PT PLN (PERSERO) AREA SUBULUSSALAM
DOKUMEN PENGADAAN/RKS Nomor : 18.RKS/REN.01.03/SBS/2017 Tanggal : 16 Februari 2017
Pekerjaan : Pembangunan SUTM, SKTM, Gardu Trafo Distribusi 20 kV dan SUTR Zona - 1
Lokasi : PT PLN (Persero) Rayon Subulussalam Kota
0
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH AREA SUBULUSSALAM
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT NOMOR : 18.RKS/REN.01.03/SBS/2017 TANGGAL : 16 Februari 2017 PEKERJAAN : Pembangunan SUTM, SKTM, Gardu Trafo Distribusi 20 kV dan SUTR Zona - 1 LOKASI : PLN Rayon Subulussalam Kota BAB – I SYARAT UMUM PASAL – 1 KETENTUAN UMUM Ketentuan umum : Rekanan atau Penyedia Barang/Jasa harus mempelajari seluruh Dokumen Pengadaan ini dengan seksama, untuk memahami dengan benar maksud dan isi dari dokumen pengadaan secara keseluruhan maupun setiap bagian, agar tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca atau kurang memahami setiap isi dari dokumen pengadaan ini. PASAL – 2 PENGERTIAN Yang dimaksud dalam pasal-pasal selanjutnya dengan sebutan : 2.1.
PLN adalah PT PLN (Persero) Area Subulussalam beserta unitnya.
2.2.
Direksi Pekerjaan adalah yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan keakuratan data, melaksanakan evaluasi dan supervisi agar pelaksanaan pengadaan berjalan sesuai mekanisme kerja dan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.3.
Pengawas Pekerjaan adalah Pejabat yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan untuk melaksanakan pengawasan, pembinaan, pemeriksaan, monitoring dan evaluasi pekerjaan.
2.4.
Perencana Pekerjaan adalah Asisten Manajer Bagian Perencanaan PT. PLN (Persero) Area Subulussalam.
2.5.
Perjanjian adalah surat perjanjian yang dibuat antara Pengguna Barang/Jasa dengan Penyedia Barang/Jasa yang saling mengikat dan berkekuatan hukum sesuai Peraturan Perundang-Undangan.
2.6.
Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), konsorsium, joint operation (JO), Koperasi, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV), persekutuan perdata (Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau perorangan yang kegiatan usahanya menyediakan Barang/Jasa.
1
PASAL – 3 PENGGUNA BARANG/JASA DAN DIREKSI PEKERJAAN 3.1.
Pengguna Barang/Jasa adalah Manajer Area PT. PLN (Persero) Area Subulussalam, beralamat Jalan Teuku Umar Kec. Penanggalan Kota Subulussalam.
3.2.
Direksi Pekerjaan adalah Asisten Manajer Bagian Perencanaan (REN) PT. PLN (Persero) Area Subulussalam. sebagai Pelaksana dalam hal pengawasan pekerjaan dan kelancaran pekerjaan, memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan PASAL – 4 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan diadakan meliputi : PENGADAAN JASA KONSTRUKSI (Rincian Lingkup Perkerjaan, Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis terlampir) PASAL – 5 METODE PENGADAAN 5.1
Metode Pengadaan ini adalah : Pengadaan Langsung
5.2
Metode Penyampaian Dokumen Pengadaan ini : 1 (Satu) Sampul 1 (Satu) Tahap
5.3
Subbidang Kualifikasi : Minimal Kecil-1 PASAL – 6 PERSYARATAN PENGADAAN
6.1. Dokumen pelelangan/RKS ini disusun berdasarkan: Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 0620.K/DIR/2013 tanggal 03 Oktober 2013; Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 0003.E/DIR/2014 tanggal 18 Juni 2014; Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 166.K/DIR/2012 tanggal 11 April 2012 tentang Pedoman Pemberian/Pengenaan sanksi daftar hitam (Black list) beserta perubahannya; 6.2. Penyedia Barang/Jasa yang ikut serta pada pengadaan ini dalam mengajukan penawaran harus melampirkan : 6.2.1. Surat Penawaran Harga 6.2.2. Daftar Anggaran Biaya. 6.2.3. Surat Pernyataan Minat Mengikuti Pengadaan 6.2.4. Pakta Integritas 6.2.5. Surat Pernyataan tidak menuntut jika pengadaan batal 6.2.6. Surat Pernyataan Bukan Pegawai Negeri 6.2.7. Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen. 6.2.8. Rekaman Neraca Perusahaan yang terakhir. 6.2.9. Daftar Susunan Pemilik Modal. 6.2.10. Susunan Pengurus/Organisasi Perusahaan. 2
6.2.11. Rekaman Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahan – perubahannya. 6.2.12. Rekaman ijin Usaha yang masih berlaku dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan diserahkan. a. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Tanda Daftar Perusahaan b. Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBUJK) c. Surat Keterangan Izin Tempat Usaha (SKITU) 6.2.9. Rekaman Referensi Pengalaman Kerja 6.2.10. Daftar Peralatan/Perlengkapan Kerja dan Rekaman Sertifikasi K3 6.2.11. Rekaman NPWP dan PKP 6.2.12. Data Keuangan & Pajak - Pajak (3 bulan terakhir) 6.3. Dilarang ikut sebagai peserta/penjamin dalam penawaran adalah : 6.3.1. Pegawai Negeri, Pegawai Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan pegawai Bank Milik Pemerintah/Daerah. 6.3.2. Mereka yang dinyatakan pailit. 6.3.3. Mereka yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugas (conflict of interest). Lampiran harus disusun menurut urutannya sebagaimana tersebut di atas. PASAL – 7 SURAT PENAWARAN 7.1. Surat penawaran adalah sesuai dengan contoh pada lampiran. 7.2. Cara penyampaian surat penawaran 7.2.1. Surat penawaran adalah sistem 1 (Satu) sampul. 7.2.2. Dalam mengajukan penawaran harus disertakan dokumen-dokumen tersebut pada pasal 6.2., disampaikan pada waktu yang telah ditentukan sekaligus dimasukkan dalam kotak yang disediakan atau diserahkan kepada Pelaksana Pengadaan dengan alamat PT PLN (Persero) Area Subulussalam, Jln. Teuku Umar Kec. Penanggalan Kota Subulussalam. 7.2.3. Surat penawaran harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), bertanggal, ditandatangani, dan diajukan dalam sampul tertutup. 2. Pada sampul hanya dicantumkan alamat kantor : PT PLN (Persero) Area Subulussalam, Jln. Teuku Umar Kec. Penanggalan Kota Subulussalam yang ditujukan kepada Pelaksana Pengadaan. Pada sudut sebelah kiri atas sampul diterakan Nomor dokumen serta tanggal dokumen pegadaan.. 3. Apabila penawaran disampaikan melalui pos, maka digunakan dua sampul. Sampul luar hanya memuat alamat dari pemberi tugas (Kantor/ Satuan Kerja) dan sampul dalam memenuhi syarat pada angka 2 (dua) tersebut di atas. 4. Harga penawaran harus dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf. Jumlah yang tertera dalam angka harus sesuai dengan jumlah yang tertera dalam huruf 5. Surat penawaran dilarang dikirim selain kepada Pelaksana Pengadaan. 6. Surat penawaran tidak sah apabila : 3
a. Tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7.2.1. 7.2.2. dan 7.2.3. b. Disampaikan dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 7.2.3.5. c. Disampaikan diluar batas waktu yang telah ditentukan. 7. Surat Penawaran yang belum memenuhi ketentuan pada pasal 7.2.3.1., dapat dipenuhi saat pembukaan penawaran. 8. Pengajuan surat penawaran dibuat 2 (Dua) rangkap, satu asli dengan bermeterai dan kedua-duanya lengkap dengan lampirannya. 9. Material yang tidak tercantum dalam daftar penawaran akan tetapi merupakan kesempurnaan dalam pekerjaan merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. 10. Harga penawaran sesuai dengan pekerjaan ini adalah tetap/ tidak berubah (fixed price) dan merupakan satu kesatuan penawaran yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Pengajuan penawaran secara alternatif tidak dibenarkan. 7.2.4. Penawaran harga ini mengikat dalam jangka waktu 30 (Tiga Puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal pembukaan surat penawaran. 7.2.5. Ketentuan Sampul : a. Penawaran sebagaimana diminta dalam Dokumen Pengadaan mencakup Surat Penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi, teknis, dan perhitungan harga yang ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa. b. Pada sampul hanya dicantumkan alamat Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa (yang mencantumkan jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan penawaran) c. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan antara penulisan harga dalam angka dan huruf, maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam penulisan huruf.
PASAL – 8 TATACARA PENILAIAN PENAWARAN Penilaian (evaluasi) penawaran dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yang terdiri dari: 8.1
Tahap I. Penilaian Administrasi. Penilaian Administrasi terdiri dari 2 (dua) tahap : Penilaian tahap I dilaksanakan pada saat pembukaan dan penilaian administrasi tahap II dilaksanakan untuk meneliti keabsahan lampiran dokumen penawaran Pengadaan. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan Administrasi apabila : a. Menyampaikan Neraca perusahaan tahun terakhir. b. Susunan pemilik Modal. c. Susunan kepengurusan perusahaan. d. Akte pendirian perusahaan/ perubahannya dibuat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku e. Surat izin usaha masih berlaku dan sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan f.
NPWP benar, jelas dan sesuai dengan nama Penyedia Jasa yang bersangkutan 4
Hasil Evaluasi Administrasi ini dituangkan dalam Berita Acara. 8.2
Tahap II. Penilaian Teknis Penilaian teknis untuk pekerjaan Pengadaan Barang terdiri dari : 1.
Spesifikasi teknis barang yang ditawarkan memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen Pengadaan.
2.
Jadwal waktu penyerahan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam dokumen Pengadaan.
3.
Identitas barang yang ditawarkan tercantum dengan lengkap dan jelas dalam daftar keperluan.
4.
Jumlah barang yang ditawarkan tidak kurang dari yang ditetapkan dalam dokumen Pengadaan.
5.
Substansi isi dokumen teknis lainnya yang ditetapkan dalam dokumen Pengadaan dinyatakan memenuhi syarat.
Penilaian penawaran yang memenuhi persyaratan tahap II (penilaian teknis) tersebut di atas akan dilanjutkan dengan penilaian tahap berikutnya, sedangkan penilaian penawaran yang tidak memenuhi persyaratan teknis dinyatakan gugur dan tidak diikut sertakan dalam tahap berikutnya (Tahap III Penilaian Harga) 8.3
Tahap III. Penilaian Harga Penilaian harga dilakukan setelah diadakan penilaian penawaran pada tahap I, II, Pengadaan Langsung dilanjutkan dengan Negoisasi teknis dan harga dengan rekanan yang telah lulus pada tahap I dan II. PASAL – 9 PENGADAAN GAGAL
Pengadaan dinyatakan gagal apabila : a. Harga penawaran melampaui HPS. b. Dana yang tersedia tidak cukup. c. Harga – harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar atas dasar analisa tertulis. d. Sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa ternyata benar. e. Pelaksanaan Pengadaan Langsung tidak sesuai dengan ketentuan dokumen. f.
Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
PASAL – 10 DOKUMEN PENGADAAN Dokumen Pengadaan Langsung adalah kumpulan dokumen yang harus dipergunakan sebagai salah satu dasar penawaran maupun pelaksanaan pekerjaan terdiri dari rencana kerja dan Syarat-syarat berikut lampiran dan volume pekerjaan Bill of Quantity (BQ).
5
BAB – II SYARAT ADMINISTRASI PASAL – 11 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan dalam waktu 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender terhitung sejak tanggal ditandatangani Surat Perjanjian ini. PASAL – 12 TANGGAL PENYERAHAN PEKERJAAN / BARANG Penyerahan pekerjaan/barang dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tersebut dalam pasal 12, bertempat di PT PLN (Persero) Area Subulussalam (Sesuai dengan DAFTAR RINCIAN DAN JUMLAH HARGA BARANG). PASAL – 13 SYARAT PEMBAYARAN 13.1
Pekerjaan ini akan dibiayai dengan anggaran : SUMBER ANGGARAN SKKI 01/R/AI-NIAGA/W.ACEH/2017-SBS PRK No.B5.2017.WNA.3.76
13.2
Pembayaran 13.2.1 PT PLN (Persero) Area Subulussalam tidak memberikan uang muka. 13.2.2 Pembayaran dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku di PLN. Berdasarkan Berita Acara yang telah dibuat, Penyedia Barang/Jasa dapat mengajukan penagihan dengan melampirkan : a. Membuat/mengajukan surat permohonan pembayaran, kuitansi bermaterai cukup rangkap tiga. b. Melampirkan Foto copy surat Keputusan pengukuhan pengusaha menjadi pengusaha kena pajak. c. Melampirkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan. d. Melampirkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. e. Faktur Pajak (PPH) dan SSP. f.
Perjanjian Asli.
g. Dokumentasi Photo Pekerjaan. h. Dan lain-lain sesuai peraturan yang berlaku dalam surat perjanjian/ kontrak. 13.2.3
Apabila Pasal-13.2.2 tidak dilaksanakan, maka pembayaran dilakukan 2 tahap, tahap pertama dibayar 95%, jika pekerjaan fisik selesai 100% dan tahap kedua dibayarkan setelah masa pemeliharaan berakhir, terhitung sejak tanggal serah terima berita acara.
6
PASAL – 14 DENDA KETERLAMBATAN 14.1
Untuk setiap hari keterlambatan penyerahan pekerjaan/barang dari waktu penyelesaian pekerjaan yang disyaratkan kepada Penyedia Barang/Jasa akan dikenakan denda sebesar 1% (satu persen) dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan denda maksimum sebesar Jaminan Pelaksanaan atau 5% (lima persen) dari nilai Perjanjian Kerja, kecuali bila kelambatan tersebut disebabkan adanya force majeure.
14.2
Apabila denda maksimum atau masa 15 (lima belas) hari kalender sudah dilampaui, maka pihak Pengguna Barang/Jasa berhak menunjuk pihak lain untuk melaksanakan sisa pekerjaan tersebut atas beban pihak Penyedia Barang/Jasa (tanpa pemberitahuan). PASAL – 15 JAMINAN PENAWARAN
15.1
Peserta Pengadaan Langsung dengan penawaran diatas Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) diwajibkan menyerahkan jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank Umum (tidak termasuk Bank pekreditan Rakyat) dan diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi yang di tunjuk oleh PLN (Persero). Besar nilai jaminan minimal 1% dari nilai penawaran dan berlaku untuk jangka waktu 30 (Tiga puluh) hari kalender, terhitung sejak dibukanya surat penawaran dan dapat diperpanjang bila diperlukan.
15.2
Jaminan penawaran tersebut segera dikembalikan apabila yang bersangkutan tidak menjadi pemenang Pengadaan Langsung atau setelah pemenang Pengadaan Langsung ditunjuk.
15.3
Jaminan penawaran menjadi milik PT PLN (Persero) Area Subulussalam apabila peserta Pengadaan Langsung mengundurkan diri setelah pemasukan surat penawaran.
15.4
Jaminan penawaran selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah penetapan pemenang Pengadaan Langsung sudah harus diambil kembali oleh Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan.
15.5
Jaminan penawaran asli dimasukkan ke dalam sampul (Amplop) tersendiri dan dilekatkan pada bahagian dalam dari sampul kulit terakhir pada surat penawaran.
15.6
Masa berlaku Jaminan Penawaran tidak kurang dari masa berlaku penawaran dengan batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari kalender setelah masa berlaku penawaran PASAL – 16 JAMINAN PELAKSANAAN
16.1
Untuk pekerjaan dengan nilai di atas Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) pemenang yang ditunjuk sebelum menandatangani kontrak diwajibkan menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar minimal 5% dari nilai kontrak berupa surat jaminan pelaksanaan dari Bank Umum (tidak termasuk Bank pekreditan Rakyat) dan bukan yang diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi, dengan jangka waktu terhitung dari sebelum tanggal penandatanganan kontrak sampai ditambah masa klaim 14 (empat belas) hari kalender setelah masa pemeliharaan/garansi berakhir. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa dalam waktu yang telah ditetapkan tidak melaksanakan 7
pekerjaan/ penyerahan barang, jaminan pelaksanaan menjadi milik PT PLN (Persero) Area Subulussalam. Perpanjangan berlakunya Jaminan Pelaksanaan hanya diperkenankan bila diijinkan, misalnya karena adanya masa perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan. Setelah surat jaminan pelaksanaan diterima, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dikembalikan. 16.2
Penyedia Barang/Jasa Pengadaan Langsung yang menang wajib menerima penunjukan sebagai pelaksanaan pekerjaan/ pengadaan barang dan apabila mengundurkan diri hanya dapat dilaksanakan dengan alasan yang dapat diterima oleh Pengguna Barang/Jasa (Pemberi Tugas).
16.3
Jaminan pelaksanaan akan dikembalikan kepada Penyedia Barang/Jasa setelah pelaksanaan pekerjaan selesai ditambah dengan masa pemeliharaan/garansi berakhir sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam surat perjanjian/kontrak.
16.4
Bila karena sesuatu hal diperlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan bagian-bagian tertentu dari seluruh pekerjaan yang melebihi batas waktu yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, maka jaminan pelaksanaan harus diperpanjang atau dapat diganti dengan jaminan pelaksanaan yang baru sesuai dengan nilai bagian pekerjaan yang belum diselesaikan (dihitung secara proporsional) dengan ketentuan harus disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa.
16.5
Jaminan Penawaran/ Barang/Jasa
16.6
Jaminan Sanggahan dengan besaran nilai minimal 1% dari HPS atau maksimal Rp. 1.000.000.000,- dipersyaratkan saat terjadinya sanggahan banding dan sanggahan ditujukan ke Pengguna Barang/Jasa.
Pelaksanaan/
Sanggahan
ditujukan
ke
Pelaksana
PASAL – 17 SURAT PERJANJIAN 17.1
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibuat Surat Perjanjian yang naskahnya disiapkan oleh Pengguna Pengadaan Barang/Jasa Dana APLN (Investasi/Operasi) Tahun 2015. Nilai dari pekerjaan ini adalah fixed price dan sudah termasuk pajak, resiko, overhead, keuntungan dan asuransi menurut peraturan/ketentuan yang berlaku.
17.2
Susunan Surat Perjanjian/Kontrak terdiri dari : a.
Surat Perjanjian/Kontrak dan lampiran-lampirannya.
b.
Surat penawaran dan lampiran-lampirannya.
c.
Surat Keputusan Penunjukan Pemenang Pengadaan Langsung (Gunning).
d.
Surat Keputusan Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung, Berita Acara Hasil Penilaian (Evaluasi), Berita Acara Pembukaan Penawaran, Berita Acara Negosiasi, Berita Acara Klarifikasi, Berita Acara Pemberian Penjelasan serta Dokumen Pengadaan Langsung.
e.
Memorandum (bila perlu).
PASAL – 18 BEA METERAI, PAJAK DAN BIAYA LAIN 18.1
Semua bea meterai yang berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerja dibebankan kepada Penyedia Barang/Jasa. 8
18.2
Semua pajak yang berhubungan dengan pekerjaan ini menjadi beban Penyedia Barang/Jasa.
18.3
Biaya Dokumen Pengadaan dan penggandaan penjilitan dokumen perjanjian sebanyak 4 (Empat) Rangkap (2 Asli dan 2 Rekaman) menjadi tanggungan Penyedia Barang/Jasa. PASAL – 19 RENCANA KERJA
19.1
Jadwal Rencana Kerja (time schedule) harus dilampirkan dalam penawaran dan merupakan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali untuk pekerjaan Pengadaan tidak perlu dicantumkan Time Schedule.
19.2
Jika terjadi perubahan rencana kerja, hanya dibenarkan setelah mendapat persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa.
19.3
Secara garis besar rencana kerja tersebut harus menunjukan kegiatan-kegiatan dan waktu persiapan/pelaksanaan tiap tahapan atau bagian pekerjaan. PASAL – 20 PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
20.1
Jika dalam pelaksanaan ternyata diperlukan pekerjaan tambah/kurang, maka Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mengajukan permohonan pekerjaan tambah kurang tersebut, dan untuk melaksanakannya setelah ada perintah tertulis dari Pengguna Barang/Jasa.
20.2
Besarnya biaya pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10 % (sepuluh persen) dari nilai surat perjanjian/kontrak. Kewenangan untuk memutuskan besarnya biaya tambah disesuaikan dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 0620.K/DIR/2013 dan Surat Edaran No.003.E/DIR/2014.
20.3
Sebagai dasar untuk menghitung, akan diambil harga satuan yang terdapat dalam kontrak/ surat perjanjian. Jika harga satuan tidak terdapat dalam kontrak/perjanjian, maka penentuan harga satuan ditentukan atas persetujuan Direksi. Pembayaran yang diakibatkan pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan pada tahap akhir penyerahan hasil pekerjaan dan sebelum serah terima pekerjaan.
20.4
Pekerjaan tambah/kurang yang dilaksanakan tanpa persetujuan tertulis dari Pengguna Barang/Jasa menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
PASAL – 21 PENUNDAAN PEKERJAAN 21.1
Pengguna Barang/Jasa mempunyai hak memerintahkan Penyedia Barang/Jasa untuk menunda dan memulai kembali pekerjaan atau bagian-bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan.
21.2
Perintah untuk menunda atau memulai pelaksanaan pekerjaan akan dikeluarkan secara tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa.
21.3
Waktu penyerahan hasil pekerjaan dapat diperpanjang sesuai dengan waktu yang hilang akibat penundaan.
9
PASAL – 22 PEKERJAAN YANG TIDAK LANCAR 22.1
Apabila Penyedia Barang/Jasa tidak memenuhi kewajiban tersebut dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan dan dengan peringatan tertulis sebanyak tiga kali berturutturut, ternyata Penyedia Barang/Jasa belum juga memperbaiki cara-cara pelaksanaan pekerjaan tanpa alasan yang dapat diterima atau menurut pertimbangan Pengguna Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa dianggap tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka Pengguna Barang/Jasa dapat mengalihkan kepada Penyedia Barang/Jasa lain atas beban Penyedia Barang/Jasa. Hal yang sama dapat juga dilakukan apabila Penyedia Barang/Jasa pailit.
22.2
Tidak boleh ada claim dari Penyedia Barang/Jasa terhadap adanya hambatan, gangguan atau kurang lancarnya pekerjaan yang disebabkan apa saja, kecuali akibat force majeure yang dinyatakan oleh Instansi Pemerintah yang berwenang. PASAL – 23 PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
23.1
Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan hanya diijinkan sebagai berikut : a. Penundaan pelaksanaan pekerjaan oleh Pengguna Barang/Jasa. b. Adanya force majeure yang dinyatakan Instansi Pemerintah setempat. c. Adanya pekerjaan tambahan yang dinyatakan secara tertulis dari Pengguna Barang/Jasa. d. Lain-lain keadaan diluar kekuasaan/kemampuan Penyedia Barang/Jasa dan keadaan tersebut sama sekali tidak diduga sebelumnya, misalnya kapal tenggelam yang harus didukung dengan bukti-bukti yang sah.
23.2
Untuk keadaan pada pasal 23.1. maka pemberitahuan harus diajukan/disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal kejadian. Apabila kejadian tersebut pada pasal 23.1 terjadi kurang dari 7 (tujuh) hari sebelum masa berakhirnya Surat Perjanjian Kerja, maka surat/pemberitahuan permohonan perpanjangan waktu harus sudah diterima Pengguna Barang/Jasa selambatlambatnya sebelum Surat Perjanjian Kerja berakhir dan Addendum diselesaikan dalam kurun waktu masa perpanjangan yang disetujui.
23.3
Persetujuan perpanjangan waktu dari Pengguna Barang/Jasa atas permintaan dari Penyedia Barang/Jasa akan dinyatakan dengan tertulis. PASAL – 24 FORCE MAJEURE
24.1
Yang dimaksud dengan force majeure ialah kejadian diluar kemampuan Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa untuk mengatasinya, yang termasuk di dalamnya tidak hanya terbatas pada kejadian-kejadian sebagai berikut : a. Bencana alam, sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan. b. Keadaan darurat perang, sehingga dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan. c. Adanya epidemi di daerah tertentu, sehingga ada larangan untuk memasukinya.
24.2
Apabila terjadi hal-hal diluar kemampuan Penyedia Barang/Jasa, maka Penyedia Barang/Jasa dapat mengusulkan kepada Pengguna Barang/Jasa perubahan waktu penyelesaian pekerjaan dan Pengguna Barang/Jasa akan mempertimbangkannya. 10
24.3
Bilamana Penyedia Barang/Jasa tidak dapat mengatasi keadaan di luar kemampuan sebagaimana tersebut di atas, sungguhpun sudah berusaha sebaik-baiknya dan setelah diperhitungkan secara seksama, maka dapat diberikan perpanjangan waktu kelambatan yang dialami. Jika kelambatan sebagai akibat tersebut di atas terjadi lebih dari 14 (empat belas) hari kalender, maka kedua belah pihak akan mengadakan musyawarah untuk menentukan dasar dan cara untuk memulai kembali pelaksanaan pekerjaan tersebut. Jika dari musyawarah tidak dicapai persetujuan kedua pihak, maka dapat dilakukan pembatalan secara tertulis bagian-bagian pekerjaan yang terlambat tersebut, untuk ini Pemberi Tugas akan membayar kepada Penyedia Barang/Jasa atas pekerjaan yang telah selesai. PASAL – 25 PELAKSANAAN PEKERJAAN
25.1
25.2
25.3
Jika tidak ditegaskan dengan cara lain, maka surat penunjukan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai perintah untuk memulai pekerjaan. Perubahan rencana kerja oleh Penyedia Barang/Jasa hanya dibenarkan setelah Penyedia Barang/Jasa mengajukan perubahan tersebut kepada Pengguna Barang/Jasa dan mendapatkan persetujuan tertulis. Rencana kerja ini setelah disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Persetujuan dari Rencana Kerja ini tidak memberikan hak kepada Penyedia Barang/Jasa untuk menuntut ganti rugi berupa apapun bila terjadi kelambatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Bila diperlukan oleh pemberi tugas, maka untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menyerahkan laporan mingguan kegiatan pelaksanaan yang dilaksanakan. Kalau menurut pertimbangan Pengguna Barang/Jasa tidak terdapat kemajuan pekerjaan yang semestinya, maka harus diadakan perubahan – perubahan dalam cara pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin kemajuan pekerjaan yang baik. Penyedia Barang/Jasa menyetujui sepenuhnya bahwa dalam waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam surat perjajian telah diperhitungkan hambatan dan gangguan kegiatan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan pekerjaan. Tidak boleh ada claim dari Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa terhadap adanya hambatan atau gangguan yang disebabkan oleh apa saja, kecuali sebagaimana dijelaskan dalam pasal 29 PASAL – 26 KESELAMATAN KERJA
26.1
Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan pada hakekatnya diperlukan adanya pengaman-pengaman untuk keselamatan para pekerja/karyawan. Untuk itu Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab menjaga keselamatan para pekerja. Apabila petugas/karyawan pihak Penyedia Barang/Jasa mengalami kecelakaan di dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka hal ini merupakan taggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Untuk itu Penyedia Barang/Jasa wajib melaporkan ke Instansi yang berwenang dengan menyampaikan tembusannya ke Pengguna Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mentaati peraturan Pemerintah tentang keselamatan kerja.
26.2
Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan ini diwajibkan mempunyai peralatan keselamatan kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
11
26.3
Semua peralatan kerja yang diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa. Alat-alat yang dipakai harus berada dalam kondisi yang baik dan siap untuk dipergunakan. PASAL – 27 TANGGUNG JAWAB PENYEDIA BARANG/JASA
27.1
Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas keselamatan kerja terhadap kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat pekerjaan, dengan menyediakan obatobatan (PPPK).
27.2
Penyedia Barang/Jasa harus taat kepada peraturan/ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah mengenai perburuhan.
27.3
Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas baik/tidaknya hasil pekerjaan.
27.4
Semua kerugian yang diderita oleh pihak lain serta resiko yang mungkin timbul akibat selama pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
27.5
Ganti rugi atas kerusakan fasilitas umum akibat pemakaian jalan desa, jalan besar dan kerusakan lainnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
27.6
Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk harus dapat menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tidak ada alasan apapun bahwa akan terjadi kemacetan baik kekurangan dana, kekurangan tenaga dan sebagainya karena dianggap bahwa Penyedia Barang/Jasa telah menguasai keadaan lapangan. PASAL – 28 SUB PENYEDIA BARANG/JASA
28.1
Apabila Penyedia Barang/Jasa adalah rekanan yang termasuk bukan golongan ekonomi lemah, maka : a. Penyedia Barang/Jasa tersebut agar bekerja sama dengan rekanan golongan ekonomi lemah setempat antara lain sebagai sub Penyedia Barang/Jasa atau leveransir barang, bahan dan jasa. b. Sehubungan dengan kerja sama tersebut di atas, maka Penyedia Barang/Jasa harus tetap bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjaan. c. Bentuk kerjasama tersebut adalah hanya untuk sebagian pekerjaan saja dan tidak diperkenankan mensub kontrakkan lebih lanjut.
28.2
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang ditunjuk adalah rekanan golongan ekonomi lemah dan yang bersangkutan memperoleh kelonggaran 10% (khusus untuk pekerjaan yang bernilai dibawah 200 juta rupiah) maka berlaku ketentuan : a. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan sendiri oleh Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk dan dilarang disub kontrakkan. b. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilanggar, maka surat perjanjian tersebut akan dibatalkan dan Penyedia Barang/Jasa akan diusulkan untuk dikeluarkan dari Daftar Rekanan Mampu (DRM).
12
PASAL – 29 CLAIM Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menuntut tambahan biaya apapun juga (Claim) walaupun ada kenaikan harga material, ataupun jasa yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini, kecuali bila Pemerintah menentukan adanya izin claim untuk kenaikan harga tersebut. PASAL – 30 MUTU/KUALITAS PEKERJAAN 30.1
Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaan harus mempertahankan mutu/kualitas pekerjaan sesuai yang ditentukan Pengguna Barang/Jasa.
30.2
Jenis dan mutu : 30.2.1 Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah barang dipakai ternyata tidak memenuhi standard yang dipersyaratkan, atau terdapat adanya cacat/kerusakan pembuatan dan bukan karena kesalahan pemakai, maka rekanan diwajibkan menggantikannya dengan yang baru. 30.2.2 Setiap barang yang diserahkan harus dijamin 100% baru, asli (genuine), harus dalam keadaan baik dan Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab penuh mengenai kwalitas barang, baik terhadap cacat yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. 30.2.3 Barang – barang yang ditawarkan harus produksi dalam negeri, apabila barang yang dimaksud belum diproduksi didalam negeri maka boleh diajukan produksi luar negeri. 30.2.4 Waktu penyerahan barang, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan Certificate Of Original (Keterangan Asal Barang) yang dikeluarkan oleh agen tunggal sebagai pihak yang bertanggung jawab dan disertai laporan hasil pengujian contoh yang dilaksanakan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh PT PLN (Persero), dengan hasil baik. 30.2.5 Apabila penyerahan barang tidak sesuai dengan type dan spesifikasi yang telah ditetapkan PT PLN (Persero), maka Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab untuk menukar kembali sesuai data dan spesifikasi yang diminta. 30.2.6 Peti/kemasan yang digunakan untuk barang yang dikirim harus terbuat dari bahan yang berkwalitas cukup baik dan kokoh sehingga tidak akan rusak salama dalam pengangkutan. PASAL – 31 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
31.1
Dengan mengenyampingkan ketentuan dalam pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pengguna Barang/Jasa secara sepihak dapat memutuskan hubungan kerja dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis 7 (tujuh) hari kalender sebelumnya, dalam hal Penyedia Barang/Jasa : a.
Melakukan hal-hal yang melanggar atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam RKS ataupun Surat Perjanjian Kerja/kontrak.
b.
Memberikan keterangan yang tidak benar dan dapat merugikan Pengguna Barang/Jasa.
13
c.
31.2
Melewati batas waktu/denda maksimum seperti tersebut di pasal 14.1. dan 14.2 dari RKS ini.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pengguna Barang/Jasa secara sepihak dapat memutuskan hubungan kerja dengan pihak Penyedia Barang/Jasa dan berhak menunjuk Penyedia Barang/Jasa lainnya untuk melaksanakan pekerjaan. Dalam hal demikian, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan kembali kepada Pengguna Barang/Jasa segala arsip, perhitungan biaya serta keterangan/kelengkapan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan dimaksud. PASAL – 32 SURAT MENYURAT
Surat menyurat yang berhubungan dengan pengadaan ini agar ditujukan kepada Pengguna Barang/Jasa dengan alamat : PT PLN (Persero) Area Subulussalam Jalan Teuku Umar - Subulussalam.
14
BAB. III SYARAT TEKNIS PASAL – 33 MENGUTAMAKAN PRODUKSI DALAM NEGERI 33.1
Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengadaan material sepanjang telah dapat dilaksanakan/ diproduksi di dalam negeri, diutamakan memakai produksi dalam negeri.
33.2
Dalam proses pembuatan produksi dalam negeri, baik berupa barang maupun jasa dimungkinkan penggunaan masukan unsur yang berasal dari luar (import).
33.3
Termasuk di dalam pengertian produksi dalam negeri adalah : a. Jasa konstruksi yang meliputi segala kegiatan konstruksi sipil, mesin dan listrik. b. Barang jadi, Barang setengah jadi, Peralatan, Suku cadang, Komponen Utama dan Komponen Pembantu. c. Bahan baku, bahan pelengkap dan bahan pembantu.
33.4
Syarat-syarat Teknis lainnya dari perencana pekerjaan dapat dilihat dihalaman lampiran RKS ini. PASAL – 34 PENYEDIAAN MATERIAL
Material yang diadakan/disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa harus sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku serta dalam keadaan baru dan baik. PASAL – 35 KETENTUAN LAIN 35.1
Apabila terdapat suatu ketentuan dalam Perjanjian yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dinyatakan batal oleh Hakim, maka Perjanjian tetap berlaku namun Para Pihak dengan itikad baik akan berunding untuk melakukan perbaikan pada hal yang bertentangan dengan Peraturan atau yang dinyatakan batal oleh hakim tersebut.
35.2
Setiap pemberitahuan, tagihan atau komunikasi lainnya berdasarkan Perjanjian harus disampaikan secara tertulis dan dikirim melalui surat tercatat atau disampaikan langsung yang dibuktikan dengan tanda penerimaan tertulis yang ditunjukan kepada alamat sebagai berikut: PT PLN (Persero) Area Subulussalam Jln. Teuku Umar - Subulussalam Untuk Perhatian/ Up. : Manajer Area Nomor Telepon : (0627) 31786 Nomor Faksimili : (0627) 31250
35.3.
Masing-masing Pihak dengan iktikad baik akan melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar maksud dan tujuan diadakannya Perjanjian dapat dilaksanakan dengan baik.
15
PASAL – 36 PENUTUP 36.1
Pengguna Barang/Jasa menganggap bahwa seluruh macam pekerjaan, penyerahan barang, peraturan serta ketentuan yang masih berlaku dan lainnya yang telah disebutkan di atas telah dimengerti dan dipahami seluruhnya oleh Penyedia Barang/Jasa serta semua biaya telah dimasukkan dalam penyusunan anggaran yang diajukan dalam penawaran.
36.2
Penyedia Barang/Jasa yang telah ditetapkan sebagai pemenang pengadaan dianggap telah mengetahui seluruh isi RKS berikut dengan lampirannya dan dianggap telah menyetujui serta bersedia melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Menyetujui, Pengguna Barang dan Jasa PT PLN (Persero) Area Subulussalam Manajer
HENRI FIRDAUS, ST. MM
16
Lampiran 1
“Contoh Bentuk Surat Penawaran” Kop Surat Perusahaan Nomor Lampiran Perihal
: : :
............., .................................
2 (dua) eks Penawaran Pengadaan pekerjaan ................ Yang bertanda tangan dibawah ini Dalam hal ini diwakili oleh Jabatan
Kepada : PEJABAT PELAKSANA PENGADAAN PT PLN (PERSERO) AREA SUBULUSSALAM Jalan Teuku Umar - Peunanggalan Kota Subulussalam
: .......................................................... 1) : .......................................................... 2) : .......................................................... 3)
Dengan ini menyatakan : 1. Tunduk kepada ketentuan pengadaan yang termuat dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 0620.K/DIR/2013 tanggal 03 Oktober 2013 beserta perubahannya; Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 0003.E/DIR/2014 tanggal 18 Juni 2014 beserta perubahannya; dan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 166.K/DIR/2012 tanggal 11 April 2012 tentang Pedoman Pemberian/Pengenaan sanksi daftar hitam (Black list) beserta perubahannya; 2.
3. 4. 5.
Bersedia dan sanggup melaksanakan pekerjaan ......................................4) syarat-syarat yang tercantum dalam: Dokumen Pengadaan/RKS Nomor : ........................................................... Tanggal : ........................................................... Berita Acara Penjelasan No. : ........................................................... Tanggal : ...........................................................
sesuai dengan
Penawaran Harga sebesar Rp. ................... (......... dalam huruf), Rincian volume dan Harga (RAB) terlampir.
Penawaran tersebut mengikat dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal pembukaan surat penawaran dan dapat diperpanjang lagi bila diperlukan. Waktu penyerahan pekerjaan ............. hari kalender.
Keterangan : 1) Nama dan alamat perusahaan 2) Nama yang mewakili perusahaan 3) Jabatan yang mewakili perusahaan 4) Nama Pekerjaan dan Lokasi 5) Meterai Rp 6.000,6) Nama dan tanda tangan penawar 7) Jabatan penawar Dokumen Pengadaan/RKS/2015
Penawar, .................................. 5) .................................. 6) .................................. 7)
Lampiran 2 PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dalam rangka pengadaan ...........................(nama perkerjaan/kegiatan) pada proyek/satuan kerja ........................, dengan ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero), dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan;
2. Tidak akan melakukan persekongkolan/pengaturan/kerjasama diantara para Calon Penyedia Barang/Jasa lain dan/atau Pengguna Barang/Jasa dan/atau Pejabat Pelaksana Pengadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat;
3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ..............................................,........................... Meterai Rp 6000,-
Penyedia Barang/Jasa ............................................... Nama jelas ................................ tanda tangan)
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
Lampiran 3 “Contoh surat pernyataan tidak menuntut” Kop Surat Perusahaan SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT
Yang bertandatangan dibawah ini : Nama Jabatan Atas Nama Perusahaan Alamat
: …………………………………………. : …………………………………………. : …………………………………………. : ………………………………………….
Dengan ini menyatakan yang sebenarnya bahwa kami tidak akan menuntut dalam bentuk apapun apabila pengadaan.......................... Lokasi ............................ sesuai dengan Dokumen Pengadaan/RKS No. ................................. tanggal ........................... Oleh karena satu dan lain hal, sehingga pengadaan ini dinyatakan batal.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan tanpa ada unsur paksaan. ………………… , ………………………… Yang membuat pernyataan
Pimpinan Perusahaan
Materai Rp. 6.000,-
Stempel Perusahaan Tanda Tangan
(Nama Terang)
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
Formulir Isian Penilaian Kualifikasi
Lampiran 4
.....................Lokasi ................................ Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan Bertindak untuk dan atas nama Alamat No. Telphone/Fax Email
: : :
……………………………………. ……………………………………. …………………………………….
:
…………………………………….
: :
……………………………………. …………………………………….
Menyatakan dengan sebenarnya :
1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menanda tangani perjanjian/kontrak berdasarkan surat nomor ………………..tanggal ……………….. dari notaris ……………..,. atau surat kuasa dari ……………………….(pejabat yang berwenang sesuai akte pendirian/perubahan) nomor ……………….. tanggal …………………... 2. Perusahaan saya tidak sedang dinyatakan pailit atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan atau tidak sedang menjalani sanksi pidana atau sedang dalam pengawasan pengadilan;
3. Saya tidak pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite professional saya; 4. Data-data perusahaan terlampir adalah mengikat dalam isian Formulir 4.1.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dengan penuh rasa tanggung jawab. Apabila dikemudian hari, ditemui bahwa data/dokumen yang kami sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka kami bersedia dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukan dalam daftar hitam perusahaan dalam jangka waktu selama 2 (dua) tahun dan sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ……………………., …….,…………….. 2016 PT……………………… Meterai Rp.6000,Tanggal Dan Cap Perusahaan
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
( Nama Jelas ) Jabatan.
Formulir 4.1.
A. Data Administrasi 1. Umum 1 2 3
4
Nama (PT/CV/Firma/ Koperasi/Peorangan)
:
Alamat (PT/CV/Firma/ Koperasi/Peorangan) No. Telphone No. Fax E-Mail
:
Status (PT/CV/Firma/ Koperasi/Peorangan)
Alamat Kantor Pusat No. Telephone No. Fax E-Mail
: : : :
Pusat
Cabang
: : : :
(diisi, dalam hal yang menawar cabang perusahaan/bukan perusahaan pusatnya)
: : :
No…………. Tanggal………..s/d tanggal …………... ……………………………..
B. Surat Ijin Usaha SIUP/SBU/IUJK/TDP/SITU Masa berlaku ijin usaha Instansi pemberi ijin usaha
C. Landasan Hukum Pendirian Perusahaan 1
2
Akta Pendirian (PT/CV/Firma/ Koperasi/Peorangan) a. Nomor Akta b. Tanggal c. Nama Notaris
Akta Perubahan Terakhir (PT/CV/ Firma/Koperasi/Peorangan) a. Nomor Akta Perubahan. b. Tanggal c. Nama Notaris
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
: No……… : Tanggal……Bulan….. Tahun…… : ………………. : No……… : Tanggal……Bulan….. Tahun…… : ……………….
D. Pengurus 1. Komisaris ( untuk PT ) No.
Nama
Jabatan dalam Perusahaan
No. KTP
2. Direksi/Penanggung Jawab/Pengurus Perusahaan No.
Nama
No. KTP
Jabatan dalam Perusahaan
E. Data Keuangan 1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT/Susunan Persero (untuk CV/Firma) No.
Nama
No. KTP
2. Pajak 1.
Nomor Pokok Wajib Pajak
:
3.
Laporan bulanan PPh/PPN tiga bulan terakhir Tanggal
:
2.
Bukti Pelunasan Pajak Tahun terakhir Nomor/Tanggal
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
:
Alamat
Persentase
3. Neraca Perusahaan Terakhir Per Tanggal ….. Bulan …….Tahun……… (dalam ribuan rupiah) PASSIVA
AKTIVA I Aktiva Lancar
: Rp. : Rp.
Utang dagang
:
Rp.
Bank
: Rp.
Utang pajak
:
Rp.
Piutang *)
: Rp.
Utang lainnya
:
Rp.
Persediaan Barang
: Rp.
Pekerjaan dalam proses
: Rp.
*)
Rp.
Aktiva tetap
: Rp.
Peralatan dan mesin
: Rp.
Inventaris
: Rp.
Gedung-gedung
: Rp.
Jumlah (b)
III
Rp.
Kas
Jumlah (a) II
IV Utang jangka pendek :
Jumlah (d)
Rp.
V Utang jangka panjang (e)
Rp.
VI Kekayaan bersih (a+b+c) - (d+e)
Rp.
Rp.
Aktiva lainnya (c)
Rp.
Jumlah
Rp.
Jumlah
Piutang jangka pendek (sampai dengan enam bulan)
: Rp.
Piutang jangka panjang (sampai dengan enam bulan)
: Rp.
Jumlah
: Rp.
Rp.
..……,…………….2016
PT/CV …………..
Direktur /Penanggung Jawab Perusahaan Meterai Rp.6000,Tanggal Dan Cap Perusahaan
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
( Nama Jelas )
Jabatan
F. Data Personalia Tenaga ahli/teknis
No
Nama
1
2
Tgl/bln / thn lahir 3
Pendidika n
Jabatan dalam Proyek
Pengalaman Kerja (Tahun)
4
5
6
Profesi / keahlia n 7
Sertifik at/ Ijazah 8
G. Data Peralatan No.
Jenis Peralatan
Jlh
Kapasitas
Merk& Type
Tahun Pembuatan
Kondisi
Lokasi Sekarang
1
2
3
4
5
6
7
8
Bukti Kepemilik an
9
Catatan : bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan bukti-bukti surat pemilikan harus dapat ditunjukan pada waktu diperlukan. H. Data Pengalaman Perusahaan (nilai 3 paket tertinggi pengalaman di bidang/subbidang yang sesuai) No
1
Nama Paket Pekerjaan
Bidang/ Sub bidang Pekerjaan
2
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
3
Lokasi
4
Pengguna Jasa
Perjanjian/kontra k
Tgl.Selesai
Nama
Alamat/ No.Telp
No./ Tgl
Nilai (Rp)
Perjanjian /kontrak
5
6
7
8
9
BA.Se rah Teri ma 10
I. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan Perjanjian /kontrak Nila Alamat/ No./ i No.Telp Tgl. (Rp ) 6 7 8
Pengguna Jasa
No
Bidang Pekerjaa n
Sub Bidang Pekerjaa n
Lokas i
1
2
3
4
Nama 5
J. Modal Kerja Surat Dukungan keuangan dari Bank : Nomor Tanggal Nama Bank Nilai
:
: : : Rp ....... (terbilang ................................)
…….,……………..2016 PT……………………… Meterai Rp.6000,Tanggal Dan Cap Perusahaan ( Nama Jelas ) Jabatan
Dokumen Pengadaan/RKS/2015
Progress Terakhir Presta Tangga si l Kerja (%) 9 10
“Contoh surat pernyataan sanggup melaksanakan pekerjaan”
Lampiran 5
Kop Surat Perusahaan SURAT PERNYATAAN
SANGGUP MELAKSANAKAN PEKERJAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: ……………………………………………………………..
Alamat`
: ……………………………………………………………..
Jabatan
: ……………………………………………………………..
Atas Nama Perusahaan : …………………………………………………………….. Dengan ini menyatakan bahwa kami sanggup melaksanakan pekerjaan dengan jumlah dan waktu pelaksanaan sesuai dalam dokumen Pengadaan/RKS No........................... tanggal .............................. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya tanpa ada unsur paksaan. ………………….., …………………………… Yang membuat pernyataan
Pimpinan Perusahaan, Materai Rp 6000,-
Tanda Tangan
(Nama Terang) Dokumen Pengadaan/RKS/2015
LAMPIRAN SYARAT TEKNIS LAINNYA 1) 2) 3)
4)
Ruang lingkup pekerjaan: Pembangunan SUTM, Gardu Trafo Distribusi 20 kV dan SUTR Jenis Kontrak : Lumsun dan Harga Satuan
Konstruksi Pelaksanaan pekerjaan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan di bawah ini : Standard Konstruksi PT PLN (Persero) Wilayah Aceh. SNI, SPLN, PUIL tahun 2000. Peraturan-peraturan lain yang sah dan telah diakui oleh direksi pekerjaan. Gambar dan ketentuan yang ada dalam Dokumen Pelelangan. Penjelasan yang diberikan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan pada waktu rapat penjelasan pelelangan. Peraturan-peraturan yang terdapat di daerah pekerjaan. Uraian dalam Dokumen Pelelangan. Peraturan tentang keselamatan kerja.
Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan Peralatan minimal yang harus dimiliki : Untuk Spesialisasi SUTM & Gardu tiang serta SUTR. No A 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 B 1 2
Uraian
Peralatan Kerja (SUTM) Jak Dram kabel atau Roda Gila Rol Duduk / Gantung Megger 5000V Tang Amper Katrol Kapasitas 3-5 Ton Hoist (Kotrek) Gergaji besi Spaner (Pengikat/Pengencang stainless strip) Tangga berisolasi/fiber 11 mtr Tambang / Dadung Eathing tester Tang pres hydrolic Gunting Kabel Tool Box (Komplit Isi) Kaki tiga untuk katrol / trpot Lokal ground (ground stick) Stick 20 kV 12 mtr Peralatan Kerja (SUTR) Rol Gantung Megger 1000-5000V
Satuan
Jumla h
Keterangan
buah buah buah buah buah buah buah buah
buah meter set set buah buah buah set buah
1 5 1 1 1 2 2 1
1 10 1 1 1 1 1 1 1
Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri
buah buah
4 1
Milik Sendiri Milik Sendiri
Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri
1
3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 C 1 2 3 4 5 6 7 8 9
D 1 2
Tang Amper Hoist (Kotrek) Spaner (Pengikat/Pengencang stainless strip) Tali Bantu 5/8” Eathing tester Tang pres hydrolic dies kecil Gunting Kabel Tool Box (Komplit Isi) Kaki tiga untuk katrol / trpot Medan Putar Avo meter Tespen Tali Panjat
Perlengkapan K3 Helm Anti Benturan Safety belt Sarung Tangan kain Kacamata K3 Rambu-rambu peringatan (model papan/plastik krucut) Sepatu 20 kV Sarung tangan 20 kV Kotak P3K isi lengkap Rompi scotchlite Sarana Transportasi Kenderaan roda empat/enam/Crane Kendaraan roda dua
buah buah buah
meter set set buah buah buah Buah Buah buah set
1 2 1
10 1 1 1 1 1 1 1 4 2
Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri
buah set Set set bh
8 4 4 4 2
Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri
unit
1
Milik Sendiri/Sewa Milik Sendiri/Sewa
pasang pasang set buah
unit
2 2 2 8
1
Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri
Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri
Sehubungan dengan hal tersebut, peralatan kerja sudah harus disiapkan sebelumnya. Apabila terdapat beberapa peralatan kerja yang perlu diadakan atau disewa pada saat pelaksanaan, maka peralatan kerja tersebut harus sudah diuraikan pada waktu mengajukan penawaran. Direksi pekerjaan mempunyai hak untuk memeriksa peralatan kerja yang dimiliki oleh penyadia barang pada waktu pelaksanaan.Apabila pada tahap pelaksanaan diperlukan suatu peralatan yang mutlak dibutuhkan tetapi penyedia barang tidak dapat memenuhinya (karena belum disediakan/dibeli/disewa) maka Direksi Pekerjaan wajib menghentikan tahapan pelaksanaan pekerjaan tersebut sampai peralatan yang belum ada dapat dipenuhi.Keterlambatan pekerjaan akibat tindakan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang. 5)
Pemasangan SUTM 3.4.1 Pemasangan Tiang, Tiang Penopang dan Schoor 2
Pekerjaan Pemasangan Tiang meliputi pembuatan galian, pemasangan base plate, mendirikan tiang, pengurugan kembali dan meratakan, pemadatan sisa tanah galian. Pekerjaan Pemasangan Schoor meliputi pembuatan galian, pemasangan anchor block dan anchor rod, span schroef, ball insulator, kawat baja dan perlengkapan lainnya sesuai persyaratan Pekerjaan Pemasangan Tiang penopang (strut pole) meliputi pembuatan galian, pemasangan base plate, mendirikan tiang penopang (strut pole), memasang strut tie dan perlengkapannya.
Lokasi Lokasi Tiang, tiang penopang, tarikan angkur ditentukan oleh PLN sesuai dengan yang ditunjukan dalam peta layout dan daftar material. Tiang, tiang penopang, tarikan angkur tidak boleh dipasang ditempat lain tanpa seizin Pengawas PLN. Perubahan letak atau bentuk konstruksi dari yang dicantumkan didalam gambar hanya diperkenankan atas seizin tertulis dari Direksi. Bila Penyedia Barang/Jasa merasa ragu-ragu mengenai letak tiang tersebut maka harus menanyakan hal tersebut kepada Direksi untuk mendapat kepastiannya.
Pemasangan Schoor Membuat galian, memasang anchor block dan rod, turn buckle, ball insulator, steel stranded wire dan perlengkapan lainnya sesuai persyaratan. Pemasangan Guy wire harus dalam batas kemiringan antara 45° and 60° dengan tanah dan arah tarikan harus searah dengan arah tarikan penghantar. Pemasangan mur harus berada pada kedudukan di tengah-tengah panjang ulir baut span schroef. Sebelum memasang ball insulator harus diteliti terlebih dahulu, ball insulator yang retak tidak boleh dipasang. Preformed grip material masing - masing untuk schoor S.1 sebanyak 2 (dua) bh dan untuk schoor S.2 sebanyak 4 (empat) bh dipasang membalik pada guy wire dalam keadaan rapi. Untuk pengikat guy wire pada guy isulator menggunakan unimax clamp dengan jumlah untuk masing – masing schoor 4 (empat) bh. Pemasangan guy wire dan tiang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat lalu lintas dan kepentingan umum. Persyaratan Teknis material yang digunakan untuk schoor adalah sebagai berikut: Galvanized Steel Standard Wire. Material : Konduktor dari galvanized steel sesuai JIS 3537 galvanized wire Stands clamp (baja pilin). Konstruksi : Standard Konduktor type concentric standard dengan arah ke kanan (S - lay).
Turn Buckle atau Span Schroef. Material : Body dan mur baut terbuat dari baja sesuai JIS G 3101 "Rolled Steel for general structure" dan spin cotterpin dari kuningan sesuai JIS H 3521 Brass wire. Karakteristik : Minimum breaking load 5.000 kg. Konstruksi : Turn buckle sesuai dengan gambar konstruksi 02 IA SBU 33 Span schroef : ukuran 5/8 " atau sesuai RAB.
3
Ball Insulator. Material : Terbuat dari porselin yang diglasir. Karakteristik : Voltage maximum 20.000 volt. Frequency : maximum 100 Hz. Spesifikasi dan ukuran sesuai dengan gambar yang tercantum dalam laporan. Spesifikasi : C.60 C.80 C.120 Tegangan loncat kering : 10, 12, 20 ( kV ). Tegangan loncat basah : 3, 4, 8 ( kV ). Minimum kuat tarik : 3. 3. 5,5 ( Ton ). Keporian 1.400 A t m o s f i r dan tidak tembus Bentuk lihat gambar SPLN 26001. Wire Clip. Material : Bolt dan nut : Karakteristik Bentuk :
Body terbuat dari melable atau baja. Terbuat dari baja sesuai JIS B 2809. : Harus dapat menahan torque sebesar 200 kg/cm terdiri atas body, untuk type bolt dan nut sesuai dengan JIS B 2809 "Wire Clips for wire standard of wire rope" MS 7 atau FS 7. Anchor Rod Clamp. Material : Steel plate ST 37. Karakteristik : Tensile Strenght minimum 37 Kg/ mm.
Anchor Block. Material : Semen diutamakan semen Andalas. Kerikil pecah dari batu kali/ gunung ukuran 2/3 cm, pasir harus yang baik, bersih. Bisa memakai pasir pasang/ beton dengan campuran Semen: Pasir : Krikil = 1 : 2 :3. Penulangan : Dengan memakai besi beton dengan ukuran sesuai gambar No.02-5A-SBU-26. 870 Anchor Blok Rod. Material : Rod Steel ST 37. Konstruksi : Sesuai gambar No. 02-L-SBU-28. Karakteristik : Tensile Strenght minimum 37 Kg/mm.
3.4.2 Pemasangan Cross-arms, Isolator dan perlengkapannya Umum
Pekerjaan Pemasangan Konstruksi Tiang meliputi pemasangan cross-arms, cross-arm brace U bolt pada tiang serta pemasangan Insulator pada travers dengan perlengkapannya (termasuk ring pen/pegas). Untuk Insulator tarik termasuk pemasangan cross-arm clevis atau Band Strap sampai Dead End Clampnya. Pemasangan Cross-arms Cross-arms atau Travers harus tegak lurus terhadap tiang sesuai dengan gambar kosntruksi yang telah ditentukan. Semua komponen besi untuk travers harus digalvanis dengan cara celup panas (hot dip). Galvanisasi merupakan proses pelapisan logam induk dengan logam lain dengan tujuan agar logam induk mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik. Galvanisasi umumnya menggunakan logam yang memiliki titik cair yang lebih rendah . Besi yang telah digalvanisasi dapat dikenali dari warnanya yaitu
4
silver atau bronze namun tidak mengkilat. Galvanis yang digunakan adalah galvanis yang melalui proses hot dip yaitu dengan cara mencelupkan besi ke dalam kolam galvanis panas. Semakin sering dicelup semakin tebal lapisan galvanisnya. Ketebalan galvanis yang digunakan adalah ≥ 70 micron, sehingga tahan lama hinga bertahun- tahun karena memiliki logam anti karat yang sangat tebal. Gambar 1 menampilkan salah satu besi UNP yang digunakan sebagai travers yaitu besi UNP 10” 100x50x5x2000 mm (Hot Dip) dengan ketebalan 70 micron.
Gambar 1. Besi Travers UNP 10” 100x50x5x2000 mm (Hot Dip) Dengan Ketebalan 70 Micron Jika diperlukan lobang pada cross-arm pada saat pemasangan maka bekas lobang bor harus dicat dengan lapisan anti karat, pembuatan lubang harus menggunakan bor dan tidak diperkenankan menggunakan las listrik atau lainnya. Baut-baut double arming, Machine bolt, eye bolt dan lain-lain, peralatan yang dipasang pada tiang tersebut harus cukup panjangnya, sehingga mur dan kontra murnya (nut dan locknut) sewaktu mengunci/ dikuatkan mur harus dengan sepenuhnya mengulir pada baut. Meskipun demikian baud tidak boleh terlalu panjang lebih dari 2 inchi dari ujung mur setelah dikuatkan. Untuk mencapai keadaan di atas harus diusahakan baut-baut yang sesuai panjangnya dan tidak boleh dengan jalan memotong baut tersebut terkecuali atas pertimbangan Direksi untuk keamanan. Bila ujung baut terpaksa dipotong, maka bekas potongan harus dicat dengan bahan cat anti karat (Rust Prohitive Paint). Seperti misalnya pada Insulator Pin dan Double Arming Bolts. Scope pemasangan Cross Arm termasuk pula modifikasinya harus sedemikian rupa kuatnya sehingga bila dilaksanakan pemasangan Konduktor, cross arm tidak boleh bergeser.
Pemasangan Isolator Isolator harus ditangani hati-hati dan sebelum dipasang harus dibersihkan dan diperiksa keadaannya sehingga tidak ada insulator yang cacat., retak atau pecah yang ikut terpasang. Arah alur bagian atas (top groove) Pin Insulator atau Line Post Insulator harus tegak lurus terhahadap cross-arm.dan diikat dengan kuat sehingga kedudukanya tidak akan berobah setelah konduktor dipasang pada Insulator tersebut. Mur kunci(Locknuts) dikencangkan setelah mur yang pertama telah dikencangkan. 5
Pemasangan / penggandengan Suspension Insulator harus cukup baik sehingga gandengan tidak mungkin terlepas dengan sendirinya setelah pelaksanaan penarikan/ stringing penghantar.
3.4.3 Penarikan Penghantar Penarikan penghantar dapat dilaksanakan apabila sudah ada pernyataan dari Pengawas PLN bahwa penarikan kawat dapat dilaksanakan sesudah semua pekerjaan persiapan selesai terutama yang menyangkut tindakan-tindakan pengaman antara lain: - Guy wire dan strut pole terpasang baik. - Roller atau stringing block telah dipasang pada Travers atau tiang. - Pada tempat-tempat dimana kawat akan melintasi saluran telekom, rel kereta api dan jalan raya, dipasang andang-andang (Fance net) dan pengaman-pengaman lainnya. Selama pelaksanaan harus dijaga agar sesudah penarikan selesai, tiang / insulator tidak boleh miring, bengkok, patah atau pecah.
Jika penarikan dengan menggunakan mesin tarik, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan perhitungan kuat tarik pada tiap seksi sehingga tegangan tarik pada tiap seksi tidak melebihi batas yang telah ditetapkan. Setelah Pengawas menyatakan persetujuannya dan membubuhkan tanda tangannya, maka pekerjaan baru dapat dilaksanakan. Penyedia Barang/Jasa harus mengikuti dan melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengawas PLN dalam pemeriksaan tersebut dan penarikan penghantar harus dilaksanakan dibawah pengawasan pengawas PLN. Drum kabel harus ditangani secara hati-hati dengan posisi as senantiasa horizontal. Penghantar harus dikeluarkan hanya dengan cara memutar drum, tidak diperkenankan dengan gulungan (uncoiling). Jika drum kabel telah rusak, pengeluaran penghantar harus hati-hati agar tidak melintir (berbelit). Untuk penarikan awal, drum kabel harus diletakan pada dongkrak kabel dengan batang as. Setiap Cross-arm harus dipasang roller (roda) dan tali penarik. Selama penarikan penghantar dengan tenaga tangan, penghantar harus senantiasa dimonitor untuk menghindari tekukan, belitan atau goresan dengan permukaan tanah/batu. Penghantar tidak boleh disentak, atau ditarik dengan kendaraan bermotor, atau diseret diatas permukaan yang kasar/tajam. Selama pengeluaran penghantar serabut penghantar atau isolasi kabel harus diperiksa. Jika diketemukan putus atau cacat, maka harus dipotong dan dilakukan penyambungan. Jika diperlukan sambungan, dalam satu gawang tidak diperbolehkan lebih dari satu sambungan, dan letak sambungan harus sekurang-kurangnya 3 meter dari insolator. Sambungan penghantar 3.4.3 Penarikan Penghantar tidak boleh diletakan diletakkan di atas pesilangan jalan dan sedapat mungkin tidak diletakan pada gawang yang berdekatan dengan persilangan jalan. Semua sambungan penghantar harus menggunakan konektor pres dengan material yang sesuai dengan material penghantar/kabel. Sebelum dilakukan penyambungan, ujung penghantar harus dipotong rata. Penghantar harus dibersihkan dengan sikat kawat sampai mengkilat sebelum dilakukan penyambungan. Gemuk yang sesuai harus digunakan sebelum dilakunan penyambungan. Pemilihan ukuran die dan proses penyambungan pengantar harus dengan supervisi PLN. 6
Untuk pemasangan konnektor paralel dengan baut, pengencangan harus cukup, tetapi tidak sampai overstress. Panjang Jumper harus cukup kendor, tetapi harus mempunyai jarak bebas yang cukup. Penegangan penghantar dengan menggunakan peralatan tarik yang sesuai. Grip kawat (Jerat kawat) harus digunakan untuk menghindari kerusakan penghantar. Penghantar ditarik diatas roller (stringing block) yang dipasang di tiang atau cross-arm untuk mengindari tekukan pada penghantar. Ukuran groove (alur roda) roller harus sesuai dengan peruntukan ukuran penghantar. Tarikan maksimum penghantar tidak boleh melebihi 110 % dari tarikan pada lendutan final. Pengaturan lendutan harus disupervisi oleh PLN. Lendutan aktual harus disesusuaikan dengan tabel lendutan yang sesuai Lendutan harus diukur pada tiap gawang pada tiang yang berdekatan. Interval waktu antara lendutan pada saat penarikan dan lendutan akhir akan ditentukan oleh Pengawas PLN. Lendutan harus diukur dengan teliti dan betul sampai dinyatakan baik oleh Direksi. Temperatur, letak dan jarak jaringan yang akan disagging harus dicatat dan diberikan kepada Direksi untuk penentuan sagging. Konduktor yang telah ditarik harus disaging dalam waktu sesudah melebihi 72 jam. Sesudah disagging konduktor harus diikat di atas groove pada pin type insulator dan pada tiang-tiang sudut harus diikat di samping insulator menjauhi arah tarikan kawat. Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai peralatan-peralatan yang cukup untuk penarikan kawat, misalnya : Caffing hoist wire griprol yang sesuai dengan ukuruan kawat dan sebagainya. Bila jaringan tegangan menengah melintasi jaringan telepon, maka jaringan harus lewat di atasnya dengan jarak minimum 400 cm, bila jaringan yang memotong sama-sama jaringan tegangan menengah, jarak minimum 400 cm di atas jaringan telepon. Jaringan yang melintasi jalan Kereta Api, ketinggian jarak jaringan dengan rel kereta api minimum 8,23 meter dan untuk jalan umum jarak tersebut minimum 6,25 meter. Sesudah penarikan / pemasangan kawat selesai, Penyedia Barang/Jasa wajib mengadakan pemeriksaan sepanjang saluran udara distribusi dan membebaskan jalur sesuai dengan ketentuan profil ruang bebas untuk saluran yang bersangkutan. Pohon-pohon yang berada dalam jarak tersebut harus dibebaskan/ditebang dahannya, dan pengurusan izin serta biaya pengurusannya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya. Penyedia Barang/Jasa harus mematuhi segala petunjuk dan bimbingan Direksi untuk mendapatkan hasil yang baik dan efektif.
3.4.4 Pemasangan Grounding Grounding dipasang pada posisi tiang-tiang (sesuai yang ditentukan dalam gambar atau atas kehendak Direksi ) sebagai berikut: - Selubung logam kabel pada termination - Rangka (body) peralatan, kubikel dan Arrester - Penghantar Netral Jaringan Tegangan rendah
Penghantar Netral Jaringan Tegangan rendah harus ditanahkan (digrounding) pada tiang pertama pada setiap jurusan dari gardu distribusi (tetapi tidak 7
boleh dalam jarak kurang dari 20 meter dari gardu distribusi), setiap interval empat tiang sepanjang jaringan tegangan rendah dan pada tiang akhir pada semua pencabangan jaringan distribusi tegangan rendah. Besarnya tahanan pertanahan tidak boleh lebih dari 5 Ohm, bila belum tercapai Penyedia Barang/Jasa harus berusaha untuk mendapatakan hasil sesuai yang dikehendaki (5 Ohm). Khusus untuk Jaringan tegangan rendah yang berada dibawah Jaringan Tegangan menengah, Tahanan pentanahan sistem tidak boleh kurang dari 0.2 Ohm. Khusus untuk grounding Arrester tidak dibenarkan sama sekali digabungkan dengan peralatan lainnya. Copper clad earthing rod atau pipa galvanized harus dipasang/ ditancapkan tegak lurus kedalam tanah hingga berada 0.3 m dibawah permukaan tanah. Copper clad earthing rod atau pipa galvanized dihubungkan ke peralatan yang ditanahkan dengan menggunakan kawat BC 50 mm2. Semua sambungan Kawat BC dimasukan kedalam pipa galvanised. yang ditempelkan ke tiang. Grounding terbuat dari copper clad earthing rod 2,4 mtr atau pipa galvanis diameter ¾ inchi panjang tidak boleh kurang dari 2 meter. Grounding dipasang pada tiang-tiang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar 2, gambar 4, gambar 5 atau atas kehendak Direksi. Ground rod dipasang kira-kira 60 cm dari tiang dan ditanam, sehingga ujung atau ground rod berada 30 cm di bawah permukaan tanah. Kawat lead wire (kawat penghubung pentanahan) disambung pada bagian atas ground rod dan diikatkan pada tiang dengan mempergunakan klem double (untuk tiang beton / besi) dan ujungnya terletak 15 cm dari permukaan tanah dan disambung dengan kawat aluminium dengan mempergunakan Compression connector, kemudian kawat aluminium ini disambung pada kawat netral.
3.5
Bagian- bagian yang harus digrounding (dibumikan) pada gardu tiang adalah : 1. Titik netral sekunder trafo 2. Badan (body) trafo dan body PHBTR 3. Lightning Arrester
Titik netral sekunder trafo dibumikan tersendiri. Pembumian pada LA, body trafo dan body PHBTR digabung seperti gambar berikut :
Gambar 2. Single Line Diagram Trafo Dist Type Cantol
8
3.5.1 Pemasangan Connector Seluruh sambungan mulai dari Jumperan Trafo sampai Opstiq Kabel jurusan menggunakan connector press. Connector yang digunakan harus sesuai dengan bahan dan diameter penghantar. Press connector menggunakan hydrolic crimping tools pada tekanan yang telah ditentukan. Dies/Mata press yang digunakan disesuaikan dengan ukuran diameter penghantar. Setiap sambungan connector press harus tersambung dengan baik dan benarbenar padat sehingga tidak ada rongga udara maupun udara terjebak didalam connector. Seluruh sambungan pada tegangan rendah, Setelah sambungan dipress dengan baik kemudian dibalut dengan isolasi rubber, pemasangan isolasi rubber tape dengan cara ditarik sampai ¾ kali lebar semula dan dibalut saling bertindasan setengahnya minimal 4 lapis kemudian dibalut dengan isolasi vinyl dan diberi cover atau heat shrink. 3.5.2 Pemasangan peralatan pengaman & peralatan lain-lain. Trafo, recloser, regulator dan peralatan-peralatan lain harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan-kerusakan dan hanya orang-orang yang sudah ahli (qualified) yang diperbolehkan memasang peralatan-peralatan tersebut. Pemasangan peralatan ini harus pada tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk dari Direksi atau dari pabrik. 3.5.3 Pemasangan travers. Memasang Cross Arm pada tiang dengan klem travers /bolt machine dan pelengkapan. Bilamana ada pemasangan khusus sehingga ada bahagian yang perlu dibor lagi, maka Penyedia Barang/ Jasa harus melaksanakannya di lapangan (site) dan mengolesi lobang tersebut dengan cat anti karat.
3.5.4 Pemasangan kabel TM. Jika trafo tiang disambung melalui Kabel tanah SKTM maka kabel TM ini dipasang antara sel pengaman trafo dengan trafo Kabel TM sel-sel pengaman dilewatkan melalui lubang kabel pada kedalaman minimal 80 cm untuk kemudian naik ke trafo melalui fasilitas brakcet kabel TM yang tersedia. Pada sel pengaman trafo ujung TM di montage dan dilengkapi dengan stress cone (kerucut tegangan). Pada sisi primer trafo kabel TM di montage dan dilengkapi dengan bushing yang merupakan pasangan dari terminal primer trafo.
3.5.5 Pemasangan support kabel. Dilaksanakan setelah kabel terminal. Pelengkungan kabel yang disupport harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. 3.5.6 Pekerjaan di daerah bertegangan / pembongkaran. Untuk pekerjaan di daerah bertegangan atau yang memerlukan pemadaman, 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/ Jasa harus menyampaikan program kerja dan nama serta pembantu pelaksana teknik yang telah cukup berpengalaman untuk mendapat persetujuan Direksi.
9
Setiap perubahan mengenai urutan pekerjaan yang mengakibatkan perpanjangan waktu pemadaman harus mendapat persetujuan Direksi. Bila pelaksanaan pekerjaan di daerah bertegangan, maka tegangan tersebut harus dimatikan dan dipasang "Apparatur Short Cicuit Grounding" sesuai dengan petunjuk Direksi. Untuk pemadaman line tegangan, Penyedia Barang/ Jasa harus mengajukan permintaan tertulis kepada Direksi 10 (sepuluh) hari sebelum pemadaman pertama. Setiap pekerja yang bekerja di daerah bertegangan harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu (safety shoes) dan topi yang khusus untuk pekerjaan listrik. Setiap hari Penyedia Barang/ Jasa harus melapor kepada petugas PLN setempat sebelum memulai pekerjaan dan sesudah selesai pekerjaan. Pada pelaksanaan pemadaman line, kepala pelaksana/ Penyedia Barang/ Jasa harus berada ditempat proyek tersebut. Kepala pelaksana harus memahami betul mengenai "Keselamatan Kerja" terhadap pekerja-pekerjanya. Pada pekerjaan pembongkaran dan penyambungan kembali, Penyedia Barang/ Jasa harus disertai petugas PLN Cabang / Ranting setempat. Segala sesuatu yang kurang jelas agar selalu dikonsultasikan pada Direksi atau petugas/ Pengawas pekerjaan yang ditunjuk.
3.5.7 Pengujian Akhir (Testing) Pengujian akhir kabel dan terminasi kabel dilaksanakan oleh PLN. Sebelum pengujian dilaksanakan, Penyedia Barang/Jasa harus sudah membuat persiapan yang matang dan melaporkan kepada Pengawas PLN sehingga kegagalan dapat dihindari. Pengetesan dengan menggunakan HIPOT tester yang dipersiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa. Pengujian tegangan pada jaringan, dengan memberi tegangan AC, 36 kV selama 5 menit pada ujung-ujung jaringan. Hasil pengujian dituangkan dalam surat pernyataan yang ditanda tangani oleh Penyedia Barang/Jasa dan diketahui oleh Pengawas PLN dalam rangkap 2 (dua) untuk masing-masing pihak. Seluruh Komponen terpasang sebelum dioperasikan harus benar-benar dalam kondisi baik, lakukan pengukuran tahanan isolasi setiap material tersebut ; untuk tegangan menengah menggunankan megger min 5.000 volt, Dan pada sisi tegangan rendah menggunakan megger 1000 volt. Tahanan isolasi dinyatakan baik jika nilainya > 100 ohm per volt. Lakukan pengukuran tahanan Grounding. Lakukan Pengujian alat - alat ukur terpasang sebelum diberi tegangan. Pekerjaan dianggap diterima apabila seluruh komponen dapat beroperasi dengan baik dan aman sesuai spesipikasi yang ditentukan disertai dengan hasil pengukuran dan telah dinyatakan baik oleh Direksi pekerjaan serta kelengkapan administrasi lainnya sesuai ketentuan yang ada.
3.6Pengadaan dan Angkutan Material 3.6.1 Mengutamakan Produksi Dalam Negeri. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengadaan material sepanjang telah dapat dilaksanakan/ diproduksi di dalam negeri, diutamakan mengunakan produksi dalam negeri.
10
Dalam proses pembuatan produksi dalam negeri, baik berupa barang maupun jasa dimungkinkan penggunaan masukan unsur yang berasal dari luar (import). Termasuk didalam pengertian produksi dalam negeri adalah : - Jasa konstruksi yang meliputi segala kegiatan konstruksi sipil, mesin dan listrik. - Jasa angkutan, pengurusan, asuransi dan lain-lain. - Barang jadi, barang setengah jadi, peralatan, suku cadang, komponen utama dan komponen pembantu. - Bahan baku, bahan pelengkap dan bahan pembantu.
Kandungan lokal barang dan jasa adalah tingkat nilai isian lokal barang dan jasa yang dibuat/ diproduksi atau dilakukan di Indonesia dengan menggunakan bahan baku/ tenaga ahli dan perangkat lunak Indonesia. Nilai kandungan lokal barang harus dicantumkan saat mengajukan penawaran. Semua material yang disediakan oleh Penyedia Barang/ Jasa harus berkualitas baik dan harus memenuhi syarat-syarat teknis dan dalam keadaan baru. Diutamakan produksi dalam negeri tanpa mengurangi persyaratanpersyaratan kualitas. Material tersebut sebelum dipasang / dikerjakan, diperiksa, dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Material yang ditolak oleh Direksi harus segera diganti. Material yang disediakan Penyedia Barang/ Jasa harus dilengkapi dengan brosurbrosur dan gambar-gambar spesifikasinya. Material yang harus dilengkapi dengan brosur spesifikasinya adalah : Performed termination, Strain Clamp, Joint Slive, Tui Isolator, pin insulator 20 KV, Insulator tension 20 KV, Pole top air switch, Fuse link 20 KV, Load break fuse cut out surge diverter (lightning arrester), conduktor, cable dan connector. 3.6.2 Packing semua barang yang akan diangkut, bila perlu harus : Dipetikan/ dikemas dengan baik, kuat dan kokoh sehingga aman dalam menaikan, mengangkut dan menurunkan barang. Pada tiap-tiap kemasan/ packing agar dicantumkan : - Nomor Kontrak : ………………….. - Nama Barang : ………………….. - Banyaknya : ………………….. buah/set/meter - Beratnya : ………………….. Kg. - Alamat Penerima : …………………..
3.6.3 Pengamanan Barang Penyedia Barang/ Jasa wajib menjaga serta bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan barang-barang yang akan diangkut sampai ke Gudang PT.PLN (Persero). Pengangkutan Cubicle dan Baterai dan material lain agar dihindari dari bendabenda tajam yang bisa menyebabkan kontaminasi dari bak pengangkutan. Pada saat pemuatan tidak dibenarkan mendorong drum / haspel / peti / packing dengan garpu forklift. Penempatan drum / haspel / peti / packing selama pengangkutan, penganjalan harus diletakkan pada keempat sudut dari drum / haspel / peti / packing dan jangan diletakkan ditengah-tengah dari drum / haspel / peti / packing tersebut. Haspel yang berdekatan harus diganjal atau diikat dengan tali dan 11
taruhlah bantalan diselasela setiap drum / haspel / peti / packing, jangan dimasukan dibahagian tengah dari sisi drum / haspel / peti / packing dan jika memukul, pukullah dipinggirnya saja. Jangan menaruh drum / haspel pada posisi datar. Pemindahan drum/ haspel yang dilakukan dengan menggelinding dilakukan searah tanda anak panah pada sisi drum / haspel dan tidak melebihi jarak 20 meter. Pada saat menurunkan, jangan menjatuhkan tiang / drum / haspel / peti / packing atau barang lainnya tetapi turunkanlah perlahan – lahan dengan menggunakan peralatan untuk menghidarkan barang-barang tersebt dari kerusakan.
3.6.4 Penjelasan Umum Pekerjaan. Pekerjaan meliputi penyediaan bahan (barang yang diadakan adalah dari mutu yang terbaik), Pengujian barang tersebut dan Pengangkutan dari tempat Pabrikasi sampai ke Gudang PT PLN (PERSERO).
3.6.5 Bahan - bahan yang disediakan Penyedia Barang/ Jasa. Semua material yang disediakan Penyedia Barang/ Jasa harus baru (original) dan belum pernah terpakai, sebelum diserah terimakan Direksi Pekerja / yang ditunjuk akan memeriksa keadaan material tersebut. Untuk meterial yang ditolak Direksi paling lambat 7 hari setelah pemberitahuan penolakan material tersebut harus dikeluarkan dari Gudang tersebut diatas. Direksi akan menguji peralatan tersebut ditempat Penyedia Barang/ Jasa memesan / Pabrikasinya dengan semua biaya Transfortasi, akomodasi dan lain-lain menjadi tanggungan Penyedia Barang/ Jasa. Specifikasi dari masing - masing material harus sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam bestek ini atau sesuai dengan standard yang berlaku. 3.6.6 Barang Disediakan Pemberi Pekerjaan Untuk material yang disediakan oleh Direksi pekerjaan/Pemberi tugas, Penyedia Barang/ Jasa diharuskan mengurus dan mengangkut sendiri dari Gudang Direksi Pekerjaan/Pemberi Pekerjaan/Tugas ke lokasi pekerjaan.
3.6.7 Material Grounding Terminal Lug. Terminal lug jenis compression ialah yang terbuat dari Heavy plate aluminium dan dapat dipakai penghubung kawat terminal tembaga dengan menggunakan baut diameter 12 (dua belas) mm. Ukuran penampang konduktor disesuaikan dengan kebutuhan, Sedang terminal lug untuk kawat tembaga diameter 50 (lima puluh) mm untuk keperluan pertanahan, harus dibuat dari hight putry cooper heavily tinned jenis compression dengan satu lobang berdiameter 12 (dua belas) mm sebagai tempat memasang baut. Preformed termination untuk konduktor yang dipakai adalah dari jenis bare alumunium, PVC precovered alumunium. Kawat tembaga untuk keperluan pentanahan: Yang dipakai adalah tembaga ukuran 50 mm2. Hight konduktifity annealt copper stranded sesuai dengan standard IEC 330.
12
Stainless Steel strip: Terbuat dari iron steel yang tahan terhadap segala cuaca.
3.6.8 Connector Connector yang digunakan adalah jenis compression yang terbuat dari bahan kualitas terbaik (Pre filterwith high quality oxide inhibitine copound) yaitu untuk tanpa tarikan (non tension). Semua ukuran yang disediakan oleh pelaksana harus jelas merk, ukuran dan kategori nya. Non tension connector untuk konduktor Tegangan Rendah. Yang kesemuanya dilengkapi dengan; Protective greases, cover pelindung dan pembersih yang akan digunakan untuk memasangnya. Jenis yang dipakai adalah jenis compression yang akan dipakai untuk menyambung aluminium conductor, dengan ukuran disesuaikan tehadap penampang conductor.
3.6.9 Syarat –Syarat Teknis Lainnya. Syarat-syarat teknis lainnya termasuk didalamnya gambar detail, gambar konstruksi dan sebagainya disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk material Listrik harus digunakan material yang sudah lulus uji atau sertifikat pengawasan mutu. Barang yang ditawarkan harus sesuai dengan SPLN, SNI K-29-HB-01, SNI K-30HB-02 dan spesifikasi teknik lainnya yang berlaku. Barang yang diserahkan harus seratus prosen (100 %) baru, baik, tanpa cacat dan Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab sepenuhnya mengenai kualitas barang, baik terhadap cacat yang tampak maupun cacat yang tersembunyi. Pihak Penyedia Barang/ Jasa/ produsen harus memberi garansi dan tetap bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat lainnya yang disebabkan oleh kesalahan pabrik, dalam batas waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak barang diterima oleh PT PLN (Persero) Wilayah Aceh. Pengajuan permohonan pengujian barang ditujukan kepada Tim Pemeriksa Kualitas Barang PT PLN Wilayah Aceh. Pengiriman material tersebut harus dilakukan dengan pengepakan yang baik dan cukup kuat sehingga terhindar dari kemungkinan terjadi kerusakan atau cacat selama dalam pengangkutan.
3.7 Wakil Penyedia Barang/Jasa Untuk kelancaran dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan di lokasi, penyedia barang/jasa wajib menunjuk seorang wakil dengan disertakan surat penugasan yang mempunyai kuasa penuh di lokasi pekerjaan dan dapat menerima segala perintah maupun petunjuk dari Direksi Pekerjaan. 3.8 Keamanan Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap keamanan barang dan peralatan yang digunakan atau yang ada dibawah tanggung jawabnya.Pengamanan wajib dijalankan oleh penyedia barang/jasa untuk menghindari bahaya pencurian, pengerusakan, kerusakan maupun kerugian lainnya.
3.1 Kebersihan Penyedia barang wajib memelihara kebersihan di tempat pekerjaan. Bahan-bahan dan peralatan kerja yang digunakan harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Sisa-sisa bahan pekerjaan yang tidak digunakan lagi harus segera dibersihkan dari tempat pekerjaan agar tetap bersih.
13
3.2 Gudang Darurat Selama pelaksanaan pekerjaan di lokasi, penyedia barang/jasa wajib mempunyai gudang darurat/sewa gudang untuk meyimpan peralatan kerja dan material listrik dari penyedia barang maupun dari pengguna barang. Penyedia barang/jasa tetap bertanggung jawab atas keselamatan material-materialnya.
3.3 Ketentuan Dokumen Pengadaan Apabila terjadi perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya, maka yang diberlakukan adalah ketentuan pelaksanaan yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan akan ditindaklanjuti dengan amandemen kontrak. Sehubungan dengan hal tersebut, penyedia barang wajib mentaati, memenuhi isi dan makna dari ketentuanketentuan yang tercantum didalam dokumen kontrak. Apabila karena sesuatu hal sehingga terjadi salah perhitungan oleh penyedia barang dalam menyampaikan penawaran tanpa disertakan harganya, sedangkan bagian pekerjaan tersebut nyatanyata tercantum dalam dokumen pelaksanaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan, maka pengguna barang tidak akan memperhitungkan sebagai kerja tambah. Penyedia barang wajib melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikan kualitas barang, kesesuaian spesifikasi dan konstruksinya. 3.4 Kewajiban penyedia barang : a. Melaksanakan semua pekerjaan sesuai dengan gambar konstruksi dan petunjuk pengguna barang. b. Mengajukan permintaan kebutuhan jumlah material yang harus disediakan oleh pengguna barang. c. Membuat laporan harian/mingguan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan di lokasi. d. Selalu mengadakan koordinasi dengan direksi/pengawas pekerjaan terutama tentang hambatan-hambatan di lokasi pekerjaan. e. Membuat as built drawing rangkap 5 (lima) untuk setiap nomor gambar dan mencetak photo dokumentasi pekerjaan sedang berlangsung hingga selesai serta harus disetujui oleh direksi pekerjaan. f. Membuat berita acara serah terima pekerjaan tahap I dan II. 3.5 Tenaga Pelaksana Didalam melaksanakan pekerjaan, penyedia barang harus menyertakan/menggunakan tenaga-tenaga teknis yang ahli dalam bidang pekerjaannya baik tenaga ahli asing/Indonesia yang mempunyai pengalaman kerja/curriculum vitae dalam bidang kerja yang dilaksanakan. Selain tenaga tersebut di atas, penyedia barang akan menyediakan tenaga pelaksana (manpower) secukupnya dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
3.6 Persiapan Pelaksanaan Pada garis besarnya, pekerjaan ini meliputi : 1. Survei/Persiapan Pelaksana. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia barang diwajibkan melakukan survey ulang guna memastikan kebenaran Bill of Quantity di dalam dokumen pengadaan, apakah telah dan dapat dilaksanakan sepenuhnya tanpa ada lingkup pekerjaan yang terlewati. Bila dalam survey ternyata Bill of Quantity dianggap tidak sesuai, maka penyedia barang harus meminta ketegasan kepada Direksi Pekerjaan.
14
2. Penyediaan material yang diperlukan dan disediakan oleh pengguna barang harus dibuatkan bon permintaan sesuai dengan prosedur yang berlaku, sedangkan material yang harus diadakan oleh penyedia barang, sebelum dipasang harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
3.7 Ketentuan Lain Sebelum Pelaksana melaksanakan pekerjaan, harus terlebih dahulu menyediakan/ melengkapi: a. Minimal 1 (satu) kotak P3K lengkap dengan isinya. b. Peralatan kerja.
Segala sesuatu yang kurang jelas agar selalu dikonsultasikan pada Direksi atau petugas/ Pengawas pekerjaan yang ditunjuk.
3.8 Metoda Pelaksanaan 1. Sebelum pekerjaan dimulai Pelaksana harus membuat metoda pelaksanaan pekerjaan terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan menunjukkan kepada Direksi. 2. Setelah mendapat persetujuan dari Direksi, Pelaksana telah diperbolehkan untuk mulai bekerja.
3.9 Ketentuan - ketentuan Tambahan 1. Rencana Kerja a. Pelaksanaan harus bermufakat dengan Direksi untuk menyusun suatu rencana kerja yang selambat - lambatnya satu minggu setelah penanda tanganan perjanjian. b. Pelaksana berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai schedule dan perubahan schedule harus persetujuan dari Direksi pekerjaan. 2. Azas Pelaksanaan Untuk setiap Pekerjaan Pelaksana diharuskan mempekerjakan orang-orang yang mempunyai kecakapan teknik dan pengalaman yang cukup. Pekerja yang dalam penilaian Direksi kurang cakap harus segera diganti atas pernyataan tertulis dari Direksi. 3. Petunjuk Direksi Pelaksana harus bekerja mengikuti ketentuan yang tercantum dalam bestek serta petunjuk dari Direksi Lapangan baik lisan maupun tertulis. Demi kesempurnaan pekerjaan, untuk menyempurnakan menjadi tanggung jawab Pelaksana. 4. Pencabutan Pekerjaan Direksi mempunyai hak untuk mencabut pekerjaan yang dilaksanakan jika : a. Penyelenggaraan tidak memuaskan dan ternyata menyalahi perjanjian yang telah ditetapkan. b. Setelah pelaksana diperingatkan dengan tulisan sebanyak tiga kali dengan selang waktu antara lima hari dan tidak ada perubahan dalam kemajuan pekerjaan penyelesaian selanjutnya akan diatur/ diselesaikan menurut ketentuan - ketentuan Direksi.
15
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA (BoQ)
16
GAMBAR
17
5
ASPAL GORENG
15
LAPISAN PONDASI ATAS (LPA)
25
LAPISAN PONDASI BAWAH (LPB)
15
URUGAN SIRTU
25
URUGAN TANAH BEKAS GALIAN Dipadatkan
5
CONCRETE TILE
30
URUGAN PASIR
15 30
Kabel TM NA2XSEYBY 20 kV
40 Pipa Galvanisir
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
PENEMPATAN KABEL TANAH 20 kV MELINTANG PADA JALAN ASPAL (UCR – H-1) Skala Package No. Sheet No.
1 : 10
Digambar Direncana Diperiksa Disahkan
Rudy Hernady Rudy Hernady Ardian Musnadi Harianto
85
URUGAN TANAH BEKAS GALIAN Dipadatkan
5
CONCRETE TILE
30
URUGAN PASIR
15 30 Kabel TM NA2XSEYBY 20 kV
40
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
PENEMPATAN KABEL TANAH 20 kV MELINTANG PADA BERM JALAN (UCB - 1) Skala Package No. Sheet No.
1 : 10 05 2-4
Digambar Direncana Diperiksa Disahkan
Rudy Hernady Rudy Hernady Ardian Musnadi Harianto
85
URUGAN TANAH BEKAS GALIAN Dipadatkan
5
CONCRETE TILE
30
URUGAN PASIR
15 40 Kabel TM NA2XSEYBY 20 kV
50
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
PENEMPATAN KABEL TANAH 20 kV MELINTANG PADA BERM JALAN (UCB - 2) Skala Package No Sheet No.
1 : 10 05 3-4
Digambar Direncana Diperiksa Disahkan
Rudy Hernady Rudy Hernady Ardian Musnadi Harianto
5
ASPAL GORENG
15
LAPISAN PONDASI ATAS (LPA)
25
LAPISAN PONDASI BAWAH (LPB)
15
URUGAN SIRTU
25
URUGAN TANAH BEKAS GALIAN Dipadatkan
5
CONCRETE TILE
30
URUGAN PASIR
15 40
Kabel TM NA2XSEYBY 20 kV
50
Pipa Galvanisir
PT PLN (PERSERO) WILAYAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM
PENEMPATAN KABEL TANAH 20 kV MELINTANG PADA JALAN ASPAL (UCR – H-2) Skala Package No. Sheet No.
1 : 10 05 4-4
Digambar Direncana Diperiksa Disahkan
Rudy Hernady Rudy Hernady Ardian Musnadi Harianto
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
275
560
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM NO. 1 2
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
1 *)
ISOLATOR TARIK 20 KV
SET
3
-
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
5
18 12
11 1
2
13
7 15
3
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
-
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
2
6
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan) BTG
-
7
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
4
8
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
9
CENTRE BREACKET
BH
-
10
SIDE BREACKET
BH
-
11
ALUMUNIUM BINDING WIRE
12
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
3
13
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
4
14
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
15
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
1
16
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
17
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
18
CONNECTOR AL
BH
3 *)
19
KLEM TRAVERS
BH
-
20
KLEM TUPANG TRAVERS
BH
-
MTR
1,5 *)
Gambar : 150 350 1/6 PANJANG TIANG
150
350
200
300
500
CATATAN : *) BILA PEMBANGUNAN DIMULAI PADA JARINGAN YANG SUDAH ADA
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B3-L] No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
275
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
560
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM SATUAN VOLUME
NAMA MATERIAL
NO. 1
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
-
2
ISOLATOR TARIK 20 KV
SET
3
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
5 12
2
13
7 15
3
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
-
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
-
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
2
6
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan) BTG
-
7
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
4
8
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
9
CENTRE BREACKET
BH
-
10
SIDE BREACKET
BH
-
11
ALUMUNIUM BINDING WIRE
12
MTR
-
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
3
13
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
4
14
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
15
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
1
16
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
17
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
18
CONNECTOR AL
BH
-
19
KLEM TRAVERS
BH
-
20
KLEM TUPANG TRAVERS
BH
-
Gambar : 150
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B3-R]
350 1/6 PANJANG TIANG
150
350
200
300
500
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
275
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
560
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM NAMA MATERIAL
NO. 1 2
SATUAN VOLUME
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
1
ISOLATOR TARIK 20 KV
SET
6
-
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
5
18 12
11 1
2
13
7 15
3
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
-
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
2
6
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
7
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
4
8
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
9
CENTRE BREACKET
BH
10
SIDE BREACKET
BH
-
11
ALUMUNIUM BINDING WIRE
MTR
1,5
12
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
3
13
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
4
14
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
15
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
1
16
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
17
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
18
CONNECTOR AL
BH
3
19
KLEM TRAVERS
BH
-
20
KLEM TUPANG TRAVERS
BH
-
Gambar : 150
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B5]
350 1/6 PANJANG TIANG
150
350
200
300
500
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
275
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
560
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM NO. 1 2
NAMA MATERIAL ISOLATOR TUMPU 20 KV ISOLATOR TARIK 20 KV
SATUAN VOLUME SET
2
SET
6
-
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
5
18 12
11 1
oor kan Sch Arah Tari 2
13
7 15
3
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
-
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
2
6
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
7
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
4
8
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
9
CENTRE BREACKET
BH
-
10
SIDE BREACKET
11
ALUMUNIUM BINDING WIRE
12 13
BH
-
MTR
3,0
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
3
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
4
14
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
15
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
1
16
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
17
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
18
CONNECTOR AL
BH
3
19
KLEM TRAVERS
BH
-
20
KLEM TUPANG TRAVERS
BH
-
Gambar : 150
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B5-S2]
350 1/6 PANJANG TIANG
150
350
200
300
500
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
100
275
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
500
50
500
560
50 100
700
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM NO.
11 1
1 2
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
5
ISOLATOR TARIK 20 KV
SET
3
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
18
4
12 6
2
13
7
15
3
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
-
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
1
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
2
6
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
7
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
6
8
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
9
CENTRE BREACKET
BH
10
SIDE BREACKET
BH
-
11
ALUMUNIUM BINDING WIRE
MTR
6,0
12
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
3
13
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
6
14
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
1
15
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
2
16
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
17
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
18
CONNECTOR AL
BH
3
19
KLEM TRAVERS
BH
-
20
KLEM TUPANG TRAVERS
BH
-
Gambar :
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B7] No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS
1/6 PANJANG TIANG
150 350 150
350
200
300
500
DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
275
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM 560
NO. 1 2
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
3
ISOLATOR TARIK 20 KV
SET
-
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
3
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
-
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
1
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
11
6
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
1
7
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
-
8
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
1
9
CENTRE BREACKET
BH
-
10
SIDE BREACKET
BH
-
11
ALUMUNIUM BINDING WIRE
MTR
4,5
12
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
-
13
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
1
14
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
1
15
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
1
16
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
17
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
18
CONNECTOR AL
BH
-
19
KLEM TRAVERS
BH
-
20
KLEM TUPANG TRAVERS
BH
-
4 13 14
7
15
Gambar : 100 100 1/6 PANJANG TIANG
100
700
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B9] No. GAMBAR :
800 200
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
275
150
350
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
500 500 350 150
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM
1055
NO.
18 5
11 1
12 2
13 7 15
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
1
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
1
2
ISOLATOR TARIK 20 KV # BALL CLEVIS (BALL EYE), # STRAIN CLAMP, # SOCKET THIMBLE, # CROSS ARM CLEVIS
SET
6
3
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
-
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
-
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
4
6
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
7
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
8
8
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
9
CENTRE BREACKET
BH
10
SIDE BREACKET
BH
-
11
ALUMUNIUM BINDING WIRE
MTR
1,5
12
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
6
13
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
8
14
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
15
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
2
16
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
17
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
18
CONNECTOR AL
BH
3
19
KLEM TRAVERS
BH
-
20
KLEM TUPANG TRAVERS
BH
-
Gambar : 150 350 1/6 PANJANG TIANG
150
350
200
300
500
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B10] No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
275
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
560
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM NO.
1 12 2 5 14 15 8 16
20
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
1
KONDUKTOR AAAC
2
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
3
3
ISOLATOR TARIK 20 KV
SET
-
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
-
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
3
6
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
7
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
8
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
-
9
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
10
CENTRE BREAKET
BH
-
11
SIDE BREAKET
12
ALUMUNIUM BINDING WIRE
13 14
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
BH
-
MTR
4,5
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
2
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
4
15
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
16
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
-
17
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
18
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
19
CONNECTOR AL
BH
-
20
TIANG BETON
BTG
1
Gambar : 100 700 500 1/6 PANJANG TIANG
100
500 50
50
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B1] No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
275
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 560
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTM NO.
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
1
KONDUKTOR AAAC
2
ISOLATOR TUMPU 20 KV
SET
6
3
ISOLATOR TARIK 20 KV
SET
-
# BALL CLEVIS (BALL EYE), # SOCKET THIMBLE, # STRAIN CLAMP, # CROSS ARM CLEVIS
4
CROSS ARM UNP 80,45,5x1500 mm
BTG
-
5
CROSS ARM UNP 80,45,5x2000 mm
BTG
2
6
CROSS ARM UNP 80,45,5x2400 mm (Aspan)
BTG
-
7
CROSS ARM UNP 100,45,5x2400 mm (Aspan) BTG
-
2
8
CROSS ARM BRACE 850 mm
BTG
4
9
CROSS ARM BRACE 1500 mm
BTG
-
5
10
CENTRE BREAKET
BH
-
11
SIDE BREAKET
BH
-
12
ALUMUNIUM BINDING WIRE
MTR
6,0
13
DOUBLE ARMING BOLT 300 mm
BH
3
14
BOLT AND NUTS 1/2X2" + WASHER
BH
4
15
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
1
16
BOLT AND NUTS 5/8X12" + WASHER
BH
1
17
KLEM D 5/8X11" + MUR & BAUT
BH
-
18
JOINT SLEEVE FOR AAAC
BH
-
19
CONNECTOR AL
BH
-
20
TIANG BETON
BTG
1
12 1
13 14 8 16
20
Gambar : 100 700 500 1/6 PANJANG TIANG
100
500 50
KONSTRUKSI SUTM TIANG BETON [B2] No. GAMBAR :
50
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
275
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI OPSTIK KABEL NO. 1
7 3 1500
14
11
2
5500 16 15 2500
6
5
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
KABEL XLPE 20 KV 3 PHASA
MTR
15 *)
2
TERMINATING OUTDOOR 20 KV
SET
1
3
LIGHTNING ARRESTER 20 KV 10 KA
BH
3
4
CROSS ARM UNP 80,40,5;2400 mm (Aspan)
BTG
-
5
CONNECTOR AAAC
6
PIPA BESI GALVANIS 4" @ 6 MTR
7
BH
6
BTG
1
CLAMP DOUBLE D 10-3" +MUR & BAUT
BH
1
8
CLAMP DOUBLE D 11-4" + MUR & BAUT
BH
2
9
CLAMP D 3" + MUR & BAUT
BH
-
10
CLAMP D 4" + MUR & BAUT
BH
-
11
KAWAT BCC 50 mm2
MTR
15
12
COPER CLAD EARTHING ROD 2400 mm
BTG
1
13
COPPER TERMINAL LUG 50 mm2
BH
1
14
CONNECTOR CU 50 mm2
BH
2
15
PIPA BESI GALVANIS 1/2" @ 3 MTR
BTG
1
16
CLAMP DOUBLE D 11-5/8" + MUR & BAUT
BH
2
17
CLAMP D 5/8x11" + MUR & BAUT
BH
-
1 Gambar :
KONSTRUKSI OPSTIK KABEL PADA SATU TIANG [OC-11]
8 500 13
No. GAMBAR : 12
CATATAN : *) Panjang Kabel sudah termasuk seling sepanjang 3m/set
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
340 70
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 340
11
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR
3 70
NO.
NAMA MATERIAL
STN
VOL
1
SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
SET
-
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
-
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
2
BH
-
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
-
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
-
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
8
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
BH
-
9
STAINLES STEEL STRIP
MTR
-
10
STOPPING BUCLE
BH
11
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
2
Gambar :
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB9] 1/6 PANJANG TIANG
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
410
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 410 DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR
1 11
NO.
NAMA MATERIAL
SATUAN VOLUME
1
SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
SET
1
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
-
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
-
BH
-
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
-
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
-
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
-
8 9
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
BH MTR
-
10
STOPPING BUCLE
BH
-
11
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
1
STAINLES STEEL STRIP
Gambar :
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB1] 1/6 PANJANG TIANG
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
410
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 410 2 11
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR NO. 1
NAMA MATERIAL SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
STN
VOL
SET
-
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
1
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
-
BH
-
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
-
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
-
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
-
8 9
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
BH MTR
-
10
STOPPING BUCLE
BH
-
11
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
1
STAINLES STEEL STRIP
Gambar :
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB2] 1/6 PANJANG TIANG
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
410
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 410
11
3 DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR NO. 1
8
NAMA MATERIAL SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
STN
VOL
SET
-
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
-
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
1
BH
-
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
-
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
-
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
-
8
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
BH
4 -
9
STAINLES STEEL STRIP
10
STOPPING BUCLE
BH
11
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
MTR
1
Gambar :
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB3-L] 1/6 PANJANG TIANG
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
410
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 410
3 DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR NO.
11
1 Arah Tarikan Schoor S-I
9
4
10
NAMA MATERIAL SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
STN
VOL
SET
-
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
-
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
1
BH
1
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
4
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
-
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
-
8
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
9
STAINLES STEEL STRIP
10 11
BH
-
MTR
1
STOPPING BUCLE
BH
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
2 1
Gambar :
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB3-R] 1/6 PANJANG TIANG
5
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
410
410
11
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
3
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR NO. 6 7
STN
VOL
SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
SET
-
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
-
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
1
BH
-
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
1
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
3
8
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
BH
9
STAINLES STEEL STRIP
-
10
STOPPING BUCLE
BH
11
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
1
NAMA MATERIAL
Gambar :
1/6 PANJANG TIANG
MTR
1
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB5]
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
340
70
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
340 1 11
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR
70 NO.
8
NAMA MATERIAL
STN
VOL
1
SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
SET
2
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
-
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
-
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
-
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
-
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
-
8
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
BH
8 -
BH
9
STAINLES STEEL STRIP
10
STOPPING BUCLE
BH
11
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
MTR
2
Gambar :
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB6] 1/6 PANJANG TIANG
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
340
70
340
3
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 11 DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI SUTR
70 NO.
1
8
13
NAMA MATERIAL
STN
VOL
1
SUSPENSION ASSEMBLY (LENGKAP)
SET
1
2
LARGE ANGLE SYSTEM ASSEMBLY
SET
-
3 4
FIXED DEAD END ASSEMBLY BUNDLE END PROTECTION SET
SET
1
BH
-
5
PROTECTIVE PLASTIC TAPE
BTG
-
6
INSULATED TENSION JOINT
BH
-
7
INSULATED NON TENSION JOINT
BH
-
8
BUNDLE CONDUCTOR CONNECTOR
BH
4 -
9
STAINLES STEEL STRIP
10
STOPPING BUCLE
BH
11
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
MTR
1
Gambar :
KONSTRUKSI SUTR TIANG BETON [TB7] 1/6 PANJANG TIANG
No. GAMBAR :
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 1100 2
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI
9 6
NO.
3 23
1200
27
12
1900
11 20
1 21 5 BERBAHA YA TEGANGA N TINGGI
10 22
15 14 18
28
19
29
30 16
17 750
30
32
26
31
4
7
750
SATUAN
VOLUME
1
TRAFO DISTRIBUSI 3 PHASA 100 kVA
NAMA MATERIAL
BH
1
2
LIGHTNING ARRESTER 20 KV
BH
3
3
FUSE CUT OUT 20 KV 100 A + FUSE LINK
SET
3
4
PANEL BAGI TEGANGAN RENDAH (LVC)
SET
1
5
CROSS ARM UNP 100,45,5;2400 mm (u/ TRAFO)
BTG
1
6
CROSS ARM UNP 80,45,5;2400 mm (u/ CO+LA)
BTG
1
7
CROSS ARM UNP 65,45,5x2400 mm (u/ LVC)
BTG
2
8
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
9
BOLT AND NUTS 5/8x2" + WASHER
BH
2
10
U BOLT D 11X5/8" + WASHER
BH
6
11
DUDUKAN TRAFO (RAK TRAFO)
SET
1
12
KAWAT AAAC 70 mm2
MTR
9
13
CONNECTOR AL
14
BH
3
KABEL NYY 4x70 mm²
MTR
11
15
KABEL NYY 4x50 mm²
MTR
22
16
COPPER TERMINAL LUG 70 mm²
BH
8
17
COPPER TERMINAL LUG 50 mm²
BH
8
18
CLAMP DOUBLE D 11-3" + MUR & BAUT
BH
6
19
STAINLESS STEEL STRIP+STOPPING BUCKLE
SET
3
20
CLAMP KABEL TRAFO
BH
2
21
CLAMP KABEL JURUSAN
BH
4
22
PAPAN TANDA BAHAYA
BH
1
23
KAWAT BCC 50 mm2
MTR
24
24
COPPER CLAD EARTHING ROD 2400 mm
BTG
2
25
COPPER TERMINAL LUG 50 mm2
BH
2
26
KLEM 3" + MUR & BAUT
BH
-
27
CONNECTOR CU
BH
3
28
PIPA BESI GALVANIZIR 1/2" @ 3 mtr
BTG
2
29
PIPA BESI GALVANISIR 2,5" @ 3 mtr
BTG
1
30
PIPA PVC UNITED 3" @ 4 mtr
BTG
2
31
ELBOUW PIPA GALVANISIR 2,5"
BH
2
32
ELBOUW PIPA PVC 3"
BH
4
Gambar :
KONSTRUKSI GARDU TIANG TRAFO 20 KV (DENGAN RAK TRAFO)
No. GAMBAR : 25
24
1/6 PANJANG TIANG
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
13
PT PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH 1100 2
DAFTAR MATERIAL KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI
9 6
NO.
3 23
1200
27
12
1900
11 20
1 21 5 BERBAHA YA TEGANGA N TINGGI
10 22
15 14 18
28
19
29
30 16
17 750
30
32
26
31
4
7
750
SATUAN
VOLUME
1
TRAFO DISTRIBUSI 3 PHASA 100 kVA
NAMA MATERIAL
BH
1
2
LIGHTNING ARRESTER 20 KV
BH
3
3
FUSE CUT OUT 20 KV 100 A + FUSE LINK
SET
3
4
PANEL BAGI TEGANGAN RENDAH (LVC)
SET
1
5
CROSS ARM UNP 100,45,5;2400 mm (u/ TRAFO)
BTG
1
6
CROSS ARM UNP 80,45,5;2400 mm (u/ CO+LA)
BTG
1
7
CROSS ARM UNP 65,45,5x2400 mm (u/ LVC)
BTG
2
8
BOLT AND NUTS 250 mm + WASHER
BH
-
9
BOLT AND NUTS 5/8x2" + WASHER
BH
2
10
U BOLT D 11X5/8" + WASHER
BH
6
11
DUDUKAN TRAFO (RAK TRAFO)
SET
1
12
KAWAT AAAC 70 mm2
MTR
9
13
CONNECTOR AL
14
BH
3
KABEL NYY 4x70 mm²
MTR
11
15
KABEL NYY 4x50 mm²
MTR
22
16
COPPER TERMINAL LUG 70 mm²
BH
8
17
COPPER TERMINAL LUG 50 mm²
BH
8
18
CLAMP DOUBLE D 11-3" + MUR & BAUT
BH
6
19
STAINLESS STEEL STRIP+STOPPING BUCKLE
SET
3
20
CLAMP KABEL TRAFO
BH
2
21
CLAMP KABEL JURUSAN
BH
4
22
PAPAN TANDA BAHAYA
BH
1
23
KAWAT BCC 50 mm2
MTR
24
24
COPPER CLAD EARTHING ROD 2400 mm
BTG
2
25
COPPER TERMINAL LUG 50 mm2
BH
2
26
KLEM 3" + MUR & BAUT
BH
-
27
CONNECTOR CU
BH
3
28
PIPA BESI GALVANIZIR 1/2" @ 3 mtr
BTG
2
29
PIPA BESI GALVANISIR 2,5" @ 3 mtr
BTG
1
30
PIPA PVC UNITED 3" @ 4 mtr
BTG
2
31
ELBOUW PIPA GALVANISIR 2,5"
BH
2
32
ELBOUW PIPA PVC 3"
BH
4
Gambar :
KONSTRUKSI GARDU TIANG TRAFO 20 KV (DENGAN RAK TRAFO)
No. GAMBAR : 25
24
1/6 PANJANG TIANG
Skala : Tanpa Skala
AKTIVITAS DI GAMBAR
: RUDY HERNADY
DI RENCANA
: RUDY HERNADY
DIPERIKSA
: ARDIAN MUSNADI
DISETUJUI
: HARIANTO
PARAF
TANGGAL
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
BAB 6 KRITERIA DESAIN KONSTRUKSI SALURAN KABEL BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH Saluran kabel bawah tanah adalah jaringan distribusi tegangan menengah yang ditaman didalam tanah pada kedalaman tertentu. Jenis kabel yang dipasang bermacam macam, namun saat ini dari jenis yang berisolasi XLPE berpelindung mekanis, berbalut pita tembaga dan bahan semi konduktif dengan inti penghantar jenis alumunium. Terdapat dua jenis kabel bawah tanah yaitu berinti tunggal (single core) dan berinti banyak (multi core) dengan luas penampang 150 mm2 , 240 mm2 dan 300 mm2 Pada konstruksi Saluran Kabel Bawah Tanah sangat tidak dianjurkan penggunaan jenis kabel Tegangan Menengah tanpa berpelindung mekanis plat/pita/kawat besi atau Alumunium
Gambar 6. Kabel tanah berisolasi XLPE
6.1 KONSTRUKSI PENGGELARAN KABEL 6.1.1 Kedalaman galian dan perlindungan mekanis kabel Menurut standar pabrik untuk mendapatkan kemampuan hantar arus 100 % kabel ditanam 70 cm dibawah tanah dengan lebar galian minimum 40 cm. Untuk melindungi terhadap tekanan mekanis, permukaan kabel ditutup pasir dengan tebal tidak kurang dari 5 cm (total 20 cm) selanjutnya ditutup dengan batu pelindung. Batu pelindung menutupi seluruh jalur galian dan berfungsi juga sebagai tanda perlindungan adanya kabel tergelar ditempat tersebut. PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 6 Hal. 1
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Batu peringatan terbuat dari beton tipis atau sejenisnya dengan tebal 6 cm. Lubang galian kemudian ditutup dengan tanah dan batu yang dikeraskan. Khusus di daerah metropolitan dengan kepadatan beban lebih dari 5 MVA/km2, direkomendasikan menggunakan pipa fleksibel (corrugated pipe). Kabel dimasukan ke dalam pipa sepanjang jalur, dengan catatan untuk daerah lama (intensifikasi), penggunaan pipa fleksibel harus memperhatikan konstruksi eksisting kabel sebelumnya.
6.1.2 Penggelaran lebih dari 1 (satu) kabel Pada satu parit/galian bisa lebih dari 1 ( satu) kabel digelar. Penggelaran lebih dari 1 (satu) kabel berjarak 2 x diameter luar kabel. Agar kabel tidak bersinggungan maka disisipi dengan batubata. Untuk kabel jenis single core, digabung jadi satu menjadi bentuk treepoid.
6.1.3 Jarak kabel tanah dengan utilitas lain Kabel tanah TM dipasang dibawah kabel tanah tegangan rendah. Kabel tanah tegangan rendah dipasang dibawah kabel telekomunikasi. Pada persilangan antar jalur kabel tanah harus dilindungi dengan pelindung dari beton, kecuali jika salah satu darinya sudah terlindung didalam beton. Jalur kabel tanah yang berada dibawah harus dilindungi/ ditutup dengan lempengan atau pipa belah beton atau sekurang kurangnya dari bahan tahan mekanis yang sederajat. Tutup perlindungan harus dilebihkan 0,5 meter kearah keluar dengan dimensi minimal 1 x1 1 meter. Jarak kabel tanah dengan untilitas lain dipersyaratkan sebagaimana pada tabel 6.1 dihalaman berikut: Tabel 6.1 Jarak Kabel tanah
Persilangan dengan
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Jarak tidak kurang dari
1. Kabel TR
> 30 cm
2. Kabel Telkom
> 50 cm
3. Pipa Gas
> 50 cm
6. Pipa Air
> 10 Cm
Bab. 6 Hal. 2
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Jika kondisi diatas tidak terpenuhi maka salah satu kabel yang dibawah harus dilindungi dengan pelindung mekanis (plat beton/ beton slab 0,05 x 1 x 1 m atau pipa beton belah dengan diameter 4 inchi (10 cm). Jika kabel dipasang sejajar dengan kabel telekomunikasi harus di usahakan sejauh mungkin dengan menempatkan pada sisi jalan yang berlainan.
6.1.4 Persilangan dengan bangunan diatas tanah Guna menghindari pengaruh getaran mekanis, jarak kabel dengan pondasi bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Tabel 6.2 Jarak Kabel tanah dengan pondasi bangunan
No.
Utilitas
Jarak sekurangnya
1.
Menara baja
> 80 cm
2.
Pondasi bangunan jembatan
> 80 cm
3.
Tiang TM
> 30 cm
Jika kondisi tersebut diatas tidak dapat dipenuhi, kabel harus dilindungi dengan pipa pelindung beton, ditambah 0,5 meter kiri kanan dari kaki bangunan.
6.1.5 Persilangan dengan rel kereta api Persilangan dengan jalur kereta api harus dilakukan dengan pipa baja sekurang kurangnya 2 meter dibawah jalur kereta dan sekurang kurangnya 2 meter keluar dari sisi luar rel kereta.
6.1.6 Persilangan dengan saluran air dan bangunan air Pada persilangan dengan saluran air, harus diletakkan paling sedikit 1 meter dibawah datar saluran air jika saluran air terlalu lebar (sungai) harus dengan jembatan kabel.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 6 Hal. 3
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Tabel 6.3 Penggelaran Kabel tanah pada persilangan dengan saluran air
No
Lebar saluran
Fasilitas perlindungan
1.
1 meter
Pipa dibawah dasar saluran
2.
Kurang dari 6 meter
Double UNP 15 diatas saluran dengan pondasi
3.
Lebih dari 6 meter
Dengen jembatan kabel
4.
Lebih dari 40 meter
Dengan saluran udara dan perlindung lighting arrester pada masing masing tiang.
Pada saluran air laut, kabel tanah dilakukan sedapat mungkin 2 meter di bawah dasar laut, jika tidak memungkinkan harus dibebani (diberi jarak untuk tidak terseret air laut pada kiri kanan saluran harus diberi tanda kabel marine untuk kabel tanah yang dipasang dekat/dibawah bangunan pengairan harus dari jenis dengan pelindung metal dan ditutup dengan pipa baja. Sebaiknya mengikuti ketentuan lembaga Perhubungan Laut terkait.
6.1.7 Persilangan dengan jalan umum Kabel harus diletakkan sekurang kurangnya 1 meter dibawah badan jalan, dimasukan dalam pipa PVC atau buis beton ditambah 0,5 m kiri kanan jalan. Pelaksanaan dapat dilakukan dengan sistem bor atau crossing.
6.1.8 Terminasi Kabel Terminasi kabel pada gardu harus ditopang tegak lurus. Bagian pelindung atau pita tembaga harus dibumikan. Apabila terminasi dilakukan diatas tiang sepanjang 3 meter harus dilindungi dengan pipa metal 3 inchi yang digalvanis. Saat instalasi harus dihindari terjadinya terpuntirnya kabel phasa terminal kabel.
6.1.9 Radius belokan kabel Kabel tidak boleh dibelokan 900. Radius belokan harus tidak kurang dari 15 x diameter kabel.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 6 Hal. 4
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
6.1.10 Kabel Rak (Cable Duct) Penggelaran kabel pada rak kabel harus tetap menjaga jarak 2 x diameter kabel. Kabel harus diikat atau diklem dengan klem yang terbuat dari bahan non mekanik. Bagian logam dari rak kabel harus dibumikan.
6.2 TRANSPORTASI DAN PENANGANAN (HANDLING) KABEL Kabel
tanah
tegangan
menengah
harus
ditransportasi
dan
dilaksanakan
penggelarannya dengan hati hati. Bentuk isolasi kabel harus dijaga tetap bulat tidak ada cacat atau deformasi yang dapat ditolerir.
6.2.1 Pengangkutan kabel Kabel harus ditranportasikan sejauh mungkin dengan haspelnya digelindingkan dengan tangan dan diangkat dengan forlift tidak boleh dibanting atau dijatuhkan. Jika pengangkutan kabel dalam volume terbatas dapat dilakukan menggulung kabel membentuk angka 8 dengan radius R = 15 kali diameter kabel.
6.2.2 Penggelaran kabel Kabel tidak boleh ditarik dengan mesin winch atau mesin tarik. Haspel kabel ditunjang dengan dongkrak diputar dengan tangan . selanjutnya di seling lebih dulu baru ditarik dengan tangan. Kabel tidak boleh ditarik menggeser tanah, namun harus diatas rol tarik / rol lurus, untuk belokan harus dipakai rol sudut. Jarak antar rol
5 meter dan tiap antaranya 1 (satu) petugas penarik. Selama
penggelaran kabel dilarang terlindas kendaraan. Dalam proses penarikan ujung kabel harus diikat dengn pullinggrip dan dikombinasikan dengan swivel untuk mencegah kabel terpuntir. Setelah selesai penarikan 1 haspel pertama kabel dilebihkan 1 meter untuk sambungan kabel dan ujung kabel harus ditutup (dop) agar bebas air masuk. Keselamatan lingkungan perlu diperhatikan selama pelaksanaan penggelaran termasuk penggunaan atas utilitas lain yang ada didalam tanah.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 6 Hal. 5
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
6.2.3 Penutupan jalan dan penandaan jalur Sebelum digelar bagian dasar galian dilapisi pasir halus yang tidak mengandung batu tajam setebal 5 cm. Kemudian kabel baru digelar setelah diberi tanda label nama kabel. Penimbunan pasir setebal 20 cm kemudian ditutup dengan batu peringatan/ beton slab. Ukuran 0,06 x 0,45 x 0,3 cm bagian berwarna merah menghadap keatas. Batu peringatan menutupi penuh lebar galian dan dipasang sepanjang jalur kabel, kecuali pada pelintasan jalan raya. Bagian atas batu peringatan kemudian dipadatkan (tidak boleh dipakai stamper) setinggi permukaan galian baru direkondisi (aspal, hotmik, floor dan lain lain). Untuk menandai jalur kabel dipasang patok pilot kabel dengan jarak tidak melebihi 30 meter satu sama lain. Patok patok pilot dipasang juga pada titik belok kabel, titik masuk dan keluar crossing jalan, titik masuk ke gardu distribusi dan titik ke tiang listrik. Pada titik sambung dipasang blok tanda MOF kabel/ sambungan kabel.
6.3 MATERIAL SALURAN KABEL TANAH Sejumlah komponen atau material saluran kabel tanah harus disiapkan sebelum penggelaran. Komponen komponen ini harus memenuhi persyaratan teknis elektris dan mekanis.
6.3.1 Kabel tanah Kabel yang dipakai harus memenuhi persyaratan teknis yang sesuai dengan kondisi sistem tenaga listrik dan sistem proteksinya. Contoh : Spesifikasi teknis Kabel tanah di wilayah PLN Distribusi DKI dan Tangerang. Gardu Induk dengan transformator 60 mVA, X=12,5 % Pembumian low resistance pada netral sisi 20 kV, 12 Ohm, jenis kabel NA2XSEY dan NA2XSY. Rated Voltage
24 kV
Insulation Withstand Voltage (BIL TID)
125 kV
Short Circuit making current
31,5 kA
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 6 Hal. 6
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Short circuit with stand current selama 1 detik
12,5 kA
Rated short circuit current
13,7 kA
Impulse test DC voltage 1 menit
57 kV
Power frekwensi test voltage 15 menit
20 kV
6.3.2 Batu Peringatan Batu terbuat dari beton atau setara dengan ukuran (relatif) 0,06 x 0,45 x 0,3 m. Bagian atas tercetak tanda kilat + tulisan Awas Kabel Listrik 20.000 Volt dan diberi warna cat merah. Lempengan batu (Slab) harus mampu menahan beban mekanis sebesar 50 kg/cm2.
6.3.3 Patok pilot kabel dan MOF kabel Patok pilot ini berukuran tinggi 60 cm, panjang dan lebar 10 cm (60 + 10 + 10 cm). patok pilot terbuat dari bahan beton cor (1:2:3) dengan tulang besi
8 mm2
berbentuk slop. Dibedakan 2 jenis patok pilot yaitu untuk penempatan di pinggir jalan berdiri diatas tanah dan untuk penempatan pada trotoar pejalan kaki dibentuk rata dengan permukaan trotoar. Pada patok terekam tanda kabel PLN demikian juga patok tanda MOF PLN terekam MOF PLN.
6.3.4 Timah Label Timah label dipasang pada kabel sebelum jalur galian ditimbun terbuat dari timah hitam dengan tebal 1 mm, lebar 6 cm, panjang 15 cm. Timah label dipasang dengan jarak setiap 6 meter, dimana setiap label terekam data : -
Nama Kabel/nama penyulang
-
Ukuran penghantar, jenis logam penghantar
-
Jenis isolasi
-
Nama pelaksana
-
Nomor SPK
dan tanggal pelaksanaan
6.3.5 Pasir Urug Pasir urug adalah dari jenis pasir halus tanpa batu kerikil, kotoran kotoran lain dan bukan pasir laut.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 6 Hal. 7
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
BAB 7 KRITERIA DESAIN KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI Gardu distribusi merupakan suatu bangunan yang di dalamnya terdapat instalasi Transformator, Instalasi Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) tegangan menengah ataupun tegangan rendah dan instalasi pembumian. Fungsi gardu distribusi menurunkan tegangan pelayanan yang lebih tinggi menjadi tegangan pelayanan yang lebih rendah. Penempatan/letak gardu distribusi dilokasi yang mudah dijangkau secara operasional.
Pada gardu terdapat komponen komponen saklar, pengaman transformator dan perlengkapan hubung bagi, instalasi pembumian. Komponen komponen tersebut harus memenuhi persyaratan/spesifikasi teknis yang sesuai dengan kapasitas dan sistem tenaga listrik dimana gardu tersebut beroperasi serta situasi kondisi lingkungan. Penyimpangan dari pemenuhan ketentuan tersebut dapat menyebabkan penurunan kinerja komponen. Pemasangan papan awas awas (tanda bahaya) pada gardu distribusi disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
Dilihat dari jenis konstruksinya terdapat 2 jenis gardu distribusi yaitu gardu untuk konstruksi dalam dan untuk konstruksi luar. Kedua jenis konstruksi dipengaruhi oleh konstruksi jaringan distribusi, kepadatan beban dan kebijakan setempat.
Gardu distribusi konstruksi dalam contohnya adalah bentuk gardu beton dengan semua komponen instalasinya berada dalam ruang tertutup. Termasuk diantaranya konstruksi metalclad atau sejenis. Gardu distribusi konstruksi luar contohnya dalam bentuk gardu pasangan luar, gardu tiang baik gardu cantol, gardu portal ataupun garpor (GP6)
Seluruh instalasi gardu harus dilengkapi dengan papan peringatan tentang instalasi bertegangan & berbahaya yang terpasang jelas pada pintu gardu atau tiang gardu.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 1
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
7.1 KONSTRUKSI GARDU BETON (MASONRY WALL DISTRIBUTION SUBSTATION) Gardu beton harus mempunyai persyaratan fisik yang cukup guna memudahkan konstruksi instalasi, operasi dan pemeliharaan. 1.
Pintu minimal dengan lebar 120 cm.
2.
Ventilasi yang cukup dengan luas jendela ventilasi tidak kurang dari 20 % luas dinding.
3.
Cukup tersedia akses untuk keluar masuk gardu.
4.
Tinggi ruang minimal 3 meter.
5.
Elevasi dasar lantai gardu tidak kurang dari 20 cm dari resiko tinggi permukaan kemungkinan banjir
Ruang gardu harus memberikan cukup ventilasi untuk menjaga ambient temperature rata rata 400 C. Terdapat 2 penggunaan gardu, yaitu sebagai Gardu Distribusi (GD) untuk pelayanan umum dan sebagai Gardu Hubung (GH).
7.1.1 Susunan Tata Ruang Mengingat tidak terdapatnya ruangan khusus untuk tegangan rendah, maka penempatan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB TM) dalam gardu disusun dengan memperhatikan perilaku dan sifat kerja para operator, keamanan dan keselamatan operator.
PHB TR ditempatkan pada sisi masuk sebelah kiri atau sebelah kanan. Selanjutnya susunan PHB TM dan transformator pada dinding di muka pintu masuk. Ruang antara PHB TM dengan dinding sebelah kiri kanan tidak kurang lebar 1 meter dan jarak bagian belakang PHB dengan dinding minimal 60 cm. Cukup tersedia ruang antara petugas berdiri dengan PHB TR minimal dari 75 cm (lihat gambar 7.1). Ruang gardu harus dilengkapi man hole dan tersedia tempat untuk cadangan tambahan kubikel PHB TM sekurang kurangnya 1(satu) buah.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 2
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Gambar 7.1. Peletakan (lay out) Perlengkapan Gardu Distribusi Beton.
7.1.2 Instalasi Perlengkapan Hubung Bagi TeganganMenengah (PHBTM) Perlengkapan hubung bagi tegangan menengah (PHB TM) pada Gardu Distribusi (GD) terdiri atas dua jenis yaitu untuk instalasi dalam dan instalasi/konstruksi luar. Instalasi PHB TM konstruksi dalam ruang adalah dari jenis tipe tertutup atau kubikel. Terdapat beberapa jenis kubikel yang dipakai yaitu : a. Kubikel pemutus beban (load break switch) dipakai pada sisi masuk atau keluar kabel. b. Kubikel pemutus tenaga/pembatas beban untuk sambungan pelanggan Tegangan Menengah. c. Kubikel pengaman transformator d. Kubikel trafo tegangan e. Kubikel pemisah dipakai pada sisi kabel masuk
Parameter persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh kubikel tersebut adalah : Rated voltage (kV) Rated normal current (A) Impulse withstand voltage (kV) Short making current (kA) Short breaking current (kA/s) Impulse DC test (kV/min) Power frekwensi test (kV/min) PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 3
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Contoh : Sistem Jakarta kapasitas sistem pembangkit dianggap tak terhingga. Power transformer 60 MVA, 12,5 % Spesifikasi teknis kubikel Rated voltage
: 24 kV
Nominal voltage
: 20 kV
Impulse withstand Voltage (BIL) : 150 kV Short making current
: 31,5 kA
Short with stand current
: 12,5 kA/detik
Impulse DC test
: 57 kV/menit
Power frekwensi test
: 20 kV/ 15 menit
Rated current
: 400 A / 630 A
Terdapat 2 jenis konstruksi kubikel, yaitu separated compact cubicle/ kubikel yang berdiri sendiri tiap tiap fungsi dan jenis Ring Main Unit (RMU compact). Jenis yang pertama ada yang dilengkapi fasilitas motor listrik untuk membuka tutup sakelar PHB. Jenis yang terpisah mudah dalam pemeliharaan, bentuk agak lebar sehingga membutuhkan ruang lebih besar. Jenis RMU terdiri atas 2 kubikel LBS dan 1 kubikel TP menjadi satu bentuk kecil, namun apabila 1 bagian rusak harus diganti seluruhnya. Kubikel RMU sebaiknya tidak dipakai pada tempat berkelembaban tinggi (pabrik es). Pada gardu hubung semua kubikel memakai jenis load break dimana semua kabel yang bermuara pada gardu tersebut pada posisi NO (Normally Open) kecuali 1 kabel (kabel standby/express feeder) dalam posisi NC (Normally Close), baik dari jenis tanpa motor atau dengan fasilitas motor.
Semua bagian konduktif terbuka kubikel harus dibumikan dengan penghantar tembaga solid berukuran penampang minimal 16 mm2. Sistem interlock pada kubikel memberikan jaminan pintu kubikel tidak akan terbuka jika pisau pembumian belum masuk (IN) dan saklar LBS belum terbuka. Demikian sebaliknya untuk menutup kubikel. PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 4
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
7.1.3 Instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR) Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah dilengkapi sekurang kurangnya dengan : - Satu pemisah pada sisi penghantar masuk (Ohm saklar) - Rel pembagi - Pengaman lebur jenis HRC pada sisi penghantar keluar - Rel atau terminal pembumian
PHB TR terpasang magun pada dinding dan jarak antara rel ke dinding tidak kurang dari 30 cm. Pemisah adalah pemisah 3 pisau dimana penghantar netral tidak diputus (sistem proteksi TN C). Tabel 7.1. berikut ini memberikan nilai minimal spesifikasi teknis PHB TR
Tabel 7.1. Spesifikasi Teknis PHB TR. No. 1.
Uraian Arus pengenal saklar pemisah
Spesifikasi Sekurang kurangnya 115 % IN transformator distribusi
2.
KHA rel PHB
Sekurang kurangnya 125 % arus pengenal saklar pemisah
3.
Arus pengenal pengaman lebur
Tidak melebihi KHA penghantar sirkit keluar
4.
Short with stand current (Rms)
Fungsi dari kapasitas Transformator dan tegangan impendasinya
5.
Short making current (peak)
Tidak melebihi 2,5 x short breaking current
6.
Impulse voltage
20 kV
7.
Indeks proteksi IP
Disesuaikan dengan kebutuhan, namun
(International Protection) untuk
sekurang kurangnya IP 45
PHB pasangan luar IN = I nominal sisi sekunder transformator
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 5
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
7.1.4 Instalasi Pembumian
Bagian bagian yang harus dibumikan pada Gardu Distribusi Beton adalah : 1. Titik netral sisi sekunder Transformator 2. Bagian konduktif terbuka instalasi gardu 3. Bagian konduktif ekstra (pintu, pagar) 4. Lightning arrester jika gardu dipasok dari saluran udara.
Sebelum dihubungkan ke elektroda pembumian, penghantar pembumian masing masing (butir 2 dan butir 3) harus dihubungkan ke rel ikatan ekipotential. Selanjutnya ikatan ekipotential dihubungkan ke elektroda pembumian. Butir 1, dapat dibumikan pada Jaringan Tegangan Rendah pada posisi yang paling dekat dengan Gardu Distribusinya. Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 ohm. Tabel 7.2 berikut ini memberikan bagian bagian yang perlu dibumikan pada gardu distribusi.
Tabel 7.2 Instalasi Pembumian pada Gardu Distribusi Beton. No.
Uraian
Ukuran minimal penghantar pembumian
1.
Panel PHB TM (kubikel)
BC.solid 16 mm2
2.
Rak kabel TM TR
BC.solid 16 mm2
3.
Pintu gardu/pintu besi/pagar besi
BC.pita 16 mm2 (NYAF)
4.
Rak PHB.TR
BC 35 mm2
5.
Badan trafo
BC 35 mm2
6.
Titik netral sekunder transformator
BC 35 mm2
7.
Ikatan ekipotential pada gardu
Pelat tembaga 2 mm x 20 mm
kontruksi dalam 8.
Elektroda pembumian gardu beton
BC 35 mm2 di bawah pondasi
9.
Elektroda pembumian gardu portal
Elektroda batang 3 meter
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 6
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
7.1.5 Transformator Transformator adalah bagian/komponen yang paling mahal dari instalasi gardu dan ditempatkan pada posisi yang paling jauh dari pintu gardu. Pada gardu kontruksi dalam, transformator dilindungi dengan HRC Fuse (current limiting type) pada kubikel transformer protection. Tabel 7.3. berikut memberikan data spesifikasi teknis HRC fuse TM jenis NF.
Tabel 7.3. Pemilihan Rated Current HRC fuse TM. KVA Trafo
IR
250 KVA
16 A
315 KVA
16 A
400 KVA
16 A
500 KVA
32 A
Spesifikasi pengamanan lebur TM Breaking capacity 25 kA Maksimum over voltage 75 kV KVA Trafo
IR
630 KVA
32 A
800 KVA
32 A
1000 KVA
43 A
Transformator didudukkan pada tempat khusus. Roda transformator diletakkan pada besi UNP 15. Dinding pada bagian bawah transformator harus diberikan jendela. Jendela ini harus diberi kisi kisi baja tahan karat untuk mencegah masuknya binatang kecil atau melata. Jarak antara badan transformator (bagian luar dari sirip pendingin) minimal 60 cm dari dinding bangunan. Satu buah gardu beton dapat dimuati 2 buah transformator @ 630 kVA. Gardu jenis metalclad sanggup dilengkapi 1 buah transformator 400 kVA. Transformator berfungsi optimal pada suhu maksimum 65o C dan pada suhu ambient rata rata 40o C (Sesuai IEC ambient 20 C, IEEE 30 C. Bila 40 C maka ada
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 7
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
derating kapasitas dan ageing, serta temperature rise harus urun). Oleh karena itu ruang dalam gardu harus diberikan ventilasi yang cukup memadai.
7.1.6 Instalasi Kabel Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah Pada gardu beton hubungan antara kubikel pengaman transformator dan terminal TM transformator memakai penghantar tegangan menengah full insulated kabel inti tunggal dengan warna kabel merah (N2XSY). Hubungan antara terminal tegangan rendah transformator dengan PHB TR memakai kabel inti tunggal NYY. Untuk maksud maksud keandalan tiap fasa memakai 2 kabel sedangkan penghantar netral 1 (satu) kabel. Kabel TM inti tunggal dan kabel TR inti tunggal masing masing dipasang sejajar satu sama lain dengan jarak sekurang kurangnya 2 kali diamater. Penempatan pada rak kabel, ketiga kabel masing masing harus pada satu lubang kisi kisi rak kabel dengan radius lengkungan tidak kurang dari 15 kali diameter luar. Kemampuan hantar arus (KHA) kabel sekurang kurangnya 115 % dari arus maksimal transformator. Semua terminasi kabel harus memakai sepatu kabel. Khusus kabel TM harus memakai balutan polymer. Pemasangan terminasi harus dilakukan oleh petugas yang bersertifikat. Sambungan pada terminal isolator atau bushing harus pada posisi lurus (straight through joint) dengan menggunakan sepatu kabel yang sesuai dan telah dilapisi bahan anti oksidasi.
7.2 GARDU KIOS ( METALCLAD) Konstruksi gardu metalclad sama dengan gardu beton, namun dengan dimensi yang lebih compact, termasuk sistem pembumiannya. Pada gardu jenis ini kubikel yang dipakai adalah jenis Ring Main Unit (RMU), dengan kapasitas transformator tidak lebih dari 400 kVA dan dengan 4 buah jurusan (outlet) tegangan rendah.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 8
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
7.3 GARDU PORTAL DAN CANTOL Terdapat 2 jenis gardu pasangan luar, yaitu : Gardu Konstruksi Portal Gardu Konstruksi Cantol
Gardu portal adalah gardu listrik dengan konstruksi pada dua tiang atau lebih. Transformator dipasang pada bagian atas dan lemari panel/PHB TR pada bagian bawah. Gardu Cantol (Single Pole Mounted distribution substation), dimana transformator dan panel Tegangan Rendah menjadi satu yang dicantolkan pada tiang dan umumnya adalah transformator jenis Completely Self Protected (CSP), Jaringan Sambungan pada Jaringan Tegangan Menengah bisa dari saluran udara atau kabel tanah. Gardu Portal RMU adalah gardu listrik dengan konstruksi sama dengan gardu portal, dengan penempatan kubikel jenis RMU dalam lemari panel (metalclad) yang terhindar dari air hujan dan debu, digunakan pada jaringan SKTM.
7.3.1 Konstruksi Gardu Portal 7.3.1.1 Konstruksi Penopang Penopang gardu adalah tiang besi/beton yang mampu menahan gaya mekanis : Akibat tarikan mekanis penghantar jika garu ada pada ujung jaringan ( Akibat tekanan angin baik pada tiang ataupun badab transformator (
507 daN) 105 daN)
Total gaya mekanis yang harus ditahan oleh tiang penopang tidak kurang dari 612 daN, sehingga kekuatan tiang yang dipakai minimal 2 x 500 daN.Tiang ditanam dengan kedalaman sekurangkurangnya
kali panjang tiang dan
dilengkapi pondasi beton.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 9
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
7.3.1.2 Konstruksi PHB TR PHB tegangan rendah adalah jenis PHB metalclad yang tersimpan di dalam lemari panel yang tahan hujan dan debu (sekurang kurangnya IP 45), minimal terdiri atas : Sebuah saklar NFB (No Fuse Breaker) atau pemisah Sebanyak banyaknya 4 jurusan keluar jaringan tegangan rendah dengan proteksi pengaman lebur jenis HRC, (NH, NT Fuse)
NFB yang dipakai adalah dari jenis 3 pisau dengan penghantar netral tanpa pisau (sistem pengaman TNC). Arus pengenal NFB sekurangkurangnya sama dengan 115% arus nominal transformator sisi Tegangan Rendah. Rel atau busbar PHB harus mampu menahan arus hubung singkat dalam waktu singkat (0,5 detik) sekurangkurangnya 125 % dari hasil hitungan teoritis sesuai dengan karakteristik transformatornya atau sekurangkurangnya 16 kA selama 0,5 detik (short time withstand current). PHB TR ini dipasang sekurangkurangnya 1,2 meter dari permukaan tanah atau bebas terkena banjir. Penghantar antara PHB TR dengan jaringan tegangan rendah dapat mamakai kabel NYY yang dimasukkan ke dalam 1 pipa pelindung galvanis, namun bukan jenis kabel pilin (twisted cable) untuk Saluran Udara Tegangan Rendah.
7.3.1.3 Konstruksi PHB TM Untuk gardu portal dengan sambungan dan saluran udara, konstruksi PHBTM berupa pemisah/Disconnecting Switch (DS) yang dilengkapi dengan elemen pelebur / Fuse link fused cut out (FCO). Jenis elemen pelebur sesuai dengan kapasitas transformator dan sadapan lightning arrester. Jika lightning arrester dipasang sesudah FCO, sebaiknya memilih elemen tipe H,sekurang kurangnya dengan arus pengenal 16 A.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 10
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Tabel 7.4. Spesifikasi Pengaman Lebur (NH Fuse) Tegangan Rendah. Jenis Penghantar
Kabel Pilin Udara
Pengantar Telanjang
Ukuran Penampang Penghantar (mm2) 35 (Al) 50 (Al) 70 (Al)
KHA Penghantar (A)
Arus Pengenal Maksimum NH fuse (A)
125 154 196
125 150 200
25 (Cu) 35 (Cu) 50 (Cu) 70 (Cu)
175 200 250 310
160 200 250 315
35 (Al) 50 (Al) 70 (Al)
180 225 270
160 200 250
Tabel 7.5. Spesifikasi Fuse Cut Out (FCO) dan Fuse Link (expulsion type) Tegangan Menengah (Publikasi IEC No. 282 2 NEMA). Daya Trafo Distribusi (KVA) Fuse tunggal 25 50 Fasa tiga 50 100 160 200 250 315 400 500 630
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Arus Nominal (A)
2,2 4,3
Arus pengenal fuse link (A) Min Maks 3,13 H 5H
1,44 2H 2,89 5H 4,6 6,3 H 5,78 6,3 H 7,22 8T 9,09 10 T 11,55 12,5 T 14,43 20 T 18,18 25 T Catatan : K : Pelebur tipe cepat T : Pelebur tipe lambat H : Pelebur tahan surja petir
3,13 H 6,3 T 2H 6,3 K, T 8 K, T 10 K, T 12,5 K, T 12,5 K, T 16 K, T 25 K, T 31,5 K, T
Bab. 7 Hal. 11
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Penghantar antara FCO dengan saluran udara adalah jenis AAAC. Sambungan terminasi harus memakai sepatu kabel jenis bimetal, demikian juga dengan lightning arrester. Untuk PHB TM dengan sambungan dari saluran kabel tanah, dipergunakan 2 konstruksi sambungan dengan menggunakan FCO dan menggunakan kubikel RMU. a. Sambungan dengan menggunakan Fuse CutOut (FCO) Konstruksi sambungan sama dengan sambungan pada saluran udara. Sambungan dengan sistemT menggunakan 1 set lightning arrester, jika menggunakan rel menggunakan 2 set lightning arrester. b. Sambungan dengan menggunakan kubikel Ring Main Unit (RMU) Konstruksi sambungan sama dengan konstruksi pada gardu beton. Sambungan penghantar ke transformator menggunaka kabel TM single core (N2XSY) dengan tambahan lightning arrester pada terminal TM transformator. Proteksi transformator menggunakan pengaman lebur HRC sama dengan uraian pada gardu konstruksi beton.
Kubikel dipasang di dalam panel logam galvanis dan di atas pondasi beton yang terhindar dari banjir.
A3C
A3C
S
FCO
S LA
LA
Sambungan Langsung ke SUTM A3C
FCO
Sambungan dari ke saluran kabel
Gambar 7.2a. Jenis jenis Sambungan pada RMU.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 12
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
L
LA
FCO S
LA LA
Sambungan dari kabel tanah dengan menggunakan Rel letak 1 meter memakai 1 set LA
Sambungan saluran kabel tanah dengan menggunakan RMU kubikel RMU
Gambar 7.2b. Jenis jenis Sambungan pada RMU.
7.3.1.4 Proteksi Surja Petir Gardu portal dan gardu cantol dilindungi dari surja petir dengan menggunakan lightning arrester. Lightning Arrester mempunyai karakteristik dengan parameter sebagai berikut : Rated Voltage
: 24 kV (sistem pembumian dengan NGR) dan 16,8 24 kV (sistem pembumian langsung)
Rated Current
: 5 kA, 10 kA, 15 kA
Discharge Voltage
: o Positive polarity : 59 kV rms maksimum o Negative polarity : 60 kV rms maksimum
Lightning Arrester 5 kA dipergunakan jika transformator berlokasi di tengah jaringan SUTM. Jika berlokasi di ujung jaringan memakai rating 10 kA. Lightning arrester dibumikan dengan menggunakan penghantar BC berukuran luas penampang sekurang kurangnya 35 mm2 dan memakai elektroda pembumian tersendiri dengan nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 ohm. Lightning arrester ditempatkan sedekat mungkin pada peralatan yang dilindungi.
Lightning arrester dipergunakan pada gardu konstruksi luar (gardu portal dan cantol) untuk menghindari over voltage akibat adanya surja petir.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 13
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Sadapan penghantar Lightning Arrester dengan penghantar transformator dapat sebelum atau sesudah pemasangan fuse cut out (FCO) Berikut ini diberikan beberapa pertimbangan keuntungan dan kerugian masing masing cara di atas. Pemasangan LA sebelum FCO Keuntungannya : Pengamanan terhadap surja petir tidak dipengaruhi oleh kemungkinan FCO putus. Kerugiannya :
Kegagalan LA memadamkan sistem penyulang Penghantar LA lebih panjang
Pemasangan LA setelah FCO Keuntungan : Jika LA rusak atau gagal, FCO putus tidak memadamkan sistem SUTM Kerugiannya : fuse link rentan terhadap surja petir
Untuk saluran udara sangat panjang, pemasangan LA sesudah FCO dapat dipertimbangkan dengan menggunakan fuse link type H. Untuk saluran udara pendek, pemasangan LA sebelum FCO lebih baik sebagai pilihan.
7.3.1.5 Konstruksi Gardu Cantol Gardu Cantol adalah Gardu Distribusi dengan konstruksi transformator dicantolkan pada tiang tunggal. Kapasitas transformator sebesarbesarnya 50 kVA dengan jenis CSP (Completely Self Protected) transformator. Namun transformator tetap harus dilengkapi dengan Lightning Arrester. Terdapat 2 macam transformator cantol : Transformator fasa dua Transformator fasa satu
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 14
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
a. Transformator Fasa Dua Transformator ini adalah transformator fasa2, dengan lilitan primer fasa fasa terpisah dari lilitan sekunder. Lilitan sekunder mempunyai 2 penghantar fasa dan 1 penghantar netral.
b. Transformator Fasa Satu Transformator fasa1 dipakai pada sistem multi grounded common neutral, dimana penghantar tegangan menengah mempunyai penghantar netral yang disatukan dengan penghantar netral jaringan tegangan rendahnya. Pembumian Lightning Arrester (LA)dijadikan satu dengan pembumian badan transformator. Pembumian penghantar netral tidak dijadikan satu dengan pembumian arrester pada penghantar netral.
7.3.1.6 Konstruksi Pembumian Bagian bagian yang dibumikan pada gardu portal dan cantol adalah : Terminal netral sekunder transformator Lightning Arrester (LA) Bagian konduktif terbuka / massa transformator panel PHB TR
Penghantar pembumian lightning arrester dihubung secara metalik dengan penghantar pembumian terminal netral transformator di bawah permukaan tanah. Pembumian bagian bagian konduktif terbuka dijadikan satu dengan pembumian titik netral transformator. Elektroda pembumian LA terpisah dengan elektroda pembumian titik netral transformator. Untuk menghindari kerusakan dan atau pencurian, penghantar pembumian harus dilindungi dengan pipa galvanis ¾ inch, setinggi 3 meter dari permukaan tanah (dan diisi adukan cor beton). Penghantar pembumian menggunakan kawat tembaga (BC) berukuran 50 mm2. Elektroda pembumian memakai elektroda batang sepanjang minimal 3 meter. Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 Ohm.
PT PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010
Bab. 7 Hal. 15