1 i RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB PADA LOKASI MASJID DAN MUSHOLLA (Studi Kasus : Kecamatan Serpong) Skripsi Sebagai Salah Satu ...
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB PADA LOKASI MASJID DAN MUSHOLLA (Studi Kasus : Kecamatan Serpong)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh ALIAH AGUSTINA 206093004097
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 M
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB PADA MASJID DAN MUSHOLLA (Studi Kasus : Kecamatan Serpong)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Aliah Agustina 206093004097
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Ir. Bakri La Katjong, MT, M. Kom NIP. 470 035 764
Drs. Slamet Aji Pamungkas, M.Eng NIP. 680 003 184
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
Nur Aeni Hidayah, MMSi NIP. 19750818 200501 2 008
iii
PENGESAHAN UJIAN Skripsi “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Pada Lokasi Masjid dan Musholla (Studi Kasus : Kecamatan Serpong)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2011. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Menyetujui, Penguji I
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DR. Sopiansyah Jaya Putra, M. Sis NIP. 19680117 200112 1 001
Ketua
Program
Studi
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
Sistem
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 23 Juni 2011
Aliah Agustina 206093004097
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama NIM
: Aliah Agustina : 206093004097
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti NonEkslusif (Non-exclusive Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web pada Lokasi Masjid dan Musholla (Studi Kasus : Kecamatan Serpong). Dengan Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak untuk menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannnya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkannama saya sebagai peneliti/ pencipta. Saya bersedia untk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, segala bentuk tntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal Yang menyatakan
(Aliah Agustina)
: Jakarta : 23 Juni 2011
vi
ABSTRAK Aliah Agustina (206093004097), Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web pada Lokasi Masjid dan Musholla (Studi Kasus : Kecamatan Serpong). (Di bawah bimbingan Bapak Bakri La Katjong dan Bapak Slamet Aji Pamungkas). Pada tanggal 29 September 2008 keluar UU nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangsel seluas 210,49 km2 atau sepertiga luas Jakarta melalui Sidang Paripurna DPR-RI. Resmilah wilayah Kec. Setu, Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Pamulang, Ciputat, dan Ciputat Timur bergabung dalam sebuah kota yang otonom bernama Kota Tangerang Selatan dengan jumlah penduduk 966.037 jiwa (data tahun 2008). Tempat ibadah merupakan hal yang penting yang harus ada di setiap daerah. Sarana tempat peribadatan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan umat beragama dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT. Perkembangan teknologi komputer telah menghadirkan Sistem Informasi Spasial yang dapat membantu penyelesaian masalah yang dihadapi, yaitu bahwa Pemerintah Tangerang Selatan belum memiliki sebuah tools/sistem terkomputerisasi dalam penentuan titik lokasi tempat ibadah (masjid dan mushola) khususnya di Kecamatan Serpong. Sistem Informasi Spasial tempat peribadatan khususnya masjid dan musholla di Kecamatan Serpong yang dibangun menggunakan metode pengembangan sistem USDP (Unified Software Development Process) dengan tools UML, perangkat lunak lain yang digunakan adalah ArcView, MapGuide Open Source, PHP dan database MySql. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kecamatan Serpong ternyata hasil Sistem Informasi berbasis web (internet) telah memberikan inventarisasi keberadaan masjid dan musholla oleh pemerintah daerah. Serta melakukan penyebaran kuesioner terdapat 30 orang masyarkat di Kecamatan Serpong dalam menentukan hasil pengujian di-browser terhadap web SIMTEDA menyatakan dengan hasil 58% responden menilai web SIMTEDA ini baik, 28% menilai sangat baik, 13% menilai kurang baik dan 1% menilai buruk.. Kata Kunci : Sistem Informasi Tempat Ibadah (Masjid dan Musholla), USDP, ArcView, MapGuide, PHP dan MySql. Daftar Pustaka : 19 Buku (1962-2010) V Bab + xxiii Halaman + 142 Halaman + 19 Tabel + 99 Gambar
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah Rabb semesta alam yang menciptakan dunia ini begitu sempurna dengan segala ilmu dan pengetahuan-Nya agar manusia mau mencari hikmah kehidupan ini. Shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah SAW, manusia pilihan yang telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk mengeluarkan umat dari kegelapan dan kebodohan kepada kehidupan yang lebih baik didunia dan diakherat. Peneliti menyadari bahwa dengan izin dan pertolongan Allah-lah skripsi ini dapat selesai. Selain itu peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nur Aeni Hidayah, M.Kom selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Slamet Aji Pamungkas, M.Eng selaku Dosen Pembimbing II.
viii
4. Ayahanda dan ibunda tercinta serta kakak-kakakku Mbak Mun, Mas Taufiq, Mbak Mel, dan Mbak Ti yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, dukungan dan semangat yang tiada henti-hentinya. 5. Kepada temanku Nouval, yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian dan Adit yang bersedia mengajarkan apa yang belum peneliti ketahui. 6. Bapak dan Ibu Guntoro, serta teman-teman penghuni kost-kostan Komplek Batan No 14. Roommate-ku, Dina Anggareni yang selalu memberikan semangat dan motivasi selama dikostan. 7. Kak Satera, Chek Guu, Nanda, Devi, Yani dan Dita yang ikhlas meminjamkan laptop-nya. Serta Rizky yang membantu peneliti disaat mengalami kesulitan. Jasa-jasa kalian tak kan pernah terlupakan. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu peneliti memohon maaf yang sebesarbesarnya jika terdapat kesalahan dan peneliti akan menerima dengan senang hati saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah wacana pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 23 Juni 2011
Aliah Agustina NIM. 206093004090
ix
DAFTAR ISI Halaman Judul ....................................................................................................... i Pengesahan Skripsi ............................................................................................... ii Pengesahan Ujian ................................................................................................. iii Pernyataan ............................................................................................................ iv Lembar Persetujuan Publikasi .............................................................................v Abstrak.................................................................................................................. vi Kata Pengantar ................................................................................................... vii Daftar Isi ............................................................................................................... ix Daftar Tabel........................................................................................................ xvi Daftar Gambar ................................................................................................... xxi Daftar Lampiran ............................................................................................... xxii Daftar Simbol ................................................................................................... xxiii Daftar Istilah ..................................................................................................... xxii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang.............................................................................1
1.2
Perumusan Masalah .....................................................................4
1.3
Batasan Masalah ..........................................................................5
1.4
Tujuan Penulisan dan Penelitian Sebelumnya .............................5 1.4.1 Tujuan Penulisan..............................................................5 1.4.2 Penelitian Sebelumnya.....................................................6
1.5.1 Bagi Instansi.....................................................................7 1.5.2 Bagi Penulis .....................................................................7 1.5.3 Bagi Universitas...............................................................8 1.5.4 Bagi Masyarakat ..............................................................8 1.6
Konsep Dasar Sistem Infomasi..................................................10 2.2.1 Sistem.............................................................................10 2.2.2 Informasi ........................................................................14 2.2.3 Siklus Informasi .............................................................14 2.2.4 Sistem Informasi ............................................................15
2.3
Sistem Informasi Geografis .......................................................16 2.3.1 Konsep SIG....................................................................16 2.3.2 Pengertian SIG ...............................................................17 2.3.3 Sistem Informasi Spasial................................................18 2.3.4 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis .................18 2.3.5 Komponen SIG ..............................................................20
MapGuide ..................................................................................35 2.10.1 Overview MapGuide......................................................35 2.10.2 Sejarah Pengembangan ..................................................36
2.11
Basis Data dan Basis Data Spasial.............................................38 2.11.1 Basis Data ......................................................................38 2.11.2 Basis Data Spasial..........................................................39
Sekilas Tentang Tempat Ibadah, Masjid, dan Musholla............59 2.14.1 Tempat Ibadah ...............................................................59 2.14.2 Masjid ............................................................................60 2.14.3 Musholla ........................................................................63
BAB III METODE PENELITIAN
xii
3.1
Lokasi Penelitian .......................................................................64
3.2
Bahan dan Perangkat Pendukung ..............................................64 3.2.1 Bahan .............................................................................64 3.2.2 Perangkat Pendukung.....................................................65
3.3
Metode Penelitian ......................................................................66 3.3.1 Metode Pengumpulan Data............................................66 3.3.2 Metode Penembangan Sistem ........................................69 3.3.2.1 Model Analisis (Analysis)................................70 3.3.2.2 Model Perancangan (Design) ..........................71 3.3.2.3 Model Deployment...........................................73 3.3.2.4 Model Implementasi (Implementation) ...........74 3.3.2.5 Model Pengujian (Testing) ..............................74
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Daerah Penelitian .........................................75 4.1.1 Visi dan Misi Kecamatan Serpong ................................76 4.1.2 Struktur Organisasi ........................................................76 4.1.3 Kondisi Umum Kecamatan Serpong .............................77 4.1.4 Laporan Registrasi Kependudukan ................................78
4.2
Model Analisis (Analysis)..........................................................78 4.2.1 Analisis Kebutuhan ........................................................78 4.2.2 Analisa Sistem ...............................................................83 4.2.2.1 Sistem yang Berjalan .......................................83
xiii
4.2.2.2 Kelemahan Sistem yang Berjalan ....................85 4.2.2.3 Sistem yang Diusulkan ....................................85 4.2.2.3.1 Peta ..................................................86 4.2.2.3.2 Membuat Objek yang Diusulkan.....86 4.2.2.3.3 Kelebihan Sistem Usulan ................87 4.3
Langkah Pembuatan Sistem di dalam ArcView ........................87
4.4
Model Perancangan (Desain) ....................................................96 4.4.1 Identifikasi Pemakai Sistem...........................................97 4.4.1.1 Activity Diagram SIMTEDA ...........................97 4.4.1.2 Sequence Diagram ...........................................98 4.4.1.3 Statechart Diagram ........................................105 4.4.1.4 Class Diagram................................................108 4.4.2 Perancangan Struktur Menu Aplikasi ..........................108 4.4.3 Perancangan Antarmuka Aplikasi................................109
4.5
Model Deployment...................................................................113
4.6
Model Implementasi ................................................................113 4.6.1 Sarana Pendukung Aplikasi SIMTEDA ......................113 4.6.2 Implementasi Sistem ....................................................114 4.6.2.1 Preview User Sistem......................................115 4.6.2.2 Preview Administrator Sistem .......................128
4.7
Model PengujianTesting ..........................................................139 4.7.1 Maksud dan Tujuan Uji Coba ......................................139 4.7.2 Teknik Operasinal Pengujian .......................................139
xiv
4.7.3 Hasil Pengujian ............................................................139 BAB V
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................144
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kondisi Umum Kecamatan Serpong........................................................3 Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian Sebelumnya......................................................6 Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan........................................................................77 Tabel 4.2 Laporan Registrasi Kependudukan Bulan Januari 2009 ........................78 Tabel 4.3 Spesifikasi Use Case Mengetik URL.....................................................80 Tabel 4.4 Spesfikasi Use Case Melakukan Login..................................................80 Tabel 4.5 Spesfikasi Use Case Melihat Profil........................................................80 Tabel 4.6 Spesfikasi Use Case Melihat Berita .......................................................80 Tabel 4.7 Spesfikasi Use Case Memberikan Comment .........................................81 Tabel 4.8 Spesfikasi Use Case Melihat Galeri.......................................................81 Tabel 4.9 Spesfikasi Use Case Melihat Peta ..........................................................81 Tabel 4.10 Spesfikasi Use Case Menggunakan Tools Peta ...................................82 Tabel 4.11 Spesfikasi Use Case Melakukan Pencarian Masjid dan Musholla ......82 Tabel 4.12 Spesfikasi Use Case Melakukan Update Berita...................................82 Tabel 4.13 Spesfikasi Use Case Melihat Kritik dan Saran ....................................82 Tabel 4.14 Spesfikasi Use Case Melakukan Udate Manajemen Peta....................83 Tabel 4.15 Perbandingan Model Analisis dan Model Perancangan ......................96 Tabel 4.16 Hasil Pengujian ..................................................................................140 Tabel 4.17 Pengujian Browser .............................................................................141
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem .................................................................12 Gambar 2.2 Data yang Diolah menjadi Informasi .................................................15 Gambar 2.3 Subsistem SIG ....................................................................................22 Gambar 2.4 Komponen Web GIS ..........................................................................34 Gambar 2.5 Sebuah Timeline dari Tonggak dalam Pemetaan Web.......................36 Gambar 2.6 Arsitektur MapGuide 65 ....................................................................37 Gambar 2.7 Simplikasi Lingkungan Database Sistem...........................................39 Gambar 2.8 Membuat Dokumen Baru ...................................................................41 Gambar 2.9 Tampilan Page Properties .................................................................43 Gambar 2.10 Membuat Tabel ................................................................................44 Gambar 2.11 Tabel Pada Toolbar ..........................................................................45 Gambar 2.12 Tampilan Insert Table ......................................................................45 Gambar 2.13 Tampilan Tabel ................................................................................47 Gambar 2.14 Penambahan Baris dan Kolom Tabel ...............................................48 Gambar 2.15 Tampilan Baris dan Kolom Tabel ....................................................49 Gambar 2.16 Tampilan Frame Properties Pada Tweening Shape .........................53 Gambar 2.17 Tampilan Frame Properties Pada Tweening Motion .......................58 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian .............................................................................68 Gambar 3.2 Model USDP .....................................................................................69 Gambar 4.1 Peta Kecamatan Serpong....................................................................75 Gambar 4.2 Struktur Organisasi.............................................................................77
xvii
Gambar 4.3 Use Case Diagram SIMTEDA ...........................................................79 Gambar 4.4 Sistem yang Berjalan .........................................................................84 Gambar 4.5 Sistem yang di Usulkan......................................................................86 Gambar 4.6 Tampilan Awal Program ....................................................................88 Gambar 4.7 Tampilan Awal ArcView ...................................................................88 Gambar 4.8 Tampilan Directory penyimpanan File .apr .......................................89 Gambar 4.9 Tampilan Peta Kecamatan Serpong Setelah Di-cropping..................89 Gambar 4.10 Tampilan Peta Kecamatan Serpong Sebelum Di-cropping..............90 Gambar 4.11 Tampilan Membuat Point Baru........................................................90 Gambar 4.12 Tampilan Penyimpanan File .shp.....................................................91 Gambar 4.13 Tampilan Penambahan Point pada Toolbar .....................................91 Gambar 4.14 Tampilan Cara Memasukkan Point Masjid atau Musholla.............92 Gambar 4.15 Tampilan Titik Masjid dan Musholla...............................................92 Gambar 4.16 Tampilan Atribut Musholla.shp .......................................................93 Gambar 4.17 Tampilan Hotlink .............................................................................94 Gambar 4.18 Tampilan Hotlink Pada Toolbar.......................................................94 Gambar 4.19 Tampilan Musholla yang Dipilih .....................................................95 Gambar 4.20 Layout Peta .....................................................................................95 Gambar 4.21 Activity Diagram SIMTEDA ...........................................................97 Gambar 4.22 Sequence Diagram Admin Input, Edit dan Hapus ...........................98 Gambar 4.23 Sequence Diagram Pemerintah ......................................................101 Gambar 4.24 Sequence Diagram User.................................................................104 Gambar 4.25 Statechart Diagram Menu Home...................................................106
xviii
Gambar 4.26 Statechart Diagram Menu Profil ....................................................106 Gambar 4.27 Statechart Diagram Menu Berita....................................................106 Gambar 4.28 Statechart Diagram Menu Galeri....................................................107 Gambar 4.29 Statechart Diagram Menu Peta.......................................................107 Gambar 4.30 Statechart Diagram Tasks...............................................................107 Gambar 4.31 Class Diagram SIG Masjid dan Musholla......................................108 Gambar 4.32 Struktur SIMTEDA ........................................................................109 Gambar 4.33 Menu SIMTEDA............................................................................110 Gambar 4.34 Menu Peta.......................................................................................111 Gambar 4.35 Deployment Diagram .....................................................................113 Gambar 4.36 Implementasi SIMTEDA Pada Lingkungan Windows XP dengan Browser Internet Explorer 6.0 ........................................................115 Gambar 4.37 Tampilan Menu Home ...................................................................116 Gambar 4.38 Tampilan Menu Profil ....................................................................116 Gambar 4.39 Tampilan Menu Berita ...................................................................117 Gambar 4.40 Artikel-artikel .................................................................................117 Gambar 4.41 Form Comment...............................................................................117 Gambar 4.42 Tampilan Menu Galeri ...................................................................118 Gambar 4.43 Tampilan Menu Peta ......................................................................119 Gambar 4.44 Bottom Print ...................................................................................119 Gambar 4.45 Tampilan Directory Download ......................................................120 Gambar 4.46 Pengukuran Jarak Melalui Measure...............................................120 Gambar 4.47 Daerah yang Terseleksi ..................................................................121
Gambar 4.49 Zoom Full Extend ...........................................................................122 Gambar 4.50 Tampilan Peta Interaktif.................................................................123 Gambar 4.51 Hide Keterangan ............................................................................123 Gambar 4.52 Show Keterangan............................................................................124 Gambar 4.53 Tampilan Home ..............................................................................124 Gambar 4.54 Menu Tasks ....................................................................................125 Gambar 4.55 Menu Pencarian..............................................................................125 Gambar 4.56 Hasil Pencarian...............................................................................126 Gambar 4.57 Keterangan Layer (Legenda)..........................................................126 Gambar 4.58 Keterangan Layer Musholla ...........................................................127 Gambar 4.59 Hasil Tooltip..................................................................................127 Gambar 4.60 Keterangan Kordinat, Jumlah Seleksi, Skala dan Luas Peta..........127 Gambar 4.61 Aplikasi Dalam Jendela Administrator Staf Teknis.......................128 Gambar 4.62 Menu Lihat Berita ..........................................................................129 Gambar 4.63 Menu Edit Berita ............................................................................129 Gambar 4.64 Menu Input Berita ..........................................................................130 Gambar 4.65 Menu Hapus Berita.........................................................................130 Gambar 4.66 Menu Lihat Data Kritik dan Saran .................................................131 Gambar 4.67Menu Hapus Data Kritik dan Saran ...............................................131 Gambar 4.68 Tampilan Awal Peta .......................................................................132 Gambar 4.69 Peview Manajemen Peta ................................................................132 Gambar 4.70 Menu Input Data Masjid Baru........................................................133
xx
Gambar 4.71 Tampilan Input Berhasil.................................................................133 Gambar 4.72 Menu Edit dan Hapus Data Masjid ................................................134 Gambar 4.73 Menu Edit Data Masjid ..................................................................135 Gambar 4.74 Tampilan Hapus Berhasil ...............................................................135 Gambar 4.75 Tampilan Input Data Musholla Baru..............................................136 Gambar 4.76 Tampilan Input Berhasil.................................................................136 Gambar 4.77 Menu Edit dan Hapus Data Musholla ............................................137 Gambar 4.78 Menu Edit Data Musholla ..............................................................138 Gambar 4.79 Tampilan Hapus Berhasil ...............................................................138 Gambar 4.80 Diagram Kuisioner .........................................................................140
xxi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Wawancara ......................................................................................146 Lampiran B Data Masjid dan Musholla ...............................................................150 Lampiran C Kode Program ..................................................................................153 Lampiran D File Map...........................................................................................170 Lampiran E Kuesioner .........................................................................................173 Lampiran F Surat Perjanjian Penggunaan Data Digital .......................................174
xxii
DAFTAR SIMBOL No 1.
Nama Actor
Kegunaan
Simbol
Menggambarkan semua objek di luar sistem (bukan
hanya
pengguna
sistem/perangkat
lunak) yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan 2.
Use Case
Menggambarkan fungsionalitas di luar sistem
3.
Kelas (class)
Menggambarkan konsep dasar pemodelan system
4.
5.
Subsistem
Menggambarkan
paket
spesifikasi
serta
(subsystem)
implementasi
Simpul (node)
Menggambarkan sumber daya komputasional yang digunakan oleh system
6. 7.
Asosiasi
Mendeskripsikan
hubungan
(association)
suatu kelas
Penggunaan
Situasi
(usage)
membutuhkan elemen yang lainnya agar dapat
dimana
salah
antar-instance satu
elemen
berfungsi dengan baik 8.
Generalisasi
Relasi antara pengklasifikasi yang memiliki
(generalization)
deskripsi yang bersifat lebih umum dengan berbagai pengkalsifikasi yang lebih spesifik, digunakan dalam struktur pewarisan
9.
Initial State
State mengidentifikasikan awal rangkaian state dalam diagram state
10.
Final state
State mengidentifikasi akhir rangkaian state dalam diagram state
11.
State
State tanpa struktur apapun di dalamnya
Sumber : Nugroho, 2010
xxiii
DAFTAR ISTILAH No. 1.
Istilah PHP
(Php
Penjelasan
Hypertext salah satu bahasa pemrograman yang berjalan dalam
Preprocessor)
sebuah web-server yang berfungsi sebagai pengolah data pada sebuah server
2.
HTML
(Hypertext dasar untuk pembuatan desain web. File HTML
Markup Language)
berisi
suatu
instruksi
tertentu
yang
dapat
memberikan sebuah format pada dokumen yang akan ditampilkan pada WWW (World Wide Web) 3.
Perintah yang bertindak sebagai operator DAN
Intersect
(nilai yang dipilih hanya jika muncul di kedua laporan) 4.
Buffer
Salah satu fungsi/lokasi yang terpengaruh pada satu titik pusat
5.
UTM
(Universal Proyeksi konformal, yang berarti bahwa sudut dan
Transverse Mercator)
bentuk kecil pada proyek dunia sebagai sudut yang sama atau bentuk pada peta
6.
Shapefiles
Format yang digunakan untuk menyimpan informasi atribut data spasial
7.
Themes
Kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu tematik tertentu
8.
GNU-LGPL
(GNU Lisensi perangkat lunak bebas, memungkinkan
Lesser General Public pengguna 9.
untuk
menggunakan
perangkat
License)
lunak/dokumen/karya seni tanpa biaya lisensi
JavaScript
Bahasa scripting yang mempunyai kesamaan dengan penggunaan sintaks C
10.
Thin-Client
Sebuah komputer atau program komputer yang sangat bergantung pada beberapa komputer lain (server-nya) untuk memenuhi komputasi tradisional perannya
11.
SIMTEDA
SISTEM INFORMASI TEMPAT IBADAH
12.
SDF
Format untuk mendefinisikan sintaks
xxiv
13.
DWG
Sebuah format file biner yang digunakan untuk menyimpan dua atau tiga data desain dimensi dan metadata
14.
Authoring Tool
Perangkat lunak dan layanan yang digunakan orang untuk menghasilkan halaman web dan konten web
15.
GPS (Global Positioning Ruang berbasis sistem global navigasi satelit System)
(GNSS) yang menyediakan lokasi informasi waktu dan dalam segala cuaca, di manapun atau dekat bumi, di mana ada garis terlarang penglihatan kepada empat atau lebih satelit GPS
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada tanggal 29 September 2008 keluar UU nomor 51 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kota Tangsel seluas 210,49 km2 atau sepertiga luas Jakarta melalui Sidang Paripurna DPR-RI. Resmilah wilayah Kec. Setu, Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Pamulang, Ciputat, dan Ciputat Timur bergabung dalam sebuah kota yang otonom bernama Kota Tangerang Selatan dengan jumlah penduduk 966.037 jiwa (data tahun 2008) dan Surat Keputusan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto No. 131.36-883 tahun 2009 yang ditandatangani pada tanggal 23 Januari lalu. Surat itu menyebutkan masa jabatan pejabat walikota Tangsel yakni Shaleh MT, dalam masa 1 tahun. (Suar, 2009) Kecamatan Serpong terletak di sebelah Timur kota Kabupaten Tangerang dengan luas wilayah ± 4.806,558 Ha termasuk dalam dataran tinggi dengan ketinggian ± 80 m diatas permukaan laut; dengan curah hujan rata-rata ± 1.710 mm/tahun. Jumlah penduduk berdasarkan data akhir yang diperoleh pada bulan Januari 2007 sebesar 173.917 jiwa dan sebagian besar penduduknya adalah pemeluk agama Islam. Tempat ibadah merupakan hal yang penting yang harus ada di setiap daerah. Sarana tempat peribadatan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan umat beragama dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT. Hal ini berlaku juga untuk instansi di Kecamatan Serpong. Karena saat ini 1
2
Kecamatan Serpong masih mempunyai kekurangan dalam berbagai fasilitas, salah satunya adalah tempat ibadah umat Islam di Kecamatan Serpong berupa masjid dan musholla. Keberadaan tempat ibadah tidak kalah penting dengan keberadaan fasilitas lainnya. Tempat ibadah menjadi fasilitas public yang wajib ada di setiap daerah. Setiap Muslim pasti melaksanakan ibadah pada waktu tertentu. Indonesia adalah Negara yang beragama. Oleh karena itu, suatu keharusan bagi suatu daerah memiliki tempat ibadah khususnya masjid dan musholla. Bahkan tak jarang banyak tempat ibadah juga dijadikan tempat rekreasi. Keberadaannya yang menyebar mengharuskan adanya suatu sistem yang memudahkan dalam penyediaan informasi mengenai lokasi masjid dan musholla. Mulai dari lokasinya, luas bangunannya, serta keterangan lainnya mengenai tempat ibadah tersebut yang berguna bagi warga setempat juga warga luar daerah. Perkembangan teknologi komputer telah menghadirkan Sistem Informasi Geografis yang dapat membantu penyelesaian masalah yang dihadapi, yaitu bahwa Pemerintah Tangerang Selatan belum memiliki sebuah tools/sistem terkomputerisasi dalam penentuan titik lokasi tempat ibadah (masjid dan mushola) khususnya di Kecamatan Serpong. Sistem Informasi Spasial dapat menyajikan informasi lokasi masjid/musholla, alamat, luas bangunan, status IMB serta gambar/foto masjid/musholla dengan jelas, cepat, dan akurat bagi baik dalam bentuk peta maupun data Sistem Informasi Spasial yang diupayakan untuk menjadi sarana mengakses informasi dengan cepat, yaitu melakukan verifikasi, validasi, dan deteksi error untuk menemukan masalah dan membenahinya.
3
Terakhir implementasi yaitu menjalankan Sistem Informasi Spasial tempat peribadatan yang telah siap digunakan. Gambaran kondisi umum Kecamatan Serpong sebagai berikut : Tabel 1.1 Kondisi Umum Kecamatan Serpong No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Serpong Cilenggang Rawa Buntu Rawa Mekar Jaya Ciater Buaran Lengkong Gudang Lengkong Gudang Timur Lengkong Wetan Jelupang Pondok Jagung Pakulonan
Menurut data survei pada tahun 2010, inilah daftar nama masjid dan musholla yang ada pada tiap kelurahan di Kecamatan Serpong. (Lihat pada Lampiran B). Dengan
kemampuan
tersebut
Sistem
Informasi
Spasial
dapat
dimanfaatkan dalam perencanaan apapun karena pada dasarnya semua perencanaan akan terkait dengan dimensi ruang dan waktu. Dalam tugas akhir ini akan dibangun Sistem Informasi Spasial tempat peribadatan di Kecamatan Serpong. Dengan dukungan Sistem Informasi Spasial, diharapkan mampu memberikan hasil informasi mengenai tempat peribadatan. Dari segi inilah tempat ibadah yang ada di Kecamatan Serpong sebagaimana tersusun pada Lampiran B, kantor Kecamatan Serpong belum
4
memiliki sebuah instrumen di dalam memonitor lokasi masing-masing masjid dan musholla. Berdasarkan masalah tersebut inilah penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “ Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web pada Lokasi Masjid dan Musholla (Studi Kasus : Kecamatan Serpong) ”.
1.2
Perumusan Masalah Penulisan tugas akhir ini menitikberatkan pada pembuatan dan
perancangan sistem yang memberikan informasi seputar lokasi peribadatan. Dalam hal ini penulis ingin membuat pemetaan secara terkomputerisasi atau berbasis web yaitu sistem yang menggunakan aplikasi elektronik sebagai pendukung media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone, yang dapat memudahkan Kecamatan dalam melakukan pemetaan lokasi masjid dan musholla. Berdasarkan uraian, maka permasalahan yang ditimbulkan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana membangun Sistem Informasi Spasial yang berbasis web berdasarkan data-data yang didapat sehingga dapat memberikan informasi dengan tepat mengenai gambar/foto tempat peribadatan yang berada di Kecamatan Serpong, khususnya untuk Masjid dan Musholla? 2. Bagaimana cara untuk menyebarkan informasi data tempat ibadah tersebut kepada masyarakat?
5
1.3
Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini ada beberapa hal yang membatasi pembuatannya
antara lain : 1. Daerah yang menjadi obyek dalam tugas akhir ini adalah Kecamatan Serpong. 2. Sampel tempat peribadatan yang diambil terletak di jalan dan sub jalan utama. 3. Data yang dipakai pada tugas akhir ini adalah data ketersediaan di kecamatan Serpong berupa data sekunder yaitu data tentang tempat peribadatan yakni masjid dan musholla 4. Peta tersebut disajikan dalam bentuk website. 5. Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah ArcView 3.3. Macromedia Dreamweaver 8, Macromedia Flash, MapGuide 2,2, MapGuide Maestro 2.1, Php, dan Mysql.
1.4
Tujuan Penulisan dan Penelitian Sebelumnya
1.4.1 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang masalah yang disajikan, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Tersedianya software berbasis web yang bisa memudahkan pemerintah, masyarakat, maupun user mengetahui informasi-informasi tentang lokasi tempat peribadatan yakni masjid dan musholla. b. Menyediakan informasi pemetaan tempat peribadatan di Kecamatan
6
Serpong. 1.4.2 Penelitian Sebelumnya Perbandingan antara yang dilakukan dengan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian Sebelumnya Penelitian Ary Aguspita (2004)
Iwan Kurniawan (2004)
Suryani (2009)
Judul Penelitian Analisis Distribusi Tempat Ibadah Masjid dan Kemerosotan Moral di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik Desa di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun 1995-2000
Tujuan - Pengaruh distribusi jumlah Masjid dengan jumlah kemerosotan moral - Hubungan jarak antara lokasi dengan Masjid - Pengaruh pemukiman dengan kemerosotan moral
Metode Survei dan Wawancara (responden)
Hasil - Kemerosotan moral seri ng terjadi pada fasilitas umum, seperti hotel, stasiun, terminal - Kemerosotan moral terjadi pada jarak >300 m dari Masjid - Kemerosotan terjadi pada lokasi pemukiman besifat semi permanen
- Apakah pembangunan desa yang telah dilaksanakan dewasa ini sudah menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi sebagai subyek dan obyek pembangunan maupun hasil pembangunan fisik di Kecamatan Simo tahun 19952000
Survey dan Wawancara dengan menggunakan tabel analisis silang
Analisis Sistem Informasi Geografis Sebaran Masjid Terhadap Kemakmurannya Di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali
- Mengetahui sebaran Masjid di daerah penelitian - Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kemakmurannya di daerah penelitian - Menerapkan Sistem Informasi Spasial untuk membantu analisis kemakmuran didaerah penelitian
Survei dan Wawancara (responden)
- Pelaksanaan proyek masuk desa di kecamatan Simo baik desa Gunung Bendungan dan Simo tiap tahunnya menunjukkan adanya peninhkatan pekerjaan Proyek fisik Desa. Desa Simo pada kurun waktu 5 tahun sejak tahun 1995-2000 terdapat 15 proyek, jumlah dana yang dihabiskan Rp. 98.000.000,-, Desa Gunung Rp. 57.000.000,-, desa Bendungan Rp. 47.000.000,-. Partisipasi pemikiran masyarakat dalam memutuskan rapat jumlahnya 40.31% Desa Simo, 37,29% Desa Bendungan dan 31,15% untuk Desa Gunung - Analisis pendekatan Buffer sangat membantu dalam pemetaan kemakmuran masjid di Kecamatan Simo, terutama faktor jarak yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan keagamaan yang berjalan pada suatu masjid tertentu - Jarak rumah penduduk yang rajin beribadah ke masjid adalah yang berjarak < 50 m dari masjid. Terbukti dari 308 responden ada 228 responden yang mengatakan jaraknya < 50 m - Faktor yang paling berpengaruh Jama’ah pergi ke masjid adalah faktor Imam, Teman dan jarak - Kemakmuran Masjid di
7
Kecamatan Simo tertinggi terdapat di Desa Simo, Kedunglengkong dan Pelem - Bertambahnya jumlah penduduk dalam jangka waktu tertentu maka bertambah pula jumlah bangunan masjid
1.5
Manfaat Penulisan
1.5.1 Bagi Instansi a. Menjadi pertimbangan bagi pemerintah setempat di dalam mengambil kebijakan/keputusan yang berkaitan dengan pembangunan masjid dan musholla. b. Memudahkan pihak instansi yakni Kecamatan Serpong dalam melakukan analisis kebutuhan tentang tempat peribadatan. c. Sebagai bahan tinjauan kembali aktifitas-aktifitas yang penting untuk dilakukan secara berkala dalam proses pemetaan karena adanya ketidaksesuaian dan atau simpangan antara rencana dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. 1.5.2 Bagi Penulis a. Dapat menambah pengalaman dalam melakukan pengolahan data spasial. b. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. c. Mengetahui rancangan membuat Sistem Informasi Spasial dengan beberapa software lainnya. d. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama di bangku perkuliahan. e. Mengetahui proses pembuatan data spasial pada software ArcView 3.3,
8
MapGuide Maestro 2.1 dan MapGuide 2.2. 1.5.3 Bagi Universitas a. Sebagai bahan referensi karya ilmiah yang disiplin ilmu khususnya dalam bidang Sistem Informasi Spasial, berguna sebagai penambah hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi penulis lain yang berminat mengkaji permasalahan serupa. 1.5.4 Bagi Masyarakat a. Sebagai sumber informasi tentang keberadaan tempat peribadatan di Kecamatan Serpong. b. Berguna untuk bahan sosialisasi perencanaan titik lokasi tempat peribadatan di Kecamatan Serpong.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan tugas akhir ini, batasan masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap bab.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dari dasar laporan ini.
BAB III
METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang pengertian yang berhubungan dengan
9
sistem dan permasalahan yang dibahas dalan skripsi ini serta deskripsi daerah penelitian menjelaskan daerah yang diteliti lebih rinci. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan tentang pengolahan data spasial dan atribut.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai permasalahan yang dihadapi dari Sistem Informasi Spasial dalam memetakan lokasi tempat peribadatan di Kecamatan Serpong.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Rancang Bangun Rancang Bangun adalah perancangan merupakan serangkaian prosedur
untuk menerjemahkan hasil analisa dari sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian bangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti ataupun memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian. (Pressman, 2002)
2.2
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1 Sistem Menurut Rober dan Micheal, menyatakan sistem sebagai kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas yang jelas. (Prahasta, 2009) Menurut Jerry Fith Gerald, sistem adalah jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. (Jogiyanto, 2000) Menurut Jogiyanto (1999) Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu:
10
11
1.
Komponen Sistem (Component) Suatu sistem terdiri atas sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar, yang disebut dengan supra sistem.
2.
Batas Sistem (Boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan lainnya. Batasan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
3.
Lingkungan Luar (Environment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan.
4.
Penghubung Sistem (Interface) Penghubung sistem adalah media yang menghubungkan sistem dengan sistem yang lainnya. Penghubung ini memungkinkan sumbersumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung.
12
5.
Masukan Subsistem (Input) Masukan adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan.
6.
Keluaran (Output) Hasil dari pemrosesan yang diolah dan diklasifikasikan akan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7.
Pengolahan Sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8.
Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal) Sistem Suatu sistem memiliki sasaran dan tujuan yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
Gambar 2.1 Karakteristik suatu sistem (Sumber : Jogiyanto, 1999)
13
Menurut Jogiyanto (1999) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut png, sepereti contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat deterministic dan sistem yang bersifat probabilistik dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup. 1.
Sistem Abstrak (Abstract Sistem) dan Sistem Fisik (Physical Sistem) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
2.
Sistem Alamiah (Natural
Sistem) dan Sistem Buatan Manusia
(Human Mode Sistem) Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alami, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan Sistem Buatan adalah sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin. 3.
Sistem Tertentu (Deterministic Sistem) dan Sistem Tidak Tentu (Probabilistic Sistem) Sistem Tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sedangkan Sistem Tak Tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi.
4.
Sistem Terbuka (Open Sistem) dan Sistem Tertutup (Closed Sistem) Sistem Terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sedangkan Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.
14
2.2.2 Informasi Menurut Jogiyanto (1999) Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh organisasi, sehingga informasi ini sangat penting didalam organisasi. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber
informasi
adalah
data.
Data
adalah
kenyataan
yang
menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Misalnya informasi “menabrak” merupakan informasi yang kurang jelas. Informasi ini hanya menerangkan suatu kejadian saja, yaitu menabrak. Kesatuan nyata, yaitu apa yang ditabrak, oleh siapa, dengan apa dan dimana tidak dijelaskan oleh informasi tersebut. Supaya informasi lebih berguna dan lebih mempunyai arti bagi penerimanya. 2.2.3 Siklus Informasi Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model yang menghasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam hurufhuruf atau alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambargambar dan sebagainya.
15
Gambar 2.2 Data yang diolah Menjadi Informasi (Sumber : Jogiyanto, 1999) 2.2.4 Sistem Informasi Menurut James Alter (1992) dalam buku Information System: A Management Perspective, mendefinisikan sistem informasi sebagai kombinasi antarprosedur
kerja,
informasi,
orang,
dan
teknologi
informasi
yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. (dalam Mulyanto, 2009) Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku Accounting System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. (dalam Mulyanto, 2009) Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990) dalam buku Accounting Information System, sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. (dalam Mulyanto, 2009) Turban, McLean, dan Waterbe (1999) dalam buku Information Technology for Management Making Connection for Strategies Advantages, mendefinisikan sistem informasi sebagai sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. (dalam Mulyanto, 2009)
16
Sedangkan defnisi sistem informasi menurut Joseph Wilkinson dalam buku Accounting and Information System adalah kerangka kerja yang mengoordinasikan sumberdaya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. (dalam Mulyanto, 2009) Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.
2.3
Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.3.1 Konsep SIG Pada awalnya, data geografi hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan simbol, garis, dan warna. Peta adalah media yang efektif baik sebagai alat presentasi maupun tempat penyimpanan data geografis. Tetapi media peta ini memiliki kelemahan atau keterbatasan informasi-informasi yang tersimpan dalam peta yang diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk tujuan tertentu pula, yang sudah dimanipulasi sehingga bersifat statis. Bila dibandingkan dengan peta-peta ini, SIG memiliki keunggulan yang melekat karena penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan. Dengan demikian, data yang dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk. Berbeda dengan sistem informasi lainnya, SIG membantu pekerjaan-pekerjaan
17
yang berkaitan dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Salah satu keuntungan teknologi SIG adalah kemampuannya dalam menyediakan data atau informasi berkaitan dengan keruangan (spasial). Hasil analisis data geografi dapat disajikan dalam media peta, laporan atau keduanya. Peta dipakai untuk menampilkan hubungan geografi suatu data, sementara itu laporan sangat tepat untuk merangkum data tabular dan mendokumentasikan suatu nilai hasil perhitungan analisis. Secara singkat SIG mampu mengolah gambar visual sekaligus mengolah basisdata. 2.3.2 Pengertian SIG SIG adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi dalam bentuk geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, meyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi merupakan karakteristik yang penting atau krisis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang bereferensi geografis untuk masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data dan keluaran. (Prahasta, 2002) Kemampuan dasar SIG adalah mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisisnya dan menyimpan serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya. Menurut Gistut (2002) mendefinisikan SIG merupakan sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan dan mampu mengintegrasikan deskripsideskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di
18
lokasi tersebut. SIG yang lengkap dan mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi. (Mulyanto, 2009) 2.3.3 Sistem Informasi Spasial Sistem Informasi Spasial adalah sebuah sistem yang didalamnya menyajikan data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial merupakan media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah kontinental, nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa data vektor (polygon, line, point) maupun raster. (Prahasta, 2002) 2.3.4 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yakni : Data Spasial (Keruangan) dan Data Non Spasial (Atribut). 1. Data Spasial Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang). Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secara raster atau vektor.
19
a. Struktur Raster Struktur raster merupakan data yang menggunakan jaringan sel grid untuk menetapkan data alokasional. Dalam struktur ini dikodekan lokasi keruangannya. Setiap sel menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk lokasi serta kode atribut yang dipetakan ke dalamnya. b. Struktur Vektor Pada struktur data vektor, suatu titik dinyatakan dalam koordinat tunggal (x,y). Baris dengan koordinat yang berkesinambungan ((x1,y1), (x2,y2),…, (xn,yn)) dan dipoligon dengan deret tertutup ((x1,y1), (x2,y2),…, (xn,yn), (x1,y1)). Sebuah vektor menunjukkan penyajian yang lebih detail dibandingkan dengan struktur raster tetapi membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya. Sistem kode topologi diterapkan dalam struktur vektor tertentu. Dalam sistem titik, garis dan poligon diberi kode tertentu sehingga dengan nomor-nomor ini struktur dikodekan dengan sesamanya. Node ditetapkan sebagai titik akhir dan pertemuan garis. Node diberi nomor node tersebut. Garis dikodekan dan node yang dihubungkannya dan dengan poligon kiri dan kolom yang dipisahkannya. Adapun poligon dikodekan dengan garis-garis yang membatasinya. Sistem kode topologi manipulasi batas poligon
20
lebih efisien tidak perlu dinyatakan dengan deretan koordinat panjang. 2. Data Non Spasial Merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Data ini disimpan dalam bentuk tabel di dalam database dan dapat ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Setiap objek memiliki dasar ciri dasar yang membedakan dengan objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama-nama tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti: karakteristik jalan, kelas jalan, lebar jalan dan kualitas jalan. 2.3.5 Komponen SIG Sistem Informasi Geografis terdiri atas empat komponen utama yang terintegrasi menjadi satu kesatuan, empat komponen tersebut adalah : 1.
Perangkat keras Perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer dan plotter (untuk pengolahan), dan scanner untuk konversi data kebentuk digital.
2.
Perangkat lunak
21
Perangkat
lunak
SIG
menyediakan
fungsi
untuk
masukan,
menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk geografis. Perangkat lunak SIG yang umum digunakan MapInfo, ArcView, Autocad Map. 3.
Data dan Informasi Geografis SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun mengimpornya dari perangkat lunak SIG lainnya mapun secara langsung dengan cara digitasi data spasial dari peta dan masukan data atributnya dari tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. Data geografis juga diperoleh dengan membelinya dari penyedia jasa peta.
4.
User Proyek SIG akan berhasil jika diatur dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang
yang
memiliki
keahlian
untuk
setiap
tahapan
implementasi SIG. Komponen SIG merupakan seluruh cara kerja SIG yang dapat mempresentasikan kondisi dunia nyata kedalam komputer seperti pada peta yang mampu mempresentasikan keadaan dunia nyata diatas kertas. Adapun proses untuk mempresentasikannya adalah :
22
Gambar 2.3 Subsistem SIG (Sumber : Prahasta, 2002) 1.
Data Masukan Tahap ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber. Pada tahap ini data dalam bentuk analog dikonversi dan ditransformasikan kedalam bentuk format yang bisa digunakan oleh sistem SIG.
2.
Manajemen Data Tahap ini adalah tahap untuk mengorganisasikan secara baik data spasial maupun atribut kedalam suatu basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan diedit.
3.
Manipulasi data dan analisis Tahap yang menentukan data dan informasi yang ingin dihasilkan SIG. Dengan melakukan manipulasi dan pemodelan (overlay, intersect, buffer) maka akan menghasilkan informasi yang diharapkan.
4.
Data Keluaran Tahap ini untuk menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian data dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti peta, tabel, grafik, dan lain-lain.
23
2.4
Peta
2.4.1 Definisi Peta Peta adalah gambar yang menyatakan bagaimana letak tanah, gunung, kali, dan sebagainya. Peta adalah representasi dari dunia nyata akan lebih terinci dengan menggunakan peta. Sehinggga dapat dikatakan bahwa peta dapat memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai lingkungan dan segala sesuatu yang ada didalamnya. Seluruh objek dapat ditampilkan dalam sebuah peta, baik objek alamiah maupun buatan manusia. Peta yang menyediakan fasilitas tersebut dinamakan peta dasar (map features). 2.4.2 Simbolisasi Peta Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografis yang diwakili : 1.
Simbol Titik Kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi (0 D) seperti lokasi kota, lokasi pelabuhan dan lokasi objek lainnya.
2.
Simbol Garis Kenampakan geografis berdimensi 1 (1 D) seperti jalan, sungai, dll.
3.
Simbol Area/Polygon Kenampakan geografis berdimensi dua (2 D) seperti wilayah administrasi.
Berdasarkan wujudnya : 1.
Simbol Piktoral
24
Suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud dan unsur yang diwakilinya. Contoh : objek masjid digambarkan dengan bentuk rumah. 2.
Simbol Geometrik Suatu simbol yang dalam kenampakan wujud tidak ada kemiripan dengan wujud unsur yang diwakilinya. Contoh : objek masjid digambarkan dengan segitiga.
3.
Simbol Huruf Simbol huruf yang dalam kenampakan wujudnya berbentuk huruf atau angka, biasanya diambil dari huruf pertama dan atau kedua dari nama unsur yang digambarkan. Contoh : Masjid digambarkan huruf M.
2.4.3 Skala Peta Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik tersebut dipermukaan bumi (dengan suatu ukuran yang sama). Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menggambarkan skala pada peta. 1.
Skala Numeris 1 : 50.000 atau 1/50.000 artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan panjang di lapangan. 1 cm di peta = 50.000 cm di lapangan.
2.
Skala dengan Kalimat
25
1 inc to 1 mile (1:63.660). Biasanya digunakan pada peta buatan Inggris. 3.
Skala Grafis
Contoh skala grafis untuk skala 1 : 50.000 2.4.4 Sistem Proyeksi Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali garis-garis lintang dan bujur bola bumi di atas bidang datar. Proyeksi Universal Transfer Mercator (UTM) dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Proyeksi ini memotong bola bumi pada dua buah meridian str. Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagian/zone dengan tiap zonenya dibatasi oleh dua meridian selebar 6o dengan menggunakan sistem ini, wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone dimulai dari zone 46 hingga zone 54 yang dimulai dari meridian 90o BT - 141o BT dengan batas lintang 11o LS – 6o LU. (Prahasta, 2005)
2.5
UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah
menjadi str dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah str untuk merancang model sebuah sistem. (Hariyanto, 2004) Tujuan utama perancangan UML adalah : 1.
Menyediakan bahasa pemodelan visual yang ekspresif dan siap pakai untuk mengembangkan dan pertukaran model-model yang berarti.
26
2.
Menyediakan
mekanisme
perluasan
dan
spesialisasi
untuk
memperluas konsep-konsep inti. 3.
Mendukung spesifikasi independen bahasa pemrograman dan proses pengembangan tertentu.
4.
Menyediakan basis formal untuk pemahaman bahasa pemodelan.
5.
Mendorong pertumbuhan pasar kakas beorientasi objek.
6.
Mendukung konsep-konsep pengembangan level tinggi seperti komponen, kolaborasi, framework dan pattern.
UML itu meta model, yaitu UML mendefinisikan jenis-jenis elemen yang dapat digunakan pengembang di model-model UML-nya dan konstrain-konstrain dari penggunaan konsepnya. UML menyediakan mekanisme perluasan untuk mengakomodasikan konsep-konsep baru dengan meta model yang ditawarkannya. Diagram mengemukakan banyak hal, penggunaan notasi yang terdefinisi dengan baik dan ekspresif adalah penting pada proses pengembangan perangkat lunak yaitu : 1.
Notasi str memungkinkan pengembang mendeskripsikan skenario atau rumusan arsitektur dan kemudian mengkomunikasikan secara tidak ambigu.
2.
Notasi yang bagus membebaskan otak untuk berkonsentrasi pada masalah-masalah yang lebih lanjut.
3.
Notasi
yang
baik
memungkinkan
mengeliminasi
keperluan
pemeriksaan konsistensi dan kebenaran keputusan-keputusan dengan menggunakan tool terotomatisasi.
27
Setiap sistem yang kompleks seharusnya bisa dipng dari sudut yang berbeda-beda sehingga kita bisa mendapatkan pemahaman secara menyeluruh. Untuk upaya tersebut UML menyediakan 9 jenis diagram yang dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya statis atau dinamis. Ke 9 diagram UML itu adalah : 1.
Diagram Kelas. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula digram kelas memuat kelas-kelas aktif.
2.
Diagram Objek. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan objekobjek serta relasi-relasi antar objek. Diagram objek memperlihatkan instansiasasi statis dari segala sesuatu yang dijumpai pada diagram kelas.
3.
Use-Case Diagram. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
4.
Sequence Diagram. Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
28
5.
Collaboration Diagram. Bersifat dinamis. Diagram kolaborasi adalah diagram interaksi yang menekankan organisasi struktural dari objekobjek yang menerima serta mengirim pesan (message).
6.
Statechart
Diagram.
Bersifat
dinamis.
Diagram
state
ini
memperlihatkan state-state pada sistem; memuat state, transisi, event, serta aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka (interface), kelas kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang rekatif. 7.
Activity Diagram. Bersifat dinamis. Diagram aktifitas ini adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek.
8.
Component Diagram. Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya. Diagram ini berhubungan dengan diagram kelas dimana komponen secara tipikal dipetakan kedalam satu atau lebih kelas-kelas, antarmuka-antarmuka (interface) serta kolaborasi-kolaborasi.
9.
Deployment Diagram. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (saat run-time). Diagram ini memuat simpul-simpul (node) beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya. Deployment diagram berhubungan erat dengan diagram
29
komponen dimana deployment diagram memuat satu atau lebih komponen-komponen. Diagram ini sangat berguna saat aplikasi kita berlaku sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin (distributed computing). Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak; semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan.
2.6
USDP USDP (Unified Software Development Process) adalah salah satu metode
rekayasa perangkat lunak berorientasi objek yang secara konsisten mencoba beradaptasi
dengan
semakin
besar
dan
semakin
kompleksnya
sistem-
sistem/perangkat lunak-perangkat lunak yang dikembangkan oleh para vendor perangkat lunak di seluruh dunia. (Nugroho, 2010) 2.6.1 Karakteristik USDP USDP, seperti yang dikemukakan oleh para penciptanya (Graddy Booch, Ivar Jacobson, serta DR. James Rumbaugh) yang juga merupakan para perancang kakas (tool) UML, memiliki karakteristik-karakteristik sebagaimana berikut : 1. Use-case Driven. Perangkat lunak yang kelak dihasilkan semestinya bersifat melayani para penggunanya dan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna. Dalam hal ini, terminologi ’pengguna’ (dalam diagram use case sering disebut sebagai actor) tidak hanya berupa orang-orang yang menggunakan perangkat lunak, melainkan juga sistem-sistem lain yang menggunakan sistem/perangkat lunak yang
30
dihasilkan. Sementara use case merupakan urut-urutan interaksi antara actor dengan sistem/perangkat lunak yang kita kembangkan. 2. Architecture Centric. Peran dari arsitektur sistem perangkat lunak mirip dengan peran arsitektur pada sistem konstruksi teknik sipil. Arsitektur sistem mencerminkan ’kebutuhan dan harapan pengguna’ yang terlihat dengan jelas pada definisi-definisi use case, seperti arsitektur komputer yang digunakan sistem operasi, sistem manajemen basis
data
(DBMS-Database
Management
System),
protokol
komunikasi, komponen-komponen perangkat lunak yang dapat digunakan-ulang, pertimbangan-pertimbangan peletakan komponenkomponen perangkat lunak di komputer-komputer yang sesuai (deployment), serta kebutuhan-kebutuhan non-fungsional (kinerja, kelan, dan sebagainya).
Secara umum, arsitektur perangkat lunak
merupakan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan beberapa hal berikut. a. Organisasi perangkat lunak. b. Elemen-elemen penyusun perangkat lunak dan antarmukaantarmuka yang memungkinkan elemen-elemen tersebut saling berkolaborasi untuk mewujudkan fungsionalitas perangkat lunak yang diharapkan. c. Komposisi dari elemen-elemen struktura dan perilaku yang kelak secara progresif menyusun subsistem yang lebih besar.
31
d. ’Gaya’ arsitektur yang memandu pengorganisasian perangkat lunak, yaitu elemen-elemen dan antarmukanya, kolaborasikolaborasi antar elemen, serta komposisinya. e. Penggunaan kemudahan komponen
perangkat
lunak,
penggunaannya, yang
merupakan
fungsionalitasnya, penggunaan-ulang penyusunnya,
kinerjanya, komponen-
batasan-batasan
ekonomi serta teknologinya, serta keindahan tampilannya. Demi kebutuhan pengorganisasian sistem, sistem harus dipahami dengan cara yang sama oleh semua orang yang memiliki kepentingan atasnya. Alasannya sebagai berikut : a. Perangkat lunak yang kompleks harus diketahui perilakunya. b. Perangkat lunak beroperasi dalam lingkungan yang kompleks. c. Perangkat lunak merupakan teknologi yang kompleks. d. Perangkat lunak menggabungkan elemen-elemen perangkat lunak dengan perangkat keras di mana perangkat lunak yang bersangkutan dieksekusi. e. Perangkat lunak harus bisa melayani segenap individu yang ada dalam organisasi/perusahaan di mana perangkat lunak tersebut diterapkan. 3. Iterative and Incremental. Pengembangan perangkat lunak komersial biasanya berlanjut selama beberapa bulan atau bahkan tahun. Dalam kenyataannya, suatu perangkat lunak besar biasanya dibagi ke beberapa proyek lain yang lebih kecil di mana masing-masing proyek
32
yang lebih kecil dikerjakan secara iteratif sehingga pada akhirnya menghasilkan perangkat lunak terintegrasi berukuran besar yang terbentuk secara inkremental. Pada umumnya, iterasi berlangsung pada sejumlah use case secara keseluruhan memperluas fungsionalitas sistem yang lebih besar. Selain itu, iterasi juga sering berlangsung pada sejumlah use-case use-case yang memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dibanding use case yang lainnya.
2.7
ArcView GIS ArcView GIS merupakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis
yang dikembangkan oleh Environmental Research Institute Inc. (ESRI). Dengan ArcView, pengguna dapat melakukan visualisasi, eksplorasi, melakukan query (secara spasial dan non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebaliknya. (Prahasta, 2002) Secara umum kemampuan ArcView dapat dijabarkan sebagai berikut : a.
Melakukan analisis statistika dan operasi matematika.
b.
Menampulkan informasi (basis data) spasial maupun atribut.
c.
Menjawab query spasial dan atribut.
d.
Membuat peta tematik.
e.
Melakukan fungsi dasar SIG (seperti : menampilkan peta tematik, melakukan query sederhana) dan fungsi yang lebih kompleks (seperti : menampilkan peta kepadatan, melakukan fungsi keterkaitan dan pengukuran kesimanbungan).
33
f.
Meng-customize aplikasi dengan mengguanakan bahasa pemrograman Avenue yang telah terintegrasi dengan ArcView.
ArcView memanfaatkan data shapefile. Shapefiles adalah data spasial yang bersifat non-topologis untuk menyimpan informasi lokasi geografis beserta atributnya di dalam sebuah kumpulan data. Shapefile dapat mendukung representasi berbagai macam penampakan baik titik, garis maupun polygon. Beberapa istilah yang sering digunakan pada ArcView antara lain themes dan layer. Themes adalah serangkain penampakan geografis dalam sebuah view (tampilan peta). Sebuah theme biasanya berisi satu macam tema data. Misalnya, sebuah theme berisi data tentang jalan, sungai, atau lokasi kantor polisi. Layer dapat didefinisikan sebagai tempat suatu data digital ditampilkan dengan mewakili suatu theme tertentu pada suatu view.
2.8
Web Gis Web GIS merupakan sistem informasi Geografis yang berbasis web yang
terdiri atas beberapa komponen yang saling terkait. Web GIS merupakan gabungan antar desain grafis pemetaan, peta digital, dengan analisis geografis, pemrograman komputer, dan sebuah database yang saling terhubung menjadi satu bagian web desain dan web pemetaan. Berikut adalah contoh aplikasi Web GIS :
34
Gambar 2.4 Komponen Web GIS Dimana sebuah Web-GIS yang potensial merupakan aplikasi GIS atau pemetaan untuk pengguna di seluruh dunia, tidak memerlukan software GIS, tidak tergantung pada platform ataupun sistem operasi. Kelebihan Web-GIS :
2.9
a.
Satu data yang terpusat
b.
Biaya lebih murah untuk hardware dan software
c.
Penggunaan lebih mudah
d.
Pengaksesan yang lebih luas terhadap data GIS dan fungsi-fungsinya
PHP PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-side, script
yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP.
35
PHP mempunyai banyak fitur-fitur yang dapat digunakan. Fungsi yang dimiliki oleh PHP sangat lengkap sehingga tidak perlu membuat fungsi sendiri. Karena daftar fungsi PHP yang lengkap menjadikan baris perintah semakin efisien. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, kita dapat menampilkan isi database ke dalam halaman web. (Kadir, 2002) 2.10
MapGuide
2.10.1 Overview MapGuide MapGuide Open Source adalah berbasis web pembuatan peta platform yang memungkinkan pengguna untuk dengan cepat mengembangkan dan menyebarkan aplikasi pemetaan web dan layanan web geospasial. Aplikasi ini diperkenalkan sebagai Open Source oleh Autodesk pada bulan November 2005, dan kode disumbangkan untuk Open Source Geospatial Foundation Maret 2006 di bawah GNU LGPL . MapGuide fitur penampil interaktif yang meliputi dukungan untuk pemilihan fitur, inspeksi properti, tips peta, dan operasi seperti buffer, select, dan measure. MapGuide termasuk XML database untuk menyimpan dan mengelola konten, hampir kebanyakan mendukung format file geospasial, dan str database. Platform MapGuide dapat digunakan di Linux atau Microsoft Windows , mendukung Apache dan IIS web server, dan lebih luas PHP, .NET, Java, dan JavaScript API untuk pengembangan aplikasi.
36
2.10.2 Sejarah Pengembangan Hingga pertengahan sampai akhir 1990-an, GIS terbatas pada workstation besar yang bisa rumah baik data dan perangkat lunak yang berdiri sendiri yang membuat produk akhir dari GIS (yang sering peta hard copy). Namun, itu saat ini bahwa internet dan jaringan juga menjadi lebih umum, membuat populasi pengguna yang memiliki akses ke World Wide Web. GIS perlahan-lahan yang diadopsi dalam sektor swasta melalui mainstream departemen TI, tetapi sudah menjadi sebuah implementasi matang dalam organisasi pemerintah dan akademis. Karena pemerintah dan akademisi yang diperlukan untuk mendistribusikan peta ke pengguna yang tidak memiliki perangkat lunak mahal dan proprietary GIS, Web pemetaan lahir.
Gambar 2.5 Sebuah Timeline dari Tonggak dalam Pemetaan Web Saat
ini,
pada
tahun
1995,
yang
dirilis
Argus
Technologies
MapGuide. Pada musim gugur 1996, Autodesk (www.autodesk.com) diakuisisi Argus Technologies dan dalam beberapa bulan rilis pertama di bawah merek Autodesk diperkenalkan sebagai Autodesk MapGuide 2.0. Software rilis produk ini MapGuide terus, dan rilis saat ini arsitektur ini dikenal sebagai MapGuide 6.5. Beberapa fitur dalam rilis saat MapGuide tumbuh dari keterbatasan ditempatkan pada pengguna dibatasi untuk memperlambat kecepatan internet,
37
seperti yang menggunakan koneksi dial-up biasa di pertengahan 1990-an. Versi 6.5 juga dibentuk oleh kebutuhan pengguna untuk mengakses data dalam jumlah besar, dan untuk mengintegrasikan Computer-Aided Design (CAD) dengan data GIS tradisional: perangkat lunak yang dapat membaca file DWG, serta data file SHP. MapGuide 6.5 juga memanfaatkan format Autodesk berpemilik - SDF untuk membantu meningkatkan kinerja pada dataset yang lebih besar. Karena itu arsitektur untuk kecepatan internet yang terbatas, MapGuide 6.5 menggunakan kontrol activeX bahwa pengguna menginstal sebagai thin client, memungkinkan mereka untuk lokal berbagi beberapa pengolahan data peta dengan server MapGuide 6.5. Hal ini dapat membantu melestarikan siklus pengolahan pada server saat mendistribusikan data ke sejumlah besar pengguna. MapGuide 6.5 juga melayani file vektor peta untuk pengguna, bukan gambar raster tradisional berbasis dilihat di banyak aplikasi pemetaan Web.
Gambar 2.6 Arsitektur MapGuide 6.5 Untuk
membuat
situs
Web
MapGuide
6.5
pengembang
akan
menggunakan berdiri sendiri authoring tool, HTML, Javascript, dan API MapGuide ditawarkan oleh sisi-klien plug-in. Diagram berikut memperlihatkan
38
arsitektur untuk MapGuide 6.5, yang terbatas pada instalasi pada sistem operasi Microsoft Windows Server, menggunakan Microsoft Internet Information Services untuk server Web dan Microsoft Internet Explorer untuk browsing Web peta akhir.
2.11
Basis Data dan Basis Data Spasial
2.11.1 Basis Data Basis Data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan. Data adalah fakta yang dapat direkam dan memiliki arti secara implisit. Sebagai contoh, nama, nomor telpon dan alamat dari orang yang dikenal. Dan data tersebut direkam pada buku alamat atau disimpan pada hard drive dengan menggunakan komputer dan software aplikasi seperti Microsoft Excel. Database Management Sistem (DBMS) adalah sekumpulan program yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan memelihara suatu database. Dengan kata lain, DBMS merupakan general-purpose software system yang memfasilitasi proses-proses seperti pendefinisian, pembuatan, manipulasi dan sharing database antara berbagai pengguna dan aplikasi. Informasi yang disimpan pada katalog DBMS disebut juga meta-data, yang menjelaskan struktur utama database.
39
Gambar 2.7 Simplikasi Lingkungan Database Sistem (Sumber : Cahyono, 2006) 2.11.2 Basis Data Spasial Spasial (dalam bahasa inggris, spatial) menunjukkan kata sifat yang berhubungan dengan ruangan, yang merupakan pengembangan dari kata “space” yang berarti “ruang”. Singkatnya untuk merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan ruang ataupun tempat, kata “spasial” dapat kita gunakan. Istilah spasial ini juga mencakup istilah Geografis, yang sudah cukup sering kita dengar/gunakan, yang merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan ilmu bumi. Basis Data Spasial ditujukan bagi penyimpanan data yang berkaitan dengan lokasi-lokasi dan ruang geometris, dan mendukung query dan penggunaan indeks yang efisien berdasarkan data lokasi/ruang tersebut. Ada dua jenis Basis Data Spasial yang penting diketahui : a.
Basis Data Perancangan (Design Database) atau Basis Data CAD (Computer-Aided Design) yang digunakan untuk menyimpan data hasil perancangan untuk objek-objek yag dibuat manusia seperti
40
bangunan, mobil, pesawat dan lain-lain. Contoh
lain dalam
pemanfaatan Basis Data CAD adalah untuk menyimpan hasil rancangan IC (integrated-circuit) untuk chips dan rancangan perangkat elektronika. b.
Basis Data Geografis, yang digunakan untuk menyimpan data geografis seperti peta dan hasil pencitraan satelit. Basis Data Geografis sering pula disebut GIS (Geographic Information Sistem).
2.11.3 SQL (Structure Query Language) SQL (Structure Query Language) digunakan untuk berkomunikasi dengan suatu database. Berdasarkan ANSI (American National Strds Institute), SQL merupakan bahasa str untuk relational database management sistem. Kategori Pernyataan SQL dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pernyataan-pernyataan Data Manipulation Language (DML) dan Data Definition Language (DDL). Pernyataan-pernyataan DML, berkaitan dengan data supaya tetap up-to-date. Sedangkan pernyataan-pernyataan DDL berkaitan dengan pembuatan atau pengubahan tabel dan objek-objek database lainnya seperti view dan index.
2.12
Macromedia
2.12.1 Macromedia Dreamweaver Macromedia Dreamweaver merupakan program penyuting halaman web. Program ini banyak digunakan oleh pengembang fitur-fiturnya yang menarik dan kemudahan penggunaannya.
41
Langkah pembuatan Macromedia Dreamweaver : 1. Membuat, Membuka, dan Menyimpan Dokumen HTML Dreamweaver menawarkan berbagai macam cara untuk membuat suatu dokumen. Dalam membuat dokumen baru, dokumen HTML yang kosong; dapat membuka dokumen HTML yang sudah ada, atau jika untuk mempersingkat waktu,
dapat membuat dokumen baru
berdasarkan template (blangko). a. Membuat dokumen HTML kosong baru : Pada tampilan windows, pilih menu File > New
Gambar 2.8 Membuat Dokumen Baru (Sumber : Salim, 2003)
42
b. Untuk membuat file HTML yang sudah ada, pilih menu File > Open c. Membuat dokumen baru berdasarkan template -
Pilih menu File > New from Template. Akan tampak dialog box, daftar template-template yang ada ( harus membuat sebuah template terlebih dahulu sebelum membuat dokumen baru berdasarkan template).
-
Pilih salah satu template. Dokumen baru akan dibuat berdasarkan template tersebut.
d. Menyimpan dokumen -
Pilih menu File > Save.
-
Ketik nama file dan tentukan dimana ingin menyimpan file tersebut.
-
Klik button Save untuk menyimpan file tersebut.
e. Mengatur dokumen properties Judul halaman, background image dan warna-warna, teks dan warna link
adalah dasar dari semua dokumen HTML. Judul
halaman merupakan identitas dan nama dokumen. Background image atau gambar background dari halaman diatur untuk keseluruhan tampilan dari dokumen tersebut. Teks dan warna link membantu untuk pengunjung situs membedakan teks mana yang bisa masuk kehalaman lain, dan juga bisa membedakan dari warna teks link sudah dikunjungi atau belum.
43
f. Merubah judul halaman Judul dari halaman HTML sangat membantu pengunjung tetap dapat memberitahu site apa yang sedang pengunjung buka, dapat dilihat pada menu bar windows dibawah. Jika memberi judul pada halaman tersebut maka tidak akan tampak identitas halaman tersebut pada tampilan window. g. Untuk mengganti judul halaman -
Pilih menu Modify > Page Properties
-
Klik kursor pada daerah kosong dihalaman web. Lalu pilih Page Properties dengan mengklik mouse . Masukkan judul untuk halaman tersebut pada title text box.
Gambar 2.9 Tampilan Page Properties (Sumber : Salim, 2003)
44
2. Bekerja dengan tabel Tabel digunakan untuk memformat data dalam posisi-posisi kolom dan baris. Perpotongan antara baris dan kolom dinamakan sel, dan kita dapat memasukkan data di dalam sel tersebut. a. Memasukkan tabel Untuk memasukkan tabel ke dalam halaman homepage, pertamatama letakkan kursor ke tempat yang diinginkan. Kemudian, pilihlah satu di antara 3 cara berikut : -
Klik menu Insert > Table
Gambar 2.10 Membuat Tabel (Sumber : Salim, 2003) -
Klik tombol ” Insert table ” pada Object Panel, kategori Common
45
Gambar 2.11 Tabel pada Toolbar (Sumber : Salim, 2003) -
Tekan shortcut key : Ctrl+Alt+T Kemudian akan muncul kotak dialog Insert Table
Gambar 2.12 Tampilan Insert Table (Sumber : Salim, 2003) Masukkan spesifikasi tabel yang diinginkan pada kotak dialog tersebut .
46
Isikan jumlah baris pada ”Rows” dan jumlah kolom pada ”Columns”.
Berikutnya, tentukan lebar tabel terhadap halaman. Contoh : tabel yang akan dimasukkan berlebar 75 persen (”Width : 75 Percent”). Artinya, lebar tabel nantinya adalah 75 persen dari lebar halaman. Jika menginginkan lebar tabel dalam satuan pixel pada (fixed size), isikan jumlah pixel pada Width, kemudian gantilah kotak dropdown
yang bertuliaskan Percent
menjadi Pixel. Lebar tiap kolomnya nantinya dibagi sama rata dari lebar tabel dan bisa diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
Berikutnya,
masukkan
lebar
border
tabel
yang
diinginkan dalam satuan pixel. Jika dikosongi maka dianggap 0 (nol) dan tabel tidak diberi border.
Jika diinginkan, masukkan Cell Padding dan Cell Spacing. Cell Spacing artinya jarak antar sel dalam tabel, sedangkan Cell Padding artinya jarak dari border sel sampai dengan isi sel. Setelah selesai, klik tombol OK. Jika ingin membatalkan, tekan Cancel.
Setelah menekan tombol OK, maka tabel akan dimasukkan dalam halaman.
47
Gambar 2.13 Tampilan Tabel (Sumber : Salim, 2003) Saat ini, tabel dikatakan dalam keadaan terpilih (selected) yang diti dengan garis hitam tebal di sekeliling tabel dan 3 buah kotak hitam kecil yang disediakan untuk resizing. Seperti terlihat pada window Object Properties, terdapat beberapa properti tabel yang disebutkan, antara lain Rows (jumlah baris). Cols (jumlah kolom), W (lebar, width), H (tinggi, height), CellPad (cell padding), CellSpace (cell spacing), Align, Border, Bg color (background color), Brdr color (border color), Bg Image (Background Image). bereksperimen
dengan
mengubah-ubah
dapat
properti-properti
tersebut. Caranya, isikan nilai (value) baru, kemudian tekan Enter.
48
b. Menambah atau mengurangi baris atau kolom Jika ingin menambah atau mengurangi baris atau kolom, dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut : -
Letakkan kursor pada sel yang diinginkan. Ini berarti sel dalam keadaan terpilih.
-
Klik tombol kanan mouse. Akan muncul menu konteks, pilihlah ”Table”, kemudian akan muncul menu lagi.
Gambar 2.14 Penambahan Baris dan Kolom Tabel (Sumber : Salim, 2003) Pilihlah :
”Insert Row”, untuk menyelipkan sat baris di antara sel yang terpilih tadi.
49
”Insert Column”, untuk menyelipkan satu kolom di sebelah kiri sel yang dipilih tadi.
”Insert Row or Colomn”, untuk menyelipkan baris atau kolom dengan menu interaktif seperti ini :
Gambar 2.15 Tampilan Baris dan Kolom Tabel (Sumber : Salim, 2003) Jika ingin menyelipkan baris, klik pada radio button Rows, masukkan jumlah baris yang ingin diselipkan, kemudian pilih apakah baris akan diselipkan di atas sel terpilih (Above the Selection) ataukah di bawah sel terpilih (Below the Selection). Kemudian klik OK.
”Delete Row”, untuk menghapus baris pada sel yang dipilih tadi.
”Delete Column”, untuk menghapus kolom pada sel yang dipilih tadi.
2.12.2 Macromedia Flash Macromedia Flash adalah salah satu perangkat lunak komputer yang digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar tesebut. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .swf
50
dan dapat diputar di penjelajah web yang telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama ActionScript. (Jayan, 2008) Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari tempat yang satu ke tempat yang lain, perubahan warna, atau perubahan bentuk (yang dinamakan “morphing”). Animasi Flash dapat digunakan dengan dua cara yaitu frame by frame dan tweening. (Salim, 2003) 1. Frame by frame Annimation (Animasi Frame Per Frame) Bentuk dasar dari animasi adalah animasi frame per frame. Animasi frame per frame menuntut banyak gambar yang harus dibuat. Efek animasi diciptakan dengan mengganti gambar yang satu dengan gambar yang lain selama beberapa waktu. Contoh animasi frame per frame dapat dilihat pada Help | Samples | Flower. Semua gambar yang bergerak dihasilkan dari gambar yang berbeda-beda tiap framenya. Karena animasi frame per frame harus memiliki gambar yang unik tiap frame-nya maka animasi frame per frame sangat ideal untuk membuat animasi yang kompleks yang terdiri dari banyak perubahaan seperti ekspresi wajah. Kelemahan dari animasi frame per frame adalah membutuhkan banyak waktu untuk membuat setiap gambar dan menghasilkan file yang besar ukurannya. Di dalam Flash, sebuah frame yang memiliki gambar yang unik dinamakan keyframe. Animasi frame per frame membutuhkan gambar yang unik setiap frame-nya, hal ini menyebabkan setiap frame-nya adalah keyframe.
51
Menambahkan keyframe
a.
Untuk menambah keyframe pada timeline, sorot frame dan kemudian lakukan satu dari beberapa cara berikut ini :
b.
-
Klik kanan dan pilih Insert Keyframe.
-
Pilih Insert | Keyframe dari menu.
-
Tekan F6 pada keyboard.
Membuat animasi frame per frame Berikut ini ditunjukkan proses pembuatan animasi frame per frame : -
Sorot frame dimana
akan memulai animasi frame per
frame. -
Jikalau belum berupa sebuah keyframe, buatlah menjadi keyframe dengan cara memilih menu Insert | Keyframe (F6).
-
Gambarlah atau impor gambar pertama dari urutan gambar pada keyframe ini.
-
Kemudian klik frame selanjutnya dan buatlah menjadi keyframe yang lain. Rubahlah isi dari keyframe ini dengan gambar berikutnya.
-
Lakukan penambahan keyframe dan perubahan isinya sampai
memperoleh animasi yang utuh. Pada akhirnya
teslah animasi
dengan kembali ke frame pertama dan
kemudian pilih menu Control | Play .
52
2. Tweening Tween animation sangat mengurangi waktu karena tidak perlu membuat animasi secara frame per frame. Sebaliknya hanya membuat frame awal dan frame akhir saja. Dua alasan utama mengapa tween animation sangat baik yaitu karena mengurangi pekerjaan mengambar dan meminimalkan ukuran file karena isi dari setiap frame tidak perlu disimpan. Ada 2 jenis tween animation yaitu Shape tween dan Motion tween, dimana masing-masing memiliki karakter yang unik. a. Shape Tweening (Animasi Perubahan Bentuk) Shape tweening berguna untuk mengubah bentuk. Flash hanya dapat mengubah bentuk, jadi jangan mencoba untuk melakukan Shape tween untuk group, simbol, atau teks. Hal ini tidak akan berhasil. Shape Tween dapat dilakukan pada beberapa bentuk di dalam sebuah layer, tetapi lebih baik untuk menempatkannya pada layer yang berbeda. Hal ini akan memudahkan jika kita ingin melakukan perubahan. Shape tweening juga dapat dilakukan dalam mengubah warna. b. Membuat Sebuah Shape Tween Langkah-langkah membuat shape tween adalah : -
Sorot frame di mana ingin membuat animasi. Jika belum berupa sebuah keyframe maka rubahlah menjadi keyframe.
-
Buatlah gambar pada stage. Ingatlah shape tween hanya bekerja pada bentuk – bukan pada group, simbol atau teks
53
yang dapat diedit. Untuk 3 elemen tersebut maka perlu diubahnya menjadi bentuk dasar dengan melakukan perintah Modify | Break Apart. -
Buatlah sebuah keyframe kedua dan buatlah gambar akhir pada stage.
-
Bukalah kotak dialog Frame Properties dengan mengklik ganda pada frame mana pun yang berada di antara dua keyframe. dapat juga menyorot sebuah frame di antaranya dan kemudian memilih menu Modify | Frame.
-
Pilih tab Tweening dan pilih Shape pada field Tweening. akan melihat beberapa pilihan untuk merubah shape tween seperti yang terlihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Tampilan Frame Properties pada Tweening Shape (Sumber : Salim, 2003) -
Sorot salah satu Blend Type. Pilihan Distributive akan menciptakan animasi transasi bentuk yang halus, sedangkan pilihan Angular akan menciptakan transisi bentuk dengan sudut dan garis-garis lurus. Jika gambar akhir berisi bentuk
54
yang mempunyai sudut dan garis, pilih Angular, selain itu pilih Distributive. -
Jika perlu rubahlah Easing slider. Easing menentukan animasi dari awal sampai akhir. Ini berguna jika ingin menciptakan efek mempercepat atau memperlambat. Jika animasi mulai lambat dan kemudian cepat, geser slider ke arah in. Untuk animasi yang permulaannya cepat, dan kemudian melambat, geser slider ke arah out. Jika ingin kecepatan animasi konstan maka biarkan slider berada di tengah. Dan dapat juga mengetik besar dari Easing yaitu dari –100 sampai 100.
-
Tekan tombol OK. Teslah animasi dengan memilih menu Control | Play (Enter).
c. Shape hints Shape hints memberikan kontrol untuk shape tween yang kompleks. Kita dapat mengatur setiap titik awal dari animasi perubahan bentuk lalu titik akhir dari animasi perubahan bentuk tersebut. Dengan memberi beberapa shape hints maka kita bisa mengontrol animasi perubahan bentuk sesuai dengan yang kita inginkan karena dalam animasi perubahan bentuk yang kompleks seringkali apa yang kita inginkan tidak bisa dilakukan oleh program Flash secara otomatis kecuali melalui shape hints.
55
d. Menggunakan Shape Hints pada Sebuah Shape Tween dapat dengan mudah menggunakan shape hints pada shape tween dengan cara sebagai berikut : -
Buatlah shape tween dengan menggunakan langkahlangkah Membuat Shape Tween sebelumnya.
-
Sorot frame awal dari shape tween. Pilih Modify | Transform | Add Shape Hint, atau tekan Ctrl + H untuk menambah sebuah shape hint. Shape hint muncul dengan lingkaran merah dengan sebuah huruf di dalamnya (huruf itu mulai dari a sampai z).
-
Pindahkan shape hint ke tempat yang diinginkan.
-
Sekarang sorot frame terakhir. Akan terlihat lingkaran hijau kecil dengan huruf yang sama seperti pada shape hint awal. Pindahkan shape hint ke tempat di mana shape hint pertama bergerak.
-
Jalankan movie (Control | Play) untuk melihat bagaimana shape hint mempengaruhi tweening.
-
Tambahkan
shape
hint
di
movie.
Ingatlah
untuk
mencocokkan shape hint yang ada pada frame awal dan frame akhir – a harus ke a, b ke b dan seterusnya. Setelah menambahkan
shape
hint
kemudian
jika
tidak
menginginkan shape hint tersebut, kita dapat membuang semua shape hint dengan memilih menu Modify |
56
Transform | Remove All Hints. Klik kanan pada salah satu shape hint untuk membuka menu pop-up shape hint. Menu ini digunakan untuk menambahkan sebuah hint (Add Hint), membuang sebuah hint (Remove Hint), atau Remove All Hint. TIPS : Untuk animasi perubahan bentuk yang kompleks, jangan segan-segan untuk menggunakan shape hint sebanyak-banyaknya. Semakin banyak shape hint maka animasi yang ditampilkan akan semakin baik. e. Motion Tweening (Animasi gerak) Motion tween tidak hanya berguna untuk menggerakkan groups, simbol, atau teks yang dapat diedit dari satu tempat ke tempat lain. Motion tween menolong dalam merubah ukuran, memutar, merubah warna dan transparansi simbol. Motion tween hanya bisa digunakan pada satu objek pada satu layer. Jadi jika ingin mengerakkan banyak objek maka membutuhkan banyak layer. f. Membuat Motion Tween Langkah-langkah membuat sebuah motion tween adalah : -
Sorot frame di mana ingin membuat sebuah animasi. Jika belum berupa sebuah keyframe maka rubahlah menjadi keyframe.
57
-
Gambar atau imporlah gambar untuk melakukan animasi. Dengan melakukan animasi pada group, simbol, dan teks yang dapat diedit.
Jika ingin menggunakan sebuah gambar, grouplah gambar tersebut atau ubah menjadi sebuah simbol.
Jika ingin mempunyai gambar berupa simbol di library,
cukup mendrag gambar dari library ke
stage.
Jika ingin menggunakan teks yang dapat diedit, dan tidak perlu melakukan apa pun karena sudah berupa objek.
-
Sorot frame dimana animasi akan berakhir. Rubah frame ini menjadi sebuah keyframe dengan memilih menu Insert | Keyframe.
-
Pindahkanlah gambar dalam stage ke tempat yang ingin dituju. Ingatlah tidak hanya dapat menggerakkan gambar, juga bisa melakukan putaran, merubah ukuran, dan merubah efek warna.
-
Klik kanan pada sebuah frame di antara kedua keyframe dan pilih Create Motion Tween. Teslah animasi .
-
Jika ingin mengubah properties motion tween, klik ganda pada salah satu frame yang berada di antara kedua keyframe untuk membuka kotak dialog Frame Properties. Pilih tab
58
Tweening. Untuk melakukan perubahan properties, seperti pada Gambar 2.17 :
Gambar 2.17 Tampilan Frame Properties pada Tweening Motion (Sumber : Salim, 2003)
Tween scaling – Jika ingin mengubah ukuran.
Rotate – Jika ingin memutar objek. Pilih jenis putaran pada menu dropdown dan kemudian angka rotasi pada kotak times. Jika mengetik 0 pada kotak times, atau memilih None pada menu drop-down, tidak ada putaran yang dilakukan.
Orient to path direction – Ketika objek mengikuti sebuah alur, pilihan ini menyebabkan objek berada di tengah alur.
Easing – Menentukan bagaimana animasi dari awal sampai akhir. Ini berguna penciptakan efek mempercepat atau memperlambat. Jika anmiasi mulai dengan lambat dan kemudian cepat, geser slider ke arah in. Untuk animasi yang permulaannya cepat, dan kemudian melambat, geser slider ke
59
arah out. Jika ingin kecepatan animasi konstan maka biarkan slider berada di tengah. Dan dapat juga mengetik besar dari Easing yaitu dari –100 sampai 100.
2.13
Sekilas Tentang Tempat Ibadah, Masjid dan Musholla
2.13.1 Tempat Ibadah Tempat ibadah, rumah ibadah, tempat peribadatan adalah sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama mereka masing-masing. Ibadat adalah kewajiban tiap orang beragama. Tetapi dasar hukum kewajiban ini, sasaran, isi, cara dan tujuannya serta maknanya berbeda pada masing-masing agama. Tiap agama mempunyai konsepsinya sendiri-sendiri mengenai ibadat. (Bayrak, 2007) Dalam tata cara ibadah dan penggunaan tempat ibadah pada dasarnya tentunya akan diatur agar tidak terjadi silang sengkarut antara pemeluk agama dengan masyarakat sekitarnya, karena tentunya para pemeluk agama yang taat akan menjadi pusat percontohan moral dan ketaatannya pada hukum yang berlaku, bukan malah terkesan arogan dengan minta keistimewaan-keistimawaan tertentu, seperti parkir di pinggir jalan umum yang mengganggu kenyamanan pengguna jalan dan penghuni rumah sekitar tempat ibadah, pembuatan polisi tidur, penutupan jalan, dan seterusnya. Untuk membangun tempat ibadah tentunya harus dipenuhi ketentuan bcr (perbandingan antara tanah terbuka dan tertutup) 40:60, artinya lahan terbuka 60% dan lahan tertutup 40% dari luas tanah kapling. Untuk menetapkan luas bangunan tentunya harus secara jujur dan terbuka ada data
60
jamaah, setidaknya menyangkut data jumlah dan tempat tinggalnya, sehingga dari data tersebut dapat ditetapkan berapa luas bangunan, luas tanah, kapasitas lahan parkir, dan seterusnya. Dengan penetapan data konkrit tersebut tentunya tidak akan terjadi silang sengkarut tentang pengertian jumlah jamaah banyak atau sedikit serta lahan parkir kendaraan. 2.13.2 Masjid 1.
Makna Masjid Masjid adalah tempat sembahyang, terutama sembahyang jum’at. Dilihat secara harfiah, masjid memanglah tempat sembahyang. Perkataan masjid berasal dari bahasa Arab. Kata pokoknya : sujudan, fi’il madinya sajada. Sujud adalah pengakuan ibadat, yaitu pernyataan pengabdian lahir yang dalam sekali. Sujud memberikan makna bahwa apa yang diucapkan oleh lidah bukanlah kata-kata kosong belaka. Kesaksian atau pengakuan lidah itu diakui oleh seluruh jasmani manusiadalam bentuk gerak lahir, menyambung gerak batin yang mengakui dan meyakini iman. (Ayub, 1996) Sujud jagad adalah masjid bagi Muslim. Jadi seluruh bumi adalah tempat sujud kepada Tuhan. Ini berarti bahwa seluruh bumi adalah tempat untuk menghamba diri pada Tuhan bukan meluhurkan Tuhan. Sujud dalam pengertian lahir bersifat gerak jasmani, sujud dalam pengertian batin berarti pengabdian.
61
2.
Fungsi dan Peran Masjid Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. (Ayub, 1996) Selain itu fungsi masjid adalah : a.
Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT;
b.
Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian;
c.
Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan
persoalan-persoalan
yang
timbul
dalam
masyarakat; d.
Masjid
adalah
mengajukan
tempat
kaum
kesulitan-kesulitan,
muslimin meminta
berkonsultasi, bantuan
dan
pertolongan; e.
Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-royongan
di
dalam
mewujudkan
kesejahteraan
bersama; f.
Masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin;
62
g.
Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kaderkader pimpinan umat;
h.
Masjid
tempat
mengumpulkan
dana,
menyimpan,
dan
membagikannya; dan i.
Masjid tempat melaksanakan pengaturan dalam kegiatan sosial.
Adapun peranan dari masjid adalah : a.
Masjid sebagai sumber aktivitas Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak yang menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat,
tetapi
juga
sebagai
wadah
beraneka
kegiatan
jamaah/umat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan identitas
umat
Islam
yang
mencerminkan
tata
nilai
keislamannya. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktivitas yang bersifat akherat, tetapi keterpaduan antara aktivitas ukhrawi dan aktifitas duniawi. b.
Masjid dalam Arus Informasi modern Era globalisasi mempunyai karakteristik tersendiri dalam menjalankan misinya. Prioritas yang tinggi ditujukan pada efisiensi dan efektivitas. Pada satu sisi, era ini memang membawa dampak negatif dalam banyak sektor kehidupan. Sebutlah
dari
kecenderungan
mengikis
falsafah
lama,
63
mempermudah terjadinya penyusupan budaya asing, praktik gaya hidup bebas yang mengakibatkan krisis moral, lenyapnya rasa gotong royong dan silaturahmi, hingga godaan potensial membentuk pribadi yang sombong, ujub, dan semacamnya. Pada sisi lain, ia menghembuskan dampak positif berupa kesanggupan melahirkan masyarakat yang kreatif, baik itu kreatif dalam berfikir maupun dalam hal berkarya. Jelasnya, manusia bisa mengaktifkan potensi insani dan alminya. 2.13.3 Musholla Musholla adalah tempat yang dipersiapkan tidak selalu untuk sholat. Seorang bisa sholat di situ jika tiba-tiba ia mendapatkan waktu sholat. Dan tempat ini tidak disebut dengan masjid. (Ayub, 2002) Musholla berfungsi untuk tempat shalat sehari-hari, tempat mengaji, belajar addin, asrama bagi siswa-siswa yang belajar, tempat merayakan hari-hari besar Islam, tempat upacara-upacara keagamaan, tempat suluk, tempat bertemu,dan lain-lain. Jadi musholla adalah tempat yang tidak dikhususkan untuk sholat saja, seperti halnya musholla di rumah-rumah yang terkadang digunakan untuk sholat keluarga, dengan teman dan terkadang untuk belajar, menyambut tamu atau untuk aktivitas lainnya. Ini berarti juga bahwa seorang wanita yang sedang haidh atau nifas diperbolehkan masuk dan menetap di tempat seperti ini dan tidak diperlukan adanya sholat tahiyat masjid di sini.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian Berikut adalah lokasi dan waktu penelitian dalam penulisan skripsi :
Lokasi Penelitian
: Kecamatan Serpong
Waktu Penelitian
: 31 Agustus-30 September 2010
Alamat
: Jl. Raya Serpong-Tangerang Telepon (021) 7560324
3.2
Bahan dan Perangkat Pendukung
3.2.1
Bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk pembangunan aplikasi web SIG
adalah data Spasial dan data Tabular. Data Spasial terdiri dari yaitu :
Peta administrasi Kecamatan Serpong skala 1:25000 yang diperoleh dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) dalam format shapefile dengan extention *shp dengan sistem proyeksi WGS 1984. Data-data tersebut meliputi :
-
Peta batas administrasi Kecamatan Serpong berformat *shp.
-
Peta kelurahan berformat *shp.
-
Peta jalan berformat *shp.
-
Peta lokasi masjid dan musholla berformat *shp. 64
65
Data tabular terdiri atas data-data serta gambar/foto masjid dan musholla di setiap kelurahan di Kecamatan Serpong.
3.2.2 Perangkat Pendukung Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam aplikasi ini adalah satu buah PC sebagai alat untuk membangun aplikasi. Berikut merupakan spesifikasi dari komputer tersebut : 1. Hardware a. Processor Pentium Dual Core insideTM 1.60 GHz b. Hardisk 80 GB c. Memory 1 GB d. VGA 256 MB e. Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse, dan lain-lain) 2. Software a. Windows XP Professional Service Pack 2 b. Microsoft Office 2007. c. Program Aplikasi MapGuide 2.2 dan MapGuide Maestro 2.1, serta aplikasi SIG pendukung lainnya. d. PHP-win32 1.4.11 dan MySQL 5.0.45 e. Text editor : Macromedia Dreamweaver MX 2004, Macromedia Flash MX 2004, Macromedia Fireworks MX 2004, notepad. f. Browser internet : Microsoft Internet Explorer, Mozilla, Opera.
66
3.3
Metode Penelitian
3.3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam rangka menyusun skripsi ini, diperlukan data-data informasi yang relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Untuk itu sebelum menyusun skripsi ini, dalam persiapannya terlebih dahulu dilakukan riset atau penelitian untuk menjaring data-data atau bahan materi yang dilakukan. Adapun metode pengumpulan data-data informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Metode ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan menelaah buku-buku referensi, e-book dan situs internet yang membahas tentang SIG mengenai tempat ibadah yakni masjid dan musholla. 2. Wawancara Wawancara telah dilakukan pada hari Senin pada tanggal 31 Mei 2010, wawancara bersifat wawancara terstruktur. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui data kependudukan dan nama-nama Kelurahan yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian atau observasi di Kecamatan Serpong. Adapun yang peneliti wawancarai adalah: a. Jabatan : Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Tempat : Kecamatan Serpong b. Jabatan : Pengurus Masjid At-Taqwa Tempat : Kelurahan Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran A.
67
3. Observasi (field research) Setelah melakukan pendataan nama-nama masjid dan musholla di setiap kelurahan di Kecamatan Serpong langkah selanjutnya adalah melakukan observasi lapangan yaitu menentukan titik lokasi masjid dan musholla dengan menggunakan GPS. 4. Kuesioner Tahap akhir dari penelitian ini adalah kuesioner, dimana peneliti telah menyediakan beberapa lembar kuesioner yang akan diisi oleh pemerintah maupun user/masyarakat mengenai web SIMTEDA supaya pengembangan web kedepannya bisa lebih baik.
68
Gambar 3.1 Tahapan Penelitan
69
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan dalam pengembangan system ini adalah USDP (Unified Software Development Process) yang terdiri atas Model Analisis (Analysis),
Model
Perancangan
(Design),
Model
Deployment,
Model
Implementasi (Implementation), dan Model Pengujian (Testing).
Gambar 3.2 Model USDP Adapun alasan penulis menggunakan metode ini adalah sebagai berikut : 1. Karena seperti yang dilihat pada Gambar 3.2 kita bisa melihat bahwa program use case merupakan diagram yang bersifat sentral, di mana mudah dipahami karena sistem perangkat lunak kita adalah perangkat lunak yang berusaha memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna serta merupakan pengembangan sistem/perangkat lunak yang dipandu oleh diagram use case.
70
2. Seperti dapat kita lihat dalam Gambar 3.2, diagram use case merupakan pusat kegiatan pengembangan perangkat lunak. Adapun model-model lainnya, seperti kita lihat dalam Gambar 3.2, memiliki keterkaitan satu dengan lainnya, hingga akhirnya kita mendapatkan sistem perangkat lunak yang benar-benar utuh. Perlu diperhatikan di sini bahwa klausa ’benar-benar utuh’ mencerminkan sifat iteratifnya. Utuh belum berarti final! Finalisasi sistem perangkat lunak, terutama yang bersifat komersial, memerlukan beberapa iterasi. Meski demikian, sistem perangkat lunak yang’utuh’ masih mungkin akan diluncurkan ke pasar sepanjang tahap akhir (pengujian) telah berjalan dengan baik. Iterasi-iterasi pada tahap-tahap selanjutnya sesungguhnya bersifat penyempurnaan atau penambahan fitur-fitur baru yang bersifat melengkapi/menyempurnakan
sistem
perangkat
lunak
yang
dikembangkan sebelumnya. 3.3.2.1 Model Analisis (Analysis) Model Analisis perangkat lunak, seperti diketahui, sesungguhnya merupakan spesifikasi rinci dari kebutuhan-kebutuhan pengguna dan bekerja sebagai langkah pertama saat kita kelak akan mengembangkan model perancangan perangkat lunak. Model analisis dapat digunakan untuk dapat lebih mamahami use case yang pada prinsipnya menggambarkan kolaborasi-kolaborasi yang terjadi di antara beberapa pengklasifikasi yang bersifat konseptual (sebagai lawan dari pengklasifikasi perancangan yang akan diimplementasikan). Dan
71
model analisis ini memiliki 2 kegunaan, yaitu memperhalus dan merinci definisidefinisi masing-masing use case. Oleh karena itu, peneliti dalam melakukan 2 komponen analisis yaitu analisis kebutuhan dan analisis sistem. Pada analisis kebutuhan, penulis menganalisisnya dengan menggunakan diagram use case, dimana Actor pada dasarnya menggunakan atau memanfaatkan sistem/perangkat lunak dengan cara berinteraksi melalui use case tertentu. Sedangkan analisis sistem, peneliti akan menggambarkan dan membandingkan antara sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan. 3.3.2.2 Model Perancangan (design) Model Perancangan mendefinisikan struktur statis sistem seperti subsistem, kelas-kelas, antarmuka-antarmuka dan hubungan antar pengklasifikasi, serta kolaborasi-kolaborasi yang merealisasikan suatu use case tertentu dalam kerangka sistem perangkat lunak yang sedang dikembangkan. Realisasi use case perancangan sesungguhnya memiliki deskripsi aliran event-event (flow-of-flow) (sering orang menyebutnya sebagai lintasan atau skenario), memiliki juga diagram kelas yang memperlihatkan kelas-kelas perancangan yang berpartisipasi dan juga memiliki diagram-diagram interaksi yang memperlihatkan suatu aliran atau skenario dalam terminologi interaksi yang terjadi di antara objek-objek perancangan. Jika diperlukan, diagram-diagram realisasi use case-perancangan juga dapat dibuat untuk memperlihatkan keberadaan subsistem-subsistem atau antarmuka-antarmuka yang terlibat dalam realisasi use case.
72
Langkah-langkah perancangan kelas-kelas antarmuka pemakai sebagai berikut : 1. Identifikasi pemakai sistem a. Penemuan pemakai sistem Kita dapat menggunakan use case untuk menemukan pemakaipemakai, yaitu aktor-aktor yang terdapat di diagram use case. Kemudian Actor pada dasarnya ditentukan berdasarkan perannya (role) pada program/aplikasi yang sedang kita kembangkan, bukan sebagai objek-objek secara mandiri. Dalam hal ini peneliti menggunakan : a) Activity Diagram SIMTEDA b) Sequence Diagram, yaitu : o Admin, yaitu sequence diagram admin input, edit, dan hapus o Pemerintah, yaitu sequence diagram pemerintah o User, yaitu sequence diagram user. c) Statechart Diagram, yaitu : o Statechart diagram Menu Home o Statechart diagram Menu Profil o Statechart diagram Menu Berita o Statechart diagram Menu Galeri o Statechart diagram Menu Peta d) Class Diagram SIMTEDA
73
b. Klasifikasi terhadap pemakai Dengan melakukan observasi terhadap pemakai-pemakai yang akan menggunakan sistem. Dalam hal ini adalah instansi pemerintah dan masyarakat. c. Pendeskripsian pemakai sistem Tahapan
ini
merupakan
pendeskripsian
secara
detail
atas
perancangan sistem yang akan dibuat, bagaimana pemakai bisa menggunakan aplikasi SIMTEDA dan memperoleh informasi masing-masing secara terperinci. 2. Perancangan Struktur Menu Aplikasi Perancangan struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan menumenu yang diperlukan pada aplikasi yang akan dikembangkan. 3. Perancangan Antarmuka Aplikasi Perancangan antarmuka aplikasi bertujuan untuk menemukan bentuk yang optimal dari tampilan aplikasi, sehingga dapat mempermudah user/pengguna dalam berkomunikasi dengan sistem. 3.3.2.3 Model Deployment Deployment/physical
diagram
menggambarkan
detail
bagaimana
komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Dalam hal ini peneliti akan
74
menghubungkan antar node (TCP/IP) dan kebutuhan sistem dimana semua piranti akan saling berhubungan melalui jaringan server. 3.3.2.4 Model Implementasi (Implementation) Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan dari desain aplikasi sistem, yaitu menafsirkan atau menterjemahkan desain aplikasi sistem ke dalam bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh pemakai dan sistem komputer. Dalam tahapan ini dijelaskan secara detail penggunaan sistem dari proses memperbaharui informasi yang ada hingga proses preview peta. Dalam pembuatan aplikasi ini, perangkat lunak yang dibutuhkan adalah ArcView 3.3 dan bahasa pemrograman PHP serta menggunakan MapGuide 2.2 dalam implementasi visual peta spasial masjid dan musholla yang akan ditampilkan. 3.3.2.5 Model Pengujian (Testing) Model Pengujian merupakan model terakhir dari pengembangan USDP. Pada tahapan pengujian ini merupakan tahap pengetesan aplikasi oleh pengguna/user. Pada tahapan ini peneliti menggunakan kuesioner tertulis, yaitu dengan
melakukan
pembagian
kuesioner
untuk
menilai
aplikasi
yang
dikembangkan oleh peneliti. Selama proses pengujian, peneliti akan menggunakan metode black box testing, dimana metode ini memfokuskan pada keperluan fungsional dari software. Dan kuesioner yang peneliti buat dapat dilihat pada Lampiran E.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Daerah Penelitian Kecamatan Serpong terletak di sebelah timur kota Kabupaten Tangerang
dengan titik koordinat 6°18'52"S 106°39'41"E, luas wilayah ± 4.806,558 Ha termasuk dalam dataran tinggi dengan ketinggian ± 80 m diatas permukaan laut; dengan curah hujan rata-rata ± 1.710 mm/tahun dengan batas-batas : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cisauk dan Pamulang. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cisauk, Pagedangan dan Curug. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ciputat dan Pondok Aren. Pada Gambar 4.1 merupakan Peta dari Kecamatan Serpong :
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Serpong Jumlah penduduk berdasarkan data akhir yang diperoleh pada bulan Januari 2007 sebesar 173.917 jiwa dan sebagian besar penduduknya adalah pemeluk agama 75
76
Islam sebanyak 129.389 orang. Serta terdiri dari 47 bangunan masjid dan180 bangunan musholla. 4.1.1
Visi dan Misi Kecamatan Serpong
Visi :“ Terwujudnya masyarakat Serpong yang berorientasi perkotaan dan berwawasan lingkungan Tahun 2010”. Misi : a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berjiwa wirausaha dan partisipatif terhadap pembangunan; b. Mewujudkan sarana dan prasarana transportasi, kesehatan, pendidikan, olahraga dan keagamaan; c. Mewujudkan masyarakat Serpong yang cinta lingkungan, kebersihan dan keindahan. 4.1.2
Struktur Organisasi Struktur organisasi Kecamatan Serpong yang mengacu kepada keputusan
Bupati Tangerang Nomor 51 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Serpong, meliputi :
77
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
4.1.3
Kondisi Umum Kecamatan Serpong Gambaran kondisi umum tempat ibadah Kecamatan Serpong sebagai
berikut : Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kelurahan Serpong Cilenggang Rawa Buntu Rawa Mekar Jaya Ciater Buaran Lengkong Gudang Lengkong Gudang Timur Lengkong Wetan Jelupang Pondok Jagung Pakulonan
Laporan Registrasi Kependudukan Tabel 4.2 Laporan Registrasi Kependudukan Bulan: Januari 2009 No Kelurahan 1. Buaran 2. Ciater 3. Rawa Buntu 4. Serpong 5. Lengkong Gudang 6. Cilenggang 7. Lengkong Wetan 8. Rawa Mekar Jaya 9. Lengkong Gudang Timur (Sumber : Kecamatan Serpong)
4.2
Model Analisis (Analysis)
4.2.1
Analisis Kebutuhan
Jumlah Penduduk 23.558 23.016 32.860 26.966 13.544 15.776 15.370 25.448 17.974
Pada tahap analisis kebutuhan ini merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan ini dapat diartikan juga suatu keinginan atau suatu hal dari User atau stakeholder. Untuk itu dibuat suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan di Kecamatan Serpong mengenai informasi lokasi tempat peribadatan umat Islam yakni masjid dan musholla. Dari hasil wawancara langsung ke Kecamatan Serpong dengan Bapak Taher selaku Kepala Bidang Sarana dan Prasarana di Kecamatan Serpong diperoleh berbagai kebutuhan (Hasil wawancara lengkap dapat dilihat di lampiran A), yaitu: 1.
Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan informasi yang jelas mengenai informasi masjid dan musholla di Kecamatan Serpong.
79
2.
Kebutuhan sistem informasi lokasi dan gambar/potret yang dapat memberikan informasi secara visual sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi tempat ibadah yang bersangkutan.
Gambar 4.3 merupakan Use Case terhadap suatu sistem di mana setiap actor dapat berinteraksi dengan Use Case tertentu.
Gambar 4.3 Use Case Diagram SIMTEDA
80
Spesifikasi Use Case Diagram Masjid dan Musholla Tabel 4.3 Spesifikasi Use Case Mengetik URL Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event Post Condition
Description Mengetik URL Admin, User dan Pemerintah Pengetikan halaman utama di browser Use Case ini menggambarkan ketika actor mengetik URL di browser. 1. Actor mengetik URL 2. Sistem akan merespon permintaan actor Web SIMTEDA berhasil ditampilkan
Tabel 4.4 Spesifikasi Use Case Melakukan Login Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event Post Condition
Description Melakukan Login Admin dan Pemerintah Merupakan halaman utama web Use Case ini menggambarkan ketika actor mengetik username dan password di halaman utama/home 1. Actor mengetik Username 2. Actor mengetik Password Login berhasil
Tabel 4.5 Spesifikasi Use Case Melihat Profil Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event Post Condition
Description Melihat Profil Admin, User dan Pemerintah Profil Seputar Kecamatan Serpong Use Case ini menggambarkan ketika actor melihat profil Kecamatan Serpong. 1. Actor mengklik menu profil 2. Sistem akan merespon permintaan actor Profil Kecamatan Serpong berhasil ditampilkan
Tabel 4.6 Spesifikasi Use Case Melihat Berita Spesification Use Case Name Actor Brief Description
Description Melihat Berita Admin, User dan Pemerintah Berita mengenai perkembangan masjid dan musholla
81
Scenario Event
Use Case ini menggambarkan ketika actor melihat berita terbaru. 1. Actor mengklik menu berita 2. Sistem akan merespon permintaan actor Berita berhasil ditampilkan
Post Condition
Tabel 4.7 Spesifikasi Use Case Memberikan Comment Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event
Post Condition
Description Memberikan Comment Admin, User dan Pemerintah Halaman kritik dan saran Use Case ini menggambarkan ketika actor memberikan kritik dan saran, kecuali admin 1. Actor mengetik komentar 2. Actor mengirimkan komentar 3. Sistem merespon permintaan actor Komentar berhasil di kirim
Tabel 4.8 Spesifikasi Use Case Melihat Galeri Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event Post Condition
Description Melihat Galeri Admin, User dan Pemerintah Actor mengolah SIG lokasi Masjid dan Musholla berbasis web Use Case ini menggambarkan ketika actor melakukan pengolahan datadata dan outputnya bisa digunakan oleh User 1. Actor mengklik menu galeri 2. Actor melihat foto-foto/gambar masjid dan musholla Pengaksesan berhasil
Tabel 4.9 Spesifikasi Use Case Melihat Peta Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event
Post Condition
Description Melihat Peta Admin, User dan Pemerintah Actor dapat mengakses menu peta yang terdiri atas print, download, buffer, measure, zoom, serta tools dan menu-menu lainnya Use Case ini menggambarkan ketika actor melihat menu peta 1. Actor mengklik menu peta 2. Actor melihat peta, pencarian Masjid/Musholla serta mendownload/cetak peta. Pengaksesan berhasil
82
Tabel 4.10 Spesifikasi Use Case menggunakan Tools Peta Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event Post Condition
Description Menggunakan Tools Peta Admin, User dan Pemerintah Actor bisa menggunakan tools peta yang terdiri dari print, download, buffer, measure, zoom serta tools dan menu lainnya Use Case ini menggambarkan ketika actor menggunakan tools peta yang dibuat oleh admin 1. Actor memilih tools yang diinginkan 2. Actor menggunakan tools tersebut Pengaksesan berhasil
Tabel 4.11 Spesifikasi Use Case Melakukan Pencarian Masjid dan Mushollla Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario Event Post Condition
Description Melakukan Pencarian Masjid dan Musholla Admin, User dan Pemerintah Actor bisa mengakses SIG tersebut kapanpun dan dimanapun Use Case ini menggambarkan ketika actor melakukan pencarian masjid dan musholla 1. Actor mengklik menu pencarian 2. Actor mengetik nama masjid/musholla dan kelurahannya. Pengaksesan berhasil
Tabel 4.12 Spesifikasi Use Case Melakukan Update Berita Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario
Event Post Condition
Description Melakukan Update Berita Admin Actor bisa melakukan update berita-berita terbaru Use Case ini menggambarkan ketika actor melakukan update berita terbaru mengenai perkembangan masjid dan musholla di Kecamatan Serpong 3. Actor mengklik menu berita 4. Actor melakukan input, edit dan hapus berita Pengaksesan berhasil
Tabel 4.13 Spesifikasi Use Case Melihat Kritik dan Saran Spesification Use Case Name Actor
Description Melihat Kritik dan Saran Admin dan Pemerintah
83
Brief Description Scenario Event Post Condition
Actor melihat kritik dan saran dari masyarakat Use Case ini menggambarkan ketika actor melihat tampilan kitik dan saran dan membalasnya. 5. Actor mengklik menu kritik dan saran 6. Actor melihat semua kritik dan saran masyarakat Pengaksesan berhasil
Tabel 4.14 Spesifikasi Use Case Melakukan Update Manajemen Peta Spesification Use Case Name Actor Brief Description Scenario
Event
Post Condition
4.2.2
Description Melakukan Update Manajemen Peta Admin dan Pemerintah Actor melakukan update manajemen peta Use Case ini menggambarkan ketika actor melihat tampilan Manajemen Peta dan akan melakukan update masjid dan musholla, dan apabila dalam update ingin melakukan penghapusan harus ada persetujuan dari admin. 1. Actor mengklik manajemen peta 2. Actor akan melakukan update manajemn 3. Sistem akan merespon permintaan actor Update Manajemen Peta berhasil
Analisis Sistem Analisis sistem digunakan untuk menganalisis sistem sebelumnya berjalan
dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam pendokumentasian data masjid dan musholla. 4.2.2.1 Sistem yang Berjalan Menganalisis sistem yang berjalan merupakan langkah yang penting untuk mengetahui kelemahan sistem, sehingga dapat dirancang sistem pembantu untuk memperbaiki kelemahan sistem tersebut. Berikut merupakan sistem yang berjalan:
84
1. User atau masyarakat
mendatangi Kantor Pemerintahan
Kecamatan Serpong untuk memperoleh data masjid dan musholla. 2. User/masyarakat menemui sekretaris dengan menunjukkan surat permohonan. 3. Sekretaris menyerahkan permohonan tersebut kepada bagian staf Sarana dan Prasarana (Pendataan, pelayanan informasi, dan perizinan) 4. Surveyor melakukan survei lapangan untuk menentukan titik lokasi masjid dan musholla di Kecamatan Serpong dengan menggunakan GPS. 5. Staf Sarana dan Prasarana melakukan pengecekan daerah yang di minta. Setelah data sesuai dengan yang dibutuhkan oleh user selanjutnya data diberikan kepada user. 6. User/masyarakat mendapatkan data informasi masjid dan musholla. Pada Gambar 4.4 merupakan penjelasan sistem yang berjalan.
Gambar 4.4 Sistem yang Berjalan
85
4.2.2.2 Kelemahan Sistem yang Berjalan Kelemahan Sistem yang Berjalan: 1. Berbasis pencatatan manual menggunakan form, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan data kuantitas masjid dan musholla perkelurahan di Kecamatan Serpong. 2. Data tidak terintegrasi dalam satu database. 3. Sering terjadi keterlambatan dalam proses pengiriman data. 4.2.2.3 Sistem yang Diusulkan Berdasarkan pemasalahan yang dibahas dalam analisa kebutuhan, maka peneliti mengusulkan cara membangun Sistem Informasi Spasial Tempat Peribadatan Di Kecamatan Serpong. Pembangunan Sistem Informasi Spasial ini adalah untuk membantu memberikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat tentang titik tempat peribadatan di Kecamatan Serpong. Adapun Sistem Informasi Spasial yang diusulkan untuk Kecamatan tersebut adalah : 1.
Diusulkan dalam perancangan pembangunan Sistem Informasi Spasial yang berbasis web ini dirancang berdasarkan data-data yang tersedia sehingga mampu memberikan informasi dengan tepat mengenai tempat peribadatan yang berada di Kecamatan Serpong, khususnya untuk Masjid dan Musholla.
2.
Sistem yang diusulkan berbasis web agar dapat memudahkan pemerintah maupun masyarakat luas di dalam melihat titik lokasi serta gambar masjid dan musholla.
86
Pada Gambar 4.5 merupakan gambar sistem yang diusulkan untuk membangun aplikasi ini adalah :
Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan 4.2.2.3.1 Peta Peta yang digunakan adalah peta vektor yang digunakan untuk menampilkan informasi masjid dan musholla, point/titik yang dimunculkan pada peta dimaksudkan untuk memudahkan user untuk memperoleh informasi mengenai data-data tentang masjid dan musholla yang dipilih dengan mengklik point dan kemudian muncul informasi atribut yang dibutuhkan. 4.2.2.3.2 Membuat Objek yang Diusulkan 1. Data Spasial yang Digunakan Penggunaan data spasial untuk menggambarkan point dari masjid dan musholla
dikecamatan
Serpong.
Objek
ini
diperoleh
dari
BAKOSURTANAL dan hasil penelitian secara langsung dengan
87
menggunakan GPS dan diolah melalui software ArcView versi 3.3 yang menghasilkan proyeksi UTM. 2. Data Atribut Data atribut adalah data yang menjelaskan tentang detail spasial. Data yang akan ditampilkan berupa data primer yang di dapat dari Instansi dan sekunder yang di dapat dari hasil survei. Atribut masing-masing data tersebut akan dijelaskan pada problem domain. User dapat melihat data atribut dari peta dengan mengklik point maka akan menghasilkan informasi-informasi data yang ditampilkan secara otomatis. 4.2.2.3.3 Kelebihan Sistem yang Diusulkan Adapun kelebihan sistem yang diusulkan adalah : 1. Dapat memberikan informasi nama masjid/musholla, lokasi, status IMB, gambar/foto dan lain-lain dalam bentuk peta. 2. Dapat mengetahui persebaran masjid dan musholla di Kecamatan Serpong. Langkah Pembuatan Sistem di dalam ArcView
4.3
Adapun langkah pembuatan sistem di dalam ArcView adalah : 1.
Bukalah program ArcView yang sudah di-instal dari komputer.
88
Gambar 4.6 Tampilan Awal Program 2.
Setelah ArcView dijalankan dari program maka akan tampak tampilan kotak dialog sebagai berikut. Dan akan terlihat pilihan yang akan saya pilih. Tetapi karena peta ini sudah ada dan berbentuk .apr maka saya akan memilih “Open an existing project”.Kemudian tekan OK.
Gambar 4.7 Tampilan Awal ArcView 3.
Tampilan open project muncul dan kita akan mencari serta membuka penyimpanan data peta Serpong yang berbentuk .apr, kemudian tekan OK.
89
Gambar 4.8 Tampilan Directory Penyimpanan File .apr 4.
Kemudian akan terbuka peta Kecamatan Serpong dalam bentuk .apr setelah di-cropping.
Gambar 4.9 Tampilan Peta Kecamatan Serpong setelah di-Cropping Karena sebelum di-cropping peta yang didapatkan dari Bakosurtanal adalah sebagai berikut :
90
Gambar 4.10 Tampilan Peta Sebelum di-Cropping 5.
Setelah itu saya masukkan koordinat masjid dan musholla yang ada di Kecamatan Serpong melalui menu.
Gambar 4.11 Tampilan Membuat Point Baru 6.
Setelah Klik OK tentukan dimana file masjid.shp atau musholla.shp akan disimpan.
91
Gambar 4.12 Tampilan Penyimpanan File .shp 7.
Didalam toolbar akan terlihat penambahan point.
Gambar 4.13 Tampilan Penambahan Point pada Toolbar 8.
Setelah itu saya meletakkan koordinat titik masjid dan musholla hasil dari survey lapangan. Dengan cara klik tanda point ( ) pada toolbar, klik sembarang tempat kosong, klik kanan shape properties, dan akan tampil kotak shape properties, klik “add” dan masukkan koordinat X dan Y,
92
kalau sudah dimasukkan klik OK. Lakukan hal yang sama pada titik-titik masjid atau musholla yang lain.
Gambar 4.14 Tampilan Cara Memasukkan Point Masjid atau Musholla 9.
Dan akan terlihat hasil titik masjid dan musholla di setiap Kelurahan di Kecamatan Serpong.
Gambar 4.15 Tampilan Titik Masjid dan Musholla 10. Masukkan atribut masjid atau musholla dari hasil survei, dengan mengklik Theme, pilih table atau pada toolbar klik Open Theme Table. Apabila salah satu theme aktif, maka salah satu baris juga akan terlihat berwarna kuning. Kemudian atifkan tabel dengan mengklik
.
93
Apabila sudah aktif klik
lalu masukkan atribut tersebut
sudah sesuai kebutuhan. Lakukan hal yang sama pada kolom yang lain. Setelah semuanya diinput tutup tabel tersebut.
Gambar 4.16 Tampilan Atribut Musholla.shp 11. Gunakan Hotlink untuk mencantumkan gambar masjid dan musholla. Dengan
mengklik
.
Pada
Field
“Gambar” dan pada Predefined Action pilih “Link To Image File”.
pilih
94
Gambar 4.17 Tampilan Hotlink 12. Dan akan terlihat pada toolbar Hotlink tersebut aktif. Kemudian klik dan tentukan point masjid dan musholla yang akan ditampilkan gambarnya.
Gambar 4.18 Tampilan Hotlink pada Toolbar
95
Gambar 4.19 Tampilan Musholla yang dipilih 13. Terakhir yaitu menampilkan layout peta. Adapun langkah untuk mnampilkan layout peta adalah dengan mengaktifkan layer dan kemudian klik View, lalu Layout dan dalam kotak Template Manager pilih tampilan Layout yang diinginkan kemudian klik OK.
Gambar 4.20 Layout Peta
96
4.4
Model Perancangan (Design) Perancangan adalah penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan
implementasi. Desain merupakan rekayasa representasi yang berarti terhadap sesuatu yang hendak dibangun. Tabel 4.15 merupakan perbandingan antara Model analisis dan Model Perancangan adalah sebagai berikut : Tabel 4.15 Perbandingan Model Analisis dan Model Perancangan Model Analisis
Model Perancangan
Merupakan model konseptual karena merupakan abstraksi sistemdan mengabaikan permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan implementasi. Dapat diterapkan kebeberapa perancangan. Tiga stereotype konseptual pada kelas , <entity>, dan .
Merupakan model fisik karena ia merupakan ‘cetak biru’ implementasi.
Spesifik untuk implementasi tertentu.
Setiap jenis stereotype kelas yang bersifat fisik, bergantung pada bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem. Kurang bersifat formal. Lebih bersifat formal. Relatif mudah untuk dikembangkan. Relatif mahal untuk dikembangkan. Sedikit perlapisan (layer). Lebih banyak perlapisan (layer). Dinamis (tetapi tidak terlalu berfokus Dinamis (lebih berfokus pada urutan). pada urutan). Meemberi gambaran perancangan Memanifestasikan perancangan sistem sistem, termasuk arsitektur sistem. termasuk arsitekturnya. Terutama dikembangkan menggunakan Terutama dibuat dengan “pemrograman ‘tangan’ dalam diskusi-diskusi kerja, visual” dalam lingkup rekayasa dan sebagainya. sistem/perangkat lunak. Mungkin tidak dipelihara disepanjang Pada umumnya dipelihara di sepanjang siklus hidup perangkat lunak yang siklus hidup perangkat lunak yang lengkap. lengkap. Mendefinisikan struktur yang penting Membentuk sistem sementara mencoba untuk membentuk sistem termasuk sedemikian rupa mempertahankan didalamnya membuat model struktur yang didefinisikan oleh model perancangan. analisis.
4.4.1
Identifikasi Pemakai Sistem
4.4.1.1 Activity Diagram SIMTEDA
Gambar 4.21 Activity Diagram SIMTEDA 97
98
4.4.1.2 Sequence Diagram
Gambar 4.22 Sequence Diagram Admin Input, Edit dan Hapus
99
Berikut merupakan penjelasan dari Sequence Diagram Admin Input, Edit, dan Hapus adalah : 1. Admin memasukkan halaman awal URL, kemudian pada tahap awal menu utama, Admin harus melakukan login terlebih dahulu, supaya sistem yang dibuat Admin tidak bisa dipakai oleh siapapun. 2. Admin melihat menu berita yang baru dibuat dan akan melakukan input data informasi-informasi terbaru yang akan ditampilkan di menu berita. Dan kemudian informasi tersebut disimpan ke dalam database Admin. 3. Admin melihat menu edit berita, kemudian data berita-berita tersebut diedit sesuai dengan adanya informasi-informasi terbaru baik secara umum maupun khusus. 4. Admin melihat menu hapus berita, kemudian data berita-berita yang lama dihapus. 5. Admin melihat menu kritik dan saran dan akan melakukan balasan atas pesan-pesan tersebut. 6. Admin melihat menu kritik dan saran, kemudian komentar dari User yang lama dihapus. 7. Admin melihat menu peta yang baru dibuat dan sistem akan merespon permintaan admin 8. Admin akan melakukan input manajemen peta dalam hal ini adalah masjid dan musholla dan sistem akan merespon permintaan Admin. 9. Admin akan melakukan input masjid yang baru, dan data masjid yang berhasil diinput kemudian disimpan kedalam database.
100
10. Apabila terjadi kesalahan dalam menginput koordinat, maka penginputan yang sebelumnya dihapus terlebih dahulu. 11. Sebaliknya sistem akan melakukan pengecekan. 12. Setelah itu input koordinat yang ingin diperbaiki. 13. Simpan data tersebut ke dalam sistem. Dan sistem akan merespon permntaan admin. 14. Admin akan melakukan edit data masjid kemudian memperbarui data masjid yang lama dan disimpan di database. 15. Admin akan melakukan hapus data masjid, dan kemudian menghapus data masjid yang tidak terdeteksi dan sistem juga akan merespon permintaan hapus masjid. 16. Admin akan melakukan input musholla yang baru, dan data musholla yang berhasil diinput kemudian disimpan ke dalam database. 17. Admin akan melakukan edit data masjid, kemudian memperbarui data musholla yang lama dan disimpan di database. 18. Admin akan melakukan hapus data masjid, dan kemudian menghapus data musholla yang tidak terdeteksi dan sistem juga akan merespon permintaan hapus musholla. 19. Setelah semua data di-upgrade. Maka Admin akan keluar dari sistem atau melakukan logout Admin. Dan sistem akan merespon permintaan admin
101
menu home
menu berita
menu kritik dan saran
menu peta
pemerintah
membuka web masjid dan musholla kec. Serpong melakukan login sistem merespon melihat berita
input berita
data berita berhasil diinput edit berita
edit berita
data berita berhasil diedit hapus berita
hapus berita
data berita berhasil dihapus melihat kritik dan saran sistem merespon permintaan admin hapus comment
comment berhasil dihapus
hapus comment
melihat peta sistem merespon melihat manajemen peta sistem merespon input data masjid
masjid berhasil diinput
input masjid
data berhasil disimpan edit data masjid
masjid berhasil diedit
edit masjid
input data musholla input musholla data masjid berhasil diinput edit data musholla
data masjid berhasil diedit logout sistem logout berhasil
Gambar 4.23 Sequence Diagram Pemerintah
edit data musholla
102
Berikut merupakan penjelasan dari Sequence Diagram Pemerintah adalah : 1. Pemerintah memasukkan halaman awal URL, kemudian pada tahap awal menu utama, Pemerintah harus melakukan login terlebih dahulu, supaya sistem Pemerintah tidak bisa dipakai oleh siapapun, kecuali admin. 2. Pemerintah melihat menu berita yang baru dibuat dan akan melakukan input data informasi-informasi terbaru yang akan ditampilkan di menu berita. Dan kemudian informasi tersebut disimpan ke dalam database Pemerintah. 3. Pemerintah melihat menu edit berita, kemudian data berita-berita tersebut diedit sesuai dengan adanya informasi-informasi terbaru baik secara umum maupun khusus. 4. Pemerintah melihat menu hapus berita, kemudian data berita-berita yang lama dihapus. 5. Pemerintah melihat menu kritik dan saran dan akan melakukan balasan atas pesan-pesan tersebut. 6. Pemerintah melihat menu kritik dan saran, kemudian komentar dari User yang lama dihapus. 7. Pemerintah melihat menu peta yang baru dibuat dan sistem akan merespon. 8. Pemerintah akan melakukan input manajemen peta dalam hal ini adalah masjid dan musholla dan sistem akan meresponnya.
103
9. Pemerintah akan melakukan input masjid yang baru, dan data masjid yang berhasil diinput kemudian disimpan ke dalam database, tetapi seblumnya harus ada persetujuan dari admin 10. Pemerintah akan melakukan edit data masjid kemudian memperbarui data masjid yang lama dan disimpan di database. 11. Pemerintah akan melakukan input musholla yang baru, dan data musholla yang berhasil diinput kemudian disimpan ke dalam database, tetapi sebelumnya harus ada persetujuan dari admin. 12. Pemerintah akan melakukan edit data masjid, kemudian memperbarui data musholla yang lama dan disimpan di database. 13. Setelah semua data di-upgrade. Maka Pemerintah akan keluar dari sistem atau melakukan logout Pemerintah. Dan sistem akan merespon permintaan pemerintah.
Gambar 4.24 Sequence Diagram User 104
Berikut merupakan penjelasan tentang dari Sequence Diagram User : 1. User membuka web Spasial masjid dan musholla kecamatan Serpong dengan cara mengetikkan di URL di halaman browser. 2. User melihat tampilan depan (home) dari halaman browser tersebut. 3. User melihat tampilan profil Kecamatan Serpong. 4. User melihat berita-berita terbaru yang telah ter-update dari Admin. 5. User melihat tampilan Kritik dan Saran, kemudian apabila User mempunyai kritik atau ingin memberikan tanggapan, maka User dapat mengetikkan semua comment tersebut kemudian dikirimkan ke dalam sistem. 6. User melihat tampilan peta dan disana terdapat template peta beserta tools-tools-nya, layer, legenda, query dan skala peta. 7. User dapat menggunakan menu task, menu ini terdiri atas Home (sekilas tentang
Kecamatan
Serpong),
Pencarian
Masjid
dan
Musholla
berdasarkan Kelurahan, Buffer (menyeleksi jarak yang dikehendaki) dan Measure (menentukan jarak yang diinginkan). 8. Kemudian sistem merespon permintaan User. 9. User dapat menutup aplikasi atau melihat menu-menu yang lain dan computer/sistem akan merespon permintaan User. 4.4.1.3 Statechart Diagram Statechart Diagram digunakan untuk menggambarkan perubahan sistem dari satu state ke state yang lain. Perancangan Statechart Diagram ini digunakan
105
untuk mempermudah menggambarkan segala kemungkinan yang dapat terjadi dari suatu keadaan ke keadaan berikutnya.
Gambar 4.25 Statechart Diagram Menu Home
Gambar 4.26 Statechart Diagram Menu Profil
Gambar 4.27 Statechart Diagram Menu Berita
106
Gambar 4.28 Statechart Diagram Menu Galeri
Gambar 4.29 Statechart Diagram Menu Peta
Gambar 4.30 Statechart Diagram Tasks
107
4.4.1.4 Class Diagram <>musholla{GeoTypeConstrain=Point}
Perancangan Struktur Menu Aplikasi Dalam perancangan aplikasi ini terdapat beberapa menu yang akan
digunakan oleh pemerintah dan masyarakat yang berupa menu Home, Profil Kecamatan Serpong, Berita, Kritik dan Saran, dan Peta. Pada Gambar 4.32 merupakan struktur SIMTEDA.
108
Gambar 4.32 Struktur SIMTEDA 4.4.3
Perancangan Antarmuka Aplikasi Dalam penggunaan aplikasi ini, maka pengguna akan mengetahui menu
apa saja yang akan ditampilkan. Pada menu peta pengguna bisa mengklik titik masjid atau musholla.Tetapi sebelumnya User terlebih dahulu harus mengaktifkan layer apa yang akan ditampilkan. Dan untuk melihat informasi serta foto masjid dan musholla tersebut User dapat memilih mode aplikasinya apakah tampilan informasi satu layer atau banyak layer. Selain itu ada juga tahapan perancangan antarmuka aplikasi. Aplikasi yang akan dibangun dirancang sesederhana mungkin sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakannya. Rancangan menu aplikasi SIMTEDA ini adalah dapat dilihat pada Gambar 4.33. a.
Rancangan menu SIMTEDA :
109
Gambar 4.33 Menu SIMTEDA Berikut merupakan penjelasan tentang menu utama SIMTEDA : 1. Logo yaitu simbol dari web. 2. Judul yaitu tema dari aplikasi yang dibuat, yaitu Sistem Informasi Geografis Masjid dan Musholla di Kecamatan Serpong. 3. Menu home yaitu penjelasan tentang Sistem Informasi Tempat Ibadah (Masjid dan Musholla) di Kecamatan Serpong. 4. Menu Profil Kecamatan Serpong yaitu menu yang akan menjelaskan tentang seputar Kecamatan Serpong. 5. Menu Berita yaitu menu yang menggambarkan tentang berita-berita terbaru seputar masjid dan musholla di kecamatan Serpong, baik berupa berita umum maupun khusus. 6. Menu Galeri yaitu gambar/foto-foto yang diambil dalam pada penelitian dilapangan. 110
7. Menu peta merupakan menu yang menunjukkan lokasi masjid dan musholla di Kecamatan Serpong. b. Rancangan menu peta, dapat dilihat pada Gambar 4.34.
Gambar 4.34 Menu Peta Berikut merupakan penjelasan tentang menu peta : 1. Print, digunakan untuk mencetak layout peta. 2. Measure, digunakan untuk mengukur jarak yang ditentukan di peta. 3. Buffer, digunakan untuk menyeleksi jarak pada peta. 4. Zoom, dibedakan menjadi 3 yaitu Previous View, Next View dan Initial Map View digunakan untuk menampilkan ekspresi peta setelah diklik. 5. Zoom Rectangle, yaitu menu menu untuk memperbesar pada satu area peta. 6. Zoom In, digunakan untuk memperbesar peta. 111
7. Zoom Out, digunakan untuk memperkecil peta. 8. Select Mode, digunakan untuk memilih tools yang diinginkan. 9. Pan Mode, digunakan untuk menggeser peta baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal. 10. Close The Taskbar, digunakan untuk menutup area taskbar dan untuk mengembalikannya dengan mengklik refresh pada browser. 11. Home, digunakan untuk meposisikan peta kebentuk semula. 12. Back, digunakan untuk mengembalikan peta ke posisi sebelumnya. 13. Next, digunakan untuk mengembalikan peta ke posisi sesudahnya. 14. Task, merupakan pilihan untuk menyeleksi dan menjalankan peta. 15. Legenda, yaitu keterangan dari pewarnaan peta. 16. Hasil Query, yaitu keterangan atribut dari layer yang dipilih. 17. Area peta yang berisi peta letak masjid dan musholla di Kecamatan Serpong. 18. Zoom Full Extend, menu yang menunjukan tampilan pada saat pertama kali menu peta dibuka. Peta tersebut akan diperbesar mencakup keseluruhan wilayah Kecamatan Serpong. 19. Keterangan awal tampilan. 20. Show Coordinate yaitu menu yang digunakan untuk menampilkan koordinat yang diklik. Menu ini memungkinkan User mengetahui nilai posisi x dan y dari koordinat yang diklik. 21. Jumlah fitur-fitur yang diseleksi. 22. Jarak Peta dalam satuan kilometer. 112
23. Skala peta. Skala merupakan perbandingan antara peta yang di tampilkan di website dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
4.5
Model Deployment Perancangan Arsitektural dari model ini dapat dilihat pada Gambar 4.35,
dimana semua komponen yang akan melakukan komunikasi, disinkronisasi dan bagaimana mereka saling berbagi satu dengan yang lainnya.
Gambar 4.35 Deployment Diagram
4.6
Model Implementasi (Implementation) Pada tahap ini prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan sistem
sesuai dengan model perancangan yang disetujui. 4.6.1
Sarana Pendukung Aplikasi SIMTEDA Aplikasi SIMTEDA ini dikembangkan dengan menggunakan hardware
dan software yang akan dijelaskan berikut : 113
3. Hardware Perangkat keras yang digunakan adalah PC (Personal Computer) yang terhubung dengan jaringan, baik jaringan internet maupun local. Spesifikasi perangkat keras harus dipenuhi untuk pengembangan perangkat lunak yang dirancang adalah minimal dapat menjalankan perangkat lunak sesuai kebutuhan.Perangkat yang dibutuhlkan sangat bergantung pada kebutuhan aplikasi itu sendiri. 4. Software g. Sistem operasi komputer : Linux, Windows, Mac OS X, Solaris. h. Program MapGuide Open Source 2.2 dan program SIG pendukung lainnya. i. PHP-win32 1.4.11 dan MySQL 5.0.45 j. Text editor : Macromedia Dreamweaver, notepad, homesite dan lainnya. k. Browser internet : Ms. Internet Explorer, Mozilla, Opera. 4.6.2
Implementasi Sistem Dalam implementasinya, sistem ini dapat berjalan pada browser Internet
Explorer, Mozilla Firefox dan Opera. Dalam pengujian menggunakan jaringan, sistem ini telah diujikan pada sistem operasi yaitu Microsoft Windows XP Service Pack 2. Pada Gambar 4.36 merupakan gambar implementasi pada sistem operasi Microsoft Windows XP dengan Browser Internet Explorer:
114
Gambar 4.36 Implementasi SIMTEDA pada Lingkungan Windows XP dengan Browser Intenet Explorer 6.0 4.6.2.1 Preview User Sistem Berikut merupakan menu-menu yang terdapat dalam aplikasi SIMTEDA yang digunakan oleh masyarakat umum: 1.
Menu HOME Menu ini merupakan penjelasan tentang Sistem Informasi Tempat Ibadah di Kecamatan Serpong.
115
Gambar 4.37 Tampilan Menu Home 2.
Menu PROFIL Menu ini merupakan penjelasan dari seputar Kecamatan Serpong.
Gambar 4.38 Tampilan Menu Profil 3.
Menu BERITA Menu ini merupakan penjelasan tentang info dan berita-berita terbaru/ter-update dan artikel-artikel yang tersedia, serta User juga dapat melihat mengirim Comment apa saja tentang berita tersebut. 116
Gambar 4.39 Tampilan Menu Berita
Gambar 4.40 Artikel-artikel
Gambar 4.41 Form Comment 117
4.
Menu GALERI Menu ini merupakan galeri atau gambar Masjid dan Musholla di Kecamatan Serpong serta disajikan dalam bentuk flash.
Gambar 4.42 Tampilan Menu Galeri 5.
Menu PETA Pada Gambar 4.43 merupakan gambar menu peta. Menu peta merupakan menu yang menampilkan peta vektor, dalam menu ini User dapat mengakses informasi tentang peta SIMTEDA.
118
Gambar 4.43 Tampilan Menu Peta Berikut merupakan penjelasan dari menu Peta : a. Bottom
(print) dapat dilihat pada Gambar 4.44. Dan
apabila diklik create page, maka akan terlihat pada Gambar 4.45.
Gambar 4.44 Bottom Print 119
Gambar 4.45 Tampilan Directory Download b.
Bottom
(Measure) digunakan untuk mengukur jarak yang
diinginkan. Dapat dilihat pada Gambar 4.46 merupakan jarak antara satu musholla pada musholla yang lain dengan skala 1:25772.30.
Gambar 4.46 Pengukuran Jarak Melalui Measure 120
c.
Bottom
(Buffer) digunakan untuk menyeleksi jarak terdekat
dari area yang dipilih dengan skala 1:25772.30, misalnya saya ambil Masjid Baitul Ma’mur dengan jarak 1 mil dan setelah mengklik ”done” maka akan muncul
area mana saja yang
terseleksi jarak 1 Mil dari Masjid tersebut.
Gambar 4.47 Daerah yang Terseleksi d.
Menu Zoom merupakan menu untuk menampilkan zoom sebelum, sesudah, dan standar zoom.
Gambar 4.48 Zoom e.
Bottom
(Zoom In) digunakan untuk membesarkan ukuran
peta . 121
f.
Bottom
(Zoom Out) digunakan untuk mengecilkan ukuran
peta . g.
Bottom
(Select) digunakan untuk memilih tools yang
diinginkan. h.
Bottom
(Pan) digunakan untuk menggeser peta kearah kiri,
kanan, atas, bawah, ataupun diagonal. i.
Zoom Full Extend digunakan untuk membesarkan atau mengecilkan area peta.
Gambar 4.49 Zoom Full Extend j.
Tampilan peta interaktif setelah layer diaktifkan dan dapat dilihat pada Gambar 4.50.
122
Gambar 4.50 Tampilan Peta Interaktif k.
Bottom
(hide) dan
(show) digunakan untuk menampilkan
dan menyembunyikan keterangan.
Gambar 4.51 Hide Keterangan 123
Gambar 4.52 Show Keterangan l.
Bottom
(Home) digunakan untuk menampilkan halaman
awal aplikasi.
Gambar 4.53 Tampilan Home 124
m. Bottom
(Back) digunakan untuk menjalankan program ke
posisi sebelumnya. n.
Bottom
(Next) digunakan untuk mengembalikan program
setelah melakukan back. o.
Gambar 4.54 merupakan menu tasks yang terdiri dari Home, Pencarian, Buffer, dan Measure.
Gambar 4.54 Menu Tasks p.
Gambar 4.55 Menu Pencarian Masjid atau Musholla di setiap kelurahan
Gambar 4.55 Menu Pencarian q.
Gambar 4.56 merupakan Hasil dari Menu Pencarian.
125
Gambar 4.56 Hasil Pencarian r.
Gambar 4.57 merupakan gambar Legenda, layer yang dipilih, dan Tooltip (layer yang di sentuh).
Gambar 4.57 Keterangan Layer (Legenda)
126
Gambar 4.58 Keterangan Layer Musholla
Gambar 4.59 Hasil Tooltip s.
Gambar 4.60 merupakan keterangan koordinat, jumlah penyeleksian layer, skala dan luas peta pada saat melakukan penyeleksian di area peta dengan menggunakan select mode.
Gambar 4.60 Keterangan Koordinat, Jumlah Seleksi, Skala dan Luas Peta
127
4.6.2.2 Preview Administrator Sistem (Staf Teknis) Dalam pengeditan data, baik konten penjelasan dari menu-menu di atas maupun data atribut peta dibutuhkan seseorang yang memiliki otorisasi, oleh karena itu pada aplikasi SIMTEDA terdapat User administrator untuk melakukan pengudatean data. Berikut merupakan penjelasan cara pengupdatean masing- di atas Username “admin” dan password “admin”.Pada Gambar 4.61 merupakan gambar aplikasi web dalam jendela administrator masing menu. Untuk masuk ke dalam mode administrator masukan Username dan password dalam User login.Dalam aplikasi staf teknis.
Gambar 4.61 Aplikasi Dalam Jendela Administrator Staf Teknis
128
1.
Menu Data Berita Admin dapat meng-update berita-berita terbaru tentang Masjid dan Musholla di Kecamatan Serpong. Pada Gambar 4.62 yaitu gambar Lihat, Input, Edit dan Hapus Berita.
Gambar 4.62 Menu Lihat Berita
Gambar 4.63 Menu Edit Berita 129
Gambar 4.64 Menu Input Berita
Gambar 4.65 Menu Hapus Berita
130
2.
Menu Data Kritik dan Saran Pada Gambar 4.66 merupakan Lihat Data dan Hapus Data User yang mengirimkan Kritik dan Saran di web ini.
Gambar 4.66 Menu Lihat Data Kritik dan Saran
Gambar 4.67 Menu Hapus Data Kritik dan Saran 131
3.
Update Peta Gambar 4.68 merupakan tampilan awal dari menu admin dalam mengupdate peta.
Gambar 4.68 Tampilan Awal Peta 4.
Update Atribut Manajemen Peta Sebelum kita mengupdate Manajemen Peta, lihat dahulu previewnya. Pada Gambar 4.69 merupakan preview dari Manajemen Peta
Gambar 4.69 Preview Manajemen Peta
132
a. Menu Input Data Masjid Baru Pada Gambar 4.70 merupakan input data masjid baru.
Gambar 4.70 Tampilan Input Data Masjid Baru Setelah mengklik tombol simpan, maka akan menampilkan bahwa pemasukan masjid baru berhasil. Dan akan terlihat pada Gambar 4.71.
Gambar 4.71 Tampilan Input Berhasil b. Menu Ubah dan Hapus Data Masjid Pada gambar dibawah ini merupakan Ubah dan Hapus data Masjid. 133
Gambar 4.72 Menu Edit dan Hapus Data Masjid Di pojok kanan ada link ”Ubah dan Hapus”. Klik link ”Ubah” untuk mengubah data masjid apabila admin ingin merubahnya sesuai dengan keakurasian data yang diperoleh di lapangan. Dan klik ”Hapus” data masjid apabila data tersebut tidak sesuai.
134
Gambar 4.73 Menu Edit Data Masjid
Gambar 4.74 Tampilan Hapus Berhasil c. Menu Input Data Musholla Baru Pada Gambar 4.75 merupakan input data musholla baru. 135
Gambar 4.75 Tampilan Input Data Musholla Baru Setelah mengklik tombol simpan, maka akan menampilkan bahwa pemasukan musholla baru berhasil. Dan akan terlihat pada Gambar 4.76.
Gambar 4.76 Tampilan Input Berhasil 136
d. Menu Ubah dan Hapus Data Musholla Pada Gambar 4.77 merupakan Ubah dan Hapus data Musholla.
Gambar 4.77 Menu Edit dan Hapus Data Musholla Di pojok kanan ada link ”Ubah dan Hapus”. Klik link ”Ubah” untuk mengubah data mushollla apabila admin ingin merubahnya sesuai dengan keakurasian data yang diperoleh di lapangan. Dan klik ”Hapus” data musholla apabila data tersebut tidak sesuai.
137
Gambar 4.78 Menu Edit Data Musholla
Gambar 4.79 Tampilan Hapus Berhasil
138
4.7
Model Pengujian (Testing)
4.7.1 Maksud dan Tujuan Uji Coba SIMTEDA di buat dengan berbasis web dan dapat di akses oleh user/masyarakat. Oleh karena itu, sebelum sistem ini di terapkan dibutuhkan pengetesan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah sistem ini berjalan dengan baik atau masih ada kekurangan yang dapat mengganggu proses pengolahan dan pendistribusian informasi tata ruang. Testing yang digunakan ialah dengan cara mencoba menjalankan SIMTEDA di browser Mozilla Firefox v 2.0.0.3, Opera 9.20 dan Internet Explore v 6.0. Setelah di jalankan di browser, testing yang selanjutnya adalah dengan cara membuat kuesioner yang berisi pertanyaanpertanyaan tentang web SIMTEDA. 4.7.2 Teknik Operasional Pengujian Dalam melakukan pengetesan ini, penulis memilih 30 orang tester. Dalam pengetesan tersebut tester di persilahkan untuk mencoba menjalankan aplikasi SIMTEDA terlebih dahulu. Setelah itu di berikan form kuesioner yang berisi 10 pertanyaan pilihan ganda. Setiap pertanyaan di berikan 4 pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut terdiri dari ; a. Sangat Baik, b.baik, c. kurang baik dan d.buruk. 4.7.3 Hasil Pengujian Dari hasil pengumpulan data kuesioner yang di dapat, maka dapat dibuat tabel hasil pengujian. Hasil testing tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini:
139
Tabel 4.16 Hasil Pengujian
Pertanyaan
Sangat baik
Jumlah Baik Kurang Baik
Buruk
1.
7
22
2
0
2.
4
20
5
1
3.
8
22
0
0
4.
4
22
4
0
5.
5
25
0
0
6.
12
18
0
0
7.
7
13
0
0
8.
15
15
0
0
9.
7
13
0
0
10.
9
21
0
0
Dari Tabel 4.16 dapat dibuat diagram hasil kuseioner. Diagram Kuesioner dapat dilihat pada Gambar 4.80:
Diagram Hasil Kuesioner 1% 13%
28%
Sangat baik Baik Kurang baik
58%
Buruk
Gambar 4.80 Diagram Kuesioner 140
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah didapatkan maka dapat diambil kesimpulan untuk hasil testing dari web SIMTEDA ini. Dilihat dari Gambar 4.80 di atas, 58% responden menilai aplikasi SIMTEDA ini baik, 28% menilai sangat baik, 13% menilai kurang baik dan 1% menilai buruk. Maka dapat disimpulkan aplikasi SIMTEDA ini “baik” untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi lokasi masjid dan musholla secara cepat khususnya pada Kecamatan Serpong. Pada Tabel 4.17 dapat dilihat hasil pengujian browser : Tabel 4.17 Pengujian browser Browser Mozzila Firefox v 2.0.0.3 Internet Explorer v 6.0 Opera 9.20
Hasil
Sistem Operasi
Baik Kurang baik (Scroll pada hasil query tidak berfungsi) Kurang baik (Halaman print pada menu cetak peta tidak tampil maksimal sesuai ukuran)
Windows Xp Sp 2
Berdasarkan pengujian browser, fungsionalitas dari web dan peta dari aplikasi SIMTEDA berjalan dengan baik pada browser Mozilla Firefox 2.0.0.3. Pada browser Internet Explorer 6 dan Opera 9.20 tidak baik, karena pada menu cetak peta dan fungsi scroll pada hasil query tidak berjalan dengan baik.
141
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan di bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa: a. Sistem Informasi Spasial dibangun menggunakan sistem Web Base dengan menggunakan teknologi MapGuide Open Source yang didukung oleh teknologi PHP dan MySQL serta spatial extentions dimungkinkan untuk memudahkan pemerintah maupun user/masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai lokasi masjid dan musholla di Kecamatan Serpong. b. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kecamatan Serpong ternyata hasil Sistem Informasi berbasis web (internet) telah memberikan inventarisasi keberadaan masjid dan musholla oleh pemerintah daerah. Serta melakukan penyebaran kuesioner yang dilakukan 30 orang masyarakat di Kecamatan Serpong dengan hasil 58% responden menilai web SIMTEDA ini baik, 28% menilai sangat baik, 13% menilai kurang baik dan 1% menilai buruk.
5.2
Saran Adapun saran yang kiranya dapat membantu untuk membuat aplikasi ini
menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:
142
a. Diharapkan dalam penentuan titik lokasi tempat peribadatan, khususnya masjid dan musholla dilakukan/dideteksi secara keseluruhan, baik dijalan utama, sub jalan utama demi kepentingan umat Islam dalam melaksanakan ibadah. b. Untuk pengembangan selanjutnya, agar aplikasi ini dapat terhubung dengan citra satelit melalui media mobile/handset untuk mendeteksi jarak terdekat mengenai lokasi masjid dan musholla di Kecamatan Serpong.
143
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Muh. dan Salmet Pujiono. 2006. Sistem Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web. Penerbit: Gava Media. Yogyakarta. Bambang Hariyanto,Ir., MT. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Penerbit: Informatika. Bandung. Bayrak Tosun, Syekh. 2002. Energi Ibadah. Penerbit: Serambi. Jakarta. Betha Sidik, Ir. 2001. Mesdjid Pemrograman Web dengan PHP. Penerbit: Informatika. Bandung. Cahyono, Setiyo. 2006. Panduan Praktis Pemrograman Database Menggunakan MySQL dan JAVA. Penerbit: Informatika. Bandung. E. Ayub, Muhammad. 2002. Manajemen Masjid. Penerbit: Gema Insani. Jakarta Fathansyah. 2004. Sistem Basis Data. Penerbit: Informatika. Bandung. Hanapi, Hermawan. 2007. Tutorial ArcView. Jakarta. Irwanto, John S. Kom., MM. 2005. Perancangan Object Oriented Software dengan UML. Penerbit: ANDI. Yogyakarta. Jogiyanto, HM. 1999. Analisis &Desain Sistem Informasi. Penerbit: ANDI Yogyakarta. Moh. E. Ayub, Drs. 1996. Manajemen Masjid. Penerbit: Gema Insani. Jakarta. Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Penerbit: Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP (Unified Software Development Process). Penerbit: ANDI. Yogyakarta. Nugroho, Bunafit. 2009. Membuat Website Sendiri dengan PHP-MySQL. Penerbit: Media Kita. Yogyakarta. Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit: Informatika. Bandung.
144
Prahasta, Eddy. 2004. Sistem Informasi Geografis Tools dan Plug-Ins. Penerbit: Informatika. Bandung. Riyanto, Prilnari Eka Putra, dan Hendi Indelarko. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web. Penerbit: Gava Media. Yogyakarta. Sidi Gazalba, Drs. 1962. Mesdjid Pusat Ibadat dan Kebudajaan Islam. Penerbit: Pustaka Antara. Jakarta. Suar. 2009. Profil Kecamatan Serpong. ____________. Tangerang. ________. 2009. Adobe Dreamweaver CS4. Penerbit: ANDI. Semarang. ________. 2004. Aplikasi Program PHP & MySQL untuk Membuat Website Interaktif. Penerbit: ANDI. Madiun. Link : Belanda, Steven. 2000. The Transverse Mercator Universal Sistem. [Online]. Tersedia : http//www.uwgb.edu.[22 Juni 2011]. Pinet, Francois. 2004. Spatial Constrain Modelling with a GIS Extension of UML and OCL:Application to Agricultural Information System. [Online]. Tersedia : http//www.geology.isu.edu.[22 Juni 2011]. Riesterer, Jim. 2010. Sistem Koordinat Geografis. [Online]. Tersedia : http//www.uwgb.edu.[22 Juni 2011].
145
Lampiran A WAWANCARA Responden
: Bapak Taher
Jabatan
: Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kecamatan Serpong
Penanya
: Aliah Agustina
Tema
: Prosedur Sistem yang Berjalan
Tujuan
: Mengetahui tentang prosedur dan kegiatan pelayanan tempat ibadah yang ada di Kecamatan Serpong
Hasil Wawancara : Penanya
:
Apa tugas pokok dari pihak Kecamatan Serpong?
Responden
:
Tugas pokok dari Kecamatan Serpong adalah Melayani masyarakat sesuai dengan visi dan misinya. Tetapi ini dilakukan secara bertahap, karena sejak baru dibentuknya kota Tangerang Selatan pada tanggal 29 September 2008 oleh Menteri
Dalam
Negeri
Indonesia,
Mardiyanto,
setiap
masyarakat ingin mengetahui data-data mengenai sarana dan prasarana
di
Kecamatan
Serpong
khususnya
tentang
keagamaan masih kurang lengkap. Penanya
: Mengapa mereka tidak meminta di Dinas Tata Ruang saja pak atau minta ke tiap Kelurahan?
Responden
: Justru itu kalau masalah sarana dan prasarana yang lain mereka ada, tetapi kalau masalah tentang keagamaan mereka tidak menyimpan data-data itu. Karena menurut mereka itu kurang penting. Padahal itu penting sekali karena mayoritas penduduk disini
beragama
Islam, 146
jadi
kalau
ada
dari
pihak
Majelis/Remaja Masjid/Musholla lain ingin mengadakan acaraacara dan ingin mengundang Majelis/Remaja Masjid/Musholla di Kecamatan ini, mereka belum mengetahui alamat-alamat Masjid dan Mushollanya. Makanya mereka datang kesini untuk mendapatkan alamat tersebut. Kalau meminta ke setiap Kelurahan bisa juga, tapi kadang ada pihak Kelurahan meminta surat izin dulu dari pihak Kecamatan. Penanya
: Dan siapa yang menangani masalah ini pak?
Responden
: Disini kita mempunyai bagian/seksi Prasarana Wilayah, dan disitulah mereka akan mendapatkan informasinya.
Penanya
: Pak, apakah dalam mendapatkan data Masjid dan Musholla yang ada diKecamatan Serpong ini dikelompokkan berdasarkan Kelurahan atau tidak?
Responden
: iya, kami kelompokkan berdasarkan Kelurahan, supaya mudah dalam pencariannya. Karena kalau tidak dikelompokkan akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencarinya.
Penanya
: Kalau begitu Prosedur untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut masih manual ya pak?
Responden
: iya, mau bagaimana lagi prosedurnya sudah begitu.
Penanya
: Apabila mereka sudah mendapatkan alamat tersebut apakah mereka tahu lokasinya?
Responden
: Ada yang sudah tahu, dan ada juga yang masih tanya-tanya.
Penanya
: Apakah ada data peta yang menunjukkan dimana lokasi Masjid dan Musholla itu?
Responden
: Belum ada.
Penanya
: Penting atau tidakkah jika peta itu dibuat?
Responden
: Penting sekali untuk mengetahui lokasi Masjid dan Musholla, terutama bagi mereka yang tidak mengetahuinya, kalau ada peta mungkin mereka akan terbayang jalur untuk kesananya.
Penanya
: Kalau begitu, terima kasih ya pak atas waktunya. 147
Responden
: iya dik, sama-sama
Intisari Wawancara : Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis pada wawancara kali ini, penulis dapat mengetahui sistem yang berjalan tidak melakukan pendistribusian informasi dengan baik sehingga menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memperoleh data lokasi Masjid dan Musholla. Dalam sistem yang nanti diajukan, sistem tersebut menampilkan peta tempat peribadatan yakni Masjid dan Musholla yang dapat diakses oleh masyarakat di Kecamatan Serpong ataupun masyarakt lainnya. Pada wawancara juga dijelaskan tentang pentingnya sebuah data peta yang menunjukkan dimana lokasi Masjid dan Musholla di Kecamatan Serpong. Dari wawancara tersebut penulis mendapatkan informasi yang penting untuk mendukung penelitian yang dilakukan penulis. WAWANCARA Responden
: Bapak Suwandi
Jabatan
: Pengurus Masjid At-Taqwa Kelurahan Lengkong Gudang
Penanya
: Aliah Agustina
Tema
: Acara
Tujuan
: Mengetahui tentang prosedur dan kegiatan pelayanan tempat ibadah yang ada di Kecamatan Serpong
Hasil Wawancara : Penanya
:
Pagi Pak, Maaf kalau saya mengganggu.
Responden
: Oh tidak apa-apa, tapi ada apa ya?
Penanya
: begini Pak, saya Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disini saya lagi mengerjakan tugas akhir, dan saya mengambil 148
judulnya tentang penentuan lokasi Masjid dan Mushola di Kecamatan Serpong berbasis web. Responden
: iya, apa yang bisa saya bantu?
Penanya
: begini pak, bapak kan selaku pengurus masjid disini, pasti bapak yang mengurus-mengurus semua tentang masjid ini. Dan saya tadi wawancara dengan bapak Taher.
Responden
: Ohh..iya-iya, adajuga orang yang datang kesini dan dia mau tanya nama-nama masjid dan musholla disini, ya sudah ya sebutkan satu persatu. Terus dia mau minta rekapan datanya, saya bilang saja, saya tidak punya. Kalau mau minta di Kelurahan atau di Kecamatan saja. Ya sudah, ribet mbak.
Penanya
: Kalau saya mengajukan usul untuk membuat web SIG (Sistem Informasi Geografis) tentang lokasi masjid dan musholla, bagaimana menurut bapak, kebetulan saya lagi menyusun tugas akhir, makanya saya tertarik untuk memecahkan masalah ini.
Responden
: Ohh..bagus itu mbak. Biar orang-orang tidak bingung lagi dan tanya-tanya lagi. Iya kalau tau, nah kalau ditanya tidak tau bagaimana, karena disini kan kebanyakan masyarakat kurang peduli terhadap itu. Kalau sudah ada web itu lebih efisien, jadi tidak perlu susah-susah buat ke lokasi langsung. Karena saya tau itu pasti membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
Penanya
: Iya pak. Terima kasih ya atas infonya.
Responden
: Iya, sama-sama mbak.
Intisari Wawancara : Dalam wawancara ini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa ternyata masalah yang dihadapi masyarakat disini juga sama saja dengan masalah yang dihadapi pihak Kecamatan yaitu dalam lokasi penentuan masjid dan musholla di Kecamatan Serpong.
149
Lampiran B DATA MUSHOLLA
Nama Musholla NURUL IMAN NURUL HIKMAH AT TAUBAH AL-HIDAYAH AL-HUDDA AT TAQWA AL-MUHAJIRIN BAITUL MA'MUR RAUDATUL UMMAHAT RANCA AL-FIRDAUS AL-MUAWANAH AR ROHIM NURUL IMAN AL-HUDA AL-AMALI BABUSSALAM AL-BARAKAH AL-BAROKAH AL-MU'MINUN DARUSSALAM AR ROHMAN BAITUL MUSTAQIM AL-IKHLAS AL-IKHWAN AL-IKHLAS AL-IKHLAS AL-MUAWANNAH DARUL SAID BAITURROHMAN DARUSSALAM NURUL JANNAH NURUL IMAN AL-ISLAM AL-IKHLAS SAMILLAH AL-MAIDAH AT TAQWA NURUL INSAN NI'MATUL ITTIHAD AL-MAGFIRAH AL-IJTIHAD AL-BARKAH AL-IKHLAS AL-MUHAJIRIN
Luas Bangunan 5x9 5x7 5x9 8 x 15 8 x 12 5x9 8 x 12 5x9 9 x 12 5x7 8 x 12 5x9 8 x 12 8 x 12 5x8 9 x 18 5x9 8 x 15 10 x 15 9 x 15 5x9 5x7 9 x 12 9 x 12 5x9 8 x 15 5x7 10 x 15 10 x 15 8 x 12 5x9 5x9 5x9 5x7 8 x 12 5x9 5x9 5x9 5x9 5x8 8 x 12 5x7 8x9 5x9 5x9
Status IMB Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
9 x 12 8 x 12 8 x 12 8 x 12 8 x 12 8x8 8 x 12 8 x 12 5x8 8 x 12 8 x 12 8 x 12 9 x 18 8 x 12 9 x 19 8 x 12 10 x 15 5x9 9 x 12 8 x 12 9 x 15 8 x 12 8 x 12 5x9
Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
5x9
Ada
LENGKONG GUDANG TIMUR
8 x 12
Tidak Ada
LENGKONG GUDANG TIMUR
9 x 12
Ada
LENGKONG GUDANG TIMUR
8 x 12
Ada
LENGKONG GUDANG TIMUR
9 x 12
Tidak Ada
LENGKONG GUDANG TIMUR
9 x 12
Ada
LENGKONG GUDANG TIMUR
8 x 15 8 x 12 8 x 12 8x9 8 x 12 8 x 12 8 x 12 5 x9 8 x 12 8 x 12 8 x 12 8 x 12 8 x 12
Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada
LENGKONNG WETAN PAKULONAN PAKULONAN PONDOK JAGUNG PONDOK JAGUNG PONDOK JAGUNG PONDOK JAGUNG JELUPANG JELUPANG JELUPANG JELUPANG JELUPANG JELUPANG LENGKONG WETAN LENGKONG WETAN LENGKONG WETAN LENGKONG WETAN LENGKONG WETAN LENGKONG WETAN LENGKONG WETAN LENGKONG GUDANG LENGKONG GUDANG LENGKONG GUDANG LENGKONG GUDANG
AT TAUBAH NURUL AMAL AL-BAROKAH AL-HUDA AR ROHMAN AL-IKHLAS NURUL JANNAH AL –IKHLAS MIFTAHUL JANNAH AL-MUQLISIN AL HIKMAH AL ISTIQOMAH AR ROHMAN AL BARAKAH NURUL JANNAH DARUSSALAM AL-IHSAN AL-LATIF AL-HUDA AL-MUTTAQIN AL-MUCHLISIN NURUL IMAN AL-IKHLASH AL-HIKAM NURUL FALAH
Luas Bangunan 18 x 26 18 x 26 18 x 26 10 x 12 10 x 12 18 x 26 18 x 26 10 x 15 18 x 22 10 x 12 18 x 26 10 x 15 18 x 22 10 x 12 10 x 12 10 x 12 10 x 12 10 x 12 10 x 12 18 x 26
Status IMB
Kelurahan
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada