Rahasia Para Penulis Buku Best Seller Bagaimana Para Pebisnis Meningkatkan Omset dengan Menulis Buku
Kompilasi Wawancara Eksklusif dari Mr. Edy Zaqeus Tim Aquarius Resources www.aquariuslearning.co.id
Daftar Wawancara 1. Eni Kusuma: Belajar adalah Hak Saya!!! 2. Gregorius Agung: Saya Yakin Seratus Persen Bisa Hidup dari Menulis 3. Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan 4. Andrea Hirata: Menulis untuk Menggerakkan 5. Safir Senduk: Sepuluh Kiat Sukses Penulis Best Seller 6. Nathalia Sunaidi: Kita Punya Banyak Soulmate 7. Bambang Trim: Buku Kontroversi Tetap Jadi Primadona 8. Masbukhin Pradhana: Lebih Enak Memulai Bisnis Saat Masih Jadi Karyawan 9. Alexandra Dewi: Menulis Jadi Susah Kalau Orientasinya Melulu Pasar 10. Muhidin M. Dahlan: Saya adalah Nabi Kegelapan 11. Naning Pranoto: Menulis Saja Seperti Bernafas 12. Safak Muhammad: Gerakan Nasional Keberkahan Finansial untuk Atasi Kemiskinan dan Korupsi 13. Ade Kumalasari: Sekarang Ini Remaja Jadi Pelaku Budaya 14. Jessica Huwae: Penulis Tidak Harus Introvert 15. Clara Kriswanto: Pendidikan Seksualitas Anak dengan Perspektif Citra Diri Positif
2
diapresiasi oleh khalayak. Sejumlah artikel motivasinya juga berhasil dimuat di situs motivasi dan pengembangan diri terpopuler, Pembelajar.com. Dari situlah akhirnya pada April ini Eni berhasil meluncurkan sebuah buku motivasi berjudul Anda Luar Biasa!!! (Fivestar, 2007).
Eni Kusuma: Belajar adalah Hak Saya!!! - 02 April 2007 – 16:58 (Diposting oleh: Editor)
Di Indonesia atau bahkan dunia, mungkin Anda Luar Biasa!!! adalah buku motivasi pertama yang ditulis oleh seorang pembantu rumah tangga. Dan, tak tanggung-tanggung, buku ini juga dikomentari oleh tak kurang dari 27 penulis, motivator, tokoh, atau aktivis yang punya nama. Mungkin, semua ini merupakan bentuk apresiasi atas semangat dan kemauan belajar penulisnya yang benar-benar menyentuh hati.
Profesi sebagai pembantu rumah tangga atau TKW di negeri orang, sering dipandang sebelah mata. Sekalipun, mereka adalah penyumbang devisa negara yang tidak bisa disepelekan jumlahnya. Mereka punya peran untuk keluarga maupun bangsanya, walau penghargaan maupun perlindungan terhadap mereka sangatlah minim. Tak heran jika yang sering kita dengar adalah kisah-kisah pilu tentang tidak berdayanya para TKW ini.
Eni yang kini berusia 30 tahun, terus belajar mengasah kemampuan menulisnya. Ia juga mulai membagikan semangatnya melalui forum-forum seminar, diskusi, serta talk show di radio-radio. Sasaran yang sedang dia bidik adalah seminar di berbagai kampus untuk menyemangati para mahasiswa atau generasi muda umumnya. Berikut adalah wawancara Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Eni Kusuma melalui email akhir Maret 2007 lalu.
Namun, Eni Kusuma, membalikkan semua pandangan tersebut. Enam tahun menjalani profesi sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong, Eni berhasil pulang dengan membawa sesuatu. Bukan harta yang berlimpah, tetapi sebuah hasil proses pembelajaran yang sangat menakjubkan. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai pembantu rumah tangga, ia berhasil mengasah bakat menulisnya dan bergaul dengan komunitas yang lebih luas melalui internet.
Bagaimana perasaan Anda setelah buku pertama Anda terbit? Berbunga-bunga. Ada mawar, anggrek, tulip, dan enceng gondok…he he he. Bagaimana ceritanya sampai akhirnya Anda bisa menulis sebuah buku motivasi?
Lulusan sebuah SMA di Banyuwangi, Jawa Timur, ini pun aktif di sejumlah mailing list penulisan. Di sana keterampilannya berkembang pesat dan ia mulai bergaul dengan sejumlah penulis sukses. Artikelartikelnya pun tersebar dan semakin
Awal cerita dari sebuah dream saya yang ingin diakui secara intelektual. Mulanya masih kabur. Sama halnya dengan seorang gadis yang bermimpi tentang pangeran
3
pujaannya. Masih kabur. Namun, setelah bertemu dengan pria yang mendekatinya secara nyata, lama-lama bayangan itu semakin jelas. Karena dream saya masih kabur, awalnya saya belajar membuat naskah novel, cerpen, dan puisi.
intelektual supaya mereka kemampuan saya. Cieeee….
mengakui
Pada waktu menyusun buku ini, Anda masih berprofesi sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong. Bagaimana bisa Anda meluangkan waktu untuk menulis?
Ketika saya posting di milis kepenulisan yang saya ikuti bernama Kossta—milis Bisa. Saya memanfaatkan segala untuk para TKW di Hongkong yang suka kesempatan di antara kesempitan. Saya nulis—karya-karya saya banyak yang mengalokasikan waktu satu jam sebelum mengomentari. Setelah tidur malam untuk menulis saya amati, saya rasa dengan tangan. Lalu, di saat “Saya tidak pernah menjadi komentator itu libur tiba, saya ketik di memandang orang dari lebih cerdas dan elegan. komputer. Biasanya saya profesinya. Profesi hanya Maka saya BELEJAR ngetik di perpustakaan, sementara. Sebagai batu “berkarier” di jalur ini. kantor pos, dan pusat loncatan saja untuk mendaki ke Banyak yang skeptis: perbelanjaan yang profesi yang lain yang lebih “Who’s talking? memberikan pelayanan Emangnya Eni itu siapa?” internet gratis. Saya juga baik.” bisa akses internet di saatNamun, seorang guru dan senior saya nekat saat menunggu anak asuh saya les. Atau, mengirimi saya buku Resep Cespleng ketika saya belanja ke pasar. Menulis Buku Best Seller, karya Edy Zaqeus. Mungkin, biar “kegilaan” saya Selama ini, pembantu rumah tangga selalu semakin terasah. Dari situ saya mengenal dikonotasikan sebagai orang tidak Pembelajar.com. “Korban” komentar saya berpendidikan, minim keterampilan, dan yang pertama adalah artikel Jennie S. Bev, si hidup tanpa harapan dengan gaji yang penulis buku Rahasia Sukses Terbesar. sangat rendah. Pandangan Anda? Jennie adalah penulis wanita yang sukses di negeri Paman Sam. Dia terkenal karena Saya tidak pernah memandang orang dari menulis. Kenapa saya komentari dia? profesinya. Profesi hanya sementara. Karena saya ingin “dilihat”. Inilah awal saya Sebagai batu loncatan saja untuk mendaki ke membuat artikel-artikel “motivasi”—yang profesi yang lain yang lebih baik. Saya istilahnya saja baru saya dengar setelah hanya memandang orang dari “kemauannya bergaul dengan komunitas Pembelajar.com. untuk belajar”. Siapa pun dia! Meskipun dia seorang pejabat, anggota dewan yang Dengan diterbitkannya buku Anda Luar terhormat, pembantu, pemulung, tukang Biasa!!! ini, maka dream saya semakin jelas. kayu, dan tukang sapu jalan. Jika tidak mau Berapa banyak sih, orang yang BELAJAR, maka mereka termasuk yang “kenyataannya” sesuai dengan mimpinya? tidak berpendidikan. Saya mendapatkannya hanya dengan kerja keras dan kerja cerdas. Tanpa perlu Banyak orang-orang dari profesi menodongkan senjata tumpul kepada para “terhormat” yang merugikan orang lain dan
4
negara. Sebaliknya, tidak sedikit orangorang dari profesi “rendahan” yang berguna bagi orang lain dan negara. Kami, para pembantu, tertawa saja melihat ulah birokrasi yang merugikan dan mempersulit kami. Padahal, semuanya bisa dipermudah. Atau sebagai orang miskin, kami geli dengan anggota dewan yang terhormat, protes atau demo karena diminta untuk mengembalikan uang rapelan.
pria yang diinterogasi dan dituduh selingkuh. Kesalahan terbesarnya adalah “kejujuran”. Jadi, majikan saya tidak tahu tentang buku saya ini. Tapi, kami sering SMS-an sampai sekarang. Saya ingin mengirim buku ini padanya nanti. Meski dia tidak bisa baca tulisan Indonesia. Sebenarnya, apa motivasi Anda menulis buku dengan judul Anda Luar Biasa!!! ini?
Sekarang jelas bukan, siapa yang berpendidikan apa? Siapa yang lebih miskin? Siapa yang merasa lebih “rendah” gajinya? Saya justru termasuk pembantu dengan nomor urut ke sekian dari sekian banyak senior saya yang sukses menjadi pengusaha, wartawan, penulis, pengajar, investor, dll. Karena, mereka punya dream dan mau BELAJAR.
Saya ingin membuktikan bahwa hambatan apa pun bisa ditaklukkan. Asal, kita sadar akan keluarbiasaan potensi diri kita dalam mewujudkan dream kita. Yang membedakan manusia dari makhluk lainnya kan dream? Dan, dream milik semua orang. Dari segala macam profesi dan latar belakang. Saya berani bermimpi, bagaimana dengan Anda semua?
Apa komentar majikan Anda ketika Anda menulis artikel di website, hingga kemudian bisa jadi naskah buku?
Kalangan mana saja yang ingin Anda sentuh dengan buku ini?
Awalnya senang dan mendukung banget. Semua kalangan yang bisa baca. Tanpa Dan ini saya ceritakan dalam buku saya itu. terkecuali. Dari semua profesi dan latar Tapi, lama-kelamaan dia “uring-uringan”. belakang. Seperti, para pembantu yang ada Yang saya kerjakan selalu salah. Dan, dia di dalam dan luar negeri. Atau, calon sering mengada-ada dalam pembantu yang berada di Tiba-tiba saya sadar memberikan perintah. yayasan-yayasan pengerah dengan apa yang terjadi. Supaya “tenang”, saya bilang pembantu dan baby sitter. Juga padanya kalau saya sudah Kesalahan terbesar saya mereka yang berada di PJTKIberhenti menulis. Lalu, saya PJTKI. Pemulung sampah soal aktivitas menulis saya melakukan aktivitas ini Indonesia, asongan, tukang ini adalah “kejujuran”. dengan sembunyi-sembunyi. antar koran, guru, dosen, Mungkin, dia takut saya akan mahasiswa, pelajar, pejabat, menomorduakan tugas utama saya sebagai anggota dewan yang terhormat, dll. Semua pembantu. pribadi dari yang “acak adul” sampai pribadi yang terkendali. Pribadi yang “acak adul”, Tiba-tiba saya sadar dengan apa yang seperti mereka yang belum dipenjara, akan terjadi. Kesalahan terbesar saya soal dipenjara, sedang dipenjara, dan sudah aktivitas menulis saya ini adalah dipenjara atau mantan narapidana. Semua “kejujuran”. Sama halnya dengan seorang saya sentuh.
5
Anda “hanya” lulusan SMA, sementara— dari komentar-komentar untuk buku Anda—tampak sekali bahwa Anda sangat cerdas dan berbakat. Bagaimana Anda mendapatkan semua itu?
menjelaskan dengan sangat antusias. Sebenarnya, ini kurang elegan untuk dijadikan pesona, apalagi untuk membranding saya. Tapi, mungkin ini akan menjadi salah satu faktor keluarbiasaan diri saya… he he he….
Saya? Sangat? Cerdas dan berbakat? Salah tingkah saya….Eni salah tingkah…. Sebenarnya, gagap itu masalah psikis. Lipatan-lipatan otak kita—yang diciptakan Kondisi saya yang terlahir dari ortu yang oleh Yang Maha Cerdas—tidak terbentuk “acak adul” secara emosi menjadikan saya dengan sendirinya. Lipatan-lipatan itu gagap bicara, minder, tertutup, sekaligus terbentuk karena seringnya otak diajak cuek hingga remaja. Dan miskin adalah berpikir dan menganalisis tentang hal-hal efeknya. Lima tahun lagi dalam kondisi yang bermutu dan penuh makna. Semakin yang sama, saya mungkin bisa menguasai 70 terlatih, semakin berkembang, dan semakin bahasa dari sepuluh negara dalam waktu banyak lipatannya. Dan, bersamaan he he he…. cerdas hanyalah efek. Bakat Tragis memang! Setahu Saya menerapi diri saya apalagi. Cerdas secara saya, dalam speech therapy sendiri. Saya memaklumi dan emosional, intelektual, ada dua mcam gagap, yaitu memaafkan mereka yang saya maupun spiritual. stuttering dan stammering. kasihi. Sehingga, secara Stuttering adalah gagap bertahap pun saya mulai Saya mendapatkannya, atau atau kesulitan saat akan sembuh. mulai bicara. Sedangkan melatihnya, dengan membaca kitab suci. Makna stammering adalah gagap atau kesulitan saat akan mengakhiri suatu dalam kitab suci adalah makanan jiwa yang sangat bergizi. Sedangkan buku-buku kalimat. Saya menderita stuttering ini. bermutu lain—baik yang saya pulung dari sampah bacaan, beli sendiri, pinjam, Saya kerap mendapati kondisi rumah, maupun dikasih oleh orang-orang tercinta— berubah seperti menjadi ruang penyiksaan adalah pelengkap untuk menambah tawanan perang oleh “tentara” dari “sekte pengetahuan. Sementara, tingkah laku atau aliran sesat” ha ha ha…. Dan, jika kami, perilaku orang-orang di sekitar adalah anak-anaknya, tidak menghindar, kami tentu sarana pembelajaran saya untuk menambah akan menjadi objeknya. Saya masih belum wawasan. Dari sanalah saya belajar. tahu, apakah cacat pendengaran kakak perempuan pertama saya itu karena efek beruntun dari ritual tersebut. Terkadang, Kabarnya waktu kecil Anda gagap bicara? orangtua saya sangat dewasa dan bijaksana. Makanya, saya betah diskusi dengan Saya jadi tersipu pilu nih… Ini kabar yang ayahanda saya. Terkadang juga, mereka kurang berwibawa… Bukan hanya gagap dapat menjadi pasangan “tentara gila” yang akut. Selain kurang gizi dan ASI, berbagai percaya ada sekawanan “serigala” dari penyakit kulit juga sempat jadi sahabat karib planet lain, yang akan mengobrak-abrik saya di waktu kecil. Kurap, kudis, jamur, wilayah kekuasaannya. dan gatal-gatal. Tanyalah pada orang-orang terdekat saya. Pasti mereka akan
6
Saya menerapi diri saya sendiri. Saya memaklumi dan memaafkan mereka yang saya kasihi. Sehingga, secara bertahap pun saya mulai sembuh. Meski kadang agak terasa mengganggu jika bicara. Namun, secara umum tidak ada masalah dengan cara bicara saya sekarang. Pesan saya, berkembang dan bertumbuhlah dengan terus belajar. Itu supaya kita mendapat jiwa yang kuat dan emosi yang sehat, demi anak-anak kita, generasi yang akan datang, demi mewujudkan “Indonesia Bebas Gagap Bicara!”
sebaliknya, akan berdampak sama pula. Saya juga siap sharing kepada siapa saja. Oya, seratus persen dari penjualan buku Anda Luar Biasa!!! ini akan masuk ke rekening yayasan Eni Kusuma Foundation, yang ingin saya dirikan untuk memberi pendidikan anak-anak miskin. Ini mimpi terbesar saya. Semoga. Tuhan memberkati kita semua. By the way, saya juga berkeinginan, suatu saat nanti saya diberi kesempatan berada di antara para anggota dewan yang terhormat. Sebenarnya, ada apa sih antara pemerintah dengan kondisi Indonesia saat ini?
Anda juga suka memulung sampahsampah bacaan?
Apa yang ingin Anda serukan kepada para pembantu rumah tangga di seluruh Indonesia, bahkan mungkin dunia?
Sebenarnya, ini juga hal yang “aneh” untuk dijadikan pesona he he he…. Saya memang suka membaca. Berhubung tidak ada Pesan saya, jadilah pembantu yang fasilitas bacaan untuk dibaca, maka sampahprofesional. Bekerjalah sambil belajar. Dan, sampah bacaan dari potongan-potongan belajarlah dari orang-orang sukses. Untuk buku, koran bekas, atau kartu motivasi mempercepat, jangan belajar dari orangHarvest di TPA menjadi orang “kebanyakan”. “korban” saya. Kegitan saya Banyaklah melihat dunia Pesan saya, jadilah sepulang sekolah memang dengan membaca. Pembantu pembantu yang profesional. memulung sampah. Setelah itu adalah profesi yang sangat Bekerjalah sambil belajar. berangkat ngaji di surau. terhormat, tanpa tanda kutip! Dan, belajarlah dari orangPembantu adalah profesi yang “kaya”. Karena, itu Sekarang setelah kembali ke orang sukses. profesi yang melambangkan Indonesia, apa yang ingin kesabaran. Kesabaran adalah ibu dari Anda lakukan? kesuksesan. Pembantu yang baik adalah tangan Tuhan yang penuh dengan Belajar banyak hal. Sekarang lagi aktif pengabdian. Beranilah bermimpi dan menulis dan belajar menulis skenario. wujudkanlah apa yang kalian inginkan. Dalam kesempatan ini saya hendak meminta Bukalah pikiran. Tuhan Memberkati. kepada para penulis skenario profesional. Buatlah cerita yang masuk akal, Seruan Anda bagi generasi muda kita, mencerdaskan, dan memotivasi! Energi terutama para mahasiswa? yang muncul dari cerita yang memotivasi pasti akan sangat dahsyat efeknya bagi perkembangan kualitas mental pemirsa. Untuk para generasi muda, terutama untuk Jangan bikin yang sebaliknya. Karena, para mahasiswa, kendalikan emosimu! energi negatif dari suatu cerita yang Banyaklah membaca dan belajar! Kenali
7
minatmu sedini mungkin! Carilah mentor! Jika perlu, jadilah orang suruhan dari orang sukses di bidang yang engkau minati! Serap ilmunya! Bekerja samalah dan jual ide kamu pada mereka! Jangan pernah menyerah! Dan, sukses hanyalah efek! Tuhan memberkati!
Ok, semoga Anda sukses! Terimakasih atas bimbingan Anda selama ini. Terimakasih pula wawancaranya. Terimakasih kepada seluruh pengunjung Pembelajar. com. Salam Sukses Luar Biasa!!![ez]
Siapa guru-guru Anda dalam sekolah kehidupan ini?
Guru dari semua guru saya dalam sekolah kehidupan ini adalah Tuhan Yang Menciptakan Kehidupan ini. Dan, guru-guru saya yang lain adalah semua pribadi yang bijaksana. Saya ingin menjadi bijaksana seperti guru-guru saya itu. Sekarang sedang menyiapkan buku apa lagi? Buku “Chicken to Eagle”. Sebuah buku tentang mencerdaskan kesadaran yang lebih eksploratif lagi. Judul ini saya dapat dari Adi W. Gunawan. Ketika saya berkesempatan bincang-bincang dengan beliau. Juga buku “mencerdaskan kesadaran” yang lain, yaitu kumpulan cerita kocak. Saya sempat surprise ketika beberapa cerita itu saya posting di milis “Penulis Best Seller” ternyata membuat Edy Zaqeus tertawa. Luar Biasa! Ini hal yang membanggakan saya. Saya jadi ingin baca buku Zen seperti yang dia bilang. Bila perjalanan hidup Anda dan nilai-nilai yang Anda pegang bisa dirumuskan dalam sebuah kalimat, bagaimana bunyinya? BELAJAR ADALAH HAK SAYA!!! Perjalanan hidup saya adalah proses belajar itu sendiri. Dan, nilai-nilai yang saya pegang adalah hasil dari belajar saya tentang nilainilai.
8
Greg, yang beristrikan Mona Sondakh dan telah dikaruniai seorang putera bernama Vincentio Rexel Sultandhani, ini memulai karir menulisnya sejak masih berstatus mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sukses dengan buku pertamanya, Membuat Homepage Interaktif dengan CGI/Perl, Greg seperti “kesetanan” dalam menulis buku komputer. Sejak itu, enam hingga delapan buku berhasil dia tulis tiap bulannya…. Luar biasa! Greg membuktikan, menulis bisa memberikan kesejahteraan. Sesuatu yang masih sering dianggap mustahil di Indonesia. Berikut petikan wawancara Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Gregorius Agung via email baru-baru ini:
Gregorius Agung: Saya Yakin Seratus Persen Bisa Hidup dari Menulis - 16 September 2007 – 12:49 (Diposting oleh: Editor)
Anak muda yang satu ini bisa dibilang merupakan contoh sukses di bidang penulisan. Fokus dalam penulisan bukubuku komputer menjadikan Gregorius Agung seorang penulis buku komputer terkemuka di Tanah Air. Bukan itu saja, ia Bisa diceritakan proses belajar menulis bahkan mampu mendirikan Jubilee Enterprise, sebuah perusahaan media Anda, belajar dari siapa, mulai kapan, dan bagaimana caranya? content provider yang memasok penerbit dengan naskah-naskah buku komputer terbaru. Tak kurang dari 12 Kebetulan, saya punya guru SMA yang karyawan/penulis dipekerjakannya di bisnis sangat saya kagumi. Nama beliau St. tersebut. Dan, dalam kurun tiga bulan Kartono, yang saat itu menjabat Wakil terakhir (Mei-Agustus 2007) tak kurang dari Kepala Sekolah SMU Kolese De Britto. 40 judul buku telah ditulis untuk penerbit Dari didikan beliaulah saya memiliki minat buku. yang tinggi tentang dunia Pas karangan saya penulisan. Gaya mengajarnya diperiksa, mendadak dia menyenangkan. Pernah saat Di saat banyak penulis jatuh saya duduk di kelas 1, ketika pesimis dengan dunia berdiri dan memberi abaitu di tahun 1994, guru saya penulisan dan penerbitan— aba untuk menenangkan tersebut menyuruh kami semua yang antara lain ditandai seluruh kelas yang agak menulis karangan deskripsi dengan “keyakinan” bahwa ribut. tentang dirinya. Pas karangan mustahil penulis bisa hidup saya diperiksa, mendadak dia dari hanya menulis, Gregorius berdiri dan memberi aba-aba untuk Agung maju dengan bantahan yang konkrit. menenangkan seluruh kelas yang agak ribut. Greg, demikian nama panggilannya, justru “Coba dengar tulisan yang dibuat si Greg. mampu menjadikan dunia tulis-menulis Jika Pak Kartono berjalan, langkahnya cepat sebagai sebuah industri yang benar-benar dan lebar…,” kata guru saya yang juga menguntungkan. Itu sebabnya, dia yakin penulis artikel di media massa tersebut, seratus persen, setiap penulis mampu mengulangi tulisan deskripsi yang saya tulis. melakukannya.
9
“Kalau saya berjalan seperti ini,” Pak Buku pertama saya berjudul Belajar Sendiri Kartono pun memperagakan orang yang Membuat Homepage Interaktif dengan melangkah cepat dan kakinya melangkah CGI/Perl, diterbitkan kalau tidak salah Mei maju ke depan, “…maka itu disebut, 1999. Uniknya, saat saya mengajukan langkahnya cepat dan…” Sekejap kelas pun proposal penulisan buku tersebut, redaksi terhening, “Panjaannng…,” sambungnya. Elex langsung setuju. Setelah diterbitkan, “Kalau Greg menulis dua bulan langsung ludes. Syukurlah, sampai sekarang langkahnya cepat dan Padahal, cetakan pertama saat lebar, maka jalannya itu 5.000 eksemplar. Jadilah saya dan Jubilee Enterprise seperti ini…,” Pak Kartono buku tersebut bestseller. Dari masih menampuk pemegang pun memeragakan orang situ, saya menemukan dunia royalti terbesar untuk yang terkena ambeien atau penulisan buku komputer yang kategori buku komputer dari baru sunatan sedang kemudian saya sambung penerbit Elex Media. berjalan mekangkang! dengan menulis buku Seluruh kelas pun Frontpage 2000 Webbot yang terbahak! juga diterbitkan oleh Elex Media. Waktu saya mengambil karangan tersebut, Pak Kartono tersenyum sinis sambil mewanti-wanti, ”Kalau pilih kata yang hatihati ya…!” Dari sinilah, saya menarik benang merah bahwa menulis itu menyenangkan dan bisa bikin satu kelas riuh rendah.
Sering menemui kendala-kendala dalam menulis buku-buku komputer? Sejauh ini tidak. Sampai sekarang, berapa banyak buku sudah Anda tulis? Sudah tidak terhitung lagi. Jubilee Enterprise sendiri sudah menerbitkan 40 judul buku baru dalam rentang Mei 2007 sampai Agustus 2007. Belum judul-judul yang telah diterbitkan sebelumnya. Wah, tak terhitung lagi deh.
Kapan pertama kali menulis untuk tujuan komersial? Sejak artikel pertama saya di Kedaulatan Rakyat dimuat, saat itu tujuan sebenarnya sudah komersial. Tapi puncaknya dimulai pada tahun 1999 ketika masih semester awal di perguruan tinggi. Saya punya keberanian untuk menulis buku komputer pertama kali yang langsung ditujukan ke PT Elex Media Komputindo. Saat itu, internet masih fresh from the oven dan tema buku yang saya buat berkaitan dengan pemrograman internet.
Buku mana yang paling mengesankan Anda? Buku pertama sangat mengesankan, bukan saja karena buku tersebut adalah debut awal, tapi tingkat penjualannya yang fantastis membuat arah penulisan saya menjadi lebih jelas. Selanjutnya, proses penulisan buku menjadi lebih mengalir karena menjadi sudah terbiasa dengan dunia komputer.
Bagaimana ceritanya sampai Anda terjun menjadi penulis spesialis buku-buku komputer?
Dari royalti buku-buku Anda, rata-rata rupiah Anda terima setiap semesternya?
10
Syukurlah, sampai sekarang saya dan Jubilee Enterprise masih menampuk pemegang royalti terbesar untuk kategori buku komputer dari penerbit Elex Media. Dari royalti tersebut, saya bisa mempekerjakan 12 pegawai yang hanya berkonsentrasi di dunia penulisan saja. Jadi kira-kira bisa dibayangkan sendiri, berapa yang kami dapat he he he.
membuat buku, maka ceritanya bisa lain. Kita ambil contoh, seorang penulis sastra bisa pula menulis buku manajemen dan laku keras! Bagaimana caranya? Gampang saja. Ajak orang yang pintar teori atau praktik manajemen, dan tulislah pengalaman atau buah pikirannya itu. Kemudian, tawarkan ke penerbit.
Tapi bukan berarti teknik ini jauh dari risiko. Tantangannya menjadi sangat berbeda. Biasanya, penulis adalah pekerjaan yang individualistis. Sementara kalau bekerja Yakin seratus persen. Ada sentilan yang sama dengan orang lain, otomatis sudah menjadi pekerjaan tim. Ini tidaklah mudah unik ketika saya selesai mengisi acara Kompas Gramedia Fair pada bulan Mei karena masing-masing punya ego, cara bekerja, dan pandangan yang 2006 lalu. Saat itu, saya Pertama-tama, ubahlah ditraktir oleh Manajer dan berbeda yang acapkali di mindset bahwa menulis lapangan, perbedaan itu mudah Redaksi Elex Media di Starbucks Coffee. Sembari hanyalah profesi mengancam jalannya proses penulisan buku. Tapi kalau menyeruput kopi yang sampingan. menurut saya agak aneh berhasil, pendapatan dari penjualan buku sangatlah tinggi dan dia bisa rasanya, saya berdiskusi dengan Mas Arie, Manajer Redaksi, tentang dunia buku. Saat hidup makmur dari metode di atas. Jika teknik di atas diulang ratusan kali, maka itu, beliau sempat berkata bahwa selama ini dia belum menemukan contoh kasus di mana pernyataan “sulit bisa hidup hanya dari menulis” bolehlah dikoreksi. orang bisa hidup layak hanya dari menulis saja. Ketika saya dan Jubilee Enterprise melakukan agresi penulisan buku, beliau Menurut pengalaman Anda, apa saja yang ikut-ikutan yakin bahwa hidup makmur dari harus disiapkan, dilakukan, dan menulis bisa diraih. dibiasakan agar penulis bisa hidup layak dari menulis? Seorang Jenar Maesa Ayu sekalipun, dalam sebuah tayangan televisi, Pertama-tama, ubahlah mindset bahwa menyatakan, “Sulit bisa hidup hanya dari menulis hanyalah profesi sampingan. menulis.” Komentar Anda? Jadikan menulis sebagai profesi utama sehingga pikiran kita selalu fokus untuk mencari ide-ide baru yang brilian dan Kalau bicara tentang kemampuan diri marketable. Keuntungan fokus lainnya sendiri, sepertinya pernyataan di atas adalah, jika kita dihadang masalah, maka sungguh tepat. Terlebih jika ia adalah otak kita hanya seratus persen digunakan penulis buku yang membidik segmen pasar untuk menghancurkan atau mengatasi yang sangat spesifik, misalnya sastra idealis masalah itu. Dan yang terpenting, kita bisa atau buku anak-anak. Tetapi kalau kita menemukan cara kerja yang paling praktis berkolaborasi dengan orang lain untuk Anda benar-benar yakin bisa hidup layak dari menulis?
11
untuk membuat buku secara konsisten. Saat ini, saya belum menemukan penulis, terutama buku komputer, yang concern terhadap penulisan buku saja. Kebanyakan, mereka masih menyambi sebagai dosen atau pengajar.
honornya, bisa dinegosiasi he he he. Selain itu, saya juga punya kenalan orang-orang perbukuan dan pihak-pihak yang bergerak di industri software. Pernah ketika mengadakan seminar di UPH, salah satu petinggi Microsoft mentraktir kami makan siang sambil membahas kecanggihan Office 2007. Ini merupakan pengalaman yang menarik.
Pandangan Anda terhadap statement bahwa seorang penulis harus mampu “menjual” diri dan gagasannya?
Bisa Anda tambahkan tentang Jubilee Enterprise?
Menjual gagasan sangat penting karena buku adalah gagasan kita. Kalau gagasannya jelek, bukunya nggak ada yang mau beli. Untuk yang satu ini, tidak perlu dibahas lagi karena core buku adalah ide atau gagasan. Sedangkan kalau bisa “menjual” diri, itu relatif. Jika ingin sukses, “menjual” diri itu penting baik dengan cara menjadi pembicara seminar, pengajar, atau konsultan. Tapi di dunia buku komputer, fenomenanya agak nyentrik. Orang beli buku komputer karena butuh. Jadi, walaupun si pengarang ngetopnya bukan main, tapi kalau bukunya nggak dibutuhkan, maka penjualannya pun tidak terdongkrak. Tapi mengenai hal ini, sifatnya masih bisa diperdebatkan karena belum ada penelitian yang spesifik.
Jubilee Enterprise merupakan hasil dari konsep industrialisasi penulisan yang telah saya pikirkan sejak lama. Awalnya, Jubilee Enterprise bergerak di bidang web design karena saat didirikan tahun 1999, era dotcom sedang seru-serunya. Tapi karena merasa bahwa bidang ini tidak menantang, maka saya ubah menjadi media content provider yang tujuan akhirnya adalah membuat bukubuku komputer secara massal lewat SOP yang saya ciptakan sendiri. Berkaitan dengan menulis, adakah obsesi yang masih tersisa? Dunia penulisan itu sangat luas. Saat ini saya memang berkonsentrasi di buku komputer. Tapi obsesi saya, saya atau Jubilee Enterprise harus memiliki kapabilitas untuk menulis materi non-TI, seperti buku manajemen atau skenario film. Kita sudah mengarah ke sana. Jika terwujud, ada dua efek yang terjadi. Pertama, ada banyak orang yang bisa saya pekerjaan lagi sehingga sedikit-sedikit membantu mengatasi masalah pengangguran. Kedua, slogan Jubilee Enterprise benar-benar akan terpenuhi. Ingin tahu slogan tersebut? Sederhana kok. “Explore Everything”![ez]
Selain keuntungan royalti, hal apa saja yang Anda raih dari menulis? Buku yang saya tulis bisa diibaratkan “kartu akses” untuk memasuki “wilayah” tertentu. Saya ambil contoh, beberapa bulan yang lalu saya berkeinginan mengajar Photoshop level advance di salah satu lembaga kursus paling top dan bergengsi yang kebetulan buka cabang di Yogyakarta. Karena saya sudah membuat banyak sekali buku Photoshop, maka tidak butuh surat lamaran, referensi, fotokopi ijazah, dan atribut-atribut lamaran lainnya untuk bergabung menjadi pengajar di lembaga kursus tersebut. Malah untuk
12
Dalam buku yang berisi esai dan cerita pendek ini ia seperti hendak menggoda pembacanya supaya tidak sekadar memandang segala sesuatu seperti di permukaannya saja.
Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan
Dalam Filosofi Kopi, kembali Dee yang kelahiran Bandung, 20 Januari 1976, ini mengajak kita untuk berpikir lebih menjorok ke ranah substantif. Istri dari penyanyi Ternyata Dewi Lestari atau Dee memiliki kenamaan Marcell ini juga mengajak keprihatinan yang sama dengan sejumlah pembacanya untuk jadi cerdas. Seperti yang pekerja seni dan kalangan penggerak dia ungkapkan sendiri, “Tulisan saya harus kreatifitas, bahwa di negeri ini sedang bisa mencerdaskan dan mengusik tumbuh suasana ‘tidak toleran’. Ada keingintahuan orang untuk belajar lebih sebagian kelompok atau orang yang suka banyak lagi.” Tak heran jika karya-karya memaksakan kehendak, pikiran, pendapat, best seller-nya banyak dipuji dan keyakinannya. Akibatnya, kritikus sastra serta beberapa Ia juga mengungkap orang lain atau siapa saja yang kali masuk dalam nominasi tidak sependapat dengan soal arti sukses dalam Katulistiwa Literary Award, kehendak dan pikiran kelompok dunia kepenulisan dan sebuah penghargaan bergengsi tersebut, sepertinya harus segera pentingnya branding di bidang sastra. ‘ditundukkan’ atau ‘dipaksa’ bagi seorang penulis mengikuti kemauan mereka. Kepada Edy Zaqeus dari Pembelajar.com, Dee mengungkap proses “Saya agak khawatir dengan adanya kreatif di balik karya terbarunya, Filosofi kelompok-kelompok ekstremis yang Kopi. Ia juga mengungkap soal arti sukses memaksakan nilai tertentu dalam kerangka dalam dunia kepenulisan dan pentingnya berekspresi. Kalau dibiarkan bisa membawa branding bagi seorang penulis, motivasi kesenian Indonesia terpuruk mundur, menulis, cara memperlakukan ide, termasuk bahkan bisa membentuk karakter keprihatinannya terhadap panggung masyarakat yang tidak lagi kondusif untuk kreatifitas di negeri kita akhir-akhir ini. berkesenian,” tegas Dewi kepada Berikut petikannya: Pembelajar.com. - 08 Mei 2006 – 05:40 (Diposting oleh: Editor)
Kalau diungkap dalam kalimat-kalimat sederhana, Filosofi Kopi itu buku tentang apa?
Dalam serial novel Supernova-nya maupun esai-esainya, Dee memang dikenal memiliki ketajaman berpikir dan beranalisis. Ada nuansa pendobrakan, anti kemapanan, kegelisahan dan pencarian hal-hal yang sangat substantif sifatnya. Dee memang suka berfilsafat, seperti yang dia perlihatkan dalam karya terbarunya berjudul Filosofi Kopi (True Books & Gagas Media, 2006).
Filosofi Kopi pada dasarnya adalah kumpulan cerita yang saya kumpulkan dalam kurun waktu 10 tahun. Jadi isinya bermacam-macam. Setelah selesai mengompilasi barulah saya menyimpulkan sendiri bahwa benang merah cerita-cerita
13
dalam buku ini adalah kisah tentang cinta yang bertransformasi, dari sekadar kumpulan emosi menjadi sebuah jatidiri.
menuntaskan Supernova Partikel. Selain itu juga untuk refreshing. Setelah saya bongkarbongkar dokumen di komputer, saya menemukan banyak karya saya yang belum ‘keluar rumah’. Saya selalu mengibaratkan karya itu seperti anak. Supaya anak tumbuh sehat, dia harus keluar rumah, jangan dikurung terus, kenalan sama orang banyak. Nah, jadi ini kesempatan juga bagi karyakarya saya yang selama ini masih tersekap di komputer untuk berkenalan dengan publik.
Mengapa memilih judul Filosofi Kopi? Filosofi Kopi saya pilih karena catchy saja. Asosiasinya ke suasana orang mengobrol, berfilsafat kecil-kecilan, sambil ngopi-ngopi sore. Dan pada momen seperti itu, kisah apa saja bisa jadi bahan obrolan. Jadi, judul tersebut memiliki ruang tafsir yang luas dan bisa memayungi cerita-cerita lain.
Dari mana saja ide penulisannya? Hal baru apa yang ditawarkan? Dari mana-mana. Ada dari kecoak, dari kopi, dari orang yang obsesi mencari Herman, kisah cinta sendiri, kisah cinta orang lain, dsb. Semua penulis itu pasti seorang pengamat juga. Dan saya sematamata menuliskan apa yang saya amati dari hidup.
Membuat kumpulan cerpen merupakan hal baru bagi saya, karena sebelumnya saya dikenal sebagai novelis, dan orang mengetahui saya selalu dari kerangka Supernova. Jadi bagi saya, maupun pembaca saya, buku ini bisa jadi refreshment. Sekalian menguak sisi-sisi dari Dewi Lestari yang belum diketahui. Formatnya yang beragam bisa juga jadi hal baru. Dalam Filosofi Kopi, ada prosa-prosa pendek juga. Jadi nggak selalu dalam bentuk cerpen sekalipun judulnya adalah kumpulan cerita. Variasi format ini saya dapat dari buku kumpulan cerita penulis favorit saya, Ana Castillo. Gara-gara baca bukunya saya jadi terinspirasi untuk membuat kumpulan cerita. Selama ini, soalnya saya terpentok soal format. Saya kalau bikin sesuatu susah patuh pada batasan format. Bikin cerpen suka kepanjangan. Bikin puisi yang keprosaprosaan. Atau prosa yang kepuisi-puisian, dsb.
Masih ada benang merahnya dengan novel-novel terdahulu? Secara tema nggak ada. Benang merahnya adalah sama-sama ditulis oleh Dewi Lestari. Hehehe…. Apa buku ini menyiratkan Dee “yang baru” saat ini? Dibilang baru juga enggak ya, karena kumpulan cerita ini hasil dari sejak tahun 1995. Jadi justru memberikan gambaran Dewi yang dulu. Karya yang bisa dibilang baru, yakni 2003-2005 hanya ada tiga judul.
Yang melatarbelakangi penulisan buku ini?
Ok, berapa lama buku ini dipersiapkan? Saya melakukan penyuntingan ulang atas manuskrip yang lama, dan itu kira-kira empat bulan.
Pertama, untuk mengisi jeda waktu. Berhubung saya masih belum kelar
14
Apa hambatan ditemui?
yang
paling
sering
fittest’ itu juga berlaku untuk masalah ide, menurut saya.
Hambatannya justru dimulai begitu Siapa penulis-penulis yang paling naskahnya jadi. Jadi hal-hal teknislah. menginspirasi karya Anda? Produksi, promosi, distribusi, dll. Cukup alot juga cari penerbit yang bisa diajak joinSaya sempat terpengaruh sekali oleh Sapardi production, sampai akhirnya saya Djoko Damono. Saya juga suka tema memutuskan untuk kerja sama dengan kontemporer yang ditawarkan Seno Gumira Gagas Media. Karena itu kan masalah trust, Ajidarma. Dan saya mengagumi gaya chemistry, dan kecocokan dalam bekerja, menulis Ayu Utami dan kepiawaiannya dll. Sampai sekarang pun dalam mengolah bahasa. masih proses sama-sama Menulis bagi saya adalah menjajaki. Saya juga orang Hal apa saja yang paling kebutuhan, ya. Jadi yang perfeksionis masalah memotivasimu untuk terus theurapetic sifatnya. Untuk produksi, jadi sampai menulis? menjadi manusia seimbang sekarang pun masih terus ya saya harus menulis. menyempurnakan kualitas kertas, cetak, dll. Menulis bagi saya adalah kebutuhan, ya. Jadi Punya waktu-waktu paling cocok untuk theurapetic sifatnya. Untuk menjadi menulis? manusia seimbang ya saya harus menulis. Memang untuk beberapa karya, seperti Malam sampai pagi hari. Pokoknya setelah Supernova, saya punya misi khusus. Tapi semua tugas ‘duniawi’ selesai dan setelah tanpa itu semua, saya pasti terus menulis, semua orang tidur. Nggak mungkin menulis karena butuh. kalau HP masih krang-kring, atau harus main sama anak, dsb. Dee, novel-novel Anda laris sekali di pasaran. Selain faktor isi, tampaknya Bagaimana cara mengatasi problem sosok Dee sebagai selebritis juga kemacetan menulis? berpengaruh? Saya sih membiarkan saja writer’s block itu hilang dengan sendirinya. Dalam arti nggak usah dipaksa atau jadi frustrasi kalau lagi mandek. Justru saya memanfaatkan momenmomen seperti itu untuk istirahat. Menulis itu kan menguras stamina mental dan batin. Jadi kalau ada mandek justru kita bisa penyegaran. Tulisannya jangan dipikirin dulu, pikirin yang lain-lain aja. Kalau ide itu kuat, pasti akan kembali dan bertahan. Kalo ide itu nggak kuat, pasti gugur dan kita harus cari lagi. Jadi konsep ‘survival of the
Pada awalnya pasti berpengaruh. Karena saya sudah jadi penyanyi lebih dulu, otomatis saya adalah bagian dari media hiburan. Jadi ketika saya menulis buku akhirnya mendapat liputan dari media hiburan, dan ini tidak didapatkan oleh semua penulis. Tapi pada akhirnya sih isi tulisan yang paling menentukan laku atau tidaknya sebuah buku. Kalau hanya faktor sensasi pasti tidak akan bertahan lama, karena orang beli buku kan karena isi. Mungkin apa yang
15
saya tulis adalah sesuatu yang bisa ‘relate’ dengan orang banyak.
Penulis, sama seperti pegiat kreatifitas lainnya, membutuhkan ruang kebebasan yang seluas-luasnya. Bagaimana pandangan Dee terkait kondisi kebebasan berekspresi dalam masyarakat kita belakangan ini?
Seberapa penting sih peran branding bagi seorang penulis? Dengan gaya marketing dan tren pasar yang mengedepankan image seperti sekarang, branding memang jadi penting. Tidak lantas jadi segala-galanya, tapi bisa sangat menunjang kalau memang pas. Penulis sih pada dasarnya akan selalu kembali ke kualitas dan isi tulisannya. Jadi branding itu semata-mata strategi di level superfisial saja. Ada baiknya penulis itu tahu cara memposisikan diri dan memainkan imagenya, karena sekarang untuk bisa mempromosikan buku kita bisa kolaborasi brand dengan produk-produk komersial. Dan untuk bisa seperti itu, pihak sponsor pasti akan tanya dulu branding kita seperti apa, selaras atau enggak dengan produknya, dsb.
Saya agak khawatir dengan adanya kelompok-kelompok ekstremis yang memaksakan nilai tertentu dalam kerangka berekspresi. Kalau dibiarkan bisa membawa kesenian Indonesia terpuruk mundur, bahkan bisa membentuk karakter masyarakat yang tidak lagi kondusif untuk berkesenian. Saya percaya kok masyarakat sesungguhnya lebih pintar dari yang diduga. Jadi mereka sendiri punya mekanisme sendiri untuk memilah mana yang baik dan tidak. Tapi sayangnya, sebagian masyarakat yang ‘kurang pintar’ sedang mendapat angin segar karena lemahnya regulasi pemerintah. Jadi seolah-olah seluruh masyarakat Indonesia itu begitu bodohnya dan tak berakal budi sampai segala objek yang berkenaan dengan panca indera itu harus Anda pernah di puncak popularitas saat diatur. Pendekatan ini sungguh salah dan Supernova meledak di pasaran. Apakah tidak dewasa. Pengendalian Anda memaknainya sebagai Dengan gaya marketing dan itu dari pikiran, bukan lantas sebuah kesuksesan bagi tren pasar yang objeknya yang dikendalikan. seorang penulis? mengedepankan image Harapan Dee? Salah satu parameter seperti sekarang, branding kesuksesan penulis memang memang jadi penting. Saya hanya berharap bangsa ada di kuantitas penjualan ini bisa semakin openbukunya. Tapi menurut saya minded, semakin cerdas, dan semakin banyak aspek lain. Bagi saya lebih bijaksana, terutama masalah lingkungan. bermakna ketika tulisan saya bisa Moga-moga karya-karya saya bisa menyentuh orang lain, atau mengubah hidup menyumbang sedikit kontribusi, karena seseorang. Jadi kesuksesan itu individual prinsip saya dalam menulis adalah tulisan sifatnya. Hanya kalau dilihat dari perspektif saya harus bisa mencerdaskan dan mengusik industri perbukuan sajalah kesuksesan itu keingintahuan orang untuk belajar lebih sama dengan laku atau tidaknya buku di banyak lagi. pasar.
16
Karya-karya apa lagi yang sedang dan hendak digarap saat ini? Saya sedang menggarap Supernova Partikel. Masih dalam fase riset. Selain itu juga akan ada proyek ganda buku-musik, tapi mungkin baru dimulai akhir tahun ini.[ez]
17
heran jika novel Andrea ini dibilang “beruntung” oleh sebagian kalangan.
Andrea Hirata: Menulis untuk Menggerakkan
Namun, tak adil jika kelarisan novel bujangan kelahiran Belitong 24 Oktober ini, disebut hanya karena faktor beginner’s luck. Pujian dari sejumlah kalangan di atas sudah menjadi bukti bahwa novel ini benar-benar membekas di benak pembaca. Sebagai hadiahnya, buku ini ramai diperbimcangkan, diresensi, diulas di berbagai milis, dan akhirnya laris di pasar. Keseriusan Andrea dalam proses penulisan juga patut diperhatikan. Bagi pegawai PT Telkom Bandung yang alumnus (S-2) Sheffield Hallam University, Inggris dan Universite de Paris Sorbonne, ini menulis punya tujuan mulia. “Penulis yang sukses bagi saya adalah penulis yang mampu menggerakkan pembacanya untuk melakukan hal-hal yang luhur setelah membaca bukunya,” kata Andrea dalam wawancara tertulisnya dengan Edy Zaqeus dari Pembelajar.com. Berikut petikannya:
- 05 Juni 2006 – 08:42 (Diposting oleh: editor)
Kehadiran Andrea Hirata Seman, penulis novel debutan Laskar Pelangi (Bentang, 2005) tampaknya cukup memberi warna jagad sastra dan pernovelan di Indonesia. Novel yang bercerita tentang kehidupan sekitar sepuluh anak-anak dalam memperjuangkan sekolahnya itu seolah memberi setitik kesegaran di tengah-tengah dahaganya pembaca terhadap karya-karya bermutu. Banyak orang memuji novel memoar tersebut karena jalinan ceritanya yang memang begitu sekaligus penuh muatan nilai moral. “Menyentuh…” kata Garin Nugroho. “Mengharukan…” kata Korrie layun Rampan. “Menarik…” komentar Sapardi Djoko Damono. Sejumlah pembaca Laskar Pelangi “Kemelaratan yang indah…” tulis Tempo. mengaku novel ini menyegarkan ”Novel tentang dunia anaksekaligus mengharukan. Ide anak yang mencuri Buku LP saya tulis sebagai apa yang melatarbelakangi perhatian…” puji Gatra. ucapan terimakasih daan penulisan novel ini? penghargaan kepada guru dan Andrea mengaku heran Buku Laskar Pelangi (LP) sahabat-sahabat saya itu. juga dengan sambutan pada awalnya bukan untuk publik yang begitu antusias diterbitkan. Niat saya untuk atas novelnya yang sudah mengalami cetak menulis buku ini sudah ada sejak saya kelas ulang ke-3 dalam waktu tujuh bulan 3 SD, ketika saya demikian terkesan pada tersebut. Untuk ukuran novel “serius”, jerih payah kedua guru SD saya Ibu angka penjualan ini tentu menempatkannya Muslimah dan Bapak Harfan Effendi, serta dalam deretan buku best seller. Padahal, 10 sahabat masa kecil saya, yang disebut mungkin novel itu tidak akan pernah sampai Kelompok “Laskar Pelangi”. Buku LP saya ke tangan pembaca jika tidak ada seorang tulis sebagai ucapan terimakasih daan temannya yang diam-diam mengirimkan penghargaan kepada guru dan sahabatmemoarnya tersebut ke sebuah penerbit. Tak sahabat saya itu. Seorang teman, tidak sengaja menemukan draft buku itu di kamar
18
kos saya, dan diam-diam mengirimkannya pada penerbit. Sampai hari ini saya masih heran ternyata buku LP masih merupakan buku laris, dan telah dicetak tiga kali dalam waktu tujuh bulan. LP adalah novel pertama saya.
informasi yang mengendap di kepala saya. Riset yang paling intensif adalah saya harus mengkonfirmasikan lagi beberapa hal yang berkenaan dengan Biologi, Fisika, dan Kimia waktu mendeskripsikan karakter Lintang yang jenius. Juga ketika mendeskripsikan anatomi kandungan material tambang di Belitong.
Dalam Laskar Pelangi terdapat lebih dari sepuluh karakter tokoh. Bukankah tidak mudah mengeksplorasi seluruh karakter tersebut?
Menurut Anda, apakah sosok-sosok seperti Lintang ini banyak jumlahnya dalam kehidupan nyata?
Banyaknya karakter dalam LP merupakan salah satu kesulitan terbesar dalam menulis Saya kira banyak … tetapi tidak terdeteksi, buku itu. Terutama memberi peran yang ter-manage, dan terabaikan. seimbang untuk setiap karakter. Karena karakter sahabat-sahabat saya yang unik. Sejumlah pembaca Laskar Pelangi Saat ini saya sudah didekati beberapa mengaku merasa kurang puas dengan produser untuk memfilmkan LP. Namun ending novel ini. Sosok Lintang yang banyaknya karakter ini juga merupakan jenius hanya berakhir sebagai seorang kesulitan bagi mereka. pekerja kasar. Penjelasan LP adalah sebuah Barangkali berhubungan Anda? memoar, oleh karena dengan budget. Saya rasa, saya itu semua karakter dapat mengatasi persoalan Saya mengerti pembaca menyeimbangkan peran setiap dan kejadiannya menginginkan ‘pahlawan’, dan karakter dengan fokus kepada pembaca menginginkan adalah nyata. karakter Lintang dan Mahar. ‘pahlawan’nya selalu menang dan hepi. Itulah kecenderungan orang terhadap Soal latar belakang dan lokasi kejadian, fiksi atau karya-karya khayal. Tetapi LP Anda cukup detail dalam novel ini… adalah memoar. Dan itulah hidup dalam Semua nyata? dunia nyata. Saya rasa pembaca dapat membedakan hal ini. Nasib Lintang LP adalah sebuah memoar, oleh karena itu begitulah adanya …. semua karakter dan kejadiannya adalah nyata. Cara menulis saya memang Sekarang soal proses penulisan novel cenderung detail, karena saya tertarik perdana Anda ini. Berapa lama Anda memberi gambaran yang filmis pada para selesaikan novel ini? pembaca. Tiga minggu. Meskipun banyak yang Anda butuh survei data untuk penulisan mempertanyakan hal tersebut. Sampai dalam novel ini? suatu forum milis dikatakan saya menulis dalam keadaan trance, di luar kemampuan Tentu saja, tetapi saya terbantu karena LP saya. Apalagi mengingat novel itu sangat adalah memoar, artinya saya sudah memiliki tebal 529 halaman. Dan saya tidak memiliki
19
latar belakang sastra. Ini merupakan novel saya yang pertama. Namun kembali saya ingatkan LP adalah sebuah memoar. Oleh karena itu, setiap lembarnya sudah ada di kepala saya sejak lama.
Novel adalah sebuah karya sastra, dan sastra tidak dapat dipisahkan dengan imajinasi. Imajinasi dalam LP tidak dimanifestasikan dalam bentuk mereka-reka karakter dan kejadian, tetapi di dalam cara menceritakan.
Kapan saat-saat paling menyenangkan untuk menulis?
Ini novel debutan Anda. Menurut Anda, hal mendasar apa yang harus dikuasai oleh seorang penulis pemula ...bukan hanya persoalan saat membuat sebuah novel? Kapan saja di luar jam kerja bagaimana masyarakat saya sebagai seorang pegawai BUMN. Saya saat ini bekerja Saya orang yang belajar untuk akan menghargai di TELKOM. Dan saya menghargai semua genre tulisannya, tapi berusaha mendidik diri saya tulisan sastra. Baik itu apa bagaimana ia sebagai sendiri untuk tidak tergantung yang orang sebut chiklit, atau penulis akan menghargai pada mood. Saya kadangteenlit. Karena saya tahu dirinya sendiri. kadang beranggapan bahwa menulis itu tidak mudah. Maka mood adalah excuse bagi saya tidak punya pandangan kemalasan. tentang hal mendasar dalam teknis menulis. Pandangan saya adalah mengenai apresiasi. Dalam hal ini saya rasa karya dari seorang Sekali duduk, biasanya berapa lembar penulis bukan hanya persoalan bagaimana bisa ditulis? masyarakat akan menghargai tulisannya, tapi bagaimana ia sebagai penulis akan Bisa mencapai puluhan lembar. Saya menghargai dirinya sendiri. Artinya, jika ia kesulitan untuk berhenti jika sudah mulai menghargai dirinya sendiri, hendaknya ia menulis. Menulis menjadi kawan insomnia menulis sesuatu yang memiliki integritas. saya… Tidak melulu patuh pada tuntutan pasar. Apa hambatan terbesar yang Anda Apakah penulis pemula sudah harus temui? menemukan ciri khasnya sendiri atau malah meniru penulis yang sudah sukses? Keterbatasan waktu dan kondisi fisik yang tidak mampu menampung membludaknya Menemukan ciri dalam menulis bukan ide dalam kepala saya. persoalan gampang. Bahkan penulis yang sudah kawakan tak jarang tak kunjung Cara mengatasinya? memiliki identitas. Apalagi penulis yang baru. Namun penting sekali bagi seorang Saya mulai belajar untuk me-manage waktu penulis untuk tidak meniru-niru orang lain. dengan baik. Menurut Anda, definisi penulis yang sukses itu seperti apa?
Bagaimana Anda menempatkan peran imajinasi dalam novel ini?
20
Penulis yang sukses bagi saya adalah penulis yang mampu menggerakkan pembacanya untuk melakukan hal-hal yang luhur setelah membaca bukunya. Saat ini sedang menggarap novel apa lagi? Saya baru saja menyelesaikan novel kedua dari empat karya tetralogi Laskar Pelangi. Kira-kira kapan novel tersebut terbit? Novel kedua saya sedang dalam proses editing di penerbit. Insya Allah akan beredar bulan depan.[ez]
21
Hingga sekarang, tak kurang sudah delapan buku dihasilkan oleh Safir. Rata-rata karyanya disambut baik oleh pasar. Awalnya, alumnus STIE IBMI Jakarta dan belajar ilmu perencanaan keuangan keluarga secara otodidak ini mengaku menulis untuk mendongkrak brand layanan jasa konsultansi yang didirikannya. Namun, belakangan setelah dia merasa brand-nya cukup kuat, Safir mengaku lebih suka menulis karena idealisme, yaitu untuk berbagi pengetahuan dan mendidik masyarakat soal kemelekan finansial.
Safir Senduk: Sepuluh Kiat Sukses Penulis Best Seller - 28 Agustus 2006 – 10:52 (Diposting oleh: Editor)
Dalam dunia perencanaan keuangan, nama Safir Senduk sangatlah dikenal. Barangkali, dialah orang pertama yang mempopulerkan istilah perencanaan keuangan. Bahkan “Bila seorang penulis menulis untuk mungkin, dia pula yang pertama kali berani mendeklarasikan diri sebagai seorang idealisme—untuk memberikan sesuatu berupa edukasi kepada pembaca—ini berarti perencana keuangan profesional. Dan Safir memang cukup berhasil di lapangan jasa dia sudah mencapai level tertinggi dalam menulis,” kata Safir kepada Edy Zaqeus profesional yang terbilang masih merupakan barang baru bagi publik Tanah dari Pembelajar.com. Berikut petikan wawancara dengan Safir Senduk Air itu. menyangkut proses kreatif dan Gagasan utamanya, berbagai kiat kepenulisan: Namun, sukses pendiri Biro seorang pengusaha tetap Perencanaan Keuangan Safir perlu tahu bagaimana Secara garis besar, apa Senduk & Rekan ini (berdiri cara yang baik gagasan utama buku terbaru 1998), tidak sebatas pada mengelola uangnya. Anda? bidang konsultasi keuangan. Lebih dari itu, Safir juga dikenal sebagai kolomnis di berbagai media Gagasan utamanya, seorang pengusaha tetap massa dan penulis buku-buku perencanaan perlu tahu bagaimana cara yang baik keuangan praktis. Bahkan dua buku terakhir mengelola uangnya. Ini agar mereka bisa yang dia tulis—Siapa Bilang Jadi Karyawan jadi kaya dan sejahtera. Caranya, dengan Nggak Bisa Kaya? dan Buka Usaha Nggak memisahkan keuangan usaha dan keuangan Kaya, Percuma!—disambut antusias oleh pribadi, mengendalikan pemasukan dan khalayak sehingga telah mengukuhkan pengeluaran, memiliki proteksi, memiliki dirinya sebagai seorang penulis buku best investasi lain selain usaha, dan melakukan seller. Yang pertama terbit Desember 2005 analisa sebelum membuka usaha baru. dan hingga sekarang sudah laku sekitar 30.000 eksemplar. Sementara buku kedua Mengapa tergerak untuk menulis tema yang terbit akhir Juni 2006 lalu kini sudah ini? terjual hingga 13.000 eksemplar! Untuk buku-buku kategori nonfiksi, maka angkaKarena saya melihat anggapan yang terjadi angka penjualan sebesar ini jelas lumayan selama ini di masyarakat, bahwa untuk sekali. menjadi kaya dan sejahtera hanya bisa
22
dicapai dengan membuka usaha. Padahal, membuka usaha tidak otomatis bikin kita kaya dan sejahtera. Karena, untuk jadi kaya dan sejahtera sangat bergantung pada bagaimana kita mengelola uang yang kita dapat dari pekerjaan atau dari usaha kita.
sebelumnya yang menduduki peringkat kelima. Punya dua judul buku yang muncul bersamaan dalam daftar buku laris adalah satu pencapaian yang buat saya tidak bisa digantikan dengan uang berapapun jumlahnya.
Apa benar bahwa tak sedikit pengusaha yang kurang memahami cara pengelolaan uang yang baik?
Anda terbilang sebagai praktisi dan penulis buku perencanaan keuangan yang produktif. Dari mana dapat ide penulisan buku-buku tersebut?
Wah, benar itu! Ada banyak pengusaha yang walaupun menguasai bagaimana cara berbisnis, tapi mereka sama sekali buta tentang bagaimana mengelola dan mengembangkan uang mereka. Akhirnya, satu-satunya sumber pendapatan mereka adalah hanya dari usaha. Tapi, investasi mereka di tempat lain nggak ada. Atau kalaupun ada, hasilnya memble.
Saya adalah seorang praktisi perencana keuangan. Ide-ide topik saya dapatkan dari banyak bergaul dengan klien, peserta di seminar maupun membaca di media massa. Di situ saya mencoba membuka mata dan telinga tentang apa yang sebenarnya menjadi anggapan di masyarakat tentang suatu hal. Dan—kalau memang ada argumennya— saya coba untuk membantahnya. Di buku Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Sejauh ini, bagaimana Kaya? misalnya. Muncul dari tanggapan pasar? pengamatan saya terhadap Apa pun topik buku itu, adanya anggapan bahwa kalau Alhamdulillah baik. Saya selama kita bisa mengemas, terus jadi karyawan akan sulit bersyukur masyarakat bisa melakukan program kaya. Dengan menulis buku menerima buku ini. Ketika promosi dan pemasaran yang sifatnya berlawanan berencana menulis buku yang baik, buku itu pasti dengan anggapan masyarakat, ini, beberapa orang di akan laku. biasanya akan jadi lebih mudah penerbit saya bilang bahwa untuk menarik perhatian pasar. buku ini tidak akan selaris buku saya sebelumnya Siapa Bilang Jadi Punya pengalaman yang unik terkait Karyawan Nggak Bisa Kaya?. Alasannya, dengan buku yang Anda tulis? mayoritas masyarakat Indonesia—terutama di perkotaan sebagai pembaca buku terbesar—adalah karyawan. Bukan Buku Buka Usaha Nggak Kaya? wiraswasta. Tetapi menurut saya, apa pun Percuma…! sempat mau saya kasih judul topik buku itu, selama kita bisa mengemas, “Buka Usaha Belum Tentu Bikin Kaya…”. melakukan program promosi dan pemasaran Judul itu sudah ada di pikiran saya selama yang baik, buku itu pasti akan laku. Itu berbulan-bulan sebelum akhirnya penerbit terbukti! Selama Juli 2006 kemarin, buku ini saya dengan santainya bilang: “Kalau bisa menempati peringkat ketiga untuk kategori judulnya yang lebih positif lagi deh…”. Buku Panduan—dimuat di Kompas 19 Juli Hmm, kecewa sekali saya. Ya, iyalah! Judul 2006—bersamaan dengan buku saya itu sudah lama ada di kepala saya. Eh…
23
penerbitnya nggak suka. Ya sudah, akhirnya ganti dengan judul yang sekarang. Dan, buku ini saya buat dengan penuh perjuangan. Gimana nggak penuh perjuangan? Nyari waktunya itu yang susah. Seminggu bisa 3-4 kali seminar. Belum lagi ngomong di radio. Nulis di media massa. Karena itu saya selalu menetapkan deadline di buku agenda saya, bahwa bab ini harus selesai di tanggal sekian, dan bab itu harus selesai di tanggal sekian. Ngikutinnya? Berat sekali. Tapi alhamdulillah bisa.
Tapi menurut saya, yang paling penting dalam belajar menulis adalah praktik, praktik, dan praktik. Jujur saja, dulu tulisantulisan pertama saya di sebuah majalah, kalau saya baca lagi sekarang, aduh jeleknya…! Nggak teratur, nggak runtut, dan seringkali bahasanya terlalu susah. Tapi, dengan terus mengulang dan mengulang, kita akan bisa menemukan bentuk sendiri dalam menulis. Menurut saya, menulis adalah salah satu bentuk komunikasi dalam mempengaruhi orang lain agar orang mengikuti cara berpikir kita.
Di antara buku-buku yang Anda tulis, buku mana saja yang paling bagus penjualannya?
Kalau ilmu perencanaan keuangan, dari mana Anda belajar?
Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya? terbit Desember 2005. Sudah laku sekitar 30.000 eksemplar sampai saat ini. Disusul Buka Usaha Nggak Kaya? Percuma…! yang terbit akhir Juni 2006. Sampai saat ini laku 13.000 eksemplar!
Belajar sendiri. Selama empat tahun saya seperti kuliah sendiri dengan belajar dari berbagai macam buku yang saya beli dari dalam maupun luar negeri. Jangan salah, belajar otodidak itu justru seringkali malah lebih susah daripada belajar dengan mentor. Karena, proses otodidak biasanya harus melalui trial and error yang cukup banyak. Sementara belajar melalui mentor seringkali sudah lebih enak karena nggak perlu banyak mengalami error-nya. Jadi, beruntunglah mereka yang sekarang belajar perencanaan keuangan karena sudah ada mentornya.
Dari mana Anda belajar menulis dulu? Otodidak. Ada turunannya juga kali. Dulu almarhum ibu saya rajin sekali membaca. Apa pun juga dia baca. Buku apalagi. Setiap kali selesai membaca buku, beliau suka menulis kesimpulannya di atas kertas. Selain itu, karena ayah saya bekerja di sebuah bank milik pemerintah dan memegang posisi pimpinan, ibu saya aktif di Dharma Wanitanya. Otomatis ibu saya harus sering kasih pidato di depan ibu-ibu Dharma Wanita lainnya. Sebelum memberi pidato, ibu saya menyiapkan pidatonya dengan menuliskannya terlebih dulu. Jadi, mungkin ada turunannya juga. Jadi karena latihan…?
turunan
dan
Anda termasuk praktisi yang berhasil mem-brand diri sebagai seorang financial planner melalui tulisan. Apa memang sejak awal Anda memaksudkan tulisan untuk tujuan ini? Jujur, iya. Ceritanya, ketika tahun 1998 saya membuka Biro Perencanaan Keuangan Safir Senduk & Rekan, saya pikir orang otomatis akan datang dan menjadi klien. Dengan pasang plang, pasang kartu nama, orang akan otomatis jadi klien. Eh, tunggu punya tunggu, kok klien nggak datang-datang.
bukan
24
Mulailah saya melakukan pemasaran dengan melakukan cold call. Telepon prospek. Setiap pagi saya telepon sekitar sepuluh prospek. Dari sepuluh orang yang saya telepon, sekitar tiga sampai empat orang yang mau ketemu. Lalu, sekitar satu dari delapan orang yang saya temui akhirnya menjadi klien. Itu terus yang saya lakukan setiap hari.
Anda setuju bahwa tulisan atau buku merupakan cara ampuh untuk menciptakan personal brand?
Tapi jujur, ketika brand itu sudah didapat sejak beberapa tahun lalu, tujuan saya menulis berubah yaitu untuk idealisme. Orang Indonesia harus mendapatkan edukasi tentang bagaimana cara yang baik dalam mengelola keuangan. Saya pikir, sah-sah saja kita menulis untuk tujuan bisnis, yaitu untuk branding. Tapi, saya pikir menulis untuk idealisme berupa edukasi akan jauh lebih mulia. Saya bukan orang suci. Tapi, dengan menulis untuk tujuan idealisme, saya pikir itu akan lebih fair buat pembaca. Karena, si penulis akan jadi lebih tulus dan netral dalam menulis, bukan karena ingin menjual atau memasarkan dirinya sendiri.
Tapi begini, sebuah tulisan bisa menciptakan personal brand tertentu. Asal, menurut saya, tulisan itu memiliki konsep yang betul-betul bisa diterima oleh pembaca. Dan, yang paling penting, tulisan itu menarik. Jangan lupa, konsisten pada satu topik. Saya pernah melihat ada orang yang—mungkin karena pinter banget—menulis tentang perencanaan keuangan, tapi juga menulis tentang bisnis dan ekonomi. Secara topik mungkin dia menguasai. Tapi secara marketing, itu bunuh diri. Jadi, dalam menulis, cobalah konsisten. Saya—biarpun bisa main golf misalnya— nggak akan mau nulis tentang golf, sampai kapan pun, karena itu bisa berbahaya bagi positioning saya.
Setuju banget! Ada banyak buktinya. Tentu saja, buku dan artikel di media massa punya kekuatan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Artikel di media massa mungkin bisa menjangkau lebih banyak pembaca, tapi umurnya lebih pendek. Ketika Terus saya pikir, supaya saya saya menulis di sebuah tabloid ya sejak awal menulis, nggak terus menerus telepon, mingguan dengan topik tujuan saya memang saya coba melakukan promosi untuk branding. jangka panjang supaya nanti Kiat Mempersiapkan Masa oranglah yang datang ke saya, Pensiun misalnya, memang bukan saya yang mencari mereka. Akhirnya, banyak yang baca dan suka dengan topik itu. saya mulai menulis. Tulisan pertama saya Tapi, umurnya cuma seminggu karena muncul di majalah Tiara tahun 1998 dalam minggu depannya tabloid itu sudah terbit bentuk rubrik yang namanya Tips Uang. lagi yang baru. Untung saya nulisnya tiap Dan seterusnya. Disusul dengan tulisan di minggu. Sementara kalau buku, pembacanya majalah-majalah lain. Akhirnya betul, lamamungkin tidak sebanyak pembaca artikel di lama orang jadi tahu nama saya, dan media massa. Tapi umurnya lebih panjang. merekalah yang akhirnya datang ke saya. Bisa beberapa bulan, sebelum akhirnya ada Jadi, ya sejak awal menulis, tujuan saya judul buku lain lagi yang menarik perhatian memang untuk branding. pembaca.
25
Bagaimana dengan potensi pasar buku keuangan populer dan kewirausahaan sekarang ini?
bahasa yang teoritis. Nanti orang cepet ngantuk.
Ketiga, nggak usah terlalu tebal. Kalau Saya percaya bahwa topik buku apa pun— bukunya buku populer, biasanya orang termasuk buku keuangan populer dan nggak begitu suka kalau tebal. wirausaha—kalau dipasarkan dengan baik, tetap bisa laku. Jujur saja, sekarang ada Keempat, minta testimoni untuk ditaruh di banyak sekali buku keuangan belakang buku. Cuma kalau pakai populer dan kewirausahaan testimoni, kalau bukunya buku Buku saya bisa laku yang nggak laku di pasar. populer, nggak usahlah minta lebih karena adanya Kenapa? Macam-macam! testimoni dari orang-orang yang pemilihan topik, Mungkin karena topiknya buat sebagian orang ‘ketinggian’. kemasan, dan proses terlalu akademis. Mungkin Contoh, saya pernah melihat buku karena bahasanya terlalu keuangan populer, tapi promosi yang panjang. teoritis, dan sebagainya. testimoninya dari orang DPR-lah, menteri inilah, rektor itulah, dan sebagainya. Kalau reputasi pengarang? Eit…, jangan Ketinggian! Nanti orang takut untuk baca. salah! Siapa nama pengarang nggak ngejamin bukunya bisa laku, lho. Jujur saja, Kelima, jangan hanya kenalkan diri lewat bukan berarti nama saya Safir Senduk maka buku. Miliki juga channel distribusi lain saya bisa sembarangan bikin buku seperti menulis artikel di media massa. perencanaan keuangan. Buku saya bisa laku Miliki website, kalau perlu dengan nama lebih karena adanya pemilihan topik, domain sendiri. Miliki juga nama email kemasan, dan proses promosi yang panjang. dengan domain sendiri, bukan yang gratisan Bukan karena nama saya Safir Senduk. Jadi, kayak yahoo atau hotmail. semua orang punya kesempatan yang sama untuk bikin buku perencanaan keuangan Keenam, selalu konsisten pada tema yang laku. penulisan yang sama. Kalau nulis tentang perencanaan keuangan, ya sudah nulis Ada kiat-kiat supaya berhasil nembus perencanaan keuangan aja. Supaya ntar pasar? orang gampang kenalnya. Saya kasih kiatnya ya. Pertama, jangan melulu berkutat di topik-topik yang sudah basi. Contoh: “Kalau Mau Kaya? Buka Usaha Dong…!”. Waduh, itu basi banget! Udah berulang-ulang kali dibahas orang. Lewatin saja topik begitu.
Ketujuh, jangan malu-malu untuk menunjukkan diri. Banyak pengarang yang tidak suka menonjolkan dirinya, tapi lebih suka menonjolkan bukunya. Nggak apa-apa juga. Tapi nanti bukunya nggak akan selaku kalau ia juga mau menunjukkan diri secara personal.
Kedua, sesuaikan gaya bahasa dengan pasar yang ingin dituju. Lha, kalau bukunya adalah buku populer, jangan pakai gaya
Kedelapan, jalin hubungan baik dengan toko buku. Datang ke toko buku, kenalkan diri dengan Supervisor Penjualan. Jalin juga
26
hubungan baik dengan Divisi Promosi di penerbit.
wirausaha serta motivasi, pengarang yang dulu pertama kali saya kagumi ketika membacanya adalah Andrias Harefa. Biarpun—mungkin karena dia sangat pintar—kadang-kadang dia nggak terlalu to the point dalam menyampaikan pemikirannya.
Sembilan, jangan sombong ketika bersosialisasi dengan orang lain. Ini mungkin klise. Tapi banyak orang yang tidak akan membeli buku kita kalau secara personal dia tidak suka dengan kita. Sayangnya, saya banyak melihat pengarang buku-buku keuangan populer dan wirausaha yang seringkali membuat gap sosial dengan orang lain. Mereka hanya mau bergaul dengan orang yang dia pikir selevel, seperti sesama pengarang, pejabat, dsb. Padahal, laku tidaknya buku kita, lebih banyak karena berasal dari mereka yang memang bukan punya profesi seperti kita.
Tapi ada sesuatu dalam tulisan-tulisannya yang membuat saya selalu terinspirasi. Paulus Winarto juga oke. Keunggulannya pada cara menyampaikan ‘pengalamannya’ dalam setiap poin. Untuk buku perencanaan keuangan, Antony Japari menurut saya cukup baik. Tulisannya semakin matang. Saya banyak belajar dari beliau, terutama tentang perencanaan keuangan. Masbukhin Pradhana, gaya bahasanya sudah cukup populer untuk orang yang baru pertama kali menulis buku. Dia akan jadi bintang di masa mendatang, asalkan dipasarkan dengan benar. Untuk buku pemasaran populer, saya suka Hermawan Kartajaya. Bukunya Marketing in Venus sangat luar biasa. Saya juga suka Edy Zaqeus, terutama bukunya yang berjudul Resep Cespleng Menulis Buku Best Seller. Kekuatan dia saya pikir ada pada buku-buku yang bertopik tentang penulisan, bukan yang lain.
Sepuluh, terus belajar, terutama dari orangorang Indonesia sendiri. Tempat untuk belajar ada banyak sekali, salah satunya adalah di seminar. Tapi jangan salah, banyak pengarang buku keuangan populer dan wirausaha yang gengsi kalau hadir di seminar dengan pembicara orang Indonesia, tapi mau hadir kalau pembicaranya adalah orang asing, bahkan kalau nama orang asing itu belum pernah terdengar sebelumnya. Kita ini terlalu luar negeri minded. Apa-apa yang dari luar negeri itu dianggap baik. Padahal, kalau kita mau belajar dari sesama orang Indonesia, kita akan dapat ide-ide baru dan segar yang justru lebih membumi. Belajar juga dari milis-milis. Salah satunya adalah milis
[email protected].
Untuk cerpen, saya suka Ade Kumalasari. Bahasa dia di cerpen seringkali sangat to the point dibanding ketika di novel. Saya juga suka cara dia menutup ending pada setiap tulisan-tulisannya. Setahu saya, endingending seperti itu menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Dia akan jadi sangat terkenal di masa mendatang sebagai pengarang mumpuni asal dia terus produktif.
Penulis buku yang Anda kagumi atau mempengaruhi Anda? Dulu waktu kecil, jelas Arswendo Atmowiloto. Gayanya yang ‘langsunglangsung’ sangat mempengaruhi saya. Sekarang, untuk buku keuangan populer dan
Pengarang asing? Stephen Covey. Cuma karena mungkin buku itu ditujukan buat HRD perusahaan, buku itu jadi tampil lebih
27
‘rumit’. Seharusnya bisa dibuat lebih populer lagi. Robert Kiyosaki, biarpun saya nggak terlalu setuju sama isinya, tapi gaya bahasanya populer. Terbukti dari banyak orang yang terbawa pada alur pikirannya. Definisi penulis sukses menurut Anda? Gampang. Penulis sukses adalah penulis yang bisa mengkomunikasikan ide-idenya kepada pembaca, dan pembaca bisa menerima ide-ide tersebut tanpa merasa dipengaruhi. Seorang penulis sukses saran saya sebaiknya tidak hanya menulis untuk branding. Tapi untuk idealisme. Penulis yang menulis dengan maksud untuk bisnis, menurut saya hanya akan terjebak pada persaingan yang tidak sehat dengan sesama penulis lain yang menulis topik yang sama. Tetapi, bila seorang penulis menulis untuk idealisme, untuk memberikan sesuatu berupa edukasi kepada pembaca, ini berarti dia sudah mencapai level tertinggi dalam menulis, yaitu memberikan sesuatu untuk masyarakat. Ok, thanks. Sukses selalu…. Sama-sama. Pesan saya, kunci menulis itu sederhana saja: menulis, menulis, dan menulis lagi. Praktik, praktik, dan praktik lagi. Karena semua orang bisa menulis.(ez)
28
Tak kalah menariknya, berdasar regresi itu pula Nathalia berhasil menelusuri sebabmusabab tantenya meninggal di usia muda akibat kanker otak. Ia pun berhasil menelusuri mengapa paman kekasihnya menderita penyakit HIV/AIDS. Dan tentu saja, Nathalia berhasil menyingkap misteri sosok soulmate yang sejati. Dari penelusurannya, ternyata kita semua memiliki seorang soulmate, bahkan kadang jumlahnya bisa lebih dari satu.
Nathalia Sunaidi: Kita Punya Banyak Soulmate - 16 Desember 2006 – 11:14 (Diposting oleh: Editor) Benarkah soulmate itu hanya satu atau justru tak terhitung banyaknya? Mengapa tak sedikit orang terobsesi mendapatkan soulmateatau cinta sejatinya? Bagaimana pula dengan orang yang bisa jatuh cinta kepada banyak orang? Mungkinkah soulmate kita berasal dari kehidupan lalu? Misteri apa yang ada di balik itu semua?
“Buku ini cenderung kontroversial,” komentar Andy F. Noya. “Namun, buku ini mampu menggoda pikiran kita untuk mencari jawaban atas pertanyaan: Siapakah aku ini?” lanjut Pemred Metro TV dan Host Kick Andy tersebut. Nathalia banyak membuka tabir reinkarnasi dalam bukunya tersebut. Selain itu, ia juga membagikan banyak hikmah yang dia dapat dari proses penelusurannya. “Pokoknya, menelusuri kehidupan lalu itu bisa menjadi pengalaman spiritual yang menakjubkan. Banyak pelajaran berharga bisa diambil dari sana,” ujar Nathalia yang belajar hipnotis secara outodidak.
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang coba dijawab oleh Nathalia Sunaidi, seorang hipnoterapis muda berbakat, yang awal Januari 2007 nanti akan meluncurkan buku berjudul Journey to My Past Lives (Bornrich, 2007). Dalam buku tersebut, Nathalia membeberkan hasil penelusurannya ke kehidupan lalunya melalui metode regresi kehidupan lalu berdasarkan hipnoterapi. Di Indonesia, tampaknya baru dialah yang berani membongkar misteri reinkarnasi dan menyusunnya ke dalam sebuah buku.
Nah, apa saja yang diungkap Nathalia dalam buku perdananya tersebut? Bagaimana pula ia menjelaskan soal soulmate yang begitu menarik bagi sebagian kalangan itu? Berikut petikan wawancara Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Nathalia Sunaidi pada 15 Desember 2006:
Tak kurang dari 12 cerita menarik yang berhasil digali oleh perempuan kelahiran Jakarta, 5 Januari 1981 itu. Misalnya, berdasarkan regresi kehidupan lalu, Nathalia berhasil melacak bahwa dirinya pernah hidup sebagai seorang biku di tahun 475, menjadi budak kulit hitam di Amerika, jadi nelayan biasa di Thailand, jadi prajurit angin bangsa indian, bahkan ia pernah menjadi pelayan kedai yang hampir saja dipaksa melacurkan diri.
Apa latar belakang penulisan buku Journey to My Past Lives ini? Pertama, bikin buku ini kan—setelah saya lihat kehidupan lalu saya—ternyata perbuatan buruk itu benar-benar ada akibatnya. Juga perbuatan baik itu sungguh-
29
sungguh ada akibatnya. Sehingga saya tulis buku ini untuk share bahwa suatu perbuatan baik atau buruk itu sungguh-sungguh ada akibatnya. Apabila perbuatan buruk kita lakukan dalam hidup kita, itu akibatnya sangat mengerikan. Tapi, kalau kita melakukan suatu perbuatan baik, buahnya itu juga sangat luar biasa. Membahagiakan.
Anda sudah memikirkan risiko atau potensi kontroversinya nanti?
Waktu menulis buku ini, Anda mendapat dorongan dari mana saja?
Reinkarnasi—saya lebih suka menyebutnya tumimbal lahir—itu sebenarnya hanyalah sebuah proses pembelajaran. Kita lahir dan mati, lalu kita lahir dan mati lagi. Tapi, selama jeda antara lahir dan mati itu adalah proses pembelajaran kita, supaya batin kita lebih mencapai yang namanya kesempurnaan. Jadi hanya itu, proses pembelajaran saja.
Tujuan terpenting dari penulisan buku ini adalah supaya saya bisa membagi kepada orang-orang, bahwa sesuatu hal yang baik itu membuahkan hasil yang baik. Dan, sesuatu yang buruk itu benar-benar ada hasil yang sangat buruk. Tujuannya sharing saja. Bagaimana proses penulisan Supaya orang bisa buku Anda ini? Penuh membaca dan kalau kita mencari akar tantangan? mereka bisa mengetahui permasalahannya—yang pada soal perbuatan baik dan beberapa kasus—ternyata Em…hambatan dalam proses buruk itu, saya sudah akar masalah kehidupan cukup puas. penulisannya di waktu. Karena sekarang itu dibawa dari saya harus meregresi diri saya kehidupan lalu kita. lagi untuk mendapatkan Dalam bahasa yang sebuah cerita kehidupan lalu sederhana, regresi yang komplit. Setelah itu saya harus konek kehidupan lalu itu apa? dengan superconscious mind saya untuk mencari tahu apa pelajaran dari kehidupan Regresi kehidupan lalu itu artinya kita lalu itu. melihat kembali ke kehidupan lalu kita, mengenai masalah-masalah di kehidupan Dilihat dari gaya bahasa dan struktur yang sekarang ini, yang kita tidak bisa cari kalimat, tulisan Anda bagus. Padahal ini akar permasalahannya di kehidupan pengalaman menulis buku yang pertama sekarang. Jadi, kita mencari akar ya. Belajar menulis di mana? permasalahannya—yang pada beberapa kasus—ternyata akar masalah kehidupan sekarang itu dibawa dari kehidupan lalu kita. Saya nggak pernah belajar menulis secara khusus. Tapi sejak SD sudah suka bikin puisi. Terus SMP dan SMA suka menulis Soal reinkarnasi, sebagian orang percaya artikel-artikel untuk majalah Budhis, untuk sebagian lagi tidak. Reinkarnasi dalam lingkungan terbatas. pandangan Anda itu seperti apa?
Yang paling mendorong, atau sebenarnya sih agak memaksa ya si Gunawan (pacar Nathalia: red) ha ha ha… Supaya bisa merampungkan buku ini secepatnya. Topik yang Anda tulis, reinkarnasi, agak kontroversial bagi sejumlah kalangan.
30
Jadi, reinkarnasi atau tumimbal lahir itu tidak seseram yang diperkirakan banyak orang?
kebijaksanaanlah yang nyata dalam regresi kehidupan lalu ini. Dalam buku ini ada 12 kisah kehidupan lalu. Anda jadi biku, hampir jadi pelacur, jadi budak, jadi orang indian, dll. Nah, yang paling mengesankan kisah yang mana?
Justru sebenarnya kita itu tumimbal lahir setiap saat. Apabila kita telah menjadi seseorang yang lebih baik, berarti batin kita yang buruk itu telah mati. Dan, kita telah tumbuh menjadi orang yang baik. Jadi, kita itu tumimbal lahir setiap saat.
Setiap regresi kehidupan lalu yang saya lakukan itu membawa suatu pelajaran yang Apa benar Anda berhasil menemukan unik. Jadi, semuanya memiliki bobot yang beragam karakter diri Anda dan pernah hampir sama untuk penyadaran di kehidupan hidup di berbagai zaman? Seperti yang saya sekarang ini. Tapi kalau boleh saya Anda tilis di buku tersebut? ceritakan, yang paling Gunawan juga jatuh menyembuhkan saya ya itu, cinta kepada cewek cerita tentang selingkuh itu. Kalau kita diregresi, seperti saya lain. Waktu itu, kami Karena regresi itu benar-benar pas meregresi diri saya itu, kita menyembuhkan saya. bisa melihat kehidupan lalu kita benar-benar tidak seperti sedang menonton tv atau menginginkan hal itu. film. Jadi, gambaran-gambaran Bagaimana jelasnya? yang muncul di pikiran kita itu seperti kalau kita benar-benar melihat keadaan Waktu itu kan saya jatuh cinta pada cowok sebenarnya. Persis seperti nonton tv. lain, dan pada saat itu juga Gunawan juga jatuh cinta kepada cewek lain. Waktu itu, Apakah gambaran yang didapat itu kami benar-benar tidak menginginkan hal benar-benar pernah kita alami? Kan itu. Saya sendiri saat itu merasa sangat sakit, susah dibuktikan? karena mengetahui bahwa Gunawan itu bisa mencintai orang lain selain saya. Setelah melihat dengan regresi, ternyata itu semua Sebenarnya bisa dibuktikan kalau orang yang diregresi atau masuk ke kekhidupan efek dari kehidupan lalu. Dan, kalau kami diam tidak bereaksi, maka perasaanlalu itu bisa akurat dalam menentukan tahun kejadiannya, menentukan nama tempat, perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Seperti uap yang menguap begitu saja. Dari nama kota. Dan, juga disertai bukti-bukti sejarah yang ada, itu sebenarnya bisa regresi itu saya benar-benar merasa tersembuhkan… dibuktikan. Karena dalam beberapa kasus yang ada itu bisa dibuktikan. Tapi, yang paling penting dari regresi kehidupan lalu Dan perselingkuhan pun tidak adalah di pelajarannya. Apabila di berlanjut…? pelajarannya dari kehidupan lalu itu bisa membawa pencerahan, atau membawa Tidak. Stop di situ. kebijaksanaan dalam kehidupan yang sekarang, maka berarti kehidupan lalu itu Anda sebutkan di buku ini, regresi benar adanya. Karena, hanya kehidupan lalu bisa digunakan untuk
31
mengetahui siapa soulmate seseorang. Bagaimana ceritanya?
Jadi, soulmate pun—yang katakanlah dari kehidupan lalu bertemu kita di kehidupan sekarang—tetap harus ada konteks atau situasi yang menentukan apakah dia akan menjadi soulmatekita di kehidupan sekarang atau tidak…?
Sebenarnya, soulmate itu adalah orangorang yang dekat dengan kita dalam beberapa kehidupan. Karena dalam setiap kehidupan itu, kita seperti membawa suatu grup orang yang biasanya itu lahir kembali bersama kita. Tapi, peran mereka itu kadang berubah. Kadang perannya itu sebagai ayah kita, bisa sebagai ibu kita, atau sebagai pacar kita, kakak adik, teman…
Memang, untuk menjadi soulmate kita, itu memerlukan suatu kondisi. Suatu kondisi yang bisa menjadikan soulmate kita yang sejati adalah sama tingkat kebijaksanaannya, sama tingkat kemurahan hatinya, sama-sama ingin belajar, dan beberapa hal lainnya. Itu semua soulmate? Apabila mereka telah mencapai suatu level yang sama, mereka akan menjadi soulmate. Apabila level mereka berbeda, maka secara Semua soulmate. perlahan-lahan pun akan mengalami gesekan-gesekan atau pertengkaranBagaimana dengan penemuan soulmate pertengkaran yang akhirnya menyebabkan dalam pengertian pasangan hidup yang perpisahan. Karena adanya perbedaan tak tergantikan? Regresi kehidupan lalu kebijaksanaan itu sendiri. bisa membantu? Jika kebijaksanaan Jadi, soulmate pun bisa Regresi kehidupan lalu bisa kita setara dengan terpisahkah? dipakai untuk melihat soulmate salah satu soulmate kita di kehidupan lalu. Bisa. Tapi, itu, maka kita akan Bisa. Tidak ada yang abadi… begitu banyak kehidupan lalu yang tertarik kepada dia. kita miliki. Berarti, begitu banyak Bagaimana dengan orang soulmate yang pernah menjadi soulmate kita, yang mungkin di kehidupan yang punya kecenderungan memiliki banyak kekasih? kita sekarang ini mereka eksis. Ada di antara kita. Tapi, mungkin soulmate itu tidak hanya satu orang. Mungkin ada satu orang, Seperti yang saya bilang, begitu banyak mungkin beberapa, atau mungkin malah kehidupan lalu kita, begitu banyak soulmate banyak orang. Nah, mereka itu punya kita. Berarti, mungkin banyak di antara kemungkinan yang sama besar untuk soulmate kita itu di kehidupan sekarang ini menjadi belahan jiwa kita, atau dalam berada di sekitar kita. Apabila kita bertemu konteks ini menjadi suami atau istri kita. dengan salah satu soulmate kita, pasti akan Yang paling menentukan adalah merasakan getaran. Kalau kita sesama jenis kebijaksanaan kita. Jika kebijaksanaan kita dengan soulmate itu, kita akan merasakan setara dengan salah satu soulmate itu, maka getarannya seperti sudah kenal lama. kita akan tertarik kepada dia. Tapi dalam Langsung akrab jadi teman. Tapi lawan perjalanan, kalau tingkat kebijaksanaan kita jenis, pasti getarannya rasa suka, rasa cinta. berubah, maka mereka pun mungkin tidak Apabila kita tidak bisa mengendalikan diri, akan menjadi soulmate kita lagi. mungkin saja ada keinginan untuk
32
mengoleksi semua soulmate itu. Tapi sampai kapan? Kuncinya adalah di pengendalian diri dan komitmen untuk setia.
orang lain memberikan cinta sejatinya kepada dia.
Dalam buku ini Anda sebutkan, regresi Bagaimana dengan orang yang bermimpi kehidupan lalu dapat menyembuhkan atau terobsesi untuk menemukan secara fisik maupun nonfisik. soulmate-nya? Dalam artian, figur yang Penjelasannya? paling cocok bagi kehidupan dia. Katakanlah maunya sehidup Kalau yang nonfisik, secara Dan setelah melihat semati, belahan jiwa sejati…? emosional itu bisa, karena saya kehidupan lalunya, Siap menunggu lama untuk merasakannya sendiri. Juga soulmatenya? Sia-siakah? dikisahkan di sini, kehidupan beberapa waktu lalu itu menjawab pertanyaankemudian kankernya Memang banyak kasus seperti pertanyaan saya, yang juga itu sembuh. itu. Ada juga beberapa orang menyembuhkan saya secara yang datang kepada saya, emosional. Kalau dari sisi fisik, mereka terus-menerus mencari soulmate. ada orang-orang yang apabila di kehidupan Mereka mengharapkan ada seorang sekarang itu menderita cacat, dia bisa soulmate yang bisa sehidup semati. melihat apa yang dia lakukan di kehidupan Mengapa banyak orang yang tidak bisa lalunya sehingga dia cacat di kehidupan menemukan soulmate—atau saya bilang di yang sekarang. Kalau sudah cacat fisik, sini cinta sejati—setelah ditelaah kehidupan mungkin tidak bisa tersembuhkan secara lalu mereka, ternyata di kehidupan lalu fisik. Tapi secara emosional, mereka akan mereka itu banyak menyakiti orang lain atau merasa lebih ringan, lebih baik. Karena makhluk lain. Sehingga di kehidupan sudah mengetahui akar permasalahannya sekarang ini, entah kenapa rasanya mereka dan mereka tahu pelajarannya, apa yang bisa itu sulit sekali menemukan cinta sejati. dilakukan dalam kehidupan yang sekarang. Kalau pun ada orang yang mencintai Tapi ada beberapa kasus, di buku-buku yang mereka, entah mengapa di tengah jalan saya baca, terutama kasus-kasus di Amerika. orang itu tidak bisa memberikan cinta yang Ada satu orang yang menderita kanker. Dan tulus kepada mereka. Nah, orang yang sulit setelah melihat kehidupan lalunya, beberapa mencari jodoh, apabila dicek kehidupan waktu kemudian kankernya itu sembuh. lalunya, banyak di antara mereka itu yang suka menyakiti orang lain atau makhluk Di buku ini juga Anda sebutkan, regresi lain. Bahkan, mereka yang seperti itu, kehidupan lalu bisa dilakukan semua kadang perlahan-lahan mereka itu akan orang. Bagamana caranya? melepas jodohnya sendiri. Setiap orang punya kemungkinan untuk Jadinya nggak ketemu-ketemu dengan melihat kehidupan lalunya, jika mereka cinta sejatinya…? mau. Dan jika mereka mempunyai pertanyaan yang bagus, yang mau dicari Ya. Ya. Ada semacam dorongan, suatu jawabannya di kehidupan lalu dia sendiri. hambatan, atau suatu penghalang untuk Semua orang bisa apabila dia menjalankan tahap-tahapnya. Bila di percobaan pertama,
33
kedua, kelima, kesepuluh mereka belum bisa, kuncinya adalah di latihan. Karena, kuncinya ada di relaksasi, di kondisi ketenangan. Kebanyakan orang yang tidak bisa masuk ke kehidupan lalu adalah orangorang yang tingkat ketenangannya belum bisa mencapai tingkat ketenanngan. Karena, mungkin sendang banyak pikiran atau stres dalam kehidupan sehari-hari.
Siap. Tapi, memang ada beberapa orang yang bila belum siap, mereka tetap tidak bisa melihat kehidupan lalunya.[ez]
Pesan penting bagi orang yang ingin melihat kehidupan lalunya? Semua orang bisa melihat kehidupan lalu. Tapi, kuncinya ada pada bagaimana kita mengolah hasil regresi. Bagaimana kita mengolah regresi kehidupan lalu itu untuk diambil pelajarannya, untuk membuat kehidupan yang sekarang ini menjadi lebih baik. Apabila kehidupan lalu yang kita lihat itu bisa membuat diri kita lebih baik di kehidupan sekarang, maka itu bagus. Tapi kalau kita tidak bisa mengambil pelajarannya dan membuat kita di kehidupan yang sekarang itu menjadi lebih buruk, maka kehidupan lalu itu akan membuat hidup kita lebih menderita. Hikmah terbesar bagi Anda sendiri dari penulisan buku ini? Hikmah terbesarnya adalah saya bisa membagikan pengalaman. Terutama, dengan regresi ini membuat saya bisa melihat dan merasakan kebijaksanaan-kebijaksanaan— yang mungkin tidak akan pernah saya lihat—bila saya tidak melihat kehidupan lalu saya. Dengan buku ini, semoga orang-orang bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari buku ini, serta bisa membuat kehidupan mereka lebih bahagia. Anda siap membantu mereka yang ingin melihat kehidupan lalunya?
34
judul buku untuk berbagai penerbit. Ia pernah meraih Juara I Lomba Penulisan Buku Cerita Keagamaan Depag RI pada 2002, jadi Juara I Lomba Penulisan Artikel Perbukuan 50 Tahun IKAPI, dan banyak lagi prestasi lainnya.
Bambang Trim: Buku Kontroversi Tetap Jadi Primadona
Selain itu, Bambang juga aktif dalam menggerakkan dunia penulisan dan perbukuan. Ia sering mengadakan pelatihanpelatihan penulisan, editing, dan penerbitan. Bambang punya visi yang maju perihal bidang yang ia geluti saat ini. Sebagai bukti atas visi dan komitmennya untuk memajukan dunia perbukuan dan penerbitan di Tanah Air, dalam waktu dekat ini, ia menggagas berdirinya Forum Editor Indonesia (FEI). Rencananya, FEI akan dideklarasikan di Bandung pada 18 November 2006 nanti. Inilah wadah pertama—dan mungkin satu-satunya—yang akan berperan aktif dalam merangsang dan memajukan peran para editor di Indonesia.
- 16 November 2006 – 10:41 (Diposting oleh: Editor) Dalam jagad perbukuan dan penerbitan, nama Bambang Trim mungkin sudah tidak asing lagi. Bambang memang kenyang dengan pengalaman penulisan buku, editing, dan mengelola penerbitan. Dari tangan dingin Bambang pula, lahir racikan bukubuku bestseller terbitan MQS Publishing, seperti Aa Gym Apa Adanya, Setengah Kosong Setengah Isi, dan belakangan The True Power of Watter, yang telah terjual lebih dari 50.000 eksemplar dalam waktu kurang dari setahun.
Berikut petikan perbincangan Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Bambang Trim, tentang kisah suksesnya mengelola MQS Publishing, serta pandangannya terhadap situasi perbukuan akhir-akhir ini:
“Dari awal menjadi pemimpin di penerbitan MQ saya sudah menetapkan visi dan misi yang menjadi mimpi saya di dunia buku,” ungkap Bambang. “Saya ingin membuktikan betapa penerbitan berbasis spiritual juga bisa tampil profesional dan menerapkan prinsipprinsip yang benar tentang penerbitan buku,” jelasnya lagi. Tak heran bila dalam kendalinya, MQS Publishing kini tumbuh menjadi salah satu penerbitan baru yang cukup diperhitungkan kiprahnya.
Bagaimana sejarah Publishing (MQP)?
MQ
MQ Publishing awalnya didirkan pada 2003 yang kemudian dimerger dengan PT Mutiara Qolbun Saliim yang sebelumnya bergerak dalam bidang distribusi, pada 6 Agustus 2003. Jadilah kemudian nama yang digunakan adalah PT MQS Publishing. Nah, MQ Publishing kemudian menjadi salah satu lini penerbitan PT MQS. Core business PT MQS kemudian diubah menjadi book publishing.
Selain sebagai editor karier, Bambang Trim juga dikenal sebagai penulis yang produktif. Tulisannya tersebar di berbagai media massa, seperti Mitra Desa, Hikmah, Hoplaa, Republika, Pikiran Rakyat, Kompas Matabaca, Medan Bisnis, dan Galamedia. Buku yang ditulisnya tak kurang dari 50
35
berdirinya
Jelaskan, jenis buku-buku apa saja yang awalnya dibidik oleh MQSP?
Apa kriteria-kriteria dasar naskah yang bisa diterbitkan di MQSP?
Awalnya MQS menerbitkan buku dengan basis manajemen qolbu. Terbanyak adalah buku-buku pengembangan diri serta Islam yang ringan seperti halnya konsep dakwah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Soalnya penerbit ini memang dibangun dari komunitas Pesantren Daarut Tauhiid dan awalnya berada dalam naungan MQ Corporation milik Aa Gym.
Kriteria umum tentu yang tidak bertentangan dengan asas keislaman, gagasan orisinal dan menarik atau bentuk lain gagasan yang lebih inovatif, ditulis dengan bahasa yang gamblang atau mudah untuk dicerna serta dinalar, dan terutama marketable. MQSP berhasil meluncurkan buku-buku yang laris di pasaran, seperti “Aa Gym Apa Adanya”, “Setengah Kosong Setengah Isi”, dan terakhir buku “The True Power of Water”. Apa trik dan strateginya?
Apakah dalam perjalanan berikutnya ada pengembangan-pengembangan segmentasi dan jenis buku yang diterbitkan?
Dalam perjalanannya MQS memang Buku-buku laris itu bisa lahir dari intuisi, mengembangkan beberapa imprint atau lini bukan selalu mengikuti tren yang ada. penerbitan, seperti Khansa untuk buku Pendekatan spiritual memang bisa remaja dan kewanitaan, MQ Kecil untuk digunakan dalam kancah bisnis penerbitan buku anak, Khas MQ untuk buku-buku seperti ini. MQS selalu melihat potensi dua bertema manajemen qolbu dari hal terkait dengan naskah: civitas Daarut Tauhiid, serta pertama, potensi gagasannya; Buku-buku laris itu bisa KOLBU untuk buku dan kedua, potensi penulisnya. lahir dari intuisi, bukan keterampilan dan wacana bacaDua hal ini coba disatukan, selalu mengikuti tren tulis. Sesuai dengan blue print lalu didiskusikan bagaimana yang ada. business plan-nya, MQS potensinya bisa dioptimalkan memang menargetkan punya varian produk yang lengkap hingga 2010, termasuk menggagas buku pendukung pelajaran, buku referensi, serta Quran.
sehingga menjadi buku yang powerful. Trik utama adalah selalu membuat perbedaan (diferensiasi), membawa isu menjadi gebyar, dan menggunakan kemampuan public speaking dari penulis atau orang yang ‘dipinjam’ untuk itu guna menyentuh hati para calon pembaca.
Dalam sebulan, berapa banyak naskah yang masuk ke MQSP? Naskah yang masuk ke MQS setiap bulannya rata-rata 10-20 naskah. Umumnya MQS sudah memprogramkan naskah (solicited) sehingga naskah yang masuk dalam arti kiriman insidental (unsolicited) memang bukan prioritas utama.
Contoh: Buku Aa Gym Apa Adanya adalah buku autobiografi yang disusun dengan ide buku autobiografi Muhammad Ali. Konsep dakwah Aa yang relatif sederhana dan mengena sangat cocok diterapkan dalam bentuk autobiografi per episode mirip penulisan feature singkat. Lalu, buku ini dipilihkan judul Aa Gym Apa Adanya yang
36
menunjukkan kebersahajaan serta anak judul Sebuah Qolbugrafi sebagai eye catcher. Alhasil, buku ini pun muncul sebagai autobiografi yang lain daripada yang lain serta ditunggu orang yang ingin tahu riwayat da’i fenomenal ini.
MQSP juga rajin mengeluarkan bukubuku co-writing antara Aa Gym dengan beragam tokoh. Apa maksud strategi ini? Kalau satu sudah powerful ditambah satu tentu semakin berdaya. Aa Gym tokoh yang sampai saat ini bisa diterima oleh berbagai kalangan dan multitalent. Sebagai salah satu program optimalisasi potensi Aa Gym maka kami pun mencoba menggabungkan ketokohan Aa Gym dengan tokoh lainnya. Yang sudah berjalan yaitu Aa Gym dan Hermawan Kartajaya serta Aa Gym dan Andrew Ho.
Kami menerapkan konsep 4C untuk suksesnya sebuah buku, yaitu Content, Context, Creativity, dan Community. MQSP tampaknya sangat diuntungkan oleh popularitas Aa Gym. Benarkah demikian?
Menurut pendapat Anda, siapa saja yang MQS adalah perusahaan penerbitan yang paling berperan dalam suksesnya didirikan oleh Aa Gym. sebuah penerbitan? Popularitas Aa Gym secara Karena itu, peran langsung maupun tidak langsung editor sangat pasti berimbas pada larisnya Penerbitan merupakan perusahaan esensial dalam penerbitan MQS. Namun, yang yang unik karena di dalamnya sebuah penerbitan. sebenarnya dilakukan adalah banyak profesi yang terlibat. optimalisasi potensi Aa Gym Untuk bahan baku naskah dalam dakwah oleh MQS. Dalam berkualitas saja dibutuhkan kerja hal ini MQS pun tidak sepenuhnya serius dari profesi penulis/pengarang. Jadi, menggantungkan penerbitan pada figur Aa sukses sebuah buku adalah keberhasilan Gym sehingga tetap dicari terobosansebuah tim, yang intinya adalah para terobosan baru. penulis, editor, layouter/desainer, serta marketer. Kekompakan komponen profesional ini akan meniscayakan sukses Belakangan MQSP juga mengeluarkan sebuah buku. buku-buku dengan kemasan yang lebih eksklusif. Apa sasarannya? Seperti apa sih idealnya peran seorang editor dalam sebuah penerbitan? Sasarannya tentu kelas menengah Indonesia yang lebih smart dan perlu context (kemasan) yang meyakinkan. MQS tentu Editor semestinya profesi yang serbabisa ingin memberikan kontribusi pengetahuan dalam sebuah penerbit. Ia semestinya punya kepada kelas menengah Indonesia. Di kemampuan sebagai problem solver, samping itu, MQS juga punya komitmen decision maker, public speaker, serta membangun brand image sebagai penerbit effective people. Di tangannya perencanaan profesional yang patut diperhitungkan. sukses sebuah buku seharusnya terpetakan. Karena itu, peran editor sangat esensial dalam sebuah penerbitan. Sayangnya peran ini belum terdefinisikan jelas karena
37
minimnya pengetahuan publishing science maupun editologi di lingkungan penerbit sendiri.
melainkan menjadi mudharat merugikan banyak pihak.
yang
Apakah kemunculan mereka bisa menjadi ancaman bagi penerbit-penerbit mapan?
Bagaimana Anda memandang tren dunia perbukuan dewasa ini?
Self-publisher boleh jadi lebih sukses dari Tren atau kecenderungan perbukuan di perusahaan penerbit yang lebih besar. Kalau Indonesia sangat dinamis dan cepat berganti. sukses, tentu lambat laun self-publisher juga Setelah muncul sastra Islami, kemudian akan menjadi perusahaan. Persaingan adalah muncul tren teenlit dan chicklit, lalu entah hal yang tidak bisa dihindari. Namun, apa lagi. Namun, yang pasti buku melihat pembinaan yang kurang terhadap kontroversi tetap jadi primadona di self-publisher ini, kemunculan mereka Indonesia, seperti terjemahan The Da Vinci belumlah menjadi ancaman yang berarti. Code ataupun buku karya Habibie. Bahkan, Kecuali para self-publisher membuat MQS pun sempat mencoba kontroversi air semacam asosiasi seperti IKAPI, lalu serius lewat The True Power of Water melakukan pembinaan SDM dan kerapkali selfyang telah terjual 50.000 profesionalitas penerbitannya. publisher di Indonesia eksemplar lebih dalam waktu Saya yakin para self-publisher tidak paham betul kurang dari setahun. juga bisa menggoyang eksistensi penerbit mapan. proses sesungguhnya Bagiamana pandangan Anda penerbitan buku terhadap munculnya banyak Dari segi dampak terhadap sehingga persoalan sekali self/independent perkembangan industri kualitas menjadi abai. publishing? perbukuan? Self-publishing di Amerika adalah tradisi yang mencerminkan kemajuan intelektual masyarakatnya. Kalau di Indonesia muncul tren self-publishing tentu itu hal yang baik asal diimbangi dengan pengetahuan yang memadai tentang book publishing—jadi tidak hanya semangat ingin menerbitkan. Semakin banyak penerbit berbiak tentu masyarakat semakin terjamin mendapatkan varian bacaan. Akan tetapi, tantangannya kerapkali self-publisher di Indonesia tidak paham betul proses sesungguhnya penerbitan buku sehingga persoalan kualitas menjadi abai. Lebih parah lagi kalau penerbitannya mulai menabrak-nabrak pakem copyright. Jadi, terkadang berdirinya self-publishing bukan menjadi berkah,
Industri perbukuan, dengan kehadiran selfpublisher, tentu akan semakin bergairah. Namun, jika tidak terkontrol dalam soal kualitas, masyarakat pembaca bisa protes dan ini merugikan penerbit secara keseluruhan. Indonesia tampaknya memang sudah perlu memiliki Menteri Perbukuan Nasional untuk menangani produksi buku bagi 200 juta lebih umat Indonesia ini, he.. he.. he…(ez)
38
Masbukhin lahir di Gresik, Jawa Timur, pada 23 Agustus 1974. Sejak SD dia sudah mencicipi rasanya menjadi “wirausaha”, misalnya dengan beternak ayam, jualan lilin dan kembang api, dan buka toko kelontong di rumah orangtuanya. Sampai saat kuliah dan menjadi pegawai negeri sipil di Malang, dia tetap suka berwirausaha. Gagal dan bangkit lagi, itulah tabiat pengusaha. Akhirnya, nasib membawanya menjadi karyawan sebuah perusahaan otomotif di Jakarta.
Masbukhin Pradhana: Lebih Enak Memulai Bisnis Saat Masih Jadi Karyawan - 16 Oktober 2006 – 14:22 (Diposting oleh: Editor)
Masih sambil menekuni bidangnya sebagai karyawan bidang Teknologi Informasi, bersama istrinya dia melanjutkan kegemaran menjalankan berbagai bisnis atau usaha sampingan. Ternyata, bisnisnya jalan, terutama bisnis grosir voucher. Hingga akhirnya, dia berhasil memiliki enam gerai grosir voucher di berbagai lokasi dengan 17 karyawan, jadi mentor di sebuah komunitas bisnis, sambil sesekali menularkan ilmunya melalui artikel.
Saat ini, semakin banyak saja pengusaha yang membagikan pengalamannya melalui buku. Tidak harus menunggu hingga jadi konglomerat dulu baru membuat buku. Yang terpenting bukan lagi ukuran bisnis, tetapi lebih pada semangat berbagi pengalaman serta nilai-nilai entrepreneurship yang digaungkan. Terlebih, penerbit juga sudah memberi keleluasaan kepada banyak calon penulis yang berlatar belakang pengusaha untuk unjuk karya. Maklum, medan persaingan penerbitan buku semakin ketat. Alasan lain, buku-buku entrepreneurship punya penggemar tersendiri. Bahkan, tak sedikit dari buku-buku jenis ini yang sangat digemari oleh pembaca serta meraih predikat best seller.
Dalam pandangan Masbukhin, saat yang tepat untuk membuka usaha justru pada saat orang masih jadi karyawan. “Sebab, kita bisa memanfaatkan tabungan untuk modal. Kalau bisnis belum jalan, kita masih punya gaji. Kalau bisnis sudah jalan, hasilnya bisa ditambahkan ke modal usaha. Atau gaji bisa dijadikan tambahan modal,” jelasnya.
Masbukhin Pradhana adalah salah satu di antaranya. Pengusaha yang bergelar Raja Voucher ini baru saja meluncurkan buku berjudul Cara Brilian Menjadi Karyawan Beromzet Miliaran (Elexmedia Komputindo, 2006). Judul buku yang sangat menggoda, memang. Terlebih bagi para orang gajian yang benar-benar ingin mandiri, punya penghasilan lebih, punya bisnis sendiri, dan akhirnya sungguh-sungguh jadi pengusaha.
Tepat ketika artikel-artikelnya diterbitkan menjadi buku pada Agustus 2006 lalu, Masbukhin mengundurkan diri sebagai karyawan. Kini, dia menekuni bisnis vouchernya, menjadi mentor bisnis, dan merambah dunia public speaking. Bukunya pun langsung cetak ulang pada bulan kedua peredarannya. Berikut petikan wawancara Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan
39
Masbukhin yang berlangsung di Plaza Semanggi, Jakarta.
pengusaha?” Jawabnya, “Oh, ntar dulu!” Ada yang alasannya tidak punya bakat, tidak punya modal, banyak alasanlah ya. Banyak alasan untuk tidak terjun ke dunia bisnis. Tapi mereka berminat jadi kaya.
Apa motif penulisan buku Cara Brilian Menjadi Karyawan Beromzet Miliaran ini?
Masalah apa yang biasa dihadapi karyawan yang baru terjun ke dunia wirausaha?
Pertama, saya orangnya suka sharing. Sharing berdasar pengalaman. Kedua, banyak orang yang mulai berbisnis itu harus jungkir balik. Termasuk saya. Saya mulai Pertama adalah waktu. “Wah, waktu saya berbisnis itu beberapa tahun selalu jungkir habis untuk kantor, ndak mungkin saya balik. Karena tidak pernah sharing mulai!” Kedua, soal modal, “Wah, modal pengalaman. Nggak gampang, karena saya saya ndak cukup untuk memulai suatu harus mencari sendiri. Hasil pengalaman bisnis.” Yang ketiga, “Saya ndak punya saya sendiri digabung dengan pengalaman bakat, ndak punya ilmunya, ndak punya bisnis beberapa senior, pengalaman.” “Saya ndak punya ternyata bisa mempercepat bakat, ndak punya proses pencarian jati diri bisnis Pengalaman Anda, bagaimana ilmunya, ndak punya kita. Nah, saya tidak ingin memulai usaha sambil tetap masa coba-coba saya yang jadi karyawan? pengalaman.” beberapa tahun itu dialami oleh orang yang masih dalam proses Tadi ada tiga masalah ya. Misalnya kendala pencarian bisnisnya. Lahirlah buku ini. pengalaman, saya sudah memiliki sedikit Mungkin, kalau saya dulu coba-cobanya pengalaman. Lalu saya ikut mentoring, tujuh tahun, mungkin bagi pemula yang belajar bisnis pada orang yang sudah membaca pengalaman kami bisa cuma satu berpengalaman. Bisa ke orangnya langsung, atau dua tahun untuk mendapatkan bisnisnya bisa belajar dari buku-buku, seminar. Kedua yang cocok. soal waktu, ya kita harus investasi waktu untuk memulai bisnis itu sendiri. Apakah Seberapa banyak karyawan yang minat mulai dari Sabtu dan Minggu. Misalnya sore jadi orang kaya melalui wirausaha? hari juga bisa. Makanya saya berusaha tinggal dekat kantor, sehingga waktu tempuh Saya lihat banyak sekali. Saya tidak bisa pun singkat, kan? Sehingga saya punya omong angka karena belum riset. Yang waktu untuk mengontrol bisnisnya. Ketiga jelas, kalau kita lihat kondisi di luar, siapa soal modal. Justru karena kita jadi sih orang yang kaya itu? Kebanyakan karyawan, kan kita dapat gaji. Bisnis yang pengusaha, kan? Entah 80 persen atau 90 baru dimulai jarang yang langsung untung. persen adalah pengusaha. Sekarang dibalik Perlu proses. Di sinilah, kita sebagai pertanyaannya, apa pun statusnya apakah karyawan diuntungkan. Karena ketika bisnis karyawan atau masih mahasiswa, “Apakah itu belum menguntungkan, cash flow belum Anda ingin kaya?” Pasti jawabnya ya, positif, kita masih mendapatkan gaji. Paling pingin, pingin dapat duit banyak. Tapi kalau nggak untuk nutup kekurangan. Syukurditanya lebih lanjut, “Anda mau nggak jadi syukur kalau kita sudah punya tabungan.
40
Masak sih sudah bekerja dua misalnya, kita ndak punya tabungan sekali? Dari tabungan itu bisa kita buat modal usaha. Dan dari situ tiap kita tambahkan modalnya.
tahun sama pakai bulan
lebih besar. Jadi saya harus memilih dan ada yang saya amputasi.
Kuncinya, karyawan harus punya modal tertentu untuk memulai usaha?
Saya berproses. Waktu saya sudah menjadi karyawan di Jakarta, saya patungan bisnis dengan teman-teman di daerah. Sayang bangkrut. Bikin bisnis lagi, restoran soto betawi, patungan berlima, tapi nggak ngangkat juga. Lalu saya analisis, mengapa tidak berhasil? Akhirnya saya harus ngerti, saya harus bisa, yaitu bisnis yang sekarang saya jalankan.
Waktu menghadapi kendala di awal merintis bisnis, apa yang Anda lakukan?
Betul. Bisnis apa pun perlu duit. Berapa pun besarnya, itu tergantung bisnisnya. Cuman, duit modal ini bukan selalu punya kita. Kalau kita punya ide bisnis, dan kita mampu menjual ide tersebut kepada orang yang punya duit. Maka, kita bisa memulai bisnis ini bersama. Orang lain yang punya duit sebagai investor, Mindset itu dari mental, kita bisa menjalankan sehingga mentalnya operasionalnya. harus dibentuk dulu. Mental pengusaha Berarti minatnya yang harus dengan mental besar dulu, bukan selalu soal karyawan itu beda, kan? modal?
Tadinya saya tidak kepikiran mau bikin buku. Dulu waktu kecil sih pernah bercita-cita jadi penulis. Waktu itu saya lihat, seorang penulis itu pasti orang yang betul-betul sekolah, terpelajar. Misalnya, yang nulis buku itu profesor. Keren banget, kan? Tapi, saya tidak punya keahlian ke sana. Walau saya punya background pers kampus dan nulisnulis artikel. Tapi beda dengan Anda yang seorang wartawan misalnya, pasti menulis itu mahir sekali. Jadi, dalam menulis saya itu hanya bercerita tentang pengalaman saya. Sharing melakukan ini-itu dalam artikelartikel kecil. Lama-lama saya kumpulin kok lumayan banyak, ya? Ada yang usul, jadikan buku saja. Lalu saya kelompokkelompokkan, masing-masing kelompok saya kembangkan lagi, lalu disistematisasi menjadi sebuah buku.
Minatnya, betul! Minat itu berasal dari mana, tentu dari mindset kita, kan? Mindset itu dari mental, sehingga mentalnya harus dibentuk dulu. Mental pengusaha dengan mental karyawan itu beda, kan? Saat masih jadi karyawan dan baru terjun ke bisnis, kesulitan-kesulitan apa yang Anda alami? Awalnya saya mulai bisnis toko kelontong eceran itu. Tapi, kok untungnya sedikit. Lalu saya tambahi lagi, usaha yang lain. Sehingga setelah itu saya punya empat unit usaha, tapi tidak tahu profit terbesarnya dari mana. Nah, seiring berjalannya waktu saya semakin ngerti, oh ini effort-nya besar dapatnya besar. Yang ini effort-nya kecil hasilnya kecil, tapi bisa dikembangkan lagi menjadi
41
Sekarang Anda sudah sampai pada tahap berbagi pengalaman kepada orang lain. Oke, bagaimana ceritanya kok ada ide menulis buku ini?
Selain dari pengalaman sendiri, dari mana saja Anda mendapat ide untuk menulis artikel-artikel tersebut?
Bagaimana perasaan Anda setelah buku pertama terbit?
Saya surprise sekali! Saya tidak pernah membayangkan hasilnya akan sehebat itu. Memang, sejak awal saya memvisualisasikan, kalau punya buku akan begini-begini. Ternyata hasilnya lebih bagus. Kaver bagus. Dari segi editing jadinya juga lebih halus. Dan lebih terstruktur, karena ada grouping dan tugastugas untuk para pembaca. Bahasanya sederhana, bisa diikuti orang lain, dan saya yakin bisa. Buku ini isinya adalah pengalaman saya yang bisa ditiru orang lain. Kenapa saya sekarang keluar dari karyawan? Karena saya akan konsentrasi di Sebelum jadi buku, artikel-artikel Anda terbit di mana saja? bisnis saya. Tapi untuk memulai bisnis, ndak usah nunggu keluar dulu atau pensiun. Mulai saja sekarang. Tapi kalau Anda Kebanyakan di komunitas maya. Ada di berpikir bisnis Anda sudah Purdiechandra.com, Swa.co.id, bagus, untuk masa depan Anda Usahaku.net, Pembelajar.com Waktu, konsentrasi, sudah cukup dan Anda ingin juga ada, dan terbanyak di situs dan mood. Kadangkonsentrasi di situ, lalu Anda saya sendiri, Masbukhin.com. kadang kalau kita pas keluar ya tidak masalah. Dulu ada juga artikel saya di ngambek, itu nulisnya majalah Bisnis Kita (Sudah juga ndak nyambung. Tanggapan keluarga atau berhenti terbit, red), majalah rekan-rekan bisnis? Duit, lalu tabloid Bisnis Uang (Sudah berhenti terbit, red), saya sebagai narasumbernya, juga tabloid Peluang Kalau teman-teman di milis, buku ini sudah Usaha. dinanti-nantikan. Gembar-gembornya sudah tiga sampai empat bulan yang lalu. Istri senang sekali. Teman-teman juga pada Kendala dalam penulisan? komentar karena melihat foto saya di buku itu dan sudah ada di toko-toko. Mereka Waktu, konsentrasi, dan mood. Kadangsemua ikut senang. kadang kalau kita pas ngambek, itu nulisnya juga ndak nyambung. Waktu ya masalahnya, Sekarang Anda merambah dunia public karena saya juga masih jadi karyawan, dan harus juga ngurusin bisnis. Kalau saya speaking. Apa yang ingin Anda raih? berpikir buku itu harus sesempurna mungkin, mungkin buku itu ndak akan Saya orangnya memang suka tampil di terbit-terbit ya ha ha ha… Makanya saya depan umum. Ditambah dengan semangat perlukan seorang editor untuk finishing. saya untuk sharing, ditambah dengan pengalaman bisnis saya. Saya lihat, banyak Saya kan jadi owner dua mailing list (milis). Yang paling gede itu Bisnis-Smart 850 member dan Voucher Grosir 350. Dan, sinergi dalam milis itu hebat sekali, tidak hanya dengan saya. Tapi antar member, saling memberikan support, saling memberikan semangat. Sampai ada orang Indonesia yang di luar negeri itu mengerti soal saya. Dia percaya saya dan sekarang dia jadi investor saya. Ndak pernah saya ketemu orangnya. Begitu dahsyatnya komunitas itu.
42
juga orang yang butuh sharing langsung. Lewat buku saja tidak cukup. Sisi yang lain, masih banyak juga masyarakat yang malas baca. Ada tiga hal prioritas, saya sebagai entrepreneur, saya sebagai public speaker, dan ketiga saya sebagai penulis buku. Prioritas saya sebagai seorang entrepreneur. Misalnya, ada yang membutuhkan saya untuk sharing pengalaman, ya saya tidak akan menolak. Saya juga kepikiran, apakah memungkinkan membuat semacam sekolah bisnis. Itu akan menciptakan sebuah bisnis yang baru lagi. Sudah merencanakan buku berikutnya? Kalau buku yang pertama kan saya bicara kapan saat yang tepat untuk keluar kerja. Sambil mendalami mindset sebagai karyawan yang berbeda dengan menjadi pengusaha. Buku berikutnya, mungkin akan membuat lebih detail lagi langkah-langkah persiapan untuk mundur jadi karyawan dan menekuni bisnis. Baru kemudian bicara tentang prospek bisnis-bisnis yang ada saat ini.[ez]
43
yang benar-benar menghibur tapi juga menyentuh.
Alexandra Dewi: Menulis Jadi Susah Kalau Orientasinya Melulu Pasar
“Kisah-kisah dalam buku ini semuanya nyata, bukan fiksi. Aku alami sendiri dan benar-benar ada di sekelilingku,” jelas Dewi kepada Edy Zaqeus dari Pembelajar.com. “Saya inginnya menulis sesuatu yang ada emotional attachment-nya. Tidak melulu yang berorientasi pasar. Susah menulis kalau orientasinya melulu pasar,” terang Dewi, jebolan American College for the applied arts, Los Angeles, USA, ini.
- 15 September 2006 – 13:43 (Diposting oleh: Editor) Lagi, dunia perbukuan di Tanah Air diramaikan oleh penulis gaya metropolis dengan karya yang ringan, menghibur, kosmopolis, tapi juga sarat pesan moral. Alexandra Dewi bersama rekannya Cynthia Agustina menelurkan sebuah karya berjudul I Beg Your Prada (Gramedia, 2006), yang segera di-launching pada 19 September 2006 ini di sebuah toko buku di Jakarta Pusat.
Yang unik dari buku ini adalah perpaduan dua cara pandang—antara Dewi yang sudah berumah tangga dengan Cynthia yang masih single—dalam rangkaian tulisan yang kadang bertolak belakang, kadang pula saling menguatkan. Tapi, menurut Dewi yang kelahiran 11 Mei 1974 dan sudah dikarunia dua putera ini (Jessie Chen 6 tahun dan Mason Chen 3 tahun), perbedaan yang ada justru semakin menguatkan pesanpesan moral yang hendak disampaikan. Alhasil, perpaduan tulisan keduanya tetap enak dinikmati dan tampak dijagokan oleh penerbitnya. Berikut petikan dari obrolan ringan dengan Alexandra Dewi di kantornya di Jalan Radio Dalam Raya, Jakarta Selatan:
Buku yang berisi cerita-cerita keseharian ini asal mulanya adalah coretan-coretan dalam jurnal dan curhat melalui email. Tak disangka, topik-topik yang dibahas dalam jurnal dan curhatan tersebut ternyata mengandung sejumlah keprihatinan atas situasi sosial di sekeliling para penulisnya. Banyak pesan moral di dalamnya yang patut dilongok siapa saja.
Apa yang mengilhami Anda menulis buku I Beg Your Prada ini?
Namun bukan sekadar keprihatinan yang menyentuh. Dewi—yang sehari-hari adalah pimpinan puncak perusahaan sekaligus ibu rumah tangga—dan Cynthia yang masih single dan suka melancong keluar negeri, mampu menyajikan tulisan-tulisan yang sangat menghibur. Semua menyangkut polah tingkah kelas menengah di perkotaan, baik di Jakarta maupun di luar negeri. Jadilah I Beg Your Prada sebuah racikan
Kebetulan aku kan suka nulis-nulis di komputer. Temen-temenku yang deket-deket kan semuanya di luar negeri. Jadi aku pasti ngemail dong sama mereka, ceritanya seperti apa. Mereka seperti saudara sendiri, kenal dari remaja sampai sekarang. Nah, hal-hal yang diobrolin itu kan hanya ke temen-temen deket aja.
44
Nggak mungkin dong kalau baru kenal sama orang nanya-nanya hal yang… Kalau nggak deket pasti mereka nggak discuss. Tapi kalau boleh tahu, kan pasti pingin nanya juga, gitu lho! Kadang-kadang aku wondering, kalau pikiran orang lain itu seperti apa sih? Tapi aku pikir, alangkah enaknya kalau ini bisa dibagikan ke orang lain.
mikirin ini pengalamanku—yang menurut pendapatku—yang kalau dibaca pun akan menjadi sebuah entertainment. Selain inspiratif dan membuat orang mau berpikir. Susah kalau orientasinya bukan karya tapi melulu pasar. Kecuali orang yang benarbenar writer ya. Padahal kan?
Bentuk awal tulisan-tulisan ini seperti apa?
Anda
orang
bisnis,
Susah kalau Ya. Kalau bisnis ya bisnis. Kalau orientasinya penulisan kan art, karya. bukan karya tapi Jurnal. Diary. melulu pasar. Itu menimbulkan kepuasan Kecuali orang Kenapa memilih bentuk itu? yang lebih besar? yang benar-benar writer ya. Karena lebih dari dalam hati. Apa Ya. adanya, ya kan? Jadi bukan untuk mempengaruhi orang. Bukan untuk Apa aja sih yang dibicarakan di buku ini? mengritik. Tapi ya kejadian sehari-hari aja. Jadi bener-bener datang dari hati aja. Jujur. Isinya seputar jalan hidup yang berbedabeda. Yang single tentu problemnya bedaBagaimana perasaan Anda saat tulisanbeda sama yang sudah berumah tangga. tulisan itu bisa diterbitkan jadi buku? Trus, yang sudah berumah tangga pun problemnya juga berbeda-beda. Ada yang Ya senang. Nggak nyangka aja. Ke-GR-an belum punya anak. Ada yang anaknya enam. malah. Trus udah itu, mikir-mikir sampai Ada yang pingin nggak punya anak sama aku baca-baca lagi, apa sih sebetulnya yang sekali. menarik dari tulisanku itu? Karena ini kan sebenarnya obrolan sehari-hari. Jadi, kalau Ada soal-soal benturan budaya dalam aku bisa lihat dari sini, mungkin kalau kita buku ini? nulis bukan karena motivasi uang, bukan mengikuti kesenangan pembaca saja, kiraYa. Benturan budaya lebih banyak dari kira yang laku itu apa, mungkin akan lebih tulisan Cynthia ya. Kayak jam karet. Jam menghasilkan sesuatu yang otentik. karetnya itu numpuk gitu lho. Dalam tulisan dia nih ya, misalnya sehari kita janji jam Katanya kalau nulis fiksi kayak novel itu delapan, ntar datengnya jam 10. Akhirnya kan lebih bagus ya pasarannya. Tapi, kalau yang jam 10 diundurin ke jam 12. Nah, yang itu bukan aku, susah juga aku nulisnya. Bisa jam 12 ini nggak janji lagi, nggak tahu aja aku bikin novel, tapi nggak dari dalam datangnya jam berapa. hatiku, gitu lho! Trus aku mikirnya begini, “Apa kira-kira yang dimaui pembaca itu?” Akhirnya kan setiap hari seperti itu. Kalau di Itu aku mikirin dia. Tapi kalau buku ini, aku dunia Barat, orangnya cukup on time ya. Di
45
sini, ada yang kadang-kadang telat pun Aku bilang ke temenku, aku ingin nulis nggak ngomong. Nanti datangnya sesukabuku. Lalu aku bilang, untuk buku yang suka dia, kesulitannya itu ndak diomongin. pertama aku nggak mau nulis sendiri. “Lu di mana?” Nggak dijawab. Nanti aja Karena tema buku ini kan perempuan kalau mukanya nongol baru, banget. Nah, aku maunya ada pendamping “Sorry!” yang single, yang sangat bertolak belakanglah. Temenku kenal dengan Dia kan belum Cynthia, dia minta aku cek blog-nya. Kalau model tulisan Cynthia married. Jadi biar Aku cek, aku suka gaya awalnya seperti apa? buku ini penulisannya, aku kontak dia, pandangannya ternyata dia mau. Kalau Cynthia awalnya dari bukan dari orang blog. Dia menuliskan married aja. Itu juga pengalaman pertama pengalamannya. Cynthia itu kan orangnya begini. Dia tuh Cynthia menulis buku? sukanya kerja-kerja. Kalau uangnya cukup lalu dia travel, uangnya dihabiskan, gitu lho. Ya. Selain di blog yang diterbitkan jadi Kira-kira seperti itu. Dia nggak worry dia buku, ini yang pertama kali sama aku. nggak punya tabungan nggak punya apa. Dia nggak worry. Nah, kalau aku kan Jurnal kan biasanya tulisan mentah. Bisa bertolak belakang sama sekali sama Cynthia. juga dijadikan buku? Karena dia travel terus, tentu dia kontaknya sama orang-orang lewat blog itu, kan? Ya, memang amburadul. Kayak gini nih… Pengalaman dia tentu lebih bervariasi dari di buku kecil ini. Semua hari ini apa. aku. Makanya aku ajak dia nulis. Dia kan Kadang berapa lama lupa nggak ngisi. Tapi belum married. Jadi biar buku ini yang sering aku ngemail sama temen. Dia pandangannya bukan dari orang married aja. pasti bales. Aku tanya misalnya, “Halo, Tapi toh kami punya pikiran yang miripkamu lagi ngapain? Aku lagi sebel banget mirip juga. deh… gini..gini…” Begitu aku bercerita. Lalu aku nanya, “Si cowok itu sekarang Jadi daya tariknya adalah bagaimana?”, nah… nanti kan dia ganti menggabungkan dua perspektif tulisanyang cerita. Dari situ aja terbentuk ceritatulisan yang dijadikan satu buku? cerita. Heem… Ya. Pasti ada pula perbedaannya. Tapi yang aku lihat di sini Cynthia ini masih single, jauh lebih yunior, dibanding aku yang sudah married, sudah punya anak. Tapi tetap kan kita sama-sama perempuan. Pikiran kita ke soal cowok itu—walau tidak sama, tapi—ada miripnya juga.
Jadi buku ini terbentuk dari komunikasi melalui email? Ya, bahan ceritanya banyak dari sana. Email-emailan sama temen-temen yang deket dan mau berbagi. Kadang-kadang ya, salah satu yang lebih bagus dari email itu begini; walaupun jawabannya agak instan, tapi karena dia itu menulis, kadang cara dia menumpahkan perasaan itu lebih dalam dibanding kalau ketemu begini.
Proses penemuan Cynthia itu bagaimana kok akhirnya bisa kerjasama membuat buku?
46
Bahasanya ada muatan emosinya?
ini bangsawan…”, “Aku ini kenal si ini… Aku kenal si itu…”, “Lu tahu nggak bokap gue tuh siapa?”, itu kan banyak banget yang seperti itu. So what, gitu lho! Mengapa sih setiap kata-kata diakhiri dengan, “Lu tahu nggak bokap gue siapa?”
Ya. Kalau cuma omong langsung, mungkin dia kurang comfortable karena ada orang lain misalnya. Kalau email begini kan privat ya. Aku tanya soal-soal keluarga, dia jawabnya juga dari hatinya dia. Aku menangkapnya, semua temenku itu—kalau mau jujur—punya banyak problem punya banyak dilema. Tapi… dia kan nggak bisa buka ke semua orang? Nggak bisa dan nggak comfortable cerita ke orang lain. Makanya dalam bukuku ini semua namanya diganti. Dan kebanyakan temen-temenku nggak tinggal di sini.
Itu salah satu masyarakat kita?
gambaran
kultur
Ya, seperti itu. Jangan seperti itulah! Untuk orang-orang kayak gini ya, dalam pesan moralku, “Kamu tuh bukan lebih baik dari aku. Kamu tuh cuma punya lebih banyak uang, you know! Like in english, you’re not better than me, you just have more money Saat dikabari cerita-cerita mereka jadi than me.” Kalau kultur kita ini kan asal bahan buku, tanggapan mereka? punya banyak duit…wah, semuanya… Padahal secara manusiawi, kualitas kemanusiaannya itu Mereka bilang, “Ya baguslah kalau Kamu tuh bukan belum tentu lebih baik. Soal ceritaku ini bisa menginspirasi yang lebih baik dari aku. moral, soal kesetiaan, soal lain…” Kecuali untuk cerita sepatu Kamu tuh cuma pertemanan yang baik, soal temanku yang kita ketawain itu ya. punya lebih banyak compassion atau perasaan Itu aku nggak bilang-bilang ha ha uang empati ke orang lain masih ha… “Demam Versace” itu lho! tanda tanya. Seperti reality Cerita sepatu yang palsu itu, aku show “Tolong Dong”, itu kan ada yang lebih nggak cerita-cerita. Dia juga nggak tahu miskin tapi kan mau menolong! Coba yang sepatunya diomongin. Kalau pun tahu kaya-kaya itu mau nggak dibikin reality bukunya, dia nggak bisa baca bahasa show kayak gitu? Banyak faktor lain yang Indonesia. Dia kan tinggalnya di Amerika. menentukan kita itu manusia yang berkualitas seperti apa. Bukan hanya uang. Apa visi penulisan buku ini? Aku nggak bilang orang kaya itu selalu nggak bagus. Aku cuma bilang, “Bukan Visinya? Aku pingin sekali mereka yang hanya karena punya uang itu kamu jadinya baca buku ini—kalau dia itu orangnya yang wah… everything is perfect. seperti aku ceritakan dalam buku itu—mbok mereka nyadar dikit, gitu lho! Mereka sadar Yang tertulis di buku ini kisah-kisah nggak memperlakukan orang lain seperti nyata? cerita-cerita yang kutulis di situ. Ya. Bukan fiksi. Benar-benar aku alami sendiri. Orang-orangnya ada semua. Cuma nama-namanya nggak bisa disebutkan apa adanya.
Contohnya? Contoh, ini di luar yang aku tulis dalam bukuku ya. Orang-orang yang pamer, “Aku
47
Salah satu tulisanmu mengisahkan diskriminasi yang dialami etnis Tionghoa di Indonesia. Mengapa menulis hal itu?
pribumi yang cuma satu. Yang pribumi ini keluar dari mobilnya, lalu meludah cuah… cuah…, “Cina lu! Cina lu…!” Cinanya kan empat, yang pribumi cuma satu, tapi mereka yang empat itu ketakutan semua lho… Karena bukan soal empat orang dengan satu orang, tapi karena di negara ini kami adalah minoritas.
Ya. Soalnya, yang kukisahkan ini kan mulai dari aku waktu kecil ya. Di sekolah mayoritas kan pribumi. Nah, sebagian etnis Cina itu suka dikata-katain. Kejadiannya bukan pada aku saja. Banyak temantemanku yang mengalami, gitu lho. Sampai suatu kali, gurunya nggak ngelihat, ada temanku yang disuruh nggambar muka orang Cina di atas kertas karton manila trus ngadep ke tembok. Trus kalau gurunya datang, baru kertasnya diambil. Itu kan menimbulkan suatu rasa berbeda tapi jelek.
Ada dalam suasana “ketakutan”?
Ya, seperti itu. Nah, dalam tulisanku itu, pesan moralnya adalah, kayak aku ini. Aku ini kan nggak bisa milih mau lahir jadi orang apa. Aku nggak bisa milih. Kalau misalnya aku memang orang Chinese, ya memang aku orang Chinese. Tapi aku sudah nggak bisa Usia berapa itu? ngomong Chinese. Udah Kalau aku ini orang Cina, generasi keempat. Jadi, aku suruh ke mana? Lebih Waktu SMP kelas satu. Yang sama komunitasku dilemanya lagi, kalau aku lagi digodain temenku yang cowok. dibilang bukan orang hang out sama orang-orang Dan sedihnya, aku kan orang Cina lagi, sedangkan yang Chinese, mereka Cina juga. Dalam hati kecilku, kepada orang pribuminya bilangnya ke aku, “Lu ini Cina aku mau nolongin temenku itu. aku nih nggak dianggap Baba!” Tahu apa? Tapi karena aku itu minoritas, pribumi juga nanti kalau aku nolongin, aku bisa kena masalah. Jadi bulanApa maksudnya? bulanan juga. Yang digodain memang lebih yang cowok. Sekarang setelah lebih dewasa, Cina Baba itu Cina yang sudah keturunan aku pikir… aduh… mbok waktu itu setidakjauh sekali. To the point aja ya, aku tuh dah tidaknya aku lebih mengerti perasaan dia. dianggap masuk golongan pribumi. Nggak Atau setidaknya nolonglah. Tapi aku tidak bisa bahasa Mandarin, nggak bisa baca tulis berbuat apa-apa karena takut. Mandarin, cepek nopek kurang hafal… Buat mereka Chinese yang di Kelapa Gading atau Kejadian seperti itu sering dialami mana, yang totok itu, saya nih Cina Baba. teman-temanmu? “Lu itu Cina Baba, cari duit sama ngeceng doang, gitu!” Jadi kan aneh, aku ini di mana sebenarnya. Kalau aku ini orang Cina, sama Ya, ada lagi waktu SMA. Ada temenku yang emang mukanya itu Cina banget! Itu dia komunitasku dibilang bukan orang Cina lagi, sedangkan kepada orang pribuminya dibawa ke kamar mandi, lalu dipukuli sampai berdarah-darah. Trus ada yang aku nih nggak dianggap pribumi juga… terakhir itu aku lihat di tempat isi bensin. Ada satu grup Cina semua, empat cowok. Semangat salah satu tulisan itu, kita itu Mungkin srempet-srempetan sama orang jangan rasis, gitu ya?
48
Ya. Jangan seperti itu. Soalnya, nggak cuma ras Chinese, ras-ras yang lain pun pasti ada gimananya. Kayak orang kulit hitam itu, dianggapnya kalau nggak dari musik, sport, pasti drug dealer… itu kan stereotype. Padahal kan banyak juga yang jadi profesor, jadi dokter, lawyer. Tapi stereotype-nya sudah seperti itu. Pesan tulisanku itu, ya jangan kita jadi rasis. Kita jangan menilai orang karena suku bangsanya apa. Lihat dari berbagai faktor bagaimana kepribadian seseorang itu terbentuk. Jangan karena orang itu Chinese. Seperti bayi-bayi perempuan di Cina itu, aku dengar kan nggak laku. Kebanyakan dikasih ke adoption agency, trus dibawa ke Amerika dan dibesarkan orang di sana. Trus, apa dia tetap jadi orang Cina, wong kultur, bahasa, gaya hidupnya, cara dia dididik dan dibesarkan persis orang bule. Wong orangtuanya juga bule. Intinya, jangan lihat orang dari bungkusnya.
Aku pinginnya, orang baca bukuku dan bisa ketawa itu aku sudah seneng banget.(ez)
Bungkus yang tidak bisa diganti ya…? Ya. Mudah-mudahan yang aku alami dulu di sekolahan itu udah nggak ada. Yang aku alami sendiri waktu kecil, aku sedih sekali waktu itu. Jangan sampai gap karena masalah seperti itu lebih meluas nantinya. Setelah I Beg Your Prada ini, karya apalagi yang Anda siapkan? Aku tetap ingin—kalau boleh dibilang trade mark atau alurku atau style-ku—aku tetap ingin menulis kehidupan sehari-hari. Tetap ingin menulis hal yang membuat pembacanya tuh ada emotional attachment melalui story itu. Kemarin itu ada yang kasih lihat novel grafis. Setelah aku lihat, oh… lucu banget, gitu lho! Jadi aku pingin buat novel grafis yang inti ceritanya ada pesan moralnya, ada lucunya juga, trus dari sisi gambar itu ekspresinya lebih lucu lagi.
49
indoktrinasi semacam itu. Berbekal kesadaran dan pencerahan yang diperolehnya, ia mulai melakukan otokritik. Namun, Muhidin tidak hendak menyatakan kritiknya itu dengan ramai-ramai demonstrasi di jalan. Ia memanfaatkan kekuatan dan ketajaman pena sebagai medium penggugah kesadaran dan penyebar daya otokritik. Muhidin menggugat dengan sastra, dengan tulisan, salah satu cara yang elegan dalam berpolemik.
Muhidin M. Dahlan: Saya adalah Nabi Kegelapan - 18 Juli 2006 – 06:46 (Diposting oleh: Editor) Berani! Itulah kesan yang tertangkap pada sosok anak muda asal Sulawesi ini. Muhidin M. Dahlan, novelis yang lahir tahun 1978, ini telah mewarnai dunia sastra Indonesia dengan torehan pena yang tajam. Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ini memang telah gagal dalam menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Yogyakarta dan IAIN Sunan Kalijaga. Namun, ia yang akrab dipanggil Gus Muh ini ternyata mampu berbicara melalui karya sastra.
Alhasil, dia bukan saja menerima komentar, sanggahan, atau kritikan, tapi juga memanen kecaman dan kutukan. Novelnya Adam dan Hawa telah membuat Majelis Mujahidin Indonesia gerah dan melayangkan somasi kepadanya. Lalu, di berbagai kesempatan bedah karyanya, Muhidin disumpahi dan dilaknat. Ia masih sedikit lebih beruntung ketimbang Ulil Abdala yang sempat dihadiahi fatwa hukuman mati oleh suatu kelompok muslim. Walau begitu, dalam sebuah diskusi karyanya Muhidin sempat dianugerahi gelar Nabi Kegelapan.Luar biasa!
Ia bahkan telah menggoresi hati sejumlah kalangan dengan beragam kesan. Betapa tidak? Penulis tak kurang dari tujuh novel ini sempat mengguncang dengan novelnovelnya seperti Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur (2003), Adam Hawa (2005), dan Kabar Buruk dari Langit (2005). Muhidin seperti membenarkan sinyalemen belakangan ini, bahwa telah muncul kembali cara-cara pemahaman dan penerjemahan nilai-nilai agama secara sempit atau sektarian.
Dengan segala kontroversinya, kehadiran Muhidin dengan karya-karya alternatifnya itu layak diapresiasi. Di tengah-tengah masyarakat yang lebih suka memaksakan “kaca buram” untuk melihat dan menilai diri sendiri, Muhidin membawakan semangkuk “air sastra” nan jernih yang bisa dipakai untuk berkaca dan mengkritisi diri. Berikut petikan wawancara Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Muhidin: Anda dikenal sebagai salah satu penulis yang cukup berani “mengobok-obok” wilayah ketuhanan dalam novel-novel Anda. Mengapa mengambil posisi demikian?
Muhidin sendiri adalah “alumni” dari komunitas yang sangat membenci Pancasila dan menganggap membom gereja adalah sebuah prestasi. Tapi, ia berhasil memerdekakan diri dari belenggu
50
Yang perlu ketahui awal-awal, saya hubungan ke mereka. Maklum, saya pernah dibesarkan di lingkungan masjid. Saya jadi bergiat di kelompok-kelompok pengajian takmir masjid beberapa tahun, dilatih dengan tarikan garis yang sama-sama berkhotbah, dan men-training anak-anak militan. Tapi awalnya saya merinding juga remaja untuk militan beragama. Dan, kalau ketika saudara-saudara seiman saya itu bisa berprestasi membom gereja dan mencerca. Misalnya, sewaktu salah satu membenci Pancasila sedalam-dalamnya. pembicara dari kelompok Hizbut Tahrir Dan, pada satu titik balik, saya disadarkan menyerang saya secara terus-menerus dalam bahwa apa yang saya lakukan bedah buku Tuhan Izinkan Aku adalah kebodohan diri saya Menjadi Pelacur! (TIAMP!) di Hizbut Tahrir sendiri yang memang tak kenal Fakultas Hukum UGM. Sejak menuduh saya dunia luar. Tak kenal buku. awal panitia sudah mentestimoni, sebagai marxis Jogja telah memurtadkan saya bahwa diskusi akan panas. Sebab, dengan kebencian atas semua apa yang saya beberapa hari sebelumnya panggul dari kemasalaluan saya, sejumlah percetakan menolak kepada agama yang di kota udik Sulawesi sana. mencetak pamflet diskusi buku aduhai… itu. Dan benar saja, saya diserang dari samping dan depan. Hizbut Dalam beberapa karya Anda Tahrir menuduh saya sebagai marxis dengan seperti Tuhan Izinkan Aku Menjadi kebencian kepada agama yang aduhai… Pelacur, Adam Hawa dan Kabar Buruk Saya adalah “nabi kegelapan”. Bahkan saya dari Langit, Anda berani sekali disumpahi masuk neraka dan murtad. Siapa melakukan semacam otokritik dan yang nggak merinding dibilang murtad? pembongkaran terhadap kepalsuanKonsekuensi murtad itu berat lho! kepalsuan dalam kehidupan religiusitas. Mengikuti definisi salah satu intelektual Apa tujuan Anda? Ikhwanul Muslimin, Yusuf Qardhawi, saya itu bila murtad akan diusir dari negara dan Ya, seperti saya bilang dari awal. Tujuan hak-hak saya dirampas paksa. Saya harus saya adalah mendialogkan kembali apa-apa bercerai dengan istri saya, saya harus yang berlalu, yang saya alami, dan apa-apa meninggalkan anak saya. Berat toh?! Dari yang berada di hadapan saya. Terlalu naif peserta juga menyerang, membentak-bentak, bila ada orang bilang saya merusak nilaidan suruh saya disembelih saja! Pusing saya nilai agama, mendidik anak-anak muda menghadapinya. Bukan cuma itu, di untuk berpaling dari agamanya yang besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, ini. Saya ini siapa? Saya ini nggak ada apasaya dikeroyok oleh sekitar 1.500 peserta apanya dibanding para pengkhotbah agama dan dikatai tukang fitnah yang kejam. Saya itu. Muhidin itu siapa toh? ini mereka tuduh telah mencemarkan kampus itu, yang mereka klaim sebagai latar Anda tidak takut menghadapi reaksi cerita dan tokohnya kuliah di kampus itu. kelompok-kelompok tertentu yang tidak Dua kali saya disidang tim dosen untuk mesetuju dengan pandangan-pandangan rechek soal kebenaran dalam buku itu. Anda tersebut? Setahun saya absen menulis gara-gara kasus buku ini. Setahun itu saya hanya sibuk Saya menganggap kelompok ini temanmenangkis serangan yang berulang-ulang teman saya. Sebab, saya juga punya
51
dan itu-itu saja, ya di Jogja, Jakarta, Magelang, Malang, Jombang, Makassar, bahkan sampai Palu.
Nilai-nilai apa yang sebenarnya Anda perjuangkan melalui novel-novel Anda selama ini?
Lalu tentang Adam Hawa yang juga disomasi itu?
Ingin menilai dan mengadili diri sendiri secara jujur dan terbuka. Bahwa, dalam tubuh umat Islam itu sendiri masalah bertumpuk-tumpuk dan boroknya juga banyak. Sejarah umat ini pun adalah sejarah yang dikobarkan dengan darah. Mengerikan sekali. Bahkan sisa-sisanya masih terlihat dengan banyaknya para penenteng pedang di pinggir-pinggir jalan.
Ini yang tak terduga. Yang saya risaukan dan bikin saya deg-degan adalah nasib buku Kabar Buruk dari Langit, jangan-jangan diserang juga. Tapi tidak. Malah Adam Hawa yang kena jerat. Majelis Mujahiddin Indonesia yang memperkarakan novel itu dari resensi di Media Indonesia. Dan somasi itu bukan hanya kepada saya, tapi juga ke Seberapa banyak penulis lokal yang pemimpin redaksi Media Indonesia. Saya memiliki pandangan atau visi perjuangan dituduh yang seram-seram, telah meneror semacam itu? Allah, menghina sejarah nabi, dan disuruh minta maaf. Siapa mau minta maaf? Enak Saya tak tahu persis. Tapi beberapa anak saja mereka! Tapi nggak tahu kasusnya muda di NU dan Muhammadiyah juga meredup gitu saja setelah kasus Lia gelisah dengan diri dan dalam Aminuddin membesar. Mungkin perut organisasi yang selama ini Yang benar saja! mereka sudah menangkap tokoh melahirkan mereka. Dan ini sahLemah betul ini Taman Eden-nya di Jakarta Pusat, ha sah saja. agama kalau ha ha ha. begitu… Dari sisi Anda sebagai seorang Pendapat Anda terkait ancaman hukuman mati terhadap Salman Rusdi, penulis novel Ayat-Ayat Setan atau kasus Ulil beberapa waktu lalu?
penulis, apa perbedaan utama di masa Orde Baru lalu dengan masa sekarang ini? Kebebasan. Ya, kebebasan yang tiba-tiba saja datang membandang. Bahkan negara pun tak sanggup menahannya.
Ini soal kedewasaan beragama. Ini juga soal terlalu inferioritasnya umat Islam ini. Kalau memang agama ini kuat, masak hanya buku Rushdie dan ide nakal Ulil bisa luluh-lantak ini agama? Yang benar saja! Lemah betul ini agama kalau begitu… Bertandinglah yang fair. Jangan unjuk sana unjuk sini dengan menenteng pedang dan menggertak-gertak. Bantah dengan alat yang setimpal. Kalau Rushdie nulis buku, bantah dengan buku. Saya kira itu yang lebih dewasa. Tarunglah dengan buku, saudara…
Dari sisi kebebasan berkarya, beraspirasi, dan beridiologi, apakah Anda melihat adanya tanda-tanda pergeseran otoritarianisme dari negara (vertikal) ke masyarakat (horisontal)? Iya. Saya secara pribadi merasakannya bagaimana harus berhadapan langsung dengan masyarakat yang tiba-tiba lebih polisi dari polisi. Padahal, sejak kecil saya
52
sudah takut lihat polisi, ha ha ha…. Tapi ini masih tataran wajar dalam sebuah masyarakat yang selama ini dikekang habishabisan haknya untuk berpendapat. Ntar dewasa sendiri juga. Yang penting pemerintah harus kuat dan konsekuen dalam menegakkan hukum agar kepercayaan masyarakat ini kepada negara sebagai pelindung bisa pulih lagi.
Novel Adam Hawa lebih ringan. Cukup saya duduk setiap malam selama sepekan di depan Benteng Vredeburg Jogja sampai subuh, lalu saya menulis ulang kisah Adam yang tak terceritakan dalam Kitab Suci. Dengan hati berbunga-bunga saya menuliskannya, bahkan tertawa terbahakbahak sendiri seperti orang gila di Malioboro. Untuk menangkap bentuk Pohon Quldi, saya melihat secara seksama pohon beringin di depan kraton itu.
Sekarang menyangkut proses kreatif. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap produktivitas menulis?
Anda termasuk cukup berani dan punya kekuatan dalam hal pemilihan judul-judul novel. Seberapa berpengaruhnya judul dalam sebuah novel?
Ketegangan dalam diri sendiri. Kegelisahan yang mengambak-ngambak dalam pikiran. Semakin kuat keresahan itu, semakin mengalir tulisan itu. Lagi pula, saya nggak Judul itu penting, tapi tak selamanya punya keterampilan lain selain demikian. Ada juga judulnya Judul itu penting, tapi menulis. Dan tentu saja bikin biasa-biasa saja tapi menarik tak selamanya anak. Ha ha ha ha… perhatian dan bahkan melegenda. demikian. Ada juga Judul-judul buku Pram biasa-biasa saja, bukan? Tapi perbedaan Dari mana ide-ide novel Anda judulnya biasa-biasa karakter dan pengalaman setiap datang? saja tapi menarik penulis menjadi pembeda perhatian dan bahkan bagaimana mereka menorehkan Dari mana saja. Bahkan dari melegenda. judul. pertemuan tiba-tiba dengan seorang teman. Novel TIAMP! Anda percaya anggapan bahwa judul yang adalah novel yang jadi tatkala temanku yang menohok atau kontroversial pasti menarik berjilbaber pingin jadi pelacur. Lalu ia perhatian pembaca? bercerita dengan sangat lancar seminggu lamanya di tiga kampus. Lalu saya tulis seminggu. Saya edit seminggu. Lalu jadi. Bagi saya pribadi, judul-judul memukul dan Yang menguras tenaga banyak adalah Kabar mematikan yang demikian, seperti sudah Buruk dari Langit. Saya harus mendaki sangat akrab dan mungkin menjadi karakter pundak Merapi. Di Kali Adem yang karya-karya saya. Bahkan dalam menuliskan beberapa waktu lalu udah hangus itu, saya esai sekalipun. Entah sebuah judul menarik dirikan tenda kecil. Tiap hari begitu selama perhatian pembaca atau tidak, saya tak enam bulan, kecuali Minggu karena ramai,. terlalu memikirkannya. Karena sebelum Di sana saya mencatat kelebatan imajinasi bangunan cerita jadi, saya sudah mengutakdan juga catatan dari buku-buku sejarah atik judul. Sebab, judul itu yang menjadi tentang Islam Sufi di abad 17 di Indonesia. pemandu saya dalam menuliskan isi cerita itu.
53
Jadi bukan tor atau bagan karangan kayak di SMP-SMA itu lho, tapi judul. Nah, untuk bisa sampai ke tangan pembaca, biarlah penerbit punya urusan itu. Sebab bagi saya, menulis itu kerjaan penulis. Mereka disebut penulis kalau menulis. Benar kan, begitu? Soal bagaimana judul, kembalikan ke setiap penulis yang macam-macam karakternya itu.
Dalam dunia kepenulisan, ada dikotomi klasik: penulis idealis dan penulis nonidealis alias pasar. Pendapat Anda?
Nggak ada! Dan saya tak percaya dengan dikotomis itu. Itu kerjaan kritikus. Dan itu hak mereka. Benar-benar saja. Kalau saya ditanya, ya semuanya saya perlakukan sama. Karya Akmal Basral yang intelektuil sama Siapa atau karya-karya apa yang paling saja derajatnya dengan karya Fredy S yang mempengaruhi Anda? sering membuat basah celana itu. Tinggal suka-suka pembaca memilih. Terkadang orang butuh kesegaran, maka mereka Pramoedya Ananta Toer. Dia master saya. Mas Edy, saya itu sampai 2001 satu masih membaca yang ringan-ringan saja. Kan dunia ini tak harus dipenuhi oleh menyimpan ketaksukaan yang akut pada sastra. Bayangkan, karya-karya Sutan Takdir Jadi wajar kalau di Alisjahbana yang supraberat itu, sebelum-belum itu saya tak kampus dulunya saya suka sastra. Kasihan sekali. tapi juga novel Motinggo Busye heran, kenapa ada yang sering bikin jakun naik-turun, Itulah, karena di sekolah STM orang masuk jurusan dan dalam kelompok itu harus ada. Untuk keseimbangan sastra Indonesia? anatomi tubuh. Masalahnya, organisasi yang saya masuki itu, sastra itu nggak disentuh produksilah sebanyak-banyak buku, sebanyak-banyaknya cerita. Jangan sama sekali. Bacaan sehari-hari ya Quran dan buku-buku agama. Itu pun buku fiqih. takut overload. Kita butuh sebanyakbanyaknya penulis. Juga ideologi kebencian terhadap ideologi Pancasila. Sebagai penulis, Anda meletakkan diri di “posisi” mana? Jadi wajar kalau di kampus dulunya saya heran, kenapa ada orang masuk jurusan sastra Indonesia? Memalukan sekali saya Ha ha ha, saya ini hanya, kalau boleh itu. Tapi Pram menyelamatkan saya dari meminjam pendapat Emha Ainun Nadjib, kebencian barbar itu. Walau saya berbeda penulis kelas slilit. Tahu slilit, kan? Itu lho, sama sekali dengan tema-tema yang dipilih sampah kecil yang menyergap di sela-sela Pram, tapi spirit menulisnya yang gigih dan gigi. Di situlah posisi saya. Kecil, jelek, tak kenal lelah menjadi pendorong untuk ampas, bau, tapi jelas sangat mengganggu menulis cerita. Dan saya tahu, karya-karya kenyamanan Anda sebelum ia dilenyapkan. saya nggak bagus. Tapi Pram menasehati, Bahkan, bisa membuat Anda sakit gigi. Tapi tulis terus apa yang kamu alami, jangan walau begitu, slilit bisa menghidupi ribuan takut dikritik, lama-lama mereka juga akan orang lho. Lha, sampai-sampai ada industri melirikmu. Makanya, ketika master itu tusuk gigi kan? Ini juga soal, kenapa tidak meninggal, saya dan beberapa kawan dinamakan tusuk slilit? Kan yang ditusuk persembahkan sebuah buletin edisi khusus slilit. Bahkan menyebutnya pun orang malu. untuk Pram. Pengantar keberangkatan Nah, Mas Edy, di situ itu posisi saya. kepada seorang guru. Menyebutnya pun orang malu.
54
Definisi penulis yang sukses dan berarti menurut Anda? Kalau saya membikin Anda sakit gigi beberapa hari….ha ha ha …. Akhir cerita saya jarang berakhir bahagia, seperti orang sakit gigi. Ok, karya apa lagi yang sedang Anda siapkan? Novel psikologi. Beberapa waktu lalu saya berjumpa seorang perempuan cantik, putri kiai di pesantren Bekasi yang sekarang kuliah di Ciputat. Saya sudah mewawancarainya di Bogor. Diam-diam dia berencana membunuh ibunya sendiri. Itu tema yang sedang saya garap sekarang. Semoga slilit yang ini tak membikin orang sakit gigi. Judulnya: Kalian Harus Tahu Kenapa Aku Membunuh Ibuku.[ez]
55
bergairah untuk melahirkan penulis-penulis baru, baik melalui ceramah-ceramah, pelatihan-pelatihan, termasuk mengadakan sejumlah lomba penulisan.
Naning Pranoto: Menulis Saja Seperti Bernafas
Yang juga cukup khas dari seorang Naning adalah pada kemampuannya untuk terus menulis dalam dua ranah penulisan; fiksi maupun nonfiksi. Tampaknya, latar belakangnya sebagai jurnalis serta kekayaan imajinasinya memungkinkan hal tersebut. Suatu kemampuan mengawinkan dua dunia penulisan yang mungkin saja tidak dimiliki oleh banyak penulis umumnya. Nah, untuk mengetahui proses kreatif yang luar biasa tersebut, berikut wawancara Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan pendiri situs Rayakultura.net ini:
- 14 Agustus 2006 – 13:36 (Diposting oleh: Editor) Jika bicara topik creative writing, maka jangan ragu lagi, Naning Pranoto-lah pakarnya. Dialah satu di antara sedikit penulis yang benar-benar menekuni dunia creative writing, sekaligus secara formal belajar mengenai bidang tersebut di University of Western, Sydney, Australia. Mantan wartawan majalah Mutiara dan Kartini, serta mantan Pemimpin Redaksi majalah Jakarta-Jakarta ini sungguhsungguh all out di bidang penulisan. Tak kurang dari 15 novel yang telah dia garap dengan judul-judul yang memukau, di antaranya: Mumi Beraroma Minyak Wangi, Miss Liu, Musim Semi Lupa Singgah di Shizi, Bella Donna Nova, Azalea Jingga, Angin Sorrento, Perempuan dari Selatan, Dialog Antar Dua Topeng, dan Wajah Sebuah Vagina. Bukan hanya bergerak di buku-buku fiksi, Naning Pranoto juga telah menulis buku nonfiksi berjudul Creative Writing – 72 Jurus Seni Mengarang (PM Pustaka, 2004) dan belasan buku panduan lainnya.
Anda dikenal sebagai salah satu penulis yang sering mengadakan pelatihan menulis. Apa tujuan dan motivasi aktivitas tersebut? Pelatihan Penulisan Kreatif atau Creative Writing Workshop (CWW) yang sering saya lakukan tujuannya yang utama mengajak siapa saja gemar menulis. Karena selama ini banyak yang menyakini hanya mereka yang berbakat menulis-lah yang bisa menulis atau mengarang. Padahal tidak demikian. Siapa saja bisa menulis asalkan ia mau dan disiplin menulis, serta tahu apa yang mau ditulisnya. Memang, untuk menjadi penulis yang berkualitas harus banyak membaca. Tetapi bagi pemula, cukup menulis dari pengalaman-pengalamannya atau impianimpiannya dan sebagainya. Menulis itu banyak manfaatnya, selain untuk mengekspresikan butir-butir pemikiran, ideide atau gagasan untuk menjadi inspirasi pembacanya, juga sebagai terapi jiwa— semacam pelepasan dan pencerahan—paling tidak itu, yang saya rasakan.
Naning yang kelahiran 6 Desember 1957 di Yogyakarta ini juga tercatat sebagai salah satu pakar penulisan yang aktif membagikan ilmunya melalui berbagai workshop penulisan kreatif. Pelatihan-pelatihan menulis yang diadakannya terbukti diminati khalayak, terutama untuk teknik penulisan kreatif. Tampaknya, Naning menjadi satu di antara sekian banyak penulis yang sangat
56
Seberapa besar minat masyarakat terhadap kegiatan semacam itu?
Judul kontroversial tidak selalu mendongkrak oplag penjualan buku. Sekarang ini, buku bisa jadi laris karena tidak mutlak tergantung pada judul atau isi Menurut pengamatan dan pengalaman saya, yang menarik. Melainkan, bagaimana buku animo masyarakat untuk menulis cukup tersebut ditangani secara baik marketingnya, baik, bahkan mengejutkan. Buktinya, setiap promosinya, dan adanya peran media kali saya diundang untuk jadi tutor CWW tertentu ysng memberitakan. pesertanya mbludak, bahkan sering Mereka perlu vitamin Misalnya, menulis resensi, sampai menolak. Pesertanya tidak – ya berbagai wawancara penulisnya, dll. hanya kaum muda saja tapi pengetahuan tentang Pasar sekarang ini bisa ramai manula. Juga anak-anak. Saya dunia remaja sebagai melariskan suatu produk kalau membuka les privat menulis didukung promosi. Penerbit di pesertanya selalu ada. Mereka bekal memasuki Indonesia belum mau datang ke rumah saya dan saya gerbang dewasa. mengeluarkan dana untuk senang sekali, karena punya teman promosi, bahkan untuk untuk sharing dan menjadi sumber meluncurkan atau launching saja tidak mau. inspirasi dan energi untuk terus berada di Jadi, penulisnya mesti ikut aktif, kalau perlu track yang sudah saya jalani di bidang membiayai peluncurannya. penulisan. Belakangan, Anda juga merambah nonfiksi untuk buku-buku how to remaja. Apa motivasi membidik segmen tersebut?
Biasanya, apakah pesertanya kemudian tergerak untuk berkarya? Setahu saya, mereka yang telah mengikuti CWW pada umumnya menulis. Bahkan tidak sedikit yang menulis naskah untuk diterbitkan menjadi buku. Tapi ada juga yang sekadar ikut, terus tidak menulis dengan alasan tidak punya waktu atau tidak in the good mood. Menurut saya, kalau memang mau menulis seharusnya tidak usah menunggu in the good mood, menulis saja seperti bernafas. Soal waktu memang kadang sulit bagi yang sibuk. Akhir-akhir ini saya juga merasa kekurangan waktu untuk menulis karena banyak kegiatan sosial.
Saya menulis buku how to karena ingin memberi semacam ‘menu suplemen’ buat remaja yang akhir-akhir ini banyak mengkonsumsi bacaan semacam junkfood. Mereka perlu vitamin – ya berbagai pengetahuan tentang dunia remaja sebagai bekal memasuki gerbang dewasa. Sebab kalau hanya macam junkfood terus, mau jadi apa mereka? Tapi para pengelola toko buku saya lihat, lebih senang menghidangkan junkfood daripada buku-buku yang saya tulis. Saya tahu, buku-buku jenis junkfood di mana-mana diminati. Tapi, apa akibatnya kelak untuk kesehatan konsumennya?
Ok, Anda termasuk penulis yang juga suka menggunakan judul kontroversial, seperti novel “Wajah Sebuah Vagina”. Seberapa besar kontribusi judul kontroversial bagi penjualan buku?
Segmen itu menjanjikan? Sebetulnya buku-buku untuk remaja pasarnya cukup subur. Untuk buku saya, hasil penjualannya biasa-biasa saja karena
57
tidak didukung promosi. Tapi, kalau buku itu saya jual sendiri di seminar-seminar yang digelar oleh yayasan saya, atau saya diundang oleh pihak lain, cukup laris. Mungkin, saya harus menjual sendiri bukubuku saya ha…ha…ha… Penulis merangkap pedagang! Saya pikir bagus, lalu apa pekerjaan penerbit?
terinspirasi menulis dua novel yaitu Bella Dona Nova Bukan Telenovela dan beberapa cerpen yang isinya mengenai manusia, sosial, kebudayaan dan gaya hidup orangorang Amerika Latin. Begitu juga waktu saya tinggal di Filipina, Belanda—apalagi di Australia—maka novel-novel saya selalu ber-setting luar negeri. Ada beberapa pihak yang menyindir saya ‘kebarat-baratan’– saya pikir, itu tidak benar. Saya hanya menulis apa yang saya tahu, saya lihat dan saya pahami….
Bergerak pada tulisan fiksi dan nonfiksi bukan hal mudah. Kiat Anda?
Saya sebetulnya tidak pernah Ada beberapa pihak berpikir apakah saya pengarang Pengarang mana saja yang yang menyindir mempengaruhi atau yang menulis fiksi atau penulis yang menulis nonfiksi. Karena menginspirasi tulisan-tulisan saya ‘kebaratAnda? prinsip saya menulis! Menulis baratan’– saya pikir, apa saja, seperti halnya saya itu tidak benar. suka membaca buku apa saja Saya terpengaruh oleh karya-karya sejak saya masih usia dini. penulis pemenang nobel sastra, Sumber bacaan saya sangat variasi, apalagi antara lain Garcia Marquez, Toni Morrison, selama saya tinggal di luar negeri, saya Gunter Grass, Hemingway, Fulker – juga memanfaatkan waktu hanya untuk membaca pengarang Timur Tengah seperti Nawal El dan belajar. Apa yang saya baca menjadi Sadawi yang feminis. Puisi-puisi Jalalludin sumber tulisan saya. Rumi sangat merangsang saya untuk menulis bergaya puitis dan filosofis. Masih banyak lagi pengarang yang karyanya saya Apa yang membuat Anda begitu produktif sukai. menulis? Soal dikotomi penulis idealis versus penulis pasar?
Faktor yang berpengaruh pada produktivitas saya adalah karena saya memang selalu terdorong untuk menulis, the strong will to do writing!. Selain itu, saya ini tipe manusia yang tidak bisa tidur lebih dari lima jam. Maka saya suka menulis, membaca, atau mendengarkan musik.
Saya tidak terlalu memaknakan dikotomi tersebut. Tapi saya kagum kepada para penulis kaliber dunia yang punya semboyan: saya menulis untuk diri saya ha…ha…ha… Tapi nyatanya justru mereka ini menulis untuk siapa saja dan karyanya diterima, punya nilai yang luar biasa.
Dari mana ide-ide Anda datang? Ide-ide novel saya semuanya bersumber dari perjalanan hidup saya ketika bertemu dengan berbagai manusia dari berbagai bangsa. Misalnya, waktu saya tinggal di Sao Paulo dan di Rio de Janiero, Brazil, saya
Kalau disuruh pilih, Anda di posisi mana?
58
Saya di posisi mana saja, tidak peduli. Hanya saya tidak mampu menjadi penulis yang mengikuti pasar.
sastra. Lihat aja langsung ya di website saya: http://www.rayakultura.net/wmview.php?Ar tID=104.
Definisi penulis sukses?
Penulis yang sukses? Dinilai dari segi mana dan apa? Di Indonesia pada umumnya sukses diartikan dengan ‘kemampuan meraup uang’. Bahkan segala hal yang laris, laku di pasar lalu dicap bagus. Jadi, kalau menurut saya, penulis yang sukses adalah penulis yang menulis berdasarkan misinya, punya misi tertentu, untuk kepentingan orang banyak – dan walau tidak dianggap oleh masyarakatnya ia tetap konsisten pada misinya.
Lagi menggarap karya apa lagi nih? Saya sekarang sedang menggarap beberapa buku fiksi dan nonfiksi, khususnya Creative Writing untuk Tingkat Lanjut. Juga beberapa text-book. Sayangnya, saya sedang terikat pekerjaan yang membuat saya kekurangan waktu untuk menulis. Wah, kepala rasanya mau pecah, karena banyak yang ingin ditulis tapi waktunya tidak ada… Yang sedikit menyenangkan, baru saja kami meluncurkan buku yang ditulis oleh anakanak SD yang pernah memenangkan lomba menulis kreatif yang kami selenggarakan. Judul bukunya: 10 Dunia, Refleksi dan Ekspresi Anak-anak Indonesia. Kabarnya lagi penulisan lagi?
mengadakan
lomba
Ya, yayasan kami, Garda Budaya didukung PT Rohto Laboratories Indonesia sedang menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita Pendek bertema remaja, berhadiah total Rp 50 juta. Tujuannya untuk mendorong dan meningkatkan minat remaja menulis karya
59
kekayaan. “Umat ini ditakut-takuti terus. Sementara, siapa sih yang tidak pingin kaya?” tambahnya.
Safak Muhammad: Gerakan Nasional Keberkahan Finansial untuk Atasi Kemiskinan dan Korupsi
Itulah sebabnya, melalui buku terbarunya tadi, Managing Director Media Sukses ini hendak membuka mata umat Islam supaya tidak alergi dengan kekayaan. Bahkan, Alumni Magister Managemen Agribisnis IPB Bogor, ini mengajak umat untuk berlomba-lomba mencari kekayaan dengan cara dan tujuan yang benar. Menurutnya, mencari kekayaan dengan cara dan tujuan yang benar, serta dengan prinsip-prinsip Islami pastilah akan membawa kebaikan bagi umat. Itulah sebabnya, penulis buku best seller berjudul Kaya Tanpa Bekerja (Republika, 2004) dan Cara Mudah Orang Gajian Menjadi Entrepreneur (MediaSukses, 2005) ini mencanangkan: Gerakan Nasional Keberkahan Finansial untuk Atasi Kemiskinan dan Korupsi.
– 03 Juli 2006 – 07:25 (Diposting oleh: Editor)
Buku-buku mengenai how to get rich sesungguhnya tidak terlalu umum dalam literatur Islam. Persoalannya, ada semacam pemahaman pada sebagian umat Islam, bahwa mengejar kekayaan sama saja dengan mengutamakan kehidupan duniawi. Seperti diungkap Safak Muhammad, seolah-olah urusan kaya atau miskin itu sesuatu yang Nah, untuk mengetahui seluk-beluk gerakan tidak bisa ‘diotak-atik’ atau pengentasan kemiskinan dan sudah takdir. “Jadi, tidak usah korupsi tersebut, serta konsep Bisa juga dikatakan, dibahas lagi bagaimana menjadi kaya secara Islami, Edy kekayaan adalah mendapatkannya! Urusan rezeki, Zaqeus dari Pembelajar.com sarana untuk jodoh dan mati itu hanya urusan secara khusus mewawancarai mendekatkan kita Tuhan. Inilah yang sering Safak Muhamad. Berikut petikan pada kebajikan. menjadi rujukan berpikir bagi wawancaranya: sebagian besar orang Islam,” ugkap Safak, yang baru saja meluncurkan Apa pengertian konsep keberkahan buku ketiganya berjudul Keberkahan finansial dalam buku terbaru Anda itu? Finansial (Solusi Qolbu, 2006). Keberkahan finansial yang saya maksudkan Namun menurut Safak, sejatinya Islam itu adalah bertambahnya kebaikan atas uang sangat concern dengan masalah atau finansial yang kita miliki. Bahasa kemakmuran umatnya. “Kefakiran atau lugasnya, semakin kaya seharusnya semakin miskin mendekati kekufuran,” kata Safak bermanfaat kekayaan itu bagi kehidupan ini. mengutip sabda Nabi Muhammad SAW. Bisa juga dikatakan, kekayaan adalah sarana Tapi sayangnya, Safak melihat selama ini untuk mendekatkan kita pada kebajikan. yang dominan dalam Islam adalah kajianBukan malah mendekatkan kita pada kajian tentang keburukan akibat memiliki kejahatan. Karena itu, dalam konsep ini saya
60
menjelaskan bagaimana kecerdasan spiritual—bagaimana membuat hidup ini lebih bermakna—justru bisa melipatgandakan kekayaan. Konsep ini akan menghilangkan persepsi yang selama ini ada: bahwa untuk meraih dan melipatgandakan kekayaan harus dengan ‘sedikit’ curang, culas dan sejenisnya.
Di sinilah kemudian timbul masalah. Ketika keinginan kaya itu begitu besar sementara orang tidak tahu bagaimana mendapatkannya dengan benar, maka seringkali memakai jalan pintas, misalnya korupsi. Kalau mau jujur, siapa yang banyak melakukan korupsi di negeri ini? Nah, kemudian timbul inspirasi untuk menulis buku ini yang tidak hanya membahas cara mendapatkan kekayaan tetapi bagaimana mengelolanya dengan baik.
Apa pijakan dasar konsep tersebut? Khairunnas – anfauhum linnaas, sebaikbaik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Pijakan lainnya adalah pertanggungjawaban terhadap harta itu tidak hanya bagaimana cara mendapatkan harta, tetapi juga bagaimana membelanjakan atau mengelolanya.
Sekilas hampir semua kajian keagamaan kurang memberi tempat mengenai tema cara-cara menjadi kaya. Bahkan tema ini terkesan agak ‘dimusuhi’. Pandangan Anda?
Inilah anehnya. Seolah-olah kalau kita beragama dengan baik itu tidak butuh duit Dalam literatur Islam, boleh dibilang atau tidak boleh kaya. Kalau pun buku-buku bertema how to get merasa butuh, tapi tidak mau rich bukanlah jenis tema yang Seolah-olah kalau belajar dengan baik tentang carapopular. Pandangan Anda? kita beragama cara menjadi kaya karena ada dengan baik itu kekhawatiran dianggap serakah. Mas Edi sangat benar. Saya pun tidak butuh duit atau Kalau mau jujur, kita ini kan melihat kondisinya seperti itu. tidak boleh kaya. hidup di dunia yang Seolah-olah urusan kaya atau membutuhkan duit. Orang bilang miskin itu sesuatu yang tidak bisa UUD, ujung-ujungnya duit. Saya sih tidak ‘diotak-atik’ atau sudah takdir. Jadi, tidak merasa tema buku saya ini akan usah dibahas lagi bagaimana mendapatkan ‘perlawanan’. Justru saya mendapatkannya! Urusan rezeki, jodoh dan merasa ini adalah tantangan. Bahkan saya mati itu hanya urusan Tuhan. Inilah yang sudah memiliki ide untuk menyebarluaskan sering menjadi rujukan berpikir bagi kajian-kajian sejenis ini melalui sebuah sebagian besar orang Islam. Bisa juga gerakan. Mungkin namanya “Gerakan karena konsep sufi yang keblabasan. Padahal Nasional Keberkahan Finansial”. Untuk itu Islam itu sangat concern dengan saya berharap pada teman-teman atau tokohkemakmuran. Buktinya Nabi mengatakan, tokoh yang lain dapat membantu gerakan “Kefakiran atau miskin mendekati ini. Saya yakin gerakan ini akan sedikit kekufuran.” Tapi sayangnya, selama ini membantu upaya pemerintah untuk yang dominan adalah kajian-kajian tentang memberantas korupsi. keburukan akibat memiliki kekayaan. Cuman sampai di situ aja! Umat ini ditakutTema entrepreneurship dan cara menjadi takuti terus. Sementara, siapa sih yang tidak kaya cukup dominan dalam buku-buku pingin kaya?
61
anda. Bagaimana perspektif Islam yang sesungguhnya mengenai hal ini?
saya. Tetapi, nyatanya tidak semua pemikiran orang barat bertentangan dengan Islam. Jadi apa salahnya? Demikian juga, tidak selalu yang datangnya dari Arab— Saya memang concern dengan masalah ini, tempat diturunkannya Islam—itu selalu karena saya sangat prihatin dengan bangsa Islami. Nah, berkenaan dengan hal ini, Islam Indonesia yang memiliki sumber daya alam juga sudah memberikan guidance bahwa melimpah, namun penduduknya masih urusan dunia itu memang diserahkan kepada banyak yang hidup dalam garis kemiskinan. kita. Antum a’lamu biumuriddun-yaakum: Lebih dari itu, saya sangat prihatin dengan “Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” ketimpangan ekonomi di negeri ini. Namun demikian, saya tidak membungkus Ditambah lagi begitu meluasnya persepsi pemikiran mereka dengan bahwa korupsi masih konsep Islami. dianggap salah satu jalan Untuk urusan dunia, Islam ‘legal’ untuk meraih juga mengajarkan kepada kekayaan. Nah, dari sinilah Menurut Anda, apakah ada kita agar bekerja seolahsaya kemudian ingin perbedaan substansial antara olah kita akan hidup berbuat sesuatu sesuai cara-cara menjadi kaya selamanya, tetapi ketika kemampuan saya. Apalagi, seperti dalam teori Kiyosaki sudah beribadah, seolahtidak ada satu pun ayat dll itu dengan cara-cara olah akan mati besok. Qur’an maupun hadits menjadi kaya versi Nabi yang melarang Keberkahan Finansial? berbisnis dan mencari uang sebanyakbanyaknya, asalkan tetap pada koridor Oh, pasti ada! Kalau mereka lebih menitik moral. Bahkan pekerjaan berdagang atau beratkan pada usaha dan kerja keras saja dan menjadi entrepreneur itu dianggap lebih seolah-olah menjadi kaya itu hanya urusan baik dari pekerjaan lain. Nabi pun pribadi (egois), ditambah konsep mengatakan bahwa sembilan pintu rezeki itu kapitalisme. Dalam konsep Keberkahan berasal dari perdagangan. Demikian juga Finansial, menjadi kaya itu bukan urusan dalam shalat di dalamnya ada doa “ ……. pribadi dan kerja keras semata, tetapi harus warzuqni…berilah rezeki…..”. Untuk dimulai dengan keluhuran jiwa dan urusan dunia, Islam juga mengajarkan kecerdasan spiritual. Prinsip khairunnas – kepada kita agar bekerja seolah-olah kita anfauhum linnaas, sebaik-baik manusia akan hidup selamanya, tetapi ketika sudah adalah yang bermanfaat bagi orang lain— beribadah, seolah-olah akan mati besok. harus didahulukan. Dengan prinsip itu, akhirnya kita akan menjadi kaya secara Dalam buku Keberkahan Finansial ini ‘otomatis’. Uang akan ngikut dengan tampaknya Anda mencoba mengemas sendirinya. Kenapa demikian? Karena konsep-konsep how to get rich ala dengan prinsip itu kita akan berusaha ‘barat’—yang nota bene banyak dianggap menjadi profesional dalam bidang apa pun sebagai ‘sekuler’—dengan bungkus yang kita geluti. Orang profesional, tentu konsep-konsep Islami. Benarkah? banyak yang membutuhkan. Saya tidak memungkiri bahwa ada pemikiran orang-orang barat di dalam buku
Makanya dalam buku itu ada sub bahasan “Raihlah Akhiratnya, Dapatkan Uangnya”
62
dan “Bertambah Kaya dengan Mensejahterakan Orang Lain”. Selain itu, dalam konsep ini, saya mencoba menguraikan konsep Distributor Rezeki. Semakin dipercaya seseorang untuk menjadi ‘distributor’ rezeki, semakin besar kekayaan seseorang. Ini sejalan dengan konsep Islam yang mengatakan bahwa di dalam harta yang kita miliki terdapat titipan orang lain yang harus kita bagikan atau beramal. Nah, sebenarnya orang yang ingin kaya itu harus berlomba untuk mendapatkan kepercayaan menjadi ‘distributor rezeki’ tersebut.
menurut saya masih khilafiyah atau masih terjadi perbedaan pendapat. Biarkanlah itu berkembang menjadi perbedaan, karena masing-masing memiliki alasan. Sah-sah saja. Akan tetapi kalau kita ingin lebih berhati-hati, memilih sistem syariah tentu sangat lebih baik. Soal ajakan untuk melek finansial ini, Anda optimis akan banyak yang mendengar? Saya yakin, ‘bola’ ini akan terus bergulir dan mendapat respon yang baik dari masyarakat karena sesungguhnya masyarakat membutuhkan ini. Optimisme ini setidaknya berkat dukungan tokoh-tokoh seperti KH.Abdullah Gymnastiar yang bersedia memberikan kata pengantar pada buku saya. Demikian juga KH. Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Syariah MUI. Safir Senduk, perencana keuangan. Juga Aidil Akbar Madjid, Chairman IARFC, H. Rahmat Hidayat yang pakar syariah, Ida Kuraeny, Ketua Umum IAAI, dan DR. Ir. Wahyu Saidi, MSc, yang pengusaha waralaba Bakmi Tebet. Mereka semua bersedia memberikan endorsement atau testimoni pada buka saya.(ez)
Menurut Anda, apakah dalam ekonomi Islam dikenal konsep-konsep perencanaan keuangan? Secara tegas tentang perencanaan keuangan memang belum pernah saya temukan. Tetapi seperti yang saya sebutkan di atas, urusan dunia ini diserahkan kepada kita kok… jadi ya terserah kita, bagaimana baiknya aja! Soal perencanaan keuangan itu kan hanya istilah saja. Dasar-dasar secara umum tentu ada seperti sebuah hadits yang mengatakan “Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara yang lain. Pertama, masa hidupmu sebelum datang kematianmu. Kedua, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Ketiga, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. Keempat, masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Kelima, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu”.
Bagaimana cara Anda mendamaikan konsep-konsep meraih kekayaan yang memakai sistem pelipatgandaan uang berbasis bunga dengan konsep ekonomi syariah yang mengharamkan bunga? Semua ‘ulama sepakat bahwa riba itu haram. Tetapi apakah bunga bank itu termasuk riba,
63
Dalam wawancara dengan Edy Zaqeus dari Pembelajar.com, Mala yang kelahiran Muntilan 11 Desember 1979, ini membeberkan suka dukanya sebagai penulis baru. Salah satunya adalah perjuangannya dalam mengalahkan penyakit macet alias malas. Penulis yang mengaku tidak memiliki “darah menulis” ini punya kiat unik dalam mengatasi kemacetan, yaitu jauhi buku-buku bagus! Alasannya, itu akan semakin membuat kita frustasi manakala merasa tidak bisa menghasilkan karya “bagus”. Berikut petikan wawancara dengan ibu dari seorang anak ini:
Ade Kumalasari: Sekarang Ini Remaja Jadi Pelaku Budaya – 22 Mei 2006 – 07:58 (Diposting oleh: Editor)
Jagad pernovelan di Tanah Air belakangan benar-benar dimeriahkan oleh hadirnya pengarang-pangarang muda berbakat yang bila dilihat dari sisi produktivitas maupun Secara garis besar, apa isi novel terbaru Anda? variasi temanya, ternyata lumayan mencengangkan. Jumlah penulis-penulis bergenre teenlit (teen literatur) yang baru Dengerin Dong, Troy! berkisah tentang muncul, serta produktivitas mereka dalam Cahaya Lintang, seorang ketua OSIS cewek, menghasilkan karya, boleh yang harus menghadapi banyak dibilang agak meninggalkan masalah menjelang peringatan Masalah tawuran rekan-rekan senior mereka yang lustrum sekolahnya. Mulai dari memang menjadi bergerak di genre chiklitatau kegelisahannya karena belum salah satu novel-novel dewasa lainnya. pernah ada satu pun cowok yang keprihatinan saya. naksir dia –kata sobatnya, karena Lintang terlalu pintar– sampai cara menghadapi Troy, si komandan peleton inti di sekolahnya, yang ngotot mengadakan lomba baris berbaris yang potensial memicu tawuran sesudahnya.
Ade Kumalasari adalah satu di antara puluhan penulis baru di jagad penulisan novel-novel remaja ini. Baru-baru ini Mala, demikian panggilan akrabnya, meluncurkan novel keduanya yang berjudul Dengerin Dong, Troy! (Gramedia, 20067). Sebelumnya, alumnus MIPA UGM (2004) ini telah meluncurkan novel perdananya berjudul I’m Somebody Else (Kata-Kita, 2005). Mantan Pemimpin Redaksi koran kampus mingguan Bulaksumur Pos ini memandang bahwa pasar remaja memang sangat menantang untuk dimasuki. Ia juga menyambut baik banyaknya penulis remaja yang ikut meramaikan segmen ini. “Sekarang remaja jadi pelaku budaya, bukan penikmat saja,” komentar Mala.
Ide penulisan dari mana? Tema besar tentang tawuran pelajar saya angkat dari pengalaman pribadi saya ketika menjadi ketua OSIS di SMA, dulu banget. Tapi ternyata tema tersebut masih relevan dengan kondisi sekarang. Masalah tawuran memang menjadi salah satu keprihatinan saya. Berapa lama menggarap novel ini? Sekitar tiga bulan, mulai dari menentukan
64
tema besar, merancang tokoh-tokoh dan alur, menulis, sampai sentuhan akhir. Ini sudah termasuk ngambeknya juga loh!
Saya selalu berusaha mengangkat tema yang tidak melulu soal cinta. Kisah cintanya tetap ada karena memang ini menjadi ‘bumbu wajib’ novel remaja. Tapi harus ada tema besar lain. Di novel pertama saya mengangkat masalah pencarian jati diri, sementara di novel kedua tentang tawuran pelajar.
Dikaitkan dengan proses penulisan, apa beda novel ini dengan novel sebelumnya?
Bedanya ada pada penokohan, sudut pandang atau point of view penceritaan dan Hambatan saat menyelesaikan noveltema. Novel saya terdahulu I’m Somebody novel ini? Else tokohnya seorang artis remaja yang kuliah tingkat awal. Saya samapi harus baca-baca tentang gaya hidup remaja Seperti umumnya para penulis lain, saya perkotaan sekarang dari majalah-majalah. kira adalah mengalahkan rasa malas! Sementara tokoh novel saya yang baru Kadang saya merasa “blank”, nggak tahu adalah remaja biasa saja, dan dari desa. Ini apa yang harus saya tulis selanjutnya. Tapi sih bisa diingat-ingat dari kehidupan remaja mestinya perasaan seperti itu saya dulu. Untuk penokohan, harus dilawan. baca buku-buku “jelek” saya biasanya mengambil modeling tokoh tertentu di Problem utamanya tetap untuk membangkitkan dunia nyata. Atau gabungan kemacetan? semangat, “Ah, kalok beberapa tokoh untuk lebih cuman gini sih, saya memudahkan menghidupkan Ya, kalau boleh saya bilang sih, juga bisaaa!!!” sang tokoh dalam imajinasi. kemacetan sama dengan kemalasan. Ini saya nggak Kalau dari sudut penceritaan, bedanya? nyindir siapa-siapa, lho. Saya sendiri sering banget mengalami kemacetan. Saya memakai sudut pandang orang ketiga untuk novel pertama dan sudut pandang Cara mengatasinya? orang pertama atau aku untuk novel kedua. Masing-masing punya kelebihan dan Saya punya trik begini. Biasanya kalau lagi kekurangan. Di novel pertama, saya bebas macet atau malas menulis, saya membaca mengeksplorasi kejadian-kejadian yang buku-buku. Satu, baca buku-buku bagus menimpa tokoh-tokoh lain selain tokoh untuk mendapatkan inspirasi cara menulis utama. Tapi eksplorasi perasaan si tokoh atau bercerita dengan baik. Dua, baca bukuutama kurang maksimal. Sementara di novel buku “jelek” untuk membangkitkan kedua, saya bisa dengan detil semangat, “Ah, kalok cuman gini sih, saya menggambarkan pikiran dan perasaan tokoh juga bisaaa!!!” Biasanya sih mood langsung utama. Tapi kejadian-kejadian yang tidak bangkit lagi. Apalagi kalau buku yang dialami langsung oleh tokoh utama jadi dibaca bener-bener “cemen”. Saran saya sih, kurang tergarap. jangan cuma membaca buku-buku bagus saja. Nantinya malah semakin membuat Lagi-lagi cinta jadi tema utamanya, ya? frustasi bahwa Anda tidak bisa menulis sebagus itu. Lebih bagus kalau Anda bisa
65
menemukan karya orang-orang yang Anda kenal. Misalnya, karya teman masa kecil Anda yang sama sekali nggak punya “potongan” untuk jadi penulis, waktu itu, sehingga bisa membuat Anda “kebakaran”. Ada trik lain?
Tanggapan Anda terhadap munculnya penulis-penulis muda di genre chiklit dan teenlit?
Saya senang sekali dengan munculnya banyak penulis-penulis muda sekarang ini. Semakin banyak malah semakin bagus. Munculnya karya-karya populer seperti ini sangat bagus untuk merangsang budaya membaca di kalangan Kata-kata itu anak-anak muda. Bahkan sebenarnya sudah sekarang, enggak cuma beterbangan di udara, membaca, tapi juga menulis. kok. Kita tinggal Akhirnya sekarang ini para remaja bisa menjadi pelaku memaksakan diri untuk budaya, bukan cuma penikmat menangkapnya saja. saja.
Masih banyak kok! Kalau bosan membaca, saya menonton film. Menonton gosip seleb atau surfing di internet. Ide novel pertama saya berawal dari nonton acara gosip, lho! Intinya, kita tidak bisa hanya diam dan menunggu ide, atau menunggu kata-kata bagus muncul. Katakata itu sebenarnya sudah beterbangan di udara, kok. Kita tinggal memaksakan diri untuk menangkapnya saja. Nasihat penting, terutama untuk diri saya sendiri, jangan memberi makan pada rasa malas!
Banyak sekali karya-karya lokal bermunculan. Apakah peluang pasar untuk novel-novel jenis ini masih lumayan? Ya, saya rasa pasar untuk novel-novel remaja masih terbuka lebar. Saya termasuk orang yang optimis. Tapi untuk bisa bersaing dengan karya yang bergenre sama memang harus dibarengi dengan kualitas tulisan, serta tema yang menarik dan baru.
Sebagai penulis pemula, apa dulunya kesulitan mendapatkan penerbit? Alhamdulillah, saya tidak bermasalah dengan penerbit. Naskah pertama saya, begitu saya kirim, selang sehari kemudian langsung mendapat tanggapan positif dari penerbit. Mungkin karena saat itu belum banyak saingan, ya. Naskah kedua saya di penerbit besar ‘hanya’ sebulan masuk daftar tunggu. Malah, menurut saya, kesulitannya adalah masalah mental. Dulu, sebelum naskah saya selesai, saya sulit sekali menepis anggapan-anggapan: “Apa ada yang mau nerbitin karya saya ya?” “Ah, jangan-jangan naskahku ini jelek.” Penulis yang berkutat dengan perasaan negatif seperti itu nggak akan pernah selesai menulis.
Apakah novel-novel yang muncul belakangan bakal sanggup menembus angka raihan novel-novel terdahulu seperti Eiffel I’m in Love, Fairish, atau Delaova? Saya rasa ketiga novel tersebut bisa menembus angka penjualan yang spektakuler karena kasus khusus. Eiffel I’m in Love dan Dealova adalah novel-novel lokal remaja yang pertama memasuki pasar. Waktu itu belum ada saingan dan novelnovel jenis ini belum semeriah sekarang. Praktis mereka membukukan penjualan yang
66
tinggi. Ditambah lagi efek dari popularitas film dan sinetron.
penulisnya. Karena memang belum banyak penulis lokal yang terjun ke novel jenis ini. Dari data lomba penulisan novel metropop di salah satu penerbit, peserta yang mengirim karya hanya seperlima dari peserta lomba penulisan novel remaja.
Kalau ingin benar-benar menembus angka penjualan yang tinggi memang tidak semudah novel-novel tersebut. Tapi saya rasa masih bisa, asalkan temanya benarbenar menarik, baru, dan didukung oleh promosi yang bagus.
Kabarnya Ada juga menyasar novel anak. Seberapa prospektif segmen ini?
Akan tahan berapa lama lagi tren novelnovel jenis ini?
Pangsa pasar buku anak-anak punya keunikan tersendiri. Anak-anak mungkin punya pilihan sendiri, tapi yang menentukan untuk membeli adalah orang tuanya. Di Menurut saya, novel-novel jenis ini akan pasaran saat ini, saya menemukan banyak tetap ada sampai tahun-tahun mendatang. novel anak yang ditulis orang dewasa, yang Karena memang ada kebutuhan bacaan berkesan ingin menggurui, mengarahkan, untuk remaja. Yang berbeda mungkin dan memberi pesan moral. Memang bentuk dan temanya saja. Kita ingat dulu orangtua punya kecenderungan untuk tahun 1980-an, remaja kita gandrung dengan menasihati, ya? Saya tidak yakin serial Lupus dan juga novelSekarang ini saya anak-anak akan senang membaca novel karya Gola Gong yang novel-novel seperti itu. Saya rasa lebih “laki-laki”. Sekarang ini masih dalam tahap peluang untuk novel anak masih yang sedang booming adalah belajar menulis. Suatu terbuka lebar, untuk cerita-cerita novel-novel yang “cewek saat saya pasti akan yang lebih imajinatif, misalnya banget”. Siapa tahu nantinya sampai ke sana. petualangan. Lebih segar dan yang akan kembali lagi tren novel memberi pesan tanpa harus petualangan untuk cowok. terkesan menggurui. Mengingat sekarang ini remaja cowok enggak punya bacaan. Alangkah mengerikan kalau mereka malah membaca bacaan pria Sedang menggarap karya apa sekarang? dewasa. Atau mingkin tren bergeser ke arah novel grafis yang akan digencarkan oleh Sementara ini saya masih berkonsentrasi salah satu penerbit besar di sini. Tapi, pasar dengan novel remaja karena memang gaya untuk bacaan remaja tetap akan ada. penulisan saya cocok dengan jenis novel ini. Tapi saya juga bercita-cita untuk menulis Bagaimana dengan peluang novel skenario dan beranjak ke novel-novel metropop? “serius”. Setiap orang kan punya tahapan untuk berkembang. Sekarang ini saya masih Novel metropop punya pangsa pasar dalam tahap belajar menulis. Suatu saat saya pasti akan sampai ke sana. tersendiri, yaitu para perempuan, dan sedikit laki-laki mungkin, yang sudah beranjak dewasa dan sudah mempunyai penghasilan Terakhir, apa yang paling memotivasi sendiri. Peluang novel jenis ini masih Anda untuk terus menulis? terbuka lebar, terutama untuk para
67
Yang paling memotivasi adalah momen ketika melihat orang-orang yang saya cintai membaca ucapan terima kasih di buku saya dan tersenyum bangga. Juga momen ketika saya membaca surat yang mengatakan, “Aku jadi semangat menulis karena terinspirasi tulisan Kak Mala.” Itulah hal yang paling saya inginkan dalam hidup: menjadi berarti, untuk diri sendiri dan untuk orang lain.[ez]
68
Indonesia, Jurusan Sastra Inggris, Jessica bekerja sebagai reporter di tabloid Cita Cinta (sekarang majalah). Kini, Jessica bekerja sebagai senior Editor di majalah SPICE! (MRA Printed Media), termasuk menjadi konsultan untuk majalah indie. Di luar pekerjannya di bidang jurnalistik dan susastra, penggemar karya-karya Paulo Coelho dan Nukila Amal ini mendirikan perusahaan one stop entertaintment bernama Moreideas, bersama dua orang temannya, Sarah Silaban (musisi/penulis lagu/penyanyi) dan Zeki Siregar. Moreideas merupakan suatu wadah yang menaungi ideide segar anak muda terutama dalam bidang seni musik, film, susastra, event organizing, dan artist management.
Jessica Huwae: Penulis Tidak Harus Introvert - 24 April 2006 – 08:07 (Diposting oleh: Editor)
Siapa yang tidak pernah mendengar kata soulmate? Kata ini sedemikian populernya, terutama bagi setiap perempuan atau lakilaki yang sedang mencari belahan jiwa yang sejati. Kata penuh magnet inilah yang dengan cerdas telah dimanfaatkan Jessica Huwae sebagai judul novel debutannya: Soulmate.com (GPU, 2006). Novel percintaan yang dikemas When you love someone dalam genre metropop (sebuah but he doesn’t love you istilah yang coba dipopulerkan back, or when you love oleh penerbit GPU) tersebut ternyata disambut antusias oleh someone but then he pasar. Buktinya, hanya dalam thinks that you’re not waktu 20 hari peredarannya, the one. novel ini sudah masuk cetakan kedua. Jessica yang kelahiran Jakarta, 17 Juli 1979 ini memulai karier kepenulisannya secara serius sejak SMP. Dengan seorang teman, dia memelopori berdirinya majalah indie di sekolah bernama tabloid WOW. Bukan untuk gaya-gayaan, akan tetapi Jessica remaja merasa saat itu lagi butuh suatu media berekspresi, terutama lewat medio tulisan. Majalah indie itu sekaligus menjadi gerakan pemberontakannya terhadap eksklusifitas mading (majalah dinding) sekolah yang tidak cukup mengakomodir keinginannya untuk berkarya.
Secara garis besar, apa isi novel soulmate.com?
Novel soulmate.com berkisah tentang pencarian cinta Nadya Samuella, wanita muda berusia 25 tahun. Di atas kertas dia memiliki segalanya. Namun, ternyata dia harus menghadapi banyak masalah dan rintangan dalam menemukan orang yang dia yakini adalah “soulmate-nya”. Hal baru apa yang anda tawarkan dalam novel ini? Dari segi cerita, memang tidak baru, kisah cinta sifatnya universal. When you love someone but he doesn’t love you back, or when you love someone but then he thinks that you’re not the one. Things like that.
Selepas menamatkan pendidikannya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
69
Berikut perbincangan Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Jessica Huwae mengenai proses kreatif penulisan novel Soulmate.com dan khasanah pernovelan umumnya:
Namun saya memasukkan banyak unsur penulisan di dalamnya. Seperti memasukan kutipan, blog, ym, sms, email. In short ini suatu kisah cinta yang dibalut dengan aktivitas manusia modern yang sangat dekat dengan teknologi.
Berapa lama anda menggarap novel ini? Penulisannya sendiri hanya memakan waktu empat bulan, ditambah dengan revisi, mungkin sekitar enam bulan. Apa hambatan yang paling sering anda temui saat menyelesaikan novel ini?
Dari mana ide penulisan novel ini datang dan kenapa tertarik menovelkannya?
Waktu. Bekerja dengan jam kerja yang Dari pengalaman pribadi dan some circle of sangat panjang kadang membuat saya sering friends saja. Tuntutan hidup sekarang kehabisan energi untuk masuk dalam arena membuat kita seperti kekurangan “naik-turun emosi” atau Kadang rasanya sudah waktu untuk bertemu dengan “gurun kesunyian” yang meledak-ledak ingin “the significant other” di luar sangat diperlukan seorang komunitas kita. Hidup sepertinya penulis untuk melahirkan menuangkan semua ide terpusat untuk kerja, sedikit karya-karya yang soulful. yang menggenang di kehidupan sosial, menjalankan kepala. hobi, dst. Lantas kapan dong Benarkah kemacetan peluang menemukan soulmate merupakan problem utama itu ada? Untungnya sekarang sudah ada penulis? teknologi internet yang membuat perbedaan ruang dan waktu itu sudah tidak terasa lagi. Mungkin juga. Tapi kalau bagi saya yang Banyak banget cerita seru yang terjadi di jadi kendala adalah soal waktu. Kadang dunia cyber ini. Salah satunya, ya… upaya rasanya sudah meledak-ledak ingin menemukan “pasangan nyata” di dunia menuangkan semua ide yang menggenang di maya. Buat saya, soulmate.com mewakili kepala. Tapi, ya kembali ke waktu tadi. keresahan wanita-wanita muda seumuran Yang paling selama ini saya lakukan adalah saya. Tentang mencari belahan jiwa. Nggak mencatat dulu remah-remah pikiran saya itu heran kalau banyak pembaca saya yang ke notes untuk tabungan cerita kapan-kapan. kemudian mengirimi saya email dan bilang pengalaman membaca soulmate.com is like Punya kiat-kiat khusus untuk mengatasi reading her own diary. kemacetan? Gagasan anda sendiri tentang soulmate itu seperti apa?
Go out and have some fun! Saya nggak percaya kalau menjadi penulis itu harus jadi orang introvert yang lantas mengurung diri dalam dunianya sendiri. Meet people, going to places, try new things. Pengalamanpengalaman itu bisa jadi tabungan cerita yang nggak akan ada habisnya!
Soulmate = myth + destiny. Tergantung hasil akhir dari pencarian soulmate itu sendiri. Kalau gagal maka semua orang akan ramai-ramai mennyerukan bahwa ideas about soulmate is completely rubbish. Dan buat yang beruntung? Congratulations, mereka baru saja menemukan takdir mereka.
70
Bisa anda ceritakan, apakah sebagai penulis pemula dulunya anda kesulitan mendapatkan penerbit?
Tentu saja. Entertainment industry never dies, and book is one of those. Bila pertanyaannya apakah pangsa pasarnya tetap ada, buku cetakan pertama saya habis terjual hanya dalam waktu 20 hari. Dan sekarang sedang memasuki tahap cetakan ke-2.
Tidak sama sekali. Saat naskah soulmate.com selesai, saya diperkenalkan oleh teman saya Syahmedi Dean yang juga adalah penulis (LSDLF & JPVFK) kepada Karya-karya apa lagi yang sedang dan editornya. Kelar presentasi hendak anda garap saat ini? selama tujuh menit, Mbak Rosi Kalau motivasi Simamora (editor saya) meminta Saya sedang berkolaborasi dengan menulis selalu ada waktu dua minggu untuk seorang penyanyi atau song dan sepertinya akan membaca seluruh draft. Dan writer. Belum bisa bilang terus ada because I seperti yang Anda lihat, dalam sekarang, yang jelas kolaborasi ini beberapa bulan saja novel ini belum pernah ada. Tunggu saja was born to it. sudah berada di tangan Anda. I bulan Juni ya! think getting your book published is about how to be in the right link. That’s all. But Hal apa yang paling memotivasi anda I’m one of lucky soul, I can tell. untuk terus menulis atau menghasilkan karya? Penulis-penulis muda bermunculan, terutama penulis chiklit, teenlit, dan Kalau motivasi menulis selalu ada dan terbaru adalah metropop. Bagaimana sepertinya akan terus ada because I was anda memaknai fenomena tersebut? born to it. Tapi kalau motivasi untuk mempublikasikan karya biasanya datang No problem. Itu kan hanya pemberian label dari sahabat-sahabat baik, dan pembacasaja. Saya pikir banyak orang yang terlalu pembaca saya yang rajin “meneror” saya meributkan genre suatu buku sampai-sampai dengan email, “Ayo Jess kapan dong melupakan esensi dari pengalaman nerbitin buku lagi?”[ez] membaca suatu karya itu sendiri. Apa pun labelnya, tidak jadi masalah selama itu bisa membuat seseorang duduk dan membaca!
Anda bisa perjelas, maksud dari jenis atau genre metropop itu sebenarnya apa?
Metropop adalah label yanjg diberikan pada buku-buku karya Gramedia yang berlatarkan kehidupan di kota metropolitan. And my novel, is one of those. Apakah peluang dan pangsa pasar untuk novel-novel jenis ini masih lumayan?
71
diberikan oleh orangtua kepada anak-anak mereka. “Jika kita ingin menyelematkan masa depan anak-anak kita, kita harus segera berbenah dan lebih peduli lagi dengan masalah ini,” tegas Clara.
Clara Kriswanto: Pendidikan Seksualitas Anak dengan Perspektif Citra Diri Positif
Sebagai psikolog keluarga dan parent coach, alumnus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Goldsmiths College University of London, ini memang telah matang oleh pengalaman. Clara tercatat - 27 Maret 2006 – 06:22 (Diposting oleh: pernah aktif sebagai relawan di sejumlah Editor) LSM di Inggris maupun di Jakarta. Ia adalah pendiri maupun relawan aktif di LSM Bentara Kasih – Kelompok Insan Peduli Awal Maret lalu, sebuah buku berjudul Seks, Es Krim, dan Kopi Susu (Jagadnita HIV/AIDS. Ibu dari empat orang anak ini pun aktif memberikan seminar-seminar Publishing, 2006) karya Clara Kriswanto diluncurkan di Jakarta. Judul buku yang mengenai tema-tema keluarga. Tulisan dan ulasan mengenai kiprahnya sebagai psikolog ringan dan menggelitik itu ternyata justru berisi pemikiran-pemikiran baru mengenai keluarga tersebar di berbagai media masa cetak maupun elektronik. Clara juga pendidikan seksualitas anak. Clara mengajukan pendekatan baru, yaitu agar mengadakan acara seminar bulanan, seperti Ngedugem (Ngertiin Dunia Gaul pendidikan seksualitas anak bisa dilakukan sejak dini serta Remaja) dan parenting class. rentan terhadap ajakan Untuk mengetahui betapa dengan perspektif yang tepat. untuk melakukan “Pendidikan seksualitas harus pentingnya masalah pendidikan hubungan seksual pra seksualitas anak dan remaja saat diawali dari rumah, oleh nikah, free-sex, orangtua sendiri, serta dengan ini, berikut petikan wawancara penyalahgunaan Edy Zaqeus dengan peraih perspektif yang tepat, yaitu kecanggihan teknologi citra diri positif. Pendekatan penghargaan Indonesian Quality and Development Award ini: berlangsung sejak anak lahir masa kini, dll hingga usia remaja akhir,” tegas Clara kepada Edy Zaqeus Apa alasan terpenting Anda dari Pembelajar.com. sehingga mengangkat masalah pendidikan seksualitas sejak dini ini? Memang, belakangan masalah pendidikan seksualitas anak semakin relevan untuk Dari pengalaman pendampingan saya dibicarakan, baik di rumah maupun di selama ini, saya melihat mereka yang tidak sekolah. Pasalnya, kita semakin sering saja terbuka membicarakan tentang seksualitas di mendengar berita-berita mengenai perilaku dalam keluarga, biasanya juga rentan seksual menyimpang di kalangan anak dan terhadap pengaruh-pengaruh negatif. remaja. Apa akar permasalahnnya? Clara Misalnya saja, rentan terhadap ajakan untuk punya tesis, bahwa satu di antaranya adalah melakukan hubungan seksual pra nikah, minimnya bekal pendidikan seksualitas yang free-sex, penyalahgunaan kecanggihan
72
teknologi masa kini, dll. Mereka sama sekali pendidikan seks tidak sekedar seputar organ tidak pernah membicarakan masalahdaktivitas aktivitas seksual, tetapi lebih masalah seputar bagaimana sebaiknya kepada bagaimana membantu anak bersikap sebagai perempuan dan laki-laki, memahami keperempuanan atau kelakidan bagaimana mengembangkan sikap lakiannya, sesuai dengan tahap-tahap menghargai diri sendiri maupun lawan jenis. perkembangan dirinya. Tetapi sayangnya, Beberapa dari mereka memang pernah masih banyak yang tidak tahu bagaimana diajak berbicara sedikit tentang kewanitaan. cara menjelaskannya. Penyebabnya, mereka Misalnya pas mereka mengalami dulu tidak mendapatkan hal yang sama dari menstruasi. Namun, itu pun tidak banyak orangtuanya. Atau juga ada sebagian dari eksplorasinya. Selanjutnya, mereka biasanya orangtua yang sudah merasakan pentingnya harus mencari-cari informasi sendiri, yang pendidikan seks, tetapi mereka belum kadangkala sumbernya tidak benar atau merasa nyaman untuk membicarakannya. kurang pas. Karena dulu itu, ada ’pembekalan’ dari orangtuanya Padahal, di sini bahwa seks itu tabu. Seberapa krusialnya dampak sebetulnya guru dan perilaku seksual yang tidak orangtua bisa terarah seperti seks bebas dan Apakah ada yang salah berperan banyak sejenisnya? dengan cara mengenalkan untuk pendidikan seksualitas di mengembangkan dalam keluarga dan di Angka HIV/AIDS makin nilai-nilai positif meningkat dari tahun ke tahun. sekolah? Angka aborsi yang dilakukan oleh remaja-remaja mulai usia 15 tahunan makin Karena masih adanya rasa kurang nyaman meningkat. Juga makin mudah membicarakan masalah seksualitas ini, maka terpengaruhnya nilai-nilai hidup kaum muda walaupun misalnya sudah cukup terbuka, menjadi kebarat-baratan dan ’tidak tetapi masih terkesan buru-buru atau terkendali’. informasi yang diberikan hanya seadanya. Misalnya di sekolah sang guru terkesan hanya memberi pengajaran sesuai materi Menurut Anda, bagaimana cara pandang pelajarannya, namun tidak dikembangkan orangtua dan masyarakat kita saat ini dengan mengaitkan pada aspek-aspek moral mengenai pendidikan seksualitas anak? dan nilai-nilai hidup. Padahal, di sini sebetulnya guru dan orangtua bisa berperan Sebagian orangtua masih menganggap banyak untuk mengembangkan nilai-nilai bahwa pendidikan seksualitas itu adalah positif dari pandangan hidup si anak atau mengajarkan tentang organ-organ seks dan siswanya. cara berhubungan seksual. Akibatnya, mereka tidak setuju untuk memberitahukan Solusi apa yang Anda tawarkan untuk kepada anak-anak mereka, karena menurut masalah ini? mereka itu akan memicu perilaku seksual yang tidak sehat. Mereka memilih membiarkan anak-anak mencari tahu sendiri Solusinya adalah orangtua atau guru di ’luar sana’ jika saatnya untuk tahu sudah pertama-tama harus mau membuka diri dan tiba. Sebagian lagi sudah menyadari bahwa banyak belajar tentang seksualitas. Dengan
73
demikian, mereka bisa merasa nyaman dan percaya diri untuk membagikannya kepada anak-anak didiknya. Memang, idealnya pendidikan seksualitas ini diterapkan sejak dini, secara alamiah, sesuai dengan perkembangan kognitif, mental, dan emosional anak. Sehingga, proses tersebut dapat mewarnai pola asuh orangtua atau pola pendekatan guru supaya keterbukaan itu sudah dapat terjalin sejak dini pula. Maka, kapan pun si anak atau siswa punya pertanyaan, atau kebingungan seputar masalah seksualitas, orangtua atau guru punya rasa percaya diri bahwa mereka mampu membantu anak-anak tersebut.
dalam kandungan anak tahu bahwa dia dicintai, berharga, merupakan anugerah, dan segala hal baik lainnya yang akan membantu terbentuknya citra diri yang positif pula. Tampaknya Anda sangat menekankan bahwa peran keluarga atau rumah sangat-sangat penting dalam hal pendidikan seksualitas anak. Mengapa?
Ya, tentu saja karena orangtualah yang paling mengenal anak-anaknya sendiri. Bagaimana dengan kendala-kendala yang sifatnya komunikatif apabila orangtua harus memberikan pendidikan seksualitas sendiri di rumah? Kembali di sini yang terpenting Hal baru dalam buku Anda adalah adalah kenyamanan orangtua untuk menempatkan perspektif citra diri positif membicarakan tentang seksualitas tersebut. sebagai dasar utama pendidikan Juga tidak kalah pentingnya adalah seksualitas. Bisa dijelaskan mengapa? kejujuran orangtua. Misalnya, jujur menjawab bila memang tidak tahu dan Kita percaya bahwa seseorang berjanji untuk mencari tahu atau Kembali di sini akan berperilaku buruk bila mengajak mencari tahu bersama. konsep dirinya buruk pula. Sedapatnya jangan sampai yang terpenting Bagaimana seseorang bisa menunda atau mengalihkan adalah kenyamanan menghargai dan menjaga dirinya pertanyaan-pertanyaan anak. orangtua untuk sendiri kalau konsep dirinya membicarakan buruk? Maka, di sini pentingnya Apakah ada panduan tentang tentang seksualitas pembentukan konsep citra diri bagaimana orangtua dapat tersebut. positif, yaitu agar memacu si menjawab pertanyaanindividu untuk berperilaku positif pertanyaan anak mengenai pula, serta mampu menilai bahwa dirinya seksualitas? berharga. Dirinya adalah Anugerah, dan untuk itu dia harus menjaganya sebaikPanduan-panduan tentang menjelaskan baiknya. Saya yakin, mereka akan lebih kesehatan reproduksi sudah banyak di punya pertahanan diri terhadap pengaruhpasaran. Tetapi, yang menekankan konsep pengaruh negatif dari lingkungan sekitarnya. citra diri positif sebagai dasar pengembangan konsep menghargai diri Kapan paling tepat untuk memulai sendiri, sebagai pelindung diri dari pendidikan seksualitas anak? pengaruh-pengaruh negatif, rasanya kok belum banyak ya. Makanya saya mencoba Dengan konsep citra diri positif itu, menurut mengisi kekosongan tersebut. saya sedini mungkin lebih baik, sehingga memang sejak dia lahir atau bahkan sejak
74
Bagaimana dengan peran guru-guru di sekolah?
Sudah merencanakan untuk menerbitkan karya-karya berikutnya?
Guru perlu juga membekali diri untuk bisa bersikap nyaman dan demi anak-anak didiknya mau bersikap terbuka dan bersahabat. Termasuk juga dalam hal membicarakan masalah seksualitas ini. Sehingga, anak didik dapat bertanya pada mereka serta tidak mencari-cari informasi dari sumber-sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini memang diperlukan kerjasama antara guru dan orangtua agar maksimal hasil pendampingannya.
Memang, saya sedang mempersiapkan buku-buku berikutnya. Masih seputar keluarga, yaitu tentang bagaimana menjadi parent coach bagi anak demi mengoptimalkan EQ anak. Juga buku panduan tentang bagaimana menjadi keluarga yang bahagia, sesuai dengan layanan saya di www.keluargabahagia.com.[ez].
75