RAKER KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
POTENSI DAN KESIAPAN SDA LOKAL SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013
39 KOMODITAS UNGGULAN NASIONAL KEMENTAN
KOMODITAS
PANGAN (30)
NON-PANGAN (9)
1. Tanaman Pangan (7)
padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar
2. Hortikultura (10)
cabe, bawang merah, kentang, mangga, pisang, jeruk, durian, manggis
3. Perkebunan (15)
Tebu, kelapa sawit, kelapa, karet, kapas, tembakau, cengkeh, jarak pagar, kakao, kopi, lada, jambu mete, teh nilam, kemiri sunan
4. Peternakan (7)
sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing/domba, babi, ayam buras, itik
Sumber: Renstra Kementan 2010-2014
-
rimpang, tanaman hias
-
Peringkat Dunia Produk Pertanian Indonesia Komoditi Padi Jagung Kedelai Lada CPO Karet Kakao Kopi Teh Kelapa
Produksi 2010 (juta ton) 64.33 17.62 0.97 0.08 20.55 2.78 0.80 0.79 0.15 3.16
Peringkat dunia 3 4 10 2 1 2 3 4 7 4
Sumber: Kementan, 2010 dan Faostat.FAO, 2010 3
Ekspor Utama Produk Pertanian Total Nilai Ekspor beberapa Komoditi Tahun 2010
Kelapa Sawit : US$15,41 milyar Karet
: US$ 7,47 milyar
Kakao
: US$1,64 milyar
Kopi
: US$ 0,81 milyar
Sumber : Statistik Pertanian, Kementan (2010)
PERTANYAAN : SUDAHKAH PEROLEHAN INI OPTIMAL DILIHAT DARI POTENSI YANG KITA MILIKI ?? 11/26/2010
4
Transformation
Peningkatan Nilai Tambah D
Contoh: a b c d e
Biji kopi Kopi bubuk Kopi kemasan siap minum Starbuck Kafein
Experience
C Services
A, B, C, D = Nilai Tambah
e
B Product
d
A c
Commodity
b a
TERNYATA NILAI EKSPOR TERSEBUT MASIH JAUH DI BAWAH DARI YANG SEMESTINYA KITA PEROLEH, KARENA YANG DIEKSPOR SELAMA INI UMUMNYA HANYA DALAM BENTUK KOMODITI
Potensi Nilai Tambah dalam Agribisnis *) No.
Lapangan Usaha
%
1.
Manufaktur Saprodi
12
2.
Budidaya
9
3.
Pengolahan/Agroindustri
17
4.
Perdagangan besar/ Grosir
21
5.
Pengecer
23
6.
Distribusi
18
Sumber : *) Bayu Krisnamurthi, Dir. PSP – IPB, Seminar 30 Juni 2001. FAKTA : PADA UMUMNYA PETANI INDONESIA HANYA MELAKUKAN USAHA BUDIDAYA
GINI RATIO INDONESIA : %
Tahun 2011 : 0,41 Tahun 2009 : 0,37 Tahun 2005 : 0,34 Tahun 1999 : 0,30
6 KORIDOR EKONOMI PRIORITAS DALAM MP3EI: BERBASIS KOMODITI/SEKTOR UNGGULAN WILAYAH Banda Aceh BIMP-EAGA Medan
IMT-GT
1
4
3
Manado
6
Sofifi
Pekanbaru
Tj. Pinang
Padang
Pontianak
Samarinda Palu
Manokwari
Gorontalo
Jayapura
Jambi Mamuju
Palangkaraya
Palembang
5
Pkl. Pinang
Bengkulu
Lampung Jakarta
Sorong Kendari
Banjarmasin
2
Ambon Wamena
Makassar
Semarang Surabaya
Serang Mataram Jogjakarta
Merauke
Denpasar Kupang
Pusat ekonomi mega 1
Pusat ekonomi
KE Sumatera
2 KE Jawa
Usulan lokasi KEK
Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ
3
KE Kalimantan
5 KE Bali – Nusa Tenggara
4
KE Sulawesi – Maluku Utara
6
KE Papua – Maluku 8
RANGKUMAN TEMA PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA
9
TINDAK LANJUT KEMENTRIAN PERTANIAN DALAM MP3EI DI 6 KORIDOR (a) Koridor Ekonomi Sumatera sebagai “Sentra Produksi Kelapa Sawit dan Karet” (b) Koridor Ekonomi Jawa sebagai “Sentra Pengembangan Industri Makanan/ Pangan” (c) Koridor Ekonomi Kalimantan sebagai “Sentra Produksi Kelapa Sawit dan Karet” (d) Koridor Ekonomi Sulawesi sebagai “Pusat Produksi Beras, Jagung dan Kakao” (e) Koridor Ekonomi Bali-NTB-NTT sebagai “Sentra Produksi Jagung, Kedelai dan Ternak” (f) Koridor Ekonomi Papua sebagai “Sentra Produksi Pangan, Perkebunan dan Peternakan”
Penyedia pangan 245 juta penduduk Indonesia
PERAN STRATEGIS SEKTOR PERTANIAN
Penyedia 87% bahan baku industri kecil dan menengah Penyumbang 11,42% PDB
Penghasil devisa negara US$ 43,37 M
Menyerap 32,94% total tenaga kerja
Sumber utama (70%) pendapatan rumah tangga perdesaan Berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8 juta ton (Perpres No.61 tahun 2011)
KEMENTERIAN PERTANIAN
11
PERKEMBANGAN PANGSA PDB DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PERTANIAN 70
64,16
60 53,92
Persen
50 40
33,32
Tenaga Kerja PDB
30 20
14,72
10 0 1970
1980
1990
2000
2010
2011
Penurunan kontribusi sektor pertanian tidak sebanding dengan penurunan beban penyerapan tenaga kerja sektor pertanian.
KEMENTERIAN PERTANIAN
12
NERACA PERDAGANGAN Nilai Ex-Im Pertanian, tahun 2006-2011 (US$ Milyar) 50,00 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00
8,90
12,62
17,96
13,14
18,54
2009
2010
22,77
0,00 2006
2007
2008
- Ekspor
- Impor
2011
Neraca
Kontribusi terbesar terhadap surplus adalah komoditas perkebunan
KEMENTERIAN PERTANIAN
13
INVESTASI DI BIDANG PERTANIAN 12.000,0
10.000,0 9.6 T 8.8 T 8.000,0
PMDN (Rp Miliar)
6.000,0
PMA (US$ Juta) 4.000,0
3.6 T
1.2 T
2.5 T
2.000,0 0,7 M
0.2 M
0.1 M
1.2 M
0.1 M
0,0 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: BKPM diolah oleh Pusdatin Kementan (2012)
1. Investasi PMDN maupun PMA terus meningkat dari tahun ke tahun 2. Investasi terbesar pada sub sektor Perkebunan
KEMENTERIAN PERTANIAN
14
ARAHAN PRESIDEN “Produksi Beras Dalam Negeri harus ditingkatkan sehingga diperoleh cadangan yang cukup “ (Sidang Kabinet Paripurna 6 Januari 2011) “Meskipun dalam sistem perdagangan kita bisa membeli atau menjual, tetapi untuk pangan kita harus menuju kemandirian pangan” (RAPIMNAS 10 Januari 2011 ) Program Prioritas “Surplus Beras” (Arahan Presiden 22 Pebruari 2011) :
Dari swasembada ke surplus beras Dalam waktu 5-10 tahun Surplus beras minimal 10 juta ton per tahun “ Surplus Beras 10 juta ton harus dicapai pada tahun 2014” (Sidang Kabinet 6 September 2011 dan Pidato Pelantikan KIB II Hasil 19 Oktober 2011)
Reshuffle
TARGET PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN
PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN
PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
KEMENTERIAN PERTANIAN
16
TARGET PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN (5 KOMODITAS UTAMA) KOMODITAS
PRODUKSI 2011 (JUTA TON)
TARGET PRODUKSI 2014 (JUTA TON)
Padi (GKG)
65,76
76,57
Jagung (pipilan kering)
17,64
29,00
Kedelai (biji kering)
0,85
2,70
Gula (GKP)
2,23
3,1
Daging sapi
0,29
0,51
KEMENTERIAN PERTANIAN
TARGET DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN
1. Penurunan konsumsi beras minimal sebesar 1,5% per kapita/tahun 2. Penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya lokal : PPH 77,3 (2011) -> 93,3 (2014)
17
TARGET PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR 1. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014) 2. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor pada 2014 3. Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar (2010) menjadi US$ 54,5 milyar (2014) KEMENTERIAN PERTANIAN
19
Luas Lahan Sawit dan Karet (2011)
Prop Klaster industri karet dan sawit, KEK
Aceh
119.458
1.100.820
465.415
579.185
179.172
2.176.864`
393.494
Jambi
521.759
445.507
Sumsel
826.743
668.611
Bengkulu
294.152
73.747
Lampung
160.069
83.899
Babel
172.683
29.486
Kepri
9.170
32.070
Sumbar Klaster industri sawit, KEK
Karet 000(ha)
348.438
Sumut
FTZ
Sawit 000 (Ha)
Riau
"Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional" 20
Luas Lahan Padi, Jagung & Kedelai (2011) Prop Klaster industri mesin , alat angkut
Klaster industri petrochem
Klaster industri perkapalan
Padi 000 (Ha)
Kedelai 000 (Ha)
Jabar
1.894.134
147.152
35.674
Jateng
1.964.166
153.178
36.700
150.877
69.768
28.988
1.926.796
1.204.063
252.815
392.021
4.600
4.719
DIY Jatim Banten
Klaster industri tekstil
Jagung 000 (ha)
Klaster industri makanan & minuman
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional" 21
Luas Lahan Sawit dan Karet (2011)
Prop
Sawit 000 (Ha)
Karet 000 (ha)
Kalbar
783.782
389.997
Kalteng
974.813
266.028
Kalsel
375.859
135.040
Kaltim
471.969
61.027
Klaster industri besi-baja
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
22
Luas Lahan Beras, Jagung & Kakao (2011) Prop
Klaster perkebunan (kakao, jagung)
Beras 000(Ha)
Jagung 000(ha)
Kakao 000(Ha)
Sulut
122.108
119.850
14.989
Sulteng
221.864
41.218
234.096
Sulsel
770.733
297.176
279.135
Sultra
118.916
28.892
249.214
Gorontalo
52.811
135.754
11.622
Sulbar
76.347
17.377
181.277
Klaster industri Nikel
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional'' 23
Luas Lahan Padi, Jagung & Kedelai (2011) Prop
Pintu gerbang pariwisata nasional
Padi 000 (Ha)
Jagung 000 (ha)
Kedelai 000 (Ha)
Bali
152.585
22.739
6.896
NTB
418.062
89.307
75.042
NTT
195.301
246.893
1.366
Klaster Peternakan
''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional'' 24
Luas Lahan Padi, Jagung & Kakao (2011) Prop
Klaster industri Migas
Padi 000 (Ha)
Jagung 000 (ha)
Kakao 000 (Ha) 25.050
Kopi 000 (Ha)
Maluku
21.227
7.097
3.459
Malut
16.783
12.733
Papua
22.157
3.903
29.705
8.993
Papua Barat
8.283
1.162
14.910
1.140
3.830
Klaster pertanian (MIFEE)
"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera" 25
PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2010-2014 • Konversi lahan • Kepemilikan lahan yang sempit • Sulitnya akses petani ke lahan terlantar/ Hutan
• Masih menggunakan alat/teknologi tradisional • Industri yang belum berkembang
•
Lahan
Teknologi dan Industri Hilir
Perbenihan dan Perbibitan
TUJUH GEMA REVITALI SASI
Kelembagaan Petani
• Lemahnya kelembagaan petani • Kapasitas kelembagaan yang beragam
•
Infrastruktur dan Sarana Sumber Daya Manusia
Lemahnya sistem produksi dan distribusi benih Hambatan pengembangan benih transgenik
• Tingginya kerusakan jaringan irigasi • Tingginya biaya produksi dan transportasi
Pembiayaan Petani
• Sulitnya petani mendapatkan pinjaman • Banyaknya petani gurem/kecil • Tunggakan KUT yang belum diputihkan
• Terbatasnya jumlah SDM • Masih rendahnya kualitas SDM 26
Dukungan Teknologi Dalam Mencapai Target Produksi Beras Penciptaan dan pengembangan teknologi budidaya untuk peningkatan Produktivitas Padi vairetas padi unggul produksi tinggi Teknologi pengelolaan tanaman (irigasi, pupuk, pengendalian hama) penerapan alat mesin pertanian untuk peningkatan IP dan efisiensi mendukung Rice Estate (GP3K) Penciptaan dan pengembangan teknologi untuk menekan susut hasil panen padi Penerapan tekn. alsintan untuk menurunkan susut panen (combine, thresher, terpal dengan losses < 1%) Penerapan mesin pasca panen (pengering losses < 1%) Revitalisasi penggilingan padi kecil (losses < 0,5 %) Sistem Modelling Swasembada Beras (Research Based Policy) Kalender Tanam Terpadu (KATAM)
Potensi Sumberdaya Lahan Nasional Jenis Lahan Sawah irigasi Sawah non irigasi Tegal/kebun Ladang/Huma
Luas Lahan 000 Ha 4.841 3.173 11.853 5.324
Ladang /Huma 21%
Tegal/ kebun 47%
Sawah irigasi 19% Sawah non irigasi 13%
Penurunan konsumsi beras 1,5% per kapita/thn
Pengurangan susut panen 1,5 %/tahun
SURPLUS BERAS 10 JUTA TON
Perbaikan 18,8%/thn dari total jaringan irigasi
Peningkatan produktivitas dari 5,1 ton/ha menjadi 5,7 ton/ha dan IP dari 1,5 menjadi 1,7
Peningkatan intensitas penyuluhan 50% dari total desa
Penambahan Areal Sawah seluas 130.000 ha
pengendalian OPT dengan PHT dan Spot Stop mencapai 70%
Penggunaan pupuk berimbang 70% dari total luas tanam
Benih varietas unggul bermutu minimal 60%
KONDISI EKSISTING PRODUKSI BERAS SD 2014 Produksi Beras (ton)
Permintaan Beras (ton)
Surplus Beras (ton)
39.386.658,65
35.485.587,84
3.901.070,81
Konversi Lahan (ha/th)
Pengendalian OPT (%)
48.000.000 45.000.000
65000
50,00
42.000.000
Cetak Sawah Baru (ha/th)
39.000.000
Penyuluhan (%)
36.000.000
50000
20,00
Lahan Rawa (ha/th)
0 Perbaikan Jar.Irigasi (%) 12,00 Rekomendasi pupuk (%)
Beras (ton)
33.000.000 30.000.000
Losses panen (%)
27.000.000
Produksi_beras
KONDISI EKSISTING
24.000.000
18.000.000
Losses pasca panen (%)
15.000.000
6,52
21.000.000
Surplus_atau_defisit
12.000.000
Losses distribusi (%)
9.000.000 6.000.000
67,73
1,38
Permintaan_beras
2,92
3.000.000
Rekomendasi benih (%)
0 2.009
40,00
2.010
2.011
2.012
2.013
Penurunan konsumsi (%/th)
2.014
Tahun
0,65
PERSEN PENAMBAHAN TRAKTOR R2 (%)
PERSEN PENGGUNAAN TRANSPLANTER (%)
0,00
0,00
PROGRAM PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS BERDASAR SISTEM MODELING Produksi Beras (ton)
Permintaan Beras (ton)
Surplus Beras (ton)
45.022.095,54
34.880.983,52
10.141.112,02
Konversi Lahan (ha/th)
Pengendalian OPT (%)
48.000.000 45.000.000
65000
70,00
42.000.000
Cetak Sawah Baru (ha/th)
39.000.000
Penyuluhan (%)
36.000.000
65000
50,00
Lahan Rawa (ha/th)
35000 Perbaikan Jar.Irigasi (%) 18,80 Rekomendasi pupuk (%)
Beras (ton)
33.000.000 30.000.000
Losses panen (%)
27.000.000
Produksi_beras
24.000.000
0,88
Permintaan_beras
18.000.000
Losses pasca panen (%)
15.000.000
5,52
21.000.000
Surplus_atau_defisit
12.000.000
Losses distribusi (%)
9.000.000 6.000.000
70,00
2,92
3.000.000
Rekomendasi benih (%)
0 2.009
60,00
2.010
2.011
2.012
2.013
Penurunan konsumsi (%/th)
2.014
Tahun
1,50
PERSEN PENAMBAHAN TRAKTOR R2 (%)
PERSEN PENGGUNAAN TRANSPLANTER (%)
10,00
1,00
32
32
32