Pre operasi, operasi dan post operasi TRANSMISSIBLE VENEREAL TUMOR Ada banyak hal yang perlu dilakukan atau dipersiapkan sebelum dokter hewan melakukan tindakan pembedahan atau operasi terhadap suatu kasus bedah yaitu persiapan operasi atau preoperasi, yang meliputi desinfeksi dan sterilisasi terhadap peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi, tindak operasi itu sendiri dan perawatan hewan yang masuk dalam tindakan postoperasi. Selain sterilisasi dan desinfeksi peralatan operasi, status hewan seperti sejarah penyakit, anamnese dan status present diperlukan untuk dapat mendiagnosa penyakit. Selanjutnya tindak bedah apa yang akan dilakukan, perlu juga mempertimbangkan anastesi yang diberikan sebelum operasi dan tindak bedah yang akan dilakukan pada hewan tersebut. Perawatan selama operasi dan perawatan setelah operasi tidak boleh diabaikan, tidak terkecuali obat yang harus diberikan dalam proses persembuhan luka bekas operasi. Sterilisasi adalah pembinasaan dari semua jasad renik ( bakteri, virus, dan spora) pada suatu bagian. Sterilisasi ini pada umumnya mengacu pada obyek ( mis., peralatan, penutup, kateter, jarum jahit) yang berhubungan langsung dengan jaringan steril atau yang masuk dalam sistem vaskuler. Desinfeksi adalah pembinasaan dari jasad renik yang paling patogenik pada objek mati ( tidak hidup) , dan antiseptis adalah pembinasaan dari jasad renik yang paling patogenik selama persiapan pada kulit pasien dan yang digosokkan sebelum pembedahan, bagaimanapun, kulit tidak disterilkan.
Desinfeksi Desinfeksi pada umumnya menggunakan cairan desinfektan. Pemilihan desinfektan yang sesuai tergantung pada hasil yang diinginkan. Beberapa desinfektan efektif membinasakan jumlah terbatas jasad renik; yang lainnya efektif membunuh
semua organisme, mencakup spora. Penggunaan dan pencegahan desinfektan yang umum dipakai dapat dilihat pada tabel 2-1. Tabel. 2-1. Desinfektan yang umum dipakai oleh dokter hewan praktek. Agen
Fungsi
Nilai desinfektan Baik
Nilai antiseptik Sangat baik
Reaksi Mekanisme Denaturasi protein, gangguan metabolisme, dan sel lisis
Alcohol: isopropyl alcohol (50%70%); ethyl alcohol (70%)
Membersihkan noda; peralatan untuk injeksi
Komponen Chlorine: hypochlorite
Membersihkan lantai dan countertops
Baik
Cukup baik
Pelepasan oksigen dan khlor
Komponen Iodine : iodophors (7,5%) scrub solution Glutataldehyde : 2% alkaline solution
Membersihkan lantai yang gelap dan berwarna dan countertops Desinfektan lensa dan peralatan bagus
Baik
Baik
Iodinasi dan oksidasi molekul penting
Baik ; Steril
Kosong
Protein dan asam nukleus alkalin
Pencegahan Bersifat menghancurkan bahan baja tahan-karat; mudah menguap Tidak aktif oleh bekas organik; bersifat menghancurkan ke metal Jaringan dan tegangan pabrik
Reaksi jaringan; bau (bilas peralatan sebelum digunakan)
Sterilisasi Karena jaringan bagian dalam dari badan steril, beberapa persediaan atau peralatan yang berhubungan langsung dengan jaringan ini harus pula steril. Metoda sterilisasi peralatan yang berhubungan dengan pembedahan atau peralatan lain menggunakan uap air, bahan-kimia, plasma, dan radiasi peng-ion. Kemampuan tentang segala metoda sterilisasi tergantung pada nomor; jumlah, jenis, dan yang tidak bisa dipisahkan resistensi jasad renik untuk disterilkan dan apakah material lain ( mis., tanah, minyak) ada dalam bagian yang berlawanan dengan pelindung atau menonaktifkan agen sterilisasi.
Preoperasi yang berhubungan dengan pembedahan pasien
Persiapan dan pemilihan yang berhubungan
dengan pembedahan pasien
memerlukan perhatian yang teliti. Pasien perlu selalu dilakukan pengujian fisik lengkap, yang diikuti oleh pemeriksaan laboratorium. Sejarah penyakit membantu dalam menentukan uji laboratorium dan fisik. Memperoleh informasi sebelum dilakukan operasi juga dilakukan sebagai perbandingan menyangkut status hewan sebelum dan setelah pembedahan ( mis., keadaan tulang belakang sebelum dan sesudah operasi dilakukan). Dalam kasus ini tidak ada kelainan fisik pada hewan tersebut sebelum dilakukan tindakan bedah. Sudah dilakukan pemeriksaan fisik sebelumnya dan anjing sempat diistirahatkan beberapa hari untuk observasi kimia darah dan penelusuran lebih lanjut tentang adanya potensi tumor kelamin ini bermetastasis sampai ke paru-paru dan hati. Hewan dipuasakan sehari sebelum dilakukan tindakan bedah yaitu ovarihisterektomi dan pengangkatan tumor kelamin.
Sejarah penyakit Suatu sejarah saksama dari pemilik atau yang membawa hewan membantu dalam evaluasi menyangkut identifikasi dan proses kelainan lain yang mungkin mempengaruhi perawatan. Walaupun dalam keadaan darurat sejarah
sering
diperlukan, sejarah saksama secepatnya harus diperoleh. Sejarah meliputi keluhan, signalemen, diet, latihan, lingkungan, permasalahan medis sebelumnya, dan perawatan.Sejarah ini penting untuk mendeteksi terapi yang diberikan apakah antiinflammatory kronis atau akut, antimicrobial, berpotensi nephrotoxic, atau anticonvulsant , seperti halnya infeksi di tempat lain di badan pasien. Pertanyaan harus dibingkai untuk menghindari tanggapan samar-samar dan untuk memperoleh informasi spesifik. Sebagai contoh, " kapan anjing tersebut terakhir kali divaksin?", muntah, diarrhea, selera makan, keracunan atau benda asing, batuk, latihan yang berlebihan, dan kelainan lain harus dicatat. Hewan dengan sejarah seizure (contoh; acepromazine) dapat dihindarkan. Kekerasan, durasi, dan penyakit yang spesifik atau keluhan lain harus dipastikan. Seperti dalam kasus ini, ternyata hewan sudah pernah diobati sebelumnya tetapi tidak dilakukan operasi pengangkatan tumor sehingga tumor kelamin muncul kembali.
Pemeriksaan Fisik Hewan harus dievaluasi secara sistematis sepanjang pemeriksaan fisik, dan semua sistem badan hewan harus diperiksa. Kondisi umum ( kondisi badan, sikap, dan status mental) harus dicatat. Hewan yang trauma perlu dilakukan suatu pengujian penyakitsyaraf dan suatu pengujian
bedah tulang, sebagai tambahan evaluasi
individu yang berhubung pernapasan, gastrointestinal, cardiovasculer, dan sistem air kencing. Keadaan darurat boleh hanya melakukan pengujian sepintas lalu sampai kondisi binatang telah stabil. Evaluasi status fisik yang preanasthetic menyangkut faktor penentu terbaik kemungkinan cardiopulmonary keadaan darurat selama atau setelah surgary; semakin memburuk status fisik, yang lebih tinggi adalah resiko kesulitan berhubungan dengan pembedahan dan anasthetic. Selanjutnya dilakukan operasi atau tindakan bedah setelah didiagnosa hewan tersebut terkena tumor kelamin atau yang sering disebut Transmissible venereal tumor. Tindak bedah yang dilakukan adalah Ovarihysterektomi untuk mensterilkan anjng tersebut agar tidak ada keinginan tuk kawin lagi sehingga tumor tidak terjangkit pada anjing lain dan operasi pengangkatan tumor kelamin itu sendiri.
Operasi Berikut operasi standar yang dilakukan dalam kasus Transmissible venereal tumor pada anjing : •
Preparasi Ruang Operasi -
Sebelumnya ruangan dibersihkan dahulu, disapu, desinfeksi dan fumigasi dengan formalin : KMnO4 (1:2).
•
Ruang operasi, meja dan perlengkapan lain dibersihkan.
Preparasi Alat Operasi -
Alat-alat dicuci dengan sabun, dan disikat bila ada percikan darah.
-
Lalu dibilas dengan air hangat sampai bersih dan dengan desinfektan.
•
•
-
Alat-alat dikeringkan dengan lap bersih dan steril.
-
Lalu dimasukkan dalam bak instrument.
-
Peralatan dibungkus dengan kain.
-
Masukkan dalam autoclave 121º C selama 1 jam.
Preparasi Hewan -
Hewan dibius.
-
Bagian yang akan disayat dicukur ± 5-10 cm di sebelah sayatan.
Preparasi Operator -
Tutup kepala dan masker dipakai.
-
Semua asessoris di tangan di lepas, kuku harus pendek.
-
Tangan dicuci dengan sabun, kemudian disikat dari ujung kuku keatas.
-
Lalu dibilas sampai bersih, dan disemprot alkohol 70%.
-
Dikeringkan dengan handuk steril.
-
Setelah selesai, baju operasi dan sarung tangan dipakai.
Metode Operasi Teknik pembiusan dan dosis obat bius: Ketamin 10% 15 mg/kg BB i.m Xylazine 2% 2 mg/kg BB i.m -
Teknik Operasi. Orientasi anatomis ovarium dan uterus. Beberapa centimeter di depan os pubis, di bagian dorsal vesica urinaria. Ovarium tergantung oleh mesovarium 1-3 cm posterior ginjal dan tergantung pada dinding perut. Uterus terletak dorsolateral dinding rongga perut.
-
Penyayatan dan prosedur bedah Penyayatan
dilakukan
pada
linea
alba
yang
berupa
menghubungkan cartilago xyphoideus hingga tendon pubis.
garis
putih
yang
1.
Laparatomi dilakukan di posterior memotong m. rectus abdominis.
2.
Cari ovarium di bifurcatio uterus yang terletak di bawah vesica urinaria. Setelah ovarium kanan dan kiri ditemukan, penggantungnya di klem dengan tang arteri di 2 tempat dan diikat dengan silk. Potong diantara 2 klem.
3.
Ikatan tidak dilepas, klem dilepas sesaat setelah pemotongan.
4.
Pada corpus uteri, diatas cervix, klem juga di 2 tempat dan ikat dengan silk pada bagian bawah (menuju cervix). Potong diantara 2 klem.
5.
Ikatan tidak dilepas, klem dilepas sesaat setelah pemotongan.
6.
Setelah selesai mengeksplorasi, cuci dengan NaCl fisiologis, semprotkan penicllin 50.000 IU.
7.
Sayatan dijahit dengan teknik penjahitan sederhana, peritoneum dan otot dijahit bersama dengan catgut dan kulit dengan silk.
8.
Semprot dengan iodium tinctuur 10% lalu tutup dengan kasa.
9. Selanjutnya, operasi pengangkatan tumor. Dengan pertimbangan setelah dilakukan pemeriksaan dengan vaginoskop, tumor yang akan diangkat ternyata dapat diambil/ dipotong langsung tanpa melakukan epystomi tapi dengan memotong langsung atau mengambil langsung tumor kelamin yang mengelilingi vagina karena masih dapat dijangkau dengan mengeluarkan bagian vagina tempat terletaknya tumor kelamin, selanjutnya memasukkan Kalium Phermanganat ke dalam saluran reproduksi tempat terdapatnya tumor. 10. Penyuntikan Adona AC 17 untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Ada banyak alasan mengapa dilakukan operasi Ovarihisterectomy, selain untuk mensterilkan hewan agar tidak ada keinginan untuk kawin lagi karna tumor kelamin yang sifatnya dapat menular lewat perkawinan juga dapat dilakukan apabila ada kasus tumor mamae atau ketidaknormalan kongenital, pencegahan dan pengobatan pyometra, metritis, neoplasia (ovari, uterus dan vagina), siste, trauma, torsio uterus,, prolapsus uteri, prolapsus vagina, hiperplasia vagina dan kontrol ketidaknormalan hormon endokrin (seperti diabetes dan epilepsi) dan dermatosis ( demodex secara umum). Bayak tehnik yang dilakukan dalam tindak bedah
ovarihisterektomi, tergantung kasus dan letak yang harus dilakukan tindak bedah. Dalam kasus transmissible venereal tumor ini, tehnik bedah yang dilakukan standar saja yaitu operasi ovarihisterektomi biasa sesuai dengan tujuannya untuk mensterilkan hewan. Sedangkan operasi pengangkatan tumor sendiri merupakan operasi pokok yang harus dilakukan. Sebenarnya ada beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam kasus tumor kelamin ini yaitu pemberian vincristin sulfat atau terapi radiasi tetapi hal ini tidak dilakukan karena selain Rumah sakit hewan tidak memiliki bahan dan fasilitas tersebut juga karena sifat tumor kelamin yang masih dapat dijangkau secara manual dan dipotong sendiri yang selanjutnya tumor yang tertinggal dibakar dengan Kalium Phermanganat. Tidak dilakukan chauterisasi karena dalam kondisi ini perdarahan tidak terlalu banyak dan pengangkatan tumor lumayan mudah. Selanjutnya pengobatan post operasi sampai pasien sembuh dan boleh pulang.
Transmissible Venereal Tumor Berikut tentang tumor secara umum dan khususnya tumor kelamin pada anjing yaitu Transmissible venereal tumor. Kulit dan subcutis adalah lokasi neoplasia yang umum di temukan pada anjing, kira-kira 30-40% dari semua tumor ditemukan di kulit dan subcutis. Pada kucing, hanya 20% dari semua tumor terdapat di kulit dan subcutis, yang merupakan lokasi umum yang kedua . Tumor kulit yang paling banyak pada anjing adalah jenis tumor benigna, sedangkan kebanyakan pada kucing adalah tumor kulit jenis malignan. Pemilik sering menemukan tumor kulit ditempat ”petting” atau ”grooming” hewan. Tumor kulit yang paling umum pada anjing ditunjukkan pada tabel 28-1; sedangkan tumor kulit yang paling umum pada kucing ditunjukkan pada tabel 28-2. Ras anjing mempunyai resiko terkena tumor kulit yaitu Bassett hound, Boxer, Bull mastif, Scottisth terrier, dan Weimaraner; tidak ada predileksi pada kucing. Secara umum, tumor kulit dan subcutaneous lebih umum pada kucing dan anjing tua. Tumor yang umum pada anjing muda ditunjukkan pada tabel 28-3. Etiologi tumor anjing dan
kucing tidak diketahui; bagaimanapun, beberapa tumor telah dihubungkan dengan gambaran etioloc agen, seperti yang terdaftar pada tabel 28-4. Pemeriksaan fisik dapat membantu klinikus dalam perumusan daftar tumor yang berpotensi pada hewan kecil. Suatu dasar ilmu pengetahuan yang menyangkut lokasi anatomi dan jaringan asal berbagai tumor dapat membantu klinikus dalam membuat keputusan yang benar. Selanjutnya, menggunakan aspiorasi jarum yang benar untuk membantu membuat diagnosa pasti tanpa menuntut suatu incisional atau excisional biopsi.
Diagnosis Prinsip umum •
Diagnosa dan karakteristik dari massa kulit penting untuk beberapa alasan. Pengetahuan tentang tipe-tipe tumor sebelum melakukan pembedahan dibawah tanggung jawab klinikus. 1. untuk merencanakan pembedahan yang sesuai (mis. pada sel mast tumor memerlukan 3 cm garis tepi di luar tumor), 2. untuk mempertimbangkan terapi radiasi (mis. Nonresectable mast cell tumor), atau 3. untuk institusi pengobatan medis (mis. Kemoterapi vincristin sering digunakan untuk transmissible venereal tumor).
•
Untuk mendeteksi adanya metastasis sebelum pembedahan, mengevaluasi beberapa pembesaran lymphonode secara cytologi ( aspirasi dengan jarum yang benar) atau secara histologi. Sebagai tambahan, mempertimbangkan getah bening bengkak dengan biopsi pada perawatan untuk pengobatan lebih akurat.
•
Untuk mendeteksi adanya penyakit yang mampu bermetastasis sebelum pembedahan, evaluasi beberapa lymph node regional secara cytology (aspirasi dengan jarum yang tepat) atau secara histologi. Sebagai tambahan, mempertimbangkan biopsi lymph node untuk pembedahan agar lebih akurat.
•
Radiaograp bentuk thorak (3 lapang pandang) pada semua hewan dengan suspec (atau dikonfirmasikan) tumor malignan yang berpotensi terjadinya metastasis sampai ke paru-paru. Radiograp bentuk abdominal dan/atau
ultrasonografi abdominal pada kasus tersebut yang sampai pada organ-organ di dalam abdominal atau ruang-ruang yang merupakan suspec (mis. Mast cell tumor, hemangiosarcoma). Evaluasi struktur skletal pada radiograp thorak dan abdominal untuk penyakit yang mampu bermetastasis.
Table 28-1. Tumor kulit dan subcutan yang umum ditemukan pada anjing Lipoma Mast cell tumors Histiocytoma Sebaceous gland adenomas
Table 28-2. Tumor kulit dan subcutan yang umum ditemukan pada kucing Basal cell tumor Squamous cell carcinoma Fibrosarcoma Mast cell tumors
Table 28-3. Tumor kulit dan subcutan yang umum ditemukan pada anjing muda Histiocytoma Transmissible venereal tumors Viral papilloma
Tabel 28-4. Agen etiologi Virus Canine squamous papiloma wars, feline sarcoma virus-associated multiple fibrosarcoma Solar dan radiasi ion
Squamouse cell carcinoma Hormones Perianal adenoma Thermal injures Squamous cell carcinoma, mast cell tumor Factor genetic Tumor-tumor yang bervariasi Sistem imun yang menurun Lympoma kucing Usia Beberapa tumor lainnya Transmissible Venereal Tumor (TVT) merupakan infeksi sarkoma, veneral granuloma,transmissible limposarcoma,sticker tumor yang umumnya menginfeksi alat genital jantan maupun betina. Meskipun dilaporkan pula kasus TVT yang menginfeksi daerah cervik, punggung, flank, daerah abdomen, intranasal (Park et al., 2006; Marcos et al., 2006; Papazoglou et al., 2001). Paling banyak Kejadian TVT yakni berada dilingkungan tropis dengan temperature hangat (Rogers, 1997).Tumor dapat tumbuh 15-60 hari setelah implantasi, dan dapat tidak terdeteksi selama bebrapa tahun (Lombard et al., 1968; Moulton, 1978). Gejala TVT ialah adanya bentukan seperti cauliflower kemerahan. Biasanya pada daerah genital. Secara makroskopis, bentuknya beragam. Ada yang kecil maupun besar (5µm-10 cm), lunak maupun keras, abu-abu hingga kemerahan, bentukan nodular maupun papilary di penis ataupun lapisan permukaan preputium. Dapat terjadi juga pada glans penis, kadang pada bagian dalam penis bahkan scrotum dan daerah perineal. Pada anjing betina biasanya terpencil, dapat ditemukan pada seluruh bagian mukosa vagina, sering pula menyebar ke vestubula hingga labia. Ukurannya bervariasi dari nodular kecil hingga besar hinga menyebar ke lumen vulvovagina atau menjulur hingga diantara labia. Kedua kelamin sering terjadi
perubahan yang regresif hingga mudah berdarah hingga keluar leleran serous, hemoragi ataupun leleran purulent dari preputium maupun vagina (Aiello et al., 2000) (Bloom et al., 1950). Secara mikroskopis. Sel tumor besar, bulat, polyhedral, ataupun sedikit oval, jarang yg ireguler, beberapa uniform ukurannya. Nucleus besar, relative vesicular, jelas, umumnya satu inti. Tidak ada Sitoplasma bergranulasi (eosinofilik atau basofilik(giemsa)), dan dengan ciri tumor pada umumnya (Bloom et al., 1950).
Dalam contoh ini sel, kecil sepanjang sel darah merah adalah sel. Besar biru ungu sel-sel yang TVT. Pengobatan TVT yang paling efektif ialah dengan kemoterapi. Beberapa penelitian menunjukan pengobatan dengan vincristin sangat baik hasilnya. Vincristine diberikan setiap minggu dengan dosis 0,5 – 0,7 mg/m2 dari area tubuh atau 0,025 mg/kg secara intra vena. Lama pengobatan juga bervariasi 2 – 7 kali (Marcos et al., 2006; Nak et al., 2005; Papazoglou et al, 2001). Vincristine merupakan kelompok vinca alkaloid yg merupakan obat kemoterapi. Vincristine ialah ekstrak dr tanaman vinca rosea yg merupakan racun microtubule (Brooks, 2008). Post Operasi
Berikut perawatan atau postoperasi yang diberikan pada pasien kasus tumor kelamin ini. 1.
Berikan Amoxycilin 20 mg/kg BB peroral, 2 x sehari selama perawatan.
2.
Perlindungan terhadap luka dengan perban.
3.
Pemberian salep luka.
4.
Pembukaan jahitan di hari ke-7.
Tabel. Hasil darah pasien “Anette” Haemoglobin Hematokrit Erytrosit Leukosit Trombosit LED Eosinofil Basofil Segmen Limfosit Monosit Fungsi hati - Total protein - Albumin - Globulin - Total globulin - Direct - Indirect - SGOT - SGPT - ALP Fungsi ginjal Ureum Creatinin
Actual 15 43 6,1 22600 329000 2 12 80 8
Normal 12-18 g/dl 37-55 ml % 5,5 – 8,5 jt 6 000 – 17 000 200 000 – 500 000 0 -5 mm/hr 2 -10 % 0 -1 % 60 – 80 % 15 – 34 % 1 - 11 %
6,6 3,2 3,4 0,87 0,20 0,67 290 78 11
4,9 – 9,6 mg/dl 2,12 – 4,0 mg 2,21 – 4, 45 dl 0 – 0,50 mg/dl 36 – 77,5 UI/I 29,5 – 60 UI/I 7,9 – 26 UI/I
30 0,8
5 – 23,9 mg/dl 0,18 – 2,9 mg/dl
Data laboratorium Status fisik hewan dan prosedur untuk melakukan tes laboratorium. Penentuan hematocrit, total protein ( TP), darah urea nitrogen ( BUN), dan bobot jenis air seni pada hewan muda, yang sehat menggunakan prosedur pilihan ( misalnya., ovarihysterectomy, declawing) dan untuk hewan sehat dengan penyakit terlokalisasi (
misalnya., patellar luxation). Jika hewan lebih tua dari 5 - 7 tahun, mempunyai status fisik I atau II, atau secara sistemik (
misalnya., dyspnea, murmur jantung, anemia,
ruptur badder, lambung dilatation-volvulus, shok, hemoragi), dan saat perawatan diantisipasi lebih lama dibanding 1 - 2 jam, jumlah sel darah ( CBC), profil biokimia serum, dan analisa air kencing harus dilaksanakan. Identifikasi atau penyakit dasar mempengaruhi
manajemen preoperasi,
prosedur yang berhub. dg pembedahan, prognosis dan perawatan sesudah operasi. Hewan dengan neoplasia harus dievaluasi untuk metastasis ( misalnya. dengan gambar hasil sinar x atau getah bening bengkak). Mereka yang menderita penyakit jantung perlu mempunyai gambar hasil sinar x yang berkenaan dengan dada, scan jantung ultrasound, dan/atau electrocardiograms. Berdasarkan data laboratorium yang ditemukan pada kasus transmissible venereal tumor menunjukkan tingginya SGPT dan SGOT, tingginya nilai Creatinin dan ureaum. Tingginya SGPT merupakan indikasi dari penyakit hati atau terjadinya kerusakan hati, hal ini sesuai dengan sifat tumor ini sendiri yang mampu bermetastasis sampai ke hati dan melakukan pengerusakan juga pada organ hati melalui kapiler-kapiler darah yang menyebabkan hati memproduksi enzim khas hati yaitu SGPT menjadi lebih banyak. Dalam kasus kerusakan hati tidak selalu menunjukkan tingginya nilai SGPT, SGPT normal juga dapat ditemukan pada kerusakan hati pada hewan. Sedangkan tingginya nilai SGOT dalam kasus transmissible venereal tumor ini meerupakan indikasi dari kerusakan hati, terapi steroid, obstruksi biliary ekstra hepatic dan beberapa neoplasma. Menurut Girindra,1986., kerusakan otot juga menunjukkan tingginya nilai SGOT. Hal ini disebabkan SGOT bukan merupakan enzim khas hati sehingga tingginya nilai SGOT tidak dapat dijadikan satu-satunya inerpretasi akan kerusakan hati tapi lebih memicu pada adanya keberadaan neoplasma dalam tubuh hewan. Tingginya creatinin dan ureum merupakan indikasi dari terjadinya kerusakan ginjal. Tingginya nilai creatinin merupakan manifestasi dari kerusakan ginjal secara akut, pregnancy, hipovitaminosis D, dan hypoparatyrodism.
Daftara Pustaka Anonim. 2006. ”SGOT-SGPT Sering Bikin Kecele” http://www2.kompas.com/kompascetak/0502/21/humaniora/1567472.htm (8 Oktober 2008) Anonimus, 2008. Transmissible Venereal Tumor (14 Agustus 2008) Aiello, S.E., et al. 2000. The Merck Veterinary Manual Eight ed. Merck&Co. inc whitehouse station N.J.USA. Brooks, W.C. 2008. Vincristine (Oncovin, Vincasar). veterinarypartner.com Birchard, S.J, Sherding RG. 2000. Sounders manual of small animal practice. ED-2. Pensylvania; W.B Saunders company. Bush, B.M. 1991. Interpretation of Laboratory Result for Small Animal Clinical. London Fossum T. W, 2002. Small animal surgery. 2nd edition. Mosby an affiliate of Elsevier. St. louis, Missouri. Girindra, 1986. Biokimia Patologi, Institut Pertanian Bogor, Hal: 181- 195 Rusydi, 2008. SITUS RESMI DINAS PETERNAKAN PROV_ SUMBAR __ TRANSMISSIBLE VENERAL TUMOR (TVT).htm. (14 Agustus 2008) Williams, 1999. The 5 Minute Veterinary Consult. Transmissible Venereal Tumor. Pensylvania.