeller shaft dipasangkan universal joint yang memungkinkan terjadinya perpindahan tenaga dari transmisi ke defferential dengan lembut tanpa dipengaruhi oleh perubahan sudut tranmisi. Selain itu juga terdapat sleeve yoke (sliding joint) yang berfungsi untuk menyerap perubahan panjang antara transmisi dan defferential (memungkinkan propeller shaft dapat bergerak maju mundur).
Keterangan : A. Mengatasi perbedaan jarak B & C B. Lingkaran gerak poros propeller C. Lingkaran gerak penggerak aksel D. Perbedaan jarak gerakan
A. KONTRUKSI DAN FUNGSI 1.Propeller shaft. Propeller shaft terbuat dari tabung pipa baja tahan puntir. Propeller shaft terbagi dua tipe : a. Two (2) joint type.
b. Three (3) joint type.
2.Universal Joint. Universal Joint berfungsi untuk menyerap perubahan sudut yang disebabkan oleh perubahan posisi defferential. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh universal joint adalah: - Harus dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tanpa menimbulkan bunyi. - Harus memiliki konstruksi yang sederhana dan bebas gangguan. SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI 23 Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi http://egavebriasandi.wordpress.com
Universal Joint terbagi menjadi: a. Hooke’s Joint 1) Solid bearing cup (dapat dibongkar). dibongkar).
2) Shell bearing cup (tidak dapat
PERUBAHAN DALAM KECEPATAN SUDUT DARI HOOKE’S JOINT. Gambar dibawah memperlihatkan perubahan kecepatan driven shaft B, yang membentuk sudut 30o dalam hubunganya dengan drive shaft A, bila drive shaft A berputar pada kecepatan konstan. Saat drive shaft A (poros output transmisi) pada hooke’s joint spider tegak lurus (90o), maka ratio kecepatan antara driven shaft (poros yang diputarkan) dibagi drive shaft (poros yang memutarkan) adalah 115o, sedangkan saat drive shaft A (poros output transmisi) pada hooke’s joint spider lurus 180o, maka ratio kecepatan antara driven shaft (poros yang diputarkan) dibagi drive shaft (poros yang memutarkan) adalah 85%.
Bervariasi kecepatan sudut dapat diatasi dengan penempatan universal joint pada drive end (transmisi) dan driven end (differential) pada hooke’s joint. Selain itu drive shaft dan driven shaft diposisikan parallel untuk mencegah variasi kecepatan putaran dan momen. Ket : A. Flens universal joint Belakang (Pada Driven End Differential). B. Penghubung luncur. SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI 24 http://egavebriasandi.wordpress.com
Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
C. Flens universal joint depan ( Pada Drive End Transmisi). Karena itu sangat penting untuk merakit universal joint secara teliti.
b. Flexible Joint.
Flexible joint terdiri dari karet kopling yang keras yang diletakkan diantara dua yoke berbentuk kaki tiga. Selama flexible joint tidak menghasilkan gesekan akan berputar lembut tanpa diperlukan pelumasan.
c. Constant Velocity Joint.
Constant velocity joint mempunyai keuntungan memindahkan putaran dan momen lebih lembut, dan mempunyai kerugian mahal karena disainnya komplit. Oleh karena itu jarang dipakai untuk penyambungan propeller shaft, tetapi lebih sering dipakai pada poros penggerak depan dari kendaraan penggerak roda depan atau poros penggerak belakang dari kendaraan dengan suspensi belakang independent. Constant Velocity Joint dibagi menjadi 2 tipe :
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI 25 http://egavebriasandi.wordpress.com
Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
d. Penghubung Bola Peluru (Pot Joint).
Kemampuan sudut : Dapat meneruskan tenaga/putaran pada sudut maksimum 50o (rata – rata 30o). Penggunaan : Pada suspensi independent. Pada aksel rigrid depan dengan penggerak roda (4 wheel drive). Sifat – sifat : Kerjanya lebih stabil (konstan).
e. Trunion Joint
Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun hasilnya masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar disamping.
f. Slip Joint
1 2
3
4
5 6
Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros output transmisi terdapat alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar disamping. Bagian-bagian : 1.Transmision bodi. 2.Sleeve joint yoke. 3.Tube. 4.Yoke. 5.Universal Joint. 6.Flange.
3. Center Bearing.
Center bearing terdiri dari rubber bushing yang melindungi bearing dimana gerakannya menahan propeller shaft. Rubber bushing juga berfungsi untuk mencegah getaran yang mencapai bodi kendaraan. Dan hasilnya getaran atau bunyi dari propeller shaft pada kecepatan tinggi dapat dikurangi seminimal mungkin.
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI 26 http://egavebriasandi.wordpress.com