PROFIL RESILIENSI EKONOMI WILAYAH Studi Klaus pada Kccamatan Ketapang dan Kecamatan Cimahi Sclatan di Kabupaten Bandung
ABSTRAK PROFIL RESILIENSI EKONOMI WILAYAII Studi kasus pada kecamatan Ketapang dan kecamatan Cimahi Selatan di Kabupaten Bandung Pada pertengahan tahun 1997 terjadilah krisis yang dipicu dari deva!uasi mata uang Thailand, dan kemudian secara cepat menyebar ke beberapa negara di Asia Tirnur dan Tenggara. Gejolak krisis tersebut telah menyebar kedalam skala yang luas. Guna mengetahui bagaimana suatu wilayah itu dapat bertahan atau berhasil dalam menghadapi tekanan ekonomi yang menimpa wilayahnya maka diperlukan pemahaman tentang resiliensi ekonomi wilayah dan pemanfaatannya dalam rangka pengembangan wilayah. Langkah penelitian yang ditempuh guna mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut : tahap pertama dari studi ini adalah mengkaji konsep resiliensi ekonomi wilayah. Resiliensi bisa diteliti dari kesatuan dari tiga fenomena. Pertamma. adanya tekanan ekonomi yang menimpa wilayah. Kedua, adanya kekuatan pentulihan akibat depresi atau tekanan ekonomi. Ketiga, terjad nya perubahan struktur. Ketiga hal tersebut berkaitan dengan efek kondisi internal maupun eksternal wilayah. Untuk mendukung ketiga konsep resiliensi ekonomi wilayah maka ditetapkan varabet-variabet agar resiliensi dapat diukur secara empiris. Tahap kedua, penentuan wilayah studi yang sesuai dengan tujuan studi. Penentuan wilayah studi ditentukan dari perbedaan tingkat diversifikasi struktur lapangan usaha utama rumah tangganya. Akhirnya studi ini akan. menetapkan kesimpulan tingkat resiliensi ekonomi wilayah dengan mempertimbangkan tingkat depresi yang dialami suatu wilayah, kekuatan atau kemampuan pemulihan kondisi ekonomi akibat adanya depresi ekonomi dan perubahan struktur yang terjadi pada wilayah tersebut. Hasil studi ini memperoleh gambaran bahwa impuls siklus terbagi dua tipe. Tipe pertarna fluktuasi pennintaan pada wilayah yang lebih luas menghasilkan tekanan siklus ditingkat nasional. Tipe kedua dari dua tipe impuls adalah impuls yang dihasilkan dan semata-mata tekanan wilayah dan selanjutnya ditransmisikan keseluruh sistem wilayah melalui keterkaitan antar wilayah. Dampak tekanan ekonomi yang terjadi disamping dipengaruhi oleh impuls dari tear wilayah juga diperberat oleh pengaruh kuatnya tekanan dari dalam wilayah itu sendiri. Tekanan dari dalam wilayah kecamatan Cimahi Selatan lebih berat dibanding kecamatan Ketapang. Tekanan yang berat yang berasal dari dalam iii
wilayah kecamatan Cimahi Selatan dibanding kecamatan Ketapang juga didukung kenyataan bundorya kinerja perusahaan di kecamatan Cimahi Selatan dibanding kecamatan Ketapang. Studi ini juga menunjukkan bahwa tingkat pemulihan signifikan pads variabel migrasi keluar wilayah sedangkan pads variabel perpindahan lokasi dan variabel rumah tangga yang memperoleh kembali pekerjaan sesudah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kecamatan Ketapang dan Cimahi Selatan. Tidak terdapatnya perbedaan dipengaruhi adanya kenyataan bahwa momentum pertumbuhan menurun secara menyeluruh sehingga terjadi kemunduran absolut. Terkait dengan kemampuan pemulihan, kinerja variabel tingkat migrasi keluar wilayah dikecamatan Ketapang lebih balk dibanding kecamatan Cimahi Selatan. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan peluang ketersediaan pekerjaan di sektor formal di kecamatan ketapang lebih besar dibanding di kecamatan Cimahi Selatan. Studi ini juga mempunyai keterbatasan dalam hal karakteristik wilayah pada skala yang lebih luas mempunyai karaktertik tingkat diversifikasi yang lebih beragam. Keterbatasan lainnya ialah pads skala waktu yang terbatas perubahan struktur wilayah belum menggambarkan perubahan struktur wilayah secara penuanen. Keterbatasan peneliti juga mempenganthi ketelitian estimasi statistik yang dilakukan mengingat jumlah satnpel dalam penelitian relatif kecil. Studi ini memberikan nianfaat bagi pengembangan wilayah terutama dalam rangka menciptakan kesehatan ekonomi wilayah maka kita perlu mengetahwi sejauh mamma posisi relatif suatu wilayah terhadap wilayah lainnya. Pemahaman ini perlu diketahui agar momentum kerwttuhan ekonomi diwilayah lainnya tidak n.embawa akibat yang dalam bagi perekonomian wilayah. Manfaat lain yang dapat dipetik dari studi ini bagi pengembangan wilayah berkaitan dengan perlunya kita mempertimbangkan perimbangan antar sektor dalam wilayah agar tidak terjadi dominasi sektor atau lapangan usalia yang mencolok. Manfaat lain yang dapat dipetik dari basil studi ini adalah dalam menetapkan tujuan pengembangan wilayah maka perencana perlu mengetahui pola yang terjadi di suatu wilayah akibat adanya kondisi dinamis dalam dinamika pertumbuhan wilayah.
iv
ABSTRACT PROFILE OF REGIONAL ECONOMIC RESILIENCE A Case Study on both Sub-districts of Katapang and South Cimahi, Regency of Bandung In the mid of 1977 occurred a crisis which triggered by currency devaluation of Thailand and it was then quikly distributing into several both East and Souteast Asian Countries. That crisis fluctuation has spread. In the widely scale. In order to know how region can survive and success for dealing with economic depression that striking its region down, so the regional economic resilience comprehension is need and its exploitation in the context of regional development. The study phases are followed in order to achieve that objective are following: first phase is to study the concept of regional economic resilience. Resilience can be studied from unity of three phenomena. Firstly, the existence of economic depression striking down that region. Secondly, the existence of recovery strength of that economic depression. Thirdly, the occurrence of structural change. All three cases, in addition to, those relate with either internal of external condition effect of that region. To support those all three of regional economic resilience concept, the variables are established in order that resilience can be empirically measured. Second, phase, determination of the regional study according to that study objective. The determination of regional study is determined from the difference of main concern filed structural diversification level of their household. Finally, this study will establish the conclusion of regional economic resilience level by considering the level of depression is experienced by a region strength or the capability of economic condition recovery as consequence of economic depression existence and the structural change occurs on that region. This study obtains an illustration that cyclic impulse was divided into two types. First type of demand fluctuation on the wider region results in cyclic depression on the national level. Second type from both impulses is that the resulted impulses from regional pressure merely, and futhernore those are transmitted in the entire of regional system through the interregional relatedness. Impact of the economic depression occurs, in addition to those are influenced by those impulses from out of region are also made heavier by the impact of pressure strength from internal region itself. Internal pressure of South Cimahi sub-district region is heavier rather than Ketapang sub-district. Heavy pressure derived from v
- 330.9 err PROFIL RESILIENSI EKONOMI WILAYAH Studi Kasus pada Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Cimahi Selatan di Kabupaten Bandung
LAMPIRAN B METODE PENETAPAN WILAYAH BERDASAR KAN TINGKAT DIVERSIFIKASI LAPANGAN USAHA RUMAH TANGGA ...................................................... 149 LAMPIRAN C UJI STATISTIK VARIABEL RESILIENSI EKO NOMI WILAYAH .................................................................... 156 LAMPIRAN D KARAKTERISTIK DATA PENELITIAN .....................162 LAMPIRAN E KUESIONER RESPONDEN KELUARGA ................... 165 LAMPIRAN F KUESIONER RESPONDEN PERUSAHAAN .......... 168
DAFTAR PUSTAKA
Audas, Richard P dan Mackay, R Ross., Tale of Two Recessions, Regional Studies , Volume 31 Number 9 December 1997 Azis, Iwan Jaya., Ilmu Ekonomi regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1994 Bank Indonesia., Laporan Tahunan 1997/98, Jakarta, Bank Indonesia, 1998 Finnan, Tommy., Indonesian cities under the "Krimon"- the great " unban crisis" at the end of the century, Cities, 1999 Friedrichs, Jurgen., A Theory Of Urban Decline : Economy, Demography and Politic Elites, Urban Studies, Volume 30 Number 6, 1993 p 907-917 Hansen, Frank dan Butler, Chris Jensen., Economic Crisis and the Regional and Local Economic Effect of the Welfare State : the Case of Denmark, Regional Studies, Volume 30 number 2 April 1996 Hoover, Edgar M and Giarratani, Frank., An Introduction to Regional Economic-Third Edition, Alfred A. Knopf Inc, New York , 1984 International Labour Organization., Employment Challenges of the Indonesian Economic Crisis, ILO, Jakarta, June 1998 Isard, Walter., Methods of Regional Analysis : an Introduction to Regional Science, The M.I.T. Press, 1960 Jeffrey, Douglas and Webb, D. J., Economic Fluctuations in the Australian Regional System, dari Bourne, L.S., Simmons,J.W (eds), Systems of Cities readings on structure,
141
142
growth, and policy, Oxford University Press, New York, 1971 North, Douglass C., Location Theory and Regional Economic Growth, dari Fredman, John., Alonso, William (eds), Regional Development and Planning - A Reader, The M.I.T Press, 1964 Pakpahan, Agus, Refleksi Diversifikasi dalam Teori Ekonomi, dari Suryana, Achmad., Pakpahan, Agus., Djauhari, Achmad (eds) , Diversifikasi Pertanian-Dalam Proses Mempercepat Laju pembangunan Nasional, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1990 Richardson, Harry W., Regional Economic-Location theory, Urban Structure and Regional Change, Weidenfeld and Nicolson, London , 1976 Richardson, Harry W., Urban Economics, The Dryden Press, Illinois, 1978 Sudarsono, Pengantar Ekonomi Mikro, Cetakan ketiga, LP3ES, Jakarta, Maret 1986 Sukirno, Sadono., Pengantar Teori Makroekonomi, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Maret 1995 Temple, Marion., Regional Economy, The Macmillan Press LTD, London, 1994 Thompson, Wilbur R., A Preface to Urban Economics, The John Hopkins Press, London, 1972 Van Den Berg, J.C.J.M., Dinamic Models For Sustainable Development, Tinbergen Institute, Amsterdam, 1991
142
35 menurut Holling (1986) dalam J.C.J.M Van Den Berg (1991) menvatakan bahwa : Resilience as the ability of a system to maintain its structure and patterns of behaviour in the face of disturbance, or as the speed with which the ecological variables return to their equilibrium values after a perturbation. Konsep resiliensi seperti yang dikemukakan oleh Holling ( 1986) dalam J.C.J.M Van Den Berg (1991) menyatakan bahwa
resiliensi mengandung dua pengertian Pertama, pola perilaku dalam menghadapi ganguan dan Kedua, mengenai kemampuan sistem untuk memelihara struktur. Kedua pengertian terse-but berkaitan dengan efek negatif dari tekanan ekonomi eksternal baik ditingkat wilayah maupun nasional. Atribut dari resiliensi adalah aspek yang sangat penting bagi kesehatan perekonomian regional (regional economic health) . Resiliensi tergantung dari pengembangan yang luas pada diversifikasi. Diversifikasi dalam hal paaa tenaga kerja, yang dikembangkan dalam kemampuan (skills) yang berbeda. Akhirnya resiliensi wilayah secara terpisah tergantung pada keseluruhan momentum pertumbuhan yang dimilikinya. Jika keseluruhan aktifitas wilayah pertumbuhannya secara pesat, fluktuasi pada saat peningkatan trend yang tajam tidak menjebabkan adanya kemunduran absolut (Edgar M. Hoover dan Frank Giarratani, 1984).
2.5. Kesimpulan dari Tinjauan Teori Pertumbuhan wilayah mengarah kepada terbentuknya spesialisasi dalam struktur ekonominya. Tahapan pertumbuahan
36
wilayah tersebut mengarahkan pada perbedaan spesialisasi dari fungsi dan struktur wilayah. Spesialisasi dalam beberapa kegiatan yang khusus secara umum berdampak pada wilayah tersebut bertindak sebagai eksportir dari produk dari basil aktifitas ekonomi. Wilayah secara dinamis tuengalami perubahan yang diakibatkan oleh adanya impuls yang ditimbulkan dari aktifitas eksternal maupun aktifitas internal dari wilayah tersebut. Impuls tersebut menyebabkan adanya fluktuasi siklus ekonomi wilayah. Pertumbuhan ekonomi wilayah seperti halnya pertumbuhan ekonomi tidak terjadi secara rata (smoothly) sepanjang masa karena pada saat-saat tertentu terjadi siklus jangka pendek disepanjang kecenderungan
tingkat
pertumbuhan
jangka
panjang.
Siklus
ekonomi adalah fluktuasi yang berulang-ulang dari tingkat aktivitas ekonomi. Penyebab impuls tersebut dapat terjadi akibat dari tekanan ekonomi nasional yang berupa impuls nasional disamping itu juga terdapat impuls yang diakibatkan dari kondisi dalam wilayah. Goncangan yang ditimbulkan dari impuls tersebut dapat terjadi akibat eksternal maupun internal (external;internal shock). Reaksi yang ditimbulkan akibat dari impuls nasional diakibatkan adanya keterkaitan struktural antar aktifitas ekonomi dalam sistem sehingga menghasilkan keterkaitan spatial diantara wilayah-wilayah dalam aktifitas yang saling melengkapi. Sedangkan rangkaian yang diakibatkan oleh impuls dari dalam wilayah mampu menjalar kepada wilayah lainnya juga terjadi
37 akibat keterkaitan (linkages) terutama hubungan ekspor-impor antar wilayah. Reaksi yang ditimbulkan akibat dari impuls tersebut dipengaruhi oleh karakteristik strukturnya. Sebuah wilayah dengan struktur yang terdiversifikasi (banyaknya jenis aktifitas yang berbeda dan sebuah ketiadaan spesialisasi yang kuat) adalah kurang
rentan
terhadap
goncangan
siklus
akibat
dari
penurunnya kondisi bisnis dan permintaan. Kondisi yang ditimbulkan akibat adanya impuls tersebut menyebabkan kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksinya. Dalam pelaksanaannya hal itu berarti jam kerja dikurangi, sebagian mesin memproduksi tidak digunakan dan sebagian
tenaga
kerja
diberhentikan.
Dengan
detnikian
kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat pengangguran. Pada rumah tangga selaku penyedia tenaga kerja, pekerja yang diberhentikan kegiatannya atau dikurangi kegiatan kerjanya akibat penyesuaian yang dilakukan ditingkat perusahaan akan berusaha untuk memperoleh kembali pekerjaan yang hilang. Kehilangan pekerjaan mengakibatkan perpindahan tenaga kerja ( labour diplacement). Untuk memperoleh kembali pekerjaannya yang hilang tersebut maka pekerja tersebut berpindah kerja. Peluang untuk memperoleh kembali pekerjaan tergantung dari kesempatan kerja yang tersedia. Jika kesempatan kerja tidak tersedia, hal itu merupakan dorongan bagi rumah tangga itu untuk melakukan tnigrasi keluar wilayah.
38 Kesempatan kerja tersedia terdapat pada sektor yang lama sebelum pekerja tersebut dipecat ataupun pada sektor yang berbeda. Dan jika sektor formal tidak mampu menyediakan kesempatan kerja maka pekerja yang tidak tertampung disektor formal akan beralih ke sektor informal, khususnya pekerja sambilan dan tidak berpendidikan sebab mereka tidak mampu menganggur dalam tempo panjang, Konsenkuensi yang timbul dari adanya perpindahan tenaga kerja (labour displacement) menyebabkan pula adanya perubahan status pekerjaan dan lapangan usaha utama yang dilakukan oleh pekerja tersebut. Akibat lain dari perpindah tenaga kerja akan menimbulkan adanya perubahan lokasi pekerjaan dari tenaga kerja. Dampak perubahan struktur yang dialami oleh rumah tangga akan mengakibatkan perubahan distribusi ketenagakerjaan menurut gender. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marion Temple ( 1994:30) yang menyatakan sebagai berikut : The proportions of employees in manufakturing and services also have implications for the distribution of employment between men and women, sa is clear from the sectoral distribution of employees in employment in the ('1: in June 1992. Konsep resiliensi ekonomi, berarti kekuatan pemulihan dari sebuah benda yang ditegangkan untuk kembali dalam bentuk dan ukurannya sesudah terjadi depresi. Pengertian tersebut bermakna penting bagi wilayan, sebab wilayah itu ibarat sebuah aenda yang sangat dinamis, dimana dia selalu mengalami perubahan bentuk yang diakibatkan adanya depresi atau tekanan ekonomi. Resiliensi tergantung dari pengembangan yang luas pada diversifikasi. Diversifikasi dalam hal pada