PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I.
DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat berakibat fatal yang menyebabkan kecacatan atau mengancam jiwa Jemaah haji.Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka tenaga kesehatan harus membekali dirinya dengan kemampuan identifikasi dan penanganan kondisi gawat darurat dalam menjalankan tugasnya di Arab Saudi.
II.
TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Umum : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan melakukan pertolongan gawat darurat selama bertugas di Arab Saudi sebagai Tim Gerak Cepat ( TGC ) B. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan 1. Menjelaskan konsep pertolongan gawatdarurat 2. Menjelaskan gangguan Airway 3. Menjelaskan gangguan Breathing 4. Menjelaskan gangguan Circulation 5. Melakukan Resusitasi Jantung Paru
III.
POKOK BAHASAN Pokok bahasan pada modul ini: 1.
Gangguan airway dan tatalaksana
2.
Gangguan breathing dan tatalaksana
3.
Gangguan circulation dan tatalaksana
4.
Resusitasi jantung paru
Modul Pelatihan PPIH 2017
1
IV.
V.
BAHAN BELAJAR 1.
Flipchart
2.
White board
3.
Alat tulis (ATK)
4.
Materi Inti 1
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN A. Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator a.
Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas
b.
Fasilitator menyampaikan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan hangat
c.
Fasilitator memperkenalkan diri
2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan b. Menjawab salam B. Langkah 2 : Penyampaian pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Menggali pendapat pembelajar tentang konsep gawat darurat b. Menyampaikan pokok bahasan 2. Kegiatan Peserta a. Memberikan pendapat dari pertanyaan Fasilitator b. Mendengar, mencatat hal-hal yang penting dalam materi c. Mengajukan pertanyaan kepada Fasilitator bila masih ada yang belum dipahami. C. Langkah 3: Kesimpulan 1. Kegiatan Fasilitator a.
Merangkum
poin-poin
penting
dari
hasil
proses
kegiatan
pembelajaran. b.
Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Modul Pelatihan PPIH 2017
2
2. Kegiatan Peserta a. Mencatat hal-hal yang penting b. Membalas salam
VI.
URAIAN MATERI A. Definisi dan konsep kegawatdaruratan Gawat darurat adalah: Suatu keadan karena cidera atau bukan cidera yang mengancam nyawa pasien dan membutuhkan pertolongan segera. Untuk tatalakasana gawat darurat petugas tim gerak cepat harus mampu melakukan triase dengan baik. Triase
adalah pemilihan penderita
berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia. Terapi yang diberikan berdasarkan prioritas ABC (Airway, Breathing, Circulation).
B. Jenis jenis kegawadaruratan airway 1. Obstruksi saluran nafas 2. Gagal proteksi saluran nafas 3. Edema mukosa (anafilaksis) atau aspirasi benda asing Tanda pasien kritis pada gangguan airway dan atau breathing adalah 1. Henti nafas atau ancaman henti nafas (RR < 8X/menit atau > 30x/menit, Sp02 < 90 %), 2. Jalan nafas tersumbat atau terancam tersumbat, muncul suara stridor 3. Distress nafas (penggunaan otot bantu nafas, sulit bicara). Bila terjadi gangguan pada airway maka yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas, pemeriksaannya meliputi kemungkinan adanya penyebab seperti obstruksi saluran nafas, edema mukosa saluran nafas, fraktur wajah, atau penyebab lainnya. Tatalaksana yang diberikan pada gangguan airway adalah mempertahankan jalan nafas terbuka dengan baik pada semua. Membuka dan mempertahankan jalan nafas dapat dilakukan dengan head tilt, chin lift, jaw thrust, evakuasi sumbatan, pemasangan orofaring, pemasangan nasofaring, pemangan laryngeal
Modul Pelatihan PPIH 2017
3
mask airway atau intubasi trakea sesuai kebutuhan pasien. Pasien yang dapat bicara dapat dianggap bahwa jalan nafas bersih
C. Jenis jenis kegawadaruratan breathing Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru paru, dinding dada serta diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi dengan cepat sehingga organ yang menyebabkan gangguan breathing, dapat diidentifikasi dengan cepat pula. Gangguan breathing dapat disebabkan kondisi dibawah ini diantaranya: 1. Pneumothorax 2. Trauma tulang iga (flail chest) 3. Efusi pleura, hemothorax 4. Asma eksaserbasi akut 5. PPOK eksaserbasi akut 6. Pneumonia 7. dll Tanda pasien kritis pada gangguan airway dan atau breathing adalah 1. Henti nafas atau ancaman henti nafas (RR < 8X/menit atau > 30x/menit, Sp02 < 90 %), Peningkatan usaha nafas (nafas cepat, penggunaan otot2 bantu nafas), Hipoxia atau fatigue (sianosis) 2. jalan nafas tersumbat atau terancam tersumbat, muncul suara stridor, 3. Distress nafas (penggunaan otot bantu nafas, sulit bicara). Pada gangguan breathing tatalakasana yang diberikan adalah pemberian oksigenasi, inhalasi dengan bronkodilator, posisi setengah duduk, torakosentesis, pemasangan Water Seal Drainage (WSD) , atau ventilator mekanik sesuai penyebab
D. Jenis jenis kegawadaruratan circulation 1. Syok (takikardia, pemanjangan waktu pengisian kapiler, peningkatan frekuensi nafas, penurunan tekanan darah) Modul Pelatihan PPIH 2017
4
2. Perdarahan (hematesis, melena, perdarahan masif) 3. Sepsis 4. Gagal jantung dengan gangguan hemodinamik, gagal ginjal dengan gangguan hemodinamik
Tanda kritis pada gangguan sirkulasi adalah 1. Henti jantung atau ancaman henti jantung (HR < 40x/menit atau HR > 140x/menit) 2. Akral dingin, sianosis 3. Waktu pengisian kapiler > 2 detik 4. Penurunan kesadaran 5. Perdarahan masif Bila terjadi gangguan sirkulasi segera pasang IV Line, terapi diberikan sesuai dengan penyebab, dapat diberikan loading cairan pada kasus syok, pemberian diuretic pada gagal jantung dengan overload, transfuse darah, obat-obat vasoaktif, inotropik sesuai kondisi yang diderita
E. Resusitasi jatung paru (RJP) Upaya untuk mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru melalui pemberian nafas buatan dan pijat jantung luar. Langkah langka RJP 1. Tentukan tingkat kedaran (respon penderita), dengan memanggil, menggoyang tubuh atau memberi rangsang nyeri 2. Bila penderita menjawab pertanyaan, berarti penderita sadar dan keadaan baik 3. Bila tidak ada respon petugas bersiap melakukan RJP dan memanggil bantuan 4. Posisi penderita dalam keadaan terlentang 5. Periksa denyut nadi pada carotis bila tidak ada, mulai pijat jantung 6. Selanjutnya berikan pernafasan
Modul Pelatihan PPIH 2017
5
Teknik resusitasi jantung paru Penderita dibaringkan dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, papan, back board) Posisi petugas berlutut segaris dengan dengan sisi bahu kanan pasien Lokasi kompresi ditengah dada, tekan keras dan cepat dengan kedalaman kurang lebih 5 cm dan frekuensi 100x/menit Pijat jantung dilakukan bergantian dengan pemberian nafas buatan dengan perbandingan 30:2 Guidelines untuk RJP ini mengacu pada guidelines ACLS
Modul Pelatihan PPIH 2017
6