PRINSIP HUKUM PEMBIAYAAN SYARIAH PADA LEMBAGA PERBANKAN
Supriadi D 101 10 191
PEMBIMBING 1. PROF. DR. H. Zainuddin Ali ,MA 2. Nurul Miqat, S.H.,M.KN. Abstrak Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa bank syariah dengan bank konvensional, letak perbedaannya hanyalah pada persoalan istilah bunga dan bagi hasil/margin.Secara prinsip mereka menganggap sama saja karena meminta imbalan dalam transaksi pembiayaannya yang berupa tambahan atau semacam funds transfer price. Padahal dalam ekonomi Islam tidak dikenal adanya time value of money, yang berarti bahwa nilai uang saat ini dengan nilai pada masa yang akan datang tidaklah berubah. Uang hanya dipahami sebagai sekedar alat pembayaran/alat tukar terhadap suatu barang yang dibeli.Penelitian ini menggunakan metode pendekatan normatif dengan mengusung isu sebagai berikut : Bagaimanakan prinsip hukum dalam proses pemberian pembiayaan syariah ? Kata kunci : prinsip hukum pembiayaan syariah
I. PENDAHULUAN
kesejahteraan sosial telah muncul,
A. Latar Belakang
namun
upaya
nyata
yang
Pada awal abad ke-20, bank
memungkinkan implementasi praktis
Islam hanya merupakan obsesi dan
gagasan tersebut nyaris tenggelam
diskusi teoritis para akademisi baik
dalam lautan sistem ekonomi dunia
dari bidang hukum (fiqh) maupun
yang tidak bisa melepaskan diri dari
bidang ekonomi. Kesadaran bahwa
bunga. Walaupun demikian, gagasan
bank Islam adalah solusi masalah
tersebut
ekonomi
secara perlahan.Beberapa uji coba
untuk
mencapai
terus
berkembang
meski
1
terus dilakukan mulai dari bentuk
meningkat tajam dari LE 40.944 pada
proyek
hingga
akhir tahun buku 1963/1964 menjadi
kerjasama yang berskala besar. Dari
LE 1.828.375 pada akhir tahun buku
upaya ini para pemrakarsa bank Islam
1966/1967.Salah satu
dapat memikirkan untuk membuat
menyebabkan peningkatan ini adalah
infrastrukstur sistem perbankan yang
adanya rasa saling memiliki diantara
bebas bunga. 1
masyarakat terhadap sistem ini, namun
yang
sederhana
Beroperasinya
yang
Ghamr
sangat disayangkan, karena munculnya
Local Saving Bank di Mesir pada
kekacauan politik pada masa itu, Mit
tahun 1963 merupakan tonggak sejarah
Ghamr
perkembangan
kemunduran.Operasionalnya
Islam.Mit
Mit
faktor
sistem
Ghamr
perbankan
mulai
mengalami diambil
menyediakan
alih oleh National bank of Egypt dan
pelayanan dasar perbankan seperti
bank sentral Mesir pada pertengahan
simpanan,
akhir 1967.Hasilnya, prinsip dasar
modal,
pinjaman, investasi
pelayanan
penyertaan
langsung,
dan
peniadaan
bunga
dalam
setiap
sosial.Pengenalan
transaksi bank mulai diabaikan.Pada
pelayanan sistem perbankan yang
tahun 1971, di bawah pemerintahan
berasaskan Islam yang dilakukan Mit
Anwar Sadat, keinginan yang kuat
Ghamr
untuk mewujudkan sistem perbankan
mendapat
sambutan
yang
hangat dari penduduk setempat. Hal ini
yang
terbukti dari jumlah nasabah yang
menggelora.Hal ini ditandai dengan
pada akhir tahun buku 1963/1964
didirikannya Nasser Social Bank yang
tercatat
mengambil alih bisnis yang bebas
sebanyak
251.152
pada
1966/1967.
17.560
akhir
Jumlah
menjadi
bebas
bunga
kembali
tahun
buku
bunga yang dulu dilaksanakan oleh
deposito
juga
Mit Ghamr.2 Bank Islam atau yang lazim
1
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001 hlm 21
disebut
dengan 2
bank
syariah,
ibid, hlm 21-22 2
keberadaannya Indonesia.
relatif
Menurut
baru
catatan,
di
(BSM)
dan
Bank
Umum
yang
bank
membentuk unit usaha syariah seperti
syariah yang pertama kali memperoleh
bank IFI, Bank BNI, Bank Jabar, Bank
ijin usaha sebelum diundangkannya
BRI, Bank Mega dst.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan
BPRS
tersebut relatif baru di Indonesia, akan
Berkah Amal Sejahtera, dan BPRS
tetapi pertumbuhannya dari tahun
Dana Mardhatillah pada tanggal 19
ketahun -baik dari sisi jumlah banknya
Agustus
Amanah
maupun ekspansi penghimpunan dana
Rabbaniah pada tanggal 24 Oktober
dan pembiayaannya- cukup signifikan
1991, ketiganya beroperasi di Bandung
dalam memberikan kontribusi pada
dan BPRS Hareukat pada tanggal 10
market share perbankan nasional. Hal
Nopember 1991, beroperasi di Aceh.3
ini menjadi fenomena yang terus
Menyusul diundangkannya Undang-
dicermati
undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
merupakan
Perbankan (sebagaimana telah di ubah
prospektif untuk terus dikembangkan,
dengan UU No 10 Tahun 1998) yang
mengingat
telah
Indonesia
1991,
adalah
Meskipun perbankan syariah
BPRS
memberikan ruang
keberadaan berdirilah
bank Bank
syariah, Umum
terhadap
kalangan
bisnis
karena
yang
sangat
peluang
bahwa
penduduk
di
yang mayoritas muslim
maka
merupakan pasar yang cukup potensial
Syariah
bagi perkembangan perbankan syariah.
pertama di Indonesia yaitu Bank
Selama
Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun
ternyata pertumbuhan aset bank-bank
yang
1992.
syariah ini adalah dari sejumlah Rp.
Kemudian bermunculan Bank Umum
10.214.622 juta pada akhir tahun 2012
Syariah seperti Bank Syariah Mandiri
menjadi Rp. 11.143.224 juta pada
sama
3
yaitu
tahun
Karnaen A. Perwataatmadja, S.E.,MPA, Upaya Memurnikan Pelayanan Bank Syariah, Khusus Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah di Indonesia, Artikel, Jakarta, 2002.
akhir
kurun
tahun
Liabilities
and
waktu
2013,
satu
tahun
sedangkan
Equity
(Dana
masyarakat dan Modal) tumbuh dari Rp. 10.214.622 juta pada akhir tahun 3
2012 menjadi Rp. 11.143.224 juta 4
Untuk itulah peran serta para
pada akhir tahun 2013. Sementara itu
ahli dibidang perbankan syariah sangat
dana
dibutuhkan
yang
disalurkan
kepada
untuk
terus
masyarakat dalam bentuk pembiayaan
mengembangkan
tumbuh dari Rp. 8.564.941 juta pada
perbankan yang berlandaskan prinsip-
akhir
Rp.
prinsip syariah ini, serta dukungan
9.343.572 pada akhir tahun 2013. Dari
pemerintah sebagai pembuat kebijakan
jumlah dana yang disalurkan kepada
dan
masyarakat tersebut pada akhir tahun
diharapkan mampu memberikan ruang
2013 yang paling besar disalurkan
gerak bagi berkembangkan perbankan
adalah
dalam
murabahah
syariah di Indonesia. Disisi lain yang
sebesar
Rp.
5.820.111
juta
atau
perlu dicermati agar perkembangan
69,29%
dari
seluruh pembiayaan,
perbankan syariah di Indonesia dapat
tahun
menyusul
2012
menjadi
bentuk
Mudharabah
sebesar
peraturan
konsep-konsep
perundangan
yang
segera tumbuh dengan cepat adalah
Rp.1.835.078 juta atau 19,64 dari
persoalan sosialisasi,
seluruh
masyarakat luas, maupun orang-orang
pembiayaan,
lalu
Istishna
yang
dari
dan
perbankan. Karena jika bank syariah
Musyarakah sebesar Rp. 243.867 juta
masih belum tersosialisasi dengan baik
atau
seluruh
dan belum didukung dengan tenaga-
merupakan
tenaga ahli (bankir) yang kapabel
perkembangan yang positif untuk terus
dibidangnya serta perangkat hukum
dilakukan
yang
2,61%
pembiayaan.5Hal
pembiayaan,
dari ini
upaya
upaya
peningkatannya.
masih
Ibid,, data diambil dari Islamic Banking Statistic, Desember 2013, Islamic Banking Bureau, Bank Indonesia 5 Ibid, hlm 4
terbatas,
bisnis
maka
dikhawatirkan akan menjadi kontra produktif
4
terhadap
kepada
sebesar Rp. 765.238 juta atau 8,19% seluruh
kompeten
baik
terhadap
hasil
yang
diharapkan. Hasil riset Bank Indonesia bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian perguruan tinggi di empat 4
propinsi di pulau Jawa (tidak termasuk DKI)
menunjukkan
pengetahuan
masyarakat
B. Rumusan Masalah
bahwa
Bagaimanakan prinsip hukum
mengenai
dalam proses pemberian pembiayaan
keberadaan sistem perbankan syariah
syariah ?
cukup tinggi (diwakili responden Jawa Barat 88,6% dan Jawa Tengah/D.I. Yogyakarta
walaupun
Prinsip hukum dalam proses
pemahaman mereka tentang kekhasan
pemberian pembiayaan syariah.
sistem perbankan syariah itu masih
Pembiayaan mencakup seluruh
rendah. 6Sebagian masyarakat masih
segmen bisnis, baik individual maupun
menganggap
syariah
grup, direct maupun contingent, untuk
letak
kegiatan usaha yang produktif maupun
dengan
71,2%),
II. PEMBAHASAN
bahwa
bank
bank
konvensional,
perbedaannya hanyalah pada persoalan
konsumtif.
istilah bunga dan bagi hasil/margin.
meliputi transaksi :
Secara menganggap meminta
prinsip sama
saja
Jenis-jenis
pembiayaan
mereka
a. Murabahah Adalah menjual suatu
karena
barang dengan menegaskan harga
imbalan dalam transaksi
belinya
kepada
pembiayaannya yang berupa tambahan
pembeli
membayarnya
atau semacam funds transfer price.
harga yang lebih sebagai laba.
Padahal dalam ekonomi Islam tidak
b. Salam Adalah akad jual beli
dikenal adanya time value of money,
barang pesanan antara bank dan
yang berarti bahwa nilai uang saat ini
nasabah dengan spesifikasi, harga
dengan nilai pada masa yang akan
dan waktu penyerahan barang
datang tidaklah berubah. Uang hanya
pesanan disepakati di awal akad
dipahami
alat
serta pembayaran dilakukan di
pembayaran/alat tukar terhadap suatu
muka secara penuh. Bank dapat
barang yang dibeli.
melakukan salam pararel dengan
sebagai
sekedar
pembeli
dan
dengan
syarat akad kedua terpisah dari 6
Ibid, hlm 1
akad
pertama
dan
akad 5
keduadilakukan
setelah
akad
pertama sah.
:
Adalah
akad
kerjasama antara dua pihak atau
c. Istishna‟ Adalah akad jual beli dalam
e. Musyarakah
bentuk
pemesanan
lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing
pihak
pembuatan barang tertentu dengan
memberikan
kriteria dan persyaratan tertentu
dengan
yang disepakati antara pemesan
keuntungan
(pembeli, mustashni‟) dan penjual
ditanggung bersama sesuai dengan
shani’).
(pembuat, melakukan
Jika
transaksi
bank
kontribusi ketentuan
kesepakatan.
dan
dana bahwa
resiko
akan
Modal
yang
istishna‟
diberikan harus uang tunai, emas,
untuk memenuhi kewajibannya
perak atau yang nilainya sama.
kepada
Modal dapat terdiri dari asset
nasabah
bank
dapat
melakukan istishna‟ lagi dengan
perdagangan
pihak lain pada obyek yang sama,
barang, properti dan sebagainya.
dengan syarat istishna‟ pertama
Jika modal berbentuk asset, harus
tidak bergantung pada istishna‟
terlebih dahulu dinilai dengan
kedua.
uang tunai dan disepakati oleh
d. Mudharabah
:
Adalah
akad
kerjasama suatu usaha antara dua pihak
dimana
(malik,
pihak
mudharib,
para mitra. f. Ijarah Adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
mal)
barang atau jasa dalam waktu
seluruh
modal,
tertentu melalui pembayaran sewa
kedua
(„amil,
atau upah, tanpa diikuti dengan
bertindak
pemindahan kepemilikan barang
al
nasabah)
selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara sesuai
barang-
pertama
shahib
menyediakan sedang
pihak
seperti
kesepakatan
dituangkan dalam kontrak.
mereka yang
itu sendiri. g. Ijarah
Wa
Iqtina
(Ijarah
Muntahiyyah Bittamlik) Adalah akad sewa menyewa yang disertai dengan opsi
pemindahan
hak 6
milik atas benda yang disewa,
m. Lain-lain Adalah produk-produk
kepada penyewa, setelah selesai
pembiayaan lainnya yang akan
masa sewa.
ditetapkan
lebih
lanjut
h. Qardh Al Qardh adalah suatu
berdasarkan fatwa Dewan Syariah
akad pinjaman kepada nasabah
Nasional (DSN-MUI). Dari uraian
dengan ketentuan bahwa nasabah
mengenai pengertian pembiayaan
wajib mengembalikan dana yang
dan produk pembiayaan ini dapat
diterimanya kepada bank pada
ditarik
waktu yang telah disepakati oleh
membedakan
bank dan nasabah.
pembiayaan
Rahn Adalah menahan barang
transaksinya. Pembiayaan tidak
sebagai jaminan atas hutang.
menggunakan
transaksi
Kafalah Adalah jaminan yang
berupa
piutang
diberikan oleh penanggung (Bank)
konsekwensi bunga, akan tetapi
kepada pihak ketiga bahwa pihak
menggunakan
kedua (nasabah) akan memenuhi
berupa sharing modal dengan
kewajibannya
sistem bagi hasil atau transaksi
i.
j.
kepada
pihak
ketiga.
jual
k. Hawalah Adalah akad pengalihan hutang dari satu pihak yang berhutang kepada pihak lain yang wajib
menanggung
atau
membayarnya. l.
Pengalihan
Adalah
garis kredit
dalam
utang
beli
yang dengan
hal
transaksi
dengan
jenis
yang dengan
yang
margin
keuntungan dan sewa serta fee untuk transaksi yang bersifat jasa. Lebih memberikan dengan
Hutang
suatu
lanjut
Bank
layanan
prinsip
Syariah
pembiayaan
syariah
sebagai
berikut:7
pengalihan transaksi non syariah
1. BAI’ BITSAMAN AJIL `
yang
Landasan Syariah Bai‟ Bitsaman Ajil
telah
transaksi syariah.
berjalan
yang
sesuai
menjadi dengan
7
Dikutip dan dirangkum dari Buku Pedoman Pembiayaan Bank Syariah.
7
1
Al-Qur'an
tepung untuk kepentingan rumah
Firman Allah QS. Al-Baqarah (2)
dan bukan untuk dijual." (HR.
: 275 : "Orang-orang yang makan
Ibnu Majah, Sublu Assalam 4 /
riba itu, tidak dapat berdiri tegak
147)
melainkan orang
seperti
yang
berdirinya
kesurupan.
Al-Ijma Mayoritas ulama tentang
Itu
kebolehan jual beli dengan cara
disebabkan pendapat mereka yang
murabahah (Ibnu Rusyd, Bidayah
mengatakan bahwa jual beli itu
al-Mujtahid, 11/161; al-Kasani,
sama dengan sistim riba. Padahal
Bada'i as-Sana'I, V/220-222).
Allah telah menghalalkan sistim jual
2
3
beli
dan
4
Kaidah Fiqh : "Pada dasarnya,
mengharamkan
semua bentuk muamalah boleh
sistim riba. Maka barangsiapa
dilakukan kecuali ada dalil yang
yang telah menerima pengajaran
mengharamkannya."
dari Tuhannya lalu dia berhenti,
Pengertian Bai’ Bitsaman Ajil
maka untuk dia ialah apa yang
Bai
sudah
implementasinya dalam perbankan
diambilnya
dahulu.
Bitsaman
Urusannya terserah kepada Allah.
dapat
Tetapi siapa yang mengulang
berikut :
kembali,
a. Nasabah
mereka
itu
adalah
Ajil,
diilustrasikan
sebagai
membutuhkan
penghuni neraka, mereka kekal di
rumah, gedung, kendaraan,
dalamnya."
alat berat, mesin-mesin, dll.
Al-Hadits
b. Bank membeli terlebih dahulu
Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah
objek
"Nabi bersabda : "Tiga perkara
nasabah
yang
didalamnya
terdapat
keberkatan (1) menjual secara tangguh, (2) muqaradhah (nama lain
dari
mencampur
mudharabah) gandum
(3)
c. Bank
yang
dibutuhkan
membayar
objek
pembelian pada supplier d. Bank menjual objek kepada pembeli / nasabah
dengan 8
e. Jangka
waktu
pembayaran
hendaklah bertakwa kepada Allah
dan besarya cicilan disepakati
Tuhannya dan janganlah bertindak
bersama
mengurangi
f. Pada akhir periode setelah
jumlahnya
sedikitpun
dari
……………"
Ibnu
pembayaran lunas nasabah
Abbas menjelaskan keterkaitan
sah menjadi pemilik objek,
ayat tersebut dengan transaksi
yaitu setelah objek tersebut
bai'assalam, yaitu dari ungkapan
tidak
hak
beliau : "Saya bersaksi bahwa
tanggungan atau tidak lagi
salaf (salam) lxxxii yang dijamin
diikat sebagai agunan oleh
untuk jangka waktu tertentu telah
bank.
dihalalkan oleh Allah pada kitab-
lagi
dibebani
2. BAI’AS SALAM
Nya dan diijinkan-Nya." la lalu
Landasan Syariah Bai‟as Salam
membaca ayat tersebut diatas.
1. Al-Qur‟an
2. Al-Hadits
a. Firman Allah QS. AI-Baqarah (2)
a. Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah :
: 282 : "Hai orang-orang yang
Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa
beriman
kamu
Rasulullah SAW bersabda : "Tiga
piutang
perkara yang didalamnya terciapat
dalam waktu yang ditentukan,
keberkatan (1) menjual secara
tuliskanlah ! Hendaklah ada di
tangguh, (2) muqaradhah (nama
antaramu
lain
!
mengadakan
Apabila hutang
penulis
yang
akan
dari
mudharabah)
menulisnya dengan jujur. Dan
mencampur
janganlah
enggan
tepung untuk kepentingan rumah
menuliskannya sebagaimana Allah
dan bukan untuk dijual. .. (HR.
telah
Ibnu
penulis
itu
mengajarkan
hendaklah Hendaklah
kepadanya,
dituliskannya orang
!
4/147)
yang
3. Al-Ijma
Majah,
gandum
(3)
Sublu
dengan
Assalam
bersangkutan membacakan apa
Menurut Ibnul Munzir, ulama sepakat
yang hendak dituliskan itu, dan
(ijma') atas kebolehan jual beli dengan 9
cara salam. Di samping itu, cara tersebut
juga
diperlukan
e. Harga jual barang disepakati di
oleh
awal, dan tidak berubah sampai
masyarakat (Wahbah, 4/598)
barang selesai dibuat
4. Kaidah Fiqh : "Pada dasarnya. semua
bentuk
muamalah
f. Jangka
boleh
waktu
barang
disepakati
dilakukan kecuali ada dalil yang
antara bank,
mengharamkannya. "
nasabah
Pengertian Bai‟as Salam
pembuatan
g. Nasabah
produsen dan
berjanji
Salam parallel adalah akad salam
membeli
dimana
setelah selesai dibuat
bank
yang
bertindak
sebagai penjual memesan kepada
bersama
untuk
barang
h. Nasabah
dapat
tersebut
membayar
pihak lain untuk menyediakan
sebagian harga jual barang di
barang
awal kontrak dan melunasi sisa
pesanan
untuk
dijual
kepada pembeli
harga jual sebelum barang
1. Salam paralel, implementasinya dalam
perbankan
dapat
diilustrasikan sebagai berikut: a. Nasabah
memerlukan
suatu
diterima i.
Setelah barang selesai dibuat diserahkan kepada nasabah
3. BAI’ AL ISTISHNA
barang yang harus diproduksi
Landasan Syariah Bai‟al Istishna
dahulu
1. Al-Qur'an
b. Nasabah menghubungi bank c. Bank
menyanggupi
untuk
a. Firman Allah QS. AI-Baqarah (2) : 282 : "Hai orang-orang yang
membiayai pemesanan barang
beriman
tersebut
mengadakan
d. Bank memesan barang pada produsen nasabah
sesuai
permintaan
Apabila
kamu
hutang
piutang
dalam waktu yang ditentukan, tuliskanlah ! Hendaklah ada di antaramu
penulis
yang
akan
menulisnya dengan jujur. Dan janganlah
penulis
itu
enggan 10
menuliskannya sebagaimana Allah
hendaknya ia melakukan dengan
telah
takaran yang jelas dan timbangan
mengajarkan
hendaklah
kepadanya,
dituliskannya
Hendaklah
orang
! yang
yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui”
bersangkutan membacakan apa
3. Al-Ijma
yang hendak dituliskan itu, dan
ulama sepakat (ijma') atas kebolehan
hendaklah bertakwa kepada Allah
jual beli dengan cara salam. di
Tuhannya dan janganlah bertindak
samping
mengurangi
dari
diperlukan
Ibnu
(Wahbah,4/598)
sedikitpun
jumlahnya…………...
.”
Menurut Ibnul Munzir,
itu,
cara
tersebut
oleh
juga
masyarakat
Abbas menjelaskan keterkaitan
4. Kaidah Fiqh "Pada dasarnya, semua
ayat tersebut dengan transaksi bai'
bentuk muamalah boleh dilakukan
asSalam,
kecuali
yaitu dari ungkapan
ada
dalil
beliau : "Saya bersaksi bahwa
mengharamkannya.”
salaf (salam) yang dijamin untuk
Pengertian Bai’al Istishna
jangka
waktu
terlentu
telah
yang
Istishna paralel, implementasinya
dihalalkan oleh Allah pada kitab-
dalam
Nya dan diijinkan-Nya. Ia lalu
diilustrasikan sebagai berikut :
membaca ayat tersebut diatas.
a. Nasabah
Mengingat
Bai'
al
Istishna
perbankan
dapat
memesan
suatu
barang / proyek pada bank
merupakan lanjutan dari Bai' as-
b. Nasabah menghubungi bank
Salam
c. Bank
maka
secara
umum
menyanggupi
untuk
landasan syariah yang berlaku
membiayai pemesanan barang
pada Bai' as-Salam juga berlaku
tersebut
pad a Bai' al-Istishna.
d. Bank menunjuk produsen /
2. Al-Hadist
kontraktor
a. Hadits Nabi riwayat Bukhari dari
memproduksi
Ibnu Abbas: “Barangsiapa yang melakukan
salaf
yang barang
akan atau
mengerjakan proyek
(salam), 11
e. Harga jual barang disepakati di
a. Hadits Nabi riwayat Bukhari dan
awal, dan tidak berubah sampai
Muslim: Diriwayatkan dari Ibnu
barang selesai dibuat
Abbas, bahwa Rasulullah SAW
f. Jangka
waktu
pembuatan
barang
disepakati
antara
bank,
bersabda : "Berbekamlah kamu,
bersama
produsen
kemudian
/
membeli
berjanji barang
itu." untuk tersebut
setelah selesai dibuat
membayar
3.
Al-Ijma,
kebolehan
Ijma
ulama
melakukan
akad
tentang sewa
menyewa
h. Setelah barang selesai dibuat, nasabah
olehmu
upahnya kepada tukang bekam
kontraktor dan nasabah g. Nasabah
berikanlah
kepada
4. Kaidah Fiqh "Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
bank berupa pembayaran di
kecuali
muka,
mengharamkannya." "Menghindarkan
cicilan,
atau
ada
ditangguhkan sampai jangka
mafsadat
waktu tertentu.
didahulukan
dalil
yang
(kerusakan/bahaya) atas
harus
mendatangkan
4. AL IJARAH WA IQTINA
kemaslahatan."
Landasan Syariah Al Ijarah Wa Iqtina
Pengertian Al Ijarah Wa Iqtina
1. Al-Qur'an
Al-Ijarah
Wa-Iqtina,
a. Firman Allah QS. QS. Al-Baqarah
implementasinya dalam perbankan
(2) : 233 : “……Dan jika kamu
dapat
hendak menyerahkan penyusuan
berikut : a.Nasabah membutuhkan
anakmu kepada perempuan lain,
kendaraan / mesin / peralatan b.
tidak mengapa asal kamu bayar
Bank membeli terlebih dahulu
upahnya menurut patutnya.Dan
objek yang dibutuhkan nasabah c.
bertaqwalah kamu kepada Allah
Bank membayar objek pembelian
dan ketahuilah bahwa Allah Maha
pada
Melihat apa yang kamu kerjakan."
menyewakan objek sewa kepada
2. Al-Hadist
diilustrasikan
supplier
d.
sebagai
Bank
penyewa / nasabah e. Jangka 12
waktu sewa disepakati bersama f.
yang bersangkutan bertanggung
Pada akhir periode nasabah akan
jawab
membeli objek sewa sebesar nilai
Disampaikannyalah syarat-syarat
yang telah disepakati bersama.
tersebut ke Rasulullah SAW dan
5.
atas
diapun
AL-MUDHARABAH
dana
tersebut.
memperkenankannya."
MUTHLAQAH
(Hadits dikutip oleh Imam Alfasi
Landasan Syariah Al Mudharabah
dalam Majma Azzawald 4/161)
Mutlaqah
3. Al-Ijma
1. Al-Qur'an
Imam Zailai dalam kitabnya Nasbu
a. Firman Allah QS. Al-Muzammil
Ar-Rayah (4/13) telah menyatakan
(73) : 20 : ciii "Dan sebagian dari
bahwa para sahabat telah berkonsensus
mereka orang-orang yang berjalan
akan legitimasi pengolahan harta yatim
dimuka bumi mencari sebagian
secara mudharabah. Kesepakatan para
karunia Allah SWT." Mudharib
sahabat ini sejalan dengan spirit hadits
sebagai
adalah
yang dikutip oleh Abu Ubaid dalam
sebagian dari orang-orang yang
kitab Al-Amwal (454) : "Rasulullah
melakukan
perjalanan
SAW telah berkhotbah di depan
untuk mencari karunia Allah SWT
kaumnya seraya berkata wahai para
dari keuntungan investasinya.
wali
enterpreneur
(dharb)
yatim,
bergegaslah
untuk
2. Al-Hadits
menginvestasikan harta amanah yang
a. Hadits Nabi riwayat Thabrani :
ada ditanganmu janganlah didiamkan
"Abbas bin Abdul Muthallib jika
sehingga
memberikan
mitra
Indikasi dari hadits ini adalah apabila
usahanya secara mudharabah, ia
menginvestasikan harta yatim secara
mensyaratkan agar dananya tidak
mudharabah sudah dianjurkan, apalagi
mengarungi
mudharabah
dana
lautan,
ke
menuruni
termakan
dalam
oleh
harta
zakat"
sendiri.
lembah berbahaya, atau membeli
Adapun pengertian zakat disini ialah
ternak yang berparuparu basah,
seandalnya
jika menyalahi peraturan maka
diinvestasikan, maka zakatnya akan
harta
tersebut
13
diambil dari retum on investment
III.
bukan dari modal. Dengan demikian
A. Kesimpulan
PENUTUP
harta amanat tersebut akan senantiasa
Pembiayaan
syariah
dapat
berkembang, bukan berkurang.
dipahami sebagai penyediaan barang,
4. Kaidah Fiqh
uang atau yang dipersamakan dengan
"Pada
dasarnya,
semua
bentuk
itu
berdasarkan
kontrak
transaksi
muamalah boleh dilakukan kecuali ada
syariah yang berupa transaksi jual beli,
dalil yang mengharamkannya.”
sewa,
Pengertian Al Ijarah Wa Iqtina
menghindari transaksi yang ribawi dan
Implementasi Muthlaqah
Al-Mudharabah dalam
atau
bagi
hasil
(dengan
yang dilarang oleh syariah Islam)
teknis
dimana bank sebagai pemilik barang
perbankan : a. Nasabah memiliki
atau sebagai pemilik dana (shahibul
proyek
maal) dan nasabah sebagai pembeli
b.
Nasabah
pembiayaan
dari
membiayai
proyek
meminta
bank
untuk
barang,
c.
Bank
pengelola dana (mudharib), dimana
menilai proyek yang ditawarkan
bank mewajibkan nasabah tersebut
oleh nasabah d. Pemilik modal
membayar
(bank) setuju, Nasabah mengelola
angsuran, atau membayar sewa atau
proyek e. Bagi hasil keuntungan
mengembalikan uang atau tagihan
ditetapkan
tersebut setelah jangka waktu tertentu
dimuka
kesepakatan
dengan
bersama
antara
penyewa
sebagai
atau
harga
bentuk
sebagai
barang
keuntungan
secara
dari
nasabah dengan bank f. Jangka
transaksi jual beli, sewa atau bagi hasil
waktu
dari dana yang telah dikelola oleh
bersama
pengelolaan g.
ditentukan
Jangka
waktu
nasabah.
Sedangkan
kredit
dapat
pembagian bagi hasil ditentukan
diartikan sebagai penyediaan sejumlah
bersama
uang
h.
Nasabah
atau
tagihan
yang
dapat
mengembalikan modal dan bagi
dipersamakan dengan itu, berdasarkan
hasil yang telah disepakati
perjanjian utang-piutang antara bank dengan nasabah, yang mewajibkan 14
nasabah
tersebut
melunasi
mampu menggerakkan sektor riil
waktu
dengan menyalurkan pembiayaan
tertentu dengan imbalan sejumlah
untuk usaha mikro, kecil dan
bunga yang besaran bunganya telah
menengah
diperjanjikan pada
bangsa dan negara.
hutangnya
dibuat.
untuk
setelah
Dalam
jangka
saat
perjanjian
perjanjian
kredit
2. Perbankan
demi
syariah
seyogyanya
konvensional ini tidak mensyaratkan
tetap
adanya kontrak bisnis/transaksi selain
ketentuan-ketentuan syariah dan
kesepakatan utang-piutang
perundang-undangan yang berlaku
B. Saran
sehingga
pembiayaannya
berjalan
dengan
1. Perbankan dapat
lebih
syariah
diharapkan
berperan
dalam
membangun perekonomian bangsa
konsisten
kemaslahatan
dengan
aman
taat
dapat dan
bermanfaat bagi seluruh bangsa Indonesia.
dengan cara yang efektif dan 3.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU BUKU Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, Jakarta. Djaja S. Meliala SH. MH., Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda Dan Hukum Perikatan, CV. Nuansa Aulia, Bandung 2007 Islamic Banking Statistic, Desember 2013, Islamic Banking Bureau, Bank Indonesia Buku Pedoman Pembiayaan Bank Syariah. Karnaen A. Perwataatmadja, S.E.,MPA, Upaya Memurnikan Pelayanan Bank Syariah, Khusus Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah di Indonesia, Artikel, Jakarta, 2002. Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yokyakarta, 2002 Pradjoto and Associates, Pembiayaan dalam Perbankan Syariah, Makalah, Desember 2007. Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001
16
BIODATA
NAMA
: SUPRIADI
TEMPAT TANGGAL LAHIR
: WAKAI,27 MARET 1991
ALAMAT RUMAH
: Jl. TADULAKO
ALAMAT EMAIL
:-
NO. TELP / HP
: 082189187908
17