41475.pdf
TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH
DAERAH DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR
SI TA
S
TE R
BU
KA
DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU
U
N
IV
ER
TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Sains Dalam IImu Administrasi
Bidang Minat Administrasi Publik
Disusun Oleh :
GODLIEF AMBROSIUS A. GAINAU
NIM. 016 754 803
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2014
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 11
ABSTRAK
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM MENlNGKATKAN KOMPETENSI APARATUR
DI KEBUPATEN KEPULAUAN ARU
Email:
[email protected] Program Pascasajana Universitas Terbuka Indonesia
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
Tuntutan terhadap kepernerintahan yang baik (good governance) rnerupakan salah satu isu utarna dalarn penyelenggaraan pernerintahan secara berdayaguna dan berhasilguna. Penelitian ini difokuskan pada irnplernentasi kebijakan pernerintah daerah dalarn peningkatan kornpetensi aparatur di Kabupaten Kepulauan Am. Tujuannya adalah rnenganalisis i:nplernentasi kebijakan pernerintah daerah dalarn peningkatan kompetensi aparatur serta faktor-faktor yang rnendorong dan mengharnbat irnplernentasi kebijakan. Metode yang digunakan adalah rnetode Irualitatifkarena obyek peneLitian berkaitan dengan fenornena sosial tentang perilaku rnanusia dan proses keIja. Surnber informasi dalarn penelitian ini adalah informan alau subjek penelitian yang dipilib dengan teknik purposive yang disebutjudgement, rnerupakan perniliban subjek yang ada dalarn posisi terbaik untuk rnernberikan informasi yang dibutuhkan. Data dikurnpulkan dengan rnenggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokurnentasi, dan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan rnetode anaIisis yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesirnpulan/verifikasi. Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa kornunikasi antara pirnpinan dan bawahan seringkali rnengalarni harnbatan atau kendala karena pekeIjaan-pekeIjaan yang diberikan oleh pirnpinan kepada bawahan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Surnber daya yang tersedia dalarn organisasi dianggap cukup dari segi kuantitas, akan tetapi secara kualitas belurn terpenuhi karena kurangya tenaga yang rnerniliki kernarnpuan di bidang teknis. Untuk kecenderungan tingkah laku, aparatur bersifat acuh tak acuh, rnalas dan larnban serta kurang bertanggung jawab dalarn rnenyelesaikan pekerjaan. Struktur birokrasi yang dibentuk, walaupun rniskin struktur dan kaya fungsi, narnun belurn berfungsi secara baik karena pelaksanaan tugas aparatur belurn sepenuhnya mengikuti ketentuan yang berlaku. Sernentara itu, hasil penelitian tentang kornpetensi aparatur rnenunjukkan bahwa bawahan belurn rnerniliki preslasi keIja dalarn rnelaksanakan tugas pokok dan fungsi, pelaksanaan tugas belurn sesuai dengan sasaran keIja serta bawahan belurn dapat rnemaharni apa yang hams dilakukan. Keahlian yang dirniliki aparatur dianggap masih kurang karena tidak sernua aparatur rnerniliki kemarnpuan di bidang teknis. Perilaku aparatur dalarn rnenjalankan tugas belum dapat rneningkatkan kornpetensi karena belurn/kurang jujur, dan kurang bertanggung jawab. Pernimpin belurn rnerniliki kernarnpuan manajerial dalarn rnernpengaruhi bawahan. Faktor faktor yang rnendorong irnplernenlasi kebijakan pernerintah daerah dalarn peningkatan kornpetensi aparatur adalah peluang pendidikan dan keinginan aparatur untuk rnengikuti pendidikan dan pelatiban atau pendidikan lanjutan. Sebaliknya faktor-faktor yang rnengharnbat irnpLernenlasi kebijakan pernerintah daerah dalarn
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf III
peningkatan kompetensi aparatur adalah persetujuan pimpinan dan ketersediaan anggaran bagi aparatur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun pendidikan lanjutan. Rekomendasi untuk pimpinan satuan kerja perangkat daerah agar me1alrukan komunikasi yang efektif kepada bawahan, mengusulkan tarnbahan pegawai kepada pemerintah daerah, melakukan pembinaan dan pengawasan intensif kepada bawahan demi peninglcatan kompetensi aparatur.
U
N
IV
ER SI
TA S
TE
R BU
KA
Kala kunci : Implementasi kebijakan, kompe(ensi aparatur.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf IV
ABSTRACT
IMPLEMENTATION ANALYSIS OF LOCAL GOVERNMENT PRUDENCE
IN INCREASING THE CIVIL SERVANT COMPETENCIES
IN ARU ISLANDS REGENCY
Email:
[email protected]
Graduate Studies Program Indonesia Open University
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
Demanding of good governance is a major issue in organizing the producitive
goverment. This research is jicused on the implementation of local goverment
prudence in increasing the civil servant competencies in Aru Islands Regency. The
aim of this program was to analysis the implementation of the local goverment
prudence in increasing the civil servant competencies and the factors which courage
and hinder the prudence implementation. The method used in this research was
based on the qualitative method because the research object dealt with social
phenomena about human's behaviour and the proccess of working. The subject of
this research were informan which were selected by using purposive tecknic is the
judgement. Data were collected by inteview tecknick, observation and documentation
study, and qualitative analysed which in used analys method consists of reduction
data, serving data and conclusion/verification. The result of the research showed
that the communication between the leader and the staff has very often gotten
obstacles or problems because of the duties which were given by the leader to the
staff could not be done accurately. The human resources in organization was
considered to be in terms ofthe quantities, but in terms ofquality it did not approate
because ofthe lack of the human resources who were the best tecknical abilities. In
terms ofdisposition, the civil servant were ignore, lazy and slow as well as less or
unresponsibile for doing the jobs. The bureaucratic structure which were formed,
eventhough scanty in terms of structure and rich in jUnction, but it has not utilized
yet since to carry out the civil servant did not follow the valid rules. In terms ofcivil
servant competence the research results showed that the staffdid not have any works
achievement in doing the principal duties andjUnction, the job description was not in
accordance with the target ofworking and the staffcould not understand what they
The expertis by which the civil servants owned were still considered
have to do. lack because not all the staffhave tecknical abillities. The civil servants behaviour in
doing the job has not yet increase the competence because ofthe lack ofhonesty and
responsibility. The leader has not possessed managerial competence in ordern to
influence the staff. The factors which supported the implementation of local
government prudence in increasing the civil servant competences were the
oppurtunity to take education and the civil servants wish to follow the upgrading and
training program or to take formal continuing education. On the contrary the factors
which hindered the implementation fo local goverment prudence in increasing the
civil servant competences were is the leader's agreement and the budget for
attending the upgrading or taking formal continuing education. The recomendation
for the leader of the civil servant area to make the effective communication to the
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf v
staff, recomended highhest apparatus to the local government and intesive control to the stafffor increasing the civil servant competence.
U
N
IV
ER
SI TA S
TE
R
BU
KA
Key word: Prudence implementation, civil servant competence.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf VI
UNIVERSIAT AS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
BU KA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
S
TE
R
PERNYATAAN
U
N
IV
ER
SI
TA
Tugas Akhir Program Magister (TAPM) yang beIjudul : "Analisis mplementasi
Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Kompetensi Aparatur
di Kabupaten Kepulauan Aru" adalah basil karya saya sendiri,
dan selurub sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari temyata
ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya
bersedia menerima sanksi akademik
Jakarta, 25 Januari 2014
Yang rnenyatakan
METERAl ~
:!]~.§f ~'"
",
C7C05AC
7'11
S A. GAINAU ; 016 754 803
"V)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
LEMBARAN PERSETUJUAN TAPM
AnaJisis
Judul TAPM
Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam
Peningkatan Kompetensi Aparatur di Kabupaten Kepulauan Aru Godlief Ambrosius A. Gainau
NIM
016754803
Program Studi
Magister Administrasi Publik
Hari / Tanggal
Sabtu 25 Januari 2014
TE R
BU
KA
Penyusun TAPM
Menyetujui:
SI
~
TA
S
Pembimbing I
U
N
IV
ER
( Dr. Muh. Farid, MS ) NIP. 19610716198702 I 001
'\..
(Florentina R. Wulandari, SIP.,NtSi NIP. 1971 0609 1998022 001
t"
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
P~"
( Dr. Sitl Julaeha, MA )
NIP. 196504291989032 OOl
41475.pdf
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
PENGESAHAN
Godlief Ambrosius A. Gainau 016754803 Magister Administrasi Publik Anal isis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah daJam Peningkatan Kompetensi Aparatur di Kabupaten Kepulauan Aru
BU
KA
Nama NIM Program Studi Judul Tesis
Hari I Tanggal Waktu
SI TA
Dan telah dinyatakan LULUS
S
: Sabtu 25 Januari 2014 : 15.30 ~ 17.30 WIT
TE R
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Tesis Program PascasaIjana, Program Studi Administrasi Publik, Universitas Terbuka pada :
PANITIA PENGUJI TESIS:
: Prof. Dr. Budiman Rusli, M.Si
U
N
Penguji Ahli
IV
ER
Ketua Komisi Penguji : Dr. Sri Listyarini, M.Ed
Pembimbing I
: Dr. Muh. Farid, MS
Pembimbing 11
: Dr. Siti Julaeha, MA
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
~
········W.;C··········
........
\~~...:.....
41475.pdf IX
KATAPENGANTAR
Dengan senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan Tuhan Yang Maha Kuasa, penulisan tesis yang beJjudui "Analisis implementasi kebijakan pemerintah
daerah dalam peningkatan kompetensi aparatur ill Kabupaten Kepulauan Am" dapat
KA
terselesaikan. Penulisan tesis ini membutuhkan keJja kerns dan keJjasama dengan
BU
berbagai pihak untuk penyelesaiannya, walaupun banyak hambatan dan kendala yang
TE
penelitian sampai dengan ujian hasil penelitian.
R
ditemui, mulai dari penulisan rencana penelitian, konsultasi dan seminar rencana
TA S
Penulis sadar sungguh bahwa adanya dukungan dari berbagai pibak, dan
araban serta bimbingan secara kontinyu dari para pembimbing maupun dorongan
SI
dari Universitas Terbuka, sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan
IV ER
baik. Oleh karena itu melalui kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada:
N
l. Rektor Universitas Terbuka beserta seluruh civitas akademika, yang telah
U
beJjasa bagi penulis bersama beberapa rekan di Kabupaten Kepulauan Am untuk mengikuti pendidikan pada Program PascasaJjana Universitas Terbuka 2. Ketua Program PascasaJjana Universitas Terbuka, yang atas perkenaan dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir Program Magister pada Program PascasaJjana Universitas Terbuka. 3. Ketua Bidang IImu Sosial dan limn Politik Program Magister Adrninistrasi Publik Universitas Terbuka, atas perkenaan dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan stdui pada Universitas Terbuka.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf x
4. Para pembimbing dan penguji masing-masing Dr. Moo. Farid, MS dan Dr. Siti Julaeha, MA, serta Prof. Dr. Budiman Rusli, M. Si, juga Dr. H. Badu, M.Si, yang begitu antusias dalam memberikan arahan dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan tesis ini.
5. Para tutor, baik tutor tatap muka maupun tutor online yang telah banyak
KA
memberikan araban dan petunjuk kepada penulis selama proses tutorial
BU
berlangsung.
6. Bupati Kepulauan Aru, Theddy Tengko, SH., M.HUM, yang berkenaan
TE
R
memberikan izin belajar dan rekomendasi kepada penulis untuk mengikuti studi
TA S
pada Program PascasaIjana Universitas Terbuka
7. Para pimpinan satuan keJja perangkat daerah dalam lingkungan Pemerintah
SI
Kabupaten Kepulauan Aru, yang telah membantu penulis dalam memberikan
IV ER
data sesuai pedoman wawancara serta hasil wawancara dengan penulis, juga para pegawai negeri sipil yang tumt membantu penulis selama studio
N
8. Isteri tersayang Christin Jutan, anak-anak Benito, Putri dan Jonathan serta kedua
U
cucu AIjuna dan Anindita, yang turut memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis selama studio
Jakarta, 25 Januari 2014 Penulis
GODLIEF AMBROSruS. A. GAINAU NIM: 016 754 803
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf xi
DAFfAR lSI
Abstrak
11
Lembar Pemyataan
V
Lembar Persetujuan
VI
Lembar Pengesahan
VlI
KA
Kata Pengantar
BU
Daftar lsi Daftar Garnbar
TE R
Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB
I. PENDAHULUAN
TA
S
A. Latar Belakang
XIV
1
1
SI
9
D. Kegunaan Penelitian
10
TINJAUAN PUSTAKA
11
A. Kajian Teori
11
Konsep Administrasi Publik
N
11
2.
Konsep Kebijakan Publik
16
3.
Konsep Implementasi Kebijakan
19
4.
Model Implementasi Kebijakan Publik
27
5.
Konsep Kompetensi Aparatur
43
U III.
XIII
C. Tujuan Penelitian
1.
BAB
XII
9
ER
II.
x
B. Perumusan Masalah
IV
BAB
VIII
B. Penelitian-penelitian Terdahulu
44
C. Kerangka Berpikir
46
D. Defmisi Operasional
56
1. lmplementasi Kebijakan Pemerintah Daerah
56
2. Kompetensi Aparatur
57
METODE PENELITIAN
59
A. Desain Penelitian
59
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf Xli
IV.
59
C. Instrumen Penelitian
60
D. Prosedur Pengumpulan Data
62
E. Analisis Data
64
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
67
A. Gambaran Urnum Daerah Penelitian
67
I. Keadaan Geografis
67
2. Pernerintahan dan Penduduk
68
KA
BAB
B. Informan dan Subyek Penelitian
4. Keadaan Kepegawaian
TE R
5. Pendidikan dan Pelatiban Jabatan
BU
3. Organisasi Perangkat Daerah
78
7. Pengangkatan Dalarn Jabatan Struktura1
82
8. Kebijakan Peningkatan Kualitas Sumber daya Aparatur
88
TA S
80
SI
I. Kornunikasi
ER
2. Surnber daya
93
93
101
108
4. Struktur birokrasi .
liS
C. Kornpetensi Aparatur
118
I. Prestasi keJja
118
2. Keahlian
123
3. Perilaku
126
4. Kepernirnpinan
130
U
N
IV
3. Kecenderungan Tingkah Laku
D. Faktor-faktor Pendorong dan Pengbambat
V.
74
6. Standar Kornpetensi Jabatan Struktural
B. Analisis Irnplernentasi Kebijakan Pernerintah Daerah
BAB
69
135
1. Faktor-faktoc pendorong
137
2. Faktor-faktor pengbarnbat
138
SIMPULAN DAN SARAN
146
A. Sirnpulan
146
B. Saran
149
DAFTAR PUSTAKA
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
153
41475.pdf XIlI
DAFIARGAMBAR
Gamba:- 2.1.
Variasi analisis kebijakan
Gambar 2.2.
Pengaruh langsung
23 langsung
implementasi kebijakan
BU
Kerangka berpikir analisis implementasi kebijakan peningkatan kompetensi
TE
pemerintah daerah dalam
aparatur di Kabupaten Kepulauan Am
dan Hubennan)
64
Model analisis data kualitatif menurut Milles dan
ER
Gambar 3.1.
55
Komponen-komponen analisis data : Model alir (Miles
SI TA S
Gambar 3.1.
34
R
Gambar 2.3.
terhadap
KA
dan tidak
U
N
IV
Hubennan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
66
41475.pdf XIV
DAFfAR TABEL
Tabel 4.1.
Jurnlah pegawai negeri sipil di Kabupaten Kepulauan Am
Tabel 4.2.
77
Jurnlah aparatur pernerintah daerah yang telah mengikuti
BU
pendidikan dan pelatihan kepernimpinan
79
Jurnlah pegawai negeri sipil yang rnenduduki jabatan
TE R
TabeI4.3.
KA
taboo 2010-2013
struktural (eselon II dampai IV) di Kabupaten Kepulauan
86
Jurnlah izin/tugas belajar yang diberikan oleh pernerintah
SI
TabeI4.4.
TA S
Am
ER
daerah kepada pegawai negeri sipil ootuk rnengikuti
Jurnlah anggaran yang dialokasikan ootuk pendidikan
N
TabeI4.5.
140
IV
pendidikan lanjutan
142
U
lanjutan SI dan S2 Tabel 4.6.
Jurnlanh anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan dan
pelatihan kepernirnpinan tingkat IV dan IIIIII
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
144
41475.pdf xv
DAFfAR LAMPIRAN
Pedoman wawancara
160
Lampiran 2.
Pedoman observasi
163
Lampiran 3.
Hasil wawancara
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
Lampiran 1.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
165
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
I.
Konsep Administrasi Publik
KA
I1mu administrasi publik yang dipelajari dewasa ini, dikenal dengan
BU
istilah public administration, dan dialih-bahasakan ke dalam bahasa
R
Indonesia menajadi administrasi publik sebagaimana istilah aslinya.
TE
Menurut Thoha (2010:92), di Indonesia istilah administrasi negara dikenal
SI TA S
berbarengan dengan pendekatan yang digunakan dalam mengelola negara yang menekankan pada orientasi kekuasaan negara. Orientasi kekuasaan
ER
yang berasal dari negara ini membuat segala upaya penyelenggaraan administrasi pemerintahan bercorak swara negara. Publik lebih ditekankan
N IV
pada pemahaman negara Oleh karena itu corak swara negara itu Iebih
U
menonjol ketimbang corak yang berswara masyarakat atau rakyat. Dinyatakan selanjutnya bahwa ilmu adrninistrasi publik dan manajemen
pemerintahan telah banyak berubah dari yang swara negara ke swara masyarakat. Oleh karena itu pemahaman istilah publik seperti yang dilekatkan
sebagai predikat pada istilah administrasi (administration),
hendaknya dipahami sebagai predikat pada proses kepemerintahan yang selaras
dengan
perubahan
paradigma
tersebut.
Dengan
dernikian
administrasi publik dapat diartikan sebagai administrasi pemerintahan yang dilakukan oleh aparat pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 12
Perubahan paradigma ini membawa pengaruh yang besar dalam tata kehidupan pemerintahan, yang salah satu pengaruhnya antara lain ialah ditempatkannya rakyat pada posisi utama dalam mengukur keberhasilan pelayanan birokrasi pemerintahan. Manajemen pemerintahan tidak lagi berorientasi pada aspek pemerintahan (government) akan tetapi beralih pada
KA
aspek tata kepemerintahan (governance). Dengan memahami keadaan pemahaman kita tentang
administrasi
Lebih
perannya.
lanjut Thoha (2010:94)
TE R
publik dan
ilmu
BU
seperti itu maka perlu dirurnuskan
menyebutkan bahwa iblU adrninistrasi publik merupakan suatu kajian yang
TA S
sistematis dan tidak sekedar lukisan abstrak, akan tetapi memuat perencanaan realitas dari segala upaya dalam menata pemerintahan menjadi
SI
kepemerintahan yang baik (good governance).
ER
Gagasan good governance berkembang yang oleh beberapa pihak
IV
antara lain Sofyan Effendi dan Bondan Gunawan (dalam Tjokroamidjojo, diteIjemahkan dengan kepemerintahan yang baik atau
U
N
2000:19-20),
penyelenggaraan yang baik, karena ada penyelenggaraan sektor swasta bahkan oleh masyarakat sendiri. Selanjutnya
Tjokroamidjojo (2000:20)
menyebutkan bahwa teIjemahan yang digunakan adalah perkembangan ke arah good governance paralel dengan masyarakat-masyarakat ke arah suatu
masyarakat madani atau masyarakat warga, sistem politik yang lebih demokratis, lebih menghargai hak asasi manusia dan penerapan hukum (role
of law) dan perkembangan dari ekonomi perencanaan sentral ke arah ekonomi pasar dalam g10balisasi ekonomi. Pada dasarnya perkembangan ke arah lebih adanya proses pemberdayaan manusia (empowerment of man). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 13
Masyarakat
madani
dan
sistem
politik
yang
demokratis
berarti
pemberdayaan politik (political empowerment) dan ekonomi pasar pada dasamya adalah pemberdayaan ekonomi (economic empowerment) dari manusia dalam masyarakat. Karena tidak didasarkan pada pilih kasih, melainkan pada penilaian dan persyaratan atau hale yang sarna maka merupakan part and parcel dari
KA
perkembangan good governance
kata "yang
baik"
menurut
Emil
Salim
(dalam
TE R
Mengenai
BU
pengembangan masyarakat warga atau juga masyarakat madani.
Tjokroamidjojo, 2000:21) menyebutnya sebagai berintegritas. Dinyatakan
TA S
selanjutnya bahwa pengertian good governance yang dipakai sekarang masih simpang siur. Pada umumnya good governance yang diartikan
SI
sebagai pemerintahan yang bersih (clean government), sering kali juga
ER
mengarah pada pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Memang
IV
berkembangnya pemikiran good governance bennula dari perhatian pada
U
N
clean government dan good government. Suatu pemikiran awal tentang good governance mengacu pada salah satu kecenderungan global, paradigma barn administrasi/manajemen pembangunan. Dengan demikian good governance adalah suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut administrasi
pembangunan,
pengelolaan
perubahan
masyarakat
dan
pengelolaan pembangunan. Berbagai pemikiran yang berkembang akhir-akhir ini menginginkan adanya perbaikan sektor publik sehingga melibatkan peran masyarakat dan sektor swasta. Osborne dan Gaebler (1996:29-311) mengemukakan tentang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 14
mewirausahakan birolcrasi (reinventing government) yang isinya antara lain memuat sepuluh langkab pemerintahan yaitu: (I) pemerintahan katalis (mengarahkan ketimbang mengayuh); (2) pemerintahan milik masyarakat (memberi wewenang ketimbang melayani); (3) pemerintahan yang kompetitif (menyuntikan persaingan ke dalam pemberian pelayanan); (4)
KA
pemerintahan yang digerakkan oleh misi (mengubah organisasi yang
BU
digerakkan oleh peraturan); (5) pemerintahan yang berorientasi basil
pelanggan
TE R
(membiayai basil, bukan masukan); (6) pemerintahan yang berorientasi (memenuhi
kebutuhan
pelanggan,
bukan birokrasi);
(7)
S
pemerintahan wirausaha (menghasilkan ketimbang membelanjakan); (8)
(10)
pemerintahan
beorientasi
pasar
(mendongkrak
SI
desentralisasi;
TA
pemerintahan antisipatif (mencegah dari pada mengobati); (9) pemerintahan
ER
perubahan melalui pasar).
IV
Konsep reinventing government muncul sebagai kritik atas kineIja
U
N
pemerintahan selama ini dan sebagai antisipasi atas berbagai perubahan yang akan teIjadi. Konsep tersebut menawarkan prinsip-prinsip dasar bagi
sebuah model bam pemerintahan di masa akan datang. Reinventing
government memang merupakan konsep yang monumental, tetapi tidak diikuti
dengan
reengineering,
perubahan-perubahan
righsizing
dan
perbaikan
lain
seperti
mekanisme
bureaucracy reward
and
punishment, sehingga konsep reinventing government tidak akan dapat mengatasi persoalan birokrasi selama ini (Mardiasmo, 2002:22). Langkah langkah pemerintahan yang dikemukakan di atas pada dasarnya memberi tekanan pada bagaimana pemerintah memberikan pengarahan, dorongan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 15
kepada masyarakat termasuk sektor swasta. Atau dengan kata lain dari langkah-Iangkah pemerintahan yang dikemukakan tersebut, birokrasi publik juga hams
berubah dari
sikap yang bureaucratic menjadi
lebih
enJerpreneural, ini yang disebut governance sebagairnana dikemukakan oleh
Frederick
(dalam
Tjokroamidjojo,
2000:62).
Lebih
jauh
KA
Tjokroamidjojo (2000:63-67) menyebutkan bahwa uraian yang lebih relevan
BU
uotuk Indonesia yaitu upaya ke arah good governance, mencakup lima
TE R
aspek pokok yaitu: (I) birokrasi harns netral dari organisasi partai politik; (2) peningkatan profesionalisme birokrasi; (3) penerapan manajemen
S
kebijakan; (4) get rid of KKN, kriteria disiplin dan sanksi hukum; serta (5)
SI TA
material reward terutama jabatan pirnpinan. Masalah-masalah yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
ER
suatu negara kalau diangkat keatas pentas politik, akan merupakan masalah
IV
yang mendesak uotuk dipecahkan oleh pemerintah. Masalah-masalah
U
N
tersebut kadangkala pelik dan fundamental, sehingga memerlukan proses pemecahan yang pelik pula Masalah-masalah tersebut hidup,
seperti
hidupnya suatu masyarakat yang dinamis. Dengan demikian tumbuh dan berkembangnya suatu masalah dalam suatu masyarakat negara, lambat laUD, cepat atau lambat akan menyentuh dan disentuh oleh administrasi negara. Dalam hubungan ini, Thoha (2010:101-102) menyatakan bahwa itulah sebabnya administrasi negara mempunyai kepentingan terhadap pemecahan masalah-masalah masyarakat. Proses pembentukan
masalah pemerintah,
pemecahannya, penentuan kebijaksanaan dan evaluasi kebijaksanaan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 16
tersebut untuk sementara dapat dipergunakan sebagai gambaran pengertian kebijakan publik (public policy). 2.
Konsep Kebijakan Publik
Public policy menurut Dye (1981 :2) adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan ataupun tidak dilakukan (whatever governmenJ
KA
choose to do or not to do). Dalam pengertian ini, pusat perhatian public
BU
policy tidak hanya pada apa saja yang dilakukan, tetapi juga apa saja yang
TE R
tidak dilaksanakan oleh pemerintah. Apa yang tidak dilakukan itu, mempunyai dampak yang cukup besar terhadap masyarakat seperti halnya
SI TA
S
dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Mempelajari tentang public policy sebagai ilrnu, tidak terlepas dari
ER
ilrnu lain yang berkaitan erat dengan public policy. Salah satu cabang ilrnu
IV
yang dekat dengan public policy adalah ilrnu politik, karena ada beberapa
N
alasan mengapa ahli-ahli ilrnu politik memberikan perhatian terhadap public
U
policy. Dalam hubungan ini Thoha (2010:110-111) mengemukakan alasan alasan tersebut antara lain sebagai berikut: Pertama, public policy dapat dipelajari untuk alasan-alasan ilrniah yang benar-benar mumi (purely scientific reason). Hal ini berkaitan dengan pemahaman tentang sebab akibat dari keputusan-keputusan policy dalam mengembangkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial. Public policy dapat dipandang sebagai variabel dan sistem. Suatu pemahaman dari hubungan-hubungan ini akan memberikan andil terhadap keluasan, signifikansi, reliabilitas dan pengembangan teoretis ilmu-ilrnu sosial, termasuk di dalarnnya public policy. Kedua, publik policy dapat dipelajari pula untuk alasan-alasan yang professional. Memahami sebab akibat dari public policy berarti sarna halnya memberikan kesempatan mengamalkan pengetahuan sosial untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Masalah-masalah sosial yang timbul sewaktu-waktu dapat dipecahkan berdasarkan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 17
prinsip-prinsip pengetahWlIl public policy. Dengan demikian public policy adalah suatu pengetahWlIl yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan rnasalah-masalah praktis secara professional, dan tidak semata-mata hanya mengandalkan teori yang utopis.
TA
S
TE
R
BU KA
Ketiga, publik policy dapat dipelajari dengan tuj WIIl-tujWlIl politik. Alasan ini dapat dipergunakan untuk meyakinkan agar diperoleh suatu kebijaksanaan yang tepat dalam rangka mencapai tujWlIl yang tepat pula. Sering kali dikemukakan bahwa ilmu politik tidak dapat menjadi pendiam atau impoten di dalam menghadapi krisis sosial dan politik. Ahli-ahli ilmu politik mempunyai kewajiban moral untuk meningkatkan secara khusus public policy. Dntuk melaksanakan hal tersebut, titik pusat perhatiannya ditujukan pada lembaga-lembaga, proses-proses atau perilaku yang sering kali dianggap kering, tidak bergayut (irrelevant) dan tidak bermoral. Hal hal semacam ini pada umumnya tidak menarik perhatian proses public policy. Public policy tidak hanya dipelajari untuk alasan alasan ilmiah dan profesional saja, tetapi dapat pula dipelajari untuk alasan politik, misalnya untuk diskusi-diskusi politik, memajukan tingkat kesadaran politik dan meningkatkan kualitas public policy.
ER
SI
Nugroho (2009:138-139) memberikan pernyataan tentang makna suatu pemerintahan dalam kaitannya dengan domain pemerintahan dalam
IV
administrasi publik yang menjadi acWlIl, yaitu: (I) isu yang dibahas adalah
U
N
kebijakan publik; (2) aktor penting dalam kebijakan publik adalah pemerintah; dan (3) pemerintah dalam hal ini identik dengan organisasi publik dalam makna negara. Hal tersebut dapat disimpuIkan bahwa kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikeIjakan atau tidak dikerjakan pemerintah, dan pemerintah di sini adalah negara. Proses public policy yang secara pokok menetapkan garis-garis umum dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari lembaga-lembaga pemerintah. Jika policy telah ditetapkan, persoalan yang kemudian timbul ialah bagaimana policy itu Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 18
dilaksanakan. Dengan kata lain jika suatu kebijaksanaan telah diputuskan, maka dibutuhkan sistem untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Sistem
inilah menurut Thompson (dalam Thoha, 2010:112) dinamakan birokrasi. Walaupun di dalam banyak hal public policy dibuat dalam arena politik tapi hampir semua perencanaan dan pelaksanaannya dalam arena birokrasi.
KA
Birokrasi memiliki posisi yang strategis, mempunyai keahlian profesional
BU
dalam menjalankan fungsinya, serta mekanisme antara perencanaan dan
sangat menentukan.
TE R
pelaksanaan policy erat sekali, maka peranan birokrasi dalam public policy
S
Ketika Weber (dalarn Sundarso, dkk, 2009:2.4,2.9-2.10) muncul
SI TA
pertama kali dengan tipe ideal birokrasinya sarna sekali tidak berrnaksud untuk menyatakan bahwa inilah bentuk organisasi yang paling tepat untuk
ER
semua kegiatan bersama manusia Narnun birokrasi telah menjadi
IV
paradigma yang dominan dalam studi tentang organisasi, administrasi dan
U
N
manajemen. Dinyatakan selanjutnya, memang tidak dapat disangkal bahwa secara umum birokrasi identik dengan organisasi pemerintah yang terdiri
dari pejabat-pejabat dalam hubungan yang sangat hierakhis, dimana hubungan tersebut mencerminkan adanya pembagian tugas yang terperinci, jelas dan disertai dengan sikap impersonal. Secara ringkas karakteristik utama birokrasi ideal Weber adalah sebagai berikut: (I) Aturan-aturan dan prosedur formal, yaitu adanya pengaturan fungsi-fungsi resmi yang saling terkait oleh aturan yang menjadikan fungsi-fungsi resmi itu sebagai satu kesatuan yang utuh; (2) Spesialisasi pekeIjaan, yaitu adanya pembagian keIja yang jelas dalam organisasi sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas yang jelas dan juga mempunyai wewenang yang seimbang Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 19
3.
TA S
TE
R
BU
KA
dengan tugas yang harus dijalankannya; (3) Kejelasan hierarkhi, dimana adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip hierarkhi, yaitu tingkatan yang lebih rendah diawasi oleh tingkatan yang lebih tinggi sehingga tersusun suatu hierarkhi otoritas yang runut, mulai dari tingkatan yang tertinggi sampai tingkatan yang terendah. Susunan hierarkhi otoritas ini disebut juga dengan rangkaian perintah (chain ofcommand); (4) Pengembangan karier berdasarkan merit system, yaitu adanya sistern penerimaan dan penempatan karyawan (anggota organisasi) yang didasarkan kemampuan teknis, tanpa memperhatikan sama sekali koneksi, hubungan keluarga dan favoritisme; (5) Impersonality, yaitu adanya pernisahan antara pemilikan alat produksi maupun adrninistrasi dari kepernimpinan organisasi dan pernisahan ini akan membuat organisasi tetap bersifat impersonal, yang dianggap penting untuk mencapai efisiensi; (6) Adanya objektivitas dalam me1aksanakan tugas yang berkaitan dengan suatu jabatan dalam organisasi; (7) Kegiatan administratif, keputusan-keputusan dan peraturan-peraturan dalam organisasi selalu dituangkan dalam bentuk tertulis. Konsep Implementasi Kebijakan Publik
SI
Seeara etimologi implementasi berasal dari istilah bahas Inggris "to
IV ER
implement", yang artinya pelaksanaan dan penerapan (Adiwisastra, 2008). Pengertian ini di dipertegas oleh Hill and Hupe (2002:3-4) dalam Pranoto
U
N
(2005:45) dan Pressman and Wildavsky (l984:xxi) yang merumuskan secara pendek bahwa "to implement" atau mengimplementasikan berarti "to
provide the means of carring out" atau menyediakan sarana untuk me1aksanakan sesuatu; "to give practical effect to" menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu, atau to accomplish, to fUlfill, to produce, to
complete. Bahkan Pressman and Wildavsky (1984: xxi) menyatakan bahwa kata implementasi di samping sebagai kata keIja (verb) juga hams mempunyai sebuah obyek (object) yaitu kebijakan (policy). Jadi pada dasarnya implementasi adalah melaksanakan sesuatu dalam hal ini kebijakan yang dapat menimbulkan sesuatu dampak tercapai atau tidaknya sesuatu Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 20
kebijakan
dengan
menggunakan
sarana-sarana
untuk
melaksanakan
kebijakan tersebut. Tachjan (2006:24) menegaskan lebih lanjut bahwa: "... maka kata irnplementasi
kebijakan
penyelesaian atau
publik
pelaksanaan
dapat
diartikan
suatu kebijakan
sebagai
aktivitas
publik yang telah
KA
ditetapkanldisetujui dengan penggunaan sarana (tools) untuk mencapai
BU
tujuan kebijakan".
R
Mernpelajari implemelltasi kebijakan publik sangat krusial dan
TE
komplek dalarn prespektif adrninistrasi publik dan kebijakan publik. Hal ini
SI TA S
berkaitan dengan aspek kebijakan itu sendiri. Selain itu pwa kebijakan publik merupkan salah satu aspek dalarn penyelenggaraan pemerintahan yang tidak terlepas hubungan:lya dengan berbagai kelembagaan dalarn suatu
ER
sistem pemerintahan dan aspek masyarakat sebagai objek atau sasaran Edwards III
IV
irnplementasi kebijakan, sebagainIana dikemukakan oleh
N
(1980: 1) sebagai berikut:
U
The study ofpolicy implementation is crucial for the study ofpublic administration and public policy. Policy implementation, as we have seen, is the stage of policy making between the establishment of a policy - such as the passage of a legislative act, the issuing of an executive order, the handing down of judicial decesion, or the promulgation of a regulatory rule - and the consequences of the policy ofthe poepie whom it affects.
Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Pressman and Aaron Wildavsky (1973) dan Bardach (1977) dalarn Tachjan (2006:73) bahwa "... akan tetapi temyata yang lebih krusial adalah mengenai implementasi kebijakan pembangunanya. Hal ini kenyataannya bukan hanya dial ami oleh
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 21
negara-negara di Dunia Ketiga (seperti Indonesia), tetapi dialami juga oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat". Berbagai kajian maupun penelitian telah dilakukan terhadap kebijakan publik dan banyak pula kalangan yang mempersoalkan tentang apa sebenamya yang dimaksud dengan sektor publik. Baber, W. F (dikutip
KA
dalam Massey, 1993:15), bahwa sektor publik mengandung sepuluh ciri
BU
penting yang membedakannya dari sektor swasta yaitu:
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
(1) sektor publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang lebih medua (ambiguous); (2) sektor publik menghadapi lebih banyak problem dalam mengimplementasikan keputusan keputusannya; (3) sektor publik memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki motivasi yang sangat beragam; (4) sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha mempertahankan peluang dan kapasitas; (5) sektor publik telah memperhatikan kompensasi atas kegagalan pasar; (6) sektor publik melakukan aktivitas yang lebih banyak mengandung signifJkansi simbolik; (7) sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas; (8) sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar untuk merespons isu-isu keadilan dan kejujuran (fairness); (9) sektor publik hams beroperasi demi kepentingan publik; serta (10) sektor publik hams mempertahankan level dukungan publik minimal diatas level yang dibutuhkan dalarn industri swasta. Menurut Helco (1972:84) ide bahwa kebijakan (policy) adalah istilah
yang tampaknya banyak disepakati bersarna. Dalarn penggunaan umum, istilah kebijakan dianggap berlaku untuk sesuatu yang "lebih besar" dari keputusan tertentu, tetapi "lebih kecif' dari gerakan sosial. Jadi kebijakan dari sudut pandang analilis, adalah sebuah konsep yang kurang lebih berada di tengah-tengah. Elemen kedua yang terkandung di dalarn istilah kebijakan oleh banyak penulis adalah aspek tujuan. Dalam konteks kebijakan publik, analisis mengandung tujuan dan relasi yang berbeda dengan proses Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 22
kebijakan. Etzioni (dalam Parsons, 2001 :56) misalnya, berusaha (dan berhasil) mempengaruhi proses pembuatan kebijakan melalui riset dan argumen yang bukan hanya mendukung analisis "problem", tetapi juga tentang apa opsi kebijakan atau "solus!"' yang hams diambil. Jenis anaIisis kebijakan dianggap sebagai rangkaian aktivitas pada spektrum pengetahuan
BU
pengetahuan tentang (abollt) proses kebijakan.
KA
dalam (in) proses kebijakan ; pengetahuan untuk (for) proses kebijakan; dan
TE R
Sebagai sebuah istilah, analisis kebijakan terkait erat dengan penggunaan beragam teknik untuk meningkatkan atau merasionalisasikan
S
proses pembuatan kebijakan. Dalam hubungan ini Quade (1976:21)
TA
rnisalnya, mengekspresikan pandangan bahwa tujuan utama anaIisis adaIah
SI
membantu pembuat keputusan untuk membuat pilihan yang lebih baik dari
ER
yang dibuat pihak lain. Jadi analisis ini berhubungan dengan manipulasi
N
IV
efektif dunia nyata
U
Analisis tersebut hams dilakukan melalui tiga tahap yang menurut
Quade (1976:254) dapat dirinci sebagai berikut: (I) Penemuan, yakni usaha
untuk menemukan a1tematif yang memuaskan dan terbaik diantara altematif-a1tematif yang tersedia; (2) Penerimaan, yakni membuat temuan itu agar dapat diterima dan dimasukkan ke dalam kebijakan atau keputusan; (3) Implementasi, yakni menerapkan keputusan kebijakan tanpa adanya perubahan terlalu banyak yang dapat membuat altematif itu
me~adi
tidak
memuaskan. Konsep implementasi kebijakan dalam penelitian ini dapat pula dikutip dari pendapat Gordon et, al (1977) dalam Parsons (2001:56-57)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
23
yang membagi kebijakan publik menjadi dua konsep yaitu analisis implementasi kebijakan dan analisis untuk kebijakan yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
BU
KA
Pertama, anaIisis kebijakan yang mencakup: (1) determininasi kebijakan: ini adaIah analisis yang berkaitan dengan cara pembuatan kebijakan. mengapa, kapan dan untuk siapa kebijakan dibuat; (2) isi kebijakan. anaIisis ini mencakup deskripsi tentang kebijakan tertentu dan bagaimana kebijakan berkembang dalam hubungannya dengan kebijakan sebelumnya, atau anaIisis ini dapat juga didasari oleh inforrnasi yang disediakan oleh kerangka nilailteoretis yang mencoba memberikan kritik terhadap kebijakan.
IV ER
SI
TA S
TE
R
Kedua, monitoring dan evaluasi kebijakan; fokus anaIisis ini adaIah mengkaji bagaimana kinerja kebijakan dengan mempertimbangkan tujuan kebijakan, dan apa dampak kebijakan terhadap suatu persoalan tertentu. Ketiga, anaIisis untuk kebijakan yang mencakup: (1) advokasi kebijakan. berupa riset dan argumen yang dimaksudkan untuk mempengaruhi agenda kebijakan di dalam dan atau di tuar pemerinatahan; (2) informasi untuk kebijakan; sebentuk analisis yang dimaksudkan untuk memberi informasi bagi aktivitas perrnbuatan kebijakan (ini dapat berbentuk anjuran atau riset eksternal/internal) yang terperinci tentang aspek kualitatif dan judgemental dari suatu kebijakan.
N
Analisis dan proses kebijakan tersebut dapat digambarkan sebagai
U
berikut:
Analisis untuk Kebijakan
Analisis Kebijakan 1 Analisis Determinasi Kebijakan
2 Analisis lsi Kebijakan
3 Monitoring & Evaluasi Kebijakan
4 Inforrnasi untuk Kebijakan
Sumber: Gordon, et, ai, (1977)
Gambar 2.1. Variasi Analisis Kebijakan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
5 Advokasi Kebijakan
41475.pdf 24
Konsep implementasi kebijakan publik selain sebagai suatu tahapan proses kebijakan publik, juga sekaJigus merupakan studi yang sangat krusial. Dinilai krusial karena bagaimanapun baiknya suatu kebijakan, apabila tanpa melalui suatu persiapan dan perencanaan yang baik dalam irnpleme!ltasinya, maka tujuan kebijakan itu tidak akan terwujud. Begitupun
KA
sebaliknya, apabila telah melalui persiapan dan perencanaan irnplementasi
TE R
tujuan kebijakan tidak akan terwujud.
BU
yang matang, namun dalam perurnusan kebijakan tersebut tidak baik maka
Menurut Wahab (2005:64) dengan mengutip Karnus Webster,
S
irnplementasi diartikan sebagai "to provide the means for carryng out
TA
(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); atau to give pratical
SI
effect to (menimbulkan darnpaklakibat terhadap sesuatu)". Irnplementasi
ER
berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat
IV
menimbulkan dampaklakibat terhadap sesuatu. Sementara itu Jones dalam
U
N
(Widodo, 2011 :86) mengartikan implementasi sebagai 'getting done "and"
doing it'. Dari rurnusan yang sederhana ini, kemudian dinyatakan oleh Widodo (2011 :86) bahwa "kesederhanaan rumusan seperti itu tidak berarti implementasi kebijakan merupakan suatu proses kebijakan yang dapat
dilakukan dengan mudah." Dinyatakan selanjutnya bahwa irnplementasi membutuhkan surnberdaya (resources) seperti orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi.
Dengan bertumpu pada pendapat tersebut,
dapat diambil suatu
kesirnpulan bahwa irnplementasi adalah suatu proses yang melibatkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 25
sejumlah sumber daya (termasuk sumber daya manusia), dana dan kemampuan organisasional yang dilakukan, baik oleh pemerintah maupun swasta. Proses tersebut dilakukan untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat kebijakan untuk dapat dilaksanakan oleh irnplemetor atau pelaksana kebijakan atau program.
KA
Sementara itu, pelaksanaan kebijakan merupakan suatu proses untuk
BU
mewujudkan kebijakan "yang masih abstrak" ke dalam realita (Wahab,
(Wibawa,
TE R
2011:89). Sejalan dengan pendapat tersebut, van Meter dan van Hom dalam 1994:15)
mendefinisikan
implementasi
kebijakan
sebagai
S
"tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik secara
TA
individu maupun kelompok yang dirnaksudkan untuk mencapai tujuan
ER
SI
sebagaimana dirumuskan di dalam kebijakan". Memperhatikan uraian di atas, dapat dipaharni bahwa irnplementasi
N
IV
memiliki makna penting. lmplementasi bersifat sangat interaktif dengan
U
kebijakan yang mendahuluinya. Melalui proses implementasi, diketahui sejauh mana suatu kebijakan dapat mengadopsi aspirasi sekaligus menyentuh masyarakat untuk secara sukarela melakukannya sebagai perwujudan rasa tanggungjawabnya terhadap bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui irnplementasi dapat diketahui apakah suatu kebijakan telah menjawab suatu persoalan atau sebaliknya. Berkenaan
dengan
kebijakan
publik,
mengembangkan analisis sistem yang dipandang
beberapa
ilmuan
dapat memusatkan
perhatian pada semua unsur yang signifikan dari fungsi pemerintah yang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
26
membuat dan mengimplernentasikan kebijakan-kebijakan
publik, antara
lain yang berkaitan dengan outputs dan outcomes dari suatu sistem pemerintahan. Dinyatakan selanjutnya oleh Soewargono (dalam Rarnses, 2009:76) bahwa dalam pembuatan kebijakan publik yang menyangkut bidang tertentu misalnya, maka semua unsur yang lain dalam sistem
KA
pemerintahan itu dengan satu atau beberapa earn akan menyurnbang pada
BU
pembuatan kebijakan tersebut. Kebijakan publik merupakan outputs dari
TE R
suatu sistem pemerintahan, sedangkan tujuannya adalah tereapainya outcomes yaitu terlaksananya kondisi kehidupan di dalam masyarakat
TA S
sepertj yang diharapkan oleh pemerintah, yang merupakan hasil dari
dilaksanakannya kebijakan publik di dalam masyarakat. Oleh karena itu
SI
outcomes tersebut merupakan komitmen-kornitmen dari pemerintah.
ER
Apabila outcomes temyata tidak sesuai dengan tujuan seperti yang
IV
diharapkan oleh outputs, maka kebijakan publik itu belurn mencapai tujuan
U
N
sosialnya.
Teori sistem tersebut memungkinkan kebijakan publik dapat
dianalisis, baik yang menyangkut kualitasnya maupun efektivitasnya. Masih berkaitan dengan kerangka analisis sistem tersebut, Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell (dalam Ramses, 2009:76-77) mengklasifikasikan isi dari kebijakan publik menjadi empat kategori yaitu: (I) penarikan surnberdaya (extractions) baik sumberdaya material maupun surnberdaya manusia, dalam bentuk pajak, retribusi, sumbangan, bagian dari laba, wajib militer dan sebagainya; (2) pengaturan (regulations) yaitu kebijakan-kebijakan publik yang isinya melakukan pengawasan atau pengendalian terhadap tindakan tindakan dari warga; (3) alokasi/pembagian (alocations) yaitu Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 27
kebijakan-kebijakan publik yang mengalokasikan barang-barang, pelayanan-pelayanan, status-status dan kehonnatan-kehormatan; (4) lambang (symbol), yaitu alokasi kepada warga sesuatu yang khusus jenisnya, yang relatif tanpa biaya dan terrnasuk di dalarnnya peragaan-peragaan yang bersifat patriotik dan ritualistik, retorika retorika politik yang sesuai dengan kesetiaan dan cita-cita masyarakat dan lain-lain. Pendapat eli atas hampir senada dengan apa yang dikemukakan
KA
Gordon dan Parsons, dalam Djaenury (2012:17) yang mengemukakan
BU
bahwa kebijakan publik dapat pula mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
Model Implementasi Kebijakan Publik
IV
4.
ER
SI
TA S
TE R
(1) Perumusan kebijakan publik yang (sifatnya saling tergantung, subjektif, dinamis dan buatan); (2) Implernentasi kebijakan publik yang mencakup adanya program kebijakan, target group, unsur pelaksana yang bertanggung jawab, baik organisasi maupoo perorangan serta pelaksanaan kebijakan yang perIu mcrnperhatikan faktor lingkungan; (3) Evaluasi kcbijakan yang meliputi (evaluasi dampak, evaluasi administrasi, evaluasi yuridis dan evaluasi strategi).
N
Model implcmentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
U
Model Edwards III. Implementasi kebijakan pada era sebelum tahun 1970
an masih belum memperoleh perhatian yang serius, baik dari para administrator publik maupoo para pengambil kebijakan, walaupun studi mengenai kebijakan publik sudah mulai berkembang pada dasawarsa 1950 an, pada pemerintahan Arnerika Serikat. Pada
tahoo 1970-an, barulah
moocul perrnasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penerapan kebijakan, sebagaimana dikemukakan Edwards 111 (1980:1) dalam Nugroho (2012:191) sebagai berikut: "Edwards sugested to put attention toward/our
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
28
key issues: communication,
resource,
disposition of attitudes and
bureaucratic structure". Keempat faktor atau variabel yang menyebabkan suatu kebijakan yang telab dirumuskan tidak tercapai sesuai dengan tujuan dalam implementasinya adalab sebagai berikut:
(communication), merupakan dimensi penting bagi
KA
a. Komunikasi
BU
administrator publik dalam mengimplementasikan kebijakan, khususnya
R
untuk mencapai efektivitas program melalui tmnsmisi personel yang
TE
tepat, instruksi yang jelas dari atasan tentang pelaksanaan ill lapangan,
SI TA S
dan pelaksanaan program secara konsisten, baik oleh semua pelaksana maupun atasan pemberi instruksi. Implementasi kebijakan tidak akan
ER
b. Sumber-sumber (resources).
berjalan efektif apabila daya dukung sumber daya lemab atau kurang,
IV
sebagaimana illkemukakan oleh Edwards 1lI (1980:53) sebagai berikut:
U
N
"Implementation orders may be accurately transmitted, clear and
consistent. but ifimplementors lack the resources necessary to carry out
policies, implementation is likely to be ineffecktive. .. I) Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan pada dimensi sumber daya dalam implementasi kebijakan yaitu jumlab staf yang memadai secara kuantitas dan cakap secara kualitas dalam melaksanakan instruksi-instruksi kebijakan di lapangan melalui keablian
motivasi
dan
informasi
yang
meliputi
tatacara
melaksanakan kebijakan oleh implementator termasuk (bagaimana
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
29
cara yang hams dan perin dilaksanakan serta data tentang ketaatan para pelaksana terhadap instruksi, peraturan atan undang-undang yang dilaksanakan. 2) Wewenang (authority), kewenangan dalam mengimplementasikan kebijakan atau program akan berbeda satu sarna lainnya. Hal ini
KA
tergantung pada deskripsi jabatan (job description), yaitu me!alui:
(facilities),
sebagai
TE
3) Fasilitas-fasilitas
R
ketaatan terhadap aturan yang ada.
BU
(1) metode kontrol yang bersifat persuasif atau ancaman; dan (2)
daya
dukung
dalam
SI TA S
implementasi kebijakan, yang meliputi tersedianya bangunan bangunan (buildings), perlengkapan (equipment), dan perbekalan (suplies).
ER
c. Kecenderungan-kecenderungan (disposition), yang mencakup: (1)
IV
dampak disposisi yaitu adanya homogenitas administrator dan
U
N
berkembangnya pandangan parokial yaitu teIjadinya hubungan senior
dan pengaruh
lingkungan;
(2)
birokrasi
staf,
yaitu
teIjadinya
pengangkatan birokrat; dan (3) manipulasi insentif-insentif. Setiap implementasi kebijakan diinstruksikan atasan melalui perintah yang komunikatif, persuasif dan prilaku administrator yang menerima secara baik implementasi kebijakan atau program akan beIjalan baik. Tetapi bila sebaliknya yang teIjadi, implementasi akan mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam pelaksanaanya, sebagaimana dikemukakan oleh Edwards III (1980:89) sebagai berikut:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 30
"If implementers are well-disposed toward a particular policy, their are more likely to carry it out as the original decisionmakers intended But when the implemenJors' attitudes or perspectives deiffer from the decisionmakers', the process of implementing a policy becomes infinitely more complicated". Beberapa kebijakan rnasuk kedalarn zona yang kurang perhatian (zone
of indiference) oleh para administrator. Kebijakan-kebijakan tersebut
KA
dapat rnenimbulkan konflik dalarn irnplernentasi dengan berbagai
BU
pandangan atau tujuan atau kepentingan organisasinya. Hal ini tentunya
TE R
akan rnenjadikan harnbatan dalarn pelaksanaan kebijakan, sebagairnana dikernukakan oleh Edwards III (1980:114) berikut ini:
ER
SI
TA S
"Some policies fall within the "zone of indifference" of administrators; others elicit strong feelings. These policies may coriflict with implemenJors' subtantive policy views or the personal or organizational interests. It is here that dispositions pose obstacles to implementation". Sangat rnernungkinkan adanya disposisi dari pelaksana rnerintangi
N
IV
pelaksanaan kebijakan bila irnplernentator tidak setuju dengan substansi
U
kebijakan yang harus rnereka jalankan. Beberapa pirnpinan kegiatan rnenjaga atau rnengantisipasi keseirnbangan kebijakan tersebut untuk rnengantisipasi terhadap oposisinya Kadang-kadang irnplementasi dirintangi
oleh
situasi-situasi
yang
kompleks,
seperti
para
irnplementator menangguhkan irnplementasi suatu kebijakan yang mereka setujui untuk mengalihkan pada pencapaian tujuan yang lain, sebagaimana di kemukakan oleh Edwards III (1980: 115) bahwa:
"Disposition may hinder implementation when implementors simply disagree with the subtance of a policy and their disagreement leads them not to carry it out. In some instances top officials may refrain from establishing policies because Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 31
they anticipate opposition..... Sometimes implementation is impeded by more complex situations, such as when implementors delay in implementing a policy ofwhich they may approve in the abstract in order to increase the chances of anchieving another, competing policy goal". Pada sisi lain pandangan-pandangan dalam suatu badan, bagian, bahkan sub-bagian mempunyai perbedaaan dalam penafsiran terhadap
KA
pengirnplementasian suatu kebijakan. Ketidak sepakatan diantara
Setiap
wilayah
yang
menjadi
kebijakannya
akan
TE R
kebijakan.
BU
pelaksana akan menghambat keIjasama dan irnplementasi suatu
menyesuaikan dengan prioritas kebijakan yang berbeda-beda, baik
S
menyangkut perbedaan kornitmen maupun cara-cara yang berbeda
SI TA
dalam menangulangi permasalahannya, sebagairnana dikemukakan oleh Edwards III (1980: 116) di bawah ini:
U
N
IV
ER
"Different bureaucratic units are likely to have different views on policies. Intra and interagency disagreements inhibit cooperation and hider implementation. Within a single policy area, each relevant agency probably has different priorities, different commitments, and different methods of handling problems ".
Perubahan administrator birokrasi pemerintahan merupakan hal sulit, dan hal ini tidak menjarnin bahwa proses irnplementasi kebijakan akan beIjalan dengan baik. Teknik yang potensial untuk mengubah permasalahan implementor agar tetap dapat menjalankan kebijakan sesuai dengan tujuan yaitu mengubah sikap para implementator melalui manipulasi insentif-insentif, sebagaimana di kemukanan oleh Edwards III (1980: I07) di bawah ini:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 32
"Changing the personel in government bereaucracies is difficult. and it does not ensure that the implementation process will proceed smoothly. Another potential technique to deal with the problem of implementors' dispositions is to alter the dispositions of existing implementors through the manipulation ofincentives ". Kecenderungan-kecenderungan
dalam implementasi kebijakan dapat
KA
menyebabkan kesulitan suatu implementasi kebijakan atau program
BU
ka.rena adanya pennasalahan yang dilakukan oleh para implementator birokrasi pemerintah sendiri dalam mengimplementasikan kebijakan
TE R
dengan adanya penafsiran kebijakan dari unit atas sampai unit
S
pelaksana.
TA
d. Struktur Birokrasi (bureuacratic structure)
SI
Birokrasi mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan.
ER
Walaupun suatu organisasi merupakan organisasi yang besar dan
IV
komplek, serta dominan dan mampu melaksanakan setiap kebijakan
U
N
atau program, tidak ada organisasi sekuat birokrasi yang mampu bertahan dalam keadaan situasi apapun (survive) dan bagaimanapun pengaruh ektemal mempengaruhinya. Bahkan Edwards III menegaskan bahwa birokrasi jarang mati.
Ada dua karakteristik dalam struktur
birokrasi menurut pandangan Edwards III (1980: 125-141), yaitu sebagai berikut: I) Standard Operating Procedures (SOP),
berkaitan dengan: (I)
masalah-masalah sosial dan urusan publik; (2) instruksi yang dominan pada tahap-tahap yang berbeda; serta (3) tujuan yang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
33
berbeda berada pada lingkungan yang luas dan kompleks. SOP pada dasamya merupakan tatanan prosedur kerja birokrasi dalam melaksanakan tugasnya, yang secara internal birokrasi dapat mengatur sumber-sumber yang dimilikinya, baik berkaitan dengan sumber daya manusia, waktu, sarana maupun prasarana Fragrnentasi (fragmentation) berkaitan dengan: (1) survive ialab
KA
2)
BU
kekuatan untuk tetap bertahan hidup; dan (2) bukan piliban-pilihan
TE R
netral dalam suatu kebijakan. Fragrnentasi merupakan kemampuan birokrasi dalam mengbadapi faktor-faktor eksternal yang dapat
S
mempengaruhi birokrasi, baik berupa infrastruk:tur (LSM, partai
TA
politik, maupun lembaga-lembaga profesi) maupun suprastruktur
SI
(legislatif, eksekutif, maupun lembaga lainya). Pada sisi lain
ER
Edwards III (1980:147) menegaskan juga babwa dari keempat
IV
faktor yang berpengaruh terhadap irnplementasi kebijakan terjadi sebagaimana di
U
N
interaksi secara langsung dan tidak langsung kemukakan sebagai berikut:
"Interactions between factors: Aside from directly affecting implementation, however, they also inderectly affect it through their impact on each other. In other words. communications affect to resources, dispositions, and bureaucratic structures, which in turn influence implementation".
Pengaruh interaksi langsung dan tidak langsung dari keempat faktor tersebut terhadap irnplementasi kebijakan, terlihat pada Gambar 2.2.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 34
Communication
~
~ R~ourc~ t
/
Implementation
Dispositions
KA
-? TE R
Sumber : Edwards III, 1980 : 148
BU
Bureaucratic Structure
Konsep Kompetensi Aparatur
ER
5.
SI
TA S
Gambar2.2. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung terhadap 1mp1ementasi Kebijakan
IV
Salah satu kunci keberhasilan perekonomian adalah dimilikinya
U
N
keunggulan kompetitif sehingga akan mendorong terciptanya daya saing dan menciptakan penambahan nilai. Demi tercapainya kondisi tersebut, maka sentral berbagai variabel yang mempengaruhi ada1ah terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance), baik di tingkat pemerintah pusat maupun di tingkat pemerintah daerah. Pergeseran politik dan pemerintahan yang teIjadi pada era reformasi saat ini merupakan momentum tepat untuk menata kembali administarasi penyelenggaraan pemerintahan agar lebih efektif, efisien dan demokratis dalam upaya mewujudkan good governance. Pemerintah dihadapkan pada arus perubahan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 35
yang semakin cepat dan mengglobal, sehingga perubahan harns segera direspons oleh pemerintah. Menurut Sedannayanti (2009:3) karena berbagai masalah dan tantangan tidak dapat dihindarkan oleh pemerintah, maka untuk menjaga agar pemerintah tetap eksis dan dapat melakukan kegiatan usahanya dalam
KA
kompetisi global, salah satu upaya strategis yang harns dilalrukan
pemerintahan
diarahkan
pada
tercapainya
TE R
penyelenggaraan
BU
pemerintah adalah penataan ulang atau restrukturisasi. Penataan ulang
penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi ke depan (antisipatif),
S
beorientasi perubahan dan pembaharuan (inovatif), serta berkualitas
TA
prima/unggul dalam berkompetisi dengan lembaga lain untuk mewujudkan
SI
kepemerintahan yang baik. Di sisi lain, pemerintah diharapkan merniliki
ER
sumber daya yang dapat mempercepat pelaksanaan tugas pemerintahan,
IV
merupakan organisasi kecil dan ramping, serta mampu bergerak lebih cepat,
U
N
lebih efektif dan efisien sebagai organisasi pembelajar dan organisasi jejaring. Pemerintah di era barn pemerintahan dituntut dapat melalrukan perubahan untuk meninggalkan paradigma lama, mengubah bentuk kelembagaan dan sistem pemerintahan, serta mengubah perilaku sumber daya aparatur pendukung kelembagaan dan sistem penyelenggaraan pemerintahan. Upaya tersebut
diharapkan dapat terbentuk kelembagaan
pemerintahan untuk meningkatkan kineIja sehingga lebih dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, antara lain pelayanan yang cepat, lebih murah
dan
lebih
berkualitas
sehingga
mempercepat
terwujudnya
kepemerintahan yang baik di era barn pemerintahan yaitu pemerintahan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
36
yang transparan, terbuka, demokratis, akuntabel, serta terhindar dari birokrasi yang korupsi, kolusi dan nepotisme. Aspek penting yang perIu mendapat perhatian dalam membahas tentang prestasi kelja pegawai negeri sipil adaIah aspek perencanaan kinelja. Menurut Amstrong dan Baron (1998:297) aspek perencanaan kinelja dari
KA
manajemen kinelja (performance management) juga membahas tentang
BU
tingkatan kompetensi (competence) aparatur yang diperIukan untuk
TE R
mencapai standar kinelja. Hal ini mencakup dua hal yaitu pencapaian tujuan dan standar (what should be done) dan kompetensi yang dibutuhkan (how it
TA S
should be done). Kompetensi (competences) digambarkan sebagai sesuatu yang diperIukan seseorang untuk melaksanakan (perform) suatu pekeljaan
SI
dengan baik. Kompetensi dapat dibedakan ke dalam tiga tingkatan yaitu: (l)
IV
competences.
ER
core competences; (2) generic competences; dan (3) role specific
U
N
Kompetei1si menurut Spencer (dalam Moeheriono, 2009:3) adalah
karakteristik yang mendasari seseorang yang berkaitan dengan efektivitas kinelja individu dalam pekeljaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijOOikan acuan, efektif atau berkinelja prima atau superior di tempat keIja atau pOOa situasi tertentu. Berdasarkan definisi kompetensi ini, maka beberapa makna yang terkandung di dalamnya OOalah sebagai berikut: (1) Karakteristik dasar
(underlying caractertistic) kompetensi OOalah bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku yang
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 37
dapat diprediksi pada berbagai keadaan tugas pekeIjaan; (2) Hubungan kausal (causally related) berarti kompetensi dapat menyebabkan atau
digunakan untuk memprediksikan kineIja seseorang. Jika seseorang mempunyai kompetensi yang tinggi, maka akan mempunyai kineIja yang tinggi pula (sebagai akibat); (3) Kriteria (criterian referenced) yang sebagai
acuan,
bahwa
kompetensi
secara
nyata
akan
KA
dijadikan
BU
memprediksikan seseorang dapat lJekeIja dengan baik, serta hams terukur dan spesifik atau terstandar. Secara umum banyak perusahaan konsultan
intemasional
menganut
definisi
TE R
manajemen
kompetensi
sebagai
karakteristik dasar yang terdiri atas keterampilan (skills), pengetahuan
SI TA
S
(knowledge) serta atribut personal (personal attributs) lainnya yang marnpu
membedakan seseorang dalam
melakukan tindakan. Artinya, inti utama sebenamya adalah sebagai alat
ER
dari sistem atau model kompetensi ini
IV
penentu untuk meprediksikan keberhasilan keIja seseorang pada suatu posisi
N
tertentu (Moeheriono, 2009:4). Itulah awal munculnya pendapat dan ide
U
dari sejarah kompetensi secara luas. Dalam praktek sehari-hari temyata sistem kompetensi dapat diaplikasikan oleh manajemen sumber daya manusia untuk banyak hal, termasuk rekrutmen, pengukuran kineIja, kompensasi (rewards), dan kebutuhan untuk peIatihan-pelatihan (training need assessment). Sistem kompetensi ini berusaha mengeksplorasi lebih
jauh suatu posisi jabatan seseorang, untuk menjawab satu pertanyaan pokok: apa arti pengetahuan, keterampilan atau perilaku utama yang diperlukan untuk keberhasilan dalam suatu posisi jabatan tertentu tersebut? Inilah yang kemudian menginspirasikan dan melahirkan suatu model kompetensi bagi Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
38
posisi jabatan tertentu, yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam membuat kerangka dasar kompetensi. Penciptaan nilai pada beberapa organisasi swasta rnisalnya, biasanya bam terwujud pa<Ja waktu keputusan dan tindakan yang diambil anggota perusahaan menghasilkan keluaran yang berkontribusi secara nyata pa<Ja
KA
produk akhir yang direncanakan. Selama ini orang berpendapat bahwa
BU
kontribusi pekerja akan menjadi lebih baik apabila pekerja diberi bekal
R
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan
TE
tugasnya Pengetahuan dan keterampilan ini biasanya disebut kompetensi.
TA S
Dalam hubungan ini, Hartanto (2009:425) mengemukakan bahwa memaharni kompetensi tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang
SI
pekerja dan potensi insani. Apabila pekerja dianggap dan diperlakukan
IV ER
sebagai sumber daya yang siap pakai, kompetensinya akan menjadi faktor kualifIkasi dari pekerja yang bersangkutan. Dalam proses pereknrtan dan
U
N
penempatan pekerja, kualifIkasi pekerja terutama kompetensinya akan diuji kesesuainnya (fit) dengan spesifIkasi pekerjaan yang akan dijabatnya Usaha mencari kesesuaian ini dilakukan berdasarkan prinsip siap pakai untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan pekerjaan jangka pendek. Kompetensi dalam hal ini dianggap sebagai spesifIkasi yang melekat pada diri pekerja sebagai sumber daya. ltulah sebabnya mengapa pekerja dianggap dan diperlakukan sebagai sumber daya oleh manajemen dan disebut sebagai sumber daya manusia untuk membedakannya dari sumber daya lain, seperti sumber daya keuangan, sumber daya mesin dan sumber daya alamo
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 39
Cakupan pemahaman orang tentang kompetensi itu sangat luas dan bervariasi sehingga tidak jarang terdapat beberapa kontradisksi di dalam pemahaman tersebut. Hartono (2009:432-433) mengemukakan babwa batasan kompetensi yang dipandang sebagai sumber daya yang dimiliki pekeIja dan digunakan dalam proses peneiptaan nilai memiliki eiri sebagai
KA
berikut:
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
(1) Kompetensi diperoleh seseorang dari lingkungan eksternal dalam rangka pelaksanaan suatu tugas atau pekeIjaan (job related human characteristic) melalui proses belajar mandiri maupun organisasional yang berlangsung seeara formal maupun i!Iformal di lingkungan perusahaan, di lingkungan lembaga pendidikan dan pelatihan, dan di dalam kehidupan profesional maupun sosialnya; (2) Kompetensi berwujud pengetahuan dan keterampilan yang dieari, dipilih secara saksama dan rasional, dan dikuasai seseorang sepanjang kehidupan professional dan sosialnya dalam rangka usaha menjadikan dirinya lebih mampu untuk mengatasi tantangan bisnis dan keIja dengan lebih baik; (3) Kompetensi meneerminkan intelek (informasi dan pengetahuan bermakna) yang mengalir masuk ke dalam diri orang (flowing from the out-side-in) sebagai basil suatu proses belajar berkelanjutan, yang di dalam diri orang tersebut menjelma menjadi intelegensi intelektual yang dapat digunakan untuk mengeIjakan suatu tugas dengan lebih eerdas, efektif dan efisien; (4) Kompetensi digunakan sebagai instrumen untuk meningkatkan ketepatan dan efisiensi keIja serta melipat-gandakan efektivitas keputusan dan tindakan yang diambil dalam rangka peneiptaan nilai; (5) Kompetensi ditumbuh-kembangkan secara maksimal melalui proses belajar dan saling berbagi gagasan, pengetahuan dan informasi yang dijalankan dengan mentalitas berkelimpahan (abundance mentality); (6) Penearian, penguasaan, penggunaan dan pengembangan kompetensi akan berlangsung secara maksimal dalam iklirn intelektual yang berkualitas. Ciri-eiri tersebut memperlihatkan bahwa kompetensi ini bukan
sesuatu yang sudah ada di dalam diri seseorang melainkan merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh orang dari lingkungannya. Potensi insani seseorang perlu diperkaya dengan kompetensi agar pada
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 40
waktu dikerahkan dapat menghasilkan kinerja yang bemilai lebih tinggi. Dalam pengertian ini, kornpetensi adalah sumber daya atau instrument yang dapat digunakan pekerja untuk rneningkatkan kualitas keputusan dan tindakan yang pada akhirnya dapat rnelipat-gandakan darnpak positif dari keputusan dan tindakan tersebut.
KA
Menurut Moeheriono (2009:15) secara rinci ada lima dimensi
BU
kornpetensi yang hams dirniliki oleh sernua individu dalam suatu organisasi,
TE R
yaitu: (I) task skills, keterampilan untuk rnelaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di ternpat kerja; (2) task management skills,
TA S
keterampilan untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda dan muncul dalam pekerjaan; (3) contingenq management skills, keterampilan
SI
mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila tirnbul suatu masalah dalam
ER
pekerjaan; (4) job role environment skills, keterampilan untuk bekerjasama
IV
serta rnernelihara kenyamanan lingkungan kerja; dan (5) transfer skills,
U
N
keterarnpilan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. Dimensi kompetensi yang digunakan dalam rnelaksanakan tugas dan
fungsi pada suatu organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta, nampaknya belum dapat dijadikan sebagai dasar dalam rnengukur kornpetensi seseorang, karena selain dimensi kornpetensi yang diusulkan tersebut, rnasih ada dimensi-dirnensi lain yang turut berpengaruh dalam rnengukur kornpetensi individu dalam rnelakukan pekerjaan pada jabatan jabatan tertentu, seperti motif, sifat, konsep diri dan pengetahuan. Dalam hubungan ini Spencer (dalarn Moeheriono, 2009:8) rnenyebutkan bahwa Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 41
kompetensi mempunyai
hubungan sebab akibat (causally related) jika
dikaitkan dengan kineJja seorang karyawan. Disamping itu
kompetensi
yang terdiri atas: motif (motive), sifat (trait), konsep diri (self concept) dan keterampilan (skill), serta pengetahuan (knowledge), diharapkan dapat merilprediksikan perilaku
seseorang sehingga pada akhirnya dapat
KA
memprediksi kineJja orang tersebut. Kompetensi selalu mengandung
BU
maksud dan tujuan tertentu yang merupakan dorongan motif atau sifat (trait) yang menyebabkan suatu tindakan seseorang untuk memperoleh suatu hasil.
TE R
Kajian terhadap pennasalahan penelitian ini menggunakan pula konsep kompetensi aparatur yang merujuk pada konsep kompetensi dari Lembaga
SI TA
S
Administrasi Negara Republik Indonesia (2002:A-4). Sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab aparatur pemerintah pada jenjang eselon II
ER
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka standar
IV
kompetensi yang perlu dimiliki oleh aparatur pemangkujabatan adalah: (1) paradigma
pembangunan
yang
relevan
dalam
upaya
N
memahami
U
mewujudkan good governance dalam mencapai tujuan berbangsa dan bemegara; (2) memaharni dan menerapkan prinsip-prinsip good governance secara serasi dan terpadu; (3) memahami dan menjelaskan keragaman sosial budaya lingkungan dalam rangka peningkatan citra dan kineJja organisasi; (4) merumuskan kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi dan strategi yang ditetapkan; (5) mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan dan pandangan hidup bangsa menjadi sikap dan perilaku dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; (6) mengaktualisasikan kode etik pegawai negeri sipil dalam meningkatkan profesionalitas, Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 42
moralitas dan
etos
kerja;
(7)
melaksanakan
keseluruhan kegiatan
pengelolaan kebijakan, terrnasuk pelaporan pertanggung-jawabannya; (8) menyiapkan danJatau mengarnbil keputusan dalarn rangka pelaksanaan pengelolaan kebijakan danJatau pelayanan sesuai dengan tanggung jawabnya; serta (9) meningkatkan akuntabilitas dan produktivitas aparatur.
KA
Sebagai elemen penting manajemen publik barn, sistem pengukuran
BU
kinerja di sektor publik masih menjadi thematic issue, artinya tema
TE R
pengukuran kinerja hams dirnunculkan dalarn pikiran para pemegang otoritas publik (Rogers, 1990) dalam Mahrnudi (2007:49). Hal itu
S
disebabkan pengukuran kinerja bukanlah sesuatu yang bersifat netral, akan
SI TA
tetapi memberi darnpak yang besar pada perilaku individu, kelompok dan organisasi. Dalarn hubungan ini Jackson (1995) serta Stewart dan Walsh
ER
(1994) dalarn Mahrnudi (2007:49) menyatakan bahwa pengukuran kinerja
IV
juga bukan merupakan latihan teknokratik sederhana karena kinerja
U
N
merupakan konsep yang dinarnik dan bersifat multidimensional. Menurut Arnstrong (1994) dalarn Dharma (2009:102),
istilah
kompetensi mengacu kepada dirnensi perilaku dari sebuah peran-perilaku yang diperlukan seseorang untuk
dapat melaksanakan pekerjaan
serta
mernuaskan. Sebagairnana didefinisikan oleh Arnstrong dan Murlis (1994) dalarn Dharma (2009: I 02) kompetensi mencakup karakteristik perilaku yang dapat menunjukkan perbedaan mereka yang berkinerja tinggi, yang dalarn konteks ini menyangkut prestasi. Dikatakan lebih lanjut bahwa kompetensi adalah apa yang dibawa oleh seseorang ke dalarn pekerjaannya
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 43
dalam bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda Ini harus dibedakan dari atribut tertentu (pengetahuan, keahlian dan kepiawaian) yang dibutubkan untuk melaksanakan berbagai tugas yang berhubungan dengan suatu pekerjaan. Kompetensi menentukan aspek-aspek proses dari kinerja suatu pekerjaan. Peran birokrasi publik tidak hanya memberikan pelayanan
KA
kepada masyarakat dalam arti sernpit, tetapi berperan mengelola kebijakan
BU
public, dimna birokrasi publik sangat berperan dalam proses formulasiJ
TE R
pembuatan kebijakan publik, pelaksanaa n dan penegakan serta evaJuasinya Dalam birokrasi publik, apa yang dilakukan oleh pelaksana terdepan
TA S
hanya menjaJankan sebagian kedl dari pelaksanaan kebijakan publik. Peran dalam organisasi publik pada dasamya dilakukan oleh aparatur pemerintah,
SI
yang dalam manajemen kepegawaian disebut sebagai pegawai negeri sipil.
ER
Sedarmayanti (2009:71) menyebutkan bahwa pegawai negeri sipil yang dua hal
IV
melaksanakan berbagai peran dalam negara demokrasi liberal,
N
diantaranya ditekankan secara tradisionaJ, yaitu: (l) mereka memberi saran
U
kepada yang menguji kendali tujuan politik cabang pelaksana pada isi kebijakan; dan (2) mereka dapat pula bertanggung jawab untuk melaksanakannya, dimana pelaksanaan kebijakan dilakukan di semua tingkatan pemerintahan dan termasuk pemberian pelayanan kepada publik.
B. Penelitian-penelitian Terdahulu Pada bagian ini dikemukakan beberapa basil penelitian yang pemah dilakukan sebelumnya, yang mempunyai relevansi dengan rencana penelitian ini
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 44
dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan. Kajian ini akan difokuskan pada konsep dan teori yang dijadikan sebagai landasan pemikiran dan bagaimana hasil penelitian tersebut dapat mendukung rencana penelitian tesis
ini, termasuk pembuatan kesimpulan dari basil penelitian tersebut. I. Kasmianto (2002) pemah melakukan penelitian tentang pengembangan
KA
sumber daya manusia (tenaga kependidikan) dalam era otonomi daerah
BU
(model manajemen tenaga kependidikan berbasis kompetensi di Provinsi Riau). Dalam penelitian tersebut ditemukan adanya metode otonomi daerah (disingkat
TE R
pengembangan tenaga kependidikan
MOD-TPd)
berbasis
TA S
kompetensi dengan ditemukannya model orde bam, reformasi dan otonomi daerah. Sedangkan untuk pengembangan model tenaga kependidikan
SI
berbasis kompetensi meliputi model bagi guru, kepala sekolah, pengawas
ER
sekolah dan pejabat birokrasi.
IV
2. Soemartono (2008) pernah meldukan penelitian tentang irnplementasi
dilakukan
U
yang
N
kebijakan pendidikan di Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Hasil penelitian ditemukan
masih
belurn optirnalnya peran faktor
komunikasi dan sumber daya, khususnya menyangkut aspek peran birokrasi dalam
mengkomunikasikan
program-program
pendidikan
kepada
masyarakat, walaupun keberhasilan program ini bukan hanya ditunjang oleh peran pemerintah tetapi perlu partisipasi masyarakat. Apalagi menyangkut program-program yang bersifat jangka panjang, memerlukan pemahaman lebih mendalam oleh aparat birokrasi dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan layanan pendidikan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
45
3. Swyana (2009) pemah melakukan penelitian tentang Implementasi Kebijakan tentang Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Aceh Dari basil penelitian yang menggunakan tiga variabel yang
Tamiang.
dikemukakan oleh Jones, dapat disimpulan bahwa kurangnya SDM (baik kua1itas maupun kuantitas), serta minimnya sarana dan prasarana yang
KA
tersedia telah menjadikan implementasi kebijakan menjadi tidak efektif.
BU
4. Rakhmat (201O) dengan penelitian yang beIjudul Analisis Implementasi Program Pembangunan Daerah di Kota Parepare. Berdasarkan hasil
TE
R
penelitian yang dilakukan kemudian disimpulkan bahwa: (I) implementasi
SI TA S
program pembangunan daerah cukup berhasil namun secarn kese1uruhan belumlah memuaskan karena masih terdapat sebuah masa1ah yang belum tersentuh dengan baik yaitu menyangkut pemberdayaan masyarakat dalam kurangnya
pelibatan
publik
dalam
implementasi
program
ER
bentuk
IV
pembangunan daerah; (2) f&1ctor dukungan administrasi dan dukungan
N
publik memberi pengaruh yang positif terhadap tingkat keberhasilan
U
implementasi program pembangunan daerah, sementara faktor komunikasi antar stakeholders pembangunan daerah relatif kurang efektif dalam mengkomunikasikan kebijakan pembangunan terutama aspek penganggaran program pembangunan daerah. 5. Araujo (2012) pemah me1akukan pene1itian tentang Analisis Implementasi Kebijakan Publik (Kajian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Implementasi Kebijakan Local Development Program
(LDP) pada
Ministerio da Administrar;iio Estatal e Ordenamento do Territorio Republica Demomitica de Timor-Leste). Kesimpulan dari hasil penelitian Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 46
yang dilakukan adalah pelaksanaan LDP belwn beIjalan secara efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
Komunikasi-bahwa pelaksanaan LDP masih
faktor antara lain: (I)
menghadapi kendala, terutama yang terkait dengan kemampuan untuk menyampaikan dan menyerap informasi secara jelas dan konsisten, baik
pelaksana
(implementor)
dalam
menerima
komunikasi;
(2)
BU
staf
KA
oleh policy facilitator dalam mengkomunikasikan kebijakan maupun oleh
Sumberdaya-masih belum memadai terhadap pengalokasian swnberdaya
TE R
untuk mendukung pelaksanaan LDP, baik staf (secara kualitas maupun kuantitas), fasilitas maupun anggaran operasional yang dapat memotivasi
TA
S
stafuntuk berkineIja secara mernadai; (3) Disposisi-kurangnya kepatuhan
SI
dari staf, terutama yang berasal dari lini staf, dan interpretasi yang berbeda
ER
terhadap konten dan konteks kebijakan LDP yang disebabkan oleh
IV
perbedaan pengalaman, pengetahuan dan kepentingan politik serta yang
N
tidak kalah penting adalah kemampuan memahami konten kebijakan yang
U
diartikulasikan dalam bahasa tetum dan portugis secara efektif telah berkontribusi terhadap pelaksanaan LDP; (4) Struktur Birokrasi Pelasana struktur organisasi pelaksana LDP belum efektif serta belum jelasnya wewenang telah berakibat pada struktur birokrasi yang terfragmentasi.
C. Kerangka Berpikir Penelitian ini dilakukan terhadap analisis implementasi
kebijakan
pemerintah daerah dalam meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah di
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
47
Kabupaten Kepulauan Am. Implementasi kebijakan merupakan proses nyata yang akan dirasakan langsung oleh target kebijakan tersebut. Begitu halnya dengan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan program kualifIkasi akademik dan sertifIkasi pendidik untuk guru yang mengharapkan guru mempunyai kompetensi sesuai dengan fungsi dan tugasnya dalam mengajar. Sebagaimana
Implemcntasi dimaksudkan sebagai
BU
out the policy or program operations;
KA
dikemukakan oleh Cochran, (1999:51), bahwa "Implementation means carrying
pengoperasionalan suatu kebijakan atau program secara nyata dilapangan yang
TE
R
dilaksanakan oleh administrator publik.
akan sia-sia belaka
TA S
Kebijakan tidak akan bermakna baik walaupun perumusannya bagus atau Bahkan Udoji (1981) dalam Wahah (1991:45),
SI
mengemukakan secara ektrim mengenai implementasi kebijakan sebagai sesuatu
IV ER
paling penting dalam proses kebijakan, yaitu sebagai berikut: "The execution of policies is as important ifnot more important than policy making. Policies will
U
N
remain dreams or blue prints in file jackets unless they are implemented. Menurut pemikirannya bahwa implementasi kebijakan lebih penting dari pada perumusan kebijakan, tanpa implementasi kebijakan hanya merupakan mirnpi dan merupakan sekumpulan arsip-arsip belaka. Berlandaskan pada latar belakang dan problem statemen di atas dan pengkajian peneliti terhadap beberapa literatur kebijakan publik sebagai landasan peneliti dalam mengkaji pennasalahan implementasi kebijakan pemerintah daerah dalam meningkatkan kompetensi aparatur, peneliti mempunyai pemikiran untuk mengkaji lebih lanjut terhadap
pennasalahan tersebut dengan
menggunakan konsep model dari Edwards III sebagai landasan teoretik dalam Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 48
mengkaji pennasalahan penelitian ini. Pemilihan model ini bukan untuk menunjukkan keunggulan atau kelemahan terhadap model lain, sebagaimana pemikiran yang dikemukakan oleh: Hill and Hupe (2006) dalam Nugroho (2008:453), bahwa "meta-teori komprehensif tentang teori-teori implementasi yang merupakan dasar metodenya adalah skeptis dan antara satu teori dengan
KA
teori lain saling mengungguli". Penggunaan model Edwards III ini karena
BU
fenomena yang teIjadi di lapangan sangat relevan dengan teon tersebut, sebagairnana lebih jauh di tegaskan oleh Nugroho (2008:453), bahwa: " ... pada
TE
R
dasarnya, tidak terdapat proses kompetisi ataupun kontestasi di antara model adalah kesesuaian
S
implementasi kebijakan karena isu yang lebih reIevan
TA
implemenasi dengan kebijakan itu sendiri".
SI
Masalah utama yang menjadi fenomena dalam administrasi publik adalah
ER
bagaimana memperhatikan dengan seksama pelaksanaan kebijakan, sebagaimana
IV
dikemukakan oleh Edwards III (1984:5), yaitu : "lack of attention to
U
N
implementation". Fenomena ini muncul sebagai akibat dari kurangnya perhatian perurnus kebijakan (legislatif dan eksekutif) terhadap implementasi kebijakan dan
terlalu
berharap
atau
mengandalkan
administrator
publik
untuk
menejalankan kebijakan secara efektif. Pendekatan lain yang digunakan dalam implementasi suatu kebijakan oleh administrator publik untuk efektifnya pencapaian suatu tujuan kebijakan, harns dapat memperhatikan
pengaruh yang signifikan terhadap pembuat
kebijakan. Faktor-faktor tersebut sebagaimana ditegaskan oleh Edwards III (1980:7), dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut: "Another approach
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 49
to public policy implementation is to focus on significant influences on policymaking ". Model implementasi kebijakan yang di kemukakan oleh Edwards III (1980) adalah sebagai berikut: I. Komunikasi
(communication) memegang
peranan utama bagi para
KA
administrator untuk mengkomunikasikan setiap program atau kegiatan
BU
dalarn mengimplementasi kebijakan karena administrator merupakan
TE R
pelaksanaka keputusan atau perintah yang mana dalarn administrator itu sendiri terdiri dari beberapa jenjang hirarki dalarn implernentasi kebijakan
S
ini (level of policies). Begitu pentingnya dan kompleksnya komunikasi
pemerintahan,
Van
Meter
and
Van
Hom
(1975:466)
SI
organisasi
TA
dalarn implementasi suatu kebijakan oleh administrator publik dalam
ER
mengemukakan seeara tegas sebagai berikut:
U
N
IV
"Communication within and between organizations is complex and difficult process. In transmitting messages downward in an organization to another, communicators inevitably distort them-both 1967:/33-/36). intentionally and unintentionally (Downs, Furthermore, if defferent sources of communication provides inconsistent interpretations of standards and objectives or if some source provides conflicting interpretations over time, implementor will find it ever more difficult to carry out the intentions ofpolicy. Therefore, the prospects ofeffictive implementation will be enhanced by the clarity with which standards and objectives are stated and by the accuracy and consistency with which they are communicated".
Pemikiran tersebut menunjukkan bahwa komunikasi harus mempunyai standar dan tujuan yang jelas dan adanya kekonsistenan administrator dalarn melaksanakan kebijakan tersebut, sehingga akan terhindar dari adanya konflik, serta mudah dan jelas dalarn pelaksanaan kebijakan.
Pentingya
komunikasi dalarn implementasi kebijakan ini dipertegas lagi oleh Hogwood Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 50
(1984:205),
yang
mengemukakan
pemikiranya
sebagai
berikut:
"Communication has an important contribution to make to coordination and to implementation generally". Pemikiran ini menunjukkan bahwa secara umum komunikasi memiliki kontribusi utama terhadap koordinasi dan implementasi kebijakan. Adapun indikator yang berkaitan dengan dimensi
KA
komunikasi yang dikemukakan oleh Edwards III terdiri dari: transmisi
BU
(transmission), konsistensi (consistency), dan kejelasan (clarity).
2. Sunlber daya (resources) merupakan daya dukung terhadap pelaksanaan
TE R
kebijakan oleh administrator publik untuk menjalankan perintah-perintah kebijakan yang jelas, konsisten, dan dengan transmisi yang tepat. Sumber wewenang (authority), dan fasilitas
TA
S
sumber ini terdiri dari: staf (staff),
SI
(facilities). Keberadaan sumber daya tersebut akan mengefektifkan dan
ER
memudahkan administrator terhadap implementasi kebijakan sebagaimana
IV
dipertegas oleh pemikiran Van Meter and Van Hom (1975:465) sebagai
N
berikut: ..... they also make available resources which facilitate their
U
administration. These resources may include funds or other incentives in the program that might encourage or facilitate effective implementation ". Hogwood (1984:200), menegaskan lebih lanjut, bahwa:"... overall resources
but also that, at each stage in the implementation process, the appropriate combination of resources must actually be available ". 3. Kecenderungan-kecenderunganltingkah laku (dispositions) yaitu bagaimana sikap para administrator untuk melaksanakan kebijakan secara efektif sesuai dengan keinginan pembuat kebijakan. Hal ini menunjukkan sikap rasa tanggungjawab dari administrator untuk mengimplementasikan kebijakan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 51
dengan penuh kesadaran dan kesungguhan. Ada tiga elemen yang dapat mendukung
kecendenmgan
administrator
dari
untuk
me1aksanakan
kebijakan ini, sebagaimana dikemukakan oleh Van Meter and Van Hom (1975:472) sebagai berilrut:
BU
KA
"... Three elements of the implementors' response may affect their ability and willingness to carry out the policy: their cognition (comprehension, understanding) of the policy, the direction of their response toward it (acceptance, neurality, rejection), and the intensity ofthat response". Pemikiran tersebut menunjukkan bahwa sikap administrator dalam
TE R
merespon setiap kebijakan yang hams dilaksanakannya harns mempunyai ketiga e1emen tersebut. Hal ini penting untuk menjaga keberhasi1an atau
TA
S
kegagalan suatu kebijakan yang di1aksanakan oleh administrator. 01eh sebab
SI
itu Edwards III, mengemukakan pentingnya pemahaman 1ebih 1anjut da1am
ER
disposisi ini untuk memperhatikan aspek : "effects ofdispositions, staffing
IV
the bureaucracy. and incentives ".
N
4. Struktur birokrasi (bureucratic structure) pada umumnya merupakan
U
pe1aksana kebijakan yaitu bagaimana standard operating procedures (SOP) mendukung terhadap efektivitas imp1ementasi kebijakan danfragmentation yaitu
bagaimana
tupoksi
.
.
masmg-masmg
unitlbadan
dapat
mengimp1ementasikan kebijakan secara bertanggungjawab, sehingga akan menghindarkan adanya 1empar tanggungjawab antara satu unitlbadan dengan unitlbadan lain dalam me1aksanakan suatu kebijakan. Konsep yang di kemukakan oleh Edwards 111 tersebut dengan keempat dimensi yang dikemukakanya digunakan sebagai pedoman ana1isis da1am mengkaji
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 52
implementasi kebijakan pemerintah daerah dalam meningkatkan kompetensi aparatur dalam tesis ini. Sementara
itu,
konsep
kompetensi
pada
dasamya
merupakan
keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki oleh seorang aparatur pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara profesional.
KA
Penelitian ini menggunakan konsep kompetensi yang pada dasamya mengarah
BU
pada tercapainya tujuan organisasi, sebagaimana diamanatkan dalam manajemen
R
kepegawaian.
TE
Manajemen pegawai negeri sipil pada berbagai organisasi pemerintah di
SI TA S
semua tingkatan wilayah adrninistrasi pada dasamYa bertujuan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan dukungan pegawai negeri
sipil
yang profesional,
ER
bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pernbinaan yang dilaksanakan
IV
berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan pada
U
N
sistem prestasi kerja. Sejalan dengan manajemen kepegawaian tersebut, maka perlu dilakukan berbagai upaya dan langkah-langkah pernbinaan pegawai negeri sipil yaitu rnenciptakan aparatur negara profesional, netral dari kegiatan dan pengaruh politik, bermoral tinggi, berwawasan global, rnendukung persatuan dan kesatuan bangsa serta rnemiliki tingkat kesejahteraan material dan spiritual. Sistern pernbinaan pegawai negeri sipil dimaksud dimulai sejak saat diterima rnenjadi pegawai negeri sipil sampai dengan pemberhentianlpensiun dan dilaksanakan berdasarkan perpaduan antara sistern prestasi kerja dan sistem karier dengan dititik beratkan pada sistern prestasi kerja. Di samping pernbinaan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 53
yang dilakukan terhadap pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya dalam organisasi publik, diperiukan pula adanya penataan somber daya aparatur agar dapat menjalankan togas, fungsi dan wewenang secara baik sesuai dengan tojuan yang diharapkan organisasi. Penataan
somber
daya
aparatur
yang
dirnaksudkan
menurut
KA
Sedarmayanti (2009:94) dapat dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa
BU
fuktor sebagai berikut: (1) Penerapan sistem merit dalam manajemen
TE R
kepegawaian; (2) Sistem pendidikan dan pelatihan yang efektif; (3) Standar dan peningkatan kinerja; (4) Pola karier je1as dan terencana; (5) Standar kompetensi
S
jabatan; (6) Klasifikasi jabatan; (7) Tugas, fungsi dan beban togas proporsional;
SI TA
(8) Reknrtmen aparatur sesuai prosedur; (9) Penempatan pegawai sesuai keahlian; (10) Remunerasi memadai; serta (11) Perbaikan sistem informasi
ER
manajemen kepegawaian.
IV
Konsep kompetensi aparatur pemerintab daerab yang digunakan dalam
U
N
penelitian ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2009: 101), yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Prestasi kerja yaito basil kerja pegawai dalam menjalankan togas secara kualitas dan kuantitas kerja; 2. Keahlian yaito tingkat kemampuan teknis yang dirniliki pegawai dalam menjalankan togas
yang dibebankan kepadanya
komunikasi dan inisiatif;
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
berupa kerjasama,
41475.pdf 54
3. Perilaku yaitu sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang mencakup kejujuran, tanggungjawab dan disiplin; 4. Kepemimpinan yaitu aspek kemampuan manajerial dan seni dalam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan
KA
pekeJjaan secara cepat dan tepat, termasuk pengambilan keputusan dan
BU
penentuan prioritas.
R
Keempat faktor tersebut (prestasi keJja, keablian, perilaku dan
TE
kepemimpinan) dapat dianalisis untuk mengetahui sejauh manakah kompetensi
SI TA S
pegawai dalam menjalankan tugasnya. Kompetensi dimaksud dibentuk melalui pelaksanaan tugas dan fungsi pegawai secara efektif dan efisien, yang selalu mendapat dorongan dan motivasi dari pimpinan organisasi sehingga para
ER
pegawai dapat melakukan apa yang menjadi tugasnya secara baik dan memadai.
IV
Upaya peningkatan kompetensi pegawai dalam menjalankan tugasnya
U
N
ditentukan pilla oleh implementasi kebijakan-kebijakan dalam organisasi, karena setiap kebijakan yang telah ditetapkan mestinya dapat diimplementasikan sesuai tujuan organisasi. Atau dengan perkataan lain implementasi kebijakan dalam organisasi mesti dapat meningkatkan kompetensi aparatur, karena kompetensi aparatur merupakan faktor utama bagi aparatur dalam menjalankan tugasnya, sesuai aspek-aspek dalam kompetensi yang disyaratkan bagi seorang aparatur. Bertolak dari berbagai teori yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian terhadap analisis implementasi kebijakan pemerintah daerah dalam
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
55
peeningkatan kompetensi aparatur di Kabupaten Kepulauan Am yang mencakup beberapa aspek seperti input (masukan), proses dan output (keluaran), dituangkan daJam kerangka berpikir sebagaimana tertera pada Gambar 2.3.
INPUT
PROSES
KA BU
• UU Nomor 8 Tabun 1972 (dinbab dengan UU Nomor 43 Tabun 1999) .PPNomor41 Tahnn2007
R TE
.....! T
SI
Implementasi Kebijakan
• • • •
IV ER
N
U
•, ,, ,, ,,, ,, ,, ,, ,, ,, ,,
TA S
--::;c 'llo.. DasarHukum • UU Nomor 8 Tahun 1972 (diubah dengan UU Nomor 43 Tabun 1999) .ppNomor13 Tabun2002 • Keputusan Kepala BKN Nomor 431 KEPI 2001 • Perda Kabupaten Kep. Am Nomor 2 Tahun2011
OUTPUT
j
~
Komunikasi Disposisi SumberDaya Stmktur Birokrasi
.
JJ
~
Kompetensi Aparatur Pemerinrah Daerab
• • • •
Prestasi Kerja Keablian Perilakn Kepemimpinan
(Sedarmayanti, 2009)
(Edwards ill, 1980) Dalam Peningkatan
Komoetensi
i
,, ,,
UMPAN BALIK
Sumber : Edwards III, 1980 dan Sedarmayanti, 2009
Gambar2.3.
Kerangka Berpikir
Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Kompetensi
Aparatur di Kabupaten Kepulauan Am
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 56
D. Def"misi Operasional
1. Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Implementasi kebijakan pemerintah daerah adalah kebijakan kebijakan pemerintah
daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat melalui proses perencanaan,
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah,
yang
BU
dalam
KA
pelaksanaan dan evaluas. Proses tersebut berIangsung secara terus menerus memungkinkan
TE
R
terlaksananya kcbijakan-kebijakan dalam sistem pemerintahan daerah. Berkenaan dengan itu, maka implementasi kebijakan pemerintah dianalisis dalam penelitian ini bertitik tolak dari pendapat
TA S
daerah yang
SI
Edwards III yang dijadikan sebagai landasan teoritis mapun kerangka
IV ER
berpikir dalam menentukan faktor-faktor yang mendorong dan menghambat implementasi kebijakan sebagai berikut :
N
a. Komunikasi, merupakan dimensi penting bagi administrator publik
U
dalam mengimplementasikan kebijakan, khususnya untuk pencapaian
efektifitas program melalui transmisi personil yang tepat, jelasnya perintah yang diinstruksikan oleh atasan dalam pelaksanaan dilapangan, dan kekonsistenan pelaksanaan program baik oleh semua pelaksana maupun atasan pemberi instruksi. b. Sumber daya, merupakan faktor yang dibutuhkan dalam implementasi kebijakan. Beberapa aspek yang perIu diperhatikan yaitu: (1) jumlah stafyang memadai secara kuantitas maupun cakap secara kualitas dalam melaksanakan instruksi kebijakan di lapangan melalui keahlian motivasi Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 57
dan inforrnasi yang meliputi tatacara melaksanakan kebijakan oleh implementator (bagaimana, apa yang harns dan perlu dilaksanakan serta ketaatan para pelaksana terhadap instruksi, peraturan-peraturan); (2) wewenang
(authority), dalam mengimplementasikan kebijakan atau
program, yang tergantung pada deskOpsi jabatan, yang dilakukan
KA
melalui metode kontrol (persuasif dan ancaman), dan ketaatan terhadap
TE R BU
aturan yang ada, serta (3) fasilitas-fasilitas (facilities).
c. Kecenderungan-kecenderungan, yang mencakup: (l) dampak disposisi yaitu adanya homogenitas administrator dan berkembangnya pandangan
SI TA S
parokial yaitu terjadinya hubungan senior dan pengaruh lingkungan; (2) birokrasi staf, yaitu terjadinya pengangkatan birokrat; dan (3) manipulasi insentif-insentif.
IV ER
d. Struktur birokrasi, yang mencakup dua karakteristik: (I) Standard
Operating Procedures (SOP), yang berkaitan dengan masalah-masalah
N
sosial dan urusan publik, instruksi yang dominan pada tahap-tahap yang
U
berbeda, dan tujuan yang berbeda berada pada lingkungan yang luas dan
komplek; (2) fragmentasi (fragmentation), yang berkaitan dengan
survive yaitu kekuatan untuk tetap bertahan hidup,
bukan pilihan
pilihan netral dalam suatu kebijakan. 2. Kompetensi Aparatur Pemerintah Kompetensi aparatur pemerintah daerah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah konsep kompetensi yang dikutip dari Sedarrnayanti (2009:101), sebagai berikut:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
58
a.
Prestasi kerja yaitu basil kerja pegawai dalam menjalankan tugas secara kualitas dan kuantitas kerja.
b.
Keablian yaitu tingkat kemampuan teknis yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya berupa kerjasama, komunikasi dan inisiatif Perilaku yaitu sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada
KA
c.
melaksanakan tugas-tugasnya yang
BU
dirinya dan dibawa dalam
d.
TE R
mencakup kejujuran, tanggungjawab dan disiplin.
Kepemimpinan yaitu aspek kemampuan manajerial dan seni dalam
TA
S
memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara cepat dan tepat, termasuk pengambilan keputusan dan
U
N
IV
ER
SI
penentuan prioritas.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 59
BAB
m
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan
KA
pemerintah daerah dalarn peningkatan kompetensi aparatur sesuai tugas pokok
penelitian
deskriptif dengan
metode
pendekatan
kualitatif.
TE R
merupakan
BU
dan fungsinya pada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Am. Penelitian ini
Pendekatan kualitatif digunakan karena obyek yang diteliti adalah fenomena
SI TA
S
sosial yang berhubungan dengan perilaku manusia dan proses keIja. Menurut Mely G. Tan (1979) dalarn Silalahi (2009:28), penelitian yang bertujuan menggarnbarkan secara tepat sifat-sifat suatu
ER
bersifat deskriptif
IV
individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan
N
frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu
U
antara suatu gejala dan gejala lain dalarn masyarakat. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, yang menurut Copper dan Emory (dalarn Silalahi, 2009:29), menuntut kemarnpuan meneliti yang tinggi, yang lebih ideal dibanding penelitian penjelasan dan menurut standar yang sarna tingginya.
B. Informan atau Subjek Penelitian Informan atau subjek penelitian ini adalah aparatur pemerintah daerah yang menduduki jabatan struktural eselon II sebanyak 5 orang, terdiri dari pimpinan satuan keIja perangkat daerah yang berkaitan dalarn proses pembuatan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 60
kebijakan
pemerintah
daerah
dalam
peningkatan
kompetensi
aparatur
pemerintah daerah, seperti Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas PekeIjaan Umum dan Sekretaris DPRD. Menurut Silalahi (2009:272-273) bahwa pemilihan purposive yang
KA
kadang-kadang disebut sebagai judgement, merupakan pemilihan subjek yang
BU
ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu menentukan subjek atau orang-orang terpilih harns sesuai dengan ciri
mewalcili satu keseluruhan tertentu.
TE
R
ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Mereka dipilih karena dipercaya
AS
Pernilihan informan atau subjek penelitian dilakukan secara pusposive,
SI T
yaitu teknik yang secara sengaja digunakan untuk mernilih informan atau subjek
ER
penelitian sebagaimana tersebut di atas. Dengan demikian, dalam penelitian ini
IV
diasumsikan bahwa para pimpinan satuan keIja perangkat daerah yang dipilih
N
sebagai informan atau subjek penelitian, dianggap dapat mewakili seluruh
U
organisasi perangkat daerah di Kabupaten Kepulauan Aru.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekeIjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sisternatis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:203). Berdasarkan pada definisi di atas maka insturmen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancana, pedoman observasi dan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 61
daftar pertanyaan. Dengan demikian teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adaIah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. I. Wawancara (Interview) Sugiyono (2010:157) mengemukakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi
KA
pcndahuluan untuk menemukan pennasalahan yang harus diteliti, dan juga
BU
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
R
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan
TE
data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri dendiri (se/[-report),
TA S
atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dengan demikian wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
SI
tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)
IV ER
maupun dengan mengguuakan telepon.
N
2. Observasi
U
Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses keJja, dan gejala-gejala alam serta bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:166). Dengan demikian peneliti melakukan observasi terhadap objek penelitian untuk mengetahui secara jelas kondisi setiap satuan keJja yang dijadikan sebagai objek penelitian (yang meliputi kondisi fisik dan administrasi) serta data yang dikumpulkan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 62
3.
Dokumen Data yang bersumber dari dokumen diperoleh dari peraturan perundang undangan (undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah) dan keputusan menterilkeputusan kepala lembaga pemerintah non kementerian, keputusan bupati dan sebagainya. Selain itu, data diperoleh dari dokumen
KA
lainnya pada satuan keJja perangkat daerah maupun instansi vertikal di
Prosedur Pengumpulan Data
TE
D.
R
BU
daerah, seperti data kependudukan, kepegawaian dan sebagainya.
TA S
Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian. kualita~
data merupakan pokok penting dalam
IV ER
SI
Oleh karena itu, data dan
pene1itian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Nan Lin (1976) dalam
N
Silalahi (2009:280) mengemukakan bahwa pengurnpulan data didefinisikan
U
sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu. Istilah data menunjuk pada ukuran atau observasi aktual tentang hasil dari suatu investigasi survey, atau hasil observasi yang dicatat dan dikumpulkan, baik dalam bentuk angka maupun jumlah dan bentuk kata-kata ataupun
gambar sebagaimana dikemukakan Silalahi
(2009:280). Sementara itu, Arikunto (2010:172) mengemukakan bahwa yang dirnaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah dan mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 63
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, bail< pertanyaan tertulis maupun pertanyaan lisan. Sementara itu, apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.
KA
Sehubungan dengan itu, data yang dikumpulkan dalam penelitian
Data Sekunder
TE
R
I.
BU
lapangan diperoleh dari beberapa sumber antara lain sebagai berikut:
Data sekunder adaIah data yang dikumpulkan dari dokumen-dokumen
AS
resmi yang telah tersedia, bail< dalam bentuk laporan, gambar maupun peta.
SI T
Selain itu, data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber
R
sumber resmi yang berkaitan dengan penelitian ini dan berbentuk seperti
IV E
peraturan perundang-undangan (undang-undang, peraturan pemerintah),
N
peraturan menteri/pimpinan lembaga, keputusan menteri/pimpinan lembaga
U
dan peraturan daerah yang berlaku, dan berkaitan erat dengan permasalahan yang diteliti. 2.
Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan dari para informan atau subjek penelitian pada berbagai satuan kerja perangkat daerah dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Kepulauan Am. Satuan kerja perangkat daerah yang dimaksudkan adaIah satuan kerja yang mempunyai keterkaitan dengan implementasi kebijakan dan kompetensi aparatur.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
64
E.
Analisis Data
Data dan infonnasi yang diperoleh dalam penelitian dianaIisis dengan menggunakan metode anaIisis dari Miles dan Huberman (1994:15-20) yang mengemukakan bahwa analisis terdiri dari tiga aIur kegiatan yang teIjadi secara bersamaan
antara
lain
penyajian
data,
reduksi
data
dan
penarikan
bahkan
sebelum
data
benar-benar
terkumpul
BU
Sebenarnya
KA
kesimpulan/verifikasi.
(sebagaimana tertera pada Gambar 3.1), antisipasi adanya reduksi data sudah
TE
R
dilakukan pada waktu peneliti mernutuskan kerangka konseptual wilayah
TA S
penelitian, pennasalahan penelitian dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berIangsung, teIjadilah tahapan
SI
reduksi selanjutna seperti membuat ringkasan, rnengkode, membuat terna,
IV ER
menulis memo dan sebagainya.
Masa Pengumpulan Data
U
N
______________________ ._v ____________________
Antisipasi
REDUKSIDATA Selama PENYAJIAN DATA
Pasca
Selarna PENARIKAN KESIMPULANI VERIFlKASI
Pasca
Selama
Pasca
Analisis
Gambar3.1 Kornponen-kornponen Analisis Data: Model Alir (Miles dan Hubennan, 1992) Analisis kualitatif terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang diuraikan sebagai berikut:
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 65
1.
Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan trasformasi data "kasar" yang muncul dari catatan-eatatan
tertulis dilapangan. Reduksi
datalproses transformasi ini berlanjut tems sesudab penelitian lapangan,
KA
sampai laporan akhir lengkap tersusun. Data kualitatif disederhanakan dan
BU
ditransformasikan ke dalam aneka macam cara melalui seleksi yang ketat,
Penyajian data
AS
2.
TE
pola yang lebih luas atau uraian singkat.
R
melalui ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya dalam satu
Penyajian data diartikan
sebagai
penyusunan sekumpulan
SI T
informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
R
pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian data, akan
IV E
timbul pemahaman tentang apa yang sedang teIjadi dan apa yang harus
N
dilakukan, dan lebih jauh menganalisis untuk mengambil tindakan
U
berdasarkan
atas pernahaman terhadap sajian data tersebut. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Sebagaimana halnya dengan reduksi data, penciptaan dan penggunaan penyajian data tidaklah terpisah dari analisis atau penyajian data rnerupakan bagian dari analisis. 3.
Penarikan kesimpulanlverifikasi Penarikan kesirnpulanlverifikasi rnerupakan sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesirnpulan-kesimpulan juga
diveriftkasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi adalah suatu tinjauan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
66
ulang pada catatan-eatatan lapangan secara seksama serta tukar pikiran diantara
kelompok
sejawat
untuk
mengembangkan
kesepakatan
intersubjektif, atau upaya yang luas untuk menempatkan salinan temuan temuan dalam seperangkat data yang lain. Melalui verifikasi, makna makna yang muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohan dan
KA
kecocokannya sehingga menghasilkan data yang valid. Tiga hal utama
BU
dalam kegiatan analisis data yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi, dapat dikemukakan pada Gambar 3.1
SI TA S
TE
R
sebagai berikut:
Penyajian Data
IV
ER
Pengumpu!an Data
U
N
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulanl Verifikasi
Gambar3.1.
Model analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI T
AS
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV ER
SI TA S
TE R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N IV
ER SI TA
S
TE
R
BU KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41475.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 146
BABV
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis yang dilakukan tehadap implementasi
KA
kebijakan pemerintah daerah dalam peningkatan kornpetensi aparatur, dapat
BU
dibuat sirnpulan sebagai berikut :
R
1. Irnplementasi kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru
TE
dalam peningkatan kompetensi aparatur dilibat dari faktor komunikasi,
TA S
sumber daya, kecenderungan tingkah laku dan struktur birokrasi. a. Komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan bawahan seringkali
IV ER
SI
rnengalami hambatan atau kendala, karena pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan tidak dapat diselesaikan
N
dengan baik. Hal ini disebabkan karena ada sebagian kepala bidang dan
U
kepala seksi belum memaharni tugas pokok dan fungsinya sehingga
implementasi kebijakan berupa program dan kegiatan organisasi belum sepenuhnya dilaksanakan sebagairnana yang diharapkan.
Masih
lemahnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam organisasi menyebabkan kebijakan belum dapat diimplementasikan secara baik. b. Sumber daya yang tersedia dalam organisasi dianggap cukup dari segi jumlah, akan tetapi secara kualitas belum terpenuhi. Hal ini disebabkan masih terdapat aparatur yang belum memiliki keahlian di bidang medis/paramedis,
hukum dan teknik.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Selain itu pendelegasian
41475.pdf 147
wewenang kepada bawahan belum terIaksana dengan baik, disamping fasilitas yang tersedia dianggap masih sangat kurang. Kurangnya sumber daya aparatur yang memiliki kemarnpuan daJarn bidang medis/paramedis serta bidang hukum dan teknis, disamping kurangnya pendelegasian
wewenang
dan
kurangnya
fasilitas,
temyata
KA
mempengaruhi implementasi kebijakan.
BU
c. Kecenderungan tingkah laku aparatur turut berpengaruh terhadap
R
implementasi kebijakan, disebabkan: (I) masih adanya unsur apatis
TE
dari bawahan yang enggan bekeIja sarna dengan pimpinan; (2) masih
bawahan terhadap pimpinan; (3)
TA S
terdapat saling ketidak-percayaan
masih kurangnya dana yang dibutuhkan daJarn implementasi kebijakan;
SI
(4) para bawahan kurang memiliki tanggung jawab daJarn menjalankan
IV ER
tugasnya; serta (5) sebagian bawahan terkontaminasi dengan kondisi kondisi di luar satuan organisasi.
U
N
d. Struktur birokrasi walaupun miskin struktur dan kaya fungsi turut mempengaruhi implementasi kebijakan pemerintah daerah. Hal ini disebabkan
para
pegawai
dalarn
menjalankan tugasnya belum
sepenuhnya memperhatikan struktur birokrasi yang telah ditetapkan, akan tetapi melakukan penyimpangan terhadap tugas pokok dan fungsi. Struktur
birokrasi dapat mempengaruhi implementasi kebijakan
terutama kebijakan-kebijakan yang bersifat urgen dan substansial. 2. Kompetensi aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Am dilihat dari faktor prestasi keIja, keahlian, perilaku dan kepemimpinan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 148
a
Prestasi kerja pegawai: (I) bawahan belurn dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi secara baik sesuai kewenangan yang diberikan pimpinan; (2) pelaksanaan tugas bawahan belurn sesuai dengan sasaran kerja yang diharapkan oleh pimpinan; dan (3) bawahan belurn dapat memahami apa yang hams dilakukan agar basil yang diperoleh akan Prestasi kerja yang demikian belurn dapat mendorong
KA
lebih baik.
b.
R BU
kompetensi aparatur.
Keahlian yang dimiliki para pegawai ternyata masih kurang atau jauh
TE
dari apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena masih terdapa!
TA S
kekurangan tenaga-tenaga yang memiliki keahlian di bidang tertentu seperti hukum, analis dan teknik. Kurangnya keahlian yang dimiliki
ER SI
oleh para pegawai turut mempengaruhi peningkatan kompetensi aparatur.
Perilaku para pegawai dapat dikatakan belum sesuai dengan kriteria
IV
c.
U
N
yang diinginkan organisasi. Hal ini disebabkan para pegawai masih
memiliki perilaku kurang/tidak jujur, kurang memiliki rasa tanggung
jawab dalam menjalankan tugas serta kuranglbelum disiplin. Perilaku pegawai
yang
demikian
belurn
dapat mendorong
peningkatan
kompetensi aparatur. d.
Kepemimpinan atau kemampuan manajerial yang dimiliki oleh para pegawai ternyata masih sangat kurang, terutama pimpinan tingkat menengah dan bawah. Hal ini disebabkan: (I) tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan belum dapat diselesaikan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 149
dengan baik; (2) pernirnpin kurang rnernberikan rnotivasi kepada bawahan sehingga bawahan bawahan belwn dapat menyelesaikan pekeljaannya secara cepat dan tepat waktu; dan (3) pemirnpin belwn berfungsi
secara
rnenjalankan
tugas.
baik
untuk
Aspek
menggerakkan
kepemirnpinan
bawahan
turut
dalam
mempengaruhi
KA
peningkatan kornpetensi aparatur satuan organisasi.
R BU
3. Falctor-falctor yang mendorong irnpJernentasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur adalah peluang pendidikan dan keinginan aparatur
TE
(pegawai) pada setiap satuan kelja. Sernentara iill, faktor-falctor yang
aparatur
TA S
menghambat irnplernentasi kebijakan dalam peningkatan kornpetensi adalah
persetujuan
pirnpinan
dan
ketersediaan
anggaran.
ER SI
Irnplernentasi kebijakan dalam peningkatan kornpetensi aparatur dapat dipengaruhi
oleh
falctor-falctor
seperti
persetujuan
pirnpinan
dan
U
N
IV
ketersediaan anggaran.
B. SARAN
Berdasarkan kesirnpulan-kesimpulan sebagairnana diuraikan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: I. Saran
tentang
implernentasi
kebijakan
pemerintah
daerah
dalam
peningkatan kompetensi aparatur adalah: a.
Kornunikasi yang dibangun antara pimpinan dan bawahan seringkali mengalami hambatan dan kendala. Oleh karena itu disarankan agar pirnpinan satuan kexja perangkat daerah dapat mela1rukan komunikasi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 150
yang efektif dengan bawahan, terutama dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan dalam organisasi. b. Sumber
daya
kurang
memiliki
kemampuan
dalam
bidang
medis/paramedis, hukum dan teknis dalam melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan fungsi. Oleh karena itu disarankan agar pimpinan
KA
satuan kerja perangkat daerah dapat mengusulkan tambahan pegawai
BU
kepada kepala daerah, sesuai dengan bidang-bidang yang diinginkan
laku yang ditonjolkan temyata belurn
S
c. Kecenderungan tingkah
TE
pendidikan dan pelatihan teknis.
R
atau dengan jaIan meningkatkan kualitas surnber daya aparatur melaIui
TA
sepenuhnya mendukung implementasi kebijakan karena para pegawai
SI
bawahan masih bersifat acuh tak acuh, maIas dan lamban daIam
ER
menyelesaikan pekerjaan. Oleh karena itu disarankan agar pimpinan
IV
satuan kerja perangkat daerah dapat melakukan pembinaan secara
U
N
intensif dan pengawasan yang ketat terhadap disiplin kerja pegawai
sehingga para pegawai akan melaksanakan tugasnya secara memadai.
d. Stroktm birokrasi yang ada walaupun miskin struktur dan kaya fungsi tenyata belum sepenuhnya mendukung implementasi kebijakan, karena pelaksanaan tugas pokok dan fungsi belum seluruhnya dilakukan secara baik. Oleh karena itu disarankan agar pimpinan satuan kerja perangkat daerah dapat melakukan pembinaan kepada para pegawai bawahan sesuai dengan jabatan-jabatan strukturaI yang tersedia daIam organisasi. 2. Saran tentang upaya peningkatan kompetensi aparatur. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 151
a. Untuk meningkatkan prestasi keIja pegawai, disarankan agar pimpinan satuan keIja perangkat daerah dapat membuat kontrak kineIja antara pimpinan dengan bawahan sehingga prestasi keIja pegawai dapat diukur sesuai ketentuan yang berlaku. b. Untuk meningkatkan keahlian para pegawai, disarankan agar pimpinan
KA
satuan keIja perangkat daerah dapat menyusun program peningkatan
BU
keablian pegawai melalui pendidikan dan pelatiban fungsionallteknis.
R
c. Untuk menyesuaikan perj}aku pegawai dalam menjalankan tugas sesuai
TE
dengan apa yang diinginkan organisasi, disarankan agar pimpinan
AS
satuan keIja perangkat daerah dapat melakukan pembinaan secara
SI T
kontinyu dan menyeluruh terhadap perilaku pegawai bawahan untuk
ER
dapat menjalankan tugasnya dengan baik. d. Untuk meningkatkan kemampuan manajerial para pegawai, disarankan
N
IV
agar pimpinan satuan keIja perangkat daerah dapat menempuh langkah
U
langkah kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas para pegawai
melalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
3. Saran tentang faktor-faktor yang mendorong dan menghambat peningkatan kompetensi aparatur.
a
Disarankan kepada para pimpinan satuan keIja perangkat daerah agar dalam
penuyusunan
kebijakan
pengembangan
aparatur,
perlu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawai untuk meningkatkan kualitasnya.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 152
b. Disarankan pula kepada para pirnpinan satuan keIja perangkat daerah agar dalarn penyusunan kebijakan peningkatan kualitas surnber daya rnanusia aparatur, perlu rnengakornodasi kebutuhan pegawai dalarn rnengikuti pendidikan dan pelatihan kepernirnpinan serta pendidikan
U
N IV
ER
SI TA S
TE
R
BU
KA
dan pelatihan fungsional/teknis.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 153
DAFfAR PUSTAKA
Almasdi, S. J. (1996). Aspek Silmp Mental dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Aminullah, E. (2004). Berpikir Sistemik Untuk Pembuatan Kebijakan Publik, Bisnis dan Ekonomi . Seri Manajemen Strategi Nomor 7). Jakarta: PPM. Araujo, L. B. (2012). Analisis Implementasi Kebijakan Publik (Kajian Tentang
BU
KA
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Local Development Program pada Ministerio da Administracao Estatal e Ordenanmento do Territorio Republica Democratica de Timor Leste). http://www.luckypraja-allforonearndoneforall.blogspot.com/.
TE R
Ardana, I K, Mujiati Ni W, Utarna I W, M (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertarna, Cetakan Pertarna. Yogyakarta: Graha Ilmu.
TA
S
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. Yogyakarta: Rineka Cipta.
ER
o/oashari.
SI
Ashari, R. (2011). Pengaruh Keahlian, Independensi dan Etika Terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Diarnbil 5 November 2013 dari World Wide Web: http://www.reciptorv.unhas.ac.idl...Iskripsi% 2ruslan
N
IV
Cochran, C. L & E. F. Malone. (1999). Public Policy, Perspectives and Choises, Second Edition. Boston: McGraw-Hill College.
U
Creswell, J. W. (1994). Research Design: Quantitative and Qualitative Aproach. London: Sage. Dharma, S. (2009). Manajemen Kinerja, Falsafah dan Penerapannya, Cetakan Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djaenury, M. A. (2012). Ruang Lingkup Kajian Administrasi Publik. Jakarta: Video Conference, 28 April 2012. Dwiyanto, A. (2002). Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi. Jakarta: PT Grarnedia Pustaka Utama. Dye, T. R. (1981). Understanding Public Policy. Englewod Cliffts, Prentice-Hall. Inc. Edwards III, G. C. (1980). Implementing Public Policy. Congressional Quartely Inc. Washington DC.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 154
George, G. M dan Jones, G. R. (1996). Understanding and Managing Organizational Behavior. New York: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Gibson, Ivancevich, Donnely, (1992). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta: Erlangga. Hannah, S. (2008). Analisis Struktur Birokrasi. Sumber Daya Manusia dan
Ketepatan Alokasi Anggaran Terhadap Pencapaian Target Hasil Program Keluarga Berencana di Kabupaten Lebak pada Era Otonomi Daerah.
KA
Diambil 3 November 2013 dari World Wide Web: http:// www. lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=2030723&&lokasi=lokaI. Hartono, F. M. (2009). Paradigma Baru Manajemen Indonesia. Menciptakan Nilai
BU
dengan Bertumpu pada Kebajikan dan Potensi Insani, Cetakan Pertama. Bandung: PT Mizan Pustaka.
TE
R
Hasibuan H dan Malayu, S. P. (2011). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
AS
Helco, H. (1972). Revieuw Article: Policy Analysis, British Journal of Politic Science, 2, hal: 83-108.
SI T
Indiahono, D. (2009). Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Gava Media
N
IV E
R
Indrawaty P, Kawatu F, Tulungen M, (2013). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT Bank Sulut. Manado: Diambil 20 Oktober 2013 dari World Wide Web: http;//www. ejurnal.Wlima.ac.id/index...php/jmb/article/view/181 /by .F. Kawatulhome>Volume I Nomor I>pondaag.
U
Kasmianto, (2002). Pengembangan Sumber Daya Manusia (I'enaga Kependidikan)
Dalam Era Otonomi Daerah (Model Manajemen Tenaga Kependidikan Berbasis Kompetensi di Provinsi Riau). Bandung: Disertasi PPs UPI. Krisna, N. L. (2007). Teori Sumber Daya Manusia (Kepemimpinan). Diambil 20 September 2013 dari situs World Wide Web: http://www.sdm teori.blogspot.com/. Locke, E. A. (1997). Esensi Kepemimpinan. Jakarta: Mitra Utama. Mahmudi, (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Kedua Cetakan Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilrnu Manajemen YKPN. Mardiasmo, (2002). Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Offset.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 155
Martoyo, S. (1994). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Marla Massey, A. (1993). Managing The Public Sector: A Comparative Analysis of the Uunited Kingdom and the United States. Edward Elgar, Aldershot- Hants. Miles, M. B dan Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, PeneIjemah Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).
KA
Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.
R
BU
Nugroho, R (2009). Public Policy (Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan dan Manajemen Kebijakan), Edisi Ketiga (Revisi). Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia.
TE
Nugroho, R. (2009). Public Policy for Developing Countries, Edisi Pertama. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Birokrasi (Reinventing Government), Mentrasformasi Semangat Wirausaha Kedalam Sektor Publik, Seri Umum Nomor 17, PeneIjemah Abdul Rosyid. Jakarta: Pustaka Binaman
SI TA S
Osborne, D dan Gaebler, T (1996). Mewirausahakan
Pressindo.
R (2008). Competency Management (Telrnik Mengimplementasikan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi), Cetakan Kedua, PeneIjemah Octa
ER
Palan,
N IV
Melia Jalal. Jakarta: PPM.
U
Parsons, W. (2001). Public Policy: An Introduction to the Theory and Practice of Policy Analysis. Edward Elgar, Publishing, Ltd. Pranoto, E. S. (2005). Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
Profesional Keahlian Telrnik (Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Kebijakan Pada Pusat Pendidikan Keahlian Telrnik, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wi/ayah Tahun 2003). Bandung: Desertasi PPs UP\. Presman, J & Wildawsky, A. (1979). Implementation. Berkeley, University of California Press. Priasmara, B. (2013). Hubungan Amara Kompetensi Pegawai Dengan Kinerja
Pegawai di Kantor Badan Kepegawai Daerah Kabupaten Tana Tidung. eJumal Pemerintahan Integratif, Volume I Nomor 2. Samarinda: FISIP Universitas Mulawarman. Quade, E. S. (1976). Analysis for Public Decisions. New York: American Elsevier Publishing Company, 3'd edn, 1976. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 156
Rakhmat, (2010). Analisis implementasi program pembangunan daerah di kota Parepare. Abstrak : Laporan Penelitian Pada Lembaga Administrasi Negara, Makassar. Diambil 14 Maret 2012 dari situs World Wide Web: http://www.makassar.lan.go.id/. Ramses, A. M dan La Bakry, ed. (2009). Politik Dan Pemerintahan Indonesia. Cetakan I. Jakarta: Masyarakat llmu Pemerintahan Indonesia (MIPl).
Ras Amanda, Ni Made, (2010). Pola Penggunaan Media Massa sebagai Komunikasi
Polilik Calon Kepala Daerah (Studi Kasus Pilkada Lima Kabupaten/Kota di Bali). Diambil 2 November 2013 dari World Wide Web: http://www.
KA
rasamanda3 @gmail.com/.
BU
Robins, S. P. (2002). Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Nih bahasa oleh Halida, Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
TE
R
Rosl, J. C. (2004). Kepemimpinan (Leadership), TeIjemahan Triantoro Safaria. Jakarta: Graha lImu.
SI TA S
Samsudin, S. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia Sastrohadwiryo, B. S. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (Pendekatan Administratifdan Operasiona/), Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sedarmayanti. (2009). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi dan
ER
Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik), Cetakan Pertama Bandung: PT RafIka Aditama
U
N IV
Senge, P. M. (1996). Disiplin Kelima (Seni Dan Praktek Dari Organisasi Pembelajar), Nih Bahasa Nunuk Adriani, Editor Lyndon Saputra. Jakarta: Binapura Aksara Siagian, S. P. (1999). Administrasi Pembangunan. Konsep, Dimensi dan Strateginya, Jakarta: Bumi Aksara. Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial, Cetakan Pertama Bandung: PT RafIka Aditama. Simon, H. A. (1990). Administrative Behavior (A Study of Decision Making Processes in Administrative Organization), DiteIjemahkan oleh St. Dianjung, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sinambela, L. P. (2012). Kinerja Pegawai, Teori Pengukuran dan Implikasinya, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha lImu. (2008). Implementasi Kebijakan Pendidikan di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Bandung: Disertasi PPs UNPAD.
Soemartono, T.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 157
Suhadak dan Suradji, (2001). Administrasi Kepegawaian Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi dengan Metode R & D, Cetakan Ke-18. Bandung: Alfabeta. Sundarso, R. S. Astuti, S. Sulandari, A. Marom, D. Rastyaningsih & Faturohman, (2009). Teori Administrasi, Edisi Kesatu, Cetakan Kelima. Jakarta: Universitas Terbuka
BU
KA
Suryana, S. E. L. (2009). Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang. Medan: Thesis Magister Studi Pembangunan, Sekolah Paecasarjana Universitas Sumatera Utara. Diambil 15 Juli 2013 dari World Wide Web: http://www.repitory.usu.ac.idl.
TE R
Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
SI TA
S
Tim Peneliti Balitbang Provinsi Jawa Tengah, (2007). Penelitian Perilaku Sosial Anak Sekolah terhadap Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup. Diambil 5 November 2013 dari World Wide Web: http://
[email protected]. Thoha, M. (2010). flmu Administrasi Publik Kontemporer, Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
ER
Tjokroamidjojo, B. (2000). Good Governance (Paradigma Baru Manajemen Pembangunan), Jakarta: Universitas Indonesia Press.
N
IV
Wahab, S. A. (2006). Analisis Kebijaksanaan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
U
Wahab, S. A. (2012). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: UMM Press. Wastiono, S. (2010). Menuju Desentralisasi Berkeseimbangan. Jurnal flmu Politik, edisi 21, hal: 31-50. Wibawa, S. (1994). Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafmdo. Widodo, J. (2011). Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing. Winanrno, B. (2012). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Jakarta: Media Presindo. Winarno, B. (2012). Kebijakon Publik : Teori. Proses dan Studi Kasus, (edisi revisi terbaru). Yogyakarta: CPAS. Wiraatmadja, S. (1976). Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan, Cetakan Ketiga. Jakarta: CV Yasaguna.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 158
Dokumen:
Keputusan Kepala Harlan kepegawaian Negara Nomor: 431KEP/2001 tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2003 tentang Tatacara Konsultasi Pengangkata n dan Pemberhentian Sekretaris Daerah Provinsi, Sekretaris Daerah KahupatenIKota serta Pejabat Struktural Eselon II di Lingkungan Pemerintab KabupatenIKota.
KA
Kabupaten Kepulauan Am Dalam Angka Tahun 2013.
BU
Peraturan Pemerintab Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Kewenangan Pengangkatan. Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
TE
R
Peraturan Pemerintab Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintab Nomor 13 Tahun 2002.
SI TA S
Peraturan Pemerintab Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan d!lIl Pelatihan Kepemimpinan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintab Nomor 14 Tahun 2002.
ER
Peraturan Pemerintab Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintab Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
N IV
Peraturan Pemerintab Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Keria Pegawai Negeri Sipil.
U
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pedoman Penilaian Calon Sekretaris Daerah Provinsi dan KabupatenIKota serta Peiabat Struktural Eselon II di Lingkungan Pemerintab KabupatenIKota. Peraturan Hersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refonnasi Hirokrasi. Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor : 02/SPHIM.PAN-RBI2011 dan Nomor : 800-632 Tahoo 2011 serta Nomor 1411PMK.01l2011 tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Am Nomor 40-64 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Keria Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Am Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah {RPJMDl Kabupaten Kepulauan Am Tahun 2011-2015. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 159
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Am Nomor 15 Tahun 200S tentang Pembentukan Kecamatan Am Utara. Kecamatan Am Tengah Timur, Kecamatan Am Tengah Selatan dan Kecamatan Am Selatan Timur, Peraturan Daerah Kabuoaten Kepulauan Am Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan Am Utara Timur Satulei. Kecamatan Sir-sir dan Kecamatan Am Selatan Utara.
KA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor S Tahun 1972 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.
BU
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Sagian Timur, Kabupaten Seram Sagian Sarat dan Kabupaten Kepulauan Am Provinsi Maluku.
U
N IV
ER
SI TA S
TE
R
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 160
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan secara meluas dan mendalam, yakni setiap pertnayaan
KA
dapat dikembangkan agar diperoleh informasi atau data dari Pemerintah Kabupaten
TE
R
sebagai pedoman wawancara sebagai berikut:
BU
Kepulauan Am yang akurat. Adapun beberapa pertanyaan yang selanjutnya disebut
A. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERlNTAH DAERAH
SI TA S
1. Bagaimana memproses kebijakan (program dan kegiatan) pembangunan
pada SKPD saudara (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
ER
evaluasi) ?
N IV
2. Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam memproses kebijakan pada SKPD saudara?
U
3. Bagaimanakah kesesuaianlkonsistensi dan kejelasan dalam penyusunan kebijakan pada SKPD saudara ? 4. Bagaimanakah implementasi kebijakan pada SKPD saudara ? 5. Bagaimanakah keadaan atau jumlah pegawai pada SKPD saudara ? 6. Apakah
saudara
memberikan
kewenangan
kepada
bawahan
dalam
implementasi kebijakan ? 7. Bagaimanakah kondisi fasilitas penunJang kegiatan dalam implementasi kebijakan pada SKPD saudara ?
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 161
8. Bagaimanakah tingkah lalru pegawai dalam implementasi kebijakan pada SKPD saudara ? 9. Dalam proses implementasi kebijakan, apakah, apakah saudara memberikan insentif dan/atau disinsentif kepada para pegawai atau bawahan saudara ? 10. Dalam proses
implementasi
kebijakan,
apakah
ada
aturan berupa
KA
pemturan/keputusan/petunjuk teknis/SOP tertentu yang dijadikan sebagai
BU
acuan? B. KOMPETENSIAPARATUR
R
Bagaimanakah prestasi ke!ja atau kineJja pegawai pada SKPD saudara, baik
TE
1.
2.
Bagaimanakah keahlian yang dimiliki oleh para pegawai pada SKPD
SI
saudam ?
Bagaimana kemampuan yang dimiliki para pegaWaI dalam melakukan
IV ER
3.
TA S
secara kualitas maupun kuantitas ?
keJjasama, komunikasi dan inisiatif ? Bagaimanahah sikap dan perilalru para pegawai, apakah mereka memiliki
N
4.
U
kejujumn, tanggungjawab dan disiplin dalam menjalankan tugas?
5.
Bagaimanakah kemampuan saudara selalru manajerial/pemimpin dalam mempengaruhi para pegawai atau bawaha dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi ?
C. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT 1. Faktor-faktor apa saja yang merupakan pendorong dalam implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi pada SKPD saudara ?
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 162
2.
Faktor-faktor apa saja yang merupakan penghambat dalam implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi pada SKPD saudara ?
Dobo,
2013
KA
Mahasiswa yang meneliti
U
N
IV ER
SI
TA S
TE
R
BU
GODLIEF AMBROSIUS. A. GAlNAU
NIM: 016 754 803
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 163
Lampiran2 PEDOMAN OBSERVASI
Peneliti sebelum melakukan observasi agar mendapat daata atau infonnasi di lapangan yang akurat, maka perlu dibuat pedoman untuk hal-hal penting yang
KA
akan diobservasi. Meskipun dalarn pelaksanaan observasi tetap akan dikembangkan
Pedoman observasi sebagai berikut:
TE
R
I. Melakukan observa~i terhadap gedung kantor;
BU
di lokasi penelitian sesuai dengan kebutuhan tujuan penelitian.
SI TA S
2. Melakukan observasi terhadap sarana dan prasarana kantor; 3. Melakukan observasi terhadap struktur organisasi; 4. Melakukan observasi pada personalia yang tertera dalarn struktur organisasi;
ER
5. Melakukan observasi terhadap dokurnen-dokumen yang berkaitan dengan
N IV
pengangkatan atau pengesahan struktur organisasi; 6. Melakukan observasi terhadap dolrumen uraian tugas pokok dan fungsi;
U
7. Melakukan observasi terhadap proses penyusunan perencanaan kebijakan SKPD; 8. Melakukan observasi terhadap dokumen implementasi kebijakan SKPD; 9. Melakukan observasi
terhadap
dokurnen
rencana pembangunan jangka
menengah daerah; 10. Melakukan observasi terhadap dokumen rencana kerja pemerintah daerah ; II. Melakukan observasi terhadap dokurnen kepegawaian pada SKPD; 12. Melakukan observasi terhadap dokumen kompetensi aparatur pemerintah daerah; Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 164
13. Melalrukan observasi terhadap dokumen laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah;
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
14. Melalrukan observasi terhadap dokumen disiplin kerja pegawai;
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 165
Lampiran3 BASIL WAWANCARA
Wawancara dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tanggal 10 Juli 2013
Subjek
Deskripsi
KA
1.
A. Implementasi Kebijakan
Arens Uniplaita
A.3
IV ER
G. A. A. Gainau
TE
A.2
TA S
G. A. A. Gainau
R
Arens Uniplaita
Bagaimana memproses kebijakan (program dan kegiatan) pembangunan pada SKPD saudara (mulai dari perencanaan, pelaksanaan., monitoring dan evaluasi) ? Karena bawahan dapat ikut dalam proses perencanaan teroadu Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam memproses kebiiakan pada SKPD saudara Koordinasi antar bidang/seksi berdasarkan tupoksi masing-masing, serta koordinasi dan sinkronisasi program antar SKPD temyata kurang lancar Bagaimanakah kesesuaianlkonsistensi dan kejelasan dalam penyusunan kebijakan pada SKPD saudara Sesuai dengan kejeiasan rencana stratejik dan tupoksi BannPil " Bagaimanakah implementasi kebijakan pada SKPD saudara Kebijakan berupa program dan kegiatan belum sesuai dengan rencana stratejik SKPD maupun rencana pembangunan tahunan Bagaimanakah keadaan atau jumlah pegawai pada SKPD saudara Sumber daya manusia pegawai dianggap cukup dari segi jumlah, namun masih kurang dari seci kualitas Apakah saudara memberikan kewenangan kepada bawahan Kewenangan diberikan kepada staf merupakan bagian dari manaiemen transparansi dan akuntabilitas Bagaimanakah kondisi fasilitas penunjang kegiatan dalam implementasi kebiiakan pada SKPD saudara Fasilitas yang ada belum terpenuhi oleh karena itu direncanakan untuk ditambah tahun depan Bagaimanakah tingkah laku pegawai dalam implementasi kebiiakan pada SKPD saudara Pada umumnya pegawai negen sipil maupun non pegawai
BU
A.I
SI
G. A. A. Gainau
Arens Uniplaita
AA
N
G. A. A. Gainau
U
Arens Uniplaita
G. A. A. Gainau
A.5
Arens Uniplaita G. A. A. Gainau
A.6
Arens Uniplaita G. A. A. Gainau
A.7
Arens Uniplaita G. A. A. Gainau
A.S
Arens Uniplaita Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 166
G.A.A.Gainau
Arens Uniplaita
KA
Arens Uniplaita
Arens Uniplaita
B.2
SI
G. A. A. Gainau
Bagaimanakah prestasi keIja atau kineIja pegawai pada SKPD saudara, baik kuantitas maupun kualitas Secara kualitas, masuk kantor tepat waktu dan dapat menye1esaikan pekeIjaan, namun kurang disiplin, sedangkan secara kuantitas, pelaksanaan tugas dan fungsi belurn dilaskukan secara baik Bagaimanakah keahlian yang dimiliki oleh para pegawai pada SKPD saudara Kemampuan pegawai masih kurang memadai dalam menialankan pekeriaan Bagaimanakah kemampuan yang dimiliki para pegawai dalam melakukan kerjasama, komunikasi dan inisiatif Koordinasi dengan berbagai pihak di daerah termasuk koordinasi dengan kementerian/lembaga di pusat belurn dilaksanakan secara baik Bagaimanakah sikap dan perilaku para pegawai, apakah mereka merniliki kejujuran, tanggung jawab dan disiplin dalam menialankan tugas Pegawai pada umumnya kurang merniliki disiplin keIja sehingga perlu diikut-sertakan dalam pendidikan dan pelatihan fungsional dan teknis selaku Bagaimanakah kemampuan saudara manajeriaVpemimpin dalam mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Sebagai pemunpm harus terbuka dan melakukan pembinaan terus-menerus serta me1akukan evaluasi dan pengawasan terhadap kineIja pegawai bawahan
TE
B.l
TA S
G. A. A. Gainau
R
B. Kompetensi Aparatur
BU
G.A.A.Gainau
negeri sipil memberikan dukungan, tapi belurn maksimal sesuai dengan uraian tugasnya A.9 Dalam memproses implementasi kebijakan, apakah saudara memberikan insentif dan/atau disinsentif kepada para bawahan saudara Memberikan penghargaan dan dorongan kepada pegawai yang bekeIja baik, yakni memberikan kesernpatan mengikuti pendidikan SI, S2 dan S3, serta pendidikan dan pelatihan (kepemimpinan, fungsional dan teknis) A.lO Dalam proses implementasi kebijakan, apakah ada aturan bempa peraturan/keputusan/petunjuk teknis/SOP tertentu yang dijadikan sebagai acuan Peraturan perundang-undangan, peraturan menteri, peraturan bupati maupun petunjuk teknis lainnya
IV ER
Arens Uniplaita G. A. A. Gainau
B.3
U
N
Arens Uniplaita
G. A. A. Gainau
B.4
Arens Uniplaita
G. A. A. Gainau
B.5
Arens Uniplaita
C. G. A. A. Gainau
C.l
Faktor-raktor Pendorong dan Pengbambat Faktor-faktor apakah yang merupakan pendorong implementasi kebiiakan dalam peningkatan kompetensi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 167
Arens Uniplaita G. A. A. Gainau
C.2
Arens Uniplaita
Subjek
Deskripsi
G. A. A. Gainau
A.l
TA
IV
ER
Karel Huwae
A.2
SI
G. A. A. Gainau
I
Bagaimana memproses kebijakan (program dan kegiatan) pembangunan pada SKPD saudara (mulai dari oerencanaan, oelaksanaan, monitoring dan evaluasi) ? Togas pokok dan fungsi sudab terbagi habis pada seluruh jajaran, sehingga perencanaan sampai evaluasi dapat dilakukan Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam memproses kebiiakan pada SKPD saudara Komunikasi antara pimpinan dan bawaban kurang baik, karena bawahan kurang memperhatikan araban pimpinan dalam bekeria Bagaimanakab kesesuaianlkonsistensi dan kejelasan dalam penyusunan kebijakan pada SKPD saudara Kebijakan yang disusun telab sesuai dan konsisten sesuai dengan Renstra dan Tupoksi Bagaimanakab implementasi kebijakan pada SKPD saudara Implementasi kebijakan temyata belum sepenuhnya dapat dilaksanakan karena bawahan kuranglbelum mengikuti program yang disusun Bagaimanakah keadaan atau jumlah pegaw31 pada SKPD saudara Jumlah pegawal dianggap cukup karena sudab memenuhi minimal jumlah sesuai pembagian tugas berdasarkan beban kerja, namun secara kUalitas belum terpenuhi karena masih kurangnya tenaga ahli di bidang hukum Apakah saudara memberikan kewenangan kepada bawahan
S
Karel Huwae
TE R
A. Implementasi Kebijakan
A.3
N
G. A. A. Gainau
U
Karel Huwae
G. A. A. Gainau
A.4
Karel Huwae
G. A. A. Gainau
A.5
Karel Huwae
G. A. A. Gainau
A.6
KA
Wawancara dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah pada tanggal 18 Juli 2013
BU
2.
aparatur pada SKPD saudara Sumber daya manusia yang cukup, semangat kerja, disiplin dan :iawab Faktor-faktor apakah yang merupakan penghambat implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur pada SKPD saudara Pegawai bawahan tidak disiplin, tidak bertanggung jawab dan kurang motivasi keria
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 168
Karel Huwae
ER
SI TA S
TE
R
BU
KA
Kewenangan diberikan sesuai tugas pokok masing masing, narnun pengambilan keputusan tidak berada pada bawahan, tetapi hanya pada level pimpinan G. A. A. Gainau A.7 Bagaimanakah kondisi fasilitas penunjang kegiatan dalam imDlementasi kebijakan Dada SKPD saudara Karel Huwae Fasilitas yang dimiliki dianggap masih kurang karena ruangan masih terlalu sempit dan kurang memadai, sarana transportasi masih kurang, sarana komunikasi juga kurang memadai G. A. A. Gainau A.S Bagaimanakah pegawai tingkah laku dalam implementasi kebijakan Dada SKPD saudara Karel Huwae Para bawahan masih acuh tak acuh, malas dan lamban dalam melaksanakan tugas ookok dan fungsi G. A. A. Gainau A.9 Dalam memproses implementasi kcbijakan, apakah saudara memberikan insentif danlatau disinsentif keDada Dara bawahan saudara Karel Huwae Bagi bawahan yang berkineIja baik diberikan rewards dalam bentuk yang disesuaikan dengan kondisi, sedangkan yang berkineIja buruk akan diberikan punishment atau sanksi/teguran G. A. A. Gainau A.lO Dalam proses implementasi kebijakan, apakah ada aturan berupa peraturan!keputusanlpetunjuk teknisiSOP tertentu yang dijadikan sebagai acuan Peraturan atau petunjuk yang digunakan adalah DPA Karel Huwae SKPD, rencana keIja bulanan yang tertuang dalam anggaran kas
N IV
B. Kompetensi Aparatur
8.l
U
G. A. A. Gainau Karel Huwae
G. A. A. Gainau 8.2 Karel Huwae
G. A. A. Gainau
B.3
Karel Huwae B.4
Bagaimanakah prestasi keIja atau kineIja pegawai pada SKPD saudara, baik kuantitas maupun kualitas Secara kualitas, terpenuhinya hak-hak kenaikan pangkat maupun gaJI pegawal sesuai ketentuan, sedangkan secara kuantitas, penyelesaian sampai dengan 100 persen berkas usul kenaikan pangkat Bagaimanakah keahlian yang dimiliki oleh para Degawai Dada SKPD saudara Keahlian yang dimiliki para bawahn ternyata masih kurang karena kekurangan tenaga di bidang perencanaan, komputer dan hukunI Bagaimanakah kemampuan yang dimiliki para pegawai dalam melakukan keriasama, komunikasi dan inisiatif melakukan keIjasarna, Para bawahan kurang komunikasi dan inisiatif dalam menjalankan tugas Bagaimanakah sikap dan perilaku para pegawai, apakah mereka memiliki kejujuran, tanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan tugas
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
I
41475.pdf 169
Karel Huwae
B.5
Karel Huwae
C.
C.l
Faktor-faktor apakah yang merupakan pendorong implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur Dada SKPD saudara Sumber daya manusia yang berkualitas, ketersediaan sarana dan prasarana dan ketersediaan anggaran Faktor-faktor apakah yang merupakan penghambat implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur Dada SKPD saudara Kekurangan personil pada jabatan struktura1, keterhatasan waktu dalam pelaksanaan tugas untuk urusan tertentu
Karel Huwae C.2
TE
G. A. A. Gainau
R
BU
G. A. A. Gainau
Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat
KA
G. A. A. Gainau
Para bawahan kurang memiliki kejujuran, kurang bertanggung jawab dan kurang disiplin dalam menialankan tul!:as Bagaimanakah kemampuan saudara selaku manajeriaVpemimpin dalam mempengaruhi hawahan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dengan tanggung jawab dan kewenangan yang ada, bawahan dipengaruhi untuk melaksanakan tupoksi masing-masing
Wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan pada tanggall8 Juli 2013
IV E
R
3.
SI T
AS
Karel Huwae
Subjek
Deskripsi
N
A. Implementasi Kebijakan
Bagaimana memproses kebijakan (program dan kegiatan) pembangunan pada SKPD saudara (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi) ? perencanaan, Nita Uniplaita Para pegawai terlibat dalam proses pelaksanaan dan evaluasi dan bekerja secara tim work G. A. A. Gainau A.2 Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam memproses kebiiakan pada SKPD saudara Komunikasi yang dibangun dua arah antara pimpinan Nita Uniplaita dan bawahan, namun komunikasi dianggap masih kurang efektif karena harns dilakukan seeara menyeluruh kepada bawahan termasuk kepala puskesmas di kecamatan dan desa I Bagaimanakah kesesuaianlkonsistensi dan kejelasan G. A. A. Gainau A.3 dalam penyusunan kebiiakan pada SKPD saudara Kebijakan yang disusun telah sesuai dan konsisten Nita Uniplaita sesuai dengan Renstra dan Tupoksi SKPD Bagaimanakah implementasi kebiiakan pada SKPD G. A. A. Gainau A.4 Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka A.I
U
G. A. A. Gainau
41475.pdf 170
Nita Uoiplaita
G. A. A. Gainau
A.5
Nita Uoiplaita I
A.6
Nita Uoiplaita A.7
R
G. A. A. Gainau
BU
KA
G. A. A. Gainau
saudara Implementasi kebijakan temyata belurn sesuai, khususnya pada pencapaian target (ada program dan keciatan yang belum mencapai target) Bagaimanakah keadaan atau jumJah pegaW31 pada SKPD saudara Jumlah pegawai secara kuantitas dianggap cukup, apabila dilihat dari banyaknya pegawai pada bidang dan seksi yang ada, tetapi cara kualitas dan kecakapan yang dimiliki Dar8 pegawai temvata masih kurang Apakah saudara memberikan kewenangan kepada bawaban Pendelegasian wewenang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing iabatan struktural Bagaimanakah kondisi fasilitas penunJang kegiatan dalam irnplementasi kebijakan pada SKPD saurlara Fasilitas yang dimiliki masih kurang karena wilayah kabupaten merupakan wilayah kepulauan yang membutuhkan transportasi laut (speed boat), dokter terapung, pusling laut, serta alat komunikasi Bagaimanakah tingkah laku pegawai dalam implementasi kebiiakan pada SKPD saudara Staf belurn dapat bekerja secara baik karena menunjukkan tingkah laku yang kurang baik terhadap pimpinan dalam menialankan tugas Dalam memproses implementasi kebijakan, apakah saudara memberikan insentif danlatau disinsentif kepada para bawahan saudara Para pegawai tidak diberikan insentif karena tidak tersedia dalam anggaran SKPD, namun diberikan penghargaan untuk mengikuti pendidikan lanjutan di SI danS2 Dalam proses implementasi kebijakan, apakah ada aturan bempa peraturan!keputusanlpetunjuk teknisiSOP tertentu yang diiadikan sebagai acuan Peraturan atau petunjuk yang digunakan adalah DPA SKPD, SPM Bidang Kesehatan, rencana stratejik, petuniuk teknis iamkesmas, iamkesda dan jampersal
A.8
Nita Uoiplaita
N
U
Nita Uoiplaita
A.9
IV E
G. A. A. Gainau
R
SI T
G. A. A. Gainau
AS
TE
Nita Uoiplaita
G. A. A. Gainau
A.lO
Nita Uniplaita
B. Kompetensi Aparatur G. A. A. Gainau Nita Uniplaita
B.I
Bagaimanakah prestasi kerja atau kineJja pegawai pada SKPD saudara, baik kuantitas maupun kualitas Secara kuantitas jumJah pegawai dianggap cukup, sedangkan secara kualitas, capaian cakupan kinerja pelayanan kesehatan dapat mencapai target sesuai standar pelayanan minimal bidang kesehatan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 171
G. A. A Gainau
Bagairnanakah keahlian yang dimiliki oleh para pegawai pads SKPD saudara Nita Uniplaita Keahlian yang dimiliki para bawahn temyata masih kurang karena kekurangan tenaga di bidang medis (dokter) dan para medis (bidan dan perawat). G.A.A.Gainau B.3 Bagaimanakah kemampuan yang dimiliki para pegawai dalam melakukan kenasama, komunikasi dan inisiatif Nita Uniplaita Terdapat ketidak-sesuaian dan ketidak-pahaman pegawai dalam menjalankan tugas G. A. A. Gainau B.4 Bagaimanakah sikap dan perilaku para pegawai, apakah mereka memiliki kejujuran, tanggung jawab dan disiplin daIam menialankan tugas Nita Uniplaita Pegawai kurang memi1iki kejujuran, kurang bertanggung jawab dan kurang disiplin dalam menialankan tugas kemampuan selaku G. A. A. Gainau B.5 Bagaimanakah saudara manajeriallpemimpin dalam mempenga.ruhi bawahan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Nita Uniplaita Kepemimpinan dijalankan dengan menganut sistem tim work, keterbukaan serta tutwuri handayani c. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat G. A. A. Gainau C.l Faktor-faktor apakah yang merupakan pendorong implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur pads SKPD saudara Para pegawai memiliki kualitas dan disiplin kerja, Nita Uniplaita dengan ditunjang oleh anggaran yang memadai untuk pelayanan kesehatan G. A. A. Gainau C.2 Faktor-faktor apakah yang merupakan penghambat implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur pada SKPD saudara Kualitas pegawai masih rendah, kurang disiplin, kurang Nita Uniplaita bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE R
BU
KA
B.2
4.
Wawancara dengan Sekretaris DPRD pada tanggal 18 Juli 2013 Deskripsi
Subjek
A. Implementasi Kebijakan Bagaimana memproses kebijakan (program dan kegiatan) pembangunan pada SKPD saudara (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi) ? Satuan kerja sebagai suatu organisasi merupakan suatu C. Heatubun sistem. Sebagai sistem, dalam aktivitasnya harns melibatkan semua pegawai seSuaI kewenangannya L ~ __l -_ _-"se::.:b::.:a",go:81:...:s::.:u::::b...:-s::::u::::b~s=lste=m=-- _ Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka G. A. A. Gainau
A.I
I
41475.pdf 172
C. Heatubun
G. A. A. Gainau
A.3
C. Heatubun G. A. A. Gainau
AA
C. Heatubun A.5
R
G. A. A. Gainau
Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam I memproses kebiiakan pada SKPD saudara Komunikasi dengan bawahan dilakukan melalui pertemuan bersama secara umum dan secara khusus melalui rapat-rapat koordinasi, namun komunikasi masih kurang lancar karena para pegawai belum memahami benar tugas pokok dan fungsinya Bagaimanakah kesesuaianlkonsistensi dan kejelasan dalam penyusunan kebiiakan pada SKPD saudara Kebijakan yang disusun telah sesuai dan konsisten sesuai dengan Renstra dan Tupoksi SKPD Bagaimanakah implementasi kebijakan pada SKPD saudara Implementasi kebijakan temyata belum seSuaJ., khususnya pada pencapaian rencara strate.iik SKPD Bagaimanakah keadaan atau jumlah pegawai pada I SKPD saudara Jumlah pegawai secara kuantitas masih kurang, dalam arti masih terdapat jabatan struktural yang lowong, baik eselon lIlA maupun rv A. Sedangkan secara kualitas, spesifikasi pendidikan maupun pengalaman temyata belum memadai Apakah saudara memberikan kewenangan kepada bawahan Memberi kewenangan kepada pegawai bawahan perlu dilakukan sehingga beban tugas dapat terbagi secara merata sesuai tugas dan fungsi Bagaimanakah kondisi fasilitas penunjang kegiatan dalam implementasi kebijakan oada SKPD saudara Fasilitas yang dimiliki masih kurang karena beberapa fasilitas pendukung seperti komputerisasi peflu dilengkapi dengan aplikasi khusus guna mendukung penvusunan risalah raoat DPRD laku pegawai Bagaimanakah tingkah dalam implementasi kebiiakan pada SKPD saudara Sebagian besar pegawai terutama non struktural kurang memiliki rasa tanggung jawab, baik sebagai seorang pegawai maupun tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya Dalam memproses implementasi kebijakan, apakah saudara memberikan insentif danlatau disinsentif kepada para bawahan saudara Prinsip pemberian reward bagi pegawal yang memberikan kontribusi positif bagi organisasi dan punishment bagi pegaw31 yang tidak disiplin atau melakukan pelanggaran
KA
A.2
BU
G. A. A. Gainau
G. A. A. Gainau
A.6
U
C. Heatubun
A.7
N
G. A. A. Gainau
IV E
R
C. Heatubun
G. A. A. Gainau
A.S
C. Heatubun
G. A. A. Gainau
I C.Huruboo
SI T
AS
TE
C. Heatubun
A.9
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 173
G. A. A. Gainau
A. 10
C. Heatuboo
B.
Kompetensi Aparatur
8.1
Bagaimanakah prestasi keIja atau kineIja pegawai pada SKPD saudara, baik kuantitas maupun kualitas Secara kuantitas, tingkat disiplin pegawai perlu ditingkatkan terutama kehadiran dalam masuk dan pulang kantor, sedangkan secara kualitas, output yang dihasilkan hams baik, misalnya risalah dan catatan rapat DPRD perlu didokumentasikan secara baik, tidak ao;a] asalan dan tepat waktu Bagaimanakah keahlian yang dimiliki oleh para pegawOO pada SKPD saudara Keahlian yang dimiliki para bawahn temyata masih kurang karena kekurangan tenaga di bidang protokoler dan kebumasan, perundang-oodangan dan manaiemen Bagaimanakah kemampuan yang dimiliki para pegawOO dalam melakukan keIjasama, komunikasi dan inisiatif KeIjasama, komunikasi dan inisiatif para pegawOO bawahan temvata masih sangat kurang Bagaimanakah sikap dan perilaku para pegawOO, apakah mereka memiliki kejujuran, tanggung jawab dan disiplin dalam menialankan tugas Apabila ada tugas dan pekeIjaan yang harns diselesaikan, maka disiplin keIja cukup book, tetapi apabila tidak ada pekeIjaan yang dilaksanakan maka disiplin pegawOO temyata menurun kemampuan saudara selaku Bagaimanakah manajeriallpemimpin dalam mempengaruhi bawahan ootuk melaksanakan tugas pOkok dan fungsi Peran kepemimpinan yang dijalankan lebih bersifat persuasif dengan penekanan memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran bawahan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing
KA
G. A. A. Gainau
Dalam proses implementasi kebijakan, apakah ada aturan berupa peraturanlkeputusan!petunjuk teknislSOP tertentu vanl/: diiadikan sebalzai scuan Aturan yang dijadikan pedoman bagi pelayanan sekretariat DPRD adalah PP Nomor 16 Tahoo 2010, tugas pokok dan fungsi, rencana stratejik, DPA dan aturan-aturan terkait lainnya seperti aturan disiplin pegawai negeri sipil
8.2
8.3
C. Heatuboo
U
C. Heatuboo
B.4
N
G. A. A. Gainau
G. A. A. Gainau
C. Heatuboo
B.5
SI
G. A. A. Gainau
IV ER
c. Heatubun
TA S
G. A. A. Gainau
TE
R
BU
C. Heatuboo
C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat G. A. A. Gainau C.I Faktor-faktor apakah yang merupakan pendorong C. Heatubun
implementasi kebijakan dalam peningk:atan kompetensi aparatur pada SKPD saudara Motivasi pribadi, tingkat pendidikan yang cukup
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf
174
memadai
G. A. A. Gainau
C.2
C. Heatubun
Subjek
Deskripsi
A. Implementasi Kebijakan A.I
S. P. Nanulaita
A.2
TA S
G. A. A. Gainau
ER
IV AA
N
S. P. Nanulaita
A.3
SI
S. P. Nanulaita
G.A.A.Gainau
U
G. A. A. Gainau S. P. Nanulaita
G. A. A. Gainau
A.5
S. P. Nanulaita
G. A. A. Gainau
A.6
S. P. Nanulaita G. A. A. Gainau
Bagaimana memproses kebijakan (program dan kegiatan) pembangunan pada SKPD saudara (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi) ? Agar tugas-tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik sesuai tugas pokok dan funl!.si Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam memproses kebijakan pada SKPD saudara Komunikasi antara pimpinan dan bawahan beJjalan kurang baik karena ada pekeJjaan di lapangan dikeriakan tidak sesuai araban atau petuniuk Bagaimanaka h kesesuaianlkonsistensi dan kejelasan dalam kebijakan pada SKPD saudara Program dan kegiatan se1a1u mengacu pada rencana stratejik SKPD, namun belum sesuai denl!.an barapan Bagaimanakah implementasi kebijakan pada SKPD saudara Kebijakan berupa program dan kegiatan belum dilaksanakan secara baik karena ada pekeJjaan di lapangan yang belum/tidak diselesaikan tepat waktu Bagaimanakah keadaan atau jumlah pegawai pada SKPD saudara Jumlah pegawai dianggap masih kurang karena semua pekeJjaan fisik hams ditangani oleh saJjana teknik sipil atau STM jurusan sipil, sedangkan kenyataan di lapangan bahwa saJjana yang ada bukan saJjana teknik sipil Apakah saudara memberikan kewenangan kepada bawahan Kewenangan yang diberikan kepada bawahan disesuaikan dengan tugas dan fungsi SKPD Bagaimanakah kondisi fasilitas penunjang kegiatan
TE R
G. A. A. Gainau
A.7
KA
Wawancara dengan Kepala Dinas PekeJjaan Umum pada tanggal 28 Juli 2013
BU
5.
khususnya pejabat bagi struktural, an ketja dan lain-lain Faktor-faktor apakah yang merupakan penghambat implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur pada SKPD saudara Disiplin ketja rendah dan mudah terkontaminasi dengan kepentiwzan anl!.l!.ota DPRD
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 175
S. P. Nanulaita
A.8
S. P. NanuIaita A.9
KA
G. A. A. Gainau
S. P. Nanulaita
BU
G. A. A. Gainau
daIam implementasi kebiiakan pada SKPD saudara Fasilitas yang dimiIiki dianggap masih kurang karena masih kurangnya peraIatan berat dan sarana transportasi untuk meialrukan monitoring pekeJjaan fisik di lapangan tingkab Bagaimanakah laku pegawai daIam imDlementasi kebijakan pada SKPD saudara Tingkah laku pegawai bawahan kepada pimpinan ratarata masih kurang baik Dalam memproses implementasi kebijakan, apakah saudara memberikan insentif danlatau disinsentif kepada para bawahan saudara Insentif pada SKPD tidak tersedia sehingga tidak diberikan, dan seringkaIi insentif diberikan kepada bawahan berupa peJjaIanan dinas ke kecarnatan dan desa dalam monitoring dan evaluasi Dalam proses implementasi kebijakan, apakah ada aturan berupa peraturan/k:eputusan/petunjuk teknisiSOP tertentu yang di:adikan se~ai acuan Semua program dan kegiatan disesuaikan dengan aturan yang berlaku, baik peraturan daerah maupun peraturan yang lebih tinggi
G. A A. Gainau
A.IO
TA
S
S. P. Nanulaita
TE R
rangka
B.I
Bagaimanakah prestasi kerja atau kinetja pegawai pada SKPD saudara, baik kuantitas maupun kuaIitas Secara kualitas, pekerjaan fisik sesuai dengan mutu yang diharapkan, sedangkan secara kuantitas, basil pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik sesU3l volume pekerjaan Bagaimanakah keahIian yang dimiliki oleh para pegawai Dada SKPD saudara Pegawai yang memiliki keahlian di bidang teknis ternyata sangat kurang, dan khusus pada Dinas Pekerjaan Umum membutuhkan tenaga teknis seperti sariana teknik iurusan sipil dan arsitek Bagaimanakah kemampuan yang dimiliki para pegawai daIam melakukan kerjasama, komunikasi dan inisiatif Pegawai kurang memiliki kemampuan untuk melakukan kerjasama, komunikasi dan inisiatif daIam menjalankan tugas, sehingga perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan yang sesuai Bagaimanakah sikap dan perilaku para pegawai, apakah mereka memiliki kejujuran, tanggung jawab dan disiplin daIam menjalankan tugas, terutama tugas monitoring di lapangan
ER
G. A. A. Gainau
SI
B. lCompetensiAparatur
N
IV
S. P. Nanulaita
B.2
U
G. A. A. Gainau S. P. Nanulaita
G. A. A. Gainau
B.3
S. P. Nanulaita
B.4
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41475.pdf 176
Para pegawai kurang memiliki kejujuran, kurang bertanggung jawab dan kurang disiplin dalam menjalankan tugas Bagaimanakah kemampuan saudara selaku manajerial/pemimpin dalam mempengaruhi bawahan untuk me1aksanakan tugas pokok dan fun~i Melalrukan pendekatan dengan pegawai bawahan, disamping itu pula pimpinan hams memperhatikan i pegawai bawahan masalah yang •.;
S. P. Nanulaita
G. A. A. Gainau B.5
S. P. Nanulaita
C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Faktor-faktor apakah yang merupakan pendorong implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aoaratur oada SKPD saudara Para pegawai memiliki keahlian di bidangnya masing masing Faktor-faktor apakah yang merupakan penghambat implementasi kebijakan dalam peningkatan kompetensi aparatur pads SKPD saudara Kurangnya anggaran untuk mengikut-sertakan pegawai dalam oendidikan dan oelatihan fungsional dan teknis
KA
C.1
BU
G. A. A. Gainau
C.2
TE
G. A. A. Gainau
R
S. P. Nanulaita
U
N
IV
ER
SI
TA
S
S. P. Nanulaita
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka