2013-10-04 10:49:51 / HITS: 1720 / KATEGORI: Berita Umum
STANDAR FISIK, PERLENGKAPAN AMBULANS GAWAT DARURAT MEDIK
Landasan Hukum : Kepmekes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik. Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik. Diperlukan standarisasi perlengkapan umum dan medik pada kendaraan ambulans AGDT, khususnya untuk keseragaman dan peningkatan mutu pelayaan rujukan kegawatdaruratan medik. Yang diatur dalam Kepmenkes adalah jenis kendaraan : 1. Ambulans transportasi; 2. Ambulans gawat darurat; 3. Ambulans rumah sakit lapangan; 4. Ambulans pelayanan medik bergerak; 5. Kereta jenazah. 6. Ambulans udara.
Acuan lain : Surat Ketua IKABI, nomor 005./IKABI/PP/VIII/2002, tanggal 12 Agusutus 2002, perihal : Spesifikasi AGD 118 Homepage : http://www.ikabi.or.id Diperlukan rekomendasi komisi trauma IKABI atas ambulans yang dibuat atau di supplay oleh perusahaan karoseri lokal. AMBULANS TRANSPORT Tujuan Penggunaan : Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/ tindakan darurat untuk
menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan. Persyaratan Kendaraan : Teknis Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : putih (DKI warna hijau lapis ) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : ambulans dan logo : bintang enam biru dan ular tongkat. Ruang penderita mudah dicapai dari tempat pengemudi Tempat duduk bagi petugas dan keluarga di ruangan penderita Dilengkapi sabuk pengaman untuk petugas dan penderita Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya satu tandu Ruangan penderita berhubungan langsung dengan tempat pengemudi Gantungan infus terletak sekurangnya 90 sm di atas tempat penderita Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Lampu ruangan secukupnya/bukan neon, dan lampu sorot yang dapat digerakan Lemari obat dan peralatan Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Sirine dua nada Lampu rotator warna merah dan biru, di tengah atas kendaraan Radio komunikasi dan atau radio genggam di ruang kemudi Tersedia peta wilayah Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia Tanda pengenal ambulans transportasi dari bahan pemantul sinar Kendaraan mudah dibersihkan, lantai landai dan batas dinding dengan lantai tidak menyudut Dapat membawa inkubator transport Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku Medis Tabung oksigen dengan peralatannya Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset anak-dewasa, dll) Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya Petugas 1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup dasar) dan berkomunikasi 1 (satu) perawat dengan kemampuan PPGD Tata tertib Sewaktu menuju tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan rotator Selama mengangkut penderita hanya menggunakan lampu rotator . Mematuhi semua peraturan lalu lintas Kecepatan kendaraan maksimum 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. Petugas memakai seragam awak ambulans dengan identitas yang jelas. AMBULANS GAWAT DARURAT; Tujuan Penggunaan : Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif atau ke Rumah Sakit
Sebagai kendaraan transport rujukan. Persyaratan : Teknis Kendaraan Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : kuning muda Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat. Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan Meja yang dapat dilipat Lemari obat dan peralatan Tersedia peta wilayah dan detailnya Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Sirine dua nada Lampu rotator warna merah dan biru Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia Peralatan rescue Lemari obat dan peralatan Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar Peta wilayah setempat – Jabotabek Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin. Medis Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang Peralatan medis PPGD Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Suction pump manual dan listrik 12 V DC Peralatan monitor jantung dan nafas Alat monitor dan diagnostik Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa Minor surgery set Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Entonok Kantung mayat Sarung tangan disposable Sepatu boot Petugas 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
Tata tertib berkendara Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator. Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. AMBULANS RUMAH SAKIT LAPANGAN Tujuan Penggunaan : Merupakan gabungan beberapa ambulans gawat darurat dan ambulans pelayanan medik bergerak. Sehari-hari berfungsi sebagai ambulans gawat darurat Persyaratan : Teknis Kendaraan Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : kuning muda Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Kendaraan menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat. Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan Meja yang dapat dilipat Lemari obat dan peralatan Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Sirine dua nada Lampu rotator warna merah dan biru terletak di atap sepertiga depan. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia Peralatan rescue Lemari obat dan peralatan Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar Peta wilayah setempat – Jabotabek dan detailnya Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin. Medis Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang Peralatan medis PPGD Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Suction pump manual dan listrik 12 V DC Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa Minor surgery set Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Entonok / .. Kantung mayat Sarung tangan disposable Sepatu boot Petugas 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD BTLS/BCLS 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS Tata tertib Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. AMBULANS PELAYANAN MEDIK BERGERAK Tujuan Penggunaan : Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik di lapangan Digunakan sebagai ambulans transport. . Persyaratan Teknis Kendaraan Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak. Berbentuk kontainer dan berfungsi sebagai poliklinik Warna kendaraan : kuning muda Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Poliklinik dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Sirine satu atau dua nada Lampu rotator warna merah dan biru di atap sepetiga depan Kendaraan berpengatur udara /AC dengan pengendali di ruang pengemudi. Ruang kerja cukup luas dan atap tinggi sehingga petugas dapat berdiri untuk melakukan tindakan dan gantungan infus tinggi sehingga cairan infus dapat menetes dengan lancar. Meja kerja yang dapat dilipat Tempat duduk petugas di ruang periksa yang dapat diatur/ dilipat Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita Tempat tidur atau tandu dapat dilipat sekurangnya untuk satu pasien. Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Generator 220/240 Volt AC dengan peralatannya, dan alih tegangan arus Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan Lemari obat dan peralatan Kapasitas penyimpanan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Peralatan rescue Peta wilayah setempat – Jabotabek , Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin. Medis Tabung oksigen dengan peralatan. Peralatan medis PPGD (terlampir) Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Suction pump manual dan listrik 12 V DC Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Sarung tangan disposable Sepatu boot Petugas 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi Perawat berkemampuan PPGD dengan jumlah sesuai kebutuhan Paramedis lain sesuai kebutuhan Dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS Tata tertib berkendara Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. AMBULANS GAWAT DARURAT MEDIK SEPEDA MOTOR Tujuan Penggunaan : Pertolongan Penderita Gawat Darurat pra Rumah Sakit, sebagai kendaraan pendahulu. Persyaratan Teknis Kendaraan Kendaraan roda dua, bahan bakar minyak/ bensin Silinder 100 cc atau lebih Warna kendaraan : kuning muda – hijau Tempat duduk dua orang Sirine satu atau dua nada Lampu rotator warna biru Radio komunikasi atau radio genggam Helmet, jaket dengan identitas dibuat dari bahan pemancar cahaya Tanda pengenal tertulis gawat darurat/ Emergency dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Medis Tabung oksigen dengan peralatan. Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Alat pertolongan luka (terlampir) Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Sarung tangan disposable Sepatu boot Petugas 2 (dua) orang perawat berkemampuan PPGD dan yang mempunyai SIM C sebagai pengemudi. Tata tertib berkendara Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine
Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. KERETA JENAZAH. Tujuan Penggunaan : Merupakan kendaraan yang digunakan khusus untuk mengangkut jenazah Persyaratan Kendaraan : Teknis Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : hitam, di kanan-kiri bertulis : Kereta Jenazah Dilengkapi sabuk pengaman bagi penumpang Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Lampu ruangan secukupnya, dan lampu sorot yang dapat digerakan Sirine satu atau dua nada Lampu rotator warna merah dan biru Dapat mengangkut sekurangnya satu peti jenazah, dan ada sabuk pengaman peti jenazah. Ruang jenazah terpisah dari ruang kemudi. Tempat duduk/ duduk lipat bagi sekurang-kurangnya 4 (empat) orang di samping jenazah. Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Tanda pengenal kereta jenazah dari bahan pemantul sinar Gantungan karangan bunga di depan, samping kiri dan kanan. Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Petugas 1 (satu) pengemudi yang dapat berkomunikasi 1 (satu) pengawal jenazah atau lebih Tata tertib berkendara Sirine hanya digunakan saat bergerak dalam iringan jenazah dan mematuhi peraturan lalau lintas tentang konvoi Bila tidak dalam iringan hanya boleh menghidupkan rotator. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
Berdasarkan teori-teori yang relevan/ digunakan penulis dalam melakukan penelitian sampai ke tahapan desain, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang sedang diteliti. Berikut adalah landasan-landasan yang digunakan penulis :
Teori penyelamatan
Dimana penulis mempelajari tentang cara penanganan terhadap korban kecelakaan yang terjadi diarea pantai Anyer provinsi Banten, sehingga dapat menolong jiwa dan keselamatan korban tersebut.
Teori estetika
Yang mencakupi teori tentang penggabungan antara bentuk-bentuk yang dapat dikembangkan, warna yang sesuai dengan styling desain, serta material yang sesuai pula sehingga menjadi sebuah produk yang menarik dan diterima. “ Aesthetics is the branch of philosophy that is concerned with the analysis of concepts and the solutions of problems that arise when one contemplates aesthetic objects. Aesthetic objects, in turn, comprise all the objects of aesthetic experience; thus, it is only after aesthetic experience has been sufficiently characterized that one is able to delimit the class of aesthetic objects ”. (Sutrisno,1993)
Teori sosiologi
Ilmu yang mempelajari tentang cara manusia melihat suatu benda dalam masyarakat. Aspekaspek psikologis yang tertanam dan tumbuh menjadi sebuah pemikiran sosial dan menjadi suatu pandangan sosial yang membuat perspektif dalam masyarakat. Serta memperdalam kebiasaankebiasaan dalam masyarakat diarea wilayah pantai seperti pantai Anyer
2.2 Kerangka Berfikir
Pada setiap penyusunan penelitian haruslah berdasarkan pada kerangka berfikir dan pada penelitian ini penulis medapatkan kerangka berfikir yaitu: Dengan adanya kendaraan khusus penjaga pantai maka terpenuhilah usaha pertolongan kecelakaan yang terjadi di area air dan daratan (pantai) Anyer.
2.3 Hipotesis
Dari kerangka berfikir dan rumusan masalah di atas didapatlah sebuah hipotesis yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan pada bagian macam-macam permasalahan, yaitu :
Terdapat pengaruh yang baik dan keselarasan pada kendaraan khusus patroli pantai dengan area pantai.Anyer Terdapat pengaruh yang signifikan antara kendaraan khusus penjaga pantai dengan area pantai
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kendaraan khusus patroli pantai dengan efisiensi waktu tempuh
Terdapat perbedaan yang signifikan antara desain kendaraan khusus penjaga pantai yang berada diIndonesia dengan kendaraan khusus penjaga pantai luar negri.
2.4. Objek penilitian terhadap ilmu pertolongan 2.4.1 Pertolongan pertama Pertolongan pertama diatur dalam undang-undang yaitu :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 23/Birhub/1972, PMI dapat menyelengarakan pertolongan pertama maupun meyelenggarakan pendidikan pertolongan pertama serta dapat mendirikan pos pertolongan pertama. AD PMI bab II pasal 5-6 dan ART PMI bab II pasal 3 Keputusan MENKES RI no.143/Menkes-kesos/sk/SK/II/2001 tentang standarisasi kendaraan pelayanan medis.
2.4.2
Definisi
Pertolongan pertama adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba dating sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis, ini berarti : 1. Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda 2. Pertolongan pertama harus tepat sehingga akan meringankan sekit korban bukan menambah rasa sakit korban.
2.4.3
Dasar-dasar pertolongan pertama
Pertolongan pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi, jadi tindakan pertolongan pertama ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas medis terdekat. Pertolongan harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah akan berakibat buruk seperti cacat tubuh bahkan kematian. Namun memasuki pembahasan kea rah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik membahas tentang pencegahan terhadap suatu kecelakaan, terutama dalam kegiatan dialam bebas, selain itu harus digaris bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korbannya, sekedar contoh beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada kegiatan, maka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan. 1. A.
Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya : 1. Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya, seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan, sebelumnya kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya 2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efisien. Hindarkan sikap sok pahlawan , pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota. 3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang teah anda lakukan, indentitas korban, tempat dan waktu kejadian dan sebagiannya, catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain. 1. B.
Prinsip Dasar
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah : 1. Jangan panik Berlakulah cekatan namun tetap tenang, apabila kecelakaan bersifat missal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan unutk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk diberikan pertolongan. 1. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaan adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang akan memperberat kondisi korban, keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya, kerugiannya bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparahkondisi korbannya. 1. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban Bila pernafasan penderita berhenti segeralah kerjakan pernafasan bantuan dengan cara memberikan nafas buatan dari mulut kemulut kemudian sambil menekan bagian dada tindakan ini agar dapat memancing kerja jantung agar dapat berdetak kembali. 1. Pendarahan Pendarahaan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit, dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuatkuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun benda yang dapat menahan sapu tangan tersebut agar sapu tangan tersebut dapat tetap menekan lukaluka tersebut, jika lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahaan lebih tinggi dari bagian tubuh. 1. Perhatikan tanda-tanda shock
Korban-korban ditelengtangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringkan dengan posisi terlungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, cara tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya, apabila penderita mengalami cidera didada dan penderita sesak nafas (tapi masih dalam keadaan sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk. 1. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan seberapa parah cidera yang dialami korbannya terkecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban didiamkan ditempat tersebut, apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai, dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan. 1. Segera membawa korban kesentral pengobatan Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban maka korban dievakuasi kesentral pengobatan, puskesmasatau rumah sakit, perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life savung dang mengurangi kecacatan bukan terapi, serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten. 2.4.4
Kasus-kasus kecelakaan
Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya : 1. a.
Pingsan (Syncope/collapse)
yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea. Gejala :
Perasaan limbung Pandangan berkunang-kunang
Telinga berdenging
Napas tidak teratur
Muka pucat
Biji mata melebar
Lemas
Keringat dingin
Mengap berlebihan
Tak respon (beberapa menit)
Denyut nadi lambat
Penanganan : 1. Baringkan korban dalam posisi terlentang 2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung 3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan 4. Beri udara segar 5. Periksa kemungkinan cedera lain 6. Selimuti korban 7. Korban diistirahatkan beberapa saat 8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> rujuk ke instansi kesehatan. 1. b.
Dehidrasi
yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai
kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan. Gejala dan tanda dehidrasi : Dehidrasi ringan :
Defisit cairan 5 % dari berat badan Penderita merasa haus
Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit.
Dehidrasi sedang :
Defisit cairan antara 5 – 10 % dari berat badan Nadi lebih dari 90 kali per menit
Nadi lemah
Sangat haus
Dehidrasi berat :
Defisit cairan lebih dari 10 % dari berat badan Hipotensi
Mata cekung
Nadi sangan lemah, sampai tak terasa
Kejang-kejang
Penanganan : 1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock 2. Mengganti elektrolit yang lemah 3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada 4. Memberantas penyebabnya 5. Rutinlah minum jangan tunggu haus c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan. Gejala :
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
Canned be heard the voice of the additional breath
Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
Irama nafas idak teratur
Terjadi perubahan warna kulit (merah/ pucat/ kebiruan/ sianosis)
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan :
Tenangkan korban Bawalah ke tempat yang luas dan sejuk
Posisikan ½ duduk
Atur nafas
Beri oksigen (bantu) bila perlu
d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dan lain-lain. Gejala :
Kepala terasa nyeri/berdenyut Kehilangan keseimbangan tubuh
Lemas
Penanganan : 1. Istirahatkan korban 2. Beri minuman hangat 3. Beri obat bila perlu 4. Tangani sesuai penyebab e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan. Gejala :
Perut terasa nyeri/mual Berkeringat dingin
Lemas
Penanganan : 1. 1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban 1. 2. Beri minuman hangat (teh/kopi) 2. 3. Jangan beri makan terlalu cepat f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung. Gejala :
Nyeri di dada Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
Denyut nadi tak teraba/lemah
Gangguan nafas
Lemas
Kulit berubah pucat/kebiruan
Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stres, tegang. Penanganan : 1. Tenangkan korban 2. Istirahatkan 3. Posisi ½ duduk 4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas 5. Longgarkan pakaian dan barang yang mengikat pada badan 6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu 7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain di dekatnya) 1. g.
Histeria
yaitu sikap yang berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban secara kejiwaan untuk mencari perhatian. Gejala :
Seolah-olah hilang kesadaran Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan : 1. Tenangkan korban 2. Pisahkan dari keramaian 3. Letakkan di tempat yang tenang 4. Awasi 1. h.
Mimisan
yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin) /kelelahan/benturan. Gejala :
Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh
darah
Kadang disertai pusing
Penanganan : 1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman 2. Tenangkan korban 3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung 4. Diminta bernafas lewat mulut 5. Bersihkan hidung luar dari darah 6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama 1. i.
Kram
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala :
Nyeri pada otot Kadang disertai bengkak
Penanganan : 1. Istiratkan 2. Posisi nyaman 3. Relaksasi 4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi 1. j.
Memar
yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras. Gejala :
Warna kebiruan/merah pada kulit Nyeri jika ditekan
Kadang disertai bengkak
Penanganan : 1. Kompres dingin 2. Balut tekan 3. Tinggikan bagian luka 1. k.
Keseleo
yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram. Gejala :
Bengkak Nyeri bila ditekan
Kebiruan/merah pada daerah luka
Sendi terkunci
Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan : 1. Korban diposisikan nyaman 2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan 4. Tinggikan bagian tubuh yang luka 1. l.
Luka
yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury. Gejala :
Terbukanya kulit Pendarahan
Rasa nyeri
Penanganan : 1. Bersihkan luka dengan antiseptik (alkohol/boorwater) 2. Tutup luka dengan kasa steril/plester 3. Balut tekan (jika pendarahannya besar) 4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka: 1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila o Keluarkan tanpa menyinggung o Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
ada
: luka
o Evakuasi korban ke pusat kesehatan 1. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi. m. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara : 1. Tenaga/mekanik, 2. Fisika:
misal
menekan,
mengikat,
menjahit
dll
Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
3. 4. 5. Elektrik: diahermik 1. n.
Kimia: Biokimia:
Patah Tulang/Fraktur
vitamin
Obat-obatan K
yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian. Gejala :
Perubahan bentuk Nyeri bila ditekan dan kaku
Bengkak
Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
Ada memar (jika tertutup)
Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya :
Terbuka (terlihat jaringan luka) Tertutup
Penanganan : Tenangkan korban jika sadar Untuk patah tulang tertutup : 1. Periksa gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakkan/diangkat), sensasi (respon nyeri), sirkulasi (peredaran darah) 2. Ukur bidai di sisi yang sehat 3. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh 4. Ikat bidai 5. Periksa GSS Untuk patah tulang terbuka : 1. Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat 2. Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin 3. Ikat dengan ikatan V 4. Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian : 1. Mencegah pergeseran tulang yang patah
2. Memberikan istirahat pada anggota badan yang patah 3. Mengurangi rasa sakit 4. Mempercepat penyembuhan 1. o. Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar) Penanganan : 1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen 2. Perhatikan keadaan umum penderita 3. Pendinginan
Membuka pakaian penderita/korban
Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air.
4. Mencegah infeksi
Luka ditutup dengan perban atau kain bersih yang tak dapat melekat pada luka Penderita dikerudungi kain putih
Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap, dan lain-lain.
1. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama. 2. Bila luka bakar luas penderita dikuasakan 3. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24 – 48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan. 4. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh. 1. p.
Keracunan makanan atau minuman
Gejala :
Mual, muntah Keringat dingin
Wajah pucat/kebiruan
Penanganan :
1. Bawa ke tempat teduh dan segar 2. Korban diminta muntah 3. Diberi norit 4. Istirahatkan 5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
2.4.5
Evakuasi korban
adalah salah satu tahapan dalam pertolongan pertama yaitu untuk memindahkan korban kelingkungan yang aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut
Prinsip evakuasi :
1. Dilakukan jika mutlak perlu 2. Menggunakan teknik yang baik dan benar 3. Menolong harus memiliki fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian.
Alat pengangkutan :
Dalam proses evakuasi korban ada beberapa cara dan ada beberapa alat bantu, namun hal tersebut tergantung pada kondisi yang dihadapi ( medan, kondisikorban, ketersediaan alat). Ada dua cara pengangkutan yaitu : 1. Manusia Manusia sebagai pengangkutnya langsung, peranan dan jumlah pengangkat mempengaruhi langsung . Bila satu orang maka penderita dapat :
1. Dipondong 2. Digendong
untuk korban ringan dan anak-anak untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah
tulang 1. Dipapah
untuk korban tanpa luka dibahu atas
2. Dipanggul / digendong 3. Menyerap posisi miring Bila dua orang maka penderita dapat : Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan nila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau patah tulang punggung. 1. Dipondong tangan lepas dan tangan berpegangan 2. Model membawa balok 3. Model membawa kereta 1. Alat bantu 1. Tandu permanen 2. Tandu darurat 3. Kain keras / ponco / jaket lengan panjang 4. Tali / webbing Persiapan : Yang perlu diperhatikan : 1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian dari keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang, dan gangguan persendian. 2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasein selama evakuasi 3. Menentukan lintasan evakuasi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut 4. Memilih alat 5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tubuh yang keluar dari alat atau badan penderita yang tidak dalam posisi yang benar. 2.4.6
Farmakologi
Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka. Berikut nama-nama obat dan kegunaannya, yaitu : 1. CTM Alergi 2. Betadine
: Obat tidur : Antiseptik
3. Povidone Iodine
: Antiseptik
2.4.7
1. Neo Napacyne
: Asma, sesak nafas
2. Asma soho
: Asma,sesak nafas
3. Konidin
: Batuk
1. Oralit
: Dehidrasi
2. Entrostop
: Diare
3. Demacolin
: Flu, batuk
4. Norit
: Keracunan
5. Antasida doen
: Maag
1. Gestamag
: Maag
2. Kina
: Malaria
3. Oxycan
: Memberi tambahan oksigen murni
4. Damaben
: Mual
5. Feminax
: Nyeri haid
6. Spasmal
: Nyeri haid
7. Counterpain
: Pegal linu
8. Alkohol 70%
: Pembersih luka/antiseptic
9. Rivanol
: Pembersih luka/antiseptic
10. Chloroetil
: (obat semprot luar) pengurang rasa sakit
11. Pendix
: Pengurang rasa sakit
12. Antalgin
: Pengurang rasa sakit, pusing
13. Paracetamol
: Penurun panas
14. Papaverin
: Sakit perut
15. Vitamin C
: Sariawan
16. Dexametason
: Sesak nafas
Penutup
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan
penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum korbannya mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten. 2.5 Objek penelitian terhadap SAR (search and rescue)
Pemerintah masih melakukan kajian bentuk yang ideal dari penjaga pantai dan laut (sea and cost guard) yang oleh undang-undang diamatkan dibentuk paling lambat pada 2011. Pemerintah sedang mengkaji dengan instansi-instansi yang terkait bagaimana bentuk sea and cost guard yang paling bagus untuk pantai atau laut Indonesia (menurut Djoko suyanto mentri koordiantor politik, hukum, dan keamanan (Menkompolhukam)). Dan pembentukan penjaga pantai dan laut ini diamanatkan oleh Undang-undang No. 17/2008 tentang pelayaran, namun permasalahannya jika berdasarkan undang-undang tersebut cakupan tugas penjaga laut dan pantai ini lebih banyak pada keselamatan dan keamanan pelayaran, padahal keamanan laut memiliki aspek yang sangat luas, dan tidak hanya semata tentang aspek pelayaran saja, namun tugas dan tanggung jawab seorang penjaga laut dan pantai didalam undang-undang pelayaran harus direvisi terlebih dahulu. 2.5.1
Operasi Sar
Rangkaian kegiatan sar terdiri atas lima tahapan yaitu menyadari, tahap tindak awal, tahap perencanaan, tahap operasi, dan tahap pengakhiran. Struktur organisai tugas terdiri dari SRU yang berada disetiap kantor sar yang selalu siap untuk tugas sar dalam penanggulangan benacana dan musibah lainnya. Penugasan SRU yang berasal dari instasi/ organisasi diluar basarnas dalam penyelengaraan operasi sar dilengkapi dengan surat perintah dari instasi/ perintah masing-masing. Dan penutupan penyelenggaraan operasi sar apabila :
Operasi sar dianggap selesai karena korban telah ditemukan atau diselamatkan o Bila pencarian dan pertolongan dinilai tidak efektif berdasarkan pertimbangan teknik sar o
Hasil evaluasi SMC secara komprehensif tentang efektifitas penyelenggaraan operasi sar telah masimal dan rasional untuk ditutup.
Operasi sar dapat diperpanjang apabila :
Berdasarkan evaluasi sar SMC terhadap perkembangan penyelengara operasi sar Ditemukan tanda-tanda kehidupan atau keberadaan korbanmusibah atau bencana o
Adanya permintaan dari pihak pemerintah daerah, perusahaan, atau pemilik kapal atau pesawat dan pihak keluarga yang mengalami musibah atau bencana. Dalam hal ini, biaya peyelenggaraan operasi sar dibebankan kepada pihak yang meminta.
Gambar : Tahapan penanganan musibah / bencana (Sumber : google.com) Jenis peyelengaraan operasi sar terdiri dari :
Peyelengaraan operasi sar terhadap musibah pelayaran Peyelengaraan operasi sar terhadap musibah penerbangan
Peyelengaraan operasi sar terhadap bancana
Peyelengaraan operasi sar terhadap musibah lainnya
2.5.2
Mekanisme Kesigapan Sar
Salah satu strategi untuk kecepatan penyelenggaraan operasi sar (response time), barsarnas menyelenggarakan siaga sar yang meliputi kesiagaan pada 5 (lima) komponen utama sar, antara lain : 1. Kesiapan menajemen operasi sar 2. Kesigapan fasilitas sar 3. Komunikasi sar 4. Medis darurat 5. Dokumentasi selama 24 jam setiap hari diseluruh Indonesia dibawah ini dapat dilihat mekanisme kesigapan sar : Mekanisme kesiapsiagaan sar Sumber : (google.com) Bentuk Penyelenggaraan Siaga SAR yang dilaksanakan saat ini oleh Basarnas antara lain :
Siaga Komunikasi. Siaga Rescuer Siaga ABK
Siaga Heli SAR
Siaga Rescue Truck
2.5.3
Jenis musibah
Jenis musibah yang sering terjadi diindonesia, dan selama ini ditangani oleh basarnas antara lain: 1. Musibah pelayaran Musibah pelayaran merupakan kecelakaan yang menimpa kapal dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya serta dapat membahayakan atau mengancam keselamatan jiwa manusia
1. Musibah penerbangan Musibah penerbangan merupakan kecelakaan yang menimpa pesawat udara dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya serta dapat membahayakan atau mengancam keselamatan jiwa manusia 1. Bencana Bencana adalah sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan , kerugian harta benda dan dampak psikologis Peran basarnas dalam bencana adalah melakukan operasi sar dalam tanggap darurat bencana dan kegiatan sar berada pada saat terjadinya bencana. Dalam hal penggulangan bencana, pelaksanaannya dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Koordinasi Penanggulangan Bencana) dimana Basarnas adalah koordinator pelaksana tugas SAR dalam penggulangan bencana tersebut. 1. Musibah lainnya Musibah lainnya adalah kecelakaan / malapetaka yang menimpa orang atau kelompok orang akibat sesuatu hal yang tak terelakan diluar musibah pelayaran dan atau penerbangan, yang termasuk musibah lainnya antara lain : 1. Musibah digunung / hutan 2. Musibah disungai 3. Musibah dipantai 4. Musibah disumur 5. Musibah dijalan raya 6. Musibah perkeretaapian 7. Musibah dibangunan bertingkat/ tinggi 8. Musibah akibat bangunan runtuh Pengendalian pencarian dan pertolongan korban terhadap musibah lainnya dilakukan oleh Basarnas sebagai koordinator peyelenggaraan opersi sar yang berkoordinasi dengan instansi / organisasi dan masyarakat. 2.5.4
Data Penanganan Musibah
Penangan musibah penerbangan, pelayaran, bencana dan musibah lain mulai dari januari 2009 s/d agustus 2010 oleh badan sar nasional melalui kantor-kantor sar dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar : grafik penanganan musibah
Sumber : (google.com) Dan dibawah ini adalah table rekapitulasi jumlah korban dari hasil penyelenggaraan operasi SAR pada bulan januari 2009 s/d agustus 2010 :
Gambar : Grafik Rekapitulasi jumlah korban Sumber : (google.com)
2.6
Sejarah kendaraan amfibi
Kendaraan amfibi diduga muncul pada pertengahan tahun 1800, ketika itu orang amerika yang bernama Oliver Evans menciptakan sebuah alat bertenaga uap yang berhasil dioperasikan lebih dari satu mil dijalan-jalan philadelphia dan berlayar disungai delaware. Kendaraan itu disebut Orukter Amphibolus dan menjadi amfibi pertama dari mesin uap yang pernah dibuat, namun kendaraan itu digunakan sebagai pembersih dermaga oleh orang-orang pada jaman tersebut. Dan pada pertengahan tahun 1910 William Mazzei menggunakan mesin Hydromotor atau hydrometer yang didorong oleh sebuah mesin continental yang dapat menempuh jarak mencapai 60 mph didarat dan 25 mph diatas air dan gagasan William Mazzei diteruskan oleh George Monnot yang akhirnya dapat menciptakan Hydrocar yang mengkombinasikan antara perahu, mobil, dan truk dan hal ini terjadi pada saat menjelang perang dunia pertama dan akhirnya kemajuan yang terjadi saat itu terhenti karena kendaraan ini digunakan sebagai kendaraan tempur para militer. Adapun beberapa jenis kendaraan amfibi, sebagai berikut : 1. 1.
Schwimmwagen
Adalah kendaraan amfibi permata yang diproduksi secara masal oleh ferdinand porsche, dan selama perang berlangsung porsche menciptakan kubelwagen yang beralasan mobilitas dan kerasnya perang yang dirubah dan dibuat mampu mengarungi air dan pada akhirnya kubelwagen diubah porsche menjadi schwimmwagen. Gambar : Schwimmwagen (kendaraan amfibi) sumber : (google.com) 1. 2.
Amphicar
Adalah kendaraan amfibi yang memiliki dua pintu convertible empat kursi penumpang yang dilengkapi dengan kain lipat diatas dan memiliki kecepatan sampai 7 knot diatas air dan 70 mph (110 km/ jam) didarat, yang memiliki mesin empat silinder 1.21 overhead-camshaft yang
bersumber dari triumph. Dan mesin ditempatkan pada bagian belakang mobil dan dengan mudah dua baling-baling nilon dipasang dibawah mobil, tenaga yang dihasilkan adalah 43hp pada 4.750 rpm. Gambar :Amphicar (kendaraan amfibi) Sumber : (google.com) 1. 3.
Aquada
Adalah kendaraan amfibi yang sudah melalui riset selama tujuh tahun dan tidak seperti amphicar, aquada menggunakan sistem jet yang menghasilkan kecepatan sekitar 175 hp menggunakan sistem V6 yang dipasangkan dengan lima kecepatan transmisi otomatis dengan terbalik, serta power steering sangat membantu handle didua alam. Gambar : Aquada (kendaraan amfibi) sumber (google.com) 1. 4.
Humdinga
Adalah sebuah jenis kendaraan amfibi terbuka SUV yang dirancang dan diproduksi oleh gibbs teknologi yang diciptakan khusus untuk mengakses daerah terpencil yang melewati daratan atau perairan dan pada saat beroperasi didaratan humdinga dapat menempuh 100mil /jam (160km/h) dan diatas air humdinga dapat beroperasi menggunkan jet sistem propulsi kapal dengan kecepatan 40 mil/ jam (64 km/h) dan humdinga memiliki berat sekitar 200 kg yang memiliki dua roda suspensi udara independen yang menggunakan bahan bakar bensin dan memiliki panjang 5.400 mm, tinggi 1.850 mm, dan lebar 200 mm, dan sementara humdinga dapat membawa penumpang sebanyak lima orang serta memiliki bagasi yang mampu untuk membawa barang, dalam pembuatannya humdinga ini membutuhkan waktu delapan tahun dan lebih dari sepuluh juta jam manusia untuk mengembangkan teknologinya. Gambar :Humdinga (kendaraan amfibi) sumber : (google.com) 1. 5.
Therinspeed Splash
Adalah sebuah kendaraan amfibi yang mampu mengakses tiga alam yaitu daratan, perairan, dan udara dimana therinspeed ini terinspirasi oleh sebuah mainan olah raga yang diciptakan oleh M.rinderknecht yang memiliki sensor canggih dalam penggunaanya dan dalam beroperasi diair dapat mencapai kecepatan tertinggi 80 km per jam (sekitar 45 knot), diudara dapat mengapung setinggi 60 cm diatas air dan didarat mencapai kecepatan maksimum sekitar 200 km/jam. Dan kendaraan ini pun tergolong kedalam kendaraan yang ramah lingkungan sebab kendaraan ini menggunakan bahan bakar yang mengandung hampir seluruhnya metana dan hampir mendekati nol kandungan sulfur dan dapat dikatakan kendaraan amfibi ini kendaraan pertama yang akan dilengkapi dengan teknologi mesin berorientasi masa depan . Gambar : Therinseed splash (kendaraan amfibi)
Sumber : (google.com) 1. 6.
Squba
adalah jenis kendaraan amfibi yang mampu beroperasi didua alam yaitu daratan dan perairan dan mampu beroperasi dibawah air (tenggelam) sedalam 10m. Kendaraan ini terinspirasi oleh film james bond yaitu “the spy who loved me” pada tahun 1977 dan pada saat itu adegan demi adegan yang menggunakan kendaraan ini hanya animasi belaka akan tetapi setelah tiga puluh (30) tahun setelah film itu dibuat faktanya kendaraan ini benar-benar nyata dan diciptakan oleh Frank M. Rinderknecht. Pada bagian mesin diubah semua menjadi motor bertenaga listrik, dan digerakan oleh dua jet drive berada didepan kendaraan yang bernafas melalui kisi-kisi berputar khusus dari HS genion (untuk membuka dan menutup intake air), jet putar outlet dirancang menjadi sangat ringan namun twist tahan dengan menggunakan teknologi nano bahan tinggi sehingga disebut nano tubes. Dan pada saat didalam air kendaraan ini mampu memberikan udara bagi pengemudi sehingga pengemudi dapat menghirup udara dengan mudah sebab kendaraan ini dilengkapi dengan tangki terpadu kompresi, sebagai keamanan mobil ini sengaja dibuat dengan atap yang dapat dibuka sehingga apabila terjadi sesuatu atau dalam keadaan darurat dapat dengan mudah pengemudi keluar dari kendaraan tersebut. Dan kendaraan ini pun termasuk dalam kendaraan yang ramah terhadap lingkungan sebab kendaraan ini nol emisi atau tidak menghasilkan emisi gas buang. Gambar : Squba (kendaraan amfibi) sumber : (google.com) 1. 7.
Python
adalah generasi terbaru kendaraan amfibi, yang dibuat oleh Dave March yang diproduksi oleh perusahaan otomotif california watercar yang mempunyai kecepatan sekitar 96 km/jam diair lebih kencang dari speedboat dan cara pengoperasiannya sebelum melaju diatas air pengemudi python ini harus menetralkan gigi perseneling dan kemudian mengaktifkan kemudi jet air dan memasukan roda dan jika ingin mengoperasikan tinggal melaksanakan langkah sebaliknya. Mesin seberat 1.7 kilogram itu mampu menghasilkan energi sebesar 640 Hp (horse power) dan sementara mesin yang untuk beroperasi diatas air diproduksi oleh Dominator jet dan tenaga yang dihasilkan sekitar 500 Hp, kendaraan ini pun dilengkapi mesin jet yang membuatnya mampu menerjang ombak. Gambar : Python (kendaraan amfibi) Sumber : (google.com) 1. 8.
Squadski
adalah sebuah kendaraan yang menggabungkan anatara jetski dan atv dimana kendaraan ini digunakan untuk parawisata alam yang memiliki area daratan dan perairan dan squadski ini dibuat oleh gibbstech. Gambar : Squadski (kendaraan amfibi) Sumber: (google.com)
2.6.1 Jenis- jenis kendaraan penyelamatan
Kendaraan penyelamatan adalah suatu jenis kendaraan pra- rumah sakit yang berfungsi dan disiagakan untuk memberikan pertolongan pada korban serta memiliki fungsi menjemput korban dari tempat terjadinya suatu kecelakaan, sementara jenis – jenis kendaraan penyelamatan dibagi menjadi beberapa jenis menurut operasional atau medan yang dilalui. yaitu sebagai berikut : 1. Kendaraan penyelamatan darat : Kendaraan ini biasa digunakan untuk keperluan penyelamatan yang berareakan daratan, dan berikut ini beberapa contoh kendaraan penyelamatan yang beroperasi didarat : Gambar : Recue truck sar Sumber : (google.com) Gambar : Rescue car sar Sumber : (google.com) Gambar : Ambulance sar Sumber : (google.com) Gambar : Truck angkut personil Basarnas Sumber : (google.com) Gambar : Golf ambulance Sumber : (google.com)
Gambar : Ambulance Indonesia Sumber : (google.com) Gambar :Ambulance motor Sumber : (google.com) 1. Kendaraan penyelamatan air
Kendaraan ini biasa digunakan untuk keperluan penyelamatan yang berareakan perairan, dan berikut ini beberapa contoh kendaraan penyelamatan yang beroperasi diair : Gambar : Rapid deployment land sar (sumber : basarnas) Gambar : Rescue boat badan sar (sumber : basarnas) 1. Kendaraan penyelamatan udara Kendaraan ini biasa digunakan untuk keperluan penyelamatan yang tidak terjangkau oleh kendaraan darat atau perairan, seperti daerah terpencil, hutan dan perairan dilautan yang luas atau akan digunakan oleh para tim penyelamat untuk memantau situasi yang telah terjadi suatu kecelakaan, dan berikut ini beberapa contoh kendaraan penyelamatan yang beroperasi diudara : Gambar : Helikopter Basarnas (sumber : basarnas) 2.7
Analisa kompetitor
Seperti yang telah diperlihatkan pada sub bab sebelumnya kendaraan amfibi yang berfungsi untuk penyelamatan dan yang digunakan oleh penjaga pantai belum tersedia dipantai-pantai Indonesia, padahal pantai-pantai di Indonesia ini sangatlah tepat bila kendaraan amfibi untuk penyelamatan ini tersedia dipantai Indonesia dan diluar negri pun belum tersedia kendaraan amfibi untuk penyelamatan, yang tersedia hanya kendaraan amfibi yang berfungsi sebagai kendaraan pribadi, yang tersedia hanya sekedar hobi. Gambar : Quadski (kendaraan amfibi) Sumber : (google.com)
Kendaraan amfibi ini memang layak untuk dijadikan kendaraan penyelamatan pertama sebab model transportasi ini sangat tepat dengan pantai-pantai Indonesia, akan tetapi belum memenuhi syarat-syarat sebagai kendaraan reaksi cepat yang digunakan oleh penjaga pantai sebab penjaga pantai membutuhkan peralatan-peralatan yang memudahkan dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami sebuah kecelakaan diarea pantai. Dilihat dari kebutuhan seorang penjaga pantai, maka penulis memiliki sebuah ide bahwa akan membuat sebuah desain kendaraan yang mampu memenuhi syarat-syarat sebagai kendaraan amfibi penyelamatan yang digunakan oleh penjaga pantai yang memiliki fitur-fitur yang dibutuhkan oleh penjaga pantai seperti obat-obatan, peralatan medis dan sled.
2.8
Sekilas tentang pengerak kendaraan quadski
Pada bagian ban kendaraan quadski ini menggunakan system hydrolik yang dapat menggerakkan keempat ban yang ada, dimana system ini hanya digunakan pada saat kendaraan berada diarea perairan dan sebaliknya keempat ban yang ada pada saat didarat akan turun mengenai tanah / daratan, agar lebih jelas terihat pada gambar : Gambar : sytem hydrolik (roda quadski) Sumber : (google) Dan untuk menggerakan kendaraan ini menggunakan bahan bakar bensin dimana bahan bakar jenis ini dapat digunakan pada kedua area yaitu darat dan perairan. Gambar : mesin penggerak kendaraan quadski Sumber : (google.com) 2.9
Peralatan penyelamatan penjaga pantai
Ada beberapa peralatan yang biasa digunakan oleh para penjaga pantai dimana peralatan ini adalah bagian dari penjaga pantai, diantaranya adalah : 1. Stifneck kerah : Adalah sebuah perangkat penanganan pasien yang digunakan terutama dalam perawatan trauma pra-rumah sakit yang dirancang untuk memberikan dukungan kaku selama pergerakan pasien dengan tulang leher yang dicurigai cidera. Peralatan ini paling sering digunakan oleh layanan ambulans, oleh staf seperti teknisi darurat medis dan paramedis, tetapi juga dapat digunakan oleh personil darurat khusus seperti penjaga pantai. Gambar : Stifneck Sumber: (google.com) 1. Teropong :
Adalah sebuah alat yang digunakan penjaga pantai untuk memantau para parawisatawan yang sedang menikmati fasilitas wisata pantai dan area sekitar pantai agar apabila terjadi sesuatu kecelakaan, penjaga pantai dengan sigap memberikan pertolongan. Gambar : Teropong Sumber : (google.com) 1. Salvage rescue (jaket dengan sabuk) : Adalah sebuah pakaian yang digunakan untuk menyelam yang dikenakan oleh penjaga pantai yang berfungsi untuk menyelamatkan korban pada kecelakaan seperti kapal tenggelam atau dapat juga pakaian ini digunakan oleh para peneliti bawah laut. Gambar :Salvage rescue Sumber : (google.com) 1. Head lamp : Adalah sebuah peralatan yang digunakan oleh penjaga pantai yang dikenakan pada area-area yang tidak bercahaya seperti pada penyelaman dasar laut yang tidak terjangkau oleh sinar matahari dll, dan alat ini dikenakan/ dipasangkan pada bagian kepala sehingga memudahkan untuk tetap bekerja dengan menggunakan kedua tangan. Gambar : Head lamp Sumber : (google.com) 1. Tandu lipat : Adalah sebuah alat yang biasa digunakan didunia medis yang berfungsi untuk korban yang cidera sedang, sampai cidera berat agar dapat dibawa ketempat yang lebih aman seperti membawa korban kemobil ambulan dan kemudian membawa kerumah sakit agar dapat ditangani secara intensif. Gambar : Tandu lipat Sumber : (google.com) 1. Tali panjang 30m : Yang berfungsi sebagai pembatas area yang berbahaya dan tidak berbahaya dipantai agar dapat memberikan informasi kepada pengunjung yang sedang berenang, jadi dapat mengurangi tingkat kecelakaan, dan tali ini pun dapat mengambang diatas air sehingga para wisatawan yang sedang berenang dapat memilih tempat yang lebih aman untuk berenang. Gambar : Tali Sumber : (google.com)
1. Pakaian penjaga pantai pria, wanita dan kaos penjaga pantai : Pakaian ini biasa digunakan para penjaga pantai yang bertugas dengan baju bertuliskan penjaga pantai agar dapat membedakan baju renang biasa dengan baju renang penjaga pantai dan dapat mencirikan penjaga pantai yang bertugas, dan biasanya baju penjaga pantai berwarna merah. Gambar : Pakaian penjaga pantai Sumber : (google.com) 1. Pisau penjaga pantai : Adalah sebuah alat yang digunakan penjaga pantai untuk keadaan yang darurat seperti pada saat menyelam maupun pada saat didarat agar memudahkan penyelamatan korban. Gambar : Pisau penjaga pantai Sumber : (google.com) 1. Bendera penjaga pantai : Yang berfungsi sebagai informasi tentang keadaan sekitar area wisata dengan memberikan tanda bendera yang masih-masing warna memberikan peringatan tertentu:
Merah dengan gambar orang berenang : memandakan dilarang keras untuk berenang Merah :
menandakan bahwa laut sedang dalam keadaan bahaya yang besar, agar berhati- hati untuk melakukan aktifitas renang.
Kuning :
menandakan bahwa ombak laut dalam keadaan yang sedang, tidak terlalu membahayakan
Hijau
:
menandakan bahwa keadaan yang cukup baik untuk melakukan aktifitas wisata.
Ungu :
menandakan untuk tidak melakukan aktifitas apapun sebab membahayakan kehidupan secara langsung. Gambar: Bendera penjaga pantai Sumber : (google.com) 1. Pengeras suara :
Berfungsi untuk mengeraskan suara penjaga pantai agar dapat terdengar dengan jelas oleh para wisatawan yang berlibur dan dapat juga menyampaikan informasi-informasi tentang keadaan area sekitar wisata. Sumber : Pengeras suara Gambar : (google.com) 1. Kacamata dengan lensa penyerap sinar matahari : Kacamata ini berfungsi sebagai penyerap sinar matahari dipantai sehingga menimbulkan kenyamanan bagi para penjaga pantai pada saat bertugas disiang hari sehingga dapat lebih waspada dan lebih sigap apa bila melihat kecelakaan yang terjadi. Gambar : Kacamata dengan lensa penyerap sinar matahari Sumber : (google.com) 1. Jaket : Sebuah jaket yang dapat membantu penjaga pantai pada saat bertugas terutama pada saat bertugas saat cuaca dingin yang disebabkan oleh turunnya hujan atau pada saat malam hari selain itu jaket ini mencirikan seorang penjaga pantai. Gambar : Jaket Sumber : (google.com) 1.
Gantungan kunci :
Gantungan kunci hanya mencirikan pemiliknya yaitu penjaga pantai tanpa fungsi yang dapat membantu dalam hal penyelamatan korban, hanya apabila kunci posko / stan penjaga pantai ini hilang dapat dengan mudah ditemukan. Gambar : Gantungan kunci Sumber : (google.com) 1. Papan surving : Fungsi dan cara pengoperasiannya tidak berbeda dengan papan surving lainnya hanya perbedaanya digunakan untuk para penjaga pantai pada saat latihan atau pemanasan saja pada saat bertugas, sehingga penjaga pantai pun memiliki keahlian untuk bersurving agar apabila pada keadaan darurat setiap penjaga pantai dapat menggunakan peralatan yang ada untuk menolong korbannya. Gambar : Papan surving Sumber : (google.com)
1. VHF : Adalah sebuah alat navigasi yang dapat membantu penjaga pantai untuk melihat kondisi air, keadaan dasar laut , suhu air, jalur badai, dan pelacak keberadaan ikan yang memanfaatkan teknologi satelit maka alat ini sangat berguna bagi penjaga pantai untuk dapat mengetahui keadaan laut. Gambar :VHF Sumber : (google.com) 1. Pelampung : Yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dipantai untuk mengampungkan diri diatas air, sehingga alat ini memudahkan penjaga pantai pada saat menolong korban yang tenggelam dan memudahkan penjaga pantai membawa korbannya ketempat yang lebih aman. Gambar : Pelampung Sumber : (google.com) 1. Alat komunikasi (HT) Sebuah alat yang digunakan untuk berkomunikasi sesama penjaga pantai untuk memberitahukan keadaan yang sedang terjadi pada saat berpatroli atau memberitahukan kecelakaan yang terjadi Gambar : HT Sumber : (google.com) 1. Portable konten farmasi lifeguard
Kortikosteroid injeksi :
Berfungsi untuk memberikan penyelamatan bagi korban yang mengalami gangguan pernafasan seperti asma. Gambar : Kortikosstreoid injeksi Sumber : (google.com)
Jarum suntik 5cc :
Berfungsi sebagai alat yang dapat membantu pekerja medis untuk memasukan cairan obat kedalam bagian tubuh korban yang terluka seperti untuk kekebalan tubuh agar dapat memberikan rasa tidak sakit pada pasien akibat kecelakaan yang terjadi. Gambar : Jarum suntik Sumber : (google.com)
Resusistasi manual perangkat AMPU :
Adalah sebuah alat yang digunakan untuk korban yang mengalami gangguan pernafasan dan alat ini dapat memudahkan tenaga medis, sar, penjaga pantai karena alat ini dapat dengan mudah dibawa. Gambar : Resusitasi manual perangkat ampu Sumber: (google.com)
Perban elastis :
Perban yang berfungsi sebagai alat yang dapat menutupi luka agar tidak terkena bakateri-bakteri yang dapat memperburuk keadaan luka pasien dan dapat juga memberikan pertolongan pada korban yang mengalami patah tulang lengan sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Gambar : Perban elastic Sumber : (google.com)
Mercurochrom 500 cc :
Mercurochrom atau obat merah diguna- kan sebagai antiseptik umum yang digunakan oleh pekerja medis untuk memberikan pertolongan pertama pada korban yang terluka. Gambar :Mercurochrom Sumber : (google.com)
Alkohol 50 cc :
Merupakan obat yang biasa digunakan para medis untuk membantu membersihkan luka pada pasiennya agar luka tersebut menjadi steril dari bakteri atau kotoran yang menepel pada luka. Gambar : Alkohol Sumber : (google.com)
Plester :
Merupakan alat yang dapat membantu korban yang mengalami luka ringan seperti tergores benda tajam dll dengan cara menepelkan plester ini pada luka pasien, selain itu plester ini juga dapat menjauhkan luka dari bakteri-bakteri yang ada. Gambar: Plester Sumber : (google.com)
Gunting :
Alat ini biasa digunakan oleh tenaga medis dan masyarakat. Tenaga medis biasanya digunakan agar mempermudah penangan pada korban seperti untuk memotong perban agar dapat digunakan secukupnya dll. sementara bagi masy- arakat digunakan untuk mempermudah pekerjaan seperti tukang jahit dll. Gambar : Gunting Sumber : (google.com)
Oksigen dan tas medis :
Adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh para tenaga medis dirumah sakit maupun diluar rumah sakit seperti dimobil ambulan, tim sar, maupun penjaga pantai untuk membantu korban yang mengalami gangguan pernafasan dengan memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh sementara tas medis berfungsi sebagai tempat yang dapat membawa peralata-peralatan medis lainnya agar mempermudah para pekerja medis yang bertugas. Gambar : Oksigen dan tas medis Sumber : (google.com)
Pocket mask :
Adalah sebuah peralatan yang digunakan oleh penjaga pantai yang berfungsi sebagai alat yang dapat memberikan nafas buatan untuk korban yang mengalami gangguan pernafasan seperti tenggelam saat berenang dll. Gambar : Pocket mask Sumber : (google.com) Dari peralataan-peralatan yang terdapat diatas dapat memudahkan para penjaga pantai dalam memberikan pertolongan kepada korban-korban yang mengalami kecelakaan diarea pantai.
2.10 Prosedur penyelamatan
Sebelum melakukan penyelamatan ada beberapa yang harus dilakukan oleh tim penyelamat, yaitu: 1. Tahap menerima Informasi -
Mengumpulkan data
-
Jenis kasus
-
Jumlah korban & keadaan
-
Lokasi kejadian
-
Cek ulang nomor telepon
-
Kepastian kasus & persiapan tim
-
Pencatatan
2. Penanganan Korban kecelakaan -
Alur pertolongan
Patroli àInformasi à TKP à Fasilitas rujukan -
Keselamatan penolong
-
Langkah-langkah di TKP
2.11
Penutup
Penanggulangan reaksi cepat sangatlah diperlukan di Indonesia, khususnya di area pantai Dengan segala kondisi dan situasi keadaan korban yang harus ditolong maka kendaraan khusus penjaga pantai sangat diperlukan dengan segala aktifitasnya. 2.12
Objek penelitian pantai Anyer
Anyer termasuk dalam provinsi Banten dimana provinsi Banten ini ditetapkan dalam undangundang No.23 tahun 2000 tentang pembentukan provinsi Banten dengan meliputi Kabupaten Lebak, pandeglang, Serang, Tangerang dan Kota Tangerang, Cilegon dan ber-Ibu kotakan Serang, Sebagai provinsi yang relatif masih sangat muda maka Banten akan menghadapi berbagai tantangan, ketertinggalan, dan permasalahan, namun dengan demikian Banten mempunyai potensi yang dapat didaya gunakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk dijadikan modal dalam mengatasi berbagai permasalahan. 1. Kondisi geografis Kabupaten dan Kota provinsi Banten memiliki luas sekitar 8.651,20 km 2 , letak geografis Provinsi Banten pada batas astronomi 105o1`12-106o7`122 BT dan 5o7`502 – 7o1`12 LS, dengan jumlah penduduk hingga tahun 2006 sebesar 9.308.944 jiwa, letak ujung pulau Jawa memposisikan Banten sebagai pintu gerbang pulau Jawa dan Sumatra dan berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta sebgai Ibu Kota negara, posisi strategis ini tentunya menyebabkan Banten sebagai penghubung utama jalur perdagangan Sumatra-jawa bahkan sebagai bagian dari sirkulasi perdagangan Asia dan Internasional serta sebagai lokasi perekonomian dan permukiman yang potensial. Batas wilayah sebalah utara berbatasan dengan laut Jawa, barat berbatasan dengan Selat Sunda, selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sehingga wilayah laut ini mempunyai sumber daya laut yang potensial.
1. Topografi Topografi wilayah banten berkisar pada ketinggian 0- 1.000 dpl, secara umum kondisi topografi Banten merupakan daratan rendah yang berkisar anatara 0-200 m dpl yang terletak didaerah Kota Cilegon, Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan sebgian besar Kabupaten Serang, adapun daerah Lebak tengh dan sebgian kecil Kabupaten Pandeglang memiliki ketinggian berkisar 2012.000m dpl daerah Lebak timur memiliki ketinggian 501-2000 m dpl yang terdapat dipuncak gunung sanggabuana dan gunung halimun. 1. Tempat parawisata Banten merupakan daerah yang dapat dikatakan daerah yang dipenuhi dengan tempat wisata air yang terdiri dari tempat wisata carita, karang bolong, anyer, dll, oelh sebab itu banten merupakan tempat tujuan wisata air bagi sebagian masyarakat kota-kota besar seperti jakarta, bogor, depok, tangerang, bekasi (JABODETABEK) karean jarak yang tidak terlalu jauh antara jakarta dan lokasi wisata tersebut sekitar 160 kilometer dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Dan anyer memiliki luas sekitar 7000 m2 dan panatai anyer begitu terkenal sejak tahun 1980 karena anyer memiliki keistimewaan tersendiri yaitu dari bibir pantai pengunjung dapat menikmati panorama laut biru, hamparan pasir pantai yang laus menjadikan kawasan ini nyaman untuk berwisata Gambar : peta lokasi pantai Anyer Sumber : (google.com)
Arus dan laut
Arus laut merupakan massa air laut yang disebabkan oleh angin dan cuaca, hal tersebut terlihat jelas pada fenomena alam yang terjadi pada bulan yang memasuki musim hujan, dan energi yang dihasilkan pada kecepatan arus laut sebesar 12 mph (mile per hour) sebanding dengan kecepatan massa udara atau angin yang bergerak sebesar 110 mph, sehingga arus laut merupakan energi alternatif yang sangat potensial. Laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan pada umumnya mengandung garam dan berasa asin, biasanya air mengalir yang ada didaratan akan bermuara ke laut.
Berdasarkan sebab terjadinya laut dibagi menjadi bebrapa bagian antara lain :
1. Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut, oleh karena itu laut ini juga disebut laut tanah turun dan penurunan tanah yang terjadi didasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut.lubuk dan palung laut adalah penurunan didasar laut yang berbentuk bulat sebagai contoh lubuk sulu, lubuk sulawesi, lubuk banda, dan lubuk karibia sedangkan palung laut atau trog adalah penurunanan didasar laut yang bentuknya memanjang sebagai contoh paung mindanau yang mempunyai kedalaman 1.085 m, palung sunda yang memiliki kedalaman 7.450 m, palung jepang yang memiliki kedalaman 9.433 m, dan palung mariana yang memiliki kedalaman 10.683 m( terdalam didunia)
2. Laut transgresi (laut yang meluas) yang terjadi karena perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas), perubahan permukaan ini karen naiknya air laut atau daratan yang turun sehingga bagian-bagian daratan yang tergenang air laut ini terjadi pada jaman es sebagai contoh laut jawa, laut arafuru dan laut utara. 3. Laut regresi adalah laut yang mengalami pnyempitan yang terjadi karena adanya pengadapan oleh batuan (pasir, lumpur, dll) yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara dilaut tersebut, penyempitan ini banyak terjadi diarea pantai utara. Gambar : zona laut Sumber : (google.com)
letak laut
menurut letaknya laut dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : 1. laut tepi (laut pinggir) adalah laut yang terletak ditepi benua (kontinen) dan seolah-olah terpisah dari samudera oleh daratan pulau-pulau atau jazirah sebagai contoh laut cina selatan yang dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan kepulauan filipina. 1. laut tengah adalah laut yang terletak diantara benua-benua, lautnya dalam dan memiliki gugusan pulau-pulau sebagai contoh laut tengah diantara benua afrika dan asia, laut es utara diantara benua asia dengan amerika dll. 1. laut dalam adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan sebagai contoh laut kaspia, laut hitam dan laut mati berdasarkan kedalaman laut dibedakan menjadi empat (4) zona / wilayah yaitu :
zona lithoral
adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore, diwilayah ini pada saat pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan oleh karean itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang-surut.
zona neritic
yaitu batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan sebagai contoh laut jawa, laut natuna, selat malaka, dan laut-laut disekitar kepulauan riau.
zona bathyal
adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 m hingga 1800m wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari oleh karena itu kehidupan organisme tidak sebanyak yang terdapat diwilayah neritic
zona abysal ( wilayah laut sangat dalam)
yaitu wilayah laut yang memiliki kedalam diatas 1800m diwilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuhan-tumbuhan dan jenis hewan pada wilayah ini pun sangat terbatas. Gambar : perbedaan kedalam laut Sumber : ( google.com)
Ambulans Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Ambulans di Britania Raya
Ambulans adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orang sakit atau cedera yang digunakan untuk membawanya dari satu tempat ke tempat lain guna perawatan lebih lanjut. Istilah Ambulans digunakan menerangkan kendaraan yang digunakan untuk membawa peralatan medis kepada pasien di luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Kendaraan ini dilengkapi dengan sirene dan lampu berwarna merah dan biru gawat darurat agar dapat menembus kemacetan lalu lintas. Kendaraan ini merupakan salah satu prioritas di lalu lintas dan memiliki hak untuk melanggar peraturan lalu lintas seperti menerobos lampu merah, melawan arah, dan melalui lajur bahu jalan, dan sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Perlalulintasan bahwa kendaraan seperti Ambulans dan kendaraan gawat darurat yang lainnya harus diberi kenyamanan dan diberi lintasan untuk di jalan raya guna menyelamatkan nyawa. Istilah Ambulans berasal dari bahasa Latin Ambulare berarti berjalan atau bergerak yang merujuk pada perawatan saat pasien dipindahkan dengan kendaraan. Istilah ini awalnya mengartikan rumah sakit bergerak yang dipakai dalam militer pada masa itu.
Kendaraan Puskesmas Keliling juga merupakan kendaraan Ambulans yang memiliki tugas dan kegunaan yang sama sebagai transportasi kendaraan medis kesehatan gawat darurat dan untuk mengangkut orang cedera atau sakit ke tempat perawatan. Mobil Jenazah pada keadaan membawa jenazah dan membunyikan sirene dan menyalakan lampu-lampu darurat juga wajib di beri laluan selayaknya kendaraan darurat. Ini dikarenakan jenazah mempunyai prioritas utama untuk sampai kepada rumah duka atau kuburan dengan cepat.
Hak-hak Kendaraan Gawat Darurat melaksanakan tugas di lalu-lintas
yang
sedang
Penjelasan dari: Pasal 134 dan 135 UU No 22 tahun 2009 mengenai prioritas dan hak kendaraan gawat darurat di lalulintas sebagai berikut: "Hak utama kendaraan tertentu Tidak memberikan prioritas jalan bagi kendaraan bermotor memiliki hak utama yang menggunakan peringatan dengan bunyi dan sinar dan/atau yang dikawal oleh petugas Polri : a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas; b. Ambulans yang mengangkut orang sakit; c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecalakaan lalu lintas; d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia; e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;". Dari penjelasan tersebut, diprioritaskan kendaraan-kendaraan yang telah disebut untuk diberi laluan aman dan cepat di jalan raya. Ketentuannya yaitu: 1. Ambulans, Pemadam Kebakaran, dan Kendaraan Polisi yang sedang membunyikan sirene dan lampu-lampu di jalanan wajib diberi jalan dan lintasan aman guna sampai pada tujuan dengan selamat, dimana pengemudi lainya harus minggir ataupun berhenti di tepi jalan dan beri laluan aman. 2. Ketiga kendaraan darurat tersebut mempunyai keistimewaan untuk bisa melanggar rambu-rambu lalulintas seperti melawan arus lalu-lintas, menerobos lampu merah, melewati jalur busway, dll pada kondisi darurat dan tidak boleh di ganggu oleh pengemudi lainya. 3. Seluruh pengemudi lalu-lintas yang melihat dan mendengar sirene atau lampu-lampu dari kendaraan darurat tersebut wajib berusaha memberi jalan walaupun pada kondisi kemacetan lalulintas. Jika tidak memungkinkan, pengemudi wajib berusaha semaksimal mungkin untuk minggir dan memberi jalan. 4. Dilarang keras menghadang, mengabaikan, dan mengganggu perjalanan ketiga kendaraan darurat tersebut dalam melaksanakan tugas untuk menyelamatkan nyawa. 5. Selain keperluan tertentu, dilarang membuntuti atau mengikuti ketiga kendaraan darurat tersebut dalam melaksanakan tugas guna melewati kemacetan atau cari jalan cepat, karena dapat membahayakan dan menyelakai kendaraan darurat tersebut jika terjadi rem mendadak, dll.
Protap pengoperasian ambulans
Jika Anda akan mengemudikan sebuah ambulans, diperlukan suatu pengetahuan dan keterampilan khusus dalam mengemudi ambulans sehingga meskipun respon harus dilakukan secara cepat namun perlu dihindari kecerobohan yang mungkin akan membahayakan pasien, orang lain maupun kru ambulance itu sendiri. A. Syarat Pengemudi Ambulans Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans yang aman, Anda harus : 1. Sehat secara fisik. Anda tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat Anda dalam mengoperasikan ambulans, tidak juga kondisi medis yang mengganggu Anda saat mengemudi. 2. Sehat secara mental. Emosi terkontrol. Mengemudikan ambulans bukanlah perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine. 3. Bisa mengemudi di bawah tekanan 4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko. 5. Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah. 6. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan obat penenang lainnya. 7. Mempunyai Surat Izin mengemudi yang masih berlaku. 8. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir. 9. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan mengantuk. B. Aturan ambulans gawat darurat di jalan raya Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian kendaraan emergensi. Pengemudi ambulans umumnya dibebaskan dari aturan kecepatan, parkir, larangan menerobos lampu lalu lintas, dan arah jalan. Namun demikian, peraturan juga menggariskan bahwa jika seorang pengemudi ambulans mengemudikan kendaraannya tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, maka harus siap membayar konsekuensinya - bisa berupa surat tilang, gugatan pengadilan, atau bahkan ditahan untuk beberapa waktu. Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan pengoperasian ambulans: 1. Pengemudi ambulans harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus menyelesaikan program pelatihannya. 2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulans untuk tidak mematuhi peraturan ketika ambulans digunakan untuk respon emergency atau untuk transportasi pasien darurat. Ketika ambulans tidak dalam respon emergency, maka peraturan yang berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat, juga berlaku untuk ambulans. 3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak menjadikan pengemudi ambulans kebal terhadap peraturan terutama jika mengemudikan ambulans dengan ceroboh atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain. 4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi menggunakan alatalat peringatan (warning devices) dengan tata cara yang diatur oleh peraturan. 5. Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan emergensi untuk: • Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau membahayakan nyawa orang lain.
• Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara mengharuskan pengemudi ambulans untuk berhenti terlebih dahulu saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati. • Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak membahayakan nyawa dan hak milik orang lain. • Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda. • Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat. Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulans, sebagian besar peraturan perundanganundangan yang menyidangkan pengemudi di pengadilan akan mengemukakan dua hal penting. Apakah pengemudi telah memperdulikan keselamatan orang lain selama mengemudi? Dan apakah saat itu panggilan benar-benar dalam keadaan darurat? C. Menggunakan Alat-alat Peringatan Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya jika alat-alat peringatan dan sirine emergensi digunakan dengan tepat dan dengan mengemudikan kendaraan secara difensif/hati-hati. Penelitian menunjukkan bahwa supir kendaraan lain bisa saja tidak melihat atau mendengar suara ambulans hingga berada dalam jarak 50 sampai 100 kaki. Jadi jangan pernah beranggapan bahwa Anda berada dalam keadaan aman jika sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine. Sirine. Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam pratek ambulans dan juga paling sering disalahgunakan. Saat menyalakan sirine, pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara bermotor lainnya, pasien dalam ambulans, maupun pengemudi ambulans itu sendiri. Di bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulans gawat darurat. 1. Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang dinyalakan terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien, dan kondisi pasien dapat memburuk jika mulai timbul stress. Pengemudi kendaraan bermotor cenderung untuk tidak memberikan jalan pada ambulans jika sirine terlalu sering dinyalakan. Beberapa pengemudi menganggap bahwa ambulans seringkali menyalahgunakan sirine dalam keadaan non-emergensi. 2. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah beranggapan bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal Anda. Adanya bangunan, pepohonan, dan semak belukar, radiotape dalam mobil dapat menghalangi suara sirine. 3. Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa pengemudi menjadi panik jika mendengar bunyi sirine. 4. Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda tidak bisa berhenti tepat pada waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada dekat dengan kendaraan di depan Anda. 5. Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk menakuti orang lain. Klakson. Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulans. Pengemudi yang berpengalaman menyadari bahwa penggunaan klakson dengan bijak dapat membuka jalur lalu lintas secepat sirine. Petunjuk penggunaan sirine diaplikasikan juga untuk penggunaan klakson. Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulans berada di jalan, siang ataupun malam, lampu depan harus selalu dinyalakan. Hal ini dapat meningkatkan jarak pandang kendaraan terhadap pengemudi lain. Ketika ambulans berada pada keadaan emergensi untuk pasien dengan prioritas tinggi, baik dalam perjalanan menuju lokasi kejadian maupun transportasi ke rumah sakit, semua lampu emergensi harus digunakan. Kendaraan harus bisa terlihat dari setiap sudut 360 derajat. GUNAKAN LAMPU DAN SIRINE HANYA UNTUK KEADAAN DARURAT YANG
MENGANCAM NYAWA ATAU BAGIAN TUBUH. D. Kecepatan dan Keselamatan Sebagai pengemudi ambulans, Anda pasti sering sekali diingatkan untuk mengemudi dengan pelan dan hati-hati. Mungkin Anda akan berkelit dengan mengatakan seperti, ”Bagaimana aku dapat membawa pasien dengan cedera serius tepat waktu ke rumah sakit bila aku mengulur waktu? Kami tidak meminta Anda untuk mengulur waktu. Tetapi kemudikanlah ambulans dengan mengingat hal-hal yang tertera di bawah ini: • Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan. • Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk berhenti, sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan. Ingatlah bahwa peraturan di beberapa negara mungkin memperbolehkan Anda untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang sebenarnya dan dengan memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal ini, mencakup aturan batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumalh batasan larangan. Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan lampu peringatan peringatan, hindari menikung tiba-tiba, dan selalu menyalakan lampu penunjuk arah. Pastikan bahwa pengemudi ambulans dan semua penumpang menggunakan sabuk pengaman saat ambulans sedang berjalan. E. Pengiriman Ambulans Lebih Dari Satu atau dengan Kendaraan Pengiring Ketika polisi mengiringi ambulans mengantar ke lokasi kejadian, mungkin akan timbul beberapa bahaya tambahan. Seringkali terjadi, pengemudi ambulans yang tidak berpengalaman mengikuti mobil pengiring terlalu dekat dan tidak bisa menghentikan ambulans saat kendaraan di depannya berhenti mendadak. Pengemudi ambulans yang tidak berpengalaman bisa saja memiliki anggapan yang keliru bahwa pengemudi kendaraan lain mengetahui bahwa ambulans yang dikendarainya tengah mengikuti mobil pengiring. Pada kenyataannya, pengemudi lain akan berhenti tepat di depan ambulans sesaat setelah kendaraan pengiring melintas. Karena bahaya yang timbul akibat adanya pengiring, sebagian besar sistem EMS tidak merekomendasikan pengiriman ambulans dengan kendaraan pengiring kecuali pengemudi ambulans tidak mengenal lokasi pasien (atau rumah sakit) sehingga harus dipandu oleh polisi. Pada pengiriman ambulans lebih dari satu, bahaya yang timbul dapat serupa seperti yang ditimbulkan kendaraan pengiring, terutama ketika iringan kendaraan melaju pada satu arah yang sama, dengan jarak yang terlalu berdekatan. Bahaya besar juga terjadi ketika dua ambulans melintasi persimpangan jalan pada saat yang sama. Tidak hanya mereka akan kesulitan untuk saling menghindar, tetapi pengemudi kendaraan lain mungkin akan dapat menghindar mobil pertama tapi tidak mobil kedua. Pada intinya, pengemudi ambulans harus memberikan perhatian lebih saat melintasi persimpangan untuk pengiriman ambulans lebih dari satu. F. Mencari Jalur Alternatif Jika diperkirakan bahwa ambulans akan terlambat mencapai lokasi pasien, pengemudi ambulans harus mempertimbangkan sebuah jalur alternatif atau meminta pengiriman ambulans lain. Beberapa tip untuk antisipasi adanya kemacetan: 1. Perkirakan waktu-waktu di mana perubahan keadaan dapat mempengaruhi kecepatan pengiriman. 2. Dapatkan peta detail wilayah pelayanan Anda. Kemudian tandai titik-titik pada peta yang biasa timbul masalah lalu lintas seperti area sekolah, jembatan, terowongan, persimpangan rel kereta api, dan area-area padat. 3. Tandai juga keadaan-keadaan lain yang bisa timbul sewaktu-waktu seperti lokasi pembangunan dan perbaikan jalan ataupun adanya jalan memutar yang panjang maupun pendek. 4. Gunakan warna yang berbeda, tandai jalur alternatif, jalur salju, dan lain sebagainya. 5. Gantung sebuah peta di pangkalan dan letakkan sebuah peta lain di dalam ambulans. Sehingga jika Anda kelak menghadapi wilayah yang bermasalah, Anda akan dapat memilih jalur alternatif yang mampu mengantarkan Anda ke tujuan
dengan lebih cepat dan lebih aman. G. Menempatkan Ambulans di Lokasi Kejadian Kecelakaan/Tabrakan Ketika mengirimkan ambulans ke lokasi kejadian kecelakaan/tabrakan kendaraan, pastikan untuk mengambil segala tindakan guna melokalisir tempat kejadian. 1. Lakukan penilaian keamanan lokasi dan tentukan area-area berbahaya di sekitar lokasi kejadian. 2. Parkirlah ambulans sekurang-kurangnya 100 kaki dari rongsokan kendaraan, jika terlihat ada nyala api, atau kebocoran cairan dan asap yang berbahaya. Jika tidak tampak nyala api atau kebocoran cairan dan asap, parkir sekurang-kurangnya 50 kaki dari rongsokan. set rem parkirnya dan letakkan baji pengganjal roda di bawah ban sedemikian rupa sehingga pergerakan maju akan tertahan bila ambulans terdorng. 3. Parkirlah ambulans Anda di belakang rongsokan kendaraan (dari arah keadatangan Anda) jika Anda adalah kendaraan emergensi pertama yang ada di lokasi kejadian sehingga lampu peringatan anda dapat memperingatkan kendaraan bermotor lain yang mendekat sebelum nyala api atau tanda lain diletakkan. 4. Jika lokasi kejadian telah diamankan oleh polisi atau pihak lain, parkirlah di depan rongsokan kendaraan untuk mencegah ambulans Anda tertabrak arus lalu lintas yang datang dari belakang. 5. Minta seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai pengarah dan pemandu Anda ketika memundurkan ambulans untuk mengambil pasien, anda memiliki keterbatasan pandangan jika sekedar mengandalkan spion dan kemungkinan resiko menabrak pejalan kaki, benda, atau kendaran lain.
Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 20.46
seputar ambulans
Di Indonesia, banyak penderita cedera, keracunan, serangan jantung atau kegawat-daruratan yang lain yang meninggal di rumah atau dalam perjalanan ke rumah sakit karena penatalaksanaan yang tidak memadai. Padahal angka kematian di rumah atau dalam perjalanan ke rumah sakit dapat dikurangi jika ada pelayanan gawat darurat yang dapat segera menghampiri penderita, dan dalam perjalanan penderita kemudian didampingi oleh paramedik dan ambulans yang memadai. Oleh karena itu masyarakat perlu mengerti fungsi ambulans dan mudah mendapatkan ambulans. Harus segera dimaklumi, bahwa pada hakekatnya pelayanan gawat darurat yang seharusnya pergi ke penderita, dan bukan penderita yang dibawa ke pelayanan gawat darurat. Ini mengandung konsekuensi, bahwa ambulans yang datang ke penderita, dan kemudian membawanya ke rumah sakit, haruslah merupakan suatu “Unit Gawat Darurat berjalan”, sebaiknya dengan perlengkapan gawat darurat yang lengkap, dan petugas medik yang ber-keterampilan dalam penanganan gawat darurat. Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian ke rumah sakit sampai sekarang masih dilakukan dengan bermacam-macam kendaraan, hanya sebagian kecil saja dilakukan dengan ambulan. Dan ambulannya bukan ambulan yang memenuhi syarat tetapi ambulan biasa. Bila ada bencana dengan sendirinya para korban akan diangkut dengan segala macam kendaraan tanpa koordinasi yang baik. Syarat penderita
Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila penderita tersebut siap (memenuhi syarat) untuk ditransportasikan, yaitu: Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi – resusitasi : bila diperlukan, perdarahan dihentikan, luka ditutup, patah tulang di fiksasi dan selama transportasi (perjalanan) harus di monitor : a. Kesadaran b. Pernafasan c. Tekanan darah dan denyut nadi d. Daerah perlukaan Prinsip transportasi Pre Hospital Untuk mengangkat penderita gawat darurat dengan cepat & aman ke RS / sarana kesehatan yang memadai, tercepat & terdekat. a. Panduan mengangkat penderita • Kenali kemampuan diri dan kemampuan team work • Nilai beban yang diangkat,jika tidak mampu jangan dipaksa • Selalu komunikasi, depan komando • Ke-dua kaki berjarak sebahu, satu kaki sedikit kedepan • Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat • Tangan yang memegang menghadap ke depan (jarak +30 cm) • Tubuh sedekat mungkin ke beban (+ 50 cm) • Jangan memutar tubuh saat mengangkat • Panduan tersebut juga berlaku saat menarik/mendorong b. Pemindahan emergency : • Tarikan baju • Tarikan selimut • Tarikan lengan • Ekstrikasi cepat (perhatikan kemungkinan terdapat fraktur servical) Panduan memindahkan penderita (secara emergency, non emergency) a. Contoh pemindahan emergency adalah : • Ada api, bahaya api atau ledakan • Ketidakmampuan menjaga penderita terhadap bahaya lain • Usaha mencapai penderita lain yang lebih urgen • Rjp penderita tidak mungkin dilakukan di tkp tersebut Catatan : “ apapun cara pemindahan penderita selalu ingat kemnungkinan patah tulang leher (servical) jika penderita trauma “ b. Pemindahan non emergency : • Pengangkatan dan pemindahan secara langsung • Pengangkatan dan pemindahan memakai sperei (tidak boleh dilakukan jika terdapat dugaan fraktur servical) c. Mengangkat dan mengangkut korban dengan satu atau dua penolong : • Penderita sadar dengan cara : “ human crutch ” – satu / dua penolong, yaitu dengan cara dipapah dengan dirangkul dari samping • Penderita sadar tidak mampu berjalan Untuk satu penolong dengan cara : “ piggy back “ yaitu di gendong, dan “ cradel “ yaitu di bopong, serta “ drag “ yaitu diseret Untuk dua penolong dengan cara : “ two hended seat “ yaitu ditandu dengan kedua lengan penolong, atau “ fore and aft carry “ yaitu berjongkok di belakang penderita. • Penderita tidak sadar Untuk satu penolong dengan cara: “ cradel “ atau “ drag “ Untuk dua penolong dengan cara : “ fore and aft carry “ 5. Syarat alat transportasi Syarat alat transportasi yang dimaksud disini adalah : a. Jenis ambulans • AGD Transportasi
Transportasi penderita • AGD Mampu menanggulangi gangguan A (airway), B (breathing), C (circulation) dalam batas-batas Bantuan Hidup Dasar. Juga dilengkapi dengan alat-alat ekstrikasi, fiksasi, stabilisasi dan transportasi Dilengkapi dengan semua alat/obat untuk semua jenis kegawat-daruratan medik • AGD Sepeda Motor Tentu saja motor ini bukan alat evakuasi, namun lebih bersifat “membawa UGD ke penderita”. Peralatannya seperti AGD b. AGD harus mampu: • Idealnya sampai di tempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat mencegah kematian karena sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung atau perdarahan masif (“to save life and limb”) • Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan ambulans lainnya • Melakukan pertolongan pada persalinan • Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian ke RS atau dari RS ke Rs • Menjadi rumah sakit lapangan dalam penanggulangan bencana. c. Alat-alat medis Alat – alat medis yang diperlukan adalah : resusitasi : manual, otomatik, laringgoskop, pipa endo / nasotracheal, o2, alat hisap, obat-obat, infus, untuk resusitasi-stabilisasi : balut, bidai, tandu (vakum matras), ecg transmitter ”, incubator, untuk bayi, alat-alat untuk persalinan Alat-alat medis ini dapat disederhanakan sesuai dengan kondisi local. Tiap ambulan dapat berfungsi untuk penderita gawat darurat sehari-hari maupun sebagai RS lapangan dalam keadaan bencana, karena diperlengkapi dengan tenda sehingga dapat menampung 8 – 10 penderita , alat hisap : – 1 manual- 1 otomatik – dengan o2- 1 dengan mesin, botol infus sehingga kalau ada 10 ambulan, 200 penderita dapat segera dipasang infus. Dan 2 x 10 – 20 tenaga perawat “ ccn “ d. Personal Ketenagaan pada ambulans sebaiknya sudah terlatih ambulance crew. e. Lingkaran tugas paramedik Pada dasarnya tugas di ambulans adalah lingkaran tugas yang terdiri atas persiapan – respons - kontrol TKP - akses - penilaian awal keadaan penderita dan resusitasi – ekstrikasi – evakuasi – transportasi ke rumah sakit yang sesuai, lalu kembali ke persiapan. • Persiapan Fase persiapan dimulai saat mulai bertugas atau kembali ke markas setelah menolong penderita • Respons Pengemudi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca. Cara mengemudi harus dengan cara defensif (defensive driving). Rotator selalu dinyalakan, sirene hanya dalam keadaan terpaksa. Mengemudi tanpa mengikuti protokol, akan mengakibatkan cedera lebih lanjut, baik pada diri sendiri, lingkungan maupun penderita. • Kontrol TKP Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya, harus diketahui cara parkir, serta kontrol lingkungan. • Akses ke penderita Masuk ke dalam rumah atau ke dalam mobil yang hancur, tetap harus memakai prosedur yang baku. • Penilaian keadaan penderita dan pertolongan darurat Hal ini sedapatnya dilakukan sebelum melakukan ekstrikasi ataupun evakuasi. • Ekstrikasi Mengeluarkan penderita dari jepitan memerlukan keahlian tersendiri. Penderita mungkin berada di jalan raya, dalam mobil, dalam sumur, dalam air ataupun dalam medan sulit lainnya. Setiap jenis ekstrikasi memerlukan pengetahuan tersendiri, agar tidak menimbulkan cedera lebih lanjut. • Evakuasi dan transportasi penderita 6. Cara transportasi Sebagian besar penderita gawat darurat di bawa ke rumah sakit dengan menggunakan kendaraan darat yaitu ambulan. Tujuan dari transportasi ini adalah memindahkan penderita dengan cepat tetapi aman, sehingga tidak menimbulkan perlukaan tambahan ataupun syock pada penderita. Jadi semua kendaraan yang membawa penderita gawat darurat harus berjalan perlahan-lahan dan mentaati semua peraturan lalu lintas. • Bagi petugas ambulan berlaku : Waktu berangkat mengambil penderita, ambulan jalan paling cepat 60 km/jam. Lampu merah (rorator) dinyalakan, “ sirine “ kalau perlu di bunyikan Waktu kembali kecepatan maksimum 40
km/jam, lampu merah (rorator) dinyalakan dan “ sirine “ tidak boleh dibunyikan Semua peraturan lalu lintas tidak boleh dilanggar
Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 21.12
Protap operasional ambulans
PERSIAPAN AMBULANS GAWAT DARURAT Sebuah ambulans modern yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan canggih sekalipun tidak akan bernilai apa-apa kecuali jika selalu dalam keadaan siap untuk memberikan pelayanan kapanpun dan di manapun terjadi kasus emergensi. Suatu program preventif yang terencana pasti mencakup perbaikan ambulans secara periodik. A. Pemeriksaan Ambulans (mesin mati) Berikut ini adalah langkah-langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan ketika ambulans berada di pangkalan: 1. Periksa seluruh badan ambulans. Cari kerusakan yang dapat mempengaruhi jalannya pengoperasian yang aman. 2. Periksa roda dan ban. Periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda dan bagian luar ban. Gunakan alat pengecek/meteran tekanan untuk memastikan semua ban mengembang dengan tekanan tepat. 3. Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa apakah ada bagian yang hilang. Pastikan spion bersih dan diposisikan dengan tepat sehingga didapatkan lapang pandang maksimum. 4. Periksa fungsi setiap pintu dan kunci. 5. Periksa bagian-bagian sistem pendingin. Periksa jumlah freon/bahan pendingin. Periksa selang pipa sistem pendingin dari kebocoran atau keretakan. 6. Periksa jumlah cairan kendaraan, termasuk minyak mesin dan pelumas rem, air aki, dan pelumas setir. 7. Periksa aki. Jika jenisnya aki basah yang bisa diisi ulang, periksa jumlah cairannya. Jika aki tipenya aki kering, nilai keadaannya dengan memeriksa portal indikator. Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan tanda-tanda korosi. 8. Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulans termasuk dashboard dan periksa adanya kerusakan. 9. Periksa fungsi jendela. Pastikan bahwa permukaan dalam setiap jendela bersih. 10. Tes fungsi klakson 11. Tes fungsi sirine untuk jarak dengar maksimum 12. Periksa sabuk pengman. Pastikan setiap sabuk tidak rusak. Tarik setiap sabuk dari gulungannya untuk memastikan bahwa mekanisme retraktor bekerja dengan baik. 13. Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehingga bisa mengendalikan setir dan pedal dengan optimal. 14. Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali panggilan dimanapun kejadiannya. B. Pemeriksaan Ambulans (mesin menyala) Nyalakan mesin terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan selanjutnya. Keluarkan ambulans dari ruangan penyimpanan jika mesin mengeluarkan asap yang mungkin bisa
menjadi masalah. Set rem parkir, pindahkan perseneling ke posisi parkir dan minta rekan Anda mengganjal roda sebelum melakukan tahapan berikut : 1. Tes fungsi indikator yang terletak di dashboard untuk melihat apakah lampu indikator dapat menyala dengan baik untuk menunjukkan adanya kemungkinan masalah yang terjadi pada tekanan oli, suhu mesin, atau sistem elektrik ambulan lainnya. 2. Periksa meteran yang terletak di dashboard untuk pengoperasian ambulans yang optimal. 3. Tes fungsi rem, injak rem kaki, catat apakah fungsi pedal rem sudah tepat atau berlebihan. Periksa tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan. 4. Tes fungsi rem parkir (rem tangan). Pindahkan perseneling ke posisi mengemudi. Pindahkan kembali perseneling ke posisi parkir segera setelah Anda memastikan bahwa rem parkir berfungsi dengan baik. 5. Tes fungsi setir. Putar setir ke berbagai arah. 6. Periksa fungsi alat penyapu kaca (wiper) depan dan alat pencucinya (washer). Kaca harus bisa disapu bersih setiap kali alat penyapu digerakkan. 7. Tes fungsi lampu peringatan (warning lights) ambulans. Minta rekan Anda berjalan mengitari ambulans dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat (flashing light) dan lampu putar (revolving light). 8. Tes fungsi lampu ambulans lainnya. Minta rekan Anda berjalan lagi mengitari dan memeriksa ambulans. Pada kesempatan ini periksa lampu depan (sinar jauh dan dekat), nyalakan lampu sinyal/weser (signal light), lampu kilat perempatan (four way flasher), lampu rem (brake light), lampu samping (side light) dan lampu belakang (rear light) untuk penerangan tempat kejadian. 9. Periksa fungsi perlengkapan pemanas dan pendingin baik di kompartemen pengemudi maupun kompateman pasien. Lakukan juga pemeriksaan alat isap (suction) on-board pada kesempatan ini jika mesin sedang menyala. 10. Periksa cairan perseneling. 11. Operasikan perlengkapan komunikasi. Lakukan uji radio portabel dan demikian pula dengan radio terfikrsir serta alat komunikasi radio telepon lain. C. Pemeriksaan Persediaan dan Perlengkapan Kompartemen Pasien Periksa persediaan dan perlengkapan perawatan serta perlengkapan ”life support”. Pastikan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas setiap peralatan yang harus dibawa dalam ambulans, dengan mencatat setiap temuan pada laporan pemeriksaan. Peralatan tersebut tidak sekedar diidentifikasi, namun harus diperiksa pula kelengkapan, keadaan, dan fungsinya. Beberapa hal yang perlu dilakukan pemeriksaan meliputi: 1. Periksa tekanan tabung oksigen. 2. Pompa bidai udara dan periksa apakah ada kebocoran. 3. Pastikan semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi dengan baik. 4. Periksa juga apakah peralatan penyelamatan berdebu dan berkarat. 5. Nyalakan semua peralatan bertenaga aki untuk memastikan bahwa setrum aki berfungsi dengan baik. 6. Untuk perlengkapan khusus, seperti defibrilator eksterna otomatis (AED) membutuhkan pemeriksaan tambahan. 7. lengkapilah laporan pemeriksaan Anda. Perbaiki segala kekurangan. Ganti barangbarang yang hilang. Pastikan pengawas Anda mengetahui adanya kekurangan yang tidak bisa Anda perbaiki langsung. 8. Di akhir pemeriksaan, bersihkan unit ambulans untuk mengendalikan kemungkinan adanya infeksi dan untuk memperbaiki tampilan. Menjaga penampilan ambulans juga akan menambah kesan positif Ambulans Anda di mata masyarakat. Mereka yang bangga pada pekerjaan ini, akan menunjukkan rasa bangganya dengan menjaga penampilan ambulansnya
Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 20.57
menerima & menanggapi panggilan
Seorang EMD (Emergency Medical Dispathcer/Pengirim Pesan Medis Emergensi) yang berpengalaman akan mencatat seluruh informasi dari penelepon, mananyakan layanan apa yang dibutuhkan. Peran EMD (Pengirim Kabar Medis Emergensi) Tugas seorang EMD adalah sebagai berikut : • Menanyakan informasi secara lengkap dari penelepon dan menilai tingkat prioritas panggilan emergensi tersebut. • Memberikan instruksi medis kepada penelepon sebelum ambulans datang dan menyampaikan informasi adanya panggilan emergensi kepada kru ambulans. • Mengirimkan kabar dan melakukan koordinasi petugas pelayanan kesehatan (termasuk ambulans gawat darurat) • Berkoordinasi dengan agen keselamatan masyarakat lainnya. Saat menerima panggilan emergensi, seorang EMD harus mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai situasi dan kondisi kejadian untuk membantu menentukan tingkat prioritas panggilan. Pertanyaan yang harus diajukan oleh EMD adalah : 1. Di mana lokasi tepat pasien? Seorang EMD harus menanyakan nomor rumah atau bangunan. Sangat penting untuk menanyakan nama jalan dengan penunjuk arah mata angin yang jelas (misalnya utara, selatan), persimpangan jalan terdekat, dan lokasi tepat kejadian. Apabila terjadi kecelakaan lalu lintas perlu ditanyakan mengenai arus lalu lintas, dan jalur yang dapat dilewati , kemacetan dll. Jika EMD menemukan bahwa semua jalur menuju lokasi tabrakan terhambat, maka EMD akan memberitahu pengemudi ambulans untuk memilih jalur alternatif. EMD akan berkoordinasi dengan unit ambulance service dan akan menghubungi ambulance yang terdekat dengan lokasi pasien, sehingga ambulance akan cepat sampai lokasi kejadian. 2. Nomor telepon yang dapat dihubungi untuk melakukan panggilan balik? Minta penelepon untuk tetap menjaga sambungan telepon. Jangan ditutup kecuali atas pemberitahuan EMD. Untuk situasi/kasus yang mengancam jiwa, EMD akan memberikan instruksi medis kepada penelepon sesaat setelah ambulans dikirim. Penelepon atau orang lain yang ada di lokasi kejadian harus mengikuti instruksi ini hingga ambulans datang. Hal penting lain yang perlu diperhatikan oleh penelepon adalah agar tetap terhubung dengan EMD untuk menjelaskan lokasi tepat kejadian seandainya ambulans yang telah dikirim tidak menemukan lokasi yang diinformasikan sebelumnya. 3. Apa masalahnya? Tanyakan keluhan utama yang dihadapi pasien. Ini akan membantu EMD untuk memutuskan panggilan emergensi mana yang akan ditanggapi (jika panggilan lebih dari satu) dan membantu menentukan tingkat prioritas pasien dalam pengiriman ambulans. 4. Berapa usia pasien? Ada beberapa jenis ambulans yang dirancang khusus untuk penanganan kasus emergensi anak-anak daripada dewasa, sehingga akan lebih dipilih untuk dikirim. Selain itu, usia juga sangat penting untuk membedakan antara bayi, anak-anak, dan dewasa terutama jika EMD memberikan instruksi kepada penelepon untuk melakukan RJP sebelum ambulans datang. 5. Apakah pasien sadar? Pasien yang tidak sadar memiliki tingkat kegawatan/prioritas yang lebih tinggi untuk dilakukan pertolongan. 6. Apakah pasien bisa bernafas? Jika pasien sadar dan bisa bernafas, EMD akan mengajukan pertanyaan tambahan mengenai keluhan utama untuk menentukan tingkat
tanggap darurat yang tepat, hal ini menentukan apakah jenis panggilan termasuk dalam kategori EMERGENCY atau Non EMERGENCY sehingga menentukan apakah akan dikirim ambulans respon non emergency dengan kecepatan kendaraan normal atau ambulans respon emergency (keadaan darurat, lampu dan sirine dinyalakan). Jika pasien tidak bernafas atau penelepon tidak yakin, EMD akan mengirimkan ambulans tanggap darurat maksimum dan akan memberikan instruksi medis sebelum ambulans datang termasuk instruksi RJP via telepon jika didapatkan denyut nadi pasien tidak teraba. Jika panggilan darurat adalah untuk kecelakaan lalu lintas, serangkaian pertanyaan kunci harus diajukan untuk membantu menentukan prioritas dan besarnya tanggapan. Melalui interogasi yang baik dengan penelepon, EMD bisa saja mengirimkan sekaligus satu atau lebih unit ambulans respon emergency dan beberapa unit ambulans pembantu respon untuk penanganan korban. 7. Berapa banyak dan apa sajakah jenis kendaraan yang terlibat? EMD harus mampu menetukan, berapa banyak kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dan apakah kecelakaan melibatkan mobil, truk, atau bis. Cedera apapun yang diakibatkan dari tabrakan yang melibatkan sepeda, motor, atau pejalan kaki dengan mobil harus memperoleh prioritas tanggap darurat yang lebih tinggi. Jika EMD menemukan bahwa kecelakaan tersebut melibatkan truk, EMD harus mencoba menentukan kemungkinan apakah kendaraan tersebut membawa bahan muatan yang berbahaya. 8. Berapa banyak kemungkinan korban cedera? Ketika EMD memperoleh informasi dari penelepon bahwa ada lima orang yang cedera, maka EMD akan mengirimkan dua atau tiga ambulans dalam saat yang bersamaan. Waktu dan mungkin nyawa, dapat diselamatkan dengan mengetahui jumlah korban cedera pada kecelakaan/tabrakan. 9. Apakah korban terjebak? Jika korban terjebak, maka dibutuhkan pula pengiriman unit penyelamat.
Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 21.00
Prakata
Upaya pembangunan kesehatan akan berhasil guna dan berdayaguna bila berbasis pada kemandirian dan peran serta masyarakat Oleh karena itu PMI Jakarta Selatan sebagai suatu organisasi kemanuasiaan dengan partisipasi masyarakat relawan sebagai kekuatan organisasi, seyogyanya mempunyai kemampuan menanggulangi penderita kecelakaan dan darurat kesehatan, serta membantu mengevakuasinya kefasilitas kesehatan yang ada. PMI Jakarta Selatan dalam melaksanakan kegiatannya, senantiasa mengembangkan kerjasama dengan mitra kerja, baik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, balai pengobatan, poliklinik, rumah sakit, maupun yang menyelenggarakan pelayanan ambulance juga.
Selain banyaknya tantangan yang harus di hadapi dalam penyelenggaraan pelayanan ambulance PMI dimasa yang akan datang, sebenarnya terdapat pula peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan oleh PMI antara lain : Tersedianya sumberdaya manusia terlatih (TSR/KSR/PMR) di cabang-cabang yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan Pertolongan Pertama dan mengevakuasi penderita ke fasilitas kesehatan yang ada, Meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas dan korban bencana terutama didaerah yang padat penduduknya, Sistem pelayanan ambulance PMI yang dikembangkan merupakan peluang untuk meningkatkan jasa pelayanan transportasi penderita kecelakaan/penderita gawat darurat, Kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta yang semakin meningkat. Misalnya : Jajaran Departemen kesehatan, TNI, Perusahaan Asuransi. Wilayah jakarta selatan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan sekali, sehingga meningkatnya pula penggunaan transportasi baik kendaraan roda dua maupun roda empat serta ditambah lagi dilaluinya oleh jalur busway sehingga pada pagi dan sore hari terjadi kemacetan lalu lintas yang monoton. Oleh sebab itu angka kejadian kecelakaan sangat tinggi sekali dan jarak tempuh untuk menuju lokasi sangat lamban apalagi bila traffic accident terjadi bersamaan didua tempat atau lebih Diposkan oleh YANKES PMI KOTA JAKARTA SELATAN di 01.02 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Kelengkapan 1. PERALATAN DIDALAM AMBULANCE GAWAT DARURAT a. Tas PP (Kit PP) Alat-alat dibawah ini dimasukkan dalam tas PP atau sejesnya, yang sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan air. Dalam tas sebaiknya memiliki banyak bagian sehingga peralatan dapat disimpan dengan baik berdasarkan bagian-bagiannya. Ambulance transportasi seharusnya dilengkapi dengan kit PP. Isi Tas PP (Kit PP) 1. Pembalut 2. Penutup luka 3. Cairan antiseptik 4. Cairan pencuci luka rivanol 5. Peralatan stabilisasi 6. Obat-obatan 7. Alat medis tambahan 8. Gunting pembalut 9. Pinset 10. Senter
11. Selimut 12. Peniti 13. Kartu penderita 14. Bloknote dan pen 15. Stetoskop 16. Tensimeter 17. Termometer 18. Oksigen Portable b. Alat pelindung diri c. Sepatu bot d. Perlengkapan medis 1. Pemeriksaan 2. Emergency kit e. Airways dan Breathing set 1. Ventilator mobile/portable 2. Tabung oksigen portable 3. Suction unit 4. Bag valve mask 5. ETT 6. Laringoscope 7. Pulse Oxymetri 8. Oxyhood f. Circulation set 1. Vena sectie set 2. Hanging blood pressure monitor 3. Automatic external defibrilaor 4. EKG monitor 5. Intraosseus needle g. Trauma set 1. Necsplint / collar splint (S,M,L) 2. Long spine board 3. Wound toilet set 4. Minor surgery set h. Alat angkut evakuasi 1. Scoope stretcher 2. Stretcher beroda, sebaiknya yang diatur posisinya i. Lain-lain 1. Infus set
2. Bantal, sarung bantal (2 buah) 3. Sprei cadangan (2 buah) 4. Kantong muntah (6 buah) 5. Box tissue (2 buah) 6. Satu pak gelas 7. Satu pak tissue basah 8. Empat liter air steril / NaCl 9. Empat buah alat pengikat lunak 10. Kantong sampah j. Obat-obatan k. Alat komunikasi 1. Radio medik 2. Mobile phone