PUSAT PENELITIAN KIMIA LIPI
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
Vol. 17
No.2
Hal. 1- 112
Serpong Desember 2015
ISSN 0853 - 2788
Jurnal Kimia Terapan Indonesia (JKTI) Majalah Berkala Ilmiah Terakreditasi LlPI Akreditasi Nomor : 540/ AU 1/P2MI-LiPI/06/20 Masa Berlaku 01 Mei 2013 - 31 April 2016 Terbit : 2 koli dolam
setohun
13
(Juni don Desember)
CALL FOR PAPER
Redaksi menerima sumbangan naskah yang ditulis sesuai dengan Pedoman Penulisan Naskah JKTI, lihat pada halaman belakang Pedoman untuk Penulis.
JKTI - Vol. 17 No.2,
Akreditasi No : 540/ AU 1/P2MI-LiPI/06/2013
Desember 2015
INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED CHEMISTRY
SUSUNAN
PENGELOLA
DEWAN KEHORMATAN
:
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik PENANGGUNG
JAWAB :
Kepala Pusat Penelitian Kimia LlPI DEWAN EDITOR: Ketua: Prof. Dr. Muhammad Hanafi (Peneliti Bidang Kimia Bahan Alam PP Kimia LlPI)
Prof. Dr. Silvester Tursiloadi, M.Eng (Peneliti Bidang Kimia Katalis Prof. (Hons) Dr. Heru Susanto (Peneliti Bidang Komputasi Sains Dr. Ir. Anny Sulaswaty (Peneliti Bidang Kimia Katalis Dipl.lng. Haznan Abimanyu, Ph.D (Peneliti Bidang Kimia Katalis Dr. Tjandrawati Mozef (Peneliti Bidang Kimia Bahan Alam Dr. Sri Pudjiraharti (Peneliti Bidang Kimia Bahan Alam
Anggota : PP Kimia LlPI) PP Kimia LlPI) PP Kimia LlPI) PP Kimia LlPI) PP Kimia LlPI) PP Kimia LlPI)
MITRA BESTARI Dr. Nanik Indayaningsih (Pusat Penelitian Fisika - LlPI) Prof. Dr. Berna Elya (Farmasi - Universitas Indonesia) Dr. Tri Muji Ermayanti (Pusat Penelitian Bioteknologi - LlPI) Dr. Andria Agusta (Pusat Penelitian Biologi - LlPI) Prof. Dr. Subyakto (Pusat Penelitian Biomaterial - LlPI) Dr. Nina Artanti (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) Dr. Linar Zalinar (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) Prof. Dr. Yanni Sudiyani (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) Dr. Rosi Ketrin (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) REDAKSI PELAKSANA Ketua:
__+-ol ::-=0· ~-.=o--::-;~
irnio Terapan Indonesia (JKTI) Kimia - LlPI 0 ek Serpong
Se-cr'on 15314 :::::--560929 549
_=- --
= --::. ~-c
...-ww.kimia.lipi.go.id . 'oi.qo.id
Prof. (Hons). Dr. Heru Susanto, MSc Anggota: Ir. Suhermanto Eni Suryani, S.P Arief Ameir Setiawan, M.Eng Annisa Dieni, S.Ds Dian Muzdalifah, M.Si Witta Kartika, ST Nandang Sutiana
ISSN 0853 - 2788 Akreditasi No : 540/ AU 1/P2MI-LiPI/06/2013
JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015 JKTI - Vol. 17 No.2, Desember 2015
INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED CHEMISTRY DAFTAR 151 Halaman Judul Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Abstrak
1.
Adsorpsi
. II III IV
Ion Mn(ii) Pada Zeolit Dari Abu Dasar Batubara Termodifikasi
Riandy Putra, Khamidinal,
2.
Dede Sukandar,
5.
dan Hardaning
Aktivitas Antibakteri Sol. Ex Maton)
75 - 24
Dan Uji Biodegradabilitasnya
25 - 32
Biji I
Compactum
Eka Rizki Amelia dan Muhamad
Zaenudin
.
46 - 53
don Yohanes Susanto Ridwan
Physical And Chemical Properties Of Organic Mineral Additive For Ruminant Through Biologically Incorporated By Saccharomyces Cerevisiae In Diference Substrates
Gumilang
Khairulli and 54 - 62
Purifikasi Parsial Dan Karakterisasi -galaktosidase lactobacillus Plantarum B 123 Indigenos Dan Hidrolisis laktosa Untuk Produksi Susu Ultra High Temperature Rendah Laktosa
Tatik Khusniati, Neny Mariyani, Hanifah Nuryani Lioe, Didah Nur Faridah, Abdul Choliq don Sulistiani ..
8.
Evaluasi Penggunaan Chemical Modifier Pada Analisis logam Dengan Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry
Rosi Ketrin ..
9.
7 O.
.
79 -90
SI
Dari Allium
Fatmawaty,
don Vivitri Dewi Prasasty.........
Muhammad
Hanafi, Rosma/ena
Sativum
Standardisasi Ekstrak Pegagan, Centella Asiatica Sebagai Herbal Terstandar Hepatoprotektor
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
63 - 78
Dan Semi logam
97 - 7 02
Obat Herbal
Puspa Dewi N Lotulung, Sri Handayani, Teni Ernawati, Tri Yuliani, Nina Artanti dan Tiandrawati Mozef...............................................................................................
II
33 - 45
Penggunaan Bahan Acuan Bersernfikat Oyster Tissue 1566b Sebagai Internal Quality Control Untuk Menentukan Kadar Timbal Total Dalam Tepung Ikan Marlin Dengan Electrothermal Atomic Absorption Spectrometry
Ahmad Sofyan, Hendra Herdian, Awistaros Angger Sakti, Anuraga Jayanegara
7.
Ratio Dalam Proses Gasiflkas!
Pranamuda
Sandra Hermanto,
Willy Cahya Nugraha
6.
Ekstrak
7 - 74
Dieni Mansur, don Nino Rinaldi.......
Sintesis POli(glil
Rofiq Sunaryanto
4.
Simanungkalit,
Ditizon
don Jrwan Nugraha
Simulasi Pengaruh UI
Sabar Pangihutan
3.
Didik Krisdiyanto,
703 - 7 72
JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788 Akreditasi No: 540/AU1/P2MI-LiPI/06/2013
Desember 2015
INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED CHEMISTRY KAlA PENGANlAR Pembaca Jurnal kimia Terapan Indonesia (JKTI) Kami tim redaksi JKTI tidak lupa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwa JKTI Volume 17 No.2 Desember 2015 telah terbit dan hadir di tangan para pembaca, setelah melalui pemeriksaan mitra bestari. Pada edisi kali ini, JKTI membahas berbagai bidang seperti sintesis, analitik, energi dan material (katalis). Adapun judul yang terpilih yaitu: 7. Adsorpsi Ion Mn(lI) Pada Zeolit Dari Abu Dasar Batubara Termodifikasi Ditizoni 2. Simu/asi Pengaruh Ukuran Partikel Dan Equivalence Ratio Da/am Proses Gasifikasi Tandan Kosong Kelapa Sowit, 3. Sintesis
Poli(g/ikolida-co-/aktida) Dan U;i Biodegradabilitasnyai 4. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bi;i Kapulaga (amomum Compactum Sol. Ex Maton)i 5. Penggunaan Bahan Acuan Bersertifikat Oyster Tissue 7 566b Sebagai Internal Quality Control Untuk Menentukan Kadar Timbal Total Da/am Tepung Ikon Marlin Dengan Electrothermal Atomic Absorption Spectrometrv, 6. Physical And Chemical Properties Of Organic Mineral Additive For Ruminant Through Biologically Incorporated By Saccharomyces Cerevisiae In Diference Substrates: 7. Purifikasi Parsial Dan Karakterisasi -galaktosidase Lactobacillus Plantarum B 723 Indigenos Dan Hidrolisis Laktosa Untuk Produksi Susu Ultra High Temperature Rendah Laktosa i 8. Evaluasi Penggunaan Chemical • odifier Pada Analisis Logam Dan Semi Logam Dengan Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrotnetrv: 9. Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin Dari Allium Sativum Sebagai • iplasmodium; 7 O. Standardisasi Ekstrak Pegagan, Centella Asiatica Sebagai Obat Herbal "etstotidc: Hepatoprotektor . Diharapkan topik bahasan tersebut dapat bermanfaat sebagai : ...., er informasi yang mampu memberikan rrie gatasi beberapa masalah yang kita hadapi. -~
motivasi
dalam
melakukan
penelitian
untuk
<edoksi pada kesempatan ini, mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada seluruh dalam perbaikan penulisan makalah ini. -::~~oing itu tak lupa disampaikan terima kasih kepada para penulis yang mempercayakan _- e" a untuk diterbitkan pada JKTI.
c 3estari JKTI atas bantuan don kerjasamanya
::--;:0·
penutup, komi tim redaksi mengundang para peneliti untuk mempublikasikan dan :- ~ rluaskan hasil penelitian dalam bidang kimia terapan melalui JKTI. Kami juga =- _:.::e saha menghadirkan artikel-artikel yang lebih berkualitas dari para pakar. Tentunya cc ....saran masih kami harapkan untuk peningkatan kualitas JKTI dan mohon maaf bila ada - _~~ idok berkenan dalam proses penerbitan ini. Selamat membaca, semoga memberikan an manfaat untuk kemajuan kimia di Indonesia.
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
III
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh disalin tanpa ijin dan biaya
Muhammad Ghozali (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) JKTI- Vol. 17, No.1, Juni 2015,1 - 9
PENGARUH 1,4-BUTANDIOL SEBAGAI POLIOL PADA MODIFlKASI EPOKSI MENGGUNAKAN POLIURETAN EFFECT OF 1,4-BUTANDIOL AS POLYOL ON MODIFICATION OF EPOXY USING POLYURETHANE
ABSTRAK Korosi merupakan fenomena alami yang menyebabkan penurunan nilai dan fungsi pada material. Penggunaan cat dan pelapis polimer merupakan metode yang paling umum untuk melindungi material dari korosi. Pelapis polimer yang digunakan merupakan resin organik berbasis epoksi dan poliuretan. Pada penelitian ini telah dilakukan modifikasi epoksi dengan poliuretan sehingga diperoleh bahan pelapis yang merupakan gabungan antara epoksi dan poliuretan. Diharapkan dengan adanya gabungan seeara kimia antara bahan pelapis epoksi dan poliuretan terse but dapat meningkatkan karakteristik bahan pelapis yang dihasilkan. Epoksi termodifikasi poliuretan dengan poliol 1,4-butandiol (ETP-BTD) dibuat dengan mereaksikan resin epoksi, tolonat dan poliol l,4-butandiol pada 50°C selama 30 menit dengan katalis dibutiltindilaurat. Analisis gugus fungsi ETP-BTD dilakukan dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR), uji kuat tarik dilakukan dengan Ultimate Testing Machine (UTM), uji adhesi dengan ASTM D454l Portable Pull-off Adhesion Testers, laju transmisi uap air dengan ASTM E96 Desiccant Method dan stabilitas termal dipelajari menggunakan Thermogravimetric Analysis (TGA). Hasil analisis FTIR menunjukkan adanya ikatan uretan pada bilangan gelombang 1716-1690 cm'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi resin epoksi menggunakan poliuretan dapat meningkatkan nilai kuat tarik dan adhesi serta menurunkan laju transmisi uap air. Kata kunci : epoksi, modifikasi, poliol, poliuretan; 1,4-butandiol
ABSTRACT Corrosion is a natural phenomenon causing degradation value and function of material. The use of paints and polymer coatings is the most popular method to protect material against corrosion. Polymer coatings used was an epoxy-based organic resin and polyurethane. Generally, those coating materials were used separately. This study carried out the modification of epoxy with polyurethane in order to obtain coating materials as a combination of epoxy and polyurethane. Expectedly, the chemical reaction between epoxy coating-material and polyurethane could improve the characteristics of the obtained coating materials. Synthesis of polyurethanemodified epoxy with 1,4-butanediol as the polyol (ETP-BTD) was conducted by reacting epoxy resin, tolonate and 1,4-butanediol simultaneously at 50 DCfor 30 min with dibutyltindilaurate as catalyst. Functional group analysis ofETP-BTD was performed by Fourier Transform Infra Red (FTIR), tensile strength by Ultimate Testing Machine (UTM), adhesion by ASTM D4541 Portable Pull-off Adhesion Testers, water vapor transmission rate by ASTM E96 Desiccant Method and thermal stability was studied using Thermogravimetric Analysis (TGA). The FTIR analysis results showed that there are urethane bonds at 1716-1690 em:', These results showed that modification of epoxy using polyurethane increased the tensile strength and adhesion, and also decreased the water vapor transmission rate of epoxy. Keywords:
IV
epoxy; modification; polyol; polyurethane;
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
1,4-butanediol
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Muhammad Syahrir (Chemistry JKTI-Vol.17,No.1,Juni2015,10-18
VALIDASI
Departement
Faculty of Science Makassar
Desember 2015
State University)
METODE ANALISIS POLISIKLIK AROMATIK HIDROKARBON (PAH) DALAM SEDIMEN DI SEKITAR PANTAI MAKASSAR
VALIDATION OF ANALYSIS METHOD OF POLYCICLIC AROMATIC HIDROCARBON (PAH)IN SEDIMENTS FROM MACASSAR COAST
ABSTRAK Telah dilakukan validasi metode analisis PAH dalam sedimen laut Pantai Makassar dengan kromatografi gas (GC-FID). Validasi metode ini meliputi limit deteksi (LoD), limit kuantifikasi (LoQ), linearitas dan rentang linear. Hasil validasi metode terhadap 7 jenis PAH (Naphtalene, Acenaphtene, Penanthrene, Fluoranthene, Pyrene, Benzo (a) Anthracene dan Perylene) mempunyai rentang linear: 0,5 - 20 ppm dengan rata-rata linearitas mendekati nilai 1. LoD secara berturut-turut untuk Naphtalene " Acenaphthene ; Penanthrene ; Fluoranthene ; Pyrene ; Benzo(a)Anthracene; dan Perylene adalah 3,541 ; 0,208 ; 1,736; 1,737; 1,738; 12,124 dan 2,128 ppm. LoQ secara berturut-turut untuk Naphtalene ; Acenaphthene ; Penanthrene ; Fluoranthene ; Pyrene ; Benzo(a)Anthracene dan Perylene adalah 11,803 ; 0,695; 5,786 ; 5,786; 5,788 ; 5,794; 7,0796 dan 7,092 ppm, Limit deteksi (LoD), limit kuantifikasi (LoQ), linearitas dan rentang linear tersebut dapat digunakan dalam menentukan konsentrasi PAH dalam sampel sedimen. Kata kunci: Validasi Metode, Konsentrasi, PAH, Sedimen
ABSTRACT Validation of analysis method of PAH have been done in marine sediment of Macassar Coast by Gas Chromatography (GC-FID). Validation of method include: limit of detection (LoD), limit of quantification (LoQ) and linearity range. The results of validation method of 7 types PAHs (Naphtalene, Acenaphtene, Penanthrene, Fluoranthene, Pyrene, Benzo (a) Anthracene and perylene) give a linearity range between 0.5 to 20 ppmwith an average linearity approaches a value of 1. LoD for Naphtalene; Acenaphthene; Penanthrene; Fluoranthene; r ; 'rene, Benzo (a) Anthracene; and perylene are 3.541,' 0.208,' 1,736; 1.737,' 1,738; 12.124,' and 2,128 ppm, respectively. LoQfor Naphtalene; Acenaphthene; Penanthrene; Fluoranthene; pyrene; Benzo (a) Anthracene; and perylene are 11,803; 0.695; 5.786; 5.786; 5.788; 5.794,' 7.0796 and 7.092 ppm, respectively. Limit of detection :"OD). limit of quantification (LOQ), linearity and linear range can be used to determine the concentration ofP AH sediment samples. tords: Validation Method, Concentration, PAR, Sedimentz
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
v
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Savitri (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) JKTI - Vol. 17, No.1, Juni 2015, 19 - 33
PENGARUH SENYA WA SILAN TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL PELAPIS PADUAN HIBRID EPOKSI TERMODIFlKASI POLIURETAN THE INFLUENCE OF SILANE ON MECHANICAL PROPERTIES OF MODIFIED EPOXY POLYURETHANE HYBRID
ABSTRAK Pembuatan material pe1apis hibrid epoksi termodifikasi poliuretan (ETP) dari epoksi, poliuretan dan senyawa silan (Si) telah dilakukan. Resin epoksi dan poliuretan dimodifikasi dengan senyawa silan, menggunakan v-Glisidoksil propil trimetoksisilan (GPTMS) dan y- Aminopropil trietoksisilan (y-APS) serta katalis dibutyltindilaurate (DBTL). Hasil karakterisasi spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infra Red) menunjukkan bahwa material pelapis hibrid telah terbentuk. Hasil analisis %NCO sisa dan konversi isosianat (a) juga memperkuat dugaan material pe1apis hibrid ETP - Si telah terbentuk. Penambahan senyawa silan sebagai gugus Si-O sebanyak 30% menunjukkan %NCO sisa yang paling rendah untuk material pelapis hibrid dengan konsentrasi poliuretan 5% dan lO%. Komposisi ETP 5% Si 30% merupakan komposisi optimum berdasarkan analisis sifat mekanik. Kata Kunci: Pelapis hibrid, poliuretan, epoksi, silan, ETP-Si
ABSTRACT Preparation of hybrid coating material from modified epoxy polyurethane (ETP) and silan (Si) has been done. Epoxy and polyurethane were modified with silan using y-Glisidoksil propil trimetoksisilan (GPTMS) and y- aminopropyl triethoxysilane (y-APS) and also dibutyltindilaurate (DBTL) as catalyst. Fourier Transform Infrared (FTIR) characterization indicated that the hybrid coating material has been formed. The results of the analysis ofNCO percent and conversion rate ofisocyanates (a) also verified that the ETP-Si hybrid coatings have been formed. The addition 30% of silane as Si-O group indicated the rest ofNCO percent was the lowest for hybrid coating material with polyurethane concentration of 5% and 10. The composition of ETP5% - Si 30% was the optimum compositionjrom the ETP-Si hybrid coating material based on the mechanical analysis. Key words: hybrid coating, polyurethane,
VI
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
epoxy, silane, ETP - Si
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Eriawan Rismana (Pusat Teknologi Farmasi dan Medika BPPTLAPTIAB) JKTI - Vol. 17, No.1, Juni 2015, 34 - 47
------
PENGUJIAN
STABILITAS SEDlAAN LUKA BAKAR BERBAHAN BAKU AKTIF KITOSAN/EKSTRAK PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA)
EVALUATION OF STABILITY OF WOUND HEALING FORMULA WITH ACTIVE SUBSTANCES OF CHITOSANICENTELLA ASIATICA EXTRACT
ABSTRAK Telah dilakukan pengujian stabilitas sediaan luka bakar mengandung bahan aktif kitosan dan ekstrak pegagan (Centella asiatica) yakni stabilitas sifatfisika, kimia danmikrobiologi.Pengujian stabilitas sifat fisika terdiri dari pengamatan organoleptik seperti parameter bentuk gel, bau, wama, homogenitasdanberat sediaan.Sedangkan Pengujian stabilitas kimia dilakukan terhadap parameterpH dan profil kromatogram KCKT.Adapun stabilitas biologi dilakukan terhadap parameter cemaran mikroba dan kapang-khamir. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sediaan luka bakar yang dibuat mempunyai stabilitas fisika, kimia dan biologi yang baik selama penyimpanan 24 minggu pada suhu ruang dan 12 minggu pada suhu 40°C175 % RH. Kata kunci : Sediaan luka bakar, kitosan, ekstrak pegagan, pengujian, stabilitas
ABSTRACT The evaluation of wound-healing formula stability with active substance chitosan/Centella asiatica extract has been examined. The stability test was evaluated including physical, chemical and microbiology properties. The stability of physical property was observed by organoleptic parameters such as shape of gel, color, odor, homogeneity and weight of samples, while the stability of chemical property was studied by determination of pH and HPLC chromatogram profile. Meanwhile the stability of microbiology property was determined by contents by microbe and fungi contaminant. The results of evaluation showed that the wound-healingformula had a good STabilityfor all properties after storage at room temperature for 24 weeks and 40°C175 % RHfor 12 weeks. Keywords:
Wound-healing formula, chitosan, Centella asiatica extract, evaluation, stability
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
VII
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA ISSN 0853 - 2788
JKTI - Vol. 17 No.2,
Siamet Widodo (Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi JKTI - Vol. 17, No.1, Juni 2015, 48 - 59
PERANCANGAN
Desember 2015
- LlPI)
DAN PEMBUATAN DIVAIS SENSOR GAS CO BERBASIS
INDIUM TIMAH OKSIDA (ITO) DENGAN TEKNOLOGI
LAPISAN TIPIS
DESIGN AND DEVELOPMENT OF CO GAS SENSOR DEVICE FROM INDIUM TIN OXIDE-BASED WITH THIN COATING TECHNOLOGY
ABSTRAK Tulisan ini menjelaskan tahapan proses pembuatan mikrodivais yang akan digunakan sebagai platform r gas karbon monoksida (CO) berbasis berbasis indium timah oksida (ITO). Divais yang dibuat telah g diatas substrat silikon dengan daerah aktifberukuran 3x3 mm", dan terdiri dari bonding pad, komponen ~?T. de aroda, dan sensor temperatur. Lebar jalur minimum adalah 50 mikron, sesuai dengan kemampuan ~ -"S:'O lit _ fi yang digunakan. Pembentukan struktur mikrodivais dilakukan utamanya menggunakan teknik __ isan latina (Pt) yang dilapiskan menggunakan metode DC sputtering dengan lapisan alumunium (AI) _ . sacrificial layer. Dimensi chip mikrodivais yang dihasilkan berukuran 5 x 5 mm" Pengujian yang dilakukan un . mengetahui karakteristik resistance terhadap temperatur dari mikrodivais menunjukkan bahwa elemen heater dan sensor remperatur telah berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu nilai resistansinya berubah secara linear dengan kenaikan ternperarur substrat antara 20 - 200°C. Rentang kenaikan nilai resistansi untuk heater adalah antara ~OO - 1000 ohm. sedangkan untuk sensor temperatur antara 100 - 300 ohm. Kata kunci: Mikrodivais, prose
lift-off. sputtering, elektroda, heater, sensor gas, ITO, gas CO.
ABSTRACT In this paper it will be described the design and manufacturing of microdevice to be used as platform for Carbon monoxide (CO) gas sensor based on indium tin oxide (ITO). The device has been designed on silicon substrate with an active area of 3x3 mm2 , and consisted of bonding pad, heater, electrode, and temperature sensor components. The minimum feature size used is 50 microns, as allowed by the capability of photolithographic process. The formation of microdevice structure has been done mainly using lift-off technique on platinum (Pt) layer, which was deposited by DC sputtering with aluminium (AI) as sacrificial layer. The overall chip dimension is not more than 5x5 mm2. The measurement conducted to study the resistance versus temperature characteristics has shown that the heater and temperature sensor elements have functioned as expected, in which their resistances change linearly with an increase in substrate temperature between 20 - 200 DC. The range of increase in resistance values for the heater is 500 - IOOOohm, whereas for the temperature sensor is IOO - 300 ohm. Keywords .-Microdevices,
VIII
I Jurnai
lift-off process, sputtering, electrode, heater, gas sensor, ITO, CO gas.
Kimia Terapan Indonesia
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Indri Badria Adilina (Research Centre for Chemistry - Indonesian Institute of Sciences) JKTI - Vol. 17, No.1,
Juni 2015, 60 - 69
SYNTHESIS AND PROPERTIES OF ETHOXYLATED GLYCEROL MONOOLEATE AS PALM OIL BASED NONIONIC SURF ACTANTS SINTESIS DAN PROPERTI GLISEROL MONOOLEAT ETOKSILAT SEBAGAI SURFAKTAN NONIONIK BERBASIS MINYAK KELAPA SA WIT ABSTRACT Palm oil based nonionic surfactants were synthesized by reacting glycerol monooleate with ethylene oxide at 80°C in the prescence of an alkaline catalyst. Purification of the products was conducted by use of acetic acid and black carbon which gave ethoxylated products (EGMO) with a higher level of visco city and greater solubility in water. Physical and chemical properties of the product such as surface activity, cloud point, acid value, ester value, hydroxyl value, and hydrophilic-lipophilic balance was also determined and results varied depending on the reagent molar ratio. The synthesized EGMO were soluble in water and therefore show potential use as surface active agents in personal care and cosmetic products. Keywords: nonionic surfactant, ethoxylation, glycerol monooleate, palm oil
ABSTRAK Surfaktan nonionik berbasis minyak kelapa sawit disintesis dengan merekasikan gliserol monooleat dan etilen oksida pada suhu 80 DC dalam kehadiran suatu katalis basa. Pemurnian dari produk etoksilat ini dilakukan dengan menggunakan asam asetat dan karbon hitam yang menghasilkan suatu produk dengan tingkat viskositas yang lebih tinggi dan kelarutan di dalam air yang lebih besar. Sifat-sifat fisika dan kimia dari produk tersebut, seperti aktifitas permukaan, titik keruh, nilai asam, nilai ester, nilai hidroksil, dan keseimbangan hidrojiliklipojilikjuga ditentukan dan hasilnya bervariasi bergantung pada rasio molar reagen. Produk etoksilat (EGMO) yang dibuat ini larut dalam air dan oleh karena itu menunjukkan potensi untuk digunakan sebagai zat aktif permukaan di dalam produk perawatan dan kosmetik:. Kata kunci: surfaktan nonionik, etoksilasi, gliserol monooleat, minyak kelapa sawit
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
IX
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Evita Boes (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) JKTI - Vol. 17, No.1, Juni 2015, 70 - 83
PREPARASI CONTOH UJI PROFISIENSI UNTUK IDENTIFIKASI SENYA WA KIMIA BERBAHAYA PREPARATION
OF SAMPLE PROFICIENCY TESTING TO IDENTIFICATION HAZARD CHEMICAL COMPOUNDS ABSTRAK
Telah dibuat contoh uji profisiensi senyawa-senyawa kimia berbahaya dalam contoh pelarut organik dan air untuk identifikasi senyawa-senyawa kimia berbahaya. Pada contoh ditambahkan berbagai senyawa pengganggu. Contoh pelarut organik diambil dari buangan organik (waste) yang ditambahkan dikhlorometan sebagai pelarut, undecane 100 ul/ml, 1,2-dimethylbenzene 12 ul/ml, solar 100 ul/ml dan tributhyl phosphate 10,02 ug/ml, sedangkan contoh air berasal dari air buangan yang ditambahkan magnesium sulfat heptahydrate 120 ug/ml, natrium karbonat anhydrous 106 ug/ml, natrium sulfat anhydrous 284 ug/ml, kalsium khlorida dyhidrat 222 ug/ml, dikhlorometan 2,5 ul/ml, polyethylene glycol 505,4 ug/ml, 3,5 dihydroxytoluene 10,05 ug/ml dan a methyl-a-propyl succinimide 10,01 ug/ml, Jenis senyawa-senyawa kimia berbahaya yang ditambahkan yaitu Bis(3-methylbutyl) ethylphosphonate 1O,04±0,31Ilg/ml, Bis(2-chloroethyl)methylamine 20,59±0,14Ilg/ml untuk contoh pelarut organik dan Pinacolyl methylphosphonate 9,80±0, 18 ug/rnl dan Triethanolamine 14,84±0, 1 ug/ml untuk contoh air. Uji homogenitas dan stabilitas ditentukan secara kuantitatifmenggunakan GC-FPD (P-Mode) dan GC-FID dengan kurva kalibrasi menggunakan internal standar dibutyl butylphosphonate, 2,6-dimethylphenol, dibutylphosphate dan bis(2-hydroxypropyl) aminoethanol dan diperoleh nilai Relative Standard Deviasi (RSD) 8,10 % dan 12,40 ug/ml untuk Bis(3-methylbutyl) ethylphosphonate, 3,46 % dan 14,19 ug/ml untuk Bis(2chloroethyl)methylamine, 2,22 % dan 11,28 ug/ml untuk Pinacolyl methylphosphonate dan 2,70 % dan 11,47 ug/ml untuk Triethanolamine. Relative Standard Deviasi yang dihasilkan adalah nilai homogenitas yang diperoleh kecil dari 20 % dan stabilitas adalah tingkat degradasi yang diperoleh kecil dari 30 %.
°
Kata kunci: senyawa-senyawa deviasi
kimia berbahaya, uji profisiensi,
homogenitas,
stabilitas, relative standar
ABSTRACT The sample of proficiency test for hazard chemical compounds in organic and water sample has been made to identify hazard chemical compounds. Here, various matrix was added to these hazard chemical compound. The organic sample derived from organic waste added with dichloromethane as the solvent, undecane 100 ul/ml, 1,2dimethylbenzene 12 ul/ml, diesel 100 ul/ml and tributhyl phosphate 10,02 ug/ml, whereas water sample derived from water waste added with magnesium sulfate heptahydrate 120 ug/ml, sodium carbonate anhydrous 106 ug/ml, sodium sulfate anhydrous 284 ug/ml, calsium chloride dyhidrate 222 ug/ml, dikhloromethane 2,5 ul/ml, polyethylene glycol 505,4 ug/ml, 3,5 dihydroxytoluene 10,05 ug/ml and a methyl-a-propyl succinimide 10,01 ug/ml. Hazard chemical compounds that being added are Bis (3-methylbutyl) ethylphosphonate 10,04±0,31 ug/ml, Bis (2-chloroethyl)methylamine 20,59±0, 14 ug/ml for organic sample and Pinacolyl methylphosphonate 9,80±0,18 ug/ml and Triethanolamine 14,84±0,10 ug/ml for water sample. Homogeneity and stability are determined quantitatively using GC-FPD (P-mode) and GC-FID with calibration curve using internal standard dibuty butylphosphonate, 2,6-dimethylphenol, dibutylphosphate and bis(2-hydroxypropyl) aminoethanol with Relative Standard Deviation (RSD) 8,10 % and 12,40 ug/ml for Bis(3-methylbutyl) ethylphosphonate and 3,46 % and 14,19 ug/ml for Bis(2-chloroethyl)methylamine and 2,22 % and 11,28 ug/mlfor Pinacolyl methylphosphonate and 2,70 % and 11,47 ug/ml for Triethanolamine. Relative Standard Deviation is a homogeneity value with requirements below 20 % and stability is a degradation result which value is less than 30 %. Keywords:
x
hazard chemical compounds, proficiency test, homogeneity, stability, relative standard deviation
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA
5
JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Kata Kunci bersumber dari ortikel. Lembar abstrak ini boleh disalin tanpa ijin dan biaya
Riandy Putra (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) JKTI- Vol. 17, No.2, Desember 2015,1 - 14
ADSORPSI ION MN(II) PADA ZEOLIT DARI ABU DASAR BATUBARA TERMODIFIKASI DITIZON AN ADSORPTION
OF MN-(II) FROM ZEOLITE DITIZON MODIFIED
COAL
ABSTRAK Telah dilak:ukan penelitian adsorpsi Mn(II) pada zeolit yang disintesis dari abu dasar batubara dan dimodifikasi dengan ditizon. Dipelajari parameter adsorbsi meliputi pengaruh pH, variasi waktu, konsentrasi awal dan temperatur. Zeolit hasil sintesis dan zeolit ditizon dikarakterisasi mengunakan XRF, XRD, FT-IR dan SAA. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa zeolit yang terbentuk merupakan campuran zeolit Y, zeolit X, Na-zeolit serta kristal sodalit. Adanya ditizon dalam zeolit ditizon dapat diidentifikasi dari serapan FTIR pada bilangan gelombang 1496,76 dan 2461,17 cm' yang merupakan serapan gugus NH dan -SH dari ditizon. Hasil analisa luas permukaan menunjukkan bahwa adanya ditizon pada zeolit ditizon menurunkan luas permukaan spesifik dari 160,262 m2/g menjadi 69,609 m2/g. Adsorbsi Mn(II) pada berbagai pH menunjukkan bahwa zeolit mengadsopsi optimum pada pH 6 sedangkan zeolit ditizon pada pH 8. Kinetika adsorpsi menunjukkan zeolit dan zeolit ditizon mengikuti persamaan orde dua semu dengan konstanta laju -0,014g/mg.min-1 dan 0,0204g/mg.min-l. Kesetimbangan adsorpsi menunjukkan kedua adsorben mengikuti persamaan langmuir dengan kapasitas adsorpsi 14,493 mg/g dan 15,873 mg/g. Kajian termodinamika menunjukkan bahwa adsorbsi berlangsung spontan pada temperatur relatif rendah. Kata kunci : Abu dasar, zeolit, hidrotermal, ditizon, adsorpsi
ABSTRACT Adsorption characteristic of Mn(II) on zeolite synthesized from bottom ash with alkaline hydrothermal conditions loaded with dithizone have been examined. The parameters studied includes effect of pH, contact time, initial concentrations and temperature of Mn(ll) by batch experiments. The raw and modified samples were characterized by XRF, XRD, FT-IR and SAA. The results ofXRD and FTiR showed that hydrothermal product consists of a mixture of zeolite (zeolite Y, zeolite Na-P and zeolite X) and sodalite crystals. Hydrothermal product showed specific IR absorption zeolite at wavenumber 300-1250 cml and zeolite modified dithizone showed absorption -NH and -SH at wavenumber 1496,76 and 2461,17 em:'. The results SAA showed that with addition dithizone lowering the specific surface area of zeolite from 160,262 m2/g to 69,609 m//g. Results of study show that adsorption ofMn(ll) reaches its maximum values at pH 6for zeolite and pH 8for zeolite modified dithizone, respectively. The adsorption kinetics based on the pseudo-second-order rate equation with adsorption rate constants for zeolite synthesis -O,014g/mgmin-landfor the zeolite modified dithizone 0,0204g/mgmin-l. Based on the Langmuir equation, the maximum adsorption capacity (qIlJax)synthetic zeolite of 14,493 mg/g and zeolite modified dhitizone 15,873 mg/g. Termodynamic parameter indicated that adsorption using two adsorbents takes place spontaneously at a lower temperature. Keywords: Bottom ash, zeolite, hydrothermal, dithizone, adsorption
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
Xl
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA ISSN 0853 - 2788
JKTI - Vol. 17 No.2,
---------
---_
Desember 201=
__ _ __ ._--
..
..
...
Sabar Pangihutan Simanungkalit (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015, 15 - 24 _ _ _ _ _._ _-_ .._.-_._-------
_
--------_._
_----
..
SIMULASI PENGARUH UKURAN PARTlKEL DAN EQUIVALENCE RATIO DALAM PROSES GASIFlKASI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SIMULATION OF PARTICLE SIZE AND EQUIVALENCE RATIO EFFECT ON GASIFICATION PROCESS OF PALM EMPTY FRUIT BUNCH
ABSTRAK Pada studi ini telah dilakukan simulasi proses gasifikasi limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menggunakan fixed bed gasifier tipe throat downdraft dengan memvariasikan ukuran partikel bahan umpan TKKS dan equivalence ratio (ER). Laju konsumsi bahan bakar adalah 10 kg/jam dengan udara sebagai media oksidasi dan lama waktu proses dalam 1 batch adalah 1 jam. Simulasi dilakukan dengan pendekatan dua dimensi (2D) menggunakan perangkat lunak Computational Fluid Dynamics (CFD) ANSYS FLUENT 14. Hasil simulasi menunjukkan bahwa besar equivalence ratio (ER) ideal untuk proses gasifikasi limbah TKKS berbentuk pelet ber-diameter (0) 6 mmdan 8 mm adalah 0.1 :s ER:S 0.2. Variasi ER mempengaruhiHHV (Higher Heating Value) syngas hasil gasifikasi, efisiensi karbon (nc), efisiensi gasifikasi serta distribusi temperatur dalam reaktor gasifikasi. Variasi ukuran partikel tidak memberikan efek yang signifikan dalam proses gasifikasi. Kata kunci: CFD, gasifikasi TKKS, ukuran partikel, equivalence ratio.
ABSTRACT In this study, a simulation for gasification process of oil palm empty fruit bunches waste (OPEFB) using a fixed bed gasifier (throat downdraft) by varying the particle size of OPEFB and equivalence ratio (ER) was investigated. The rate of fuel consumption was 10 kglh with air as the oxidizing medium and 1hour process time for 1 batch. Simulation was performed with two-dimensional approach (2D) using Computational Fluid Dynamics (CFD) ANSYS FLUENT 14 software. Simulation results show that ideal amount of equivalence ratio (ER) for gasification process of OPEFB pellets with diameter (0) of 6117117 and 8 117mis 0.1 :s ER :s 0.2. ER variation affects the higher heating value of syngas (HHV), the carbon efficiency (nc), gasification efficiency and temperature distribution in the gasification reactor. Variations in particle size did not have a significant effect in the gasification process. Keywords: CFD, OPEFB gasification, particle size, equivalence ratio.
XII
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788 --
--~~- -
-~
--
-
~- .. - ..--
-
..
--
..--
._-_
-
Desember 2015
_.
..
Rofiq Sunaryanto (Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015,25 - 32
SINTESIS POLl (GLIKOLIDA-CO-LAKTIDA) BIODEGRADABILITASNYA SYNTHESIS OF POLY(GLYCOLIDE-CO-LACTIDE) BIODEGRADABILITY ASSAY
DAN UJI
AND THEIR
ABSTRAK Poliglikolida dan polilaktida merupakan poliester alifatik yang mengandung pengulangan unit (monomer) dari glikolida dan laktida. Polimer ini dipandang sebagai green polymer yang dapat dihasilkan dari sumber pertanian. Pengembangan biodegradable plastik yang berbasiskan bahan baku alam masih penting untuk dilakukan. Poli(glikolida-co-laktida) merupakan hasil polimerisasi dari campuran monomer glikolida dengan laktida. Kopolimerisasi glikolida dengan beberapa turunan laktida seperti D-laktida, Lvlaktida, dan DL-Iaktida menggunakan katalis SnrOct), telah dilakukan. Polimerisasi dilakukan dengan metode pembukaan cincin glikolida dan laktida tanpa menggunakan pelarut sebagai media reaksi. Polimerasasi dilakukan secara pelelehan pada suhu l300e selama 36 jam Dari hasil penelitian ini diperoleh inforrnasi sebagai berikut; polimerisasi glikolida dengan D-Iaktida menghasilkan polimer dengan bobot molekul rata-rata 8,2xl 03 dan rendemen sebesar 72%. Polimerisasi glikolida dengan L-Iaktida menghasilkan bobot molekul rata-rata 2,8xl 03 dan rendemen sebesar 36%. Polimerisasi gli olida dengan DL-Iaktida menghasilkan bobot molekul rata-rata 2,5xl03 dengan rendemen sebesar 48%. Hasil di penguburan (burial test) selama 28 hari menunjukkan poli(glikolida-co-Llaktida) terdegradasi paling cepat ibandingkan polimer lain, yaitu terdegradasi sebesar 32%. Sedangkan poli(glikolida-co-DL-laktida) dan poli(glikolida-co-D-Iaktida) menunjukkan degradasi yang hampir sarna yaitu sebesar 20%. Dibandingkan dengan PHB (polihidroksibutirat), poli(glikolida-co-laktida) terdegradasi lebih lamb at.
Kata kunci : Glikolida, laktida, kopolimerisasi, plastik biodegradable.
ABSTRACT Polylactide and polyglycolide are important aliphatic polyester consist of lactide and glycolide repeats as green polymer due to it is produced from renewable agricultural resources. The Ievelopmeru of biodegradable plastics based on agricultural resources is still important to be done. Copolymerization of glycolide with D-Iactide, L-lactide, and DL-lactide using a SntOct), as catalyst had been .arried out. Polymerization was conducted by ring-opening of lactide and glycolide without the solvents but effing polymerization. Polymerization were conducted at 130°C for 130 hours. Result of this study showed that : ivmerization of glycolide with D-lactide produce polymers with an average molecular weight of 8.2x1 03 and a _ ield of 72%. Polymerization of glycolide with L-lactide produce polymer with an average molecular weight of :. x l Q3 and a yield of 3 6%. Polymerization glycolide with DL-lactide produce polymer with an average molecular eieht of2.5x103 with a 48%yield. The burial testfor 28 days showed poly(glycolide-co-Llaktida) degradedfaster -- n other polymers, namely degraded 32%. While poly(glycolide-co-DL-lactide) and poly(glycolide-co-Dlactide) showed similar degradation that is equal to 20%. Compared with PHB (polyhydroxybutyrate), polvtglycolide-co-lactide) degraded more slowly tit. It is considered
Keywords: Glycolide, lactide, copolymerization,
biodegradable plastic.
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
XIII
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788 --------._-------Dede Sukandar ( UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015,33 - 45
--
--
--
Desember 2015
._---
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI KAPULAGA (Amomum compactum Sol. Ex Maton) ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF Amomtlm compacttlm Sol. Ex Maton EXTRACT ABSTRAK Pengujian aktivitas antibakteri terhadap ekstrak etil asetat biji kapulaga lokal (Amomum compactum Sol. Ex Maton) telah dilakukan. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut metanol dan dipartisi cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan n-butanol, uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram, fraksinasi menggunakan kromatografi kolom dan karakterisasi fraksi aktif menggunakan kromatografi GCMS, spektoskopi UV -Vis dan FTIR. Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap S. aureus dan E. coli dengan diameter zona hambat masing-masing sebesar 15,15±1,34 dan 13,50±0,70 mm pada konsentrasi 3200 ug/ml. Hasil fraksinasi dari fraksi etil asetat menggunakan kromatografi kolom dengan fase gerak etil asetat: n-heksan (3:2) menghasilkan tiga fraksi yaitu Fl (14,6 mg), F2 (8,1 mg) dan F3 (4,6 mg). Fraksi 2 memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap S. aureus dengan diameter zona hambat sebesar 12,34±0,07 mm pada konsentrasi 800 ug/ml. Hasil karakterisasi fraksi 2 menggunakan analisa GCMS didapatkan tiga senyawa yang diduga bersifat antibakteri yaitu 2,9-dihidroksi-l,8-sineol; 2,4-dihidroksi-l,8-sineol dan 2,2' -metilen bis [6-(1, I-dimetiletil)-4-etil] fenol. Hasil karakterisasi fraksi F2 menggunakan spektroskopi UV -Vis menunjukkan adanya gugus kromofor C=C terkonjugasi pada A 223 nm dan berdasarkan analisa menggunakan FTIR terdapat gugus fungsi -OH alkohol maks
(3372 cm'), -CH alifatik (2926 dan 2854 cm'), C=C (1695 cm'), CH2 alifatik (1402 cm'), CH3 alifatik (1384 cm'), dan C-O (1203; 1126; 1091 dan 1043 em").
Kata kunci:
Antibakteri, S. aureus, E. coli, Amomum compactum Sol. Ex Maton difusi cakram
ABSTRACT Testing of antibacterial activity against ethyl acetate extract local cardamom seeds (Amomum compactum Sol. Ex Maton) has been performed. Extraction was carried out using the soxhlet method with methanol solvent and liquid-liquid partitioned with n-hexane, ethyl acetate and n-butanol solvent, antibacterial activity test was performed using the disc diffusion method, fractionation using column chromatography and characterization of active fractions using chromatography GCMS, UV-vis and FTIR spectroscopy. The test results showed that the antibacterial activity of ethyl acetate extract had the highest antibacterial activity against S. aureus and E. coli with inhibition zone diameter of respectively 15.15 ± 1.34 and 13.50 ± 0.70 mm at a concentration of 3200 mg / ml. Results offractionation of the ethyl acetate fraction using column chromatography with a mobile phase of ethyl acetate: n-hexane (3: 2) yielded three fractions, namely F 1 (14.6 mg), F2 (8.1 mg) and F3 (4.6 mg) . Fraction 2 had the highest antibacterial activity against S. aureus with inhibition zone diameter of 12.34 ± 0.07 mm at a concentration of 800 ug / ml. The results of the characterization of the fraction 2 obtained using GCMS analysis of three antibacterial compounds suspected of2.9-dihydroxy-1,8-cineoz;. 2,4-dihydroxy-1,8cineol and 2,2-methylene bis [6- (J,l-dimethylethyl) -4-ethyl] phenol. The results of the F2 fraction characterization using UV- Vis spectroscopy showed the presence of group C = C conjugated chromophore at A 223 nm and are based on analysis using FTIR there -OH alcohol functional group (3372 cm-I ), aliphatic -CH (2926 and 2854 em:') , C = C (J 695 em"), aliphatic CH2 (J 402 em:'), CH3 aliphatic (J 384 em:'), and c-o (J 203; 1126; 1091 and 1043 em:'). l1lax
Keywords:
XIV
Antibacterial, S. aureus, E. coli, Amomum compactum Sol. Ex Maton, disk diffusion
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
JURNAL KIMIATERAPAN INDONESIA
5
JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Willy Cahya Nugraha (Pusat Penelitian Kimia, LlPI) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015,46 - 53
PENGGUNAAN BAHAN ACUAN BERSERTIFIKAT OYSTER TISSUE 1566b SEBAGAI INTERNAL QUALITY CONTROL UNTUK MENENTUKAN KADAR TIMBAL TOTAL DALAM TEPUNG IKAN MARLIN DENGAN ELECTROTHERMAL ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY
APPLICATION OF CERTIFIED REFERENCE MATERIAL OYSTER TISSUE 1566b AS INTERNAL QUALITY CONTROL TO DETERMINE OF TOTAL LEAD IN MARLIN FISH POWDER USING ELECTROTHERMAL ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY ABSTRAK Timbal telah secara meluas dikenal sebagai salah satu polutan yang berbahaya bagi manusia. Tercemarnya produk perikanan oleh timbal akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya, oleh karenanya monitoring kandungan zat pencemar tersebut merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Untuk meyakinkan bahwa data analisis yang diperoleh mempunyai hasil yang valid, diperlukan suatu internal quality control terhadap mutu hasil pengujian yaitu dengan penggunaan bahan acuan bersertifikat Oyster Tissue l566b. Contoh tepung ikan marlin dan bahan acuan bersertifikat dianalisis dengan metode, personil, waktu, peralatan dan kondisi lingkungan pengujian yang sarna. Hasil penelitian ini, diperoleh nilai kadar timbal bahan acuan bersertifikat 0,306 mg. kg \ dengan 11,9 % rsd berada dalam rentang nilai yang terdapat dalam sertifikat, sehingga pengujian kadar timbal dalam contoh (1,821 mg.kg' dengan 11,06 % rsd) yang telah dianalisis mempunyai tingkat keyakinan yang tinggi. Kata kunci: timbal, bahan acuan bersertifikat,
ikan marlin
ABSTRACT ~ is widely knows as one of the harmful pollutants for humans. Contaminatedfishery built by lead may the consumption body. Therefore, contamination monitoringfor the fishery products is necessary to be cted. To ensure the validity of data, Oyster Tissue 1566b certified reference material was used as Internal 'ity Control. Marlin fish powder and certified reference materials were analyzed with the same method, net. duration or time, equipment and environmental conditions. As the results, it was found that the lead . ed in CRM was 0.306 mg.kg1 with 11.9 % rsd, which is within range of lead content in the certificate. od was appliedfor Marlin Fish. Lead content obtained in this study (1.821 mg.kgl with 11.06 % rsd) can ed witli high level of confidence. ::0
£r~cnfs: Lead, Certified Reference Materials, Marlin fish
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
xv
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Ahmad Sofyan (Research Unit for Processes Development and Chemical Engineering (BPPTK)- L1PI) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015,54 - 62
PHYSICAL AND CHEMICAL PROPERTIES OF ORGANIC MINERAL ADDITIVE FOR RUMINANT THROUGH BIOLOGICALLY INCORPORATED BY SACCHAROMYCES CEREVISIAE IN DIFERENCE SUBSTRATES SIFAT FISIK DAN KIMIA DARl ADITIF MINERAL ORGANIK UNTUK TERNAK HASIL FERMENTASI SACCHAROMYCES CEREVISIAE PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA
ABSTRACT This research was conducted to evaluate physical and chemical properties of organic mineral additive incorporated by Saccharomyces cerevisiae which was cultivated on different growth media consisted of cassava flour and rice bran, respectively. Treatment was arranged on completely randomized design consisted of rice bran without inoculants (RBo), rice bran with inoculants (RBi), cassava flour without inoculants (CFo), cassava flour with inoculants (CFi). Substrates were fortified by microminerals contained of Cu (100 ppm), Mn (100 ppm), Zn (100 ppm), I (10 ppm), Fe (2.5 ppm) and Co (2 ppm). Inoculation of S. cerevisiae could reduce fungal contamination. Physical characteristic of cassava flour was better in flavour and texture than rice bran in which tends to rancidity. Nutrients composition was similar in cassava and rice bran however crude fibre content in rice bran tends to be higher after fermentation. Mineral content (Zn and Fe) relatively decreased and in substrate supplemented by inoculant and rice bran had higher than cassava. In summary, micromineral was incorporated in cassava flour with inoculated S. cerevisiae had better than rice bran.
Keywords:
Organic mineral, cassava flour meal, S. cerevisiae, rice bran, ruminant.
ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi sifat fisik dan kimia aditif mineral organik untuk ternak hasil Saccharomyces cerevisiae pada media tumbuh masing-masing mengandung tepung singkong dan dedak padi. Perlakuan disusun dengan pola rancangan acak lengkap yang terdiri dari dedak padi tanpa inokulum (RBo), dedak padi dengan inokulum (RBi), tepung singkong tanpa inokulum (CFo), dan tepung singkong dengan inokulum (CFi). Media tumbuh difortifikasi dengan larutan mineral yang mengandung Cu (l Ot)ppm), Mn (lOa ppm), Zn (lOa ppm), 1 (l a ppm), Fe (2.5 ppm) dan Co (2 ppm). Perlakuan inokulasi S. cerevisiae dapat mengurangi kontaminasi jamur. Sifat fisik tepung singkong memiliki aroma dan tekstur yang lebih baik daripada dedak padi yang cenderung beraroma tengik. Komposisi nutrien pada substrat tepung singkong dan dedak padi cenderung sama, namun kandungan protein kasar dalam dedak padi cenderung lebih tinggi setelah fermentasi. Kandungan mineral (Zn dan Fe) relatif menurun pada substrat dedak padi sebagai dengan inokulum dibandingkan substrat dari tepung singkong. Dapat disimpulkan bahwa inkorporasi mikromineral pada subs rat tepung singkong dengan inokulasi S. cerevisiae lebih baik dari dedak padi.
fermentasi
Keywords:
XVI
Mineral organik, tepung singkong, S. cerevisiae, dedak padi, temak ruminansia.
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788 --------------------Tatik Khusniati (Pusat Penelitian Biologi - LlPI) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015,63 - 78
----
--_._-_.
Desember 2015
------------------
PURIFlKASI P ARSIAL DAN KARAKTERISASI /3-GALAKTOSIDASE Lactobacillus plantarum B123 INDIGENOS DAN HIDROLISIS LAKTOSA UNTUK PRODUKSI SUSU ULTRA HIGH TEMPERATURE RENDAH LAKTOSA PARTIAL PURIFICATION AND CHARACTERIZATION p-GALACTOSIDASE Lactobacillus plantarum B123 INDIGENOS AND LACTOSE HYDROLISIS TO PRODUCE LOW LACTOSE ULTRA HIGH TEMPERATURE MILK ABSTRAK ~-Galaktosidase merupakan enzim penghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Enzim ini digunakan dalam produksi susu rendah laktosa untuk konsumsi penderita intoleransi laktosa. Purifikasi parsial ~galaktosidase penting dilakukan untuk meningkatkan aktivitas ~-galaktosidase sehingga potensi hidrolisinya pada laktosa susu Ultra High Temperature meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk produksi dengan purifikasi parsial dan karakterisasi ~-galaktosidase Lactobacillus plantarum B 123 indigenos dan hidrolisis laktosa untuk produksi susu UHT rendah laktosa. Purifikasi parsial dilakukan dengan pengendapan yang diikuti dialisis. Karakterisasi meliputi optimasi dan stabilitas enzim, sedangkan hidrolisis laktosa untuk produksi susu UHTrendah laktosa dideteksi menggunakan kit enzimatik GOD-POD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi ~galaktosidase dengan purifikasi parsial mengalami peningkatan dari 21.51± 0.23 U/mL (kasar) menjadi 106.34±0.56 U/mL (dialisis). Aktivitas ~-galaktosidase kasar optimum tercapai pada pengendapan amonium sui fat dengan konsentrasi 60%. Kemurnian ~-galaktosidase kasar meningkat sebesar 3.71 kali setelah pengendapan, dan 14.28 kali setelah dialisis. Karakterisasi ~-galaktosidase menunjukkan bahwa aktivitas ~galaktosidase kasar dan hasil dialisis optimum dicapai masing-masing pada pH 6.5 dan suhu 50°C. Stahilitas fgalaktosidase kasar yang diikubasi selama 1 jam terjadi pada pH 5.0-8.5 dan suhu 25-50°C. Aktivitas spesifik ~galaktosidase kasar adalah 15.05 U/mg protein, sedangkan ~-galaktosidase hasil dialisis adalah 109.58 U/mg protein. Hidrolisis laktosa untuk produksi susu UHT rendah laktosa menunjukkan bahwa konsentrasi glukosa meningkat dengan meningkatnya waktu hidrolisis. Waktu yang diperlukan untuk menghidrolisa 50% laktosa susu UHT dengan 4.8 U/mL ~-galakosidase pada suhu 50°C adalah 6.08 jam. Disimpulkan bahwa ~-galaktosidase L. plantarum B123 indigenos yang dipurifikasi secara parsial dapat digunakan sebagai penghidrolisa laktosa dalam produksi susu UHT rendah laktosa. Kata kunci: /3-galaktosidase, Lactobacillus plantarum B123 indigenos, purifikasi, hidrolisis laktosa, susu UHT
ABSTRACT jJ-Galactosidase is enzyme which htdrolyze lactose to glucose and galactose. This enzyme is used in production low lactose mtlk for consumption human which have lactose intoierance. Partial purification of jJgalactosidase is important to be conducted to increase jJ-galactosidase activity in order to its hydrolysis potency on UHT milk lactose increased. This research was aimed to production by partially purification and characterization indigenous fJ-galactosidase from Lactobacillus plantarum B123, and lactose hydrolysis for production low lactose UHT milk. Partially purification were precipitation following dialysis. Characterization included optimazion and stabilization of enzyme, while lactose hydrolisis for production low lactose UHT milk was detected by enzymatic GOD-POD kit. The results showed that production of fJ-galactosidase by using partial purification increased from 21.5J± 0.23 Urml: (crude) to 106.34±0.56 Urml: (dialysis). The optimum crude fJgalactosidase activity was reached in precipitation by using 60% ammonium sulphate. The purity of crude fJgalactosidase increased 3.71 times after precipitation, and 14.28 times after dialysis. Characterization of fJgalactosidase showed that optimum activities of crude and dialyzed fJ-galactosidase were at pH 6.5 and 50°e, respectively. Stability of crude fJ-galactosidase incubated for 1h were at pH: 5.0-8.5 and 25-50°C. Specific activity of crude fJ-galactosidase was 15.05 Ulmg protein, while that dialyzed fJ-galactosidase was 109.58 Ulmg protein. Lactose hidrolysis to produce low lactose UHT milk showed that glucose concentration increased with the increase of hidrolysis time. Time needed to hidrolyze lactose 50% with 4.8 UlmL fJ-galactosidase at 50°C was 6.08 h. In conclusion that indigenous fJ-galactosidase from Lactobacillus plantarum B 123 purified partially can be used as lactose hidrolyzer in production of low lactose UHT milk. Key words: fJ-galactosidase, indigenous Lactobacillus plantarum B 123, purification, lactose hidrolysis, UHT Milk
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
XVII
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA ISSN 0853 - 2788
JKTI - Vol. 17 No.2,
Desember 2015
Rosi Ketrin Katarina (Pusat Penelitian Kimia - LlPI) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015, 79 - 90
EV ALUASI PENGGUNAAN CHEMICAL MODIFIER PADA ANALISIS LOGAM DAN SEMI LOGAM DENGAN GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY EVALUATION OF THE USE OF CHEMICAL MODIFIER FOR METAL AND METALOID ANALYSIS BY GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY ABSTRAK Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GF-AAS) bukan suatu metode baru dalam analisis kimia, khususnya untuk analisis logam dan semi logam, hanya saja ternyata masih banyak laboratorium di Indonesia yang belum menggunakan teknik ini dengan benar, padahal bila digunakan dengan benar, maka akan memberikan hasil yang sangat unggul dan dapat menjadi metode acuan. Pada kajian ini dibahas berbagai gangguan yang terjadi pada analisis dengan GF-AAS seperti gangguan spektral, gangguan fisika dan gangguan kimia sertapenggunaan berbagai chemical modifier yang merupakan hal penting dalam analisis dengan GF-AAS, tetapi seringkali diabaikan penggunaannya karena dianggap sulit. Perlu untuk dicatat bahwa level penyerapan tertinggi dari setiap analit adalah berbeda meskipun digunakan modifier dan suhu pengabuan yang sarna, sehingga perlu dilakukan pemilihan chemical modifier yang tepat untuk setiap unsur anal it maupun matriks sampelnya.
Kata kunci: GF-AAS, gangguan spektral, gangguan fisika, gangguan kimia, chemical modifier
ABSTRACT Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GF-AAS) is not a new method in chemical analysis, especially for metals and metalloids, unfortunately there are a lot of laboratories in Indonesia that still not used it correctly, whereas if used it correctly, the method will be an excellent and can be a reference method. This review focus on the kinds of interferences in the GF-AAS such as spectral, physic and chemical interferences and alsoon the use of a lot of kinds of chemical modifier that very important part in analysis by GF-AAS, however it is often unused because of the difficulty. It is noted that highest absorption level from each analyte is different even though used the same modifier and ashing temperature, therefore the selection of chemical modifier is important to find the appropriate modifier for each analyte and their matrixes. Keyword
XVIII
: GF-AAS, spectral interferences, physic interferences, chemical interferences, chemical modifier
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
2015 Fatmawaty (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) JKTI- Vol. 17, No.2, Desember 2015,91 -102
SKRINING IN
stuco
IN SILICO SCREENING
AL
POTENSI SENYAWA ALLICIN DARI ALLIUM SATlVUM SEBAGAI ANTIPLASMODIUM OF POTENTIAL ALLICIN COMPOUND SATIVUM AS ANTIPLASMODIUM
FROM ALLIUM
ABSTRAK Senyawa Allicin (2-propena-l-asam sulfinothioat S-2-propenil ester) diketahui memiliki potensi sebagai antiplasmodium secara in-vitro. Namun mekanisme aktivitas penghambatan Allicin terhadap plasmodium belum diketahui. Dalam penelitian ini, kami menentukan aktivitas Allicin secara in silico, Identifikasi sifat fisikokimia senyawa Allicin dan tiga turunan Allicin, yaitu AIel, Ale2 dan Ale3 juga telah dilakukan. Selanjutnya, analisis drug-likeness dan adsorbsi-distribusi-metabolisme-ekskresi (ADME) dilakukan terhadap senyawa Allicin dan turunannya untuk mendapatkan potensi senyawa tersebut sebagai kandidat obat. Dalam menentukan interaksi spesifik dilakukan analisis molecular docking senyawa Allicin dan turunannya terhadap protein target sistein protease (SP). Hasil molecular docking menunjukkan bahwa turunan Allicin, Ale2 (S-prop-2-en-l-yl 3-methylbut2-ene-l-sulfinothioate, CloHlsOS2) memiliki potensi sebagai inhibitor yang lebih baik dibandingkan dengan Allicin, berdasarkan energi ikatan dan konstanta inhibisinya yang lebih rendah, dengan demikian Ale2 dapat dijadikan sebagai kandidat agen antiplasmodium. Kata kunci : Allicin, turunan Allicin, drug likeness, ADME, molecular docking
ABSTRACT Allicin compound (2-propene-l- sulphinothioat acid S-2-propenyl ester) is known to have potential as antiplasmodium in vitro. However, the inhibitory activity mechanism of Allicin to plasmodium is still unknown. In this research, we determined the inhibitory activity of Allicin in silico. Identification of physicochemical properties of Allicin compound and two Allicin derivatives, AIel, Alc2 and Ac2Alc3 were also conducted.. Furthermore, analysis of drug-likeness and adsorption-distribution-metabolism-excretion (ADME) were carried out on the Allicin compound and its derivatives to find the potential of these compounds as drug candidates. In determining the specific interaction, we utilized molecular docking analysis between Allicin and its derivatives against a protein target Cysteine Protease (SP). Molecular docking results showed that Allicin derivative, Alc2 (S-prop-2en-l-yI3-methylbut-2-ene-l-sulfinothioate, C1oH1sOS2) has better potential as inhibitors than Allicin, based on the lower bond energies and the inhibition constants, thus Alc2 can be used as an antiplasmodium agent candidate. Keywords
: Allicin, Allicin derivatives, drug likeness, ADME, molecular docking
Jurnal Kimia Terapan Indonesia
I
XIX
JURNAL KIMIA TERAPAN INDONESIA JKTI - Vol. 17 No.2,
ISSN 0853 - 2788
Desember 2015
Puspa Dewi N Lotulung (Pusat Penelitian Kimia - LPI) JKTI - Vol. 17, No.2, Desember 2015, 103 - 112
STANDARDISASI
EKSTRAK PEGAGAN, CENTELLA ASIATICA SEBAGAI OBAT HERBAL TERSTANDAR HEPATOPROTEKTOR
STANDARDIZATION OF PEGAGAN EXTRACT, CENT ELLA ASIATICA HEPATOPROTECTIVEHERBAL MEDICINE
AS
ABSTRAK Produk obat herballproduk jamu yang berasal dari tanamanakan dipengaruhi dari kualitas bahan baku. Kualitas bahan baku tanamanjuga akan dipengaruhi berbagai faktor; baik itu kondisi tanah, budidaya, pasca panen maupun pada saat pengolahan bahan baku menjadi simplisia ataupun ekstrak. Oleh karena itu, untuk membuat obat herbal diperlukan standarisasi ekstrak agar dihasilkan obat herbal yang memiliki kualitas dan fungsi efektivitas yang sarna dalam setiap prosesnya.Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan, Centella asiatica merupakan salah satu tanaman potensialsebagai sumber senyawa hepatoprotektor.Uji in vivo dan in vitro terhadap ekstrak tanaman pegagan telah menunjukkan hasil yang sangat baik. Ekstrak etil asetat 17,5 mg/kg BB dan butanol 228,8 mg/kg BB pegagan dibuktikan mempunyai efek hepatoprotektor pada uji in vivo menggunakan mencit yang diinduksi oleh CCk Ekstrak etil asetat mampu menurunkan kadar enzim alanine aminotransferase (AL T) dan aspartate aminotransferase (AST) sebesar 56% dan 44% berturut-turut, sementara ekstrak butanol mampu menurunkan kadar enzim AST sebesar 3%. Standarisasi ekstrak pegagan yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah karakterisasi ekstrak berupa parameter non spesifik dan spesifiksesuai acuan dari PPOMN (Depkes RI, 2000) meliputi; kadar susut pengeringan, kadar abu, cemaran mikroba angka lempeng total, kadar senyawa yang larut dalam air, kadar senyawa yang larut dalam etanol, uji fitokimia, kadar total fenolik, kadar total flavonoid dan penentuan logam berat Pb dan Cd.Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter non spesifik untuk ekstrak etanol pegagan telah memenuhi persyaratan Farmakope Herbal tahun 2008 yang meliputi; penentuan kadar susut pengeringan j; 10 %, kadar ebu s 16.6 % dan cemaran mikroba negatif. Demikian pula untuk parameter spesifik yang dilakukan untuk ekstrak etanol pegagan, telah memenuhi persyaratan Farmakope Herbal tahun 2008. Kata Kunci : Centella asiatica, pegagan, hepatoprotektor, obat herbal terstandar, parameter spesifik dan parameter non spesifik
ABSTRACT Herbal medicinal products would be affected by the quality of raw materials. In turn, the quality of raw material will also be influenced by various factors such as soil conditions, cultivation, post-harvest processing, and the processing of raw materials into crude drug or extract. Therefore, in order to make good herbal medicines, it is necessary to make standardization of herbal extracts that produced herbal medicines that have the same quality and functions of effectiveness in each process. From preliminary studies that have been done, Centella asiatica is one of the potential plants as a source ofhepatoprotective compounds. Test in vivo and in vitro against Centella asiatica extracts have shown very good results. Ethyl acetate extract with 17.5 mglkg of doses body weight and butanol 228.8 mglkgof doses body weight has been applied for in vivo test using mice induced by CCl4; theydemonstrated hepatoprotective effects. Ethyl acetate extracts were able to reduce levels of the enzyme alanine aminotransferase (ALT) and aspartate aminotransferase (AST) by 56 % and 44 % respectively while butanol extract can reduce the enzymes AST levels by 3%. Standardizationof Centella asiatica extract performed in this study was the characterization of the extract in the form of non-specific and specific parameters corresponding to the reference of PPOMN (Ministry of health Republic of Indonesia, 2000) such as levels of drying shrinkage, ash content, total plate count microbial contamination, levels of water-soluble compounds, levels of compounds that are soluble in ethanol, phytochemical test, total phenolic content, total flavonoid content and the determination of Pb and Cd weight. The results showed that non-specific parameters for the ethanol extract of Centella asiatica were requirements based on Herbal Pharmacopoeia in 2008 which includes parameters such as determination of s-/jrz-nkc..-g-e on
c//yz//g.5'
/Ofl6;
?/J0
co///e/7/'::::
/0.
0%
C///cT /7£WC//,r"I/~~ /"//,/c:rob/o/
co///o/;7///:?o.i./o./?
the ethanol extract of Centella asiatica have met the requirements of Herbal pharmacopeia Keywords
: Centellaasiatica,
hepatoprotective,
iln~nQll-~F~YiDY Fammrfm xx
I Jurnal
Kimia Terapan Indonesia
!£z;>ecif}C''po..rO;JMBteysJOY
in 2008.
standardized herbal medicine,specificparameters