PT. VERENA OTO FINANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk DAFTAR ISI Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN – Pada tanggal 30 September 2010 (Tidak Diaudit) dan 2009 (Tidak Diaudit) serta untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 (Tidak Diaudit) dan 2009 (Tidak Diaudit) Neraca
1
Laporan Laba Rugi
3
Laporan Perubahan Ekuitas
4
Laporan Arus Kas
5
Catatan atas Laporan Keuangan
6
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk NERACA 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)
Catatan
2010
2009
Rp
Rp
ASET Kas dan s etara kas Pihak hubungan is tim ewa
3c,27
535,333,996
66,877,247
Pihak ketiga
3h,4
12,462,739,896
11,528,240,415
12,998,073,892
11,595,117,662
216,809,465
42,966,836
Pihak ketiga
812,270,022,793
547,487,606,872
Jum lah
812,486,832,258
547,530,573,708
Jum lah Piutang pem biayaan kons um en - s etelah dikurangi pendapatan yang belum diakui dan penyis ihan piutang ragu-ragu s ebes ar Rp 202.376.495.233 tanggal 30 Septem ber 2010 Rp 168.106.084.912 tanggal 30 Septem ber 2009 Pihak hubungan is tim ewa
Penyertaan
3d,3j,5 3c,27
6
20,000,000,000
3c,3d,7,27
1,642,644,156
-
Piutang lain-lain Pihak hubungan is tim ewa
1,610,843,491
Pihak ketiga
1,407,933,823
-
Jum lah
3,050,577,979
1,610,843,491
Biaya dibayar dim uka
3c,3l,8,27
4,878,211,447
2,606,281,566
As et pajak tangguhan
3s ,25
1,588,699,570
1,055,695,449
3m ,9
23,093,467,932
11,000,908,014
3n,3o,10
34,032,757,227
31,060,885,571
912,128,620,305
606,460,305,461
As et tetap - s etelah dikurangi akum ulas i penyus utan s ebes ar Rp 21.466.071.459 tanggal 30 Septem ber 2010 Rp 17.985.789.018 tanggal 30 Septem ber 2009 As et lain-lain - bers ih JUMLAH ASET
Lihat catatan atas laporan keuangan yang m erupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-1-
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk NERACA 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)
Catatan
2010
2009
Rp
Rp
-
-
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Hutang bank Pihak hubungan is tim ewa Pihak ketiga
3c,3d,27 11
Jum lah Hutang us aha
12
686,129,709,994
444,564,933,909
686,129,709,994
444,564,933,909
15,010,917,704
6,641,545,926
Hutang lain-lain Pihak hubungan is tim ewa Pihak ketiga
13 3c,27
Jum lah Biaya m as ih harus dibayar Hutang pajak Hutang jangka panjang Kewajiban im balan pas ca kerja
35,789,583
30,489,423
42,612,056,164
15,560,099,425
42,647,845,747
15,590,588,848
14
4,988,712,733
2,632,272,167
3s ,15,25
3,953,278,797
506,023,487
16
1,815,060,930
4,158,279,700
3r,17
3,366,914,074
2,416,265,343
757,912,439,979
476,509,909,380
100,200,035,200
100,200,002,000
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal s aham - nilai nom inal Rp 100 per s aham pada periode 2010 dan 2009 Modal das ar - 2.000.000.000 s aham pada periode 2010 dan 2009 Modal ditem patkan dan dis etor 1.002.000.352 s aham pada periode 2010 1.002.000.000 s aham pada periode 2009 Tam bahan m odal dis etor
1b,18 3p,18
(2,384,634,362)
(2,384,637,682)
56,400,779,488
32,135,031,763
JUMLAH EKUITAS
154,216,180,326
129,950,396,081
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
912,128,620,305
606,460,305,461
Saldo laba
Lihat catatan atas laporan keuangan yang m erupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-2-
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)
Catatan
2009 (Sem bilan Bulan)
Rp
Rp
3q
PENDAPATAN Pem biayaan kons um en
2010 (Sem bilan Bulan)
3c,3d,19,27
99,755,821,952
84,701,462,042
20
11,315,921,666
6,375,230,678
Adm inis tras i Bunga
204,368,752
311,309,408
Pendapatan Penalti
3c,27 21
11,270,702,018
9,096,706,326
Pendapatan lain-lain
3c,22,27
12,526,490,169
12,085,369,066
135,073,304,557
112,570,077,520
JUMLAH PENDAPATAN 3q
BEBAN Bunga dan pem biayaan lainnya
3c,23,27
55,184,526,971
46,939,159,009
Um um dan adm inis tras i
3c,24,27
18,506,831,116
12,766,340,576
27,090,115,129
18,202,343,491
Tenaga kerja Im balan pas ca kerja
3r,17
Beban cadangan kerugian penurunan nilai
890,488,550
673,359,272
3j,5
4,908,339,991
13,230,618,464
3o
1,158,258,335
3,871,931,979
1,180,445,936
838,404,109
108,919,006,028
96,522,156,900
26,154,298,529
16,047,920,620
7,104,797,727
2,917,126,087
Rugi penjualan jam inan yang dikuas akan kem bali Beban lain-lain JUMLAH BEBAN LABA SEBELUM PAJAK 3s ,25
MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan
(266,223,094)
JUMLAH BEBAN PAJAK LABA BERSIH 3t,26
LABA PER SAHAM DASAR
Lihat catatan atas laporan keuangan yang m erupakan bagian yang tidak terpis ahkan dari laporan keuangan.
-3-
1,857,396,048
6,838,574,633
4,774,522,135
19,315,723,896
11,273,398,485
19
11
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)
Saldo per 1 Januari 2009
Modal
Tambahan
saham
modal disetor
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Rp
Rp
Rp
Rp
100,200,000,000
(2,384,637,882)
2,000
200
Penambahan modal disetor Laba bersih tahun berjalan
-
-
20,861,633,278
118,676,995,396
11,273,398,485
11,273,398,485
2,200
Saldo per 30 September 2009
100,200,002,000
(2,384,637,682)
32,135,031,763
129,950,396,081
Saldo per 1 Januari 2010
100,200,002,000
(2,384,637,682)
37,085,055,592
134,900,419,910
33,200
3,320
Penambahan modal disetor Laba bersih tahun berjalan Saldo per 30 September 2010
-
-
100,200,035,200
(2,384,634,362)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-4-
-
36,520
19,315,723,896
19,315,723,896
56,400,779,488
154,216,180,326
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT)
2010
2009
Rp
Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari: Pembiayaan konsumen
1,184,353,304,035
921,422,670,985
Hutang lain-lain
20,770,190,831
5,699,973,082
Penerimaan bunga
204,368,752
311,309,408
Pembayaran kas untuk: Pembiayaan konsumen Beban operasional Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan
(1,167,650,754,009)
(838,046,889,406)
(44,490,417,037)
(32,819,969,227)
(53,905,858,271)
(44,531,220,108)
(5,002,355,110)
(5,379,055,073)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi
(65,721,520,809)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap
689,410,874
Perolehan aset tetap
(14,355,042,684)
Perolehan aset yang belum digunakan
-
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
Pembayaran hutang bank Penerimaan dari penawaran umum saham perdana
1,102,746,000 (8,831,786,677) -
(13,665,631,810)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan hutang bank
6,656,819,660
(7,729,040,677)
289,923,277,649
307,188,859,586
(201,627,476,643)
(315,320,124,919)
-
Konversi waran menjadi saham
36,520
2,200
Pembayaran dividen
-
-
Biaya emisi saham
-
-
Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan
88,295,837,526
(8,131,263,133)
8,908,684,907
(9,203,484,150)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
4,089,388,985
20,798,601,812
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
12,998,073,892
11,595,117,662
1,179,548,730
773,732,015
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Transaksi yang tidak mempengaruhi kas: Kas yang dibatasi penggunaannya
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
-5-
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), 1. UMUM a.
Pendirian dan Informasi Umum PT. Verena Oto Finance Tbk (“Perusahaan”) didirikan dengan nama PT. Maxima Perdana Finance berdasarkan akta No. 43 tanggal 21 Juli 1993 dari Sri Nanning, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-11503.HT.01.01.Th.93 tanggal 29 Oktober 1993 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 88 tanggal 4 November 1994, Tambahan No. 8832. Berdasarkan akta No. 46 tanggal 14 Pebruari 2003 dari Eliwaty Tjitra, S.H., notaris di Jakarta, nama Perusahaan diubah menjadi PT. Victoria Finance Indonesia. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-11197 HT.01.04.TH.2003 tanggal 21 Mei 2003 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 30 September 2003 Tambahan No. 9255. Selanjutnya, berdasarkan akta No. 6 tanggal 11 Juni 2003 dari Herlien Widjaja, S.H., notaris di Jakarta, nama Perusahaan diubah menjadi PT. Verena Oto Finance. Perubahan ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-15620 HT.01.04.TH.2003 tanggal 7 Juni 2003 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal 31 Oktober 2003 Tambahan No. 10899. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 35 tanggal 29 Juli 2009 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan Pasar Modal. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU.AH.01.10-01175 tanggal 5 Januari 2010. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan meliputi usaha pembiayaan dalam bentuk dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut: a. b. c. d.
Sewa guna usaha Anjak piutang Kartu kredit Pembiayaan konsumen.
Saat ini, Perusahaan menjalankan usaha utamanya dibidang pembiayaan konsumen. Perusahaan, dengan nama sebelumnya, PT Maxima Perdana Finance, memperoleh lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No.994/KMK.017/1993 tanggal 30 Desember 1993. Selanjutnya, berdasarkan surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-161/KM.6/2004 tanggal 4 Mei 2004, tersebut dinyatakan berlaku bagi Perusahaan.
izin usaha keputusan keputusan izin usaha
Saat ini, Perusahaan menjalankan usaha utamanya dibidang pembiayaan konsumen dan mempunyai 25 (dua puluh lima) kantor cabang yang berlokasi di Batu Ceper, Kelapa Gading, Radio Dalam, Kalimalang, Tangerang, Surabaya, Medan, Palembang, Pekan Baru, Samarinda, Makassar, Bandung, Bogor, Banda Aceh, Serang, Rantau Prapat, Malang, Bekasi, Depok, Surakarta dan Yogyakarta. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Bank Panin, Lantai 3, Jalan Pecenongan No. 84, Jakarta Pusat. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panin. Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 813 karyawan dan 515 karyawan.
-6-
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Komite Audit Ketua Anggota
Murniaty Santoso Irwan Atmadja Dinata Iqbal Witjaksono Hadi Budiman Iman Santoso Iskandar Andi Harjono Iqbal Witjaksono Alvin Pasmi Ria Muljani
Gaji dan kesejahteraan dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 2.787.492.765 dan Rp 2.370.772.715 untuk peride sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009. b.
Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 13 Juni 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) berdasarkan surat BAPEPAMLK No. S-3825/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum atas 460.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 100 dan harga penawaran per saham sebesar Rp 100. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 Juni 2008. Penawaran umum saham perdana ini disertai dengan penerbitan 46 juta Waran Seri I (Catatan 18). Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia masing-masing sebanyak 1.002.000.352 lembar dan 1.002.000.000 lembar.
2.
PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK) a. Penerapan awal PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 Perlakuan akuntansi untuk laporan keuangan tahun 2010 disesuaikan dengan PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006). Pada tanggal 1 Januari 2010, terkait dengan penerapan PSAK baru, yaitu PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006), Perusahaan melakukan klasifikasi atas aset dan kewajiban keuangan yang dimilikinya. Pada penerapan awal PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006), perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada saat penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.
-7-
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006), Perusahaan menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada saat awal penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Sehubungan dengan Buletin Teknis No. 4, pada saat penerapan awal Perusahaan telah mengidentifikasi penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif yang diperoleh. Selisih antara penurunan nilai tersebut dengan penurunan nilai sesuai dengan peraturan yang berlaku sebelumnya dibukukan langsung ke saldo laba, dengan perincian sebagai berikut:
Penyisihan awal Rp Aset Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5)
b.
14,662,198,276
Penyesuaian pada penerapan awal PSAK No. 50 dan No. 55 Rp 42,248,144
Penyisihan awal setelah penyesuaian Rp 14,619,950,132
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif (i) PSAK yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
PSAK No. 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK No. 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK No. 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK No. 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PSAK No. 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK No. 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK No. 19 (revisi 2010), Aset tak Berwujud PSAK No. 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK No. 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK No. 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK No. 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK No. 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK No. 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
(ii) PSAK No. 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.
-8-
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan (iii)
ISAK yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
ISAK No. 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK No. 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna-operasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK No. 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK No. 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK No. 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK No. 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web
(iv) ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri berlaku efektif
untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan. 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Perusahaan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan telah sesuai dengan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
c.
Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa berdasarkan kriteria Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah: 1)
perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (ter masuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2) perusahaan asosiasi;
-9-
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); 4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5) perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan. d.
Instrumen Keuangan (i)
Aset keuangan Aset keuangan diklasifikasikan ke dalam aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS) atau pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi ini tergantung dari sifat dan tujuan perolehan aset keuangan tersebut dan ditentukan pada saat awal pengakuannya. Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset atau kewajiban keuangan (atau kelompok aset keuangan dan kewajiban keuangan) dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan (termasuk semua komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premium ataupun diskonto lainnya) selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau (jika lebih tepat) digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kerugian keuangan. Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau kewajiban keuangan. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diklasifikasikan menjadi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan atau aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan apabila: - 10 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan
Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; Merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini (recent actual pattern of short-term profit-taking); atau Merupakan derivatif, kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif.
Aset keuangan selain yang diperdagangkan dapat ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal apabila:
Mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari penjualan aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau Kelompok aset keuangan dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar.
Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur sebesar nilai wajar, dengan biaya transaksi diakui pada laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian pada aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi pada saat terjadi. Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dan dicatat pada nilai wajar. Kerugian penurunan nilai dan perbedaan nilai tukar sebagai hasil dari perhitungan ulang biaya amortisasi pada mata uang moneter aset keuangan tersedia untuk dijual serta bunga yang dihitung menggunakan suku bunga efektif diakui pada laporan laba rugi. Perubahan lainnya pada nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual, dilaporkan pada komponen yang terpisah pada ekuitas sampai pada saat aset keuangan tersebut diselesaikan, dan keuntungan atau kerugian kumulatif diakui pada laporan laba rugi.
- 11 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Pinjaman yang diberikan dan piutang Aset keuangan diklasifikasikan pinjaman yang diberikan dan piutang apabila aset keuangan tersebut memiliki pembayaran tetap atau telah ditentukan, dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan memakai metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai. Pendapatan bunga dihitung dengan suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual atau pinjaman yang diberikan dan piutang mengalami penurunan nilai. Suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif penurunan nilai sebagai akibat dari peristiwa atau serangkaian peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal (peristiwa yang merugikan) dari suatu aset tersebut yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Apabila terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai pada aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau pinjaman yang diberikan dan piutang telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset atau kelompok aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan aset atau kelompok aset tersebut yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara individual serta kolektif untuk aset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada kelompok aset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis. Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perusahaan harus menghitung:
Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.
Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow).
Loss given default (”LGD”) – Perusahaan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Perusahaan apabila terjadi tunggakan fasilitas pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah hutang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.
Loss identification period (”LIP”) - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas kredit secara individual.
- 12 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan
Exposure at default (”EAD”) – Perusahaan mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas pembiayaan pada saat terjadi tunggakan.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun. Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai pokok piutang pembiayaan pada posisi laporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss on given default (LGD). Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung atau dengan menyesuaikan cadangan kerugian penurunan nilai. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui pada aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah penurunan nilai dengan menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai. Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti obyektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Kerugian kumulatif merupakan selisih antara biaya perolehan yang diamortisasi aset keuangan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai pada instrumen ekuitas tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. Aset keuangan yang tidak dinilai secara individual, dievaluasi secara kolektif. (ii)
Kewajiban keuangan dan ekuitas Klasifikasi sebagai kewajiban atau ekuitas Instrumen kewajiban dan ekuitas diklasifikasikan baik sebagai instrumen kewajiban ataupun sebagai ekuitas sesuai dengan substansi dari perjanjian kontrak yang ada. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan kewajibannya. Instrumen ekuitas diterbitkan oleh Perusahaan dan diakui pada saat hasilnya diterima, dikurangi dengan biaya penerbitan langsung. Kewajiban keuangan Kewajiban keuangan diklasifikasikan ke dalam diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi (FLAC).
- 13 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diklasifikasikan menjadi kewajiban keuangan dalam kelompok diperdagangkan atau kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan apabila:
Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; Merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini (recent actual pattern of short-term profit-taking); atau Merupakan derivatif, kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif.
Kewajiban keuangan selain yang diperdagangkan dapat ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal apabila:
Mengeliminasi atau mengurangi atau secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran kewajiban atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau Kelompok kewajiban keuangan dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar.
Pada saat pengakuan awal, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diakui pada nilai wajarnya dikurangi dengan biaya transaksi diakui pada laporan laba rugi. Pengukuran berikutnya dinilai pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul pada kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi Pada saat pengakuan awal, kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan kewajiban keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif. (iii)
Nilai wajar instrumen keuangan Perusahaan melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimilikinya berdasarkan hirarki berikut: 1.
Harga kuotasi dalam pasar aktif untuk instrumen yang serupa. Untuk aset keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah bid price (harga penawaran). Sedangkan untuk kewajiban keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah ask price (harga permintaan). Jika instrumen keuangan tersebut tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif, maka digunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajarnya.
- 14 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 2. Teknik penilaian yang berdasarkan pada input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai menggunakan: harga kuotasi pada pasar aktif untuk instrumen yang serupa; harga kuotasi untuk instrumen serupa pada pasar yang dianggap kurang aktif; atau teknik penilaian dimana semua input yang signifikan didapatkan secara langsung atau tidak langsung dari data pasar yang diobservasi. 3. Teknik penilaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana input untuk teknik penilaian yang digunakan tidak berdasarkan pada data yang dapat diobservasi dan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi memiliki dampak yang signifikan terhadap penilaian instrumen. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen serupa dimana penyesuaian atau asumsi yang tidak dapat diobservasi secara signifikan diperlukan untuk menggambarkan perbedaan antara instrumen-instrumen yang ada. (iv)
Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan jika, dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer. Jika Perusahaan secara substantial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka Perusahaan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan. Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan jika, dan hanya jika, kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
e.
Reklasifikasi Aset Keuangan Perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan dari atau ke kelompok aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Perusahaan hanya dapat melakukan reklasifikasi atas aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (atau sebaliknya). Untuk aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan maka sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule). Apabila terdapat reklasifikasi dari klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual, maka aset keuangan tersebut akan dihitung nilai wajarnya dan selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat harus dicatat pada ekuitas. Pada saat penerapan awal PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dapat mereklasifikasi aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo tanpa terkena dampak tainting rule.
f.
Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan: -
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
-
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.
- 15 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan
g.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
h.
Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas Perusahaan dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
i.
Akuntansi Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai Lessee Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca sebagai kewajiban sewa pembiayaan. Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
j.
Piutang pembiayaan konsumen Sejak 1 Januari 2010 Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen sebesar jumlah bersih piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai oleh bank-bank sehubungan dengan transaksi kerja sama pembiayaan bersama yang diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif (Catatan 3d). Pada saat pengakuan awal, nilai wajar piutang pembiayaan konsumen adalah sebesar piutang pembiayaan konsumen dikurangi dengan pendapatan yang dapat diatribusikan secara langsung pada piutang seperti: pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan beban kepada dealer yang terkait langsung dengan pembiayaan konsumen. - 16 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Sebelum 1 Januari 2010 Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah bersih piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai oleh bank-bank sehubungan dengan transaksi kerja sama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah keseluruhan angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen berdasarkan tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen. Pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat perjanjian pembiayaan pertama kali ditandatangani, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi tahun berjalan. Pelunasan sebelum masa berakhirnya perjanjian pembiayaan konsumen dianggap sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan. Biaya kepada dealer yang terkait langsung dengan pembiayaan konsumen ditangguhkan dan dibebankan selama jangka waktu pembiayaan konsumen. Untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse), Perusahaan hanya menyajikan porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bank-bank dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh jumlah angsuran piutang dari pelanggan sedangkan bagian yang dibiayai oleh bank dicatat sebagai hutang (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga, sedangkan bunga yang dikenakan bank dicatat sebagai beban bunga. k.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Penyisihan Piutang Ragu-ragu Sejak 1 Januari 2010 Pada setiap tanggal neraca Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual atau pinjaman yang diberikan dan piutang mengalami penurunan nilai, seperti yang dijelaskan pada Catatan 3d. Sebelum 1 Januari 2010 Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, termasuk piutang dari perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen yang dilakukan dengan jaminan (with recourse). Piutang yang tidak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain dalam tahun berjalan.
- 17 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan l.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.
m. Aset Tetap – Pemilikan Langsung
Pada tahun 2008, Perusahaan menerapkan PSAK 16 (revisi 2007) dimana Perusahaan dapat menggunakan model revaluasi (revaluation model) atau model biaya (cost model) dalam mengukur aset tetap setelah pengakuan awal dan mengharuskan antara lain pendekatan komponen (component approach) dalam menyusutkan aset serta mereview nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap. Pada penerapan awal, manajemen memilih untuk menggunakan model biaya. Namun, manajemen menentukan bahwa tidak praktis mengestimasi dampak pendekatan komponen dan perubahan nilai residu aset baik secara retroaktif maupun prospektif dari tanggal manapun yang lebih awal. Oleh karenanya, penerapan standar ini tidak berdampak terhadap nilai tercatat aset tetap sebelumnya. Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau tujuan administratif dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Prasarana Perabot dan peralatan kantor Kendaraan Komputer
20 4 4-8 4-8 4
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir periode dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset, jika dan hanya jika, besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada periode yang bersangkutan. n.
Aset Tetap yang belum Digunakan Aset tetap yang belum digunakan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penyisihan penghapusan.
- 18 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan o.
Jaminan yang dikuasakan kembali Jaminan yang dikuasakan kembali dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih pada saat jaminan dikuasakan kembali. Selisih antara nilai realisasi bersih dari jaminan yang dikuasakan kembali dengan saldo piutang pembiayaan konsumen yang tidak tertagih dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode yang bersangkutan. Pada akhir periode, jaminan yang dikuasakan kembali ditelaah kembali, apabila terdapat penurunan nilai dari jaminan yang dikuasakan kembali, maka nilai jaminan yang dikuasakan kembali tersebut akan disesuaikan. Pada saat jaminan yang dikuasakan kembali dijual, nilai tercatatnya dikeluarkan dari akun yang bersangkutan. Laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam operasi periode berjalan.
p.
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
q.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Sejak 1 Januari 2010 Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3d). Selama tahun 2010, penerimaan yang berhubungan dengan piutang yang mengalami penurunan nilai langsung mengurangi nilai tercatat piutang. Beban bunga dari kewajiban keuangan, diakui sebagai beban pada laporan laba rugi. Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan termasuk bunga pada aset dan kewajiban keuangan pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif Sebelum 1 Januari 2010 Perusahaan mengakui pendapatan pembiayaan konsumen seperti yang dijelaskan pada Catatan 2j. Pada saat piutang pembiayaan konsumen dinyatakan non-performing loan, Perusahaan menghentikan pengakuan pendapatan bunganya. Pada saat realisasi penerimaan hasil tagihan piutang non-performing loan tersebut, diutamakan untuk melunasi pokok piutang dan sisanya diakui sebagai pendapatan bunga (bila ada). Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dan tingkat bunga berlaku. Beban bunga pinjaman diakui atas dasar proporsi waktu dan tingkat bunga berlaku. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
r.
Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. - 19 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program. s.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
t.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah ratarata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
u.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk pelaporan segmen adalah segmen geografis. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Perusahaan tidak menyajikan informasi segmen berdasarkan usaha, karena kegiatan utama Perusahaan hanya pembiayaan konsumen.
- 20 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 4.
KAS DAN SETARA KAS Kas diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Nilai wajar dari kas adalah nilai tercatatnya.
30 September 2010 30 September 2009 Rp Rp Kas Bank Rupiah Pihak hubungan istimewa Bank Pan Indonesia Pihak ketiga Bank Central Asia Bank Resona Perdania Bank Rakyat Indonesia (Persero) Bank Victoria Internasional Lainnya Jumlah Bank Deposito berjangka Pihak ketiga Bank Negara Indonesia (Persero) Bank UOB Indonesia Bank Victoria Internasional Bank Sinarmas Bank Central Asia Jumlah Deposito Berjangka Jumlah Kas dan Setara Kas Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah
5.
2,204,962,926
2,351,813,225
535,333,996
66,877,247
3,321,889,335 29,024,149 400,629,089 208,807,723 3,097,426,674
1,839,958,682 4,338,823 470,792,398 117,552,810 293,784,477
7,593,110,966
2,793,304,437
3,200,000,000 -
1,500,000,000 4,950,000,000 -
3,200,000,000
6,450,000,000
12,998,073,892
11,595,117,662
7,00% - 9,00%
6,25% - 10,50%
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN – BERSIH Pinjaman Pembiayaan konsumen dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
- 21 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Estimasi nilai wajar piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga saat ini adalah sebesar Rp 812.486.832.258 untuk periode 2010. 30 September 2010 Nilai Tercatat Tidak dinilai Dinilai secara individual secara individual Rp Rp Piutang pembiayaan konsumen Pembiayaan sendiri Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain Pihak ketiga with recourse without recourse
30 September 2009
Jumlah Rp
Rp
272,782,640 263,894,892,055
13,946,399,569
272,782,640 277,841,291,624
46,856,106 228,026,893,932
712,018,284,727 -
24,730,968,500 -
736,749,253,227 -
487,562,908,582 -
976,185,959,422
38,677,368,069
1,014,863,327,491
715,636,658,620
55,973,175 50,038,988,452
2,355,522,381
55,973,175 52,394,510,833
3,889,269 87,732,354,060
131,185,416,417 -
3,935,872,424 -
135,121,288,841 -
67,281,918,448 -
181,280,378,044
6,291,394,805
187,571,772,849
155,018,161,777
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
794,905,581,378 (14,801,345,794)
32,385,973,264 (3,376,590)
827,291,554,642 (14,804,722,384)
560,618,496,843 (13,087,923,135)
Bersih
780,104,235,584
32,382,596,674
812,486,832,258
547,530,573,708
Subjumlah Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui Pembiayaan sendiri Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain Pihak ketiga with recourse without recourse Subjumlah
Tingkat bunga rata-rata per tahun rupiah
13,50% - 22,00%
12,50%-22,00%
Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan jatuh temponya adalah sebagai berikut: 30 September 2010 Rp Satu tahun berikutnya (termasuk yang telah jatuh tempo) Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Jumlah
Jangka waktu pembiayaan adalah 1 - 4 tahun.
- 22 -
30 September 2009 Rp
103,122,588,468 276,597,361,525 635,143,377,498
159,668,269,877 352,257,329,719 203,711,059,024
1,014,863,327,491
715,636,658,620
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan hutang bank (Catatan 11). Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui) yang dijaminkan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masingmasing adalah sebagai berikut:
30 September 2010 Rp Bank Bank Bank Bank Bank Bank Bank
Negara Indonesia (Persero) Resona Perdania Victoria International Sinarmas Index Pan Indonesia Akita
Jumlah
30 September 2009 Rp
527,733,263,309 92,103,299,915 39,720,625,517 47,834,927,324 3,028,243,473 -
376,318,026,205 23,290,330,796 54,560,381,100 1,110,748,483 -
710,420,359,538
455,279,486,584
Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan yang bersangkutan. Piutang pembiayaan konsumen untuk komputer dan alat lainnya dijamin dengan barang-barang yang dibiayakan. Seluruh transaksi pembiayaan konsumen dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali untuk pembiayaan konsumen atas komputer dan alat lainnya yang sebagian diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rincian cadangan kerugian penurunan nilai untuk periode sembilan bulan 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 30 September 2010 Rp Saldo awal periode/tahun Selisih penyisihan pada penerapan awal PSAK No. 50 dan 55 Penyisihan periode berjalan Individual Kolektif Akrual bunga pada piutang yang mengalami penurunan nilai Penghapusan
14,662,198,276
Saldo akhir periode/tahun
30 September 2009 Rp
3,376,590 4,904,963,401
13,230,618,464
(4,765,815,883)
(7,389,202,351)
14,804,722,384
5,841,416,113
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai/penyisihan piutang ragu-ragu dengan agunan yang diterima dari nasabah telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
- 23 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 6. PENYERTAAN Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT IBJ Verena Finance dengan akta No. 30 tanggal 28 Juli 2010 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, menerangkan bahwa: Modal ditempatkan pada PT IBJ Verena Finance telah diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai melalui kas PT IBJ Verena Finance oleh para pendiri:. (a) IBJ Leasing Company Limited, sebanyak 80.000 saham dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp 80 milyar. (b) PT Verena Oto Finance Tbk, sebanyak 20.000 saham dengan jumlah nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 20 milyar.
7. PIUTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA Akun ini merupakan pinjaman dengan bunga yang diberikan kepada karyawan dengan tingkat bunga berkisar antara 10,97% - 17,52% per tahun , jangka waktu pinjaman adalah 1 – 7 tahun dengan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah lebih dari 1 sampai dengan 4 tahun. Piutang tersebut diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengakui perbedaan nilai wajar atas piutang lain-lain yang memiliki suku bunga diluar atau lebih rendah dari suku bunga pasar sebesar Rp 46.073.632 ke laporan laba rugi. Nilai wajar dari piutang lain-lain kepada pihak hubungan istimewa ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga saat ini. Pada tanggal 30 September 2010, piutang lain-lain kepada pihak hubungan istimewa tidak mengalami penurunan nilai. 8. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Sewa Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Asuransi dan lain-lain Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
9.
30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
170,770,308 3,788,484,926
1,785,324,096
918,956,213
12,974,465 807,983,005
4,878,211,447
2,606,281,566
ASET TETAP - 24 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 1 Januari 2010 Rp
Penam bahan Rp
Pengurangan Rp
30 Septem ber 2010 Rp
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Pras arana Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Kom puter
7,191,114,681 13,352,859,118 4,255,880,162 6,546,524,919
4,881,255,658 3,544,226,507 783,847,390 3,402,188,441 918,290,525 825,234,163
1,169,507,173 2,375,000 -
4,881,255,658 3,544,226,507 7,974,962,071 15,585,540,386 5,171,795,687 7,371,759,082
Jum lah
31,346,378,880
14,355,042,684
1,171,882,173
44,529,539,391
5,811,697,813 4,985,483,061 2,860,862,866 5,128,905,859
57,418,832 596,919,994 1,346,638,496 439,403,452 578,751,358
339,150,366 859,906 -
57,418,832 6,408,617,807 5,992,971,191 3,299,406,412 5,707,657,217
Jum lah
18,786,949,599
3,019,132,132
340,010,272
21,466,071,459
Jumlah Tercatat
12,559,429,281
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Pras arana Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Kom puter
1 Januari 2009 Rp
23,063,467,932
Penam bahan Rp
Pengurangan Rp
30 Septem ber 2009 Rp
Biaya perolehan Pemilikan langsung Pras arana Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Kom puter
6,429,472,470 12,605,728,596 3,552,900,730 5,872,804,327
99,304,420 1,468,205,591 196,526,115 317,750,551
1,555,995,768 -
6,528,776,890 12,517,938,419 3,749,426,845 6,190,554,878
Jum lah
28,460,906,123
2,081,786,677
1,555,995,768
28,986,697,032
5,123,802,054 4,030,147,518 2,456,746,831 4,381,038,369
523,617,468 1,160,510,211 302,449,912 561,742,287
554,265,632 -
5,647,419,522 4,636,392,097 2,759,196,743 4,942,780,656
Jum lah
15,991,734,772
2,548,319,878
554,265,632
17,985,789,018
Jumlah Tercatat
12,469,171,351
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Pras arana Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Kom puter
- 25 -
11,000,908,014
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut: 30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
831,871,901 689,410,874
1,001,730,136 1,102,746,000
Jumlah tercatat Harga jual Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap
(142,461,027)
101,015,864
Beban penyusutan adalah sebesar Rp 3.019.054.022 dan Rp 2.548.319.878 masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak dibentuk penurunan nilai aset tetap. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha Guna (pihak hubungan istimewa), PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Raksa Pratikara dan PT Asuransi Dinamika dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 16.545.092.983 dan Rp 16.342.658.783. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang ditanggungkan. 10. ASET LAIN-LAIN 30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
Beban ditangguhkan - bersih Jaminan yang dikuasakan kembali, bersih setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 1.180.445.936 pada tanggal 30 September 2010 dan Rp 664.651.501 pada tanggal 30 September 2009 Aset tetap yang belum digunakan Kas yang dibatasi penggunaannya (Catatan 11 dan 31) Lain-lain
13,439,570,739
14,999,688,897
10,674,425,532 -
7,507,924,962 6,750,000,000
1,179,548,730 8,739,212,226
773,732,015 1,029,539,696
Jumlah
34,032,757,227
31,060,885,570
Beban ditangguhkan Beban ditangguhkan merupakan beban bunga, beban atas jasa provisi dan reward sehubungan dengan kerjasama pembiayaan Perusahaan dengan beberapa bank, yang ditangguhkan dan dibebankan selama jangka waktu pembiayaan konsumen.
- 26 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Beban amortisasi atas beban ditangguhkan untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 12.732.776.325 dan Rp 1.648.373.897. Jaminan yang dikuasakan kembali Jaminan yang dikuasakan kembali merupakan jaminan piutang pembiayaan konsumen berupa kendaraan yang telah diambil alih oleh Perusahaan. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai jaminan yang dikuasakan kembali cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset tersebut. Aset tetap yang belum digunakan Perolehan aset tetap yang belum digunakan berupa tanah dan bangunan pada tahun 2009 dan peralatan pada tahun 2010 yang akan digunakan untuk operasional cabang. Kas yang dibatasi penggunaannya Saldo kas yang dibatasi penggunaannya terutama terdiri dari penempatan dana pada bank sebagai rekening amanat (escrow account) sehubungan dengan transaksi penerusan pinjaman (channeling). 11. HUTANG BANK 30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
-
-
Pihak hubungan istimewa Bank Pan Indonesia Pihak ketiga Bank Negara Indonesia (Persero) Bank Resona Perdania Bank Victoria International Bank Sinarmas Bank Index Selindo
525,946,221,855 84,324,230,903 29,878,734,125 43,069,793,028 2,910,730,083
376,318,026,205 23,283,959,960 43,962,947,744 1,000,000,000 -
Jumlah
686,129,709,994
444,564,933,909
Hutang bank diklasifikasikan dalam kelompok kewajiban keuangan lainnya, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Nilai wajar hutang bank dengan bunga mengambang didasarkan pada kuotasi harga di pasar. Estimasi nilai wajar dari hutang bank dengan bunga tetap tanpa kuotasi harga di pasar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk hutang baru dengan jangka waktu yang serupa. Pada periode 2010, nilai wajar dari hutang bank adalah sebesar Rp 686.129.709.994. Bank Negara Indonesia (Persero) (BNI) Pada tanggal 22 Maret 2005 dan 12 Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit channeling with recourse masing-masing sebesar Rp 50 miliar dan Rp 500 miliar, di luar kredit konsumen kemitraan pola channeling without recourse sebesar Rp 100 miliar (Catatan 31). Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan berkisar antara 12,25% – 12,75 dan 13,25% - 14,00% masingmasing untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebesar 100% dari saldo fasilitas pinjaman (Catatan 5).
- 27 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Perjanjian kerjasama ini telah diubah beberapa kali sehubungan dengan perpanjangan atas fasilitas pinjaman tersebut terakhir pada tanggal 16 Januari 2010 fasilitas kredit yang diperoleh menjadi Rp 530 miliar dan jangka waktu perjanjian kredit adalah 12 bulan sejak penandatanganan perubahan perjanjian kredit. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumendokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada BNI. Berdasarkan perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan akan menanggung seluruh risiko kerugian yang terkait dengan pembiayaan yang diberikan sesuai dengan perjanjian tersebut (with recourse) dan membukukan piutang pembiayaan konsumen tersebut pada laporan keuangan Perusahaan. Perusahaan juga diharuskan untuk membentuk penyisihan piutang ragu-ragu sebesar 1,25% dari jumlah piutang yang dibiayai melalui BNI. Bank Resona Perdania Pada tanggal 4 Februari 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Resona Perdania dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman sejumlah Rp 50 miliar. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 3,75% di atas suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada saat penandatanganan perjanjian, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan kepada pihak ketiga minimal sebesar 100% dari saldo fasilitas pinjaman (Catatan 5). Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan Perusahaan dengan pelanggan dan akan jatuh tempo pada tanggal 25 Maret 2011. Pada tanggal 23 Oktober 2009, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sejumlah Rp 25 miliar. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 5% di atas Cost of Loanable Fund (COLF), dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan kepada pihak ketiga minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman (Catatan 5). Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan Perusahaan dengan pelanggan dan akan jatuh tempo pada tanggal 22 Oktober 2012. Kemudian pada tanggal 20 Januari 2010, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sejumlah Rp 25 miliar. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 5% di atas Cost of Loanable Fund (COLF), dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan kepada pihak ketiga minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman (Catatan 5). Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan Perusahaan dengan pelanggan dan akan jatuh tempo pada tanggal 31 Januari 2013. Bank Victoria International (Victoria) Cerukan Perusahaan mengadakan beberapa kali perubahan perjanjian pinjaman untuk meningkatkan jumlah maksimum fasilitas pinjaman cerukan sampai menjadi Rp 7,5 miliar. Berdasarkan perubahan perjanjian pinjaman tanggal 5 Oktober 2007, Victoria setuju untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas cerukan sampai dengan tanggal 6 Oktober 2008. Pada tanggal 10 Maret 2009, jangka waktu kembali diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Mei 2010 dan penurunan jumlah fasilitas pinjaman cerukan dari Rp 7,5 miliar menjadi Rp 5 miliar. Pada tanggal 13 April 2010, jangka waktu kembali diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Mei 2011. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak terdapat saldo fasilitas cerukan. Berdasarkan perjanjian pinjaman, Perusahaan setuju untuk membuka rekening amanat (escrow account) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 2.112.008 dan nihil disajikan sebagai Kas yang Dibatasi Penggunaannya pada Akun Aset Lain-lain (Catatan 10).
- 28 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 13,00% dan 15,00% masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebesar 120% dari saldo fasilitas pinjaman (Catatan 5). Kredit Modal Kerja Pada tanggal 10 Maret 2009, Perusahaan menerima fasilitas kredit modal kerja non-revolving dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman sebesar Rp 52,5 miliar. Selanjutnya, berdasarkan perjanjian kredit tanggal 13 April 2010, Victoria setuju untuk meningkatkan jumlah maksimum sebesar Rp 20 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 9 Mei 2011. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 saldo fasilitas masing-masing sebesar Rp 29.878.734.125 dan Rp 43.962.947.744. Fasilitas tersebut dikenakan suku bunga tahunan sebesar 11,50% - 12,00% dan 13,50% masingmasing untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebesar 105% dari saldo fasilitas pinjaman (Catatan 5). Bank Sinarmas Pada tanggal 16 Maret 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian fasilitas pinjaman (demand loan) dengan Bank Sinarmas dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman sejumlah Rp 20 miliar. Pada tanggal 20 Mei 2009 dan 10 April 2008, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman (demand loan) masing-masing sejumlah Rp 30 miliar dan Rp 20 miliar, sehingga jumlah maksimum fasilitas menjadi Rp 70 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 20 Maret 2010. Pada tanggal 30 Oktober 2009, Perusahaan telah melunasi fasilitas pinjaman tersebut. Kemudian pada tanggal 20 Maret 2010 Perusahaan mengadakan perjanjian fasilitas pinjaman baru (demand loan – revolving) sejumlah Rp 70 miliar dengan tingkat suku bunga tahunan sebesar 13% dan akan jatuh tempo pada tanggal 20 Maret 2011. Fasilitas ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar 110% dari plafond atau outstanding pinjaman dengan menyerahkan BPKB asli dan/atau invoice beserta kelengkapannya dan dikenakan suku bunga tahunan sebesar 13,00% dan 14,00% masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 30 September 2010 dan 2009 (Catatan 5). Bank Index Selindo Pada tanggal 26 Januari 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Index Selindo dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman (fixed loan) sejumlah Rp 5 miliar. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 13% dan dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor dengan jumlah tagihan minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman (Catatan 5). Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan Perusahaan dengan pelanggan dan jangka waktu perjanjian kredit adalah 36 bulan sejak penandatanganan perubahan perjanjian kredit. 12. HUTANG USAHA Hutang usaha diklasifisikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan hutang kepada dealer kendaraan bermotor (pihak ketiga) sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen yang tidak memiliki tingkat suku bunga dan jangka waktu. Nilai wajar dari kas adalah nilai tercatatnya
- 29 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 13. HUTANG LAIN-LAIN 30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
Pembayaran diterima di muka dari pelanggan Pendapatan ditangguhkan Hutang asuransi Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang jamsostek Lain-lain
9,270,569,904 6,964,125,561
6,501,664,018 -
35,789,583 6,435,109,995 64,119,981 19,878,130,723
30,489,423 6,973,802,887 98,752,480 1,985,880,040
Jumlah
42,647,845,747
15,590,588,848
Pembayaran diterima di muka dari pelanggan, pendapatan ditangguhkan dan hutang asuransi, termasuk dalam kategori kewajiban keuangan lainnya, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan harus melakukan pengungkapan atas nilai wajar dari kewajiban keuangannya. Pada periode 2010, nilai wajar dari kewajiban keuangan ini adalah sebesar Rp 42.647.845.747. 14. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
Bunga atas hutang bank Bonus dan THR Telepon, internet dan listrik Jasa profesional Lain-lain
2,938,312,887 1,583,684,037 252,666,171 200,000,000 14,049,638
2,359,094,824 273,177,343 -
Jumlah
4,988,712,733
2,632,272,167
- 30 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 15. HUTANG PAJAK 30 September 2010 Rp
30 September 2009 Rp
3,316,123,998
50,234,122
123,319,461 12,506,037 462,896,887 38,432,414
422,580,299 6,615,651 26,593,415
3,953,278,797
506,023,487
Pajak penghasilan badan (pajak kini) - Catatan 25 Periode/tahun berjalan Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4 ayat (2) Jumlah
16. HUTANG JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang diklasifikasikan dalam kelompok kewajiban keuangan lainnya, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan harus melakukan pengungkapan atas nilai wajar dari kewajiban keuangannya. Nilai wajar untuk hutang jangka panjang dengan bunga mengambang didasarkan pada kuotasi harga di pasar. Pada periode 2010, nilai wajar dari kewajiban keuangan ini adalah sebesar Rp 1.815.060.930. Pada tanggal 26 September 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian fasilitas kredit dengan BCA Finance. Fasilitas kredit tersebut akan digunakan oleh Perusahaan untuk keperluan pembelian atau penyediaan kendaraan untuk karyawan. Jangka waktu perjanjian kredit tersebut adalah selama 36 (tiga puluh enam) bulan, dimulai dari tanggal 26 September 2008 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2011 dengan tingkat suku bunga efektif sebesar 11,76% per tahun. Jumlah fasilitas yang diberikan adalah Rp 6.146 juta dengan pembayaran uang muka Rp 1.229 juta. Pinjaman ini dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayakan. Pada tanggal 13 Agustus 2009, Perusahaan kembali mengadakan perjanjian fasilitas kredit dengan BCA Finance. Fasilitas kredit tersebut akan digunakan oleh Perusahaan untuk keperluan pembelian atau penyediaan kendaraan untuk karyawan. Jangka waktu perjanjian kredit tersebut adalah selama 24 (dua puluh empat) bulan, dimulai dari tanggal 13 Agustus 2009 sampai dengan tanggal 13 Juli 2011 dengan tingkat suku bunga efektif sebesar 11,16% per tahun. Jumlah fasilitas yang diberikan adalah Rp 1.954 juta dengan pembayaran uang muka Rp 391 juta. Pinjaman ini dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayakan. Denda yang diberikan atas keterlambatan angsuran adalah sebesar 0,2% per hari dari angsuran yang tertunggak. Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan. 17. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA
Perusahaan telah membentuk estimasi kewajiban untuk imbalan kerja kepada karyawan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja karyawan tersebut tidak didanai.
- 31 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan
18. MODAL SAHAM Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah saham
Nama pemegang saham
Bank Pan Indonesia PT Verena Kapital Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) Jumlah
30 September 2010 Persentase pemilikan
Jumlah modal Rp
429,529,600 406,608,400 165,862,352
42.87% 40.58% 16.55%
42,952,960,000 40,660,840,000 16,586,235,200
1,002,000,352
100.00%
100,200,035,200
30 September 2009 Jumlah Persentase saham pemilikan
Nama pemegang saham
Bank Pan Indonesia PT Verena Kapital Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) Jumlah
Jumlah modal Rp
429,529,600 406,608,400 165,862,020
42.87% 40.58% 16.55%
42,952,960,000 40,660,840,000 16,586,202,000
1,002,000,020
100.00%
100,200,002,000
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang diselenggarakan pada tanggal 23 Maret 2007, sebagaimana yang diaktakan dengan akta notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 32 tanggal 26 Maret 2007, para pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan dari PT Verena Oto Finance menjadi PT Verena Oto Finance Tbk, perubahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 1.000.000 per saham menjadi Rp 100 per saham, peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 100 miliar menjadi Rp 200 miliar dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 50 miliar menjadi Rp 54,2 miliar. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. W7-03999.HT.01.04-TH.2007 tanggal 12 April 2007. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Bersama Para Pemegang Saham yang telah diaktakan dalam akta notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 81 tanggal 30 Mei 2008, para pemegang saham menegaskan kembali penerbitan 460 juta saham baru yang disertai dengan 46 juta Waran Seri I yang ditawarkan kepada masyarakat melalui Penawaran Umum Saham Perdana. Pada tanggal 13 Juni 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum berdasarkan Surat BAPEPAM-LK No. S-3825/BL/2008. Saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 Juni 2008. Jumlah waran yang beredar pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebanyak 46.000.000 Waran Seri I yang diterbitkan melalui Penawaran Umum Saham Perdana. Masa berlaku Waran Seri I adalah sejak tanggal 30 Desember 2008 dan berakhir tanggal 24 Juni 2010, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 110 per saham.
- 32 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Tambahan modal disetor merupakan biaya emisi sehubungan dengan penawaran saham umum perdana Perusahaan pada tahun 2008. 19. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Akun ini merupakan realisasi pendapatan dari pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut: 2010 (Sembilan bulan) Rp
2009 (Sembilan bulan) Rp
With recourse Pembiayaan sendiri Pembiayaan bersama Pendapatan channeling
24,627,696,500 55,288,774,405 19,839,351,047
16,941,795,922 50,737,068,345 17,022,597,775
Jumlah
99,755,821,952
84,701,462,042
Pendapatan pembiayaan konsumen merupakan pendapatan dari transaksi pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga dan transaksi penerusan pinjaman (channeling) dengan bank. Pendapatan pembiayaan konsumen yang berasal dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 21,723,444 dan Rp 8.592.311 untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009 (Catatan 27). Pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009, tidak ada transaksi kepada satu pihak yang jumlah pendapatannya melebihi 10% dari pendapatan pembiayaan konsumen. Jumlah pendapatan pembiayaan konsumen untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan berkaitan dengan aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah sebesar Rp 99.755.821.952. 20. PENDAPATAN ADMINISTRASI Akun ini merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari jasa administrasi kepada pelanggan dan pengurusan dokumen-dokumen pelanggan. 21. PENDAPATAN PENALTI
2010 (Sembilan bulan) Rp Penalti pelunasan dipercepat Penalti keterlambatan pelunasan angsuran Jumlah
2009 (Sembilan bulan) Rp
6,956,582,856
5,009,461,247
4,314,119,162
4,087,245,079
11,270,702,018
9,096,706,326
- 33 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 22. PENDAPATAN LAIN-LAIN
2010 (Sembilan bulan) Rp Pendapatan selisih premi asuransi Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Lain-lain Jumlah
2009 (Sembilan bulan) Rp
40,999,300 9,419,059,585 3,066,431,284
2,910,265 10,194,568,031 1,887,890,770
12,526,490,169
12,085,369,066
Pendapatan selisih premi merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari selisih antara premi asuransi yang dibebankan oleh Perusahaan kepada pelanggan dengan jumlah aktual yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada perusahaan asuransi. 23. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA
2010 (Sembilan bulan) Rp
2009 (Sembilan bulan) Rp
Beban bunga atas hutang bank Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Provisi dan administrasi bank
54,403,853,411 780,673,560
292,475,387 44,462,893,993 2,183,789,629
Jumlah
55,184,526,971
46,939,159,009
Jumlah beban bunga untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan berkaitan dengan kewajiban keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah sebesar Rp 54.986.135.186. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2010 (Sembilan bulan) Rp Penyusutan (Catatan 9) Sewa Telepon, telex dan benda pos Perjalanan dinas Pajak dan perijinan Representasi Honorarium Peralatan dan perlengkapan kantor Iklan dan promosi Prasarana Keamanan Perbaikan dan pemeliharaan Asuransi Pendidikan dan pelatihan Lain-lain Jumlah
2009 (Sembilan bulan) Rp
3,019,054,022 2,458,178,732 2,061,282,409 1,691,983,832 1,668,690,853 1,508,947,404 1,453,337,325 1,086,944,307 509,951,458 612,229,028 528,753,006 294,729,727 215,293,909 604,222,639 793,232,465
2,548,319,878 1,804,075,310 1,441,624,617 1,105,844,869 1,250,752,902 587,382,125 883,435,737 719,515,942 808,740,859 373,897,125 277,878,412 257,175,104 160,507,165 159,063,111 388,127,420
18,506,831,116
12,766,340,576
- 34 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Beban umum dan administrasi termasuk beban sewa yang dibayarkan kepada pihak hubungan isitmewa sebesar Rp 844.275.324 dan Rp 641.107.798, masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan 2009. Beban Asuransi yang dibayarkan kepada pihak hubungan istimewa sebesar Rp 7.284.833 dan Rp 12.444.874 masing-masing untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 dan dan 2009 (Catatan 8 dan 27). 24. PAJAK PENGHASILAN
Beban (manfaat) pajak Perusahaan terdiri dari: 2010 (Sembilan bulan) Rp
2009 (Sembilan bulan) Rp
Pajak kini (pajak penghasilan badan) Pajak tangguhan
7,104,797,727 (266,223,094)
2,917,126,087 1,857,396,048
Jumlah
6,838,574,633
4,774,522,135
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Sembilan bulan) (Sembilan bulan) Rp Rp Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Perbedaan temporer: Bonus Beban penurunan nilai jaminan yang dikuasakan kembali Beban imbalan pasca kerja Pemulihan piutang ragu-ragu Jumlah Beban (manfaat) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Penyusutan aset tetap Sumbangan dan beban hubungan masyarakat Pendapatan bunga yang sudah dikenakan pajak final Lainnya Jumlah Laba kena pajak Perusahaan
26,154,298,529 (377,693,591)
16,047,920,620 -
764,186,997 678,398,969 -
(406,872,770) 606,872,772 (7,246,507,022)
1,064,892,375
(7,046,507,020)
336,616,240
536,105,976
11,630,000
437,416,358
(312,368,752) 1,164,122,516
(311,309,408) 754,680,928
1,200,000,004
1,416,893,854
28,419,190,908
10,418,307,454
- 35 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut: 2010 (Sembilan bulan) Rp Beban pajak kini 25 % x Rp 28.149.190.908 ribu tahun 2010, 28 % x Rp 10.418.307.454 tahun 2009
2009 (Sembilan bulan) Rp
7,104,797,727 -
2,917,126,087
Jumlah Dikurangi pajak dibayar di muka Pasal 25 Fiskal luar negeri
7,104,797,727
2,917,126,087
(3,788,673,729) -
(2,866,891,965) -
Hutang pajak penghasilan badan (pajak kini) (Catatan 15)
3,316,123,998
50,234,122
Laba kena pajak dan pajak penghasilan Perusahaan tahun 2009, 2008 dan 2007 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak. Pajak Tangguhan Rincian aset pajak tangguhan - bersih Perusahaan adalah sebagai berikut:
Bonus Kew ajiban imbalan pasca kerja Penyisihan penurunan nilai jaminan yang dikuasakan kembali Beban bunga pinjaman di baw ah suku bunga pasar Jumlah Aset Pajak Tangguhan
1 Januari 2010 Rp 500,000,000 672,128,776
150,347,700
Jumlah Aset Pajak Tangguhan
30 September 2010 Rp 405,576,603 841,728,518
191,046,749
-
341,394,449
-
1,322,476,476
2,094,274,894 452,348,143
(2,029,021,966) 169,348,143
366,468,460
(113,924,376)
-
-
2,913,091,497
- 36 -
-
266,223,094
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
1 Januari 2009 Rp Penyisihan dan penghapusan piutang ragu-ragu Bonus Kew ajiban imbalan pasca kerja Penyisihan penurunan nilai jaminan yang dikuasakan kembali Beban bunga pinjaman di baw ah suku bunga pasar
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp (94,423,397) 169,599,742
(1,973,598,199)
1,588,699,570
Penyesuaian atas perubahan tarif pajak Rp
30 September 2009 Rp
(65,252,928) (18,206,183)
603,490,103
199,085,029
451,629,113
115,625,918
1,055,119,216
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti UU pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan. Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efekif yang berlaku adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi Tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas manfaat yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Penyesuaian atas perubahan tarif pajak Beban pajak
2010 (September bulan) Rp
2009 (September bulan) Rp
26,154,298,529
16,047,920,620
6,538,574,632
4,493,417,774
566,223,095
396,730,279
7,104,797,727
(115,625,918) 4,774,522,135
25. LABA PER SAHAM
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar: 2010 (Sembilan bulan) Rp
2009 (Sembilan bulan) Rp
Laba bersih Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar dan dilusian Jumlah saham (dalam angka penuh) Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar
19,315,723,896
Lembar
1,002,000,144
11,273,398,485
Lembar
1,002,000,413
Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena efek berpotensi saham biasa pada tanggal neraca bersifat antidilutif, karena harga pelaksanaan waran lebih tinggi dari harga saham Perusahaan di pasar modal.
- 37 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 26. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Bank Pan Indonesia, PT Panin Insurance, PT Panin Life dan PT Asuransi Multi Artha Guna. Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:
Penempatan dana kepada Bank Pan Indonesia dalam bentuk giro dan deposito berjangka serta penerimaan bunga (Catatan 4).
Memberikan fasilitas pinjaman bunga kepada karyawan untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga sebesar 10,97% - 17,52% per tahun dengan jangka waktu 1 - 7 tahun (Catatan 7 dan 22). Selain itu, Perusahaan juga memberikan fasilitas pinjaman pembiayaan kepada karyawan untuk komputer dan alat lainnya (Catatan 5).
Memperoleh fasilitas kredit dari Bank Pan Indonesia (Panin) dan pembayaran bunga (Catatan 11 dan 23). Perusahaan juga mengadakan perjanjian kerjasama pembiayaan dengan Panin dimana Perusahaan setuju membuka rekening amanat (escrow account) pada Panin (Catatan 10 dan 31a).
Sewa gedung dari Bank Pan Indonesia sebesar Rp 234.155.460 untuk jangka waktu 3 bulan (Catatan 8 dan 24).
Mengasuransikan aset tetap kendaraan dan peralatan kantor kepada PT Asuransi Multi Artha Guna dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 1.512.482.000 dan Rp 1.024.950.000 masingmasing untuk periode yang berakhir 30 September 2010 dan 2009. (Catatan 9).
Mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Asuransi Multi Artha Guna untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan, antara lain dari risiko kehilangan dan kerusakan (Catatan 13 dan 22).
Persentase kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain, biaya dibayar di muka dan aset lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut: 30 September 2010 %
30 September 2009 %
Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Biaya dibayar di muka Aset lain-lain
0.059 0.030 0.180 0.019 0.124
0.011 0.008 0.266 0.002 0.127
Jumlah
0.412
0.414
- 38 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Persentase hutang bank dan hutang lain-lain dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban adalah sebagai berikut: 30 September 2010 30 September 2009 % % Hutang bank Hutang lain-lain
0.005
0.006
Jumlah
0.005
0.006
Persentase pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain, dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah pendapatan adalah sebagai berikut: 2010 (Sembilan bulan) %
2009 (Sembilan bulan) %
Pendapatan pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Pendapatan lain-lain
0.016 0.026 0.030
0.008 0.046 0.000
Jumlah
0.073
0.054
Persentase beban bunga dan beban pembiayaan lainnya, serta beban umum dan administrasi dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah beban adalah sebagai berikut: 2010 (Sembilan bulan) %
2009 (Sembilan bulan) %
Bunga dan pembiayaan lainnya Beban umum dan administrasi
0.782
0.303 0.690
Jumlah
0.782
0.993
Manajemen berpendapat, transaksi-transaksi yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan syarat-syarat normal sebagaimana halnya dilakukan dengan pihak ketiga. 27. INFORMASI SEGMEN
Perusahaan bergerak dalam bidang usaha pembiayaan dengan aktivitas utama pembiayaan konsumen. Organisasi Perusahaan tidak dikelompokkan per masing-masing segmen usaha, sehingga informasi segmen yang tersedia pada pendapatan, beban dan aset berhubungan langsung dengan aktivitas utama. Perusahaan tidak mempunyai dasar memadai untuk mengalokasikan pendapatan, beban dan aset lainnya ke masing-masing segmen. Informasi segmen geografis Perusahaan adalah sebagai berikut:
- 39 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan
Jabotabek Rp
30 Septem ber 2010 Luar Jabotabek Rp
Jum lah Rp
PENDAPATAN Pendapatan s egm en Pendapatan pem biayaan kons um en Pendapatan adm inis tras i
46,380,773,213 5,510,798,516
53,375,048,738 5,805,123,150
99,755,821,951 11,315,921,666
Jum lah pendapatan s egm en
51,891,571,729
59,180,171,888
111,071,743,617
Beban s egm en Beban bunga dan pem biayaan lainnya Rugi penjualan jam inan yang dikuas akan kem bali Beban piutang ragu-ragu
28,111,301,468 844,971,577 1,639,793,275
26,828,542,252 1,493,732,694 3,268,546,717
54,939,843,720 2,338,704,271 4,908,339,992
Jum lah beban s egm en
30,596,066,320
31,590,821,663
62,186,887,983
Has il s egm en Pendapatan tidak dapat dialokas ikan Beban tidak dapat dialokas ikan
21,295,505,409
27,589,350,225
48,884,855,634 24,000,785,940 (46,731,343,045)
Laba s ebelum pajak tidak dapat dialokas ikan Beban pajak
26,154,298,529 (6,838,574,633)
Laba bers ih
19,315,723,896
AS ET As et s egm en As et tidak dapat dialokas ikan
361,674,951,278
447,766,284,322
Jum lah as et
809,441,235,600 102,687,384,704 912,128,620,304
KEW AJ IBAN Kewajiban s egm en Kewajiban tidak dapat dialokas ikan
371,390,586,960
350,244,884,036
721,635,470,996 36,276,968,983 757,912,439,979
J umlah kewajiban
- 40 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan
Jabotabek Rp
30 Septem ber 2010 Luar Jabotabek Rp
Jum lah Rp
PENDAPATAN Pendapatan s egm en Pendapatan pem biayaan kons um en Pendapatan adm inis tras i
46,380,773,213 5,510,798,516
53,375,048,738 5,805,123,150
99,755,821,951 11,315,921,666
Jum lah pendapatan s egm en
51,891,571,729
59,180,171,888
111,071,743,617
Beban s egm en Beban bunga dan pem biayaan lainnya Rugi penjualan jam inan yang dikuas akan kem bali Beban piutang ragu-ragu
28,111,301,468 844,971,577 1,639,793,275
26,828,542,252 1,493,732,694 3,268,546,717
54,939,843,720 2,338,704,271 4,908,339,992
Jum lah beban s egm en
30,596,066,320
31,590,821,663
62,186,887,983
Has il s egm en Pendapatan tidak dapat dialokas ikan Beban tidak dapat dialokas ikan
21,295,505,409
27,589,350,225
48,884,855,634 24,000,785,940 (46,731,343,045)
Laba s ebelum pajak tidak dapat dialokas ikan Beban pajak
26,154,298,529 (6,838,574,633)
Laba bers ih
19,315,723,896
AS ET As et s egm en As et tidak dapat dialokas ikan
361,674,951,278
447,766,284,322
Jum lah as et
809,441,235,600 102,687,384,704 912,128,620,304
KEW AJ IBAN Kewajiban s egm en Kewajiban tidak dapat dialokas ikan
371,390,586,960
350,244,884,036
721,635,470,996 36,276,968,983 757,912,439,979
J umlah kewajiban
- 41 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan 28. JATUH TEMPO ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN
Analisa jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung sejak tanggal 30 September 2010 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: Sampai dengan
> 1 bulan s.d
> 3 bulan s.d
> 1 tahun s.d
Lainnya
1 bulan
3 bulan
12 bulan
5 tahun
> 5 tahun
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Aset Keuangan Tanpa suku bunga: Kas dan setara kas
-
12,998,073,892
-
-
-
-
12,998,073,892
Kas yang dibatasi penggunaannya
-
1,179,548,730
-
-
-
-
1,179,548,730
733,651,453,410
-
812,486,832,258
Suku bunga tetap: Piutang pembiayaan konsumen
(14,804,722,384)
943,296,194
5,082,692,752
87,614,112,286
Piutang lain-lain kepada pihak hubungan istimew a Jumlah
(14,804,722,384)
50,302,280
31,813,567
423,281,583
1,137,246,726
-
1,642,644,156
15,171,221,096
5,114,506,319
88,037,393,869
734,788,700,136
-
828,307,099,036
-
-
15,010,917,704
Kew ajiban Keuangan Tanpa suku bunga: Hutang usaha
-
15,010,917,704
Hutang lain-lain
-
23,262,638,103
9,270,569,904
17,274,478,713
6,964,125,561
52,601,643,071
77,703,110,943
56,771,812,281
Suku bunga variabel: Hutang bank
-
-
-
130,304,754,014
-
555,824,955,980
-
757,912,439,979
Suku bunga tetap: Hutang bank Jumlah
-
-
555,824,955,980
38,273,555,807
9,270,569,904
625,701,077,764
84,667,236,504
29. KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ATAS ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN
Tabel di bawah ini menunjukkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan kewajiban keuangan. Nilai tercatat Rp
Nilai wajar Rp
Aset Keuangan Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain kepada pihak hubungan istimewa Jumlah
12,998,073,892 1,179,548,730 812,486,832,258 1,642,644,156
12,998,073,892 1,179,548,730 812,486,832,258 1,642,644,156
828,307,099,036
828,307,099,036
15,010,917,704 42,647,845,747 686,129,709,994
15,010,917,704 42,647,845,747 686,129,709,994
743,788,473,445
743,788,473,445
Kewajiban Keuangan Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang bank Jumlah
30. IKATAN DAN PERJANJIAN SIGNIFIKAN
- 42 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan a.Pada tanggal 28 Oktober 2003, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama pembiayaan dengan Bank Pan Indonesia (Panin) dengan jumlah maksimum fasilitas sejumlah Rp 25 miliar. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada Panin. Perjanjian kerjsama pembiayaan ini dilakukan dengan dasar without recourse. Jumlah maksimum fasilitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan perjanjian dimana jumlah maksimum fasilitas menjadi Rp 1 triliun, jangka waktu perjanjian kredit sampai dengan 28 Oktober 2010. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, saldo fasilitas adalah masing-masing sebesar Rp 423.015.658.381 dan Rp 348.152.163.510. Berdasarkan perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan setuju untuk membuka rekening amanat (escrow account) pada Panin dengan saldo sebesar Rp 1.132.224.841 dan Rp 769.784.540 masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, dan disajikan sebagai kas yang dibatasi penggunaannya sebagai bagian dari akun Aset Lain-lain (Catatan 10). Pinjaman ini dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan yang dibiayai. b.Pada tanggal 10 Desember 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit konsumen kemitraan pola channeling dari Bank Negara Indonesia (Persero) (BNI) dengan jumlah maksimum fasilitas sejumlah Rp 100 miliar yang akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan Perusahaan dengan pelanggan. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada BNI. Perjanjian kerjasama pembiayaan ini dilakukan dengan dasar without recourse. Berdasarkan perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan setuju untuk membuka rekening amanat (escrow account) pada BNI, dengan saldo sejumlah Rp 5.480.843 dan Rp 3.947.475 masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 dan disajikan sebagai Kas yang Dibatasi Penggunaannya sebagai bagian dari akun Aset Lain-lain (Catatan 10). Perjanjian kerjasama ini telah dirubah beberapa kali sehubungan dengan perpanjangan atas fasilitas pinjaman tersebut, terakhir pada tanggal 29 Juni 2006. Jangka waktu perjanjian kredit adalah 4 tahun sejak penandatanganan amandemen perjanjian kredit. Pinjaman ini dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor yang dibiayai. Apabila nasabah telah menunggak pembayaran lebih dari 90 hari atau apabila jumlah tunggakan (pokok ditambah bunga) lebih dari atau sama dengan 2% dari plafond kredit maka disposisi kredit untuk sementara dihentikan hingga Perusahaan menyelesaikan tunggakan kepada Bank. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, saldo fasilitas yang telah disalurkan adalah masingmasing sejumlah Nihil dan Rp 646.905.723. c.Pada tanggal 25 Maret 2009, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama pembiayaan dengan Centratama Nasional Bank (CNB) dengan jumlah maksimum fasilitas sejumlah Rp 5 miliar. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan bertanggung jawab, untuk antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada CNB. Perjanjian kerjasama pembiayaan ini dilakukan dengan dasar without recourse. Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan telah melunasi fasilitas kredit tersebut. Pinjaman ini dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor yang dibiayai. d.Pada tanggal 21 Agustus 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit konsumen kemitraan pola channeling dari Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BRI) dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar - 43 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Rp 50 miliar yang akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan Perusahaan dengan pelanggan. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada BRI. Perjanjian kerjasama pembiayaan ini dilakukan dengan dasar without recourse. Berdasarkan perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, Perusahaan setuju untuk membuka rekening amanat (escrow account) pada BRI, dengan saldo sejumlah Rp 39.731.039 dan nihil pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, dan disajikan sebagai Kas yang Dibatasi Penggunaannya sebagai bagian dari akun Aset Lain-lain (Catatan 10). Jangka waktu perjanjian kredit adalah 12 bulan sejak penandatanganan amandemen perjanjian kredit. Saldo fasilitas yang telah disalurkan sebesar Rp 44.774.372.609 dan nihil masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Pinjaman ini dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor yang dibiayai. e.Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan, antara lain dari risiko kehilangan dan kerusakan. 31. MANAJEMEN RISIKO Sejak awal berdiri, Perusahaan telah menyadari bahwa penerapan manajemen risiko yang baik akan mendukung kinerja dari Perusahaan sehingga manajemen risiko menjadi faktor yang penting bagi Perusahaan dalam aktivitas kegiatan usahanya. Tujuan utama penerapan manajemen risiko adalah untuk menjaga dan melindungi Perusahaan dari Risiko-Risiko yang mungkin terjadi melalui pengelolaan risiko dari berbagai aktivitasnya sehingga kegiatan usaha Perusahaan dapat berjalan sesuai yang ditetapkan Perusahaan. Dalam aktivitas sehari-hari sebagai Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan mewajibkan penerapan manajemen risiko yang menyeluruh sehingga bermanfaat bagi Perusahaan dan seluruh pihak terkait yang berkepentingan terhadap Perusahaan. Dalam penerapannya, Perusahaan banyak mengadopsi pola yang diterapkan oleh sektor perbankan sebagai sektor usaha di Indonesia yang lebih dahulu menerapkan konsep manajemen risiko. Terkait dengan kedudukan Perusahaan sebagai perusahaan anak dari badan usaha perbankan dan mengacu juga kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006, tentang Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasi bagi Bank yang melakukan Pengendalian Terhadap Perusahaan Anak, maka penerapan manajemen risiko di Perusahaan juga dilaksanakan dalam kerangka konsolidasi manajemen risiko sebagaimana yang dipersyaratkan oleh regulator perusahaan induk. Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasi bagi Bank yang melakukan Pengendalian Terhadap Perusahaan Anak, dimana Perusahaan melaksanakannya dalam kapasitasnya sebagai anak perusahaan dari PT Bank Pan Indonesia Tbk. Aktivitas ini mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia, dimana penerapan manajemen risiko Perusahaan merupakan pendekatan terpadu dan konsisten dalam melakukan penelaahan, pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko terhadap seluruh komponen Perusahaan. Lebih lanjut kemitraan antara Perusahaan dengan induk perusahaan merupakan hal yang sangat penting, mengingat keduanya menghadapi tantangan yang sama dalam mengelola pertumbuhan dan kinerja Perusahaan dalam bisnis yang cepat dan dalam suasana kompetisi yang ketat, namun tetap harus menyelenggarakan praktek usaha yang mengacu pada prinsip kehati-hatian. RISIKO USAHA - 44 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan tidak lepas dari risiko yang akan berpengaruh menurunkan hasil usaha Perusahaan. Menurut manajemen Perusahaan, risiko usaha yang dihadapi Perusahaan adalah sebagai berikut : 1.
RISIKO MIKRO EKONOMI
Risiko Kredit / Pembiayaan Perusahaan menghadapi risiko pembiayaan, yaitu ketidakmampuan nasabah untuk membayar kembali fasilitas pembiayaan yang diberikan, baik pokok pinjaman maupun bunganya. Risiko ini timbul jika persyaratan kredit kelayakan nasabah dan manajemen piutang tidak dikelola secara hati-hati sehingga menyebabkan ketidaklancaran pembayaran angsuran dari nasabah yang dapat mengganggu pendapatan/kinerja Perusahaan.
Risiko Pendanaan Sebagai suatu Perusahaan yang bergerak di bidang usaha pembiayaan nasabah, kemampuan Perusahaan untuk mendapatkan sumber dana yang sesuai dengan target pembiayaan Perusahaan adalah faktor yang sangat penting. Tidak tersedianya sumber dana akan berdampak pada turunnya kemampuan Perusahaan memberikan pembiayaan baru yang berakibat menurunnya pertumbuhan Perusahaan. Selain jumlah pendanaan, faktor lainnya yang turut menentukan adalah jangka waktu pendanaan dan tingkat bunga yang kompetitif. Mengingat jangka waktu pembiayaan yang bervariasi, maka sumber pendanaan harus disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan. Ketidakmampuan Perusahaan mendapatkan dana dengan jangka waktu yang sesuai dengan pembiayaan akan mengakibatkan ketidaksesuaian pendanaan yang selanjutnya mempengaruhi kinerja Perusahaan. Sedangkan tingkat bunga yang tidak kompetitif akan menyebabkan turunnya margin usaha Perusahaan.
Risiko Persaingan Sektor usaha pembiayaan nasabah, terutama untuk pembiayaan kendaraan bermotor makin diminati oleh para investor, mengingat masih besarnya pangsa pasar pada sektor usaha pembiayaan ini. Beralihnya fokus bisnis beberapa perusahaan pembiayaan dengan menitikberatkan pada sektor usaha pembiayaan nasabah atas kendaraan bermotor serta diijinkannya bank-bank untuk langsung memberikan fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor akan menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat di sektor usaha pembiayaan kendaraan bermotor ini, yang mengakibatkan penurunan margin usaha Perusahaan.
Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang dihadapi Perusahaan sehubungan dengan sistem operasional dan prosedur maupun kontrol yang tidak menunjang perkembangan kebutuhan perusahaan pembiayaan. Risiko ini berpengaruh menurunkan kinerja operasi dalam memproses transaksi usaha yang mengakibatkan terganggunya kelancaran operasi dan kualitas pelayanan kepada nasabah dan mitra usaha yang berakibat menurunkan kinerja Perusahaan.
Risiko Teknologi Risiko teknologi muncul seiring dengan semakin pentingnya peranan teknologi dalam proses analisa calon nasabah yang kompleks dan proses kredit yang cepat, akurat dan terkontrol. Hal ini dipicu oleh semakin ketatnya persaingan antar perusahaan pembiayaan baik dalam menawarkan pembiayaan yang kompetitif maupun memberikan berbagai pelayanan kepada nasabah, dimana aspek teknologi mempunyai peranan yang cukup besar dalam pelayanan tersebut. Ketidakmampuan Perusahaan untuk terus meningkatkan sarana dan prasarana di bidang teknologi, telekomunikasi dan informasi akan mengakibatkan risiko hilangnya kesempatan merebut dan mempertahankan pasar. Teknologi yang tidak mendukung dapat berakibat turunnya kualitas piutang dan hilangnya kesempatan untuk menarik nasabah karena - 45 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan pelayanan yang diharapkan nasabah tidak dapat dipenuhi. Selain itu kerusakan atau gangguan atas teknologi yang telah diterapkan dapat mengakibatkan turunnya pelayanan kepada nasabah yang pada akhirnya menurunkan pendapatan dan margin usaha Perusahaan. 2. RISIKO MAKRO EKONOMI
Risiko Perekonomian Risiko perekonomian adalah risiko yang timbul sehubungan dengan perubahan kondisi perekonomian nasional secara umum yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja Perusahaan, yaitu : - Tingkat Suku Bunga, dalam kondisi tingkat suku bunga yang tinggi akan dapat menurunk an kinerja usaha Perusahaan karena tingkat suku bunga yang tinggi berdampak akan meningkatkan beban operasional khususnya biaya dana dan sekaligus juga dapat men gakibatkan tidak bersaingnya produk Perusahaan yang akan menurunkan nilai pembi ayaan. - Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Nasional, adanya perubahan kondisi perekonomian nasion al yang tidak kondusif dan melemahnya sektor riil akan mengakibatkan menurunkan daya beli masyarakat dan permintaan pembiayaan mobil. - Tingkat Inflasi, faktor ini sangat berpengaruh terhadap naik turunnya tingkat suku bunga atau biaya dana serta daya beli dan kemampuan nasabah untuk mengangsur. - Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, perubahan yang signifikan di pasar seperti devaluasi yang pada akhirnya menurunkan daya beli nasabah sehingga juga akan menurunkan kinerja Perusahaan. Perubahan harga mobil yang signifikan akibat perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing menurunkan jumlah penjualan mobil yang pada akhirnya menurunkan pertumbuhan jumlah unit pembiayaan Perusahaan.
Risiko Sosial dan Keamanan Kegiatan usaha yang dilakukan Perusahaan, merupakan bagian dari industri keuangan nasional yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional dan kondisi sosial keamanan. Dengan demikian, apabila terjadi ketidakstabilan keamanan yang berdampak pada kondisi perekonomian secara umum, hal ini berpengaruh kepada kinerja usaha Perusahaan khususnya penurunan kualitas piutang akibat terganggunya pembayaran angsuran.
Risiko atas Kebijakan Moneter Kebijakan moneter berpengaruh terhadap menurunnya ketersediaan sumber dana maupun keterbatasan penggunaan dana. Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan. Kebijakan uang ketat mengakibatkan terbatasnya sumber dana yang kemudian dapat mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga. Situasi tersebut akan menurunkan aktivitas Perusahaan maupun usaha yang dapat diperoleh. Selain itu terdapat risiko Pemerintah menetapkan kebijakan suku bunga yang tinggi, yang mengakibatkan penurunan permintaan pembiayaan kendaraan.
PENGELOLAAN RISIKO Perusahaan pembiayaan merupakan jenis usaha yang banyak dipengaruhi risiko karenanya Perusahaan terus berupaya untuk mengelola risiko tersebut dengan lebih baik. Berikut penerapan dan pengelolaan Manajemen Risiko Perusahaan.
- 46 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan
PENGELOLAAN RISIKO KREDIT 1. Prinsip kehati-hatian. Prinsip ”Benar dari Awal” yang diterapkan oleh Perusahaan merupakan pencerminan dari sikap kehati-hatian ini. Perusahaan menerapkan proses pemberian kredit yang ketat, antara lain kewajiban survei calon nasabah, kewajiban verifikasi data nasabah dan persyaratan uang muka sesuai risiko nasabah. Prinsip ’5C’ sudah merupakan standar dalam setiap analisa kelayakan nasabah. Juga pemilihan dan analisa dealer/showroom merupakan kesatuan dari analisa persetujuan pemberian kredit. 2. Strategi penagihan yang efektif dan efisien. Setiap calon nasabah diwajibkan untuk melakukan pembayaran angsuran melalui cara-cara pembayaran yang telah diterapkan antara lain tunai pada setiap cabang Perusahaan, penyetoran atau transfer ke rekening Perusahaan, bilyet giro atau cek yang telah diberikan tanggal (PostDated Checks), auto-debet, atau beberapa payment point yang telah bekerjasama dengan Perusahaan. Walaupun demikian, dengan dukungan teknologi komunikasi, yaitu SMS, setiap nasabah diingatkan untuk membayar angsurannya sebelum jatuh tempo. Aktivitas penagihan terpaksa dilakukan Perusahaan jika ada nasabah yang melanggar ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak pembiayaan dan tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya. Aktivitas penagihan ini berupa Desk Collection, Field Collection, sampai dengan Outsourcing Collection. Inti dari strategi penagihan ini adalah mengantisipasi dan mencegah terjadinya piutang yang tidak tertagih sehingga menurunkan margin usaha Perusahaan. 3. Pengawasan internal yang kuat. Perusahaan mempunyai tim audit internal dan Independent Control Unit untuk memantau seluruh aktivitas di kantor pusat maupun cabang. Setiap laporan yang menyatakan adanya penyimpangan, ditindak-lanjuti oleh manajemen untuk diberikan sanksi sesuai aturan perusahaan dan dibuatkan antisipasi prosedur (SOP) sehingga penyimpangan ini tidak terjadi lagi. 4. Analisis Kualitas Calon Nasabah yang ketat dan Pemantauan Nasabah. Perusahaan menggunakan jasa survei eksternal untuk validasi informasi calon nasabah dan survei yang telah dilakukan oleh marketing (CMO) tanpa mengurangi kecepatan dalam mengambil keputusan persetujuan pembiayaan. Perusahaan pun melakukan pemantauan karakteristik pembayaran angsuran dari nasabah, status jaminan dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sumber dana nasabah sehingga nasabah yang akan bermasalah dapat diantisipasi lebih awal. PENGELOLAAN RISIKO PENDANAAN 1. Hubungan yang sehat dengan sumber dana. Lebih dari 90 % sumber dana untuk pembiayaan diperoleh Perusahaan dari perbankan baik bank swasta nasional, bank pemerintah maupun bank asing. Untuk menjaga kelangsungan pendanaan dari bank-bank ini, Perusahaan terus menjalin hubungan yang sehat dan profesional dengan bank-bank tersebut sehingga kredibilitas Perusahaan diakui bahkan ditingkatkan untuk kebutuhan dana yang lebih besar. 2. Kesesuaian antara Pendanaan dan Pembiayaan. Perusahaan menghindari pendanaan dalam bentuk mata uang asing karena pembiayaan yang diberikan Perusahaan hanya dalam mata uang Rupiah karena fluktuasi nilai tukar mata uang - 47 -
PT. VERENA OTO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2010 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2009 (TIDAK DIAUDIT), Lanjutan asing akan membawa dampak bagi keuntungan Perusahaan. Faktor-faktor penting lainnya yang terus diperhatikan oleh Perusahaan adalah kesesuaian tenor dan bentangan suku bunga antara pendanaan dan pembiayaan. 3. Perencanaan dan Pengaturan Arus Kas. Perusahaan menerapkan perencanaan arus kas harian untuk mengoptimalkan sumber dan penggunaan dana, yaitu menyeimbangkan dana untuk disbursement dan pembayaran angsuran ke bank dengan penerimaan angsuran dari nasabah dan pencairan dari bank serta meminimalisasi dana yang menganggur. 32. PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PERUSAHAAN
Pasar uang dan pasar modal global telah mengalami ketidakstabilan dan krisis kredit yang parah. Kemampuan pelanggan Perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usaha dan mempertahankan tingkat profitabilitas serta untuk membayar hutangnya pada saat jatuh tempo mungkin sangat tergantung pada efektivitas kebijakan fiskal dan tindakan lainnya yang dilakukan untuk mencapai pemulihan ekonomi, yang berada diluar kendali mereka. Harga aset yang dibiayai meningkat dan risiko kredit pada portofolio piutang perusahaanperusahaan pembiayaan juga meningkat. Risiko di atas sebagian telah berkurang diantaranya dengan kenaikan nilai pasar atas kendaraan-kendaraan yang dijadikan jaminan terhadap piutang pembiayaan dari perusahaan-perusahaan pembiayaan. Namun demikian, manajemen memiliki ekspektasi yang wajar bahwa Perusahaan akan dapat mengelola risiko usaha dengan baik walau dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti saat ini. Untuk itu, dalam mengantisipasi dan mengelola dampak dari kondisi ekonomi pada saat ini dan masa yang akan datang, Perusahaan telah melakukan dan akan terus melanjutkan hal-hal berikut: 1.
Memonitor perkembangan pasar dan risiko yang terkait sehubungan dengan perilaku nasabah, model bisnis dan sumber finansial.
2. Menyesuaikan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan antara lain pembiayaan, strategi penagihan dan kebijakan pelunasan dengan risiko pasar.
persetujuan
3. Meningkatkan pembiayaan konsumen dengan mengembangkan cabang yang sudah ada ataupun yang akan dibuka dan menjalin relasi yang lebih erat dengan para dealer dan rekan bisnis. 4. Mencari sumber pendanaan yang lebih kompetitif dan likuid. 5. Mengawasi dan mengurangi jumlah piutang macet di masa yang akan datang dengan menyesuaikan persyaratan pembiayaan dan menerapkan strategi penagihan yang lebih efektif. 6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan dan perekrutan untuk mencapai tujuan Perusahaan. 7.
Memperkuat jaringan komputerisasi on-line dan real-time yang dapat membantu pengambilan keputusan dan pemantauan risiko.
Manajemen berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam waktu mendatang yang dapat diduga secara pantas. Oleh karena itu, dasar kelangsungan usaha tetap digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
- 48 -