PILIHAN BAHASA DALAM RITUAL PERNIKAHAN MASYARAKAT SASAK DESA MUJUR PRAYA TIMUR LOMBOK TENGAH
JURNAL SKRIPSI
Oleh EVI SRIDANTI NIM: E1C111031
UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH 2017
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telpon (0370) 6283873 Fax 634918 Mataram NTB
HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL
PILIHAN BAHASA DALAM RITUAL PERNIKAHAN MASYRKAT SASAK DESA MUJUR PRAYA TIMUR LOMBOK TENGAH
Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal, 24 Maret 2017
Disetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Khairul Paridi, M.Hum NIP. 196012311987031018
Drs. I Nyoman Sudika, M.Hum NIP. 196212311989031024
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Drs. I Nyoman Sudika, M. Hum. NIP. 196212311989031024
PILIHAN BAHASA DALAM RITUAL PERNIKAHAN MASYARAKAT SASAK DESA MUJUR PRAYA TIMUR LOMBOK TENGAH
OLEH EVI SRIDANTI E1C111031
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh ritual pernikahan adat Sasak yang masih menjadi fenomena budaya hingga sekarang. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam ritual pernikahan suku Sasak di Desa Mujur Lombok Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentukbentuk dan nilai-nilai pilihan bahasa dalam ritual pernikahan suku Sasak di Desa Mujur Lombok Tengah. Metode dalam penelitian kali ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: ; (1)jenis penelitian; (2) lokasi penelitian ; (3) sumber data: (4) metode pengumpulan data (5) metode penyajian hasil analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk pilihan bahasa dalam ritual pernikahan suku Sasak di Desa Mujur Lombok Tengah. Berdasarkan golongan atau tingkat social bahsa Sasak dilihat dari bentuk ada tiga bentuk yaitu: 1) Akad nikah, 2) sorong serah yang terdiri dari adat orong serah, tembang sorong serah yang di bagi menjadi 3 (tiga) yaitu tembang parigan pengaksame, tembang parigan lakon, tembang dan aji krame. Adapun jenis tembang dalam takepan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: tembang macapat, tembang tengahan, tembang girise. Di daerah Lombok khususnya Lombok Tengah terdapat 6 (enam) jenis tembang yang biasa digunakan dalam upacara perkainan Sorong Serah aji krame yaitu: 1) Tembang asmarana, tembang sinom, tembang durme, tembang pangkur, tembang dadang gendis, tembang kumbang, 3) Nyongkolan.
Kata Kunci: Pilihan Bahasa, Nilai Budaya, Ritual Pernikahan, suku Sasak
LANGUAGE CHOICE IN SASAK WEDDING CERAMANIAL AT MUJUR VILLAGE PRAYA TIMUR LOMBOK TENGAH.
OLEH EVI SRIDANTI E1C111031
ABSTRACK
This research was motivated by the Sasak traditional wedding ritual is still a cultural phenomenon until now. The purpose of the study was to describe the cultural values embodied in the marriage ritual in the village of Lucky Sasak Central Lombok. The purpose of this study was to describe the forms and values of language choice in wedding rituals in the village of Lucky Sasak Central Lombok. Methods of the present study is divided into three sections, namely; (1) the type of research; (2) the location of the study; (3) Data source: (4) the method of data collection (5) presentation of the results of data analysis methods. The results of this study indicate the forms of language choice in wedding rituals in the village of Lucky Sasak Central Lombok. Based on the type or level of social bahsa Sasak seen from the three forms, namely: 1) Akad nikah, 2) sliding handover consisting of customary orong handover, song sliding handover is divided into three (3) that the song parigan pengaksame, song parigan play , song and aji krame. The type of song in takepan divided into 3 (three), namely: macapat, mid song, song girise. In the area of Lombok, especially Central Lombok there are six (6) the type of song that is commonly used in ceremonies perkainan Sorong Serah aji krame namely: 1) Song asmarana, song sinom, song durme, song pickax, song dadang Gendis, song beetle, 3) Nyongkolan. Keywords: Options Language, Cultural Values, Marriage Ritual, Sasak
tahap sesudah akad nikah. 3) adat
A. PENDAHULUAN Suku Sasak adalah suku yang berada
di
Lombok.
setelah akad nikah yang meliputi: a)
Suku
Sasak
adat rebaq pucuk, b) adat rapah, c) adat
Budaya
salah
sorong
ritual
nyongkolan dan e) adat balas nae.
pernikahan. Ritual pernikahan pada
Sebagaimana kita ketahui bahwa adat
masyarakat Sasak dilakukan dengan
sorong serah merupakan salah satu
cara pihak laki-laki mencuri si calon
budaya
istri yang dibantu oleh kerabatnya.
berkembang di pulau Lombok.
memiliki
kekayaan
satunya
adalah
budaya
Istilah ini disebut dengan merariq.
dowe(nyorong),d)
masyarakat
Berdasarkan
adat
Sasak
yag
serangkaian
Proses merariq ini diterapkan dengan
proses di atas, maka tidak jarang
tidak sembarangan karena memiliki
memunculkan fenomena pilihan bahasa
aturan
yang berbeda dari pilihan bahasa sehari-
dan
ketetapan
yang
sudah
diwariskan oleh nenek moyang suku
hari.
Sasak secara turun temurun.
Pilihan bahasa merupakan
Adapun ritual pernikahan ini
suatu aspek penting dalam kajian
melalui beberapa tahapan yaitu1) proses
sosiolinguistik. Pilihan bahasa terjadi
sebelum terjadinya perkawinan terdiri
pada saat
dari: a) midang/pemidangan, b) adat
sosial
melamar, dan c) adat merarik. 2)tahap
mencerminkan
pelaksanaan perkawinan yang terdiri
berlaku dalam masyarakat tersebut.
dari: a) adat bersaji/masejati, b) adat
Pilihan bahasa merupakan fenomena
nyelabar/selabar, c) adat tuntut wali
menarik untuk diteliti dari perspektif
dan adat nikah (akad nikah), dan d)
berlangsungnya
sehingga
interaksi
pilihan
kaidah
sosial
bahasa yang
sosiolinguistik karena aspek kebahasaan
1. Bagaimanakah bentuk pilihan bahasa
semata, melainkan juga dengan aspek
dalam ritual pernikahan suku Sasak
sosial budaya masyarakat (Wibisono,
di Desa Mujur Lombok Tengah ?
2011:52).
Jadi,
sebagai
prosesi
ritual
pernikahan
2. Bagaimanakah nilai budaya pilihan
berlangsungnya
bahasa dalam ritual pernikahan suku
interaksi sosial pada suku Sasak akan
Sasak di
memunculkan beragam pilihan bahasa.
Tengah ?
Berdasarkan atas
maka
penelitian
mengambil
judul
Dalam
Ritual
fenomena
di
Desa Mujur
B. LANDASAN TEORI
ini
peneliti
1. Sosiolinguistik
“Pilihan
Bahasa
Menurut
Pernikahan
Lombok
KBBI
(1995)
sosiolinguistik merupakan cabang
Masyarakat Sasak di Desa Mujur
linguistik
Praya Timur Lombok Tengah”.Dari
hubungan dan saling pengaruh antara
judul tersebut dapat ditegaskan bahwa
perilaku
di dalam ritual pernikahan terdapat
sosial.Sosiolinguistik
bentuk dan nilai-nilai budaya yang perlu
yang meneliti dua aspek hubungan
dianalisis sehingga dapat dipelajari,
timbal balik antara bahasa dengan
dikaji dan dijadikan sebagai pedoman
perilaku organisasi sosial (Fishman,
dalam kehidupan sehari-hari.
2012:2).
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
yang
bahasa
mempelajari
dan
perilaku
adalah
ilmu
2. Pilihan Bahasa Pilihan bahasa merupakan suatu aspek penting dalam kajian sosiolinguistik. Pilihan bahasa terjadi pada saat berlangsungnya
interaksi
sosial sehingga pilihan bahasa
bend (Hakam, 2007:57). Sedangkan
mencerminkan kaidah sosial yang berlaku
Menurut Normis (2010: 125) Nilai
dalam masyarakat tersebut. Pilihan bahasa
adalah
merupakan fenomena menarik untuk diteliti
derajat,
angka
kepandaian,
pandangan
suatu
dari perspektif sosiolinguistik karena aspek
perbuatan,
pengabdian
dan
kebahasaan semata, melainkan juga dengan
sebagainya.
aspek sosial budaya masyarakat (Wibisono,
harga,
sebagainya.
2011:52).
Berdasarkan tersebut
3 Nilai-Nilai Budaya 1. Pengertian Kebudayaan
nilai
pengertian adalah
sesuatu
penghargaan yang diberikan kepada
Kebudayaan adalah suatu keseluruhan
benda
yang rumit yang mencakup bidang
bermanfaat
untuk
bidang
pengetahuan,
kebutuhan
masyarakat
kepercayaan, kesenian, hukum, moral,
pandangan
adat
baik buruknya suatu perbuatan dan
yaitu
istiadat
dan
kebiasaan,
dan
agar
benda
tersebut memenuhi
mengenai
serta
keputusan
kemampuan yang lain yang diperoleh
tidak bertentangan dengan adat
oleh
yang berlaku.
seseorang
sebagai
anggota
masyarakat(Jendra,2010:20).
Nilai
2. Nilai
wujud Nilai
pengertian digunakan
atau
(value)
dari
merupakan
aspek
adalah
suatu
(affective domain)
pensifatan
yang
dalam diri seseorang, dan secara
memberikan
utuh dan bulat merupakan suatu
untuk
penghargaan terhadap barang atau
sistem, dimana
serta
afektif
bermacam
berada
nilai
(nilai
keagamaan, sosial budaya,
bahwa
dalam
ekonomi, hukum, estetis, etik, dan
bermasyarakat
lain-lain) berpadu jalin menjalin
yang
serta
untuk
saling
meradiasi
kehidupan
terdapat
mengikat
budaya
yang bertujuan
memenuhi
kepentingan
(mempengaruhi
secara
kuat)
bersama, karena dalam
sebagai
kesatuan
yang
tersebut terdapat nilai-nilai yang
ini sangat
sanantiasa menunjang tercapainya
suatu
utuh.Sistem
nilai
dominan menentukan perilaku dan
kebutuhan
kepribadian
masyarakat.
seseorang (Fraenkel,
dan
budaya
kepentingan
2007:10) Nilai merupakan sesuatu yang telah ada tetapi untuk memastikan nilai
tersebut
memberikan
ada
dan
pengaruh
dapat positif
terhadap diri individu, masyarakat, bahkan bangsa dan negara maka diperlukan transformasi
pengembangan serta nilai-nilai
4.Ritual dalam Perkawinan Suku Sasak Dalam
pelaksanaan
ritual
pernikahan dapat digolongkan dalam beberapa tahapan yaitu: 1. Tahap Awal Tahap awal yaitu kegiatan awal upacara adat pernikahan
tersebut
yang mengantarkan kepada acara
melalui kebiasaan-kebiasaan positif
inti. Tahap awal ini terdiri dari
yang
beberapa kegiatan:
berlaku
di
masyarakat.Kebiasaan-kebiasaan
a. Bersejati dan Berselabar
yang berada dan dilaksanakan oleh
Bersejati
masyarakat
kegiatan
merupakan
bukti
adalah pihak
suatu
pengantin
laki-laki untuk melaporkan
ini dilakukan setelah sehari
kepada
kepala
sampai tiga hari acara sejati
Lingkungannya
bahwa
berlangsung jumlah personil
anaknya (salah satu anggota
kegiatan nyelabar ini yaitu
keluarganya) telah membawa
minimal dua orang.
seorang
wanita
dengan
identitas
yang
lengkap
Tuntut wali (bait wali
dengan tujuan untuk menikah
dalam bahasa sasak) adalah
(merarik
suatu kegiatan oleh pihak
dalam
sasak).
Dengan
bahwa
sejati
bahasa kata
lain
b. Tuntut Wali
pengantin
laki-laki
untuk
adalah
melangsungkan akad nikah
keberadaan
pasangan pengantin tersebut.
seorang gadis yang di bawa
Dalam itu juga disampaikan
oleh seorang laki-laki bahwa
besarnya
mereka benar-benar merarik.
maskawin
Sedangkan
oleh
melaporkan
selabar
adalah
diberikan
pengantin
laki-laki
kepada
pengantin
Kegiatan
untuk
atau
yang
suatu kegiatan dari pihak laki-laki
mahar
pengantin tuntut
wanita. wali
ini
menyampaikan berita kepada
kadang berlangsung beberapa
orang tua pengantin wanita
kali, karena pihak wali tidak
tentang
bersedia mengawinkan pihak
gadisnya
pengambilan
anak
dengan
tujuan
kawin, penyampaian selabar
anaknya
sebelum
pihak
pengantin laki-laki membayar
pihak laki-laki dan dihadiri
lebih dahulu uang tagihan.
pula oleh keluarga pihak laki-
c. Akad Nikah
laki yang diundang.
Akad nikah suku Sasak Lombok
Tengah
umumnya berdasarkan
d. Rebaq Pucuk
pada
Rebaq pucuk (Bait
dilaksanakan
bande) yaitu suatu kegiatan
ajaran
Islam.
pihak kepala dusun pengantin
Akad nikah dilaksanakan di
laki-laki
rumah orang tua atau pihak
pengantin
laki-laki. Pada acara akad
membicarakan
nikah, orang tua atau wali
krame,
nikah pihak wanita beserta
pelaksanaan dari upacara inti.
rombongannya
Makna
mendatangi
pergi
ke
pihak
wanita biaya,
dan
yang
untuk aji
waktu
terkandung
rumah orang tua atau laki-
dalam acara rebaq pucuk ini
laki yang ditunjuk sebagai
adalah suatu masalah yang
tempat
terjadi antara dua pihak harus
pelaksanaan
akad
nikah.Pada acara akad nikah
diselesaikan
dengan
dihadiri pula oleh pejabat-
musyawarah untuk mencapai
pejabat yang berkompeten
mufakat/
dalam pernikahan, misalnya
2. Tahap Inti
Kepala Dusun kedua belah
Tahap
pihak, RT, P3NTC yang ada
pernikahan
diwilayah
Dilaksanakannya acara bersejati,
tempat
tinggal
inti
ini aji
adalah krame.
nyelabar, tuntut wali dan rebaq
menyiapkan
pucuk adalah rangkaian acara
perlengkapan untuk pernikahan
untuk
misalnya peti, piring, kain, uang,
menjurus
upacara
terlaksananya
pernikahanaji
beberapa
krame.
ceraken, keris, dan beberapa alat
Secara khusus acara pernikahan
lain yang mendukung pelaksanaan
merupakan realisasi dari hasil
upacara adat.
perundingan pada acara rebaq pucuk. Pada acara ini dapat kita
3. Tahap Akhir Tahap
akhir
yaitu
lihat betapa tingginya solidaritas
beberapa kegiatan akhir dari
masyarakat. Tahap inti terdiri dari
acara pernikahan. Acara atau
beberapa kegiatan antara lain
kegiatan yang dimaksud adalah
pesiapan
nyongkolan dan bejanggo.
yang
menyangkut
beberapa hal misalnya pembayun, anggota penyorong, pakaian adat,
a. Nyongkolan Nyongkolan adalah kegiatan
merias kedua pengantin. Di rumah
mengarak
pengantin
wanita
juga
pasangan pengantin dari rumah
dilaksanakan
persiapan
yang
pengantin laki-laki ke rumah
pembayun
pengantin wanita. Pada acara
penampi, arena pernikahan, dan
nyongkolan mempelai wanita
kelompok
pertama
meliputi
persiapan
penyambut
iring-
iringan penyongkol.
atau
diperkenankan
mengiring
kali
untuk
mengunjungi
Selain persiapan tersebut di
rumah orang tuanya setelah dia
atas pihak keluarga laki-laki juga
kawin. Apabila ia pulang ke
rumah orang tuanya sebelum
dilaksanakan
acara pernikahan, maka bagi
rangkaian acara proses adat
pihak
sudah
mempelai
laki-laki
maka
seluruh
dikenakan denda yang disebut
dinyatakanselesai.Dengan
“Denda
Bolos”
karena
demikian
acara
bejango
lalai
dalam
dinyatakan
sebagai
penutup
dianggap
mengawasi mempelai wanita.
acara dalam perkawinan suku
Ada beberapa hal yang perlu
Sasak Lombok Tengah.
dibahas
acara
Pelaksanaan adat perkawinan
nyongkolan ini antara lain
tidak bersifat mutlak karena
pengiring,
masing-masing
dalam
pengaluq,
dan
kesenian.
desa
melaksanakan dengan sedikit
b. Bejango
perbedaan. Perbedaan tersebut
Bejangodisebut
juga
onos
Acara
naen.
dilaksanakan
ini
dapat terjadi karena adanya beberapa
faktor
yang
pihak
mempengaruhi yaitu, 1) faktor
mempelai laki-laki, dilakukan
ekonomi, 2) faktor hubungan
beberapa hari setelah selesai
kekerabatan, 3) faktor strata
acara
Acara
keluarga, 4) faktor status sosial,
acara
5) faktor tingkat pendidikan, 6)
ramah tamah antara keluarga
faktor sosial budaya, 7) faktor
terdekat kedua mempelai. Jika
agama, dan 8) faktor adanya
acara
problem yang bersifat pribadi.
bejango
oleh
balas
nyongkolan. merupakan
bejango
ini
telah
sebuah rumah tangga yang baru. Pada
5.Pernikahan/Perkawinan Perkawinan
adalah
hal
kebanyakan
perkawinan
masyarakat
juga
merupakan
yang penting dalam masyarakat,
pelebaran
dengan
antara dua kelompok himpunan yang
adanya
menyebabkan dalam
perkawinan
seorang
laki-laki
masyarakat tidak
bersetubuh
dengan
monogami)
wanita (jika
bersaudara atau pengukuhan
dapat
keanggotaan di dalam satu kelompok
sembarang
endogen bersama (Geertz, 2009: 57-
wanita lain hanya dengan satu (jika
tidak
menyamping tali ikatan
atau
beberapa
58). 6. Masyarakat Sasak
poligami). Dengan
Menurut Joyomartono (2009:
adanya perkawinan sebagai pengatur
12) masyarakat adalah kumpulan
kelakuan manusia yang berhubungan
orang-orang
dengan
maka
yang hidup dan bekerjasama, yang
lebih
berintegrasi dalam mencapai tujuan
seks
kehidupan
tersebut
manusia
akan
teratur.
yang
terorganisasi,
bersama.
Perkawinan
menjadi
petanda
terbentuknya
sebuah
keluarga
Masyarakat sasak yang dikenal dengan
suku
(rumah tangga) baru yang segera
penduduk
memisahkan
pulau
merupakan Lombok.
baik
secara
Sasak adalah kata sansekerta yang
maupun tempat
tinggal,
berasal dari kata “Sahsaka” sah
lepas dari kelompok orang tua
berarti pergi dan saka berarti asal.
dan membentuk sebuah basis untuk
Jadi suku Sasak adalah orang yang
ekonomi
diri,
asli
sasak
pergi dari negara asal dengan
benda
memakai rakit sebagai kendaraan,
ditangkap makna yang tersirat dalam
pergi dari jawa dan mengumpul di
dokumen atau bendanya (Moleong
Lombok. Pendapat ini dibuktikan
dalam
dengan silsilah para bangsawan
penjelasan tersebut, ,maka penelitian ini
hasil sastrawan tertulis yang diubah
merupakan penelitian kualitatif yang
dalam bahasa jawa madya yang
bertujuan untuk menemukan pilihan
berhuruf jejawan (huruf sasaka).
bahasa
(Dapartemen
masyarakat Sasak di Desa Mujur yang
Pendidikan
dan
Kebudayaan, 2008:10).
yang
Arikunto,
dalam
agar
dapat
2010:22).
ritual
Dari
pernikahan
belum pernah dilakukan.
C. METODE PENELITIAN
2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan
1. Jenis Penelitian Penelitian
diamati
yang
berjudul
“
di Desa Mujur Lombok Tengah.
Pilihan Bahasa dalam Ritual Pernikahan
Lokasi ini dipilih mengingat bahwa
Masyarakat Sasak Desa Mujur Praya
Desa Mujur merupakan Desa Peneliti
Timur Lombok Tengah” ini merupakan
sehingga
jenis penelitian kualitatif yang bersifat
bahasa
deskriptif, yaitu penelitian yang data-
penelitian mengenai Pilihan Bahasa
datanya berupa tuturan lisan dan tidak
dalam
mengadakan perhitungan angka-angka.
Masyarakat Sasak Desa Mujur Praya
Penelitian kualitatif menampilkan data
Timur Lombok Tengah.
yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-
tertarik untuk daerahnya.
Ritual
meneliti
Selain
Pernikahan
itu,
Sasak
informan penelitian ini adalah
3. Sumber Data a. Sumber Data
tokoh agama, tokoh adat, tokoh
Sumber
data
yaitu
masyarakat, dan ahli tembang
data yang diambil dari naskah-
sorong
naskah tembang sorong serah
Penelitian ini membentuk nara
yang didapat dari informan yang
sumber yang akan dijadikan
memahami
informan
dan
menguasai
tentang pilihan bahasa dalam ritual pernikahan.
serah
dengan
kretaria
sebagai berikut:
2. Informan memahami dan
Informan adalah orang yg
menguasi
memberikan informasi tentang
mendalam
situasi
sorong serah.
dan
kondisi
latar
penelitian . jadi, ia harus mempunyai pengalaman
banyak tentang
latar
penelitian. Ia “berkewajiban” sukarela
menjadi
anggota tim peneliti walaupun hanya
Mujur.
1. Informan berusia 40 thn.
b. Informan
secara
di
bersifat
informan
(meleong, 2002:90) . Berdasarkan
diatas, maka yang menjadi
tembang
3. Informan adalah seorang tokoh adat yang sering menggunakan
tembang
dalam acara sorong serah. 4. Informan
berdomisili
tetap di daerah tersebut. c. Objek Penelitian Objek
pendapat
secara
penelitian
adalah sasaran atau
yang
menjadi pokok pembicaraan
dalam
penelitian.
Dalam
5.Metode Analisis Data
penelitian ini yg menjadi objek atau sampel penelitian adalah ritual pernikahan dan tembang
sorong
serah.
Tembang merupakan salah satu sastra lisan yang masih
1. peristiwa tutur yang terjadi disebut dengan peristiwa campur kode. Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Pilihan
bahasa
berkembang sampai saat ini
pernikahan
khususnya di Desa Mujur.
dalam
Penentuan objek
ditulis
ini
penelitian
dilakukan
untuk
memperjelas
sasaran
penelitian
yang
dari akan
4.Metode Pengumpulan Data
ritual
diterjemahkan
bahasa
Indonesia,
untuk
pemahaman
ke lalu
memperoleh
yang
memadai
tentang bentuk dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. 2. Berdasarkan
dilakukan.
dalam
hasil
pemahaman
tersebut
penulis
mengklasifikasikan antara bentuk Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa
pengumpulan
data
metode
sebagaimana
diterapkan dalam penelitian linguistik yaitu; 1. Metode Observasi 2. Metode Wawancara 3. Metode Dokumentasi.
dan nilai yang terkandung di dalamnya. 3. Mengklasifikasikannilai-nilai budaya
tersebut
dan
diinterpretasikan sesuai teori yang digunakan dalam pilihan bahasa dalam ritual pernikahan tersebut.
6. Metode Penyajian Hasil Analisis
D. PEMBAHASAN 1. Bentuk- bentuk pilihan bahasa
Data Penyajian
hasil
analisis
data
dalam ritual pernikahan suku
dalam penelitian ini menggunakan dua
Sasak di Desa Mujur Lombok
cara, yaitu metode informal dan metode
Tengah
formal (Mahsun, 2007:123).
Metode
Berdasarkan golongan atau
informal adalah perumusan dengan
tingkat sosial bahasa Sasak dilihat
menggunakan kata-kata biasa, termasuk
dari bentuk ada tiga bentuk yaitu:
penggunaan terminologi yang bersifat
a. Akad Nikah
teknis. Menurut Sudaryanto (2013:145)
Akad
nikah
suku
Sasak
penyajian hasil analisis data secara
Lombok Tengah pada umumnya
informal adalah penyajian hasil analisis
dilaksanakan
data dengan menggunakan kata-kata
Islam. Akad nikah dilaksanakan di
yang
ini,
rumah orang tua atau pihak laki-laki.
dengan
Pada acara akad nikah, orang tua
kata-kata biasa, kata-kata yang apabila
atau wali nikah pihak wanita beserta
dibaca
rombongannya mendatangi rumah
biasa.
Dalam
kaidah-kaidah
penyajian
disampaikan
dengan
serta
merta
dapat
orang
formal
dengan
ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan
atau
akad nikah. Pada acara akad nikah
menggunakan lambang-lambang.
perumusan tanda-tanda
atau
laki-laki
ajaran
langsung dipahami. Sedangkan metode adalah
tua
berdasarkan
yang
dihadiri pula oleh pejabat-pejabat yang
berkompeten
dalam
pernikahan, misalnya Kepala Dusun
kedua
belah
pihak,
yang
ada
yang
inin
dihargai,supaya
ada
diwilayah tempat tinggal pihak laki-
perbedaan antara manusia dengan
laki dan dihadiri pula oleh keluarga
makhluklainnya.
pihak laki-laki yang diundang. akad
diuangkan nilai tersebut. Inti sorong
nikah bahasa yang dipakai adalah
serah
bahasa
kemampuan pihak laki-laki. Kepada
tingkat
menengah
yang
artinya bahasa (tiang-nggih).
adalah
pihak
b. Sorong Serah
Apabila
perempuan
tidak
menunjukkan
bahwa
anak
perempuan nya tidak akan sia-sia.
1. Adat sorong serah merupakan acara
2. Tembang sorong serah
serah terima dari pihak laki-laki ke
Tembang yang digunakan atau yang
pihak perempuan yang menyerahkan
dilantunkan sebelum kita dating
seluruh benda atau piranti-piranti
diacara perkawinan tersebut adalah
dalam upacara adat. Sorong Serah
melantunkan
Aji Krame terdiri dari beberapa
pengaksame.
kalimat yang tidak bisa dipisahkan
Tembang parigan pengaksame di
yaitu Aji krame dikalangan adat
bagi menjadi 3 (tiga) yaitu
Sasak, karna masyarakat yang ingin
a.
tembang
Tembang parigan pengaksame
dinilai, dikalangan bangsawan sudah
adalah
mempunyai
permohonan penampi.
merupakan
nilai
karena
tembang
ungkapan
adat.
b. Tembang parigan lakon adalah
atau
nenek
tembang yng berisikan tentang
Sasak
yang
perjalan adat dari tempat asal
menjunjung tinggi nilai sorong serah
sampai tempat upacara tersebut.
Keinginan moyang
ketentuan
sudah
parigan
leluhur suku
c. Tembang dan Aji Krame adalah
3. Tembang girise adalah tembang yang
tembang tentang pemberitahuan
terikat oleh vocal dan akhiran yang
kedatangan rombongan
terdiri dari temban sebagai berikut:
pembayun, yang menghaturkan
a. Tenbang mengatruh
atau menyerahkan piranti-piranti
b. Tembang gambug
atau alat-alat sorong serah Aji
c. Tembang pucung
Krame.
d. Tembang ginade
Adapun jenis tembang dalam takepan dibagi mejadi 3(tiga) yaitu :
e. Tembang mijil c.Nyongkolan Nyongkolan
1. Tembang macapat adalah tembang yang terikat oleh vocal dan akhiran, yang terdiri dari tembang sebagai berikut : a. Tembang dadang gula b. Tembang sinom c. Tembang durme d. Tembang pangkur e. Tembang asmarandana f. Tembang kinanti g. Tembang maskumambang 2. Tembang tengahan adalah tembang yang tidak terikat dengan vocal dan akhiran
adalah
kegiatan mengiring pasangan pengantin
dari
rumah
pengantin laki-laki ke rumah pengantin wanita. Pada acara nyongkolan mempelai wanita pertama
kali
diperkenankan
untuk
mengunjungi
rumah orang tuanya setelah dia kawin. Apabila ia pulang ke
rumah
sebelum
orang
acara
tuanya
pernikahan,
maka bagi pihak mempelai laki-laki
dikenakan
denda
yang disebut “Denda Bolos”
oleh
karena dianggap lalai dalam
begitu
mengawasi mempelai wanita.
Penggunaan ragam ini biasa
Ada beberapa hal yang perlu
kita dengar pada situasi formal
dibahas
seperti
dalam
acara
nyongkolan ini antara lain pengiring,
pengaluq,
golongan
menengah
juga
sebaliknya.
yang
sudah
dipaparkan.
dan
b.Nilai Budaya dalam ritual pernikahan
kesenian. Selanjutnya Bejango
masyarakat Sasak di Desa Mujur Kecamatan
disebut juga balas onos naen.
Praya Timur dapat dicermati dari pilihan
Acara ini dilaksanakan oleh
bahasa yang digunakan oleh pembayun
pihak
penyorong maupun pembanyun penampih.
mempelai
dilakukan
laki-laki,
beberapa
setelah
selesai
acara
nyongkolan. pemakaian
hari
Kaidah
ajaran-ajaran
yang
terkandung
dalam ritual pernikahan masyarakat Suku Sasak
yaitu:
1)Nilai
Pendidikan
Rasa
yang
Bersyukur, 2)Nilai Pendidikan Silaturrahmi,
bahasa
3)Nilai pendidikan Sopan Santun, 4)Nilai
ini
Pendidikan Saling Menghargai, 5) Nilai
bahasa yang digunakan adalah
Pendidikan Musyawarah, 6)Nilai Pendidikan
bahasa
Bergotong Royong/Bekerjasama.
digunakan
bahasa
Adapun
dalam
nyongkolan/bejanggo
Artinya,
umum
(aoq-ape).
bahwa golongan
tingkat
kesopanan
berbeda
dengan
kesopanan
tinggi tingkat
yang digunakan
E. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan mengenai Pilihan Bahasa dalam
Ritual Pernikahan Masyarakat Sasak Desa
2. Tembang yang digunakan atau
Mujur Praya Timur Lombok Tengah, dapat
yang dilantunkan sebelum kita
disimpulkan sebagai berikut:
dating
diacara
perkawinan
tersebut
adalah
melantunkan
1) a) Akad Nikah Akad nikah dilaksanakan di
tembang parigan pengaksame. a)
rumah orang tua atau pihak laki-laki.
Tembang Parigan pengaksame,
Pada acara akad nikah, orang tua
b)Tembang Parigan lakon, c)
atau wali nikah pihak wanita beserta
Tembang dan Aji krame.
rombongannya mendatangi rumah
Adapun jenis tembang dalam
orang
takepan dibagi menjadi 3 (tiga)
tua
atau
laki-laki
yang
ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan
yaitu :
akad nikah. Dalam akad nikah
(1) Tembang
macapat
adalah
bahasa yang dipakai adalah bahasa
tembang yang terikat oleh
tingkat
vocal
menengah
yang
artinya
bahasa (tiang-nggih). a. Sorong Serah 1. Adat sorong serah aji krame
dan
akhiran,
yang
terdiri dari tembang sebagai berikut: a) Tembang dadang, b)
Tembang
sinom,
c)
merupakan acara serah terima
Tembang
durme,
d)
dari pihak laki-laki ke pihak
Tembang
pangkur,
e)
perempuan yang menyerahkan
Tembang asmarandana, f)
seluruh benda atau piranti-piranti
Tembang
dalam upacara adat
Tembang maskumambang.
kinanti,
g)
(2) Tembang tengahan adalah tembang yang tidak terikat
Tembang dadang gendis, 6) Tembang Kumbang.
dengan vocal dan akhiran (3) Tembang
girise
Bentuk
tembang
adalah
Sorong Serah adalah bebas,
tembang yang terikat oleh
tetapi dalam penggunaanya
vocal
yang
ada yang berfungsi sebagai
terdiri dari temban sebagai
tembang pembuka, isi, dan
berikut:
penutup.
dan
akhiran
a)
Tembang
mengatruh,
b) Tembang
gambug,
c)
Tembang
pucung, d) Tembang ginade e) Tembang mijil.
3. Nyongkolan dan Bejanggo Nyongkolan adalah kegiatan mengiring pasangan pengantin
Di daerah Lombok
dari rumah pengantin laki-laki ke
khususnya Lombok Tengah
rumah pengantin wanita. Pada
terdapat
6
tembang
(enam)
jenis
acara
nyongkolan
yang
biasa
wanita
pertama
mempelai kali
untuk
digunakan dalam upacara
diperkenankan
perkawinan Sorong Serah
rumah orang tuanya setelah dia
yaitu:
kawin.
Asmarana,
1)
Tembang 2)
mengunjungi
Tembang
Bejango disebut juga
Sinom, 3) Tembang Durme,
balas onos naen. Acara ini
4)
5)
dilaksanakan
6)
mempelai laki-laki, dilakukan
Tembang
Tembang
Durme,
pangkur,
oleh
pihak
beberapa hari setelah selesai acara
nyongkolan.
pemakaian
bahasa
digunakan
dalam
b. Sopan Santun.Sebagai manusia
Kaidah
harus memiliki tata krama dan
yang
bertutur kata yang santun sesama
bahasa
nyongkolan/bejanggo
manusia.
ini
c. Saling Menghargai. Bertamu ke
bahasa yang digunakan adalah
rumah orang hendaknya bersikap
bahasa
sopan dan mematuhi adat yang
umum
Artinya,
(aoq-ape).
bahwa golongan
tingkat
kesopanan
berbeda
dengan
kesopanan oleh begitu
tinggi
berlaku. d. Bekerjasama. Dalam penyelesaian
tingkat
suatu
yang digunakan
golongan
menengah
juga
sebaliknya.
Penggunaan ragam ini biasa kita dengar pada situasi formal seperti
yang
sudah
dipaparkan.
persoalan
hendaknya
dilakukan dengan Musyawarah atau mufakat dan mengerjakan secara bersama-sama. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan diatas dapat disarankan sebagai berikut: 1. Diharapkan
kepada
mahasiswa
khususnya mahasiswa Bahasa Sastra 2.
Nilai-Nilai
budaya
dalam
ritual
pernikahan suku Sasak yaitu: a. Rasa Bersyukur. Mengucapkan
Indonesia dan Daerah agar dapat menggali beraneka ragam peristiwa pilihan bahasa yang ada di dalam
rasa syukur atau rasa terimakasih
masyarakat
di
Nusantara
pada
meskipun dikesampingkan.
umumnya, masyarakat sasak pada
khususnyasebagai bahan penelitian sebagai
upaya
pelestarian
serta
pemberdayaan bahasa itu sendiri di tengah-tengah masyarakat luas. 2. Hasil
dari
penelitian
ini
belum
sepenuhnya digali lebih dalam dan lebih banyak. Untuk itu penulis mengharapkan
agar
peneliti
selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini lebih dalam lagi. 3. Saran
dan
kritik
sangat
penulis
harapkan sebagai perbaikan untuk hasil penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2013. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2013. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer dan Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Fathoni, Abdurrahman. 2010. Metodelogi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Gunarwan, Asim. 2011. Pengantar Penelitian Sosiolinguistik. Jakarta: Depdikbud. Geertz, Hildred. 2009. Keluarga Jawa. Terjemahan Grafiti Pers. Jakarta: PT Graffiti Pers. Haviland, William J. 2011. Antropologi Edisi ke Empat. Alih Bahasa. RG. Soekadijo. Jakarta: Erlangga Hidayah, Zulyani. 2007. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: LP3ES. Jendra, Wayan. 2010. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Dempasar: Ikayana. Joyomartono, Mulyono. 2009. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang PRESS. Kartomihardjo. 2011. Pemilihan Kode pada Masyarakat Keturunan Aran Nonyontaan, Kota Pekalangan: kajian Sosiolinguistik. Disertasi (tidak diterbitkan). Program Pascasarjana Universitas di Ponegoro Semarang. Keesing, Roger M. 2012. Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Moleong, J. Lexy. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ratna, Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyajakarta: Pustaka Pelajar. Santoso, Ananda., & Priyanto, S. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
Soejono, Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sumarsono. 2002. Sosiolinguistik. Yogyajakarta: Pustaka Pelajar Yunus, Rasid. 2012. Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Genius) Sebagai Penguat Karakter Bangsa. Yogyakarta: CV. Budi Utama.