POLA PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI MASYARAKAT: Studi Kasus di Lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Oleh Felix Tawaang*
Abstract This research focuses on a research problem about how the communication media usage pattern in RT 05 RW XI Neighborhood, Mekar Wangi Village, Tanah Sareal Sub District, Bogor City, West Java Province, to study that pattern and aims a view mermpelajari pattern and aims to obtain an overview of the communication patterns in the use of media, based on theory of mass media uses and gratification by Katz, Gurevitch, and Hass. The research with quantitative approaches, using respondent sample survey methods with probability sampling technique through simple random sampling technique to sampling frame from population target with cluster sampling probability technique. Population is resident in RT 05 RW 011 Neighborhood, Mekar Wangi Village, Tanah Sareal Sub District, Bogor City, West Java Province, while the environment of the target population were registered as members of the population eligible to vote in the 2009 Presidential election DPT as many as 91 voters, with a sample of 73 respondents, based on Krecjie sampling table. Data results is using SPSS version 12 program, were analyzed by descriptive analysis techniques. The results of research show among others the identity of respondents consisted of gender, age, marital status, education level, occupation, religion, and media usage patterns include the type of media used, media exposure, duration of use of communication media, using the media situation, and the type of media content were used. Keywords: pattern of use, media, communication
Abstrak Penelitian ini berfokus pada permasalahan mengenai bagaimana pola penggunaan media komunikasi masyarakat di lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Provinsi Jawa Barat, dengan maksud mempelajari pola tersebut dan bertujuan mendapatkan gambaran tentang pola komunikasi masyarakat dalam menggunakan media, berlandaskan teori media massa uses and gratification dari Katz, Gurevitch dan Hass. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif, metode survey sampel responden dengan teknik sampel probabilitas melalui teknik acak sampel sederhana terhadap bingkai sampel dari populasi sasaran dengan teknik probabilitas sampel klaster. Populasi penelitian ini adalah penduduk di lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, sedangkan populasi sasarannya adalah penduduk di lingkungan tersebut yang tercatat sebagai anggota penduduk berhak pilih dalam DPT Pilpres 2009 sebanyak 91 pemilih, dengan sampel sebanyak 73 responden berdasar tabel sampling Krecjie. Data yang dihasilkan menggunakan bantuan program SPSS versi 12, dianalisis dengan teknik analisis deskrptif. Hasil penelitian mencakup diantaranya identitas responden terdiri dari jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, agama, dan pola penggunaan media meliputi jenis media yang digunakan, terpaan media, durasi penggunaan media komunikasi, situasi menggunakan media, dan jenis isi media yang digunakan. Kata kunci: pola penggunaan, media, komunikasi
18
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
1. Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Saluran (channel) komunikasi merupakan salah satu prasyarat penting yang harus terpenuhi dalam keberlangsungan suatu proses komunikasi antar manusia (human communication) yang menurut Littlejohn terjadi dalam lima level itu2. Dalam bentuk paling awal, yakni pada purely oral period, maka selain melalui gelombang udara, saluran itu antara lain berupa tubuh manusia dengan cara menerakan tato, dinding-dinding gua atau batu-batuan.3 Penggunaan saluran komunikasi dengan memanfaatkan medium yang lebih bervariasi mulai dimungkinkan ketika ditemuinya kertas di Cina (2000 SM), papyrus di Mesir (1000 SM), acta diurna di Romawi ( 300 M), dan terlebih lagi ketika terjadi revolusi industri yang antara lain ditandai dengan penemuan mesin cetak oleh Gutenberg, morse oleh Guilemo Marconi (1895), radio siaran oleh David Sarnoff (1916), televisi oleh Paul Nivkov (1884), televisi siaran (1930), televisi warna (1970) dan terakhir keberhasilan dalam menemukan sistem teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Terkait dengan penemuan terakhir tadi, dalam kaitan saluran komunikasi, maka pengaruhnya sangat besar terhadap pengembangan ragam medium komunikasi (misalnya, terwujudnya telepon seluler: GSM maupun CDMA, video call), percepatan penyampaian informasi (misal, media cetak mempercepatnya melalui cetak jarak jauh; media penyiaran/radio, melalui radio net work) maupun peningkatan jumlah jenis medium komunikasi. Ini dimungkinkan sehubungan melalui teknologi komunikasi berupa satelit komunikasi telah dikreasikan ke dalam bentuk teknologi telekomunikasi. Medium terbaru sebagai wujud hasil kreasi teknologi telekomunikasi adalah internet. Internet yaitu sistem jaringan dari ribuan bahkan jutaan komputer yang ada di dunia ini yang dibentuk dengan saluran telepon, kawat maupun saluran radio.4 Teknologi telekomunikasi yang membentuk medium internet ini disebut telematika, yakni sinergi atau konvergensi antara teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi.5
Melihat ketersediaan saluran komunikasi yang relatif beragam tadi, itu menandakan kalau masyarakat saat ini memiliki banyak alternatif dalam berkomunikasi dengan menggunakan medium/media. Dalam situasi penuh alternatif ini, maka mengkaji lebih jauh tentang bagaimana masyarakat dalam menggunakan media, kiranya menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini, terutama jika dikaitkan dengan fenomena pola komunikasi konvensional yang hingga kini masih banyak dijumpai terjadi di lingkungan kehidupan masyarakat. Pola komunikasi demikian, misalnya menyangkut penggunaan medium surat konvensional, pemanfaatan arena-arena sosial untuk berkomunikasi tatap muka antar sesama warga, praktik-praktiknya masih kerap dilakukan anggota masyarakat. Dengan fenomena ini, maka itu bisa menjadi indikator kalau pola-pola komunikasi konvensional tetap eksis meskipun eksistensinya berada di tengah-trengah akselerasi kemunculan beragam media baru yang lebih modern, efektif dan efisien.
2
sebuah jaringan komputer dalam skala global/mendunia. Jaringan komputer ini berskala internasional yang dapat membuat masingmasing komputer saling berkomunikasi. Network ini membentuk jaringan inter-koneksi (Inter-connected network) yang terhubung melalui protokol TCP/IP. (http://www.total.or.id/info.php?kk=internet).
Lihat Littlejon, 2005 : 11 Lihat, De Fleur & Ball Rokeach, 1982 : 3 4 BIKN, 2000 : 7 5 Ada juga yang mengatakan internet ini merupakan singkatan dari Interconnection Networking. The network of the networks. Diartikan sebagai a global network of computer networks atau 3
1.2. Permasalahan Bertolak dari latar belakang sebelumnya, maka penelitian ini akan memfokuskan kajiannya pada permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana Pola Penggunaan Media Komunikasi Masyarakat di Lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pola masyarakat dalam penggunaan media. Tujuannya, yakni untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana pola masyarakat dalam penggunaan media. Temuan-temuan menyangkut pola penggunaan media tersebut, secara akademis diharapkan dapat melengkapi informasi ilmiah sejenis yang telah ada sebelumnya. Sementara secara praktis, temuan-temuannya diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambilan kebijakan dalam bidang media, khusususnya terkait dengan pemanfaatan media baru di lingkungan masyarakat.
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
19
1.4. Kerangka Teoritis Salah satu teori komunikasi yang menjelaskan bagaimana individu masyarakat dalam menggunakan media komunikasi, adalah teori mass media uses and gratification dari Katz, Gurevitch dan Hass. Teori yang menurut Tankard tergolong dalam teori efek media kategori moderat ini (Tankard, 1986 : 246), dalam masa awal pemunculannya banyak dipengaruhi oleh pernyataan Bernard Berelson yang berdasarkan acuannya terhadap sejumlah riset yang menunjukkan lemahnya pengaruh media terhadap khalayak, menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa itu sudah mati (Rakhmat, 1989 : 226). Bentuk-bentuk reaksi awal terhadap Bereleson yang dalam penilaiannya lebih dipengaruhi menurut perspektif linier itu, dengan mana khalayak di tempatkan dalam posisi pasif, muncul dalam upaya mengubah posisi khalayak menjadi aktif dalam hubungannya dengan upaya melihat pengaruh media. Penilaian tentang khalayak media itu aktif, kemudian dikenal dengan pendekatan uses and gratification dalam studi media massa. Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai bentuk reaksi terhadap pernyataan Bernard Berelson sebelumnya. Publikasinya pertama kali muncul pada tahun 1974 lewat tulisan Elihu Katz dan Jay Blumler. Pendekatan ini sendiri, sebagaimana dikatakan Littlejohn (1978 : 350), lebih difokuskan pada audien ketimbang pesan karena the person as an active selector of media communications. Dan karenanya disimpulkan, effects occur are by products of people using media communications. Penggunaan media (media using) oleh individu sendiri, menurut teori mass media uses and gratification, itu dilandasi oleh kebutuhan perorangan yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Istilah “kebutuhan” yang merupakan padanan kata “need” itu sendiri, dalam psikologi digunakan juga sebagai padanan dari kata – kata : “motivies”, “wants”, “desires”, dan lain – lain. Pemakaian kata “wants” sebagai padanan “needs” tersebut didefinisikan sebagai “kekuatan – kekuatan yang mengawali dan mendorong prilaku” (initiating and sustaining forces of behavior). Ke dalam konsep “wants” ini termasuk pula dorongan – dorongan yang bersifat negatif, yaitu kekuatan – kekuatan yang menyebabkan individu menghindari sesuatu objek atau kondisi, yang biasanya disebut “fears” atau “aversions”. Objek yang dituju oleh “wants” itu adalah “goals” 20
yang oleh Krech, dan kawan – kawan, digunakan bukan saja meliputi objek yang dituju (aproach object), melainkan juga “goals” yang bersifat negatif, yaitu sesuatu objek yang dihindarkan individu (avoidance objek). Terdapat hubungan yang saling berketergantungan (interpendensi) antara “wants” dan “goals” itu. Di satu pihak “wants” digunakan sebagai dasar untuk mencapai “goals”, dan dipihak lain, “goals” diusahakan dicapai untuk memuaskan “wants” . Empat dalil tentang “wants” dan “goals” itu tercantum dalam “guide” 7, 8 ,9, dan 10 berikut ini : Guide 7 : The thought and action of individual reflect his wants and goals. Guide 8 : The wants and goals of individual continously develop and change. Guide 9 : Wants and goals become organized around the self. Guide 10 : The arrousal of any particular set of wants depends upon the momentary physiological state, situation, and cognitions of individual (Krech, et al, 1982 : 100, dalam Furkonulhakim, 1989). Hubungan antara kebutuhan dengan prilaku tidak bersifat sederhana dan langsung. Ini antara lain terlihat dari adanya kecenderungan bahwa beberapa tindakan yang sama berhubungan dengan sejumlah kebutuhan yang berbeda. Sebaliknya, beberapa tindakan yang berbeda mungkin berhubungan dengan sejumlah kebutuhan yang sama. Pada akhir pembahasan “guide” 7 Krech, dan kawan – kawan, menulis : … although behavior may reflect wants and goals, it is not determined by them alone. Behavior is multi determined - - by situational conditions, cognitions, social habits and attitudes, as well as by the wants of the individual. (Krech, et al, 1982: 71, dalam Furkonulhakim, 1989 ). Sejalan dengan pernyataan di atas, serta asumsi-asumsi yang melandasi model “uses and gratifications“ dapat dikemukakan bahwa perilaku penggunaan media pun dilandasi oleh kebutuhan kebutuhan tertentu khalayak. Menurut Katz , Elihu dan Blumer (1974), kebutuhan tertentu individu itu meliputi: kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, integrasi personal, integrasi sosial dan untuk pelarian (escapist). Sementara lingkungan sosial yang mempengaruhi kebutuhan tadi yaitu berupa ciri-ciri demografis, afiliasi kelompok dan ciri-ciri individu. Melihat ragam faktor yang melatar belakangi individu dalam menggunakan media di atas, terkait dengan riset ini kiranya dapat pula diasumsikan kalau penggunaan ragam media yang
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
ada saat ini (dari media komunikasi konvensional hingga media baru), juga akan terdiri dari latar belakang penggunaan yang berbeda. Selanjutnya, terkait dengan konsep penggunaan media komunikasi sendiri, itu terdiri dari tiga kata dasar, yakni penggunaan, media dan komunikasi. Meski terdapat tiga konsep dasar, namun seiring dengan keperluan penelitian ini, ketiga konsep tersebut selanjutnya diredusir menjadi dua konsep, yakni menjadi konsep penggunaan dan konsep media komunikasi. Terkait dengan konsep penggunaan, maka penggunaan ini berasal dari kata “guna”, yang menurut Poerwadarminta (1976 : 332) adalah suatu kaedah atau manfaat atau suatu perbuatan (pekerjaan) yang memberi pengaruh (mendatangkan perubahan arti). Mendapat imbuhan prefix pe- dan suffix -an, maka menjadi kata jadian “penggunaan”. Penggunaan menurut Poerwadarminta (dalam KUBI, 1976:333) diartikan sebagai suatu hal atau perbuatan dan sebagainya dalam mempergunakan sesuatu: misalnya untuk kepentingan umum atau kepentingan pribadi. Dalam riset ini, mengacu pada pendapat di atas maka penggunaan diartikan sebagai suatu hal atau perbuatan yang menunjukkan seseorang atau individu sebagai anggota masyarakat dalam memanfaatkan sesuatu hal untuk kepentingan dirinya. Dalam riset ini, sesuatu hal itu adalah media komunikasi. Seiring batasan tersebut, maka dalam penelitian ini penggunaan media komunikasi berarti sebagai suatu hal yang mencerminkan bagaimana perbuatan para individu anggota masyarakat dalam memanfaatkan atau menggunakan ragam media komunikasi yang ada dalam rangka upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk mengetahui bagaimana khalayak dalam menggunakan media komunikasi itu, penggagas awal model uses and gratifications telah berupaya mengemukakan ide – idenya. Katz, Gurevitch dan Haas dalam mendefinisikan penggunaan media mencakup (1). Isi media; berita, opera sabun, drama tv, dan lain –lain (2). Jenis media ; misalnya cetak atau elektronik (3). Terpaan media dan situasinya; dirumah atau di luar rumah, sendiri atau dengan orang lain (Tan, 1981 : 301). Definisi penggunaan media komunikasi dari Katz, Gurevitch dan Haas ini, dibuat dalam era perkembangan media komunikasi yang jauh berbeda dengan saat ini. Ketika definisi tadi dirumuskan, di samping ketersediaan jenis media komunikasi masih relatif terbatas di kalangan
masyarakat luas saat itu, media komunikasi juga diorientasikan hanya pada jenis media massa. Karenanya, konsep penggunaan media komunikasi dari Katz, Gurevitch dan Haas itu, dalam kaitan penelitian ini akan coba dilakukan modifikasi sesuai dengan perkembangan jenis media komunikasi kekinian. Jenis media kekinian dimaksud, antara lain terutama berupa internet dan telepon seluler. Sementara itu, dalam kaitan konsep penggunaan media komunikasi sebelumnya, Rosengreen (1971: 277) berpendapat bahwa penggunaan media itu terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Pengertian penggunaan Rosengreen ini sebenarnya mirip dengan yang dikemukakan Katz, Gurevitch dan Haas sebelumnya. Bedanya terletak pada soal adanya jumlah waktu, jumlah jenis media dan adanya faktor individual dalam penggunaan isi media (misalnya pengaruh faktor sosiopsikologis yang melatar belakangi penggunaan media, seperti jenis kebutuhan, motif, dan lain sejenisnya). Selain itu, pandangan Rosengreen dalam melihat penggunaan media, tampak lebih kritis, bahwa fenomena penggunaan itu harus dilihat dalam kaitan individu dengan media secara keselururuhan, bukan secara parsial dengan mengabaikan media atau isi media lain dan mengutamakan media atau isi media tertentu dalam mempelajarinya.
2. Metodologi 2.1. Desain Penelitian Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei terhadap sampel responden yang diambil dengan menggunakan teknik probabilitas sampling melalui teknik simple random sampling terhadap sampling frame yang diolah dari populasi sasaran yang tersedia pada area sampel yang terpilih melalui teknik probabilitas cluster sampling. Tujuannya untuk mendeskripsikan tiga variabel penelitian (demografi, jenis kebutuhan/ motif dan pola penggunaan media komunikasi) serta mendeskripsikan perbedaan di antara ketiga variabel dimaksud menurut lokasi pelaksanaannya. Populasi penelitian ini adalah penduduk di lingkungan masyarakat RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Populasi
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
21
sasarannya yaitu penduduk di lingkungan masyarakat RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang tercatat sebagai anggota penduduk yang berhak pilih dalam DPT Pilpres 2009. Jumlah populasi tersebut sebanyak 91 pemilih. Berdasarkan tabel Sampling Krecjie, ukuran sampel untuk jumlah populasi sebanyak 91 yaitu sebesar 736. Mengacu pada ukuran sampel ini, maka penelitian ini akan menggunakan 73 responden dimaksud sebagai sumber data penelitian. Dalam kaitan mendeskripsikan fenomena menyangkut variabel penelitian sebelumnya, maka data penelitian yang dihasilkan berdasarkan pengolahan yang menggunakan bantuan Program SPSS versi 12 ini, akan dianalisis dengan tehnik analisis deskiptif. 2.2. Definisi Konsep dan Operasionalisasi Variabel a. Definisi Konsep: 1. Penggunaan media komunikasi adalah suatu hal yang mencerminkan bagaimana perbuatan para individu anggota masyarakat dalam memanfaatkan atau menggunakan ragam jenis media komunikasi yang ada dalam rangka upayanya untuk memenuhi kebutuhan; 2. Media komunikasi adalah alat-alat berbentuk cetakan atau elektronik yang berfungsi sebagai saluran yang menghantarkan pesan komunikasi dari sesama pelaku komunikasi; 3. Pola Penggunaan Media Komunikasi adalah gambaran yang mencerminkan individu anggota masyarakat dalam menggunakan ragam jenis media komunikasi yang ada dalam rangka upayanya untuk memenuhi kebutuhan; 4. Demografi Individu adalah gambaran tentang ciri-ciri individu masyarakat. Untuk dapat mengobservasi fenomena variabel-variabel yang terkandung dalam hipotesis, maka akan dilakukan operasionalisasi variabel.
6
Sugiyono, 2006, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, hlm. 63.
22
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
b. Operasionalisasi Variabel: Tabel 1 : Operasionalisasi Variabel VARIABEL
Independen : X : Demografi
Y : Pola Penggunaan Media Komunikasi
DIUKUR DARI Indikator :
Ciri-ciri Individu : 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Status Perkawinan 4. Pendidikan Terakhir 5. Pekerjaan 6. Agama A. Jenis media yg digunakan dalam waktu tertentu : - Suratkabar: jumlah hari baca /minggu - Majalah: jumlah hari baca/ minggu - Radio: rata-rata jumlah jam mendengar/ hari - Televisi: rata-rata jumlah jam menonton / hari - Internet: rata-rata lama mengakses per hari - Handphone: rata-rata lama berkomunikasi per hari B. Terpaan Media dan Situasinya: Frekuensi penggunaan media dalam waktu tertentu C. Durasi Penggunaan Media Komunikasi : Lama penggunaan media D. Situasi Menggunakan Media : - Cara memperoleh media - Tempat menggunakan media - Cara menggunakan media E. Jenis Isi Media Yang Digunakan: - Jenis isi media yang sering digunakan
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Identitas Responden Memperhatikan data Tabel 1 dibawah ini, nampak sebanyak 53,4 persen atau 39 responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 46,6 persen atau 34 responden berjenis kelamin wanita. Dengan demikian dari jumlah keseluruhan (total) responden yang ada terkait jenis kelamin, responden laki-laki dan wanita bisa dikatakan hampir berimbang karena selisih keduanya hanya kurang dari tujuh persen atau lima responden.
SKALA
1. Nominal 2. Ratio 3. Nominal 4. Nominal 5. Nominal 6. Nominal
Central of data tendency
Modus Modus, Median, Mean Modus Modus Modus
Ratio
Modus, Median
Ratio
Modus, Median
Ratio
Modus, Median
Ratio
Modus, Median
Ratio
Modus, Median, Mean
Ratio
Modus, Median, Mean
Modus, Median, Mean Ratio
Ratio Ordinal Ordinal Nominal
Ordinal
Tabel 1 Responden Menurut Jenis Kelamin n = 73 Jenis Kelamin LakiLaki Wanita Total
F
% 39
53,4
34 73
46,6 100
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
23
Kemudian mengacu pada data Tabel 2 dibawah ini, dari total responden yang ada terlihat usia terendah 23 tahun sebesar 2,7 persen atau sebanyak 2 responden, sementara usia tertinggi 60 tahun hanya sebesar 1,4 persen atau sebanyak 1 responden. Selain itu juga terdapat 11 persen atau 8 responden berusia 30 tahun, diikuti berturut-turut 6,8 persen atau 5 responden untuk masing-masing usia 28 tahun, 32 tahun, 33 tahun, 34 tahun, dan 40 tahun, serta responden dengan usia 31 tahun dan usia 39 tahun sebesar 5,5 persen atau masing–masing usia tersebut sebanyak 4 responden. Sedangkan sisanya terdapat responden berusia 35 hingga 38, dan usia 45 tahun sebesar 4,1 persen atau masing-masing usia itu sebanyak 3 responden, serta responden berusia 26 tahun dan 27 tahun, 42 tahun dan 44 tahun sebesar 2,7 persen atau masing-masing usia tersebut sebanyak 2 responden, dan responden berusia 41 tahun, 50 tahun dan 53 tahun sebesar 1,4 persen atau masing-masing usia itu sebanyak 1 responden.
Tabel 2 Responden Menurut Usia n = 73 Usia 23 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 44 45 50 53 60 Total
24
F
% 2 2 2 5 3 8 4 5 5 5 3 3 3 3 4 5 1 2 2 3 1 1 1 73
2,7 2,7 2,7 6,8 4,1 11 5,5 6,8 6,8 6,8 4,1 4,1 4,1 4,1 5,5 6,8 1,4 2,7 2,7 4,1 1,4 1,4 1,4 100
Selanjutnya melihat data Tabel 3 dibawah ini, dari total responden yang ada terkait status perkawinan nampak responden berstatus kawin sebesar 97,3 persen atau sebanyak 71 responden, sedangkan berstatus belum kawin hanya 2,7 persen atau hanya sebanyak 2 responden. Dengan demikian terkait status perkawinan, responden dengan status kawin sangat dominan dibandingkan dengan responden berstatus belum kawin. Tabel 3 Responden Menurut Status Perkawinan n = 73 Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Total
F 71
% 97,3
2
2,7
73
100
Berfokus data Tabel 4 dibawah ini, dari total responden yang ada terkait pendidikan terakhir terlihat responden berpendidikan terakhir SLTA sebesar 53,4 persen atau sebanyak 39 responden, berpendidikan terakhir sarjana 20,5 persen atau 15 reponden dan berpendidika terakhir diploma 13,7 persen atau sebanyak 10 responden. Selain itu juga dijumpai responden berpendidikan terakhir SLTP 11 persen atau sebanyak 8 responden, dan berpendidikan pasca sarjana hanya 1,4 persen atau sebanyak 1 responden. Dengan demikian terkait pendidikan terakhir responden, diketahui tingkat pendidikan terakhir responden mulai dari SLTP hingga pasca sarjana dimana responden berpendidikan terakhir SLTA lebih banyak dibandingkan dengan responden berlevel pendidikan lainnya. Tabel 4 Responden Menurut Pendidikan Terakhir n = 73
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
Pendidikan Terakhir SLTP SLTA Diploma Sarjana Pasca Sarjana Total
F
% 8 39 10 15 1 73
11 53,4 13,7 20,5 1,4 100
Tabel 5 Responden Menurut Jenis Pekerjaan n = 73 Jenis Pekerjaan PNS Pegawai BUMN/BUMD Pegawai Swasta Pekerja Sektor lnformal Ibu Rumah Tangga Total
F 9 2 30 13 19 73
Tabel 6 Responden Menurut Agama n = 73
% 12,3 2,7 41,1 17,8 26 100
Berfokus data Tabel 5 di atas, diketahui dari total responden terkait jenis pekerjaan yang ada nampak responden dengan jenis pekerjaan pegawai swasta sebesar 41,1 persen atau sebanyak 30 responden, jenis pekerjaan sebagai lbu rumah tangga 26 persen atau 19 responden, jenis pekerjaan sebagai pekerja sektor informal 17,8 persen atau sebanyak 13 responden. Selain itu juga terdapat jenis pekerjaan responde sebagai pns 12,3 persen atau 9 responden, dan jenis pekerjaan pegawai bumn/bumd 2,7 persen atau 2 responden. Dengan demikian terkait jenis pekerjaan responden, diketahui jenis pekerjaan responden sebagai pns hingga jenis pekerjaan sebagai lbu rumah tangga dimana responden dengan jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta lebih banyak dibandingkan dengan responden berjenis pekerjaan lainnya. Selanjutnya, berkaitan dengan agama yang dianut responden (lihat Tabel 6), diketahui bahwa responden beragama lslam sebesar 87,7 persen atau sebanyak 64 responden, beragama kristen protestan 6,8 persen atau 5 responden, dan beragama Katholik 5,5 persen atau sebanyak 4 responden.
Agama Islam Kristen Protestan Katholik Total
F 64 5 4 73
% 87,7 6,8 5,5 100
3.2. Pola Penggunaan Media a. Jenis Media Yang Digunakan: Mengacu pada data Tabel 7 dibawah ini, dari total responden yang ada terkait jenis media yang digunakan responden, ternyata media massa televisi nasional lebih banyak digunakan oleh responden sebesar 97,3 persen atau sebanyak 71 responden dibandingkan media massa lainnya. Kemudian diikuti berturut-turut media massa surat kabar lokal maupun pusat sebesar 47,9 persen atau sebanyak 35 responden, media massa radio lokal sebesar 30,1 persen atau sebanyak 22 responden, dan lnternet sebesar 28,8 persen atau sebanyak 21 responden. Sedangkan media massa radio internasional paling sedikit digunakan oleh responden sebesar 2,7 persen atau sebanyak 2 responden. Sementara itu. diketahui pula untuk non media massa handphone juga paling banyak digunakan oleh responden sebesar 100 persen atau sebanyak 73 responden dibandingkan non media massa lainnya. Selanjutnya diikuti non media massa buku non llmiah sebesar 34,2 persen atau sebanyak 25 responden. Sedangkan untuk non media massa telegram paling sedikit digunakan responden hanya sebesar 2,7 persen atau sebanyak 2 responden. Dengan demikian dari kedua jenis media yang ada baik itu media massa atau non media massa telah diketahui bahwa ternyata jenis media non media massa dalam hal ini handphone lebih banyak digunakan oleh responden dibandingkan dengan jenis media massa (televisi nasional, dan lain lain).
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
25
Tabel 7 Responden Menurut Media Komunikasi Yang Digunakan n = 73
Ya
Jenis Media 1. a. Media Massa Suratkabar Lokal b. Media Massa Suratkabar Pusat 2. a.Media Massa Majalah Berita b.Media Massa Majalah Hiburan 3. a. Media Massa Tabloid Berita b. Media Massa Tabloid Hiburan 4. a. Media Massa Radio Lokal b. Media Massa Radio Nasional c. Media Massa Radio Internasional 5. a. Media Massa Televisi Lokal b. Media Massa Televisi Nasional c. Media Massa televisi Internasional 6. Internet 7. Bioskop 8. a. Non Media Massa Buku Ilmiah b. Non Media Massa Buku Non Ilmiah 9. Surat 10. Telegram 11. Handphone
Memperhatikan data Tabel 8 dibawah ini, nampak dari total responden yang ada terkait dengan nama media komunikasi yang digunakan, dimana untuk media komunikasi massa televisi dan non media massa handphone ternyata keduanya sangat dominan digunakan oleh responden (100 persen) dibandingkan dengan media massa dan non media massa lainnya. Dari media massa televisi ini tiga besar terbanyak mencakup televisi RCTI yang paling banyak digunakan responden sebesar 46,6 persen atau sebanyak 34 responden, diikuti berturut-turut televisi Trans TV sebesar 30,1 persen atau 22 responden, televisi TV One 8,2 persen atau 6 responden. Sedangkan dari non media massa handphone, tiga besar terbanyak mencakup menggunakan kartu Simpati sebesar 43,8 persen atau sebanyak 32 responden, menggunakan kartu IM3 sebesar 20,5 persen atau 15 responden dan menggunakan kartu XL sebesar 11 persen atau 8 responden.
26
F
%
35 35 16 20 8 20 22 18 2 7 71 3 21 7 11 25 16 2 73
47,9 47,9 21,9 27,4 11 27,4 30,1 24,7 2,7 9,6 97,3 4,1 28,8 9,6 15,1 34,2 21,9 2,7 100
Digunakan Tidak F %
F
38 38 57 53 65 53 51 57 71 66 2 70 52 66 62 48 57 71 -
73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73
52,1 52,1 78,1 72,6 89 72,6 69.9 75,3 97,3 90,4 2,7 95,9 71,2 90,4 84,9 65,8 78,1 97,3 -
Total % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sementara itu juga ada media massa lainnya yang digunakan responden seperti media massa surat kabar sebesar 74 persen (54) responden dimana surat kabar Radar Bogor terbanyak digunakan sebesar 24,7 persen atau 18 responden, diikuti surat kabar Kompas sebesar 21,9 persen atau 16 responden dan Media lndonesia sebesar 11 persen atau 8 responden, dan media massa bioskop yakni bioskop 21 paling sedikit digunakan responden sebesar 9,6 persen atau hanya 7 responden. Sedangkan untuk non media massa selain handphone, juga terdapat non media massa buku non ilmiah sebesar 34,2 persen atau sebanyak 25 responden dimana buku sekolah terbanyak digunakan dibandingkan buku non ilmiah lainnya sebesar 9,6 persen atau 7 responden, serta non media massa yang paling sedikit digunakan responden adalah telegram yakni telegram lndah sebesar 2,7 persen atau hanya 2 responden.
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
Tabel 8 Responden Menurut Nama Media Komunikasi Yang Digunakan n = 73 Media Komunikasi yang Digunakan
Suratkabar
Majalah Digunakan
Tabloid
Radio
f
%
f
%
f
%
f
%
19
26
45
61,6
48
65,8
41
56,2
Televisi
lnternet
Bioskop
f
f
%
f
%
f
%
F
%
f
%
f
%
53
72,6
66 7
90,4 9,6
62
84,9
48
65,8
54
74
71
97,3
1
1,4 2 2 1 1
2,7 2,7 1,4 1,4
2 7 1
2,7 9,6 1,4
1
1,4
%
21 Agribisnis B Agama B Anak B Cerita B Gambar B Kota B Masak B Seklh Biografi Bola C&R Cerpen Citra Clas Bi Detik.com Detikcom Dkominfo Elshinta Fajri Fajri FM Flexi FM Gatra Genie GO Google Halo Hardrock History
1
Buku llmiah
Buku Non llmiah
Surat
Telegram
Handphon e
f
%
5
6,8
1
1,4
1,4
1
1,4
1 2
1,4 2,7
1
1,4 1 1 4 1
3 1
3 1 2
4,1 1,4 2,7
2
2,7
1,4 1,4 5,5 1,4
4,1 1,4 2
2,7 1 1
1,4
1,4 1
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
1,4
27
I Radio IM3
3
Indosiar Indovisi Inf Komp Iptek Jak Post JNE Jur Bog Jur Dok Jur Kes Jur MK Jur Pend Kartini Kartu AS Kes.com KISI FM Komik Kompas Kompas.com Ksehatan Lesmana Mentari Meteorgi Metro Metro TV Mg Swara MI Mot plus Ner Keu Nova Novel Nyata O Channel Okezone Otomotif Par Gath Pos Kota Posindo Pro 2 FM Pro FM Pro XL 28
4,1
2 1
1,4
1
1,4 1 1 1 3
4
5,5
2
2,7
1,4 2
2,7
1
1,4
21,9
2
2,7
2,7 1
3
1,4
4,1 1 6
1,4
8,2
11 1
1,4
3
4,1
8
11
2
2,7 1
1
1
1,4
4
5,5
1,4 3
1 5
4
1,4 1,4 1,4 4,1
5,5
2
8
4,1
2,7
6,8 1
16
3
1,4 1,4 2
5
20, 5
2,7 1,4 1 1
1
15
4,1
1,4
1,4
6,8 13 1 1
17,8
1,4 1,4
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
Radar Bo Radio FM RCTI Ria FM RRI Saji Sartika SCTV Simpati Sin Tani Smart Sophi Sophie Tel in Telkomsel Tempo TIKI Trans 7 Trans TV Trubus TV One Warta Kota WI XL Yahoo.com Total
18
24,7
1 1
1,4
1 4
1,4 5,5
34
46,6
4
5,5
1,4
1,4
2 1 1
1
4
1,4
2
2,7
8
11
73
100
2,7
6,8 2 22
2,7 30,1
6
8,2
5,5
1,4
5,5 1
73
1 1,4 1,4
4
1
43, 8
2,7
2 5
32
100
73
1,4
100
5
73
6,8
100
73
100
73
100
6 73
8,2 100
73
100
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
73
100
29
73
100
73
100
73
100
b. Terpaan Media dan Situasinya: Memperhatikan data Tabel 9 di bawah ini, nampak dari total responden yang ada terkait dengan frekuensi menggunakan media komunikasi oleh responden, dimana untuk media komunikasi massa media massa televisi (98,6 persen) dan non media massa handphone (100 persen) ternyata keduanya sangat dominan digunakan oleh responden dibandingkan dengan media massa dan non media massa lainnya. Dari media massa televisi ini diketahui tiga besar terbanyak menggunakan media tersebut adalah menggunakan frekuensi 7 kali dalam sehari sebesar 26 persen atau sebanyak 19 responden, diikuti menggunakan frekuensi 5 kali sebesar 24,7 persen atau 18 responden, dan menggunakan frekuensi 6 kali sebesar 19,2 persen atau 14 responden. Sedangkan dari non media massa handphone, tiga besar terbanyak mencakup menggunakan frekuensi 5 kali sebesar 30,1 persen atau sebanyak 22 responden, menggunakan frekuensi 7 kali sebesar 24,7 persen atau 18 responden, dan menggunakan frekuensi 3 kali sebesar 17,8 persen atau 13 responden.
30
Selain itu juga ada media massa lainnya yang digunakan responden yakni media massa surat kabar sebesar 75,3 persen atau sebanyak 55 responden dimana responden menggunakan surat kabar dengan frekuensi 3 kali paling banyak diantara frekuensi lainnya sebesar 31,5 persen atau sebanyak 23 responden, serta media massa tabloid berita paling sedikit digunakan responden masing-masing sebesar 13,7 persen atau hanya 10 responden dimana menggunakannya dengan sebesar 1,4 persen atau hanya 1 responden untuk masing-masing frekuensi 2 kali, 3 kali dan 7 kali. Sedangkan untuk non media massa selain handphone, juga terdapat non media massa buku non ilmiah yang digunakan responden sebesar 32,9 persen atau sebanyak 24 responden dimana frekuensi 1 kali terbanyak digunakan dibandingkan frekuensi lainnya sebesar 19,2 persen atau 14 responden, serta non media massa yang paling sedikit digunakan responden adalah telegram yakni dengan frekuensi 1 kali sebesar 1,4 persen atau hanya 1 responden.
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
Tabel 9 Responden Menurut Frekuensi Menggunakan Media Komunikasi n = 73 Frekuensi Menggunakan Media Suratkabar f % Majalah Berita f % Majalah Hiburan f % Tabloid Berita f % Tabloid Hiburan f % Radio f % Televisi f % lnternet f % Bioskop f % Buku llmiah f % Non Media Massa Buku Non f llmiah % Non Media f Massa Surat % Non Media f Massa Telegram % Non Media Massa f Handphone %
0 kali 18 24,7 58 79,5 53 72,6 63 86,3 51 69,9 41 56,2 1 1,4 49 67,1 63 86,3 61 83,6
1 kali 6 8,2 10 13,7 18 24,7 7 9,6 17 23,3 8 11 4 5,5 4 5,5 8 11 6 8,2
2 kali 4 5,5
49
14
67,1
1 1,4 1 1,4 5 6,8 7 9,6 6 8,2 2 2,7 1 1,4
3 kali 23 31,5 2 2,7
4 kali 3 4,1 1 1,4 1 1,4
5 kali 12 16,4
6 kali 3 4,1 1 1,4
1 1,4
1 1,4
10 13,7 9 12,3 4 5,5
1 1,4 1 1,4
7 kali 4 5,5 1 1,4
2 2,7 2 2,7 18 24,7 3 4,1
1 1,4
14 19,2 4 5,5
1 1,4 1 1,4 6 8,2 19 26 3 4,1
3 4,1
2 2,7
4
5
1
19,2
5,5
6,8
1,4
56
13
2
1
1
76,7
17,8
2,7
1,4
1,4
70
2
1
95,9
2,7
1,4
5
4
13
3
22
6,8
5,5
17,8
4,1
30,1
c. Durasi Penggunaan Media Komunikasi: Memperhatikan data Tabel 10 dibawah ini, nampak dari total responden yang ada terkait dengan lama menggunakan media komunikasi oleh responden, dimana untuk media komunikasi massa media massa televisi (98,6 persen) dan non media massa handphone (100 persen) ternyata keduanya sangat dominan digunakan oleh responden dibandingkan dengan media massa dan non media massa lainnya. Dari media massa televisi ini diketahui paling banyak lama menggunakan diatas dua jam sebesar 56,9 persen atau 41 responden, kemudian diikuti oleh media massa surat kabar dengan lama menggunakan diatas setengah jam hingga satu jam sebesar 58,9 persen atau 33 responden dari total yang ada, dan
8 11
Total 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100
18 24,7
73 100
media massa radio dengan lama menggunakan juga diatas setengah jam sampai 1 jam sebesar 51,5 persen atau 17 responden dari total yang ada. Sedangkan dari non media massa handphone, responden paling banyak menggunakan lama dibawah setengah jam sebesar 69 persen atau sebanyak 49 responden, diikuti dengan lama menggunakan non media massa buku non ilmiah diatas setengah jam sampai satu jam sebesar 66,7 persen atau 16 responden dari total yang ada, dan lama menggunakan non media massa buku ilmiah juga diatas setengah jam hingga satu jam sebesar 50 persen atau 6 responden dari total yang ada.
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
31
Tabel 10 Responden Menurut Lama Menggunakan Media Komunikasi n = 73 Lama Menggunakan Media Komunikasi Suratkabar Majalah Berita Majalah Hiburan Tabloid Berita Tabloid Hiburan Radio Televisi lnternet Non Media Massa Buku llmiah
f % f % f % f % f % f % f % f % f %
>1 Jam s/d 2 Jam 5 8,9
2 16,7
> 1/2 Jam s/d 1 Jam 33 58,9 9 64,3 12 57,1 3 42,9 12 57,1 17 51,5 18 25, 9 45 6 50
2 9,5 1 14,3 1 4,8 4 12,1 12 16,7 5 25 2 16,7
3 9,1 41 56,9 6 30 2 16,7
16
2
1
24
66,7 10 14,1
8,3 3 4,2
4,2 9 12,7
100 71 100
< 1/2 Jam 18 32,1 5 35,7 7 33,3 3 42,9 8 38,1 9 27,3 1 1,4
Non Media Massa Buku Non llmiah
f
5
Non Media Massa Handphone
% f %
20,8 49 69
d. Situasi Menggunakan Media: Memperhatikan data Tabel 11 dibawah ini, nampak dari total responden yang ada terkait dengan intensitas mendapatkan media komunikasi oleh responden, ternyata intensitas kurang teratur mendapatkan surat kabar lebih banyak dibandingkan intensitas lainnya dalam mendapatkan media komunikasi lainnya pula, yakni sebesar 41,1 persen atau sebanyak 23 responden dari total responden yang ada, juga
32
> 2 Jam
Total 56 100 14 100 21 100 7 100 21 100 33 100 72 100 20 100 12 100
diikuti intensitas kurang teratur mendapatkan media komunikasi majalah sebesar sebesar 41,9 persen atau 13 responden dari total responden yang ada, serta cara kurang teratur dan cara tidak teratur mendapatkan media komunikasi tabloid masing-masing sebesar 36 persen atau sebanyak 9 responden dari total responden yang ada.
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
Tabel 11 Responden Menurut Intensitas Mendapatkan Media Komunikasi n = 73 Intensitas Mendapatkan Media Komunikasi Suratkabar f % Majalah f % Tabloid f %
Tidak Teratur
Kurang Teratur
Cukup Teratur
Teratur
Total
12 21,4 12 38,7 9 36
23 41,1 13 41,9 9 36
13 23,2 3 9,7 4 16
8 14,3 3 9,7 3 12
56 100 31 100 25 100
Tabel 12 Responden Menurut Tempat Menggunakan Media Komunikasi n = 73 Tempat Biasa Menggunakan Media Komunikasi Suratkabar Majalah Tabloid Radio Televisi Internet Buku Handphone
f % f % f % f % f % f % f % f %
Di Rumah
Di Kantor
26 46,4 14 50 15 68,2 26 83,9 72 98,6 3 14,3 19 86,4 66 90,4
29 51,8 10 35,7 3 13,6 3 9,7 1 1,4 16 76,2 3 13,6 3 4,1
Di Tempat Umum 1 1,8 4 14,3 4 18,2 2 6,5
2 9,5
4 5,5
Total 56 100 28 100 22 100 31 100 73 100 21 100 22 100 73 100
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
33
Selanjutnya untuk mengetahui cara biasa responden dalam menggunakan media komunikasi disajikan dalam Tabel 13 dibawah ini. Tabel 13 Responden Menurut Cara Menggunakan Media Komunikasi Cara Mengunakan Media Komunikasi Cara Serius Menggunakan Surat Kabar Cara Sambilan Menggunakan Surat Kabar Cara Serius Majalah Cara Sambilan Majalah Cara Serius Tabloid Cara Sambilan Tabloid Cara Serius Menggunakan Radio Cara Sambilan Menggunakan Radio Cara Serius Televisi Cara Sambilan Televisi Cara Explor Menggunakan lnternet Cara E-Mail Menggunakan lnternet Cara Chatting Menggunakan lnternet Cara Serius Menggunakan Massa Buku Cara Sambilan Menggunakan Buku Cara Bicara (Talk) Menggunakan Handphone Cara SMS Menggunakan Handphone Cara Akses lnternet Menggunakan Handphone Cara Pemanfaatan Blue Tooth Menggunakan Handphone 34
Tidak Pernah
Jarang
Cukup Sering
Sangat Sering
Total
f
17
36
16
2
71
%
23,9
50,7
22,5
2,8
100
f
17
21
34
72
% f % f % f % f %
23,6 41 56,9 41 56,9 48 66,7 48 66,7
29,2 25 34,7 9 12,5 18 25 12 16,7
47,2 6 8,3 21 29,2 6 8,3 12 16,7
100 72 100 72 100 72 100 72 100
f
41
20
8
3
72
%
56,9
27,8
11,1
4,2
100
f
39
19
14
% f % f %
54,2 3 4,2 1 1,4
26,4 30 41,7 23 31,9
19,4 30 41,7 42 58,3
9 12,5 6 8,3
100 72 100 72 100
f
51
4
12
5
72
%
70,8
5,6
16,7
6,9
100
f
51
7
11
3
72
%
70,8
9,7
15,3
4,2
100
f
59
4
7
2
72
%
81,9
5,6
9,7
2,8
100
f
46
10
13
3
72
%
63,9
13,9
18,1
4,2
100,
f
45
19
6
2
72
%
62,5
26,4
8,3
2,8
100
f
1
10
40
20
71
%
1,4
14,1
56,3
28,2
100
f
2
6
45
19
72
%
2,8
8,3
62,5
26,4
100
f
33
26
8
4
71
%
46,5
36,6
11,3
5,6
100
f
42
19
5
5
71
%
59,2
26,8
7
7
100
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
1 1,4
72
Data Tabel 13 diatas memperlihatkan, kebanyakan responden menggunakan media komunikasi baik media massa atau non media massa dengan cara serius maupun sambilan bersifat sangat sering, cukup sering, dan jarang. Dari media massa terbanyak digunakan responden adalah televisi bercara sambilan dengan cukup sering sebesar 58,3 persen atau 42 dari total responden yang ada, dan menggunakan televisi bercara sambilan dengan cukup sering sebesar 41,7 persen atau sebanyak 30 dari total responden yang sama. Kemudian terdapat pula cara sambilan menggunakan surat kabar oleh responden dengan cukup sering sebesar 47,2 persen atau sebanyak 34 dari total responden yang ada. Sedangkan dari non media massa, terbanyak responden menggunakan handphone dengan cara SMS bersifat cukup sering sebesar 62,5 persen
atau 45 dari total responden yang ada dan menggunakan handphone dengan cara bicara (talk) bersifat cukup sering sebesar 56,3 persen atau 40 dari total responden yang ada. Namun demikian tidak sedikit juga responden yang tidak pernah menggunakan baik media massa maupun non media massa itu dengan cara tersebut (lihat Tabel 13 diatas). e. Jenis Isi Media Yang Digunakan: Kemudian untuk mengetahui tingkat keseringan responden dalam menggunakan jenis isi media komunikasi disajikan dalam Tabel 14 dibawah ini.
Tabel 14 Responden Menurut Tingkat Keseringan Menggunakan Jenis Isi Surat Kabar Tingkat Keseringan Menggunakan Isi Surat Kabar Berita Politik f % Sosial Budaya f % Ekonomi Bisnis f % Iptek f % Kesenian dan Sastra f % Agama f % Hobi (Olahraga) f % Hiburan/ Entertainment f %
Tidak Pernah 20 27,4 21 28,8 23 31,5 23 31,5 22 30,1 20 27,4 21 28,8 21 28,8
Jarang 33 45,2 23 31,5 24 32,9 37 50,7 18 24,7 13 17,8 29 39,7 12 16,4
Cukup Sering 18 24,7 28 38,4 25 34,2 12 16,4 32 43,8 39 53,4 21 28,8 38 52,1
Sangat Sering 2 2,7 1 1,4 1 1,4 1 1,4 1 1,4 1 1,4 2 2,7 2 2,7
Total 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
35
Tabel 15 Responden Menurut Tingkat Keseringan Menggunakan Jenis Isi Majalah Tingkat Keseringan Mengunakan Isi Majalah Berita Politik Sosial Budaya Ekonomi Bisnis Iptek Kesenian dan Sastra Agama Hobi (Olahraga) Hiburan/ Entertainment
f % f % f % f % f % f % f % f %
Tidak Pernah 45 61,6 44 60,3 45 61,6 46 63 44 60,3 44 60,3 45 61,6 43 58,9
Jarang 20 27,4 14 19,2 17 23,3 19 26 13 17,8 8 11 17 23,3 7 9,6
Cukup Sering 7 9,6 14 19,2 11 15,1 7 9,6 15 20,5 20 27,4 11 15,1 23 31,5
Sangat Sering 1 1,4 1 1,4
1 1,4 1 1,4 1 1,4
Total 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100
Tabel 16 Responden Menurut Tingkat Keseringan Menggunakan Jenis Isi Tabloid Tingkat Keseringan Menggunakan Isi Tabloid Berita Politik Sosial Budaya Ekonomi Bisnis Iptek Kesenian dan Sastra Agama Hobi (Olahraga) Hiburan/ Entertainment
36
f % f % f % f % f % f % f % f %
Tidak Pernah 51 69,9 49 67,1 51 69,9 53 72,6 51 69,9 49 67,1 51 69,9 49 67,1
Jarang 15 20,5 12 16,4 12 16,4 12 16,4 10 13,7 7 9,6 10 13,7 5 6,8
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
Cukup Sering 5 6,8 10 13,7 9 12,3 6 8,2 11 15,1 15 20,5 12 16,4 18 24,7
Sangat Sering 2 2,7 2 2,7 1 1,4 2 2,7 1 1,4 2 2,7
1 1,4
Total 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100 73 100
Tabel 17 Responden Menurut Tingkat Keseringan Menggunakan Jenis Isi Radio
Tingkat Keseringan Menggunakan Isi Radio Berita Informasi Non Berita Sandiwara/Drama Lagu-Lagu
f % f % f % f %
Tidak Pernah 42 57,5 43 58,9 50 68,5 39 53,4
Jarang 8 11 13 17,8% 16 21,9 11 15,1
Cukup Sering 18 24,7 14 19,2 6 8,2 17 23,3
Sangat Sering 5 6,8 3 4,1 1 1,4 6 8,2
Total 73 100 73 100 73 100 73 100
Tabel 18 Responden Menurut Tingkat Keseringan Menggunakan Jenis Isi Televisi Tingkat Keseringan Menggunakan Isi Televisi Berita Informasi Non Berita
Sinetron/Telenovela/ Film/ Drama/ Lagu-Lagu
f % f
Tidak Pernah 2 2,7 2
5 6,8 16
Cukup Sering 47 64,4 50
Sangat Sering 19 26 5
%
2,7
21,9%
68,5%
6,8%
f
3
20
38
12
73
%
4,1%
27,4%
52,1%
16,4%
100,0 %
Jarang
Total 73 100 73 100,0 %
Tabel 19 Responden Menurut Tingkat Keseringan Menggunakan Jenis Isi Internet Tingkat Keseringan Menggunakan Isi Internet Berita/News llmu Pengetahuan Bisnis Hiburan E-Government
f % f % f % f % f %
Tidak Pernah 51 69,9 53 72,6 53 72,6 52 71,2 60 82,2
Jarang 3 4,1 7 9,6 12 16,4 9 12,3 11 15,1
Cukup Sering 16 21,9 9 12,3 7 9,6 11 15,1 2 2,7
Sangat Sering 3 4,1 4 5,5 1 1,4 1 1,4
Total 73 100 73 100, 73 100 73 100 73 100
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
37
Tabel 20 Responden Menurut Tingkat Keseringan Menggunakan Jenis Isi Handphone Tingkat Keseringan Menggunakan Isi Handphone Bisnis f
Hiburan
Tidak Pernah
Jarang
Cukup Sering
Sangat Sering
Total
9
33
25
6
73
%
12,3
45,2
34,2
8,2
100
f %
4 5,5
42 57,5
24 32,9
3 4,1
73 100
5
51
17
73
6,8 40 54,8
69,9 22 30,1
23,3 7 9,6
100 73 100
Komunikasi Efektif Dengan Keluarga
f
Komunikasi Pergaulan
% f %
4 5,5
Data Tabel 14 sampai Tabel 20 diatas memperlihatkan, kebanyakan responden sering menggunakan media komunikasi baik media massa atau non media massa dengan jenis isi tertentu bersifat sangat sering, cukup sering atau jarang. Namun tidak sedikit pula responden yang tidak pernah menggunakan kedua media komunikasi tersebut. Dari media massa terbanyak responden cukup sering menggunakan televisi berisi informasi non berita sebesar 68,5 persen atau sebanyak 50 dari total responden yang ada, diikuti berisi informasi berita juga dengan cukup sering sebesar 64,4 persen atau 47 dari total yang sama serta televisi berisi sinetron/ telenovela/ film/ drama/ lagu-lagu sebesar 52,1 persen atau 38 dari total responden yang ada. Sedangkan dari non media massa, terbanyak responden cukup sering menggunakan handphone berisi komunikasi efektif dengan keluarga sebesar 69,9 persen atau 51 dari total responden yang ada, diikuti responden yang jarang menggunakan handphone berisi hiburan sebesar 57,5 persen atau 42 dari total responden yang ada, dan responden yang juga jarang menggunakan handphone berisi komunikasi pergaulan sebesar 54,8 persen atau 40 dari total responden yang ada. 4. Kesimpulan Permasalahan penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Pola Penggunaan Media Komunikasi Masyarakat di Lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat? Sesuai dengan definisi operasional, variabel mayor pola penggunaan media itu dijabarkan menurut indikator-indikator dalam beberapa variabel minor yang meliputi: jenis media yang digunakan; terpaan media dan situasinya; durasi penggunaan media komunikasi; situasi 38
menggunakan media; dan jenis isi media yang digunakan. Sesuai hasil penelitian menyangkut pola dimaksud, maka dapat dikemukakan hal-hal berikut: a. Terkait dengan jenis-jenis media yang digunakan, temuan menunjukkan bahwa terhadap segala jenis media yang ada saat ini tampak cenderung masih digunakan oleh responden sebagai sarana untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, dalam penggunaan itu media massa televisi seperti RCTI, Trans TV, dan TV One, tampak lebih dominan digunakan responden dibandingkan dengan media massa lainnya, terutama seperti radio internasional. Sementara pada kategori media nir massa, maka dominasi penggunaan itu muncul pada medium handphone dengan beberapa penggunaan SIM Card yang menonjol seperti Simpati, IM3, dan XL. b. Terkait dengan Terpaan Media dan Situasinya, maka dalam hubungannya dengan fenomena terpaan, pada kategori media massa tampak media televisi paling tinggi frekuensi penggunaannya dibandingkan dengan jenis media massa lainnya seperti suratkabar dan radio. Sementara pada media dengan kategori non massa, maka medium seluler menjadi medium paling tinggi frekuensi penggunaannya dilingkungan responden dibandingkan dengan jenis medium lainnya terutama seperti telegram. Dalam hubungan durasi Penggunaan Media Komunikasi, maka temuan memperlihatkan bahwa responden kebanyakan cenderung menggunakan media-media yang ada itu berkisar > 1/2 jam sampai dengan 1 jam. Sedang menyangkut fenomena situasi penggunaan media, dalam kaitannya dengan cara mendapatkan media komunikasi massa (khususnya menyangkut media cetak), maka
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |
penggunaan media responden itu kebanyakan dilakukan dengan cara kurang teratur. Sementara menyangkut tempat biasa mereka dalam menggunakan media, temuan menunjukkan bahwa media-media itu umumnya digunakan antara di rumah dan dikantor. Media komunikasi yang paling banyak digunakan di rumah, secara berurutan yaitu media massa televisi, handphone, media komunikasi non media massa buku, media komunikasi massa radio, dan media komunikasi massa tabloid. Sementara internet dan suratkabar merupakan media komunikasi yang paling banyak digunakan responden di kantor tempat mereka bekerja. Selanjutnya, dalam kaitan cara menggunakan media, maka terhadap media massa suratkabar, responden kebanyakan jarang yang melakukannya dengan cara yang serius. Untuk media massa majalah, responden kebanyakan tidak pernah melakukannya dengan cara yang serius dan dengan cara sambilan. Hal serupa juga terjadi pada media massa tabloid dan radio, di mana mereka kebanyakan tidak pernah melakukannya dengan cara yang serius dan dengan cara sambilan. Sementara pada media massa televisi, Cara Sambilan merupakan cara yang cukup sering digunakan oleh bagian terbesar responden. Sedang terhadap medium internet, maka cara-cara seperti explore, a email dan chatting, merupakan cara-cara yang tidak pernah dilakukan oleh sebagian besar responden. Sementara pada medium handphone, maka Cara Bicara (Talk) dan Cara SMS, merupakan cara yang cukup sering dilakukan responden dalam menggunakan handphone. Sementara cara-cara seperti mengakses lnternet dan pemanfaatan blue tooth merupakan cara yang tidak pernah dilakukan oleh bagian terbesar responden. c. Dalam kaitan Jenis Isi Media Yang Digunakan, maka untuk media suratkabar, isi yang cukup sering digunakan responden yaitu berkaitan dengan masalah sosial budaya, agama, Kesenian dan Sastra dan hiburan. Sementara isi suratkabar yang mengandung politik, iptek, dan hobi/olahraga, bagian terbesar responden cenderung jarang menggunaoannya. Menyangkut media majalah, maka sebagian besar jenis isi media itu cenderung tidak pernah digunakan oleh sebagian besar responden. Demikian pula halnya dengan ragam jenis isi media tabloid. Hal serupa juga terjadi pada media radio, responden sebagian besar tidak
pernah menggunakan ragam jenis isi media tersebut. Pada media televisi, maka responden sebagian besar cukup sering menggunakannya untuk mengkonsumsi isi berita, informasi non berita dan sinetron / telenovela / film / drama / lagu-lagu. Sementara pada medium internet, temuan memperlihatkan responden sebagian besar tidak pernah menggunakannya untuk kepentingan mengakses ragam isi internet. Sedang terhadap medium handphone, maka responden umumnya cukup sering menggunakannya untuk kepentingan berkomunikasi secara efektif dengan keluarga. Sementara penggunaan handphone untuk kepentingan komunikasi pergaulan, hiburan dan bisnis, jarang dilakukan oleh banyak responden.
REFERENSI Choi, Watt, Dekkers and Park. Motives of Internet Uses, Croscultural Perspectives, The US- The Netherlands and South Korea, http : // www- unix. oit- umass. edu / - comm.-dept/ resources/ bib. htm 1) Blumler, Jay G. 1979. The Rule of Theory in Uses and Gratification Studies, Communication Research, 6. Echols, John M., Shadily Hassan. 1987. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia. Imran, Hasyim Ali. 2003. Program Informasi Media Televisi dan Penggunaannya Oleh Khalayak. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Informasi. Vol. 7 (2). Jakarta: Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi Wilayah II Jakarta. Blumer, Jay G and Elihu Katz. 1974. The Uses of Mass Communication : Curent Perspective on Gratification Research. London: Sage Publications. Kokon, Furkonulhakim. 1989. Hubungan Antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan Media Para Jupen di Wilayah Priangan, Jawa Barat. Jurnal Penelitian dan Komunikasi Pembangunan. Jakarta:
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012
39
Balitbang Penerangan, Departemen Penerangan RI. Littlejohn, Stephen W. 1986. Theories of Human Communication. Ohio: Charles E. Merril Publishing Company.
Straubbaar, Joseph and LaRose Robert. 2002. Media Now: Communications Media in the Information Age (3rd edition). Belmont, CA, USA: Wadsworth.
Marzuki. 1983. Metodologi Riset. Yogyakarta: FE UII Press.
Surantio, Hadi. 1997. Hubungan Motif dengan Kepuasan Mahasiswa IISIP Membaca Suara Pembaruan. Jurnal Kampus Tercinta. Jakarta: IISIP Press.
Mc Quail, Denis dan Svan Windahl. 1985. ModelModel Komunikasi. Alih bahasa Putu Laxman S. Pendit. Jakarta: Uni Primas.
Tan,
Alexis. 1981. Mass Communication Theories and Research. Columbus-Ohio: Grid publishing Inc.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rakhmat, Jalaluddin. 1989. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, CV. ----------------------. 2001. Metode Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
*Felix Tawaang Peneliti Pertama Bidang Studi Komunikasi dan Media di BPPKI Jakarta, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Penelitian Remadja
Rusadi, Udi. 1995. Penggunaan Media Massa. Jurnal Penelitian dan Komunikasi Pembangunan. Jakarta: Balitbang Penerangan, Departemen Penerangan RI. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendy (Ed.). 1985. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
40
| INSANI, ISSN : 0216-0552 | NO. 13/2/Desember 2012 |