Prosiding Akuntansi
ISSN: 2460-6561
Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) 1
Luni Riskita Haldias Putri, 2Diamonalisa, 3Nurhayati
1,2,3
Prodi Akuntansi, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak. Laba merupakan indikator kinerja perusahaan yang mengandung informasi penting untuk membantu pengambilan keputusan investasi para stakeholder. Pertumbuhan laba adalah proksi dari persistensi dan kualitas laba yang dapat dipengaruhi oleh book-tax differences yang terdiri dari permanent and temporary difference. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh variabel temporary difference and permanent difference terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi. Populasi penelitian berjumlah 10 perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sampel penelitian terdiri dari 9 perusahaan dari tahun 2010-2014. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa annual report. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan anaisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Perbedaan temporer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba dengan arah positif. Secara statistik variabel book-tax differences atau temporary difference dan permanent difference secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Kata Kunci : Pertumbuhan Laba, Temporary Difference, Permanent Difference, Book-Tax Differences
A.
Pendahuluan
1. Latar Belakang Salah satu isu sedang berkembang di bidang analisis perpajakan yang menarik perhatian adalah mengenai book-tax differencess. Book-tax differences timbul dari perbedaan yang sifatnya sementara (temporary differences) dan sifatnya tetap (permanent differences). Perbedaan yang bersifat sementara (temporary differences) timbul akibat dari perbedaan metode akuntansi serta saat pengakuan pendapatan dan biaya. Perbedaan temporer diproyeksikan akan mempengaruhi laba pada periode yang akan datang karena perbedaan temporer ini akan menimbulkan aset pajak tangguhan serta kewajiban pajak tangguhan (Nugroho,2011). Poernomo dalam Lestari (2011:1), menyatakan bahwa laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak yang dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan lebih ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi, sedangkan laba fiskal adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan lebih ditujukan untuk menjadi dasar penghitungan PPh. Contoh kasus yang dihadapi PT Sierad Produce Tbk yang mengalami kerugian ditahun 2015 lalu sehingga mengakibatkan pertumbuhan laba menurun. Diperkirakan kerugian lebih dari Rp 100 miliar akibat dari persoalan seperti harga, pasokan yang berlebih, dan nilai kurs. Di tahun 2016 ini, PT Sierad Produce Tbk menargetkan pertumbuhan laba sebesar Rp 100 miliar. Hal ini dapat dibantu juga dengan mencari perbedaan antara laba akuntasi perusahaan dengan laba fiskal (kontan.co.id). Beberapa penelitian telah memberikan bukti bahwa book-tax differencess mengandung informasi mengenai kinerja masa depan. Menurut Loesiana (2014) dari 239
240 |
Luni Riskita Haldias Putri, et al.
Universitas Negeri Gorontalo yang meneliti tentang “Pengaruh Book-tax Differencess Terhadap Pertumbuhan Laba”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa book-tax differencess berpengaruh secara negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Setiap kenaikan nilai book-tax differences sebesar 1% akan mengurangi pertumbuhan laba perusahaan sebesar -1,63%. Amos rico dan Abdul Rohman (2014) dari Universitas Diponegoro Semarang juga melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Book-tax Differencess Terhadap Pertumbuhan Laba”. Hasil dari penelitiannya menyebutkan bahwa perbedaan permanen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba tidak dipengaruhi perbedaan permanen sebagai komponen pembentuk book-tax differencess. Sedangkan perbedaan temporer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan temporer yang merupakan komponen pembentuk book-tax differencess berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut: 1) Apakah perbedaan temporer antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan? 2) Apakah perbedaan permanen antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan? 3) Apakah book-tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan? B.
Tinjauan Pustaka
Laba akuntansi adalah besarnya laba yang dihitung oleh Wajib Pajak sesuai dengan sistem serta prosedur pembukuan yang wajar yang diakui dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba bersih komersial dihitung oleh Wajib Pajak, tanpa atau dapat dengan memperhatikan ketentuan perpajakan yang berkaitan dengan sistem atau prosedur terkait (Muljono dan Wicaksono,2009:105). Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal disebabkan oleh perbedaan konsep, cara pengukuran serta pengakuan pendapatan, dan biaya. Laba pajak dihitung menggunakan konsep, cara pengukuran dan pengakuan menurut perpajakan. Sebaliknya laporan keuangan komersil dihitung menggunakan prinsip-prinsip akuntansi (Djuanda dan Lubis, 2001:210). Perbedaan yang terjadi antara Penghasilan sebelum Pajak dan Penghasilan Kena Pajak disebabkan oleh perbedaan permanen dan perbedaan waktu. Perbedaan permanen tidak memerlukan alokasi Pajak Penghasilan Interperiode, sedangkan perbedaan waktu memerlukan alokasi Pajak Penghasilan Interperiode. Hubungan antara perbedaan permanen dan perbedaan waktu pada alokasi Pajak Penghasilan Interperiode serta metode tangguhan yang digunakan di PSAK No. 46 (Zain,2005:202). C.
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011), Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. objek penelitian adalah perbedaan laba akuntansi, laba fiskal dan pertumbuhan laba yang terdapat pada laporan keuangan perusahan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Volume 2, No.1, Tahun 2016
Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) … | 241
tahun 2010 - 2014. Dalam penelitian ini, variabel – variabel penelitian dikalsifikasikan menjadi dua kelompok variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini perbedaan temporer menjadi variabel X1 dan perbedaan permanen menjadi variabel X2, sedangkan perutumbuhan laba merupakan variabel Y. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data diperoleh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.com. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. D.
Hasil Penelitian
Hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan hasil bahwa data terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari Asymp Sig (2-tailed) atau probabilitasnya yang menunjukkan angka 0,926, lebih besar dari tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal. Hasil uji multikolinearitas yang terdapat pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa model regresi yang dipakai untuk variabel-variabel independen penelitian tidak terdapat masalah multikolinearitas. Model tersebut terbebas dari masalah multikolinearitas karena semua variabel, baik variabel independen maupun variabel moderating yang dihitung dengan uji selisih nilai mutlak menunjukkan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 dan mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10. Berdasarkan hasil hitung Durbin Watson sebesar 2,040 sedangkan dalam tabel DW untuk k= 2 dan N=9 besarnya DW-tabel: dl (batas luar) = 1,63; du (batas dalam) = 1,72; 4 – du = 2,288; dan 4 – dl = 2,37 maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test berada di daerah no-auto correlation atau 1,72 du < 2,040 < 2,288 4-du, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terjadi autokorelasi (no autocorrelation) dan tidak terdapat kesalahan data pada periode lalu yang mempengaruhi kesalahan data pada periode sekarang. Hasil uji heteroskedastisitas dari gambar 4.3 menunjukan bahwa grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukan pola penyebaran, dimana titiktitik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data yang akan digunakan. E.
Pembahasan
Hasil pengujian variabel permanent difference menunjukkan bahwa secara statistik variabel permanent difference tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Nilai koefisien -0,019 dan nilai signifikansi 0,451. Dilihat dari signifikansi yang lebih dari 0,05, maka hipotesis ditolak. Perbedaan permanen (permanent difference) yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba merupakan dampak dari jumlah perbedaan permanen yang terdapat dalam laba fiskal (penghasilan kena pajak) besarnya tidak signifikan. Jumlahnya terlalu kecil yaitu kurang dari 1% dari total laba fiskal atau penghasilan kena pajak keseluruhan. Sedangkan koefisien permanent difference yang menunjukkan angka negatif yaitu -0,019 artinya perbedaan
Akuntansi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016
242 |
Luni Riskita Haldias Putri, et al.
permanen itu akan menjadi pengurang dan memberikan pengaruh yang negatifterhadap pertumbuhan laba. Perbedaan permanen disebabkan oleh adanya pengaturan yang berbeda dalam perolehan dan penghitungan laba fiskal.Contoh dari perbedaan permanen itu sendiri adalah penghasilan yang pajaknya final, penghasilan bukan objek pajak, beban yang tidak boleh dikurangkan dan penghasilan dari anak perusahaan. Keempat komponen tadi didominasi oleh hal-hal yang menyebabkan terjadinya koreksi fiskal negatif atau sifatnya mengurangi laba fiskal. Namun sesuai teori konservatisme yang dianut perusahaan, perusahaan akan menyegerakan pengakuan beban daripada pendapatan, maka item-item beban yang tidak boleh menjadi pengurang tadi justru ikut mendominasi sebagai pengurang di dalam komponen laba akuntansi yang sesuai dengan PSAK, sehingga terjadilah koreksi fiskal positif yang sifatnya menambah laba fiskal. Dua hal yang saling bertolak belakang ini yang akhirnya malah membuat hasilnya mendekati seimbang antara pengurang dan penambah laba fiskal. Jadi didapatlah koefisien negatif yang jumlahnya tidak signifikan tadi di dalam laba fiskal. Karena jumlahnya yang begitu kecil dan tidak signifikan di dalam laba fiskal, jadi jumlah itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap jumlah perubahan beban pajak kini (pajak kini adalah salah satu komponen penyusun pajak penghasilan periode berjalan selain pajak tangguhan yang merupakan proksi dari perbedaan temporer), sehingga perbedaan permanen pun disimpulkan tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian variabel temporary difference menunjukkan bahwa secara statistik variabel temporary difference berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Nilai koefisien -0,422 dan nilai signifikansi 0,042. Dilihat dari signifikansi yang kurang dari 0,05, maka hipotesis diterima. Perbedaan temporer (temporary difference) yang berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pertumbuhan laba merupakan dampak dari jumlah perbedaan temporer yang terdapat dalam laba fiskal (penghasilan kena pajak). Alasan pertama yang menyatakan perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh analisis deskriptif dan didukung dengan hasil uji hipotesis pada nilai koefisiennya. Koefisien temporary difference yang menunjukkan angka negatif yaitu -0,422 artinya perbedaan temporer itu akan menjadi pengurang dan memberikan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan laba. Hal tersebut sesuai dengan telaah teori yang telah dijabarkan. Perbedaan temporer yang menjadi pengurang tersebut akan memunculkan koreksi fiskal negatif yang akan mengurangi laba kena pajak atau laba fiskal. Koreksi fiskalnegatif ini akan menimbulkan laba fiskal yang lebih kecil dari laba akuntansi, sehingga mengakibatkan timbulnya kewajiban pajak tangguhan. Laba kena pajak yang berkurang akibat koreksi fiskalnegatif pada perbedaan temporer menyebabkan jumlah beban pajak kini berkurang sebesar nilai koreksi pada perbedaan temporer yang kemudian dicerminkan pada beban pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan ini yang perlakuan akhirnya adalah akan menambah pajak penghasilan, sehingga berpengaruh negatif ke pertumbuhan laba. Penelitian Martani dan Persada (2009) yang menunjukkan bahwa variabel temporary difference menunjukkan nilai yang signifikan baik terhadap model perubahan laba sebelum pajak maupun pada model perubahan laba bersih.Pada perubahan laba sebelum pajak perbedaan yang terjadi adalah pada nilai koefisien. Pada model perubahan laba sebelum pajak nilai koefisien negatif adalah dampak dari pembalikan atas perbedaan temporer dimasa yang akan datang sehingga akan mengurangi beban dan berhubungan positif dengan laba di masa depan. Tapi hal ini
Volume 2, No.1, Tahun 2016
Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) … | 243
berhubungan negatif dengan laba sebelum pajak pada tahun berjalan karena perbedaan temporer menambah beban dan mengurangi laba bersih.Sedangkan pada perubahan laba koefisien negatif pada variabel ini menunjukkan adanya beban pajak tangguhan. Semakin besar jumlah beban pajak tangguhan maka semakin besar pula pajak penghasilan yang dihasilkan, sehigga akan berhubungan negatif dengan pertumbuhan laba. F.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba tidak dipengaruhi perbedaan permanen sebagai komponen pembentuk book tax differences. Perbedaan permanen merupakan perbedaan mutlak yang tidak ada titik temunya atau saldo tandingannya dan hanya akan mempengaruhi jumlah laba periode berjalan menjadi penyebab perbedaan permanen tidak mempengaruhi pertumbuhan laba satu periode kedepan. Oleh karena itu, perbedaan permanen tidak memerlukan Alokasi Pajak Penghasilan Interperiode (Interperiod Income Tax Allocation). 2) Perbedaan temporer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan temporer yang merupakan komponen pembentuk book tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Perusahaan dengan perbedaan temporer yang lebih besar akan memiliki pertumbuhan laba yang lebih besar. 3) Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara statistik variabel book tax differences atau temporary difference dan permanent difference secara bersamasama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba 2. Saran Saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1) Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara perbedaan permanen terhadap pertumbuhan laba mungkin dikarenakan pengukuran yang kurang tepat terhadap variabel perbedaan permanen. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan pengukuran yang lebih tepat untuk mengukur perbedaan permanen agar mendapatkan hasil yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2) Data mengenai perbedaan permanen dan perbedaan temporer sulit didapatkan dikarenakan tidak semua perusahaan sampel mencantumkan perbedaan permanen dan perbedaan temporer ataupun dikarenakan format penyajian mengenai perbedaan permanen dan perbedaan temporer berbeda-beda antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), agar mencantumkan perbedaan permanen dan perbedaan temporer di laporan keuangan dengan format penyajian yang umum digunakan untuk mempermudah pembaca menemukan informasi tersebut. 3) Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini (temporary dan permanen difference) yang merupakan komponen perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal sebagai akibat rekonsiliasi) juga mempunyai peran penting untuk menentukan
Akuntansi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016
244 |
Luni Riskita Haldias Putri, et al.
kualitas dan keberlanjutan hidup perusahaan melalui pertumbuhan laba walaupun dalam jumlah kecil. Sebaiknya investor tetap memperhatikan hal tersebut untuk keandalan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya agar lebih menjamin deviden yang diharapkan di masa depan. 4) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan periode pengamatan yang berbeda dari penelitian ini untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. Karena kalau hanya 5 tahun pengamatan seperti penelitian ini, kurang bisa menggambarkan secara tegas dan general mengenai fenomena pertumbuhan laba itu
Daftar Pustaka Pujiyanti, Ferra. 2015. Akuntansi Dasar. Jakarta: Lembar Pustaka Indonesia. Rico, Amos dan Abdul Rohman. 2014. Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba. Diponegoro Journal Of Accounting : Universitas Diponegoro, Semarang. Djuanda, Gustian dan Irwansyah Lubis. 2002. Pelaporan Pajak Penghasilan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rosanti, Nur Aini. 2013. Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2010). (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas). Arikuntu, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PR Renika Cipta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Bandung. Saputro, Nugroho. 2011. Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008–2010). (Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro).
Volume 2, No.1, Tahun 2016