ANALISIS GAMBAR MONTASE KARYA KELAS VI MI PEMBAN AJIE DESA PEJANGGIK KECAMATAN PRAYA TENGAH LOMBOK Indrianti Amilda Pratami. Drs. Agus Sudarmawan, M.Si. I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd
Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) elemen gambar montase kelas VI di MI Pemban Ajie Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Lombok, (2) proses pembuatan gambar montase kelas VI di MI Pemban Ajie Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Lombok, (3) Mendeskripsikan tema gambar montase kelas VI di MI Pemban Ajie Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Lombok. Penelitian ini menggunakan metode (1) observasi (2) wawancara (3) dokumentasi (4) fokus grup diskusi (FGD) dan (5) kepustakaan. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) elemen gambar montase anak ditunjukkan oleh foto-foto jurnalistik sebagai media karya seni yang telah menunjukkan atau memvisualkan unsur-unsur garis, bidang, warna, bentuk dalam perwujutannya. anak menyertakan goresan-goresan dan warna pada gambar montase; (2) proses gambar montase anak dari menggunting, menempel dan merespon tempelannya. Dengan menambahkan berbagai garis, warna, teks, bentuk alam (tumbuhan), hewan, bentukbentuk awan, matahari, jalanan. Teknik penempelan ada yang digunting ditempel secara utuh sesuai dengan foto jurnalistik yang ada, tetapi ada yang obyek manusianya digunting-gunting sehingga bagian tubuh manusia bisa ditukar-tukar antara badan yang satu dengan yang lain; (3) tema gambar montase karya anak-anak menurut kurikulum SD 2013 pada buku siswa dan guru terdapat 9 tema diantaranya selamatkan mahluk hidup, persatuan dalam perbedaan, tokoh dan penemuan, globalisasi, menuju masyarakat sehat, kepemimpinan, bumiku, menjelajah angkasa luar. Kata kunci : analisis, gambar, montase Abstract
This study aimed to determine (1) the image element montage class VI in MI Devel Ajie Village Pejanggik District of Praya Central Lombok, (2) the process of making a picture montage of class VI in MI Devel Ajie Village Pejanggik District of Praya Central Lombok, (3) describing the theme of the picture montage class VI in MI Ajie Rural Devel Pejanggik Praya District of Central Lombok. This study useed (1) Observation, (2) interviews, (3) documentation, (4) focus group discussion (FGD), and (5) literature. This type of study used descriptive qualitative method. The results of this study were; (1) the child element montage images shown by the photographs of journalism as a media artwork that has been demonstrated or visualize the elements of line, shape, color, embodiment form, children include scratches and color in the
picture montage; (2) the children's picture montage of cutting, sticking and its respond by adding a variety of lines, colors, textures, shapes of nature (plants), animals, shapes of clouds, the sun, the streets. Mechanical attachment was cutting out taped in full accordance with existing photojournalism, but there is a human object-scissors cut also. So that the human body can be exchanged between the agencies with each other; (3) theme image montage works of the children of the elementary school curriculum in 2013 in a book of students and teachers, there were 9 themes including the save sentient beings, unity in diversity, character and discovery, globalization towards a healthy society, leadership, my earth, exploring outer space. Keywords: analysis, picture, montage
PENDAHULUAN Secara umum pada tingkat Sekolah Dasar sangat tidak asing untuk mata pelajaran seni yaitu tentang montase. Akan tetapi di sekolah tempat penulis meneliti tidak pernah diajarkan sebab yang penulis temukan di MI Pemban Ajie Pejanggik ialah tidak adanya guru seni rupa yang mengajarkan mata pelajaran SBK di sekolah tersebut, melainkan guru umum yang bukan bidangnya dalam kesenian yang mengajarkan mata pelajaran SBK. Sehingga untuk mata pelajaran montase tidak ada guru yang mengerti dengan mata pelajaran yang sangat mendasar tersebut. Hal tersebut didasarkan atas alasan-alasan, bahwa pelajaran montase relatif murah biayanya dan mudah untuk melaksanakannya. Seorang guru Sekolah Dasar sangat penting untuk memperhatikan Sub bidang Studi Seni Rupa yang merupakan bagian dari Bidang Studi Kesenian yang tujuan terdekatnya memberi keleluasaan dan wawasan kepada anak-anak untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya atau berekspresi di setiap kegiatan anak selama melakukan kegiatan seni rupa, yang merupakan cerminan dari perkembangan keadaan anak pada saat itu. Sikap tertutup, takut, ragu-ragu, murung, malas, adalah tandatanda adanya gangguan terhadap perkembangan anak. Berekspresi merupakan cara untuk mengurangi ketegangan batin anak dan sebagian dapat menyalur melalui seni. Sehingga atas dasar pertimbangan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di MI Pemban Ajie Pejanggik karena penulis bisa mengadakan observasi terlibat dalam pembelajaran montase. Dalam observasi terlibat ini selain menawarkan tema montase juga
Penjelasan Istilah “Analisis Gambar Montase Karya Siswa Kelas VI MI Pemban Ajie Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Lombok” adalah judul dari penelitian ini. Untuk menghindari penyimpangan pemahaman terhadap judul penelitian ini, peneliti mencoba menjelaskan secara singkat berdasarkan judul penelitian. Penjelasan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dan adanya persamaan mengenai penelitian ini. Analisis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasan, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan totalitas bentuk maupun totalitas malma (Luxembung, dalam pengantar ilmu sastra, Dick Hartono, 1987:44). gambar menurut Mike Susanto (2011: 109) menyatakan bahwa menggambar pada tingkat paling sederhana adalah dasar bagi segala hal dalam seni rupa atau dianggap sebagai “mother of art”. Gambar ternyata berdiri sebagai fakta kasat mata yang memperlihatkan pikiran dan rencana seniman disetiap wilayah kreatifitasnya. Sedangkan montase menurut (Oho Garha 1983:48) adalah teknik menggambar dengan menempelkan gambar-gambar jadi yang telah digunting dari kertas lain yang kemudian disusun sehingga menghasilkan tema baru. Dalam teknik ini kita dapat menambahkan unsur lain baik berupa goresan maupun berupa pulasan sehingga lengkaplah gambar yang kita buat. Menurut KBBI karya merupakan 1 pekerjaan; 2 hasil perbuatan; buatan; ciptaan ( terutama hasil karanagn): novel Belenggu merupakan terkenal Armijn Pane. (Depdiknas, 2001:511).
Sementara siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa atau anakanak kelas VI rentang usia 11-13 tahun. Menurut Victor Lowenfeld (1998:43) anakanak yang rentang usia 11-13 tahun masuk dalam masa realisme semu, dalam masa ini intelegensi sudah makin berkembang. Pada masa ini ada pendekatan realistis terhadap alam sekitarnya namun belum sadar sepenuhnya seperti orang dewasa. Gejala terpenting pada masa ini adalah adanya kecendrungan dua macam tipe gambar anak yaitu tipe visual dan non visual. Dalam ungkapan gambarnya dapat dilihat perbedaan yang sangat menyolok antara dua tipe ini. Anak sudah mulai memilih gaya menggambarnya, meskipun belum ada kepastian. Sedangkan MI Pemban Ajie yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nama sekolah tempat penulis melaksanakan penelitian yang berada di Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan penjelasan singkat di atas maka pemahaman akan penelitian ini adalah mengenai analisis gambar montase siswa kelas VI, dimana analisis gambar meliputi elemen, proses, dan tema dalam gambar karya montase siswa kelas VI. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MI Pemban Ajie Desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015-2016 Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fraenkel dan Wallen menyatakan dalam buku Dr. Uhar Suharsaputra, M.Pd. Bahwa penelitian yang mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi, atau material disebut penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi menyeluruh dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi pada suatu kegiatan atau situasi tertentu. Subjek Penelitian Populasi yang ditetapkan adalah semua siswa MI Pemban Ajie Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sedangkan yang menjadi sample penelitian adalah siswa kelas VI MI Pemban Ajie Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode dan Instrument Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data sesuai dengan rumusan masalah diatas : a) Observasi Menurut KBBI observasi/ n peninjauan secara cermat; sebelum praktik mengajar, para calon guru mengadakan – ke sekolah- sekolah. (Depdiknas, 2001:794) Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keadan belajar anak-anak MI Pemban Ajie Pejanggik. Alat yang digunakan untuk pengambilan data yaitu berupa kamera DSLR (digital single lens reflex) dan handphone untuk pengambilan dokumentasi foto atau video pada kegitan belajar dan pembelajaran dikelas berlangsung. Pengumpulan data dengan observasi ini yang dilakukan peneliti ialah mengamati situasi kelas dan belajar pembelajaran di sekolah dengan tujuan untuk mengetahui informasi melalui media pengamatan. Observasi yang dilakukan oleh penulis ialah: 1) Mendatangi Kepala Sekolah dengan membawa surat ijin untuk melakukan penelitian di MI Pemban Ajie Pejanggik. 2) Mengamati kegiatan belajar pembelajaran subyek penelitian seutuhnya untuk mengetahui pengetahuan anak pada saat belajar SBK (seni budaya keterampilan) dikelas VI MI Pemban Ajie Pejanggik. 3) Mendokumentasikan pengamatan interaksi belajar pembelajaran di kelas. b) Wawancara Pengumpulan data melalui wawancara dimana dua orang atau lebih secara fisik langsung berhadapan yang satu dapat melihat muka yang lain dan masing-masing dapat mempergunakan komunikasi secara wajar dan lancar.
Menurut KBBI wawancara ialah n 1 tanya jawab dengan seseorang (pejabat dsb) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan me;a;ui radio, atau ditayangkan pada layar televisi; 2 tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dengan melamar pekerjaan; 3 tanya jawab peneliti dengan narasumber. (Depdiknas, 2005:1270) Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah mewawancarai guru seni budaya dan keterampilan. Untuk mengetahui keterampilan anak pada pembelajaran SBK (seni budaya dan keterampilan) secara umum. Wawancara juga dilakukan bersama ahli pendidikan dari kalangan akademisi pendidikan seni rupa. c) Dokumentasi Menurut KBBI dokumentasi/ n 1 pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan; 2 pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi lain): panitia dilengkapi dengan seksi pameran, publikasi, dan --; mendokumentasikan v mengatur dan menyimpan sebagai dokumen: panitia bertugas – hasil perundingan. (Depdiknas, 2005:272) Dokumentasi yang dilakukan ada 2 macam yaitu pertama dokumentasi alat dan bahan yang biasa digunakan dalam membuat gambar montase dan kedua berupa dokumentasi foto-foto hasil gambar montase karya siswa kelas VI MI Pemban Ajie Pejanggik. d) FGD (forum group discusion) Irwanto:1-2 (Dalam skripsi Ni Luh Gede Dewi Suputri, 2016:88) FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Pengambilan data kualitatif melalui FGD memberikan kemudahan bagi peneliti. Dalam FGD peneliti dan informan berdiskusi dalam membahas karya montase siswa kelas VI. Pemimpin dalam berdiskusi yaitu peneliti sendiri yang menanyakan beberapa pertanyaan yang kemudian dijawab dengan cara berdiskusi bersama para ahli akademisi. Hasil FGD bertujuan pada kedalaman informasinya
yang memberikan gambaran pada hasil diskusinya. Para ahli dalam diskusi ditentukan dari kalangan akademisi. Pembahasan mengenai analisis karya gambar montase anak kelas VI dilihat berdasarkan teori. Orangorang yang mempelajari metode pembelajaran baik itu mahasiswa kependidikan atau dosen. e) Kepustakaan Pada tahap ini penulis mengadakan pengumpulan data dengan meneliti buku-buku yang di karang oleh sarjana, begitu pula majalah-majalah yang bersifat ilmiah brosurbrosur dan peraturan perundang-undangan yang sudah ada hubungannya dengan pokok pembahasan skripsi ini, untuk memperluas wawasan penyusun terhadap obyek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Drs. Marzuki mengatakan bahwa : Penelitian kepustakaan digunakan dengan cara mempelajari informasi yang ada dengan membaca literatur-literatur (buku-buku, majalah, publikasi-publikasi lainnya serta pengalaman-pengalaman orang lain (Rohaeni, 1995:47) Adapun penelitian kepustakaan menurut pendapat Winarno Surachmad adalah : Membutuhkan bahan-bahan yang harus digali dari perpustakaan, misalnya dengan membuat arsip-arsip, dokumendokumen, majalah-majalah dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah gambar montase karya siswa MI Pemban Aji Pejanggik. Metode Analisis Data Dalam usaha mengadakan pengumpulan data penelitian berdasarkan urutan di atas yakni metode observasi, wawancara, dokumentasi, FGD, dan kepustakaan maka metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Yang dimaksud dengan metode analisis adalah metode pengolahan (analisis) data yang dilaksanakan dengan mempergunakan suatu cara-cara tertentu. Pada dasarnya metode analisis ini diklasifikasikan atas dua golongan yaitu: analisis statistik dan analisis non statistik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Media gambar montase kelas VI di MI Pemban Ajie Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Lombok Dalam penelitian gambar montase anak kelas VI gambar yang diperoleh berasal dari saluran fotojurnalistik, yaitu surat kabar, majalah, internet (media online), buku cerita, dan sesuai dengan tema-tema yang disukai anak-anak dari berbagai sumber. Kumpulan foto yang diambil sesuai dengan tema yang disukai anak-anak. Sumber kemudian direspon dengan cara digunting dan tempel dengan menambahkan atau membuat gambar atau tulisan (kata-kata) pada gambar montase yang dibuat oleh anak. Untuk alat dan bahan yang digunakan pada saat pembuatan gambar montase oleh anak kelas VI yaitu dengan menggunakan gunting, penggaris, lem buku, pensil warna, bolpoint, kertas gambar atau kertas HVS. Elemen, Proses, dan Tema gambar montase kelas VI MI Pemban Ajie Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Lombok Elemen Dalam penelitian ini elemen seni ditunjukkan oleh foto-foto jurnalistik sebagai media karya seni yang telah menunjukkan atau memvisualkan unsur-unsur garis, bidang, warna, bentuk dalam perwujutannya. Sehingga anak-anak tidak membuat elemen seni rupa sendiri. Meskipun di dalam merespon nanti beberapa anak menyertakan goresan-goresan dan warna pada gambar montase. Proses Dalam penelitian ini tahapan proses gambar montase anak sudah mulai menggunting, menempel dan setelah itu anak-anak sudah merespon tempelannya. Dengan menambahkan berbagai garis, warna, teks, bentuk alam (tumbuhan), hewan, bentukbentuk awan, matahari, jalanan. Teknik penempelan ada yang digunting ditempel secara utuh sesuai dengan foto jurnalistik yang ada, tetapi ada yang obyek manusianya digunting-gunting sehingga bagian tubuh manusia bisa ditukar- tukar antara badan yang satu dengan yang lain. Dalam penempatan media-media jurnalistik ini dalam bentuk barunya, ada yang tetap menggambarkan satu narasi cerita tetapi ada dalam satu objek tempelan menggambarkan
beberapa narasi cerita sesuai dengan ekspresi yang diharapkan anak-anak. Tema Dalam penelitian ini tema gambar montase karya anak-anak adalah cerita baru yang terbentuk dari hasil rekayasa tempelan anakanak dengan berbagai media yang pada akhirnya menghasilkan bentuk karya baru yang menggambarkan satu tema atau beberapa tema, menurut kurikulum SD 2013 pada buku siswa dan guru terdapat beberapa tema dari kelas satu sampai kelas enam, namun penulis hanya meneliti di kelas enam, sehingga tema yang diambil hanya kelas enam saja dan diantaranya: Tema 1 :Selamatkan Mahluk Hidup Subtema 1 :Tumbuhan Sumber Kehidupan Subtema 2 : Hewan Sahabatku Subtema 3 : Lestarikan Hewan dan Tumbuhan Tema 2 : Persatuan Dalam Perbedaan Subtema 1 :Rukun dalam Perbedaan Subtema 2 : Bekerja sama Mencapai Tujuan Subtema 3 : Bersatu Kita Teguh Tema 3 : Tokoh dan Penemuan Subtema 1 : Penemu yang Mengubah Dunia Subtema 2 : Penemuan dan Manfaatnya Subtema 3 : Ayo, Menjadi Penemu Tema 4 : Globalisasi Subtema 1 : Globalisasi di Sekitarku Subtema 2 : Globalisasi dan Manfaatnya Subtema 3 : Globalisasi dan Cinta Tanah Air Tema 5 : Wirausaha Subtema 1 : Kerja Keras Berbuah Kesuksesan Subtema 2 : Usaha Di Sekitarku Subtema 3 : Ayo, Belajar Berwirausaha Tema 6 : Menuju Masyarakat Sehat Subtema 1 : Lingkungan Sehat, Masyarakat Sehat Subtema 2 : Masyarakat Sehat, Negara Kuat Subtema 3 : Membangun Masyarakat Sehat Tema 7 : Kepemimpinan Subtema 1 : Kepemimpinan di Sekitarku Subtema 2 : Pemimpin Idolaku Subtema 3 : Ayo, Memimpin Tema 8 : Bumiku Subtema 1 : Perbedaan Pengaruhnya
Waktu
dan
Subtema 2 : Bumiku dan Musimnya Subtema 3 : Bumi, Matahari, dan Bulan Tema 9 : Menjelajah Angkasa Luar Subtema 1 : Keteraturan yang Menakjubkan Subtema 2 : Benda Angkasa Luar Dan Rahasianya Subtema 3 : Tokoh Penjelajah Angkasa Luar
Pembahasan masing-masing karya gambar montase anak
Pembahasan elemen yang dibentuk oleh foto jurnalistik yang pertama foto musholla, orang yang mengendarai sepeda motor, mobil, jalanan, gambar tulisan lombok, Putri Nyale, dan Pangeran. Sebagai visualisasi dari elemen-elemen garis, bidang warna, ruang dalam bidang seni rupa. Proses pembentukan berdasarkan hasil karya gambar montase Abdul Hafiz yang pertama yaitu dengan menempelkan musholla, setelah itu barulah menambahkan gambar dengan cara menempelkan foto orang yang sedang mengendarai sepeda motor dan juga gambar mobil taksi. Pada gambar selanjutnya yang dibuat oleh Abdul Hafiz yaitu penempelan gambar jalanan (aspal) yang di berikan garis berbaris warna putih layaknya jalanan yang sering kita jumpai, diatas jalanan tersebut ditempelkannya juga sebuah mobil taksi, dari kelanjutan mobil taksi yang ada pada gambar masjid diatas tadi. Setelah itu Abdul Hafiz melanjutkan penempelan gambar Patung Liberty, Patung Merlion, dan tempattempat yang terkenal di luar negeri yang ada pada kesatuan gambar foto jurnalistik yang ditempelkan. Diatas kesatuan gambar tempattempat terkenal yang ada di luar negeri tersebut di tempelkan sebuah gambar kata “Lombok”. Pada awalnya Abdul Hafiz hanya bercerita tentang karya montase yang dibuatnya yaitu tentang perjalanan dari Lombok menuju ke tempat-tempat wisata terkenal yang ada di luar negeri. Namun disaat Abdul Hafiz ingin mengumpulkan karyanya,
ia menemukan cerita foto jurnalistik putri nyale dan pangeran yang kemudian ditempelkan diatas atap mushalla pada penempelan pertama di atas tadi. Sehingga karya montase yang dibuatnya diberikan judul Putri Nyale, bukan lagi cerita tentang perjalanan dari Lombok menuju wisata terkenal di luar negeri lagi. Untuk gambar background, Abdul Hafiz membuat bentuk visual awan dan gambar burung yang berbentuk huruf “M”. Dari hasil karya montase Abdul Hafiz, dapat dikategorikan tema “kepemimpinan” pada subtema “pemimpin idolaku” dengan ditegaskan oleh cerita pertama yaitu foto jurnalistik musholla yang berada dipinggir jalan dengan banyak dilewati oleh kendaraan. Cerita kedua yaitu gambar jalanan (aspal) yang di berikan garis berbaris warna putih layaknya jalanan yang sering kita jumpai, dengan dikendarai sebuah mobil taksi yang berada di Lombok dengan bertujuan ke luar negeri yaitu ke tempat-tempat wisata terkenal seperti yang ada di Korea, Singapura, New York, dan lain sebagainya. Cerita terakhir yaitu seorang Putri Nyale dan pangeran yang terlihat diatas atap musholla dalam cerita pertama diatas tadi, namun Abdul Hafiz mengimajinasikan atap musholla tersebut hanyalah sebuah bukit. Dilihat dari tipe gambar montase anak yakni tipe visual dan tipe haptik. Anak mampu menghasilkan karya berdasarkan dengan kemampuannya yang sesuai dengan usia mereka. Digambarkannya juga pada cerita daerah Putri Nyale bahwa ia sedang naik dan berdiri diatas bukit, yang tidak lama kemudian sang Putri lalu menjatuhkan diri ke laut, sebelum Putri menjatuhkan diri kelaut sempat di cegah oleh beberapa pangeran. Namun dalam gambar montase Abdul Hafiz, hanya terdapat satu pangeran saja yang dijadikan sebagai perwakilan dari cerita yang diimajinasikannya. Dikategorikan tema “pemimpin idolaku” karena diberikannya judul Putri Nyale oleh Abdul Hafiz sendiri dalam karyanya. Dari sejarah singakat tentang Putri Nyale bahwa ia adalah sosok wanita berdarah biru (bangsawan) dari kerajaan sekar muning pantai selatan pulau Lombok. Sang putri dikenal oleh masyarakatnya karena memiliki kecantikan dan amat elok perasaanya, sifatsifatnya yang baik, sopan tutur bahasanya lembut dan ramah terhadap semua orang sehingga itulah yang membuat sang putri
menjadi kebanggaan di mata rakyatnya. Hal ini juga pernah dibahas dalam diskusi FGD tentang gambar montase karya Abdul Hafiz. Hardiman mengatakan, Gambar karya montase Abdul Hafiz terdiri dari diri sendiri. Abdul Hafiz menempatkan gambar putri Nyale dan pangeran di atas atap masjid, namun dalam cerita rakyat putri Nyale yang sebenarnya menceritakan tentang sedang berdiri di atas tebing. Bagi anak bentuk masjid tersebut terasosiasikan dengan tebing, karna bentuk bukan sifat. Maka gambar mobil, motor, tempat wisata diluar negeri sudah dihapus oleh Abdul Hafiz, dan tidak lagi bercerita dalam karya montase yang dibuatnya. Masjid yang biasanya menjadi suatu tempat yang sakral namun, Abdul Hafiz mengimajinasikannya hanya sebuah tebing. Dari hasil tempelan Abdul Hafiz, dapat penulis simpulkan bahwa Abdul Hafiz masih kental dengan pengaruh budaya lokalnya, hal ini dapat penulis tunjukkan dari beberapa gambar yang ditempel pada akhirnya diberikan aksentuasi tokoh budaya lokal dalam cerita rakyat putri Nyale. Sehingga secara keseluruhan obyek-obyek yang ditempel menggambarkan suasana kehidupan budaya yang ada di Lombok.
Pembahasan elemen karya gambar montase Umam dibentuk oleh elemen foto jurnalistik yang pertama tentang foto bangunan, Spiderman, Ironman, dan beberapa manusia komik. Proses pembentukan berdasarkan hasil karya gambar montase Umam yang pertama yaitu gambar foto bangunan yang sekaligus menjadi background dari gambar montase yang Umam buat. Dalam foto bangunan diatas terdapat beberapa gambar foto orang yang diganti kepalanya menjadi kepala kartun, ada yang menjadi kepala kartun ular, kepala kartun naga, dan kepala robot. Sehingga disebutlah manusia kartun, tubuhnya manusia sedangkan kepalanya seperti kartun. Penempelan gambar selanjutnya yaitu gambar
foto Ironman yang berbentuk seperti robot dan mengeluarkan cahaya dari tangannya. Penempelan gambar yang terakhir yaitu gambar foto spiderman yang terletak di atas bangunan, seolah-olah spiderman sedang berterbangan. Dari karya montase Umam, dapat dikategorikan tema “menuju msyarakat sehat” dalam subtema “membangun masyarakat sehat” dengan diperjelas oleh cerita dari Umam sendiri tentang karya montase yang dibuatnya, yaitu tentang beberapa foto orang yang ada pada gambar bangunan yang Umam ganti kepalanya menjadi tokoh kartun yang disenangi oleh Umam sendiri, diantaranya seperti tokoh kartun Spiderman, Ironman, naga, ular, dan robot. Karena di film-film atau dalam buku cerita, tokoh kartun yang disenangi oleh Umam sangatlah kuat, pintar dari pada manusia pada umumnya. Sehingga proyek bangunan yang dikerjakan semulanya oleh manusia kemungkinan besar prosesnya akan lama, sedangkan jika manusia kartun yang mengerjakan proyek bangunan maka prosesnya tidak akan lama, cukup dengan mereka mengeluarkan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing dari tokoh kartun kesukaannya Umam, maka selesailah proyek bangunan dengan waktu beberapa menit saja. Untuk komposisi masih kurang tepat, seharusnya ditaruh pada bagian tengah ataupun lebih kekanan agar komposisi lebih enak dilihat. Dari karya montase Umam dapat penulis simpulkan bahwa Umam sedang menceritakan tentang kebanyakan manusia dalam bekerja sangatlah lambat dan pemalas, sehingga dizaman sekarang banyak yang membuat robot untuk menggantikan pekerjaan manusia.
Pembahasan elemen karya gambar montase Mala yang dibentuk oleh foto jurnalistik yang pertama tentang foto lingkungan, nyamuk, dan gambar foto anak. Sebagai visualisasi dari elemen-elemen garis, bidang warna, ruang dalam bidang seni rupa. Proses pembentukan berdasarkan hasil karya gambar montase Mala yang
pertama yaitu gambar foto lingkungan pesisir pantai. Di dituliskannya juga oleh Mala kata “Lingkungan kotor” yang berada di samping penempelan gambar foto lingkungan pesisir pantai di atas tadi. Penempelan gambar berikutnya yaitu gambar foto nyamuk, dan dituliskannya juga kata “Banyak nyamuk” oleh Mala. Penempelan gambar terakhir yaitu gambar foto kartun seorang anak laki-laki. Dan dituliskan kata “Demam BerdaraRah” disamping penempelan gambar kartun anak. Hasil gambar karya montase Mala dapat dikategorikan tema “menuju masyarakat sehat” dengan subtema “lingkungan sehat, masyarakat sehat” dengan dipertegaskan oleh penempelan foto jurnalistik yang pertama yaitu sebuah pesisir pantai yang terlihat sangat berantakan dan sangat kotor oleh sampahsampah organik dan non organik yang dibawa oleh ombak dari laut, sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Cerita penempelan foto jurnalistik yang kedua yaitu gambar nyamuk, karena lingkungan sudah tercemar oleh banyaknya sampah-sampah sehingga mengakibatkan terjadinya banyak nyamuk yang bersarang sehingga bisa menyebabkan DBD (demam berdarah) atau penyakit yang lain. Cerita penempelan foto jurnalistik yang terakhir yaitu seorang anak yang gambarnya jika dibandingkan dengan foto nyamuk di atas terlihat jauh lebih kecil dari pada gambar foto nyamuk di atas tadi. Dan diimajinasikan oleh Mala seolah-olah nyamuk terlihat sangat mengerikan dengan berbentuk seperti raksasa sehingga manusia menjadi ketakutan oleh nyamuk. Mungkin maksud dari perbandingan foto antara nyamuk dengan manusia karena semakin banyaknya nyamuk maka semakin banyak pula yang terkena penyakit demam berdarah. Untuk komposisi hanya menggunakan setengah tidak maksimal dalam menggunakan bidang gambar, namun mala sedikit menambahkan bidang gambar dengan tulisan-tulisan, walaupun setengahnya masih kosong. Dari hasil karya montase Mala, dapat penulis simpulkan bahwa Mala sedang menyampaikan pesan tentang menjaga lingkungan supaya tetap bersih, sehingga nyamuk tidak bisa bersarang, kalau lingkungan sudah bersih, maka tak ada yang akan terjangkit oleh demam berdarah dan oleh penyakit lainnya. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab 4 dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan dari Elemen, Prose, dan Tema gambar montase kelas VI MI Pemban Ajie Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Lombok. 1) Elemen Dalam karya montase anak ini dibentuk dalam tempelan atau potongan obyek visual dari fotofoto jurnalistik dan ada beberapa tambahan goresan garis, ada yang berwarna hitam putih dan berwarna. Secara komposisi penataan elemen montase anak bervariatif, ada yang terpusat, menyebar, bahkan ada yang tampilannya terlalu kecil tidak sesuai dengan bidang gambar sehingga banyak bidang kosong. Selain itu juga sebagian anak menyertakan tempelan-tempelan warna, goresan warna serta teks verbal berupa kata-kata atau kalimat yang menyertai gambar montase tersebut. foto jurnalistik yang digunakan dari berbagai gambar-gambar kartun pada majalah dan gambar-gambar di koran. 2) Proses Dalam proses penyelesaian karya gambar montase, sebagian dari anak menggunakan cara pemilihan obyek-obyek gambar pada foto jurnalistik, penyelesaiannya masih banyak yang dipotong-potong berbentuk persegi tidak mengikuti outline gambar. Meskipun ada beberapa anak sudah berani memotongmotong dan merubah bentuk obyek dalam tampilan yang baru, seperti contoh dari gambar montase anak yaitu tubuh manusia yang diganti kepalanya menjadi tokoh kartun, membuat jalan atau aspal menggunakan penempelan kertas dengan diberikan garis-garis putih menggunakan stipo, menambahkan bentuk visual matahari, awan, hujan, burung, pohon, tulisan-tulisan yang memperjelas maksud dari gambar montase yang dibuat
oleh anak, bahkan beberapa dari gambar montase anak ada yang dibuat seperti komik. 3) Tema Tema-tema yang divisualkan oleh anak dalam karya montasenya lebih banyak menggambarkan tentang tema “kepemimpinan”, meskipun ada dari beberapa anak yang menggambarkan tentang tema yang lainnya. Hadirnya tema disusun dari perpaduan berbagai narasi sehingga menjadi satu kesatuan tema, tetapi ada juga yang dibentuk dari narasi yang berbeda-beda sehingga dalam satu karya atau dalam satu bidang gambar terdapat beberapa tema, tidak hanya terdapat satu tema saja, bahkan terdapat dua sampai tiga tema dalam satu bidang gambar atau dalam satu karya montase anak. Salah satu dari keseluruhan anak memberikan judul pada karya montasenya sendiri, sedangkan anak-anak yang lain tidak ada yang memberikan judul pada gambar montase yang dibuatnya, meskipun hanya sendiri memberikan judul karya namun anak sudah berani untuk beda dari teman-temannya yang lain. Keseluruhan dari karya gambar montase anak termasuk ke 8 tema dari keseluruhan 9 tema. SARAN Setelah penelitian ini dilaksanakan, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut. 1) Bagi Guru Peneliti menyarankan kepada guru untuk lebih memperhatikan pembelajaran tentang seni, karena pembelajaran seni sangatlah penting untuk tahap kemampuan berpikir anak dan perkembangan anak. Selain itu guru juga harus bisa menginspirasi siswa dalam berkarya dengan lebih percaya diri. 2) Bagi peneliti lain
Diharapkan tulisan ini menjadi inspirasi dan referensi bagi penulis lain supaya kedepannya lebih banyak lagi penelitian yang terkait dengan gambar montase secara umum atau secara khusus. 3) Bagi Undiksha Hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya referensi penelitian dan menambah perbendaharaan perpustakaan mengenai gambar montase. Daftar Pustaka Amin,
Muhammad. 1991. Analisis Struktural Dan Pragmatis Cerita Monyeh Karya Jero Mihram. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Mataram E, Muharam dan Warti Sundaryati. 1992/1993. Pendidikan Seni Rupa II. Departmen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Garha, Oho. 001 – D/KS – PA 1983. Mari Kita Berkarya Seni Rupa. Buku Pengajaran Kesenian Sub Bidang Studi Seni Rupa. Buku Pegangan Guru Sekolah Dasar. Pusat Bahasa Departermen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka Pamugar, Denta. 2012. Perluasan Tema Gambar Melalui Pendekatan Inspiratif Di TK Al-Hikmah Desa Kesiman Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha Rohaeni. 1995. Pengaruh Partisifasi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa Di Desa Montong Tangi Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Skripsi (tidak diterbitkan). Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Muhammadiyah Selong. Siti, Ida Herawati dan Iriaji. 1998/1999. Pendidikan Seni Rupa. Departmen Pendidikan Dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project). Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa. Yogyakarta : Dicti Art Lab & Djagad Art House. Suputri, Dewi. 2016. Metode Pembelajaran Seni Di Sanggar Bali Trimanik Kreatif Denpasar