Praktek Budidaya Karet yang Baik
PANDUAN
2
PA D U A N
Praktek Budidaya Karet yang Baik
2
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
INI YANG HARUS DIBACA TERLEBIH DULU •
Tantangan berat bagi semua orang dalam era globalisasi adalah persaingan yang ketat dalam hal mutu sumberdaya manusia, komoditas/produk serta mutu pelayanan. Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, nasional, tetapi internasional. Oleh karena itu setiap individu/organisasi harus melakukan upaya pembenahan atas kompetensi, usaha, atau bisnisnya secara proaktif supaya bisa dapat bertahan. Tidak terkecuali organisasi Petani. Organisasi Petani menempati posisi yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kalbar khususnya. Namun fakta di lapangan sampai saat ini, sektor pertanian/perkebunan belum secara menyeluruh mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya.
•
Organisasi Petani pada saat ini mesti menyiapkan diri mampu bersaing di era pasar global. Untuk bisa bertahan di era globalisasi, maka organisasi petani harus berani dan berkomitmen untuk berubah secara bertahap menjadi organisasi yang profesional. Perencanaan adalah ciri organisasi professional.
•
GIZ – SREGIP Kalbar berinisiatif mengambil peran memberdayakan POKTAN Karet dan Lada. Buku Panduan Perencanaan Program Kerja POKTAN adalah salah satu kontribusi berharga yang diwariskan bagi POKTAN.
•
Ada beberapa model Perencanaan yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga. Model Perencanaan yang dipilih, disesuaikan dengan bobot organisasi atau lembaga itu sendiri. Mengingat organisasi POKTAN di Indonesia pada umumnya dan di Kal Bar khususnya, masih sederhana dan pada tahap ditumbuhkan, maka model perencanaan tingkat dasar adalah model yang paling tepat untuk digunakan. Oleh karena itu buku Panduan Perencanaan Program Kerja bagi POKTAN ini diupayakan sangat sederhana supaya mudah dimengerti dan dipraktekkan.
•
Buku Panduan Peserta Perencanaan Program Kerja POKTAN ini, merupakan bagian dari paket modul Perencanaan Program Kerja Bagi POKTAN. Modul sudah diujicobakan kepada satu kelompok POKTAN dengan feedback yang cukup optimis dari peserta bahwa modul bisa diterapkan karena dari sisi bahasa mudah dimengerti, penyajian cukup sederhana, namun perlu dipertimbangankan soal alokasi waktu. Semoga dapat membantu dan mempermudah peserta POKTAN dalam melakukan proses Perencanaan.
BUDIDAYA KARET YANG BAIK A. PERSIAPAN LAHAN Persiapan lahan diawali dengan kegiatan pembukaan lahan yang dilakukan 1-2 tahun sebelum tanam. Kegiatan persiapan lahan meliputi: 1. 2. 3. 4. 5.
Pemilihan lokasi calon kebun karet. Yang harus diperhatikan adalah lahan tidak berada di daerah yang mudah terkena banjir. Pengukuran dan membuat patok-patok batas kebun, sesuai dengan luas lahan yang dimiliki. Pembabatan semak belukar, pemangkasan cabang-cabang pohon, dan penebangan pohon. Pembongkaran akar pohon (uprooting). Pembasmian rumput dan alang-alang dengan herbisida secara tepat (sistemik) dengan menggunakan herbisida seperti glifosat, Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon.
6.
Pembersihan sisa-sisa tanaman, pengumpulan, dan penimbunan (perumpukan).
7.
Pembakaran lahan tidak dianjurkan saat pembukaan lahan.
3
4
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
8.
Pengolahan tanah untuk menyiapkan lahan bidang tanaman (tanaman pokok dan tanaman penutup lahan) dilakukan dengan membongkar dan meratakan tanah dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul juga dapat menggunakan hand traktor. 9. Penataan lahan dengan membuat lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun dan penataan saluran drainase dalam kebun. 10. Pembuatan teras pada lahan dengan kemiringan >15o. Lebar teras 1,25 - 1,50 m tergantung kemiringan lahan.
11. Pemancangan ajir untuk menentukan tempat lubang tanaman dengan ketentuan jarak tanaman disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan yang relatif datar jarak tanam adalah 7 m x 3 m (476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7 m dan arah utara - selatan berjarak 3 m. Hal tersebut supaya intensitas cahaya matahari yang masuk ke pertanaman karet lebih besar. Beberapa jarak tanam yang dapat digunakan sesuai kondisi lahan antara lain sebagai berikut:
Jarak Tanam (m)
Populasi/ha
3x7
476 batang
3,3 x 6
500 batang
3x6
555 batang
3x5
666 batang
2,5 x 6
666 batang
Contoh jarak tanam karet pada areal yang relatif datar/landai:
Contoh pola tanam pada areal yang berbukit:
12. Pembuatan lubang tanam dengan ukuran panjang 60 x lebar 60 x dalam 60 cm.
5
6
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
13. Lubang tanaman dibiarkan terbuka sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum bibit karet ditanam. Menjelang penanaman (musim tanam), lubang ditutup.
14. Penanaman tanaman penutup lahan (Legume cover crops= LCC) dari jenis kacangkacangan, misalnya Calopogonium caeruleum (CC) atau Mucuna bracteata (MB), dilakukan 1 tahun sebelum tanam.
B. SELEKSI DAN PENANAmAN BIBIT. 1.
Dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan tanam yang memiliki sifat-sifat umum yang baik, antara lain produksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resisten terhadap serangan hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik.
2.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain: - bibit karet di polybag mempunyai satu atau dua daun payung, - mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas, - akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral, - bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih).
3.
Kebutuhan bibit untuk jarak tanam 7 m x 3 m untuk tanah landai, diperlukan bibit tanaman karet sebanyak 476 bibit dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.
4.
Penanaman karet di lapangan pada umumnya dilaksanakan pada musim penghujan antara September sampai Desember dimana curah hujan cukup banyak dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.
5.
Pada saat penanaman, tanah penutup lubang digunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk Urea 50 gram dan SP36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.
C. TANAmAN SELA/PoLA TUmPANG SARI KARET Untuk menambah pendapatan pada kebun karet yang belum menghasilkan dianjurkan dilakukan penanaman tanaman sela, antara lain: 1.
Pola tanaman sela jagung
7
8
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
2.
Pola tanaman sela pisang
3.
Pola tanaman sela koro pedang
4.
Pola tanaman sela pepaya
5. 6. 7. 8.
Pola tanaman sela kedelai Pola tanaman sela semangka Pola tanaman sela cabai Pola tanaman sela nenas
9.
Pola tanaman sela jahe wangi
10. Pola tanaman sela kacang tanah
C. PENYULAmAN TANAmAN KARET 1. 2. 3.
Dilakukan dengan bibit yang sama, baik jenis, umur maupun asal pembiakan tanaman (klon). Penyulaman hanya sampai TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) II dengan bibit polybag payung 2 atau 3. Menyulam pada TBM III menggunakan bibit stum tinggi (core stump) dengan umur tanaman antara 2-3 tahun).
9
10
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
D. PENGENDALIAN GULmA Lahan untuk penanaman karet harus bebas dari gulma (tumbuhan pengganggu) terutama di sekitar tanaman, baik di piringan maupun di jalur tanaman:
Tabel. Aplikasi pengendalian tanaman
Umur Tanaman
Kondisi Tajuk
2-3 tahun
4-5 tahun
Aplikasi herbisida
Lebar Piringan/ Jalur
Frekuensi
Waktu
belum menutup
3-4 kali
Maret, Juni, September, Desember
1,5-2,0 m
mulai menutup
2-3 kali
Maret, Juni, September
1,5-2,0 m
Pengendalian gulma pada TBM I dilakukan pada piringan tanaman seperti gambar di bawah ini:
Pada TBM II dan seterusnya dilakukan pengendalian gulma pada barisan tanaman seperti gambar berikut:
E. WIWILAN (PEmBUANGAN TUNAS PADA BATANG PoHoN) DAN PERANGSANGAN PERCABANGAN 1. 2. 3.
Pewiwilan dilakukan segera terhadap tunas liar yang tumbuh dibawah ketinggian 2,5 m. Apabila pada ketinggian 2,5 meter keluar tunas, tidak perlu diwiwil tetapi dibiarkan tumbuh alami. Perangsangan percabangan pada tanaman yang tidak bercabang alami dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
Penyanggulan (Leaf Folding) -
-
Maksud dan Tujuan: suatu teknik perlakuan dalam rangka pengelolaan percabangan tanaman karet yang bertujuan merangsang pertumbuhan cabang dan daun Cara: dengan menutup/membungkus tunas utama ujung batang dengan lipatan 6 – 8 helai daun, kemudian diikat dengan karet gelang agar tunas tersebut tidak memperoleh sinar matahari dan merangsang tumbuhnya tunas-tunas samping dibawahnya. Setelah tunas samping muncul (mlentis), ikatan segera dibuka.
11
12
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
Pemotongan Pucuk (Topping) -
Dengan cara memotong ujung batang di bawah karangan tangkai daun yang rapat pada payung teratas yang daunnya telah tua (pada batang coklat yang sudah mengeras).
F. PEmELIHARAAN TERAS DAN PEmBUATAN RoRAK 1.
Pada tanah miring perlu pemeliharaan teras dan pembuatan lubang rorak (lubang penimbunan serasah) pemutus arus dengan ukuran 200x80x60 cm3.
2.
Setiap tahun dibuat rorak yang diisi pupuk kandang atau dipenuhi dengan seresah hijau atau biomassa dengan posisi bergantian sebagai berikut:
Umur TBm
Jarak dari pangkal Tanaman Karet
Ukuran Cm Panjang x lebar x dalam
Posisi
TBM I
40 - 50 cm
100 x 40 x 60
Larikan
TBM II
65 - 75 cm
100 x 40 x 60
Larikan
TBM III
100 - 120 cm
100 x 40 x 60
Larikan
TBM IV
150 cm
100 x 40 x 60
Larikan
TBM V
300 cm
400 x 40 x 60
Gawangan
Posisi rorak di barisan gawangan:
13
14
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
Posisi rorak di gawangan:
G. PENGUKURAN LILIT BATANG DAN TEBAL KULIT Pengukuran dilakukan pada ketinggian 100 cm di atas bagian pertautan okulasi. Standar lilit batang dan tebal kulit tanaman yang pertumbuhannya normal adalah sebagai berikut:
Tabel : ukuran pertumbuhan normal pada tanaman karet
Akhir TBm
Lilit Batang (cm)
Tebal Kulit (mm)
I
8
2–3
II
18
3–4
III
30
4–5
IV
40
5–6
V
48
6–7
Pengukuran lilit batang:
Pengukuran tebal kulit dengan bark tester:
15
16
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
H. PEmUPUKAN TANAmAN KARET Pupuk memiliki peran penting dalam budidaya tanaman karet. Pemupukan mampu meningkatkan pertambahan lilit batang dan produktivitas tanaman karet. Ketepatan pemupukan meliputi Tepat Jenis, Tepat Dosis, Tepat Waktu, dan Tepat Cara.
Tepat Jenis Jenis-jenis pupuk adalah sebagai berikut:
Tepat Dosis Dosis pemupukan pada tanaman karet TBM:
Dosis pemupukan pada tanaman karet TM:
Tepat Waktu 1. 2.
Pemupukan pada awal musim penghujan/akhir musim kemarau (curah hujan minimal 100 mm/bulan). Pemberian pupuk dilakukan pada pagi hari (sebelum jam 11 siang).
Tepat Cara Letak pemupukan pada TBM I – III dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pada: 1.
Rorak berukuran (100x40x60) cm3 yang telah dibuat sebelumnya pada samping tanaman, atau
2.
Lubang pupuk (60x40x20) cm3 di samping tanaman.
17
18
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
Letak lobang pemupukan pada TBM IV-V dan TM juga dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pada: 1.
Rorak panjang (400x40x60) cm3 di tengah gawangan, atau
2.
Lubang pupuk 60x40x20 cm di tepi gawangan.
Pada daerah miring, lubang pupuk dibuat searah kontur di bibir atau di punggung terasan/teras:
Total kehilangan pupuk akibat penempatan dan cara yang kurang tepat bisa mencapai 40%. Kehilangan pupuk aliran permukaan sekitar bisa mencapai 21% dan terjadi penguapan sekitar 19%. Kondisi ideal tanaman pada saat pemupukan agar efektif dan efisien, yaitu: 1.
Terasan terpelihara
19
20
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
2.
Kondisi gulma terkendali dengan baik
3.
Kondisi tajuk yang baik
I.
PENGENDALIAN oRGANISmE PENGGANGGU TANAmAN
Penyakit utama yang disebabkan jamur banyak menyerang tanaman karet pada bagian akar, batang, daun dan bidang sadap. Penyakit tersebut antara lain:
Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) 1.
Disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus atau Rigidoporus lignosus atau Fomes lignosus.
2. 3.
4.
Gejalanya berupa daun pucat menguning dengan bagian tepi ujungnya melipat ke dalam. Daun kemudian gugur dan ujung ranting mati. Tanaman sakit sering kali membentuk daun-daun muda, bunga dan buah di luar musim.
Pada akar, leher akar atau pangkal batang terdapat benang-benang atau miselium berwarna putih. Akar tanaman membusuk, lunak, berwarna coklat/hitam, kadang terbentuk badan buah jamur berwarna orange di pangkal batang, tanaman mudah roboh karena akar rapuh.
21
22
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
5.
Gejala penyakit JAP dijumpai di pembibitan, kebun entres, tanaman belum menghasilkan (TBM), tanaman menghasilkan (TM) dan tanaman tua (TT).
6.
Pengendalian penyakit JAP dapat dilakukan dengan cara: Pembongkaran sisa tunggul, pengolahan tanah secara manual/mekanik, dan menanam bibit sehat.
-
Pengendalian dengan bio-fungisida berbahan aktif Trichoderma spp. secara periodik pada pembibitan batang bawah, bibit polibag, lubang tanam, TBM dan TM.
-
Dosis penggunaan biofungisida Triko Combi untuk mengendalikan JAP, yaitu sebagai berikut:
Tabel. Dosis penggunaan bio-fungisida triko combi
-
Uraian
Umur tanaman
Dosis (ph/aplikasi)
Pembibitan batang bawah Pengisi lubang tanam Tanaman polibag TBM TBM/TM V
3–6 4–6 1–3 ≥4 48
600 kg/ha 50 g 25 g 75 – 100 g 100 – 150 g 6–7
Menanam penutup tanah kacangan untuk membantu pelapukan sisa-sisa tunggul.
23
24
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
-
Pengendalian dengan fungisida kimia di perakaran.
Tabel. Pengendalian dengan fungisida kimia
No. 1
Tridemorf
2 3
PCNB Triadimef on
4
Triadimen ol Heksakon asol
5
-
Bahan Aktif
Nama Dagang Calixin CP, Calixin 750 EC MR 20PA, WRD 200EC Bayleton 250EC, linten 250EC, Promefon 250EC Bayfidan 250 EC Vidan 250 SL Bayfidan 3GR Andil 50SC, Anvil 50SC, Conazol 50SC, danvil 50SC, Heksa 50SC.
Dosis/ Pohon/ Aplikasi
Interval (bulan)
160 – 350 g
6
160 – 350 g 10 – 20 ml
6 6
5 – 20 ml
6
10 – 20 ml
6
Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit dengan menanam tanaman antagonis (tanaman yang dapat digunakan untuk mengendalikan JAP) di sekitar tanaman karet (misalnya tanaman lidah mertua) dan tidak menanam tanaman inang JAP seperti ubi kayu dan ubi jalar sebagai tanaman sela.
Penyakit Jamur Upas
1. 2. 3.
Disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor atau Upasiana salmonicolor atau Pellicularia salmonicolor. Terjadi jika kelembapan tinggi atau musim hujan. Gejala awal dimulai dari ketiak percabangan berupa lapisan tipis seperti rumah labalaba berwarna putih mengkilat seperti sutera di permukaan kulit batang, cabang atau ranting.
4.
Selanjutnya permukaan kulit batang, cabang/ranting dan berwarna pink/merah muda, terus berkembang menjadi seperti kerak berwarna putih dan diikuti dengan keluarnya lateks/getah karet.
5.
Akhirnya kulit kayu dan jaringan di bawah kulit kayu busuk, ranting dan tajuk di atasnya kering.
25
26
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
6.
Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara: Pengolesan bubur bordeaux 2 minggu sekali pada karet TBM atau fungisida bersifat sistemik pada karet TM di permukaan kulit batang, cabang atau ranting pada tahap awal gejala.
-
Memotong batang, cabang atau ranting yang terserang pada tahap lanjut. Mengurangi kelembapan, misalnya dengan membuat saluran pembuangan air atau pengendalian gulma. Tidak menanam bibit dari biakan klon rentan.
Tabel. Cara pembuatan bubur bordeaux:
Aplikasi
Bahan
Disemprot (cair)
Dioles (pasta)
Terusi sulfat (CuSO4) 100 gram + 5 L air (A)
1 kg + 5 L air (C)
Kapur tohor (Ca)
125 gram + 5 L air (B)
5 kg + 5 L air (D)
Larutan (A) dicampur larutan (B)
Larutan (C) dicampur larutan (D)
Tabel. Beberapa contoh fungisida untuk mengendalikan jamur upas:
Bahan aktif
Nama dagang
Konsentrasi
Interval (hari)
Tridemorf
Calixin 750EC
0,25%
14-Oct
-
14-Oct
Hormon tumbuh + Antiko F 96 Penyakit Gugur Daun Oidium 1. 2. 3. 4.
Disebabkan oleh jamur oidium heveae. Penyakit ini biasanya menyerang tanaman di akhir musim kemarau atau awal musim hujan ketika tidak banyak sinar matahari, sedikit hujan, ataupun hujan gerimis. Gejala yang sering dijumpai seperti adanya tepung berwarna putih yang menyelimuti daun. Fase paling rentan adalah daun berumur 1-9 hari, jika terjadi serangan daun menjadi cacat, permukaan daun mengeriput, ujung daun mengering dan gugur. Serangan pada daun yang lebih tua (10-15 hari) membuat jaringan daun tampak muncul bercak-bercak tetapi tidak gugur daun.
27
28
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
5.
Penyakit menyerang pembibitan, kebun entres, TBM, TM dan TT (Tanaman Tua).
6.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara: Pemeliharaan tanah yang baik, pemupukan seimbang, dan penyadapan normal. Aplikasi belerang atau fungisida dengan cara dihembuskan/pengasapan ataupun disemprot. Pengasapan belerang di areal pembibitan dapat diberikan dengan dosis 5-7 kg/ha, dengan selang interval 3-7 hari sebanyak 6 kali aplikasi. Penyemprotan dilakukan pada pukul 02.00-05.00. Menanam klon yang resisten/tahan di daerah rawan Oidium (salah satu penyakit gugur daun), misalnya BPM 1, PB 260, RRIC 100, IRR 39, BPM 24 (moderat) dan IRR 118 (moderat).
Beberapa contoh fungisida untuk mengendalikan PGD (Penyakit Gugur Daun) Oidium:
Bahan aktif
Nama dagang
Konsentrasi
Interval (hari)
Triadimefon
Bayleton 250EC
0,25%
3-7
Triadimenol
Bayfidan 250EC
0,25%
3-7
Propiconazol
Tilt 250EC
0,25%
3-7
29
30
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
Penyakit Gugur Daun Colletotrichum 1. 2. 3. 4.
Disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides. Penyakit muncul terutama pada musim hujan. Gejala awal berupa bintik-bintik hitam pada daun, daun cacat/bergelombang (kasar), daun muda gugur dan pada serangan berat mengakibatkan mati pucuk. Penyakit menyerang pembibitan, kebun entres, TBM, TM dan TT.
5.
Pengendalian PGD dapat dilakukan dengan cara: Pemeliharaan tanah yang baik, pupuk optimal/ekstra, penyadapan normal. Aplikasi fungisida dengan cara pengabutan atau disemprot pada tunas muda di areal pembibitan. Aplikasi penyemprotan dilakukan sebanyak 6 kali dengan interval waktu antara 3-7 hari dan dilakukan pada jam 02.00 – 05.00. Fungisida memakai bahan aktif mankozeb dosis 2 kg/ha ditambah bahan pembawa (carrier) belerang cirrus dosis 5-7 kg/ha. Menanam bibit karet (klon) yang resisten/tahan di daerah rawan Colletotrichum (salah satu jenis penyakit daun). Klon tahan Colletotrichum diantaranya : PB 260, RRIC 100, IRR 39, IRR 42, IRR 118 dan BPM 1 (moderat)
Tabel. Beberapa contoh fungisida yang dapat digunakan:
Bahan aktif
Nama dagang
Konsentrasi
Interval (hari)
Mancozeb
Dithane M45
0,25%
7-Mar
Chlorotalonil
Daconil 75 WP
0,25%
7-Mar
Karbendazim
Delsen MX 200
0,25%
7-Mar
Propineb
Antracol 75WP
0,25%
7-Mar
Copper oxychlorite
Cupravit 210 B
0,25%
7-Mar
31
32
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Buku Paduan
CATATAN:
Hak Cipta 2016
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia
Penerbit
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email
[email protected] Internet www.sregip.or.id
Reproduksi
Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.
Disclaimer
Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.
Praktek Budidaya Karet yang Baik
SIL ABUS PRESENTASI
2
PRESENTASI
Praktek Budidaya Karet yang Baik
2
2
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Tahapan Penyiapan Lahan
Pembukaan Lahan • Dilakukan 1 – 2 tahun sebelum tanam • Tidak diajurkan dengan pembakaran • Penebangan pepohonan yang tumbuh di atas lahan • Pembongkaran akar-akar pohon (uprooting) • Pembabatan semak belukar • Pembasmian alang-alang • Pembersihan sisa-sisa tanaman dan perumpukan • Pembakaran sisa-sisa tanaman (bila mungkin)
3
4
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Pembongkaran tunggul kayu
Batu hasil pembongkaran
Ajir dan Jarak Tanam •
Ajir adalah patok-patok kecil sebagai tanda letak tanaman
•
Jarak antar ajir dalam satu baris/larik bervariasi antara 2,5 –3,3 m.
•
Jarak tanam adalah 7 m x 3 m (476 lubang/hektar) arah timur - barat berjarak 7 m dan arah utara - selatan berjarak 3 m.
Jarak Tanam (m)
Populasi/ha
3x7 3,3 x 6 3x6 3x5 2,5 x 6
476 batang 500 batang 555 batang 666 batang 666 batang
Jarak Tanam Lahan Datar
Pembuatan Teras Kontur (Jarak Tanam : 3 X 6 M)
•
Pembuatan Teras Induk dengan pemasangan patok-patok searah garis kontur,
•
Penentuan ketinggian garis kontur menggunakan waterpass, segitiga kontur atau GPS (Global Positioning System = suatu alat untuk menentukan lokasi berupa tittik koordinat),
•
Jarak antar teras 6 m. Jika ada beda kemiringan jarak antar induk teras > 7 m, maka dibuat teras anakan,
•
Jarak teras anakan dengan teras lainnya minimal 3,5 m
5
6
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Penanaman LCC •
LCC (legume cover crops) ditanam 1 tahun sebelum bibit karet ditanam
•
Tujuan penanaman LCC: •
Meningkatkan kesuburan tanah
•
Menekan pertumbuhan gulma
•
Mencegah erosi (fungsi konservasi lahan)
memperkaya kandungan organik
•
Jenis tnaman : CC – Calopogonium caeruleum, CM – C.mucunoides, CP – Centosema pupescen, PJ – Pueraria javanica, MB - Mucuna bracteata dsb.
•
LCC dapat berupa CC murni atau campuran dengan jumlah kebutuhan biji 20 – 25 kg/ha
Pola Tanaman Sela/ Tumpangsari
Tanaman Sela Jagung
Tanaman Sela Pisang
Tanaman Sela Pepaya
7
8
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Tanaman Sela Jahe Wangi
Rangkaian Pemeliharaan 1.
Penyulaman TBM 1 disiapkan 10% dengan kualitas bibit yang sama atau lebih baik. Sulaman stum tinggi disiapkan 5%.
2.
Pemotongan tunas batang liar (wiwil) dan perangsangan percabangan 2,25 m / 2,75 m batang lurus, kulit mulus.
3.
Pemupukan Minimal: 3 x (TBM) dan 1 x (TM). Ideal : 4 - 6 x (TBM) dan 2-3 x (TM)
Perangsangan percabangan
Penyanggulan (Folding)
Pemotongan pucuk (Topping)
Rangkaian Pemeliharaan 4.
Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit biologi, atau kombinasi.
cara mekanis/manual, kimia,
5.
Pengukuran Lilit Batang
6.
Pemeliharaan Rorak dan Teras mengurangi erosi, menangkap hara top soil (lapisan teratas dari tanah), dan memudahkan penyadapan.
7.
Pemeliharaan Umur Produksi dengan Penyadapan Normatif menghindari kehabisan kulit awal, penyakit Brown Bast (Kering Alur Sadap).
batang lurus, kulit mulus.
9
10
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Rorak Kantong
Rorak Panjang
Prinsip Tepat Pemupukan
Tepat Jenis
Tepat Dosis
Tepat Waktu
Tepat Cara
Tepat Jenis •
Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yangdibutuhkan tanaman
•
Jenis pupuk yang diberikan (N,P, K) tergantung kandungan hara tanah dan daun
Pupuk
Kimia
Majemuk
Organik
Tunggal
Hayati
Hijau
Kompos
Kandang
Tepat Dosis Pupuk TBM Tahun Ke
Urea (g)
SP 36 (g)
KCl (g)
Kies (g)
Jml (g)
Jarak dari pohon (cm)
1
150
125
125
25
425
20
2
250
175
175
40
640
50
3
300
200
200
50
750
50
4
350
225
225
75
875
75
5
350
225
225
75
875
100
Tahun Ke
Urea (g)
SP 36 (g)
KCl (g)
Kies (g)
Jml (g)
Jarak dari pohon (cm)
TM 6 – 15
300
250
300
50
850
150
16 – 25
300
200
250
50
650
150
> 25 th
200
-
150
-
350
150
11
12
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Tepat Waktu Pemupukan
•
Pemupukan yang baik pada awal musim penghujan atau akhir musim kemarau (curah hujan minimal 100 mm/bulan)
•
Pengaplikasian pupuk sebaiknya dilakukan pada pagi hari
•
Respon tertinggi adalah pada saat mulai membentuk daun baru (TM maupun TBM)
Tepat Cara TBM I – III
Rorak Kantong (samping tanaman)
•
Rorak kantong ukuran: 100x40x60 cm.
•
Diisi dg bahan organik minimal 10 kg per tahun.
•
Dibuat 1 rorak (lubang persegi panjang) 1 pohon.
•
Atau di lubang khusus pupuk berukuran 60x40x20 cm.
Tepat Cara TBM IV-V dan TM
Rorak Panjang (Gawangan)
•
Rorak kantong ukuran: 100x40x60 cm.
•
Diisi dg bahan organik minimal 10 kg per tahun.
•
Dibuat 1 rorak (lubang persegi panjang) 1 pohon.
•
Atau di lubang khusus pupuk berukuran 60x40x20 cm.
Pemupukan Efektif bila: 1.
Akar hara/rambut banyak Unsur hara diserap langsung melalui akar hara sehingga penempatan pupuk memperhatikan jangkauan dan keberadaan akar hara/rambut
13
14
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
2.
Teras terpelihara/ tidak terjadi erosi Kondisi tanah yang baik akan berpengaruh pada proses penyerapan air dan hara, serta memudahkan pemeliharaan tanaman dan panen.
3.
Gulma terkendali dan bebas gangguan penyakit Kondisi tanaman yang kurang baik dan adanya gulma menyebabkan penyerapan hara tidak maksimal dan tejadi persaingan/perebutan hara.
4.
Kondisi Tajuk Kondisi tajuk tanaman menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyerap hara yang diberikan melalui pupuk.
Pengenalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT): •
Preventif (mencegah)
•
Kuratif (mengobati)
•
Undang-undang/peraturan/karantina
15
16
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Dasar Perlindungan Tanaman
Lingkungan (mendukung)
Tumbuhan (rentan)
Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) Penularan utama melalui kontak akartanaman sakit dan tanaman sehat Penyebab: Jamur Rigidoporus Microporus Gejala: Daun kusam (suram/ tidak berkilap) dan kuning menelungkup (sisi daun atas berada di sebelah bawah)
Patogen (virulen/timbul penyakit)
Tanda-tanda serangan penyakit
Berbunga dan berbuah di luar musim
17
18
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Daun kering, gugur dan tanaman mati
Tanaman tumbang akibat JAP
Deteksi dini (pengamatan awal) JAP
Pengendalian Penyakit (PHT) 1.
Kultur teknis
19
20
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
2.
Pengendalian secara biologi
Pengendalian secara biologi dengan biofungisida Triko Combi Dosis Uraian
Umur tanaman
Interval
(ph/aplikasi)
Pembibitan batang bawah (ground nursery)
3–6
600 kg/ha
-
Pengisi lubang tanam
-
50 g
-
Tanaman polibeg TBM
4–6
25 g
-
TBM/TM
1–3
75 – 100 g
6 bulan
≥4
100 – 150 g
6 bulan
Menanam penutup tanah dengan kacangkacangan (Legume cover crops/LCC)
Lidah Mertua
21
22
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Dosis dan Konsentrasi Fungisida untuk JAP Umur tanaman (tahun)
Bahan aktif
< 2 3 –5 > 5
Triadimefon
10 ml/l/air/ph
15 ml/1,5 l air/ph
20 ml/2 l air/ph
Triadimenol
5 ml/l/air/ph
10 ml/1,5 l air/ph
15 ml/2 l air/ph
Heksakonazol
10 ml/l/air/ph
15 ml/1,5 l air/ph
20 ml/2 l air/ph
PCNB
Langsung (tp)
Langsung (tp)
Langsung (tp)
Penyakit Jamur Upas
Gejala lanjut Gejala Awal
3. Pengendalian secara Kimia (Fungisida) •
Sebelum penyiraman, tanah di sekitar pohon dibuka sedalam 8–10 cm kemudian fungisida disiramkan dengan dosis sesuai umur tanaman.
•
Setelah disiram fungisida tanah ditutup kembali.
•
Penyiraman dilakukan 6 bulan sekali sampai tanaman menjadi sehat.
Penyebab: Jamur Corticium salmonicolor Penyebaran: Dibantu angin, serangga & kelembaban tinggi
Gejala lanjut Keluar getah & busuk
23
24
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Pengendalian penyakit •
Menanam klon resisten (bibit tahan penyakit )
•
Mengurangi kelembaban kebun (pengendalian gulma, jarak tanam, drainase, tajuk)
•
Pelumasan fungisida
•
Bubur Bordeaux (rotasi 2 minggu)
•
Tridemorf (contoh: Calixin RM, Calixin 750EC)
•
Carbendazim (contoh: Bavistin 50WP)
Cara membuat bubur Bordeaux Aplikasi Bahan
Disemprot (cair)
Dioles (pasta)
Terusi sulfat (CuSO4)
100 gram + 5 L air (A)
1 kg + 5 L air (C)
Kapur tohor (Ca)
125 gram + 5 L air (B)
5 kg + 5 L air (D)
Larutan (A) dicampur larutan (B)
Larutan (C) dicampur larutan (D)
•
Aplikasi pengolesan dilakukan pada daerah yang terserang penyakit termasuk 20-40 cm pada bagian yang sehat di atas dan di bawah gejala.
•
Arah pengolesan dailakukan dari bagian yang sehat ke bagian yang sakit.
Pengendalian Jamur Upas dengan bubur Bordeaux dan Calixin ready mixed
Penyakit Gugur Daun Oidium Penyebab: Jamur Oidium heveae Gejala
Gejala
25
26
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Gejala di tanaman produksi Inset: daun muda gugur
Dipengaruhi oleh: •
Cuaca kering, sedikit ada hujan atau hujan
•
gerimis, tidak banyak sinar matahari,
•
Suhu relatif rendah 280C-290C.
•
Perkembangan penyakit didukung adanya tunas-tunas muda, daun muda, bunga dan bakal buah.
•
Penularan melalui spora diterbangkan oleh angin dan serangga.
Fungisida yang efektif untuk PGD Oidium
No
Fungisida
Formulasi
Sifat
Alat dan Cara Aplikasi
Dosis/ pohon/ aplikasi
Interval (hari)
Waktu aplikasi
OIDIUM 1
Belerang (Sulfur)
Tepung halus (90%)
• Non Sistemik • Protektif • persisten
2
Triadimefon (Bayleton 250 EC)
Cairan
• • • •
Sistemik Protektif Kuratif Non Persisten
Hand duster Mist blower (Pendebuan)
70-10 kg
5-7
Pagi hari (05.0008.00)
Knapsack (Semprot), Power Sprayer
1-2 L
7 - 10
Pagi hari (09.0011.00)
Pengendalian PGD Oidium Penghembusan/dusting Belerang (Sulfur)
27
28
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Penyakit Gugur Daun Colletotrichum Penyebab: Jamur Colletotrichum gloeosporioides
•
Gejala awal berupa bintik-bintik hitam, selanjutnya daun cacat/bergelombang (kasar)
•
Serangan pada daun muda <10 hari: daun gugur
•
Iklim yang sesuai: musim hujan
•
Pengendalian : bibit biakan yang tahan (klon resiten), kultur teknis, dan kimiawi
Fungisida yang efektif untuk PGD Colletotrichum
No
Fungisida
Formulasi
Sifat
Alat dan Cara Aplikasi
Dosis/ Ha/ Inter-val Apli- kasi (hari)
Waktu aplikasi
COLLETOTRICHUM 1
Mancozeb (Dithane M4580WP)
Tepung
2
Klorotalonil (Daconil 75 WP)
Tepung
3
Prokloraz (Sportak 250 EC)
Cairan
• Non • Sistemik • Protektif • Kuratif • Non • Persisten • Non • Sistemik • Protektif • Kuratif • Non persisten • Sistemik • Protektif • Kuratif • Non persisten
Knapsack Sprayer (Semprot)
1-2 kg
7 - 10
Pagi hari (09.0011.00)
Knapsack Sprayer (Semprot)
1-2 kg
7–10
Pagi hari (09.0011.00)
Knapsack Sprayer (Semprot)
0,65 ltr
7 - 10
Pagi hari (09.0011.00)
Aplikasi di TBM/TM: Pengabutan/Pengasapan/Fogging (Pusejet Fogger)
29
30
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Aplikasi di pembibitan: Penyemprotan/Spraying (Knapsack Sprayer)
Aplikasi di pembibitan: Penghembusan/ Aplikasi di pembibitan: Penyemprotan/ Dusting (Power Duster) Spraying (Power Sprayer)
Catatan:
31
32
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Presentasi
Catatan:
Hak Cipta 2016
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia
Penerbit
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email
[email protected] Internet www.sregip.or.id
Reproduksi
Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.
Disclaimer
Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.
Praktek Budidaya Karet yang Baik
SILABUS
2
SILABUS
Praktek Budidaya Karet yang Baik
10
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Silabus
WAKTU
POKOK BAHASAN
KEGIATAN FASILITATOR
08.00-08.20
Pembukaan
1. Fasilitator membuka acara dengan memberikan gambaran umum kegiatan. 2. Sambutan dari pihak-pihak terkait seperti GIZ, Dinas-dinas pemerintah terkait.
08.20-08.50 (30’)
Perkenalan Kontrak Belajar Harapan-harapan dan Permasalahan
1. Fasilitator menjelaskan teknik perkenalan (dengan metode apa?). 2. 3. Fasilitator memandu kontrak belajar bersama peserta tentang tata waktu, aturan belajar. 4. Fasilitator mengajak peserta untuk menuliskan harapan-harapan dan permasalahan yang dihadapi pada selembar kertas. 5. Setelah semua peserta menuliskan harapan dan permasalahan, Fasilitator meminta peserta untuk menempelnya di papan tulis/tempat yang sudah disediakan.
Pembahasan 1. Harapan dan permasalahan
Fasilitator meminta satu atau dua peserta untuk membacakan harapan-harapan dan permasalahan yang sudah ditempelkan pada ameta plan, selanjutnya dilakukan pembahasan tentang harapan dan permasalahan dimaksud.
Pembahasan 2. • Pembahasan dan • pengelompokkan harapan dan permasalahan peserta
Fasilitator meminta tanggapan peserta. Fasilitator menyimpulkan dan memotivasi peserta tentang upaya mencapai (memenuhi) harapan dan upaya mengatasi permasalahan.
Pembahasan 3. Kontrak belajar
Fasilitator menayangkan dan menjelaskan kontrak belajar. Selanjutnya meminta tanggapan peserta dan menyimpulkannya. Fasilitator menayangkan dan menjelaskan jadwal dan meminta tanggapan peserta serta fasilitator menyimpulkannya.
•
•
08.50-09.10 (20’)
Pembagian dan Pengisian Quesioner (pre-test) Pengisian questioner Pre Test (test yang dilakukan untuk peserta sebelum mengikuti materi pelatihan)
• •
•
Fasilitator menjelaskan tentang isi quesioner. Fasilitator membagikan quesioner yang berisi pertanyaan pertanyaan tentang identitas peserta, gambaran umum pemahaman peserta terhadap materi budidaya tanaman karet dsb. Fasilitator membagikan lembar pertanyaan yang berisi 20 soal multiple choice (pilihan ganda) dengan tingkat kelulusan minimal 60%
KEGIATAN PESERTA
MEDIA/CATATAN
Peserta mengikuti acara pembukaan dengan baik.
Perangkat pengeras suara (sound system)
Peserta memperkenalkan diri: nama, asal, dan jabatan/peran atau posisi dalam organisasi Peserta menuliskan harapan dan permasalahan pada kertas metaplan, kemudian menempelkannya di tempat yang sudah disediakan.
Infokus, laptop spidol, papan tulis, flip chart (kertas plano), kertas metaplen, kain (sticky cloth) dan spray mounth (lem penyemprot)
Peserta membacakan dan membahas maksudnya serta menempelkannya sesuai panduan dari fasilitator. Peserta lain memperhatikan & mengikuti proses-proses yang sedang berlangsung dengan seksama.
Kain/papan tulis, kertas metaplan, selotif atau paku
Fasilitator meminta 2-3 peserta untuk memberi tanggapan dan peserta lain memperhatikan proses.
Tulisan harapan dan permasalahan pada metaplan
Peserta memberikan tanggapan dan saran Peserta mendengarkan proses refleksi dari fasilitator
Infokus, kertas plano (flip chart)
Peserta memperhatikan dan memberikan respon jika ada yang perlu Quesioner dan alat tulis ditanyakan Soal Pre Test Peserta mengisi kuesioner
3
10
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Silabus
WAKTU 09.15-09.20 (10’)
POKOK BAHASAN Pembahasan singkat pre test
KEGIATAN FASILITATOR • •
•
09.20-09.30 (10’)
Harapan fasilitator: Hasil Belajar
• •
• • • 1.
Fasilitator meminta setiap peserta mengumpulkan quesioner. Pada tahap awal, fasilitator menganalisis secara cepat dan singkat untuk mengetahui kondisi peserta. Pada tahap lanjutan, fasilitator menganalisis questioner untuk penyusunan bahan laporan kegiatan. Fasilitator menjelaskan hasil belajar terkait topik pembahasan. Selanjutnya fasilitator bertanya: apakah hal ini sudah pernah Anda lakukan atau sudah ada di Poktan Anda. Jika sudah ada, apa yang telah dilakukan di Poktan tsb dan jika belum, mengapa? Fasilitator mencatat point-point penting dari penjelasan peserta. Fasilitator menyimpulkan kondisi belajar peserta Fasilitator memberikan pengantar sebelum memasuki materi pelatihan berikutnya.
MATERI BUDIDAYA KARET
(25’)
Penyiapan Lahan
•
Fasilitator menyampaikan materi persiapan lahan 1-2 tahun sebelum ditanami, termasuk penanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah serta pembuatan lubang tanam
Pola tanaman sela/ tumpang sari
•
Fasilitator menyampaikan materi tanaman-tanaman yang dapat dijadikan tanaman sela, keuntungan dan kerugiannya Fasilitator menanyakan dan mendiskusikan jenisjenis tanaman sela
• (20’)
(15’)
Pemeliharaan TBM: Penyulaman, perangsangan percabangan, pemupukan, pengendalian gulma, dll
•
•
Fasilitator menerangkan berbagai kegiatan dalam pemeliharaan TBM, ketentuan-ketentuan yang disarankan dan dampaknya terhadap pertumbuhan tanaman Fasilitator menjelaskan tentang cara-cara penyulaman tanaman, perangsangan percabangan, pemupukan, dan pengendalian gulma.
Coffee break (Istirahat, Sholat dan Makan/Snack)
KEGIATAN PESERTA
MEDIA/CATATAN
Peserta menyerahkan quesioner ke fasilitator
Peserta memberikan respon Peserta memperhatikan dan mengikuti proses. Peserta diberikan kesempatan untuk bertanya untuk klerifikasi
In fokus atau kertas plano Infokus, kertas plano, spidol, papan, selotif
Peserta mengikuti dan memperhatikan proses
Bahan presentasi persiapan lahan
Peserta mengikuti dan memperhatikan proses Peserta merespon dan terlibat dalam diskusi
Bahan presentasi tanaman sela
Peserta mengikuti dan memperhatikan proses
Bahan presentasi pemeliharaan TBM, penyulman dan pengendalian gulma.
5
10
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Silabus
WAKTU (30’)
POKOK BAHASAN Pemupukan yang efektif dan efisien
KEGIATAN FASILITATOR • • •
•
(10’)
Pengenalan dan pengendalian OPT
•
•
(15’)
Game (permainan)
(25’)
Penyakit jamur akar putih • (JAP)
• Penyakit jamur Upas
•
•
(20’)
Penyakit gugur daun Oidium
•
• (20’)
Penyakit gugur daun Colletotrichum
Fasilitator memperkenalkan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman (OPT) secara umum Fasilitator menjelaskan tentang prinsip pengendalian OPT dalam budidaya karet dengan mengedepankan upaya pencegahan
Fasilitator memberikan permainan untuk menyegarkan suasana
•
(15’)
Fasilitator memperkenalkan berbagai macam pupuk dan pentingnya pemupukan tanaman Fasilitator menjelaskan pemupukan yang tepat jenis, dosis, waktu dan tepat cara. Fasilitator menyampaikan cara-cara alternatif untuk mendapatkan pupuk secara alami dari lingkungan sekitar (pupuk kompos) Fasilitator menanyakan dan mendiskusikan pupuk-pupuk alternatif maupun kimia yang pernah dipraktekkan peserta
•
•
Fasilitator menjelaskan gejala serangan penyakit jamur akar putih, baik di akar maupun daun, beberapa ciri lainnya, serta bentuk penyebaran utamanya Fasilitator menyampaikan upaya “deteksi dini atau mengenali lebih awal” dan cara mengatasinya Fasilitator menjelaskan berbagai cara pengendalian penyakit, baik pencegahan maupun pengobatannya Fasilitator menjelaskan gejala serangan penyakit jamur upas, dan faktor penting yang menyebarkannya Fasilitator menerangkan berbagai cara pengendalian penyakit, baik pencegahan maupun pengobatannya Fasilitator menjelaskan gejala serangan penyakit gugur daun Oidium, waktu optimalnya dan faktor penting yang mempengaruhinya Fasilitator menjelaskan berbagai cara pengendalian penyakit, baik pencegahan maupun pengobatannya Fasilitator menjelaskan gejala serangan penyakit gugur daun Collectotrichum, waktu optimalnya dan faktor penting yang mempengaruhinya Fasilitator menjelaskan berbagai cara pengendalian penyakit, baik pencegahan maupun pengobatannya
KEGIATAN PESERTA
MEDIA/CATATAN
Peserta memperhatikan dan mengikuti proses serta merespon
Beberapa contoh pupuk majemuk dan pupuk tunggal
Peserta memperhatikan dan mengikuti proses
Bahan presentasi OPT
Peserta berdiri dan mengikuti instruksi (ajakan) fasilitator
(belum jelas gamenya?)
Peserta mengikuti dan memperhatikan proses pembelajaran
Bahan presentasi foto gejala serangan penyakit
Peserta mengikuti dan memperhatikan proses
Bahan presentasi pengendalian penyakit.
Peserta mengikuti dan memperhatikan proses
Peserta mengikuti dan memperhatikan proses
Bahan presentasi tentang Penyakit Gugur daun
7
10
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Silabus
WAKTU 2.
POKOK BAHASAN
KEGIATAN FASILITATOR
PRAKTEK BUDIDAYA KARET
(30’)
Praktek pemupukan yang efektif dan efisien (tepat jenis, dosis, waktu, cara)
Fasilitator membagi beberapa kelompok dan meminta setiap kelompok untuk mempraktekkan cara pemupukan yang tepat
(15’)
Evaluasi
Fasilitator menilai hasil praktek peserta dan mengevaluasinya
(20’)
Praktek pengenalan gejala, teknik deteksi dini Jamur Akar Putih (JAP) dan pengendaliannya
• •
•
Fasilitator meminta setiap kelompok untuk menunjukkan ciri-ciri tanaman yang terserang JAP Fasilitator meminta setiap kelompok untuk mempraktekkan teknik deteksi dini (mengenali lebih awal) serangan JAP Fasilitator meminta setiap kelompok untuk memilih fungisida yang diperlukan dan aplikasi (penerapan) pada tanaman yang terserang penyakit
(15’)
Evaluasi
Fasilitator menilai hasil praktek peserta dan mengevaluasinya
(30’)
Praktek pembuatan fungisida sederhana Bubur Bordeaux
Fasilitator meminta setiap kelompok untuk membuat fungisida sederhana dari bahan yang disediakan
(15’)
Evaluasi
Fasilitator menilai hasil praktek peserta dan mengevaluasinya
(30’)
Praktek pengenalan gejala penyakit gugur daun dan pengendaliannya
•
Evaluasi Post Test (test/ulangan yang dilakukan setelah peserta selesai mengikuti materi pelatihan)
Fasilitator menilai hasil praktek peserta dan mengevaluasinya • Fasilitator membagikan lembar soal Post Test (20 soal multiple choice= pilihan ganda) • Fasilitator melakukan scoring (penilaian) Post Test dengan minimum passing grade (tingkat kelulusan minimal) 12 soal dijawab dengan benar.
(15’)
•
Fasilitator meminta setiap kelompok untuk mencari daun dengan gejala serangan Oidium dan/atau Colletotrichum Fasilitator meminta setiap kelompok untuk memilih fungisida yang diperlukan dan aplikasi pada tanaman yang terserang penyakit
KEGIATAN PESERTA
Peserta mempraktekkan cara pemupukan yang tepat
MEDIA/CATATAN
Pupuk kimia (tunggal atau majemuk), cangkul, sabit
Peserta mengikuti proses (memperhatikan) dan mencatat kesalahan Panduan evaluasi (?) yang dilakukan Peserta mempraktekkan cara melakukan deteksi dini dan pengendalian secara kimia terhadap JAP
Sabit, tanaman karet terserang penyakit
Peserta memperhatikan dan mencatat kesalahan yang dilakukan
Panduan evaluasi (?)
Peserta mempraktekkan pembuatan bubur bordeaux
Terusi (Cu), kapur tohor, air, ember kecil, penggerus (jika diperlukan)
Peserta memperhatikan dan mencatat kesalahan yang dilakukan
Penduan evaluasi (?)
Peserta mempraktekkan cara melakukan identifikasi gejala penyakit Beberapa contoh fungisida daun dan pengendalian secara kimia terhadap penyakit daun yang berbahan aktif triadimenol dan ditemukan mancozeb, knapsack sprayer, air, ember
Peserta memperhatikan dan mencatat kesalahan yang dilakukan Peserta mengerjakan lembar soal Post Test
9
10
Modul 2: Praktek Budidaya Karet yang Baik - Silabus
CATATAN:
Hak Cipta 2016
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia
Penerbit
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email
[email protected] Internet www.sregip.or.id
Reproduksi
Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.
Disclaimer
Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.