No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009
PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 ♣ Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan penurunan sebesar minus 1,09 persen dibandingkan nilai triwulan IV tahun 2008 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada sektor-sektor dominan di provinsi DKI Jakarta. Penurunan terendah dialami oleh sektor industri pengolahan (minus 5,24 persen), sektor konstruksi (minus 1,23), dan sektor perdagangan-hotel-restoran (minus 1,18 persen). Dari sisi pengeluaran, kondisi tersebut disebabkan oleh menurunnya pembentukan modal tetap bruto (minus 4,84 persen), impor (minus 4,34 persen), dan ekspor (minus 3,40 persen).
♣ Sementara PDRB triwulan I tahun 2009 dibandingkan dengan PDRB triwulan I tahun 2008 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,21 persen. Dari sisi lapangan usaha semua sektor mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi yakni 15,65 persen, kemudian disusul oleh sektor konstruksi sebesar 6,25 persen dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 6,19 persen. Dari sisi komponen pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi
dicapai oleh
komponen
konsumsi
pemerintah yaitu sebesar 7,85 persen, setelah itu diikuti oleh komponen konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit sebesar 6,04 persen dan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,01 persen.
♣ Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2009 mencapai Rp 180,39 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 90,15 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuanganpersewaan-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 sekitar 64,77 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pada triwulan I tahun 2009 sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, yakni sebesar 57,06 persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 37,04 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009
1
I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2009 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008 (q to q) menunjukkan laju pertumbuhan negatif. Penurunan ini terjadi di hampir semua sektor kecuali sektor pertanian, sektor pengangkutan-komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Penurunan terendah dialami oleh sektor industri pengolahan yang mencapai minus 5,24 persen, kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar minus 1,23 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar minus 1,18 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar minus 1,17 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar minus 0,34 persen, dan sektor pertambangan-penggalian sebesar minus 0,23 persen. Di lain sisi, sektor pengangkutan-komunikasi mampu menunjukkan kinerja cukup baik yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai tambah sebesar 1,61 persen. Sektor lainnya yang tumbuh positif pada triwulan I adalah sektor pertanian, yakni sebesar 1,17 persen, dan sektor jasa-jasa, sebesar 0,80 persen. Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (Persentase) Lapangan Usaha
Triw IV 2008 terhadap Triw III 2008
Triw I 2009 terhadap Triw IV 2008
Triw I 2009 terhadap triw I 2008
Sumber Pertumbuhan y on y
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
-3,03
1,17
1,39
0,00
Pertambangan dan Penggalian
0,55
-0,23
0,41
0,00
Industri Pengolahan
0,72
-5,24
1,61
0,26
Listrik, Gas, dan Air Bersih
3,19
-1,17
6,19
0,04
Konstruksi
3,12
-1,23
6,25
0,64
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0,85
-1,18
3,87
0,85
Pengangkutan dan Komunikasi
4,11
1,61
15,65
1,51
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
1,77
-0,34
4,33
1,27
Jasa-jasa
1,11
0,80
5,55
0,64
PDRB
1,69
-1,09
5,21
5,21
PDRB Tanpa Migas
1,70
-1,10
5,23
Pertanian
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
PDRB triwulan I tahun 2009 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi oleh faktor musim. PDRB DKI Jakarta triwulan I tahun 2009 jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2008 (y on y) secara total tumbuh 5,21 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi, yakni sebesar 15,65 persen, kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 6,25 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar 6,19 persen, sektor jasajasa sebesar 5,55 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 4,33 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 3,87 persen, sektor industri pengolahan sebesar 1,61 persen, sektor pertanian sebesar 1,39 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,41 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2008
Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha 16 Pertumbuhan (%)
12 8 4 0 -4
Triw IV 2008 thd Triw III 2008
n ga ng ku ta n Ke ua ng an Ja sa -ja sa
ga ng a
ru ks i
Pe n
da
LG A
Ko ns t
Pe r
Pe r
Pe r
ta ni an ta m ba ng an In du st ri
-8
Triw I 2009 thd Triw IV 2008
Triw I 2009 thd triw I 2008
Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya. Pada triwulan I tahun 2009, pertumbuhan yang dicapai oleh PDRB DKI Jakarta terutama didorong oleh semua sektor dengan sumber pertumbuhan terbesar diberikan oleh sektor pengangkutankomunikasi, kemudian diikuti oleh sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, sektor perdaganganhotel-restoran, sektor konstruksi, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan. Sementara sektor pertambangan-penggalian serta sektor pertanian, meskipun masing-masing tumbuh 1,39 persen dan 0,41 persen, peranannya sangat kecil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan I.
II. Nilai PDRB menurut Lapangan Usaha Triwulan IV/2008 dan Triwulan I/2009
PDRB DKI Jakarta mencerminkan kemampuan produksi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Jakarta tanpa memperhitungkan dari mana asal faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi kemudian diperhitungkan menurut harga tahun dasar untuk dapat melihat pertumbuhan produksi secara riil. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan pengaruh harga pada besaran yang tercipta. PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 adalah sebesar Rp 180,39 triliun, sedangkan pada triwulan IV tahun 2008 sebesar Rp 180,72 triliun, atau terjadi penurunan sebesar Rp 345,73 miliar triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, PDRB triwulan I tahun 2009 mencapai Rp 90,15 triliun dan triwulan IV tahun 2008 adalah Rp 91,15 triliun. Penurunan ini antara lain terjadi karena pengaruh krisis global dan sebagai akibat dari belum optimalnya kapasitas produksi di setiap sektor ekonomi. Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009
3
Selama triwulan I tahun 2009, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan-persewaanjasa perusahaan sebesar Rp. 51,46 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp. 37,08 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 28,30 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, ketiganya menghasilkan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 26,25 triliun untuk sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, Rp 19,42 triliun untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan Rp 14,25 triliun untuk sektor industri pengolahan. Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah) Berlaku
Konstan 2000
LAPANGAN USAHA
Triw IV 2008
Triw I 2009
Triw IV 2008
Triw I 2009
(2)
(3)
(4)
(5)
Pertanian
179,44
182,97
74,14
75,01
Pertambangan dan Penggalian
821,82
778,117
236,07
235,52
28.716,80
28.295,23
15.034,08
14.246,03
2.070,67
2.051,98
603,58
596,50
Konstruksi
20.735,03
20.594,68
9.426,12
9.310,18
Perdagangan, Hotel dan Restoran
37.298,00
37.082,98
19.656,50
19.424,90
Pengangkutan dan Komunikasi
17.092,25
17.327,06
9.413,26
9.565,18
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
51.442,00
51.458,71
26.337,02
26.247,67
Jasa-jasa
22.368,99
22.621,08
10.367,76
10.451,10
PDRB
180.724,99
180.392,79
91.148,53
90.152,09
PDRB Tanpa Migas
179.903,17
179.614,67
90.912,46
89.916,56
(1)
Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Bersih
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 dan Triwulan I Tahun 2008 - 2009 Selama tahun 2007 dan 2008 perekonomian DKI Jakarta masih didominasi oleh sektor keuanganpersewaan-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2007 ketiganya memberi kontribusi sebesar 64,98 persen dan pada tahun 2008 kontribusi ketiganya relatif stabil pada kisaran menjadi 64,96 persen. Secara umum, peranan ketiganya berkisar antara 28 persen untuk sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, 20 persen untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sekitar 15 persen untuk sektor industri pengolahan. Tinjauan terhadap sektor menunjukkan adanya peningkatan kontribusi pada sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor konstruksi, sektor pengangkutan-komunikasi, dan sektor listrik-gas-air bersih.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2008
Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 juga masih didominasi oleh sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran,
dan
sektor
industri
pengolahan.
Sektor
keuangan-persewaan-jasa
perusahaan memberi kontribusi sebesar 28,53 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 20,56 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 15,69 persen. Tabel 3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 dan Triwulan I Tahun 2008-2009 (Persentase)
Lapangan Usaha
2007
2008
(1)
(2)
(3)
Triwulan I 2008 (4)
2009 (5)
Pertanian
0,10
0,10
0,10
0,10
Pertambangan dan Penggalian
0,47
0,48
0,49
0,43
15,97
15,73
15,43
15,69
1,06
1,12
1,10
1,14
Konstruksi
11,20
11,29
11,24
11,42
Perdagangan, Hotel dan Restoran
20,36
20,68
20,64
20,56
9,32
9,35
9,38
9,61
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
28,65
28,56
28,83
28,53
Jasa-jasa
12,87
12,69
12,78
12,54
100,00
100,00
100,00
100,00
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
Pengangkutan dan Komunikasi
PDRB DKI Jakarta Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
IV. PDRB menurut Pengeluaran Triwulan I Tahun 2009 Dari sisi pengeluaran, PDRB DKI Jakarta dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan ekspor-impor. Tinjauan struktur PDRB menurut komponen pengeluaran menunjukkan alokasi penggunaan PDRB yang tercipta di suatu daerah pada satu kurun waktu tertentu. Selama triwulan I tahun 2009 kontribusi komponen konsumsi rumah tangga & lembaga swasta nirlaba memberikan kontribusi sebesar 57,06 persen (Rp 102,92 triliun), kemudian diikuti komponen ekspor dan impor masing-masing sebesar 55,59 persen (Rp 100,28 triliun) dan 54,01 persen (Rp. 97,43 triliun) dari total konsumsi PDRB yang tercipta di DKI Jakarta. Selanjutnya, kontribusi yang berasal dari komponen PMTB mencapai 37,04 persen, atau menyerap sekitar Rp 64,09 triliun dari total PDRB, dan berasal dari komponen konsumsi pemerintah sebesar 7,48 persen, atau sebesar Rp 13.50 triliun.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009
5
Tabel 4. PDRB Menurut Komponen Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Nilai (Miliar Rp) No
Struktur (Persen)
Komponen Pengeluaran Triw IV 2008
Triw I 2009
Triw IV 2008
Triw I 2009
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Konsumsi RT & Lembaga Swasta Nir Laba
101.131,74
102.922,17
55,96
57,06
2
Konsumsi Pemerintah
13.549,89
13.496,69
7,50
7,48
3
PMTB
65.259,87
64.092,74
37,61
37,04
4
Ekspor
97.288,06
97.431,67
53,83
54,01
5
Minus Impor
99.208,94
100.275,82
54,89
55,59
180.724,99
180.392,79
100,00
100,00
(1)
PDRB Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
Tinjauan terhadap laju pertumbuhan triwulan I tahun 2009 terhadap triwulan IV tahun 2008 (q
to q) menunjukkan pertumbuhan negatif sebesar minus 1,09 persen. Bila dilihat secara komponen, komponen konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba menjadi satu-satunya sektor dengan pertumbuhan diatas nol persen, yaitu sebesar 1,30 persen. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit selama masa kampanye pada pemilu legislatif lalu. Sementara itu, sektor lainnya tumbuh dibawah nol persen. Tekanan terhadap perekonomian dunia berimbas pada melemahnya permintaan dunia terhadap produk Jakarta, sebagai akibatnya ekspor melambat hingga minus 3,40 persen dan impor melambat hingga minus 4,34 persen. Demikian pula dengan komponen PMTB yang melambat minus 4,84 persen dan konsumsi pemerintah yang melambat minus 1,83 persen
Distribusi PDRB DKI Jakarta Triw IV 2008 dan Triw I 2009 menurut Komponen Pengeluaran
60 50 40 30 20 10 0 Triw IV 2008
Konsumsi RT & Nirlaba
6
Konsumsi Pemerintah
Triw I 2009
PMTB
Ekspor
Impor
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2008
Tinjauan terhadap pertumbuhan triwulan I tahun 2009 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2008 (y on y) menurut komponen Pengeluaran menunjukkan bahwa komponen konsumsi pemerintah mengalami peningkatan tertinggi yaitu 7,85 persen. Terbesar kedua komponen konsumsi rumahtangga & Lembaga swasta nirlaba (6,04 persen), kemudian diikuti komponen impor (5,94 persen), komponen PMTB (4,01 persen), dan terakhir komponen ekspor (0,58 persen). Tabel 5. PDRB menurut Komponen Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan 2000 Nilai (Milliar Rp) No
Komponen Pengeluaran
(1)
(2)
1
Konsumsi RT & Lembaga Swasta Nir Laba
2
Konsumsi Pemerintah
3
Pertumbuhan (%)
Triw IV 2008
Triw I 2009
Triw I 2009 terhadap Triw IV 2008
Triw I 2009 terhadap Triw I 2008
(3)
(4)
(5)
(6)
47.845,56
48.339,43
1,03
6,04
4.508,25
4.425,81
-1,83
7,85
PMTB
31.910,82
30.365,82
-4,84
4,01
4
Ekspor
61.011,37
58.935,35
-3,40
0,58
5
Minus Impor
52.780,53
50.492,21
-4,34
5,94
91.148,53
90.152,09
- 1,09
5,21
PDRB Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009
7
BPS PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Dody Rudyanto, MM Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik
Telepon Fax e-mail Homepage
8
: : : :
021-42877301 021-42877350
[email protected] http://bps.jakarta.go.id/
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2008